Sustainabilitas Pembangunan Sektor Pertanian: Inovasi Teknologi atau Inovasi Sosial Kelembagaan BAB VI. IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN AGENDA KE DEPAN

Transkripsi

1 BAB VI. IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN AGENDA KE DEPAN

2

3 IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN AGENDA KE DEPAN Menyikapi dinamika isu pangan dan pertanian global, mewujudkan pertanian modern dan berkelanjutan telah menjadi komitmen nasional sekaligus bagian dari gerakan global dalam mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Perspektif pertanian modern dan berkelanjutan yang telah tersosialisasi secara nasional merupakan spirit dan arah ideal pembangunan pertanian yang berorientasi pada kesejahteraan petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian. Setidaknya ada dua negara yang maju di bidang pertanian dapat dijadikan acuan bagi Indonesia dalam membangun pertanian modern yaitu Israel dan Korea Selatan. Negara Israel maju dalam penerapan teknologi, sedangkan Korea Selatan dalam sistem kelembagaan pedesaan. Indonesia diharapkan dapat membangun pertanian modern yang disesuaikan dengan kondisi agroekosistem, perkembangan sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup yang dimiliki. Sebagai arus utama adalah pertanian rakyat dengan skala usaha tani yang kecil disamping adanya pertanian berbasis tanaman perkebunan dalam skala besar seperti kelapa sawit. Ciri utama pertanian modern dan berkelanjutan adalah implementasi pembangunan pertanian berbasis kekuatan dan kemampuan inovasi sehingga memiliki keunggulan efisiensi dan daya saing sesuai dengan tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Implementasi konsep pertanian modern dengan memadukan berbagai aspek modernisasi pertanian dapat menjadi alternatif strategi untuk terus mendorong pertumbuhan pertanian, berprinsip pada keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan ekologi secara berkelanjutan. Pembangunan sektor pertanian nasional perlu terus menerus didukung oleh penciptaan dan pengembangan inovasi berupa inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan pertanian. Penerapan konsep pertanian modern dan berkelanjutan akan menjadi misi sekaligus faktor penggerak seluruh komponen dalam masyarakat sehingga dapat mendorong penciptaan proses produksi secara efisien, efektif, dan berkelanjutan. Dengan dukungan inovasi pertanian modern dan dibingkai oleh kelembagaan yang lebih baik, sektor pertanian diharapkan tumbuh dan berkembang mengacu pada signal pasar dan peluang usaha serta pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien sehingga mampu mensejahterakan masyarakat. Tantangan yang dihadapi saat ini diantaranya adalah sistem pertanian Indonesia khususnya pertanian rakyat belum berada pada lintasan yang tepat untuk menuju pertanian modern. Hal tersebut menjadikan masalah yang dihadapi berada pada setiap lintasan proses pembangunan dimulai dari sektor hulu sampai dengan sektor hilir, yang mencakup upaya memperbaiki efisiensi pada masing masing sektor, keterkaitan antar sektor, dan secara terintegrasi menghasilkan nilai tambah yang mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Menuju Pertanian Modern Berkelanjutan 415

4 Walaupun Indonesia dewasa ini memberikan prioritas pada swasembada beberapa komoditas pangan dengan melaksanakan mobilisasi berbagai sumberdaya yang diperlukan seperti sumberdaya manusia, juga sumberdaya lahan dan air namun hendaknya upaya-upaya tersebut dalam jangka panjang bersama-sama dan terintegrasi dengan pengembangan berbagai komoditi pertanan secara menyeluruh dan diposisikan dalam lintasan visi pembangunan pertanian modern seperti yang dikemukakan diatas. Mendorong upaya pertanian modern yang tangguh dan berkelanjutan diperlukan berbagai upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan peningkatan daya saing sektor pertanian. Sistem pertanian yang tangguh adalah syarat mutlak untuk mentransformasi usaha agribisnis tradisional ke usaha agribisnis maju dan modern. Sistem pertanian modern yang tangguh dicirikan antara lain oleh kemajuan inovasi teknologi dan kelembagaan sebagai instrumen dalam alokasi dan pemanfaatan sumber daya sehingga menjamin efisiensi dan produktivitas. Sektor pertanian diharapkan mampu menyediakan hasil pertanian sebagai bahan baku industri, dan berkembangnya industri pertanian (agroindustri) secara berkesinambungan dengan kualitas yang baik. Inovasi dirancang dan dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi, dan kualitas produk pangan dan pertanian agar mampu berdaya saing. Dalam upaya tersebut, inovasi yang berkelanjutan berada pada posisi yang strategis dalam memacu pembangunan dan pengembangan pertanian modern yang dinamis agar mampu mengatasi hambatan dan tantangan yang semakin kompleks. Dalam hal ini, dukungan inovasi pertanian modern sangat menentukan keberhasilan upaya pencapaian pengembangan agrobisnis dan agroindustri di pedesaan, disamping peningkatan produksi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Berbagai indikator ketahanan pangan yang meliputi komponen keterjangkauan (affordability), ketersediaan (availability), kualitas dan keamanan (quality and safety) menjadi rujukan dalam mengukur indek ketahanan pangan secara global sekaligus menjadi acuan dalam menilai tingkat kemajuan dan daya saing sektor pertanian. Konsep tersebut menyiratkan mekanisasi pertanian sebagai salah satu komponen penting dalam upaya mencapai target swasembada pangan berkelanjutan. Pengembangan konsep tersebut juga menunjukkan perubahan total sistem usaha pertanian yang dianut saat ini, meliputi perubahan-perubahan dan peningkatan dinamika aspek-aspek teknis dan teknologi, ekonomi dan pemasaran, serta aspek sosio-budaya terkait kegiatan berusahatani. Buku ini menyoroti persyaratan yang diperlukan untuk proses transformasi secara menyeluruh mulai dari proses produksi dalam menghasilkan komoditi yang diperlukan sebagai bahan baku industri yang berkwalitas baik.ini adalah konsep agroindustri yang telah lama dicanangkan yang dianggap tetap relevan dewasa ini yang berbasis pada pertanian rakyat dipedesaan. Namun demikian belum ada model yag dapat dijadikan acuan dalam skala luas yang dapat ditempatkan sebagai salah satu basis lintasan menuju pertanian modern 416 Menuju Pertanian Modern Berkelanjutan

5 Komponen komponen teknologi dan kelembagaan telah tersedia baik untuk produksi komoditi maupun pengolahan hasil dan pemasaran hasil namun bersifat parsial pada masing masing komoditi. Masalah dan Tantangan Karakter pertanian modern yang dicirikan oleh pemanfaatan inovasi teknologi secara berimbang menjadikan tantangan bagi para inovator untuk menemukan, menggali, menciptakan dan merekayasa inovasi teknologi yang layak diterapkan sesuai dengan kondisi ekosistem lokal dimana inovasi tersebut diterapkan. Inovasi adalah syarat utama dalam upaya transformasi usahatani masyarakat menjadi usaha pertanian tangguh berwawasan agribisnis yang maju dan modern. Sistem pertanian tangguh harus mampu menyediakan hasil pertanian sebagai bahan baku industri, dan mampu pula mendorong industri pertanian (agroindustri) secara berkesinambungan dengan kualitas yang baik. Pengembangan agroindustri merupakan pendekatan prospektif untuk meningkatkan nilai tambah komoditas dan kesejahteraan masyarakat petani dan konsumennya. Sistem pertanian modern didukung oleh empat pilar utama, yaitu inovasi teknologi, bahan baku, pelaku usaha agroindustri, dan pelaku pasar. Dalam pengembangan pertanian modern berwawasan agribisnis dan agroiindustri, inovasi teknologi memainkan peran penting terkait dengan pilar penyediaan bahan baku, proses pengolahan dan pemasaran. Walaupun saat ini sudah banyak inovasi teknologi yang dibutuhkan dalam kegiatan agroindustri seperti halnya teknologi pasca-panen, namun masih dijumpai berbagai permasalahan dalam penerapan yang berkaitan karakter produk, preferensi konsumen, efisiensi, dan kemampuan berlebih (over capacity) dalam pemanfaatan inovasi teknologi tersebut. Dalam kondisi demikian, agar yang dikenalkan berfungsi menjadi inovasi, tingkat kesiapan teknologi saat diintroduksi layak dikaji kembali untuk lebih disesuaikan dengan kebutuhan pengguna secara luas dengan beragam kondisi lapangan dimana inovasi tersebut diterapkan. Untuk keberlanjutan usaha agroindustri, produk teknologi agroindustri harus dapat diuji dalam proses pemasaran yang nyata. Produk agroindustri juga perlu didukung oleh kebijakan pasar setempat. Selain aspek teknologi, keberlanjutan usaha agroindustri perlu memperhatikan kekuatan modal sosial yang ada di wilayah pengembangan. Hal ini dapat dilakukan antara lain melalui pengembangan agroindustri perdesaan yang mampu mengintegrasikan petani skala kecil ke dalam sistem industri pertanian yang modern dan efisien. Simpulsimpul kritis pengembangan agroindustri dan agribisnis pertanian di pedesaan perlu diidentifikasi sehingga dapat disusun peta jalan simpul-simpul agribisnis, agar mempermudah upaya untuk memperkuat backward dan forward linkages sistem agribisnis dan agroindustri di pedesaan. Model-model pengembangan usaha pertanian di pedesaan dengan dukungan kelembagaan petani, Menuju Pertanian Modern Berkelanjutan 417

6 permodalan, dan pengelolaan usaha yang baik dapat diimplementasikan secara lebih luas untuk mendorong pengembangan agroindustri pedesaan. Pengembangan agroindustri di Indonesia harus diarahkan pada peningkatan komponen daya saing seperti pada produk maupun aspek di luar produk pertanian. Komponen daya saing yang melekat pada aspek produk berkaitan dengan produktivitas dan efisiensi produk terefleksikan pada harga produk, kualitas, standar mutu hingga ke kontinuitas suplai. Komponen daya saing di luar produk yang terkait dengan efisiensi pemasaran, distribusi dan sistem logistik secara keseluruhan menjadi penentu daya saing perekonomian. Kondisi demikian mengisyaratkan pentingnya upaya meningkatkan kemampuan inovasi sistem pertanian melalui kegiatan penelitian dan pengembangan. Inovasi sistem pertanian dalam jangka panjang diharapkan menjadi faktor penentu bagi Indonesia dalam menghadapi permasalahan dan tantangan pembangunan sekaligus sebagai upaya memperbaiki kesejahteraan petani. Penelitian dan pengembangan dapat menghasilkan berbagai inovasi pertanian modern, pengembangan industri dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi yang diimbangi dengan perbaikan kondisi sosial dan lingkungan akan meningkatkan efisiensi produksi dan manajemen, menekan biaya produksi dan menurunkan harga produk. Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan teknologi peningkatan produksi dan manajemen usahatani yang efisien akan menghasilkan inovasi yang akan berperan dalam menghasilkan ragam produk yang berkualitas dan berdaya saing sehingga mampu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi nasional. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Inovasi dan teknologi hasil penelitian dan pengembangan pertanian merupakan tumpuan pembangunan pertanian modern berkelanjutan karena kapasitas sumber daya lahan, air dan lingkungan sebagai sumber pertumbuhan semakin terbatas. Teknologi dan inovasi pertanian ke depan semakin menempati posisi dan mewarnai pembangunan untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, perubahan pola makan konsumen dan kompetisi pemanfataan sumber daya alam yang terbatas. Keberhasilan pertanian modern memerlukan konvergensi program melalui koordinasi dan dukungan yang harmonis dari semua sektor dan pelaku pembangunan. Melalui keunggulan dan kemampuan inovasi, pertanian modern akan berkontribusi nyata dalam menggerakkan pembangunan pertanian di Indonesia. Inovasi menjadi penggerak utama pembangunan pertanian menuju pertanian modern melalui berbagai aspek, yaitu peningkatan produktivitas, efisiensi dan daya saing produk pertanian, termasuk upaya pencapaian ketahanan pangan, serta pengembangan agrobisnis dan agroindustri yang berkelanjutan. Dengan berlandaskan pada paradigma penelitian untuk pembangunan, penelitian harus dirancang dengan berorientasi pada kebutuhan 418 Menuju Pertanian Modern Berkelanjutan

7 pengguna (user oriented), sehingga ilmu pengetahuan, teknologi dan kelembagaan yang dihasilkan lebih tepat guna (spesifik lokasi dan pemakai). Untuk mencapai dan mempercepat pelaksanaan pengembangan pertanian modern diperlukan dukungan kebijakan dan komitmen politik pemerintah. Komitmen politik yang diperlukan tidak hanya di hierarki pusat, namun juga di hierarki daerah dan tingkat operasional. Sikap demikian perlu dijaga agar komitmen politik yang diimplementasikan dalam bentuk kebijakan dan tata-peraturan pemerintah dalam batas normatif di tingkat pusat dapat dikembangkan di hierarki operasional dalam bentuk pelaksanaan dan penerapan secara tepat sesuai dengan kondisi daerah yang sangat beragam. Untuk mengatasi kondisi demikian diperlukan tindakan inventori dan identifikasi masalah yang berhubungan dengan peluang terjadinya berbagai interaksi inovasi teknologi dan kebijakan dengan kondisi daerah yang memiliki ekosistem dan sistem sosial yang beragam. Salah satu komponen teknologi yang penting dalam upaya peningkatan produkvitas pertanian menuju pertanian modern adalah ketersediaan benih berkualitas yang memadai. Pengembangan sistem perbenihan nasional harus mampu menjamin ketersediaan benih sehingga dapat mendorong pertumbuhan pertanian secara berkelanjutan. Permasalahan benih, khususnya tanaman pangan, masih diliputi oleh hal-hal yang berkaitan keterlambatan penyediaan, jumlah yang tidak sesuai dengan kebutuhan, kualitas kurang terjamin, dan varietas yang tidak sesuai dengan kebutuhan petani. Mengatasi kondisi seperti ini diperlukan pengembangan inovasi teknologi dan kelembagaan yang mampu meningkatkan produksi dan daya saing nasional dan di pasar global. Upaya mengembangkan inovasi tersebut dapat dilakukan oleh Badan Litbang Pertanian sebagai garda depan (avant-garde) pembangunan kemampuan inovatif masyarakat ilmuwan dan akademisi serta pakar-pakar lainnya yang menaruh minat dalam upaya pengembangan dan pembangunan pertanian modern di Indonesia. Arah Kebijakan Pertanian Modern Berkelanjutan Dalam upaya mendukung pencapaian swasembada pangan nasional, perlu disusun rancangan pembangunan pertanian modern yang mengacu pada faktor-faktor penentu produksi ekosistem pertanian yang bersifat spesifik lokasi melalui berbagai pendekatan ilmiah dan kajian serta penelitian yang lebih tajam dan terarah. Lebih jauh lagi, dalam kaitannya dengan peningkatan karakter pertanian modern yang dicirikan oleh pemanfaatan inovasi teknologi secara berimbang, menjadikan tantangan bagi para inovator untuk menemukan, menggali, menciptakan dan merekayasa inovasi teknologi yang layak diterapkan sesuai dengan kondisi ekosistem lokal dimana inovasi tersebut diterapkan. Sistem pertanian modern harus mampu menangani perkembangan dan arah pembangunan sektor berdasar tuntutan perkembangan komoditas dan sub- Menuju Pertanian Modern Berkelanjutan 419

8 sektor yang berada dalam naungan sektor pertanian, sekaligus meningkatkan produktivitas lahan usahatani yang telah ada dan lahan yang berpotensi untuk dimanfaatkan. Luasan dan ketersediaan lahan sawah irigasi yang semakin menurun hendaknya diimbangi dengan pengembangan dan peningkatan produktivitas lahan kering, lahan rawa, dan lahan sawah tadah hujan. Berbagai inovasi teknologi budidaya yang mampu mendorong perkembangan komoditas tanaman pangan seperti padi gogo, padi rawa, jagung dan kedelai harus terus ditingkatkan. Inovasi-inovasi teknologi tersebut dilakukan pada berbagai bidang mulai dari rekayasa genetik yang menghasilkan varietas unggul hingga pengolahan hasil panen (pascapanen). Pengembangan komoditas perkebunan (kopi, kakao, kelapa, cengkeh dan pala) hendaknya lebih diarahkan pada agroekosistem lahan kering. Teknologi tumpangsari tanaman perkebunan kelapa dengan tanaman pangan (padi, jagung, dan kacang-kacangan) hendaknya terus ditingkatkan. Salah satu fokus upaya peningkatan ketahanan pangan nasional adalah mencapai swa sembada beras berkelanjutan. Guna mencapai tujuan tersebut, berbagai program dan kegiatan dirancang dan diterapkan secara tertata dan efisien. Diantara program-program pengembangan tersebut dikembangkan program penerapan paket teknologi dan program Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT). Program perbenihan dibenahi untuk mendukung upaya peningkatan produksi pangan. Revitalisasi program Pajale yang dilakukan mencakup: (a) pengembangan komoditas padi pada sawah irigasi, sawah tadah hujan, rawa pasang surut, dan padi gogo, (b) pengembangan komoditas jagung terkait prioritas jagung hibrida dan komposit, dan (c) pengembangan komoditas kedele. Program PTT ditujukan untuk meningkatkan produksi padi dengan berbagai inovasi teknologi yang meliputi pengembangan benih unggul, pemupukan dan inovasi teknologi lain untuk mengungkit peningkatan produktivitas padi. Disamping itu dianjurkan pula untuk mempertimbangkan kemungkinan adopsi Daftar Periksa Budidaya Padi (DPBP) sebagai alternatif anjuran PTT. Penerapan DPBP ditujukan untuk mengoreksi faktor produksi yang belum optimal dan menyediakan lingkungan tumbuh yang optimal bagi pertumbuhan dan hasil panen padi sawah. Faktor penentu kelestarian lingkungan dan keberlanjutan produksi dapat diintegrasikan dalam DPBP, sehingga adopsi DPBP dapat memperoleh produksi dan keuntungan optimal, serta keberlanjutan sistem produksi.upaya-upaya terkait program swasembada daging sapi memerlukan ketersediaan lahan penggembalaan atau lahan sumber tanaman pakan ternak yang memadai. Keterbatasan lahan penggembalaan saat ini dapat diimbangi dengan pola pemeliharaan ternak secara terintegrasi. Pola integrasi tersebut dapat memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan seperti limbah industri minyak sawit, limbah tebu, dan limbah pertanian lainnya, sehingga cukup menjanjikan untuk dilaksanakan. Secara ringkas, upaya mencapai swasembada daging sapi memerlukan upaya-upaya mempercepat proses adopsi inovasi teknologi dan kelembagaan integrasi ternak sapi dengan 420 Menuju Pertanian Modern Berkelanjutan

9 tanaman pangan dan perkebunan, pengelolaan padang penggembalaan yang masih tersisa, perbaikan mutu genetik ternak, dan menerapkan kebijakan pengendalian pemotongan ternak betina produktif serta pengaturan pengeluaran sapi regional kawasan. Dukungan inovasi teknologi sebagai penciri utama sistem pertanian modern di masa depan kini telah menjadi faktor pendorong terbesar. Penerapan nanoteknologi pada sektor pertanian dan pangan memiliki urgensi dan potensi dampak yang tinggi. Penelitian nanoteknologi di sektor pertanian yang dilakukan Badan Litbang Pertanian dan lembaga-lembaga penelitian dan perguruan tinggi Indonesia terfokus pada penelitian dan pengembangan nanomaterial, nanomedicine, nanobiotechology dan nanodevice. Tantangan yang dihadapi dalam penerapan nanoteknologi antara lain berhubungan dengan penguasaan iptek, pengembangan dan hilirisasi teknologi, keamanan produk, persepsi masyarakat terhadap keamanan produk, serta kesiapan regulasi. Guna mengatasi hambatan-hambatan terhadap pemanfaatan dan penerapan inovasi teknologi diperlukan regulasi yang mengatur pemanfaatan teknologi di masa depan. Hal-hal yang berkaitan dengan regulasi, sosialisasi dan edukasi masa depan, akan sangat penting dalam upaya pemanfaatan inovasi teknologi dalam mendukung kegiatan penelitian pertanian secara optimal. Manajemen inovasi pertanian perlu menjadi agenda penelitian jangka panjang dan perlu mengalami reorientasi yang meliputi: (1) Inovasi sistem pertanian termasuk lingkungan penentu (enabling environment) kebijakan ekonomi dan kelembagaan yang dibutuhkan petani untuk memperkuat sistem usaha tani, dan (2) Inovasi di tingkat usahatani untuk memperkuat ketangguhan sistem usaha tani berkelanjutan. Untuk mendukung maksud tersebut, ke depan Badan Litbang Pertanian diharapkan mampu menjadi garda terdepan dalam membangun kemampuan inovatif para peneliti, baik tingkat nasional maupun daerah. Dalam hal ini, sebagai penggerak utama (prime mover) mewujudkan pertanian modern, Badan Litbang Pertanian bertanggungjawab dalam penyediaan inovasi pada berbagai aspek, sekaligus mampu memperkuat kemampuan inovatif para penelitinya, baik sebagai individu maupun secara kolektif. Selain itu, Badan Litbang Pertanian perlu membangun program khusus berbasis wilayah sebagai center of excellence bagi pembangunan pertanian regional wilayah. Dukungan kebijakan yang memadai dan konsisten akan memberikan fasilitasi terhadap perkembangan kebebasan berfikir dan relevansi penetapan bidang prioritas penelitian. Hal ini harus menjadi komitmen dan konsistensi untuk dilaksanakan serta dipegang teguh oleh pihak pengambil keputusan dalam setiap periode kepemimpinan. Menuju Pertanian Modern Berkelanjutan 421

10