PELUANG PARTIKEL PLASMA BERADA PADA DIMENSI DEBYE AKIBAT GANGGUAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN SCHRÖDINGER SISKA CLARA SARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELUANG PARTIKEL PLASMA BERADA PADA DIMENSI DEBYE AKIBAT GANGGUAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN SCHRÖDINGER SISKA CLARA SARI"

Transkripsi

1 PELUANG PARTIKEL PLASMA BERADA PADA DIMENSI DEBYE AKIBAT GANGGUAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN SCHRÖDINGER SISKA CLARA SARI DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peluang Partikel Plasma berada pada Dimensi Debye akibat Gangguan Gelombang Elektromagnetik dengan menggunakan Persamaan Schrödinger adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2014 Siska Clara Sari NIM G

4 ABSTRAK SISKA CLARA SARI. Peluang Partikel Plasma berada pada Dimensi Debye akibat Gangguan Gelombang Elektromagnetik dengan menggunakan Persamaan Schrödinger. Dibimbing oleh ABDUL DJAMIL HUSIN. Penyelesaian persamaan Schrödinger dengan potensial Coulomb plasma dalam koordinat bola menghasilkan solusi persamaan gelombang dan energi partikel plasma. Rapat peluang elektron dan ion pada daerah Debye dengan pengaruh termal adalah sama, yang menandakan plasma dalam keadaan netral. Gangguan gelombang elektromagnetik berupa medan listrik pada plasma diberikan untuk memperoleh fungsi gelombang sistem terganggu. Rapat peluang partikel plasma akibat gangguan gelombang elektromagnetik tertinggi diperoleh ketika frekuensi gelombang elektromagnetik 1.41 kali frekuensi plasma. Kata kunci: gelombang elektromagnetik, plasma, Schrodinger ABSTRACT SISKA CLARA SARI. Probability Particle Plasma in Debye Length due to Electromagnetic Waves with Schrödinger Equations. Supervised by ABDUL DJAMIL HUSIN. The solution of Schrodinger equations with plasma Coulomb potential in spherical coordinat results solution wave function and energy plasma particle. Electron probability density at Debye length with thermal effect same as ion, which indicates plasma in neutral state. Electromagnetic waves perturbation of an electric field given to result wave function perturbation system. The probability density of plasma particle due to electromagnetic waves perturbation is the largest when an electromagnetic waves frequency 1.41 times the plasma frequency. Keywords: electromagnetic wave, plasma, Schrödinger

5 PELUANG PARTIKEL PLASMA BERADA PADA DIMENSI DEBYE AKIBAT GANGGUAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN SCHRÖDINGER SISKA CLARA SARI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Fisika DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6

7 Judul Skripsi : Peluang Partikel Plasma Berada Pada Dimensi Debye Akibat Gangguan Gelombang Elektromagnetik dengan Menggunakan Persamaan Schrödinger Nama : Siska Clara Sari NIM : G Disetujui oleh Abdul Djamil Husin, M.Si Pembimbing Diketahui oleh Dr Akhiruddin Maddu Ketua Departemen Tanggal Lulus:

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2013 ini ialah Fisika Plasma dalam Bidang Energi Termonuklir, dengan judul Peluang Partikel Plasma berada pada Dimensi Debye akibat Gangguan Gelombang Elektromagnetik dengan menggunakan Persamaan Schrödinger. Terima kasih penulis ucapkan kepada: 1. Kedua orang tua tercinta Bapak Yulianto dan Ibu Yulina Sari, serta adik penulis Yoanda Dwi Praditya yang tidak henti memberikan doa dan dukungannya. 2. Bapak Abdul Djamil Husin, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran serta arahan selama penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. 3. Bapak Dr. Akhiruddin Maddu dan Ibu Dr. Siti Nikmatin selaku dosen penguji atas saran dan masukkannya dalam karya ilmiah ini. 4. Bapak Sidikrubadi Pramudito, M.Si selaku dosen pembimbing akademik selama perkuliahan, Bapak Dr. Husin Alatas selaku kepala bagian Fisika Teori, seluruh dosen dan staf departemen Fisika IPB, serta staf Perpustakaan FMIPA dan IPB yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan perkuliahan di departemen Fisika. 5. Teman-teman Fisika IPB 47, senior, dan junior, sepupu tersayang (Septina Maulida, S.Si), teman sebimbingan (Fahmi Rahmatia), Crazy People, New Seals, Genk Tjantik, Kost Putri Chika, dan Keluarga Mahasiswa Lampung atas segala doa, dukungan, dan bantuannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juni 2014 Siska Clara Sari

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 1 Tujuan Penelitian 1 TINJAUAN PUSTAKA 2 Reaksi Fusi dan Plasma 2 Debye Sheilding 2 Gelombang Pada Plasma dengan Pemodelan Fluida 3 Persamaan Schrödinger 4 Teori Gangguan Bergantung Waktu 5 METODE 6 Waktu dan Tempat Penelitian 6 Metode Penelitian 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 7 SIMPULAN DAN SARAN 17 Simpulan 17 Saran 17 DAFTAR PUSTAKA 18 RIWAYAT HIDUP 19 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 19

10 DAFTAR TABEL 1 Rapat peluang untuk lima keadaan kuantum 12 DAFTAR GAMBAR 1 Rapat peluang elektron tanpa gangguan medan listrik 13 2 Rapat peluang ion tanpa gangguan medan listrik 13 3 (a) Rapat peluang elektron akibat gangguan medan listrik terhadap daerah Debye (r) (b) terhadap waktu (t) 16 4 (a) Rapat peluang ion akibat gangguan medan listrik terhadap daerah Debye (r) (b) terhadap waktu (t) 16

11 PENDAHULUAN Latar Belakang Reaksi fusi merupakan reaksi penggabungan dua inti atom ringan menjadi inti atom yang lebih berat sambil melepaskan energi. Reaksi fusi dapat terjadi pada fasa plasma, yaitu bentuk ke-empat dari materi yang dicirikan dengan bentuk gas yang mengalami ionisasi. 1 Untuk mencapai fasa plasma dibutuhkan temperatur yang sangat tinggi yang setara dengan energi ionisasi atom. Interaksi elektomagnetik antar partikel bermuatan dalam plasma dapat terjadi pada daerah Debye yang memiliki orde sekitar milimeter. Selain pada daerah Debye partikel bermuatan dalam plasma dianggap sama seperti fluida. Inersia ion positif yang lebih besar membuat pergerakan ion positif lebih lambat dibandingkan elektron sehingga membuat peluang untuk terjadinya tumbukan antar ion-ion positif lebih kecil dibandingkan ion. Persamaan gelombang pada plasma dengan mengaggap plasma berperilaku seperti fluida telah diselesaikan dengan mencari solusi dari persamaan kontinuitas dan transfer momentum fluida plasma yang merupakan bentuk persamaan kerapatan partikel pada plasma, yaitu elektron dan ion yang mengindikasikan bahwa dengan adanya gangguan gelombang elektromagnetik maka kerapatan elektron dan ion pada daerah Debye meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan meninjau plasma terdiri atas partikel bermuatan yaitu elektron dan ion yang bergerak bebas dalam ruang tiga dimensi sehingga peluang keberadaan partikel plasma pada daerah Debye dapat diketahui dengan menyelesaikan persamaan Schrödinger untuk masing-masing keadaan yaitu tanpa gangguan dan dengan gangguan gelombang elektromagnetik. Perumusan Masalah Menghitung peluang keberadaan suatu partikel dalam plasma yang merupakan keadaan gas yang terionisasi dapat diketahui dengan terlebih dahulu mencari persamaan gelombang untuk masing-masing keadaan yaitu sebelum diberi gangguan dan setelah diberi gangguan berupa gelombang elektromagnetik. Persamaan fungsi gelombang ini dapat dihasilkan dengan menyelesaikan persamaan Schrödinger tiga dimensi dalam koordinat bola menggunakan metode pemisahan variabel sehingga diperoleh tiga persamaan utama yaitu waktu, angular dan radial. Penyelesaian persamaan-persamaan tersebut menggunakan fungsi diferensial Legendre untuk persamaan angular dan fungsi diferensial Lageurre untuk persamaan radial. Plasma dengan gangguan gelombang elektromagnetik diselesaikan dengan mencari fungsi eigen sistem terganggu. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peluang keberadaan ion dan elektron pada dimensi Debye plasma sebelum diberi gangguan dan setelah diberi gangguan gelombang elektromagnetik dengan persamaan Schrödinger untuk menghasilkan reaksi fusi terkontrol.

12 2 TINJAUAN PUSTAKA Reaksi Fusi dan Plasma Energi dari matahari dan bintang merupakan hasil reaksi termonuklir. Di bumi reaksi termonuklir atau disebut sebagai reaksi fusi terkontrol merupakan penggabungan dua inti atom ringan menjadi inti atom lebih berat sambil melepaskan energi. Agar reaksi fusi dapat terjadi maka inti-inti harus bergabung dengan melawan gaya tolakan Coulomb. Salah satu cara untuk melawan gaya tolakan Coulomb adalah dengan memanasi ion-ion tersebut dengan suhu yang sangat tinggi, sehingga ion-ion dapat bergerak secara acak mengakibatkan ion-ion bertumbukan dan bergabung, yaitu dengan melawan gaya tolakan Coulomb. Plasma merupakan bentuk ke-empat dari materi yang berbeda dengan zat padat dan fluida (zat cair dan gas). 1 Ketika zat padat dipanaskan maka akan ada perubahan fasa menjadi zat cair dan gas, jika pemanasan dilakukan terus-menerus hal ini dapat merusak energi ikat yang dimiliki oleh elektron dengan inti atom, akibatnya elektron akan keluar dari orbitalnya maka elektron dikatakan mengalami ionisasi. Keadaan dimana gas mengalami ionisasi inilah yang disebut sebagai plasma. Plasma terdiri dari partikel-partikel bermuatan listrik yang saling terikat oleh gaya Coulomb sehingga memberikan sifat kolektif pada plasma. Sifat listrik yang dimiliki plasma inilah yang membedakannya dengan fluida lain karena muatan-muatan pada plasma saling berkumpul membangkitkan konsentrasi muatan positif atau muatan negatif sehingga menghasilkan medan listrik. Selain itu gerak dari muatan ini juga membangkitkan arus listrik dan medan magnet. Gaya yang dirasakan oleh masing-masing partikel pada keadaan dimana tidak ada gangguan. 3 (1) Persamaan (1) menyatakan bahwa setiap muatan q akan mendapatkan pengaruh medan listrik E akibat kumpulan muatan disekitarnya dan medan magnet B akibat pergerakan muatan-muatan disekitarnya. Debye Shielding Karakteristik fundamental pada sifat kolektif plasma yaitu kemampuannya dalam melindungi diri dari potensial listrik yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh konduktivitas listrik yang tinggi yang dimiliki plasma, sehingga arus listrik yang masuk seolah akan dihubung pendek dalam ruang. 3 Panjang Debye dituliskan dalam persamaan: (2) dengan dan T merupakan kerapatan elektron dalam plasma dan temperatur elektron dalam plasma. Panjang Debye didefinisikan menggunakan kerapatan dan temperatur elektron karena elektron lebih lebih mudah bergerak dibandingkan ion. Adanya panjang Debye ini dapat diketahui rata-rata jumlah partikel dalam bola Debye yang berkaitan dengan parameter plasma.

13 3 (3) Telah diketahui bahwa panjang Debye sangat kecil dibandingkan dengan plasma yang menyebabkan adanya sifat kolektif plasma. Gelombang Pada Plasma dengan Pemodelan Fluida Osilasi gelombang pada plasma merupakan fluktuasi kerapatan partikelpartikel dalam plasma. 3 Plasma dapat dimodelkan dengan menggunakan dua model fluida yaitu fluida elektron dan fluida ion. Persamaan kontinuitas dan persamaan trasnfer momentum diperoleh dari persamaan Vlasov, dengan n,u,q,e,p, dan m berturut-turut menyatakan kerapatan partikel, kecepatan partikel, muatan, medan listrik, dan tekanan partikel, serta j menyatakan jenis partikel. Persamaan diatas dapat diselesaikan menggunakan persamaan Maxwell (sistem satuan cgs dalam esu). 4 (6) (4) (5) (7) - (8) (9) E = medan listrik, B = medan magnet, J = rapat arus, c = kecepatan cahaya. Bentuk persamaan osilasi kerapatan elektron dan ion dengan mengganggap tidak ada faktor medan eksternal yang mempengaruhi plasma dapat dituliskan dalam bentuk linieritas berikut. 3 (10) Persamaan osilasi elektron akibat pengaruh termal dituliskan sebagai berikut, (11) dengan merupakan kecepatan elektron karena pengaruh termal dan merupakan frekuensi sudut plasma elektron karena pengaruh internal yang memiliki harga Persamaan osilasi ion akibat pengaruh termal dituliskan sebagai berikut, (12) dengan Z adalah nomor atom atau jumlah proton, M adalah massa ion, energi termal yang diterima elektron dan adalah energi termal yang diterima ion. Persamaan osilasi kerapatan ion dan elektron didalam plasma dengan adanya gangguan gelombang elektromagnetik didapatkan dengan menyelesaikan persamaan kontinuitas dan transfer momentum dari persamaan Vlasov dengan meninjau bahwa, dengan adalah osilasi kerapatan partikel j karena pengaruh termal dan adalah osilasi (13)

14 4 kerapatan partikel j karena pengaruh gelombang elektromagnetik. Bentuk osilasi kerapatan elektron dan ion karena pengaruh medan elektromagnetik dapat dituliskan dalam persamaan berikut. 3 (14) Bentuk merupakan bentuk osilasi medan internal karena pengaruh medan elektrostatik luar dengan adalah amplitudo medan elektrostatik dari luar dan adalah eksitasi medan internal. Persamaan Schrödinger Fungsi gelombang merupakan kuantitas variabel yang memberikan karakteristik dari gelombang de Broglie dengan lambang Ψ. Harga fungsi gelombang yang berkaitan dengan sebuah benda bergerak pada suatu titik tertentu x, y, z dalam ruang pada saat t bertautan dengan peluang untuk mendapatkan benda tersebut ditempat pada saat t. 2 Dalam mekanika kuantum fungsi gelombang Ψ bersesuaian dengan variabel y dalam gerak gelombang pada umumnya namun dapat berupa kuantitas yang kompleks karena Ψ bukanlah kuantitas yang dapat diukur. Fungsi gelombang Ψ untuk partikel bebas dituliskan sebagai berikut. 2 (15) Selanjutnya dengan menurunkan dua kali persamaan (16) terhadap x, sekali terhadap t, dan dengan mengambil syarat maka diperoleh bentuk persamaan Schrödinger yang bergantung waktu dalam tiga dimensi koordinat kartesian yaitu dengan memasukkan energi potensial plasma yaitu N D, q, D, r berturut-turut adalah banyaknya partikel pada panjang Debye, muatan partikel, panjang Debye, dan jari-jari bidang. Persamaan Schrödinger yang bergantung waktu dalam tiga dimensi koordinat kartesian yaitu Persamaan Schrodinger dalam koordinat kartesian kadang rumit untuk diselesaikan sehingga penggunaan koordinat bola menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Dalam koordinat bola persamaan Schrödinger memiliki bentuk (15) (16) (17) (18) Persamaan Schrödinger ini merupakan suatu postulat yang dianggap benar dan dapat diselesaikan dengan syarat batas sesuai dengan partikel yang ditinjau. (19)

15 5 Teori Gangguan Bergantung Waktu Persamaan Schrödinger bergantung waktu sebelum gangguan (20) Pemisahan variabel (21) dimana merupakan persamaan Schrödinger bebas waktu yang memiliki bentuk Hamiltonian, (22) Misalkan terdapat dua level energi a dan b maka bentuk Hamiltonian di atas dapat dituliskan. (23) (24) yang memiliki sifat orthogonalitas (25) dalam ekspersi kombinasi linier persamaan Schrödinger bebas waktu memiliki bentuk (26) jika bergantung waktu menjadi: 5 (27) dengan hasil normalisasi yaitu (28) Suatu sistem yang mengalami gangguan harus ditentukan terlebih dahulu bentuk gangguan yang akan diberikan, dengan menganggap gangguan yang diberikan sangat kecil dan bergantung waktu, sistem Hamiltonian dengan ada gangguan H=H 0 +H (t) (29) H 0 adalah sistem Hamiltonian tanpa gangguan dan H (t) adalah bentuk gangguan bergantung waktu, maka persamaan Schrödinger memiliki bentuk (31) berdasarkan sifat orthogonalitas bentuk persamaan diatas dapat dipecahkan dan diperoleh 5 (32) (33) Persamaan diatas memperlihatkan bahwa C a dan C b merupakan fungsi yang bergantung terhadap waktu. Untuk kasus khusus elemen diagonal matrik akan saling menghilangkan, dimana (34) (35) Dapat ditentukan C a dan C b untuk orde ke-n dimana n=0,1,2,..., sehingga peluang keberadaan atau transisi suatu partikel dapat diketahui, yaitu

16 6 Orde ke-nol Orde ke-1 (36) (37) (38) (39) METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai bulan Maret 2014.Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Teori dan Komputasi Departemen Fisika Institut Pertanian Bogor. Metode Penelitian Dengan menggunakan persamaan Schrödinger yang bergantung waktu akan dicoba untuk mencari peluang keberadaan partikel plasma sebelum dan setelah diberi gangguan gelombang elektromagnetik. Penyelesain persamaan Schrodinger sebelum diberi gangguan dengan teknik pemisahan variabel, sedangkan penyelesaian persamaan Schrödinger setelah diberi gangguan gelombang elektromagnetik dengan teknik penyelesaian teori gangguan. Teknik pemisahan variabel pada persamaan Schrödinger tanpa gangguan menghasilkan tiga persamaan, yaitu : 1. Persamaan fungsi waktu (40) 2. Persamaan angular 3. Persamaan radial (41) (42) Selanjutnya dengan memberikan gangguan gelombang elektromagnetik berupa medan listrik pada sumbu z, yaitu : (43) diperoleh energi partikel plasma pada daerah Debye akibat adanya medan listrik yang besarnya : (44) Sehingga gangguan sistem dapat dituliskan : (45) (46)

17 7 dengan merupakan bentuk gangguan bebas waktu dengan z merupakan operator qr dalam arah z saja. HASIL DAN PEMBAHASAN Plasma didefinisikan sebagai gas yang terdiri dari partikel-partikel bermuatan listrik yang bergerak bebas yaitu elektron dan ion. Plasma terbentuk pada temperatur tinggi ketika elektron-elektron terpisah dari atom netral atau disebut elektron mengalami ionisasi. Plasma sebagai gas bermuatan listrik sehingga penyelesaian permasalahan mengenai plasma dapat dianalogikan dengan persamaan-persamaan pada fluida. Gerak partikel plasma yang dianalogikan seperti gerak fluida mengakibatkan hilangnya hubungan korelasi yaitu tidak adanya energi Coulomb pada plasma. Jika partikel-partikel bermuatan listrik pada plasma terdistribusi seragam maka jumlah elektron akan sama dengan jumlah ion sehingga plasma tidak memiliki energi Coulomb dikatakan plasma dalam keadaan netral. Tidak adanya energi Coulomb artinya ketika muatan uji diberikan pada plasma maka tidak ada energi yang diperlukan untuk menghilangkan partikel plasma dari posisi netral hingga posisi tertentu. Namun dalam kenyataannya meskipun plasma dalam keadaan netral pergerakan elektron akan lebih cepat dibandingkan ion karena elektron memiliki massa yang lebih ringan dibanding ion. Jika memperhatikan gerakan elektron ini maka akan ada energi Coulomb pada plasma yang besarnya negatif karena elektron akan cenderung menarik ion dibandingkan menolak elektron sesamanya. Jika diberikan muatan uji pada maka potensial listrik yang dialami disekitar muatan ini adalah: 6 (47) Sehingga energi Coulomb yang dibutuhkan untuk menghilangkan partikel plasma disekitar medan potensial ini yaitu: (48) Muatan uji diberikan berupa muatan positif yang cenderung menarik elektron sehingga energi Coulomb akibat medan potensial dengan menanggap terdapat N D partikel plasma di dalam dimensi Debye yaitu: Energi Coulomb ini menyatakan besarnya usaha yang dibutuhkan untuk menghilangkan partikel plasma disekitar medan potensial akibat muatan uji. Selanjutnya plasma dapat ditinjau sebagai gas bermuatan listrik yang difokuskan bahwa partikel-partikel plasma bergerak bebas dalam ruang tiga dimensi sehingga dengan menyelesaikan persamaan Schrödinger dapat diketahui energi eigen, fungsi eigen, dan rapat peluang keberadaan partikel-partikel plasma dalam dimensi Debye. Plasma tanpa Gangguan Medan Listrik Penyelesaian dari persamaan (19) adalah (49)

18 8 dengan teknik pemisahan variabel maka dihasilkan tiga buah persamaan dalam fungsi waktu, angular, dan radial yang masing-masing berbentuk : Persamaan fungsi waktu (50) Persamaan angular (51) Persamaan radial Penyelesaian untuk masing-masing persamaan di atas adalah : Penyelesaian persamaan fungsi waktu : (52), sehingga penyelesaian fungsi waktu adalah Penyelesaian persamaan angular berupa : (53) Persamaan ini didapatkan dengan menggunakan bantuan persamaan Legendre terasosiasi yang tidak ditampilkan dalam pembahasan ini karena hasil normalisasinya berupa konstanta yang tidak bergantung pada semua sehingga tidak digunakan untuk penyelesaian rapat peluang. Penyelesaian persamaan radial dapat dilakukan dengan menyelesaikan persamaan pada ruas kiri terlebih dahulu sehingga diperoleh : (54) Misalkan (55) (56) (57) (58) (59) bentuk ini dibatasi pada keadaan energi terikat yaitu keadaan dengan energi negatif. Subtitusikan permisalan di atas pada persamaan radial sehingga diperoleh (60)

19 Pada daerah tak terhingga maka persamaan (58) menjadi: (61) sehingga diperoleh penyelesaian fungsi R yaitu (62) yang memiliki penyelesaian lengkap (63) Selanjutnya untuk membuktikan penyelesain ini dapat digunakan maka lakukan diferensial terhadap penyelesaian tersebut. 9 Jika dimasukkan ke persamaan (60) maka didapatkan bentuk Bentuk persamaan (62) divergen atau menjadi tak terhingga pada saat sehingga solusinya dapat diungkapkan dalam bentuk deret metode Frobenius, yaitu: (64) Masukkan kembali bentuk deret diatas ke dalam persamaan (60), diperoleh: Selanjutnya selesaikan persamaan pada ruas kiri untuk s=0. (65) Karena maka akar-akar bagi v diperoleh: Solusi yang sesuai diperoleh pada saat, karena pada solusi menjadi divergen untuk Persamaan (63) menjadi: Sehingga diperoleh hubungan rekursi untuk (66)

20 10 bentuk ini mengambil bentuk umum yang sederhana dengan maka mengakibatkan bentuk ini setara dengan bentuk asimtotik bagi penyelesaian lengkap fungsi R menjadi: sehingga (67) Hasil penyelesaian ini jelas ditolak kecuali bentuk ini terbentuk dalam polinomial, sehingga harus dilakukan uji kembali untuk dengan mengasumsikan. Bentuk diferensialnya: Masukkan bentuk diferensial ini ke persamaan (62) dan diperoleh: pisahkan dan. (68) persamaan (66) dapat disederhanakan menjadi: (69) Persamaan (69) merupakan persamaan Lagueree terasosiasi yang memiliki bentuk umum: 7 (70) sedemikian sehingga: merupakan permisalan diawal persamaan yang mencakup energi dengan memisalkan untuk maka pada persamaan (66) diperoleh: Jika

21 11 merupakan energi eigen sistem. Selanjutnya, (71) Penyelesaian persamaan Lagueree terasosiasi menjadi: dengan dan bentuk penyelesaian lengkapnya: dengan merupakan konstanta normalisasi (72) (73) (74) (75) menyatakan jari-jari antar partikel-partikel dalam plasma, m massapartikel (elektron atau ion), N D banyaknya partikel, tetapan Planck, q muatan partikel (elektron atau ion), k tetapan dieletrik, dan panjang dimensi Debye. Sehingga diperoleh fungsi gelombang pada plasma dengan adanya energi Coulomb, yaitu : dengan Energi didapatkan dari persamaan (71).

22 12 Hasil pada fungsi gelombang dan energi dipengaruhi oleh tiga bilangan kuantum yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum orbital (l), dan bilangan kuantum magnetik (m) yang besarnya yaitu: Rapat Peluang Kerapatan peluang partikel pada titik pada waktu t berbanding lurus dengan d 3 r yang artinya peluang untuk mendapatkan partikel tersebut pada saat t dalam volume. (76) Kerapatan peluang untuk mendapatkan partikel plasma hanya dipengaruhi oleh fungsi radial saja karena kerapatan peluang pada fungsi waktu dan fungsi angular merupakan konstanta yang tidak bergantung dari semua. Kerapatan peluang radial tidak hanya dipengaruhi oleh r, namun juga berubah terhadap kombinasi bilangan kuantum utama dan bilangan kuantum orbital. Berdasarkan kombinasi bilangan kuantum rapat peluang radial diperlihatkan pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Rapat peluang untuk lima keadaan kuantum n l P(r) Hasil plot grafik rapat peluang radial elektron dan ion terhadap r dalam satuan meter ditunjukkan pada gambar 1 dan gambar 2.

23 n=1,l=0 n=2,l=0 n=2,l=1 n=3,l=0 n=3,l=1 0.2 P r(m) x Gambar 1 Rapat peluang elektron tanpa gangguan medan listrik n=1,l=0 n=2,l=0 n=2,l=1 n=3,l=0 n=3,l=1 0.2 P r(m) x Gambar 2 Rapat peluang ion tanpa gangguan medan listrik Hasil grafik di atas memperlihatkan besar rapat peluang elektron dan ion akibat pengaruh termal yang dipengaruh oleh bilangan kuantum utama dan bilangan kuantum orbital. Besar rapat peluang elektron dan ion menunjukkan nilai yang sama untuk masing-masing bilangan kuantum yaitu pada data1(n=1,l=0) , data2 (n=2,l=0) , data3 (n=2,l=1) , data4 (n=3,l=0) , dan data5 (n=3,l=1) Pada keadaan dasar yaitu ketika n=1 dan l=0 diperoleh rapat peluang elektron dan ion tertinggi, hal ini karena sifat partikel yang akan selalu mengisi pada tingkat energi dasar terlebih dahulu kemudian mengisi tingkat energi selanjutnya. Pada gambar 1 elektron telah berada pada posisi meter daerah Debye, sedangkan pada gambar 2 ion berada pada posisi meter daerah Debye, artinya elektron lebih cepat menuju daerah Debye dibandingkan ion. Hal ini dikarenakan inersia ion yang lebih besar sehingga bergerak lebih lambat dibandingkan elektron. Hasil rapat peluang elektron dan ion ini menunjukkan bahwa pergerakan elektron dan ion merupakan fungsi eksponensial negatif yang besar rapat peluangnya berubah-ubah terhadap bilangan kuantum utama dan bilangan kuantum orbital, selain itu untuk mencapai daerah

24 14 Debye pergerakan ion masih sangat lambat dibandingkan elektron, sehingga perlu adanya energi tambahan agar elektron dan ion dapat bergerak lebih cepat menuju daerah Debye yang membuat peluang terjadinya tumbukan antar ion-ion semakin besar, sehingga peluang reaksi fusi semakin besar. Plasma dengan Gangguan Medan Listrik Medan listrik luar diberikan pada sumbu z saja : Energi untuk partikel bermuatan akibat adanya medan listrik diberikan oleh : (77) (78) (79) Besar energi ini yang merupakan gangguan yang akan diberikan pada plasma, sehingga dapat dituliskan : Bentuk karena merupakan diagonal matriks operator qr pada komponen z. Bentuk gangguan bergantung waktu pada dua level keadaan yaitu 1 dan 2. (80) Berdasarkan teori gangguan bergantung waktu dengan meninjau pada dua level keadaan 1 dan 2, diperoleh persamaan : dengan dimana dan merupakan peluang keberadaan partikel pada fungsi dan yang bergantung waktu. Gangguan dianggap sangat kecil sehingga dianggap sebagai pengganggu bagi, sehingga Hamiltonian dengan gangguan menjadi : (84) dimana karena meninjau pada dua level keadaan yaitu 1 dan 2 maka : (85) sehingga untuk memperoleh fungsi eigen terlebih dahulu perlu mendapatkan dan. Karena gangguan sangat kecil jika partikel dianggap bergerak dari keadaan 1 ke keadaan 2 pada keadaan lower state maka : dan (86) yang menandakan apabila partikel-partikel ini tidak mendapatkan gangguan maka partikel-partikel ini akan berada pada keadaan ini untuk selamanya. Selanjutnya dengan adanya gangguan kita dapat mengetahui dan dengan melakukan uji uji orde. (81) (82) (83)

25 15 Orde ke - 0 Orde ke -1 disebut sebagai boundary state. ; (87) (88) (89) asumsi, maka : Sehingga fungsi gelombang untuk dua level keadaan diperoleh : (90) Maka peluang keberadaan partikel yang bergerak dari keadaan boundary state dengan, merupakan frekuensi plasma yang didapatkan pada dua level energi eigen atau merupakan frekuensi plasma akibat adanya pengaruh termal saja, merupakan frekuensi gelombang elektromagnetik yang diberikan. Besarnya frekuensi gelombang elektromagnetik yang dapat diberikan pada plasma didasarkan pada hubungan potensial vektor dengan medan magnet dan medan listrik dalam plasma sehingga diperoleh persamaan: (94) dengan, adalah kelipatan bilangan bulat. (91) (92) (93)

26 16 Persamaan (94) merupakan syarat batas bagi frekuensi gelombang elektromagnetik untuk bisa menembus plasma, artinya tidak semua frekuensi gelombang elektromagnetik boleh masuk ke dalam plasma. Ketika syarat ini telah terpenuhi maka akan ada perubahan osilasi partikel-partikel plasma. Perubahan osilasi yang diharapkan adalah menambah peluang keberadaan ion-ion didalam dimensi Debye sehingga peluang tumbukan antar ion-ion semakin besar dan peluang reaksi fusi semakin besar. Selanjutnya dengan mengambil tiga variasi frekuensi gelombang elektromagnetik sebesar 1.41 diperoleh grafik hubungan r dan rapat peluang, serta t dan rapat peluang akibat gangguan gelombang elektromagnetik yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini =1, =1, =1,73 0 =2, =1,73 0 =2, P P r(m) x t(s) x 10-4 (a) (b) Gambar 3 (a) Rapat peluang elektron akibat gangguan medan listrik terhadap daerah Debye (r) (b) terhadap waktu (t) 3.5 x x =1,41 w=2w00 w=3w0 =1,73 0 w=5w0 =2, =1,41 0 =1,73 0 =2,24 0 P P r(m) x t(s) x 10-3 (a) (b) Gambar 4 (a) Rapat peluang ion akibat gangguan medan listrik terhadap daerah Debye (r) (b) terhadap waktu (t) Gambar 3 dan 4 menunjukkan hubungan rapat peluang dan r (daerah Debye) serta rapat peluang dan t (waktu) untuk elektron dan ion dengan frekuensi gelombang elektromagnetik sebesar dan yang memperlihatkan bahwa partikel-partikel plasma berosilasi secara sinusoidal. Rapat peluang elektron akibat gangguan meningkat dibandingkan sebelum adanya gangguan dan pergerakan elektron semakin cepat, ditunjukkan oleh rapat peluang tertinggi yang berada pada posisi meter. Berbeda dengan elektron, rapat

27 peluang ion menurun dibandingkan sebelum adanya gangguan namun pergerakan ion semakin cepat, ditunjukkan oleh rapat peluang tertinggi yang berada pada posisi meter, menurunnya rapat peluang ion ini dikarenakan inersia ion yang lebih besar dibandingkan elektron. Semakin besar frekuensi gelombang elektromagnetik yang diberikan peluang keberadaan elektron dan ion pada daerah Debye menurun, peluang terbesar diperoleh ketika frekuensi gelombang elektromagnetik Untuk memperoleh rapat peluang tertinggi maka frekuensi gelombang elektromagnetik yang dapat diberikan yaitu mendekati besarnya frekuensi plasma, namun karena adanya syarat minimal untuk frekeunsi yang dapat masuk ke dalam plasma, maka merupakan frekuensi yang dipilih dalam penelitian ini. Rapat peluang elektron lebih besar dibandingkan rapat peluang ion dan waktu yang dibutuhkan elektron untuk mencapai daerah Debye lebih singkat dibandingkan ion. Hal ini karena inersia ion yang lebih besar sehingga osilasi ion lebih lambat. SIMPULAN DAN SARAN 17 Simpulan Persamaan gelombang partikel pada plasma telah diselesaikan dengan menggunakan persamaan Schrödinger bergantung waktu. Rapat peluang partikel plasma dengan gangguan medan listrik menghasilkan fungsi sinusoidal, berbeda dengan rapat peluang partikel plasma tanpa gangguan yang merupakan fungsi eksponensial negatif. Sebelum diberi gangguan medan listrik pergerakan elektron menuju daerah Debye lebih cepat 10 3 kali dibandingkan pergerakan ion dengan besar rapat peluang yang sama. Rapat peluang sebelum adanya gangguan ini mengindikasikan plasma dalam keadaan netral. Selanjutnya dengan adanya gangguan medan listrik rapat peluang elektron meningkat lebih besar dibandingkan ion dan membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk mencapai daerah Debye. Hal ini megindikasikan ketika ion mencapai daerah Debye maka elektron telah meninggalkan daerah Debye, akibatnya peluang tumbukan antar ion pada daerah Debye semakin besar sehingga reaksi fusi dapat berlangsung. Gelombang elektromagnetik mendorong elektron keluar daerah Debye dan mendorong ion memasuki daerah Debye. Frekuensi gelombang elektromagnetik mempengaruhi besarnya rapat peluang, rapat peluang tertinggi diperoleh ketika frekuensi gelombang elektromagnetik 1.41 kali frekuensi plasma. Saran Penelitian selanjutnya sebaiknya memperhatikan transformasi koordinat dalam menyelesaikan persamaan Schrödinger yang disesuaikan dengan kungkungan plasma yang sebenarnya seperti tokamak, sehingga koordinat yang digunakan merupakan koordinat pada tokamak. Dalam penelitian ini gerakan partikel plasma yang bersifat heliks tidak dimasukkan dalam analisa hasil, sebaiknya penelitian selanjutnya memperhatikan faktor ini.

28 18 DAFTAR PUSTAKA 1 Howard, John. Introduction to Plasma Physics C17 LectrureNotes. Plasma Research Laboratory. Australian National University. Australia Beiser, Arthur. Konsep Fisika Modern Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta Kruer, Willian L. The Physics of Laser Plasma Interaction. Addison- Wesley Publishing Company, Inc. United States of America Griffiths, D.J. Introduction to Electrodynamics. Prentice-Hall International, Inc. New Jersey Griffiths, D.J. Introduction to Quantum Mechanics. Prentice-Hall International, Inc. New Jersey Krall, Nicholas A. Principles of Plasma Physics. McGraw-Hill, Inc. Tokyo Japan Hassani, Sadri. Mathematical Methods. Springer-Verlag, Inc. New York Rosario, Brilyan. [Skripsi]. Uraian Rinci Solusi Persamaan Schrodinger untuk Potensial Coulomb Simetri Bola. Program Studi Fisika. FMIPA. Universitas Hasanuddin Ruswandi, Erus. [Skripsi]. Interaksi Gelombang Elektromagnetik dengan Plasma. Program Studi Fisika. FMIPA. IPB Zettili, Nouredine. Quantum Mechanics : Concept and Aplpication. John Wiley & Sons, Ltd. England Fletcher, Glenn. Introduction Mathematical Methods in Physics. Wm. C. Brown Communication, Inc. United State of America

29 19 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di kota Metro provinsi Lampung pada tanggal 31 Juli 1992 sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Yulianto dan Ibu Yulina Sari. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Perumnas Way Kandis pada tahun 2004, melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 12 Bandar Lampung lulus tahun 2007, dan melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Bandar Lampung lulus tahun Pada tahun 2010 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) sebagai mahasiswi Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada tahun 2011 penulis menerima beasiswa melalui seleksi berkas dan wawancara oleh Eka Tjipa Foundation melalui program beasiswa Tjipta Sarjana Bangun Desa, dan dana beasiswa diberikan selama 4 tahun perkuliahan. Selama perkuliahan penulis aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Fisika di departemen PSDM pada tahun Penulis juga aktif sebagai asisten praktikum fisika umum dan fisika dasar bagi mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB pada tahun Selain itu penulis juga merupakan mahasiswa penerima dana hibah dikti pada Program Kreativitas Mahasiswa bidang penelitian tahun 2014.

FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON

FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON Rif ati Dina Handayani 1 ) Abstract: Suatu partikel yang bergerak dengan momentum p, menurut hipotesa

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK

PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK Disusun oleh : Muhammad Nur Farizky M0212053 SKRIPSI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

16 Mei 2017 Waktu: 120 menit

16 Mei 2017 Waktu: 120 menit OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) Tingkat Nasional Bidang Fisika: FISIKA MODERN & MEKANIKA KUANTUM (Tes 4) 16 Mei 2017 Waktu: 120 menit Petunjuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur atom Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran

Lebih terperinci

APLIKASI BASIS L 2 LAGUERRE PADA INTERAKSI TOLAK MENOLAK ANTARA ATOM TARGET HIDROGEN DAN POSITRON. Ade S. Dwitama

APLIKASI BASIS L 2 LAGUERRE PADA INTERAKSI TOLAK MENOLAK ANTARA ATOM TARGET HIDROGEN DAN POSITRON. Ade S. Dwitama APLIKASI BASIS L 2 LAGUERRE PADA INTERAKSI TOLAK MENOLAK ANTARA ATOM TARGET HIDROGEN DAN POSITRON Ade S. Dwitama PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN JUDUL MATA KULIAH : FISIKA DASAR NOMOR KODE / SKS : FIS 101 / 3(2-3) DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah Fisika Dasar ini diberikan di TPB untuk membekali seluruh mahasiswa

Lebih terperinci

MEKANIKA KUANTUM DALAM TIGA DIMENSI

MEKANIKA KUANTUM DALAM TIGA DIMENSI MEKANIKA KUANTUM DALAM TIGA DIMENSI Sebelumnya telah dibahas mengenai penerapan Persamaan Schrödinger dalam meninjau sistem kuantum satu dimensi untuk memperoleh fungsi gelombang serta energi dari sistem.

Lebih terperinci

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5 Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember email: schrodinger_risma@yahoo.com

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hubungan antara koordinat kartesian dengan koordinat silinder:

LAMPIRAN. Hubungan antara koordinat kartesian dengan koordinat silinder: LAMPIRAN A.TRANSFORMASI KOORDINAT 1. Koordinat silinder Hubungan antara koordinat kartesian dengan koordinat silinder: Vector kedudukan adalah Jadi, kuadrat elemen panjang busur adalah: Maka: Misalkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensial Coulomb untuk Partikel yang Bergerak Dalam bab ini, akan dikemukakan teori-teori yang mendukung penyelesaian pembahasan pengaruh koreksi relativistik potensial Coulomb

Lebih terperinci

PENDAHULUAN FISIKA KUANTUM. Asep Sutiadi (1974)/( )

PENDAHULUAN FISIKA KUANTUM. Asep Sutiadi (1974)/( ) PENDAHULUAN FISIKA KUANTUM FI363 / 3 sks Asep Sutiadi (1974)/(0008097002) TUJUAN PERKULIAHAN Selesai mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pada kondisi seperti apa suatu permasalahan

Lebih terperinci

PEMANASAN SEKUNDER REAKSI FUSI PLASMA DENGAN MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY FAHMI RAHMATIA

PEMANASAN SEKUNDER REAKSI FUSI PLASMA DENGAN MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY FAHMI RAHMATIA PEMANASAN SEKUNDER REAKSI FUSI PLASMA DENGAN MENGGUNAKAN RADIO FREQUENCY FAHMI RAHMATIA DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon di dalam inti atom yang menggunakan potensial Yukawa. 2. Dapat

Lebih terperinci

KB.2 Fisika Molekul. Hal ini berarti bahwa rapat peluang untuk menemukan kedua konfigurasi tersebut di atas adalah sama, yaitu:

KB.2 Fisika Molekul. Hal ini berarti bahwa rapat peluang untuk menemukan kedua konfigurasi tersebut di atas adalah sama, yaitu: KB.2 Fisika Molekul 2.1 Prinsip Pauli. Konsep fungsi gelombang-fungsi gelombang simetri dan antisimetri berlaku untuk sistem yang mengandung partikel-partikel identik. Ada perbedaan yang fundamental antara

Lebih terperinci

Oleh : Rahayu Dwi Harnum ( )

Oleh : Rahayu Dwi Harnum ( ) LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA II SPEKTRUM ATOM SODIUM Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika II Dosen Pengampu : Drs. Parlindungan Sinaga, M.Si Oleh : Rahayu Dwi Harnum

Lebih terperinci

ANALISIS SPEKTRUM ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG

ANALISIS SPEKTRUM ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG ANALISIS SPEKTRUM ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG KOMBINASI POTENSIAL MANNING-ROSEN HIPERBOLIK DAN ROSEN-MORSE TRIGONOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIPERGEOMETRI Disusun oleh : DWI YUNIATI M0209017 SKRIPSI

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) FISIKA MODERN OLEH : Tim Penyusun PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2009 Nama Matakuliah Kode / SKS : Fisika Modern

Lebih terperinci

Pendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan

Pendahuluan. Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan 1 Pendahuluan Tujuan perkuliahan Setelah mempelajari bab 1 ini, mahasiswa diharapkan 1. Mengetahui gambaran perkuliahan. Mengerti konsep dari satuan alamiah dan satuan-satuan dalam fisika partikel 1.1.

Lebih terperinci

SOLUSI PERSAMAAN SCHRÖDINGER UNTUK KOMBINASI POTENSIAL HULTHEN DAN NON-SENTRAL POSCHL- TELLER DENGAN METODE NIKIFOROV-UVAROV

SOLUSI PERSAMAAN SCHRÖDINGER UNTUK KOMBINASI POTENSIAL HULTHEN DAN NON-SENTRAL POSCHL- TELLER DENGAN METODE NIKIFOROV-UVAROV SOLUSI PERSAMAAN SCHRÖDINGER UNTUK KOMBINASI POTENSIAL HULTHEN DAN NON-SENTRAL POSCHL- TELLER DENGAN METODE NIKIFOROV-UVAROV Disusun oleh : NANI SUNARMI M0209036 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI

PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI Atom terdiri dari inti atom yang dikelilingi oleh elektron-elektron, di mana elektron valensinya bebas bergerak di antara pusat-pusat ion. Elektron valensi geraknya

Lebih terperinci

MENGENAL FISIKA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB

MENGENAL FISIKA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB MENGENAL FISIKA Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB FISIKA Mempelajari alam semesta Alam semesta diciptakan dengan karateristik: Derajat Keteraturan Tinggi Derajat Kesimetrian Tinggi Aturannya

Lebih terperinci

Setelah Anda mempelajari KB-1 di atas, simaklah dan hafalkan beberapa hal penting di. dapat dihitung sebagai beriktut: h δl l'

Setelah Anda mempelajari KB-1 di atas, simaklah dan hafalkan beberapa hal penting di. dapat dihitung sebagai beriktut: h δl l' Rangkuman: bawah ini! Setelah Anda mempelajari KB-1 di atas, simaklah dan hafalkan beberapa hal penting di 1. Elemen-elemen matrik L lm,l'm' = h l ( l +1) δ ll' L l m, l 'm' dapat dihitung sebagai beriktut:

Lebih terperinci

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Kuantum Dosen Pengampu: Drs. Ngurah Made Darma Putra, M.Si., PhD Disusun oleh kelompok 8:.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN Maksud dan tujuan kuliah ini adalah memberikan dasar-dasar dari fenomena radiaktivitas serta sumber radioaktif Diharapkan agar dengan pengetahuan dasar ini kita akan mempunyai

Lebih terperinci

PROJEK 2 PENCARIAN ENERGI TERIKAT SISTEM DI BAWAH PENGARUH POTENSIAL SUMUR BERHINGGA

PROJEK 2 PENCARIAN ENERGI TERIKAT SISTEM DI BAWAH PENGARUH POTENSIAL SUMUR BERHINGGA PROJEK PENCARIAN ENERGI TERIKAT SISTEM DI BAWAH PENGARUH POTENSIAL SUMUR BERHINGGA A. PENDAHULUAN Ada beberapa metode numerik yang dapat diimplementasikan untuk mengkaji keadaan energi terikat (bonding

Lebih terperinci

BAB IV OSILATOR HARMONIS

BAB IV OSILATOR HARMONIS Tinjauan Secara Mekanika Klasik BAB IV OSILATOR HARMONIS Osilator harmonis terjadi manakala sebuah partikel ditarik oleh gaya yang besarnya sebanding dengan perpindahan posisi partikel tersebut. F () =

Lebih terperinci

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8 MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-8 CAKUPAN MATERI 1. MAGNET 2. FLUKS MAGNETIK 3. GAYA MAGNET PADA SEBUAH ARUS 4. MUATAN SIRKULASI 5. EFEK HALL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alam tersusun atas empat jenis komponen materi yakni padat, cair, gas, dan plasma. Setiap materi memiliki komponen terkecil yang disebut atom. Atom tersusun atas inti

Lebih terperinci

BAGIAN 1 PITA ENERGI DALAM ZAT PADAT

BAGIAN 1 PITA ENERGI DALAM ZAT PADAT 1.1. Partikel bermuatan BAGIAN 1 PITA ENERGI DALAM ZAT PADAT - Muatan elektron : -1,6 x 10-19 C - Massa elektron : 9,11 x 10-31 kg - Jumlah elektron dalam setiap Coulomb sekitar 6 x 10 18 buah (resiprokal

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D

PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D Keadaan Stasioner Pada pembahasan sebelumnya mengenai fungsi gelombang, telah dijelaskan bahwa potensial dalam persamaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron PENDAHUUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron bebas dalam satu dimensi dan elektron bebas dalam tiga dimensi. Oleh karena itu, sebelum mempelajari modul

Lebih terperinci

RAPAT PROBABILITAS DAN TINGKAT ENERGI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN SKRIPSI. Oleh. Habib Mustofa NIM

RAPAT PROBABILITAS DAN TINGKAT ENERGI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN SKRIPSI. Oleh. Habib Mustofa NIM RAPAT PROBABILITAS DAN TINGKAT ENERGI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN SKRIPSI Oleh Habib Mustofa NIM 070210102109 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Mata Kuliah : ELEKTROMAGNETIKA I Kode Kuliah : FEG2C3 Semester : Genap 2014/2015 Kredit : 3 SKS

Mata Kuliah : ELEKTROMAGNETIKA I Kode Kuliah : FEG2C3 Semester : Genap 2014/2015 Kredit : 3 SKS Mata Kuliah : ELEKTROMAGNETIKA I Kode Kuliah : FEG2C3 Semester : Genap 2014/2015 Kredit : 3 SKS Minggu Pokok 1 Analisis Vektor dan Sistem Koordinat a. Konsep vektor : - definisi dan arti, notasi/simbol

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

MATERI II TINGKAT TENAGA DAN PITA TENAGA

MATERI II TINGKAT TENAGA DAN PITA TENAGA MATERI II TINGKAT TENAGA DAN PITA TENAGA A. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa memahami konsep tingkat tenaga dan pita tenaga untuk menerangkan perbedaan daya hantar listrik.. Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Getaran atom dalam zat padat dapat disebabkan oleh gelombang yang merambat pada Kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digelombang yang digunakan dan dibandingkan

Lebih terperinci

MATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga

MATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga MATERI PERKULIAHAN 3. Potensial Tangga Tinjau suatu partikel bermassa m, bergerak dari kiri ke kanan pada suatu daerah dengan potensial berbentuk tangga, seperti pada Gambar 1. Pada daerah < potensialnya

Lebih terperinci

ILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

ILMU FISIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. ILMU FISIKA Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DEFINISI ILMU FISIKA? Ilmu Fisika dalam Bahasa Yunani: (physikos), yang artinya alamiah, atau (physis), Alam

Lebih terperinci

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam Elektron Bebas Beberapa teori tentang panas jenis zat padat yang telah dibahas dapat dengan baik menjelaskan sifat-sfat panas jenis zat padat yang tergolong non logam, akan tetapi untuk golongan logam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan energi (energy state) dari sebuah sistem potensial sumur berhingga. Diantara

BAB I PENDAHULUAN. keadaan energi (energy state) dari sebuah sistem potensial sumur berhingga. Diantara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Ada beberapa metode numerik yang dapat diimplementasikan untuk mengkaji keadaan energi (energy state) dari sebuah sistem potensial sumur berhingga. Diantara metode-metode

Lebih terperinci

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR A V PERAMATAN GELOMANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR 5.. Pendahuluan erkas (beam) optik yang merambat pada medium linier mempunyai kecenderungan untuk menyebar karena adanya efek difraksi; lihat Gambar

Lebih terperinci

PERHITUNGAN TAMPANG LINTANG DIFERENSIAL HAMBURAN ELASTIK ELEKTRON-ARGON PADA 10,4 EV DENGAN ANALISIS GELOMBANG PARSIAL

PERHITUNGAN TAMPANG LINTANG DIFERENSIAL HAMBURAN ELASTIK ELEKTRON-ARGON PADA 10,4 EV DENGAN ANALISIS GELOMBANG PARSIAL PERHITUNGAN TAMPANG LINTANG DIFERENSIAL HAMBURAN ELASTIK ELEKTRON-ARGON PADA 10,4 EV DENGAN ANALISIS GELOMBANG PARSIAL Paken Pandiangan (1), Suhartono (2), dan A. Arkundato (3) ( (1) PMIPA FKIP Universitas

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-15 CAKUPAN MATERI 1. EKSITASI ATOMIK 2. SPEKTRUM EMISI HIDROGEN 3. DERET SPEKTRUM HIDROGEN 4. TINGKAT ENERGI DAN

Lebih terperinci

tak-hingga. Lebar sumur adalah 4 angstrom. Berapakah simpangan gelombang elektron

tak-hingga. Lebar sumur adalah 4 angstrom. Berapakah simpangan gelombang elektron Tes Formatif 1 Petunjuk: Jawablah semua soal di bawah ini pada lembar jawaban yang disediakan! =============================================================== 1. Sebuah elektron ditempatkan dalam sebuah

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Fisika Kuantum - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0799 Version: 2012-09 halaman 1 01. Daya radiasi benda hitam pada suhu T 1 besarnya 4 kali daya radiasi pada suhu To, maka T 1

Lebih terperinci

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Vincensius Gunawan.S.K Laboratorium Fisika Zat Padat, Jurusan Fisika, Universitas

Lebih terperinci

FISIKA MODEREN. Edisi Ke - 2 SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS. Drs. Tarmizi, M.Pd

FISIKA MODEREN. Edisi Ke - 2 SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS. Drs. Tarmizi, M.Pd Edisi Ke - 2 Drs. Tarmizi, M.Pd FISIKA MODEREN Dicetak oleh : Percetakan & Penerbit SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS Telp. (0651) 8012221 Email. upt.percetakan@unsyiah.ac.id Darussalam, Banda Aceh SYIAH KUALA

Lebih terperinci

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan

Lebih terperinci

Wacana, Salatiga, Jawa Tengah. Salatiga, Jawa Tengah Abstrak

Wacana, Salatiga, Jawa Tengah. Salatiga, Jawa Tengah   Abstrak Kajian Metode Analisa Data Goal Seek (Microsoft Excel) untuk Penyelesaian Persamaan Schrödinger Dalam Menentukan Kuantisasi ergi Dibawah Pengaruh Potensial Lennard-Jones Wahyu Kurniawan 1,, Suryasatriya

Lebih terperinci

POK O O K K O - K P - OK O O K K O K MAT A ERI R FISIKA KUANTUM

POK O O K K O - K P - OK O O K K O K MAT A ERI R FISIKA KUANTUM POKOK-POKOK MATERI FISIKA KUANTUM PENDAHULUAN Dalam Kurikulum Program S-1 Pendidikan Fisika dan S-1 Fisika, hampir sebagian besar digunakan untuk menelaah alam mikro (= alam lelembutan micro-world): Fisika

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Fisika Kuantum Kode : SKS : 2 sks Semester : VIII/VII Nama Dosen : Drs. Iyon Suyana, M.Si Pustaka : Buku utama SATUAN ACARA PERKULIAHAN Standar Kompotensi : Menguasai pengetahuan yang mendalam

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-16 MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-16 CAKUPAN MATERI 1. INTI ATOM 2. BILANGAN ATOM DAN BILANGAN MASSA 3. MASS DEFECT 4. RADIOAKTIVITAS 5. WAKTU PARUH

Lebih terperinci

PEMANASAN SEKUNDER PLASMA MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO UNTUK REAKSI FUSI TERKONTROL. Muhamad Alwi Mujahid G

PEMANASAN SEKUNDER PLASMA MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO UNTUK REAKSI FUSI TERKONTROL. Muhamad Alwi Mujahid G PEMANASAN SEKUNDER PLASMA MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO UNTUK REAKSI FUSI TERKONTROL Muhamad Alwi Mujahid G74103007 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES Nama Kelompok: 1. Diah Ayu Suci Kinasih (24040115130099) 2. Alfiyan Hernowo (24040115140114) Mata Kuliah Dosen Pengampu : Ilmu Material Umum : Dr.

Lebih terperinci

Teori Atom Mekanika Klasik

Teori Atom Mekanika Klasik Teori Atom Mekanika Klasik -Thomson -Rutherford -Bohr -Bohr-Rutherford -Bohr-Sommerfeld Kelemahan Teori Atom Bohr: -Bohr hanya dapat menjelaskan spektrum gas hidrogen, tidak dapat menjelaskan spektrum

Lebih terperinci

ANALISIS EFEK TEROBOSAN SINGLE PARTIKEL DALAM KEADAAN EKSITASI SKRIPSI. Oleh. Zainur Rasyid Ridlo. Nim

ANALISIS EFEK TEROBOSAN SINGLE PARTIKEL DALAM KEADAAN EKSITASI SKRIPSI. Oleh. Zainur Rasyid Ridlo. Nim ANALISIS EFEK TEROBOSAN SINGLE PARTIKEL DALAM KEADAAN EKSITASI SKRIPSI Oleh Zainur Rasyid Ridlo Nim. 060210102117 PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB FISIKA ATOM. Model ini gagal karena tidak sesuai dengan hasil percobaan hamburan patikel oleh Rutherford.

BAB FISIKA ATOM. Model ini gagal karena tidak sesuai dengan hasil percobaan hamburan patikel oleh Rutherford. 1 BAB FISIKA ATOM Perkembangan teori atom Model Atom Dalton 1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibagi-bagi 2. Atom-atom suatu unsur semuanya serupa dan tidak dapat berubah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.4. Hipotesis 1. Model penampang hamburan Galster dan Miller memiliki perbedaan mulai kisaran energi 0.3 sampai 1.0. 2. Model penampang hamburan Galster dan Miller memiliki kesamaan pada kisaran energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem inti dapat dipelajari melalui kesatuan sistem penyusun inti sebagai akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi proton

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Variasi Bentuk Geometri Potensial Penghalang pada Kasus Difusi Plasma dengan Metode Particle-In-Cell (PIC)

Studi Pengaruh Variasi Bentuk Geometri Potensial Penghalang pada Kasus Difusi Plasma dengan Metode Particle-In-Cell (PIC) Studi Pengaruh Variasi Bentuk Geometri Potensial Penghalang pada Kasus Difusi Plasma dengan Metode Particle-In-Cell (PIC) Muliady Faisal1,a), Acep Purqon2,b) 1 Magister Sains Komputasi, FMIPA ITB 2 Fisika

Lebih terperinci

PERUBAHAN FUNGSI GELOMBANG ELEKTRON PADA MULTIPLE SCATTERING UNTUK SUDUT HAMBUR NOL

PERUBAHAN FUNGSI GELOMBANG ELEKTRON PADA MULTIPLE SCATTERING UNTUK SUDUT HAMBUR NOL Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 17, No. 4, Oktober 2014, hal 145-150 PERUBAHAN FUNGSI GELOMBANG ELEKTRON PADA MULTIPLE SCATTERING UNTUK SUDUT HAMBUR NOL Taat Guswantoro *, Muhammad Nur dan Vincencius

Lebih terperinci

STRUKTUR ATOM. Perkembangan Teori Atom

STRUKTUR ATOM. Perkembangan Teori Atom STRUKTUR ATOM Perkembangan Teori Atom 400 SM filsuf Yunani Demokritus materi terdiri dari beragam jenis partikel kecil 400 SM dan memiliki sifat dari materi yang ditentukan sifat partikel tersebut Dalton

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN KAJIAN KOMPUTASI KUANTISASI SEMIKLASIK VIBRASI MOLEKULER SISTEM DIBAWAH PENGARUH POTENSIAL LENNARD-JONES (POTENSIAL 12-6)

LAPORAN PENELITIAN KAJIAN KOMPUTASI KUANTISASI SEMIKLASIK VIBRASI MOLEKULER SISTEM DIBAWAH PENGARUH POTENSIAL LENNARD-JONES (POTENSIAL 12-6) LAPORAN PENELITIAN KAJIAN KOMPUTASI KUANTISASI SEMIKLASIK VIBRASI MOLEKULER SISTEM DIBAWAH PENGARUH POTENSIAL LENNARD-JONES (POTENSIAL 1-6) Oleh : Warsono, M.Si Supahar, M.Si Supardi, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIK PERSAMAAN DIRAC DALAM PENGARUH MEDAN MAGNETIK HOMOGEN SKRIPSI

KAJIAN TEORITIK PERSAMAAN DIRAC DALAM PENGARUH MEDAN MAGNETIK HOMOGEN SKRIPSI KAJIAN TEORITIK PERSAMAAN DIRAC DALAM PENGARUH MEDAN MAGNETIK HOMOGEN SKRIPSI ELDA DESI D P 080801074 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

Lebih terperinci

BAB 2 STRUKTUR ATOM PERKEMBANGAN TEORI ATOM

BAB 2 STRUKTUR ATOM PERKEMBANGAN TEORI ATOM BAB 2 STRUKTUR ATOM PARTIKEL MATERI Bagian terkecil dari materi disebut partikel. Beberapa pendapat tentang partikel materi :. Menurut Democritus, pembagian materi bersifat diskontinyu ( jika suatu materi

Lebih terperinci

= (2) Persamaan (2) adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar bilangan kompleks yang berlainan, solusinya adalah () =sin+cos (3)

= (2) Persamaan (2) adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar bilangan kompleks yang berlainan, solusinya adalah () =sin+cos (3) 2. Osilator Harmonik Pada mekanika klasik, salah satu bentuk osilator harmonik adalah sistem pegas massa, yaitu suatu beban bermassa m yang terikat pada salah satu ujung pegas dengan konstanta pegas k.

Lebih terperinci

PENENTUAN PROBABILITAS DAN ENERGI PARTIKEL DALAM KOTAK 3 DIMENSI DENGAN TEORI PERTURBASI PADA BILANGAN KUANTUM n 5

PENENTUAN PROBABILITAS DAN ENERGI PARTIKEL DALAM KOTAK 3 DIMENSI DENGAN TEORI PERTURBASI PADA BILANGAN KUANTUM n 5 PENENTUAN PROBABILITAS DAN ENERGI PARTIKEL DALAM KOTAK 3 DIMENSI DENGAN TEORI PERTURBASI PADA BILANGAN KUANTUM n 5 SKRIPSI Oleh Indah Kharismawati Nim. 070210102106 PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

KAJIAN TAMPANG LINTANG HAMBURAN ELEKTRON DENGAN ION MELALUI TEORI HAMBURAN BERGANDA ( MULTIPLE SCATTERING THEORY)

KAJIAN TAMPANG LINTANG HAMBURAN ELEKTRON DENGAN ION MELALUI TEORI HAMBURAN BERGANDA ( MULTIPLE SCATTERING THEORY) Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 3, No. 4, Oktober 2014, Hal 351-356 KAJIAN TAMPANG LINTANG HAMBUAN ELEKTON DENGAN ION MELALUI TEOI HAMBUAN BEGANDA ( MULTIPLE SCATTEING THEOY) Nouval Khamdani,

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Revisi ke: Tanggal: GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) SPMI-UNDIP/GBPP/xx.xx.xx/xxx Disetujui oleh Dekan Fak Mata Kuliah : Fisika Matematika II Kode/ Bobot : PAF 215/4 sks Deskripsi singkat : Mata

Lebih terperinci

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM 1.1 Teori Atom Perkembangan teori atom merupakan sumbangan pikiran dari banyak ilmuan. Konsep dari suatu atom bukanlah hal yang baru. Ahli-ahli filsafah Yunani pada tahun

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KISI KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KISI KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Mata Pelajaran : Fisika Kurikulum : KTSP Alokasi waktu : 120 menit Jenis Sekolah : Madrasah Aliyah Jumlah soal : 40 butir Penyusun : FARLIN

Lebih terperinci

ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK

ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK ORBITAL DAN IKATAN KIMIA ORGANIK Objektif: Pada Bab ini, mahasiswa diharapkan untuk dapat memahami, Teori dasar orbital atom dan ikatan kimia organik, Orbital molekul orbital atom dan Hibridisasi orbital

Lebih terperinci

Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur

Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur Struktur Atom Apa yang dimaksud dengan atom? Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur Atom tersusun atas partikel apa saja? Partikel-partikel penyusun atom : Partikel Lambang Penemu Muatan Massa 9,11x10-28g

Lebih terperinci

Oleh ANAS DANIL FASSI

Oleh ANAS DANIL FASSI FUNGSI GELOMBANG ATOM HIDROGEN DALAM REPRESENTASI RUANG MOMENTUM DENGAN METODE TRANSFORMASI FOURIER PADA BILANGAN KUANTUM UTAMA n 3 SKRIPSI Oleh ANAS DANIL FASSI 060210192197 PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah: Fisika Dasar II. Kode mata Kuliah : Fis 502. Status Mata Kuliah: Wajib

Nama Mata Kuliah: Fisika Dasar II. Kode mata Kuliah : Fis 502. Status Mata Kuliah: Wajib Nama Mata Kuliah: Fisika Dasar II Kode mata Kuliah : Fis 502 Kredit : 4 SKS Status Mata Kuliah: Wajib Nilai Minimal Lulus: C Tujuan Mata Kuliah Matakuliah ini bertujuan memberikan pemahaman dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Atom Pion Atom pion sama seperti atom hidrogen hanya elektron nya diganti menjadi sebuah pion negatif. Partikel ini telah diteliti sekitar empat puluh tahun yang lalu, tetapi

Lebih terperinci

Buku Ajar FISIKA TEKNIK. Disusun Oleh Wahidin Abbas

Buku Ajar FISIKA TEKNIK. Disusun Oleh Wahidin Abbas Buku Ajar FISIKA TEKNIK Disusun Oleh Wahidin Abbas abbas@uny.ac.id JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 KATA PENGANTAR Dalam penyusunan Buku Ajar Fisika Teknik

Lebih terperinci

BAB 16. MEDAN LISTRIK

BAB 16. MEDAN LISTRIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI... BAB 6. MEDAN LISTRIK... 6. Muatan Listrik... 6. Muatan Listrik dalam Atom... 6.3 Isolator dan Konduktor...3 6.4 Hukum Coulomb...3 6.5 Medan Listrik dan Kondusi Listrik...5 6.6

Lebih terperinci

TEORI PERKEMBANGAN ATOM

TEORI PERKEMBANGAN ATOM TEORI PERKEMBANGAN ATOM A. Teori atom Dalton Teori atom dalton ini didasarkan pada 2 hukum, yaitu : hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier), massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH

MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

FISIKA MODERN. Pertemuan Ke-7. Nurun Nayiroh, M.Si.

FISIKA MODERN. Pertemuan Ke-7. Nurun Nayiroh, M.Si. FISIKA MODERN Pertemuan Ke-7 Nurun Nayiroh, M.Si. Efek Zeeman Gerakan orbital elektron Percobaan Stern-Gerlach Spin elektron Pieter Zeeman (1896) melakukan suatu percobaan untuk mengukur interaksi antara

Lebih terperinci

Schrodinger s Wave Function

Schrodinger s Wave Function SPEKTRA RADIASI ELEKTROMAGNET SPEKTRUM KONTINYU TEORI MAX PLANK TEORI ATOM BOHR SIFAT GELOMBANG Schrodinger s Wave Function MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM Persamaan gelombang Schrodinger TEORI MEKANIKA KUANTUM

Lebih terperinci

BAB FISIKA ATOM. a) Tetes minyak diam di antara pasangan keping sejajar karena berat minyak mg seimbang dengan gaya listrik qe.

BAB FISIKA ATOM. a) Tetes minyak diam di antara pasangan keping sejajar karena berat minyak mg seimbang dengan gaya listrik qe. BAB FISIKA ATOM Contoh 9. Hitungan mengenai percobaan Milikan. Sebuah tetes minyak yang beratnya,9-4 N diam di antara pasangan keping sejajar yang kuat medan listriknya 4, 4 N/C. a) Berapa besar muatan

Lebih terperinci

Medan Elektromagnetik 3 SKS. M. Hariansyah Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor

Medan Elektromagnetik 3 SKS. M. Hariansyah Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor Medan Elektromagnetik 3 SKS M. Hariansyah Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor 2 0 1 4 Medan Elektromagnetik I -Referensi: WILLIAM H HAYT Materi Kuliah -Analisa Vektor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

ENERGETIKA KESTABILAN INTI. Sulistyani, M.Si.

ENERGETIKA KESTABILAN INTI. Sulistyani, M.Si. ENERGETIKA KESTABILAN INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id PENDAHULUAN Apakah inti yang stabil itu? Apakah inti yang tidak stabil? Bagaimana menyatakan kestabilan U-238 berdasarkan reaksi

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Perkuliahan

Silabus dan Rencana Perkuliahan Silabus dan Rencana Perkuliahan Mata kuliah : PEND.FISIKA KUANTUM Kode : FI 363 SKS : 3 Nama Dosen : Team Dosen Pend fisika Kuantum Yuyu R.T, Parlindungan S. dan Asep S Standar Kompetensi : Setelah mengikuti

Lebih terperinci

SOLUSI ANALITIK MASALAH KONDUKSI PANAS PADA TABUNG

SOLUSI ANALITIK MASALAH KONDUKSI PANAS PADA TABUNG Jurnal LOG!K@, Jilid 6, No. 1, 2016, Hal. 11-22 ISSN 1978 8568 SOLUSI ANALITIK MASALAH KONDUKSI PANAS PADA TABUNG Afo Rakaiwa dan Suma inna Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Lebih terperinci

Apa itu Atom? Miftachul Hadi. Applied Mathematics for Biophysics Group. Physics Research Centre, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Apa itu Atom? Miftachul Hadi. Applied Mathematics for Biophysics Group. Physics Research Centre, Indonesian Institute of Sciences (LIPI) Apa itu Atom? Miftachul Hadi Applied Mathematics for Biophysics Group Physics Research Centre, Indonesian Institute of Sciences (LIPI) Kompleks Puspiptek, Serpong, Tangerang 15314, Banten, Indonesia E-mail:

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS ENERGI, FUNGSI GELOMBANG, DAN INFORMASI SHANNON ENTROPI PARTIKEL BERSPIN-NOL UNTUK POTENSIAL PӦSCHL-TELLER TRIGONOMETRI DAN KRATZER

ANALISIS ENERGI, FUNGSI GELOMBANG, DAN INFORMASI SHANNON ENTROPI PARTIKEL BERSPIN-NOL UNTUK POTENSIAL PӦSCHL-TELLER TRIGONOMETRI DAN KRATZER ANALISIS ENERGI, FUNGSI GELOMBANG, DAN INFORMASI SHANNON ENTROPI PARTIKEL BERSPIN-NOL UNTUK POTENSIAL PӦSCHL-TELLER TRIGONOMETRI DAN KRATZER HALAMAN JUDUL TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2 Xpedia Fisika Soal Fismod Doc. Name: XPPHY050 Version: 013-04 halaman 1 01. Peluruhan mana yang menyebabkan jumlah neutron di inti berkurang sebanyak satu? 0. Peluruhan mana yang menyebabkan identitas

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni 206 00 03 Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, M.Si Hendra Cordova, ST,

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah : Fisika Umum Kode/SKS : FIS 102 / 2 (2-0) Deskrisi : Mata Kuliah Fisika A ini diberikan untuk mayor yang berbasis IPA tetapi tidak memerlukan dasar fisika

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah : Fisika Kode/SKS : FIS 100 / 3 (2-3) Deskrisi : Mata Kuliah Fisika A ini diberikan untuk mayor yang berbasis IPA tetapi tidak memerlukan dasar fisika yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena optik dapat mendeskripsikan sifat medium dalam interaksinya dengan gelombang elekromagnetik. Hal tersebut ditentukan oleh beberapa parameter optik, yaitu indeks

Lebih terperinci

STUDI MODEL NUMERIK KONDUKSI PANAS LEMPENG BAJA SILINDRIS YANG BERINTERAKSI DENGAN LASER NOVAN TOVANI G

STUDI MODEL NUMERIK KONDUKSI PANAS LEMPENG BAJA SILINDRIS YANG BERINTERAKSI DENGAN LASER NOVAN TOVANI G 1 STUDI MODEL NUMERIK KONDUKSI PANAS LEMPENG BAJA SILINDRIS YANG BERINTERAKSI DENGAN LASER NOVAN TOVANI G74104018 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Analisis Energi Osilator Harmonik Menggunakan Metode Path Integral Hypergeometry dan Operator

Analisis Energi Osilator Harmonik Menggunakan Metode Path Integral Hypergeometry dan Operator ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.1 halaman 6 April 2012 Analisis Energi Osilator Harmonik Menggunakan Metode Path Integral Hypergeometry dan Operator Fuzi Marati Sholihah

Lebih terperinci