HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan awal penelitian ini yaitu dilakukan pembuatan es krim sayur dengan perbedaan perbandingan pasta sayuran sehingga didapatkan sembilan formula es krim sayur. Perbandingan pasta jagung manis, pasta bit, pasta bayam yang digunakan berturut-turut adalah 1:0.5:1 (F1), 2:0.5:1 (F2), 3:0.5:1 (F3), 1:0.5:2 (F4), 2:0.5:2 (F5), 3:0.5:2 (F6), 1:0.5:3 (F7), 2:0.5:3 (F8) dan 3:0.5:3 (F9). Selain itu, terdapat formula kontrol (F0) tanpa penambahan pasta jagung manis, bit, dan bayam. Tahapan selanjutnya yaitu dilakukan uji organoleptik (hedonik dan mutu hedonik) pada panelis sehingga didapatkan tiga formula es krim terbaik yang paling disukai oleh para panelis. Selanjutnya dilakukan analisis kandungan gizi yang meliputi kadar air, abu, protein, lemak, katbohidrat, serat, dan aktivitas antioksidan. Sedangkan karbohidrat dihitung dengan cara by difference. Selain itu, dilakukan pula analisis terhadap karakteristik fisik es krim sayur yang meliputi uji viskositas, overrun, waktu leleh, ph, dan total padatan. Sifat Organoleptik Es Krim Saat mengevaluasi suatu produk baru, uji mengenai mutu dan daya terima sangat penting dilakukan dengan melibatkan panelis yang tepat. Nilai dari para panelis akan menentukan mutu atau peneriman terhadap bahan yang diuji (Winarno 2008). Pada uji mutu hedonik parameter yang diuji meliputi warna, aroma yang meliputi aroma langu dan aroma susu, rasa yang meliputi kemanisan dan kegurihan dan tekstur yang meliputi kelembutan, kepadatan, kelumeran, dan tekstur berserat. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan pasta jagung manis, pasta bit, dan pasta bayam berpengaruh nyata (α<0.05) terhadap parameter pada uji mutu hedonik yang diuji meliputi warna, aroma yang meliputi aroma langu dan aroma susu, rasa yang meliputi kemanisan dan kegurihan, serta tekstur yang meliputi kelembutan, kelumeran, dan kekasaran (berserat) es krim sayur jabiba, tetapi pada testur kepadatan tidak berpengaruh nyata (α>0.05). Skor rataan mutu hedonik es krim sayur jabiba dapat dilihat pada Gambar 6. Berdasarkan Gambar 6 diketahui bahwa mutu warna es krim sayur jabiba berkisar antara dengan mutu warna coklat muda hingga merah muda. Mutu aroma dibagi menjadi dua yaitu aroma langu berkisar antara yaitu tidak beraroma hingga tidak langu dan aroma susu berkisar antara yaitu tidak beraroma hingga agak beraroma susu.

2 29 Gambar 6 Rataan mutu es krim sayur yang meliputi warna, langu, susu, kemanisan, kegurihan, berserat, kepadatan, kelumeran, kelembutan. Keterangan: Warna: 1. Coklat tua 9. Merah tua Aroma: - Langu 1. Amat sangat langu 9. Amat sangat tidak langu - Susu 1. Amat sangat tak beraroma susu 9. Amat sangat beraroma susu Rasa: - Manis 1. Amat sangat tidak manis 9. Amat sangat manis Tekstur: - Gurih 1. Amat sangat tidak gurih 9. Amat sangat gurih - Kepadatan 1. Amat sangat tidak padat 9. Amat sangat padat - Kelembutan 1. Amat sangat tidak lembut 9. Amat sangat lembut - Kelumeran 1. Amat sangat tidak lumer 9. Amat sangat lumer - Berserat 1. Amat sangat berserat 9. Amat sangat tidak berserat Untuk mutu rasa dibagi menjadi dua pula yaitu untuk rasa manis berkisar antara yaitu biasa hingga manis dan rasa gurih berkisar antara yaitu biasa hingga agak gurih. Sedangkan mutu tekstur dibagi menjadi empat yaitu untuk tekstur kasar (berserat) yaitu berkisar antara agak berserat sampai agak tidak berserat, untuk tekstur kelumeran antara yaitu berkisar antara biasa sampai lumer, untuk tekstur kelembutan antara yaitu berkisar antara biasa sampai lembut, dan untuk tekstur kepadatan antara yaitu berkisar antara biasa sampai agak padat.

3 30 Uji organoleptik pada kesukaan dilakukan pada lima parameter yaitu warna, aroma, rasa, tekstur, dan keseluruhan. Berdasarkan hasil uji organoleptik diketahui bahwa rata-rata penilaian hedonik (kesukaan) terhadap warna yaitu biasa hingga suka, untuk aroma berkisar antara yaitu biasa hingga agak suka, untuk rasa berkisar yaitu biasa hingga agak suka, untuk tekstur yaitu berada pada kisaran biasa sampai agak suka, dan untuk skor rataan keseluruhan berkisar yaitu biasa hingga suka. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan pasta jagung manis, pasta bit, dan pasta bayam berpengaruh nyata (α<0.05) terhadap keseluruhan parameter pada uji hedonik (kesukaan) es krim sayur jabiba, baik pada parameter tekstur, rasa, aroma, warna, dan penilaian keseluruhan. Berdasarkan Gambar 7 dapat diketahui bahwa terdapat tiga formula yang berada pada jaring terluar yaitu F1, F2, dan F3. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga formula tersebut memiliki skor rataan kesukaan tertinggi diantara formula yang lain pada keseluruhan parameter. Gambar 7 Rataan kesukaan panelis (1= Amat sangat tidak suka, 2= Sangat tidak suka, 3= Tidak suka, 4= Agak tidak suka, 5= Biasa, 6= Agak suka, 7= suka, 8= sangat suka, 9= amat sangat suka) pada parameter warna, rasa, aroma, tekstur, dan keseluruhan es krim sayur Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan berupa substitusi pasta sayuran tidak berbeda nyata pada kadar skor rataan kesukaan pada formula F1,

4 31 F2, F3. Hal ini dapat dilihat pada nilai rataan kesukaan formula F1, F2, dan F3 yang berada pada subset yang sama pada keseluruhan parameter. Berikut ini akan dibahas lebih mendalam mengenai uji organoleptik ketiga es krim sayur jabiba terpilih. Warna Warna es krim sangat mempengaruhi persepsi konsumen tentang rasa dan kualitas es krim itu sendiri. Warna natural yang berasal dari tanaman telah lama digunakan sebagai pewarna makanan yang memberikan kesan menyehatkan dan memiliki kelarutan yang baik (Clarke 2004). Menurut Fellow (2000) secara alamiah, pigmen atau warna dirusak oleh adanya pemanasan. Warna es krim harus menarik, seragam, memuaskan dan mencerminkan rasa es krim tersebut (Bodyfelt et al. 1988). Berdasarkan skor rataan warna menunjukkan bahwa tingkat kesukaan formula F1 (suka dengan warna merah muda), F2 (suka dengan warna merah muda), dan F3 (agak suka dengan warna merah pucat). Warna yang dominan merah pada ketiga formula ini muncul karena warna yang dihasilkan oleh bit yaitu merah keunguan yang sangat pekat. Menurut Ravichandran (2011) bit memiliki konsentrasi betalains yang tinggi yang dapat digunakan sebagai pewarna makanan dan bahan tambahan pangan karena meningkatkan kesehatan. Mutu warna F1 hingga F3 memudar mulai dari merah muda hingga merah pucat karena penggunaan pasta jagung manis yang meningkat mulai dari F1 hingga F3 dan lebih besar dibandingkan pasta bayam. Pembekuan dapat membuka struktur sel dari sayuran sehingga dapat berpengaruh kurang baik pada warna, tekstur, retensi vitamin, dan daya terima. Namun, dapat pula membuat warna menjadi lebih pucat. Penyimpanan beku tidak menyebabkan perubahan baik pada warna maupun pada kandungan klorofil dan karoten yang berada dalam sayuran (Evans 2008). Aroma Aroma makanan sangat menentukan kelezatan makanan tersebut. Baubauan atau aroma dapat dikenali jika dalam bentuk uap (volatil), dan molekulmolekul komponen bau tersebut harus menyentuh silia sel olfaktori, dan diteruskan ke otak (Winarno 2008). Gambar 8 berikut ini menggambarkan tentang tingkat kesukaan panelis terhadap aroma beserta mutu aroma langu dan susu.

5 32 Gambar 8 Rataan kesukaan panelis (1= Amat sangat tidak suka 9= amat sangat suka) terhadap aroma es krim sayur dan mutu aroma langu (1=Amat sangat langu 9= Amat sangat tidak langu) dan susu (1= Amat sangat tidak beraroma susu, 9= Amat sangat beraroma susu) Suhu pada saat penyajian es krim juga berpengaruh terhadap penerimaan aroma. Aroma es krim yang paling baik adalah pada saat es krim tersebut mencapai suhu C atau didiamkan beberapa saat setelah dikeluarkan dari freezer karena suhu yang lebih dingin dapat mematikan indera pencicip dalam waktu singkat (Fitri 2003). Hasil uji organoleptik aroma formula F1 (agak suka dengan aroma tidak langu dan agak beraroma susu), F2 (agak suka dengan aroma agak tidak langu dan agak beraroma susu), dan F3 (agak suka dengan aroma agak tidak langu dan agak beraroma susu). Pada ketiga formula es krim sayur tersebut untuk aroma langu berkisar antara agak tidak langu hingga tidak langu, hal ini dikarenakan karena perbandingan pasta bayam yang digunakan lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan pasta jagung manis. Aroma langu pada sayuran hijau dikarenakan oleh enzim lipoksidase yang bila proses pemasakannya tidak sempurna dapat menimbulkan aroma langu yang kurang enak (Andarwulan 2011). Namun, proses penghancuran dapat mengurangi aktivitas enzim lipoksidase (Suprapti 2005). Aroma pada sayur dapat hilang dan menjadi berkurang karena perubahan aktivitas enzim, pengaruh suhu, evaporasi, dan pencucian oleh air (Poll 2006). Mutu aroma kegurihan pada ketiga formula sama yaitu agak beraroma susu, hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh

6 33 perbadingan pasta sayur terhadap es krim sayur karena persentase susu dan lemak yang digunakan tetap pada ketiga formula tersebut. Ketika es krim meleleh di dalam mulut, jumlah es krim yang terlalu dingin akan menyebabkan komponen wewangian dalam es krim tersebut tidak volatil, sehingga hanya sedikit aroma yang terdeteksi atau bahkan tidak terdeteksi sehingga menyebabkan es krim tidak beraroma (Bodyfelt et al. 1988). Rasa Sesuatu yang sangat diperlukan dan penting pada produk es krim adalah rasa yang menarik. Rasa yang terdapat dalam es krim merupakan campuran dari aroma dan komponen rasa es krim itu sendiri. Rasa dapat diciptakan dari sumber alami seperti tanaman atau sintetis. Beberapa molekul rasa dapat larut dalam lemak, dan yang lainnya larut dalam air (Bodyfelt et al. 1988). Hasil uji organoleptik menunjukkan formula F1 (agak suka dengan rasa manis dan agak gurih), F2 (agak suka dengan rasa agak manis dan agak gurih), dan F3 (agak suka dengan rasa agak manis dan agak gurih). Terdapat sedikit perbedaan pada rataan kesukaan ketiga formula tersebut, namun masih berkisar pada tingkat agak suka. Berikut ini disajikan Gambar 9 menunjukkan skor rataan kesukaan panelis terhadap rasa dan mutu kemanisan serta kegurihan. Gambar 9 Rataan kesukaan panelis (1= Amat sangat tidak suka 9= amat sangat suka) terhadap rasa es krim sayur dan mutu manis (1=Amat sangat tidak manis, 9=Amat sangat manis) dan gurih (1=Amat sangat tidak gurih, 9=Amat sangat gurih).

7 34 Ketiga formula diatas memiliki komposisi pasta jagung yang lebih besar dibandingkan formula yang lain sehingga lebih disukai. Berdasarkan DKBM 2007 kandungan lemak pada jagung lebih besar dibandingkan bit dan bayam. Menurut Marshall et al. (1997) persepsi konsumen menunjukkan bahwa kandungan lemak yang meningkat akan meningkatkan kualitas organoleptik sehingga lebih disukai oleh konsumen serta penampilan secara keseluruhanpun akan lebih baik. Selain itu, rasa juga dipengaruhi tingkat kemanisan. Menurut Guinard et al. (1996) kandungan gula pada es krim lebih mempengaruhi pengukuran hedonik dibandingkan dengan kandungan lemak. Namun, karena penggunaan gula yang digunakan setara diantara ketiga formula tersebut sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Tekstur Tekstur es krim ditentukan dengan menggunakan indera peraba, perasa dan penglihatan ketika menilai penampilan dan mencicipi es krim tersebut. Tekstur yang diinginkan dalam es krim adalah lembut, creamy, dan homogenous (Marshall & Arbuckle 2000). Gambar 7 berikut ini menunjukkan rataan kesukaan panelis terhadap tekstur dan mutu tekstur es krim sayur. Gambar 10 Rataan skor kesukaan panelis (1= Amat sangat tidak suka 9= amat sangat suka) terhadap tekstur es krim sayur dan mutu kelembutan (1=amat sangat tidak lembut 9=amat sangat lembut), kelumeran (1=amat sangat tidak lumer 9=amat sangat lumer), berserat (1=amat sangat berserat 9=amat sangat tidak berserat), dan kepadatan (1=amat sangat tidak padat 9=amat sangat padat).

8 35 Uji organoleptik menunjukkan formula F1 (agak suka dengan agak tidak berserat, lumer, lembut, dan biasa untuk kepadatan), F2 (agak suka dengan tekstur biasa untuk berserat, agak lumer, agak lembut, dan biasa untuk kepadatan), dan F3 (agak suka dengan tekstur biasa untuk berserat, agak lumer, agak lembut, dan agak tidak padat). Tekstur kekasaran atau berserat ini muncul karena penambahan pasta sayur sehingga partikelnya membuat es krim sayur lebih kasar. Penggunaan konsentrasi buah-buahan yang agak tinggi di dalam es krim (15-24%), menyebabkan tekstur kasar karena partikel buah tersebut (Bodyfelt et al. 1988). Begitu pula dengan penambahan konsentrasi sayuran pada ketiga formula es krim sayur tersebut yang melebihi 24% sehingga menimbulkan tekstur kasar atau berserat. Formula F1 menunjukkan tekstur agak tidak berserat, sedangkan pada F2 dan F3 biasa saja, hal ini dikarenakan pada F1 proporsi bayam yang digunakan lebih besar dibandingkan dengan F2 dan F3 sehingga teksturnya menjadi lebih kasar. Kelembutan dan kelumeran merupakan tekstur utama dari es krim, formula F1 memiliki tekstur lembut dan lumer, F2 agak lembut dan agak lumer, dan F3 agak lembut dan agak lumer. Hal ini dikarenakan F1 memiliki nilai overrun yang lebih tinggi dibandingkan F2 dan F3 sehingga dengan lebih banyak terperangkapnya buih udara akan membuat tekstur menjadi lebih lembut dan lebih mudah lumer. Menurut Muse (2004) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelembutan atau kelumeran suatu es krim yaitu volume fase es, ukuran kristal es, overrun, dan ketidakstabilan lemak. Hal ini sejalan dengan Clarke (2004) kristal es yang semakin membesar akan mempengaruhi tekstur yaitu menjadi kurang lembut. Ketika kristal es menjadi sangat besar akan sangat terasa lebih licin dan berpasir di mulut. Selain itu, ukuran buih udara pada es krim juga mempengaruhi kelembutan. Tekstur kelembutan es krim sayur dipengaruhi oleh viskositasnya. Semakin tinggi viskositas, semakin rendah nilai overrun. Nilai overrun yang terlalu rendah akan mengakibatkan tekstur es krim sayur menjadi keras dan menurunkan palatabilitas. Es krim sayur yang dihasilkan memiliki overrun antara %, sehingga tekstur es krim sayur lebih keras dibandingkan es krim. Penggunaan beberapa bahan dalam pembuatan es krim dapat mempengaruhi kelembutan es krim sayur. Fungsi utama gula adalah meningkatkan penerimaan produk dan menurunkan titik beku. Selain itu, gula juga dapat maningkatkan total padatan dan mengikat air sehingga mengurangi

9 36 pembentukan kristal es. Sehingga dihasilkan es krim sayur dengan konsistensi lebih lembut. Penggunaan bahan penstabil dapat memperhalus tekstur karena dapat memperkecil ukuran kristal es selama pembekuan adonan. Penggunaan CMC dan karagenan pada es krim sayur dapat mengikat air dan mengurangi kristal es yang terbentuk selama pembekuan, sehingga es krim sayur yang dihasilkan lebih lembut, serta penggunaan emulsifier (GMS) dapat memperhalus tekstur (Marshall & Arbuckle 2000). Tekstur kepadatan dapat dipengaruhi oleh kandungan es dan kontak antara kristal es tersebut, serta kandungan udara dalam es krim mempengaruhi kepadatan es krim saat dicicipi Clarke (2004). Karakteristik fisik es krim sayur Menurut Clarke (2004) terdapat beberapa hal yang penting yang menentukan sifat fisik dan rasa es krim yaitu jumlah dari setiap komponen yang menyusun es krim (kadungan buih, lemak, dan kristal es) dan struktur mikro dari es krim (ukuran dan bentuk kristal es). Analisis sifat fisik diuji terhadap tiga formulasi es krim sayur terpilih meliputi derajat keasaman (ph), daya leleh, viskositas, overrun, dan total padatan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil analisis sifat fisik es krim sayur Viskositas (cp) Overrun (%) Waktu leleh (menit) ph Total Padatan (%) F a a b 6.04 a a F a ab b 6.00 a a F b 9.70 ab b 6.07 a a Keterangan: Perbedaan huruf/ angka menyatakan nilai yang berbeda nyata. Viskositas Menurut Frandsen dan Arbuckle (1961), nilai viskositas atau kekentalan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu komposisi (keberadaan lemak dan penstabil), jenis dan kualitas bahan baku, proses dan penanganan adonan (pasteurisasi, homogenisasi, dan aging), konsentrasi total padatan, dan suhu. Viskositas merupakan salah satu sifat penting dan berkaitan dengan daya buih serta proses pemerangkapan udara. Kekentalan es krim sayur berkisar antara 2338 cp sampai 3977 cp. Kekentalan ketiga formula es krim sayur ini sebesar F cp, F cp, dan F cp, sedangkan es krim kontrol memiliki kekentalan yang lebih rendah yaitu 530 cp. Hal ini sejalan dengan Soukoulis (2008) kandungan serat terutama serat tidak larut secara signifikan meningkatkan viskositas atau kekentalan yang karena disebabkan oleh peningkatan total padatan pada es

10 37 krim. Total padatan yang dimiliki es krim sayur lebih besar dari pada es krim kontrol. Sehingga, nilai kekentalannynya menjadi lebih tinggi dibanding es krim kontrol. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan pasta sayuran pada es krim berpengaruh nyata (α<0.05) terhadap kekentalan es krim. Berdasarkan data di atas diketahui es krim sayur memiliki kekentalan yang cenderung meningkat dan memiliki kekentalan yang lebih tinggi dibandingkan es krim kontrol. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan berupa substitusi pasta sayuran berpengaruh pada kekentalan es krim. Hal ini dapat dilihat pada nilai kekentalan yang berada pada subset yang berbeda satu sama lain antara formula es krim sayur. Formula F1 dan F2 tidak berbeda, namun F1 dan F2 berbeda dengan F3. Kekentalan semakin meningkat dengan penambahan pasta jagung manis karena keberadaan pati pada jagung manis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi viskositas es krim sayur yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan sifat pati yang dapat bergelatinisasi. Selama proses gelatinisasi, air yang sebelum dipanaskan berada di luar granula dan bergerak bebas, kini telah berada dalam butir-butir pati. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya peningkatan viskositas (Winarno 2008). Overrun Overrun merupakan peningkatan volume es krim karena terperangkapnya udara selama proses pembekuan. Nilai overrun dapat diukur baik berdasarkan volume maupun berdasarkan berat (Varnam & Sutherland 1994). Semakin tinggi nilai overrun, semakin tinggi keuntungan yang akan didapatkan. Hal ini dikarenakan pada volume yang sama, es krim memiliki berat yang lebih rendah. Pengukuran overrun pada es krim berdasarkan berat pada volume yang sama. Es krim yang menggunakan minyak nabati sebagai sumber lemak, membuat struktur emulsinya menjadi tidak stabil dan overrunnya rendah (Larrson & Friberg 1990). Selain itu, menurut Marshall dan Arbuckle (2000), penambahan stabilizer dapat menghambat pengembangan adonan (overrun menjadi rendah). Overrun es krim sayuran berkisar antara 9.70%-16.91%. Overrun ketiga formula es krim sayur ini sebesar F %, F %, dan F3 9.70%, sedangkan es krim kontrol memiliki overrun yang lebih tinggi yaitu 22.83%. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan pasta sayur pada es krim tidak berpengaruh nyata (α>0.05) terhadap overrun es krim sayur. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa es krim dengan penambahan pasta sayuran (jagung manis) yang meningkat memiliki overrun yang cenderung menurun dan memiliki

11 38 overrun yang lebih rendah dibandingkan es krim kontrol. Jumlah pasta jagung manis yang meningkat akan meningkatkan pula viskositasnya. Menurut Frandsen dan Arbuckle (1961), menyatakan bahwa semakin tinggi viskositas, semakin rendah laju pembuihan dan overrunnya. Selain itu, menurut Arbuckle (1986) peningkatan viskositas akan meningkatkan tegangan permukaan yang menyebabkan udara sukar menembus permukaan, akibatnya overrun menjadi lebih rendah. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan berupa substitusi pasta sayuran berpengaruh pada es krim. Hal ini dapat dilihat pada nilai overrun yang berada pada subset yang berbeda antar formula es krim sayur. Formula F1 berbeda dengan F3, tetapi F2 tidak berbeda dengan F1 dan F2. Menurut Frandsen dan Arbuckle (1961), keberadaan emulsifier dapat meningkatkan daya pembuihan sehingga dapat meningkatkan overrun. Akan tetapi, nilai tersebut masih jauh bila dibandingkan dengan es krim yang memiliki nilai overrun % (Potter & Hotchkiss 1995),bahkan bisa mencapai 130% (Varnam & Sutherland 1994). Overrun yang rendah juga dapat dipengaruhi oleh jenis ice cream votator yang digunakan. Alat pembuat es krim yang tidak menggunakan suntikan udara menghasilkan overrun yang lebih rendah daripada overrun es krim yang dibuat oleh industri yang sudah mapan. Menurut Rothwell (1986), es krim yang dibuat dengan menggunakan ice cream votator tanpa suntikan udara tidak akan menghasilkan produk dengan overrun lebih dari 50%. Waktu leleh Waktu leleh merupakan waktu yang dibutuhkan es krim untuk meleleh sempurna pada suhu ruang. Es krim yang dihasilkan diharapkan memiliki resistensi yang tinggi terhadap pelelehan selama kurang lebih menit (Bodyfelt et al. 1988). Menurut Marshall dan Arbuckle (2000) es krim yang berkualitas baik adalah es krim yang resisten terhadap pelelehan. Es krim yang bertekstur kasar dan rendah total padatannya akan memiliki resistensi pelelehan yang rendah, sehingga mudah meleleh. Es krim dengan waktu leleh yang terlalu cepat mempunyai mutu yang kurang. Menurut Muse (2004) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi daya leleh es krim yaitu ketidakstabilan lemak, ukuran kristal es, dan kekonsistenan campuran. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Clarke (2004) yang menyatakan bahwa kristal es yang kecil lebih cenderung mudah larut atau meleleh dibandingkan dengan kristal es yang lebih besar. Waktu leleh es krim sayur berkisar antara menit sampai menit. Waktu leleh ketiga formula es krim sayur ini sebesar F menit, F2

12 menit, dan F menit, sedangkan es krim kontrol memiliki waktu leleh yang lebih rendah yaitu menit. Menurut Clarke (2004) kandungan lemak dan kekentalan dapat mempengaruhi tingkat leleh es krim. Lemak dalam es krim berperan sebagai penstabil buih air sehingga semakin tinggi kandungan lemak maka semakin rendah daya lelehnya. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan pasta sayur pada es krim tidak berpengaruh nyata (α>0.05) terhadap waktu leleh es krim. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan berupa substitusi pasta sayuran tidak berpengaruh pada es krim. Hal ini dapat dilihat pada nilai waktu leleh yang berada pada subset yang sama dan memiliki nilai yang seragam pada ketiga formula es krim sayur. Menurut Marshall dan Arbuckle (2000) yang menyatakan bahwa resistensi pelelehan akan rendah apabila nilai viskositasnya rendah. Selain itu, menurut Hyvonen (2003) serat yang berada dalam sayuran meningkatkan pelepasan rasa dan waktu leleh. Hal ini sesuai dengan hasil analisis yaitu pada formula F2 memiliki kadar serat yang paling tinggi sehingga memiliki waktu leleh yang paling tinggi pula. Selain itu, kemampuan bahan penstabil pada es krim sayur yang berfungsi untuk mengikat air menyebabkan molekul air terperangkap dalam struktur gel yang dibentuk penstabil, sehingga kekentalan adonan meningkat dan akibatnya daya lelehnya akan semakin meningkat (Arbuckle 1986). Derajat keasamaan (ph) Nilai ph es krim dipengaruhi oleh protein susu, garam-garam mineral dan CO 2 terlarut (Marshall dan Arbuckle 2000). Nilai ph es krim sayur berkisar antara Nilai ph ketiga formula es krim sayur ini sebesar F1 6.04, F2 6.00, dan F Sedangkan es krim kontrol memiliki ph yang lebih tinggi yaitu Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan pasta sayuran pada es krim tidak berpengaruh nyata (α>0.05) terhadap ph es krim. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa es krim sayur memiliki nilai yang seragam. Nilai ph normal es krim berkisar antara , ph yang terlalu rendah akan meningkatkan viskositas, menurunkan daya pembuihan (menurunkan overrun), dan mempengaruhi flavor (Frandsen & Arbuckle 1961). Nilai ph es krim sayur menjadi lebih rendah dibanding es krim kontrol karena ada penambahan pasta sayur yang memiliki ph asam, pada umumnya sayuran memiliki ph antara , kecuali pada beberapa sayuran seperti kentang, kacang-kacangan, dan jagung memiliki ph

13 40 Total padatan Total padatan merupakan jumlah semua bahan kering yang terdapat pada es krim sayur. Padatan tersebut berasal dari pasta jagung manis, pasta bit, pasta bayam, susu skim, gula, garam, minyak sawit, bahan penstabil (CMC dan karagenan), dan bahan pengemulsi (GMS). Total padatan menggantikan jumlah air dalam adonan, meningkatkan nutrisi, serta memperbaiki body dan tekstur es krim. Semakin besar jumlah total padatan, semakin rendah titik bekunya dan semakin kecil jumlah air yang dibekukan, sehingga dapat mengurangi kristal es yang mungkin terbentuk (Frandsen & Arbuckle 1961). Total padatan es krim sayur berkisar antara 38.97%-39.45%. Nilai total padatan ketiga formula es krim sayur ini sebesar F , F , dan F , sedangkan es krim kontrol memiliki total padatan yang lebih rendah yaitu Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan pasta sayuran pada es krim tidak berpengaruh nyata (α>0.05) terhadap total padatan es krim. Penambahan pasta sayuran (jagung manis) yang meningkat pada formula F1, F2, dan F3 menyebabkan total padatan yang cenderung meningkat, dan memiliki total padatan yang lebih tinggi dibandingkan es krim kontrol. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan berupa penambahan pasta sayuran es krim tidak berpengaruh terhadap total padatan. Hal ini dapat dilihat pada total padatan yang berada pada subset yang sama dan nilai yang seragam pada ketiga formula es krim sayur. Nilai minimal total padatan es krim yang disyaratkan oleh SNI adalah 34% sehingga ketiga formula es krim sayur ini memenuhi syarat SNI. Kandungan gizi es krim sayur Kandungan gizi es krim sayur sangat penting untuk dianalisis untuk mengetahui sumbangan zat gizi yang diperoleh dengan mengonsumsi es krim sayur tersebut. Analisis zat gizi yang dilakukan adalah kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kadar abu, kadar serat total, dan aktivitas antioksidan. Hasil analisis zat gizi dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Kandungan gizi es krim sayur untuk tiga formula terpilih Formula Kadar air (%) Kadar protein (%) Kadar lemak (%) Kadar abu (%) Kadar karbohidrat (%) Kadar serat total (%) F a 3.44 a 9.30 a 1.37 b a 5.67 a F a 3.12 a 9.27 a 1.41 b a 6.08 a F a 3.60 a b 1.31 b a 5.70 a Keterangan: Perbedaan huruf/ angka menyatakan nilai yang berbeda nyata.

14 41 Kadar air Air merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan tidak dapat digantikan fungsinya dengan senyawa lain. Air juga merupakan hal yang sangat penting dalam bahan pangan yang dapat memengaruhi penampakan, tekstur, dan rasa makanan. Kandungan air dalam bahan pangan juga menentukan daya terima dan daya simpan bahan pangan tersebut (Winarno 2008). Air pada es krim menempati proporsi tertinggi dibanding dengan bahan yang lain dan berfungsi sebagai medium dimana semua bahan baku es krim terlarut atau menyebar. Selama proses pembekuan dan pengerasan sebagian besar air berubah menjadi es (Clarke 2008). Es krim merupakan produk semi padat yang dibekukan yang memiliki kadar air yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis kadar air pada es krim berkisar antara 60.55%-61.03% (%bb). Kadar air tiga formula es krim sayur ini sebesar F %, F %, dan F %, sedangkan es krim kontrol memiliki kadar air yang lebih tinggi yaitu 67.92% (%bb) karena tidak ada penambahan pasta sayuran ke dalamnya. Hasil analisis ini sesuai dengan Clarke (2004) yang menyatakan bahwa kandungan air pada es krim sebesar 60-72%. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan pasta sayuran pada es krim tidak berpengaruh nyata (α>0.05) terhadap kadar air es krim. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan berupa substitusi pasta sayuran tidak berpengaruh pada kadar air es krim. Hal ini dapat dilihat pada nilai kadar air yang berada pada subset yang sama antara ketiga formula es krim sayur dengan presentase kadar air yang hampir seragam. Kadar abu Abu merupakan partikel halus dan berwarna putih yang merupakan residu proses pembakaran bahan-bahan organik atau merupakan zat anorganik yang tidak terbakar selama proses pembakaran pada suatu bahan pangan. Kadar abu dipengaruhi unsur-unsur mineral yang ada dalam suatu bahan pangan (Winarno 2008). Kadar abu hasil analisis kimia ketiga formula es krim berkisar antara 1.31%-1.41%. Kadar abu tiga formula es krim sayur ini sebesar F1 1.37%, F2 1.41%, dan F3 1.31%, sedangkan es krim kontrol memiliki kadar abu yang lebih rendah yaitu 1.06%. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan pasta sayuran pada es krim tidak berpengaruh nyata (α>0.05) terhadap kadar abu es krim sayur.

15 42 Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan berupa substitusi pasta sayuran tidak berpengaruh pada kadar abu es krim. Hal ini dapat dilihat pada nilai kadar abu yang berada pada subset yang sama antara ketiga formula es krim sayur dengan kadar abu yang hampir seragam. Kadar protein Protein merupakan salah satu zat gizi yang mempunyai fungsi yang khas dan tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh (Almatsier 2004). Protein merupakan zat makanan yang sangat penting, pada sebagian besar jaringan tubuh protein merupakan komponen terbesar setelah air (Winarno 2008). Protein dalam es krim sayur membuat es krim lebih padat dan halus sehingga dapat membentuk body es krim dan menjaganya agar terhindar dari tekstur yang kasar (Frandsen & Arbuckle 1961). Selain itu, protein dalam es krim sayur berfungsi menjaga kestabilan dari emulsi dan buih yang sangat aktif dan mudah berubah (Clarke 2008). Kandungan protein hasil analisis yang terdapat dalam es krim berkisar antara 3.12%-3.44%. Kadar protein tiga formula es krim sayur ini sebesar F1 3.44%, F2 3.12%, dan F3 3.60%, sedangkan es krim kontrol memiliki kadar protein yang lebih rendah yaitu 3.08%. Pada SNI dicantumkan bahwa persyaratan mutu es krim untuk kandungan protein minimal 2.7% (%bb), maka ketiga formula es krim sayur memenuhi persyaratan tersebut. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan pasta sayuran pada es krim tidak berpengaruh nyata (α>0.05) terhadap kadar protein es krim. Hasil uji lanjut Duncan menunjukan bahwa es krim memiliki rata-rata kandungan protein yang seragam baik es krim kontrol maupun es krim sayur yang berada dalam subset yang sama. Kadar lemak Lemak merupakan salah satu zat gizi yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Jika dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi yang lebih efektif. Penambahan lemak dan minyak mempunyai tujuan diantaranya untuk penambahan kalori, memperbaiki tekstur dan cita rasa suatu bahan pangan (Winarno 2008). Berdasarkan hasil analisis kandungan lemak yang terdapat dalam es krim berkisar antara 9.27%-10.34%. Kadar lemak tiga formula es krim sayur ini sebesar F1 9.30%, F2 9.27%, dan F %, sedangkan es krim kontrol memiliki kadar lemak yang lebih rendah yaitu 8.52%. Menurut Clarke (2008)

16 43 kadar lemak pada es krim berkisar antara 8-10%, meskipun pada es krim premium kadar lemaknya lebih tinggi yaitu sekitar 15-20%. Pada SNI dicantumkan bahwa persyaratan mutu es krim untuk kandungan lemak minimal 5% (%bb), maka ketiga formula es krim sayur memenuhi persyaratan tersebut. Lemak pada es krim sayur berfungsi menjaga kestabilan buih, membuat tekstur yang lebih creamy, meningkatkan waktu leleh es krim sayur, dan berperan dalam mengantarkan molekul rasa yang larut di dalam lemak dan tidak larut dalam air (Clarke 2008). Selain itu, lemak dalam es krim sayur juga memberikan kontribusi dalam memperkaya rasa dan memperlembut tekstyur, membentuk body es krim, dan menjaga resistensi pelelehan. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan pasta sayuran pada es krim tidak berpengaruh nyata (α>0.05) terhadap kadar lemak es krim. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan berupa substitusi pasta sayuran berpengaruh pada kadar lemak es krim. Hal ini dapat dilihat pada nilai kadar lemak yang berada pada subset yang berbeda satu sama lain antara F3 dengan F1 dan F2. Formula F3 memiliki kadar lemak tertinggi karena mendapat penambahan pasta jagung manis yang lebih banyak dibanding F1 dan F2. Jagung manis memiliki kadar lemak yang lebih tinggi dibandingkan bayam dan bit. Kadar karbohidrat Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang memegang peranan penting yang merupakan sumber energi utama bagi tubuh (Almatsier 2004). Selain itu, karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan seperti rasa, warna, tekstur, dan lain-lain (Winarno 2008). Karbohidrat yang terdapat dalam es krim didapatkan melalui perhitungan kadar karbohidrat by difference. Karbohidrat by difference merupakan salah satu cara analisis termudah yang dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan karbohidrat dalam bahan makanan. Kandungan karbohidrat termasuk serat kasar dalam suatu bahan pangan dapat diketahui melalui perhitungan, bukan melalui analisis. Kadar karbohidrat dihitung secara by difference, yaitu dengan memperhitungkan jumlah karbohidrat dari pengurangan komponen total (100%) terhadap kadar air, lemak, protein dan abu. Perhitungan karbohidrat by difference adalah penentuan karbohidrat dalam bahan makanan secara kasar (Winarno 2008).

17 44 Berdasarkan data dan perhitungan yang dilakukan diketahui kandungan karbohidrat es krim berkisar antara 24.20%-25.33%. Kadar karbohidrat tiga formula es krim sayur ini sebesar F %, F %, dan F %, sedangkan es krim kontrol memiliki kadar karbohidrat yang lebih rendah yaitu 19.42%. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan pasta sayuran pada es krim tidak berpengaruh nyata (α>0.05) terhadap kadar karbohidrat es krim. Hasil uji lanjut Duncan menunjukan bahwa ketiga formula es krim sayur memiliki rata-rata kandungan karbohidrat yang seragam baik. Kadar serat Serat yang terdapat dalam suatu bahan pangan yang tidak tercerna memiliki efek positif bagi gizi dan metabolisme. Bahan yang mengandung banyak serat akan mempercepat transit time sisa makanan di dalam usus sehingga menjadi lebih pendek. Selain itu, serat pangan juga dapat menurunkan kolesterol dalam darah. Serat pangan merupakan komponen dari tanaman yang terdapat dalam berbagai sayuran dan buah-buahan yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan (Winarno 2008). Serat pangan total terbagi menjadi dua, yaitu serat pangan larut (soluble dietary fiber) dan serat pangan tidak larut (insoluble dietary fiber). Serat pangan larut terdiri atas glukan, pektin, dan musilase, sedangkan serat pangan tidak larut terdiri atas selulosa, lignin, dan beberapa hemiselulosa. Serat larut mudah difermentasi oleh mikroflora dalam usus besar dan berhubungan dengan metabolisme karbohidrat dan lipid. Sementara serat tidak larut bekontribusi terhadap volume feses dan menurunkan waktu transit sisa makanan di dalam usus. Selulosa tidak larut di dalam air serta tahan hidrasi dan pengembangan. Sebaliknya, pektin siap larut di air dan memiliki kemampuan yang tinggi mengikat ion. Lignin dan hemiselulosa menyerap asam empedu, sedangkan selulosa sendiri memiliki kapasitas yang sangat rendah untuk penyerapan garam empedu. Pengikatan garam empedu akan mengganggu penyerapan lemak di usus (Damayanthi et al. 2007). Kandungan serat total hasil analisis yang terdapat dalam es krim berkisar antara 5.67%-6.08%. Kadar serat ketiga formula es krim sayur ini sebesar F1 5.67%, F2 6.08%, dan F3 5.70%, sedangkan es krim kontrol memiliki kadar serat total yang lebih rendah yaitu 4.13%. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan pasta sayuran pada es krim tidak berpengaruh nyata (α>0.05) terhadap kadar serat es krim. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa pada ketiga formula es krim sayur memiliki kandungan serat yang seragam.

18 45 Aktivitas antioksidan Penetapan kapasitas antioksidan menggunakan metode DPPH (Kubo et al. 2002). DPPH (2,2-dyphenyl-1-picrylhydrazil) memiliki berat molekul merupakan senyawa radikal bebas berwarna ungu tua yang stabil dalam larutan metanol. Mekanisme reaksi yang terjadi adalah seyawa DPPH yang direduksi oleh antioksidan akan menghasilkan pengurangan intensitas warna dari larutan DPPH. Reaksi yang terjadi adalah pembentukan α,α-diphenyl-β-picrylhydrazine, melalui kemampuan antioksidan menyumbang hidrogen. Setelah DPPH direaksikan dengan antioksidan maka warna DPPH akan semakin pudar yang menunjukkan kapasitas antioksidan yang semakin besar pula (Benabadji et al. 2004). Hasil analisis aktivitas antioksidan yang terdapat dalam es krim berkisar antara 22.86%-25.88% ditunjukkan pada Tabel 9 yang berarti komponen antioksidan dalam es krim sayur mampu menangkal 22.68%-25.88% radikal bebas yang mengoksidasinya. Nilai ini setara dengan aktivitas mg vit C/100 g es krim sayur. Aktivitas antioksidan ketiga formula es krim sayur ini sebesar F % atau setara aktivitas mg vit C/100g, F % atau setara aktivitas mg vit C/100g, dan F % atau setara mg vit C/100g, sedangkan es krim kontrol memiliki aktivitas antioksidan yang lebih rendah yaitu 15.27% atau setara mg vit C/100g. Aktivitas antioksidan ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan minuman fungsional daun hantap sebagai sumber antioksidan sebesar mg vit C/100g (Angkasa 2011), sayur lodeh berbahan dasar daun torbangun sebesar mg vit C/100g (Suprapti 2012), dan juga lebih tinggi dibandingkan cookies bekatul fungsional sebesar mg vit C/100g (Fauziyah 2011). Tabel 9 Aktivitas antioksidan es krim sayur untuk tiga formula terpilih Aktivitas antioksidan AEAC Formula (%) (mg vit C/ 100 g) F a a F a a F a a Beberapa penelitian telah melaporkan mengenai kandungan antioksidan dan anti kanker yang merupakan efek dari polifenol jagung (Pozo-Insfran 2006). Bit merupakan sayuran yang merupakan sumber antioksidan dan mengandung betalain yang memiliki efek antimikroba dan antivirus dan juga dapat

19 46 menghambat proliferasi sel sel tumor manusia (Ravichandran 2011). Bayam merupakan sayuran hijau yang merupakan sumber utama klorofil dan flavonoid (Aktas & Yildiz 2011). Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan pasta sayuran pada es krim tidak berpengaruh nyata (α>0.05) terhadap aktivitas antioksidan es krim sayur. Es krim dengan penambahan pasta sayuran memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan es krim kontrol. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan berupa substitusi pasta sayuran tidak berpengaruh pada aktivitas antioksidan es krim. Hal ini dapat dilihat pada nilai aktivitas antioksidan ketiga formula es krim sayur yang berada pada subset yang sama. Kandungan energi Kandungan energi dihitung berdasarkan kandungan protein, lemak dan karbohidrat. Sumber energi terbesar adalah lemak yang menghasilkan 9 Kal energi per gram lemak. Karbohidrat dan protein masing-masing menghasilkan 4 Kal energi per gram. Berdasarkan hasil analisis kandungan zat gizi, nilai energi pada es krim kontrol kontrol adalah 167 Kal per 100 gram es krim. Kandungan energi pada es krim sayur lebih besar dari es krim kontrol yaitu F1 sebesar 197 Kal, F2 sebesar 197 Kal dan F3 sebesar 204 Kal per 100 gram es krim. Saran penyajian untuk makanan selingan adalah 20% dari kebutuhan energi sehari dalam waktu dua kali makan selingan. Asumsi kebutuhan energi sehari rata-rata untuk orang Indonesia adalah 2000 Kal. Dengan demikian, kebutuhan energi dari makanan selingan dalam sehari adalah sebesar 400 Kal, sehingga untuk satu kali makan selingan dibutuhkan 200 Kal. Saran konsumsi es krim per hari setara 400 Kal adalah 203 gram per hari atau 102 gram per serving size untuk es krim F1, 203 gram per hari atau 102 gram per serving size untuk es krim F2 dan 196 gram per hari atau 98 gram per serving size untuk es krim F3. Klaim kesehatan Klaim kesehatan harus memenuhi kriteria tertentu (Rolfes 2009). Klaim untuk kesehatan es krim sayur dapat dilihat dari segi manfaat serat pangan untuk kesehatan. Lembaga kanker Amerika menganjurkan makan gram serat per hari (Almatsier 2004). Kontribusi yang diharapkan dari makanan selingan adalah 20% dari anjuran konsumsi serat per hari, yaitu 4-6 gram. Es krim formula F1 mengandung serat sebesar 5.67 gram/100 gram es krim atau mengandung 5.76 gram serat per serving size (102 gram). Es krim formula F2 mengandung serat sebesar 6.08 gram/100 gram es krim atau mengandung 6.16 gram serat per

20 47 serving size (102 gram). Es krim formula F3 mengandung serat sebesar 5.70 gram/100 gram es krim atau mengandung 5.58 gram serat per serving size (98 gram). Rolfes (2009) menyatakan bahwa jika makanan tersebut memberikan kontribusi minimum 20% pada anjuran kecukupan serat termasuk dalam kategori tinggi atau kaya zat gizi, sehingga ketiga formulasi es krim sayur ini memenuhi kriteria sebagai pangan tinggi atau kaya serat berdasarkan kriteria tersebut karena mengandung 4-6 gram serat per serving size. Analisis Biaya Es Krim Sayur Analisa biaya dilakukan untuk mengetahui perkiraan biaya yang akan dikeluarkan sebelum melakukan suatu usaha. Penggolongan biaya menurut perubahan volume produk terdiri dari biaya tetap, variabel, dan semi variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya konstan, tidak dipengaruhi oleh intensitas atau aktivitas volume kegiatan sampai dengan tingkat usaha tertentu. Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan intensitas volume kegiatan, misalnya biaya bahan baku dan biaya bahan penolong lainnya. Biaya semi variabel adalah biaya variabel yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya seperti beban tenaga kerja, peralatan, dan umur peralatan (Simangunsong 1991). Total biaya produksi adalah total biaya bahan per kg produk (biaya variabel) dan total biaya dasar produksi. Biaya seluruh bahan baku meliputi biaya jagung manis, bit, bayam, belimbing wuluh, gula pasir, susu skim, mentega, minyak sawit, CMC, karagenan, GMS, dan garam. Biaya dasar produksi adalah penjumlahan dari total biaya penyusutan alat, harga sumber energi, upah pekerja, biaya pengangkutan per produk dan over head dalam satuan per kg produk. Biaya penggunaan peralatan meliputi biaya untuk pembelian kompor gas, ice cream votator, blender, panci kukus, timbangan, mesin pengemas, dan perlatan lain seperti pisau. Selain itu, perlu dipertimbangkan biaya perawatan dalam penggunaan peralatan dan penyusutan alat. Biaya untuk sumber energi yang digunakan adalah biaya pengeluaran untuk listrik dan gas. Jenis profesi yang diperlukan dalam proses produksi adalah direktur, manajer, supervisor, QC (Quality control), operator, bagian produksi, supir, keamanan, sales dan cleaning service. Tabel perhitungan analisis biaya pembuatan secara rinci terlampir (Lampiran 5). Berdasarkan perhitungan harga, dapat diketahui harga es krim sayur per gram zat gizi (serat dan antioksidan) yang disajikan pada Tabel 10 berikut ini.

21 48 Tabel 10 Harga es krim sayur per takaran saji, per gram serat dan antioksidan Merk Harga per kg Takaran saji Harga per takaran saji Harga per g serat harga per g AEAC (Rp) Gram (Rp) (Rp) (Rp) Kontrol F F F Berdasarkan analisis yang dilakukan, harga untuk es krim kontrol adalah Rp ,60/kg, harga es krim sayur F1 Rp ,80/kg, harga es krim sayur F2 Rp 19004,50/kg, dan es krim sayur F3 Rp ,60/kg. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa terdapat peningkatan harga (harga per takaran saji dan harga per gram serat), serta terdapat pula penurunan harga (harga antioksidan) pada ketiga formula es krim sayur jika dibandingkan dengan es krim kontrol. Harga per kg atau harga per takaran saji es krim sayur lebih mahal dibanding es krim kontrol karena terdapat substitusi pasta jagung manis, pasta bit, dan pasta bayam yang menggantikan air di dalam es krim sayur tersebut. Harga serat per gram pada es krim sayur lebih mahal dibandingkan es krim kontrol, hal ini disebabkan peningkatan serat pada es krim sayur tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan peningkatan harga per takaran saji es krim sayur. Namun, harga antioksidan per gram pada es krim sayur lebih murah dibanding es krim kontrol, hal ini disebabkan peningkatan antioksidan pada es krim sayur lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan harga per takaran saji es krim sayur. Kadar serat dan antioksidan, serta kandungan gizi lainnya pada tiga formula es krim sayur tidak berbeda nyata. Harga pada tiga formula es krim sayur baik harga per takaran saji, harga serat per gram, maupun harga antioksidan per gram juga tidak jauh berbeda. Namun, berdasarkan uji korelasi pearson yang berpengaruh kuat (nilai korelasi sebesar 0.979) terhadap harga per takaran saji adalah harga serat dibandingkan dengan antioksidan (nilai korelasi sebesar 0.865) sehingga formula yang direkomendasikan dari analisis efisiensi harga adalah F2 dengan harga serat paling murah. Analisis Kontribusi Zat Gizi Es Krim Sayur Angka Kecukupan Gizi (AKG) merupakan terjeman dari Recommended Dietary Allowance (RDA). AKG adalah jumlah zat gizi yang dibutuhkan setiap orang yang mencukupi untuk membuat tubuhnya sehat. AKG merupakan

22 49 kecukupan rata-rata (97-98%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktifitas fisik dan faktor fisiologis (Eich dan Lisa 2005). Anjuran konsumsi es krim sayur yang direkomendasikan per hari sebagai kudapan tinggi serat yaitu 102 gram per takaran saji. Menurut BPOM (2007) pada acuan lanel gizi produk pangan untuk kelompok konsumen umum diketahui bahwa AKG energi 2000 Kal, protein 60 gram, lemak total 62 gram, karbohidrat 300 gram, dan serat 25 gram sehingga dapat dihitung kontribusi kandungan gizi es krim sayur terpilih dan yang direkomendasikan berdasarkan analisis efisiensi biaya yaitu F2 yang disajikan dalam Tabel 11 berikut ini. Tabel 11 Kontribusi es krim sayur terhadap angka kecukupan gizi (AKG) Kandungan gizi (gram) per takaran saji es krim sayur AKG Kontribusi terhadap AKG (%) Energi (Kal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g) Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa per takaran saji es krim sayur jabiba sebagai makanan selingan dapat memenuhi kebutuhan energi 10%, protein 5.2 %, lemak 15%, karbohidrat 8.4%, dan serat 24.3%. Kebutuhan serat telah terpenuhi lebih dari 20% sehingga es krim sayur ini dapat dikategorikan tinggi serat (BPOM 2007).

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat METODE Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilakukan seluruhnya di laboraturium terpadu, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan meliputi pembuatan tepung jerami nangka, analisis sifat fisik dan kimia tepung jerami nangka, serta pembuatan dan formulasi cookies dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan hingga saat ini pemasarannya sudah semakin meluas dan dikonsumsi oleh seluruh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 29 HASIL DAN PEMBAHASAN Daun katuk dapat memberikan pengaruh yang buruk baik dari segi warna, rasa, aroma maupun keseluruhan produk yang dihasilkan. Menurut Brown (2000) sayuran hijau mengandung enzim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Es Krim Es krim merupakan produk susu beku yang banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki gizi tinggi dan banyak dikembangkan dari berbagai bahan alternatif (Aboulfalzli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) Jeruk termasuk buah dalam keluarga Citrus dan berasal dari kata Rutaceae. Buah jeruk memiliki banyak khasiat, salah satunya dalam daging

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tepung Tulang Ikan Rendemen tepung tulang ikan yang dihasilkan sebesar 8,85% dari tulang ikan. Tepung tulang ikan patin (Pangasius hypopthalmus) yang dihasilkan

Lebih terperinci

5.1 Total Bakteri Probiotik

5.1 Total Bakteri Probiotik V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Total Bakteri Probiotik Berdasarkan hasil pengamatan (Lampiran 3) menunjukkan bahwa perlakuan penambahan bakteri L. acidophilus pada perbandingan tepung bonggol pisang batu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan sangat digemari terutama oleh anak-anak, karena es lilin memiliki warna yang menarik

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN Karaktersitik Fisik Sorbet Liqueur Jahe Merah

4. PEMBAHASAN Karaktersitik Fisik Sorbet Liqueur Jahe Merah 4. PEMBAHASAN Sorbet merupakan salah satu jenis frozen dessert yang memiliki kandungan berupa pemanis, penstabil, dan esktrak buah atau herbal. Pada proses pembuatan sorbet liqueur jahe merah diawali dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik yang dibudidayakan maupun yang hidup liar di hutan. Umbi merupakan tanaman yang banyak mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat adalah es krim. Produk ini banyak digemari masyarakat, mulai dari anak anak hingga dewasa karena rasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu yang banyak mengandung vitamin, mineral, protein, karbohidrat dan lemak. Es krim banyak disukai setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gelato Gelato merupakan salah satu jenis es krim yang berasal dari Italia yang kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food dessert yang merupakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman umbi-umbian dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau uwi-uwian. Genus Dioscorea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lemak teremulsi dan udara, dimana sel-sel udara berperan untuk memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lemak teremulsi dan udara, dimana sel-sel udara berperan untuk memberikan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Es krim Es krim merupakan produk hasil dari olahan susu yang mengandung lemak teremulsi dan udara, dimana sel-sel udara berperan untuk memberikan tekstur lembut pada es krim.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk konsumtif yang memerlukan makanan, pakaian, dan fasilitas lainnya untuk bertahan hidup. Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah dikenal oleh masyarakat. Kandungan protein kacang tolo berkisar antara 18,3 25,53% yang berpotensi sebagai

Lebih terperinci

%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010).

%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel- sel udara yang ada berperan untuk memberikan tekstur lembut pada es krim. Tanpa adanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman labu kuning adalah tanaman semusim yang banyak ditanam di Indonesia dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu kuning tergolong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sukun (Arthocarpus altilis) merupakan tumbuhan yang terdapat di kawasan tropika dan banyak dibudidayakan di pulau jawa maupun luar jawa, buah sukun menghasilkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian,

Lebih terperinci

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mi bukan merupakan makanan asli budaya Indonesia. Meskipun masih banyak jenis bahan makanan lain yang dapat memenuhi karbohidrat bagi tubuh manusia selain beras, tepung

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. L Kadar Protein Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan bahwa penambahan gula aren dengan formulasi yang berbeda dalam pembuatan kecap manis air kelapa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. bubur), gula dan bahan penstabil yang dibekukan dalam alat pembeku es krim

BABI PENDAHULUAN. bubur), gula dan bahan penstabil yang dibekukan dalam alat pembeku es krim BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. La tar Belakang Velva adalah campuran dari puree buah (hancuran buah dalam bentuk bubur), gula dan bahan penstabil yang dibekukan dalam alat pembeku es krim untuk

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN Analisa Sensori

4. PEMBAHASAN Analisa Sensori 4. PEMBAHASAN Sorbet merupakan frozen dessert yang tersusun atas sari buah segar, air,gula, bahan penstabil yang dapat ditambahkan pewarna dan asam (Marth & James, 2001). Pada umumnya, frozen dessert ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur TINJAUAN PUSTAKA Tempe Tempe adalah bahan makanan hasil fermentasi kacang kedelai atau jenis kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus. Mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa

Lebih terperinci

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kadar Air Rata-rata kadar air kukis sagu MOCAL dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil uji lanjut DNMRT terhadap kadar air kukis (%) SMO (Tepung sagu 100%, MOCAL 0%) 0,331"

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar mengingat banyaknya kasus gizi buruk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Es krim merupakan merupakan salah satu produk olahan susu berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan dan dibuat melalui proses pembekuan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah berkembang dengan cepat. Pangan fungsional yang merupakan konvergensi antara industri, farmasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Buah Kurma Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah kurma dalam bentuk yang telah dikeringkan dengan kadar air sebesar 9.52%. Buah kurma yang

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN UBI JALAR UNGU

PENGARUH PERBANDINGAN UBI JALAR UNGU PENGARUH PERBANDINGAN UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas var. Ayamurasaki) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata) DAN KONSENTRASI SUSU SKIM TERHADAP KARAKTERISTIK ES KRIM NABATI Dr. Ir. Tantan Widiantara,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Mutu Organoleptik Biskuit Selama Penyimpanan Uji kesukaan dan mutu hedonik merupakan salah satu cara untuk uji sensori suatu produk. Uji kesukaan dan mutu hedonik dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki taksonomi menurut Rukmana (2003), sebagai berikut: : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki taksonomi menurut Rukmana (2003), sebagai berikut: : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Jeruk Manis (Citrus Aurantinum) Jeruk manis adalah salah satu jenis jeruk yang ada di Indonesia yang memiliki taksonomi menurut Rukmana (2003), sebagai berikut: Kingdom

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang-kacangan (Leguminosa), seperti kacang hijau, kacang tolo, kacang gude, kacang merah, kacang kedelai, dan kacang tanah, sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dantujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis dan (7)

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2) I PENDAHULUAN Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN. (Depkes RI, 2014).

4. PEMBAHASAN. (Depkes RI, 2014). 4. PEMBAHASAN Snack atau yang sering disebut dengan makanan selingan adalah suatu produk yang biasannya dikonsumsi diantara waktu makan utama. Snack biasa dikonsumsi dengan jangka waktu 2-3 jam sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan salah satu produk olahan susu bersifat semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan, teksturnya yang lembut banyak disukai oleh segala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Brokoli Brokoli (Brassica oleracea var italica) adalah sayuran yang digemari masyarakat karena dikenal mempunyai kandungan gizi tinggi. Brokoli merupakan sayuran suku kubis-kubisan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang dewasa ini sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di pasar saat ini adalah berbentuk flake. Sereal dalam bentuk flake dianggap

BAB I PENDAHULUAN. di pasar saat ini adalah berbentuk flake. Sereal dalam bentuk flake dianggap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup menuntut semua serba cepat dan praktis, tidak terkecuali makanan, sehingga permintaan akan sereal sarapan yang praktis dan bergizi semakin meningkat.

Lebih terperinci

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan. PENDAHULUAN Latar Belakang Puding termasuk makanan pencucimulut (dessert) yang biasanya diolah dari bahan dasar agar-agar yang berasal dari rumput laut. Proses pembuatan puding dapat dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi, sumber vitamin (A, C,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun, hal ini akan berpengaruh pada tingginya tingkat konsumsi terhadap suatu produk, termasuk

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan. Penentuan kadar serat kasar Kadar serat kasar dianalisa dengan menggunakan metode Sudarmadji dkk, 1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml kemudian ditambahkan 200 ml H 2 SO4

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Jelly drink rosela-sirsak dibuat dari beberapa bahan, yaitu ekstrak rosela, ekstrak sirsak, gula pasir, karagenan, dan air. Tekstur yang diinginkan pada jelly drink adalah mantap

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

BABI PE:NDAHULUAN. Nenas merupakan buah klimakterik dan salah satu buah tropis yang

BABI PE:NDAHULUAN. Nenas merupakan buah klimakterik dan salah satu buah tropis yang BABI PENDAHULUAN BABI PE:NDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nenas merupakan buah klimakterik dan salah satu buah tropis yang tinggi kandungan vitamin C dan seramya. N enas memiliki rasa serta aroma khas selain

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau. IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai : (4.1) Penelitian Pendahuluan, dan (4.2) Penelitian Utama. 4.1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan lama

Lebih terperinci

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh:

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lidah buaya (Aloe vera) merupakan salah satu jenis tanaman hias yang memiliki ciriciri daun yang memanjang menyerupai lidah dan memiliki duri dibagian pinggirnya. Lidah

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Peneltian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, permintaan masyarakat terhadap produk pangan fungsional semakin meningkat. Global Industry Analysis memprediksi pertumbuhan produk pangan fungsional mencapai

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun, 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian pembuatan es krim dengan penambahan ekstrak kulit buah naga super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun, resistensi pelelehan, total

Lebih terperinci

PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA

PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA Making Soursop (Annona muricata L.) Ice Cream and Product Economy Analysis Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies.

Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies. Force (Gf) V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.2 Tekstur Tekstur merupakan parameter yang sangat penting pada produk cookies. Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies. Tekstur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat spreads, yang kandungan airnya lebih besar dibandingkan minyaknya. Kandungan minyak dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pisang merupakan buah-buahan dengan jenis yang banyak di Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok dan masih banyak lagi. Menurut Kementrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi menyebabkan terjadinya perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah aspek informasi. Kemudahan dalam mengakses informasi

Lebih terperinci

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Badan Standarisasi Nasional (1995), es krim adalah jenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan oleh beberapa industry pengolahan pangan dalam menciptakan

Lebih terperinci

KAJIAN KUALITAS UMBI UBI JALAR SEBAGAI SUBSTITUSI SUSU SKIM DALAM PEMBUATAN ES KRIM

KAJIAN KUALITAS UMBI UBI JALAR SEBAGAI SUBSTITUSI SUSU SKIM DALAM PEMBUATAN ES KRIM KAJIAN KUALITAS UMBI UBI JALAR SEBAGAI SUBSTITUSI SUSU SKIM DALAM PEMBUATAN ES KRIM Rekna Wahyuni Universitas Yudharta Pasuruan ABSTRAK: Teknologi pengolahan pangan modern telah menghasilkan kreasi baru

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekatul tidak banyak dikenal di masyarakat perkotaan, khususnya anak muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jenang Jenang adalah salah satu makanan tradisional yang sudah banyak di berbagai daerah di Indonesia. Widodo (2014) menyebutkan macam-macam jenang, antara lain jenang procotaan,

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Organoleptik Bakso Ikan Nila Merah Uji organoleptik mutu sensorik yang dilakukan terhadap bakso ikan nila merah yang dikemas dalam komposisi gas yang berbeda selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelor merupakan salah satu tanaman sayuran yang multiguna. Hampir semua bagian dari tanaman kelor ini dapat dijadikan sumber makanan karena mengandung senyawa aktif

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta PENDAHULUAN Latar Belakang Bahan pangan harus mampu mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia yang berperan dalam proses pertumbuhan, menjaga berat badan, mencegah penyakit defisiensi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi 1 I. PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1,6.) Hipotesis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf 4.1.1 Daya Ikat Air Meatloaf Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang rawan ayam terhadap daya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia 4. PEMBAHASAN Biskuit adalah salah satu makanan ringan yang disukai oleh masyarakat, sehingga dilakukan penelitian untuk mengembangkan produk biskuit yang lebih sehat. Pembuatan biskuit ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras merah (Oriza sativa) merupakan beras yang hanya dihilangkan kulit bagian luar atau sekamnya, sehingga masih mengandung kulit ari (aleuron) dan inti biji beras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga (Hylocereus sp.) merupakan tanaman jenis kaktus yang berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang awalnya dikenal sebagai tanaman

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon I PENDAHULUAN Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan (tree of life) karena hampir seluruh bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. Kedelai adalah salah satu tanaman jenis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging yang dicetak, dimasak dan dibekukan serta terbuat dari campuran daging giling yang diberi bahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ceker ayam Ceker adalah bagian dari tubuh ayam yang berhubungan langsung dengan benda-benda kotor. Meski demikian, tanpa ceker ayam tidak mungkin menjadi gemuk untuk diambil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk HASIL DAN PEMBAHASAN Peubah yang diamati dalam penelitian ini, seperti kadar air, uji proksimat serka kadar kalsium dan fosfor diukur pada kerupuk mentah kering, kecuali rendemen. Rendemen diukur pada

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai di mana-mana. Biasanya banyak tumbuh di pinggir jalan, retakan dinding, halaman rumah, bahkan di kebun-kebun.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan I. PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan tentang : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis

Lebih terperinci