PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK JIWA
|
|
- Surya Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK JIWA Bi Polar Disorder Pembimbing : dr. Agnes, SpKJ Penyusun: Andrew Lukman / SANATORIUM DHARMAWANGSA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN 1
2 I. Identitas Pasien : Nama : Tn. M Usia : 51 tahun. Agama : Islam. Tempat/tanggal lahir : Bogor, Oktober Anak ke dari : 5 dari 9 bersaudara. Pendidikan terakhir : SMA. Status : Udah menikah. Alamat : Bogor. Dokter yang merawat : dr. R.B, SpKJ. No. rekam medis : xx. Tanggal masuk rumah sakit : 1 Augustus Riwayat perawatan : Perawatan ke tiga. II. Riwayat Psiakiatrik Anamnesis diperoleh dari : Anamnesis secara autoanamnesis pada tanggal 12 dan 16 November A. Keluhan Utama Pasien emosi sering berubah-ubah, dan kadang pasien terlihat lemas. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke Sanatorium Dharmawangsa pada tanggal 1 Augustus 2015 atas permintaan keluarga untuk dirawat dengan alasan pasien suka marah-marah ke orang di sekitarnya. Pada catatan medis pasien juga dikatakan selama di rumah pasien sering marah-marah, emosi sering berubah-ubah, dan kadang pasien terlihat lemas. Selain itu, keluarga mengeluhkan kualitas tidur pasien yang kurang. Pasien mengaku pasien dibawa ke Sanatorium Dharmawangsa dalam keadaan sadar bersama keluarganya dan mengaku ia dibawa ke Sanatorium Dharmawangsa karena sering marah-marah. Pasien mengaku sebelumnya pernah ada fase dimana ia senang berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan kebutuhan tidur berkurang. Fase senang berlibihan tersebut di ngalami pasien dalam jangka waktu 2 minggu sebelumnya. 2
3 Pasien menyangkal adanya keinginan untuk bunuh diri. Pasien sering kali mengurung diri, dan nafsu makan menurun. Pasien menyangkal pernah melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain dan mendengar suara-suara aneh. Pasien juga menyangkal adanya rasa cemas atau rasa takut pada suatu hal atau tempat-tempat yang ramai. Pasien jarang berkomunikasi dengan pasien-pasien lain di Sanatorium Dharmawangsa. Dalam kesehariannya, pasien hanya keluar kamar pada jam makan (dimana pasien sering kali makan sendiri), pergi ke kamar mandi dan merokok selain hal tersebut pasien hanya di dalam kamar untuk tidur karena mengantuk. Pasien merupakan orang yang tertutup sehingga pasien jarang berkomunikasi dengan orang lain. C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Gangguan psikiatri Pasien sebelumnya pernah dirawat dua kali dengan di Sanitorium Darmawangsa pada tahun 2012 dan Pasien meminum obat dengan pengawasan dan hasilnya adanya perubahan dari sakit pasien. Tetapi karena pasien tidak ingin kontrol maka pasien kembali. 2. Riwayat Gangguan Medis Pasien sebelumnya ada riwayat cholesterol tetapi tidak di kontrol. 3. Riwayat Penggunaan zat psikoaktif (NAPZA) Pasien tidak mengkonsumsi NAPZA atau minuman beralkohol. D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Prenatal dan perinatal Pasien lahir atermn, dalam keadaan normal, selama kehamilan ibu pasien dalam keadaan sehat. Pasien lahir melalui persalinan normal dengan bantuan bidan. Berat badan saat lahir ±3.5 kg. 2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang normal sesuai dengan usianya. 3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang normal sesuai dengan usianya. Pasien bergaul dengan teman-teman sebayanya dengan baik. 4. Riwayat masa akhir (pubertas) dan remaja Pasien dapat bersosialiasi dan berinteraksi dengan baik. 5. Riwayat masa dewasa Pasien merupakan lulusan SMA di dan tidak masuk kuliah. E.Riwayat pekerjaan 3
4 Pasien berkerja sebagai kariyawan. F. Riwayat Kehidupan Beragama Sebelum sakit, pasien merupakan orang yang rajin sholat tetapi semenjak sakit pasien tidak sholat. G. Riwayat Kehidupan sosial/aktivitas Sebelum dirawat di Sanatorim Dharmawangsa, pasien merupakan orang yang dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik. Sekarang ini, pasien tampak menjadi pendiam dan tidak mau bergaul dengan pasien lain dan perawat. Pasien sehari-hari hanya tidur di dalam kamar dan sesekali keluar kamar untuk makan, ke kamar mandi dan merokok. H. Riwayat Pelanggaran Hukum Pasien mengaku tidak pernah terlibat dalam proses pengadilan yang berkaitan dengan hukum. J. Riwayat Keluarga Pasien merupakan anak ke lima dari sembilan bersaudara dengan keadaan ekonomi yang cukup. Ayah pasien adalah wiraswasta dan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Di keluarga pasien hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini. Ayah dan ibu pasien sudah tidak ada. Ayah pasien meninggal pada tahun 1990 karena stroke, dan ibu pasien meninggal pada tahun 2010 karena sakit perut. Silsilah keluarga 4
5 : Laki-Laki : Perempuan : Tn. M Ayah : Nama Pekerjaan Agama Hubungan dengan pasien Ibu : Nama Pekerjaan Agama Hubungan dengan pasien : Bpk. MA : wiraswasta : islam : ayah kandung : Ny. K : Ibu rumah tangga : islam : ibu kandung K. Situasi Kehidupan Ekonomi Sekarang Pasien tinggal bersama keluarganya di rumah. Untuk keperluan sehari-hari dan obatobatan ditanggung oleh keluarga pasien. Hubungan pasien dengan keluarganya cukup baik dan koorperatif. L.Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya Pasien merasa dirinya sering marah-marah dan dibawa ke Sanatorium Dharmawangsa agar cepat sembuh dan selama di Sanatorium Dharmawangsa pasien merasa membaik. III. Status Mental A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Pasien tampak rapi, rambut agak sedikit berantakan, pasien menggunakan baju kaos putih dan celana pendek hitam. Pasien termasuk pasien yang menjaga kebersihan diri. Pasien memiliki tubuh yang agak gemuk dan wajah pasien sesuai dengan usianya. Pasien bersikap ramah dan kooperatif terhadap pemeriksa. Sebelum dianamnesa, pasien sedang duduk di depan kamarnya. 2. Perilaku dan aktivitas psikomotor 5
6 Sebelum, saat, dan sesudah wawancara pasien tenang. 3. Sikap terhadap pemeriksa Pasien kooperatif, terapi pasif terhadap pemeriksa. B. Pembicaraan Pasien berbicara spontan, lancar, jelas, dan menjawab sesuai pertanyaan pemeriksa. Pasien tidak banyak bercerita tentang dirinya. C. Mood dan Afek 1. Mood : Hipothym 2. Afek : datar 3. Gangguan Persepsi (Persepsi Panca Indra) 1. Ilusi : Tidak ditemukan 2. Halusinasi : Tidak ditemukan 3. Depersonalisasi : Tidak ditemukan 4. Derealisasi : Tidak ditemukan 5. Proses Pikir 1. Arus pikir : a. Produktivitas : Pasien hanya menjawab apa yang ditanyakan. b. Kontinuitas : tidak terganggu c. Hendaya berbahasa : tidak terganggu 2. Isi Pikir : a. Preokupasi : tidak ditemukan b. Waham :tidak di temukan c. Fobia : tidak ditemukan d. Ideas of Influence : tidak ditemukan e. Ideas of reference : tidak ditemukan f. Ideas of Broadcasting : tidak ditemukan g. Thought Insertion : tidak ditemukan h. Thought withdrawal : tidak ditemukan. 6. Sensorium dan Kognisi 1. Kesadaran : Kesadaran Neurologis : Compos Mentis 6
7 Kesadaran psikiatrik : tidak terganggu 2. Intelegensia : rata-rata 3. Orientasi : Waktu : tidak terganggu, pasien mengetahui hari serta tanggal saat wawancara dan mengetahui tanggal ia masuk ke Sanatorium Dharmawangsa. Tempat : tidak terganggu, pasien mengetahui bahwa ia sedang dirawat di Sanatorium Dharmawangsa. Orang : Tidak terganggu, pasien mengingat nama dokter yang merawatnya, para perawat, pasien lain, dan pemeriksa. Situasi : tidak terganggu, pasien dapat mengetahui situasi yang sedang terjadi di lingkungannya. 4. Memori : Segera : tidak terganggu, pasien dapat mengulang nama pemeriksa. Jangka pendek : tidak terganggu, pasien dapat menceritakan kegiatan yang ia lakukan kemarin beserta tempatnya, dan menu makanan kemarin Jangka menegah : tidak terganggu, pasien dapat menceritakan kegiatan yang ia lakukan beberapa bulan sebelum ia dirawat di rumah sakit. Jangka panjang : tidak terganggu, pasien dapat mengingat nama-nama dan hubungan keluarganya dengan baik. 5. Konsentrasi dan perhatian : terganggu, pasien bingung ketika hitung mundur dari 100 di kurangi 7 (100-7=95, 95-7= 89, 89-7=81). 6. Kemampuan membaca dan menulis: tidak terganggu, pasien dapat membaca dan menulis dengan baik. 7
8 7. Kemampuan visuospasial: terganggu o Pikiran abstrak : tidak terganggu, pasien dapat mengerti pribahasa dan ungkapan yang diajukan oleh pemeriksa. o Kemampuan menolong diri sendiri : o Tidak terganggu, dalam kesehariannya pasien dapat melakukan kegiatan sehari-sehari seperti mandi, makan, dan mengganti pakaian sendiri tanpa bantuan orang lain. 7. Pengendalian Impuls Tidak terganggu 8. Judgment dan Tilikan Derajat 5 Pasien sadar bahwa dirinya sakit tetapi tidak bisa menerapkan dalam mengatasinya 9. Taraf Dapat Dipercaya : Secara keseluruhan keterangan pasien dapat dipercaya. IV. Pemeriksaan Fisik A. Status Internus Keadaan umum : baik Kesadaran : Compos Mentis Tekanan darah : 150/80 Nadi : 82x/menit Suhu badan : tidak diperiksa Frekuensi pernapasan: 17x/menit Tinggi badan : 175cm Berat Badan : 84 kg BMI : 27.4 (overweight) Kepala : Bentuk normal, rambut pendek hitam ada uban. Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemisalnya (-/-) Hidung : bentuk normal, tidak ada secret. Telinga : Bentuk normal, fungsi pendengaran baik. Mulut : Kebersihan rongga mulut baik. Jantung : tidak dilakukan. Paru-Paru : tidak dilakukan. Abdomen : tidak dilakukan. Ekstremitas atas : tidak ada kelainan. Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan. 8
9 B. Status Neurologik Saraf kranialis (I-XII) Rangsang meningeal Peningkatan TIK Pupil : Tidak dilakukan. : Tidak dilakukan. : Tidak dilakukan. : bulat, isokor, diameter kurang lebih 3 mm, reflex cahaya +/+ Pemeriksaan oftalmoskopik : tidak dilakukan Motorik : Tidak dilakukan Sensibilitas : baik Fungsi luhur : bahasa dan kognitif tidak terganggu Gangguan khusus lainnya : tidak ditemukan Kesan : kondisi medis secara umum dalam batas normal. V. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium tanggal 1 Augustus 2015 Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Hemoglobin 11.7 (L) g/dl Jumlah leukosit 6.2 Ribu/μl 5 10 Hitung Jenis Basofil 0 % <1 Eosinofil 1 % 1 3 Batang 1 % 2 6 Segment 60 % Limfosit 33 % Monosit 5 % 2 8 Laju Endap Darah 20 mm/jam <15 Jumlah trombosit 190 Ribu/μl Fungsi Hati Protein total 6.8 g/dl 6 8 Albumin 4.1 g/dl Globulin 2.7 g/dl SGOT SGPT SGOT 28 U/l <31 SGPT 24 U/l <31 Karbohidrat Glukosa sewaktu 127 mg/dl <180 Fungsi Ginjal Ureum 21 Mg/dl BUN 10 Mg/dl 7 22 Creatinine 0.6 Mg/dl Lain-lain Asam urat 4.1 Mg/dl VI. Ikhtisar Penemuan Bermakna 9
10 Bpk. M datang atas permintaan keluarga untuk dirawat dengan alasan pasien sering marah-marah, emosi sering berubah-ubah, kadang pasien terlihat pasif, dan kualitas tidur kurang. Pasien mengaku ia sakit sering marah-marah dan pernah di rawat dua kali sebelumnya dengan alasan yang sama. Pasien mengaku sebelumnya pernah ada fase dimana ia senang berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan kebutuhan tidur berkurang. Pasien jarang terlihat berkomunikasi dengan pasien-pasien lain. Pada status mental kemampuan visuospasial terganggu. Judgment dan Tilikan pasien derajat 5. VII. Formulasi Diagnostik Aksis I : Berdasarkan Ikhtisar Penemuan Bermakna, kasus ini menurut PPDGJ-III digolongkan ke dalam Gangguan Jiwa F31.4 Bipolar afektif, dengan episode depresi tanpa gejala psikotik karena adanya gejala gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal, tidur berlebihan dan kelihatan lemas. Tetapi pasien sebelumnya ada gejala senang berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan kebutuhan tidur berkurang. Aksis II : Tidak ada diagnosis Aksis III : Pasien ada riwayat kolesterol Aksis IV : kehilangan kedua orangtuanya. Aksis V : Berdasarkan skala Global Assessment of Functioning (GAF), kasus ini pada saat dievaluasi mempunyai skala GAF current (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).. GAF Highest Level Past Year (HLPY) 71 (gejala sementara dan dapat diatasi). VIII. Evaluasi Multiaksial Aksis I : F31.4 Bipolar afektif, dengan episode depresi tanpa gejala psikotik Aksis II : tidak ada diagnosis Aksis III : Penyakit kolesterol tinggi Aksis IV : kehilangan kedua orangtuanya Aksis V : GAF current : IX. Daftar Problem 1. Organobiologik Pasien menderita penyakit kolesterol. 2. Psikologik 10
11 Pasien memiliki gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal, tidur berlebihan dan kelihatan lemas. 3. Sosial / Keluarga / Budaya Pasien kehilangan kedua orangtuanya X. Prognosis A. faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis baik : Pasien tidak mengalami gangguan mental organik. Pasien tidak menggunakan obat-obatan terlarang. Pasien kooperatif dengan dokter pemeriksa dan mau minum obat secara teratur saat dirawat di Sanatorium Dharmawangsa. B. Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis buruk : Pasien tidak bersosialisasi Kesimpulan prognosisnya adalah dubia ad malam. XI. Terapi A. Psikofarmaka o Persidal : 2mg 2x1 tab Risperidone (antipsikotik atipikal) o Lithium karbonat 200mg 2x1 tab Frimania (Mersifarma) untuk gejala mania o Agomelatine 25mg 1x1 tab Valdoxon (antidepressant) B. Psikoterapi oedukasi keluarga : Keluarga pasien diberikan edukasi tentang pentingnya memberikan support kepada pasien. Pemberitahuan tentang keadaan dan proses pemulihan yang memerlukan waktu yang lama dan disiplin dari pasien harus diketahui oleh keluarga sehingga keluarga bisa mengambil peran dalam proses penyembuhan pasien. C. Sosioterapi o Pasien diajak untuk bergaul dengan pasien lain lebih sering, sehingga ia tidak o menyendiri. Pasien diajak untuk ikut beraktivitas bersama dengan pasien lain (bermain, menggambar, dan lain-lain) 11
12 D. Terapi Problem Organobiologik o Rendapid 10mg 1x1 tab (Untuk kolesterol) XII. Diskusi Kriteria diagnosis Bipolar sesuai DSM IV-TR: Bipolar: A. Terpenuhinya kriteri Episode Mania dan Episode Depresif Mayor (kecuali durasinya) hampir setiap hari dalam periode sedikitnya 1 minggu. B. Kekacauan mood ini mampu merusak fungsi pekerjaan atau aktifitas sosial dengan sesama, atau dibutuhkan awat inap utk mencegah tindakan membahayakan diri sendir atau orang lain, atau adanya gambaran psikotik. C. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (medikasi,penyalahgunaan obat, atau terapi lainnya) atau kondisi medis umum (misalnya, hipertiroid). Bipolar I: Fase manik yang lebih signifikan dari fase depresi Bipolar II: Fase depresi berulang di sertai fase hipomanik Major Depressive Disorder A. Adanya 5 atau lebih gejala-gejala berikut yang telah berlangsung dalam 2 minggu yang sama dan menunjukan perubahan dari fungsi sebelumnya dimana salah satunya adalah mood depresif atau kehilangan minat atau rasa senang. 1. Mood depresi berlangsung sepanjang hari pada hampir setiap hari sebagaimana dikeluhkan secara subjektif (merasa sedih atau hampa) atau diamati orang lain (terlihat berlinangan airmata). 2. Kehilangan minat atau kesenangan yang nyata pada semua atu hampir semua aktifitas sepanjang hari hampir setiap hari. 3. Penurunan berat badan yang bermakna tanpa diet atau peningkatannya (perubahan berat badan lebih dari 5% sebulannya) atau adnay peningkatan atau penurunan nafsu makan. 4. Insomnia atau hipersomnia pada hampir setiap harinya. 5. Agitasi atau retardasi psikomotor pada hampir tiap hari (yang dapat diamati orang lain bukan hanya perasaan subjektif restlessness atau lamban). 12
13 6. Fatigue atau kehilangan tenaga pada hampir setiap harinya. 7. perasaan tidak berharga atau rasa bersalah berlebihan atau inappropriate pada hampir setiap harinya. (bukan hanya menyesali atau merasa berbeban degan keadaanya). 8. Kehilangan kemampuan berpikir atau berkonsentrasi atau membuat keputusan pada hampir setiap harinya (sebagaimana yang dirasakan atau diamati orang lain). 9. pikiran berulang tentang kematian ( bukan hanya perasaan takut mati), bunuh diri tanpa perencanaan atau usaha bunuh diri atau adanya rencana spesifik mengakhiri hidup. B. Gejala tidak memenuhi kriteri episode campuran. C. Gejala menyebabkab penderitaaan yang bermakna klinis atau hambatan sosial, pekerjaan atau area penting kehidupan lainnya. E.Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (medikasi,penyalahgunaan obat) atau kondisi medis umum (misalnyaalnya hipotiroid) F. Gejala-gejala tidak termasuk: keadaan dukacita (misalnyaalnya. kematian seseorang yang dicintai), atau menetap lebih dari 2 bulan, atau dikarakterisir oleh gangguan fungsional yan nyata, preokupasi ttg pikiran tdk berharga,ide bunuh diri, gejala-gejala psikotik atau retardasi psikomotor. Episode Manic A. Adanya periode nyata dari mood elevasi,expansif atau irritable yang abnormal dan menetap sedikitnya 1 minggu ( atau lebih singkat dimana harus rawat inap). B. Selama periode kekacauan mood diatas terdapat 3 gejala menetap (atau lebih atau 4 jika moodnya hanya irritable) dan pada derajat yang bermakna dari: a) rasa harga diri meningkat atau kebesaran. b) kebutuhan tidur berkurang (misalnya. merasa telah berisitirahat walaupun hanya tidur 3 jam). c) lebih aktif bicara dari biasanya atau dorongan kuat bicara terus-menerus. d) lompat gagasan atau pikiran dirasakan seperti berpacu. e) disatraktibilitas ( perhatian terlalu mudah berpindah ke stimuli external yang tidak penting atau berkaitan). f) peningkatan intensitas aktifitas yang bertujuan (apakah disekolah, tempat kerja, lingkungan sosial, atau aktifitas sexual) atau agitasi psikomotor. g) keterlibatan berlebihab dlm aktifitas yang menyenangkan dimana berpotensi menimbulkan konsekuensi yang menyakitkan (misalnya. kesenangan tak tertahankan utk berbelanja, perilaku sexual yang takabur, atau penanaman modal tanpa perhitungan) 13
14 C. Gejala-gejala diatas tidak memenuhi kriteri episode campuran. D. Kekacauan mood ini mampu merusak fungsi pekerjaan atau aktifitas sosial dengan sesama, atau dibutuhkan awat inap utk mencegah tindakan membahayakan diri sendir atau orang lain, atau adanya gambaran psikotik. E. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (medikasi,penyalahgunaan obat, atau terapi lainnya) atau kondisi medis umum (misalnya, hipertiroid). Episode Hipomanik A. Adanya periode nyata dari mood elevasi, expansif atau irritable yang abnormal dan menetap sedikitnya 4 hari yang mana jelas berbeda dengan mood non-depresi lazimnya. B. Selama periode kekacauan mood diatas terdapat 3 gejala memnetap (atau lebih atau 4 jika moodnya hanya irritable) dan pada derajat yang bermakna dari: 1. rasa harga diri meningkat atau kebesaran. 2. kebutuhan tidur berkurang (misalnya. merasa telah berisitirahat walaupun hanya tidur 3 jam). 3. lebih aktif bicara dari biasanya atau dorongan kuat bicara terus-menerus. 4. lompat gagasan atau pikiran dirasakan seperti berpacu. 5. disatraktibilitas (perhatian terlalu mudah berpindah ke stimuli external yang tidak penting atau berkaitan). 6. peningkatan intensitas aktifitas yang bertujuan (apakah disekolah, tempat kerja, lingkungan sosial, atau aktifitas sexual) atau agitasi psikomotor. 7. keterlibatan berlebihab dlm aktifitas yang menyenangkan dimana berpotensi menimbulkan konsekuensi yang menyakitkan (misalnya. kesenangan tak tertahankan utk berbelanja, perilaku sexual yang takabur, atau penanaman modal bisnis tanpa perhitungan) C. Episode dimaksud berhubungan dengan nyatanya perubahan fungsi yang tidak sesuai dengan ketika tidak adanya gejala. D. Gangguan mood dan perubahan fungsi diatas dapat diamati sesama. E. Episodenya tidak cukup kuat merusak fungsi pekerjaan atau aktifitas sosial dengan sesama, atau dibutuhkan awat inap, atau adanya gambaran psikotik. F. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (medikasi,penyalahgunaan obat, atau terapi lainnya) atau kondisi medis umum (mis, hipertiroid). Cyclothymia A. Sering munculnya periode gejala hipomania dan depresi yang tidak memnuhi kriteria episode depresi mayor sedikitnya selama 2 tahun. 14
15 B. Selama periode 2 tahun diatas, dan tidak pernah bebas dari gejala kriteria A lebihdari 2 bulan. C. Tidak pernah ada episode depresi mayor, mania, atau campuran pada 2 tahun pertama gangguan. D. Gejala kriteria A tidak dapat digolongkan sebagai skizoafektif dan bertumpang tindih dgn ggn skizofrenia, skizofreniform, waham atau psikotik tak tertentukan. E. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (medikasi, penyalahgunaan obat) atau kondisi medis umum F. Gejala diatas menyebabkan penderitaan dan hambatan bermakna klinis dlm fungsi sosial, pekerjaan atau area fungsional penting lainnya Diagnosis penyakit pasien ini adalah Bipolar I. Hal-hal yang mendukung kearah diagnosis pada pasien ini adalah gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal, tidur berlebihan dan kelihatan lemas. Tetapi pasien sebelumnya ada gejala senang berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan kebutuhan tidur berkurang (dalam periode 2 minggu). Pasien memenuhi kriteria Bipolar I karena ada gejala gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal, tidur berlebihan dan kelihatan lemas dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan (3 tahun). Tetapi pasien ada riwayat fase manik dimana ia ada gejala senang berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan kebutuhan tidur berkurang dalam jangka waktu 2 minggu. Pada pasien ini dipilih diagnosis banding Bipolar II karena pada pasien ini ditemukan adanya gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal, tidur berlebihan dan kelihatan lemas dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan (3 tahun). Dengan fase manik dimana pasien senang berlebihan, self-esteem yang tinggi, ngobrol lebih banyak dan kebutuhan tidur berkurang dalam jangka waktu 2 minggu. Karena jangka waktu 2 minggu Bipolar II bisa di singkirkan. Pada pasien ini dipilih diagnosis banding Cyclothymia karena ditemukannya gangguan konsentrasi, pasien pasif, social withdrawal, tidur berlebihan dan kelihatan lemas dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan (3 tahun). Yaitu munculnya periode gejala hipomania dan depresi yang tidak memnuhi kriteria episode depresi mayor sedikitnya 15
16 selama 2 tahun. Tetapi pasien sudah ngalami fase Major Depressive Disorder dan fase manik dalam 2 tahun awal gejalanya, jadi diagnosis Cyclothymia bisa di singkirkan. XIII. Tindak Lanjut (Follow Up) Subjektif : pasien tidak memiliki keluhan Objektif : social withdrawal, sering tidur, lemas Assessmen : Fase depresi Perencanaan : obat-obatan anidepresant, mood stabilizer 16
STATUS PSIKIATRI. II. RIWAYAT PSIKIATRI No. Rekam Medis : Autoanamnesis : Alloanamnesis : A. Keluhan Utama. Autoanamnesis.
STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : JenisKelamin : Umur : Agama : Suku : Pendidikanterakhir : Status Pernikahan : Pekerjaan : Alamat : Tempat Wawancara : Tanggal Masuk : II. RIWAYAT PSIKIATRI No.
Lebih terperinciLAPORAN PSIKIATRI GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR CAMPURAN
LAPORAN PSIKIATRI GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR CAMPURAN Disusun oleh : Ali Abdullah Sungkar S.Ked 0810221112 Dokter Pembimbing: Dr. Tribowo T. Ginting, Sp.KJ KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA FAKULTAS
Lebih terperinciMata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum: baik Kesadaran: compos mentis Tanda vital: TD: 120/80 mmhg Nadi: 84 x/menit Pernapasan: 20 x/menit Suhu: 36,5 0 C Tinggi Badan: 175 cm Berat Badan: 72 kg Status Generalis:
Lebih terperinciSTATUS PASIEN PSIKIATRI. : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah
STATUS PASIEN PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : Egi Prayogi Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 26 tahun Alamat : Hagu Barat Laut, Banda Sakti, Aceh Utara Status Pernikahan : Belum menikah Pekerjaan :
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic
Lebih terperinciA. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang
A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang mengalami kondisi atau episode dari depresi dan/atau manik,
Lebih terperinciRIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 5 Juni 2013, pukul WIB di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan.
I. IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis Kelamin Agama Pendidikan Status Pekerjaan Alamat : Ny. S : 58 tahun : Perempuan : Islam : SMP (tamat) : Menikah : Ibu Rumah Tangga : Jakarta II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis
Lebih terperinciGANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ
GANGGUAN MOOD dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ Gangguan Mood Mood adalah pengalaman emosional individual yang bersifat menyebar. Gangguan mood adalah suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh hilangnya
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS
DEFINISI Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar
Lebih terperinciA. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap
A. Pemeriksaan penunjang - Darah lengkap Darah lengkap dengan diferensiasi digunakan untuk mengetahui anemia sebagai penyebab depresi. Penatalaksanaan, terutama dengan antikonvulsan, dapat mensupresi sumsum
Lebih terperinci: Jl. Petamburan 2 RT 03 RW 03 No.10
I IDENTITAS PASIEN: Nama (inisial) : Tn. Z Tempat & tanggal lahir : Jakarta, 9 Mei 1985 Usia : 31 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Suku Bangsa : Betawi Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Tukang
Lebih terperinciSTATUS PSIKIATRI. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 11 Februari Suku bangsa /warga Negara : Sunda/ Indonesia
STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS Nama : Ny. I Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 22 tahun Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 11 Februari 1992 Agama : Islam Suku bangsa /warga Negara : Sunda/ Indonesia Status Pernikahan
Lebih terperinciGangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ
Gangguan Bipolar Febrilla Dejaneira Adi Nugraha Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ Epidemiologi Gangguan Bipolar I Mulai dikenali masa remaja atau dewasa muda Ditandai oleh satu atau lebih episode
Lebih terperinciBIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ
BIPOLAR Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta
Lebih terperinciI. IDENTITAS PASIEN RIWAYAT PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN Nama Usia Jenis Kelamin Agama Pendidikan Status Pekerjaan Alamat : Ny. S : 59 tahun : Perempuan : Islam : SMP (tamat) : Menikah : Ibu Rumah Tangga : Jakarta II. RIWAYAT PSIKIATRI Anamnesis
Lebih terperinciPOST TRAUMATIC STRESS DISORDER
Lab/SMF Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman / RSKD Atma Husada Mahakam Refleksi Kasus POST TRAUMATIC STRESS DISORDER ` Oleh Dinar Wulan H. NIM 0910015051 Pembimbing dr. Denny
Lebih terperinciLAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA HEBEFRENIK Oleh: Frentya Maya Anggi W, S.Ked NIM. 042010101005 Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati Sp. KJ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2009 1 LAPORAN KASUS PSIKIATRI
Lebih terperinciLAPORAN KASUS A. ANAMNESA PSIKIATRI 1. IDENTITAS PASIEN
LAPORAN KASUS A. ANAMNESA PSIKIATRI 1. IDENTITAS PASIEN SR, perempuan, 23 tahun, belum menikah, islam, suku Palembang, tamat D III kebidanan, tidak bekerja, batam, datang ke Poli Jiwa RSUD Embung Fatimah
Lebih terperinciGangguan Mood/Suasana Perasaan
Gangguan Mood/Suasana Perasaan Definisi: Merupakan kelompok gangguan yang melibatkan gangguan berat dan berlangsung lama dalam emosionalitas, yang berkisar dari kegirangan sampai depresi berat Major depressive
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik
Lebih terperinciSKIZOFRENIA HEBEFRENIK
CASE REPORT SESSION Senin, 20 Agustus 2007 SKIZOFRENIA HEBEFRENIK BSR 15 Agustus 2007 Disusun oleh : Robby Hermawan C11050199 Wulan Apriliani C11050258 Pembimbing : Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K)
Lebih terperinciSKIZOFRENIA HEBEFRENIK. Siska Nurlaela Dina Astiyanawati Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K)
CASE REPORT SESSION SKIZOFRENIA HEBEFRENIK Disusun oleh : Siska Nurlaela 1301 1206 0144 Dina Astiyanawati 1301 1206 0147 Pembimbing : Dr. Tuti Wahmurti A.S., dr., Sp.KJ (K) BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Nama Umur Pendidikan Alamat Agama : Tn.G : 30 th : tamat SMA : Blora : Islam Tanggal masuk : 06/12/2009 Tgl pengkajian : 06/12/2009 No.cm : 06 80
Lebih terperinciBAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601
Lebih terperinciBAB 1 PSIKIATRI KLINIK
Panduan Belajar Ilmu Kedokteran Jiwa - 2009 BAB 1 PSIKIATRI KLINIK A. Pertanyaan untuk persiapan dokter muda 1. Seorang pasien sering mengeluh tidak bisa tidur, sehingga pada pagi hari mengantuk tetapi
Lebih terperinciGANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG - 121001419 LATAR BELAKANG Skizoafektif Rancu, adanya gabungan gejala antara Skizofrenia dan gangguan afektif National Comorbidity Study 66 orang Skizofrenia didapati
Lebih terperinciCASE REPORT SESSION. Oleh: Denny Maulana Preseptor: Veranita Pandia, dr., SpKJ (K)
CASE REPORT SESSION Oleh: Denny Maulana 130112080106 Preseptor: Veranita Pandia, dr., SpKJ (K) SUB BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN
Lebih terperinciPEMERIKSAAN PSIKIATRI
PEMERIKSAAN PSIKIATRI TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah menyelesaikan modul pemeriksaan psikiatri, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian gangguan jiwa. 2. Mengenali gejala dan tanda gangguan
Lebih terperinciRekam Medis Penghuni Panti Sosial
Nama : Tn JT Umur : 19 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Belum Menikah Pekerjaan : Presiden Agama : Islam Alamat : Jln Jelambar Suku bangsa : Sunda Tanggal masuk panti: 21 April 2015
Lebih terperinciRekam Medis Penghuni Panti Sosial. Tanggal masuk panti: 25 Mei 2015 Tanggal wawancara: 29 Mei 2015
Rekam Medis Penghuni Panti Sosial Nama: Ny. SI Jenis kelamin: P Pekerjaan: Cleaning service Alamat: Kota Umur: 19 tahun Status pernikahan: Belum Menikah Agama: Islam Suku bangsa: Sunda Tanggal masuk panti:
Lebih terperinciRekam Medis Penghuni Panti Sosial. Nama : Tn. B Umur : 47 tahun. Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah
Rekam Medis Penghuni Panti Sosial Nama : Tn. B Umur : 47 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Status pernikahan : Menikah Pekerjaan : Tukang Bangunan Agama : Islam Alamat : Bengkulu Selatan Suku bangsa : Indonesia
Lebih terperinciBIPOLAR. oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz. Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ
BIPOLAR oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ Definisi Bipolar Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI Program Studi : Kedokteran Kode Blok : Blok 20 Blok : PSIKIATRI Semester : 5 Standar Kompetensi : Mampu memahami dan menjelaskan tentang
Lebih terperinciLAPORAN KASUS SKIZOFRENIA PARANOID PEMBIMBING : DR. A. SYAIFUL HD, SP.KJ
S U S A K N A LAPOR D I O N A R A P A I SKIZOFREN J SP.K, D H L U IF A Y S. A. R D : G IN PEMBIMB I. IDENTITAS PASIEN Nama : Nn. An Umur : 29 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Tempat / TTL : Tanjung Pinang,
Lebih terperinciDEMENSIA VASKULER ONSET LAMBAT (F00.1) Oleh: RENNY ANGGRAINI. Pembimbing : dr. Maisarah Zas, SpKJ
RESENTASI KASUS DEMENSIA VASKULER ONSET LAMBAT (F00.1) Oleh: RENNY ANGGRAINI 0708151236 embimbing : dr. Maisarah Zas, SpKJ KEANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciSEORANG LAKI-LAKI 24 TAHUN DENGAN GANGGUAN SKIZOFRENIA HEBEFRENIK (F20.1)
Refleksi Kasus Psikiatri SEORANG LAKI-LAKI 24 TAHUN DENGAN GANGGUAN SKIZOFRENIA HEBEFRENIK (F20.1) Disusun oleh : Romadona G0006148 Pembimbing : dr. Adriesti Herdaetha, Sp. KJ KEPANITERAAN KLINIK ILMU
Lebih terperinciMULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI. FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM
MULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM Konsep Kesehatan Jiwa Sadar akan kemampuan diri Mampu mengatasi tekanan hidup
Lebih terperinciGangguan Suasana Perasaan. Dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Gangguan Suasana Perasaan Dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ Pendahuluan Mood : suasana perasaan yang pervasif dan menetap yang dirasakan dan memperngaruhi perilaku seseorang dan persepsinya terhadap dunianya.
Lebih terperinciPEDOMAN DIAGNOSTIK. Berdasarkan DSM-IV-TR, klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:
Lampiran 1 PEDOMAN DIAGNOSTIK Berdasarkan DSM-IV-TR, klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut: 1. Gangguan bipolar I Ditandai oleh 1 atau lebih episode manik atau campuran, yang biasanya disertai
Lebih terperinci1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP
NOMOR SOP : TANGGAL : PEMBUATAN TANGGAL REVISI : REVISI YANG KE : TANGGAL EFEKTIF : Dinas Kesehatan Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai PUSKESMAS TANAH TINGGI DISAHKAN OLEH : KEPALA PUSKESMAS TANAH TINGGI
Lebih terperinciSinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man
Gangguan Suasana Perasaan Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU 1 Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood
Lebih terperinciGangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM
Gangguan Mental Terkait Trauma Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM Gangguan Mental setelah Trauma Trauma 2 minggu 1 bulan 2 bulan 6 bulan Reaksi stres akut Berkabung
Lebih terperinciMOOD DISORDER. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A / YUNITA KURNIAWATI, S.Psi., M.Psi dita.lecture.ub.ac.id
MOOD DISORDER DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A / YUNITA KURNIAWATI, S.Psi., M.Psi dita.lecture.ub.ac.id dita.lecture@gmail.com PENGERTIAN & KARAKTERISTIK UTAMA gangguan yang melibatkan emosi yang berlebihan
Lebih terperinciGANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )
GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ disusun oleh: Ade Kurniadi (080100150) DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan. Skizofrenia berkelanjutan. Klien bernama Nn.S, Umur 25 tahun, jenis
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 Januari 2008 diruang II Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo semarang, dengan Skizofrenia berkelanjutan.
Lebih terperinciIII. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.
Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I
Lebih terperinciSKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA
SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA Skill Lab. Sistem Neuropsikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar 2014 PENGANTAR Setelah melakukan
Lebih terperinciPERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA
PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ESTI PERDANA PUSPITASARI F 100 050 253 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disertai suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas. 1. Gangguan afektif bipolar adalah salah satu gangguan mood yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gangguan mood merupakan perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, umumnya mengarah ke depresi, atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat) yang
Lebih terperinciHamilton Depression Rating Scale (HDRS)
Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) Pilihlah salah satu pilihan yang sesuai dengan keadaan anda, beri tanda silang (X) pada kolom yang tersedia untuk setiap pertanyaan. 1. Keadaan perasaan sedih (sedih,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 Desember 2009 jam 10.00 wib A. Pengkajian Tanggal masuk Rumah Sakit : 05-11-2009 Bangsal di rawat : Gatotkoco/ruang VI No Rekam Medis : 067714
Lebih terperinciLAMPIRAN B DATA SUBJEK DAN KEEMPAT ANAK DI RSJ. SOEHARTO MEERJAN
LAMPIRAN B DATA SUBJEK DAN KEEMPAT ANAK DI RSJ. SOEHARTO MEERJAN 105 DATA DIRI 1. Data Subjek I Nama (Inisial) Suku Bangsa Rutinitas Pendidikan Anak didiagnosis Szhizophrenia Paranoid : Ny. D : 50 tahun
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengasuh Skizofrenia Selama 50 tahun terakhir, munculnya perawatan berbasis komunitas, penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa dukungan yang memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran. Istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk melakukan
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA
LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA Deskripsi Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses pemulihan dan faktorfaktor pendukungnya pada penderita gangguan bipolar Izin untuk
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang
1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun semakin bertambah. Sedikitnya 20% penduduk dewasa Indonesia saat ini menderita gangguan jiwa,, dengan 4 jenis penyakit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan panca indera). Gangguan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Jiwa 2.1.1. Definisi Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi,
Lebih terperinciPresentasi Kasus Spinal Cord Injury
Presentasi Kasus Spinal Cord Injury Evan Pramudito Mulyadi 1110103000049 Audi Fikri Aulia 1111103000025 Kepanitraan Klinik SMF Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016
Lebih terperinciDefinisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m
DELIRIUM Oleh : dr. H. Syamsir Bs, Sp. KJ Departemen Psikiatri FK-USU 1 Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn
Lebih terperinciDisusun Oleh : Nurul Iman Pembimbing : dr. Hj. Ni Wayan Ani P, Sp. KJ Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta
OBSESIF KOMPULSIF DISORDER Disusun Oleh : urul Iman Pembimbing : dr. Hj. i Wayan Ani P, Sp. KJ Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta L A P O R A K A S U S : O b s e s i f K o m p u l s i
Lebih terperinciData Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:
1 Berkas Pasien Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : No Berkas : No Rekam Medis : Pasien Ke : dalam keluarga Data Administrasi tanggal diisi oleh Nama: NPM/NIP: Nama Umur / tgl. Lahir Alamat Jenis kelamin
Lebih terperinciREFERAT Gangguan Afektif Bipolar
REFERAT Gangguan Afektif Bipolar Retno Suci Fadhillah,S.Ked Pembimbing : dr.rusdi Efendi,Sp.KJ kepaniteraanklinik_fkkumj_psikiatribungar AMPAI Definisi gangguan pada fungsi otak yang Gangguan ini tersifat
Lebih terperinciHAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS)
HAMILTON DEPRESSION RATING SCALE (HDRS) Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksa : Nama Pasien : Umur : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir : Status Perkawinan : Agama : Suku Bangsa : Lamanya di dalam
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan
Lebih terperinciRITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI
RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI TIDUR Tidur suatu periode istirahat bagi tubuh dan jiwa Tidur dibagi menjadi 2 fase : 1. Active sleep / rapid eye movement (REM) 2. Quid
Lebih terperinciGangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU
Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU 1 PPDGJ I (1973) : disamakan dgn SOO PPDGJ II (1983) : dibedakan dgn SOO PPDGJ III (1993) : hanya dipakai nama GMO
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA
BAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA 2.1 Sejarah Berdirinya RSJ.GRHASIA Rumah Sakit GRHASIA Berdiri tahun 1938, sekitar 70 tahun yang lalu. Pertama kali belum dijadikan sebagai rumah sakit jiwa seperti
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian 46 47 Email: ethic_fkukmrsi@ med.maranatha. edu KOMISI ETIK PENELITIAN FAKULTAS KEDOKTERAN UK MARANATHA - R.S. IMMANUEL BANDUNG Judul: Formulir
Lebih terperinciSkizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?
Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala
Lebih terperinciSKIZOFRENIA PARANOID
LAPORAN KASUS PSIKIATRI SKIZOFRENIA PARANOID Oleh: M Rachmat Sulthony H1A 007 037 Pembimbing dr. Dian W. Vietara, Sp.KJ. DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN / SMF ILMU PENYAKIT JIWA
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal di Ruang ketergantungan
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 18-12-2008 di Ruang ketergantungan obat Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondho Hutomo Semarang, dengan diagnosa medis skizofrenia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur
Lebih terperinciDAFTAR KOMPETENSI KLINIK
Panduan Belajar Ilmu Kedokteran Jiwa - 2009 DAFTAR KOMPETENSI KLINIK Target Kompetensi Minimal Masalah Psikiatrik Untuk Dokter Umum: 1. Mampu mendiagnosis dan melakukan penatalaksanaan kasus psikiatrik
Lebih terperinciSurat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Universitas YARSI
Surat Pernyataan Riwayat Kesehatan Calon Mahasiswa Baru Universitas YARSI IDENTITAS CALON MAHASISWA BARU Pilihan Fakultas : Tanggal diperiksa : Nomor Pendaftaran Nama Lengkap Nama panggilan Jenis Kelamin
Lebih terperinciSTATUS COASS KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
STATUS COASS KEBIDANAN DAN KANDUNGAN Identitas a. Nama : Ny T b. Umur : 37 tahun c. Tanggal lahir : 12/09/2014 d. No. MR : 01213903 e. Alamat : Jl. A RT 01 RW 08 f. Telefon : - g. Nama suami : S h. Umur
Lebih terperinciCASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS. Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan Abednego Panggabean
CASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan 1301-1210-0072 Abednego Panggabean 1301-1210-0080 Pembimbing: Vitriana, dr., SpKFR BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI
Lebih terperinciDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN S IDENTITAS PASIEN S NAMA: MUH FARRAZ BAHARY S TANGGAL LAHIR: 07-03-2010 S UMUR: 4 TAHUN 2 BULAN ANAMNESIS Keluhan utama :tidak
Lebih terperinciLAPORAN JAGA 24 Maret 2013
LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 Kepaniteraan Klinik Pediatri Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2013
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Ruang rawat :... Tanggal dirawat:... A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI......
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Rancang Bangun Penelitian Jenis penelitian : observasional Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal Sembuh P N M1 U1n mg I mg II mg III mg IV mg V mg VI Tidak
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014
Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status perkawinan Agama Pendidikan Pekerjaan : Tn. M : Laki-laki : 34 thn : Sudah Menikah : Islam
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya gangguan pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh. Penyakit ini
Lebih terperinciSuryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM
Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM Istilah kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ) dalam tulisan ini merujuk pada segala bentuk kekerasan berbasis gender yang terjadi dalam konteks kehidupan berkeluarga.
Lebih terperinciEARLY-ONSET BIPOLAR DISORDERS. Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)
EARLY-ONSET BIPOLAR DISORDERS Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K) EPIDEMIOLOGI NCS (National Comorbidity Survey): ggn bipolar-i menurut DSM-III-R ± 0,4% pd usia 15-54 thn. Peter M.Lewinsohn dkk 1% (terutama ggn
Lebih terperinciGANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN
GANGGUAN BIPOLAR I. PENDAHULUAN Gangguan bipolar merupakan suatu gangguan yang ditandai dengan perubahan mood antara rasa girang yang ekstrem dan depresi yang parah. Pera penderita gangguan bipolar tidak
Lebih terperinciSISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A
SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A Do Penyusunan gejala Memberi nama atau label Membedakan dengan penyakit lain For Prognosis Terapi (Farmakoterapi / psikoterapi)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA A. IDENTITAS KLIEN Nama :... L/P) Umur :... tahun No. CM :... Tanggal masuk :... B. ALASAN MASUK/FAKTOR PRESIPITASI...... C. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian I. Identitas Pasien Inisial klien : Tn W Umur : 38 Th Jenis Kelamin : Laki-Laki Suku : Jawa Alamat : Desa terban RT 008 / 001 penawangan, Grobogan Tanggal pengkajian
Lebih terperinciLAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI PUSKESMAS JELAMBAR 1. Edwin
LAPORAN KASUS PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA DI PUSKESMAS JELAMBAR 1 Edwin 102012096 Diabetes Melitus Dm tipe 1 Diabetes yang bergantung pada insulin di mana tubuh kekurangan
Lebih terperinciKlasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III. Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan
Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Dr. Tribowo Tuahta Ginting S, SpKJ SMF Psikiatri RSUP Persahabatan Definisi Psikiatri : Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari mengenai emosi, persepsi, kognisi
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik depresif, yaitu gangguan kronik dari regulasi mood yang dihasilkan pada episode depresi dan mania. Gejala psikotik mungkin
Lebih terperinciDiagnosis & Tatalaksana Gangguan Depresi & Anxietas di Layanan Kesehatan Primer Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K)
Diagnosis & Tatalaksana Gangguan Depresi & Anxietas di Layanan Kesehatan Primer Dr. Suryo Dharmono, SpKJ(K) Yogyakarta, 11 Oct 2014 1 Prevalensi Ganguan Psikiatrik yang lazim di Komunitas dan Pelayanan
Lebih terperinciKesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2014 adalah kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,
Lebih terperinciLAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi
LAMPIRAN Depresi Teori depresi dalam ilmu psikologi, banyak aliran yang menjelaskannya secara berbeda.teori psikologi tentang depresi adalah penjelasan predisposisi depresi ditinjau dari sudut pandang
Lebih terperinciTANDA DAN GEJALA KLINIS PSIKIATRIK. Dr. I.A Kusuma Wardani, SpKJ Bag/ SMF Psikiatri RSUP Sanglah Denpasar
TANDA DAN GEJALA KLINIS PSIKIATRIK Dr. I.A Kusuma Wardani, SpKJ Bag/ SMF Psikiatri RSUP Sanglah Denpasar KESADARAN KESADARAN KONDISI KESIGAPAN MENTAL INDUVIDU DALAM MENANGGAPI RANGSANG DARI LUAR MAUPUN
Lebih terperinciKlasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Demensia Delirium
Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III Penggolongan diagnosis gangguan jiwa menurut PPDGJ III berdasarkan pada sistem hierarki penyakit yang tercantum paling atas mempunyai hierarki tertinggi dan
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember Paranoid, No Register
14 BAB III RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2004 1. Identitas a. Identitas pasien Nama klien Ny. K, umur 30 tahun, agama Kristen, pendidikan SD, suku/bangsa
Lebih terperinci