ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PT MITRA ADIPERKASA, TBK ( KODE SAHAM : MAPI ) TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PT MITRA ADIPERKASA, TBK ( KODE SAHAM : MAPI ) TAHUN 2013"

Transkripsi

1 ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PT MITRA ADIPERKASA, TBK ( KODE SAHAM : MAPI ) TAHUN 2013 Khenwin, Mohamad Heykal Binus University, Jln. Arwana V no 19 Jembatan Dua, Jakarta Utara, , khenwin@ymail.com Abstrak Tujuan penelitian, ialah melakukan analisis fundamental dimulai dari analisis makro ekonomi, analisis industri, dan analisis kinerja perusahaan yang digunakan untuk membuat asumsiasumsi logis guna memproyeksi kinerja keuangan perusahaan di masa mendatang, kemudian melakukan analisis rasio keuangan dan valuasi saham untuk mendapatkan nilai intrinsik saham perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode valuasi Free Cash Flow to Equity (FCFE) dikombinasikan dengan metode perbandingan PER. Objek yang diteliti adalah PT Mitra Adiperkasa, Tbk (MAPI) yang merupakan salah satu perusahaan ritel terkemuka di Indonesia. Dari penelitian yang dilakukan hasil yang dicapai adalah di tengah pertumbuhan ekonomi nasional yang bagus, perusahaan ritel seperti MAPI memiliki peluang pertumbuhan yang besar untuk beberapa tahun mendatang, rasio keuangan perusahaan 5 tahun terakhir menunjukkan MAPI masih tergolong perusahaan yang sehat. Hasil valuasi menunjukkan harga saham MAPI masih diperdagangkan undervalued, sehingga saham perusahaan dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pilihan investasi. Kata Kunci : Valuasi Saham, Analisis Fundamental, Nilai Intrinsik Pendahuluan Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang bagus, salah satunya ditopang konsumsi domestik yang cukup tinggi serta kelas menengah yang sedang dan akan terus meningkat. Tentunya bertumbuhnya kelas menengah ini merupakan suatu prestasi ekonomi yang luar biasa. Bahkan Menurut McKinsey Global Institute, pertumbuhan ekonomi Indonesia diramalkan akan menempati peringkat ke-7 ekonomi besar dunia, mengalahkan Jerman dan Inggris pada tahun Sementara itu, hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, pada tahun 2010, kelas menengah Indonesia mencapai 56,7% penduduk Indonesia. Dengan kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bagus, ditopang kelas menengah dengan konsumsi domestik yang tinggi, penulis berpendapat bahwa ini adalah peluang yang bagus untuk ikut serta berinvestasi di pasar modal kita yang sedang berkembang ini. Potensi perkembangan pasar modal di Indonesia yang sedang bagus, pertumbuhan IHSG naik rata-rata 19,78% per tahun dalam 5 tahun terakhir. Penulis berpendapat pentingnya mempelajari dan memperdalam ilmu tentang analisis fundamental perusahaan, sehingga bisa ikut berinvestasi di pasar modal kita. Pada kesempatan ini penulis akan melakukan analisis fundamental terhadap salah satu perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan retail terkemuka dengan portfolio bisnis yang beranekragam, dan dapat kita temui gerainya hampir di setiap pusat perbelanjaan, yaitu : PT Mitra Adiperkasa, tbk yang selanjutnya akan kita sebut sesuai kode sahamnya di Bursa Efek Indonesia yakni MAPI. Dengan portfolio bisnis yang beraneka ragam, seperti Fashion, departemen store food&beverage, supermarket, garment factory serta segmen pasar masyarakat menegah keatas yang semakin banyak. Sepanjang 2012, perdagangan saham MAPI berhasil ditutup naik 20%. Namun apakah

2 kenaikan tersebut telah wajar dan sesuai dengan kinerja perusahan? Apakah bisnis MAPI masih akan terus tumbuh? Berapa harga saham yang wajar untuk saham MAPI? Apa resiko yang harus di antisipasi jika memutuskan untuk berinvestasi di saham MAPI? Beberapa pertanyaan inilah yang membuat penulis ingin meneliti lebih lanjut melalui skripsi yang berjudul Analisis Fundamental Saham PT Mitra Adiperkasa, Tbk ( Kode Saham : MAPI ) Tahun 2013 PT Mitra Adiperkasa, Tbk (MAPI) merupakan perusahaan dengan portfolio bisnis yang beranekaragam seperti bidang fashion, supermarket, food&beverage, departement store dengan segment pasar masyarakat menegah keatas. Menyadari pertumbuhan masyarakat menengah keatas Indonesia yang tumbuh pesat, MAPI semakin gencar melebarkan sayap bisnisnya. MAPI merencanakan akan membuka 300 gerai baru hingga akhir tahun Melihat potensi perkembangan bisnis MAPI yang bagus ini. Harga saham MAPI diperdagangkan naik 20% ditahun Namun setelah kenaikan yang cukup tinggi ini apakah harga saham MAPI telah mahal? Atau bahkan masih murah? Untuk menjawab pertanyaan ini tentunya diperlukan analisis lebih lanjut. Dengan mempertimbangkan faktor Fundamental yang logis, penulis akan mencoba menghitung Berapakah nilai intrinsik untuk saham PT Mitra Adiperkasa ( MAPI )? menggunakan kombinasi pendekatan metode Free Cash Flow Equity ( FCFE ) dan Price Earning Ratio ( PER ), penulis akan mencoba menilai harga wajar untuk saham MAPI, sehingga bisa diketahui apakah saham MAPI diperdagangkan undervalued atau overvalued. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan objek penelitian salah satu perusahaan ritel terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sumber data dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan 3 tahun terakhir yang dapat di download dari website perusahaan tersebut. Studi Penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif, yakni menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, baik faktor makro ekonomi, industri, kompetitor, maupun bisnis perusahaan. Kemudian dapat dijadikan asumsi yang logis untuk memproyeksikan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang yang kemudian digunakan untuk menghitung nilai intrinsik perusahaan menggunakan kombinasi metode FCFE dan PER. Berikut grafik yang menggambarkan alur penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini : Analisis Makro Ekonomi Analisis Industri Pertumbuhan Ekonomi Dunia Pertumbuhan Ekonomi Nasional Inflasi Nilai Tukar Mata Uang Potensi Pertumbuhan Industri Analisis Five Force Potensi Kinerja Keuangan Perusahaan Analisis Bisnis Perusahaan Analisis SWOT Rencana ekspansi perusahaan Analisis Kinerja Keuangan Valuasi Saham Proyeksi Kinerja Keuangan Free Cash Flow Equity Price Earning ratio Nilai Intrinsik

3 Hasil dan Pembahasan Analisis Ekonomi Makro Mengawali tahun 2013, banyak pihak yang khawatir terhadap beban ekonomi global akan sangat terasa di tahun ini, akan ada beberapa sektor yang memerlukan perhatian lebih, diantaranya pasar uang, defisit perdagangan (ekspor-impor), suku bunga, kredit dan pembiayaan produktif (riil investasi), sedangkan untuk investasi saham BEI masih bisa bernapas lega, karena pasar saham dalam satuan IHSG masih bergerak dijalur hijau, secara konsisten dalam pergerakan yang relatif positif di kalangan bursa dominan global, terdorong oleh krisis yang melanda Eropa dan Amerika yang sebelumnya mendominasi perekonomian dunia investor tidak mau mengambil resiko mereka memilih segera keluar dari pasar yang perekonomiannya tidak stabil, mengalihkan dananya ke bursa yang merupakan jalur aman, diantaranya adalah bursa negara-negara berkembang di Asia salah satunya Indonesia yang mulai menunjukkan dominasi perekonomian global. Lembaga Moneter International (IMF) pada 16 april 2013, telah mengeluarkan perkiraannya terhadap pertumbuhan ekonomi global yang akan menyentuh level 3,3% untuk tahun ini. Level tersebut lebih rendah dari perkiraan yang dikeluarkan di awal tahun ini yang sebesar 3,5%. Turunnya perkiraan tersebut disebabkan oleh adanya sebuah dampak dari penurunan pertumbuhan ekonomi di kawasan Uni Eropa untuk tahun ini yang diperkirakan hanya mencapai level 0,3% saja. Pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup baik, PDB Indonesia pada triwulan I-2013 dibandingkan triwulan I-2012 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar 6,02 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan ini didukung oleh hampir semua sektor kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan sebesar 0,43 persen. Sementara pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 9,98 persen. Inflasi Indonesia, menyusul rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Gubernur Bank Indonesia, menyatakan inflasi bisa mencapai 7,76 persen. Analisis Industri Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), bisnis ritel atau usaha eceran di Indonesia sangat baik, hal ini dibuktikan banyaknya peritel asing yang masuk ke Indonesia. Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang tinggi, dan kelas menengah yang pesat, bahkan berpotensi tumbuh tiga kali lipat hingga 2030, bisnis ritel pun ikut tumbuh dengan baik di Indonesia. Daya beli dan jumlah kelas menengah dan konsumen kaya di Indonesia terus meningkat, hal ini menjadikan Indonesia sebagai kesempatan emas baik bagi perusahaan ritel lokal maupun korporasi multinasional dalam satu dekade mendatang. Hal lain yang mendorong perkembangan bisnis ritel di Indonesia adalah adanya perubahan gaya hidup masyarakat kelas menengah, terutama di kawasan perkotaan yang cenderung lebih memilih berbelanja di pusat perbelanjaan modern. Perubahan pola belanja yang terjadi pada masyarakat perkotaan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan berbelanja saja namun juga sekedar jalan-jalan dan mencari hiburan. Berkembangnya usaha di industri ritel ini juga diikuti dengan persaingan yang semakin ketat antara sejumlah peritel baik lokal maupun peritel asing yang marak bermunculan di Indonesia. Industri ritel di Indonesia saat ini semakin berkembang dengan semakin banyaknya pembangunan gerai-gerai baru di berbagai tempat. Kegairahan para pengusaha ritel untuk berlomba-lomba menanamkan investasi dalam pembangunan gerai-gerai baru tidaklah sulit untuk dipahami. Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 3% sejak tahun 2000 dan makin terkendalinya laju inflasi, bisa

4 menjadi alasan mereka bahwa ekonomi Indonesia bisa menguat kembali di masa mendatang. Dengan menggunakan analisis Porter 5 Forces, didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Persaingan sesama perusahaan dalam industry sejenis : MAPI merupakan perusahaan dengan pertumbuhan laba tertinggi jika dibandingkan Matahari dan Ramayana 2. Ancaman pendatang baru : industri ritel sedang berkembang sangat baik di Indonesia, ditopang pertumbuhan penduduk Indonesia, sehingga tentunya kemungkinan munculnya pesaing baru semakin besar. 3. Ancaman produk substitusi : harga produk yang relatif mahal membuka peluang konsumen akan beralih ke produk yang lebih murah 4. Kemampuan tawar pemasok : Produk yang ditawarkan perusahaan merupakan produk licensing dan franchising yang berasal dari luar negeri. Dalam hal ini posisi pemasok secara umum lebih kuat dibandingkan perusahaan. Oleh karenanya perusahaan perlu dijalin hubungan jangka panjang yang baik dengan para principal 5. Kemampuan tawar pembeli : Sebagian besar produk yang ditawarkan oleh perusahaan merupakan produk yang umum. Beragam merek berbeda dengan kualitas dan harga yang berbeda di jual pasar yang merupakan competitive product bagi perusahaan. Sehingga para konsumen dapat memilih produk mana yang akan mereka beli atau konsumsi. Sehingga secara umum pembeli atau konsumen lebih memiliki posisi tawar yang kuat kepada perusahaan. Analisis Bisnis Perusahaan Internal Perusahaan Perusahaan menggunakan struktur organisasi Multidivisional atau M-Form. Dimana dalam struktur ini perusahaan dibagi menjadi beberapa divisi yang diberikan kewenangan otonomi pengelolaan operasional dan dibantu staf corporate yang memberikan informasi mengenai lingkungan bisnis eksternal dan internal yang akan dihadapi perusahaan, Sehingga unit bisnis dapat berkembang lebih maksimal karena dikelola oleh perusahaan masing-masing. Strategi pemasaran perusahaan dikembangkan sesuai dengan karakteristik produk yang dijual. Tujuan dari strategi marketing perusahaan adalah meningkatkan brand recognition dan market acceptance terhadap produk perusahaan. Perusahaan juga terus mengotomatisasikan pertukaran data Perusahaan dengan para pemilik merek dan vendor kami untuk meningkatkan kecepatan, ketepatan dan efisiensi. Hingga akhir tahun 2012, tercatat perusahaan memiliki total karyawan aktif orang. Sejalan dengan strategi perusahaan yang berfokus kepada manusia, perusahaan terus membangun program-program Sumber Daya Manusia (SDM) yang sudah ada untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, perkembangan dan kinerja. Analisis SWOT Kekuatan 1. MAPI memiliki gross profit margin (GPM) yang cukup tinggi yaitu rata-rata 50%, dengan GPM sebesar ini memberi peluang perusahaan untuk bisa mendapatkan laba berish yang besar jika perusahaan mampu meminimalisir pengeluaran beban lainnya 2. MAPI memiliki sumber daya manusia yang terdidik dengan program training perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkembang dengan cepat dan lebih baik. 3. MAPI memiliki reputasi yang baik sebagai distributor produk branded dimata Internasional, sehingga mempermudah perusahaan dalam mendapatkan kepercayaan merek-merek dagang baru

5 Kelemahan 1. MAPI memerlukan biaya / modal kerja yang tinggi untuk berekspansi, dimana perusahaan perlu mengeluarkan biaya besar untuk membeli franchise / goodwill dari merek-merek besar dan terkenal di dunia. Perusahaan juga harus mengeluarkan dana besar untuk menyewa gerai di Mall atau pusat perbelanjaan yang bergengsi untuk menaikkan nilai jual produk. 2. Harga jual produk MAPI yang cukup tinggi. Contoh, konsumen harus mengeluarkan lebih dari Rp ,- untuk mendapatkan sehelai kaos di gerai Zara, padahal masih banyak kaos-kaos di pasaran yang harganya kurang dari Rp ,- Kesempatan 1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang bagus. Pascakrisis financial global 2009, yaitu sejak 2010 hingga 2013, menurut BPS, PDB Indonesia tumbuh diatas 6% per tahun. 2. Pertumbuhan daya beli / konsumsi masyarakat Indonesia. Pertumbuhan kelas menengah Indonesia yang luar biasa dan konsumsi masyarakat yang tinggi selain telah menyelamatkan Indonesia dari krisis 2008, juga merupakan sasaran empuk bagi bisnis MAPI 3. Banyak produk dan konsep baru yang dapat dikembangkan. Masih terdapat banyak merek-merek ternama di dunia yang belum ada di Indonesia. Ancaman 1. Naiknya upah minimum pekerja, pada pertengahan tahun 2013, pemerintah menaikan UMP hingga 40%. 2. Ancaman regulasi pemerintah yang membatasi / mempengaruhi pertumbuhan bisnis MAPI. Terdapat ancaman regulasi pemerintah yang dapat membatasi ruang gerak bisnis MAPI, seperti pembatasan jumlah Gerai / Franchise. 3. Ancaman datangnya pesaing baru. Di era persaingan global ini, banyak perusahaan besar berlomba melakukan ekspansi Internasional. Indonesia dengan jumlah penduduk yang banyak dan konsumsi yang tinggi tentu merupakan pangsa pasar yang subur untuk perusahaan multinasional. 4. Munculnya produk pengganti / substitusi, ancaman produk pengganti selalu ada dalam segala bidang bisnis. Dimana biasanya memiliki harga yang lebih murah sehingga menyebabkan konsumen beralih ke produk pengganti. Strategi Perusahaan Dalam menjalankan bisnisnya, MAPI tak lepas dari peranan infrastruktur ritel modern. Untuk memperoleh pertumbuhan yang significant, MAPI berusaha memaksimalkan potensi pertumbuhan merek yang ada dan konsep ritel di mall baik yang telah ada maupun yang baru. Bahkan MAPI dengan agresif menambah berbagai merek-merek terkemuka dari berbagai belahan dunia. Berikut sejarah pertumbuhan gerai MAPI. Lima tahun terakhir, MAPI semakin gencar mengembangkan bisnisnya, sejak tahun 2008 MAPI telah berhasil menambah 700an gerai baru dan berhasil meningkatkan pendapatan 22% per tahun. Melanjutkan trend pertumbuhannya, Di tahun 2013 MAPI menargetkan akan mendatangkan 10 merek dan membuka 350 gerai baru, hingga kuartal I-2013, sudah didatangkan 2 merk dan dibuka 57 gerai. Kinerja keuangan perusahan Perusahaan memiliki catatan pertumbuhan yang baik. Dimana sejak 2008 perusahaan membukukan Compound Annual Growth Rate (CAGR) atau rata-rata pertumbuhan pendapatan per tahun sebesar 22%.

6 Gambar 4.7 Grafik Pertumbuhan Pendapatan MAPI tahun Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan Gambar 4.8 Pertumbuhan Laba Usaha MAPI tahun Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan Perusahaan juga membukukan peningkatan laba usaha 27% per tahun. Diikuti pertumbuhan EBITDA 22% per tahun seperti grafik di bawah. Analisis rasio keuangan perusahaan Analisis keuangan perusahaan dilakukan untuk mendapatkan gambaran kinerja keuangan perusahaan selama ini. Penulis akan membandingkan beberapa rasio keuangan perusahaan dari tahun yang diolah dari data perusahaan. Rasio likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut tabel dan grafik yang akan menunjukkan keadaan rasio likuiditas perusahaan.

7 Tabel 4.5 Rasio Likuiditas MAPI Rasio Likuiditas Current Rasio 140.3% 144.8% 127.0% 104.0% 121.6% Quick Rasio 58.4% 54.7% 53.9% 43.5% 50.1% Cash Rasio 20.4% 15.7% 16.9% 13.2% 19.7% Sumber : Laporan keuangan perusahaan Rasio likuiditas perusahaan mengalami sedikit penurunan dari tahun 2008 akibat perusahaan gencar melakukan ekspansi sehingga terjadi peningkatan kewajiban lancar. Setelah penurunan, terlihat ditahun 2012 mulai ada peningkatan indikator rasio likuiditas. Ini berarti perusahaan ada menjaga batas kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Secara umum rasio likuiditas perusahaan masih dapat dikategorikan cukup sehat karena masih memiliki current rasio di rata-rata 130%, quick rasio 55%, cash rasio 100%. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas / leverage digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan pemilik perusahaan dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh utang, rasio ini menunjukan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman. Adapun rasio solvabilitas perusahaan dirangkum sebagai berikut : Tabel 4.9 Tabel Rasio Solvabilitas MAPI Rasio Solvabilitas Total debt to equity rasio Total debt to aset rasio Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah Tabel di atas menunjukkan debt to equity rasio telah perusahaan mengalami penurunan yang cukup significant, dari 2,5x hingga 1,5x. ini menunjukkan asset perusahaan tidak hanya dibiayai utang, tetapi juga dibiayai ekuitas. Akan tetapi di tahun 2012, terjadi peningkatan kembali akibat perusahaan harus kembali menambah dana dari utang untuk melakukan ekspansi. Sedangkan debt to asset masih terjaga stabil di rata-rata 0,6x. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas perusahaan diukur dari perbandingan antara laba dengan aktiva / modal perusahaan yang dimiliki untuk menghasilkan laba tersebut. Berikut rasio profitabilitas perusahaan pada tabel dan grafik berikut ini. Tabel 4.12 Tabel Rasio Profitabilitas MAPI Rasio Profitabilitas GPM 53.1% 50.0% 50.4% 51.7% 50.9% NPM -2.0% 4.0% 4.3% 6.1% 5.7% EP -2.3% 8.3% 7.5% 11.0% 10.0% RoE -6.2% 12.7% 13.7% 20.0% 20.1% RoA -1.9% 4.9% 5.5% 8.1% 7.3% Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah

8 Tabel di atas menunjukan beberapa rasio profitabilitas perusaahan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, seperti : Net Profit Margin, Earning power, Return on Equity, Return on Asset, yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh semakin membaik, perusahaan semakin efektif dan efesien dalam memanfaatkan aset dan ekuitasnya. Sedangkan gross profit margin masih cenderung stabil dikisaran 50% akibat fluktuasi nilai mata uang dimana sebagian besar produk yang jual perusahaan di Import dari luar negeri. Valuasi saham Setelah menganalisis faktor-faktor lingkungan fundamental perusahaan, di mulai dari lingkungan makro, lingkungan industri, kinerja perusahaan, maka penulis akan melakukan penilaian terhadap harga wajar saham perusahaan, atau valuasi saham perusahaan. PT Mitra Adiperkasa, Tbk merupakan perusahaan retail yang memiliki perputaran cash flow lancar dan sedang bertumbuh pesat beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, penulis akan menggunakan metode valuasi Free Cash Flow Equity ( FCFE ) untuk menilai harga wajar saham perusahaan, dimulai dari memproyeksi kinerja laporan keuangan, laporan laba rugi, dan laporan cash flow perusahaan, sehingga dapat dihitung free cash flow per lembar saham perusahaan ditambah dividen dan nilai residu saham perusahaan. Penulis juga akan menilai sentimen pasar terhadap saham perusahaan dengan mengkombinasikan dengan metode valuasi P/E ratio. Dimana dengan komposisi bobot 70% FCFE yang mencerminkan kemampuan free cash flow perusahaan dan 30% P/E Ratio sebagai sentiment pasar terhadap saham perusahan, penulis lebih menitik beratkan bobot pada metode FCFE karena menurut penulis, kemampuan kas bebas perusahaan lebih penting daripada sentimen pasar, sehingga penulis berasumsi dengan bobot 70 : 30 akan didapat nilai intrinsik dari saham perusahaan yang lebih tepat. Metode Valuasi FCFE MAPI merupakan perusahaan ritel yang sedang berkembang cukup pesat beberapa tahun terakhir. Terutama karena ditopang konsumsi masyarakat Indonesia yang tinggi. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa metode yang tepat untuk menvaluasi saham perusahaan yang sedang berkembang seperti MAPI adalah FCFE. Berikut 3 komponen didalam FCFE, yaitu : kas per lembar saham, proyeksi nilai Free Cash Flow untuk 5 tahun kedepan, dan terminal value dari perusahaan. Berikut total nilai intrinsic perusahaan berdasarkan total dari 3 komponen FCFE, yaitu kas per saham, PV proyeksi FCFE 5 tahun kedepan, dan terminal value dari FCF pertumbuhan stabil perusahaan. Tabel 4.22 Tabel Komponen FCFE Kas per share Proyeksi FCFE 4 tahun 1, Terminal value 9,156 Nilai Intrinsik 11,307 Hasil perhitungan nilai intrinsik perusahaan MAPI berdasarkan metode Free Cash Flow to Equity adalah Rp ,- per lembar saham Metode Valuasi Perbandingan PER Salah satu indikator yang paling sering digunakan dalam analisis fundamental adalah price earning ratio (PER). PER berarti perbandingan antara harga saham di pasar (Price) terhadap laba bersih per saham ( EPS ). Menurut proyeksi laporan keuangan perusahaan, EPS perusahaan di akhir tahun 2013 akan berada di Rp 291 per saham.

9 Gambar 4.21 Proyeksi EPS Perusahaan Sumber : Laporan keuangan perusahaan diolah PER rata-rata industri ritel Indonesia adalah 30x menurut sumber reuters.com. Sehingga akan didapat harga wajar untuk saham MAPI berdasarkan PER yaitu : Rp 291,- x 30 = Rp 8.730,- per lembar saham. Kombinasi Metode FCFE dan Perbandingan PER Untuk mendapatkan nilai intrinsik value yang lebih mencerminkan kondisi perusahaan dan kondisi sentiment market. Maka penulis akan mengkombinasikan 2 metode valuasi yang paling sering digunakan investor, yaitu metode FCFE dan metode PER rasio dengan komposisi 70% FCFE yang mencerminkan kondisi keuangan perusahaan, dan 30% PER rasio yang mencerminkan sentiment market terhadap saham perusahaan sehingga didapatkan hasil nilai intrinsik dari saham MAPI adalah Rp ,- per lembar saham. Tabel IV.23 Perhitungan Nilai Intrinsik Perusahaan Metode analisis Nilai Porsi Hasil FCFE 11,308 70% 7, PER rasio 8,730 30% 2, Jumlah 100% 10, Harga saham perusahaan MAPI telah turun 18% sejak penutupan 31 maret 2013 dari harga Rp 9.100,- menjadi Rp 7.450,- per tanggal 14 Juni 2013 akibat aksi jual investor menanti berita kenaikan harga BBM. Sehingga harga saham MAPI sedang diperdagangkan undervalued atau terdiskon 30% dari nilai intrinsik valuenya. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : Berdasarkan ekonomi makro, kondisi pertumbuhan ekonomi global sudah menunjuk kemajuan, walaupun belum sepenuhnya pulih dari krisis 2008, pertumbuhan ekonomi nasional masih bagus, inflasi terjaga, suku bunga stabil, sehingga akan banyak dana asing yang masuk ke bursa kita Industri ritel Indonesia masih sangat bagus ditopang pertumbuhan kelas menengah yang pesat. Menyadari peluang bagus tersebut, MAPI gencar melakukan ekspansi sehingga diproyeksikan masih akan tumbuh pesat untuk beberapa tahun kedepan Hasil analisis rasio keuangan perusahaan menunjukkan kinerja keuangan MAPI cukup baik. Dimana rasio likuiditas dan solvabilitas dapat meningkat kembali setelah tertekan oleh kenaikan utang pada tahun 2011 untuk ekspansi perusahaan, demikian juga rasio

10 profitabilitas perusahaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aset dan ekuitasnya untuk menghasilkan laba semakin baik. Berdasarkan metode valuasi FCFE (70%) dan metode perbandingan PER (30%), didapatkan nilai wajar saham MAPI adalah RP ,- per lembar saham atau masih diperdangangkan undervalue per tanggal 16 Juni 2013 di harga Rp per lembar saham. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka saran-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan perkembangan pasar modal Indonesia adalah sebagai berikut : Bagi Perusahaan Perusahaan harus jelih dalam memanfaatkan peluang pertumbuhan ekonomi nasional dengan melakukan ekspansi seperti penambahan gerai, memaksimalkan kinerja gerai yang telah ada, menambah konsep bisnis baru, dan sebagainya. Akan tetapi dengan biaya ekspansi yang mahal, perusahaan harus teliti dalam menambah gerai dan konsep bisnis baru agar dapat segera memberikan hasil untuk perusahaan. Bagi Investor Berdasarkan hasil penelitian ini, MAPI merupakan perusahaan ritel yang memiliki peluang pertumbuhan besar dimasa yang akan datang. Akan tetapi investor perlu cermat dalam menilai kebijakan ekspansi perusahaan. Dimana ekspansi tersebut menghabiskan biaya yang mahal dan sebagian besar dibiayai utang. Namun berdasarkan valuasi yang dilakukan penulis, saat ini harga saham MAPI diperdagangkan undervalue dengan harga Rp 7.900,- / lembar pada tanggal 16 Juni 2013 jika dibandingkan dengan nilai intrinsik yang didapat dalam penelitian ini sebesar Rp ,- per lembar saham atau terdapat potensial growth sebesar 33%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kondisi fundamental PT Mitra Adiperkasa, Tbk sehingga dapat dijadikan salah satu pertimbangan untuk investor yang ingin berinvestasi di saham perusahaan. Referensi Alan J. Marcus, Stewart C. Myers & Richard A. Brealey. (2007). Fundamentals of Corporate Finance 5 th Edition. McGraw Hill Irwin. Bodies, Kane, Alan, J Marcus. (2008). Investments. 7th (ed.) Singapore. McGraw Hill. Coki. (2009). Capital Market Education. Analisis fundamental.diakses, diakses 15 Juni 2013 dari Company Website. Damodaran, Aswath. (2006). Damodaran on Valuation : Security Analysis for Investment and Corporate Finance. 2 nd Edition. John Wiley & Sons, Inc Gitman, Lawrence C. (2009). Principles of Managerial Finance. 12 th Edition. Addison-Wesley. Kieso, D. E., Weygandt, J. J, & Warfield, T. D. (2011). Intermediate Accounting IFRS 1 th edition. John Wiley & Sons, Inc Lam, N. & Lau, P. (2009). Intermediate Finacial Accounting : an IFRS Perspective. Singapore : McGraw Hill Education. Lawrence J. Gitman. (2007). Principles of Managerial Finance. 12 th Edition. Pearson Prentice Hall. Miles, David, Andrew Scott. (2005). Macro Economics Understanding The Wealth Of Nations. John & Willey Sons, Inc Palepu, Kreshna G. et al,. (2004). Business Analysis and Valuation Using Financial Statement. 3rd Edition, Mason : Thompson South Western Ross, Stephen A., Westerfield, Randolph W., Jordan, Bradford D. (2003). Fundamentals of corporate finance. 6th Edition. McGraw Hill Education

11 Syafrizal Helmi. (2009). Rasio-rasio keuangan perusahaan, diakses 18 Juni 2013 dari Wild, John J, K.R Subramanyam dan Robert F. Hasley (2007). Financial Statement Analysis. Mc Graw Hill, Inc Riwayat Hidup Penulis Khenwin lahir di Singkawang, Kalimantan Barat pada tanggal 29 Agustus Penulis mulai menjalani pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang akuntansi pada tahun 2009 yang ditargetkan akan selesai tahun Setelah lulus, penulis mulai memfokuskan diri dalam mengembangkan usaha garment.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. global akan sangat terasa di tahun ini, akan ada beberapa sektor yang memerlukan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. global akan sangat terasa di tahun ini, akan ada beberapa sektor yang memerlukan BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. 1 Analisis Ekonomi Makro Mengawali tahun 2013, banyak pihak yang khawatir terhadap beban ekonomi global akan sangat terasa di tahun ini, akan ada beberapa sektor yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PT MITRA ADIPERKASA TBK ( KODE SAHAM : MAPI ) TAHUN 2013 LAPORAN SKRIPSI. Oleh. Khenwin

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PT MITRA ADIPERKASA TBK ( KODE SAHAM : MAPI ) TAHUN 2013 LAPORAN SKRIPSI. Oleh. Khenwin ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PT MITRA ADIPERKASA TBK ( KODE SAHAM : MAPI ) TAHUN 2013 LAPORAN SKRIPSI Oleh Khenwin 1301053723 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2013 ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM PT MITRA ADIPERKASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator minat dari calon investor untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau

Lebih terperinci

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor industri di suatu negara sangat berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi negara tesebut, sehingga secara langsung maupun tidak langung perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan

Lebih terperinci

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN 2009-2011 Oleh: Soraya Imaniar N. H. (26210661) Pembimbing: Agustin Rusiana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen dibanding tahun 2012, dimana semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan demi kemakmuran para pemegang saham. Di era globalisasi sekarang ini, perkembangan dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP yang diukur dengan metode Discounted Cash Flow berdasarkan

BAB IV PENUTUP yang diukur dengan metode Discounted Cash Flow berdasarkan 44 BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan analisis fundamental dan penilaian terhadap kondisi perusahaan yang dilakukan penulis terhadap PT Wijaya Karya, Tbk pada tahun 2010-2014 yang diukur dengan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sebuah tempat bagi perusahaan yang membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu terhadap badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut perusahaan untuk dapat bersaing lebih ketat dengan para pesaingnya. Bagaimana cara perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN II.1 Kinerja Keuangan II.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di bidang keuangan ( Munawir,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah bagian dari pasar finansial dan tempat bertemunya investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini, perekonomian di Indonesia diharuskan untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana yang digunakan oleh para investor untuk kegiatan investasi serta sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan didirikan adalah mendapatkan laba yang maksimal khususnya bagi pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dengan memanfaatkan seluruh sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar keuangan terbagi menjadi dua jenis segmen pasar yang berbeda yaitu pasar uang dan pasar modal dimana pasar uang merupakan pasar untuk efek utang jangka pendek

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara, karena pasar modal merupakan salah satu sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penulisan dalam bab ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL. 1

ANALISIS FUNDAMENTAL. 1 ANALISIS FUNDAMENTAL ririkyunita@yahoo.co.id 1 Your Investment options 2 Determine value without reference to price Analisis Fundamental # Sentimen #Likuiditas #Fundamental Overvalued NILAI Sekuritas Tumbuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk sarana mendapatkan dana dalam jumlah besar dari masyarakat pemodal (investor), baik dari dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi saat ini membuat persaingan bisnis semakin ketat dan kebutuhan untuk aktivitas bisnis pun menjadi semakin besar. Namun, sering kali perusahaan tidak

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN CAKUPAN PEMBAHASAN Overview analisis perusahaan EPS dan laporan keuangan perusahaan Price Earning Ratio Estimasi nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang pesat dewasa ini menyebabkan timbulnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang pesat dewasa ini menyebabkan timbulnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang pesat dewasa ini menyebabkan timbulnya persaingan yang amat ketat. Perusahaan harus dapat mempertahankan eksistensi usahanya. Salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat karena dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Banyak investor yang mengalokasikan dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang meningkat menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan, dan kebutuhan akan sektor properti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan tersebut membutuhkan modal. Modal itu sendiri menjadi salah satu aspek penting dalam perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2003-2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi kuat terhadap kualitas aktiva perbankan, sehingga perbankan harus lebih berhati hati

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan

BAB I PENDAHULUAN. emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan aktivitas yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan nilai atau jumlah sumber daya yang dimiliki saat ini untuk masa yang akan datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam) dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi dalam bentuk saham merupakan salah satu bidang investasi yang banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal Indonesia. Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha di antara perusahaan yang semakin ketat, menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan perusahaan, kebutuhan perusahaan akan modal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan perusahaan, kebutuhan perusahaan akan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan perusahaan, kebutuhan perusahaan akan modal pun semakin meningkat. Dana tersebut dapat diperoleh dengan melakukan pinjaman berbentuk hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru Indonesia, baik di kota-kota besar maupun didaerah. Pembangunan ini tentunya tidak terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi perekonomian dan perdagangan bebas menyebabkan semakin ketatnya persaingan usaha, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya suatu persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi

Lebih terperinci

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR Vivianty Halim Email: vivianty14@ymail.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan penunjang perekonomian yang dianggap semakin penting pada suatu negara. Salah satu cara untuk mengukur indikator perekonomian suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (www.sahamok.com).

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (www.sahamok.com). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia sejak tahun 1997 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari 56 emiten pada tahun 1989 menjadi 288 emiten pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia yang terus berkembang memberikan efek positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari pendapatan per kapita yang semakin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kinerja Keuangan PT. Lippo Karawaci Tbk tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 Dalam Bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan perusahaan akan dana yang lebih besar. Sumber pendanaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Perusahaan harus memiliki strategi yang tepat agar perusahaan tersebut dapat terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai alternatif untuk menginvestasikan modalnya. Dana yang tersedia dapat disimpan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya. Globalisasi juga bisa berdampak positif dan negatif,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya. Globalisasi juga bisa berdampak positif dan negatif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era Globalisasi sekarang persaingan perdagangan semakin ketat sehingga menuntut untuk setiap perusahaan untuk lebih kreatif dalam mengembangkan usahanya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nilai ekspor Indonesia berperan dalam sebagai penyelamat dalam krisis global tahun 2008 lalu. Kecilnya proporsi ekspor terhadap PDB (Product Domestic Bruto)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari negara-negara berkembang, yang sekarang sedang mengalami perkembangan ekonomi dan industri yang cukup pesat. 1 Begitu banyak perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi. Salah satunya adalah sebagai alat untuk memprediksi keuntungan (return)

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi. Salah satunya adalah sebagai alat untuk memprediksi keuntungan (return) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal di Indonesia berfungsi sebagai sarana pembentukan modal untuk membiayai pembangunan dan juga untuk pemerataan pendapatan. Masyarakat dapat ikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat untuk perusahaan. Bagi seorang manajer keuangan, salah satu tugasnya adalah mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya.

BAB 5 PENUTUP. 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan. perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan setiap tahunnya. BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uaraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu bentuk investasi pendanaan dari masyarakat yang berperan untuk digunakan sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan. Pasar modal menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk mengetahui bagaimana dinamisnya bisnis Negara yang bersangkutan dalam menggerakkan berbagai kebijakan

Lebih terperinci

Analisis Fundamental dalam Investasi di Pasar Modal

Analisis Fundamental dalam Investasi di Pasar Modal Analisis Fundamental dalam Investasi di Pasar Modal Disampaikan oleh: Febriyanto, SE, MM. Pada Pelatihan Investasi di Pasar Modal Build an Intelligent Young Investor to Obtain A Bright Future Through Capital

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu bentuk prilaku untuk menambahkan nilai dari dana yang didapatkan oleh seseorang, investasi banyak beragam bentuknya sebagai contoh menyimpan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN Prof. DR. H. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW Analisis sekuritas berdasarkan analisis fundamental. Analisis perusahaan merupakan tahap ketiga dari analisis fundamental,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh dana, baik dari dalam maupun luar negeri dimana terjadi alokasi dana dari pihak

Lebih terperinci

Bab VI. Simpulan dan Saran. Setelah memaparkan analisis atas kinerja keuangan PT Trans Power Marine TBK

Bab VI. Simpulan dan Saran. Setelah memaparkan analisis atas kinerja keuangan PT Trans Power Marine TBK Bab VI Simpulan dan Saran Setelah memaparkan analisis atas kinerja keuangan PT Trans Power Marine TBK (TPMA) sebelum dan sesudah melakukan penawaran umum saham perdana / initial pulic offering (IPO) tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi yang modern saat ini, eksistensi pasar modal yang terdapat di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam melakukan bisnis perekonomian. Pasar modal menjembatani bertemunya investor yang menginvestasikan dananya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat konsumsi baja nasionalnya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam upaya menambah dana untuk melakukan kegiatan operasionalnya, perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor. Saham tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Masalah perekonomian selalu menjadi faktor yang penting untuk mendorong kemajuan suatu negara. Perusahaan akan selalu menghadapi hambatan-hambatan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia dan berada pada peringkat ke-13 terbesar di dunia. Selain itu Indonesia juga berada pada peringkat ke-2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian suatu negara, bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara. Kehadiran pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia di hampir seluruh sektor. Banyak perusahaan yang gulung tikar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana. masyarakat, dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana. masyarakat, dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan surat berharga merupakan cara untuk menarik dana masyarakat, dalam hal ini investor untuk mengembangkan perekonomian dimana dana tersebut adalah modal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN. dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedudukan pasar modal di suatu negara merupakan salah satu tempat alokasi dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut terbukti dari pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dan tingkat bunga yang relatif rendah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penanaman investasi di pasar modal menjadi hal yang menarik bagi masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian dunia termasuk Indonesia, melalui pasar modal perusahaan dapat memperoleh dana untuk melakukan

Lebih terperinci

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing Untuk membandingkan kinerja keuangan dari ketiga saham tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perekonomian dari masa ke masa semakin pesat, setiap perusahaan bersaing untuk menjadi yang terbaik dan terbesar dibidangnya. Membangun sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang sebesar besarnya yang pada akhirnya akan meningkatkan kekayaan dari pemegang

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci