EKSPLORASI MISKONSEPSI MAHASISWA DALAM PENGEMBANGAN BUKU TEKS ANALISIS REAL BERMUATAN PETA PIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EKSPLORASI MISKONSEPSI MAHASISWA DALAM PENGEMBANGAN BUKU TEKS ANALISIS REAL BERMUATAN PETA PIKIRAN"

Transkripsi

1 EKSPLORASI MISKONSEPSI MAHASISWA DALAM PENGEMBANGAN BUKU TEKS ANALISIS REAL BERMUATAN PETA PIKIRAN Luh Putu Ida Harini 1), I Gede Santi Astawa 2), I Gusti Ayu Made Srinadi 3) 1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, ballidah@unud.ac.id 2 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Universitas Udayana, santi.astawa@cs.unud.ac.id 3 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, srinadiigustiayumade@yahoo.co.id Abstrak Matakuliah Analisis Real adalah salah satu mata kuliah yang cukup ketat dalam memberlakukan sistem deduktifaksiomatik sehingga cukup ditakuti bagi sebagian besar mahasiswa. Kondisi ini juga didukung oleh keberadaan sumber bahan ajar yang dominan berupa text book berbahasa asing. Informasi dari hasil penelitian pendahuluan menyatakan : 1) Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) saja tidak cukup dalam pembelajaran Analisis Real, 2)Text book matematika berbahasa asing dianggap sebagai masalah bagi sebagian besar mahasiswa, dan 3)Diktat/Modul yang sudah ada terkesan hanya sebagai terjemahan Text Book tertentu yang juga masih sulit dimengerti. Hal ini mendorong pengembangan buku teks Analisis Real bermuatan peta pikiran. Eksplorasi data mengenai miskonsepsi mahasiswa dalam Analisis Real merupakan salah satu analisis kebutuhan (need assessment) dalam pengembangan buku teks tersebut. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menganalisis miskonsepsi mahasiswa dalam Analisis real sebagai dasar pengembangan buku teks Analisis Real bermuatan peta pikiran. Sampel dalam penelitian ini adalah 31orang mahasiswa Jurusan Matematika yang telah mengambil Mata Kuliah Analisis Real. Observasi dilakukan dengan melihat hasil test miskonsepsi. Rata-rata nilai test sebesar 59,68 dengan simpangan baku 20,57. Bila digunakan nilai minimal 65 untuk menyatakan capaian standard kompetensi mata kuliah, maka rataan nilai mahasiswa berada di bawah standard kompetensi. Dari 31 orang, hanya 10 orang yang telah mencapai standard kompetensi. Hasil kajian miskonsepsi mahasiswa ini digunakan untuk menekankan sub bahasan/materi mana saja yang harus diberikan tekanan khusus. Dari penilaian yang dilakukan diperoleh bahwa miskonsepsi mahasiswa terjadi dalam hal : 1) menentukan teknik pembuktian, 2)kurang paham dalam defi nisi-defi nisi dasar sehingga mengalami kebuntuan saat melakukan pembuktian, dan 3) tidak bisa menuliskan kalimat dan lambang matematika dengan baik. Kata kunci: miskonsepsi, deduktif-aksiomatik, eksplorasi, buku teks, peta pikiran Abstract Real Analysis is one of the courses that are quite strict in imposing an axiomatic-deductive system. This course is quite feared for most students. This condition is also supported that text book as references almost in foreign language. The information from the research had done before are: 1) LKM is not enough for Real Analysis learning, 2) Text book of mathematics in foreign language as a problem for most students, and 3) The module has existed in Indonesian translation was just as impressed text Book still diffi cult to understand. Those reasons indicated the development of Real Analysis text book based on mind mapping was needed. Student s misconception exploration data in Real Analysis is one of needs assessment. The purpose of this study is to analyze student misconceptions in real analysis to develop Real Analysis text book based on mind mapping. The samples of this study were 31 students in Department of Mathematics who have taken Real Analysis Course. Observation was done by looking at the misconceptions test. Average test score was and standard deviation. On minimum score 65 as performance competency standards, then the average score of the student is under the standards of competence. There re 10 students achieved a standard of competence. This study results are used to emphasize sub topics / materials which have been given special emphasis. The assessment showed that misconceptions of student occur in regard to: 1) determine the technique of proving, 2) miss understanding the basic defi nitions made a problem in verifi cation, and 3) could not write a good sentence and symbol of math. Keywords: misconceptions, deductive-axiomatic, exploration, text books, mind mapping Denpasar - Bali, September Page 30 of 38

2 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matakuliah Analisis Real adalah salah satu mata kuliah dalam matematika yang cukup ketat dalam memberlakukan sistem deduktif-aksiomatik. Karena merupakan salah satu mata kuliah konsep dasar maka proses pembelajarannya cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional yang terkesan kaku seperti menjelaskan dan menguraikan definisi-definisi konsep, teorema dan lemma dalam satu arah sehingga akan menjadi sangat membosankan baik bagi pengajar dan mahasiswa. Hal ini yang kemudian membuat Analisis Real menjadi mata kuliah yang cukup ditakuti dan menjadi momok bagi sebagian besar mahasiswa pada Jurusan Matematika di berbagai universitas di Indonesia. Kondisi ini juga didukung oleh keberadaan sumber bahan ajar yang dominan berupa text book berbahasa asing yang menambah kesan angkernya mata kuliah Analisis Real. Untuk mengatasi hal tersebut maka sebagai konsekuensinya harus ada perubahan strategi dalam pembelajaran matematika terutama untuk mata kuliah Analisis Real. Untuk menunjang pelaksanaan strategi pembelajaran yang lebih baik diperlukan variasi model pembelajaran yang sesuai, yang dapat mengakomodir maksud dari strategi pembelajaran mata kuliah tersebut. Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut telah dilakukan penelitian berjudul Efektifitas Penggunaan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) dalam Meningkatkan Pemahaman dan Penalaran Matematis (Mata Kuliah Analisis Real) yang telah dibiayai dari Dana DIPA BLU Universitas Udayana Anggaran 2012 dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor: 25.9/UN.14/LPPM/KONTRAK/2012, tertanggal 10 Mei Hasil penelitian menunjukkan penggunaan LKM efektif dalam meningkatkan pemahaman dan penalaran matematis. Metode pembelajaran menggunakan LKM memberikan peningkatan hasil belajar mahasiswa yang lebih besar dibandingkan metode pembelajaran konvensional. Rata-rata persentase peningkatan hasil belajar mahasiswa setelah diberikan pembelajaran konvensional adalah 60,85, sedangkan pembelajaran menggunakan LKM sebesar Pemberian pembelajaran dengan menggunakan LKM berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar mahasiswa. Walaupun telah diperoleh hasil yang memuaskan dalam penelitian tersebut akan tetapi dari analisis informasi hasil kuesioner evaluasi pembelajaran yang diisi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Analisis Real pada akhir semester diperoleh masukan bahwa: 1. LKM saja tidak cukup dalam pembelajaran Analisis Real karena materi yang terdapat didalamnya kurang lengkap, hanya berisi sedikit ulasan materi yang disertai contoh penyelesaian dari beberapa kasus soal terkait materi sebelumnya. Sehingga tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk menyelesaikan kasus soal lain yang memerlukan pengembangan atau perpaduan dari beberapa materi. 2. Text book matematika berbahasa asing dianggap sebagai masalah bagi sebagian besar mahasiswa. 3. Diktat/Modul yang sudah ada dan tersebar di seluruh Indonesia terkesan hanya sebagai terjemahan Text Book (buku teks) tertentu yang juga masih sulit dimengerti. Berdasarkan paparan tersebut dalam penelitian ini digagas bahan pembelajaran yang mensinergikan antara peta pikiran yang diarahkan untuk pengembangan penalaran mahasiswa yang mengambil mata kuliah Analisis Real. Hal ini diawali dengan gagasan pengembangan buku teks Analisis Real bermuatan peta pikiran. Dengan mengaitkan materi Analisis Real dengan pengetahuan awal/dasar diharapkan dapat mengatasi kesulitan mahasiswa dalam menerapkan sistem deduktif-aksiomatik pada kuliah Analisis Real. Pemberian contoh dimulai dari yang paling sederhana, kemudian ditingkatkan sampai yang lebih kompleks. Dengan demikian mahasiswa diharapkan dapat mengerjakan soal yang berkaitan dengan pembahasan yang sedang diberikan dengan tepat dan sistematis. Penelitian relevan sebelumnya yang telah membuktikan keefektifan peta pikiran (mind mapping) dalam proses pembelajaran telah diteliti dan dilaporkan oleh Sistiani (2010) dan Arini (2011). Sistiani (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa implementasi peta pikiran mampu meningkatkan prestasi belajar. Arini (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan 942 Denpasar - Bali, September 2014 Page 31 of 38

3 bahwa implementasi metode peta pikiran berbantuan objek langsung dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Upaya pengembangan buku teks Analisis Real bermuatan peta pikiran diawali dengan analisis kebutuhan (need assessment) dan tuntutan akan pentingnya pengembangan buku teks Analisis Real bermuatan peta pikiran. Analisis kebutuhan dilakukan melalui eksplorasi data keberadaan buku teks Analisis Real, persepsi dan harapan mahasiswa terhadap buku teks Analisis Real bermuatan peta pikiran, eksplorasi data tentang miskonsepsi mahasiswa, dan penalaran Analisis Real dari mahasiswa. Eksplorasi data miskonsepsi mahasiswa mengenai Analisis Real merupakan pusat perhatian dan menjadi bahasan utama dalam kajian ini. Eksplorasi data miskonsepsi dalam hal ini meliputi jenis-jenis konsep, sub bahasan/materi yang masih sulit dimengerti mahasiswa, langkah-langkah apa yang kurang dipahami mahasiswa dalam penyelesaian kasus/soal Analisis Real, dan hal lain yang menjadi kendala dalam pencapaian standar kompetensi yang ditetapkan matakuliah Analisis Real. Informasi mengenai miskonsepsi mahasiswa menjadi pedoman yang digunakan untuk menekankan sub bahasan/materi mana saja yang harus diberikan penekanan khusus. Tujuan yang ingin dicapai dalam studi ini adalah untuk menganalisis miskonsepsi mahasiswa dalam Analisis Real sebagai dasar pengembangan buku teks Analisis Real bermuatan peta pikiran Kajian Teoritis Miskonsepsi Miskonsepsi dapat dipandang sebagai suatu pengertian yang tidak akurat terhadap konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, dan hubungan konsep-konsep yang tidak benar. Bentuk miskonsepsi dapat berupa kesalahan konsep, hubungan yang tidak benar antar konsep, dan gagasan intuitif atau pandangan yang keliru (Suparno, 2005) dalam Sastradi (2013). Miskonsepsi terbentuk secara alami dan tidak terelakkan dari bagian proses belajar. Miskonsepsi sering dibawa siswa dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Konsep massa, gaya berat, berat/ beban, kelembaman massa dan massa gravitasi juga merupakan konsep yang paling sering menimbulkan miskonsepsi di dalam ilmu fisika oleh para siswa, dari sekolah menengah hingga ke universitas (Gonen, 2008) dalam Sastradi (2013). Penyampaian informasi yang kurang jelas dan kurang lengkap yang diterima oleh siswa dalam proses belajar juga diduga sebagai penyebab terjadinya miskonsepsi. Bahkan pemilihan strategi pengajaran yang kurang tepat, misalnya penggunaan analogi yang kurang tepat, dapat juga mengganggu proses berpikir siswa dan mendapat kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang dipelajari. Miskonsepsi mahasiswa dapat dideteksi dengan : a) memberi tes diagnostik pada awal perkuliahan atau pada setiap akhir pembahasan. Bentuknya dapat berupa tes obyektif pilihan ganda atau bentuk lain seperti menggambarkan diagram fisis atau vektoris, grafik, atau penjelasan dengan kata-kata; b) memberi tugas-tugas terstruktur misalnya tugas mandiri atau kelompok sebagai tugas akhir pengajaran atau tugas pekerjaan rumah ;c) memberi pertanyaan terbuka, pertanyaan terbalik (reverse question) atau pertanyaan yang kaya konteks (context-rich problem); d)mengoreksi langkah-langkah yang digunakan siswa atau mahasiswa dalam menyelesaikan soalsoal essai; e)mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka secara lisan kepada siswa atau mahasiswa; f) mewawancarai misalnya dengan menggunakan kartu pertanyaan Peta Pikiran Mind mapping (peta pikiran) adalah sebuah sistem berpikir yang bekerja sesuai dengan cara kerja alami otak manusia dan mampu membuka dan memanfaatkan seluruh potensi dan kapasitasnya. Sistem ini mampu memberdayakan seluruh potensi, kapasitas, dan kemampuan otak manusia, sehingga menjamin tingkat kreativitas dan kemampuan berpikir yang lebih tinggi bagi penggunanya (Hernowo, 2005:3). Buzan (1993:4) dalam buku pintar mind mappnya menyatakan, mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan. Mind Denpasar - Bali, September Page 32 of 38

4 mapping juga merupakan peta perjalanan yang hebat bagi ingatan, dengan memberikan kemudahan kepada kita dalam mengatur segala fakta dan hasil pemikiran dengan cara sedemikian rupa, sehingga cara kerja alami otak kita dilibatkan dari awal. Ini berarti bahwa upaya untuk mengingat (remembering) dan menarik kembali (recalling) informasi dikemudian hari akan lebih mudah, serta lebih dapat diandalkan daripada menggunakan pencatatan tradisional. Hal itu juga dibenarkan oleh Eric Jensen yang menyatakan, mind mapping merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar. Mind mapping sangat bermanfaat untuk memahami materi, terutama materi yang diberikan secara verbal. Peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Dari pengertian-pengertian di atas disimpulkan bahwa mind mapping merupakan salah satu teknik untuk berpikir secara praktis dan efisien, yang menggunakan kerja otak secara efektif, dengan merancang pemetaan (peta pikiran), sehingga otak lebih mudah mengingat dan menarik kembali informasi yang diterima Buku Teks Analisis Real Bermuatan Peta Pikiran Buku teks merupakan salah satu fasilitas belajar yang dapat disediakan oleh pengajar di dalam memandu suatu pembelajaran. Buku teks disebut juga dengan istilah buku pelajaran. Buku pelajaran adalah bahan/materi pelajaran yang dituangkan secara tertulis dalam bentuk buku yang digunakan sebagai bahan pegangan belajar dan mengajar baik sebagai pegangan pokok maupun pelengkap. Istilah lain yang dekat artinya dengan buku teks adalah buku ajar. Buku ajar, menurut Pannen dan Purwanto (dalam Tegeh & Kirna, 2010) adalah bahan-bahan atau materi perlajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Buku ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi siswa untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar siswa dalam bentuk penyediaan bimbingan bagi siswa untuk mempelajari buku tersebut, memberikan latihan yang banyak bagi siswa, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi kepada siswa secara individual (learner oriented). Biasanya, buku ajar bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri karena sistematis dan lengkap. Penyusunan buku ajar dapat dilakukan oleh dosen/pengajar melalui beragam cara, dari yang termurah sampai yang termahal, dari yang sederhana sampai yang tercanggih. Secara umum, ada tiga cara yang dapat ditempuh oleh dosen/pengajar dalam menyusun bahan ajar, yaitu: (1) menulis sendiri (starting from scratch), (2) pengemasan kembali informasi (information repackaging atau text transformation), dan (3) penataan informasi (compilation atau wrap around text) (Panen dan Purwanto dalam Tegeh dan Kirna, 2010). 2. BAHAN DAN METODOLOGI 2.1 Data Penelitian Analisa pendahuluan dilakukan dengan cara menganalisis buku teks dan bahan ajar yang sudah ada (baik berbahasa Inggris maupun berbahasa Indonesia). Ini bertujuan untuk dapat melihat sejauh mana kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar masing-masing sehingga menjadi pertimbangan dalam membentuk buku teks yang baru. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan mahasiswa yang sudah pernah mengambil mata kuliah Analisis Real terkait buku yang pernah digunakan. Data penelitian dikumpulkan dari 33 mahasiswa yang telah mengambil matakuliah Analisis Real di Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Udayana, namun hanya 31 mahasiswa datanya terkumpul secara lengkap. Untuk mengumpulkan informasi miskonsepsi mahasiswa mengenai Analisis Real, data observasi dikumpulkan dari hasil test Miskonsepsi. Sebagai data pendukung, mahasiswa juga diberikan angket yang memberikan informasi mengenai kesulitan mahasiswa dalam pembelajaran Analisis Real, informasi 944 Denpasar - Bali, September 2014 Page 33 of 38

5 mengenai nilai-nilai mata kuliah Kalkulus I, Kalkulus II, Kalkulus Peubah Banyak (KPB), Pengantar Matematika Modern (PMM), dan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). 2.2 Analisis Data Data observasi yang terkumpul dari angket/kuisioner maupun test Miskonsepsi dianalisis melalui langkah-langkah berikut: a) Melakukan tabulasi data untuk mengetahui buku teks dan bahan ajar yang pernah digunakan mahasiswa dalam matakuliah Analisis Real. b) Melakukan tabulasi data tentang kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa dalam matakuliah Analisis Real. c) Mengklasifikasikan jenis-jenis miskonsepsi mahasiswa mencakup konsep, sub bahasan/materi yang masih sulit dimengerti mahasiswa dan langkah-langkah apa yang kurang dipahami mahasiswa dalam penyelesaian kasus/soal Analisis Real. d) Melihat statistika desktriptif nilai test Miskonsepsi dan korelasinya dengan nilai IPK. e) Jika menggunakan nilai minimum 65 sebagai standard capaian kompetensi dasar mata kuliah Analisis Real, dilihat tabulasi silang antara nilai-nilai mata kuliah pendahulu (Kalkulus I, Kalkulus II, KPB, PMM) dengan capaian standard kompetensi Analisis Real. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisa Pendahuluan Analisa pendahuluan mengenai buku teks dan bahan ajar Analisis Real, beberapa buku yang sudah ada dan mereka baca diantaranya : a) Buku Introduction to Real Analysis karya Robert G. Bartle and Donald R. b) Tom. M. Apostol, Mathematical Analysis, second edition, Addison Wesley, c) Walter Rudin, Principles of Mathematical Analysis, third edition, McGraw-Hill, 1976, 15th printing d) Buku Pengantar Analisis Real Karya Profesor Soeparna Darmawijaya e) Buku Modul dari internet diantaranya Pengantar Analisis Real karya Pak Hendra Gunawan dan Muhammad Zaki Rianto. Mahasiswa berpendapat bahwa buku-buku tersebut masih sangat sulit untuk dimengerti dan kurang memberikan banyak contoh soal beserta penyelesaiannya. Sedangkan hasil observasi dan wawancara dengan mahasiswa matematika yang telah mengambil mata kuliah Analisis Real, kesulitan-kesulitan yang mereka alami dalam proses pembela-jaran meliputi:1) buku/diktat/modul yang sudah ada masih sulit dimengerti, 2) bingung memulai dari mana pada saat ditugaskan untuk membuktikan,3) kurang menyadari konsekuensi suatu teorema, 4) kesulitan dalam memberikan contoh penyangkal (counter example), 5) sering ditemui pembuktian terbalik, maksudnya diminta membuktikan jika maka, tetapi yang dibuktikan justru jika maka, 6)kurang memahami algoritma pembuktian menggunakan definisi (misalnya pada barisan dan limit fungsi), dan 7) manipulasi bentuk aljabar. Di tengah kesulitan belajar dan hasil belajar yang kurang bagus dalam Analisis Real, mungkin banyak yang bertanya mengapa harus belajar Analisis Real. Berikut ini diuraikan beberapa alasan dari beberapa sumber tentang alasan mengapa diberikannya mata kuliah Analisis Real di Program Studi Matematika dan Pendidikan Matematika: 1. Analisis real (bersama dengan struktur aljabar/aljabar abstrak) merupakan penanda yang membedakan dengan mahasiswa Teknik, Fisika, Computer Science dan lain-lain. Mereka belajar kalkulus, geometri, metode numerik, persamaan diferensial, tetapi mereka tidak mempelajari analisis real. Denpasar - Bali, September Page 34 of 38

6 2. Matematika sampai saat ini (setidaknya yang diajarkan di sekolah dan Perguruan Tinggi) dibangun berdasarkan sistem aksiomatik. Di dalam sistem aksiomatik diperlukan penalaran dan pembuktian secara deduksi. Analisis real merupakan salah satu mata kuliah yang dapat merepresentasikan hal ini. Pada mata kuliah Kalkulus mungkin ada pembuktian tetapi tidak terlalu ditekankan karena lebih condong kepada penggunaan teorema dan komputasinya. 3. Analisis real melatih mahasiswa berpikir terstruktur dan rasional deduktif. Hal ini tercermin dari masalah-masalah yang diajukan yang kebanyakan berisi pembuktian. 4. Bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, mereka harus terlatih membuktikan karena kompetensi matematika, baik yang diajukan oleh pemerintah, NCTM, dan lain-lain mensyaratkan kemampuan dalam penalaran dan pembuktian. Sekali lagi, hal ini dilatih dalam Analisis Real. 5. Analisis secara umum juga diperlukan pada teori aproksimasi, yang selanjutnya digunakan pada aplikasi matematika. Dalam proses pemberian materi, dilakukan observasi kesulitan mahasiswa dalam belajar. Apakah kesulitan belajar dikarenakan oleh ketidakjelasan materi atau karena kurangnya mahasiswa dalam memahami materi prasyarat dari mata kuliah yang sedang diberikan. Untuk memperoleh data tentang kesulitan mahasiswa, dilakukan dengan wawancara terhadap subyek penelitian. Dari hasil observasi tersebut diperoleh deskripsi kendala yang dialami mahasiswa dalam memahami materi diantaranya: (1) Mahasiswa kurang menguasai mata kuliah dasar yang digunakan sebagai prasyarat, sehingga mereka akan mengalami kesulitan yang lebih berat lagi pada saat memahami konsep yang lebih abstrak; (2) Mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami definisi dan teorema akibat kurangnya kemampuan menggunakan dan membaca simbul-simbul dalam matematika; (3) Mahasiswa mengalami kesulitan dalam pembuktian aksioma, mengerjakan soal-soal pembuktian serta memahami konsep variabel dalam suatu teorema. Melihat beberapa kendala tersebut, dapat diketahui bahwa letak kesulitan belajar mahasiswa cenderung diakibatkan oleh kekurangan mereka dalam menguasai konsep dasar. Hasil analisis kebutuhan mahasiswa ini akan dijadikan sebagai acuan untuk penyusunan buku ajar. Berdasarkan kendala yang dialami oleh mahasiswa pada awal pembelajaran, seperti uraian di atas, maka dapat diketahui sejauh mana materi Bab I harus di review kembali. 3.2 Klasifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Untuk mengklasifikasikan jenis-jenis miskonsepsi mahasiswa dalam Analisis Real, dilakukan test Miskonsepsi yang mencakup beberapa jenis soal tentang Analisis Real. Susunan soal seperti diuraikan dalam Gambar 1. a, b R a b a b a b a + b a, b R 0 a b < ε ε > 0 a = b A R A B inf B inf A sup A sup B 2n 2 n + 1 n 1 { x n } n 1 x { y n } n 1 y x y xy Gambar 1. Test Miskonsepsi Mahasiswa Mata Kuliah Analisis Real 946 Denpasar - Bali, September 2014 Page 35 of 38

7 Dari jenis-jenis soal yang disusun dalam test Miskonsepsi, berdasarkan nilai test dari 31 mahasiswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini diperoleh bahwa Miskonsepsi mahasiswa dalam Analisis Real terjadi dalam hal: 1) menentukan teknik pembuktian, 2) kurang paham dalam definisi-definisi dasar sehingga mengalami kebuntuan saat melakukan pembuktian, dan 3) tidak bisa menuliskan kalimat dan lambang matematika dengan baik. 3.3 Eksplorasi Miskonsepsi Mahasiswa Mengenai Analisis Real Data observasi mahasiswa Jurusan Matematika yang telah mengambil mata kuliah Analisis Real dianalisis dengan analisis statistika deskriptif. Ringkasan data statistika untuk variabel nilai test Miskonsepsi mahasiswa mengenai Analisis Real dan nilai IPK mahasiswa diuraikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Statistika Deskriptif Nilai Test Miskonsepsi dan IPK Mahasiswa Variabel N Minimum Maksimum Rataan Simpangan Baku Miskonsepsi 31 10,00 90,00 59,68 20,57 IPK 31 2,67 3,68 3,16 0,28 Nilai test Miskonsepsi mahasiswa terlihat memiliki rentang yang sangat lebar, antara nilai tertinggi dan nilai terendah sebesar 80, dengan rataan 59,68 dan simpangan baku 20,57. Artinya, nilai test Miskonsepsi mahasiswa sangat beragam, ada mahasiswa yang sudah sangat mengerti sehingga memperoleh nilai jauh lebih tinggi dari nilai mahasiswa lainnya, dan juga ada mahasiswa yang sangat tidak mengerti sehingga nilainya jauh lebih rendah dari nilai rataan. Bila menggunakan standard nilai 65 sebagai nilai minimum dari capaian standard kompetensi mata kuliah Analisis Real, akan terlihat bahwa nilai rataan test Miskonsepi berada di bawah nilai standard minimum kompetensi. Nilai ini member informasi bahwa masih terjadi miskonsepsi yang cukup tinggi dari mahasiswa untuk mata kuliah Analisis Real. Seperti telah diuraikan dalam penyebab kesulitan belajar mahasiswa, salah satunya karena belum tersedia/masih kurang buku teks Analisis Real yang mudah dimengerti oleh mahasiswa. Ini memberikan motivasi yang sangat kuat untuk mengembangkan buku teks Analisis Real bermuatan peta pikiran. Korelasi linear antara nilai test Miskonsepsi dengan IPK mahasiswa sebesar 0,583 menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah Analisis Real sangat berpengaruh terhadap nilai IPK, mahasiswa dengan pemahaman yang lebih baik akan mencapai nilai IPK yang lebih tinggi. Bila nilai test Miskonsepsi dikelompokkan dalam dua kategori yaitu nilai test yang kurang dari 65 dikategorikan dalam belum mencapai standard kompetensi dan nilai test lebih besar atau sama dengan 65 dalam mencapai standard kompetensi maka dapat dilihat tabulasi silang antara nilai-nilai mata kuliah pendahulu yaitu Kalkulus I, Kalkulus II, KPB, dan PMM dengan capaian standard kompetensi Analisis Real. Hanya terdapat 10 dari 31 mahasiswa yang telah mencapai standard kompetensi. Data tabulasi silang diuraikan dalam Tabel 2 Tabel 5. Tabel 2. Tabulasi Silang Capaian Standard Kompetensi dengan Nilai Kalkulus I Kategori Kalkulus I A B C D Total Tidak Mencapai Mencapai Total Nilai Korelasi Tau Kendal sebesar -0,513 menunjukkan nilai Kalkulus I berkorelasi secara signifikan dengan capaian standard kompensi Analisis Real Denpasar - Bali, September Page 36 of 38

8 Nilai korelasi Tau Kendal digunakan untuk melihat korelasi dua variabel dengan skala pengukuran ordinal. Korelasi bernilai negatif, karena nilai A dipandang memiliki skala ordinal lebih kecil dibanding nilai B demikian seterusnya, sehingga kedua variabel ordinal menunjukkan arah hubungan negatif. Mahasiswa yang memperoleh nilai A dalam Kalkulus I, cenderung akan mencapai standard kompetensi dalam Analsisis Real dibandingkan mahasiswa dengan nilai D. Demikian juga untuk mata kuliah yang lainnya. Tabel 3. Data Tabulasi Silang Capaian Standard Kompetensi dengan Nilai Kalkulus II Kategori Kalkulus II A B C Total Tidak Mencapai Mencapai Total Nilai Korelasi Tau Kendal sebesar -0,306 menunjukkan nilai Kalkulus II berkorelasi secara tidak signifikan dengan capaian standard kompensi Analisis Real Tabel 4. Data Tabulasi Silang Capaian Standard Kompetensi dengan Nilai KPB Kategori KPB A B C Total Tidak Mencapai Mencapai Total Nilai Korelasi Tau Kendal sebesar -0,187 menunjukkan nilai Kalkulus Peubah Banyak berkorelasi secara tidak signifikan dengan capaian standard kompensi Analisis Real Tabel 5. Tabulasi Data Capaian Standard Kompetensi dengan Nilai PMM Kategori PMM A B C Total Tidak Mencapai Mencapai Total Nilai Korelasi Tau Kendal sebesar -0,456 menunjukkan nilai Pengantar Matematika Modern berkorelasi secara signifikan dengan capaian standard kompensi Analisis Real Uraian tabel tabulasi silang antara capaian standard kompetensi Analisis Real dengan nilai empat mata kuliah yang harus diambil sebelum mengambil mata kuliah Analisis Real memperlihatkan bahwa mata kuliah Kalkulus I dan Pengantar Matematika Modern (PMM) berkorelasi secara signifikan dengan capaian standard kompetensi Analisis Real. Hal ini sejalan dengan hasil observasi tingkat kesulitan mahasiswa dalam Analisis Real, salah satu penyebab kesulitan karena kekurangan mahasiswa dalam menguasai konsep-konsep dasar. Konsep yang diberikan dalam Kalkulus I dan PMM merupakan konsep dasar yang banyak diterapkan dalam Analisis Real. 948 Denpasar - Bali, September 2014 Page 37 of 38

9 4. KESIMPULAN Hasil observasi terhadap tingkat kesulitan mahasiswa dan hasil analisis miskonsepsi mahasiswa terhadap Analisis Real menunjukkan pentingnya pengembangan buku teks Analisis Real bermuatan peta pikiran segera dilaksanakan. Ketersediaan buku teks tersebut diharapkan mampu mengatasi kesulitan mahasiswa dalam mengerti dan menguasai konsep-konsep Analisis Real secara mandiri. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Dirjen Dikti dan LPPM Universitas Udayana, atas kesempatan dan pembiayaan penelitian Hibah Bersaing 2014 Tahun Pertama ini. DAFTAR PUSTAKA Arini, N.W. (2011) Implementasi Metode Peta Pikiran Berbantuan Objek Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Nomor 4 Kampung Baru. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha. Buzan, T. (1993) The Mind Map Book. New York: Dutton. Hernowo. (2005) Quantum Writing. Bandung: Mizan Learning Center. Sastradi, T. (2013) Pengertian Prakonsepsi dan Miskonsepsi. Tersedia pada com/2013/03/pengertian-prakonsepsi-dan-miskonsepsi.html, [Diunduh: 1 Agustus 2014]. Sistiani, A. A. H. (2010) Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Menulis Karangan Narasi (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SD Tunas Daud). Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran. 6(2), Hal Tegeh, I Made dan Kirna, I Made. (2010) Pengembangan Bahan Ajar Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan dengan ADDIE Model. Singaraja: Undiksha. Denpasar - Bali, September Page 38 of 38

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1 KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2 KNPM 6 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Berdasarkan hasil penelitian Harini, Astawa dan Srinadi (2014) miskonsepsi yang dialami mahasiswa

Lebih terperinci

Peningkatan Self-Efficacy Mahasiswa dalam Pembelajaran Analisis Real Bermuatan Peta Pikiran

Peningkatan Self-Efficacy Mahasiswa dalam Pembelajaran Analisis Real Bermuatan Peta Pikiran SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Peningkatan Self-Efficacy Mahasiswa dalam Pembelajaran Analisis Real Bermuatan Peta Pikiran Luh Putu Ida Harini, Tjokorda Bagus Oka Fakultas

Lebih terperinci

Penggunaan Mind Map dalam Pembuktian Matematika

Penggunaan Mind Map dalam Pembuktian Matematika Harini, L. P. Ida, T. Bagus Oka/Penggunaan Mind Map dalam Pembuktian Matematika Penggunaan Mind Map dalam Pembuktian Matematika Luh Putu Ida Harini Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

Kadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT

Kadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT PENGARUH METODE INDUKTIF BERBANTUAN ASESMEN OTENTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR ALJABAR LINEAR I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAUNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR Kadek Rahayu Puspadewi Program

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI Vol. 3 No. 1 (214) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 Hal. 26-3 PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI Fadhila El Husna 1),

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KELOMPOK BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 25 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KELOMPOK BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 25 PADANG PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KELOMPOK BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 25 PADANG Dini Ayu Astari*), Rina Febriana**), Ainil Mardiyah**) *) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan memiliki peranan penting yang dapat diterapkan dalam berbagai

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN HAND OUT DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI

PENGARUH PENGGUNAAN HAND OUT DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI PENGARUH PENGGUNAAN HAND OUT DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI Azbar Tanjung 1), Edwin Musdi 2), Dewi Murni 3) 1) FMIPA UNP, email:

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE DISERTAI SPEED TEST TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN VI PADANG ABSTRACT

PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE DISERTAI SPEED TEST TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN VI PADANG ABSTRACT PENERAPAN TEKNIK ONE TO ONE DISERTAI SPEED TEST TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN VI PADANG Mutiara Helmi 1, Anna Cesaria 2, Siskha Handayani 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Widanti et al., Penerapan Teknik Mind Mapping...

Widanti et al., Penerapan Teknik Mind Mapping... 1 Penerapan Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Pembelajaran Pkn Pokok Bahasan Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi di SD Negeri Mumbulsari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, teknologi, maupun ekonomi (United Nations:1997). Marzano, et al (1988)

BAB I PENDAHULUAN. sosial, teknologi, maupun ekonomi (United Nations:1997). Marzano, et al (1988) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan sangat mendasar dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan menjamin perkembangan sosial, teknologi,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Komarudin Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Al Islam Tunas Bangsa Email: qhomar8@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai bagian dari kurikulum di sekolah, memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan yang mampu bertindak atas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUASAAN KONSEP DASAR DAN KETUNTASAN PEMAHAMAN MATERI PENCACAHAN DALAM MATEMATIKA DISKRET

ANALISIS PENGUASAAN KONSEP DASAR DAN KETUNTASAN PEMAHAMAN MATERI PENCACAHAN DALAM MATEMATIKA DISKRET ANALISIS PENGUASAAN KONSEP DASAR DAN KETUNTASAN PEMAHAMAN MATERI PENCACAHAN DALAM MATEMATIKA DISKRET Luh Putu Ida Harini 1, I Gede Santi Astawa 2, I Gusti Ayu Made Srinadi 3, 1 Jurusan Matematika FMIPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran di perguruan tinggi mempunyai tujuan pembelajaran. Menurut Subroto (2012: 15), tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci tentang

Lebih terperinci

ANALISIS KETERGANTUNGAN ANTARA CAPAIAN PENGUASAAN KONSEP DASAR DENGAN KETUNTASAN PEMAHAMAN MATERI PENCACAHAN DALAM MATEMATIKA DISKRET

ANALISIS KETERGANTUNGAN ANTARA CAPAIAN PENGUASAAN KONSEP DASAR DENGAN KETUNTASAN PEMAHAMAN MATERI PENCACAHAN DALAM MATEMATIKA DISKRET ANALISIS KETERGANTUNGAN ANTARA CAPAIAN PENGUASAAN KONSEP DASAR DENGAN KETUNTASAN PEMAHAMAN MATERI PENCACAHAN DALAM MATEMATIKA DISKRET LUH PUTU IDA HARINI 1, I GEDE SANTI ASTAWA 2, I GUSTI AYU MADE SRINADI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA Prabawati, M. N. p-issn: 2086-4280; e-issn: 2527-8827 ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA THE ANALYSIS OF MATHEMATICS PROSPECTIVE TEACHERS MATHEMATICAL LITERACY SKILL

Lebih terperinci

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.1, Februari 2015

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.1, Februari 2015 InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No., Februari 05 ANALISIS KEMAMPUAN MEMBACA BUKTI MATEMATIS PADA MATA KULIAH STATISTIKA MATEMATIKA Oleh: Andri Suryana Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata pelajaran matematika di tingkat Sekolah Menengah Pertama adalah agar peserta didik memiliki

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA MATERI POKOK LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME PRISMA DAN LIMAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU 1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU Oleh: Adillah Harniati 1 Sehatta Saragih 2 Syarifah Nur Siregar 2 flo_anteredium@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs Nego Linuhung 1), Satrio Wicaksono Sudarman 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika   ABSTRACT ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI SISWA KELAS IX SMPN SE-KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU (THE ANALYSIS OF ERROR ON SOLVING GEOMETRY PROBLEM OF STUDENT AT CLASS IX JUNIOR HIGH SCHOOL

Lebih terperinci

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Ratna Wulan Ndari 1, Caswita 2, Tina Yunarti 2 ratnawulanndari@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kehidupan masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBERIAN TUGAS AWAL BERBASIS KOMPETENSI PADA MATA KULIAH TERMODINAMIKA DALAM PENCAPAIAN NILAI MAHASISWA JURUSAN FISIKA FMIPA UNM

PENERAPAN PEMBERIAN TUGAS AWAL BERBASIS KOMPETENSI PADA MATA KULIAH TERMODINAMIKA DALAM PENCAPAIAN NILAI MAHASISWA JURUSAN FISIKA FMIPA UNM Seminar Nasional 2015 Lembaga Penelitian UNM Optimalisasi Hasil-Hasil Penelitian Dalam Menunjang Pembangunan Berkelanjutan Ruang Teater Gedung PINISI UNM, 13 Juni 2015 PENERAPAN PEMBERIAN TUGAS AWAL BERBASIS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA YANG DILENGKAPI MIND MAP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA YANG DILENGKAPI MIND MAP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA YANG DILENGKAPI MIND MAP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Ayu Rahmadani 1), Nonong Amalita 2), Helma 3) 1) FMIPA UNP, email: ayurahmadani61@ymail.com 2,3) Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

Keywords: Math Learning Outcome,Student s Learning Activity, Learning Starts With A Question

Keywords: Math Learning Outcome,Student s Learning Activity, Learning Starts With A Question PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 5 SIJUNJUNG Rika Nofrian*), Yulia Haryono**), Husna**) *) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I Erma Monariska Universitas Suryakancana ermamonariska@gmail.com ABSTRAK Matematika

Lebih terperinci

Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match

Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match(ICM) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas XI-IPA SMAN 1 Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai Rina Elsiska*), Mulia Suryani**),

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG Aldhini Kemala Puteri 1), Suherman 2), Muh. Subhan 3) 1 ) FMIPA UNP : email: aldhini13@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED Dian Nopitasari Universitas Muhammadiyah Tangerang, Jl. Perintis Kemerdekaan 1/33, d_novietasari@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PERANGKAT PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING (STUDI PENGEMBANGAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 MAKASAR)

PERANGKAT PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING (STUDI PENGEMBANGAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 MAKASAR) PERANGKAT PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING (STUDI PENGEMBANGAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 MAKASAR) Asdar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Memasuki era globalisasi, bahasa Inggris telah banyak digunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM 1 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM Rizky Silvia * ), Rahmi ** ), Yulia Haryono** ) * )

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA TINGKAT IV MATERI SISTEM BILANGAN KOMPLEKS PADA MATA KULIAH ANALISIS KOMPLEKS

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA TINGKAT IV MATERI SISTEM BILANGAN KOMPLEKS PADA MATA KULIAH ANALISIS KOMPLEKS September 2017 Vol. 1, No. 2, Hal. 228 ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA TINGKAT IV MATERI SISTEM BILANGAN KOMPLEKS PADA MATA KULIAH ANALISIS KOMPLEKS Ika Wahyuni 1), Nurul

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA Heizlan Muhammad, Tina Yunarti, Rini Asnawati Anheizlan@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP

PENGARUH STRATEGI MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PENGARUH STRATEGI MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA KELAS Happy Wijayanti; Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: happywijayanti27@gmail.com

Lebih terperinci

ANALIS PENGUASAAN BAHASA INGGRIS MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA KAMPUS PALEMBANG

ANALIS PENGUASAAN BAHASA INGGRIS MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA KAMPUS PALEMBANG ANALIS PENGUASAAN BAHASA INGGRIS MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA KAMPUS PALEMBANG Sofendi FKIP Universitas Sriwijaya ABSTRACT The purpose of this research was to know

Lebih terperinci

ABSTRACT. KeyWords: Concepts Understanding Mathematics, Giving Questions And Getting Answers

ABSTRACT. KeyWords: Concepts Understanding Mathematics, Giving Questions And Getting Answers PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TEKNIK GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 30 SIJUNJUNG Juli Nasrianti 1, Sofia Edriati 2, Ainil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Karena itu, pemerintah selalu berusaha agar mutu pendidikan matematika

Lebih terperinci

Keywords : The Level of Student's Performance, Critical Thinking, and Performance Task

Keywords : The Level of Student's Performance, Critical Thinking, and Performance Task PELEVELAN KINERJA SISWA BERDASARKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII MTS NEGERI JEMBER DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA YANG TEKAIT TEMA KOPI Dahlan Irawan 1, Susanto 2, Dian Kurniati 3 Abstract.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep Hudoyo (1988) mengartikan konsep sebagai ide yang dibentuk dengan memandang sifat-sifat yang sama dari sekumpulan eksemplar yang cocok, sedangkan Berg (1991)

Lebih terperinci

Julia Putriani *), Anny Sovia **), Lucky Heriyanti Jufri **) ABSTRACT

Julia Putriani *), Anny Sovia **), Lucky Heriyanti Jufri **) ABSTRACT PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PELUANG UNTUK KELAS XI IPS DI SMAN 1 BASA AMPEK BALAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Julia Putriani *), Anny Sovia **),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di dalam pendidikan, matematika memegang peranan yang cukup penting. Matematika disadari sangat penting peranannya. Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika

Lebih terperinci

keywords: students understanding of mathematical concepts, technique kancing gemerincing, quiz

keywords: students understanding of mathematical concepts, technique kancing gemerincing, quiz PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING DISERTAI KUISTERHADAP PEMAHAMANKONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG Oleh Fandi Erdika *, Mulia Suryani **, Ratulani

Lebih terperinci

Implementasi Model Perkuliahan Assesment for Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Pembuktian pada Mahasiswa Pendidikan Matematika

Implementasi Model Perkuliahan Assesment for Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Pembuktian pada Mahasiswa Pendidikan Matematika Implementasi Model Perkuliahan Assesment for Learning dalam Meningkatkan Kemampuan Pembuktian pada Mahasiswa Pendidikan Matematika Hamdan Sugilar Program Studi Pendidikan Matematika, UIN Sunan Gunung Djati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya baik secara rasional, logis, sistematis, bernalar

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN STRUKTUR ALJABAR TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MAHASISWA

KEEFEKTIFAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN STRUKTUR ALJABAR TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MAHASISWA Pedagogy Volume 1 Nomor 2 ISSN 2502-3802 KEEFEKTIFAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN STRUKTUR ALJABAR TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MAHASISWA Muhammad Ilyas 1, Fahrul Basir 2

Lebih terperinci

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Syelfia Dewimarni UPI YPTK Padang: Syelfia.dewimarni@gmail.com Submitted : 25-03-2017, Revised

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR II (TEORI GELANGGANG)

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR II (TEORI GELANGGANG) ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR II (TEORI GELANGGANG) Guntur Maulana Muhammad Universitas Suryakancana guntur@unsur.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP. PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP Oleh: Rizki (1) Darhim (2) ABSTRAK Upaya untuk meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COMPLETE SENTENCE DAN TEAM QUIZ

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COMPLETE SENTENCE DAN TEAM QUIZ KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COMPLETE SENTENCE DAN TEAM QUIZ Imas Layung Purnama dan Ekasatya Aldila Afriansyah STKIP Garut E-mail: imaslayung@yahoo.com

Lebih terperinci

Prosiding. Prosiding SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA ISBN :

Prosiding. Prosiding SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA ISBN : 123456789 ISBN : 978-602-73403-0-5 Prosiding Prosiding Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta 978-602-73403-0-5 Mengembangkan Kecakapan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE LEARNING CELL DISERTAI KUIS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 13 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Cici Edrawati *),

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 CANDIPURO MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 CANDIPURO MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TEKNIK MIND MAPPING MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 CANDIPURO MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TEKNIK MIND MAPPING Increasing Ability to Write Report Text by VIIIA Students

Lebih terperinci

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA UNTUK MEMECAHKAN MASALAH MATERI BANGUN DATAR PADA MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS SLAMET RIYADI ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Matematika (dari bahasa Yunani: mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan dan pembelajaran merupakan suatu proses yang diarahkan untuk mengembangkan potensi manusia agar mempunyai dan memiliki kemampuan nyata dalam perilaku kognitif,

Lebih terperinci

P 34 KEEFEKTIFAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH ANALISIS REAL I

P 34 KEEFEKTIFAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH ANALISIS REAL I P 34 KEEFEKTIFAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH ANALISIS REAL I Ety Septiati Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas PGRI Palembang

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA Jumalia Ali 1), Yusmet Rizal 2), dan Nurhayati Lukman 3) *) FMIPA UNP, email: lia.jumaliaali@gmail.com **) Staf Pengajar

Lebih terperinci

Muhammad Kharis - Peningkatan Pemahaman Mahasiswa

Muhammad Kharis - Peningkatan Pemahaman Mahasiswa JURNAL KREANO, ISSN : 2086-2334 Diterbitkan oleh Jurusan Matematika FMIPA UNNES Volume 2 Nomor 2, Desember 2011 Peningkatan Pemahaman Mahasiswa melalui Belajar Aktif (Active Learning) dengan Pengembangan

Lebih terperinci

ANALISIS BUKU SISWA MATEMATIKA KURIKULUM 2013 UNTUK KELAS X BERDASARKAN RUMUSAN KURIKULUM 2013

ANALISIS BUKU SISWA MATEMATIKA KURIKULUM 2013 UNTUK KELAS X BERDASARKAN RUMUSAN KURIKULUM 2013 ANALISIS BUKU SISWA MATEMATIKA KURIKULUM 2013 UNTUK KELAS X BERDASARKAN RUMUSAN KURIKULUM 2013 Maulina Syamsu Widyaharti 43, Dinawati Trapsilasiwi 44, Arif Fatahillah 45 Abstract: In 2013, there were changes

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CLASSIC TUTORIAL DI SMK N 1 LINTAU BUO JURUSAN RPL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CLASSIC TUTORIAL DI SMK N 1 LINTAU BUO JURUSAN RPL PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CLASSIC TUTORIAL DI SMK N 1 LINTAU BUO JURUSAN RPL Devitri Ariani, Drs. Khairudin, M.Si, Rini Widyastuti, M.Kom Program

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA Hari Aningrawati Bahri* ABSTRACT This research is Classroom Action

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG Sri Arnita 1), Arnellis 2), Suherman 3) 1) FMIPA UNP, e-mail: sri.arnita@gmail.com 2,3) Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

ISSN: Ni Luh Putu Ayu Fitriani, I Putu Eka N. Kencana, dan I Wayan Sumarjaya

ISSN: Ni Luh Putu Ayu Fitriani, I Putu Eka N. Kencana, dan I Wayan Sumarjaya ISSN: 1693-1394 Jurnal MATEMATIKA Volume 6 Nomor 1 Tahun 2016 ANALISIS KEJADIAN GEMPA BUMI TEKTONIK DI WILAYAH PULAU SUMATERA Jose Rizal, Sigit Nugroho, Adi Irwanto, dan Debora ANALISIS REGRESI MULTILEVEL

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X KEP 3 SMK NEGERI 1 AMLAPURA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X KEP 3 SMK NEGERI 1 AMLAPURA IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X KEP 3 SMK NEGERI 1 AMLAPURA Oleh I Wayan Puja Astawa (email: puja_staw@yahoo.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya

I. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua

Lebih terperinci

PEMETAAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIS SEBAGAI PRASYARAT MATA KULIAH ANALISIS RIIL MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

PEMETAAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIS SEBAGAI PRASYARAT MATA KULIAH ANALISIS RIIL MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA PEMETAAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIS SEBAGAI PRASYARAT MATA KULIAH ANALISIS RIIL MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA Krisna S. Perbowo 1, Trisna R. Pradipta 2 Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA 1

Lebih terperinci

Wirdah Pramita N. 1, Didik S.P. 2, Arika I.K. 3

Wirdah Pramita N. 1, Didik S.P. 2, Arika I.K. 3 PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA MATERI PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWAKELAS VII B SMP NEGERI 10 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013 Wirdah Pramita N. 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika di sekolah harus dapat menyiapkan siswa untuk memiliki kemampuan komunikasi matematik dan pemecahan masalah sebagai bekal untuk menghadapi

Lebih terperinci

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI Lampiran B3 DESKRIPSI BUTIR ANGKET PENILAIAN MODUL MATEMATIKA PROGRAM BILINGUAL PADA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER GENAP UNTUK AHLI MATERI 1. Kelayakan Isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya kurikulum 2004 yang Berbasis Kompetensi yang menjadi roh bagi berlakunya Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menuntut perubahan paradigma

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS ISSN 301-7651 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS Karya Sinulingga Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL Nofita Rahayu 1, Upit Yulianti DN 2, Ricci Gemarni Tatalia 2 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Getting Answers techniques is better than students who learn with conventional learning at VIII class SMPN 1 Sungayang.

Getting Answers techniques is better than students who learn with conventional learning at VIII class SMPN 1 Sungayang. PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TEKNIK GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 1 SUNGAYANG 2 Endah Oktafiani 1, Mukhni 2, Puspa Amelia

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL URAIAN TERSTRUKTUR POKOK BAHASAN TEORI KINETIK GAS

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL URAIAN TERSTRUKTUR POKOK BAHASAN TEORI KINETIK GAS EduSains Volume 3 Nomor 2; 215 ISSN 23384387 KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOALSOAL URAIAN TERSTRUKTUR POKOK BAHASAN TEORI KINETIK GAS STUDENT S ABILITY TO RESOLVING STRUCTURED DESCRIPTION PROBLEMS

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN MIND WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA. Index Term- Mind Web, understanding of mathematical concepts

MENGGUNAKAN MIND WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA. Index Term- Mind Web, understanding of mathematical concepts MENGGUNAKAN MIND WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA Misi Yozana 1), Yerizon 2), dan Mirna 3) 1) FMIPA UNP, email: miciko_pravi@yahoo.co.id 2),3) Staf Pengajar Jurusan Matematika

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA Sulis Widarti 1, Tina Yunarti 2, Rini Asnawati 2 sulis_widarti@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG Widya Danu Fadilah 1, Edrizon 1, Hendra Hidayat 1 1

Lebih terperinci

Oleh: ISMAIL, BUDI RAHAJENG, DAN RUDIANTO ARTIONO Dosen Unesa Surabaya

Oleh: ISMAIL, BUDI RAHAJENG, DAN RUDIANTO ARTIONO Dosen Unesa Surabaya Didaktis, Vol. 8, No. 2, Hal 1-65, Juni 2009, ISSN 1412-5889 UPAYA MENGATASI KESULITAN MAHASISWA DALAM BELAJAR MATA KULIAH MATEMATIKA DASAR DI FMIPA UNESA MELALUI PENGGUNAAN PROGRAM MATHEMATICA DAN PENERAPAN

Lebih terperinci

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA CD PEMBELAJARAN DISERTAI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BANJAR MARGO SUMBOGO B. M. SMP Negeri 1 Banjar Margo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mulyati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mulyati, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan bagi siswa. Begitu pula bagi guru, matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTIONS STUDENTS HAVE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 16 PADANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTIONS STUDENTS HAVE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 16 PADANG PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTIONS STUDENTS HAVE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 16 PADANG Julvia Sari *), Dewi Yuliana Fitri **), Mulia Suryani **)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematikadalamduniapendidikanmerupakansalahsatuilmudasar yangdapatdigunakanuntukmenunjangilmu-ilmulainsepertiilmu fisika,kimia,komputer,danlain-lain.pada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA Kuswari Hernawati 1, Ali Mahmudi 2, Himmawati Puji Lestari 3 1,2,3) Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Vol. No. 1 Pebruari 014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI SIDIKALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA 1 Weny Atika (1), Tina Yunarti (2), Pentatito Gunowibowo (3) Pendidikan Matematika, Universitas Lampung atikaweny@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Lebih terperinci

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 2 No. 1, hal. 35-40, Maret 2016 Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS X SMA DR. H. ABDULLAH AHMAD PGAI PADANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Rachma Kurniasi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Rachma Kurniasi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang dipelajari sejak zaman dahulu hingga kini. Mata pelajaran wajib di sekolah dalam tingkatan apapun. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika berkedudukan sebagai ilmu

Lebih terperinci

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran PE Premiere Educandum 7(1) 87 94 Juni 2017 Copyright 2017 PGSD Universitas PGRI Madiun P ISSN: 2088-550/E ISSN: 2528-517 Available at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/pe

Lebih terperinci