BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa dapat memahami dan memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan asma.
|
|
- Yulia Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini banyak sekali penyakit yang masih belum diketahui oleh masyarakat luas, sehingga masih banyak dari mereka yang belum mengetahui bagaimana cara mencegah penyakit tersebut, kemudian bagaimana cara menanganinya apabila sudah terlanjur tekena penyakit tersebut sehingga banyak dari mereka yang memilih untuk membiarkan penyakit tersebut dengan tujuan agar sembuh dengan sendirinya akan tetapi bukanya kesembuhan yang didapat tetapi penyakit yang diderita semakin parah, itu semua karena kurangnya pemahaman tentang penyakit serta cara penanggulangannya. Saat ini banyak bermunculan penyakit penyakit yang baru dengan istilah baru yang tidak bisa dimengerti sepenuhnya oleh beberapa tingkatan masyarakat. Sebagai contohnya adalah penyakit yang berkaitan dengan Jantung yang merupakan bagian dari system kardiovaskular, dimana apabila system tersebut terganggu maka akan menimbulkan dampak penyakit seperti Infark miokard akut. Berdasarkan pengkajian pada hari senin, tanggal 17 desember 2012 didapatkan bahwa Ny. S mengatakan bahwa beliau mempunyai anemia yang didapatkan sejak lahir. Ny. S sering mengeluh lemas, tekanan darah rendah, dan pusing-pusing, apabila anemianya kambuh maka Ny. S langsung makan makanan asin, hati dan minum obat penambah darah. Berdasarkan latar belakang diatas maka praktekan mengambil implementasi asma pada keluarga Tn. S. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa dapat memahami dan memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan asma.
2 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu memahami tentang asma yang meliputi pengertian, gejala, dan penatalaksanaan keluarga dengan asma b. Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan asma.
3 BAB II KONSEP DASAR KESEHATAN KELUARGA A. Pengertian Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1 mm 3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan dalam 100 ml darah (Ngastiyah, 1997). B. Klasifikasi 1. Anemia defisiensi besi 2. Anemia Aplostik 3. Anemia defisiensi asam folat 4. Anemia Hemolitik 5. Anemia Hipoplastik (Eritroblastoma) (Ngastiyah, 1997) C. Etiologi 1. Anemia defisiensi besi a. Asupan besi yang berkurang b. Malabsorbsi pada enteritis dan proses malnutrisi (PEN) c. Kehilangan atau pengeluaran besi berlebihan pada perdarahan saluran cerna d. Infeksi berulang (Mansjoer, 2000) 2. Anemia Aplastik a. Faktor kongenital : Sindrom Fanconi b. Faktor di dapat : Bahan kimia, obat, radiasi, faktor individu, infeksi, keganasan, penyakit ginjal, gangguan endokrin dan idiopatik (Mansjoer, 2000 : 494).
4 3. Anemia defisiensi asam folat a. Kekurangan masukan asam polat b. Gangguan absorbsi Misalnya pada steatore idiopati, tropikal Sprue dan beberapa penyakit gastrointostinal. c. Obat yang bersifat antagonistik terhadap asam folat. Misalnya metotreksat, G-merkaptopurin, pirimetamin, derivat barbiturat. 4. Anemia Hemolitik a. Kongenitel 1) Faktor eritrosit 2) Gangguan enzim defisiensi G G PD (Glucose G Phosphate Dehydrogenase) 3) Hemoglobinopatia. b. Didapat 5. Anemia Hipoplastik (Eritroblastoma) Terutama di sebabkan oleh aplasia sistem eritropoetik, sedangkan sistem granulopoetik dan trombopoetik tidak, atau hanya sedikit terganggu klasifikasi, dari anemia Hipoplastik yaitu : a. Idiopatik Penyebab tidak diketahui, diduga gangguan metabolisme triptofan. b. Di dapat 1) Infeksi berat (meningitis, ensefalitis, bronkopneumonia, tuberkulosis berat, tifus abdominalis) 2) Penyakit autoimun (anemia hemolitik autoimun) 3) Alergi 4) MEP 5) Sindrom Hemolitik (anemia sel sabit, sferositosis fongenital) 6) Penyakit ginjal 7) Timoma 8) Efisiensi eritropoetin sel proeritroblas dan sel stem
5 D. Patofisiologi Berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1mm 3 darah atau berkurangnya volume sel yang di padatkan dalam 100 ml darah akan mengakibatkan terjadinya Anemia. Anemia menyebabkan perubahan sirkulasi berupa terjadinya keadaan hiperkinetik, insufisiensi korner, serta berkurangnya cadangan jantung. Curah jantung biasanya akan bertambah bermakna bila kadar Hb mencapai 7g/dl atau kurang. Peningkatan curah jantung ini disertai oleh menurunnya resistensi perifer, menurunnya jumlah volume sel darah, serta meningkatnya tekanan vena. Kardiomegah, dengan atau gagal jantung biasanya bari terjadi bila kadar Hb kurang dari 5 g/dl. Kardiomegali tersebut terjadi akibat dilatasi, hipertrofi, atau keduanya. Dikatakan bahwa anemia akut cenderung menyebabkan dialatasi, sedangkan anemia kronik cenderung mengakibatkan hipertrofi otot jantung (Markum, 1991).
6 E. Pathway Asupan besi berkurang Gangguan Absorbsi Def. G-G-PD Berkurangnya jumlah Hemoglobin Berkurangnya volume sel Berkurangnya jumlah eritosit Def. eritroblast Anemia Ikterus Gangguan sirkulasi darah cemas Gangguan perfusi jaringan Kurang pengetahuan O 2 dalam otak berkurang dari kebutuhan hipok siai Hipoksia Intoleran aktivitas Kelelahan Gangguan istirahat tidur Anoreksia Markum, 1991 Gangguan nutrisi F. Pemeriksaan Penunjang 1. Hasil pemeriksaan darah a. Kadar Hb kurang dari 10 g/dl. b. VER kurang dari 79 cu (N = cu) c. KHER kurang dari 32 % (N = %) Mikrositik. Hipokromik. Poilositosis.
7 Sel target. Leukosit dan trombosit normal. 2. Pemeriksaan sumsum tulang Pemeriksaan ini menunjukkan sistem eritropotik Hiperaktif dengan sel normoblas poli kromatofil yang predominan. G. Penatalaksanaan 1. Pemberian makanan yang adekuat 2. Pemberian preparat besi (sulfas ferosus) 3 x 10 mg/kg BB/hari 3. Tranfusi darah jika Hb < 5 g/dl 4. Pengobatan kausal (Mansjoer, 2000)
8 BAB III KONSEP KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Aktivitas / istirahat Gejala : - Keletihan, kelemahan, malaise umum - Kehilangan produktivitas, penurunan semangat untuk bekerja. - Toleransi terhadap latihan rendah - Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak Tanda : - Takikardi/takipnea, dispnea pada bekerja atau istirahat - Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurtang tertarik pada sekitarnya. - Kelemahan otot dan penurunan kekuatan. - Ataksia, tubuh tidak tegak. - Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda lain yang menunjukkan keletihan. 2. Sirkulasi Gejala : - Riwayat kehilangan darahkronis, mis., perdarahan GI kronis, menstruasi berat (DB); angina, CHF (akobat kerja jantung berlebihan). - Riwayat endokarditis infektif kronis. - Palpitasi (takikardia kompensasi). Tanda : - TD: Peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar; hipotensi postural - Disritmia: Abnormalitas EKG, mis., depresi segmen ST dan pendataran atau depresi golongan T: takikardia.
9 - Bunyi jantung: Marmur sistolik (DB) - Ekstremitas (warna): pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan); kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemonterang (PA). - Skera: Biru atau putih seperti mutiara (DB). - Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke periver dan vasokonstraksi kompensasi). - Kuku: Mudah patah, berbentuk seperti sendok (kolionikia) (DB). - Rambut: Kering, mudah putus, menipis; tumbuh uban secara premature (AP). 3. Integritas ego Gejala: - Keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, mis., penolakan transfuse darah. Tanda: - Depresi. 4. Eliminasi Gejala: - Riwayat pielonefritis, gagal jantung. - Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). - Hematemesis, feses denang darah segar, melena. - Diare atau konstipasi. - Penurunan haluaran urine. Tanda: - Distensi abdomen. 5. Makanan/cairan Gejala: - Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk serealtinggi (DB). - Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).
10 - Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. - Adanya penurunan berat badan. - Tidak pernah puas mengunyah atau pika untuk es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB). Tanda: - Lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B Mebran mukosa kering, pucat. - Turgor kulit: buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). - Stomatitis dan glositis (status defisiensi). - Bibir: selitis, mis., inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah (DB). 6. Neurosensori Gejala: - Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinutis, ketidak mampuan berkonsentrasi. - Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. - Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah; parestesia tangan/kaki (AP); klaudikasi - Sensasi menjadi dingin. Tanda: - Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis. - Mental: tampak mampu berespons lambat dan dangkal. - Oftalmik: hemarogis retina (aplastik, AP). - Epistaksis, pendarahan dari lubang-lubang (aplastik). - Gangguan koordinasi, ataksia: penurunan rasa getar dan posisi, tanda Romberg positif, paralisis (AP). 7. Kenyamanan/ nyeri Gejala: - Nyeri abdomen samar; sakit kepala (DB).
11 8. Pernafasan Gejala: - Riwayat TB, abses paru. - Napaas pendek pada istirahat dan aktivitas. Tanda: - Takipnea, ortopnea, dan dispnea. 9. Keamanan Gejala: - Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, mis., benzene, intektisida, naftalen. - Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan atau kecelakaan. - Riwayat kanker, terapi kanker. - Tidak toleran terhadap dingin dan/atau panas. - Transfuse darah sebelumnya. - Gangguan penglihatan. - Penyembuhan luka buruk, sering infeksi. Tanda: - Demam rendah, menggigil, berkeringat malam. - Limfadenopati umum. - Petekie dan ekimosis (aplastik). 10. Seksualitas Gejala: - Perubahan aliran menstruasi,mis., menoragia atau aminore (DB). - Hilang libido (pria dan wanita). - Impoten. Tanda: - Serviks dan dinding vagina pucat.
12 B. Diagnosa keperawatan 1. Gangguan perfusi jaringan berkaitan dengan penurunan komponen seluluer yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel. 2. Gangguan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berkaitan dengan ketidakmampuan mencerna makanan/absropsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukkan SDM manusia. 3. Resiko tinggi kerusakkan integritas kulit berkaitan dengan perubahan sirkulasi dan neurologis ( anemia). 4. Konstipasi atau diare berkaitan dengan penurunan masukkan diet, perubahan proses pencernaan. 5. Resiko infeksi tinggi berkaitan dengan pertahanan sekunder ( tidak adekuat). 6. Kurang pengetahuan berkaitan dengan kebutuhan belajar tentang kondisi prognosis, dan kebutuhan pengobatan. C. Rencana Tindakan 1. Gangguan perfusi jaringan berkaitan dengan penurunan komponen seluluer yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel. Kriteria hasil : - Tanda vital stabil - Membran mukosa warna merah muda - Pengisian kapiler baik - Haluaran urine adekuat - Mental seperti biasa Intervensi : a. Awasi tanda-tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit, warna kulit/memban mukosa, dasar kuku Rasional : memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentuka kebutuhan intervensi.
13 b. Tingikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. Cacatan : kontraindikasi bila ada hipotensi. c. Awasi upaya pernafasan ; auskultasi bunyi nafas perhatikan bunyi adventisius. Rasional : dipneau, gemericik menunjukkan GJK karena regangan jantung lama/ peningkatan kompensasi curah jantung. d. Selidiki keluhan nyeri dada, palpasi Rasional : iskemia seluler mempengaruhi jaringan myocardial/potensial resiko infark. e. Kaji untuk respons verbal melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan memori, bingung. Rasional : dapat mengindikasikan gangguan fungsi cerebral karena hipoksia atau defisiensi vitamin B12. f. Orientasi/orientasikan ulang pasien sesuai kebutuhan. Catat jadwal aktivitas pasien untuk dirujuk. Berikan cukuo waktu untuk pasien berpikir, komunikasi dan aktivitas. Rasional : membantu proses berpikir dan kemampuan melakukan/ mempertahankan kebutuhan AKS. g. Catat keluhan rasa dingin pertahankan kebutuhan dan tubuh hanta sesuai indikasi. Rasional : vasokontriksi ( ke organ vital meurunkan sirkulasi perifer. Kenyamanan pasien/ kebutuhan rasa hangat harus seimbang dengan kebutuhan untuk menhindari panas berlebihan pencetus vasodilatasi (penurunan perfusi organ). h. Hindari penggunaan bantalan penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan thermometer. Rasional : termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen.
14 2. Gangguan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berkaitan dengan ketidakmampuan mencerna makanan/absropsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukkan SDM manusia. Kriteria hasil : - Menunujukan peningkatan berat badan atau berat badan stabil, dengan nilai laboratorium normal. - Tidak mengalami tanda mal nutrisi. - Menunjukan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan/ atau mempertahankan berat badan yang sesuai. Intervensi : a. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai Rasional : mengidentifikasi defiensi, menduga kemungkinan intervensi b. Observasi dan catat makanan pasien Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan. c. Timbang berat badan tiap hari Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas intervensi nutrisi. d. Berikan makanan sedikit dan frekuensi sering dan / atau makan diantara waktu makan Rasional : makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi gaster. e. Berikan dan bantu hygiene mulut yang baik; sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut yang diencerkan bila mukossa oral luka. Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral,menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan rapuh / luka/ perdarahan dan nyeri berat.
15 3. Resiko tinggi kerusakkan integritas kulit berkaitan dengan perubahan sirkulasi dan neurologis ( anemia). Kriteria hasil : - Mempertahankan integritas kulit - Mengidentifikasi faktor resiko/ perilaku individu untuk mencegah cidera dermal. Intervensi : a. Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat local, eritema, ekskoriasi. Rasional : kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi, dan imobilisasi. Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung infeksi dan rusak. b. Ubah posisi secara periodic dan pijat permukaan tulang bila pasien tidak bergerak atau ditempat tidur. Rasional : meningkatkan sirkulasi ke semua area kulit membatasi iskemia jaringan/ mempengaruhi hipoksia seluluer. c. Ajarkan permukaan kuli kering dan bersih. Batasi pengunaan sabun. Rasional : area lembab, terkontaminasi memberikan media yang sangat baik untuk pertumbuhan organism patogenik. sabun dapat mengeringkan kulit secara berlebihan dan meningkatkan iritasi. d. Bantu untuk latihan rentang positif atau pasif atau aktif. Rasional : meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah statis. 4. Konstipasi atau diare berkaitan dengan penurunan masukkan diet, perubahan proses pencernaan. Kriteria hasil : - Membuat/ kembali pola normal dari fungsi usus. - Menunjukkan perubaha perilaku/pola hidup, yang diperlukan sebagai penyebab, faktor pemberat
16 Intervensi : a. Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi, dan jumlah. Rasional : membantu mengidentifikasi penyebab/faktor pemberat dan intervensi yang tepat. b. Auskultasi bunyi usus. Rasional : bunyi usus secara normal meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi. c. Awasi masukan dan haluaran dengan perhatian khusus pada makanan/cairan. Rasional : dapat mengidentifikasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam mengidentifikasi defisiensi diet. d. dorong masukan cairan ml/hari dalam toleransi jantung. Rasional : membantu dalam memperbaiki konsistensi feses bila konstipasi. Akan membantu mempertahankan status hidrasi pada diare. e. Hindari makanan yang dapat membentuk gas. Rasional : menurunkan distress gastric dan distensi abdomen. f. Kaji kondisi kulit perianal denganm sering, catat perubahan dalam kondisi kulit atau mulai kerusakkan lakukan pemeriksaan perianal setiap defekasi bila terjadi diare. Rasional : mencegah ekskoreasi kulit dan kerusakkan. 5. Resiko infeksi tinggi berkaitan dengan pertahanan sekunder ( tidak adekuat). Kriteria hasil : - Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi. - Meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan demam.
17 Intervensi : a. Tingkatkan cuci tanganyang baik oleh pemberi keperawatan dan pasien. Rasional : mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien dengan anemia berat/ aplastik dapat beresiko akibat flora normal kulit. b. Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka. Rasional : menurunkan resiko kolonisasi/infeksi bakteri. c. Berika perawatan kulit perianal dan oral dengan cermat. Rasional : menurunka resiko kerusakkan kulit/jaringan dan infeksi. d. Dorong perubahan posisi/ambulasi yang sering, latiha batuk, dan nafas dalam. Rasional : meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu mobilisasi sekresi untuk mencegah pneumonia. e. Tingkatkan masukan cairan adekuat. Rasional : membantu dalam pengenceran secret pernafasan untuk mempermudah pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh ( misal : pernafasan dan ginjal ). f. Pantau/ batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan. Batasi tumbuhan hidup/bunga potong. Rasional : membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi dapat dibutuhkan pada anemia aplastik, bila respon imun sangat terganggu. g. Pantau suhu. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam. Rasional : adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/ pengobatan. h. Amati eritema/cairan luka. Rasional : indicator infeksi local. Catatan : pembentukkan pes mungkin tidak ada bila granulosit tertekan.
18 6. Kurang pengetahuan berkaitan dengan kebutuhan belajar tentang kondisiprognosis, dan kebutuhan pengobatan. Kreteria hasil: - Menyatakan pemahaman proses penyakit, prosedur diagnostic, dan rencana peengobatan. - Mengidentivikasi penyebab. - Melakukan tindakan yang perlu/perubahan pola hidup. Intervensi: a. Berikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan kenyataan bahwaterapi tergantung pada tipe dan beratnya anemia. Rasional: memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat. Menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program terapi. b. Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic. Rasional: ansietas/takut tentang ketidaktahuan meningkatkan tingkat stress, yang selanjutnya meningkatkan beban jantung.pengetahuan tentang apa yang diperkirakan menurunkan ansietas. c. Jelaskan bahwa darah diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk anemia. Rasional: Ini sering merupakan kekuatiran yang tidak diungkapkanyang dapat memperkuat ansietas pasien. d. Tinjau perubahan diet yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan diet khusus (ditentukan oleh tipe anemia/defisiensi). Rasional: daging merah, hati, kung telur, sayuran berdaun hijau, biji bersekam, dan buah yang dikeringkan adalah sumber besi. Sayuran hijau, hati, dan buah asam adlah sumber asam folat dan vitamin C (meningkatkan absorpsibesi). e. Sumber-sumber (mis., keuangan dan memasak). Rasional: sumber tidak adekuat tidak dapat mempengaruhi kemampuan untuk membuat/menyiapkan makanan yang tepat.
19 f. dorong untuk menghentikan merokok. Rasional: Menurunkan ketersediaan oksigen dan menyebabkan vasokontraksi. g. Instruksikan dan peragakan pemberian mandiri preparat besi oral. Rasional: Penggantain besi biasanya membutuhkan waktu 3-6 bulan, sementara injeksivitamin B12 mungkin perlu untuk selama hidup pasien. h. Diskusikan pentingnya hnya minum obat yang diresepkan; Rasional: Kelebihan dosis obat besi dapat menjadi toksik.
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG Oleh : Dewi Rahmawati 201420461011056 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciMata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Hematologi; Anemia
Nama : Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin lebih rendah dari
1 BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin atau hematokrit di bawah normal (Brunner & Suddarth, 2000:22). Anemia adalah suatu keadaan
Lebih terperinciC. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL O 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produk mucus berlebihan dan kental, batuk tidak efektif. Mempertahankan jalan
Lebih terperinci9. Sonia mahdalena 10. Tri amalia 11. Mitha nur 12. Novita sari 13. Wardah afifah 14. windi yuniati 15. Gina I. 16. Nungki. 8.
1. Dika fernanda 2. Satya wirawicak 3. Ayu wulandari 4. Aisyah 5. Isti hidayah 6. Hanny dwi andini 7. Ranny dwi. H 8. Siti sarifah 9. Sonia mahdalena 10. Tri amalia 11. Mitha nur 12. Novita sari 13. Wardah
Lebih terperinciKekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan
F. KEPERAWATAN Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan Kaji TTV, catat perubahan TD (Postural), takikardia, demam. Kaji turgor kulit, pengisian kapiler dan
Lebih terperinciData Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan
ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Demografi Nama Umur Pekerjaan Alamat a. Aktifitas dan istirahat Ø Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal Ø Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga b. Sirkulasi
Lebih terperinciPATHWAY THALASEMIA. Mutasi DNA. Produksi rantai alfa dan beta Hb berkurang. Kelainan pada eritrosit. Pengikatan O 2 berkurang
PATHWAY THALASEMIA Penyebab primer: - Sintetis Hb A
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN
Lebih terperinciSatuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia A. Topik : Sistem Hematologi B. Sub Topik : Anemia C. Tujuan Instruksional 1. Tujuan Umum : Setelah penyuluhan peserta diharapkan dapat mengtahui cara mengatasi terjadinya
Lebih terperinci2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)
. KOMPLIKASI Ensefalopai hepaic terjadi pada kegagalan hai berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopai hepaik. Kerusakan jaringan paremkin hai
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi
Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan
Lebih terperinciCLINICAL MENTORING TATALAKSANA ANEMIA DEFISIENSI BESI DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI
CLINICAL MENTORING TATALAKSANA ANEMIA DEFISIENSI BESI DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI Oleh : Dr.Prasetyo Widhi Buwono,SpPD-FINASIM Program Pendidikan Hematologi onkologi Medik FKUI RSCM Ketua Bidang advokasi
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR A.
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Gastroenteritis adalah radang dari lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa muntah (muntah berak) (Junaedi, dkk. 1995:585). Diare adalah buang air
Lebih terperinciLAPORAN KASUS / RESUME DIARE
LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan
Lebih terperinciANEMIA. 3. Patofisiologi Kegalan sum2 a/ kehilangn sel darah merah berlebihan. Misalnya berkurangnya eritropoesis (produksi sel darah merah)
ANEMIA 1. Pengertian anemia adalah istilah yg menunjukan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar HB dan hematokrik dibawah normal(suzanne C,smeltzer :935:2001) anemia adalah suatu keadaan dimana kadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e
BAB I PENDAHULUAN Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki dan wanita-wanita. Untuk laki-laki,
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam
Lebih terperinciThalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N
Thalassemia Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N Maiyanti Wahidatunisa Nur Fatkhaturrohmah Nurul Syifa Nurul Fitria Aina
Lebih terperinciMAKALAH GIZI ZAT BESI
MAKALAH GIZI ZAT BESI Di Buat Oleh: Nama : Prima Hendri Cahyono Kelas/ NIM : PJKR A/ 08601241031 Dosen Pembimbing : Erwin Setyo K, M,Kes FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDAHULUAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi
Lebih terperinciA. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:
A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama
Lebih terperinciBAB III ANALISA KASUS
BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis
Lebih terperinciMengenal Penyakit Kelainan Darah
Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau illeus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA
ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA Konsep Medik : 1. Pengertian Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada paru-paru yang umumnya disebabkan oleh agent infeksi. 2. Tanda dan Gejala 1. Secara khas
Lebih terperinciAwal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan
Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN CA.LAMBUNG
ASUHAN KEPERAWATAN CA.LAMBUNG DEFINISI Kanker lambung merupakan neoplasma maligna yang di temukan di lambung, biasanya adenokarsinoma,atau gangguan sel gaster yang dalam waktu lama terjadi mutasi sel gaster,
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TALASEMIA By Rahma Edy Pakaya, S.Kep., Ns
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TALASEMIA By Rahma Edy Pakaya, S.Kep., Ns I. DEFINISI Talasemia adalah penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif. Ditandai oleh defisiensi produksi
Lebih terperinci5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan
5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi
LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Efusi Pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan di rongga pleura selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah (Soeparman, 1996 : 789).
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post
BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ANGINA PECTORIS I. PENGERTIAN Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada
Lebih terperinciMAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) A. Masalah Keperawatan Gangguan kebutuhan suhu tubuh (Hipertermi) B. Pengertian Hipertermi adalah peningkatan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS Ny. Sunia 45 tahun masuk Rs.A dengan keluhan banyak kencing malam hari (nokturia), banyak minum 4-5 liter/hari. Keluarga mengatakan keluhan ini terjadi
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SHOCK HYPOVOLEMIK Setiawan, S.Kp., MNS KLASIFIKASI SHOCK HYPOVOLEMIC SHOCK CARDIOGENIC SHOCK SEPTIC SHOCK NEUROGENIC SHOCK ANAPHYLACTIC SHOCK TAHAPAN SHOCK TAHAP INISIAL
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau ilieus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang
27 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang ditemukan pada pasien An.T adapun permasalahan tersebut sebagai berikut: A. Diagnosa 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif
Lebih terperinciKebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH
Kebutuhan Personal Higiene Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Pendahuluan Kebersihan merupakan hal yang penting Dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan Konsep Dasar Berasal dari bahasa Yunani,
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. konsentrasi hemoglobin berkurang di bawah normal. (Wong, 2001) Anemia aplastik adalah suatu kegagalan anatomi dan fisiologi dari
BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Anemia adalah situasi atau keadaan dimana jumlah RBC dan atau konsentrasi hemoglobin berkurang di bawah normal. (Wong, 2001) Anemia aplastik adalah suatu kegagalan anatomi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9
Lebih terperinciAnemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya
Anemia Megaloblastik Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya Anemia Megaloblastik Anemia megaloblastik : anemia makrositik yang ditandai peningkatan ukuran sel darah merah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari normal, anemia merefleksikan eritrosit yang kurang dari normal di dalam sirkulasi dan anemia
Lebih terperinciDEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar.
CA. KOLON DEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar. ETIOLOGI Penyebab kanker usus besar masih
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan
BAB I KONSEP DASAR A. Konsep Medis Kurang Energi Protein (KEP) 1. Pengertian Malnutrisi sebenarnya adalah gizi salah, yang mencakup gizi kurang atua lebih. Di Indonesia dengan masih tinggi angka kejadian
Lebih terperincib) Anemia Megaloblastik Megaloblastik dalam kehamilan disebabakan karena defisiensi asam folik c) Anemia Hipoplastik
A. PENGERTIAN Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan menderita anemia apabila kadar hemoglobinnya dibawah 10 gr/dl. ( Arief Masjoer, dkk, 2001 ). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASIDOSIS RESPIRATORI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASIDOSIS RESPIRATORI A. PENGAKAJIAN. 1. Teliti Riwayat Klinis Dari Perjalanan Penyakit Yang Dapat Mengakibatkan Asidosis Respiratorik. 2. Teliti Tanda Dan Gejala Klinis Yang
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Kata hernia pada hakekatnya berarti penonjolan suatu peritoneum, suata organ atau lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita dalam parietas muskuloaponeurotik
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan
Lebih terperinciCATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No.Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) I Hari pertama Senin/17 Juni 09.00-10.30 1. Mengkaji kemampuan secara fungsional
Lebih terperinci: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar
Nama : Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan
Lebih terperinciOLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI
OLEH : KELOMPOK 5 HAPPY SAHARA BETTY MANURUNG WASLIFOUR GLORYA DAELI DEWI RAHMADANI LUBIS SRI DEWI SIREGAR 061101090 071101025 071101026 071101027 071101028 Nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Gagal Jantung Kongestif 1.1 Defenisi Gagal Jantung Kongestif Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak
Lebih terperinci2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi
2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan konseling kepada ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan sebagai deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dalam rangka
Lebih terperinciPENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi membrane
1 BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,
Lebih terperinciPENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Fasilitas Yankes Nama Perawat yang mengkaji 1. DATA KELUARGA Nama Kepala Keluarga Alamat Rumah & Telp Agama & Suku DATA ANGGOTA KELUARGA N Nama Hub dgn o KK PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA Umur JK Suku
Lebih terperinciAPPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.
APPENDISITIS I. PENGERTIAN Appendisitis adalah inflamasi akut pada appendisits verniformis dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner & Suddart, 1997) II. ETIOLOGI Appendisitis
Lebih terperinciMONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI
MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI Oleh : Furkon Nurhakim INTERVENSI PASCA OPERASI PASE PASCA ANESTHESI Periode segera setelah anesthesi à gawat MEMPERTAHANKAN VENTILASI PULMONARI Periode
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Febris / demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior
Lebih terperinciSyok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi
Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. insulin (Engram, 1999:532). Ulkus adalah kehilangan jaringan kulit yang
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,
Lebih terperinciIlmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA PENGERTIAN Suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. (Mizieviez). ETIOLOGI 1. Faktor
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemia Anemia adalah berkurangnya volume sel darah merah atau menurunnya konsentrasi hemoglobin di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. 8,9 Sedangkan literatur
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciDerajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain
Demam berdarah dengue 1. Klinis Gejala klinis harus ada yaitu : a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlagsung terus menerus selama 2-7 hari b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri pada angka 140/90 mmhg atau lebih. Dibedakan bahwa hipertensi sistolik mengarah pada tekanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEPATUHAN 1. Defenisi Kepatuhan Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasehat medis atau kesehatan. Dengan menggambarkanpenggunaan obat sesuai petunjuk
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE )
Jl.K.H. ZainalMustofa No. 310 Tasikmalaya Telp. ( 0265 ) 322333, Fax. ( 0265 ) 326767, E-Mail : rumahsakit.tmc@gmail.com www.rstmc.co.id SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE
Lebih terperinciPROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA Identitas Pasien Nama : Tn.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 67 Tahun Status Perkawinan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) A. Definisi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru kronik dengan karakteristik
Lebih terperinciMateri Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru
1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh memiliki pusat pengaturan yang diatur oleh otak. Otak merupakan organ paling besar dan paling kompleks pada sistem saraf. Sistem saraf merupakan sistem fungsional
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR Mei Vita Cahya Ningsih D e f e n I s i Sejak tahun1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi berat lahir
Lebih terperinciVITAMIN LARUT DALAM AIR. Oleh dr. Sri Utami B.R. MS
VITAMIN LARUT DALAM AIR Oleh dr. Sri Utami B.R. MS Vitamin B (vitamin B kompleks) Larut dalam air Terdapat pada, ragi, biji-bijian, nasi, sayuran, ikan, daging Diperlukan sebagai ko-enzym dalam metabolisme
Lebih terperinciNutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati
Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciGenerated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. MORBILI
MORBILI I. A. Definisi Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan
Lebih terperinciETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B
HEPATITIS REJO PENGERTIAN: Hepatitis adalah inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia ETIOLOGI : 1. Ada 5
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi zat besi, asam folat, dan / atau vitamin B12, yang kesemuanya berakar pada asupan yang tidak adekuat, ketersediaan hayati rendah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Data Laboratorium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker nasofaring merupakan jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Data Laboratorium Patologi Anatomi FKUI melaporkan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA
1 LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA I Deskripsi Perdarahan pada saluran cerna terutama disebabkan oleh tukak lambung atau gastritis. Perdarahan saluran cerna dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia Anemia secara praktis didefenisikan sebagai kadar Ht, konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit di bawah batas normal. Namun, nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit
Lebih terperinciMateri 13 KEDARURATAN MEDIS
Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk
Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi
Lebih terperinciTips Mengatasi Susah Buang Air Besar
Susah buang air besar atau lebih dikenal dengan nama sembelit merupakan problem yang mungkin pernah dialami oleh anda sendiri. Banyak yang menganggap sembelit hanya gangguan kecil yang dapat hilang sendiri
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Anak Preschool dengan ISPA A. Definisi Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri,
Lebih terperinciTHALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010
THALASEMIA A. DEFINISI Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari). Akibatnya penderita
Lebih terperinciHipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) Data menunjukkan bahwa ratusan juta orang di seluruh dunia menderita penyakit hipertensi, sementara hampir 50% dari para manula dan 20-30% dari penduduk paruh baya di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure (CHF) menjadi yang terbesar. Bahkan dimasa yang akan datang penyakit ini diprediksi akan terus bertambah
Lebih terperinciVitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin
Vitamin Pengertian Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin
Lebih terperinciaureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus
Analisis Data No Data Etiologi Masalah 1. Data Subjektif : Gangguan sekresi saliva Nyeri Penghentian/Penurunan aliran Nyeri menelan pada rahang saliva bawah (kelenjar submandibula) Nyeri muncul saat mengunyah
Lebih terperinci