BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Perilaku Sosial Pendekatan behaviorisme dalam ilmu sosial sudah dikenal sejak lama, khususnya psikologi.kebangkitannya di seluruh cabang ilmu sosial di zaman modern, ditemukan dalam karya B.F. Skinner, yang sekaligus pengemuka paradigma ini.melalui karyanya itu Skinner mencoba menerjemahkan prinsip-prinsip psikologi aliran behaviorisme kedalam sosiologi.setiap teori, gagasan, dan praktek yang dilakukannya telah memegang peranan penting dalam pengembangan sosiologi behavior.skinner melihat kedua paradigma fakta sosial dan definisi sosial sebagai perspektif yang bersifat mistik, dalam arti mengandung sesuatu persoalan yang bersifat teka-teki, tidak dapat diterangkan secara rasional.kritik Skinner ini tertuju kepada masalah yang substansial dari kedua paradigma itu, yakni eksistensi obyek studinya sendiri. Menurut Skinner, kedua paradigma itu membangun obyek studi berupa sesuatu yang bersifat mistik. (Ritzer, 2013: 69) Dalam bukunya Beyond Freedom and Dignity, Skinner (dalam Ritzer, 2013: 69-70) menyerang langsung paradigma definisi sosial dan secara tak langsung juga terhadap paradigma fakta sosial.konsep yang didefinisikan oleh paradigma fakta sosial dinilainya mengandung ide yang bersifat tradisional khususnya mengenai nilai-nilai sosial. Menurutnya pengertian kultur yang diciptakan itu tak perlu disertai dengan unsure mistik seperti ide dan nilai sosial itu. Alasannya karena orang tidak dapat melihat secara nyata ide dan nilai-nilai dalam mempelajari masyarakat. Yang jelas terlihat adalah bagimana manusia hidup, memelihara anaknya, cara berpakaian, mengatur kehidupan bersamanya dan sebagainya seperti yang tercermin dalam uraian berikut. Paradigma perilaku sosial memusatkan perhatiannya kepada antar hubungan antara individu dan lingkungannya. Lingkungan itu terdiri atas: a) Bermacam-macam obyek sosial b) Bermacam-macam obyek non sosial Prinsip yang menguasai hubungan antara individu dengan obyek sosial adalah sama dengan prinsip yang menguasai hubungan antara individu dengan obyek non sosial. Penganut paradigma ini memusatkan perhatian kepada proses interaksi. Tetapi secara konseptual berbeda dengan paradigma definisi sosial.bagi paradigma definisi sosial, aktor adalah

2 dinamis dan mempunyai kekuatan kreatif di dalam interaksi.aktor tidak hanya sekedar penanggap pasif terhadap stimulus tetapi menginterpretasikan stimulus yang diterimanya menurut caranya mendefinisikan stimulus yang diterimanya itu.bagi paradigma perilaku sosial individu kurang sekali memiliki kebebasan. Perbedaan pandangan antara paradigma perilaku sosial ini dengan paradigma fakta sosial terletak pada sumber pengendalian tingkah laku individu.bagi paradigma fakta sosial, strutur makroskopik dan pranata-pranata yang mempengaruhi atau yang mengendalikan tingkah laku inidividu, bagi paradigma perilaku sosial persoalannya lalu bergeser.sampai seberapa jauh faktor struktur hubungan individu dan terhadap kemungkinan perulangan kembali persoalan ini yang dicoba di jawab oleh teori-teori paradigma prilaku sosial. Ada dua teori yang termasuk ke dalam paradigma perilaku sosial, sebagai berikut : 1) Teori Behavioral Sosiologi Menurut Skinner (dalam Ritzer, 2013: 73) Teori ini dibangun dalam rangka menerapkan prinsip psikologi perilaku kedalam sosiologi.teori ini memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara akibat dari tingkah laku yang terjadi di dalam lingkungan aktor dengan tingkah laku aktor.konsep dasar behavioral sosiologi yang menjadi pemahamannya adalah reinforcement yang dapat diartikan sebagai ganjaran (reward) tidak ada sesuatu yang melekat dalam obyek yang dapat menimbulkan ganjaran.perulangan tingkahlaku tidak dapat dirumuskan terlepas dari efeknya terhadap perilaku itu sendiri.perulangan dirumuskan dalam pengertiannya terhadap aktor. 2) Teori Exchange Tokoh utamanya adalah George Hofman (dalam Ritzer, 2013: 74-80).Teori ini dibangun dengan maksud sebagai reaksi terhadap paradigma fakta sosial. Keseluruhan materi teori exchange itu secara garis besarnya dapat dikembalikan kepada lima proposisi George Hofman berikut: a. Jika tingkah laku atau kejadian yang sudah lewat dalam konteks stimulus dan situasi tertentu memperoleh ganjaran, maka besar kemungkinan tingkah laku atau kejadian yang mempunyai hubungan stimulus dan situasi yang sama akan terjadi atau dilakukan. Proposisi ini menyangkut hubungan antara apa yang terjadi pada waktu silam dengan yang terjadi pada waktu sekarang. b. Menyangkut frekuensi ganjaran yang diterima atas tanggapan atau tingkah laku tertentu dan kemungkinan terjadinya peristiwa yang sama pada waktu sekarang.

3 c. Memberikan arti atau nilai kepada tingkah laku yang diarahkan oleh orang lain terhadap aktor. Semakin bernilai bagi seorang sesuatu tingkah laku orang lain yang ditujukan kepadanya makin besar kemungkinan untuk mengulangi tingkah lakunya itu. d. Semakin sering orang menerima ganjaran atas tindakannya dari orang lain, makin berkurang nilai dari setiap tindakan yang dilakukan berikutnya e. Semakin dirugikan seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, makin besar kemungkinan orang tersebut akan mengembangkan emosi. Misalnya marah. Paradigma perilaku sosial dapat menggunakan metode yang dipergunakan oleh paradigma yang lain seperti kuesioner, interview dan observasi. Namun demikian paradigma ini tidak banyak mempergunakan metode experiment dalam penelitiannya.keutamaan metode eksperimen adalah memberikan kemungkinan terhadap peneliti untuk mengontrol dengan ketat obyek dan kondisi disekitarnya.metode ini memungkinkan pula untuk membuat penilaian atau pengukuran dengan tingkat ketepatan yang tinggi terhadap efek dari perubahan-perubahan tingkah laku aktor yang ditimbulkan dengan sengaja didalam eksperimen itu. 2.2 Tindakan Sosial Max Weber Tindakan sosial diartikan sebagai tindakan yang mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain (Ritzer, 2010: 38).Mead memandang tindakan sebagai unit primitif. Dalam menganalisis tindakan, pendekatan Mead hampir sama dengan pendekatan behavioris dan memusatkan perhatian pada rangsangan (stimilus) dan tanggapan (response). Mead (dalam Ritzer, 2007: 274) mengatakan, bahwa stimulus sebagai sebuah kesempatan atau peluang untuk bertindak, bukan sebagai paksaan atau perintah. Max Weber (dalam Ritzer,2004: 137)juga mengungkapkan mengenai teori tindakan.dalam teori tindakannya, Weber memfokuskan perhatian pada individu, pola dan regularitas tindakan, dan bukan pada kolektivitas.tindakan dalam pengertian orientasi perilaku yang dapat dipahami secara subyektif hanyahadir sebagai seorang atau beberapa orang manusia individual. Weber menggunakan metodologi tipe idealnya untuk menjelaskan makna tindakan dengan cara mengidentifikasi empat tipe tindakan dasar, yaitu: a. Rasionalisasi sarana-tujuan, atau tindakan yang ditentukan oleh harapan terhadap perilaku obyek dalam lingkungan dan perilaku manusia lain

4 b. Rasionalitas nilai, atau tindakan yang ditentukan oleh keyakinan penuh kesadaran akan nilai perilaku-perilaku etis, estetis, religius atau bentuk perilaku lain, yang terlepas dari prospek keberhasilannya c. Tindakan afektual, yaitu tindakan yang ditentukan oleh kondisi emosional aktor d. Tindakan tradisional, yaitu tindakan yang ditentukan oleh cara bertindak aktor yang biasa dan telah lazim dilakukan Perilaku sosial mungkin berorientasi pada masa lampau, atau perilaku pada masa mendatang dari orang-orang lain. Weber menyatakan tidak setiap jenis perilaku merupakan perilaku sosial. Sikap-sikap subyektif hanya merupakan perilaku sosial. Apabila berorientasi keperilaku-perilaku pihak-pihak lain. Tidak setiap tipe hubungan antara manusia mempunyai ciri sosial, namun hanya apabila perilaku pihak-pihak lain (Soekanto, 2010: 37). Perilaku seseorang mungkin terpengaruh karena keanggotannya pada suatu kerumunan dan kesadarannya akan keanggotannya tersebut. Perilaku tidaklah terletak pada pencapain tujuan tertentu,akan tetapi pada keterlibatan dalam perilaku tertentu demi perilaku itu. Perilaku rasional tergolong dalam jenis yang berorientasi pada tujuan, apabila memperhitungkan tujuan, sarana, dan akibat-akibat sekundernya.perilaku itu hanya berorientasi pada tujuan sepanjang mengenai pemilihan sarana (Soekanto, 2010: 40-41). Suatu keragaman orientasi perilaku sosial aktual disebut kebiasaan, apabila perwujudannya semata-mata didasarkan pada aktualitas perilaku yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Kalau suatu kebiasaan ditentukan oleh fakta bahwa perilaku semua pihak terarah pada harapan- harapan identik, maka gejala itu disebut kebiasaan yang ditentukan oleh situasi kepentingan diri para pribadi. Tidak semua persamaan pada proses perilaku sosial didasarkan pada orientasi terhadap kaidah atau kebiasaan yang sah. Namun hal itu lebih banyak didasarkan pada fakta bahwa suatu tipe perilaku sosial yang paling baik disesuaikan dengan kepentingan para pihak yang terlibat sebagaimana hal itu dipersepsikan oleh mereka (Soekanto, 2010: 42-43).

5 2.3 Interaksi Sosial Interaksi sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan sosial. Menurut Robert T Hall (dalam Setiadi, 2006:106).Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu.hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik.selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai waktu.pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Interaksi merupakan hal yang saling melakukan aksi, berhubungan atau saling mempengaruhi.interaksi adalah hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dengan individu, antara individu dan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok Syarat Terjadinya Interaksi Sosial 1. Adanya kontak sosial Kata kontak dalam bahasa Inggris contact, dari bahasa lain con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi kontak berarti sama-sama menyentuh. Kontak sosial ini tidak selalu melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang dapat melakuan kontak sosial tidak dengan menyentuh, misalnya menggunakan telepon genggam, telepon dan lain sebagainya.(soekanto, 2003:65) Kontak sosial memiliki memiliki sifat-sifat sebagai ; kontak sosial bisa bersifat positif dan bisa negatif. Kalau kontak sosial mengarah pada kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti negatif. Kontak sosial primer terjadi apa bila peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya kontak antara guru dengan murid dan sebagainya.kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui perantara. 2. Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama. Ada tiga tahapan penting dalam komunikasi: a. Encoding Pada tahap ini gagasaan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini komunikator harus memilih kata atau

6 istilah, kalimat dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan.komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan. b. Penyampaian Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaiakan.penyampaian dapat berupa lisan dan dapat berupa tulisan atau gabungan dari duanya. c. Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki Bentuk Interaksi Sosial Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan. Sedangkan asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok. Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk persaingan, kontraversi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana individu ataukelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontraversi merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Dalam tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp (Setiadi: 2006: 187) menjelaskan tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan untuk mendekatkan meliputi caramemulai (initiating), menjajaki (experimenting), meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan (bonding).sedangkan tahapan untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan (differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari (avoiding), serta memutuskan (terminating).

7 Gillin dan Gillin (Soekanto: 2003: 72) mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial : 1. Proses-proses yang Asosiatif a. Kerja Sama (Cooperation) Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (in group) dan kelompok lainya (outgroup). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya. Fungsi kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley (Effendy 2007: 108) kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna b. Akomodasi (Accomodation) Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti, menunjuk pada suatu keadaan dan suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.

8 Menurut Gillin dan Gillin (dalam Effendy, 2007:127), akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses di mana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. c. Asimilasi (Assimilation) Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orangperorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Proses asimilasi timbul bila ada kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri. Beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang asimilatif) bila memilih syarat-syarat sebagai berikut, interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, di mana pihak yang lain tadi juga berlaku sama interaksi sosial tersebut tidak mengalami halanganhalangan atau pembatasan-pembatasan. Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer.frekuensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola tersebut.artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari pihakpihak yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan. e. Akulturasi (Aculturation) Menurut Gillin dan Gillin (dalam Effendy, 2007: 131), akulturasi adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur-unsur kebudayaan asing itu diterima

9 dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri. 2. Proses Disosiatif Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence). Oposisi proses-proses yang disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu : a. Persaingan (Competition) Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yangbersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. b. Kontraversi (Contravention) Kontraversi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi dalam(leopold von Wiese dan Howard Becker 1932:19) ada 5, yaitu : Umum, meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana. Sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dan lain sebagainya. Intensif, penghasutan, menyebarkan desas-desus yang mengecewakan pihak lain. Rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat. Taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.

10 2.4 Interaksionisme Simbolik Interaksionisme simbolik menekankan pada pola hubungan antar simbol dan interaksi, serta inti pandangan pendekatan ini adalah individu (Poloma, 2003: 274). Menurut Blumer, interaksi simbolik merujuk pada karakter interaksi khusus yang berlangsung antara manusia. Aktor tidak semata-mata bereaksi terhadap tindakan yang lain, tetapi ia juga menafsirkan dan mendefinisikan setiap tindakan orang lain. Respon aktor baik secara langsung maupun tidak langsung selalu didasarkan atas penilaian makna tersebut (Zeitlin, Irving M., 1995: ). Beberapa tokoh interaksionisme simbolik telah mencoba untuk menghitung jumlah prinsip dasar dalam teori ini, yaitu: a. Manusia telah dibekali kemampuan untuk berpikir. b. Kemampuan berpikir dibentuk oleh interaksi sosial. c. Dalam interaksi sosial manusia mempelajari arti dan simbol yang memungkinkan mereka mengunakan kemampuan berpikir mereka. d. Makna dan simbol memungkinkan manusia melanjutkan tindakan khusus dan interaksi. e. Manusia mampu mengubah arti dan simbol yang mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan penafsiran mereka terhadap situasi. f. Manusia mampu membuat kebijakan modifikasi dan perubahan, karena kemampuan mereka berinteraksi dengan diri mereka sendiriyang memungkinkan mereka menguji serangkaian peluang tindakan, menilai keuntungan dan kerugian relatif mereka. g. Pola tindakan dan interaksi yang saling berkaitan akan membentuk kelompok dan masyarakat (Ritzer, George & Goodman, Douglas J., 2008: 289). 2.5 Teori Ruang Publik Menurut Habermas (dalam Hardiman, 2010:185) ruang publik memiliki peran yang cukup berarti dalam proses berdemokrasi.ruang publik merupakan ruang demokratis atau wahana diskursus masyarakat, yang mana warga negara dapat menyatakan opini-opini, kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan mereka secara diskursif. Ruang publik merupakan syarat penting dalam demokrasi.ruang publik adalah tempat warga berkomunikasi mengenai kegelisahan-kegelisahan politis warga.selain itu, ruang publik merupakan wadah yang mana warganegara dengan bebas dapat menyatakan sikap dan argumen mereka terhadap negara atau pemerintah.

11 Ruang publik bukan hanya sekedar fisik, maksudnya sebuah institusi atau organisasi yang legal, melainkan adalah komunikasi warga itu sendiri. Ruang publik harus bersifat bebas, terbuka, transparan dan tidak ada intervensi pemerintah atau otonom di dalamnya. Ruang publik itu harus mudah diakses semua orang.dari ruang publik ini dapat terhimpun kekuatan solidaritas masyarakat warga untuk melawan mesin-mesin pasar/kapitalis dan mesin-mesin politik.habermas membagi-bagi ruang publik, tempat para aktor-aktor masyarakat warga membangun ruang publik, Pluralitas (keluarga, kelompok-kelompok informal, organisasi-organisasi sukarela, dst), Publisitas (media massa, institusi-institusi kultural, dst), Keprivatan (wilayah perkembangan individu dan moral), Legalitas (strukturstruktur hukum umum dan hak-hak dasar). Jadi Jurgen Habermas memberikan gagasan mengenai ruang publik bahwa ruang publik bukan hanya ada satu, tetapi ada banyak ruang publik di tengah-tengah masyarakat.ruang publik tidak dapat dibatasi karena ruang publik ada dimana saja.di mana ada masyarakat yang duduk berkumpul bersama dan berdiskusi tentang tema-tema yang relevan, maka disitu hadir ruang publik.selain itu, ruang publik tidak terikat dengan kepentingan-kepentingan pasar maupun politik.oleh karena itu, ruang publik tidak terbatas. 2.6 Game Defense of the Ancients (DotA) Defense of the ancients (DotA) adalah sebuah peta buatan untuk permainan komputer buatan blizzard judulnya warcraft III Frozen Throne, yang dibuat berdasarkan peta aeon of strife dari game blizzard lainnya, Starcraft. Tujuan utama dari permainan ini untuk menghancurkan markas musuh bersama-sama dengan tim dan petarung yang dikontrol oleh komputer. Pemain dapat menggunakan tokoh kuat yang disebut pahlawan (hero), dan dibantu oleh pahlawan sekutu dan anak buah (creep) yang dikontrol oleh AI. Seperti dalam permainan Role Playing Games (RPG), pemain dapat meningkatkan level tokoh pahlawan mereka dan menggunakan emas buat beli barang selama permainan. Permainan ini dikembangkan dengan menggunakan world editor dari permainan warcraft III Reign Of Chaos, dan dirubah dengan dirilisnya The Frozen Throne (Efendi, Ilham Diakses pada 27 April 2015) Pada mulanya peta DotA dibuat oleh Eul. Eul merupakan nickname atau nama samaran. Peta DotA yang pertama kali dibuat Eul adalah peta 0.95.Sayangnya Eul berhenti membuat peta DotA meskipun DotA disambut antusias para pemain game online.selanjutnya pembuatan peta DotA diteruskan oleh Guinsoo.Guinsoo membuat beberapa perubahan pada hero, ability, stats hero dan item.peta yang terakhir dibuat Guinsoo adalah peta

12 5.84b.Kemudian seseorang yang bernama samaran True.rus yang berasal dari Rusia merubah peta 5.84b menjadi 5.84c.Peta ini merupakan penyempurnaan dari peta yang dibuat Guinsoo sebelumnya. Peta DotA mengalami masa vakum karena Guinsoo dan True.rus tidak lagi meneruskan proyek mereka dalam pembuatan peta DotA. Kemudian muncul Icefrog menghapus vakumnya peta DotA.Ditangan Icefrog peta DotA terus berkembang hingga versi 6.85 dan terus berkembang hingga sekarang ini. Cara bermain permainannya fokus dengan strategi dan kerjasama tim, dan bisa dimainkan sampai 10 orang secara bersamaan, dibagi jadi 2 kelompok sentinel, dan scourge. Markas tim sentinel ada di pojok kiri bawah peta sementara tim scourge di pojok kanan atas peta. Masing-masing markas dilindungi oleh tower dan unit-unit yang dikontrol oleh AI. Di pusat markas tim, terdapat ancient, yaitu sebuah bangunan yang harus dipertahankan oleh tiap tim. Bila ancient salah satu tim dihancurkan, maka tim itu kalah dan permainan selesai. Setiap pemain mengontrol karakter pahlawan yang disebut hero, total hero yang dapat dipilih mencapai 100 hero lebih, tiap hero memiliki abilities unik yang berbeda satu sama lainnya. Game ini sangat berorientasi pada kerjasama kelompok. Meskipun demikian, ada beberapa hero yang bila dimainkan dengan baik dan diberikan cukup banyak waktu untuk meningkatkan level dapat mengubah jalannya permainan secara signifikan dengan sendirian. DotA sendiri telah sering menjadi salah satu jenis permainan yang dipertandingkan di Turnamen dunia, seperti Blizzard s BlizzCon Convention pada tahun 2005, World Cyber Games 2005, 2006 di Malaysia & Singapore, dan World Cyber Games Asian Championships 2006.

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Psikologi Sosial Kata psikologi mengandung kata psyche yang dalam bahasa Yunani berarti jiwa dan kata logos yang dapat diterjemahkan dengan kata ilmu. Dengan demikian, istilah

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL. A. Pendahuluan

SOSIOLOGI KOMUNIKASI PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL. A. Pendahuluan SOSIOLOGI KOMUNIKASI PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL A. Pendahuluan Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya. Annisa Nurhalisa

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya. Annisa Nurhalisa Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya Annisa Nurhalisa Interaksi Sosial Asosiatif -> adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT Makna Individu Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisahpisahkan antara jiwa dan raganya.

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL Proses sosial adalah cara-cara berhubungan/komunikasi apabila individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT INTERAKSI SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT 1. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial 2. Manusia berada di dalam sistem

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL Interaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang

BAB II TINJAUN PUSTAKA. socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Teori Interaksi Simbolik Untuk mempelajari interaksi sosial digunakan suatu pendekatan yang di kenal dengan pendekatan interaksional simbolik. Salah satu tokoh pelopor teori

Lebih terperinci

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak P A R A D I G M A (Penelitian Sosial) I Paradigma Merton universalisme, komunalisme, pasang jarak/ tanpa keterlibatan emosional, skeptisisme

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling bertindak. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok (Soekanto,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang tercakup atas aspek-aspek

Lebih terperinci

Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan

Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan Mengapa manusia, memerlukan interaksi dengan manusia lain? 1. Sifat-sifat Interaksi Sosial Budaya dalam Kehidupan Masyarakat Interaksi adalah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Amin PENYUSUN

KATA PENGANTAR. Amin PENYUSUN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikantugas makalah sosiologi yang berjudul

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L PROSES SOSIAL EKO NUGROHO, S.PT, M.SC FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GANJIL 2013/2014 Pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama Perubahan-perubahan dalam struktur

Lebih terperinci

Rangkuman UHT Sosiologi By:Merah Dhaka Satria/X- IIS 2

Rangkuman UHT Sosiologi By:Merah Dhaka Satria/X- IIS 2 Rangkuman UHT Sosiologi By:Merah Dhaka Satria/X- IIS 2 Hubungan Sosial o Interaksi Sosial a) Pengertian Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling mempengaruhi antarindividu, antarkelompok,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Karakteristik Mahasiswa Menurut Susantoro dalam Ramadha (1990: 23) mahasiswa merupakan kalangan muda yang berumur antara 19 sampai 28

Lebih terperinci

BAB V INTERAKSI SOSIAL

BAB V INTERAKSI SOSIAL BAB V INTERAKSI SOSIAL 5.1. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial Hubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia

Lebih terperinci

BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL

BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL 1. Kimbal Young (1948) == a. Oposisi b. Kerja Sama c. Difrensiasi 2. Gillin (1951) == Proses Asosiatif dan Disosiatif 3. Tamotsu S.(1986) == Akomodasi, Ekspresi, Interaksi

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TRUNOJOYO PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL Slamet Widodo 1 PROSES SOSIAL Cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan saling bertemu dan menentukan

Lebih terperinci

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 2. Proses Interaksi Sosial

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL 1. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan sesamanya. Hubungan dengan sesamanya merupakan suatu kebutuhan bagi setiap

Lebih terperinci

Algoritma Greedy untuk AI dalam Permainan DotA

Algoritma Greedy untuk AI dalam Permainan DotA Algoritma Greedy untuk AI dalam Permainan DotA Kevin Leonardo Handoyo/13509019 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105).

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dilahirkan dengan sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi dan potensi yang harus dikembangkan. Dalam upaya memenuhi kebutuhannya itu maka manusia berinteraksi

Lebih terperinci

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi PENGANTAR SOSIOLOGI 1. Pengertian Dasar Sosiologi berasal dari kata latin socius dan kata yunani yaitu logos. Socius berarti kawan atau teman; Logos berarti pengetahuan. Maka sosiologi berarti pengetahuan

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial 1. Proses yang Asosiatif a. Kerjasama 1) Kerukunan Tolong Menolong dan Gotongroyong 2) Bargaining : Pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Interaksi sosial Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial, sebab tanpa adanya interaksi tidak mungkin kehidupan bersama akan terjalin.

Lebih terperinci

Interaksi Sosial. Lolytasari, M.Hum

Interaksi Sosial. Lolytasari, M.Hum Interaksi Sosial Lolytasari, M.Hum Interaksi sosial meruapakan suatu kajian mikro sosiologi yang mempelajari kehidupan seharihari Maksud dari mikro sosiologi adalah dimana manusia sebagai individu berinteraksi

Lebih terperinci

BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT MEAD. dahulu dikemukakan oleh George Herbert Mead, tetapi kemudian dimodifikasi oleh

BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT MEAD. dahulu dikemukakan oleh George Herbert Mead, tetapi kemudian dimodifikasi oleh 50 BAB II INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT MEAD A. Interaksionisme Simbolik Teori yang relevan untuk menjelaskan judul ini adalah interaksionisme simbolik. Istilah interaksionisme simbolik pertama kali

Lebih terperinci

UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB ) a. Nama Mata Pelajaran : Sosiologi X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar :

UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB ) a. Nama Mata Pelajaran : Sosiologi X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar : UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB 1-02.6) 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Sosiologi X (Wajib) b. Semester : Ganjil c. Kompetensi Dasar : 3.2 Mengenali dan mengidentifikasi realitas individu, kelompok, dan

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dijadikan sebagai suatu temuan penelitian yang akan mengupas

BAB IV ANALISIS DATA. dijadikan sebagai suatu temuan penelitian yang akan mengupas BAB IV ANALISIS DATA Salah satu proses analisis data ini telah dikembangkan lebih lanjut yang materinya diambil dari hasil deskripsi data penelitian untuk nantinya dijadikan sebagai suatu temuan penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam (Yesmil anwar dan adang 2013:194) menyatakan bahwa, Interaksi. individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam (Yesmil anwar dan adang 2013:194) menyatakan bahwa, Interaksi. individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Interaksi Sosial Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang berperan saling mempengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan

Lebih terperinci

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial Filsafat Ilmu Sosial 1 Positivistik (Value free) Fenomenologi (Value Bound) Perbedaan Paradigma dalam Sosiologi 2 3 Ilmu-ilmu sosial (seperti Sosiologi) telah

Lebih terperinci

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk

Lebih terperinci

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak 53 BAB II Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak Untuk menjelaskan fenomena yang di angkat oleh peneliti yaitu ZIARAH MAKAM Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Interaksi Sosial. Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara

BAB II LANDASAN TEORI. A. Interaksi Sosial. Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara 7 BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Interaksi Sosial A. Interaksi Sosial Walgito (2007) mengemukakan interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial oleh : Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd. STKIP Siliwangi Bandung 2014 1 Manusia sebagai makhluk Individu Individu berasal dari kata in dan divided (tidak

Lebih terperinci

BAB II PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPAR HOMANS

BAB II PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPAR HOMANS BAB II PERTUKARAN SOSIAL GEORGE CASPAR HOMANS George Ritzer menjelaskan gagasan George C Homans tantang teori Pertukaran sebagai berikut : Homans memandang perilaku sosial sebagai pertukaran aktivitas,

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Greedy pada Artificial Inteligence dalam Permainan Defence of the Ancient

Penerapan Algoritma Greedy pada Artificial Inteligence dalam Permainan Defence of the Ancient Penerapan Algoritma Greedy pada Artificial Inteligence dalam Permainan Defence of the Ancient Gurun Nevada Dharan/ 13509076 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 5 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 5 (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Proses dan Interaksi Sosial DESKRIPSI: Materi berupa uraian tentang struktur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Menurut Young dan Mack (dalam Walgito 2003:57) interaksi sosial adalah hubunganhubungan sosial yang dinamis dan menyangkut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Interaksi Sosial Interaksi Sosial dalam masyarakat merupakan syarat utama terjadinya aktivitasaktivitas sosial. Dalam bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan

Lebih terperinci

BAB 1V ANALISIS DATA. A. Pengaruh Regresi tentang Individu Bergelar Haji terhadap Interaksi. dikonsultasikan dengan r tabel dengan jumlah responden 96

BAB 1V ANALISIS DATA. A. Pengaruh Regresi tentang Individu Bergelar Haji terhadap Interaksi. dikonsultasikan dengan r tabel dengan jumlah responden 96 BAB 1V ANALISIS DATA A. Pengaruh Regresi tentang Individu Bergelar Haji terhadap Interaksi Sosial Masyarakat Setelah data berhasil di uji dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dan diperoleh

Lebih terperinci

PARADIGMA PERILAKU SOSIAL DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORISTIK (Telaah Atas Teori Burrhusm Frederic Skinner)

PARADIGMA PERILAKU SOSIAL DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORISTIK (Telaah Atas Teori Burrhusm Frederic Skinner) PARADIGMA PERILAKU SOSIAL DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORISTIK (Telaah Atas Teori Burrhusm Frederic Skinner) Mustaqim Email; qiem67@yahoo.co.id Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam (IAI) Ngawi ABSTRAK Seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan definisi-definisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan definisi-definisi tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komunikasi sangat penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari, Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan definisi-definisi tentang komunikasi dalam tiga konsep yaitu:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai.

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai. BAB II KAJIAN TEORI A. Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia bergantung dan membutuhkan individu lain atau makhluk lainnya. Dalam hidup bermasyarakat,

Lebih terperinci

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER. Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER. Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER A.Kajian Teori Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan dengan temapembahasan dalam penelitian ini dengan menggunakan teori tindakan sosial

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Teori Teori Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Yuliawati, S.Sos, M.IKom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT http://www.mercubuana.ac.id SOSIOLOGI = SOCIOLOGY= Socius

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membimbing anak serta memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan fisik

BAB I PENDAHULUAN. untuk membimbing anak serta memenuhi kebutuhan hidup, baik kebutuhan fisik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga adalah institusi awal dari masyarakat. Karena menjadi satu-satunya lembaga, di samping agama yang secara resmi telah berkembang di semua masyarakat (Goode,

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Karakteristik Etnis Arab dan Etnis Sunda Kata Arab sering dikaitkan dengan wilayah Timur Tengah atau dunia Islam. Negara yang berada di wilayah Timur

Lebih terperinci

Interaksionisme Simbolik dalam Penelitian Kualitatif

Interaksionisme Simbolik dalam Penelitian Kualitatif Salah satu jenis pendekatan utama dalam sosiologi ialah interaksionisme simbolik. Interaksionisme simbolik memiliki perspektif dan orientasi metodologi tertentu. Seperti halnya pendekatan-pendekatan lain

Lebih terperinci

Kuliah ke-7 Amika Wardana, PhD. Teori Sosiologi Kontemporer

Kuliah ke-7 Amika Wardana, PhD. Teori Sosiologi Kontemporer Kuliah ke-7 Amika Wardana, PhD. a.wardana@uny.ac.id Teori Sosiologi Kontemporer Asumsi Dasar Interaksionisme-Simbolik Akar kesejarahan Interaksionisme-Simbolik Max Weber: Verstehen (Pemahaman Subyektif)

Lebih terperinci

Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si

Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si Seseorang yang menggeluti komunikasi politik, akan berhadapan dengan masalah yang rumit, karena komunikasi dan politik merupakan dua paradigma

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. individu dengan individu lainnya. 15 Didalam interaksi sosial terdapat

BAB II KAJIAN TEORI. individu dengan individu lainnya. 15 Didalam interaksi sosial terdapat BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok ataupun suatu kelompok dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai kota pendidikan karena banyaknya mahasiswa luar Bandung yang kuliah di sana. Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. mereka memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. untuk berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawanan, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan manusia lainnya. Artinya dalam hidupnya antara satu dengan yang lain selalu berinteraksi,

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial Manusia Sebagai Makhluk Sosial Makhluk Spiritual Manusia Makhluk individual Makhluk Sosial Manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konflik Konflik merupaka gejala sosial yang hadir dalam kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIK. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai

BAB II KERANGKA TEORITIK. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai 37 BAB II KERANGKA TEORITIK A. Teori Tindakan sosial Max Weber Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai mana Paradigma definisi sosial tidak berangkat dari sudut pandang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Interaksi Sosial Pengertian tentang interaksi sosial sangat berguna di dalam memperhatikan dan mempelajari berbagai masalah masyarakat. Seperti di Indonesia dapat

Lebih terperinci

BAB II TINDAKAN SOSIAL MARX WEBER. ketuhanan). Ia dididik dengan tradisi idealisme Jerman dan perduli

BAB II TINDAKAN SOSIAL MARX WEBER. ketuhanan). Ia dididik dengan tradisi idealisme Jerman dan perduli BAB II TINDAKAN SOSIAL MARX WEBER Max Weber (1864-1920), ia dilahirkan di Jerman dan merupakan anak dari seorang penganut protestan Liberal berhaluan sayap kanan. Weber berpendidikan ekonomi, sejarah,

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 7 II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A.Tinjauan Pustaka 1.Konsep Perubahan Sosial Menurut Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS]

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS] ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS] Oleh : Jaeni Supratman Contact Person : E-mail : supratjay@gmail.com ; jaenisupratman@yahoo.com Facebook : http://www.facebook.com/jaenisupratman Follow me : @jaenisupratman

Lebih terperinci

TEORI DAN METODOLOGI

TEORI DAN METODOLOGI TEORI DAN METODOLOGI MEMBANGUN PARADIGMA DALAM TEORI SOSIOLOGI 3 PARADIGMA FAKTA SOSIAL DEFINISI SOSIAL PERILAKU SOSIAL Sudut pandang sistem sosial sebagai keseluruhan Sudut pandang struktur sosial Tindakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Skim tidak dapat dilepaskan dari bagaimana pengetahuan itu dibangun. Teori tentang pembentukan pengetahuan akan dapat diketahui apabila kita memahami teori pembentukan pengetahuan

Lebih terperinci

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi

Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana. Ph.D a.wardana@uny.ac.id Overview Perkuliahan Konstruksi Teori Sosiologi Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Pengetahun

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 5 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 5 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 5 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang bentuk-bentuk interaksi sosial, aturan-aturan dalam

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL PERUSAHAAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN MASYARAKAT (Corporate Social Interaction With The Community Plant Oil Palm)

INTERAKSI SOSIAL PERUSAHAAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN MASYARAKAT (Corporate Social Interaction With The Community Plant Oil Palm) INTERAKSI SOSIAL PERUSAHAAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN MASYARAKAT (Corporate Social Interaction With The Community Plant Oil Palm) Herianja 1, Azhar 1, Agussabti 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial) karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Margosari 1 (Satu). Karena itu jenis penelitian di batasi hanya pada mendeskripsikan,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Margosari 1 (Satu). Karena itu jenis penelitian di batasi hanya pada mendeskripsikan, BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan menjelaskan perilaku menyimpang yang di lakukan oleh mahasiswadalam sebuah komunitas masyarakat. Di RT 3 (Tiga),

Lebih terperinci

BAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. paradigma yang ada yakni Fakta Sosial (Emile Durkheim) dan Perilaku

BAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. paradigma yang ada yakni Fakta Sosial (Emile Durkheim) dan Perilaku BAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL A. Tindakan Sosial Max Weber Teori tindakan sosial merupakan salah satu teori yang dikemukakan oleh Max Weber, dan terdapat pada paradigma Definisi Sosial

Lebih terperinci

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu. Melalui komunikasi individu akan merasakan kepuasan, kesenangan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya yang memiliki ciri-ciri yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan inilah yang merupakan keunikan dari manusia

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Utopia.com..., Raditya Margi Saputro, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP. Utopia.com..., Raditya Margi Saputro, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Bila ditarik garis besarnya maka di dalam skripsi ini saya telah mencoba memaparkan sebuah teori tentang kemungkinan baru di dalam memunculkan sebuah ranah publik melalui hubungan

Lebih terperinci

Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations Modul ke: TEORI INTERPRETIF INTERAKSIONAL SIMBOLIK Fakultas 15FIKOM Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations Interaksionisme Simbolik Teori interaksionisme simbolik sangat berpengaruh dalam

Lebih terperinci

BAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER

BAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER BAB II MODERNISASI DAN PERGESERAN BUDAYA SALAMAN DALAM TINJAUAN TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER A. Teori Interaksionisme Simbolik Yang menjadi objek kajian sosiologi adalah masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka ini penulis ataupun peneliti akan menjabarkan maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat dengan judul, tema, dan fokus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara

BAB IV ANALISIS DATA. kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara BAB IV ANALISIS DATA a. Temuan Penelitian 1. Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Definisi Dampak Pengertian dampak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, adalah pengaruh sesuatu yang menimbulkan akibat; benturan; benturan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Interaksi Sosial Priyatna (2013: 70) menyatakan bahwa interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih

Lebih terperinci

Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa

Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa Sosiologi Socius Logos Socius : teman atau kawan yang membentuk masyarakat (Latin) Logos : Ilmu (Yunani) Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa Saling membutuhkan karena makhluk

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi : Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik Kompetensi Dasar Konflik Sosial Judul : Konflik Sosial Standar Kompetensi : Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik Kompetensi Dasar : Menganalisis faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pola Asuh Berdasarkan tata bahasanya, pola asuh terdiri dari kata pola dan asuh. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (dalam Isni Agustiawati, 2014), kata pola berarti model,

Lebih terperinci

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER Manusia merupakan anggota masyarakat yang akan senantiasa berusaha agar selalu bisa bergaul dengan sesama. Sehingga setiap individu akan bertindak dan berusaha untuk

Lebih terperinci

PROFIL KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN TEMAN SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG. Oleh: Elmayyeti* Fitria Kasih** Nofrita**

PROFIL KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN TEMAN SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG. Oleh: Elmayyeti* Fitria Kasih** Nofrita** PROFIL KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN TEMAN SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG Oleh: Elmayyeti* Fitria Kasih** Nofrita** *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL MAKALAH INTERAKSI SOSIAL Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Sosiologi Disusun : SUCI SARTIKA 153121017 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA TANGERANG

Lebih terperinci

Pengaplikasian Pohon dalam Mekanisme Pengambilan Skill Game Dota 2

Pengaplikasian Pohon dalam Mekanisme Pengambilan Skill Game Dota 2 Pengaplikasian Pohon dalam Mekanisme Pengambilan Skill Game Dota 2 Girvandi Ilyas / 13515051 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Komunikasi sosial...?????

Komunikasi sosial...????? PROSES SOSIAL Komunikasi sosial...????? Pengantar Sosiologi mempelajari struktur-struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahanperubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan

Lebih terperinci

Kata kunci : pendidikan keluarga, sikap kemandirian

Kata kunci : pendidikan keluarga, sikap kemandirian 1 PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP KEMANDIRIAN PADA ANAK (Studi Deskriptif Kualitatif Di Dukuh Pondok Rejo, Kelurahan Lalung, Karanganyar) ABSTRAK Riya Al Mustaqimah. PERAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI MODUL PERKULIAHAN PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI Pokok Bahasan 1. Alternatif Pandangan Organisasi 2. Perkembangan Teori Dalam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Public

Lebih terperinci

komunikasi. Menurut Soerjono Soekanto (2005: 67)

komunikasi. Menurut Soerjono Soekanto (2005: 67) 26 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Sesuai dengan penelitian saya ini, maka akan dipaparkan hal-hal yang berhubungan dengan interaksi sosial khususnya mengenai bentuk interaksi

Lebih terperinci

Proses dan efek Media

Proses dan efek Media Proses dan efek Media McQuail Buku.2 bab.17 Kita di pengaruhi oleh media, tetapi mekanismenya seperti apa masih belum jelas. Penduduk empat musim berpakaian berdasarkan ramalan cuaca, membeli sesuatu berdasarkan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN PEMBELAJARAN. Oleh : Imam Subqi

KOMUNIKASI DAN PEMBELAJARAN. Oleh : Imam Subqi KOMUNIKASI DAN PEMBELAJARAN 1 Oleh : Imam Subqi Tujuan Pendidikan (1) Pendidikan ditujukan untuk mengantarkan para siswa menuju pada perubahan tingkah laku. Perubahan itu tercermin baik dari segi intelek,

Lebih terperinci