Learning Style. M e m p e l a j a r i c a r a b e l a j a r u n t u k b e l a j a r l e b i h b a i k l a g y o l l a w i j a y a n t i

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Learning Style. M e m p e l a j a r i c a r a b e l a j a r u n t u k b e l a j a r l e b i h b a i k l a g y o l l a w i j a y a n t i"

Transkripsi

1 Learning Style M e m p e l a j a r i c a r a b e l a j a r u n t u k b e l a j a r l e b i h b a i k l a g y o l l a w i j a y a n t i

2 Learning Style = Gaya Belajar/Belajar pake gaya? Learning style merupakan perbedaan sistematis dalam pola sifat dan kebiasaan individu dalam memperoleh dan memproses informasi dalam situasi belajar. P r i n s i p u t a m a : t i a p i n d i v i d u m e m i l i k i c a ra b e l a j a r ya n g b e r b e d a - b e d a

3 Mengetahui learning style bisa membantu leader dalam memahami cara belajar yang paling sesuai untuk bawahannya Dengan demikian, mereka bisa mempelajari dan memahami pekerjaan mereka dengan lebih efektif dan efisien. Manfaat Memahami Learning Style

4 Siklus Belajar Menurut Kolb Seorang psikolog bernama Kolb menganggap bahwa proses belajar yang efektif bisa dilihat sebagai sebuah siklus. Siklus ini terdiri dari 4 stage di mana keempatnya merupakan syarat dari effective learning

5 Siklus Belajar Menurut Kolb 4 a s p e k p e nting ya n g m e n e ntukan efe k t i v i ta s b e l a j a r

6 Siklus Belajar Menurut Kolb 1. Concrete Experience Pengalaman yang dialami secara langsung dan konkret sebagai dasar dari pengamatan. 2. Reflective Observation Individu merefleksikan observasi dan mulai membangun kesimpulan mengenai makna dari informasi yang diperoleh. 3. Abstract Conceptualization Membentuk konsep abstrak dan generalisasi berdasarkan hipotesis. 4. Active Experimentation Menguji implikasi konsep yang diperoleh ke dalam situasi baru. M e n u r u t K o l b, t i a p i n d i v i d u m e m i l i k i ga b u n ga n d a r i 2 t i p e l e a r n e r d a l a m s i k l u s i n i

7 Tipe Dasar Learner Menurut Siklus Belajar Concrete Experience (CE) Pendekatan belajar berdasarkan pemahaman yang cepat dan pengalaman, di mana penilaian yang dibuat berdasarkan perasaan. Tipe CE: Cenderung berempati tinggi, peopleoriented. Tidak sepenuhnya tertarik daripada teori, senang memperlakukan setiap permasalahan sebagai sesuatu yang unik Belajar melalui contoh spesifik.

8 Tipe Dasar Learner Menurut Siklus Belajar Reflective Observation (RO) Pendekatan belajar yang tentatif, netral, dan reflektif Menyukai pengajaran dengan format lecture/ceramah Introvert Belajar berdasarkan pengamatan cermat, senang mengembangkan pengamatan mengenai pengalaman mereka sendiri

9 Tipe Dasar Learner Menurut Siklus Belajar Abstract Conceptualism (AC): pendekatan belajar analitis dan konseptual. Berpikir logis, mengevaluasi masalah secara rasional Lebih berorientasi pada hal-hal selain manusia Situasi belajar ideal: otoritas yang memberi langsung pelajaran Tidak menyukai pendekatan belajar yang mendorong penemuan secara tidak terstruktur

10 Tipe Dasar Learner Menurut Siklus Belajar Active Experimentation (AE): pendekatan aktif dan doing yang berdasarkan eksperimen. Situasi belajar ideal: terlibat dalam project, tugas, kelompok diskusi kecil Tidak menyukai ceramah Cenderung ekstrovert.

11 Konsep Learning Style Dari keempat tipe dasar ini, akan terdapat 2 tipe dominan pada tiap individu. Kedua tipe dominan kemudian akan membentuk suatu learning style, yakni: - The Converger - The Diverger - The Assimilator - The Accomodator

12 Mencari tahu tipe learning style kita Tandailah karakteristik-karakteristik yang menggambarkan diri Anda pada 4 tabel ini Converger Konkret Ingin melakukan sesuatu yang nyata Senang mempraktekkan ide Lebih menyukai pekerjaan yang tidak melibatkan manusia Tidak emosional Memiliki keingintahuan yang besar Diverger Senang berimajinasi Mampu melihat masalah dari beragam sudut pandang Menyukai hal-hal yang detail, sistematis, dan memiliki alasan yang jelas Fleksibel Mampu berpikir secara mandiri Memandang setiap kasus/masalah sebagai sesuatu yang unik dan khas

13 Mencari tahu tipe learning style kita Assimilator Accomodator Memiliki keingintahuan yang Senang mengambil resiko besar. Bisa membuat gambaran teoretis Senang melakukan hal-hal konkret dari suatu hal Kurang tertarik dengan pekerjaan yang melibatkan manusia Memiliki ketertarikan terhadap Mampu beradaptasi dengan cepat Menyelesaikan masalah dengan cara trial-and-error konsep-konsep abstrak Cenderung mengandalkan intuisi Menyukai penyampaian informasi yang akurat dan terorganisir dengan baik Senang mencari jawaban yang Mampu melihat hubunganhubungan di antara aspek-aspek dalam sebuah sistem benar dari suatu permasalahan

14 Mencari tahu tipe learning style kita Tabel dengan jumlah checklist paling banyak merupakan learning style rekan-rekan. Apa learning style Anda? Apa learning style rekan dekat Anda? Silakan didiskusikan.

15 The Converger (Doing and Thinking) Kemampuan dominan dalam Abstract Conceptualization (AC) dan Active Experimentation (AE). Skill tinggi dalam mengaplikasikan ide. Cenderung menunjukkan kemampuan terbaik dalam situasi di mana terdapat satu solusi/jawaban terhadap suatu permasalahan. Lebih menyukai tugas-tugas teknis, kurang tertarik pada urusan interpersonal atau sosial. Memiliki kemampuan yang berkaitan dengan spesialisasi dalam bidang teknologi.

16 Cara belajar yang efektif : The Converger - Interaktif, berpartisipasi aktif, tidak pasif, diberi instruksi. Contoh: Coba cari tahu tentang strategi marketing yang sesuai. Nah, setelahnya, tolong jelaskan strategi itu pada saya. - Diberi instruksi melalui komputer/media digital Contoh: belajar LFF dari portal (tutorial sudah disediakan di portal). - Diberi serangkaian permasalahan atau buku kerja untuk dieksplorasi Contoh: memberi penjelasan tentang permasalahan, lalu bawahan diminta untuk menganalisis permasalahan untuk menemukan solusinya.

17 The Diverger (Feeling and Watching) Kemampuan dominan dalam area Concrete Experience (CE) dan Reflective Observation (RO). Mampu melihat big picture dan mengatur informasi-informasi detail ke dalam bentuk keseluruhan yang memiliki makna. Lebih suka mengamati daripada melakukan. Cenderung emosional dan kreatif, menikmati proses brainstorming untuk menghasilkan ide-ide baru. Tertarik terhadap budaya, senang mengumpulkan informasi. Seniman, musisi, konselor, bidang humanity dan seni.

18 Cara belajar yang efektif: - Metode ceramah/lecture - Eksplorasi yang memungkinkan adanya partisipasi - Brainstorming The Diverger Contoh: bawahan diminta untuk mengikuti Innotraining, kemudian dari sana leader meminta bawahan untuk bisa mengembangkan inovasi baru bersama dengan rekan-rekannya.

19 The Assimilator (Watching and Thinking) Memiliki skill dalam area Abstract Conceptualization (AC) dan Reflective Observation (RO). Kelebihan dalam memahami dan menciptakan model-model teoretis. Cenderung lebih tertarik pada ide-ide abstrak daripada manusia Tidak terlalu tertarik pada aplikasi praktik dari teori-teori. Menikmati pekerjaan yang melibatkan perencanaan dan riset. Biasanya bekerja di dalam bidang Matematika dan ilmu pengetahuan dasar.

20 The Assimilator (Watching and Thinking) Cara belajar yang efektif: Eksplorasi mengenai subyek tertentu dalam lab, mengikuti tutorial yang sudah disiapkan, menyediakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul Metode ceramah diikuti dengan peragaan Tidak terlalu memerlukan instrukstur, akan mengikuti latihan-latihan yang sudah disediakan Contoh: leader memberi penjelasan lisan dan memperagakan cara mempresentasikan produk, kemudian memberi panduan tertulis bagi bawahan untuk diikuti. Jika ada pertanyaan dalam pelaksanaan, bawahan boleh bertanya.

21 The Accommodator (Doing and Feeling) Kelebihan dalam Concrete Experience (CE) dan Active Experimentation (AE). Menikmati kegiatan eksperimen dan melaksanakan rencana di dunia nyata. Mengandalkan intuisi, paling risk-taker dibanding ketiga learning style lainnya. Mampu berpikir mandiri, mengubah rencana secara spontan ketika menerima informasi baru Biasanya menggunakan pendekatan trial and error dalam memecahkan masalah Biasanya di bidang teknikal, sales, marketing.

22 The Accommodator Cara belajar yang efektif: Memberi apapun yang mendorong penemuan secara mandiri Diberi kesempatan untuk menjadi partisipan aktif Instruktur harus siap menghadapi pertanyaan Bagaimana kalau? dan Kenapa begitu? Contoh: leader memberikan kasus pada timnya untuk dicari pemecahan masalahnya, tanpa banyak memberi arahan, mendorong bawahan untuk berpikir mandiri. Jika diperlukan, barulah mereka bertanya.

23 Aplikasi Learning Style dalam Pekerjaan Mengetahui learning style kita dan bawahan kita membantu untuk melakukan pendekatan yang sesuai untuk memampukan mereka memahami dan mempraktekkan hal-hal baru dalam pekerjaan. Tugas dan tuntutan dalam pekerjaan akan membentuk kemampuan adaptif individu. Umumnya, orang-orang dengan learning style tertentu akan memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan learning style mereka.

24 Apakah learning style Anda? Bagaimana cara menggunakannya untuk pemahaman yang lebih baik dalam pekerjaan? Apa learning style bawahan Anda? Bagaimana Anda bisa membantu bawahan Anda dalam memahami pekerjaannya dengan lebih baik lagi?

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian yang baik tentunya didukung oleh berbagai persiapan yang maksimal. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan antara lain pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Jenis Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Bae Kudus yang beralamatkan di Jalan Jenderal Sudirman km.04 Kudus. Alasan pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Waktu dan Jenis Penelitian Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMA 1 Bae Kudus yang beralamatkan di Jl. Jend Sudirman Km 04, Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Kudus.

Lebih terperinci

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar tersusun dari dua suku kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Asnawi, 2011)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu adalah unik. Setiap individu memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut bermacam-macam, mulai dari perbedaan fisik, pola

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Baharuddin (Apriani, 2008: 9) mengemukakan bahwa pemahaman adalah

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Baharuddin (Apriani, 2008: 9) mengemukakan bahwa pemahaman adalah 10 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Konsep Matematis Baharuddin (Apriani, 2008: 9) mengemukakan bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk mengenali, mengerti serta menerangkan sesuatu dengan katakata sendiri,

Lebih terperinci

Instrumen Gaya Belajar Kolb s. 1. Jawablah 12 pertanyaan yang tersedia di bawah ini masingmasing berakhir dengan 4 pernyataan.

Instrumen Gaya Belajar Kolb s. 1. Jawablah 12 pertanyaan yang tersedia di bawah ini masingmasing berakhir dengan 4 pernyataan. Lampiran 1 Instrumen Gaya Belajar Kolb s No. Absen : Kelas : I. Petunjuk Pengisian 1. Jawablah 12 pertanyaan yang tersedia di bawah ini masingmasing berakhir dengan 4 pernyataan. 2. Jawablah dengan jujur,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional, BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Kolb dalam Sulistyaningrum (2010) menyatakan bahwa gaya belajar melibatkan pengalaman baru, mengembangkan observasi atau refleksi, menciptakan konsep, dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional mempunyai tujuan untuk membangun peradaban bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional mempunyai tujuan untuk membangun peradaban bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional mempunyai tujuan untuk membangun peradaban bangsa yang berakar pada karakter dan kemampuan dari individu-individu warga negara sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Teori Proses Belajar Mengajar (PBM) Mata Pelajaran Matematika Susanto (2013) berpendapat bahwa matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Adi Satrio, 2005: 467) didefinisikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN EKSPERIENTIAL LEARNING TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN IPA

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN EKSPERIENTIAL LEARNING TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN IPA PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN EKSPERIENTIAL LEARNING TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN IPA Irfan Hilman dan Meri Yusup Universitas Garut, Jawa Barat Email: Irfanhilman21@gmail.com,

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR DAVID KOLB (DIVERGER, ASSIMILATOR, CONVERGER, ACCOMMODATOR) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENGARUH GAYA BELAJAR DAVID KOLB (DIVERGER, ASSIMILATOR, CONVERGER, ACCOMMODATOR) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN BIOSFER 10 (1), 2017 / ISSN : 0853 2451 PENGARUH GAYA BELAJAR DAVID KOLB (DIVERGER, ASSIMILATOR, CONVERGER, ACCOMMODATOR) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN The Influence of

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab IV dan temuan selama pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi era globalisasi saat ini membawa suasana kompetisi yang ketat

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi era globalisasi saat ini membawa suasana kompetisi yang ketat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kondisi era globalisasi saat ini membawa suasana kompetisi yang ketat bagi semua individu dalam memperoleh kesempatan, seperti kesempatan untuk memperoleh pendidikan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI LANGGAM BELAJAR SISWA SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA DALAM MEMPELAJARI BIOLOGI MENGGUNAKAN LSI KOLB

IDENTIFIKASI LANGGAM BELAJAR SISWA SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA DALAM MEMPELAJARI BIOLOGI MENGGUNAKAN LSI KOLB 56 Jurnal Pendidikan Biologi Vol 5 No 3 Tahun 2016 IDENTIFIKASI LANGGAM BELAJAR SISWA SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA DALAM MEMPELAJARI BIOLOGI MENGGUNAKAN LSI KOLB IDENTIFICATION OF STUDENTS LEARNING STYLE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini diupayakan memastikan ada tidaknya perbedaan signifikan antara gaya belajar

Lebih terperinci

Angket Sebelum Uji Validasi

Angket Sebelum Uji Validasi Angket Sebelum Uji Validasi INVENTORI GAYA BELAJAR MODEL DAVID KOLB A. Identitas Responden No. Absen : Kelas : B. Petunjuk Pengisian 1. Isilah identitasmu secara lengkap. 2. Angket ini terdiri dari 12

Lebih terperinci

sebagai proses dan hasil belajar belum dapat dilakukan dengan sistematis, baru sebatas menitikberatkan

sebagai proses dan hasil belajar belum dapat dilakukan dengan sistematis, baru sebatas menitikberatkan 75 EKSPLORASI GAYA BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN INTENSITAS BELAJAR MAHASISWA PADA KEGIATAN SITE VISIT SURVEY LEARNING Slamet Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY Email: slamet@uny.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

PROFIL REPRESENTASI SISWA SMP TERHADAP MATERI PLSV DITINJAU DARI GAYA BELAJAR KOLB

PROFIL REPRESENTASI SISWA SMP TERHADAP MATERI PLSV DITINJAU DARI GAYA BELAJAR KOLB e-issn: 2549-5070 p-issn: 2549-8231 MEDIVES 1 (2) (2017) 82-90 Journal of Medives Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang http://e-journal.ikip-veteran.ac.id/index.php/matematika PROFIL

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA GAYA BELAJAR ACCOMODATOR

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA GAYA BELAJAR ACCOMODATOR ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA GAYA BELAJAR ACCOMODATOR DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 MUARO JAMBI Oleh: RIFNI ANJANI NIM RSA1C213031

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan model experiental learning Kolb. Ebbut (1985) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. masa dewasa, dan ini berarti merupakan masa menuju dunia pekerjaan atau karier

BAB I LATAR BELAKANG. masa dewasa, dan ini berarti merupakan masa menuju dunia pekerjaan atau karier BAB I LATAR BELAKANG A. LATAR BELAKANG MASALAH Masa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan masa transisi menuju ke masa dewasa, dan ini berarti merupakan masa menuju dunia pekerjaan atau karier yang sebenarnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR MODEL DAVID KOLB DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA 1 BAE KUDUS SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR MODEL DAVID KOLB DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA 1 BAE KUDUS SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR MODEL DAVID KOLB DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA 1 BAE KUDUS SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN Jurnal Parameter Volume 27 No.2 136 KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN Suhardjono Universitas Sebelas Maret, Jln. Ahmad Yani No.200 A Surakarta 57161 Email: ha-djono@uns.ac.id

Lebih terperinci

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,

Lebih terperinci

GAYA BELAJAR DAN METODE MENGAJAR DOSEN AKUNTANSI

GAYA BELAJAR DAN METODE MENGAJAR DOSEN AKUNTANSI GAYA BELAJAR DAN METODE MENGAJAR DOSEN AKUNTANSI Sri Pujiningsih Universitas Negeri Malang sri.pujiningsih.fe.@um.ac.id Abstract: The objectives of this research are to describe learning style and instructional

Lebih terperinci

Pengaruh Gaya Belajar dan Keaktifan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika ( Survey Pada SMP Negeri di Kecamatan Klari Kabupaten Karawang)

Pengaruh Gaya Belajar dan Keaktifan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika ( Survey Pada SMP Negeri di Kecamatan Klari Kabupaten Karawang) Jurnal Ilmiah Solusi Vol.1 No. 3 September - Nopember 2014: 68-75 Pengaruh Gaya Belajar dan Keaktifan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika ( Survey Pada SMP Negeri di Kecamatan Klari Kabupaten Karawang)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori Konsep pembelajaran individu berdasarkan pendapat Kolb (1974) bahwa model pembelajaran/ problem solving merupakan proses mentranslasikan

Lebih terperinci

DODDY FAISAL HUMAINI (CARTENZ HRD GROUP)

DODDY FAISAL HUMAINI (CARTENZ HRD GROUP) DODDY FAISAL HUMAINI (CARTENZ HRD GROUP) Tak kenal maka tak sayang DODDY FAISAL HUMAINI Pekerjaan : - Founder & Owner CARTENZ HRD - Founder & Owner PYRAMIDA EDUTRAINING - Founder & Owner LENTERA CAMP TRAWAS

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat pen-ting bagi

Lebih terperinci

GAYA BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM IPA DAN IPS DI SMA 1 BAE KUDUS

GAYA BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM IPA DAN IPS DI SMA 1 BAE KUDUS GAYA BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM IPA DAN IPS DI SMA 1 BAE KUDUS SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Oleh TALITA MARSIS

Lebih terperinci

PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN. R. Nety Rustikayanti

PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN. R. Nety Rustikayanti PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN R. Nety Rustikayanti ISTILAH Metode pembelajaran cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai

Lebih terperinci

MENENTUKAN KECENDERUNGAN DAN KARAKTER SESEORANG DENGAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN TEKHNIK BACKWARD CHAINING MENERAPKAN PRINSIP EXPERIENTAL LEARNING

MENENTUKAN KECENDERUNGAN DAN KARAKTER SESEORANG DENGAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN TEKHNIK BACKWARD CHAINING MENERAPKAN PRINSIP EXPERIENTAL LEARNING EKSPLORA INFORMATIKA 159 MENENTUKAN KECENDERUNGAN DAN KARAKTER SESEORANG DENGAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN TEKHNIK BACKWARD CHAINING MENERAPKAN PRINSIP EXPERIENTAL LEARNING Fitra Kasma Putra STMIK Dharmasraya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR DAVID KOLB TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN

PENGARUH GAYA BELAJAR DAVID KOLB TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN Dinamika Kesehatan Vol.5 No.02.Desember 2014 PENGARUH GAYA BELAJAR DAVID KOLB TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN * Dwi Sogi

Lebih terperinci

APLIKASI TEST PERSONALITY DAN LEARNING STYLE INVENTORY BERBASIS WEB UNTUK MAHASISWA UNIVERSITAS KLABAT

APLIKASI TEST PERSONALITY DAN LEARNING STYLE INVENTORY BERBASIS WEB UNTUK MAHASISWA UNIVERSITAS KLABAT APLIKASI TEST PERSONALITY DAN LEARNING STYLE INVENTORY BERBASIS WEB UNTUK MAHASISWA UNIVERSITAS KLABAT Putri Utami Nugroho1), Angelia Priskila Pajow2), Andrew Tanny Liem3) Sistem Informasi UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh sumber daya manusianya, sedangkan sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Pendidikan yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains merupakan ilmu berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting yang diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkontruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sains dan teknologi merupakan salah satu alasan tentang perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN. Sugiyanto

PENGARUH GAYA BELAJAR EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN. Sugiyanto Pengaruh Gaya Belajar Experiential Learning... Sugiyanto PENGARUH GAYA BELAJAR EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN Sugiyanto Jurusan Psikologi

Lebih terperinci

EKSPLORASI GAYA BELAJAR MAHASISWA DAN KEMAMPUAN MENGKONSEPSI GAMBAR TEKNIK ABSTRAK

EKSPLORASI GAYA BELAJAR MAHASISWA DAN KEMAMPUAN MENGKONSEPSI GAMBAR TEKNIK ABSTRAK Jurnal Media Komunikasi Pendikan Teknologi dan Kejuruan 61 EKSPLORASI GAYA BELAJAR MAHASISWA DAN KEMAMPUAN MENGKONSEPSI GAMBAR TEKNIK Muhammad Rais * 1 Pendidikan Teknologi Pertanian, FT UNM * raismisi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kritis Tujuan pendidikan nasional salah satunya adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Menurut Deporter dan Hernacki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu pranata sosial yang menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan potensi siswa. Keberhasilan pendidikan ini didukung dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukanlah ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukanlah ilmu pengetahuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membangun pengetahuan baru. Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Abidin (Ridyah, 2015:1)

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING

PENERAPAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING PENERAPAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN UNSUR LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP SALAFIYAH MIFTAHUL HUDA JENGGAWAH TAHUN AJARAN 2012/2013 Alfan Azizi 34, Susanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju merupakan suatu hal yang sangat urgen dalam masyarakat modern, karena dapat membuat manusia

Lebih terperinci

Pengaruh Gaya Belajar Experiential Learning dalam Peningkatan Prestasi Akademik dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Sugiyanto

Pengaruh Gaya Belajar Experiential Learning dalam Peningkatan Prestasi Akademik dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Sugiyanto Pengaruh Gaya Belajar Experiential Learning dalam Peningkatan Prestasi Akademik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Sugiyanto sugiyanto@uny.ac.id Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI ANTARA GOLONGAN DARAH TIPE ABO DENGAN MODALITAS DAN GAYA BELAJAR MAHASISWA. ABSTRAK

ANALISIS KORELASI ANTARA GOLONGAN DARAH TIPE ABO DENGAN MODALITAS DAN GAYA BELAJAR MAHASISWA.   ABSTRAK Jurnal Dinamika, April 2016, halaman 41-49 ISSN 2087-7889 Vol. 07. No. 1 ANALISIS KORELASI ANTARA GOLONGAN DARAH TIPE ABO DENGAN MODALITAS DAN GAYA BELAJAR MAHASISWA Eka Pratiwi Tenriawaru 1, Yulvinamaesari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam skala sempit maupun luas, sederhana maupun kompleks. Kesuksesan individu sangat ditentukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Menurut Baird (Cahyati: 2009), Komunikasi merupakan proses yang meliputi penyampaian dan penerimaan hasil pemikiran melalui simbol kepada

Lebih terperinci

PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/

PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Ditinjau dari Gaya Belajar pada Pembelajaran Model Eliciting Activities (MEA) Y. N. Firdausi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, menambah keterampilan serta dapat merubah sikap individu dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Firmansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Firmansyah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan penting dari kegiatan pembelajaran adalah memberdayakan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga menjadi manusia yang berkualitas. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dicky Fauzi Firdaus, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dicky Fauzi Firdaus, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan dianggap sebagai suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan sumber daya manusia untuk pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

KONSTRUKSI TES GAYA BELAJAR BERDASARKAN TEORI BELAJAR EKSPERIENSIAL DAVID A. KOLB

KONSTRUKSI TES GAYA BELAJAR BERDASARKAN TEORI BELAJAR EKSPERIENSIAL DAVID A. KOLB KONSTRUKSI TES GAYA BELAJAR BERDASARKAN TEORI BELAJAR EKSPERIENSIAL DAVID A. KOLB Ari Pratiwi (Ketua Peneliti), Ika Widyarini, Cleoputri Al Yusainy, Sukaesi Marianti, dan Intan Rahmawati Program Studi

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN PEMILIHAN KARIER BERDASARKAN GAYA BELAJAR PADA SISWA SMA KELAS XII

KECENDERUNGAN PEMILIHAN KARIER BERDASARKAN GAYA BELAJAR PADA SISWA SMA KELAS XII KECENDERUNGAN PEMILIHAN KARIER BERDASARKAN GAYA BELAJAR PADA SISWA SMA KELAS XII Hanifan Akbar dan Tarmidi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara ABSTRACT Learning style is a process in which there

Lebih terperinci

DIALOG AWAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY

DIALOG AWAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY 87 L A M P I R A N 88 Lampiran 1 DIALOG AWAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY DENGAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK ( PTK Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 / 2010 Skripsi Oleh: DWITYA NADIA FATMAWATI K 4306022

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak terlepas dari pembelajaran. Menurut Usman (2000:4), pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kritis (Suherman dkk, 2003). Hal serupa juga disampaikan oleh Shadiq (2003)

I. PENDAHULUAN. dan kritis (Suherman dkk, 2003). Hal serupa juga disampaikan oleh Shadiq (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan disiplin ilmu yang sifatnya terstruktur dan terorganisasi dengan baik, mulai dari konsep atau ide yang tidak terdefinisi sampai dengan yang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN UNSUR LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP SALAFIYAH MIFTAHUL HUDA JENGGAWAH JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh :

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP Mardiana Abstraksi Pembelajaran kooperatif Co-op Co-op. Model pembelajaran ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang

BAB II KAJIAN TEORITIK. sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Menurut Nasution (2010), memecahkan masalah dapat dipandang sebagai proses dimana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang telah dipelajarinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Representasi Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Representasi Matematis 5 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Representasi Matematis Menurut Jones & Knuth (Mustangin, 2015) representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu situasi masalah atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah di persiapkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup khususnya pada Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan termasuk ke dalam materi yang sangat menarik, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam sekitar kita. IPA tidak hanya mementingkan penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MODUL 3 MEMPENGARUHI & MEMBANGUN TEAM A. SUB POKOK BAHASAN Komunikasi Efektif untuk Mempengaruhi dan Membangun Team B. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR BERDASARKAN GAYA BELAJAR MAHASISWA

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR BERDASARKAN GAYA BELAJAR MAHASISWA PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR BERDASARKAN GAYA BELAJAR MAHASISWA Tarma tarmasae@gmail.com Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Ilmu Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : DARI SUPRAPTI A

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S 1 Pendidikan Matematika. Oleh : DARI SUPRAPTI A PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF QUESTIONS STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA TENTANG KELILING DAN LUAS PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI (PTK pada Siswa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan fokus permasalahan dan tujuan penelitian serta interpretasi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan fokus permasalahan dan tujuan penelitian serta interpretasi 189 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan fokus permasalahan dan tujuan penelitian serta interpretasi hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah diuraikan pada bab IV,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pelajaran matematika bertujuan untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan, Abstrak

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan,   Abstrak Meningkatkan Kemampuan Berpikir... (Rahmat Yulianto) 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS IV SDN I KEPUHSARI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini berguna untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini berguna untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak ada manusia yang hidup tanpa mengalami masalah dan rintangan yang harus dicari jalan keluarnya. Sama halnya dalam dunia pendidikan yang selalu berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 3 Kalirejo Kudus kurang efektif. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menyampaikan

Lebih terperinci

PENDEKATAN ALTERNATIF DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN

PENDEKATAN ALTERNATIF DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN PENDEKATAN ALTERNATIF DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI PENGAJARAN 106 Imam Gunawan Abstrak Supervisi pengajaran bertujuan mengembangkan situasi pengajaran yang lebih baik, membimbing pengalaman mengajar guru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN O1 X O2

BAB III METODE PENELITIAN O1 X O2 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini memuat metode dan pendekatan penelitian yang digunakan peneliti. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara karena maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kualitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester 24 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 pada pokok bahasan Kinematika Gerak Lurus. Dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV mengenai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV mengenai pengaruh pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan koneksi dan berpikir kritis matematis matematis

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

Nama : Rahmadi, M.Kom. NIP : Instansi : Universitas Andalas Mata Diklat : Standar Layanan Pembelajaran Fasilitator : Hairun Nissa

Nama : Rahmadi, M.Kom. NIP : Instansi : Universitas Andalas Mata Diklat : Standar Layanan Pembelajaran Fasilitator : Hairun Nissa Nama : Rahmadi, M.Kom. NIP : 197605182001121001 Instansi : Universitas Andalas Mata Diklat : Standar Layanan Pembelajaran Fasilitator : Hairun Nissa Soal : TUGAS 2: Carilah dan jelaskan klasifikasi karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai bagian dari kurikulum di sekolah, memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan yang mampu bertindak atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan dasar dan memberikan andil yang sangat besar dalam kemajuan bangsa. Pernyataan ini juga didukung oleh Kline (Suherman,

Lebih terperinci