Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer"

Transkripsi

1 Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer SAP-3 Mohamad Dani (MHM) mohamad.dani@gmail.com Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Telkom Applied Science School Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat: Menjelaskan instruksi-instruksi yang ada pada SAP-3. Membuat program sederhana untuk SAP-3 Dapat menggunakan Simulator 8085 untuk mensimulasikan program SAP-3 yang dibuat. 1

2 Komputer SAP-3 (Simple As Possible Versi 3) Meski sederhana, SAP sudah mengandung banyak konsep yang lanjut. SAP-3 merupakan tahap pengembangan dari komputer SAP-1 dan 2. SAP-3 adalah sebuah mikro komputer 8 bit yang kompatibel dengan mikro prosesor Perangkat instruksi SAP-3 mencakup seluruh instruksi SAP-2 dari bahasan sebelumnya ditambah dengan instruksi-instruksi baru yang akan dibahas. Model Pemrograman: Register-Register SAP-3 (1) PC SP A B D H C E L F PC (Program Counter) Lebar 16-bit (0000H FFFFH) Nilai PC masuk ke MAR Instruksi dilaksanakan secara berurutan dari alamat 0000 sampai ketemu instruksi HLT. PC (Program Counter) Stack Pointer (SP) Register 16 bit. Register baru ini mengendalikan suatu bagian memori yang dikenal sebagai tumpukan (stack). A (Accumulator) Register 8 bit. Digunakan untuk operasi aritmatika dan logika. Untuk menyimpan sementara hasil operasi ALU. Jangkauan dari bilangan tak bertanda yang dapat ditangani adalah 0 sampai 255. Jangkauan dari bilangan komplemen-2 yang bertanda adalah 128 sampai

3 Model Pemrograman: Register-Register SAP-3 (2) B (Buffer) A Register 8 bit. Digunakan untuk operasi aritmatika dan logika. PC SP B D C E F Jangkauan dari bilangan tak bertanda yang dapat ditangani adalah 0 sampai 255. Jangkauan dari bilangan komplemen-2 yang bertanda adalah 128 sampai C (Counter) H L Register 8 bit. Bisa digunakan untuk menyimpan data dan sebagai register counter. D, E, H dan L Register 8 bit. Untuk pemrosesan data yang lebih efisien. F Register 8 bit. Menyimpan bit-bit Flag S,Z dan lain-lain Instruksi MOV dan MVI (1) Insruksi MOV dan MVI mempunyai prinsip kerja yang sama seperti didalam SAP-2. Perbedaannya hanya terletak pada jumlah register yang lebih besar untuk dilibatkan dalam pemindahan data. Format instruksi : MOV reg1, reg2 Dengan: reg1 = A,B,C,D,E,H atau L reg2 = A,B,C,D,E,H atau L MVI reg, byte Dengan: reg = A,B,C,D,E,H atau L 3

4 Instruksi-instruksi Aritmatika Karena lebar akumulator hanya 8 bit, maka isi yang terkandung didalamnya terbatas pada representasi bilangan tak Bertanda dari 0 sampai 255, atau representasi bilangan komplemen 2 bertanda dari 128 sampai Lepas dari jenis representasi bilangan yang dipakai, pemrogram perlu medeteksi adanya overflow (pelimpahan) yaitu hasil jumlahan atau pengurangan yang terletak diluar jangkauan normal dari akumulator. Untuk hal inilah Carry Flag diperkenalkan. Instruksi-instruksi Aritmatika Set Carry, CY=1, instruksi: STC Komplemen Carry, instruksi: CMC Reset Carry, CY=0 dengan instruksi: STC CMC Apabila SUB=0, rangkaian menjumlahkan masukan-masukan A dan B. Jika operasi ini menghasilkan carry akhir, CARRY=1 dan CY=1. Jika tidak ada carry pada akhir operasi, CY=0. Apabila SUB=1, rangkaian membentuk komplemen-2 dari masukan B, yang selanjutnya dijumlahkan dengan A. Dengan adanya gerbang XOR akhir, CARRY=1 yang keluar dari Full Adder terakhir menghasilkan CY=0. Jika tidak ada carry, CY=1. CY = CARRY untuk instruksi ADD CY = CARRY untuk instruksi SUB 4

5 Instruksi Aritmatika Dikerjakan oleh ALU Proses aritmatika adalah proses yang didasarkan pada peraturan aritmatika logika. Contoh : ADD (Add Accumulator) ADC (Add Accumulator with Carry) ADI (Add Immediate) ACI (Add Immediate with Carry) SUB (Sub Accumulator) SBB (Sub Accumulator with Borrow) SUI (Sub Immediate) SBI (Sub Immediate with Borrow) Instruksi ADD Instruksi ini menjumlahkan isi dari register yang ditunjuk, dengan isi akumulator. Hasil penjumlahan disimpan dalam accumulator dan keadaan Carry Flag (set atau reset), bergantung pada ada atau tidaknya Carry yang dihasilkan pada akhir operasi. Format instruksi : ADD Reg Dengan: Reg = A,B,C,D,E,H atau L Misal : A= dan E = ADD E Hasil Penjumlahan CY = 0 5

6 Instruksi ADC Instruksi ini menjumlahkan isi dari register yang ditunjuk beserta isi Carry Flag dengan isi accumulator Hasil penjumlahan disimpan dalam accumulator dan keadaan Carry Flag (set atau reset), bergantung pada ada atau tidaknya Carry yang dihasilkan pada akhir operasi. Karena operasi ini melibatkan bendera CY, instruksi ADC memungkinkan penjumlahan bilangan-bilangan diluar batas bilangan tak bertanda dari 0 sampai 255 atau batas bilangan bertanda 128 sampai Format instruksi : ADC Reg Dengan: Reg = A,B,C,D,E,H atau L Misal : A= , E= , CY=1 ADC E Hasil Penjumlahan CY = 0 Instruksi ADI Instruksi ini menjumlahkan data tertentu dengan isi akumulator. Hasil penjumlahan disimpan dalam accumulator dan keadaan Carry Flag (set atau reset), bergantung pada ada atau tidaknya Carry yang dihasilkan pada akhir operasi. Format instruksi : ADI byte Misal : A= dan byte = ADI 08H Hasil Penjumlahan CY = 0 6

7 Instruksi ACI Instruksi ini menjumlahkan data tertentu beserta isi Carry Flag dengan isi accumulator Hasil penjumlahan disimpan dalam accumulator dan keadaan Carry Flag (set atau reset), bergantung pada ada atau tidaknya Carry yang dihasilkan pada akhir operasi. Karena operasi ini melibatkan bendera CY, instruksi ACI memungkinkan penjumlahan bilangan-bilangan diluar batas bilangan tak bertanda dari 0 sampai 255 atau batas bilangan bertanda 128 sampai Format instruksi : ACI Byte Misal : A= , byte= , CY=1 ACI 12H Hasil Penjumlahan CY = 0 Contoh 1: Dalam representasi bilangan biner tak bertanda, deretan biner 8-bit dapat mewakili bilangan desimal dari 0 sampai 255, sedangkan 16 bit dapat merepresentasikan angka dari 0 sampai Tunjukkan suatu program SAP-3 yang menjumlahkan bilangan desimal 700 dan 900, dengan hasil penjumlahannya disimpan dalam register H dan register L. Solusi: = 02BCH = = 0384H = = 0640H 7

8 Solusi Contoh 1: Program untuk Melaksanakan penjumlahan kedua bilangan tersebut adalah sebagai berikut : Label Mnemonik Komentar MVI A,00H ; kosongkan akumulator MVI B,02H ; Simpan byte atas (UB) dari 700 MVI C,BCH ; Simpan byte bawah (LB) dari 700 MVI D,03H ; Simpan byte atas (UB) dari 900 MVI E,84H ; Simpan byte bawah (LB) dari 900 ADD C ; Jumlahkan LB dari 700 ADD E ; Jumlahkan LB dari 900 MOV L,A MVI A,00H ADC B ; Simpan penjumlahan parsial (Low) ; kosongkan akumulator ; Jumlahkan UB dari 700 dengan carry ADD D ; Jumlahkan UB dari 900 MOV H,A HLT ; Simpan penjumlahan parsial (High) ; Berhenti Simulasi Contoh 1: Source Code contoh1.sap3 Bahasa Mesin contoh1.sap3 Hasil Simulasi contoh1.sap3 8

9 Instruksi SUB Instruksi ini akan mengurangkan isi register yang ditunjuk dari isi akumulator. Jika terjadi pinjaman pada akhir oiperasi ini, bendera CY akan dipasang (diset). Jika tidak ada pinjaman, bendera CY akan direset. Dengan kata lain, selama berlangsung operasi pengurangan, bendera CY berfungsi sebagai bendera pinjaman. Format instruksi : SUB Reg Dengan: Reg = A,B,C,D,E,H atau L Misal : A= , C= SUB C Cara Manual Di-NOT-kan CY = 0 Cara SAP-3 Hasilnya Positif Instruksi SBB Instruksi ini akan mengurangkan isi register yang ditunjuk + carry dari isi akumulator. Jika terjadi pinjaman pada akhir oiperasi ini, bendera CY akan dipasang (diset). Jika tidak ada pinjaman, bendera CY akan direset. Dengan kata lain, selama berlangsung operasi pengurangan, bendera CY berfungsi sebagai bendera pinjaman. Format instruksi : SBB Reg Dengan: Reg = A,B,C,D,E,H atau L Misal : A= , E= , CY=1 SBB E Hasilnya Positif 9

10 Instruksi SUI Instruksi ini mengurangkan data tertentu dengan isi akumulator. Hasil pengurangan disimpan dalam accumulator dan keadaan Carry Flag (set atau reset), bergantung pada ada atau tidaknya Carry yang dihasilkan pada akhir operasi. Format instruksi : SUI byte Misal : A= dan byte = SUI 08H Hasil Pengurangan CY = 0 Instruksi SBI Instruksi ini akan mengurangkan data tertentu + carry dari isi akumulator. Jika terjadi pinjaman pada akhir oiperasi ini, bendera CY akan dipasang (diset). Jika tidak ada pinjaman, bendera CY akan direset. Dengan kata lain, selama berlangsung operasi pengurangan, bendera CY berfungsi sebagai bendera pinjaman. Format instruksi : SBI Byte Misal : A= , byte= , CY=1 SBI 02H Hasilnya Positif, CY=0 10

11 Contoh 2: Tunjukkan sebuah program dan menyimpan jawabannya dalam register H dan L. Solusi: = 02BCH = = 0384H = (FF38H) Solusi Contoh 2: Program untuk Melaksanakan pengurangan kedua bilangan tersebut adalah sebagai berikut : Label Mnemonik Komentar MVI A,BCH ; Simpan byte bawah (LB) dari 900 SUI 84H ; Kurangkan LB 700 dengan 900 MOV L,A ; Simpan pengurangan parsial (Low) MVI A,02H ; Simpan byte atas (UB) dari 900 SBI 03H ; Kurangkan UB 700 dan 900 dengan borrow MOV H,A ; Simpan pengurangan parsial (High) HLT ; Berhenti 11

12 Simulasi Contoh 2: Source Code contoh2.sap3 Bahasa Mesin contoh2.sap3 Hasil Simulasi contoh2.sap3 Instruksi Increment dan Decrement Instruksi increment dan decrement sama dengan instruksi yang telah dikenal dalam SAP-2. Instruksi Increment (INR) dan Decrement (DCR) hanya mempengaruhi Sign dan Zero Flag. Format instruksi : INR Reg DCR Reg Dengan: Reg = A,B,C,D,E,H atau L Contoh: A = FFH = , B = 00H = Mnemonic Keterangan INR A A A + 1; A = 00H = , S =0, Z=1, CY=0 DCR B B B 1 ; B = FFH = , S =1, Z=0, CY=0 12

13 Instruksi Rotate (1) RAL (Rotate All Left) Memutar nilai akumulator ke kiri satu bit LSB digeser 1 bit kekiri, CY masuk ke bit LSB yang telah digeser. MSB masuk ke CY Misal A = , CY=1 Setelah instruksi RAL CY=0, A= RAR (Rotate All Right) Memutar nilai akumulator ke kanan satu bit MSB digeser 1 bit kekanan, CY masuk ke bit MSB yang telah digeser. LSB masuk ke CY. Misal A = , CY=1 Setelah instruksi RAR CY=0, A= Instruksi Rotate (2) RLC (Rotate Left with Carry) Memutar nilai akumulator ke kiri satu bit. CY berisi MSB dari data yang diputar. Dapat digunakan untuk operasi perkalian kelipatan 2. Misal A = , CY=1 Setelah instruksi RLC CY=0, A= RRC (Rotate Right with Carry) Memutar nilai akumulator ke kanan satu bit CY bit LSB dari data yang diputar. Dapat digunakan untuk operasi pembagian kelipatan 2. Misal A = , CY=1 Setelah instruksi RAR CY=0, A=

14 Instruksi Logika Dikerjakan oleh ALU Proses logika adalah proses yang didasarkan pada peraturan aljabar logika Contoh : CMA (complement the accumulator) ANA (and the accumulator) ORA (or the accumulator) XRA (xor the accumulator) ANI (and Immediate) ORI (or immediate) XRI (xor immediate) CMP (Compare the Accumulator) CPI (Compare Immediate) Instruksi Logika: CMP (Compare the Accumulator) Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan isi akumulator dengan isi register yang ditentukan. Instruksi ini mempengaruhi Zero Flag. Format instruksi : CMP Reg Dengan: Reg = A,B,C,D,E,H atau L Contoh: Misal nilai akumulator saat ini adalah A=F8H= , D=F8H= , Z=0 Setelah instruksi CMP D A=F8H= , D=F8H= , Z=1 14

15 Instruksi Logika: CPI (Compare Immediate) Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan isi akumulator dengan data 8 bit. Instruksi ini mempengaruhi Zero Flag. Z =1 jika A = data dan Z=0 jika Z<>data Format instruksi : CPI byte Contoh: Misal nilai akumulator saat ini adalah A=F8H= , byte=f8h= , Z=0 Setelah instruksi CPI F8 A=F8H= , Z=1 Instruksi Jump Berfungsi untuk memungkinkan prosesor mengeksekusi instruksi tidak secara berurutan. Nilai PC dapat diubah sesuai dengan kondisi dan instruksi lompat atau pemanggilan. Contoh : JMP (Jump) JM (Jump if Minus) JP (Jump if Positive) JZ (Jump if Zero) JNZ (Jump if Not Zero) JC (Jump if Carry Set) JNC (Jump if No Carry) JPE (Jump if Parity Even) JPO (Jump if Parity Odd) 15

16 Instruksi Jump : JP (Jump if Positive) Adalah instruksi lompatan bersyarat. Prosesor akan memeriksa flag sign keluaran dari ALU. Jika Sign 0 (positif) maka lompatan dilakukan. Format instruksi : JP Alamat Instruksi Jump : JC (Jump if Carry) Adalah instruksi lompatan bersyarat. Prosesor akan memeriksa Carry Flag. Jika Carry Flag=1, maka lompatan dilakukan Format instruksi : JC Alamat 16

17 Instruksi Jump : JNC (Jump if No Carry) Adalah instruksi lompatan bersyarat. Prosesor akan memeriksa Carry flag. Jika Carry Flag=0 maka lompatan dilakukan. Format instruksi : JNC Alamat Instruksi Jump : JPE (Jump if Parity Even) Adalah instruksi lompatan bersyarat. Prosesor akan memeriksa P Flag. Jika P Flag=1, maka lompatan dilakukan Format instruksi : JPE Alamat 17

18 Instruksi Jump : JPO (Jump if Parity Odd) Adalah instruksi lompatan bersyarat. Prosesor akan memeriksa P Flag. Jika P Flag=0, maka lompatan dilakukan Format instruksi : JPO Alamat Instruksi Extended Register Beberapa instruksi SAP-3 menggunakan pasangan register CPU untuk memproses data 16-bit. Dengan kata lain, selama eksekusi instruksi-instruksi tertentu, register-register CPU disusun dalam kaskade (susunan berderet). Pembentukan pasangan register selalu mengikuti ketentuan sebagai berikut: B berpasangan dengan C, D dengan E, dan H dengan L. Semua instruksi tersebut mengandung huruf X di dalamnya, yang merupakan tanda bagi extended register (register yang diperluas) yaitu pasangan register. 18

19 Instruksi Extended Register: LXI (Load extended immediate) Instruksi LXI dipakai untuk mengisi pasangan register tertentu dengan byte rangkap. Format instruksi : LXI B, dble LXI D, dble LXI H, dble Dengan: B mewakili pasangan BC D mewakili pasangan DE H mewakili pasangan HL. Dble menyatakan byte rangkap (double byte). Instruksi Extended Register: DAD (Double Add ) Instruksi DAD menjumlahkan isi dari pasangan register tertentu dengan isi dari pasangan pasangan register HL. Hasil penjumlahannya disimpan dalam pasangan register HL Format instruksi : DAD B DAD D DAD H Dengan: B mewakili pasangan BC D mewakili pasangan DE H mewakili pasangan HL. 19

20 Instruksi Extended Register: INX dan DCX INX berarti penambahan angka satu pada isi pasangan register (inclement the extended register). Dan DCX menyatakan penurunan angka satu dari isi pasangan register (descrement the extended register). Instruksi INX dan DCX tidak mempengaruhi flag. Format instruksi : INX B INX D INX H Dengan: B mewakili pasangan BC D mewakili pasangan DE H mewakili pasangan HL. DCX B DCX D DCX H Instruksi-instruksi Tak Langsung PC berfungsi sebagai penunjuk instruksi (Instruction Pointer) Agar dapat menyimpan dan mengambil data di lokasi memori tertentu secara tidak langsung, digunakan register HL sebagai penunjuk data (data pointer). Pengesetan alamat memori dilakukan secara tak langsung melalui register HL. Pengalamatan ini disebut pengalamatan tak langsung. 20

21 Instruksi-instruksi Tak Langsung: Pembacaan Tak Langsung Instruksi ini mengisi register tertentu dengan data yang alamatnya ditunjukkan oleh HL. Setelah eksekusi instruksi tersebut, register itu akan berisi MHL. Setelah eksekusi instruksi tersebut, register itu akan berisi M HL. Format instruksi : MOV reg, M Dengan reg = A,B,C,D,E,H atau L M = M HL Instruksi-instruksi Tak Langsung: Penulisan Tak Langsung Instruksi ini akan mengisi lokasi memori yang alamatnya ditunjuk oleh HL dengan isi dari register tertentu. Setelah eksekusi instruksi tersebut, kita akan mendapatkan M HL = reg Format instruksi : MOV reg, M Dengan reg = A,B,C,D,E,H atau L M = M HL 21

22 Instruksi-instruksi Tak Langsung: Instruksi Segera Tak Langsung Kadang-kadang kita ingin menuliskan data segera (immediate data) ke dalam lokasi memori yang dialamatkan oleh penunjuk HL. Format instruksi : MVI M, byte Dengan M = M HL Instruksi-instruksi Tak Langsung: Instruksi-instruksi penunjuk yang lain Kadang-kadang kita ingin menuliskan data segera (immediate data) ke dalam lokasi memori yang dialamatkan oleh penunjuk HL. ADD M ADC M SUB M SBB M INR M DCR M ANA M ORA M XRA M CMP M M = M HL 22

23 Contoh 3: Misalkan ada 256 byte data yang tersimpan dalam memori pada alamat dari 2000H sampai 20FFH. Tunjukkan sebuah program yang akan menyalin 256 byte data ini untuk ditempatkan pada alamat 2100H sampai 21FFH! Solusi Contoh 3: LXI H, 1FFFH ; Inisialisasi penunjuk LOOP: INX H ; Naikkan isi penunjuk MOV B,M ; Baca byte MOV A,H ; Isikan 20H ke dalam akumulator ADI 01H ; Tambahkan ofset 01H untuk mendapatkan 20H MOV H,A ; Pasang penunjuk H dengan ofset. MOV M,B ; Tuliskan byte dalam lokasi baru SUI 01H ; Kurangkan offset MOV H,A ; Mengembalikan H pada kedudukan semula MOV A,L ; Siapkan pembandingan CPI FFH ; Periksa apakah sama dengan 255 JNZ LOOP ; Jika belum, ambil byte berikutnya HLT 23

24 Simulasi Contoh 3: Bahasa Mesin contoh3.sap3 Hasil Simulasi contoh3.sap3 24

Pendahuluan (1) D E F

Pendahuluan (1) D E F Andrian Rakhmatsyah Pendahuluan (1) A PC B C SP D E F H L Pendahuluan (2) Mikrokomputer 8-bit yang kompatibel dengan mikroprocessor 8085 SAP-3 lebih berfokus pada model pemrograman Memiliki register tambahan,

Lebih terperinci

BAB VII KOMPUTER SEDERHANA SAP-3 (SIMPLE AS POSSIBLE-3)

BAB VII KOMPUTER SEDERHANA SAP-3 (SIMPLE AS POSSIBLE-3) Tony Darmanto, ST / IV / TI / STMIK Widya Dharma / Hal 1 BAB VII KOMPUTER SEDERHANA SAP-3 (SIMPLE AS POSSIBLE-3) 7.1. Model Pemrograman Komputer SAP-3 adalah komputer 8-bit yang memiliki keselarasan (compatibel)

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN 8085 Kelompok Instruksi Email : salahuddin_ali@ymail.com salahuddin.ali00@gmail.comali00@gmail Web Site : www.salahuddinali.com Kelompok Instruksi Transfer Data MOV MVI transfer data transfer

Lebih terperinci

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer SAP-2 Mohamad Dani (MHM) E-mail: mohamad.dani@gmail.com Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Telkom

Lebih terperinci

Simple As Possible (SAP) - 2. Abdul Syukur

Simple As Possible (SAP) - 2. Abdul Syukur Simple As Possible (SAP) - 2 Abdul Syukur abdulsyukur@eng.uir.ac.id http://skurlinux.blogspot.com 053740514 Arsitektur Komputer SAP-2 Persamaan dengan SAP-1 : Sama-sama komputer bit. Kesamaan ini dapat

Lebih terperinci

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer SAP-2

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer SAP-2 DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer SAP-2 1 11/20/2016 1 Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat: Memahami Arsitektur SAP-2. Menjelaskan cara kerja SAP-2. Menjelaskan instruksi-instruksi

Lebih terperinci

Simple As Possible (SAP) - 2. Abdul Syukur

Simple As Possible (SAP) - 2. Abdul Syukur Simple As Possible (SAP) - 2 Abdul Syukur abdulsyukur@eng.uir.ac.id http://skurlinux.blogspot.com 053740514 Arsitektur Komputer SAP-2 Persamaan dengan SAP-1 : Sama-sama komputer bit. Kesamaan ini dapat

Lebih terperinci

Arsitektur SAP-2 W BUS ACKNOWLEDGE HEXADECIMAL KEYBOARD ENCODER ACCUMULATOR INPUT PORT 1 ALU FLAGS READY INPUT PORT 2 SERIAL IN PROGRAM COUNTER TMP

Arsitektur SAP-2 W BUS ACKNOWLEDGE HEXADECIMAL KEYBOARD ENCODER ACCUMULATOR INPUT PORT 1 ALU FLAGS READY INPUT PORT 2 SERIAL IN PROGRAM COUNTER TMP W BUS ACKNOWLEDGE HEXADECIMAL KEYBOARD ENCODER 16 ACCUMULATOR INPUT PORT 1 READY SERIAL IN 0 7 INPUT PORT 2 ALU 2 FLAGS PROGRAM COUNTER 16 TMP MAR 16 B 16 64 K MEMORY C Arsitektur SAP-2 MDR OUTPUT PORT

Lebih terperinci

Simple As Posible 2 (bag-1)

Simple As Posible 2 (bag-1) Simple As Posible 2 (bag-1) (Pertemuan ke-17) Disusun ulang oleh: Andrian Rakhmatsyah Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Maret 2016 Arsitektur

Lebih terperinci

Instruksi logika (1) Memanipulasi isi Accumulator, dibagi menjadi 2. Panjang instruksi : 1 byte. Panjang instruksi : 2 byte

Instruksi logika (1) Memanipulasi isi Accumulator, dibagi menjadi 2. Panjang instruksi : 1 byte. Panjang instruksi : 2 byte Andrian Rakhmatsyah Instruksi logika (1) Memanipulasi isi Accumulator, dibagi menjadi 2 1. Operand kedua adalah register B dan C Panjang instruksi : 1 byte Format : Opcode Contoh : ANA B 2. Operand kedua

Lebih terperinci

Simple As Posible 2 (bag-2)

Simple As Posible 2 (bag-2) Simple As Posible 2 (bag-2) (Pertemuan ke-18) Disusun ulang oleh: Andrian Rakhmatsyah Diedit ulang oleh: Endro Ariyanto Prodi S1 Teknik Informatika Fakultas Informatika Universitas Telkom Maret 2016 Instruksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. Praktek Mikroprosesor 1 Job Sheet 2

LAPORAN PRAKTIKUM. Praktek Mikroprosesor 1 Job Sheet 2 LAPORAN PRAKTIKUM Instruksi Aritmatika dan Operasi Logika Praktek Mikroprosesor 1 Job Sheet 2 Nama : DENNY SETIAWAN NIM : 3201311036 Kelas : V B Kelompok : 1 Anggota Kelompok : Denny Setiawan Ranto susilo

Lebih terperinci

BAB 3 Pemrograman Zilog Z80 Lanjutan

BAB 3 Pemrograman Zilog Z80 Lanjutan BAB 3 Pemrograman Zilog Z8 Lanjutan Buku: Bahasa Oleh : Setiawardhana Bahasa Assembly (Buku( Komputer 3) oleh : Son Kuswadi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Pokok Bahasan Addressing Mode? FLAG? Instruksi

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 INSTRUKSI ARITMATIK DAN LOGIK. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

PERCOBAAN 3 INSTRUKSI ARITMATIK DAN LOGIK. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY PERCOBAAN 3 INSTRUKSI ARITMATIK DAN LOGIK Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membiasakan diri dengan berbagai instruksi aritmatik

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM I MODEL PEMROGRAMAN 1

MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM I MODEL PEMROGRAMAN 1 MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM I MODEL PEMROGRAMAN 1 A. Tujuan Pada akhir praktikum ini, peserta dapat: 1. Memahami komponen arsitektur komputer tingkat bawah. 2. Menggunakan simulator untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR APLIKASI DASAR INSTRUKSI ARITMATIKA DAN OPERASI LOGIK

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR APLIKASI DASAR INSTRUKSI ARITMATIKA DAN OPERASI LOGIK LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR APLIKASI DASAR INSTRUKSI ARITMATIKA DAN OPERASI LOGIK Disusun oleh : Nama : Yudi Irwanto (021500456) Prodi : Elektronika Instrumentasi Tanggal Praktikum : 6 April

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR INSTRUKSI PERCABANGAN DAN LOOP

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR INSTRUKSI PERCABANGAN DAN LOOP LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR INSTRUKSI PERCABANGAN DAN LOOP Disusun oleh Nama : Yudi Irwanto NIM : 021500456 Prodi : Elektronika Instrumentasi Tanggal Praktikum : 28 April 2017 Asisten : Rokhmat

Lebih terperinci

OPERATION SYSTEM. Jenis - Jenis Register Berdasarkan Mikroprosesor 8086/8088

OPERATION SYSTEM. Jenis - Jenis Register Berdasarkan Mikroprosesor 8086/8088 OPERATION SYSTEM Nama : Dian Fahrizal Nim : 110170096 Unit : A3 Jenis - Jenis Register Berdasarkan Mikroprosesor 8086/8088 Mikroprosesor 8086/8088 memiliki 4 register yang masing-masingnya terdiri dari

Lebih terperinci

SISTEM KOMPUTER.

SISTEM KOMPUTER. SISTEM KOMPUTER Salahuddin, SST Email : salahuddin_ali@ymail.com salahuddin.ali00@gmail.comali00@gmail Web Site : www.salahuddinali.com ELEMEN FUNGSIONAL UTAMA SISTEM KOMPUTER. INTERFACE EXTERNAL UNIT

Lebih terperinci

CENTRAL PROCESSING UNIT CPU

CENTRAL PROCESSING UNIT CPU CENTRAL PROCESSING UNIT CPU edywin 1 Central Processing Unit CPU terdiri dari : - Bagian data (Datapath) yang berisi register register untuk penyimpanan data sementara dan sebuah ALU untuk melaksanakan

Lebih terperinci

SISTEM KERJA MIKROPROSESOR

SISTEM KERJA MIKROPROSESOR 1 SISTEM KERJA MIKROPROSESOR Percobaan I Tujuan Percobaan 1. Mempelajari hubungan bahasa tingkat rendah dengan arsitektur mikroprosesor. 2. Memahami konsep pemograman modular dan pengolahan data dalam

Lebih terperinci

MODUL 6 INSTRUKSI PERCABANGAN. Tujuan : praktikan dapat menggunakan instruksi percabangan dalam program.

MODUL 6 INSTRUKSI PERCABANGAN. Tujuan : praktikan dapat menggunakan instruksi percabangan dalam program. MODUL 6 INSTRUKSI PERCABANGAN Tujuan : praktikan dapat menggunakan instruksi percabangan dalam program. Teori Instruksi percabangan berfungsi untuk membelokkan runtun eksekusi program yang semula sekuensial

Lebih terperinci

INSTRUKSI DASAR Salahuddin, SST.

INSTRUKSI DASAR Salahuddin, SST. INSTRUKSI DASAR 8085 Salahuddin, SST Email : salahuddin_ali@ymail.com salahuddin.ali00@gmail.comali00@gmail Web Site : www.salahuddinali.com Format perintah yang digunakan pada CPU 8085 Instruksi CPU 8085

Lebih terperinci

BAHASA PEMOGRAMAN AT89S/Cxx (assembly)

BAHASA PEMOGRAMAN AT89S/Cxx (assembly) 1 BAHASA PEMOGRAMAN AT89S/Cxx (assembly) Operand dalam pemograman mikrokontroler adalah data yang tersimpan dalam memory, register dan input/output (I/O). Instruksi yang dikenal secara umum dikelompokan

Lebih terperinci

Simple As Possible (SAP) - 1. Abdul Syukur

Simple As Possible (SAP) - 1. Abdul Syukur Simple As Possible (SAP) - 1 Abdul Syukur abdulsyukur@eng.uir.ac.id http://skurlinux.blogspot.com 053740514 Perangkat Pembangun Pencacah Program (Program Counter) Register Masukan & Memory Address Register

Lebih terperinci

Microcontroller: Bahasa Pemrograman Assembly 8051

Microcontroller: Bahasa Pemrograman Assembly 8051 Microcontroller: Bahasa Pemrograman Assembly 8051 Oleh: Ali Sofyan Kholimi Universitas Muhammadiyah Malang E-Mail / IM: kholimi@gmail.com Blog: http://kholimi-id.blogspot.com Tujuan Belajar Mendaftar register

Lebih terperinci

a b a AND b a OR b a XOR b a NOT a

a b a AND b a OR b a XOR b a NOT a MODUL IV LOGIC, SHIFT, and ROTATE INSTRUCTIONS Untuk mengubah bit-bit secara individual dalam komputer maka menggunakan operasi logika. Nila biner dari 0 dan 1 diperlakukan sebagai salah (0) dan benar

Lebih terperinci

serta kemudahan dalam manipulasi sistem komputer. Modul Ajar ini disusun berdasarkan pengalaman dari penulis sendiri

serta kemudahan dalam manipulasi sistem komputer. Modul Ajar ini disusun berdasarkan pengalaman dari penulis sendiri A PENDAHULUAN Bahasa Assembly Modul ajar ini bertujuan untuk memudahkan mahasiswa mengenal bahasa pemrograman Tingkat Rendah, selain pemograman tingkat tinggi seperti Bahasa C, Pascal dll,, serta mampu

Lebih terperinci

Simple As Possible (SAP) - 1. Abdul Syukur

Simple As Possible (SAP) - 1. Abdul Syukur Simple As Possible (SAP) - 1 Abdul Syukur abdulsyukur@eng.uir.ac.id http://skurlinux.blogspot.com 0537051 Arsitektur Komputer SAP-1 Cp Ep LM CE Pencacah Program (Program Counter) Register Masukan dan MAR

Lebih terperinci

BAB 4 STACK AREA, SUBROUTINE dan INSTRUKSI BLOK

BAB 4 STACK AREA, SUBROUTINE dan INSTRUKSI BLOK BAB 4 STACK AREA, SUBROUTINE dan INSTRUKSI BLOK Buku: Bahasa Oleh : Setiawardhana Bahasa Assembly (Buku( Komputer 3) oleh : Son Kuswadi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya STACK AREA Menyelamatkan register

Lebih terperinci

PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51

PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51 PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51 Pendahuluan Dalam materi sebelumnya sudah di bahas untuk menjalankan suatu tugas maka mikrokontroler 89C51 membutuhkan sebuah program yang terdiri dari susunan

Lebih terperinci

Ringkasan Set Instruksi Dan Mode pengalamatan ( Addressing Mode )

Ringkasan Set Instruksi Dan Mode pengalamatan ( Addressing Mode ) Ringkasan Set Instruksi Dan Mode pengalamatan ( Addressing Mode ) Mikroprosessor 8051, sebagaimana terdaftar dalam 8051 set instruction in numerical order memiliki sekumpulan instruksi yang terintegrasi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id 1 Central Processing Unit CPU terdiri dari : - Bagian data (Datapath) yang berisi register register

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Materi ke-3

Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Materi ke-3 Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Materi ke-3 Struktur Register REGISTER Register adalah sebagian kecil memory komputer yang dipakai i untuk tempatt penampungan dt data. Data yang terdapat dalam register dapat

Lebih terperinci

MIKROPROSESOR REGISTER-REGISTER MIKROPROSESOR INTEL

MIKROPROSESOR REGISTER-REGISTER MIKROPROSESOR INTEL Perguruan Tinggi Mitra Lampung MIKROPROSESOR REGISTER-REGISTER MIKROPROSESOR INTEL 8086 Erwin Ardianto, S.T FLAG REGISTER 8086 memiliki flag register dengan panjang16-bit. Dari 16-bit itu terdapat 9 bendera

Lebih terperinci

Mikroprosesor. Bab 3: Arsitektur Mikroprosesor. INTEL 8086 Generasi Awal Prosesor PENTIUM. Arsitektur Mikroprosesor 1

Mikroprosesor. Bab 3: Arsitektur Mikroprosesor. INTEL 8086 Generasi Awal Prosesor PENTIUM. Arsitektur Mikroprosesor 1 Mikroprosesor Bab 3: Arsitektur Mikroprosesor Generasi Awal Prosesor PENTIUM Arsitektur Mikroprosesor 1 20 bit Arsitektur Mikroprosesor 16 bit Register Antrian (FIFO) Arsitektur Mikroprosesor 2 Prosesor

Lebih terperinci

INSTRUKSI MIKROPROSESOR

INSTRUKSI MIKROPROSESOR 101 SISTEM MIKROPROSESOR dan MIKROKONTROLER B A B 6 INSTRUKSI MIKROPROSESOR Setiap mikroprosesor selalu dirancang dan dilengkapi dengan perangkat instruksi. Bentuk perangkat instruksi masing-masing mikroprosesor

Lebih terperinci

BAHASA PEMOGRAMAN MIKROPROSESOR Z80. Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

BAHASA PEMOGRAMAN MIKROPROSESOR Z80. Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia BAHASA PEMOGRAMAN MIKROPROSESOR Z8 Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas tujuan perkuliahan, bahasa pemrograman

Lebih terperinci

PERCOBAAN 2 TRANSFER DATA. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

PERCOBAAN 2 TRANSFER DATA. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY PERCOBAAN 2 TRANSFER DATA Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Percobaan ini akan memperkenalkan dan membiasakan diri dengan konsep dasar serta fungsi suatu instruksi transfer

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 PENGENALAN MIKROPROSESOR MPF-I. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

PERCOBAAN 1 PENGENALAN MIKROPROSESOR MPF-I. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY PERCOBAAN 1 PENGENALAN MIKROPROSESOR MPF-I Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Percobaan ini akan memperkenalkan MPF-I Z80 dan memahami cara menggunakannya, mempelajari

Lebih terperinci

REGISTER Register-register yang terdapat pada mikroprosesor, antara lain :

REGISTER Register-register yang terdapat pada mikroprosesor, antara lain : REGISTER Register adalah sebagian memori dari mikroprosesor yang dapat diakses dengan kecepatan yang sangat tinggi. Register-register yang terdapat pada mikroprosesor, antara lain : General purpose register

Lebih terperinci

7.Lokasi hasil pemrosesan

7.Lokasi hasil pemrosesan SRI SUPATMI,S.KOM 6. Lokasi Operand Ada beberapa pilihan dalam menempatkan operand (lokasi operand) yaitu pada: memori utama, register CPU, I/O port dan pada instruksi itu sendiri. Membiarkan operand dalam

Lebih terperinci

ORGANISASI KOMPUTER INSTRUKSI MESIN DAN PROGRAM MATA KULIAH:

ORGANISASI KOMPUTER INSTRUKSI MESIN DAN PROGRAM MATA KULIAH: MATA KULIAH: ORGANISASI KOMPUTER INSTRUKSI MESIN DAN PROGRAM PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2011 By: AYU

Lebih terperinci

BAHASA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM MIKROPROSESOR

BAHASA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM MIKROPROSESOR KEGIATAN BELAJAR 1 BAHASA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM MIKROPROSESOR Lembar Informasi Kebanyakan orang berpikir bahwa komputer adalah sebuah peralatan yang sangat komplek, sulit dipelajari, dan dapat berfikir

Lebih terperinci

INTRUKSI-INTRUKSI BAHASA PEMROGRAMAN ASSEMBLY

INTRUKSI-INTRUKSI BAHASA PEMROGRAMAN ASSEMBLY INTRUKSI-INTRUKSI BAHASA PEMROGRAMAN ASSEMBLY Mubtasir Buleganteng94@gmail.com Abstrak Program yang ditulis dengan bahasa Assembly terdiri dari label, kode mnemonic dan lain sebagainya, pada umumnya dinamakan

Lebih terperinci

PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51

PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51 PERTEMUN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER T 89C5 PERTEMUN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER T 89C5 Pendahuluan Dalam materi sebelumnya sudah di bahas untuk menjalankan suatu tugas maka mikrokontroler 89C5 membutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Perintah-perintah Mikroprosesor INTEL 8088/8086 yang didukung di dalam perangkat lunak ini adalah modus pengalamatan (MOV), penjumlahan (ADD),

Lebih terperinci

R E G I S T E R. = Code Segment Register = Data Segment Register = Stack Segment Register = Extra Segment Register. 3.

R E G I S T E R. = Code Segment Register = Data Segment Register = Stack Segment Register = Extra Segment Register. 3. R E G I S T E R Register adalah sebagian kecil memori komputer yang dipakai untuk tempat penampungan data dengan ketentuan bahwa data yang terdapat dalam register dapat diproses dalam berbagai operasi

Lebih terperinci

PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088

PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088 1. Bagan Dasar µp 8088 PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088 Gambar 1. Bagan Dasar µp 8088 Elemen didalam mikroprosesor adalah : CU (Control Unit) adalah manajer dari semua unit. CU mengatur keselarasan kerja

Lebih terperinci

BAB 2 Pemrograman Zilog Z80

BAB 2 Pemrograman Zilog Z80 BAB 2 Pemrograman Zilog Z80 Oleh : Setiawardhana Buku: Bahasa Assembly (Buku Komputer 3) oleh : Son Kuswadi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Pengantar Question Mengapa sistem mikroprosessor yang

Lebih terperinci

MAKALAH MODE DAN FORMAT PENGALAMATAN SET INSTRUKSI. Nama : Annisa Christyanti Kelas : XI TJA 3 NIS :

MAKALAH MODE DAN FORMAT PENGALAMATAN SET INSTRUKSI. Nama : Annisa Christyanti Kelas : XI TJA 3 NIS : MAKALAH MODE DAN FORMAT PENGALAMATAN SET INSTRUKSI Nama : Annisa Christyanti Kelas : XI TJA 3 NIS : 3103113017 TEKNIK JARINGAN AKSES SMK TELKOM SANDHY PUTRA PURWOKERTO TAHUN AJARAN 2014/2015 Mode dan Format

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051 1.1. Organisasi Memori Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, seperti yang ditunjukkan pada gambar1.1. dan gambar 1.2. Pemisahan secara logika dari

Lebih terperinci

Organisasi & Arsitektur Komputer

Organisasi & Arsitektur Komputer Organisasi & Arsitektur Komputer 1 Set Instruksi Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Eko Budi Setiawan mail@ekobudisetiawan.com www.ekobudisetiawan.com Teknik Informatika - UNIKOM 2013 Arsitektur Komputer

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR STACK DAN SUBROUTINE

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR STACK DAN SUBROUTINE LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR STACK DAN SUBROUTINE Disusun oleh : Nama : Yudi Irwanto (021500456) Rekan Kerja : Safira Rachmadewi (021500453) Tri Handayani (021500454) Prodi : Elektronika Instrumentasi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI KOMPUTER & BAHASA ASSEMBLY PROGRAM OPERASI ARITMATIKA. Kelas : INF 2B Praktikum 1 Nama : Fernalia NIM : J3C212210

LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI KOMPUTER & BAHASA ASSEMBLY PROGRAM OPERASI ARITMATIKA. Kelas : INF 2B Praktikum 1 Nama : Fernalia NIM : J3C212210 LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI KOMPUTER & BAHASA ASSEMBLY PROGRAM OPERASI ARITMATIKA Kelas : INF 2B Praktikum 1 Nama : Fernalia NIM : J3C212210 PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INFORMATIKA DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 INSTRUKSI PUTAR, GESER, DAN ROUTINE PERKALIAN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

PERCOBAAN 6 INSTRUKSI PUTAR, GESER, DAN ROUTINE PERKALIAN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY PERCOBAAN 6 INSTRUKSI PUTAR, GESER, DAN ROUTINE PERKALIAN Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memberikan pengertian dan penggunaan

Lebih terperinci

RUNNING TEXT. Gambar 1. Susunan Running Text

RUNNING TEXT. Gambar 1. Susunan Running Text RUNNING TEXT TUJUAN 1. Membuktikan program running text. 2. Menganalisa tampilan running text. TEORI Pendahuluan Running Text merupakan salah satu media yang efektif menyampaikan informasi. Running Text

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul. 1. Bagi Guru/Fasilitator

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul. 1. Bagi Guru/Fasilitator BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini berisi materi latihan memahami Set Instruksi Mikroprosesor Z-80 CPU sebagai perintah-perintah yang digunakan untuk menyusun program bagi peserta didik SMK program

Lebih terperinci

Instruksi Mikroprosesor

Instruksi Mikroprosesor MODUL KE 10 Sistem Mikroprosesor (3 sks) 10 MATERI KULIAH : Pengelompokan instruksi mikroprosesor : data manipulation instruction, data transfer instruction, program manipulation instruction, status management

Lebih terperinci

PERCOBAAN 4 INSTRUKSI PERCABANGAN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

PERCOBAAN 4 INSTRUKSI PERCABANGAN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY PERCOBAAN 4 INSTRUKSI PERCABANGAN Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membiasakan diri dengan instruksi percabangan baik yang bersyarat

Lebih terperinci

Eksplorasi Prosesor 8086 Dengan Program DEBUG

Eksplorasi Prosesor 8086 Dengan Program DEBUG dapat digunakan untuk mengeksplorasi keluarga prosesor 8086 termasuk PENTIUM pada PC telah disertakan setiapkali user melakukan instalasi WINDOWS Untuk menjalankan DEBUG, click Start-Run, kemudian ketik

Lebih terperinci

Rangkaian Kombinasional

Rangkaian Kombinasional 9/9/25 Tahun Akademik 25/26 Semester I DIGB3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Rangkaian Kombinasional Mohamad Dani (MHM) E-mail: mohamaddani@gmailcom Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran

Lebih terperinci

LAB SHEET 3 OPERASI ARITMATIKA

LAB SHEET 3 OPERASI ARITMATIKA LAB SHEET 3 OPERASI ARITMATIKA A. TUJUAN 1. Dapat menjalankan program operasi aritmatika serta mengecek isi setiap register yang digunakan. B. BAHAN DAN ALAT 1. Lembar tugas 2. Sofware Z80 Simulator IDE

Lebih terperinci

Set Instruksi: Set instruksi?

Set Instruksi: Set instruksi? Set Instruksi: 1 Set instruksi? Operasi dari CPU ditentukan oleh instruksiinstruksi yang dilaksanakan atau dijalankannya. Instruksi ini sering disebut sebagai instruksi mesin (machine instructions) atau

Lebih terperinci

Menggunakan Bahasa Pemrograman Assembly

Menggunakan Bahasa Pemrograman Assembly BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil menggunakan bahasa pemrograman assembly Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami konstruksi program assembly 2. Mahasiswa memahami proses

Lebih terperinci

Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Adder juga sering disebut rangkaian

Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Adder juga sering disebut rangkaian Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Adder juga sering disebut rangkaian kombinasional aritmetika Ada 3 jenis Adder : Rangkaian Adder

Lebih terperinci

PERTEMUAN. SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51 (Lanjutan)

PERTEMUAN. SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51 (Lanjutan) PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51 (Lanjutan) Rotate Perintah Rotate identik dengan Shift register dimana bit-bit dalam byte di geser ke kiri atau kekanan dengan atau tanpa carry. Perintah-perintah

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN BAHASA RAKITAN

PEMROGRAMAN BAHASA RAKITAN BUKU AJAR PEMROGRAMAN BAHASA RAKITAN oleh : Adian Fatchur Rochim, ST, MT Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2009 KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah

Lebih terperinci

Simple As Possible. SAP 1 ( Simple As Possible) Arsitektur 11/18/2011. Referensi :

Simple As Possible. SAP 1 ( Simple As Possible) Arsitektur 11/18/2011. Referensi : Simple As Possible ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER PS Teknik Informatika UNDIP Referensi : Malvino, A. Paul. Computer Digital Elektronics. Introductions Microcomputers. McGraw Hill. 1992. Putra, Agfianto

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Bahasa Rakitan

Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Materi ke-4 Program Bahasa Rakitan dengan DEBUG.COM Perintah dan Fungsi dalam DEBUG.COM DEBUG, menjalankan program DEBUG : A> DEBUG nama file. COM Q (Quit), keluar dari program

Lebih terperinci

Instruction Set Mikrokontroler

Instruction Set Mikrokontroler BAGIAN 1 Instruction Set Mikrokontroler Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Instruction Set Mikrokontroler AT89S51 Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami Instruction

Lebih terperinci

Mengenal bahasa assembly

Mengenal bahasa assembly Mengenal bahasa assembly adiatma adiatma@raharja.info Abstrak Komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR Z80. Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

ARSITEKTUR MIKROPROSESOR Z80. Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia ARSITEKTUR MIKROPROSESOR Z80 Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas tentang tujuan perkuliahan, arsitektur mikroprosesor

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER. rsp oak informatika

ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER. rsp oak informatika ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER rsp oak informatika 1 Microprocessor Intel 80x86 rsp oak informatika 2 Central Processing Unit (CPU) CPU merupakan eupa a prosesor untuk memproses data Terpusat (central)

Lebih terperinci

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut : Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi : Cy = AB + AC + BC

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut : Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi : Cy = AB + AC + BC 4. ALU 4.1. ALU (Arithmetic and Logic Unit) Unit Aritmetika dan Logika merupakan bagian pengolah bilangan dari sebuah komputer. Di dalam operasi aritmetika ini sendiri terdiri dari berbagai macam operasi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI KOMPUTER & BAHASA ASSEMBLY PROGRAM POINTER OPERASI ARITMATIKA

LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI KOMPUTER & BAHASA ASSEMBLY PROGRAM POINTER OPERASI ARITMATIKA LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI KOMPUTER & BAHASA ASSEMBLY PROGRAM POINTER OPERASI ARITMATIKA Kelas : INF 2B Praktikum 1 Nama : Fernalia NIM : J3C212210 PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INFORMATIKA DIREKTORAT PROGRAM

Lebih terperinci

2. Unit Praktikum Perhitungan Aritmatika

2. Unit Praktikum Perhitungan Aritmatika 2. Unit Praktikum Perhitungan Aritmatika Data yang dipakai dalam mikrokontroler ATmega8535 direpresentasikan dalam sistem bilangan biner, desimal dan bilangan heksadesimal. Data yang terdapat di mikrokontroler

Lebih terperinci

ARSITEKTUR KOMPUTER SET INSTRUKSI

ARSITEKTUR KOMPUTER SET INSTRUKSI LOGO ASSALAMU ALAIKUM ARSITEKTUR KOMPUTER SET INSTRUKSI Disajikan Oleh : RAHMAD KURNIAWAN, S.T., M.I.T. TEKNIK INFORMATIKA UIN SUSKA RIAU Karakteristik dan Fungsi Set Instruksi Operasi dari CPU ditentukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN D DATA SHEET

LAMPIRAN D DATA SHEET LAMPIRAN D DATA SHEET D-1 D-2 D-3 D-4 D-5 D-6 D-7 D-8 D-9 D-10 D-11 Instruksi-instruksi Keluarga MCS51 A. Operasi Aritmatika 1. ADD ADD A,Rn Tambahkan Akumulator A dengan Rn di mana n = 0 7 dan simpan

Lebih terperinci

MODUL I PENGENALAN ASSEMBLY

MODUL I PENGENALAN ASSEMBLY MODUL I PENGENALAN ASSEMBLY Apakah bahasa assembly? Bahasa assembly adalah bahasa pemrograman dengan korespondensi satu-satu antara perintahperintah/pernyataannya dan bahasa mesin komputer. Bahasa assembly

Lebih terperinci

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I. DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer. Pertemuan 1: Representasi Data

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I. DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer. Pertemuan 1: Representasi Data Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Pertemuan 1: Representasi Data Mohamad Dani (MHM) E-mail: mohamad.dani@gmail.com Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran

Lebih terperinci

DESKRIPSI SINGKAT INSTRUKSI-INSTRUKSI PADA AT89S51

DESKRIPSI SINGKAT INSTRUKSI-INSTRUKSI PADA AT89S51 DESKRIPSI SINGKAT INSTRUKSI-INSTRUKSI PADA AT89S51 (Dikemas oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id) No. Instruksi Deskripsi Contoh 1. ADD A,R n Menambahkan isi A dengan isi

Lebih terperinci

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN

BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN TEKNIK DIGITAL/HAL. 8 BAB II ARITMATIKA DAN PENGKODEAN ARITMATIKA BINER Operasi aritmatika terhadap bilangan binari yang dilakukan oleh komputer di ALU terdiri dari 2 operasi yaitu operasi penambahan dan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 7 PEMBAGIAN BINER

PERCOBAAN 7 PEMBAGIAN BINER PERCOBAAN 7 PEMBAGIAN BINER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan dari percobaan ini agar memahami cara merancang subroutine pembagian biner untuk suatu mikrokomputer.

Lebih terperinci

INSTRUKSI-INSTRUKSI MIKROPROSESOR Z80. Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

INSTRUKSI-INSTRUKSI MIKROPROSESOR Z80. Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia INSTRUKSI-INSTRUKSI MIKROPROSESOR Z80 Yoyo somantri Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas tujuan perkuliahan, instruksi yang

Lebih terperinci

PERCOBAAN 5 STACK DAN SUBROUTINE. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

PERCOBAAN 5 STACK DAN SUBROUTINE. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY PERCOBAAN 5 STACK DAN SUBROUTINE Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memberikan pengertian mengenai arti stack, dapat menggunakan

Lebih terperinci

PENGERTIAN REGISTER. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Tinjauan Umum

PENGERTIAN REGISTER. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Tinjauan Umum PENGERTIAN REGISTER Dalam pemrograman dengan bahasa Assembly, mau tidak mau anda harus berhubungan dengan apa yang dinamakan sebagai Register. Lalu apakah yang dimaksudkan dengan register itu sebenarnya?.

Lebih terperinci

INSTRUKSI DAN BAHASA PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER

INSTRUKSI DAN BAHASA PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER INSTRUKSI DAN BAHASA PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER Yoyo Somantri dan Erik Haritman Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas tujuan

Lebih terperinci

Diktat Kuliah Organisasi dan Interaksi

Diktat Kuliah Organisasi dan Interaksi Mikroprosesor dan Antarmuka Diktat Kuliah Organisasi dan Interaksi Nyoman Bogi Aditya Karna Sisfo IMelkom bogi@imtelkom.ac.id http://bogi.blog.imtelkom.ac.id Institut Manajemen elkom http://www.imtelkom.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 UNIT KONTROL. Universitas Gadjah Mada 1

BAB 3 UNIT KONTROL. Universitas Gadjah Mada 1 BAB 3 UNIT KONTROL Unit kontrol bertanggung jawab atas terbentuknya operasi yang sesuai dengan instruksi yang terdapat pada program. Eksekusi instruksi dilakukan satu persatu, dimulai dari awal program,

Lebih terperinci

OF DF IF TF SF ZF AF PF CF

OF DF IF TF SF ZF AF PF CF MODUL II THE PROCESSOR STATUS AND FLAGS REGISTER Flags register merupakan register yang digunakan untuk menunjukkan kondisi dari suatu keadaan (ya atau tidak). Registr ini juga merupakan register 16 bit

Lebih terperinci

Set Instruksi & Mode Pengalamatan. Team Dosen Telkom University 2016

Set Instruksi & Mode Pengalamatan. Team Dosen Telkom University 2016 Set Instruksi & Mode Pengalamatan Team Dosen Telkom University 2016 Karakteristik Instruksi Mesin Set intruksi adalah kumpulan lengkap dari instruksi yang dapat dieksekusi oleh CPU Set instruksi adalah

Lebih terperinci

IKI20210 Pengantar Organisasi Komputer Kuliah Minggu ke-3: Bahasa Rakitan AVR

IKI20210 Pengantar Organisasi Komputer Kuliah Minggu ke-3: Bahasa Rakitan AVR IKI20210 Pengantar Organisasi Komputer Kuliah Minggu ke-3: Bahasa Rakitan AVR diadaptasikan dari materi kuliah CS61C/2000 & CS152/1997 2000/1997 UCB 18 September 2002 Bobby Nazief (nazief@cs.ui.ac.id)

Lebih terperinci

CENTRAL PROCESSING UNIT (CPU) Sebuah mesin tipe von neumann

CENTRAL PROCESSING UNIT (CPU) Sebuah mesin tipe von neumann CENTRL PROCESSING UNIT (CPU) rsitektur dasar mesin tipe von neumann menjadi kerangka referensi pada komputer digital umum (general-purpose) modern. 3 bagian fundamental tersebut adalah: Data bus Data bus

Lebih terperinci

Diktat Kuliah intel 8088

Diktat Kuliah intel 8088 Mikroprosesor dan Antarmuka Diktat Kuliah intel 888 Nyoman Bogi Aditya Karna Sisfo IMTelkom bogi@imtelkom.ac.id http://bogi.blog.imtelkom.ac.id Institut Manajemen Telkom http://www.imtelkom.ac.id Bagan

Lebih terperinci

TEKNIK MIKROPROSESOR

TEKNIK MIKROPROSESOR i Penulis : DJOKO SUGIONO Editor Materi : WELDAN KHUSUF Editor Bahasa : Ilustrasi Sampul : Desain & Ilustrasi Buku : PPPPTK BOE MALANG Hak Cipta 2013, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan MILIK NEGARA TIDAK

Lebih terperinci

Kumpulan instruksi lengkap yang dimengerti

Kumpulan instruksi lengkap yang dimengerti Set Instruksi: 1 Set instruksi? Kumpulan instruksi lengkap yang dimengerti oleh CPU Operasi dari CPU ditentukan oleh instruksiinstruksi yang dilaksanakan atau dijalankannya. Instruksi ini sering disebut

Lebih terperinci

ARSITEKTUR SET INSTRUKSI. Ptputraastawa.wordpress.com

ARSITEKTUR SET INSTRUKSI. Ptputraastawa.wordpress.com ARSITEKTUR SET INSTRUKSI ptputraastawa@gmail.com Ptputraastawa.wordpress.com Karakteristik Dan Fungsi Set Instruksi Operasi dari CPU ditentukan oleh instruksi-instruksi yang dilaksanakan atau dijalankannya.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROPROSESOR PEMINDAHAN DATA

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROPROSESOR PEMINDAHAN DATA LAPORAN PRAKTIKUM MIKROPROSESOR PEMINDAHAN DATA Disusun oleh: Nama : Yudi Irwanto NIM : 021500456 Jurusan : Teknofisika Nuklir Prodi : Elektronika Instrumentasi Dosen/Asisten : - Rokhmat Arifianto - Adib

Lebih terperinci

Berbagai Macam Bentuk Komputer

Berbagai Macam Bentuk Komputer Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Pertemuan 3: Pengantar Arsitektur Komputer Mohamad Dani (MHM) E-mail: mohamad.dani@gmail.com Hanya dipergunakan untuk kepentingan

Lebih terperinci