3 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. J u n i 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. J u n i 2016"

Transkripsi

1 3 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. J u n i 2016 (THE COGNITIVE ACADEMIC LANGUAGE LEARNING APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA FIKSI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Cibiru 10 Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung) SANI ANGGRAENI Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena tentunya manusia sangat membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Melalui pendidikan tersebut manusia dapat menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mampu memiliki keterampilan yang hebat. Melalui pendidikan inilah manusia dapat belajar segala sesuatu untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik lagi, setiap manusia itu berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di Sekolah Dasar, memiliki peranan yang sangat penting, karena dengan adanya pembelajaran bahasa indonesia ini merupakan salah satu alat penting untuk berkomunikasi. Lebih tepatnya untuk memupuk dan mengembangkan kecakapan atau kemampuan berbahasa Indonesia lisan maupun tulisan, sebagai sarana pembelajaran agar mampu berkomunikasi secara baik dan benar. Bertemali dengan hal tersebut, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu keterampilan menyimak, menulis, berbicara dan membaca. Hubungan dari empat keterampilan berbahasa tersebut sangat erat kaitannya. Kondisi prestasi belajar siswa akan berhasil dengan baik apabila proses pembelajarannya pun dikemas dengan baik pula. Namun, pada kenyataannya setelah melihat kondisi di lapangan, keterampilan membaca siswa kelas V khususnya membaca pemahaman masih sangat rendah dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Rendahnya hal tersebut dapat dilihat dari 37 siswa yang terdapat di kelas V tersebut, hanya 6 siswa yang mampu memahami bacaan yang telah dibacanya, melihat hal tersebut masih sangat banyak siswa yang belum memahami apa yang telah dibacanya. Sejalan dengan hal tersebut, bahwa peserta didik dalam melaksanakan kegiatan membaca hanya ditujukan untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan bahan bacaan saja, hal ini tentunya sangat mempengaruhi tingkat pemahaman peserta didik dalam kegiatan membaca. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Abidin ( 2012) bahwa membaca adalah seluruh aktivitas yang dilakukan oleh seorang pembaca untuk memperoleh suatu informasi yang terkandung dalam sebuah bahan bacaan yang dibacanya, dengan kegiatan membaca tersebut maka akan mendapatkan sebuah pemahaman yang baik atas isi bacaan tersebut. Selanjutnya Sumadayo (2011) menyatakan bahwa membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang pembaca secara interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung didalam bahan bacaan tersebut. Berdasarkan kegiatan membaca yang dilakukan tentunya seorang yang melakukan kegiatan membaca tersebut memiliki tujuan yang ingin dicapainya,

2 Sani Anggraeni 1, Etty Rohayati 2, Susilowati 3 ( THE COGNITIVE ACADEMIC LANGUAGE LEARNING APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA FIKSI (Metode CALLA (The Cognitive Academic Language Learning Approach), membaca pemahaman cerita fiksi) 4 salah satunya untuk mendapatkan informasi baru berdasarkan bahan bacaan yang telah dibaca dan dipelajarinya. Hal tersebut sebagaimana yang telah dikemukakan Tarigan (2015) bahwa tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi yang hendak dicapai mencakup isi, serta dapat memahami makna dan isi bacaan. Dalam kegiatan membaca itu jangan hanya membaca untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada bahan bacaan saja melainkan harus dapat memahami isi bahan bacaan. Menurut Abidin (2010) menjelaskan bahwa membaca pemahaman merupakan serangkaian proses yang dilakukan pembaca untuk menemukan informasi dan memahami informasi yang terkandung dalam sebuah teks bacaan yang dibaca oleh seorang pembaca. Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran membaca pemahaman, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip dasar dalam pembelajaran membaca pemahaman. Hal tersebut sebagaimana yang dikemukakan Brown (dalam Abidin 2012) bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran membaca pemahaman terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan.prinsip yang pertama adalah harus mempunyai keyakinan bahwa kita selalu mempunyai tujuan dari kegiatan pembelajaran membaca secara spesifik, prinsip yang kedua adalah harus mampu menggunakan teknik atau strategi membaca yang sesuai, prinsip yang ketiga adalah bahwa sebagai guru harus mengetahui dan memahami karakter berbagai siswanya, Prinsip yang keempat adalah melakukan kegiatan pembelajaran membaca dalam beberapa tahapan yaitu tahap prabaca, tahap membaca dan tahap pasca baca, Prinsip yang kelima adalah dengan membaca dalam hati, Prinsip yang terakhir adalah penilaian. Bertemali dengan hal tersebut cerita fiksi merupakan suatu cerita khayalan ataupun pengimajinasian, bukan berdasarkan pada kejadian yang sebenarnya. Adi (2011) menyatakan bahwa cerita fiksi adalah sebuah cerita yang menceritakan suatu kejadian tidak berdasarkan pada kejadian sebenarnya. Lebih lanjut Nurgiyantoro (2013) menjelaskan fiksi merupakan sebuah karya imajinatif yang dilandasi dengan kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai suatu karya seni. Senada dengan hal tersebut Nurgoyantoro (2013) mengemukakan bahwa didalam sebuah karya fiksi itu terdapat tujuan memberikan hiburan, ketika seseorang membaca cerita fiksi berarti menikmati cerita untuk menghibur diri guna memperoleh pengalaman dalam kehidupannya. Bertemali dengan hal tersebut bahwa salah satu cerita yang termasuk ke dalam cerita fiksi yaitu cerita legenda. Cerita legenda merupakan asalusul suatu tempat atau daerah yang belum tentu kebenarannya. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Widjojoko dan Hidayat (2009) bahwa cerita legenda adalah cerita purbakala yang mengisahkan tentang masa lalu dan menceritakan asal-usul daerah atau tempat yang belum tentu kebenarannya namun dicari-cari hubungannya dengan kenyataan dalam alam. Bertemali dengan pemaparan para ahli tersebut jelaslah bahwa cerita fiksi itu adalah karangan yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarangnya bukan berdasarkan fakta atau kejadian yang sesungguhnya. Imajinasi sebenarnya menunjuk pada pengertian berpikir kreatif, berpikir untuk menciptakan dan menghasilkan sesuatu. Dengan berimajinasi, seseorang akan aktif berpikir memahami, mengkritisi dan mengevaluasi untuk menghasilkan

3 5 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. J u n i 2016 pemikiran, karya dan produk baru. Sesuai dengan namanya, teks cerita fiksi menampilkan sebuah cerita yang menggambarkan suatu kehidupan yang sengaja dikreasikan dengan mengandalkan kekuatan imajinasi. Nurgiyantoro (2013) menjelaskan bahwa membaca cerita fiksi sebaiknya dilakukan secara cepat, bahkan idealnya dapat diselesaikan pada satu waktu agar ketika membaca cerita fiksi tidak melupakan peristiwa penting dan manfaat yang terdapat dalam cerita yang dibaca yang dapat menghilangkan keruntutan alur cerita sehingga dapat membuat kurang memahami keseluruhan isi cerita yang dibaca. Maka sebaiknya, seorang yang akan melakukan kegiatan membaca cerita fiksi harus berusaha dapat menyelesaikan membacanya dalam sesedikit mungkin waktu agar tidak melupakan peristiwaperistiwa yang penting serta manfaatnya yang membuat kurang memahamai keseluruhan bacaan. Metode CALLA adalah salah satu metode dalam pembelajaran membaca pemahaman yang dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi berhasilnya pemahaman siswa yang lebih baik adalah skemata yang dimiliki oleh siswa, struktur teks dan tentunya metode yang tepat dan sesuai yang digunakan dalam pembelajaran membaca khususnya pembelajaran membaca pemahaman. Sebagaimana yang telah dikemukakan Abidin (2012) bahwa CALLA diperkenalkan oleh Chamot, A.U. dan O Malley (1994) dengan pertimbangan terbaru dalam kegiatan membaca telah difokuskan pada suatu proses pemahaman bacaan. Keberhasilan dalam membaca dengan pemahaman yang lebih baik dipengaruhi oleh tiga faktor yakni pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, struktur teks dan metode yang digunakan dalam memproses bahan bacaan yang akan dibaca. Berdasarkan pendapat tersebut, jelaslah bahwa kegiatan membaca itu telah terfokus pada kegiatan membaca pemahaman, tidak hanya membaca bahan bacaan untuk menjawab pertanyaan saja melainkan harus dapat memahami bacaan yang akan kita baca dan tentunya untuk mendapatkan pembentukan pemahaman terhadap wacana yang dibaca dengan didukung oleh berbagai faktor seperti yang telah disebutkan oleh Abidin (2012) yakni pengetahuan awal atau skemata, struktur teks dan metode yang digunakan dalam memproses bahan bacaan. Pengetahuan awal atau skemata yang dimiliki seseorang sebagai hasil dari pengalamannya dapat membantu pembentukan pemahaman yang lebih baik terhadap bahan bacaan yang akan dibacanya. Ketika membaca cerita misalnya, seorang pembaca akan membandingkan kejadian yang terjadi dalam cerita dengan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya untuk membantu memahami cerita tersebut. Apabila menemukan kata sulit dalam kegiatan membaca, maka pembaca akan membuat kesimpulan berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya. Pembaca yang memiliki pengetahuan awal yang lebih tinggi mengenai sesuatu hal maka dapat lebih mudah untuk memahami bahan bacaan yang akan dibacanya. Sebagaimana yang dikemukakan Klingner, J., Sharon, V., & Alison, B. (2007) bahwa membaca pemahaman melibatkan lebih dari tanggapan pembaca teks, membaca pemahaman merupakan suatu proses yang sangat kompleks yang melibatkan banyak interaksi antara pembaca dengan apa yang dibacanya, pengetahuan awal yang dimilikinya serta penggunaan strategi yang tepat agar dapat memahami apa yang dibacanya. Selanjutnya yaitu faktor yang dapat mempengaruhi pemahaman adalah

4 Sani Anggraeni 1, Etty Rohayati 2, Susilowati 3 ( THE COGNITIVE ACADEMIC LANGUAGE LEARNING APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA FIKSI (Metode CALLA (The Cognitive Academic Language Learning Approach), membaca pemahaman cerita fiksi) 6 struktur teks. Teks baik itu sastra, eksposisi maupun argumentasi harus memiliki struktur teks yang sistematis. Salah satunya yaitu cerita sederhana, cerita yang sistematis dan terstruktur yang menceritakan dari awal kejadian cerita sampai dengan akhir cerita sehingga akan lebih mudah untuk memahaminya. a. Tahap-Tahap Penerapan Metode CALLA Sebagaimana yang dikemukakan Abidin (2012) yang dimodifikasi dari Chamot, A.U dan O Malley,1994 ada beberapa tahapan dalam metode CALLA adalah sebagai berikut. 1) Tahap Prabaca a) Membangkitkan skemata Pada tahap ini siswa mengidentifikasi pengetahuan awal yang dimilikinya mengenai bahasan atau tema. Guru menyiapkan gagasan penting dari teks cerita yang akan dibaca dan siswa menjelaskan pengetahuan awal yang dimilikinya yang berhubungan dengan gagasan yang telah disiapkan oleh guru. b) Menyusun perencanaan baca Pada tahap ini guru memperlihatkan judul ataupun ilustrasi yang berkaitan dengan cerita yang akan dibaca lalu meminta siswa untuk meninjau ulang atau memprediksi ceritanya. c) Diskusi tujuan Pada tahap ini siswa dan guru membuat dan mendiskusikan tujuan siswa membaca cerita. Guru mengingatkan siswa bahwa menyiapkan tujuan sebelum dilakukannya kegiatan membaca dapat membantu siswa dalam membaca dengan pemahaman yang lebih baik. 2) Tahap Membaca a) Membaca cerita Pada tahap ini siswa membaca cerita. Siswa dapat mengalami cerita dengan cara yang berbeda. Misalnya guru dapat membacakan cerita ataupun siswa secara mandiri membaca ceritanya agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik. b) Diskusi kelompok Pada tahap ini untuk membentuk pemahaman yang baik terhadap cerita yaitu melalui pembelajaran resiprokal. Siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk membaca dan mendiskusikan cerita. Apabila terdapat kesulitan maka siswa akan memecahkan kesulitan tersebut dengan bekerjasama bersama kelompoknya. 3) Tahap Pascabaca Pada tahap ini menentukan evaluasi yang dapat berbentuk apa saja sesuai dengan tujuan yang siswa miliki untuk membaca cerita dan menentukan apakah siswa harus mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini siswa dapat merespon cerita yang telah dibacanya dan dapat pula mengembangkan pertanyaan yang berkaitan dengan cerita yang telah dibacanya yang dapat dijawab oleh siswa lain. Selain itu siswa dapat pula menceritakan kembali isi cerita yang telah dibaca menggunakan bahasanya sendiri sebagai bentuk pemahaman dirinya terhadap cerita yang telah dibacanya. METODE Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cibiru 10, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik kelas V sebanyak 37 orang yang terdiri dari 22 peserta didik berjenis kelamin perempuan, dan 15 peserta didik berjenis kelamin laki-laki. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian tindakan

5 7 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. J u n i 2016 kelas. Penelitian tindakan kelas sesuai untuk digunakan dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi pada proses pembelajaran dikelas terutama dalam perbaikan hasil belajar siswa. Sedangkan desain penelitian yang penulis gunakan untuk penelitian tindakan kelas adalah desain penelitian dari John Elliot. Desain penelitian menurut John Elliot ini sesuai untuk dilakukan karena desain ini terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus terdiri dari tiga tindakan. Kemampuan membaca pemahaman cerita fiksi dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menceritakan kembali isi cerita yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri. Kemampuan ini dapat diukur melalui indikator (1) ketepatan bahasa, (2) kejelasan isi, dan (3) tampilan karya. Kemampuan ini diukur dengan menggunakan skoring rubrik dengan skor terendah adalah satu dan skor tertinggi adalah empat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui lembar penilaian, lembar observasi baik untuk guru maupun siswa, lembar catatan lapangan, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan teknik kualitatif dan teknik kuantitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan perencanaan yaitu mempersiapkan berbagai perlengkapan penelitian. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat dan media pembelajaran, serta berbagai instrumen penelitian. Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 26, 27 dan 29 April Siklus II pada tanggal 03, 04 dan 09 Mei Siklus III pada tanggal 11, 12 dan 13 Mei Berdasarkan waktu tersebut, setiap siklus dilaksanakan selama 3 hari dengan setiap hari terdiri dari 1 tindakan. Setiap tindakan pada setiap siklus memiliki fokus bahan ajar yang berbeda. Tindakan 1 berfokus pada kegiatan menuliskan hal yang sudah dan hal yang ingin diketahui dari isi cerita yang akan dibaca dan menuliskan informasi baru berdasarkan cerita yang telah dibaca. Tindakan dua berfokus pada siswa mengidentifikasi unsur intrinsik cerita dan menyimpulkan isi cerita yang dibaca dalam beberapa kalimat. Selanjutnya pada tindakan tiga siswa menceritakan kembali isi cerita yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri dengan menggunakan media buku zigzag pada siklus I dan II kemudian kalender cerita pada siklus III. Setiap tindakan dilaksanakan dengan mengacu pada RPP yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada umumya pembelajaran membaca pemahaman pada siklus I berlangsung dengan baik, namun berdasarkan catatan lapangan, terdapat beberapa temuan yang peneliti temukan pada saat berlangsungnya pembelajaran. Temuan tersebut diantaranya yaitu siswa menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti secara serempak, namun ketika peneliti meminta salah satu siswa utuk menjawab sendiri, siswa kurang berani untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sebagian peserta didik masih belum berani untuk menyampaikan pendapatnya, selain itu siswa kurang menyimak ketika peneliti memberikan penjelasan kepada siswa dan terdapat beberapa siswa yang sering mengganggu temannya sehingga keadaan kelas tidak dapat terkondisikan dengan baik. Pada tahap prabaca, ketika guru menyampaikan beberapa pertanyaan untuk merefleksikan pengetahuan sebelumnya yang dimiliki oleh siswa mengenai cerita yang akan dipelajari. Beberapa peserta didik ada yang mampu menjawab dan adapula yang masih terlihat bingung dan ragu untuk

6 Sani Anggraeni 1, Etty Rohayati 2, Susilowati 3 ( THE COGNITIVE ACADEMIC LANGUAGE LEARNING APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA FIKSI (Metode CALLA (The Cognitive Academic Language Learning Approach), membaca pemahaman cerita fiksi) 8 menyampaikan pendapatnya. Ketika guru memberikan LKP tentang menuliskan hal yang sudah diketahui dan menuliskan hal yang ingin diketahui oleh siswa terhadap cerita yang akan dibaca, siswa masih terlihat kesulitan dalam menjawabnya. Walaupun pada awal pembelajaran guru sudah menjelaskan petunjuk atau langkah-langkah dalam mengerjakan LKP tersebut. Hal ini disebabkan karena pada saat guru menjelaskan, siswa tidak menyimak dengan baik. Selanjutnya setelah siswa mengerjakan LKP tentang menuliskan hal yang sudah diketahui dan menuliskan hal yang ingin diketahui dari isi cerita, siswa melanjutkan dengan kegiatan membaca cerita yaitu cerita Situ Bagendit. Siswa membaca dalam hati cerita tersebut. Pada saat membaca dalam hati, terdapat dua orang siswa yang bercanda dan sengaja membaca cerita dengan nyaring, tentunya hal tersebut sangat mengganggu siswa lain. Setelah kegiatan membaca selesai, guru memberikan LKP tentang menuliskan informasi baru yang terkandung dalam cerita yang telah dibacanya berdasarkan hal-hal yang ingin diketahui oleh siswa sebelumnya. Namun, siswa masih kesulitan dalam menemukan informasi baru yang terkandung dalam isi cerita, maka peneliti memberikan penjelasan berulang-ulang agar siswa mengerti. Tentunya hal tersebut menyita waktu dalam pembelajaran. Pada tahap mengidentifikasi unsur intrinsik cerita dan menyimpulkan isi cerita dalam beberapa kalimat, masih banyak siswa yang tidak mengerti bagaimana menyimpulkan isi cerita. Guru memberikan penjelasan kembali agar siswa lebih mengerti. Hanya ada dua orang siswa yang cukup mengerti dalam menyimpulkan isi cerita dalam beberapa kalimat. Pada tahap terakhir yaitu menceritakan kembali isi cerita yang telah dibaca menggunakan bahasa sendiri dalam sebuah buku zigzag. Masih terdapat beberapa siswa yang kesulitan dalam melipat kertas agar menjadi buku zigzag, siswa terus bertanya kepada peneliti sehingga membuat kelas menjadi gaduh. Selain itu, terdapat pula satu orang siswa yang mengandalkan temannya untuk membuat buku zigzag karena alasan dari siswa tersebut tidak bisa menggambar. Sebelumnya guru sudah menjelaskan bahwa siswa harus fokus menceritakan kembali isi cerita terlebih dahulu untuk selanjutnya dapat dilengkapi dengan gambar agar buku zigzag lebih menarik. Selanjutnya pada siklus II, pada tahap prabaca, ketika guru menyampaikan beberapa pertanyaan untuk merefleksikan pengetahuan sebelumnya yang dimiliki oleh siswa mengenai cerita yang akan dipelajari. Beberapa peserta didik ada yang mampu menjawab dan adapula yang masih terlihat bingung dan ragu untuk menyampaikan pendapatnya. Ketika guru memberikan LKP tentang menuliskan hal yang sudah diketahui dan menuliskan hal yang ingin diketahui oleh siswa terhadap cerita yang akan dibaca, satu orang siswa masih terlihat kesulitan dalam menjawabnya. Walaupun pada awal pembelajaran guru sudah menjelaskan petunjuk atau langkah-langkah dalam mengerjakan LKP tersebut. Hal ini disebabkan karena pada saat guru menjelaskan, siswa tidak menyimak dengan baik. Selanjutnya setelah siswa mengerjakan LKP tentang menuliskan hal yang sudah diketahui dan menuliskan hal yang ingin diketahui dari isi cerita, siswa melanjutkan dengan kegiatan membaca cerita yaitu cerita Gunung Tangkuban Perahu. Siswa membaca dalam hati cerita

7 9 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. J u n i 2016 tersebut. Pada saat membaca dalam hati, terdapat 2 orang siswa yang bercanda dan sengaja membaca cerita dengan nyaring, tentunya hal tersebut sangat mengganggu siswa lain. Setelah kegiatan membaca selesai, guru memberikan LKP tentang menuliskan informasi baru yang terkandung dalam cerita yang telah dibacanya berdasarkan hal-hal yang ingin diketahui oleh siswa sebelumnya. Namun, siswa masih kesulitan dalam menemukan informasi baru yang terkandung dalam isi cerita, maka peneliti memberikan penjelasan berulang-ulang agar siswa mengerti. Tentunya hal tersebut menyita waktu dalam pembelajaran. Pada tahap mengidentifikasi unsur intrinsik cerita dan menyimpulkan isi cerita dalam beberapa kalimat, masih beberapa orang siswa yang tidak mengerti bagaimana menyimpulkan isi cerita. Siswa terus bertanya kepada guru. Guru memberikan penjelasan kembali agar siswa lebih mengerti. Hanya sekitar 20 orang siswa yang cukup mengerti dalam menyimpulkan isi cerita dalam beberapa kalimat. Pada tahap terakhir yaitu menceritakan kembali isi cerita yang telah dibaca menggunakan bahasa sendiri dalam sebuah buku zigzag. Pada tahap ini, tidak banyak siswa yang bertanya. Hal tersebut berarti bahwa siswa sudah mengerti. Dalam pembelajaran siklus III, kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang peneliti susun. Pembelajaran siklus III ini mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II. Hal ini dikarenakan dilakukannya upayaupaya perbaikan sesuai dengan refleksi pada siklus II. Dalam pembelajaran siklus III, siswa terlihat semangat dan antusias dalam belajar, tentunya dalam kegiatan membaca pemahaman yang dilakukan. Pada siklus terakhir yaitu siklus III siswa menceritakan kembali isi cerita yang telah dibaca menggunakan bahasa sendiri dalam kalender cerita. Abidin dkk (2015) menjelaskan bahwa kalender cerita adalah sebuah media yang menyerupai kalender dinding yang digunakan sebagai media dalam pembelajaran yang didalamnya menyajikan beragam informasi baik dari bidang ilmu bahasa, sains, matematis maupun sosial. Sama halnya dengan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II, pembelajaran siklus III ini pun menggunakan penilaian aktivitas dan penilaian hasil kemampuan membaca pemahaman cerita fiksi. Berdasarkan serangkaian tindakan yang telah dilaksanakan, aktivitas pembelajaran siswa dalam membaca pemahaman cerita fiksi mengalami peningkatan dalam setiap siklusnya. Peningkatan aktivitas pembelajaran siswa dalam membaca pemhaman cerita fiksi dapat diketahui dari sajian gambar di bawah ini Rata-Rata Nilai Aktivitas Siklus I Siklus II 89 Siklus III Berdasarkan gambar tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai aktivitas yang diperoleh pada siklus I adalah 50,56, rata-rata nilai aktivitas yang dipeoleh pada siklus II adalah 69,57 dan rata-rata nilai aktivitas yang diperoleh pada siklus III adalah 89. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai aktivitas yang diperoleh siswa mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan siswa mengalami peningkatan nilai pada setiap indikator yang dinilai dalam aktivitas membaca pemahaman cerita fiksi.

8 Sani Anggraeni 1, Etty Rohayati 2, Susilowati 3 ( THE COGNITIVE ACADEMIC LANGUAGE LEARNING APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA FIKSI (Metode CALLA (The Cognitive Academic Language Learning Approach), membaca pemahaman cerita fiksi) 10 Senada dengan penilaian aktivitas, penilaian kemampuan dalam membaca pemahaman cerita fiksi dengan menggunakan metode CALLA juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai kemampuan yang diperoleh siswa pada siklus I sampai dengan siklus III. Peningkatan rata-rata nilai kemampuan membaca pemahaman cerita fiksi dapat dilihat pada gambar berikut ini Rata-rata Nilai Kemampuan Rata-rata Nilai Kemampuan Berdasarkan gambar tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata nilai kemampuan yang diperoleh pada siklus I adalah 63,44, rata-rata nilai kemampuan membaca pemahaman cerita fiksi yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 75,81 dan rata-rata nilai kemampuan membaca pemahaman cerita fiksi yang diperoleh siswa pada siklus III adalah 84,77. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kemampuan membaca pemahaman cerita fiksi dengan menggunakan metode CALLA mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan siswa mengalami peningkatan skor pada setiap indikator yang dinilai pada penilaian kemampuan membaca pemahaman cerita fiksi. Indikator yang dinilai dalam penilaian kemampuan ini adalah ketepatan bahasa, kejelasan isi dan tampilan karya. KESIMPULAN Penelitian ini berfokus pada pada pembelajaran membaca pemahaman cerita fiksi dengan menggunakan metode CALLA. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menunjukan peningkatan yang baik. Peningkatanpeningkatan tersebut meliputi peningkatan aktivitas dan hasil pembelajaran. Peningkatan-peningkatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman cerita fiksi ini mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat pada siklus I siswa belum dapat menuliskan 5 hal yang sudah dan ingin diketahui dari isi cerita yang akan dibaca, siswa belum dapat menuliskan informasi baru berdasarkan cerita yang telah dibaca dan menyimpulkan cerita dalam beberapa kalimat, namun siswa sudah dapat mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerita. Pada siklus II siswa sudah mampu menuliskan 5 hal yang sudah dan ingin diketahui dari isi cerita yang akan dibaca dan menuliskan informasi baru berdasarkan cerita yang telah dibaca namun belum mampu menyimpulkan cerita dalam beberapa kalimat. Selanjutnya pada siklus III siswa sudah mampu menuliskan 5 hal yang sudah dan ingin diketahui dari isi cerita yang akan dibaca, menuliskan informasi baru berdasarkan cerita yang telah dibaca, mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerita dan menyimpulkan cerita dalam beberapa kalimat dengan menggunakan metode CALLA. 2. Sejalan dengan peningkatan aktivitas pembelajaran dalam membaca pemahaman cerita fiksi, kemampuan siswa dalam membaca pemahaman

9 11 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. J u n i 2016 cerita fiksi juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai hasil kemampuan siswa dalam membaca pemahaman cerita fiksi yang diperoleh siswa mulai dari siklus I sampai dengan siklus III. Pada siklus I, rata-rata nilai kemampuan membaca pemahaman cerita fiksi yang diperoleh siswa adalah 63,44, pada siklus II rata-rata nilai kemampuan membaca pemahaman cerita fiksi yang diperoleh siswa adalah 75,81 dan rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada siklus III adalah 84,77. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode CALLA sangat diperlukan untuk meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman cerita fiksi. Berdasarkan simpulan penelitian di atas, dapat dikemukakan beberapa implikasi dan rekomendasi antara lain sebagai berikut : 1. Dengan diterapkannya metode CALLA, kemampuan membaca pemahaman cerita fiksi siswa meningkat. 2. Pembelajaran dengan menggunakan metode CALLA mampu melatih jiwa kreatif, komunikatif, kolaboratif, dan membentuk karakter ulet, tekun, gigih, dan kerja keras karena didasarkan oleh berbagai aktivitas dalam membaca pemahaman cerita fiksi. 3. Dalam menggunakan metode CALLA ini guru hendaknya memberi motivasi, penguatan dan bimbingan kepada siswa dalam setiap proses atau tahapannya sehingga kemampuan membaca pemahamannya dapat lebih baik dan berkualitas. 4. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menghimbau agar tidak selalu menggunakan media teks wacana dan media gambar dalam pembelajaran karena hal tersebut merupakan hal yang sudah biasa dan tidak menyenangkan bagi anak. Sebaiknya menggunakan media yang dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Misalnya ketika akan melakukan kegiatan membaca cerita Gunung Tangkuban Perahu, maka guru dapat menyajikan video mengenai cerita tersebut ataupun guru dapat menghadirkan benda-benda yang berkaitan dengan cerita yang akan dipelajari. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak merasa bosan untuk membaca dan dapat menganggap bahwa membaca merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. 5. Selain itu, penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat menggunakan berbagai media representasi yang menarik bagi siswa seperti big book, mini book, booklet maupun poster. DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 Abidin, Y. (2010). Strategi Membaca Teori dan Pembelajarannya. Bandung : Rizqi Press Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung : PT Refika Aditama. Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakater. Bandung : PT Refika Aditama. Abidin,Y. dkk. (2015). Pembelajaran Literasi. Bandung: Rizqi Press Adi, I.R. (2011). Fiksi Populer: Teori dan Metode Kajian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Ahmadi, F. (2010). Meningkatkan minat membaca siswa Sekolah Dasar dengan Finaryanti, O. (2012). Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Teknik Quantum Reading Di Kelas V

10 Sani Anggraeni 1, Etty Rohayati 2, Susilowati 3 ( THE COGNITIVE ACADEMIC LANGUAGE LEARNING APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA FIKSI (Metode CALLA (The Cognitive Academic Language Learning Approach), membaca pemahaman cerita fiksi) 12 SDN Dadaplangu 02 Kabupaten Blitar. Skripsi Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Halimah, L. (2013). Sikap Profesional Guru. Bandung : Rizqi Press Klingner, J., Sharon, V., & Alison, B. (2007). Teaching Reading Comprehension to Students with Learning Difficulties. New York London : The Guilford Press Kurniasih,I & Sani, B. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kata Pena Laily, I. F. (2014). Hubungan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan memahami soal cerita matematika Sekolah Dasar. III (1) metode Glenn Doman berbasis Multimedia. XXVII (1) Stanton, R. (2012). Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Sumadayo, S. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sumadayo, S. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Graha Ilmu Tarigan, H.G. (2015). Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Offset Angkasa. Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresive. Jakarta: Kencana Widjojoko & Endang, H. (2009). Teori Sejarah dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI Press Wiriaatmadja. (2014). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosda Karya Mulyati,T, dkk. (2011). Statistika terapan untuk penelitian pendidikan dasar dan PAUD. Bandung : Rizqi Press Nurgiyantoro, B. (2013). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS. Nursandi, S.R. (2014). Penerapan Metode CALLA ( The Cognitive Academic Language Learning Approach) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Non Fiksi. Skripsi PGSD UPI Bandung : Tidak diterbitkan. Rachman,M. (1997). Manajemen Kelas. Semarang : Depdikbud Rahim, F. (2011). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK Tia Sri Lestari 1, Ani Nur Aeni 2, Prana Dwija Iswara 3 123 Program

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI PADA SISWA KELAS X MAN PURWOREJO AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI PADA SISWA KELAS X MAN PURWOREJO AJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI PADA SISWA KELAS X MAN PURWOREJO AJARAN 2013/2014 Oleh: Gus Muhlisin Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan proses seseorang memberi dan menerima informasi yang terjadi setiap waktu. Kesehariannya manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP Heru Susanto, Eti Sunarsih Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Singkawang,

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA Ade Husnul Khotimah 1, Dadan Djuanda 2, Dadang Kurnia 3 1,2,3 Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PADA TIAP PARAGRAF Asep Saiful Alfazr 1, Diah Gusrayani

Lebih terperinci

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension PENGGUNAAN STRATEGI DIRECTED-READING-THINKING- ACTIVITY (DRTA) DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DI KELAS V SDN 5 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh : Nenik Lestari

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE Aliffah Kartikasar, Soegiyant, Usad, Rukaya PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta 57616 e-mail:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013 PENERAPAN METODE DRTA (DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Ida Rahmawati Pendidikan Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dan berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi. Pendidikan merupakan sesuatu yang universal, bersifat umum karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu E-Journal Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Sekar Nurgupita 1, Riana Irawati, 2 Prana Dwija Iswara, 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1. 2

Sekar Nurgupita 1, Riana Irawati, 2 Prana Dwija Iswara, 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1. 2 Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE PQRST (PREVIEW, QUESTION, READ, SUMARY, TEST) DENGAN TEKNIK PERMAINAN AMPLOP WARNA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK Sekar

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA. Kata Kunci : Metode Bermain Peran dan Pemeranan Drama PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMERANAN DRAMA R. ArnisFahmiasih 1 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah kemampuan pembelajaran sastra dalam memerankan drama

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TURNAMEN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENEMUKAN INFORMASI MELALUI MEMBACA MEMINDAI

PENERAPAN METODE TURNAMEN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENEMUKAN INFORMASI MELALUI MEMBACA MEMINDAI Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE TURNAMEN MEMBACA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENEMUKAN INFORMASI MELALUI MEMBACA MEMINDAI Iko Yolanda 1, Ani Nur Aeni, 2, Dede

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI Yayan Yayan 56@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES Ika Kurnia Putri 1), Sutijan 2), Samidi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta 57616 e-mail:

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA Oleh Bustaman Asis Abstrak Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE 6 M

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE 6 M Antologi... Vol... Nomor... Juni 2015 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE 6 M Afmi Soviawati¹, Etty Rohayati², Titing Rohayati³ Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas V SD N Kalimanggis, Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Adapun

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia, sebagai salah satu identitas atau pembeda dari bangsa lain, selain sebagai bahasa persatuan juga berkedudukan sebagai bahasa negara dan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan 1 BAB I PENDAHULUN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan bertujuan untuk menghasilkan sebuah tulisan. Pada dasarnya kegiatan berbahasa terutama menulis

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA CERKAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA CERKAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI WACANA CERKAK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Heni henipoenya990@yahoo.com Universitas Muhammmadiyah Purworejo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK

Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV MI MA ARIF NU LAMUK PURBALINGGA Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto,

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

Helfimastuti. Kepala SDN 011 Bukit Pedusunan Kecamatan Kuantan Mudik ABSTRAK

Helfimastuti. Kepala SDN 011 Bukit Pedusunan Kecamatan Kuantan Mudik ABSTRAK UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE DEMOSTRASI DAN LATIHAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN SAINS Helfimastuti Kepala SDN 011 Bukit Pedusunan Kecamatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN Oleh: Arif Pratomo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

2 Dosen Kampus UPI Cibiru

2 Dosen Kampus UPI Cibiru PENGEMBANGAN LITERASI SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI Neva Purwasi 1 Margaretha Sri Yuliariatiningsih 2 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi

Lebih terperinci

Raehanun 1, Rukayah 2, Ruli Hafidah 1. 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

Raehanun 1, Rukayah 2, Ruli Hafidah 1. 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK-PAIR-SHARE PADA ANAK KELOMPOK B TK ISLAM BAKTI IX SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/ 2014 Raehanun 1, Rukayah 2, Ruli Hafidah

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab kelima ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab kelima ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian 343 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab kelima ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian menulis karangan argumentasi menggunakan model POT pada siswa kelas X AP di SMK Nasional Bandung. Kesimpulan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN. Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE PENUGASAN Cicih Wiarsih 1, Tri Yuliansyah Bintaro 2 cie_sh4quille@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini berdasarkan pada permasalahan yang dialami

Lebih terperinci

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda di Kelas IV SDN 1 Ogowele Andriani, Mestawaty, AS.A. dan Ritman Ishak Paudi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eka Susilowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Sri Wahyuni, Hasdin, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan sebuah metode penelitian yang dilakukan di dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN KATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA DALAM MENEMUKAN PIKIRAN POKOK

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN KATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA DALAM MENEMUKAN PIKIRAN POKOK Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN KATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA DALAM MENEMUKAN PIKIRAN POKOK Leni Ade Putri 1, Prana

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Helmi Susanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:Prestasi

Lebih terperinci

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WACANA NARASI DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII H SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Dian Kartika Sari program

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1 PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN Cerianing Putri Pratiwi 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

THE APPLICATION OF TRANSFORMATION MULTILITERACY MODELS TO IMPROVE POETRY READING COMPREHENSION ABILITY

THE APPLICATION OF TRANSFORMATION MULTILITERACY MODELS TO IMPROVE POETRY READING COMPREHENSION ABILITY PENERAPAN MODEL MULTILITERASI TRANSFORMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PUISI THE APPLICATION OF TRANSFORMATION MULTILITERACY MODELS TO IMPROVE POETRY READING COMPREHENSION ABILITY 1 Tri

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF Aknes Triani, 2 Nur Hafsah Yunus MS, 3 Muhammad Syaeba Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Al Asyariah Mandar Aknes.Triani@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION 900 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 Tahun ke-6 2017 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION IMPROVING THE READING COMPREHENSION

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pembelajaran Menelaah Struktur dan Kebahasaan Teks Deskripsi sebagai Salah Satu Kegiatan Membaca Pemahaman 1. Pengertian Membaca Pemahaman Membaca merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE REQUEST UNTUK MENGOPTIMALISASI KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TENTANG SAINS SISWA KELAS IV

PENGGUNAAN METODE REQUEST UNTUK MENGOPTIMALISASI KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TENTANG SAINS SISWA KELAS IV Nama Jurnal Vol... No.... Juni 2015 1-10 PENGGUNAAN METODE REQUEST UNTUK MENGOPTIMALISASI KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TENTANG SAINS SISWA KELAS IV Indah Apriliyanti 1, Ernalis 2, Winti Ananthia 3 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SQ3R DAN PERMAINAN STABILO KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK

PENERAPAN METODE SQ3R DAN PERMAINAN STABILO KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE SQ3R DAN PERMAINAN STABILO KALIMAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DALAM MENYIMPULKAN ISI CERITA ANAK Halimah 1, Dadan Djuanda 2, Ani Nur

Lebih terperinci

Multiati¹, Dadan Djuanda², Julia³

Multiati¹, Dadan Djuanda², Julia³ Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) DENGAN TEKNIK AWAN KATA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENULIS PUISI BERDASARKAN GAMBAR DENGAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dalam Bahasa Inggris diartikan sebagai

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106 PENINGKATAN MINAT BELAJAR PKn MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BOLONG KARANGANYAR. TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL QUANTUM DENGAN METODE PERMAINAN KUIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI PADA MATERI MENEMUKAN INFORMASI

PENERAPAN MODEL QUANTUM DENGAN METODE PERMAINAN KUIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI PADA MATERI MENEMUKAN INFORMASI Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL QUANTUM DENGAN METODE PERMAINAN KUIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA MEMINDAI PADA MATERI MENEMUKAN INFORMASI Enok Erin Ratna Riyani 1,

Lebih terperinci

Aningsih, M.Pd* Icy Putri Jayanty*

Aningsih, M.Pd* Icy Putri Jayanty* UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINGKING ACTIVITY (DRTA) DI KELAS III SDBANI SALEH 2 BEKASI PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Aningsih, M.Pd* Icy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE KUANTUM MELALUI MEDIA TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Teguh Priyambodo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Jamblang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Beralamatkan di jalan Nyi Mas Rarakerta

Lebih terperinci

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Hal tersebut terjadi karena sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu,

Lebih terperinci

Peningkatan Aktivitas dan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan Proses di Kelas III SD Negeri 15 Tanah Garam

Peningkatan Aktivitas dan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan Proses di Kelas III SD Negeri 15 Tanah Garam Peningkatan Aktivitas dan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Pendekatan Proses di Kelas III SD Negeri 15 Tanah Garam Yossy Sufrida SD Negeri 15 Tanah Garam Solok Yossy.sufrida@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Anggun Tri Suciati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI CERITA YANG PERNAH DIBACA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 01 TUREN DENGAN MEDIA KOMIK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI CERITA YANG PERNAH DIBACA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 01 TUREN DENGAN MEDIA KOMIK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI CERITA YANG PERNAH DIBACA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 01 TUREN DENGAN MEDIA KOMIK Oleh: Rahmat Mahmudi 1 Mudjianto 2 Heri Suwignyo 3 Email: Sastra_ground2@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M PADA SISWA KELAS VIIA SMP ISLAM DIPONEGORO WAGIR KABUPATEN MALANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M PADA SISWA KELAS VIIA SMP ISLAM DIPONEGORO WAGIR KABUPATEN MALANG PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M PADA SISWA KELAS VIIA SMP ISLAM DIPONEGORO WAGIR KABUPATEN MALANG Wilhelmus Werun Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah dasar, karena dengan bahasa diharapkan siswa dapat berkomunikasi dengan siswa lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kemampuan Menulis Karangan Berdasarkan Pengalaman a. Hakikat Kemampuan Menulis Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata menulis berasal dari

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Silvia Anggraini 1, Yetty Morelent 2, Rona Taula Sari 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN MEMBACA TERPADU DENGAN MODEL KONFERENSI DI SEKOLAH DASAR. AKHMAD HB STKIP PGRI Banjarmasin. Abstrak

STRATEGI PEMBELAJARAN MEMBACA TERPADU DENGAN MODEL KONFERENSI DI SEKOLAH DASAR. AKHMAD HB STKIP PGRI Banjarmasin. Abstrak STRATEGI PEMBELAJARAN MEMBACA TERPADU DENGAN MODEL KONFERENSI DI SEKOLAH DASAR AKHMAD HB STKIP PGRI Banjarmasin Abstrak Berdasarkan refleksi awal dapat dipahami bahwa pembelajaran membaca yang dilaksanakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh: Resti Yulianita Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Ratna Maulidia Fitriana Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia di SD memiliki nilai strategis. Pada jenjang inilah pertama kalinya pengajaran bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE PADA ANAK KELOMPOK A TK SIWI PENI XI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE PADA ANAK KELOMPOK A TK SIWI PENI XI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENDEKATAN WHOLE LANGUAGE PADA ANAK KELOMPOK A TK SIWI PENI XI SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Sul Indah Pratiwi 1, M Ismail Sriyanto 2, Ruli Hafidah 1

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW inamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR ERITA PENEK MELALUI METOE JIGSAW S Negeri Kasimpar Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak

Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak Tri Wahyono Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstrak Penulisan makalah ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah menyimak cerita

Lebih terperinci

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH 1 2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 OLEH Hasnia Lundeto Fatma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berbahasa yang baik akan mempermudah berinteraksi dengan orang banyak. Tentunya ini membutuhkan arahan khusus untuk terampil berbahasa. Berdasarkan Standar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 2, no 1 April 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI TEKNIK PERMAINAN BAHASA MELENGKAPI CERITA DAN PENGGUNAAN KARTU KATA BERGAMBAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) sama halnya seperti mata pelajaran lainnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai fasilitator memiliki pengaruh yang besar dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satunya guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik ditingkat lokal, nasional, maupun global.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW - WANT TO KNOW - LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW - WANT TO KNOW - LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN 1 PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW - WANT TO KNOW - LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN Dwi Nurhidayah 1), Riyadi 2), M. Ismail Sriyanto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet

Lebih terperinci

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS Peningkatan Keterampilan Membaca... (Kernius Anggat) 223 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example Oleh : Dina Wardiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Lebih terperinci