INSPEKSI DAN VERIFIKASI SISTEM HACCP DAN KETELUSURAN
|
|
- Ridwan Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bogor, 11 April 2017 INSPEKSI DAN VERIFIKASI SISTEM HACCP DAN KETELUSURAN PUSAT PENGENDALIAN MUTU BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN 2017
2 TUGAS FUNGSI PUSAT SM BIDANG INSPEKSI DAN VERIFIKASI Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, serta Survailen, evaluasi, dan laporan di bidang inspeksi, verifikasi, dan tindak lanjut hasil inspeksi Melakukan inspeksi penerapan sanitasi higiene dan penerapan HACCP pada UPI Melakukan verifikasi dan tindak lanjut terhadap hasil inspeksi Melakukan pengendalian ketelusuran (traceability) di UPI Melakukan inspeksi ke negara mitra atau calon negara mitra yang berkaitan dengan ekspor/impor hasil perikanan Menyelenggarakan kegiatan untuk meningkatkan efektifitas inspeksi dan verifikasi
3 RENCANA KERJA DAN TARGET TAHUN 2017 SKPT UNIT PENGOLAHAN IKAN yang memenuhi persyaratan ekspor : 600 unit PRESENTASE penanganan kasus pelanggaran sistem mutu dan KHP : 95 % PERSENTASE PRODUK PERIKANAN yang masuk wilayah RI memenuhi persyaratan Mutu dan KHP : 77 % SURVAILEN kesegaran ikan, residu dan bahan berbahaya : 20 lokasi JUMLAH SERTIFIKASI Mutu Produk : HC. Sertifikasi SERTIFIKASI Penerapan sistem jaminan Mutu di Unit Pengolahan Ikan : sertifikat JUMLAH PELAKU USAHA yang menerapkan sistem Traceability : 79 UPI UNIT PENGOLAHAN IKAN yang teregistrasi di negara mitra : 160 unit PNBP Rp Nilai Ekspor US$
4 A. REFERENSI 1. UU Pangan No. 18/ UU Nomor UU 31 tahun 2004 tentang PERIKANAN sebagaimana diubah dengan UU 45 tahun 2009, Pasal Peraturan Pemerintah RI Nomor 57 tahun 2015 tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan 4. PERMEN KP NO. PER/019/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan 5. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 74/PERMEN-KP/2016 Tentang Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Yang Masuk Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia 6. KEPMEN KP NO. 052A.MEN/2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi 7. Peraturan Kepala Badan KIPM NO. PER 03/BKIPM/2011 tentang Pedoman Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
5 PERSYARATAN EKSPOR dan PROSEDUR SERTIFIKASI A. PERSYARATAN DALAM NEGERI Memiliki Sertifikat Penerapan HACCP Produk dilengkapi Health Certificate (HC) Diterbitkan : Lembaga Inspeksi dan Sertifikasi HC hanya diterbitkan untuk UPI yang teregister/terdaftar (UPI yang memiliki Sertifikat Penerapan HACCP)
6
7 Inspeksi : Pemeriksaan suatu desain produk, produk, jasa, proses atau pabrik dan penentuan kesesuaiannya terhadap persyaratan tertentu atau persyaratan umum berdasarkan pembuktian secara profesional Semua kegiatan inspeksi direkam menjadi sekumpulan rekaman inpeksi. Rekaman inspeksi tersebut diinspeksi ( inspeksi dokumen ) dan dikeluarkan inspeksi akhir yang dituangkan dalam Health Certificate. 7
8 Inspektor : Orang yang melakukan Inspeksi Pernah mengikuti training sebagai inspektor Berpengalaman menginspeksi Latar belakang ilmu tentang produk Menguasai standar / regulasi / Directive dengan baik Berdedikasi tinggi dan jujur 8
9 TUJUAN INSPEKSI OLEH PEMERINTAH Menentukan apakah: Seluruh elemen HACCP yang diperlukan masuk dalam HACCP plan dan bahwa elemen elemen tersebut dijelaskan secara memadai. Sistem akan mampu mempertahankan keamanan pangan dengan memuaskan Pelaksanaanya sesuai dengan prosedur yang didokumentasikan/ diuraikan dalam HACCP Plan. 9
10 EFEKTIVITAS HACCP Berbagi tanggung jawab: Pemerintah Petani/Nelayan Pabrik Konsumen
11 SERTIFIKASI HACCP A. Definisi dan Prinsip HACCP DEFINISI : Suatu sistem yang bersifat sistemik dan sistematik serta berdasarkan kajian ilmiah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan bahaya (hazard) yang spesifik untuk keamanan pangan PRINSIP : EPI (End Product Inspection) Vs IPI (In Process Inspection) Causalitas (sebab akibat) Preventive Vs Represive
12 B. Jenis Sertifikat HACCP 1. Sertifikat Penerapan Persyaratan Dasar HACCP UPI menerapkan GMP & SSOP (Persyaratan Kelayakan Dasar) 2. Sertifikat Penerapan HACCP UPI menerapkan Sistem HACCP : - GMP & SSOP - Penerapan HACCP - Traceability BERDASARKAN POTENSI BAHAYA/HAZARD YANG BERBEDA
13 PENGELOMPOKAN SERTIFIKASI HACCP BERDASARKAN JENIS HAZARD 1. Berdasarkan Jenis Ikan/ Bahan baku Ikan demersal Ikan Pelagis Cephalopoda Udang : tambak/laut dll 2. Berdasarkan Jenis Olahan Segar Beku Kaleng : pasteurisasi/sterilisasi Kering dll Hazard/Bahaya Faktor-faktor yang dapat menyebabkan makanan tidak aman dikonsumsi atau merugikan konsumen baik biologis, kimiawi maupun fisik
14 PERSYARATAN Memiliki unit/tempat kegiatan penanganan/pengolahan Memiliki SKP Memiliki personal penanggung jawab mutu yang bersertifikat HACCP MASA BERLAKU : 1 TAHUN KLASIFIKASI : Verifikasi tahunan oleh Competent Authority Grade A : kritis 0, serius 0, mayor maks 5, minor maks 6 Grade B : kritis 0, serius maks 2, mayor maks 10, minor maks 7; (jumlah mayor dan minor < 10) Grade C : kritis 0, serius maks 4, mayor maks 11, minor NA
15 FAKTOR YANG DIEVALUASI DALAM INSPEKSI SISTEM HACCP a. GMP dan SSOP Keamanan Air dan Es Permukaan yang kontak langsung dengan produk Pencegahan kontaminasi silang Fasilitas sanitasi Pelabelan, penyimpanan dan penggunaan bahan kimia berbahaya Kesehatan dan kebersihan karyawan Menghilangkan hewan pengganggu dan unit pengolahan Pengendalian proses Pengemasan Penyimpanan Distribusi Transportasi FISIK DAN PENERAPAN
16 b. HACCP manual dan Penerapannya 7 Langkah pengembangan HACCP ( komitmen manajemen, ruang lingkup, tim HACCP, deskripsi produk, diagram alir, verifikasi diagram alir, identifikasi pengguna /penggunaan) Penerapan 7 prinsip HACCP (analisa bahaya, penentuan CCP, penentuan batas kritis, penetapan prosedur monitoring CCP, tindakan koreksi, verifikasi dan dokumentasi dan rekaman
17 PROSEDUR SERTIFIKASI HACCP Tindakan perbaikan Inspektur Mutu 4 Laporan Penugasan Inspeksi Permohonan 1 BKIPM SERTIFIKAT HACCP Rekomendasi UNIT PENGOLAHAN IKAN Komisi Approval Audit reguler (Surveilan) oleh UPT KIPM Verifikasi dan perpanjangan setiap tahun
18 C. SERTIFIKASI TRACEABILITY Latar belakang: Salah satu komponen utama yang terintegrasi dalam jaminan keamanan pangan (food safety) tersebut adalah kemampuan telusur (traceability) akan asal usul dan riwayat bahan makanan Memiliki sertifikat HACCP (teregister di Otoritas Kompeten) Sebagai bentuk pemenuhan jaminan keamanan pangan bagi konsumen Traceability adalah kemampuan untuk melacak dan mengikuti pangan, pakan, hewan untuk konsumsi atau bahan baku, atau semua yang dicampur dengan pangan/pakan sepanjang tahapan produksi, pengolahan dan distribusi.
19 Tujuan Traceability dapat: Menjamin keamanan pangan: untuk menjamin dan membantu melakukan penarikan kembali produk dari pasar yang ditemukan tidak aman. Perdagangan yang adil antara UPI dan informasi yang disediakan untuk konsumen. Traceability untuk menjamin bahwa penarikan produk hanya yang ditargetkan dan akurat, informasi yang sesuai diberikan kepada konsumen dan UPI, risk assessment dapat dilakukan oleh OK dan gangguan perdagangan yang lebih luas dapat dihindarkan.
20 PERSYARATAN UPI Harus mempunyai dan menerapkan sistem yang memungkinkan UPI dapat segera mengidentifikasi supplier dan pembeli produknya. Hubungan supplier-product dapat diidentifikasi (produk mana dari supplier mana). Hubungan customer-product dapat diidentifikasi (produk mana dipasok kepada pembeli mana).
21 LEGISLASI PERMENKP No.19/2010, Bab. II, Pasal 3 huruf c KEPMENKP No.52A/2013 Council and European Parliament Regulation (EC) No 178/2002 : Article 18, 19, 20 merupakan lembaran kunci legislasi Food Traceability di Uni Eropa Directive 2001/95/EC on general product safety Directive 89/396/EEC made it a requirement that all food products Public Health Security and Bioterrorism Preparedness and Response Act of 2002 (PL ); Section 305, 306, 307
22 Komponen Sistem Traceability Supplier traceability : memastikan bahwa sumber atau asal bahan baku/bahan tambahan dapat diidentifikasi dari catatan/dokumen dan rekaman yang ada. Process traceability : kemampuan untuk mengidentifikasi semua bahan baku/bahan tambahan yang digunakan untuk setiap produk yang dihasilkan suatu pabrik. Customer traceability : memastikan bahwa ada rekaman/ dokumen untuk mengindentifikasi pelanggan yang menerima produk. Internal traceability Data milik sendiri Chain traceability Data yang kita terima dan sampaikan
23 Faktor yang di evaluasi dalam Inspeksi Sistem Traceability di Unit Pengolahan Ikan (UPI) 1. Analisa sistem : Ketersediaan tim Ketersediaan flow diagram Ketersediaan prosedur Ketersediaan rekaman Konfirmasi di lapangan 2. Prosedur Recall : o Tim Manajemen Recall o Arsip Complain o Daftar Recall contact o Melacak produk o Catatan Supplai dan distribusi Checklist Sebagai alat bantu
24 Penerapan persyaratan traceability 1. Identifikasi supplier dan customer oleh UPI UPI harus mampu mengidentifikasi setiap supplier dari siapa bahan baku dipasok. memasok tidak berarti hanya pengirim produk secara fisik (mis: pengemudi truk yang merupakan pekerja dari pelaku usaha tertentu). Identifikasi nama orang yang secara fisik mengirimkan produk bukan tujuan dari sistem traceability dan tidak akan dapat menjamin traceability sepanjang rantai pangan. UPI harus mengidentifikasi hanya perusahaan yang legal yang dipasok (kecuali konsumen akhir).
25 2. Traceability internal UPI harus membuat hubungan (traceability internal ) antara produk masuk dan keluar. UPI harus mengembangkan sistem traceability internal sesuai dengan sifat alami kegiatannya (pengolahan, penyimpanan, distribusi dll). 3. Tipe informasi yang harus disimpan Diklasifikasikan kedalam 2 kategori tergantung dari tingkat prioritas: informasi yang tersedia untuk OK pada semua kasus: Nama, alamat supplier, sifat alami produk yang dipasok. Nama, alamat customer, sifat alami produk yang kirim ke customer. Tanggal transaksi / pengiriman Informasi termasuk informasi tambahan yang sangat disarankan untuk disimpan: Volume atau jumlah Batch number. Deskripsi produk yang lebih detail (pre-packed atau bulk, jenis ikan, produk mentah atau masak).
26 HASIL EVALUASI PELAKSANAAN INSPEKSI
27 Umum Temuan 2 jenis produk (frozen dan dried atau fish meal dan fish oil ) jadi satu Dalam laporan inspektur mutu untuk produk frozen tahapan proses Receiving preparation filling seaming pasteurizing freezing packing/labelling and cold storing Dalam laporan inspektur mutu ada temuan yang tidak diberi kriteria sehingga jumlah temuan tidak sesuai. Temuan belum bisa menggambarkan sistem jaminan mutu secara baik, contoh UPI tidak memiliki alat pembeku yang sesuai. Pembekuan dilaksanakan dengan freezer, namun hal tersebut tidak ditulis dalam temuan Inspektur memberikan kelonggaran temuan kepada UPI karena market UPI terbatas ke negara mitra Jumlah produk lebih dari 10 namun temuan sama Temuan produk dried dan Frozen digabung sehingga, temuan tidak bisa mencermikan kondisi sebenarnya, misal cara penggunaan gayung untuk pencucian produk di area ruang proses dapat menjadi sebab terjadinya rekontaminasi karena gayung diletakkan di dalam bak air
28 TEMUAN GMP/SSOP DALAM TEMUAN HACCP Monitoring (Penerapan HACCP) (My) a. Monitoring supply air dan es untuk pengujian mikrobiologi masih belum sesuai b. Tujuan dalam SSOP untuk proteksi produk, pengemas dan alat pada produk pelagic dan cephalopod tidak sesuai c. GMP untuk pengecekan metal produk pelagic tertulis 1 jam sekali, tetapi kenyataan di lapangan dilakukan 30 menit sekali d. Implementasi monitoring suhu ruang (berdasarkan prosedur yang ada) di ruang processing tidak update Rekaman: a. Form untuk pengendalian pest masih menjadi satu untuk masing masing ruang lingkup dan jumlah perangkap lalat tidak sesuai dengan lay out (my)
29 PENGELOMPOKAN TEMUAN TIDAK TEPAT Sistem pelabelan atau identitas belum efektif yaiitu belum tersedia/tercantum, al: a. Ruang dekat pintu masuk karyawan yang dijadikan tempat ganti pakaian sebelum menuju ke toilet b. Ruang di area proses dekat tahap filling medium dan seaming c. Botol berisi minyak pelumas yang digunakan untuk alat seamer d. Mesin pembekuan (IQF) belum diberi label Upaya pencegahan terhadap potensi kontaminasi langsung di ruang proses belum dilaksanakan secara efektif. Pengawasan terhadap peralatan yang kontak langsung dengan produk belum optimal, dengan ditemukannya: a. Ember/baskom untuk pemyimpanan hasil fillet dan buangan sampah belum dibedakan b. Belum dibedakan antara fiber yang digunakan untuk menyimpan bahan baku dan hasil fillet c. Ditemukan apron karyawan yang ada digantung apron kotor d. Terdapat bahan baku, barang setengah jadi dan produk lokal di ruang chilled storage yang disimpan tidak jarak dan identitas secara jelas e. Ruang sortasi bercampur dengan ruang proses teri nasi
30 KRITERIA TEMUAN TIDAK TEPAT Lamanya waktu sterilisasi sesuai dengan jenis kaleng (425, 155, 125 gr) manual HACCP dan form rekaman tidak sesuai... Mn Belum ada bukti rakaman hasil pengujian terhadap bakteri clostridium botolinum untuk tahun 2016 tidak sesuai dengan manual HACCP min 1 tahun 1x... Mn Fasilitas sanitasi di ruang proses tidak mencukupi yaitu tidak tersedianya wadah cuci tangan karyawan (produk dried anchovy) kategori Sr Dokumen rancangan HACCP belum dimutakhirkan: Belum ditunjuk petugas QC Belum tersedianya lembar deskripsi produk Rancangan HACCP belum divalidasi Identifikasi bahaya dan penentuan CCP untuk semua tahapan proses tidak sesuai... Kategori My
31 Pengendalian proses Jaminan terhadap monitoring rantai dingin yg dilaksanakan belum efektif krn belum dilakukan monitoring suhu ruangan proses (bagaimana dgn suhu produk???) Pengendalian proses dalam menjamin keamanan produk tidak optimal: a. Belum ditemukan termometer untuk mengukur suhu ruang di ruang proses b. Ditemukan penutup lampu yang pecah di ruang ganti karyawan c. Ditemukan jamur diatas pintu masuk karyawan Pengendalian proses belum berjalan optimal dengan ditemukannya: a. Basket untuk bahan baku dan keranjang produk yang tidak layak digunakan karena dalam kondisi rusak/pecah b. Loyang /pan untuk produk dan tatakan keranjang di ruang proses dan troli dalam kondisi berkarat
32 TEMUAN BUKAN THD SISTEM termometer CPF No.2 tidak berfungsi (mati) (bagaimana UPI memantau suhu CPF tsb???) pengawasan penerangan belum efektif, ditemukan lampu kotor dan terdapat lalat mati Sarana produksi belum optimal dengan ditemukan lampu mati diatas loket penerimaan ruang gilled n gutted (temuan tidak jelas????) Sewaktu inspeksi, lampu pest control dalam keadaan mati di depan pintu masuk karyawan karena tidak ada petugas yang menghidupkan Sistem pemeliharaan keamanan air dan es belum efektif; a. Es terlihat kotor dan diletakkan dalam bak penampungan ikan yang kotor b. Tidak ada hasil pengujian air dan es tahun 2016 (inspeksi september) Banyak ditemukan lalat mati pada lampu insect killer di area penerimaan Belum adanya hasil pemeriksaan uji laboratorium parameter air, es dan produk terbaru
33 BERUPA SARAN Dalam panduan HACCP tahap penerimaan bahan baku tertulis bahaya antibiotik tetapi temuan disuruh ganti jadi bakteri Perlindungan produk dari kontaminan dan bahan berbahaya lain Produk tidak dilakukan pencucian sebelum dilakukan proses cutting machine (apakah GMPnya mencantumkan pencucian???) Pada lembar analisa bahaya, tahap perebusan masih menyebutkan potensi bahaya mikrobiologi berasal dari kontaminasi peralatan, belum menyebutkan potensi bahaya mokrobiologi berasal dari produk (pertumbuhan bakteri) (tahap perebusan tapi bahaya pertumbuhan bakteri???? How come????) Sistem untuk mencegah terjadinya kontaminasi masih belum optimal, instruksi cuci tangan belum dilengkapi dengan penggunaan sarung tangan sebelum masuk ruang proses
34 Temuan Tdk Informatif Rekaman tidak mutakhir, ditemukan rekaman sortir bahan baku (form3) yang tidak lengkap informasinya Belum melakukan uji bahan pembantu (MR 300 dan pasta tomat)... uji apa??? UPI belum melakukan perlidungan bahan pengemas dari bahan kontaminan (Mn) produk kaleng Pengendalian penyimpanan produk belum optimal dengan ditemukannya belum dibuat mapping antara coldstorage end produk dengan coldstrage bahan baku (dicampurkah???) Teknis penunjang dalam manual belum dilengkapi approval supplier Suhu cold storage untuk penyimpanan produk belum bisa menjamin suhu pusat produk tercapai dan tidak sesuai dengan referensi (SNI) Sistem untuk menjamin keamanan produk di ruang proses belum maksimal: Kamar ganti karyawan tidak dilengkapi dengan petunjuk penggunaan karyawan yang benar Suhu udang di cooling lebih dari 5 C
35
36 PERMASALAHAN PADA HONEST Masih ada upt yang belum mengetahui memiliki hak akses, umumnya pada upt yang belum melaksanakan inspeksi File manual HACCP masih belum bisa diupload Pada asal bahan baku hanya bisa pilih satu lokasi asal, padahal ada produk yang bisa dari dua lokasi. Contoh pada shrimp bisa dari tangkapan atau budidaya Data inspektur belum lengkap di upt
37 HASIL VICON(5) Produk yang akan diinspeksi dan saat real di lapangan tidak sesuai Ada upi yang sudah perbaikan tapi statusnya peringatan Nama latin pada produk demersal dan pelagis banyak Belum semua UPI masuk dalam daftar pada HONEST. UPI belum ada hak akses
38 Hasil audit UE thd pelaksanaan inspeksi Temuan tidak ada kriterianya pada saat surveilan Temuan tidak dikaitkan dengan checklist MC kotor untuk produk kaleng -----NA atau observasi Apakah ada persyaratan UPI untuk kapal yang mensupply bahan baku Temuan oleh UPT sangat sedikit (hanya 2???) Inspektur Mutu harus ingat bahan baku yang masuk, tempat masuk karyawan, changing room, locker, limbah alur pergerakan produk Letak data logger di CS (harus ada mapping data logger) Rekaman harus dilengkapi dengan identitas batch number Banyak temuan yang tidak terlihat oleh inspektur mutu
39 Lanjutan... Tidak ada tanggal pada dokumen yang dibuat pada saat inspeksi (verifikasi CA, dll) Tidak ada kriteria pada temuan inspeksi Sanitasi ruang master carton (tidak ada yang cocok dengan checklist) Atap tanpa langit langit di area loining CS tidak dilengkapi display temperatur Tidak ada link antara LHU dan surat tugas Tidak ada dokumen yang menjelaskan sampel yang diserahkan ke lab Tindakan perbaikan terhadap suhu tidak dapat dianggap satisfactory karena dalam manual corrective action tidak sama dengan laporan tindakan perbaikan
40 Suhu bahan baku tinggi. Rekaman UPI suhu pada saat datang 0 C, tetapi (setelah 45 menit pada saat dicek suhu lebih dari 10 C dengan kondisi ikan tertutup es Hasil uji histamin rendah tetapi produk testing bukan mekanisme untuk memperlihatkan kesesuaian (compliancy) Harus diingat oleh irmut pada saat inspeksi: Jumlah staf pada saat inspeksi Production line (jml) Jenis yang diproses Versi HACCP Histamin pada saat seaming bukan hazard karena tidak mungkin ada bahaya histamin karena hanya 20 detik (no logical science) Kondisi UPI berdebu, kotor sekali
41 RENCANA IMPLEMENTASI INPRES NO 1 TAHUN 2017
42 TERIMA KASIH
SISTEM INSPEKSI DAN SERTIFIKASI PRODUK PERIKANAN TUJUAN EKSPOR. Sentul, 12 April 2017
SISTEM INSPEKSI DAN SERTIFIKASI PRODUK PERIKANAN TUJUAN EKSPOR Sentul, 12 April 2017 RUANG LINGKUP I. Definisi Internasional (Based on Codex Alimentarius Commission/CAC) II. Sistem Inspeksi dan Sertifikasi
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017
- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN MUTU TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciOTORITAS KOMPETEN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN UPT KIPM...
Form 1 : Surat Penugasan Inspeksi OTORITAS KOMPETEN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN UPT KIPM... NOMOR : LAMPIRAN : 1 (SATU) LEMBAR HAL : INSPEKSI CPIB PADA UNIT PENGUMPUL/SUPLIER
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SELAKU OTORITAS
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM. peraturan..
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.19/MEN/2010 TENTANG PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciStandar Pelayanan Penerbitan HC (Sertifikat Kesehatan) Mutu Ikan Untuk Ekspor Berbasis e HC
Standar Pelayanan Penerbitan HC (Sertifikat Kesehatan) Mutu Ikan Untuk Ekspor Berbasis e HC A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Kesehatan Mutu Ikan Untuk Lalulintas Ekspor berbasis e HC NO
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM TRACEABILITY DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN KOMODITAS PRODUK PERIKANAN INDONESIA UNTUK EKSPOR
KAJIAN SISTEM TRACEABILITY DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN KOMODITAS PRODUK PERIKANAN INDONESIA UNTUK EKSPOR Tim Penyusun : Annisa Galuh D (13494) Kusumo Prasetyo A (13495) Nadia Aulia Putri (13496) Puji
Lebih terperinciEVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL. Oleh: TIMOR MAHENDRA N C
EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL Oleh: TIMOR MAHENDRA N C 34101055 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
Lebih terperinciDokumentasi SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) S P O Sanitasi
Dokumentasi SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) S P O Sanitasi HANDOUT MATA KULIAH : REGULASI PANGAN (KI 531) OLEH : SUSIWI S JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA F P M I P A UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 24/PER-DJPDSPKP/2017 TENTANG PEMERINGKATAN SERTIFIKAT KELAYAKAN PENGOLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2154, 2016 KEMEN-KP. Sertifikat Kelayakan Pengolahan. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PERMEN-KP/2016 TENTANG
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.../PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT CARA PENANGANAN IKAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN
Lebih terperinciPROSEDUR. Sertifikasi Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) Berdasarkan Konsepsi HACCP : AM/OK/SM/01 : - : - : 1 / 9
: 1 / 9 No. Copy : Tanggal diedarkan : Tanda Tangan : DISIAPKAN OLEH DIPERIKSA OLEH DISAHKAN OLEH NAMA BAG POSISI TT TANGGAL LEMBAR DISTRIBUSI : 2 / 9 DAFTAR RIWAYAT PERUBAHAN DOKUMEN Tanggal Perubahan
Lebih terperinciPRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI
PRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Pedoman
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XV PENGENDALIAN MUTU SELAMA PROSES KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG PENERAPAN SISTEM KETERTELUSURAN (TRACEABILITY) PADA PRODUK PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 1. Jaminan Mutu Mutu didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan
Lebih terperinciREVIEW SERTIFIKASI CARA PENANGANAN IKAN YANG BAIK (CPIB) BAGI SUPPLIER
REVIEW SERTIFIKASI CARA PENANGANAN IKAN YANG BAIK (CPIB) BAGI SUPPLIER Disampaikan pada: Temu Teknis Lembaga Ispeksi dan Sertifikasi Pusat Pengendalian Mutu Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian terhadap kecukupan Sistem Keamanan Pangan untuk Industri Jasa Boga dilakukan dengan pengambilan data di beberapa instansi terkait yaitu Direktorat
Lebih terperinci2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 66/KEP-BKIPM/2017 TENTANG
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 66/KEP-BKIPM/2017 TENTANG SKEMA SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PENGENDALI HAMA PENYAKIT DAN MUTU IKAN
Lebih terperinciStudi Kelayakan Unit Pengolahan Udang Putih Beku Tanpa Kepala di PT. XX Gorontalo
Studi Kelayakan Unit Pengolahan Udang Putih Beku Tanpa Kepala di PT. XX Gorontalo 1,2 Saprin Hayade, 2 Rieny Sulistijowati, 2 Faiza A. Dali 1 saprin_hayade@yahoo.com 2 Jurusan Teknologi Perikanan Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan
Lebih terperinciFORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :
Sub Lampiran 1 FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA Nama dan alamat fasilitas yang diperiksa Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT Pemilik Fasilitas (Perusahaan atau Perorangan)
Lebih terperinciPENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA
PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Direktorat Produksi 2010 Pendahuluan Dalam rangka menghadapi era globalisasi, maka produk perikanan
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu proses berfikir dari menemukan masalah, mengumpulkan data, baik melalui tinjauan pustaka maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan
Lebih terperinciREVIEW SISTEM SERTIFIKASI KESEHATAN HASIL PERIKANAN
Sentul, 12 April 2017 REVIEW SISTEM SERTIFIKASI KESEHATAN HASIL PERIKANAN PUSAT PENGENDALIAN MUTU BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN RUANG LINGKUP I. PENDAHULUAN II. PENERBITAN
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN,
- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 9/PER-BKIPM/2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN DI SENTRA PENYEDIA
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52A/KEPMEN-KP/2013 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52A/KEPMEN-KP/2013 TENTANG PERSYARATAN JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PADA PROSES PRODUKSI, PENGOLAHAN DAN DISTRIBUSI Menimbang
Lebih terperinciPROGRAM SURVEILAN KESEGARAN IKAN, RESIDU DAN BAHAN BERBAHAYA TA. 2017
PROGRAM SURVEILAN KESEGARAN IKAN, RESIDU DAN BAHAN BERBAHAYA TA. 2017 TUGAS FUNGSI BIDANG SURVEILAN DAN SERTIFIKASI PRODUK SUB BIDANG SURVEILAN SUB BIDANG SERTIFIKASI PRODUK Melaksanakan koordinasi pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia berada pada posisi yang strategis antara dua benua dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Indonesia berada pada posisi yang strategis antara dua benua dan dua samudra yaitu benua Asia dan Australia sehingga memiliki potensi perikanan yang sangat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 416/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 416/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN KANDUNGAN NITRIT SARANG WALET UNTUK PENGELUARAN KE NEGARA REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciMATERI III : ANALISIS BAHAYA
MATERI III : ANALISIS BAHAYA (Prinsip HACCP I) Tahap-tahap Aplikasi HACCP 1 1. Pembentukan Tim HACCP 2. Deskripsi Produk 3. Indentifikasi Konsumen Pengguna 4. Penyusunan Bagan alir proses 5. Pemeriksaan
Lebih terperinciKERANGKA PETUNJUK PELAKSANAAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN DI SENTRA PENYEDIA PANGAN SEHAT
KERANGKA PETUNJUK PELAKSANAAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN DI SENTRA PENYEDIA PANGAN SEHAT BAB. I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang 1. 2. Maksud dan Tujuan 1. 3. Sasaran 1. 4. Ruang Lingkup
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
Standar Nasional Indonesia Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3
Lebih terperinciPERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)**
PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)** Oleh : Dr.drh. I Wayan Suardana, MSi* *Dosen Bagan Kesmavet Fakultas
Lebih terperinciTUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt
TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt Disusun Oleh : Yatin Dwi Rahayu 1006578 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. KEAMANAN PANGAN
II. TINJAUAN PUSTAKA A. KEAMANAN PANGAN Menurut UU RI No. 7 tahun 1996, pangan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
3. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu penilaian program kelayakan dasar (pre requisite program), evaluasi penerapan program Hazard Analysis Critical
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PADA PROSES PRODUKSI, PENGOLAHAN DAN DISTRIBUSI
Lebih terperinciAnalisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian
Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian Tekn. Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Risiko Risiko merupakan ketidakpastian (risk is uncertainty) dan kemungkinan terjadinya hasil yang
Lebih terperinciFrom Farm to Fork...
TITIS SARI KUSUMA From Farm to Fork... GAP GHP GTP GHP GLP GMP Konsumen Praktek Produksi yang baik (GMP) Merupakan kombinasi dari produksi dan prosedur pengawasan kualitas yang ditujukan untuk memastikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan layur (Trichiurus sp.) adalah salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting yang banyak tersebar dan tertangkap di perairan Indonesia terutama di perairan Palabuhanratu.
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS INSPEKSI PENERAPAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK DI UNIT USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN
PETUNJUK TEKNIS INSPEKSI PENERAPAN CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK DI UNIT USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN PUSAT KARANTINA IKAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014 K
Lebih terperinciKeberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik
Prerequisite Program #7 Pencegahan Kontaminasi Silang Pencegahan, pengendalian, deteksi kontaminasi; kontaminasi mikrobiologik, fisik, dan kimiawi Bahaya biologis: cacing, protozos, bakteri, cendawan/fungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi masyarakat dunia. Diperkirakan konsumsi ikan secara global
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan hasil perikanan memegang peranan penting dalam kegiatan pascapanen, sebab ikan merupakan komoditi yang sifatnya mudah rusak dan membusuk, di samping itu
Lebih terperinciREGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB
REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB Disampaikan oleh: Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik & PKRT Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IKATAN APOTEKER INDONESIA Tangerang
Lebih terperinciLampiran 1 Log book penangkapan ikan dengan alat tangkap rawai tuna dan pancing ulur.
LAMPIRAN 74 59 Lampiran 1 Log book penangkapan ikan dengan alat tangkap rawai tuna dan pancing ulur. 74 75 Lampiran 2 Tabel observasi kegiatan proses pembuatan tuna loin beku (data verivikasi) Nama tahapan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2013 sampai dengan 5 Juni 2013 di PT. Awindo Internasional Jakarta. PT. Awindo Internasional terletak
Lebih terperinciSosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012
Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012 Issue : Kemampuan petani didalam menjamin mutu dan keamanan pangan segar yg dihasilkan relatif
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PERMEN-KP/2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT KELAYAKAN PENGOLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.17/MEN/2010 TENTANG PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN YANG MASUK KE DALAM WILAYAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK
PEDOMAN TEKNIS SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME, karena atas rahmat dan hidayahnya, penyusunan Pedoman Teknis Sertifikasi Cara Karantina
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPersyaratan Pengajuan HACCP
Persyaratan Pengajuan HACCP 1. Setiap UPI baik yang dimiliki oleh perorangan maupun badan usaha wajib memiliki Sertifikat Penerapan HACCP; 2. Ruang lingkup UPI meliputi tempat/unit yang melakukan sebagian
Lebih terperinciBAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK
BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK Good Manufacturing Practice (GMP) adalah cara berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Telah dijelaskan sebelumnya
Lebih terperinciIII. METODA KAJIAN. Lokasi yang menjadi obyek kajian tugas akhir ini adalah PT. Libe Bumi
III. METODA KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Kajian Lokasi yang menjadi obyek kajian tugas akhir ini adalah PT. Libe Bumi Abadi dengan lokasi Jl. Langgar Raya No. 7 RT. 12, Rw. 05 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan
Lebih terperinciGMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik
GMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik HANDOUT MATA KULIAH : REGULASI PANGAN (KI 531) OLEH : SUSIWI S JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA F P M I P A UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lebih terperinciCara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) BPOM dalam mengawal obat Visi : Obat dan makanan terjamin aman,bermutu dan berkhasiat. Misi: Melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang beresiko terhadap kesehatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keamanan makanan serta efektivitas dalam proses produksi menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini perkembangan zaman yang diingiringi dengan inovasi-inovasi dalam bidang pangan khususnya. Pola konsumsi masyarakat terhadap suatu produk makanan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Produk Ikan Layur Beku Menurut SNI 6940.1:2011 (BSN 2011), ikan layur beku merupakan produk hasil perikanan dengan bahan baku layur segar utuh yang mengalami perlakuan
Lebih terperinciStandar Pelayanan Penerbitan Sertifikat Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) Di Tingkat Suplier
Standar Pelayanan Penerbitan Sertifikat Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) Di Tingkat Suplier A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) NO KOMPONEN URAIAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2012 TENTANG SERTIFIKASI HASIL TANGKAPAN IKAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2012 TENTANG SERTIFIKASI HASIL TANGKAPAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciSTANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS EKSPOR
STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS EKSPOR A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Kesehatan Ikan Untuk Lalulintas Ekspor NO KOMPONEN URAIAN 1. Dasar Hukum 1. Undang-Undang
Lebih terperinciBgn-1. Prosedur Penanganan
Bgn-1. Prosedur Penanganan 2 Receiving Packaging Material Dry Storage Receiving Raw Materials Washing-1 Sampling Weighing-1 Sortation Weighing-2 Washing-2 Receiving Room Number of shirm Size code Inner
Lebih terperinciTATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA
5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.23.04.12.2207 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TATA CARA
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. DAFTAR PERTANYAAN
93 LAMPIRAN. DAFTAR PERTANYAAN Pertanyaan yang diberikan kepada responden Unit Usaha Jasa Boga dan Unit Usaha Pengguna Jasa Boga mengenai pengetahuan tentang sertifikat keamanan pangan.. Apakah anda mengetahui
Lebih terperinciTugas Mutu dan Keamanan Pangan. Rencana Kerja Jaminan Mutu HACCP Ebi Furay / Udang Goreng Tepung
Tugas Mutu dan Keamanan Pangan Rencana Kerja Jaminan Mutu HACCP Ebi Furay / Udang Goreng Tepung Disusun oleh : Gardinia Nugrahani 22030112130017 Devi Elvina Rachma 22030112130043 Normasari Yustitie 22030112140049
Lebih terperinciAgribisnis dalam Kancah Diplomasi Ekonomi
Agribisnis dalam Kancah Diplomasi Ekonomi Dr. Andriyono Kilat Adhi Pendahuluan Sektor perikanan dan kelautan Indonesia memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, terutama sebagai sumber devisa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/2011 TENTANG PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN YANG MASUK KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciFilet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
Standar Nasional Indonesia Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciGambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut
A. Penerapan Cara Peoduksi Perikanan laut yang Baik (GMP/SSOP/HACCP) HACCP merupakan suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengontrol setiap tahapan proses yang rawan terhadap risiko bahaya
Lebih terperinciPROGRAM UNGGULAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (BKIPM)
PROGRAM UNGGULAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (BKIPM) BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (BKIPM) KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/2011 TENTANG PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN YANG MASUK KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciIkan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan
Standar Nasional Indonesia Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR: 406/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR: 406/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG PEDOMAN PEMANASAN SARANG WALET UNTUK PENGELUARAN KE NEGARA REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSosis ikan SNI 7755:2013
Standar Nasional Indonesia Sosis ikan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini
Lebih terperinciBgn-2. Penanganan Mutu Produk
Bgn-2. Penanganan Mutu Produk 1. Proses produksi 2. Pengolahan 3. Teknologi 4. Pemasaran A. Sasaran B. Hazard Analysis Critical Control Point, meliputi 2 aspek : 1. SSOP (Sanitation Standar Operating Procedure)
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap
digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai penyelenggaraan kantin, faktor higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap penyajian makanan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri
Lebih terperinciKeputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL
Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciSTANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS DOMESTIK KELUAR
STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI KESEHATAN IKAN UNTUK LALULINTAS DOMESTIK KELUAR A. Standar Pelayanan Jenis Pelayanan Sertifikasi Kesehatan Ikan Dan Produk Perikanan Untuk Lalulintas Domestik Keluar NO KOMPONEN
Lebih terperinciKAJIAN RISIKO Salmonella PADA PRODUK TUNA LOIN DI AMBON BALAI BESAR RISET PENGOLAHAN PRODUK & BIOTEKNOLOGI KP BRSDM-KKP
KAJIAN RISIKO Salmonella PADA PRODUK TUNA LOIN DI AMBON BALAI BESAR RISET PENGOLAHAN PRODUK & BIOTEKNOLOGI KP BRSDM-KKP Tujuan Kajian Risiko Mikrobiologi Mengkaji secara sistematis tingkat risiko dari
Lebih terperinciSISTEM SERTIFIKASI EKSPOR KARANTINA TUMBUHAN PETUNJUK OPERASIONAL PELAKSANAAN IN LINE INSPECTION
SISTEM SERTIFIKASI EKSPOR KARANTINA TUMBUHAN PETUNJUK OPERASIONAL PELAKSANAAN IN LINE INSPECTION PUSAT KARANTINA TUMBUHAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TAHUN 2010 Pedoman In Line Inspection 0 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 di PT. AGB Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat
Lebih terperinciPedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN
Pedoman KAN KLASIFIKASI KETIDAKSESUAIAN 1. Pendahuluan Untuk mengharmonisasikan hasil asesmen laboratorium yang dilaksanakan oleh KAN, diperlukan Pedoman tentang Klasifikasi Ketidaksesuaian. Pedoman KAN
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Tahapan Penelitian 3.2.1
20 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di perusahaan pengolahan ikan tuna PT X, yang terletak pada kawasan Pelabuhan Perikanan Samudra Muara Baru, Jakarta Utara.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2007 TENTANG MONITORING RESIDU OBAT, BAHAN KIMIA, BAHAN BIOLOGI, DAN KONTAMINAN PADA PEMBUDIDAYAAN IKAN MENTERI KELAUTAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Makanan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia, dimana persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia. Syarat-syarat makanan yang baik diantaranya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard
Lebih terperinciLampiran 1. Sertifikat HACCP Frozen Cooked Tuna
LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat HA Frozen Cooked Tuna 52 Lampiran 2. Sertifikat Keterangan Pengolahan Frozen Cooked Tuna 53 Lampiran 3. Tata Letak Bangunan PT. Gabungan Era Mandiri 54 55 Lampiran 4.Pohon
Lebih terperinci