BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
|
|
- Ida Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu adalah unik. Setiap individu memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut bermacam-macam, mulai dari perbedaan fisik, pola berpikir dan cara-cara merespon atau mempelajari hal-hal baru, begitu pun dalam hal belajar masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran yang diberikan (Prashing,2007). Suradi (2007) menyatakan bahwa setiap peserta didik mempunyai cara sendiri terhadap setiap peristiwa yang dilihat dan dialami, sama halnya setiap siswa mempunyai cara sendiri yang disukai dalam menyusun apa yang dilihat, diingat, dan dipikirkannya. Siswa mempunyai cara yang berbeda dalam mengolah informasi berkaitan dengan proses belajar. Pengolahan informasi ini disebut dengan gaya belajar. DePorter dan Hernacki dalam Sulistyaningrum (2010) mengungkapkan bahwa gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Pada proses menyerap pembelajaran siswa mempunyai gaya belajar sendiri, mengetahui gaya belajar pada diri sendiri akan membantu dalam belajar yang dihasilkan akan maksimal dan memudahkan seorang guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan mudah. Salah satu contoh kasus berbagai macam gaya belajar yang diungkapkan oleh Handayani (2004) seperti berikut ini: Fahri (9 tahun), Fahra (7 tahun), dan Fikri (5 tahun) adalah tiga bersaudara. Rani, ibu dari tiga anak tersebut, heran dengan cara tiap anaknya dalam menangkap pelajaran saat di rumah dan di sekolah. Berdasarkan pengamatan dan laporan dari guru, hanya Fikri yang suka mendengarkan cerita atau penjelasan dengan serius. Fahri seringkali acuh saat mendengarkan penjelasan, sementara Fahra sering menguap karena bosan. Bila Rani menggunakan alat peraga gambar, gantian Fikri yang kurang semangat. Sementara Fahra biasanya antusias mendengar penjelasan, sedang Fahri tampak biasa saja. Namun, saat Rani atau guru di sekolah mengajak mengerjakan prakarya, gantian Fahri yang bersemangat. Fahra dan Fikri ogahogahan mengikutinya. Berdasarkan penjelasan guru dan psikologi di sekolah, Rani baru mengerti bahwa ketiga anaknya memiliki gaya 1
2 belajar yang berbeda. Tapi, meski berbeda, ketiganya memiliki prestasi yang cukup baik di sekolah. Pada contoh kasus di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ketiga siswa ini mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda dan seorang guru harus mengetahui bahwa gaya belajar sangat penting dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan Permendiknas No.41 Tahun 2007 mengisyaratkan bahwa seorang guru seyogyanya dapat memperhatikan karakteristik siswa, yang salah satu karakteristik itu adalah gaya belajar masing-masing siswa. Kolb dalam Supeno (2003), gaya belajar melibatkan pengalaman baru siswa, mengembangkan observasi atau merefleksi, menciptakan konsep, dan menggunakan teori untuk memecahkan masalah. Batasan dari pengertian gaya belajar model Kolb, terdapat dua aspek, yaitu: pengalaman konkrit pada suatu pihak dan konseptual abstrak pada pihak lain, serta eksperimentasi aktif pada suatu pihak dan observasi reflektif pada pihak lain. Gaya belajar Model Kolb terdiri dari empat kutub kecenderungan yaitu: kutub perasaan atau Concrete Experience (CE), kutub pengamatan atau Reflection Observation (RO), kutub pemikiran atau Abstract Conceptualization (AC), dan kutub tindakan atau Active Experimentation (AE). Keempat kutub tersebut membentuk empat kombinasi gaya belajar, yaitu: gaya belajar Diverger (perasaan dan pengamatan), gaya belajar Assimilator (pengamatan dan berpikir), gaya belajar Converger (berpikir dan bertindak), dan gaya belajar Accomodator (bertindak dan perasaan) (Sulistyaningrum,2010). Salah satu Sekolah Menengah Atas di daerah kecamatan Bae Kudus yang hanya mempunyai program IPA dan IPS adalah SMA 1 Bae Kudus. SMA 1 Bae Kudus ini termasuk SMA RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dan yang terfavorit di kota Kudus. SMA 1 Bae ini, untuk kelas XI hanya membuka program IPA dan IPS mulai pada tahun pelajaran 2011/2012 jurusan ini dikenal dengan istilah jurusan eksak dan sosial. Berdasarkan data profil sekolah yang didapat sebelum tahun pelajaran 2011/2012 di SMA 1 Bae membuka program Bahasa, akan tetapi semenjak SMA 1 Bae Kudus ini menjadi SMA RSBI minat pada program Bahasa sedikit, maka program Bahasa ini tidak dibuka. SMA 1 Bae Kudus terus melakukan pengembangan yang dilakukan oleh seluruh tenaga kependidikan yang ada baik pengembangan secara akademik, sarana prasarana, prestasi, maupun tenaga pengajarnya dalam rangka menjaga mutu penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. 2
3 Berdasarkan pengamatan observasi yang dilakukan, siswa SMA 1 Bae Kudus jurusan IPA terlihat lebih disiplin, serius dalam belajar, banyak membaca buku dan memainkan laptop untuk kepentingan belajarnya sedangkan siswa jurusan IPS lebih ramai, suka bercanda, suka keluyuran dari kelas satu ke kelas lain, lebih santai dalam belajarnya akan tetapi biarpun cara belajar kelas IPA dan IPS berbeda-beda tetapi mereka tetap memiliki rasa ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan. Berdasarkan data yang diperoleh dari pengunjung siswa kelas XI SMA 1 Bae Kudus ke perpustakaan, baik siswa program IPA maupun IPS intensitas mereka datang ke perpustakaan seimbang banyaknya. Kebutuhan belajar inilah yang mendorong mereka untuk senantiasa mengetahui apapun yang dipelajarinya. Hasil wawancara dengan dua guru mata pelajaran matematika yang mengampu kelas XI jurusan IPA dan IPS SMA 1 Bae Kudus ini diperoleh informasi bahwa persoalan dalam belajar terletak pada gaya seseorang dalam belajar. Berbagai macam gaya siswa dalam belajar antara lain: ada siswa yang belajar di keramaian, sebaliknya ada yang senang belajar kalau di tempat sepi seperti di perpustakaan, ada yang merenung di dalam kelas tetapi bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru, ada siswa cepat tanggap mengerjakan latihan dan kritis untuk bertanya dengan guru, ada siswa yang suka tiduran sambil belajar kalau sedang diskusi, ada yang tidak suka belajar secara kelompok. Hasil wawancara dengan salah satu guru di SMA 1 Bae Kudus ini juga diperoleh informasi bahwa di sekolah ini belum memiliki data mengenai gaya belajar yang dimiliki siswa program IPA dan IPS kelas XI. Pengenalan gaya belajar siswa kelas XI program IPA dan IPS di SMA 1 Bae Kudus ini diharapkan dapat membantu sekolah dan guru dalam menentukan gaya mengajar yang sesuai dengan gaya belajar siswanya masing-masing terutama siswa program IPA dan IPS kelas XI ini, maka dari itu perlu diperjelas gaya belajar yang dimiliki siswa program IPA dan IPS di SMA 1 Bae Kudus. Terdapat penelitian sebelumnya yang menunjukkan temuan gaya belajar siswa SMA program IPA dan IPS, penelitian sebelumnya ini bisa digunakan sebagai acuan atau pembanding pada temuan penelitian ini temuan itu antara lain: Penelitian Kolb dalam Setyowati (2006) pada Undergarduate College Major menunjukkan adanya kecocokan gaya belajar dengan spesialisasi pendekatan tertentu, gaya belajar Diverger (perasaan dan pengamatan) lebih cocok dengan bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau psikologi, gaya belajar Assimilator (pengamatan dan 3
4 berpikir) lebih cocok dengan bidang Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam seperti kimia, matematika, fisika. Selain itu, terdapat penelitian Sulisyaningrum (2010) yang selaras dengan penelitian Kolb yang menunjukkan bahwa gaya belajar dengan program jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dari 176 siswa di SMA Negeri 1 Salatiga adalah kelas IPA berada pada gaya belajar Diverger (perasaan dan pengamatan) dan kelas IPS berada pada gaya belajar Diverger (perasaan dan pengamatan) dan Accomodator (bertindak dan perasaan). Penelitian Sulistyaningrum didukung oleh penelitian Sari (2005) yang menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Suruh Salatiga dari 106 responden siswa kelas IPS menunjukkan bergaya belajar Assimilator (pengamatan dan berpikir) dan Diverger (perasaan dan pengamatan). Berdasarkan latar belakang di atas, dalam skripsi ini diambil judul Gaya Belajar Siswa Kelas XI Program IPA dan IPS di SMA 1 Bae Kudus. Berkenaan dengan pentingnya guru mengetahui gaya belajar siswanya yang bertujuan untuk membantu dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah: Bagaimana gaya belajar yang dimiliki oleh siswa kelas XI jurusan IPA dan IPS di SMA Negeri 1 Bae Kudus? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya belajar yang dimiliki oleh siswa kelas XI jurusan IPA dan IPS di SMA Negeri 1 Bae Kudus. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori tentang gaya belajar siswa dan konsep-konsep baru terutama untuk mengembangkan bidang ilmu pendidikan sesuai dengan gaya belajar siswa. 2. Secara Praktis Manfaat penelitian yang akan didapat setelah melakukan penelitian ini adalah: 4
5 a. Siswa 1. Adanya perubahan perilaku yang positif dalam proses pembelajaran setelah mengetahui gaya belajar, siswa termotivasi untuk menggunakan gaya belajar dalam pembelajaran b. Guru 1. Memberikan informasi gaya belajar siswa program IPA dan IPS (Diverger, Assimilator, Accomodator, Converger) kepada guru yang diperoleh dari gaya belajar model Kolb. 2. Merefleksikan kegiatan belajar mengajar yang belum sesuai dengan keragaman gaya belajar siswa. c. Sekolah Menyediakan fasilitas pembelajaran yang diperlukan guna mencakup gaya belajar siswa yang berbeda-beda. 5
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian yang baik tentunya didukung oleh berbagai persiapan yang maksimal. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan antara lain pemilihan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Jenis Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Bae Kudus yang beralamatkan di Jalan Jenderal Sudirman km.04 Kudus. Alasan pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB II STUDI KEPUSTAKAAN
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar tersusun dari dua suku kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Asnawi, 2011)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional mempunyai tujuan untuk membangun peradaban bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional mempunyai tujuan untuk membangun peradaban bangsa yang berakar pada karakter dan kemampuan dari individu-individu warga negara sebagai salah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Waktu dan Jenis Penelitian Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMA 1 Bae Kudus yang beralamatkan di Jl. Jend Sudirman Km 04, Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Kudus.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Kolb dalam Sulistyaningrum (2010) menyatakan bahwa gaya belajar melibatkan pengalaman baru, mengembangkan observasi atau refleksi, menciptakan konsep, dan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh sumber daya manusianya, sedangkan sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Pendidikan yang berkualitas
Lebih terperinciLearning Style. M e m p e l a j a r i c a r a b e l a j a r u n t u k b e l a j a r l e b i h b a i k l a g y o l l a w i j a y a n t i
Learning Style M e m p e l a j a r i c a r a b e l a j a r u n t u k b e l a j a r l e b i h b a i k l a g i @ y o l l a w i j a y a n t i Learning Style = Gaya Belajar/Belajar pake gaya? Learning style
Lebih terperinciGAYA BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM IPA DAN IPS DI SMA 1 BAE KUDUS
GAYA BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM IPA DAN IPS DI SMA 1 BAE KUDUS SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Oleh TALITA MARSIS
Lebih terperinciInstrumen Gaya Belajar Kolb s. 1. Jawablah 12 pertanyaan yang tersedia di bawah ini masingmasing berakhir dengan 4 pernyataan.
Lampiran 1 Instrumen Gaya Belajar Kolb s No. Absen : Kelas : I. Petunjuk Pengisian 1. Jawablah 12 pertanyaan yang tersedia di bawah ini masingmasing berakhir dengan 4 pernyataan. 2. Jawablah dengan jujur,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR MODEL DAVID KOLB DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA 1 BAE KUDUS SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012
HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR MODEL DAVID KOLB DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA 1 BAE KUDUS SEMESTER II TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini diupayakan memastikan ada tidaknya perbedaan signifikan antara gaya belajar
Lebih terperinciAngket Sebelum Uji Validasi
Angket Sebelum Uji Validasi INVENTORI GAYA BELAJAR MODEL DAVID KOLB A. Identitas Responden No. Absen : Kelas : B. Petunjuk Pengisian 1. Isilah identitasmu secara lengkap. 2. Angket ini terdiri dari 12
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional,
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Teori Proses Belajar Mengajar (PBM) Mata Pelajaran Matematika Susanto (2013) berpendapat bahwa matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Adi Satrio, 2005: 467) didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ilmu sosial atau dikenal dengan nama IPS. Konsep dasar IPS perlu ditanamkan
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan kodratnya, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa peran serta dan bantuan orang lain, saling bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, dengan tujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam mengembangkan kehidupan manusia, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR DAVID KOLB TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN
Dinamika Kesehatan Vol.5 No.02.Desember 2014 PENGARUH GAYA BELAJAR DAVID KOLB TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN * Dwi Sogi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agung Firmansyah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan penting dari kegiatan pembelajaran adalah memberdayakan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga menjadi manusia yang berkualitas. Hal ini
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING
PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN UNSUR LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP SALAFIYAH MIFTAHUL HUDA JENGGAWAH JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan model experiental learning Kolb. Ebbut (1985) menjelaskan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA GAYA BELAJAR ACCOMODATOR
ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA GAYA BELAJAR ACCOMODATOR DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 MUARO JAMBI Oleh: RIFNI ANJANI NIM RSA1C213031
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. masa dewasa, dan ini berarti merupakan masa menuju dunia pekerjaan atau karier
BAB I LATAR BELAKANG A. LATAR BELAKANG MASALAH Masa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan masa transisi menuju ke masa dewasa, dan ini berarti merupakan masa menuju dunia pekerjaan atau karier yang sebenarnya
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Baharuddin (Apriani, 2008: 9) mengemukakan bahwa pemahaman adalah
10 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Konsep Matematis Baharuddin (Apriani, 2008: 9) mengemukakan bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk mengenali, mengerti serta menerangkan sesuatu dengan katakata sendiri,
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN. Sugiyanto
Pengaruh Gaya Belajar Experiential Learning... Sugiyanto PENGARUH GAYA BELAJAR EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN Sugiyanto Jurusan Psikologi
Lebih terperinciPROFIL REPRESENTASI SISWA SMP TERHADAP MATERI PLSV DITINJAU DARI GAYA BELAJAR KOLB
e-issn: 2549-5070 p-issn: 2549-8231 MEDIVES 1 (2) (2017) 82-90 Journal of Medives Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang http://e-journal.ikip-veteran.ac.id/index.php/matematika PROFIL
Lebih terperinciKECENDERUNGAN GAYA BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Jurnal Parameter Volume 27 No.2 136 KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN Suhardjono Universitas Sebelas Maret, Jln. Ahmad Yani No.200 A Surakarta 57161 Email: ha-djono@uns.ac.id
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beralasan apabila pendidikan harus mendapatkan perhatian yang cukup serius, lebihlebih. bagi kalangan pendidik maupun calon pendidik.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor kehidupan yang sangat penting bagi terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak mengalami masalah terutama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkontruksi
Lebih terperincipersaingan yang terjadi dalam dunia industri, teknologi transportasi dan telekomunikasi bahkan dalam dunia pendidikan. Khususnya Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi telah menciptakan lingkungan yang penuh dengan persaingan yang terjadi dalam dunia industri, teknologi transportasi dan telekomunikasi bahkan dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengerjakan soalnya sesuai waktu yang disediakan. Oleh karena itu, siswa memerlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hasil Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Atas (SMA) program IPA pada Tahun 2015 menunjukkan bahwa rata-rata nilai matematika menjadi rata-rata nilai terendah dibandingkan
Lebih terperinciPengaruh Gaya Belajar Experiential Learning dalam Peningkatan Prestasi Akademik dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Sugiyanto
Pengaruh Gaya Belajar Experiential Learning dalam Peningkatan Prestasi Akademik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Sugiyanto sugiyanto@uny.ac.id Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN EKSPERIENTIAL LEARNING TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN IPA
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN EKSPERIENTIAL LEARNING TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR PADA PEMBELAJARAN IPA Irfan Hilman dan Meri Yusup Universitas Garut, Jawa Barat Email: Irfanhilman21@gmail.com,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap sekolahan adalah hasil belajar siswa. Berhasil atau tidaknya suatu. siswa bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
1 BAB I PENDAHULUAN A. L atar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, semakin banyak masalah yang muncul, terutama dibidang pendidikan. Masalah yang sering muncul dalam setiap sekolahan adalah
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR DAVID KOLB (DIVERGER, ASSIMILATOR, CONVERGER, ACCOMMODATOR) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN
BIOSFER 10 (1), 2017 / ISSN : 0853 2451 PENGARUH GAYA BELAJAR DAVID KOLB (DIVERGER, ASSIMILATOR, CONVERGER, ACCOMMODATOR) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN The Influence of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dialami siswa dalam proses pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif dalam proses belajar
Lebih terperinciAlfiyatul Fajar K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
Eksperimentasi penggunaan peta konsep dalam METODE DRILL pada sub pokok bahasan limit fungsi trigonometri ditinjau dari kedisiplinan belajar siswa kelas XI IPA SemesteR II SMA Al-Islam I Surakarta tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun sering menjadi momok bagi peserta didik, bahkan banyak yang menganggap bahwa Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Representasi Matematis. a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Representasi Matematis a) Pengertian Kemampuan Representasi Matematis Menurut NCTM (2000) representasi adalah konfigurasi atau sejenisnya yang berkorespondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran semua cabang sains, terutama fisika, pada umumnya adalah mencoba menemukan keteraturan di dalam observasi kita terhadap dunia di sekeliling kita. Banyak
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN TINDAKAN
14 BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di Kelas IV SDN Kalisalak Batang yang mempunyai 28 siswa. Dari 28 siswa tersebut terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia semakin pesat. Hal ini ditunjukkan karena adanya peningkatan kualitas pendidikan yang semakin meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan sejajar dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional Indonesia menyatakan perlunya masyarakat melaksanakan program pembangunan nasional dalam upaya terciptanya kualitas manusia dan
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA
LAMPIRAN G PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA NO KOMPONEN WAWANCARA 1. Pendapat siswa tentang kegiatan pembelajaran IPS yang selama ini dilaksanakan. a. Apa pendapatmu tentang pembelajaran IPS (menyenangkan/
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eidelweis Dewi Jannati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam belajar, seorang siswa perlu memiliki motivasi untuk belajar. Dengan adanya motivasi, siswa menjadi lebih memiliki gairah, merasa senang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukanlah ilmu pengetahuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membangun pengetahuan baru. Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Abidin (Ridyah, 2015:1)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gaya belajar siswa dan pengaruhnya terhadap perbedaan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cakupan IPA adalah pelajaran biologi yang membahas tentang mahluk hidup dan lingkungan serta diajarkan untuk menambah informasi, mengembangkan cara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta didik menjadi subjek
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Penelitian Tindakan Kelas Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memfokuskan pada proses belajar di kelas. Peserta
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR LAMPIRAN...
ABSTRAK Penelitian ini berjudul studi deskriptif mengenai gaya belajar pada mahasiswa angkatan 2008 semester III di Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung. Variabel penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat merubah jalan hidupnya menjadi lebih baik dan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi
127 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, refleksi, diskusi balikan, serta rencana tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sebagai bagian dari proses perkembangan manusia untuk mengalami perbaikan-perbaikan dalam kehidupan bermasyarakat, baik melalui pembelajaran, penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 1 Boyolali beralamat di Jl. Kates nomor 8 Boyolali adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMA Negeri 1 Boyolali beralamat di Jl. Kates nomor 8 Boyolali adalah sekolah yang pernah berstatus Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Jumlah
Lebih terperinciIDENTIFIKASI LANGGAM BELAJAR SISWA SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA DALAM MEMPELAJARI BIOLOGI MENGGUNAKAN LSI KOLB
56 Jurnal Pendidikan Biologi Vol 5 No 3 Tahun 2016 IDENTIFIKASI LANGGAM BELAJAR SISWA SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA DALAM MEMPELAJARI BIOLOGI MENGGUNAKAN LSI KOLB IDENTIFICATION OF STUDENTS LEARNING STYLE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan sebuah proses untuk melakukan perubahan perilaku seseorang, baik lahiriah maupun batiniah. Perubahan menuju kebaikan, dari yang jelek menjadi baik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadipribadi manusia yang berkualitas. Masyarakat
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan
35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris
Lebih terperinciANALISIS KORELASI ANTARA GOLONGAN DARAH TIPE ABO DENGAN MODALITAS DAN GAYA BELAJAR MAHASISWA. ABSTRAK
Jurnal Dinamika, April 2016, halaman 41-49 ISSN 2087-7889 Vol. 07. No. 1 ANALISIS KORELASI ANTARA GOLONGAN DARAH TIPE ABO DENGAN MODALITAS DAN GAYA BELAJAR MAHASISWA Eka Pratiwi Tenriawaru 1, Yulvinamaesari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan kurikulum yang berlaku, karena kurikulum merupakan syarat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah SMA NEGERI 1 Tengaran merupakan salah satu sekolah menengah yang berada di Kabupaten Semarang. Setiap sekolah dan lembaga pendidikan memiliki program-program
Lebih terperinciSIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. SIMPULAN Dari hasil penelitian mengenai kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah pada materi subpokok bahasan permutasi dan kombinasi dapat disimpulkan temuan
Lebih terperinciBAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini melibatkan subjek sebanyak 151 siswa SMA N 2 Salatiga yang terdiri dari masing-masing 3 program studi yaitu kelas XI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang SD sampai dengan Perguruan Tinggi
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. VII SMP Islam Fatahilah kepung Kediri pada konsep segi empat. Tabel 5.1. Rekapitulasi Hasil Penelitian
BAB V PEMBAHASAN A. Rekapitulasi Hasil Penelitian Selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk tabel yang menggambarkan perbedaan hasil belajar yang menggunakan media komik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah banyak usaha yang dilakukan oleh pengelola pendidikan negeri ini demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik, antara lain
Lebih terperincisebagai proses dan hasil belajar belum dapat dilakukan dengan sistematis, baru sebatas menitikberatkan
75 EKSPLORASI GAYA BELAJAR, EFIKASI DIRI DAN INTENSITAS BELAJAR MAHASISWA PADA KEGIATAN SITE VISIT SURVEY LEARNING Slamet Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY Email: slamet@uny.ac.id ABSTRACT The
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah untuk mencerdaskan kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa tujuan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Penyelenggara pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Melalui pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diberbagai tingkat pendidikan, masih banyak ditemukan hasil belajar yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Melalui pendidikan, seseorang diharapkan membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemampuan berpikir kritis siswa yang rendah adalah salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah. Permasalahan ini dapat teridentifikasi, setelah peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Pembinaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya sadar yang dilakukan agar siswa dapat mencapai tujuan tertentu. Agar siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan maka diperlukan pembinaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran sejarah di tingkat sekolah menengah atas pada dasarnya memberikan ruang yang luas kepada siswa untuk dapat mengoptimalkan berbagai potensi yang
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING
PENERAPAN MODEL EXPERIENTAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN UNSUR LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP SALAFIYAH MIFTAHUL HUDA JENGGAWAH TAHUN AJARAN 2012/2013 Alfan Azizi 34, Susanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia yang cerdas, kreatif, dan kritis menjadi faktor dominan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi era persaingan global. Sementara itu proses pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus informasi mengalir cepat seolah tanpa hambatan, jarak dan ruang yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di belahan
Lebih terperinciGAYA BELAJAR DAN METODE MENGAJAR DOSEN AKUNTANSI
GAYA BELAJAR DAN METODE MENGAJAR DOSEN AKUNTANSI Sri Pujiningsih Universitas Negeri Malang sri.pujiningsih.fe.@um.ac.id Abstract: The objectives of this research are to describe learning style and instructional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tradisional kerap kali memosisikan guru sebagai pelaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran tradisional kerap kali memosisikan guru sebagai pelaku utama dan siswa sebagai peserta didik yang pasif. Melalui metode yang umum seperti metode ceramah
Lebih terperinciP E N U T U P BAB V. 5.1 Kesimpulan
BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pada Bab IV rata-rata mean guru terhadap RSBI adalah 3,30 berarti cukup, sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan guru terhadap program RSBI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah memegang peranan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I ABSTRAK Rendahnya hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Lengkongwetan I disebabkan kurangnya
Lebih terperinciPRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/
PRISMA 1 (2018) https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/ Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Ditinjau dari Gaya Belajar pada Pembelajaran Model Eliciting Activities (MEA) Y. N. Firdausi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Matematika adalah ratunya ilmu pengetahuan (Mathematics is the queen of the sciences), maksudnya ialah bahwa matematika itu tidak bergantung kepada bidang studi lain;...
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran dapat digunakan dengan revisi kecil.
BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Kevalidan Perangkat Pembelajaran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat dalam penelitian ini memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah kegiatan pendidikan pada umumnya yang menjadikan siswa menuju keadaaan yang lebih baik. Proses pendidikan tidak hanya sebagai
Lebih terperinciMENENTUKAN KECENDERUNGAN DAN KARAKTER SESEORANG DENGAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN TEKHNIK BACKWARD CHAINING MENERAPKAN PRINSIP EXPERIENTAL LEARNING
EKSPLORA INFORMATIKA 159 MENENTUKAN KECENDERUNGAN DAN KARAKTER SESEORANG DENGAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN TEKHNIK BACKWARD CHAINING MENERAPKAN PRINSIP EXPERIENTAL LEARNING Fitra Kasma Putra STMIK Dharmasraya
Lebih terperinci