Klinostat Tiga Dimensi sebagai Simulator Mikrogravitasi untuk Berbagai Eksperimen Tanpa Bobot
|
|
- Utami Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Klinostat Tiga Dimensi sebagai Simulator Mikrogravitasi untuk Berbagai Eksperimen Tanpa Bobot Abstrak I.W Fathona, A. Surachman, F. Iskandar, dan 1 Khairurrijal Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesa 10, Bandung krijal@fi.itb.ac.id Received date : 10 Desember 2010 Accepted date : 20 Februari 2011 Sebuah klinostat tiga dimensi (3-D) telah dirancang untuk menyediakan sebuah lingkungan dengan gravitasi sangat kecil (mikrogravitasi) bagi berbagai percobaan tanpa bobot. Besarnya gravitasi berhubungan dengan kecepatan sudut dari perputaran klinostat tersebut. Dua buah rangka berbentuk segi empat diputar pada sumbu rotasi y-z dengan menggunakan dua motor DC dan kecepatannya diatur oleh mikrokontroler AT89S52 dengan menggunakan prinsip pulse width modulation (PWM). Alat ini telah diuji selama 8 jam tanpa henti untuk berbagai kecepatan sudut di bawah 17 rpm (rotation per minute). Telah didapatkan bahwa alat ini berfungsi dengan baik. Kata kunci: gaya sentrifugal, kecepatan sudut, klinostat, mikrogravitasi, rotasi. Abstract A three-dimensional (3-D) clinostat has been designed to provide an environment with very small gravity (microgravity) for weightless experiments. The obtained gravity is closely related to the angular speed of the clinostat rotation. Two rectangular frames are rotated by employing two DC motors around the y-z rotation axis and its angular speed is controlled by an AT89S52 microcontroller using the pulse width modulation (PWM) technique. Eight-hour continuous operations have been done for various angular speeds below 17 rpm. It has been found that the clinostat functions well. Keywords: angular velocity, centrifugal force, clinostat, microgravity, rotation. 1 Pendahuluan Klinostat dibangun dengan maksud menciptakan sebuah lingkungan dengan gravitasi mendekati nol. Pada awal perkembangannya alat ini digunakan untuk meneliti pertumbuhan tanaman dalam lingkungan mikrogravitasi dan saat ini sudah merambah ke penelitian tingkat sel [1]. Dengan menggunakan prinsip rotasi, sampel biologis yang diletakkan pada sebuah rangka putar akan mengalami gravitasi mendekati nol dan akan merespon hal tersebut dengan menunjukkan beberapa ciri pada pertumbuhannya. Simulator lingkungan mikrogravitasi tersebut terdiri dari dua buah rangka segi empat yang disatukan dan diputar pada sumbu y dan z dengan menggunakan motor DC. Kecepatan putar berhubungan dengan besarnya gravitasi dan memenuhi persamaan gaya sentrifugal [1][2]. Metode pulse width modulation (PWM) digunakan untuk mengatur kecepatan putar pada motor DC dengan cara mengatur duty cycle, yaitu lamanya waktu on dan off dari motor DC tersebut, sehingga daya yang diberikan sebanding dengan kecepatan putar [3]. Dalam beberapa makalah sebelumnya dikatakan bahwa kecepatan putar dibuat tidak konstan untuk menghindari terjadinya adaptasi sampel terhadap gerak yang monoton ketika kecepatan putarnya konstan [2]. Namun pada makalah ini kecepatan putar dibuat konstan untuk mendapatkan gravitasi yang kecil mendekati nol dan menghindari terjadinya gaya fiktif selain gaya sentrifugal. Hubungan antara gravitasi dan kecepatan putar telah 41
2 diturunkan dan memenuhi persamaan gaya sentrifugal. Penentuan kecepatan putar untuk menciptakan mikrogravitasi dilakukan dengan menggunakan persamaan gaya sentrifugal dan dalam makalah ini kami melaporkan klinostat yang diputar dengan kecepatan 17 rpm (rotation per minute) untuk mendapatkan gravitasi dalam orde 10-3 (mikrogravitasi). 2 Teori untuk Menghasilkan Mikrogravitasi Analisis pergerakan klinostat didasarkan pada mekanika klasik mengenai rotasi dan kerangka non-inersia [4]. Rotasi dari klinostat menimbulkan gaya fiktif karena terdapat kerangka koordinat sistem yang diputar dan kerangka koordinat yang diam. Kedua kerangka klinostat diputar dengan kelajuan sudut yang sama dengan sumbu putar, yang digambarkan sebagai garis putus-putus seperti ditunjukkan pada Gambar 1. ω ω Gambar 1 Klinostat 3D yang dibangun dengan dua rangka,yaitu rangka dalam dan rangka luar; keduanya diputar dengan kecepatan sudut ω Pada suatu kerangka koordinat sistem yang diputar berlaku Persamaan (1). ' F F F F F (1) Dengan F merupakan gaya relatif terhadap kerangka acuan yang diam, F gaya relatif terhadap kerangka acuan berputar yaitu dua buah rangka klinostat, Fcent merupakan gaya sentrifugal, F gaya yang diakibatkan oleh perubahan kecepatan putar terhadap waktu dan Fcor adalah gaya Coriolis yang ditimbulkan ketika partikel bergerak pada kerangka yang diputar. Penurunan persamaan (1) dianalogikan dengan dua buah kerangka koordinat dimana XYZ merupakan kerangka yang diam dan X Y Z kerangka yang diputar ditunjukan pada Gambar 2. Titik nol dari kedua kerangka koordinat ini berhimpit. Misalkan kerangka X Y Z bergerak dengan kecepatan sudut konstan ω dan kita tempatkan sebuah partikel pada titik P dan vektor A. Cent Cor '' 42
3 Z Z P A Y X Y X Gambar 2 Kerangka koordinat acuan XYZ yang diam dan X Y Z yang diputar Dengan menerapkan beberapa kondisi pada klinostat maka beberapa gaya fiktif akan menghilang atau nol sehingga gaya fiktif yang masih berlaku ialah gaya sentrifugal. Gaya koriolis Fcor akan nol karena partikel tidak bergerak terhadap kerangka koordinat yang diputar; F gaya yang diakibatkan oleh perubahan kecepatan putar Kerangka koordinat akan nol karena kecepatan putar ω dibuat tetap; dan kita asumsikan tidak ada gaya gesek ataupun pengaruh gaya dari luar sehingga F sama dengan nol. Dengan demikian gaya yang dialami partikel hanya gaya fiktif sentrifugal yang mengarah menjauhi sumbu putar secara radial dengan besar sebagai berikut. F cent 2 m r (2) dengan m adalah massa dan r adalah jejari. Karena kuantitas jejari dan percepatan yang diinginkan diketahui, maka kita dapat menentukan kecepatan sudut pada motor DC sehingga sampel yang diletakkan pada klinostat akan mengalami percepatan jauh lebih kecil daripada percepatan gravitasi bumi. Kecepatan motor DC diatur dengan menerapkan metode PWM, yaitu pengaturan pemberian daya pada motor dengan mengatur waktu motor off dan on, atau disebut pengaturan duty cycle D. Ton D 100% (3) T T dengan Ton adalah waktu motor on dan Toff adalah waktu motor off. Pengaturan ini dilakukan oleh mikrokontroler dengan cara memberikan kondisi digital 0 dan 1 pada motor DC selama waktu tertentu sesuai dengan perhitungan duty cycle D di persamaan (3). on off 3 Rancang Bangun Klinostat 3-D Klinostat terdiri dari dua buah rangka berputar: rangka A dan B, dengan ukuran rangka A yang lebih besar dibandingkan rangka B, seperti diberikan dalam Gambar 3. Rangka B ditempatkan dan diputar di dalam rangka A sehingga sumbu rotasi rangka B berputar seiring dengan perputaran rangka A. Hal ini dimaksudkan agar vektor percepatan sentrifugal mengarah ke segala arah dalam ruang tiga dimensi. Poros putar rangka A ditopang oleh sebuah rangka tetap dan diputar oleh Motor 1. Rangka B diputar oleh Motor 2 melalui dua buah gear belt dan roda gigi payung yang saling tegak lurus satu sama lainnya. 43
4 (b) (a) Gambar 3 (a) klinostat yang dibangun; (b) Dua gigi payung sebagai penghubung pada daerah siku-siku rangka; (c) Motor gear dc yang ditempatkan di kiri dan kanan rangka luar Gambar 4 merupakan diagram perangkat keras yang mengendalikan klinostat. Sebuah mikrokontroler AT89S52 ( C) sebagai pusat pengendalinya. Kecepatan putar klinostat bisa diset dengan menekan saklar push button pada bagian Speed select. Dengan menggunakan port 1, instruksi pemilihan kecepatan putar diterima mikrokontroler tersebut. Terdapat delapan kecepatan yang bisa dipilih, mulai dari 3 rpm sampai maksimum 17 rpm. Setiap saklar dari Speed select menentukan waktu motor on (Ton) dan off (Toff), yang sudah dihitung sebelumnya. Untuk menghentikan dan melanjutkan perputaran, dua tombol yaitu Start dan Stop diterapkan. Dua kanal interupsi dari mikrokontroler tersebut digunakan untuk keperluan ini. Tombol Manual adjust digunakan untuk mengatur posisi rangka dalam dan rangka luar secara manual dengan memanfaatkan port 3 dari mikrokontroler tersebut. Untuk menggerakkan rangka luar dan dalam, motor DC 12 volt dengan arus maksimum sekira 5 A digunakan. Rangka luar langsung dihubungkan ke poros putar dua motor DC (Motor 1 dan Motor 2), sedangkan rangka dalam terhubung ke motor melalui perantara gigi payung dan dua buah gear belt seperti dijelaskan dalam Gambar 4. Pemasangan gigi payung dan gear belt harus presisi agar mendapatkan pergerakan yang halus. Pengaturan duty cycle D dilakukan oleh mikrokontroler AT89S52 dan sebuah motor driver diterapkan sebagai antar muka mikrokontroler tersebut dan kedua motor DC tersebut. Port 2 digunakan untuk keperluan antar muka tersebut. Klinostat yang telah dibangun tersebut kemudian diuji seluruh fungsinya. Pengujian selama 8 jam tanpa henti untuk berbagai kecepatan sudut di bawah 13 rpm telah dilakukan berulang kali. Telah didapatkan bahwa alat ini berfungsi dengan baik. (c) 44
5 Speed select Port1 ~ Port 1 Motor Start Interrupt 1 µc P2.0 P2.1 P2.2 P2.3 IC Motor Driver Motor 2 Stop Interrupt Manual Adjust P3.0 P3.1 P3.2 P3.3 Gambar 4 Diagram perangkat keras elektronika klinostat 4 Kesimpulan Klinostat tiga dimensi (3D) telah dirancang berdasarkan gerak rotasi dari kerangka koordinat sistem. Untuk menghasilkan mikrogravitasi, dari perhitungan ditunjukkan bahwa klinostat diputar dengan kecepatan sudut di bawah 17 rpm. Dua rangka segi empat yang dapat berputar digunakan untuk menghasilkan gerakan tiga dimensi. Untuk mengendalikan gerakan kedua rangka tersebut digunakan sebuah mikrokontroler AT89S52. Kecepatan putar diatur menggunakan teknik pulse width modulation di mana waktu on dan off kedua motor tersebut diset oleh mikrokontroler tersebut. Dari pengujian operasi 8 jam tanpa henti untuk berbagai kecepatan putar, ditunjukkan bahwa klinostat berfungsi dengan baik dan karena itu dapat digunakan untuk menghasilkan lingkungan dengan mikrogravitasi bagi berbagai eksperimen tanpa bobot. 5 Referensi [1] van Loon, J. J. W. A., Some History and Use of The Random Positioning Machine, RPM, in Gravity Related Research, Advances in Space Research, vol. 39, hh , [2] Borst, A. G. & van Loon, J. J. W. A., Technology and Development for the Random Positioning Machine, RPM, Microgravity Science & Technology, vol. 21, hh , [3] Wobschall, D., Circuit Design for Electronic Instrumentation, McGraw-Hill, USA, [4] Arya, A. P., Introduction to Classical Mechanics, 2nd Ed., Prentice Hall, New Jersey, [5] Boas, M. L., Mathematical Methods in the Physical Sciences, Wiley, New York,
RANCANG BANGUN KLINOSTAT 2-D DENGAN PEROTASI MOTOR DC D06D401E
RANCANG BANGUN KLINOSTAT 2-D DENGAN PEROTASI MOTOR DC D06D401E I Made Oka Guna Antara 1, I Wayan Supardi 1, Ni Nyoman Rupiasih 1 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciPEMBUATAN KLINOSTAT 2-D DENGAN PEROTASI MOTOR DC D06D401E SKRIPSI. (Bidang Minat Elektronika, Instrumentasi, Dan Komputasi)
PEMBUATAN KLINOSTAT 2-D DENGAN PEROTASI MOTOR DC D06D401E SKRIPSI (Bidang Minat Elektronika, Instrumentasi, Dan Komputasi) I Made Oka Guna Antara JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciRancang Bangun Troller dengan Menggunakan Sistem Remote Kontrol RF YS-1020
Rancang Bangun Troller dengan Menggunakan Sistem Remote Kontrol RF YS-1020 Abstrak 1,2 Randy Rahmat Saleh *), 1 Anwar Mujadin & 2 Viktor Vekky Ronald Repi 1 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Al Azhar
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari
Sistem Pendorong pada Model Mesin Pemilah Otomatis Cokorda Prapti Mahandari dan Yogie Winarno Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma J1. Margonda Raya No.100, Depok 15424
Lebih terperinciPembuatan Sistem Pengendali 4 Motor DC Penggerak 4 Roda Secara Independent Berbasis Mikrokontroler AT89C2051
Pembuatan Sistem Pengendali 4 Motor DC Penggerak 4 Roda Secara Independent Berbasis Mikrokontroler AT89C2051 Ari Rahayuningtyas Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna Jl K S Tubun no 5 Subang Jawa
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENGATUR LEVEL KECEPATAN MOTOR DC PADA ALAT PELAPISAN (DIP COATING) BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN PENGATUR LEVEL KECEPATAN MOTOR DC PADA ALAT PELAPISAN (DIP COATING) BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR Disusun Oleh : Phutrie Dewi Pertiwi J0D007059 PROGRAM STUDI DIII INSTRUMENTASI
Lebih terperinciPENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.
PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar Abstrak Penerapan teknologi otomatis dengan menggunakan sistem
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS 3.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Keras Secara sederhana, perangkat keras pada tugas akhir ini berhubungan dengan rancang bangun robot tangan. Sumbu
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN SISTEM
BAB II LANDASAN SISTEM Berikut adalah penjabaran mengenai sistem yang dibuat dan teori-teori ilmiah yang mendukung sehingga dapat terealisasi dengan baik. Pada latar belakang penulisan sudah dituliskan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN Gambaran Alat
BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi sistem bagaimana kursi roda elektrik mampu melaksanakan perintah suara dan melakukan pengereman otomatis apabila
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciPENGENDALI LAJU KECEPATAN DAN SUDUT STEERING PADA MOBILE ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN ACCELEROMETER PADA SMARTPHONE ANDROID
Mikrotiga, Vol 1, No. 2 Mei 2014 ISSN : 2355-0457 19 PENGENDALI LAJU KECEPATAN DAN SUDUT STEERING PADA MOBILE ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN ACCELEROMETER PADA SMARTPHONE ANDROID Muhammad Ariansyah Putra 1*,
Lebih terperinciPengaruh Perlakuan Mikrogravitasi pada Biji Cabai Rawit terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.
i ii iii Pengaruh Perlakuan Mikrogravitasi pada Biji Cabai Rawit terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) SKRIPSI Karya tulis ini tidak dipublikasikan tetapi tersedia di perpustakaan
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Mesin S1
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : KINEMATIKA DAN DINAMIKA TEKNIK KODE / SKS : IT042243 / 2 SKS Program Studi Teknik Mesin S1 Pokok Bahasan Pertemuan dan TIU 1 Pendahuluan memahami tentang pengertian
Lebih terperinciPENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC BRUSHLESS MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER AVR
PENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC BRUSHLESS MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER AVR Nama : Felix Lukman Christian NIM : 1000839895 E-Mail : cpuclear@midpear.com Nama : Muhammad Reza Nugraha NIM : 1000840114 E-Mail
Lebih terperinciInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Matematik Sistem Mekanik
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Model Matematik Sistem Mekanik Gerak Translasi Gerak Rotasi 2 Pada bagian ini akan dibahas mengenai pembuatan model matematika dari sistem mekanika baik dalam
Lebih terperinciPemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu
Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN DETEKTOR KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer RANCANG BANGUN DETEKTOR KECEPATAN DAN ARAH ANGIN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S52 THE DESIGN OF WIND SPEED AND DIRECTION DETECTOR WITH MICROCONTROLLER AT89S52 Albert Mandagi
Lebih terperinciUSER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA
USER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA SISWA TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI 2 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SMK NEGERI 3 BOYOLANGU CREW
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER
BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas
Lebih terperinciREALISASI ROBOT DALAM AIR
REALISASI ROBOT DALAM AIR Disusun Oleh : Nama : Gede Rehardima Uji Saputra Sugata Nrp : 0422114 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia. Email
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciPENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha
PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA Hendrik Albert Schweidzer Timisela Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164, 081322194212 Email: has_timisela@linuxmail.org Jurusan
Lebih terperinciBab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar
Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya
Lebih terperinciKENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan
KEGIATAN BELAJAR 7 KENDALI MOTOR DC A. Tujuan 1. Mahasiswa memahami penerapan switching dengan rangkaian H-bridge pada motor DC 2. Mahasiswa memahami pengontrolan arah dan kecepatan motor DC menggunakan
Lebih terperinciPENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2
PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2 MAKALAH SKRIPSI Disusun oleh Joko Mulyadi 98/120813/TK/22633 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006 HALAMAN
Lebih terperinciGERAK LURUS Kedudukan
GERAK LURUS Gerak merupakan perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap sebuah acuan tertentu. Perubahan letak benda dilihat dengan membandingkan letak benda tersebut terhadap suatu titik yang diangggap
Lebih terperinciANALISA KECEPATAN PADA ALAT PERAGA MEKANISME ENGKOL PELUNCUR. Yeny Pusvyta 1* 1 Program Studi Teknik Mesin Universitas IBA
ANALISA KECEPATAN PADA ALAT PERAGA MEKANISME ENGKOL PELUNCUR Yeny Pusvyta 1* 1 Program Studi Teknik Mesin Universitas IBA Jl. Mayor Ruslan Palembang. *Email : yeny_pusvyta@yahoo.com Abstrak Interaksi yang
Lebih terperinciMesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Kamera untuk Mendeteksi Koordinat Bor
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 4, No. 2, Oktober 2002: 88 93 Mesin Bor Otomatis dengan Menggunakan Kamera untuk Mendeteksi Koordinat Bor Thiang Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro Universitas
Lebih terperinciM E K A N I K A R E K A Y A S A I KODE MK : SEMESTER : I / 3 SKS
M E K A N I K A R E K A Y A S A I KODE MK : SEMESTER : I / 3 SKS Tujuan : Memahami & menganalisa berbagai persoalan gaya, momen pada benda masif dalam bidang datar Materi : 1. Pengertian gaya 2. Pengertian
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada
BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan kendaraan bermotor khususnya di Indonesia kini semakin meningkat, hal itu menyebabkan polusi udara pada suatu perkotaan meningkat. Munculah banyak pergerakan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga Oscillating Water Column. 3.1. Gambaran Alat Alat yang
Lebih terperinciPengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik
Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik Muh Nurdinsidiq 1, Bambang Sutopo 2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Elektro UGM 2 Dosen Pembimbing, Staf
Lebih terperinciKata kunci:sensor rotary encoder, IC L 298, Sensor ultrasonik. i Universitas Kristen Maranatha
Perancangan dan Realisasi Auto Parking Pada Robot Mobil Menggunakan Modul Mikrokontroler Arduino Uno Disusun oleh : Heryanto Joyosono 0822021 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl.Prof.Drg.Suria
Lebih terperinciRancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16
Rancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16 Iful Amri1,a), Retno Maharsi2,b), Mitra Djamal1,c), Abdul Rajak1,d) dan Nina S. Aminah1,e)
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-108
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-108 Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction Muhammad Hasry dan Yusuf
Lebih terperinciK 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2
1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat
29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu
Lebih terperinciStudi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1 Studi Eksperimental Keausan Permukaan Material Akibat Adanya Multi-Directional Contact Friction Muhammad Hasry, Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciTarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????
DINAMIKA PARTIKEL GAYA Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain Macam-macam gaya : a. Gaya kontak gaya normal, gaya gesek, gaya tegang tali, gaya
Lebih terperinciTKC306 - Robotika. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro
Robot Robot TKC306 - Robotika Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang aktuator robot beroda Referensi: : magnet permanen, stepper, brushless, servo Teknik PWM
Lebih terperinciPENGATUR KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16
PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 Kiki Prawiroredjo, Kuat Rahardjo TS & Stevanus* Dosen-Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract A telecommunication
Lebih terperinciPERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID
PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM
IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM Aretasiwi Anyakrawati, Pembimbing : Goegoes D.N, Pembimbing 2: Purwanto. Abstrak- Pendulum terbalik mempunyai
Lebih terperinciBAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS
BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MIKROKONTROLER PIC 16F877A DALAM PERANCANGAN ROBOT OBSTACLE AVOIDANCE
IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER PIC 16F877A DALAM PERANCANGAN ROBOT OBSTACLE AVOIDANCE HARMON VICKLER D. LUMBANRAJA, S.T., M.Kom (SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SURYA NUSANTARA) ABSTRAK Dalam pemrograman robot
Lebih terperinciTOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.
TOPIK 8 Medan Magnetik Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id Pencetak sidik jari magnetik. Medan Magnetik Medan dan Gaya Megnetik Gaya Magnetik pada Konduktor Berarus
Lebih terperinciAPLIKASI METODE HILL CLIMBING PADA STANDALONE ROBOT MOBIL UNTUK MENCARI RUTE TERPENDEK
APLIKASI METODE HILL CLIMBING PADA STANDALONE ROBOT MOBIL UNTUK MENCARI RUTE TERPENDEK Thiang, Handry Khoswanto, Felix Pasila, Hendra Thelly Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciBABV PENUTUP. Berdasarkan hasil perencanaan, pembuatan, pengukuran dan. pengujian alat pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
BABV PENUTUP 5. 1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perencanaan, pembuatan, pengukuran dan pengujian alat pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Sensor Passive Infra Red (PIR)
Lebih terperinciPengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari
1 Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari M. Wildan Hilmi, Soeprapto, dan Hery Purnomo Abstrak Pengendalian kecepatan motor dengan cara motor dikondisikan
Lebih terperinciBAB VI PEMANGKAS (CHOPPER)
BAB VI PEMANGKAS (CHOPPER) Elektronika Daya ALMTDRS 2014 KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti materi ini diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi: Menguasai dasar prinsip kerja chopper penaik tegangan (step-up),
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN MIKROGRAVITASI PADA BIJI CABAI RAWIT TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT (CAPSICUM FRUTESCENS L.)
Buletin Fisika Vol 18 No.1 Pebruari 017 : 1-5 PENGARUH PERLAKUAN MIKROGRAVITASI PADA BIJI CABAI RAWIT TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT (CAPSICUM FRUTESCENS L.) Ni Luh Yuni Pramita Utami 1,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrogravitasi Mikrogravitasi (microgravity) adalah kondisi dimana nilai percepatan gravitasi bumi (g) sangat kecil yaitu dalam orde mikro atau 10-6 dari nilai g. Nilai g dari
Lebih terperinciTheory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.
Q1-1 Dua oal dalam Mekanika (10 poin) ebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Bagian A. The Hidden Disk (3.5 points) Kita tinjau sebuah
Lebih terperinciEdisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN PEMASANGAN SENSOR GELOMBANG ULTRASONIK UNTUK APLIKASI ROBOT ANTI-BENTUR
PEMASANGAN SENSOR GELOMBANG ULTRASONIK UNTUK APLIKASI ROBOT ANTI-BENTUR Masturi, Sujarwata Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang E-mail : sjarwot@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciPENGENDALI MOTOR DC DENGAN KONTROL JOYSTICK BERBASIS AT MEGA 164 PADA ROBOT PENGANGKAT BARANG
PENGENDALI MOTOR DC DENGAN KONTROL JOYSTICK BERBASIS AT MEGA 164 PADA ROBOT PENGANGKAT BARANG Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:
BAB III METODE PENELITIAN Dalam pembuatan kendali robot omni dengan accelerometer dan keypad pada smartphone dilakukan beberapa tahapan awal yaitu pengumpulan data yang diperlukan dengan beberapa cara
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;
BAB II DASAR TEORI Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori - teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan tugas akhir ini. Teori - teori yang digunakan adalah gaya gravitasi,
Lebih terperinciROBOT "AVOIDER" Robot Penghindar Halangan. St. Deddy Susilo
ROBOT "AVOIDER" Robot Penghindar Halangan St. Deddy Susilo Robot yang kami buat berbasis mikrokontroler keluarga MCS-51, dalam hal ini kami gunakan AT89S51 buatan ATMEL. Kelebihan tipe 89SXX daripada pendahulunya
Lebih terperinciLINIERISASI KELUARAN PENCATU DAYA MENGGUNAKAN KOMPUTER
LINIERISASI KELUARAN PENCATU DAYA MENGGUNAKAN KOMPUTER Sumariyah, Jatmiko Endro Suseno dan Ibnu Arimono Lab. Instrumentasi & Elektronika, Jurusan Fisika UNDIP ABSTRACT A power supply with linier output
Lebih terperinciPengukuran Pulse Width Modulation sebagai Pengatur Resistansi Sensor Cahaya
LABORATORIUM ELEKTRONIKA (1115004) PRAKTIKUM FISIKA LABORATORIUM 2017 1 Pengukuran Pulse Width Modulation sebagai Pengatur Resistansi Sensor Cahaya Mohammad Istajarul Alim, Muchamad Fauzy, Diky Anggoro
Lebih terperinciFISIKA XI SMA 3
FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller
Lebih terperinciEMDEDDED ARRAY SENSOR UNTUK LINE FOLLOWING ROBOT
Seminar Mesin elektrik dan elektronika daya(smed) 2005 hal IA-3 EMDEDDED ARRAY SENSOR UNTUK LINE FOLLOWING ROBOT Akhmad Hendriawan Jurusan Teknik Elektronika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus
Lebih terperinciPENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI PADA PERCOBAAN GERAK JATUH BEBAS DENGAN MEMANFAATKAN RANGKAIAN RELAI
DOI: doi.org/10.1009/spektra.0.03 PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI PADA PERCOBAAN GERAK JATUH BEBAS DENGAN MEMANFAATKAN RANGKAIAN RELAI 1, a) Haris Rosdianto 1 Ganti STKIP Singkawang, Jl. STKIP, Kel. Naram
Lebih terperinciPENENTUAN EFISIENSI MOTOR DC MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 328
Jurnal Inovasi Fisika Indonesia (IFI) Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, hal 128-132 PENENTUAN EFISIENSI MOTOR DC MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 328 Hendrik Prayitno 1), Endah Rahmawati 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciRancang Bangun Robot Pembersih Lantai Berbasis Arduino
Received: March 2017 Accepted: March 2017 Published: April 2017 Rancang Bangun Robot Pembersih Lantai Berbasis Arduino Muhira Dzar Faraby 1*, Muhammad Akil 2, Andi Fitriati 3, Isminarti 4 Doctoral Student
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jenis Jenis Motor DC Motor DC merupakan jenis motor yang paling sering digunakan di dalam dunia robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Line Follower Robot Line follower robot pada dasarnya adalah suatu robot yang dirancang agar dapat beroperasi secara otomatis bergerak mengikuti alur garis yang telah dibuat
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara
Lebih terperinciANALISIS PENGGERAK PADA SISTEM PENGAMAN PINTU BER-PASSWORD
Analisis Penggerak Pada Sistem Pengaman Pintu. (Gandung Listiono) 163 ANALISIS PENGGERAK PADA SISTEM PENGAMAN PINTU BER-PASSWORD ANALYSIS OF ACTIVATOR OF PASSWORDED DOOR SECURITY SYSTEM Oleh: Gandung Listiono
Lebih terperinciROBOT MOBILE PENJEJAK ARAH CAHAYA DENGAN KENDALI LOGIKA FUZZY
ROBOT MOBIE PENJEJAK ARAH CAHAYA DENGAN KENDAI OGIKA FUZZY Fajar Wisnu Aribowo 1, Adian Fatchur R 2, Iwan Setiawan 2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak - Pengaturan kecepatan
Lebih terperinciDiferensial Vektor. (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
TKS 4007 Matematika III Diferensial Vektor (Pertemuan III) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Perkalian Titik Perkalian titik dari dua buah vektor A dan B pada bidang dinyatakan
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan telah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3, kemudian perancangan tersebut diimplementasi ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).hasil implementasi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL
RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL Sutedjo ¹, Rusiana², Zuan Mariana Wulan Sari 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa
Lebih terperinci1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan
. (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan
Lebih terperinciPENGARUH BEBAN DAN KONDISI PEMBEBANAN TERHADAP KARAKTERISTIK GERAK SISTEM PENGGERAK PRESISI
144 PENGARUH BEBAN DAN KONDISI PEMBEBANAN TERHADAP KARAKTERISTIK GERAK SISTEM PENGGERAK PRESISI Ahmad Su udi Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung ABSTRAK Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai
Lebih terperinciBerdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN
3 GEAK MELINGKA BEATUAN Kincir raksasa melakukan gerak melingkar. Sumber: Kompas, 20 Juli 2006 Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu benda bergerak pada garis lurus, gerak
Lebih terperinciI. Voltage Source Inverter (VSI) II. Metode PWM. A. Six-Step VSI B. Pulse-Width Modulated VSI. A. Sinusoidal PWM
I. oltage Source Inverter (SI) A. Six-Step SI B. Pulse-Width Modulated SI II. Metode PWM A. Sinusoidal PWM B. Hysteresis (Bang-bang) C. Space ector PWM 2/5 oltage Source Inverter Tiga Fasa Six Step Gambar
Lebih terperinciPENGENDALI PINTU GESER BERDASARKAN KECEPATAN JALAN PENGUNJUNG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16. Disusun Oleh : Nama : Henry Georgy Nrp :
PENGENDALI PINTU GESER BERDASARKAN KECEPATAN JALAN PENGUNJUNG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Disusun Oleh : Nama : Henry Georgy Nrp : 0522127 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER
SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisika sejak kita kelas VII. Bila benda dikenai gaya maka benda akan berubah bentuk, benda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dinamika merupakan salah satu bagian dari cabang fisika.apakah yang terjadi jika benda dikenai gaya? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang pernah kita dengar
Lebih terperinciPERANCANGAN ROBOT OKTAPOD DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN ASIMETRI
Asrul Rizal Ahmad Padilah 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 asrul1423@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK Salah satu kelemahan robot dengan roda sebagai alat
Lebih terperinciBAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda
BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA 4.1 Desain Sistem Sistem yang dibangun pada tugas akhir ini bertujuan untuk membangun robot beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda
Lebih terperinciDESAIN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SUARA
DESAIN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SUARA Noer Soedjarwanto 1, Osea Zebua 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, FakultasTeknik, Universitas Lampung 1 noersoedjarwanto@gmail.com,
Lebih terperinciKHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13
Fakultas Perikanan - KESETIMBANGAN Kondisi benda setelah menerima gaya-gaya luar SEIMBANG : Bila memenuhi HUKUM NEWTON I Resultan Gaya yang bekerja pada benda besarnya sama dengan nol sehingga benda tersebut
Lebih terperinciSISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA
SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,
Lebih terperinciKINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom
KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran
Lebih terperinciANALISA GAYA PADA SISTEM KEMUDI TYPE RECIRCULATING BALL
ANALISA GAYA PADA SISTEM KEMUDI TYPE RECIRCULATING BALL PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan robot merupakan aplikasi dari ilmu tentang robotika yang diketahui. Kinerja alat tersebut dapat berjalan sesuai keinginan kita dengan apa yang kita rancang.
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER Oleh : Bernadie Ridwan 2105100081 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. I Nyoman Sutantra,
Lebih terperinciUJI KARAKTERISTIK MEKANISME PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK PADA SPEED BUMP DENGAN MEKANISME FLY WHEEL
UJI KARAKTERISTIK MEKANISME PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK PADA SPEED BUMP DENGAN MEKANISME FLY WHEEL ANDY PRASETYO (2105100138) Dosen Pembimbing: Ir. Abdul Aziz Achmad JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING
ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING Thiang, Ferdi Ninaber Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto
Lebih terperinciFUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON
FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON Rif ati Dina Handayani 1 ) Abstract: Suatu partikel yang bergerak dengan momentum p, menurut hipotesa
Lebih terperinciPENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 67 Telp & Fax. 5566 Malang 655 KODE PJ- PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI
Lebih terperinciMekanika. Teknik (Statika Struktur)
Mekanika CHAPTER Teknik (Statika Struktur) 1 INTRODUCTION to STATICS Tujuan Instruksional Umum: Mengenal cara menghitung resultan gaya, penguraian dan penjumlahan gaya baik secara aljabar dan vektor, definisi
Lebih terperinci