BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi keuntungan/ profit oriented. Beberapa perusahaan yang telah melakukannya adalah Home Depot (Charan, 2006), Cisco, GE Healthcare dan Jones Lang LaSalle (Vermeulen et al., 2010), Scott Paper dan Champion International (Beer dan Nohria, 2000), Ford, Landmark Communication, General Motor dan British Airways (Kotter, 1995). Greenberg (2011) berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi kekuatan di belakang kebutuhan akan perubahan. Kekuatan ini dibagi ke dalam dua kelompok yaitu perubahan terencana dan perubahan tidak terencana. Yang termasuk ke dalam perubahan terencana adalah: 1) Perubahan dalam produk atau jasa. Perkembangan teknologi telah mendorong tumbuhnya produk baru sejalan kebutuhan pelanggan. Disamping itu, bervariasinya perilaku konsumen memerlukan peningkatan pelayanan yang lebih memuaskan pelanggan. 2) Perubahan dalam ukuran dan struktur organisasi. Perubahan yang terjadi menyebabkan banyak organisasi melakukan restrukturisasi, dan biasanya 1

2 diikuti dengan downsizing dan outsourcing. Restrukturisasi cenderung membentuk organisasi yang lebih datar dan berbasis tim. 3) Perubahan dalam sistem administrasi. Perubahan sistem administrasi dimaksudkan untuk memperbaiki efisiensi, mengubah citra perusahaan, atau untuk mendapatkan kekuasaan dalam organisasi. 4) Pengenalan pada teknologi baru. Perubahan teknologi baru berlangsung secara cepat dan mempengaruhi cara kerja orang-orang dalam organisasi. Teknologi baru diharapkan membuat organisasi semakin kompetitif. Sementara itu perubahan tidak terencana menurut Greenberg (2011) terjadi karena adanya hal-hal berikut: 1) Pergeseran demografis pekerja. Komposisi tenaga kerja mengalami perubahan dengan kecenderungan semakin beragam. Keberagaman tenaga kerja memerlukan perlakuan yang semakin beragam pula, sesuai dengan ciri kebutuhannya yang semakin berkembang. 2) Kesenjangan kinerja. Tujuan organisasi yang menjadi ukuran kinerja tidak selalu dapat dicapai. Terjadi kesenjangan antara yang diharapkan dan yang dapat dicapai. Kesenjangan yang terjadi perlu direspons dengan berbagai tindakan perubahan. 3) Peraturan pemerintah. Kebijakan dan peraturan pemerintah yang baru dapat mempengaruhi kelangsungan suatu bisnis dan cara kerja organisasi 2

3 pemerintah. Hal yang pada waktu yang lalu diperbolehkan, suatu saat dapat dilarang. 4) Kompetisi global. Persaingan global menuntut bisnis semakin efisien dan mampu mengahasilkan produk dan jasa lebih murah. Setiap perusahaan berusaha untuk mendapatkan market share yang semakin besar. 5) Perubahan kondisi ekonomi. Perubahan kondisi ekonomi dapat menyebabkan usaha bisnis merugi dan menciptakan peluang terjadinya pengangguran. Perusahaan harus mampu menyusun strategi untuk bertahan dan bahkan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri. 6) Kemajuan dalam teknologi. Kemajuan teknologi menyebabkan cara perusahaan beroperasi harus berubah. Terjadinya perubahan tersebut menuntut perusahaan mempersiapkan sumber daya manusia dapat menyerap dan mengikuti perkembangan teknologi. Selain terjadi pada perusahaan yang berorientasi keuntungan seperti yang telah disebutkan di atas, perubahan dapat juga terjadi pada perusahaan non-profit oriented seperti yang terjadi pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPBN). Salah satu Eselon I pada Kementerian Keuangan tersebut melaksanakan reformasi sejak 2004 sebagai respon dari tuntutan masyarakat akan pengelolaan anggaran negara yang transparan, akuntabel, terintegrasi, dan berbasis kinerja. Perubahan yang dilaksanakan mencakup aspek penataan organisasi, perbaikan proses bisnis, dan 3

4 peningkatan manajemen sumber daya manusia (Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2011). Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) sebagai suatu sistem berbasis teknologi informasi ditujukan untuk mendukung pencapaian prinsip-prinsip pengelolaan anggaran tersebut. Seluruh proses yang terkait dengan pengelolaan anggaran yang meliputi penyusunan anggaran, manajemen dokumen anggaran, manajemen komitmen pengadaan barang dan jasa, manajemen pembayaran, manajemen penerimaan negara, manajemen kas dan pelaporan, diintegrasikan ke dalam SPAN (Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2011). SPAN merupakan sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan mengintegrasikan proses perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan negara sehingga diperoleh laporan keuangan yang akurat melalui proses akuntabel dan transparan. SPAN dibuat untuk menggantikan seluruh sistem pengelolaan Keuangan Negara dalam lingkup Ditjen Perbendaharaan dan Ditjen Anggaran pada tahun 2013 (Widodo, 2011). Dari website resmi SPAN yaitu disebutkan bahwa perubahan yang paling mendasar yang diusung SPAN adalah otomatisasi proses bisnis yang dijalankan di Direktorat Jenderal Anggaran dan DJPBN. Prosesproses yang sifatnya pengulangan yang selama ini dilaksanakan secara manual akan diotomatiskan oleh sistem. Perubahan lainnya adalah penggunaan database tunggal yang sebelumnya berdiri sendiri-sendiri baik di tingkat pusat, unit vertikal maupun satuan kerja; perekaman data sekali yang sebelumnya dilaksanakan di setiap unit 4

5 yang terkait; dan pembakuan business rules untuk semua proses serta analisis. Perubahan yang signifikan tersebut menuntut perbaikan pada proses bisnis yang dijalankan dan perubahan pola pikir para pihak yang terlibat pada proses bisnis tersebut, baik pengguna langsung dari Departemen Keuangan (internal), maupun dari kementerian/ lembaga (eksternal). Perubahan adalah kemampuan organisasi untuk mengembangkan desain dan mengimplementasikan initiatives dan untuk mengurangi cycle time dalam segala kegiatan organisasi (Ulrich, 1997). Meskipun perubahan membingungkan dan memiliki pengaruh negatif yaitu ketakutan pada para pegawai hingga membuat mereka bersikap resisten, program implementasi manajemen perubahan tetap dibutuhkan oleh setiap organisasi. Sehingga studi ini difokuskan pada pengujian kapasitas untuk berubah dan implementasi dari manajemen perubahan pada DJPBN pada proyek SPAN. 2. Rumusan Masalah Upaya perubahan seringkali dilakukan di banyak organisasi dan banyak yang mengalami kegagalan. Berbagai macam upaya dilakukan dengan berbagai nama yang berbeda, seperti Total Quality Management, reengineering, right sizing, restructuring, cultural change dan turnaround. Namun pada dasarnya tujuan dari berbagai bentuk perubahan tersebut sama yaitu membuat perubahan secara mendasar mengenai bagaimana perusahaan tersebut dijalankan untuk membantu mencapai 5

6 lingkungan pasar yang baru atau yang lebih menantang (Kotter, 1995). Garvin dan Roberto (2005) mengungkapkan bahwa perubahan sulit dilakukan karena kebanyakan orang enggan untuk mengubah kebiasaannya, anggapan bahwa perubahan yang mereka lakukan akan seperti yang sebelumnya yaitu mengalami kegagalan dan tuntutan untuk berkorban dan disiplin diri ditanggapi dengan sikap sinis, skeptis dan resisten. Terdapat delapan jenis error yang menyebabkan kegagalan dalam manajemen perubahan yaitu tidak membangun sense of urgency yang cukup, tidak menciptakan koalisi yang kuat, kekurangan visi, kurang mengkomunikasikan visi, tidak menghilangkan hambatan pada visi yang baru, tidak merencanakan dan menciptakan tujuan jangka pendek secara sistematis, merayakan kemenangan terlalu cepat, dan tidak mengakarkan perubahan pada budaya perubahan (Kotter, 1995). Menurut Markowsky dalam Kemenkeu R.I., manusia merupakan faktor kunci dalam program transformasi. Sekitar 92% tantangan dalam suatu program transformasi berhubungan dengan isu manusia. Sedangkan kegagalan dalam manajemen perubahan yang disebabkan oleh isu proses dan isu teknologi sangatlah kecil, yaitu masing-masing sebesar 4%. 6

7 Isu kepemimpinan 42% Kurangnya partisipasi Terbatasnya dukungan Lemahnya perencanaan dan kontrol Manusia Isu organisasi dan budaya 27% Kurangnya keterlibatan Kurangnya pemahaman Kurangnya strategic alignment Proses Teknologi Isu pengguna 23% Isu proses 4% Isu teknologi 4% Kekhawatiran akan kehilangan / perubahan pekerjaan Kurangnya buy-in Proses yang tidak memadai Lemahnya process alignment Isu integrasi Isu konfigurasi Gambar 1.1. Penyebab Kegagalan dalam Manajemen Perubahan. Sumber: Markowsky dalam Kemenkeu R.I. Hasil Survey Kesiapan Perubahan dalam rangka implementasi SPAN yang dilakukan pada bulan November 2010 hingga Januari 2011 menunjukkan bahwa persepsi pegawai secara rata-rata berada di 3,58 dari skala 5 (1 = positif, 5 = negatif). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat persepsi dan kesiapan pegawai untuk implementasi SPAN masih membutuhkan peningkatan yang signifikan. 7

8 Tabel 1.1. Jumlah Responden Survey Kesiapan Perubahan per 17 Januari 2011 *: Total respon yang diterima **: Respon yang lengkap dan valid Sumber: Kemenkeu R.I. Gambar 1.2. Hasil Survey Kesiapan Perubahan Sumber: Kemenkeu R.I. 8

9 Kondisi yang diharapkan adalah para pegawai memahami SPAN dan pentingnya SPAN, memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk mengimplementasi SPAN secara baik dan siap mendukung implementasi SPAN. Namun pada kenyataanya kondisi saat ini mencerminkan bahwa tujuan dan benefit SPAN belum sepenuhnya dipahami oleh mayoritas pegawai, komitmen dukungan pada SPAN cenderung masih rendah, pengetahuan yang baik tentang SPAN cenderung hanya dimiliki oleh pegawai level Eselon Tiga ke atas, adanya persepsi kurangnya kapabilitas untuk implementasi SPAN, dan adanya kekuatiran mengenai Job Security pasca implementasi SPAN. Perbedaan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diharapkan menimbulkan gap yang harus dijembatani agar pegawai memahami SPAN dan mempunyai persepsi yang baik sehingga mendukung implementasi SPAN serta siap dan aktif terlibat dalam program SPAN seperti sosialisasi dan pelatihan. 3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis paparkan sebelumnya, maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Apakah manajemen perubahan yang dilakukan DJPBN terkait dengan proyek SPAN berjalan baik dan memungkinkan DJPBN memperoleh performa terbaiknya? 9

10 b. Apa sajakah masalah yang terjadi dalam manajemen perubahan pada proyek SPAN? 4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dari penyusunan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi manajemen perubahan yang dilakukan oleh DJPBN. b. Untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam manajemen perubahan yang dilakukan DJPBN. 5. Manfaat Penelitian Terdapat beberapa manfaat penelitian ini yaitu: a. Bagi DJPBN. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi DJPBN dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan proses manajemen perubahan yang masih berlangsung pada instansi tersebut. b. Bagi penelitian selanjutnya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana mengenai manajemen perubahan pada perusahaan yang tidak berorientasi laba. 10

11 c. Bagi penulis. Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk mengaplikasikan teori manajemen perubahan yang telah dipelajari dengan kondisi sesungguhnya di lapangan. 6. Ruang Lingkup atau Batasan Penelitian Meskipun program manajemen perubahan melalui proyek SPAN tersebut terintegrasi dengan Direktorat Jendral Anggaran serta Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan Sekretariat Jenderal, namun karena alasan terlalu luasnya cakupan apabila ketiga organisasi tersebut diteliti bersama-sama maka peneliti membatasi penelitian ini pada lingkup DJPBN saja. Selain itu variabel manajemen perubahan yang diteliti dibatasi pada hard side dalam manajemen perubahan, initiative change dan process change, serta soft aspect dalam manajemen perubahan yaitu mengenai kebudayaan. 7. Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, terdapat enam bab yang dimulai dengan pendahuluan. Pada bab pendahuluan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan. Bab kedua merupakan kajian pustaka yang berisi mengenai landasan teori dalam penelitian ini. Bab ketiga berisi tentang profil 11

12 perusahaan dimana diuraikan mengenai sejarah DJPBN, visi misi, struktur organisasi dan juga tentang SPAN. Bab keempat adalah metode penelitian yang digunakan. Pada bab ini dijelaskan mengenai desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan. Bab lima merupakan pembahasan serta hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Bab ini menguraikan deskripsi data dan juga pembahasan atau jawaban atas masalah penelitian yang telah dipaparkan pada bab pertama. Pada bab terakhir yaitu bab enam berisi mengenai simpulan, keterbatasan dan saran. 12

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dikeluarkannya paket perundang-undangan di bidang Keuangan Negara yang meliputi Undang-Undang No. 17/2003 tentang Keuangan Negara, Undangundang No. 1/2004

Lebih terperinci

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kerangka Otonomi Daerah yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Pemerintah Daerah dalam menjalankan manajemennya sehari-hari merasakan terjadinya

Lebih terperinci

SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) TINGKATKAN TRANSPARANSI KEUANGAN

SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) TINGKATKAN TRANSPARANSI KEUANGAN SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA (SPAN) TINGKATKAN TRANSPARANSI KEUANGAN kppnmakassar2.net Pada April 2015 lalu, pemerintahan Jokowi-JK meluncurkan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian manajemen perubahan pada DJPBN, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1) Dengan menggunakan analisis DICE framework,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah sebagai organisasi sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah sebagai organisasi sektor publik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah pusat sebagai organisasi sektor publik mempunyai tugas utama untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah dituntut peranannya dalam mewujudkan kesejahteraan

Lebih terperinci

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI Agenda Prioritas mempunyai agenda prioritas yang dibagi 3 (tiga) fase yang masing-masing berlangsung selama 12 (dua belas) bulan. Untuk menjamin tercapainya

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Perkembangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Perkembangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perkembangan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yogyakarta Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Yogyakarta pada awalnya dibentuk dengan nama Kantor Bendahara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.316, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Data Kinerja. Pengumpulan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUMPULAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sistem dan teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka dimungkinkan penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapai era persaingan global, setiap perusahaan harus menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia. Meningkatnya intensitas

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dapat meningkatkan daya saing melalui kapabilitas yang dimiliki dalam organisasi. Kemampuan bersaing setiap perusahaan mengacu pada posisi

Lebih terperinci

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Bab IV Studi Kasus IV.1 Profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Bab IV Studi Kasus Sebelum melakukan perancangan, akan dipaparkan profil Direktorat Jenderal Perbendaharaan beserta visi, misi, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, strategi bisnis, strategi TI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan sistem informasi telah melewati 3 era evolusi model yang membawa perubahan bagi keselarasan antara strategi bisnis dengan strategi SI/TI, untuk setiap organisasi

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN A. Capaian IKU No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % (1) (1) (2) (3) (4) (5) 1 2 3 4 5 6 7 Pelaksanaan Belanja Negara Yang Efektif

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten Lamandau ada beberapa isu strategis yang krusial yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kekuatan utama yang harus dimiliki dan dipersiapkan oleh organisasi untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin canggih terletak pada sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bergulirnya era reformasi sejak tahun 1998 membawa pula angin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bergulirnya era reformasi sejak tahun 1998 membawa pula angin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bergulirnya era reformasi sejak tahun 1998 membawa pula angin perubahan di bidang keuangan negara. Perbaikan-perbaikan dalam peraturan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan kehidupan lingkungan bisnis. Pada era informasi, lingkungan internal dan eksternal perusahaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu menghadapi persaingan dari industri-industri yang sejenis. Persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. selalu menghadapi persaingan dari industri-industri yang sejenis. Persaingan antar BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan, baik yang memproduksi barang maupun jasa akan selalu menghadapi persaingan dari industri-industri yang sejenis. Persaingan antar industri ini semakin

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)/TOR LAYANAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM YANG BERMUTU (2135

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)/TOR LAYANAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM YANG BERMUTU (2135 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)/TOR LAYANAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM YANG BERMUTU (2135.003) BIDANG PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2015 KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI PAPUA Kementerian Negara/Lembaga Unit

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING UKM

STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING UKM STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING UKM PENDAHULUAN UKM adalah salah satu sektor ekonomi yang sangat diperhitungkan di Indonesia karena kontribusinya

Lebih terperinci

BABII LANDASAN TEORI

BABII LANDASAN TEORI BABII LANDASAN TEORI 1.1 Perkembangan Bisnis Persaingan adalah satu kata penting di dalam menjalankan perusahaan pada saat ini. Hal ini ditunjang dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia. Demi terciptanya suatu good governance, pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia. Demi terciptanya suatu good governance, pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya yang lebih nyata dalam meningkatkan kinerja pelayanan kepada para pemangku kepentingan dan pengguna jasa maka Kementerian Keuangan sejak tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh banyak kalangan, baik kalangan masyarakat ataupun para pihak-pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh banyak kalangan, baik kalangan masyarakat ataupun para pihak-pihak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, ketepatan akan informasi dan waktu sangatlah dibutuhkan oleh banyak kalangan, baik kalangan masyarakat ataupun para pihak-pihak yang

Lebih terperinci

School of Communication &

School of Communication & Week 11 By Dr. Ida Nurnida Inovasi = perubahan? Inovasi adalah penggunaan gagasangagasan baru bagi organisasi yang menerimanya. Semua inovasi yang diterapkan dalam organisasi akan mengakibatkan perubahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia (Saks, 2006). Para praktisi organisasi dan para

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia (Saks, 2006). Para praktisi organisasi dan para BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Employee engagement merupakan konsep yang relatif baru bagi manajemen. Konsep ini menjadi sebuah pembahasan yang menarik bagi perkembangan ilmu manajemen sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan bahkan lembaga (khususnya lembaga pendidikan) baik besar maupun kecil harus menyusun budget atau anggaran sebagai suatu landasan dalam membuat perencanaan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015

Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Penjelasan Umum Organisasi Laporan Kinerja KPPN Bandar Lampung tahun 2015 disusun sebagai bentuk perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja dalam mencapai sasaran strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah tidak menjadi suatu masalah. Teknologi informasi memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. sudah tidak menjadi suatu masalah. Teknologi informasi memunculkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap orang untuk dapat berpikiran maju. Ilmu pengetahuan teknologi dan informasi yang terus berkembang menjadi kehidupan sehari-hari dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal pemerintah atas Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal pemerintah atas Laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang telah diketahui bahwa opini yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal pemerintah atas Laporan Keuangan Kementerian Luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan hasil riset dan survei yang dilakukan oleh lembagalembaga konsultasi IT ternama, ternyata banyak investasi IT yang gagal atau memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan pula semakin pentingnya fungsi perbendaharaan dalam rangka pengelolaan. meningkatkan nilai tambah sumber daya keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan pula semakin pentingnya fungsi perbendaharaan dalam rangka pengelolaan. meningkatkan nilai tambah sumber daya keuangan. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan negara dirasakan pula semakin pentingnya fungsi perbendaharaan dalam rangka pengelolaan sumber daya

Lebih terperinci

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab VII berisi simpulan penelitian yang dilakukan dan rekomendasi yang disusun peneliti untuk memperbaiki permasalahan penelitian yang dikemukakan pada bab I. Bab ini juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Tingkat kompetisi diantara perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Tingkat kompetisi diantara perusahaan-perusahaan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis semakin keras dan semakin kompetitif pada masa sekarang ini. Tingkat kompetisi diantara perusahaan-perusahaan akan semakin menantang bagi para pengusaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Total Quality Management 2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1. Analisis pengukuran..., Gita Dinarsanti, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1. Analisis pengukuran..., Gita Dinarsanti, FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan kebutuhan yang sangat vital sebagai pendukung utama dinamika dan aktivitas ekonomi baik di pusat maupun daerah dan pengembangan wilayah serta sebagai

Lebih terperinci

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu

Lebih terperinci

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. dilengkapi dengan hasil wawancara, implikasi, keterbatasan, dan saran-saran

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. dilengkapi dengan hasil wawancara, implikasi, keterbatasan, dan saran-saran BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini akan menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilengkapi dengan hasil wawancara, implikasi, keterbatasan, dan saran-saran penelitian terhadap pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui satu paket undang-undang di bidang keuangan negara. Reformasi ini

I. PENDAHULUAN. melalui satu paket undang-undang di bidang keuangan negara. Reformasi ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi manajemen keuangan negara telah dicanangkan di Indonesia melalui satu paket undang-undang di bidang keuangan negara. Reformasi ini mencakup perencanaan, penganggaran,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam meningkatkan kinerja aparatur. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. saran-saran penelitian terhadap pengembangan teori dan aplikasi.

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. saran-saran penelitian terhadap pengembangan teori dan aplikasi. BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini akan menguraikan kesimpulan, implikasi, keterbatasan, dan saran-saran penelitian terhadap pengembangan teori dan aplikasi. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,

Lebih terperinci

Menetapkan Tim Manajemen Perubahan. Menyusun Tugas tugas dan Mekanisme Kerja Tim Manajemen Perubahan

Menetapkan Tim Manajemen Perubahan. Menyusun Tugas tugas dan Mekanisme Kerja Tim Manajemen Perubahan Program/Kegiatan, Output, Tahapan Kerja, Waktu Pelaksanaan, Kriteria Keberhasilan, Rencana Anggaran dan Penanggungjawab No PROGRAM/ KEGIATAN Output Tahapan Kerja Output Tahapan Kerja Kriteria Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I INTRODUKSI. Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal. Perbendaharaan (DJPBN) memunyai tugas untuk merumuskan serta

BAB I INTRODUKSI. Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal. Perbendaharaan (DJPBN) memunyai tugas untuk merumuskan serta BAB I INTRODUKSI 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 206/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPBN) memunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perusahaan-perusahaan masa kini menghadapi tantangan yang tidak mudah untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perusahaan-perusahaan masa kini menghadapi tantangan yang tidak mudah untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perusahaan-perusahaan masa kini menghadapi tantangan yang tidak mudah untuk memenangkan persaingan bisnis yang makin kompetitif (Bruce, 1998, cit. Arafat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

Kebijakan Reformasi Birokrasi dan Evaluasi Jabatan

Kebijakan Reformasi Birokrasi dan Evaluasi Jabatan Kebijakan Reformasi Birokrasi dan Evaluasi Jabatan Disajikan di Universitas Diponegoro, Semarang 8 November 2011 Bagian Ketatalaksanaan Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan Nasional 2011 20/07/2017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1

Lebih terperinci

alternatif strategi bersaing yang tepat agar rumah sakit mampu bersaing dengan kompetitor lainnya. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yan

alternatif strategi bersaing yang tepat agar rumah sakit mampu bersaing dengan kompetitor lainnya. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah populasi penduduk Indonesia sekitar 255 juta jiwa merupakan potensi pasar yang besar, hal ini menjadikan daya tarik bagi investor untuk berinvestasi. Kebutuhan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan bisnis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam menjalankan sebuah perusahaan. Teknologi

Lebih terperinci

Profesionalisme di Tempat Kerja

Profesionalisme di Tempat Kerja Profesionalisme di Tempat Kerja Oleh: Iqbal Islami *) Pendahuluan Nilai yang kedua dari lima nilai-nilai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) adalah profesionalisme. Tidak salah bagi Kemenkeu menempatkan profesionalisme

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi merupakan salah pokok persoalan penting pada dekade terakhir ini. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi sebagai wadah kegiatan manusia yang memiliki tujuan tertentu, secara absolut sangatlah tergantung dari kualitas pengelolaan sumber daya manusia di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pergerakan industri yang dinamis dari tahun ke tahun membuat para pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver dan Slater (1990),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Berdasarkan John Ward dan Joe Peppard (2002, hal 44), strategi sistem informasi adalah suatu kebutuhan organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan zaman, Teknologi dan Informasi merupakan hal yang penting yang perlu diperhatikan oleh sebuah perusahaan. Sistem informasi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank.

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bisnis perbankan di Indonesia berkembang dengan pesat. Salah satunya disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan fungsi bank dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat saat ini dapat terlihat dalam berbagai kalangan baik dari kalangan anak muda hingga kalangan

Lebih terperinci

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi semakin pesat,

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi semakin pesat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi semakin pesat, perkembangan tersebut tengah berdampak pada segala aspek kehidupan manusia salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif menuntut setiap organisasi untuk bersikap lebih responsif agar dapat bertahan dan terus berkembang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatur laju inflasi, mengatur alokasi sumber-sumber ekonomi, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. mengatur laju inflasi, mengatur alokasi sumber-sumber ekonomi, dan lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan negara dan merupakan salah satu variabel kebijaksanaan yang digunakan untuk mengatur jalannya perekonomian, mengatur laju inflasi,

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-DAG/PER/3/2010 TENTANG

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-DAG/PER/3/2010 TENTANG MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-DAG/PER/3/2010 TENTANG URAIAN TUGAS PUSAT PROMOSI PERDAGANGAN INDONESIA (INDONESIAN TRADE PROMOTION

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung jawab mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan barang

Lebih terperinci

MENETAPKAN TIM MANAJEMEN PERUBAHAN. MENYUSUN TUGAS TUGAS DAN MEKANISME KERJA TIM MANAJEMEN PERUBAHAN

MENETAPKAN TIM MANAJEMEN PERUBAHAN. MENYUSUN TUGAS TUGAS DAN MEKANISME KERJA TIM MANAJEMEN PERUBAHAN MENETAPKAN TIM MANAJEMEN PERUBAHAN. MENYUSUN TUGAS TUGAS DAN MEKANISME KERJA TIM MANAJEMEN PERUBAHAN Program/Kegiatan, Output, Tahapan Kerja, Waktu Pelaksanaan, Kriteria Keberhasilan, Rencana Ang garan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah merupakan suatu kewajiban sebagai upaya mewujudkan tata kelola system yang modern. RSB

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap PDB nasional. Hal ini merupakan tantangan berat, mengingat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. terhadap PDB nasional. Hal ini merupakan tantangan berat, mengingat perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor konstruksi adalah salah satu sektor andalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan selalu dituntut untuk tetap meningkatkan kontribusinya melalui tolak ukur

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di perusahaan PT. Jasaraharja Putra kota gorontalo maka data dan informasi yang diperoleh sebagai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI APLIKASI KENAIKAN GAJI BERKALA OTOMATIS DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN KEPEGAWAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

IMPLEMENTASI APLIKASI KENAIKAN GAJI BERKALA OTOMATIS DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN KEPEGAWAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KOTA SURAKARTA 1/11 IMPLEMENTASI APLIKASI KENAIKAN GAJI BERKALA OTOMATIS DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN KEPEGAWAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KOTA SURAKARTA Nama Diklat : Diklatpim Tingkat III Angkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat PT. Global Artha Futures

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat PT. Global Artha Futures BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat PT. Global Artha Futures PT. Global Artha Futures adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1,49% per tahun (www.bps.go.id). Pada tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1,49% per tahun (www.bps.go.id). Pada tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk yang padat. Pada tahun 2010 jumlah penduduk tercatat 237,6 juta dengan tingkat pertumbuhan 1,49% per

Lebih terperinci

PRESS RELEASE. (Hari Kamis tanggal 08 Desember 2014)

PRESS RELEASE. (Hari Kamis tanggal 08 Desember 2014) PRESS RELEASE ACARA PENYERAHAN SERTIFIKAT SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008, PERESMIAN DATA CENTER DAN LAUNCHING SISTEM RKPD ONLINE, SIPPE (SISTEM INFORMASI PEMANTAUAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI), SIMANJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, perusahaan atau business merupakan suatu organisasi atau lembaga dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja dikelola

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran Departemen Keuangan sebagai lembaga negara yang berfungsi melaksanakan kebijakan fiskal sangatlah vital bagi terselenggaranya hampir semua aspek perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik di Indonesia yang mendapatkan perhatian besar adalah Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Ini dikarenakan pemerintah

Lebih terperinci

MENTERIPERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENGUMPULAN DATA KINERJA 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

MENTERIPERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENGUMPULAN DATA KINERJA 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENGUMPULAN DATA KINERJA 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN a. bahwa dalam rangka pelaksanaan evaluasi

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PERTEMUAN PENYUSUNAN BEZETTING, KEBUTUHAN CPNS DAN PERENCANAAN REDISTRIBUSI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012

KERANGKA ACUAN PERTEMUAN PENYUSUNAN BEZETTING, KEBUTUHAN CPNS DAN PERENCANAAN REDISTRIBUSI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012 KERANGKA ACUAN PERTEMUAN PENYUSUNAN BEZETTING, KEBUTUHAN CPNS DAN PERENCANAAN REDISTRIBUSI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012 A. Latar Belakang Reformasi Birokrasi pada hakikatnya merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia teknologi informasi bergerak sedemikian cepat. Dalam konteks global, teknologi informasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai

Lebih terperinci

1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Progra g m,,kegia g tan,,dan hasil yan

1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Progra g m,,kegia g tan,,dan hasil yan 1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Program, Kegiatan, dan hasil yang Diharapkan pada Tingkatan Mikro 3. Format Road Map 4. Langkah langkah Penyusunan Road Map 2 1 Road Map Road Map merupakan rencana

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

pemimpin, perubahan visi, perubahan struktur organisasi dan perubahan aturan

pemimpin, perubahan visi, perubahan struktur organisasi dan perubahan aturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong organisasi menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut organisasi untuk senantiasa

Lebih terperinci

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya memiliki kinerja yang baik merupakan tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya memiliki kinerja yang baik merupakan tanggung jawab 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya memiliki kinerja yang baik merupakan tanggung jawab setiap individu yang bekerja dalam organisasi. Apabila setiap individu dalam organisasi bekerja

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI: STAFFING DAN DIRECTING TUJUAN PEMBELAJARAN CIS-UBAYA-PD-PHB

IMPLEMENTASI STRATEGI: STAFFING DAN DIRECTING TUJUAN PEMBELAJARAN CIS-UBAYA-PD-PHB IMPLEMENTASI STRATEGI: STAFFING DAN DIRECTING DR. Johannes Buku : Manajemen Stratejik - bab 8 1 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami hubungan stragegi dan keputusan stafing. 2. Menyesuaikan kecakapan manajer

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal dalam menghadapi lingkungan bisnis yang

Lebih terperinci