RINGKASAN. melalui proses yang kompleks, melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan dan
|
|
- Farida Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 95 RINGKASAN Aterosklerosis merupakan penyebab kematian utama di negara berkembang dan melalui proses yang kompleks, melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan dan berbagai tipe sel yang saling berpengaruh satu dengan yang lain. Diduga, lesi aterosklerotik diawali oleh adanya kerusakan sel-sel endotelia pembuluh darah, maka banyak penelitian dilakukan sebagai upaya mengetahui mekanisme yang bertanggung jawab terhadap terbentuknya lesi awal tersebut. Konsumsi makanan lemak jenuh dalam jumlah tinggi secara terus menerus merupakan faktor utama yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam plasma yang menyebabkan hiperlipidemia. Hiperlipidemia dalam jangka panjang akan menyebabkan aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan penyakit arterial yang ditandai dengan penebalan secara parsial atau menyeluruh dinding pembuluh darah karena akumulasi lipid yang disertai dengan pembentukan jaringan fibrosa, kalsifikasi yang berhubungan dengan perubahan tunika intima. Penelitian terdahulu telah menjelaskan bahwa aterosklerosis berhubungan dengan peningkatan LDL. Senyawa CRP merupakan suatu protein fase akut utama, telah dihubung-hubungkan dengan kejadian dan beratnya aterosklerosis. Protein CRP ini juga telah digunakan untuk memprediksi kejadian penyakit kardiovaskuler dalam beberapa studi. Sampai saat ini para ahli dan peneliti masih terus berusaha mencari cara untuk mengurangi atau menormalkan kadar kolesterol dalam darah. Salah satu cara alternatif yang digunakan yaitu menambah konsumsi makanan yang mengandung serat kasar yaitu chitosan. Hal ini 95
2 96 dikarenakan pada bagian cangkang (karapaks) udang banyak terkandung senyawa chitosan yang efektif menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Dua puluh ekor tikus putih Sprague Dawley jantan, umur 1,5 bulan dipergunakan sebagai hewan coba. Tikus putih diadaptasikan selama 1 minggu dalam 1 kandang 1 ekor tikus percobaan dengan diberi pakan stándar (mengandung lemak normal 4,5%) dan minum secara ad libitum. Tikus putih kemudian dibagi menjadi 4 kelompok masing-masing kelompok terdiri 5 ekor. Kelompok I adalah kelompok kontrol, yaitu tikus putih yang diberi pakan mengandung lemak normal (4,5%) selama 3 bulan. Kelompok II adalah kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi (mengandung lemak 20%) selama 3 bulan. Kelompok III adalah kelompok tikus putih yang diberi pakan mengandung lemak tinggi (mengandung lemak 20%) dan diberi chitosan 180 mg/ kg BB/ hari dalam 2 ml aquades selama 3 bulan. Kelompok IV adalah tikus putih diberi pakan lemak tinggi (mengandung lemak 20%) selama 3 bulan, kemudian setelah 1 bulan perlakuan, hewan tersebut juga diberi chitosan 180 mg/ kg BB/ hari dalam 2 ml aquades selama 2 bulan. Pemberian chitosan dilakukan per oral dengan bantuan spuit injeksi 2,5 ml berkanula. Pada hari terakhir perlakuan, setiap tikus dipuasakan jam. Pengambilan darah dilakukan melalui sinus orbitalis mata menggunakan pipet kapiler hematokrit sebanyak 2 ml (untuk analisis profil lipoprotein). Selanjutnya hewan dikorbankan dan di ambil organ jantung beserta aorta kemudian dimasukkan dalam botol film yang berisi 10% neutral buffered formalin untuk pembuatan preparat histopatologis dan imunohistokimia. Pengukuran profil lipoprotein ditentukan dengan metode colorimetric enzymatic 96
3 97 dengan menggunakan cobas c reagents kits dan Roche/Hitachi cobas c systems automatically calculate. Jaringan aorta dan arteria koronaria diwarnai dengan Hematoksilin-Eosin untuk pemeriksaan plak ateroma. Pengamatan ekspresi CRP dalam aorta dan arteria koronaria dilakukan dengan metode imunohistokimia streptavidin-biotin, dengan menggunakan antibodi primer Rabbit polyclonal Anti-C Reactive Protein antibody Aminoterminal end-ab65842 dan Invitrogen Histostain- SP kits. Pada penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut: Rerata kadar kolesterol total masing-masing adalah: 1. Kelompok kontrol, yaitu tikus putih yang diberi pakan lemak normal selama 3 bulan sebesar 77,6 7,02 mg/dl, 2. Kelompok tikus putih (P1) yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan sebesar 147,2 2,77 mg/dl, 3. Kelompok tikus putih (P2) yang diberi pakan lemak tinggi + chitosan secara simultan sebesar 72,6 3,44 mg/dl, 4. Kelompok tikus putih (P3) yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan, kemudian setelah 1 bulan perlakuan, hewan tersebut juga diberi chitosan selama 2 bulan sebesar 74,4 3,78 mg/dl. Rerata kadar HDL masing-masing adalah: 1. Kelompok kontrol, yaitu tikus putih yang diberi pakan lemak normal selama 3 bulan sebesar 16,4 1,14 mg/dl, 2. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan sebesar 12,8 0,84 mg/dl, 3. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi + chitosan secara simultan selama 3 bulan sebesar 24,8 0,84 mg/dl, 4. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan, kemudian setelah 1 bulan 97
4 98 perlakuan, hewan tersebut juga diberi chitosan selama 2 bulan sebesar 19,2 0,84 mg/dl. Rerata kadar LDL masing-masing adalah: 1. Kelompok kontrol, yaitu tikus putih yang diberi pakan lemak normal selama 3 bulan sebesar 53,2 0,84 mg/dl, 2. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan sebesar 116,2 0,84 mg/dl, 3. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi + diberi chitosan secara simultan selama 3 bulan sebesar 33,4 1,14 mg/dl, 4. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan, kemudian setelah 1 bulan perlakuan, hewan tersebut juga diberi chitosan selama 2 bulan sebesar 48,6 1,14 mg/dl. Rerata rasio kadar LDL/HDL masing-masing adalah: 1. Kelompok kontrol, yaitu tikus putih yang diberi pakan lemak normal selama 3 bulan sebesar 3,25 0,17, 2. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan sebesar 9,11 0,48, 3. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi + chitosan secara simultan selama 3 bulan sebesar 1,35 0,038, 4. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan, kemudian setelah 1 bulan perlakuan, hewan tersebut juga diberi chitosan selama 2 bulan sebesar 2,53 0,057. Rerata konsentrasi apoprotein A masing-masing adalah: 1. Kelompok kontrol, yaitu tikus putih yang diberi pakan lemak normal selama 3 bulan sebesar 8,24 0,63 mg/dl, 2. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan sebesar 2,64 0,53 mg/dl, 3. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak 98
5 99 tinggi + chitosan secara simultan selama 3 bulan sebesar 6 0,51 mg/dl, 4. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan, kemudian setelah 1 bulan perlakuan, hewan tersebut juga diberi chitosan selama 2 bulan sebesar 6,1 0,27 mg/dl. Rerata konsentrasi apoprotein B masing-masing adalah: 1. Kelompok kontrol, yaitu tikus putih yang diberi pakan lemak normal selama 3 bulan sebesar 3,92 0,54 mg/dl, 2. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan sebesar 6,94 0,48 mg/dl, 3. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi + chitosan secara simultan selama 3 bulan sebesar 2,96 0,20 mg/dl, 4. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan, kemudian setelah 1 bulan perlakuan, hewan tersebut juga diberi chitosan selama 2 bulan sebesar 3 0,16 mg/dl. Rerata rasio konsentrasi apoprotein B/apoprotein A masing-masing adalah: 1. Kelompok kontrol, yaitu tikus putih yang diberi pakan lemak normal selama 3 bulan sebesar 0,47 0,04, 2. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan sebesar 2,71 0,51, 3. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi + chitosan secara simultan selama 3 bulan sebesar 0,49 0,03, 4. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan, kemudian setelah 1 bulan perlakuan, hewan tersebut juga diberi chitosan selama 2 bulan sebesar 0,49 0,06. 99
6 100 Rerata tebal dinding arteri koronaria masing-masing adalah: 1. Kelompok kontrol, yaitu tikus putih yang diberi pakan lemak normal selama 3 bulan sebesar 18,94 2,16 µm, 2. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan sebesar 31,02 2,59 µm, 3. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi + chitosan secara simultan selama 3 bulan sebesar 19,76 0,42 µm, 4. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan, kemudian setelah 1 bulan perlakuan, hewan tersebut juga diberi chitosan selama 2 bulan sebesar 20,9 2,37 µm. Rerata diameter lumen arteria koronaria masing-masing adalah: 1. Kelompok kontrol, yaitu tikus putih yang diberi pakan lemak normal selama 3 bulan sebesar 89,87 4,85 µm, 2. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan sebesar 82,28 6,11 µm, 3. Kelompok tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi + chitosan secara simultan selama 3 bulan sebesar 110,6 8,25 µm, 4. Kelompok tikus putih diberi pakan lemak tinggi selama 3 bulan, kemudian setelah 1 bulan perlakuan, hewan tersebut juga diberi chitosan selama 2 bulan sebesar 86,86 4,23 µm. Pengamatan preparat histopatologis aorta dengan pewarnaan hematoksilineosin, yaitu: 1. Aorta tikus putih yang diberi pakan normal (K) menunjukkan gambaran normal, 2. Aorta tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi (P1) menunjukkan gambaran plak ateroma, 3. Aorta tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi + chitosan secara simultan (P2) menunjukkan gambaran normal, hampir sama 100
7 101 dengan aorta tikus putih yang diberi pakan normal (K), 4. Aorta tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi, kemudian setelah 1 bulan perlakuan, hewan tersebut juga diberi chitosan (P3) ada beberapa yang menunjukkan gambaran normal dan gambaran plak ateroma. Pengamatan preparat histopatologis arteria koronaria dengan pewarnaan hematoksilin-eosin, yaitu: 1. Arteria koronaria tikus putih yang diberi pakan normal (K) menunjukkan gambaran normal, 2. Arteria koronaria tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi (P1) menunjukkan gambaran normal, 3. Arteria koronaria tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi + chitosan secara simultan (P2) menunjukkan gambaran normal, hampir sama dengan arteria koronaria tikus putih yang diberi pakan normal (K), 4. Arteria koronaria tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi, kemudian setelah 1 bulan perlakuan, hewan tersebut juga diberi chitosan (P3) menunjukkan gambaran normal. Hasil uji imunohistokimia dengan streptavidin-biotin terhadap ekspresi CRP aorta adalah negatif untuk semua perlakuan. Uji imunohistokimia Arteria koronaria tikus putih yang diberi pakan normal (K) adalah negatif. Gambaran imunohistokimia arteria koronaria tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi (P1) adalah positif. Uji imunohistokimia arteria koronaria tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi + chitosan secara simultan (P2) adalah negatif. Uji imunohistokimia arteria koronaria tikus putih yang diberi pakan lemak tinggi, kemudian setelah 1 bulan perlakuan, hewan tersebut juga diberi chitosan (P3) adalah positif. Uji imunohistokimia positif yaitu dengan terbentuknya warna coklat tua, hal ini berarti perlakuan pakan lemak 101
8 102 tinggi yang diberikan sudah menyebabkan peradangan pada arteria koronaria yang menghasilkan CRP. Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa pakan lemak tinggi adalah faktor utama penyebab aterosklerosis, CRP beraksi dalam kejadian awal terjadinya aterosklerosis, chitosan mampu mencegah terjadinya plak ateroma. 102
KADAR APOPROTEIN A DAN APOPROTEIN B SERUM DARAH TIKUS PUTIH Sprague Dawley HIPERLIPIDEMIA SETELAH DIBERI CANGKANG UDANG LAUT (Penaeus monodon F.
APOPROTEIN A DAN APOPROTEIN B SERUM DARAH Sri Isdadiyanto, 101-108 KADAR APOPROTEIN A DAN APOPROTEIN B SERUM DARAH TIKUS PUTIH Sprague Dawley HIPERLIPIDEMIA SETELAH DIBERI CANGKANG UDANG LAUT (Penaeus
Lebih terperinciPotensi Cangkang Udang Laut (Penaeus monodon F.) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih Hiperlipidemia
BIOMA, Juni 2015 ISSN: 1410-8801 Vol. 17, No. 1, Hal. 55-60 Potensi Cangkang Udang Laut (Penaeus monodon F.) Terhadap Profil Lipid Tikus Putih Hiperlipidemia Sri Isdadiyanto Laboratorium Biologi Struktur
Lebih terperinciRatio Kadar Ldl/Hdl Tikus Putih Sprague Dawley Hiperlipidemia Setelah Diberi Cangkang Udang Laut (Penaeus monodon F.)
BIOMA, Desember 2015 ISSN: 1410-8801 Vol. 17, No. 2, Hal. 118-122 Ratio Kadar Ldl/Hdl Tikus Putih Sprague Dawley Hiperlipidemia Setelah Diberi Cangkang Udang Laut (Penaeus monodon F.) Sri Isdadiyanto Laboratorium
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian terbesar di dunia. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap tahun, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada sistem peredaran darah. Penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jantung yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner. Menurut
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketakutan terhadap kolesterol telah melanda manusia dimuka bumi ini. Hal ini terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa kenaikan kolesterol dalam plasma dapat mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipoprotein merupakan gabungan dari lipid nonpolar (triasilgliserol dan ester kolesteril) dengan lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol) serta protein yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anti Aging Medicine (AAM) adalah ilmu yang berupaya memperlambat proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang akan terjadi pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian. pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode experimental dengan rancangan pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Diperoleh hasil yang positif dari pengamatan histopatologi kelompok perlakuan kolesterol dengan penambahan ekstrak metanol tempe, yaitu pencegahan pembentukail plak. Hal ini terlihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bawang putih (Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Senyawa sulfida merupakan senyawa yang banyak jumlahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lama kelamaan plak kolesterol tersebut akan menyebabkan penyempitan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelebihan kolesterol berpotensi menimbulkan plak dipembuluh darah, lama kelamaan plak kolesterol tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Proses ini disebut
Lebih terperinciPERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak negatif dari perkembangan zaman yang begitu pesat saat ini adalah adanya pergeseran pola makan, dari pola makan yang seimbang dan alami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tinggi merupakan salah satu faktor resiko yang membahayakan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memaparkan kadar kolesterol darah yang tinggi merupakan salah satu faktor resiko yang membahayakan kesehatan masyarakat (WHO,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kadar kolesterol total terutama Low Density Lipoprotein (LDL) dan diikuti
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperkolesterolemia merupakan suatu kondisi dimana kolesterol dalam darah meningkat melebihi ambang normal yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol total terutama
Lebih terperinciBAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pemberian sediaan poliherbal menurunkan tekanan darah tikus model
50 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan 1. Pemberian sediaan poliherbal menurunkan tekanan darah tikus model hipertensi pada dosis 126 mg/kgbb dan 252 mg/kgbb dibandingkan kontrol negatif. 2. Pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan. Minyak kelapa sawit merupakan jenis minyak utama yang digunakan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perubahan gaya hidup masyarakat mulai banyak terjadi sejalan dengan kemajuan teknologi. Gaya hidup yang kurang aktivitas fisik mulai banyak ditemukan, bahkan sudah
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. diekspose sebagai variabel independen dan diberi post test. Nilai-nilai posttest
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain post test-only control group. 40 Subyek dipilih secara acak ke dalam kelompok-kelompok yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak dapat berkembang lagi, tetapi justru terjadi penurunan fungsi tubuh karena proses penuaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi lemak. Lemak memang dibutuhkan bagi tubuh karena mempunyai berbagai fungsi, namun konsumsi lemak yang
Lebih terperincirepository.unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke pembuluh darah otak umumnya disebabkan oleh terjadinya aterosklerosis atau penimbunan lemak pada pembuluh
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelebihan kolesterol berpotensi menimbulkan plak dipembuluh darah, lama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelebihan kolesterol berpotensi menimbulkan plak dipembuluh darah, lama kelamaan plak kolesterol tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Proses
Lebih terperinciPENGARUH DIET ATEROGENIK, ENDOTOKSIN LIPOPOLISAKARIDA DAN VITAMIN E TERHADAP KEJADIAN ATEROSKLEROSIS PADA TIKUS
PENGARUH DIET ATEROGENIK, ENDOTOKSIN LIPOPOLISAKARIDA DAN VITAMIN E TERHADAP KEJADIAN ATEROSKLEROSIS PADA TIKUS Sprague Dawley: Kajian Ekspresi dan Aktivasi Endothelial Nitric Oxide Synthase, dan Efek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai penyusun struktur membran sel dan bahan dasar pembuatan hormon steroid seperti progesteron, estrogen dan tetosteron. Kolesterol
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di negara maju. Di Amerika Serikat (USA) dan negara-negara Eropa, 33,3% -50% kematian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi, dan Biokimia. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola makan atau mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa disebabkan karena gaya hidup
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Prosedur
MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2009 di Laboratorium Pemulian Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, sedangkan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Di Indonesia, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab pertama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum meningkat terutama kadar Low Density Lipoprotein (LDL) yang melebihi batas normal. Low density lipoprotein
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian yang utama di dunia dengan 16,7 juta kematian per tahunnya dan cenderung mengalami peningkatan (Anonim, 2010b).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. Sampel penelitian ini berjumlah 30, dimana masing-masing kelompok terdiri
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Analisis Sampel Sampel penelitian ini berjumlah 30, dimana masing-masing kelompok terdiri atas lima ekor tikus Wistar jantan umur 20 minggu. Sampel yang memenuhi kriteria ekslusi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dan jantung koroner merupakan beberapa penyakit berbahaya yang menjadi suatu permasalahan yang cukup besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup dengan memilih makan yang siap saji menjadi pilihan bagi masyarakat moderen karena lebih praktis dan bergengsi. Masyarakat kita, umumnya diperkotaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah banyak dilakukan. Perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 6. Kondisi Kandang Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Laboratorium Lapang Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor merupakan laboratorium lapang yang terdiri dari empat buah bangunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium menggunakan post-test control design group only. Pada penelitian ini terdapat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan
30 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah dalam bidang ilmu Gizi Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan
BAB 6 PEMBAHASAN Pare (Momordica charantia) mempunyai efek menurunkan kadar gula darah, mereduksi kadar kolesterol, trigliserida, gula darah, menyeimbangkan kadar glukosa, sebagai anti inflamasi dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu 4 (LPPT 4) Universitas
A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada hewan uji tikus putih yang diperoleh dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu 4 (LPPT 4) Universitas Gadjah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian post test only with control group
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan coba yang digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai serangan otak atau brain attack merupakan penyebab kematian ketiga
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Salah satu dari penyakit saraf yang cukup memprihatinkan dan senantiasa membutuhkan perhatian kita bersama adalah stroke, penyakit ini disebut juga sebagai serangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental, dengan menggunakan oneway Annova. Digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata n sampel, bila pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak plasma. Beberapa kelainan fraksi lemak yang utama adalah
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Alat-alat dan Bahan Metode
BAHAN DAN METODE Alat-alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah peralatan gelas, neraca analitik, pembakar Bunsen, rangkaian alat distilasi uap, kolom kromatografi, pipa kapiler, GC-MS, alat bedah,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.
BAB III METODE PENELITIAN III.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian post test only controlled group design. III.2 Tempat dan Waktu Penelitian Hewan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia menduduki peringkat keempat di dunia dan prevalensinya akan terus bertambah hingga mencapai 21,3 juta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2010 diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan yang serba instan. Sayangnya pengkonsumsian makanan. sehingga berakibat terjadinya penumpukan lemak.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat sekarang sudah mulai menyadari pentingnya nilai kesehatan, hal ini terjadi seiring dengan banyaknya penyakit mematikan yang menyerang usia muda, usia produktif
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini
61 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 subyek pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol merupakan unsur penting dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi. 4.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental
Lebih terperinciBAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. yang disebut arteri karotid kanan. Arteri karotid kanan merupakan cabang dari
BAB 2 KALSIFIKASI ARTERI KAROTID Arteri karotid merupakan bagian dari sistem sirkulasi darah yang terdapat pada ke dua sisi leher yaitu sisi kiri yang disebut arteri karotid kiri dan sisi kanan yang disebut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian pre and post test with control group
Lebih terperinciKolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini, membuat masyarakat terbiasa dengan segala sesuatu yang serba instant, terutama dalam hal makanan. Hal ini terlukiskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma (Anwar, 2004). Banyak penelitian hingga saat
Lebih terperinciBuletin Anatomi dan Fisiologi Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015 EFEK CHITOSAN PADA HISTOPATOLOGIS AORTA TIKUS PUTIH YANG DIBERI PAKAN LEMAK TINGGI *Sri Isdadiyanto *Lab. Biologi Struktur dan Fungsi Hewan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada tahun 2005 sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30 % kematian diseluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah terjadi perubahan pola penyakit akibat program kesehatan serta perubahan gaya hidup dan perubahan pola makan pada masyarakat. Penyakit infeksi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah gangguan metabolisme lipoprotein, termasuk produksi lipoprotein berlebih maupun defisiensi lipoprotein. Dislipidemia bermanifestasi klinis sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan gaya hidup masyarakat cenderung meniru negara barat karena dianggap sebagai cerminan pola hidup modern. Gaya hidup masyarakat
Lebih terperinciEndotelium Arteria Coronaria Tikus Putih Sprague Dawley Hiperlipidemia setelah diberi Chitosan Cangkang Udang Laut (Penaeus monodon F.
Endotelium Coronaria Tikus Putih. Sri Isdadiyanto, 128-135 Endotelium Arteria Coronaria Tikus Putih Sprague Dawley Hiperlipidemia setelah diberi Chitosan Cangkang Udang Laut (Penaeus monodon F.) Sri Isdadiyanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan
Lebih terperinci5. Rancangan perlakuan hewan uji.. 6. Metode Analisa Kadar HDL dan LDL C. Analisis Hasil...
10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN MOTTO.. v HALAMAN PERSEMBAHAN...... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini di seluruh dunia termasuk Indonesia kecenderungan penyakit mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya globalisasi dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group design. B. Subyek Penelitian
Lebih terperinciMitos dan Fakta Kolesterol
Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut Badan Kesehatan Dunia, 60 % dari seluruh penyebab kematian akibat penyakit jantung adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Penyakit ini sangat ditakuti oleh seluruh
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan suatu penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan menggunakan pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar di dunia. WHO mencatat hingga tahun 2008 sebanyak 17,3 juta orang telah meninggal akibat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Farmakologi. Penelitian ini termasuk dalam lingkup kelimuan Biokimia dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian
31 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian Post Test Controlled Group Design. III.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lemak yang seimbang adalah satu banding satu antara asupan lemak jenuh
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebiasaan masyarakat Indonesia mengkonsumsi makanan berbahan santan dan daging, membuat asupan lemak jenuh mereka lebih tinggi. Ratio asupan lemak yang seimbang adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Biokimia. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Hal ini karena pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan
30 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Desain penelitian ini memiliki
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian
21 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian Post Test Controlled Group Design. III.2 Tempat dan Waktu Penelitian Hewan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, desain Post-test control group desain. Postes untuk menganalisis perubahan gambaran histopatologi pada organ
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only Control Group Design).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit metabolik dan obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius. Pada penyakit metabolik dapat ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sekresi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B dan analisis plasma di Laboratorium Nutrisi Ternak Kerja dan Olahraga Unit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan cara penggorengan.kebutuhan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Perilaku Tikus terhadap Aroma Minyak Atsiri Jahe Dari hasil pengamatan perilaku dalam waktu 4 jam pengamatan, tikus mendatangi sumber air minum dan bahkan sengaja mendatangi
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 mengumumkan 4 penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyakit kardiovaskular (48%), kanker (21%), pernapasan kronis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Banyak penduduk Indonesia memiliki pola makan yang salah, cenderung menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. Pada umumnya, makanan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...
v DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........ i ABSTRAK.......... iii DAFTAR ISI.............. v DAFTAR TABEL........ viii DAFTAR GAMBAR......... x DAFTAR LAMPIRAN..... xi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian...
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dengan rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai sampel
Lebih terperinci