BAB II KAJIAN PUSTAKA. merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan tentang Prestasi Belajar PKn 1. Pengertian belajar Menurut Muhibin Syah (2003: 89 ), Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut pengertian tersebut belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Slameto (2003: 2) mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Diungkapkan pula oleh Ngalim Purwanto, Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian berpikir, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap (Ngalim Purwanto, 2006: 85). Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap atau permanen, yang diperoleh dari hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Perubahan tersebut tidak hanya bertambah ilmu pengetahuan, namun juga berwujud keterampilan, kecakapan, sikap, tingkah laku, pola pikir, kepribadian dan lain-lain. 11

2 2. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Hadari Nawawi (1998: 100) prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002: 276) prestasi belajar harus mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan disetiap bidang studi, simbol yang digunakan menyatakan nilai, baik huruf maupun angka hendaknya hanya merupakan gambaran tentang prestasi belajar saja. Menurut Oemar Hamalik (2003: 146) untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa maka perlu diadakan pengukuran secara: 1) Assessment adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur prestasi belajar (achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program instruksional. 2) Pengukuran (measurement) berkenan dengan pengumpulan data deskriptif tentang produk siswa dan atau tingkah laku siswa, dan hubungannya dengan standar prestasi atau norma. Prestasi belajar terdiri atas dua kata prestasi dan belajar. Makna prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 895) berarti: Hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Dengan demikian prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkatan keberhasilan siswa atau hasil akhir setelah dilakukan evaluasi dari penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang ditunjukkan dengan nilai tes atau berupa angka. 12

3 3. Pendidikan Kewarganegaraan a. Pengertian PKn Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa baik sebagai individu, masyarakat, warga negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu pendidikan kewarganegaraan juga merupakan konsep multidimensional yang dimaksudkan untuk meletakan dasar-dasar pengetahuan tentang masyarakat politik, tentang persiapan yang dilakukan untuk berpartisipasi dalam proses politik secara menyeluruh dan secara umum tentang apa definisi dan bagaimana menjadi warga negara yang baik. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasioanal dalam pasal 27 ayat 1 disebutkan bahwa mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki kebanggaan dan cinta tanah air. Dalam lampiran Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu 13

4 melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD Menurut pusat kurikulum, Depdiknas (2003: 7) Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial-kultur, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD Pengertian PKN sangat beragam diantaranya sebagai berikut ini (Cholisin, 2004: 7-8): 1) Menurut National Council of Studies (NCSS) Amerika Serikat: PKn adalah proses yang meliputi semua pengaruh positif yang dimaksudkan untuk memebntuk pandangannya dimasyarakat. 2) Menurut Numan Soemantri PKn adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber sumber pengetahuan lainnya, positive influence pendidikan sekolah, masyarakat, orang tua yang kesemuanya itu diproses untuk melatih pelajar pelajar bersifat kritis, analitis dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokrasi dengan berlandaskan Pancasila dan UUD

5 b. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi, tujuan Pendidikan Kewarganegaraan memberikan kompetensi sebagai berikut ini: a. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menggapai isu kewarganegaraan. b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti-korupsi. c. Berkembang secara positif dan demokrasi untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa banga lain. d. Berinteraksi dengan bangsa bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Secara sederhana tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah membentuk warga negara yang baik (a good citizen) dan mempersiapkannya untuk masa depan (Cholisin, 2004: 12). Melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan warga negara mampu memahami, menganalisis serta menjawab berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, bangsa dan negara secara tepat, rasional, konsisten, berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan nasional. Menjadi warga negara yang mengetahui 15

6 hak dan kewajibannya, menguasai ilmu dan teknologi serta seni namun dengan tidak menghilangkan jati diri bangsa Indonesia. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan amanat Pancasila dan UUD 1945 (Sunarso dkk, 2006: 5). Berdasarkan fungsinya, Pendidikan Kewarganegaraan harus dinamis dan mampu menarik perhatian siswa yaitu dengan cara guru membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman baik materi maupun intelektual. Dalam permendiknas No. 22 Tahun 2006 mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang setia pada bangsa Indonesia dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD c. Ruang Lingkup PKn Menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang standar isi, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek aspek sebagai berikut: 1) Persatuan dan kesatuan bangsa meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap 16

7 positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan. 2) Norma hukum dan peraturan meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional. 3) Hak asai manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan dan perlindungan HAM. 4) Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara. 5) Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi. 6) Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi. 17

8 7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. 8) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi. d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dalam Standar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kewarganegaraan pada tingkat SMP/ MTS kelas VIII sebagai berikut: Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn tingkat SMP/MTS kelas VIII Kelas VIII semester 1 Standar Kompetensi 1. Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilainilai Pancasila Kompetensi Dasar 1. 1 Menjelaskan Pancasila dan ideologi negara 1. 2 Menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan 18

9 ideologi negara 1. 3 Menunjukan sikap positif terhadap Pancasila dan kehidupan berbangsa dan bernegara 1. 4 Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasayarakat 2. Memahami berbagai konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia 2.1 Menjelaskan berbagai konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia 2.2 Menganalisis penyimpanganpenyimpangan terhadap konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia 2.3 Menunjukan hasil amandemen UUD Menampilkan sikap positif terhadap pelaksanaan UUD 1945 hasil amandemen 3. Menampilkan ketaatan 3.1 Mengidentifikasi tata urutan terhadap perundang- peraturan perundang- 19

10 undangan nasional. undangan nasional 3.2 Mendeskripsikan proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional 3.3 Menaati peraturan perundangundangan nasional 3.4 Mengidentifikasi kasus korupsi dan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia 3.5 Mendeskripsikan pengertian anti korupsi dan instrumen (hukum dan kelembagaan) anti korupsi di Indonesia Kelas VIII semester 2 Standar Kompetensi 4. Memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan Kompetensi Dasar 4.1 Menjelaskan hakikat demokrasi 4.2 Menjelaskan pentingnya kehidupan demokratis dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 20

11 4.3 Menunjukan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan 5. Memahami kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia 5.1 Menjelaskan makna kedaulatan rakyat 5.2 Mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesiadan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat 5.3 Menjelaskan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia 4. Pengertian Prestasi Belajar PKn Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar PKn merupakan suatu hasil belajar yang dicapai siswa dalam mempelajari, menguasai, menerapkan materi Pendidikan Kewarganegaraan dalam kehidupan, yang dievaluasi atau diukur melalui tes maupun non tes (dalam bentuk pengamatan sikap) yang disesuaikan berdasarkan standar 21

12 kompetensi dan kompetensi dasar dan dinyatakan dalam angka atau simbol lainnya. 5. Faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar PKn Prestasi belajar siswa pada hakekatnya merupakan interaksi dari beberapa faktor. Berhasil atau tidaknya proses belajar seseorang individu berhubungan dengan banyak faktor baik itu faktor yang berasal dari dalam (intern), maupun faktor yang berasal dari luar dirinya (ekstern). Pengenalan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar sangat penting dalam rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi yang sebaik-baiknya. Menurut Ngalim Purwanto (2006: 112), faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar adalah: 1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual 2) Faktor dari luar individu yang kita sebut faktor sosial. yang termasuk dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang dimaksud faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah, guru dan cara mengajarnya, alat yang digunakan dalam belajar-mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang tersedia. Menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar, yaitu: 22

13 1) Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam) Faktor ini meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi serta cara belajar, dan 2) Faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar) Faktor ini meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Dari beberapa pendapat di atas dapat disampaikan bahwa faktorfaktor yang berhubungan dengan prestasi belajar adalah faktor yang berasal dari internal siswa dan faktor yang berasal dari eksternal siswa. Faktor internal meliputi aspek-aspek berikut: (1) aspek psikologis, misalnya minat, gaya belajar, bakat, pandangan hidup, dan sebagainya. (2) aspek fisiologis, misal kematangan fisik, kesehatan jasmani dan indera. Faktor eksternal meliputi kesempatan, lingkungan sekolah, fasilitas belajar, lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga, kondisi ekonomi keluarga, dan sebagainya. Peneliti dapat menyampaikan pula secara khusus bahwa faktorfaktor yang berhubungan dengan prestasi belajar PKn adalah faktor internal dan faktor eksternal siswa, dimana faktor internal diantaranya meliputi minat terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan faktor eksternalnya adalah pemanfaatan waktu belajar di luar jam pelajaran. 23

14 B. Pemanfaatan waktu belajar di luar jam pelajaran 1. Pengertian waktu belajar Siswa sebagai seorang pelajar seharusnya dalam setiap kesempatan senantiasa memanfaatkan waktu untuk belajar baik di rumah maupun di sekolah. Untuk itu, perlu diperhatikan waktu yang tersedia agar digunakan secara efektif dan efisien. Menurut W. J. S. Poerwodarminto (2001: 164), waktu adalah kesempatan yang tersedia. Bagi orang yang rajin dan mempunyai tujuan hidup yang jelas, waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, mereka tidak akan membuang waktu sia-sia tetapi justru menggunakannya dengan lebih bijaksana. Andrew Ho (2002: 66) mengemukakan bahwa Perbedaan yang paling nyata antara orang yang sukses dan gagal dapat dilihat dari cara mereka memanfaatkan waktu. Menurut Witherington sebagaimana dikutip Ngalim Purwanto (2003: 84), Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa waktu belajar adalah suatu kesempatan yang tersedia dalam rangka mendapatkan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, kepandaian, dan sikap secara teratur dan berkelanjutan. 24

15 2. Cara belajar efektif Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008: 25) salah satu cara belajar efektif adalah membuat jadwal dan melaksanakannya. Pengaturan waktu belajar mempunyai arti penting dalam belajar langkah-langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu adalah memahami seluk beluk waktu dan sifatnya, melatih pada diri sendiri suatu kebiasaan menggunakan waktu sekarang juga atau pada saat ini sehingga dapat mengikis kecenderungan diri untuk menunda-nunda waktu, mengulurulur tempo, mencari-cari alasan sampai besok saja. Siswa yang tidak efisien umumnya sering mengeluh kekurangan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, sebaliknya siswa yang efisien tampak tidak pernah kehabisan waktu untuk membereskan segenap tugasnya dengan baik, menambah terus pengetahuannya dengan membaca buku-buku, mengembangkan suatu hobi tertentu, menghadiri berbagai ceramah, pertemuan, seminar dan sebagainya. Untuk dapat mencapai efisiensi waktu dan prestasi belajar yang memuaskan, waktu belajar harus digunakan secara efisien. Ahmad Abdul Jawwad (2004: 57), mengemukakan delapan cara memanfaatkan waktu belajar secara efektif, yaitu: 1) Tentukan bidang-bidang apa yang akan anda kerjakan 2) Tentukan apa target yang ingin anda capai setelah masa tertentu 3) Tentukan aktivitas-aktivitas dan perangkat-perangkat yang dibutuhkan untuk mencapai target pada bidang-bidang tersebut 25

16 4) Alokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas 5) Kalkulasilah waktu-waktu tersebut 6) Bandingkan totalitas waktu yang tersedia dengan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas 7) Teliti ulang aktivitas anda dan susun prioritas berdasarkan waktu yang tersedia untuk anda 8) Buatlah time schedule untuk berbagai aktivitas, dan perhatikanlah waktu-waktu puncak Menurut Sumadi Suryabrata (1995: 85), ada cara-cara dalam membentuk kebiasaan belajar yang baik, yaitu: penyususnan jadwal belajar yang baik, kontinuitas dalam belajar, belajar mandiri diluar jam pelajaran sekolah, mengalokasikan waktu belajar secara adil, menyediakan waktu belajar untuk mempersiapkan materi pelajaran, menyediakan waktu untuk mengulangi materi yang telah didapat di sekolah. Saiful Bahri Djamarah (2002: 10), mengemukakan lima pedoman umum belajar yang meliputi belajar dengan teratur, disiplin dan bersemangat, konsentrasi, pengaturan waktu, istirahat dan tidur. Kiatkiat belajar yaitu: 1) Mempunyai fasilitas dan perabot belajar Fasilitas dan perabot belajar ikut menentukan keberhasilan belajar seseorang, orang yang belajar tanpa dibantu dengan fasilitas tidak jarang mendapatkan hambatan dalam menyelesaikan kegiatan 26

17 belajar. Karenanya, fasilitas tidak bisa diabaikan dalam masalah belajar. 2) Mengulang bahan pelajaran Apa yang guru jelaskan di kelas tidak semua terkesan dengan baik dalam ingatan. Pengulangan sangat membantu untuk memperbaiki kesan yang masih samar-samar untuk menjadi kesan yang tergambar jelas dalam ingatan. 3) Menghafal bahan pelajaran Menghafal bahan pelajaran merupakan salah satu kegiatan dalam rangka menguasai bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang harus dikuasai tidak hanya dengan cara mengambil intisarinya, tetapi ada juga bahan pelajaran yang harus dikuasai dengan cara menghafalkannya. 4) Membaca Buku Membaca merupakan keharusan bagi pelajar, tetapi persoalannya bagaimana cara membaca yang baik dan efisien merupakan masalah bagi pelajar. Agar hasil belajar memuaskan maka tujuan membacanya harus jelas, menggunakan beberapa metode membaca buku, mengetahui beberapa penghambat kecepatan membaca, dan mengetahui bagaimana meningkatkan kecepatan membaca. 5) Membuat rangkuman dan ikhtisar 27

18 Kegiatan membuat rangkuman atau ikhtisar dilakukan setelah seseorang selesai membaca suatu buku, suatu bab atau sebagian sub bab tertentu. 6) Mengerjakan tugas Selama menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal, pelajar tidak akan dapat melepaskan diri dari mengerjakan tugas-tugas studi. Dalam waktu-waktu tertentu seseorang guru pasti memberikan tugas untuk diselesaikan, baik secara berkelompok maupun individu. 7) Membentuk kelompok belajar Untuk menunjang keberhasilan studi di sekolah,perlu dibentuk kelompok belajar dengan anggota kurang lebih 5 orang yang mempunyai persamaan pandangan untuk meraih sukses studi. Cukup banyak pelajar yang berhasil mendapatkan nilai yang baik di sekolah sebagai hasil dari belajar kelompok. 8) Memanfaatkan perpustakaan Setiap sekolah pasti mempunyai perpustakaan. Jangan lupa untuk mendaftar sebagai angota perpustakaan sekolah, sehingga pelajar dapat membaca dan meminjam buku dari perpustakaan. Bagi pelajar yang terpenting adalah memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk keberhasilan studi (Saiful Bahri Djamarah, 2002: 40) Bagi orang yang rajin dan mempunyai tujuan hidup yang jelas, waktu adalah sesuatu yang berharga. Mereka tidak akan membuang 28

19 waktu sia-sia, tetapi justru menggunakannya dengan lebih bijaksana. Andrew Ho (2002: 66) mengemukakan bahwa perbedaan yang paling nyata antara orang yang sukses dan gagal dapat dilihat dari cara mereka memanfaatkan waktu. Jadi, pemanfaatan waktu merupakan sesuatu keahlian yang harus dipelajari dan dikuasai oleh seorang pelajar. Pemanfaatan waktu belajar merupakan sesuatu yang harus di perhatikan dalam cara belajar yang efektif. Waktu hanya mempunyai suatu arti kalau dapat menghasilakan suatu prestasi belajar pada waktu yang tepat, yang tidak mengalami hambatan. Kelambatan dalam belajar sesungguhnya tidak dapat dikejar dengan menambah jatah waktu belajar, melainkan dengan cara mencari cara-cara belajar yang dapat memanfaatkan waktu secara lebih efektif (The Liang Gie, 1992: 32) Pelajar yang tidak bisa membagi waktunya dalam belajar, akan menghadapi kebingungan, pelajaran apa yang akan dipelajari hari ini. Belajar menggunakan waktu merupakan suatu keterampilan berharga dalam meraih studi. Cara untuk memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi ialah dengan memperbaiki cara pemanfaatan waktu yang lebih efektif (The Liang Gie, 1995: 27) 3. Pemanfaatan waktu belajar di luar jam pelajaran Waktu belajar yang banyak bukanlah suatu jaminan untuk meraih prestasi maksimal jika tidak digunakan secara optimal. Guy Montrose Whipple (Saiful Bahri Djamarah, 2003: 21) memberikan pedoman sebagai berikut: 1. Semakin dewasa dan matang pikiran seorang siswa harus dapat belajar semakin lama. 29

20 2. Semakin sukar suatu mata pelajaran semakin panjang siswa dalam mempelajarinya. 3. Semakin lambat masa penghangatan yang timbul pada seorang siswa dalam mempelajari materi maka semakin lama harus mempelajarinya. Mengingat jumlah jam pelajaran yang digunakan di sekolah untuk mata pelajaran PKn sangatlah kurang jika tidak ditambah dengan belajar sendiri dan melaksanakanya untuk lebih bisa menguasai materi yang telah diajarkan di sekolah, baik itu belajar di perpustakaan, belajar kelompok maupun belajar sendiri di rumah. Pemanfaatan waktu belajar di rumah bisa dilakukan dengan membuat jadwal belajar. Menurut Slameto (2003: 82) jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Tujuan utama dibuatnya jadwal belajar agar siswa dapat belajar secara teratur. Belajar dengan teratur merupakan pedoman mutlak yang tidak bisa diabaikan oleh seorang yang menuntut ilmu, pengaturan waktu belajar mempunyai arti penting dalam belajar. Siswa yang mampu memanfaatkan waktu belajar di luar jam pelajaran dengan baik tentunya akan lebih mudah dalam menerima dan memahami pelajaran, baik itu yang disampaikan guru disekolah maupun yang dipelajari dari bukubuku pelajaran secara mandiri. Jika hal ini dilakukan siswa secara teratur dan sungguh-sungguh, dapat dimungkinkan siswa akan 30

21 menguasai materi pelajaran secara maksimal sehingga prestasi belajar akan meningkat. Menurut Liang Gie, ada empat langkah yang harus ditempuh dalam keterampilan mengelola waktu yaitu: 1) Memahami hal ihwal tentang waktu Alam semesta menyediakan waktu secara terus menerus dan abadi untuk manusia melakukan apa saja dan mencapai sesuatu keberhasilan selama hayatnya. Waktu bukanlah semacam barang persediaan yang akan habis kalau digunakan terus. Waktu tidak bisa ditabung atau disimpan untuk digunakan pada kesempatan lain. 2) Melatih kebiasaan memanfaatkan waktu sekarang juga Setiap ada waktu luang atau setiap ketika ada kesempatan, waktu hendaknya dimanfaatkan saat itu juga. Jika ada jam kosong hendaknya digunakan untuk menghafal bahan pelajaran di kelas atau membaca buku di perpustakaan sampai waktu pelajaran berikutnya. Janganlah waktu dibiarkan berlalu untuk mengobrol dengan teman-teman mengenai hal-hal yang tidak berguna. 3) Mengatur penggunaan waktu, ada beberapa pedoman sebagai berikut; a. Selidiki dan tentukanlah waktu yang tersedia untuk belajar setiap hari. 31

22 b. Merencanakan penggunaan waktu dengan jalan menetapkan macam-macam mata pelajaran yang harus dipelajari setiap hari. c. Menyelidiki bilamana dirinya dapat belajar dengan hasil yang baik. d. Mata pelajaran yang akan dipelajari diurutkan dari yang tersukar sampai yang termudah. e. Membiasakan diri untuk mulai mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. 4) Melakukan pengelompokkan dan penjatahan waktu untuk belajar bahwa: Suatu pengelompokkan dan penjatahan waktu yang sederhana dapat dilakukan berdasarkan waktu harian. Dari waktu 24 jam sehari yang dimiliki dapat ditentukan pengelompokkan dan penjatahan waktu rata-rata yang berikut: 8 jam: untuk tidur 3 jam: untuk pemeliharaan diri (makan, kebersihan, kesehatan) 2 jam: untuk keperluan pribadi dan urusan kemasyarakatan 11 jam: sebagai sisa (bagian pokok) untuk khusus belajar. (Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 25) Menurut Nana Sayodih Sukmadinata (2003: 166) mengemukakan Salah satu prinsip belajar adalah kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu. Kegiatan belajar tidak hanya berlangsung di sekolah dan di perpustakaan tetapi juga dirumah, dimasyarakat, bahkan dimana saja bisa terjadi perbuatan belajar. Belajar juga terjadi setiap waktu, tidak hanya berlangsung pada waktu jam-jam pelajaran. 32

23 Mengacu pada uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran adalah sebuah cara yang dilakukan oleh siswa dengan mengisi waktu luangnya untuk belajar mengulangi materi pelajaran yang sudah diterimanya baik dirumah maupun selama masih di sekolah sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya yang dapat di ukur dari beberapa indikator. Adapun indikator tersebut adalah mempunyai fasilitas dan perabot belajar, mengulangi bahan pelajaran, menghafal bahan pelajaran, membaca buku pelajaran, membuat ringkasan dan ikhtisar, mengerjakan tugas, membentuk kelompok belajar dan memanfaatkan perpustakaan. C. Minat Belajar 1. Pengertian minat belajar Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena minat menjadi pendorong dalam melaksanakan aktivitas belajar. Minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang diingini tanpa ada paksaan dari siapapun yang akan diikuti rasa senang dan kepuasan hati. Makin besar minat belajar seseorang akan semakin besar tingkat perhatiannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu (1990: 583). Jadi, dapat dikatakan minat minat merupakan motif atau dorongan yang tertuju kepada sesuatu yang khusus. 33

24 Abdul Rahman Abror (1993: 113) mengemukakan tentang minat belajar terhadap bidang pelajaran adalah: Minat belajar siswa terhadap bidang pelajaran apapun tidak dapat dipisahkan dari bakat nyata yang ada dalam bidang tersebut. Kalau pelajaran itu dipelajari dan dikaji secara terus menerus, niscaya bisa menghasilan kecakapan yang lebih besar disertai dengan bertambahnya minat bukan hanya terhadap bidang itu sendiri juga bidang-bidang lain yang berhubungan. Minat adalah tindakan untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan karena adanya kesenangan. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Slameto (1992: 59) yang mengatakan Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Lebih lanjut lagi dinyatakan minat selalu diikuti rasa dan kecenderungan lebih dari itu diperoleh kepuasan. Sejalan dengan pengertian minat tersebut Muhibin Syah (2003: 151) mendefinisikan minat (interest) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Banyak faktor internal yang mempengaruhi minat. Minat dapat timbul tergantung pada pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan yang semuanya tadi adalah faktor internal. Selain itu minat juga dipengaruhi lingkungan sosial budaya serta adanya partisipasi pengalaman, kebiasaan pada belajar atau bekerja dan lain-lain. Adanya minat biasanya diikuti dengan rasa senang dan selanjutnya akan timbul kepuasan. Minat dapat diekspresikan dalam suatu pernyataan dan aktivitas seperti yang telah dikemukakan oleh Slameto (2003: 180), bahwa: 34

25 Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu. Apabila dikaitkan dengan mata pelajaran PKn maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar Pendidikan Kewarganegaraan adalah rasa suka, tertarik, dorongan untuk berprestasi, memperhatikan dan memberi tanggapan terhadap mata pelajaran PKn yang dipelajari siswa di sekolah. 2. Peranan minat belajar Minat mempunyai peranan yang cukup penting untuk kelancaran, suatu kegiatan atau atau aktivitas, sebab minat dapat menjadi dasar bagi tumbuhnya motivasi. Mengenai pentingnya minat belajar terhadap prestasi belajar, Oemar Hamalik (2003: 33) menyatakan Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan pengajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Adapun minat di sini adalah minat belajar siswa dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Minat siswa untuk belajar dapat timbul karena adanya pengetahuan dan informasi mengenai arti penting pelajaran tersebut yang diikuti oleh perasaan senang sehingga timbul kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan. 35

26 Berdasarkan teori-teori di atas diketahui bahwa minat belajar tinggi akan meningkatkan prestasi belajar karena belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik dan memperoleh hasil yang baik pula daripada belajar tanpa adanya minat. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar Menurut Muhibin Syah (2004: 132), faktor yang mempengaruhi minat belajar dapat dibedakan menjadi 3 yakni: 1) Faktor internal (dari dalam diri siswa) Faktor ini dibagi menjadi 2 aspek, yaitu aspek fisiologis yang terdiri dari kondisi jasmani, dan aspek psikologis yang terdiri dari intelegensia, sikap, bakat dan motivasi. Faktor internal ini dipengaruhi oleh adanya sifat pembawaan yang merupakan keinginan dari dalam individu yang terdiri dari perasaan tertarik atau senang pada kegiatan, rasa perhatian, dan adanya aktivitas akibat dari rasa senang tersebut. 2) Fakor eksternal (dari luar diri siswa) Faktor ini dibagi menjadi 2 apek yakni aspek lingkungan sosial yang terdiri dari kelompok, teman dan masyarakat dan aspek non-sosial yang terdiri dari rumah, peralatan, dan alam sekitar. 3) Faktor pendekatan belajar Faktor ini merupakan jenis upaya siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk mempelajari materimateri pelajaran. Faktor ini disebut juga sebagai faktor 36

27 emosional siswa yang merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatiannya terhadap ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatiannya terhadap objek tertentu. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat dapat dilihat adanya indikator untuk mengukur minat siswa dalam belajar pendidikan kewarganegaraan yang antara lain berupa keinginan dan cita-cita, rasa senang dan ketertarikan, harapan keluarga dan lingkungan pergaulan. Objek dari minat dalam penelitian ini adalah belajar pendidikan kewarganegaraan yang akan diungkap datanya, untuk itu dapat dikatakan bahwa minat belajar pendidikan kewarganegaraan adalah kecenderungan siswa dalam belajar mata pelajaran PKn yang ditunjukkan dalam pernyataan dan perhatian yang besar dalam belajar mata pelajaran PKn. D. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Melkiades Pero (2007) yang berjudul Hubungan Pemanfaatan Waktu Belajar di Luar Jam Pelajaran dan Lingkungan Fisik Belajar dengan Prestasi Belajar Geografi di SMA Negeri 1 Menyuke Kabupaten Landak bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan rendah antara pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran dengan prestasi belajar Geografi, dimana r hitung sebesar 0,198 dan r tabel dengan N = 78 pada taraf signifikasi 5% sebesar 0,151. Dalam penelitian tersebut sama-sama meneliti Pemanfaatan Waktu Belajar diluar Jam 37

28 Pelajaran sebagai variabel bebas, sedangkan perbedaanya terdapat pada variabel bebas lainnya yaitu minat belajar dan variabel terikatnya yaitu prestasi belajar PKn. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Rina Nestiana (2008) yang berjudul Hubungan antara Minat Belajar Siswa, Gaya Belajar Siswa, dan Persepsi Siswa terhadap Metode Mengajar Guru dengan Tingkat Prestasi Belajar Akuntansi Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Rangkasbitung Banten Tahun Ajaran 2007/2008 bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar Akuntansi, dimana r hitung sebesar 0,181 dan r tabel dengan N = 138 pada taraf signifikasi 5% sebesar 0,176. Dalam penelitian tersebut sama-sama meneliti minat belajar sebagai variabel bebas, sedangkan perbedaanya terdapat pada variabel bebas lainnya yaitu pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran dan variabel terikatnya yaitu prestasi belajar PKn. E. Kerangka Berpikir 1. Hubungan Pemanfaatan Waktu Belajar diluar Jam Pelajaran dengan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Pengaturan waktu belajar mempunyai arti penting dalam belajar. Langkah-langkah untuk mengembangkan ketrampilan mengelola waktu adalah memahami seluk beluk waktu dan sifatnya, melatih pada diri sendiri suatu kebiasaan menggunakan waktu sekarang juga atau pada saat 38

29 ini sehingga dapat mengikis kecenderungan diri untuk menunda-nunda waktu, mengulur-ulur tempo, mencari-cari alasan hingga besok. Pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Karena siswa dapat mengelolanya dengan mengisi kegiatan mereka dengan hal-hal yang menunjang peningkatan prestasi belajar, seperti halnya ke perpustakaan, belajar kelompok, mengulang materi dirumah. Pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran dengan baik akan menambah pengetahuan para siswa sehingga pada akhirnya akan mendapat prestasi pelajaran PKn yang optimal. Semakin tinggi pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran yang berkaitan dengan pelajaran maka akan semakin tinggi prestasi belajar PKn yang akan dicapai oleh siswa, sebaliknya semakin rendah pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran maka semakin rendah prestasi belajar PKn yang dicapai oleh siswa. 2. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Pendidikan Kewarganegaraan. Minat merupakan ketertarikan atau perhatian seseorang terhadap objek yang sedang diamati dan diikuti dengan keinginan yang kuat untuk mengetahui lebih dalam lagi apa yang berkaitan dengan objek yang diamati tersebut. Objek yang diamati tersebut akan menghasilkan informasi yang dapat mempengaruhi pola pikir orang yang mengamati objek tersebut. 39

30 Minat belajar besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar siswa, yang dalam hal ini prestasi belajar PKn. Apabila bahan pelajaran yang tidak dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa atau diminati siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan baik karena tidak ada daya tarik baginya. Sebaliknya, bahan pelajaran yang diminati siswa akan lebih mudah dipahami dan disimpan dalam memori kognitif siswa, yang pada akhirnya akan dapat mendorong meningkatnya prestasi belajar PKn siswa. Dengan demikian terdapat hubungan positif antara minat belajar dengan prestasi belajar PKn. 3. Hubungan Minat Belajar Siswa dan Pemanfaatan Waktu Belajar diluar Jam Pelajaran bersama-sama dengan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pemanfaatan waktu belajar diluar pelajaran jika dikelola dengan baik untuk kegiatan yang berkaitan dengan pelajaran maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Minat belajar siswa dapat memberikan kemauan dan dorongan dari dalam diri siswa untuk belajar lebih giat dan berupaya memperdalam materi untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran oleh siswa serta didukung oleh minat belajar siswa yang dimiliki oleh siswa diharapkan dapat mempermudah kegiatan belajar siswa sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar PKn yang semakin baik. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa dapat memanfaatkan waktu belajar diluar jam pelajaran secara optimal dan mempunyai minat belajar tinggi, maka 40

31 diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar PKn. Sehingga semakin rendah pemanfaatan waktu belajar siswa diluar jam pelajaran dan minat belajar maka prestasi belajar PKn juga semakin rendah. F. Hipotesis Penelitian Dalam Penelitian ini diajukan beberapa hipotesis yang didasarkan pada kajian pustaka dan kerangka berpikir, yaitu: 1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran dengan prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas VIII SMP Negeri se-kecamatan Playen. 2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas VIII SMP Negeri se-kecamatan Playen. 3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan waktu belajar diluar jam pelajaran dan minat belajar siswa secara bersama-sama dengan prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas VIII SMP Negeri se-kecamatan Playen. 41

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang berkualitas. Dwi Siswoyo,

Lebih terperinci

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono* STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn SMP @ Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono* PENDAHULUAN Standar Isi maupun SKL ( Lulusan) merupakan sebagian unsur yang ada dalam SNP (Standar Nasional

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan UU Nomor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

B. Tujuan C. Ruang Lingkup 27. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah (MA)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan di diharapkan

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PEMETAAN, MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ASPEK KELAS VII SEMESTER 1 1. Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 1.1

Lebih terperinci

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas pendidikan yang baik akan melahirkan generasi muda yang dapat diandalkan untuk memajukan

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN STANDAR KOMPETANSI / 2.2 Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi yang pertama 2 4

PROGRAM TAHUNAN STANDAR KOMPETANSI / 2.2 Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi yang pertama 2 4 PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMP NEGERI 21 PURWOREJO Alamat : Desa Brunorejo, Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo Kode Pos 54261 PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Pendidikan

Lebih terperinci

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku) PENANAMAN DAN PENGEMBANGAN ASPEK PRESTASI DIRI DAN NILAI OPTIMISME DALAM FILM GARUDA DI DADAKU (Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di kemukakan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Oleh WILUDJENG HERAWATI NIM.

SKRIPSI. Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Oleh WILUDJENG HERAWATI NIM. SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI KEUTUHAN NKRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW SISWA KELAS VII SMPN 2 KAUMAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar dan terencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia dalam membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang 31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga

Lebih terperinci

PEMETAAN SK KD. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan pengertian norma, kebiasaan dan adat istiadat. Menjelaskan manfaat norma

PEMETAAN SK KD. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan pengertian norma, kebiasaan dan adat istiadat. Menjelaskan manfaat norma Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII Semester : 1 dan 2 Ruang lingkup mata pelajaran PPKn di SMP/MTs meliputi: PEMETAAN SK 1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang standar Isi Pendidikan Nasional, PKn merupakan mata pelajaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesadaran berkonstitusi setiap warga negara merupakan sesuatu yang diidam-idamkan oleh negara manapun, namun hal itu tidak mudah, karena sadar atau taat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemampuan bangsa dan negara. Hal ini karena pendidikan merupakan proses budaya yang bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Setiap pendidikan tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini bangsa Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang berbudaya demokrasi, berkeadilan dan menghormati hak-hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat belajar siswa dan pemanfaatan waktu belajar siswa di luar jam pelajaran sekolah dengan prestasi belajar PKn

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik. Purwanto (2009:10)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA Negeri 4 Cimahi dan mewawancarai guru mata pelajaran PKn, ditemukan beberapa hal yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan bangsa merupakan salah satu cita-cita luhur dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada peserta didik, seperti kesulitan dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada peserta didik, seperti kesulitan dalam belajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus berkembang pesat akan membawa dampak kemajuan pada bidang kehidupan dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus. Selaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman, seperti era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu menmbuhkembangkan potensi diri, sosial, dan alam di kehidupannya. Sesuai dengan perkembangan zaman yang

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND TABLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND TABLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND TABLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA NASRUL Kepala SD Negeri 004 Domo anasrull814@gmail.com ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Round Table Dalam Upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya manusia. Melalui pendidikan seseorang akan dapat mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Metro merupakan sekolah yang memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga, administrasi dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1.Mata pelajaran PKn 2.1.1.1.Pengertian PKn SD Pendidikan kewarganegaraan SD adalah program pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai pancasila sebagai wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sebagaimana lazimnya semua mata pelajaran, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi, misi, tujuan, dan ruang lingkup isi. Visi mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas, maka diperlukan suatu tujuan pendidikan,

Lebih terperinci

REKAPITULASI PROGRAM SEMESTER September' No Uraian Kegiatan Jml. Minggu

REKAPITULASI PROGRAM SEMESTER September' No Uraian Kegiatan Jml. Minggu Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Purworejo : VII (Tujuh) : I (Satu) Tahun Pelajaran : 01 / 013 1 Juli'11 Waktu Agustus'11 5 1 Menunjukan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku 1 3 September'11

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses atau suatu rangkaian aktivitas yang menuju kepada perubahan-perubahan fungsional,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Belajar Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat penyatuan

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII /1. Nama Guru :... Sekolah :...

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII /1. Nama Guru :... Sekolah :... PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM SEMESTER Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII /1 Nama Guru :... Sekolah :... KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

C. RINCIAN WAKTU. Alokasi

C. RINCIAN WAKTU. Alokasi Tahun Pelajaran 10/11 Tahun Pelajaran 10/11 Hari Pertama Masuk Sekolah Libur Awal Puasa Ujian Tengah Semester Ulangan Akhir Semester Juli Agust. Sept. Okt. p. SK/KD Waktu 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2

Lebih terperinci

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6

KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Nomor Soal. Kelas VII Norma 1. Konstitusi dan Proklamasi. Hak Asasi Manusia 6 KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nama Madrasah: MTsN 1 Kota Serang Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas : IX Kurikulum : KTSP/2006 No Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses jangka pendek dan jangka panjang. Pencapaian tujuan pendidikan nasional memerlukan pertahapan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan.

I. PENDAHULUAN. dan berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu pembangunan ditentukan oleh suatu kualitas pendidikan warganya, karena dengan pendidikan dapat mencapai kesejahteraan hidup, mengembangkan potensi diri

Lebih terperinci

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pendidikan merupakan usaha sadar bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaan berada dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil dari proses belajar. Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG STRATEGI BELAJAR GROUP RESUME DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI

KEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI Modul ke: KEWARGANEGARAAN Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, M.Si

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentukan sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang dapat mengubah obyeknya. Pendidikan nasional harus dapat mempertebal iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak semua rakyat. Menurut ajaran agamapun, manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu dan memperoleh pendidikan. Selain itu, pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai fungsi yang penting bagi kehidupan manusia. Manusia dalam melaksanakan aktivitasnya membutuhkan pendidikan sebagai kebutuhan yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting berkaitan dengan pembentukan karakter siswa. Pada dasarnya karakter yang dibentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran PKn 2.1.1.1 Hakekat PKn Menurut Azra dalam (Mawardi dan Sulasmono, 2011: 10), Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengkaji dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian. I. PENDAHULUAN Secara umum pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan suatu kata majemuk yang terdiri dari kata prestasi dan belajar. Belajar adalah suatu aktivitas atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING KELAS VII.1 SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI FAUZIAH NASUTION Guru SMP Negeri 5 kota Tebing Tinggi Email

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Manusia memerlukan pendidikan untuk menjadi manusia seutuhnya. Di indonesia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan melalui pendidikan sekolah. Kualitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar Siswa Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan

Lebih terperinci

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) Kompetensi Utama Standar. Kompetensi Guru Standar Isi Kognitif Bloom Indikator Esensial Kompetensi Inti Komp. Guru Mapel Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI (SK) DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester

Lebih terperinci

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang 721 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya. Pendidikan sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

Lebih terperinci

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bersama bahwasannya pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam semua aspek kehidupan, karena dengan pendidikan semua orang bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia yang potensial dalam pembangunan nasional adalah melalui sektor pendidikan. Pendidikan sebagai

Lebih terperinci