BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. bergantung terhadap besar kecilnya hambatan dari kriminalitas. Peran aktif dan

Transkripsi

1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kriminalitas merupakan suatu permasalahan yang dihadapi oleh setiap negara. Kesuksesan pembangunan yang digalakkan oleh setiap negara sangat bergantung terhadap besar kecilnya hambatan dari Peran aktif dukungan masyarakat terhadap proses pembangunan akan optimal jika kriminalitas bisa ditekan serendah-rendahnya. Berbagai kerugian telah banyak ditimbulkan oleh aya tindak kriminal, baik itu kerugian ekonomi, fisik, moral psikologis. Dari sudut pang ekonomi, kriminalitas menimbulkan kerugian dengan aya biaya yang harus dikeluarkan akibat dari tindak kriminal. Biaya tersebut tidak hanya ditanggung oleh korban, namun oleh masyarakat, dunia usaha, juga negara atau pemerintah daerah. Biaya yang dikeluarkan oleh korban meliputi nilai properti yang hilang, biaya pengobatan untuk kecelakaan, opportunity cost dari waktu kerja yang hilang, rasa sakit penderitaan, serta berkurangnya nilai kehidupan. Bagi warga masyarakat kriminalitas akan menimbulkan biaya untuk langkah-langkah pencegahan tindakan kriminal, termasuk kunci pengaman penjaga bayaran. Bagi suatu negara dengan aya kriminalitas tentunya akan menimbulkan biaya untuk sistem peradilan meliputi biaya polisi, pengadilan, penahanan, pemenjaraan juga untuk perbaikan fasilitas. Selain itu, dengan aya pelaku tindak kriminal yang dipenjara akan menimbulkan opportunity cost oleh karena berkurangnya tenaga kerja potensial yang seharusnya dapat meningkatkan Produk Domestik 1

2 2 Bruto (PDB) bagi suatu negara, atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) bagi suatu daerah (Sullivan, 2009: 311). Suatu daerah dengan tingkat kriminalitas yang tinggi menanggung opportunity cost berupa penurunan minat investasi atau peluang usaha akibat tingginya tingkat Warga masyarakat yang tinggal di daerah dengan tingkat kriminalitas yang tinggi menanggung opportunity cost dari berkurangnya aktivitas bebas akibat aya ketakutan terhadap kejahatan. Bagi kalangan dunia usaha, jika tingkat kriminalitas di suatu daerah tinggi, maka biaya keamanan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan juga semakin tinggi, selain untuk menjaga keamanan barang-barang properti perusahaan juga untuk menjaga keamanan pekerja/pegawai perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan produk yang dihasilkan perusahaan menjadi lebih mahal, sehingga akan menimbulkan opportunity cost akibat menurunnya permintaan produk karena harga penawaran suatu produk lebih tinggi. Salah satu kewajiban pemerintah adalah memberikan rasa aman kepada rakyatnya. Hal ini diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia seluruh tumpah darah Indonesia. Apakah pemerintah telah berhasil melaksanakan tugasnya untuk memberikan rasa aman kepada rakyatnya? Untuk mengukur rasa aman, mencakup aspek yang sangat luas, termasuk aspek ekonomi, politik, sosial. Salah satu indikator untuk mengukur rasa aman dalam masyarakat adalah dengan menggunakan tingkat kriminalitas sebagai indikator negatif. Jadi, semakin tinggi tingkat kriminalitas merupakan indikasi

3 Jumlah Tindak Pia (kasus) 3 bahwa masyarakat merasa semakin tidak aman. Berdasarkan data yang diperoleh dari Ba Pusat Statistik (BPS) sebagaimana dilihat pada Gambar 1.1, ternyata dari tahun , jumlah tindak pia di Indonesia berfluktuasi memiliki kecenderungan meningkat. Pada Gambar 1.2 menunjukkan bahwa risiko tindak pia per penduduk selama tahun juga berfluktuasi menunjukkan tren peningkatan. Pada Gambar 1.3, menunjukkan bahwa selang waktu tindak pia dari tahun berfluktuasi memiliki tren penurunan. Jadi, berdasarkan beberapa indikator tersebut, dapat diindikasikan bahwa tingkat kriminalitas di Indonesia cenderung mengalami peningkatan Sumber: BPS (2009, 2012, 2013), diolah Tahun Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Jumlah Tindak Kriminal di Indonesia Tahun

4 Selang Waktu Tindak Pia Jumlah Tindak Pia per orang (kasus) Tahun Sumber: BPS ( ), diolah Gambar 1.2 Grafik Perkembangan Risiko Tindak Kriminal di Indonesia per penduduk Tahun :02:05 0:02:00 0:02:02 0:01:55 0:01:50 0:01:45 0:01:40 0:01:35 0:01:30 0:01:25 0:01:45 0:01:35 0:01:35 0:01:35 0:01:31 0:01: Tahun Sumber: BPS ( ), diolah Gambar 1.3 Grafik Perkembangan Selang Waktu Terjadi Tindak Pia di Indonesia Tahun

5 Belanja (miliar rupiah) 5 Untuk menurunkan tingkat kriminalitas bisa dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan meningkatkan kekuatan kepolisian, maupun dengan penegakkan sanksi atau hukuman yang tegas berupa penjara /atau denda. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga keamanan ketertiban di Indonesia, salah satunya melalui Kepolisian Negara Republik Indonesia. Menurut UUD 1945 Perubahan Kedua Pasal 30 ayat (4) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang menjaga keamanan ketertiban masyarakat. Besarnya belanja Kepolisian Negara Republik Indonesia selalu mengalami peningkatan setiap tahun, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.4, belanja Kepolisian Negara Republik Indonesia tahun selalu naik dari tahun ke tahun , , , , , , , , , , , , , , Tahun Sumber: Kementerian Keuangan ( ), diolah Gambar 1.4 Grafik Perkembangan Belanja Kepolisian Negara Republik Indonesia Tahun Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terdapat permasalahan yaitu kecenderungan kenaikan tingkat kriminalitas di Indonesia. Upaya pemerintah untuk menjaga keamanan ketertiban diantaranya melalui Kepolisian Negara Republik

6 6 Indonesia, dengan cara menaikkan anggaran belanja Kepolisian Negara Republik Indonesia, namun belum mampu menurunkan tingkat kriminalitas di Indonesia secara signifikan. Oleh karena itu, kiranya menjadi penting untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kriminalitas di Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini berusaha menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kriminalitas di Indonesia dari sudut pang ilmu ekonomi. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah: tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, tingkat kemahalan, belanja pemerintah daerah provinsi untuk fungsi ketertiban ketentraman, personel polisi aktif. 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian terdahulu tentang tingkat kriminalitas dari sudut pang ilmu ekonomi telah banyak dilakukan. Tabel 1.1 menjelaskan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan. Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti 1 Ehrlich (1973) Lokasi Periode Amerika Serikat tahun 1940, 1959, 1960 Tujuan Penelititan Menganalisis indeks kriminalitas faktor yang mempengaruhinya di seluruh negara bagian Amerika Serikat pada tahun 1960, 1950, Metode/ Alat Kesimpulan 1. Tingkat kriminalitas berbanding terbalik dengan probabilitas pelaku kejahatan dipenjara lamanya waktu penjara, yang berarti bahwa penegakan hukum dapat menurunkan tingkat 2. Pendapatan rata-rata keluarga berpengaruh negatif terhadap tingkat 3. Ketimpangan pendapatan berpengaruh positif terhadap tingkat 4. Persentase penduduk bukan kulit putih dalam populasi berpengaruh positif terhadap tingkat

7 7 2 Doyle, Ahmed, Horn (1999) 48 negara bagian di Amerika Serikat selama tahun Mengalasis pengaruh variabel ekonomi terhadap tingkat kriminalitas (properti kekerasan). data panel 1. Proporsi laki-laki muda dalam populasi memiliki efek positif yang signifikan terhadap kejahatan properti namun berpengaruh negatif signifikan terhadap kriminalitas kekerasan. 2. Kondisi pasar tenaga kerja yang menguntungkan memiliki efek negatif yang signifikan pada kriminalitas properti kriminalitas kekerasan. 3. Kriminalitas properti yang paling responsif terhadap upah di sektor berketerampilan rendah. 4. Ketimpangan pendapatan tidak memiliki efek independen pada tingkat kriminalitas properti. 5. Peluang pelaku kejahatan tertangkap berpengaruh negatif kriminalitas properti. 6. Jumlah polisi yang bertugas per kapita berpengaruh positif, namun tidak signifikan terhadap tingkat kriminalitas properti. 3 Cerro Meloni (2000) 22 provinsi di Argentina selama tahun Mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kriminalitas per penduduk. data panel fixed effect weighted least squares (sehubungan dengan aya masalah heteroskedastisitas) 1. Probabilitas penangkapan berpengaruh negatif 2. Probabilitas hukuman berpengaruh negatif 3. Tingkat pengangguran berpengaruh positif 4. PDRB per kapita berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat 5. Tingkat pertumbuhan PDRB berpengaruh negatif, tetapi tidak 6. Tingkat ketimpangan pendidikan berpengaruh positif 7. Tingkat ketimpangan pendapatan berpengaruh positif tetapi tidak

8 8 4 Dilss, Miron, Summers (2008) Amerika Serikat, OECD Countries, 42 negara lainnya tahun Menganalisis faktor-faktor penentu (determinan) kriminalitas yang telah dipelajari oleh para ekonom, dengan menggunakan data jangka panjang lintas negara, baik itu faktor kebijakan untuk pencegahan kejahatan juga faktor konvensional lainnya. deskriptif analisis 1. Tingkat penangkapan berpengaruh signifikan tetapi tidak sesuai dengan teori yaitu berpengaruh positif terhadap tingkat 2. Tingkat penahanan berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat kriminalitas tetapi dalam sampel jangka pendek (tahun ), segkan dalam jangka panjang (tahun ) tidak signifikan. 3. Hukum RTC berpengaruh secara negatif signifikan terhadap tingkat kriminalitas dalam jangka panjang (tahun ). 4. Aborsi berpengaruh secara positif signifikan terhadap tingkat kriminalitas pembunuhan dalam jangka pendek. 5. Polisi per kapita tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat 6. Tingkat eksekusi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat 7. Tingkat radiasi timbal tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat 5 Gillani, Rehman, Gill (2009) Pakistan tahun Meneliti hubungan antara kriminalitas dengan faktorfaktor ekonomi seperti inflasi, kemiskinan pengangguran di Pakistan. Granger causality melalui prosedur todayamamoto 1. Pengangguran di Pakistan menyebabkan 2. Kemiskinan di Pakistan menyebabkan 3. Inflasi di Pakistan menyebabkan 6 Hardianto (2009) Indonesia 26 provinsi tahun 1997 Menganalisis pengaruh probabilitas jumlah terdakwa yang dihukum penjara, pengaruh tingkat upah, pengeluaran pembangunan pemerintah daerah untuk sektor hukum terhadap tingkat kriminalitas di Indonesia. 1. Variabel tingkat upah berpengaruh negatif kriminalitas di Indonesia. 2. Variabel pengeluaran pembangunan pemerintah untuk sektor hukum berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat kriminalitas di Indonesia. 3. Variabel probabilitas jumlah terdakwa yang dihukum penjara tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat

9 9 7 Rusdiyanti (2011) 8 Lauridsen, Zeren, Ari (2013) Indonesia tahun Negara Uni Eropa tahun Menganalisis latar belakang orang atau korban kejahatan yang membuat korban melaporkan atau tidak melaporkan tindak kejahatan polisi dengan menggunakan data survei tingkat rumah tangga (household level). Meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kejahatan di Uni Eropa. deskriptif analisis data panel 1. Variabel pendapatan, kepemilikan aset, wilayah, tidak mempengaruhi tipe/jenis kejahatan. 2. Dalam pembuatan keputusan melaporkan atau tidak melaporkan tindak kejahatan kepada polisi, memperlihatkan aya pengaruh jenis kejahatan dalam pembuatan keputusan tersebut. 3. Variabel karakteristik korban berupa tingkat pendidikan, karakteristik ekonomi, wilayah terjadinya kejahatan, hanya satu variabel yaitu pendapatan (income) yang mempengaruhi korban/orang melaporkan atau tidak melaporkan kejahatan yang terjadi. 1. Dampak pendidikan terhadap kejahatan adalah negatif, sehingga bisa disimpulkan bahwa individu tidak berpendidikan memiliki potensi signifikan untuk melakukan tindak kriminal. 2. Kriminalitas meningkat dengan meningkatnya tingkat inflasi dengan efek yang relatif rendah. 3. PDB per kapita, berpengaruh negatif terhadap kriminalitas sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kesejahteraan ekonomi rendah akan menaikkan tingkat kriminalias. 4. Tingkat urbanisasi berdampak positif signifikan terhadap tingkat 5. Penduduk usia berdampak positif signifikan terhadap tingkat Pada Tabel 1.1 dapat dilihat terdapat beberapa penelitian tentang faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kriminalitas, diantaranya juga pernah dilakukan di Indonesia oleh Hardianto pada tahun Dibandingkan dengan penelitian tersebut, penelitian ini memiliki perbedaan yaitu dari data yang digunakan pada

10 10 penelitian sebelumnya adalah data cross section tahun 1997, segkan pada penelitian ini menggunakan data panel yaitu 30 provinsi di Indonesia selama tahun , selain itu, juga terdapat perbedaan dari variabel yang digunakan. Dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusdiyanti (2007), juga berbeda karena penelitan oleh Rusdiyanti (2007) menganalisis faktor yang mempengaruhi latar belakang korban kejahatan untuk melaporkan tindak kejahatan terhadap polisi, segkan penelitian ini menganalisis faktor yang mempengaruhi tingkat 1.3 Tujuan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kriminalitas di Indonesia selama periode tahun Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. dengan pemilihan variabel data yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini akan menambah studi empiris mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kriminalitas di Indonesia; 2. sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam upaya untuk menurunkan tingkat kriminalitas di Indonesia. 1.4 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini disajikan secara garis besar dengan menggunakan sistematika sebagai berikut. Bab I Pengantar, memuat latar belakang, keaslian

11 11 penelitian, tujuan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Alat, yang menguraikan tentang, tinjauan pustaka, landasan teori, hipotesis, alat analisis. Bab III Data, yang menguraikan tentang cara penelitian, perkembangan variabel-variabel penelitian, serta hasil analisis data pembahasan. Bab IV Kesimpulan Saran, memaparkan mengenai kesimpulan dari hasil analisis data serta saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka penurunan tingkat kriminalitas di Indonesia.