BAB V PENUTUP. Di dalam Gereja Katolik, umat Allah dipahami sebagai persekutuan orang-orang yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PENUTUP. Di dalam Gereja Katolik, umat Allah dipahami sebagai persekutuan orang-orang yang"

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Di dalam Gereja Katolik, umat Allah dipahami sebagai persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan orang beriman, mereka mengungkapkan imannya itu dalam ritus tertentu. Di dalam ritus itu, mereka mempunyai peranan masingmasing. Pembagian peranan inilah yang kemudian dikenal dalam Gereja dengan istilah imamat umum dan imamat khusus. Imamat umum dan imamat khusus ini tidak hanya berbeda hakikatnya tetapi juga dalam tingkatannya. Meskipun demikian, keduannya saling terarahkan karena berpartisipasi dalam satu imamat yang sama yakni Imamat Yesus Kristus. Hal ini karena Yesus Kristuslah yang mengaruniakan kedua bentuk imamat itu. Imam mendapat tempat khusus dalam Gereja karena ia dimeteraikan dengan Roh Kudus melalui Sakramen Tahbisan. Berkat tahbisan suci yang diterimanya, imam dipersatukan secara istimewa dengan Allah Tritunggal sehingga diberikan kuasa suci untuk memimpin dan melayani umat imami serta merayakan sakramen-sakramen Gereja. Di antara sakramen-sakramen Gereja, Ekaristi adalah sakramen yang sangat vital dalam kehidupan Gereja. Hal ini karena Gereja hidup dari dan untuk Ekaristi. Karena itu, Ekaristi menjadi sumber dan puncak kehidupan kristiani. Ekaristi juga adalah sumber dan puncak kehidupan imam. Ekaristi adalah alasan diadakannya Sakramen Imamat. Untuk itu, kehidupan dan karya seorang imam tak dapat dipisahkan dari Ekaristi karena hanya dalam dan melalui Ekaristilah, imam memperoleh semangat, kekuatan, dan inspirasi untuk menjalankan tugasnya di tengah dunia yang penuh dengan berbagai tantangan ini. Dari uraian di atas, kita dapat mengerti mengapa Gereja mengajarkan bahwa imamlah yang mempunyai wewenang untuk memimpin Ekaristi. Hal ini karena Gereja melihat

2 hubungan yang tak terpisahkan antara Ekaristi dan Imamat. Melalui Sakramen Tahbisan, imam diurapi dengan Roh Kudus dan Roh Kudus itulah yang memampukan imam untuk memimpin perayaan Ekaristi dalam pribadi/atas nama Kristus (in persona Christi). Berkat meterai Roh Kudus itu, imam dapat mengkonsekrir roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Untuk itu, imam hendaknya menghayati tugasnya yang mulia ini. Bahwasanya dalam perayaan Ekaristi, ia menghadirkan Kristus secara nyata. Karena itu ia harus menempatkan Kristus di garis depan sehingga Kristuslah yang menjadi pusat perayaan. Artinya, imam harus menyadari bahwa tindakannya adalah semata-mata in persona Christi sehingga yang ditampakkan dan diwartakan adalah Kristus sendiri dan bukanlah dirinya sendiri. Hanya dengan inilah ia menghayati jati dirinya sebagai imam Kristus. 5.2 Saran Berdasarkan uraian-uraian di atas yang menekankan hubungan mendalam antara Ekaristi dan Imamat, maka seorang imam pertama-tama harus menyadari dirinya bahwa ia adalah imam Tuhan. Imamatnya bukan berasal dari dirinya sendiri atau dari orang-orang di sekitarnya melainkan berasal dari Tuhan. Karena itu, hidup dan karya pelayanannya adalah untuk melayani Tuhan. Pelayanan seorang imam akan bermakna dan menghidupkan jika ia mengakarkan dirinya di dalam Tuhan. Tanpa Kristus, karya dan pelayanan seorang imam menjadi sia-sia dan bahkan imamatnya pun tidak berarti. Karya pelayanan pastoralnya pun akan menjadi kering. Di sini Ekaristi menempati tempat pertama dalam diri seorang imam. Ekaristi menjadi jantung hidup seorang imam karena Ekaristilah yang memberi semangat, kekuatan dan harapan baginya. Ekaristi adalah alasan diadakannya imamat. Tindakanya dalam pelayanan Ekaristi adalah tindakan in persona Christi. Karena itu, seorang imam harus menghayati Ekaristi dalam hidupnya dan merayakan-nya terus-menerus bagi kehidupannya dan kehidupan Gereja. Dengan penghayatan itu, ia akan menghadirkan Kristus sebagai sumber

3 dan puncak kehidupan umat beriman dan hidupnya sendiri. Buah penghayatannya yang mendalam terhadap Ekaristi itu akan nampak dalam karya pelayanan pastoralnya di mana ia akan sungguh-sungguh memberi diri kepada umat Allah yang dilayaninya. Dengan demikian, umat beriman akan sungguh mengalami kehadiran Tuhan dalam diri imamnya karena imam telah menghayati jati dirinya secara sungguh-sungguh sebagai pelayan Kristus. DAFTAR PUSTAKA ALKITAB

4 Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab, (Jakarta: LAI), 1994 DOKUMEN-DOKEMEN Konsili Vatikan II, Dekrit Tentang Pelayanan dan Kehidupan Para Imam, Presbyterorum Ordinis, (7 Desember 1965), dalam: R. Hardawiryana., penerj., Dokumen Konsili Vatikan II, KWI, (Jakarta: Obor, 1993), Konstitusi Dogmatis Tentang Gereja, Lumen Gentium, (21 November 1964), dalam: R. Hardawiryana., (penerj.), Dokumen Konsili Vatikan II, (Jakarta: Obor, 1993), Konstitusi Tentang Liturgi Suci, Sacrosanctum Concilium, (4 Desember 1963), dalam: R. Hardawiryana., (penerj.), Dokumen Konsili Vatikan II, (Jakarta: Obor, 1993) Kongregasi Untuk Para Imam, Direktorium Tentang Pelayanan Dan Hidup Para Imam, dalam: R. Hardawiryana., (penerj.), (Jakarta: Dopken KWI, 1996), Imam dan Milenium Ketiga, dalam: D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr dan Paulus Hidayat., (penerj.), (Yogyakarta: Kanisius, 2010) Kongregasi Untuk Pewartaan Injil, Pedoman Pastoral Untuk Para Imam Diosesan, dalam: J. Hadiwikarta., (Penerj.), (Jakarta, Dopken KWI, 1992) Yohanes Paulus II, Paus, Anjuran Apostolik, Pastores Dabo Vobis, (25 Maret 1992), Seri Dokumen Gereja, (Jakarta: DOKPEN-KWI, 1992), Ensiklik Ecclesia De Eucharistia, dalam: Anicetus B. Sinaga (Penerj.), Ekaristi Dalam Hubungannya Dengan Gereja, (Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, April 2004), (Promulgator), Katekismus Gereja Katolik, dalam Herman Embuiru, (Penerj.), (Ende: Arnoldus, 1995), (Promulgator), Kitab Hukum Kanonik, dalam: V, Kartosiswoyo, (Penerj.), (Jakarta: Obor-Sekretariat KWI, 1996) Benedictus XVI, Paus, Anjuran Apostolik Pasca-Sinode, Sacramentum Caritatis, (22 Februari), Seri Dokumen Gereja, (Jakarta: KOMLIT-KWI, 2007) Konferensi Wali Gereja Indonesia, Iman Katolik, (Yokyakarta: Kanisius, 1996) KAMUS DAN ENSIKLOPEDI Heuken, A., Ensiklopedi Gereja, (Jakarta: Cipta Loka Caraka, 1991)

5 Poerdawarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989) Pringgodigdo, Ag., Cs., Ensiklopedi Umum, (Yogyakarta: Kanisius, 1990) O Collins, Gerald dan., Edward G. Farrugia, Kamus Teologi, dalam: Ignas Suharyo, (Penerj.), (Yogyakarta: Kanisius, 1995) BUKU-BUKU Bakker, A., Ajaran Iman Katolik 2, (Yogyakarta: Kanisius, 1998) Cahyadi, Krispurwana, Benediktus XVI, (Yogyakarta: Kanisius, 2010) Cantalamessa, Rainero, Ekaristi Gaya Pengudusan Kita, dalam: N. J. Boumans dan Bernad Boli Ujan, (Penerj.), (Ende: Nusa Indah, 1994) Darmawijaya, St., Citra Imam Satria Pinandita, (Yogyakarta: Kanisius, 1992) Dulles Avery, Model-Model Imamat Pelayanan, dalam: George Kircberger (Ed.), Norbet Jegalus dan Alex Armanjaya, (Penerj.), Gereja Dalam Perubahan, (Ende: Nusa Indah, 1992) Dunn, J. Patrick, Priesthood; A Re-examination of The Roman Catholic Theology Of The Presbyterate, (New York: Alba House, 1990) Goergen J, Donald, Imam Masa Kini, (Maumere: Ledalero, 2003) Groenen, C., Pengantar Ke Dalam Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius, 1992) Heenan, Cardinal, Council And Clergy, (London: Geoffrey Chapman, 1966) Kirchberger, George, Allah Menggugat: Sebuah Dogma Kristiani, (Maumere: Ledalero, 2007) Leteng, Hubertus, Spiritualitas Imamat Motor Kehidupan Imam, (Maumere: Ledalero, 2003) Leu, Anselmus, Spiritualitas Imamat; Menghidupkan Kembali Spiritualitas Tahbisan, (Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama, 2004) McGrath, E. Alister, Sejarah Pemikiran Reformasi, dalam: Liem Sien Kie, (Penerj.), (Yogyakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2006) Martasudjita, E., Ekaristi; Tinjauan Teologis, Liturgis dan Pastoral, (Yogyakarta: Kanisius, 2005), Pengantar Liturgi; Makna, Sejarah dan Teologi Liturgi, (Yogyakarta: Kanisius, 1999)

6 , Sakramen-Sakramen Gereja, (Yogyakarta: Kanisius: 2003) Purwatma, M., Ekaristi Dalam Diskusi Ekumenis, dalam: Y. B. Prasetyantha, (Ed.), Ekaristi Dalam Hidup Kita, (Yogyakarta: Kanisius, 2008) Tisera, Quido, Imamat Yesus Kristus-Imamat Kita, (Malang: Dioma, 2003) Vanhoye, Albert, Kristus Imam Kita; Menurut surat Kepada Orang Ibrani, (Yogyakarta: Kanisius, 1987) Wolor, John, Menggugat Identitas Pastor; Umat Bertanya - Gereja Menjawab, (Jakarta: Prestasi Pustaka Kasih, 2009) MAJALAH DAN MANUSKRIP Majalah Liturgi Vol. 16. No. 1 Januari-Februari, (Jakarta: KOMLIT-KWI, 2005) Majalah Liturgi Vol. 16. No. 2 Maret-April, (Jakarta: KOMLIT-KWI, 2005) Majalah Liturgi Vol. 21. No. 6 November-Desember, (Jakarta: KOMLIT-KWI, 2010) Celma, Miguel, Perjanjian Lama Dan Ekaristi, (Bahan Seminar), (Penfui: Fakultas Filsafat Agama Unwira, 2004) Pakaenoni, Hironimus, Teologi Ekaristi, (Manuskrip), (Penfui: Fakultas Filsafat Agama Unwira, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kristus. Sakramen-sakramen merupakan tahap paling konkret di mana

BAB V PENUTUP. Kristus. Sakramen-sakramen merupakan tahap paling konkret di mana BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Panggilan hidup manusia merupakan anugerah Allah. Manusia dipanggil untuk hidup bersama Allah. Konsekuensi praktis dari pandangan demikian mau melegitimasi karunia Allah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan itu ada dua

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan itu ada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dipanggil untuk mencapai kesempurnaan hidup seperti Kristus. Panggilan untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan

Lebih terperinci

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO.

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. 29 (Sebuah Tinjauan Teologis) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. model harapan dalam terang Ensiklik Spe Salvi no.49 50, maka peneliti menemukan suatu

BAB V PENUTUP. model harapan dalam terang Ensiklik Spe Salvi no.49 50, maka peneliti menemukan suatu BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pemikiran dan pemahaman-pemahaman dasar di atas akan Maria sebagai model harapan dalam terang Ensiklik Spe Salvi no.49 50, maka peneliti menemukan suatu kesimpulan

Lebih terperinci

BAB IV JATI DIRI IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI MENURUT ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO.

BAB IV JATI DIRI IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI MENURUT ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. BAB IV JATI DIRI IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI MENURUT ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. 29 4.1 Gambaran Umum Ensiklik Ecclesia De Eucharistia 4.1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen dalam Gereja. Melalui sakramen-sakramen dalam Gereja Tuhan hendak mencurahkan daya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Adorasi Ekaristi Abadi yang dilakukan di Kapel Pradipa Kumara, Paroki Bunda

BAB V PENUTUP. Adorasi Ekaristi Abadi yang dilakukan di Kapel Pradipa Kumara, Paroki Bunda BAB V PENUTUP Pada bagian ini, akan disampaikan simpulan dan saran pastoral dari penulis. Adorasi Ekaristi Abadi yang dilakukan di Kapel Pradipa Kumara, Paroki Bunda Tujuh Kedukaan, Bandung (Paroki Pandu)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan,

BAB I PENDAHULUAN. Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan, seorang manusia tidak dapat berada. Manusia mengalami keberadaannya sebagai kerinduan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perkawinan Katolik pada dasarnya bersifat atau berkarakter hakiki tak terputuskan (indissoluble).

BAB V PENUTUP. perkawinan Katolik pada dasarnya bersifat atau berkarakter hakiki tak terputuskan (indissoluble). BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah ada, penulis sampai pada kesimpulan bahwa perkawinan Katolik pada dasarnya bersifat atau berkarakter hakiki tak terputuskan (indissoluble).

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Keluarga merupakan penanggungjawab utama kehidupan moral anak remaja. Tidak

BAB V PENUTUP. Keluarga merupakan penanggungjawab utama kehidupan moral anak remaja. Tidak BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan Keluarga merupakan penanggungjawab utama kehidupan moral anak remaja. Tidak ada pihak lain yang lebih bertanggungjawab daripada orangtua. Tugas ini bersifat primer danhanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel

BAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Israel adalah bangsa yang mengimani Allah secara istimewa dan terbedakan dari bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan

Lebih terperinci

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI Hlm. 1 Dosen: KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI 612103; 3: 3-0) Semester Ganjil 2016-2017 Universitas Lampung http://staff.unila.ac.id/fxsusilo 1) F.X. Susilo Kantor:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan adalah bahwa Gereja hadir sebagai tanda sekaligus sarana yang mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan adalah bahwa Gereja hadir sebagai tanda sekaligus sarana yang mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak Konsili Vatikan II 1, Gereja mulai melihat adanya kemungkinan keselamatan dalam agama lain. Keselamatan ini tidak hanya merupakan kekecualian yang jarang terjadi,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Relevansi. Tak dapat dipungkiri, situasi yang dialami Petrus dan situasi saat sekarang

BAB V PENUTUP. 5.1 Relevansi. Tak dapat dipungkiri, situasi yang dialami Petrus dan situasi saat sekarang BAB V PENUTUP 5.1 Relevansi Tak dapat dipungkiri, situasi yang dialami Petrus dan situasi saat sekarang berbeda jauh.situasi saat ini sudah dipenuhi dengan berbagai kecanggihan dan teknologi yang dapat

Lebih terperinci

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI KP hlm. 1 Dosen: KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI 612103; 3: 3-0) Semester Genap Tahun Akademik 2013-2014 Universitas Lampung http://staff.unila.ac.id/fxsusilo 1)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang tidak boleh dinaifkan. Sebagai amanat, maka suami-istri perlu menjalankannya. Sebab

BAB V PENUTUP. yang tidak boleh dinaifkan. Sebagai amanat, maka suami-istri perlu menjalankannya. Sebab BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Persatuan hidup antara suami-istri merupakan anugerah sekaligus amanat dari Tuhan yang tidak boleh dinaifkan. Sebagai amanat, maka suami-istri perlu menjalankannya. Sebab Tuhan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Gereja merupakan bentuk konkrit dari misteri communio kasih Allah

BAB V PENUTUP. Gereja merupakan bentuk konkrit dari misteri communio kasih Allah BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gereja merupakan bentuk konkrit dari misteri communio kasih Allah Tritunggal. Communio kasih Trinitas merupakan model khas, khusus dan otentik dari relasi manusia Kristiani,

Lebih terperinci

INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II

INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Agama Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

Lebih terperinci

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Modul ke: 12Fakultas Psikologi Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Program Studi Psikologi Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Sejarah Konsili Vatikan II Konsili

Lebih terperinci

BAB II PROSES LITURGI SAKRAMEN REKONSILIASI DI GEREJA KATOLIK KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA

BAB II PROSES LITURGI SAKRAMEN REKONSILIASI DI GEREJA KATOLIK KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA BAB II PROSES LITURGI SAKRAMEN REKONSILIASI DI GEREJA KATOLIK KELAHIRAN SANTA PERAWAN MARIA Bab ini membahas konsep dan proses liturgi dalam sakramen rekonsiliasi. Tata cara sakramen rekonsiliasi telah

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Olimpiade Pengetahuan Iman Bidang Pembinaan Iman Keuskupan Bogor

Kumpulan Soal Olimpiade Pengetahuan Iman Bidang Pembinaan Iman Keuskupan Bogor Kumpulan Soal Olimpiade Pengetahuan Iman 2014 Bidang Pembinaan Iman Keuskupan Bogor Dalam rangka merayakan syukur atas penyelenggaraan Ilahi kepada Keuskupan Bogor maka Bidang Pembinaan Iman Keuskupan

Lebih terperinci

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa

Lebih terperinci

BAB II EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi

BAB II EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi BAB II Modul ke: 03 EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id 1 A. Pengertian Ekaristi Istilah

Lebih terperinci

Liturgi Anak yang Hidup

Liturgi Anak yang Hidup Liturgi Anak yang Hidup 50 Tahun Sacrosanctum Concilium Makasar, 16 Oktober 2013 RD.Sridanto Aribowo, MA.Lit Gereja yang Peduli kepada Anak Sejarah Gereja menunjukkan anak kerap menjadi subyek maupun obyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, sebagai seorang yang amat akrab dengannya, sebagai seorang yang bersatu erat

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, sebagai seorang yang amat akrab dengannya, sebagai seorang yang bersatu erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuhan menciptakan manusia sebagai pria dan wanita, dua pribadi yang memiliki kesepadanan satu terhadap yang lain. Antara pria dan wanita ada dorongan untuk saling membantu,

Lebih terperinci

UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA. Fabianus Selatang 1

UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA. Fabianus Selatang 1 UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA Fabianus Selatang 1 Abstrak Konsep keselamatan dalam Katolik jelas berbeda dengan pengertian keselamatan dalam agama-agama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KONSILI VATIKAN II : SIDANG III (4 Desember 1965) KONSTITUSI SACROSANCTUM CONCILIUM TENTANG LITURGI SUCI PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KONSILI VATIKAN II : SIDANG III (4 Desember 1965) KONSTITUSI SACROSANCTUM CONCILIUM TENTANG LITURGI SUCI PENDAHULUAN DAFTAR ISI KONSILI VATIKAN II : 1662-1965 SIDANG III (4 Desember 1965) KONSTITUSI SACROSANCTUM CONCILIUM TENTANG LITURGI SUCI PENDAHULUAN BAB I : ASAS-ASAS UMUM UNTUK MEMBAHARUI DAN MENGEMBANGKAN LITURGI

Lebih terperinci

KAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma

KAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma KAMIS DALAM PEKAN SUCI 1. Seturut tradisi Gereja yang sangat tua, pada hari ini dilarang merayakan misa tanpa umat. Misa Krisma 2. Pemberkatan minyak orang sakit dan minyak katekumen serta konsekrasi minyak

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Agama Katolik Modul ke: 03 EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro, M.M Pendahuluan Dalam suatu adegan yang mengharukan

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL GEREJA

BAB I MENGENAL GEREJA BAB I MENGENAL GEREJA 1 STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai dengan

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS EKARISTI

SPIRITUALITAS EKARISTI SPIRITUALITAS EKARISTI SUSUNAN PERAYAAN EKARISTI RITUS PEMBUKA LITURGI SABDA LITURGI EKARISTI RITUS PENUTUP RITUS PEMBUKA Tanda Salib Salam Doa Tobat Madah Kemuliaan Doa Pembuka LITURGI SABDA Bacaan I

Lebih terperinci

UNIVERSALITAS EKARISTI. Tinjauan Teologis Atas Ciri Kosmik, Sosial dan Kulturalnya 1

UNIVERSALITAS EKARISTI. Tinjauan Teologis Atas Ciri Kosmik, Sosial dan Kulturalnya 1 Vol. 03, No. 01, Mei 2014, hlm. 51-62 UNIVERSALITAS EKARISTI Tinjauan Teologis Atas Ciri Kosmik, Sosial dan Kulturalnya 1 E.P.D. Martasudjita ABSTRACT: Question on universality of the Eucharist stems from

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KONSILI VATIKAN II : SIDANG III (4 Desember 1965) KONSTITUSI SACROSANCTUM CONCILIUM TENTANG LITURGI SUCI PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KONSILI VATIKAN II : SIDANG III (4 Desember 1965) KONSTITUSI SACROSANCTUM CONCILIUM TENTANG LITURGI SUCI PENDAHULUAN DAFTAR ISI KONSILI VATIKAN II : 1662-1965 SIDANG III (4 Desember 1965) KONSTITUSI SACROSANCTUM CONCILIUM TENTANG LITURGI SUCI BAB I : ASAS-ASAS UMUM UNTUK MEMBAHARUI DAN MENGEMBANGKAN LITURGI I. Hakekat

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada berbagai macam pengertian tentang sistem. Menurut Eka Iswandy, sistem merupakan kumpulan unsur yang saling melengkapi dalam mencapai suatu tujuan dan sasaran (Iswandy,

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Tugas Agama. Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik?

Tugas Agama. Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik? Nama : Phoa, Wily Angpujana NIM : 4101412151 Fak/Jur: MIPA/Matemaika Tugas Agama Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik? Dalam Sacrosanctum Concilium (SC) (Konsitusi Tentang Liturgi

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : SMP Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 90 Menit Kurikulum acuan : KTSP No Standar

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGARUH EKARISTI TERHADAP PERKEMBANGAN HIDUP ROHANI MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI CALON KATEKIS S K R I P S I Diajukan untuk

Lebih terperinci

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu. TATA CARA dan URUTAN PERAYAAN EKARISTI: Bagian 1 : RITUS PEMBUKA Bertujuan mempersatukan umat yang berkumpul dan mempersiapkan umat untuk mendengarkan sabda Allah dan merayakan Ekaristi dengan layak. Ritus

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

BAB IV HIERARKI DAN AWAM

BAB IV HIERARKI DAN AWAM 1 BAB IV HIERARKI DAN AWAM STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai

Lebih terperinci

Written by Tim carmelia.net Published Date

Written by Tim carmelia.net Published Date Pada masa akhir hidupnya, Paus Yohanes Paulus II menetapkan tahun Ekaristi yang dimulai pada bulan Oktober tahun 2004 sampai bulan Oktober tahun 2005. Hal ini menunjukkan suatu kecintaan yang luar biasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA AGAMA KATOLIK 2 ROMBONGAN KELAS XI

LEMBAR KERJA SISWA AGAMA KATOLIK 2 ROMBONGAN KELAS XI LEMBAR KERJA SISWA AGAMA KATOLIK 2 ROMBONGAN KELAS XI 2 DI SUSUN OLEH: PETRUS FABER.S.S.Pd Untuk Kalangan sendiri SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK 1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMAN KATOLIK Fakultas Program Studi Tatap Muka Reguler Kode MK Disusun Oleh MKCU PSIKOLOGI 02 MK900022 Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Abstract Pada Bab

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keuskupan Surabaya. Menurut pernyataannya, jaman sekarang umat di

BAB I PENDAHULUAN. Keuskupan Surabaya. Menurut pernyataannya, jaman sekarang umat di BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu keprihatinan gereja pada jaman sekarang ini adalah pragmatisme. 1 Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono 2 pun juga beberapa kali menyatakan keprihatinan ini.

Lebih terperinci

LITURGI ALLAH TRITUNGGAL

LITURGI ALLAH TRITUNGGAL LITURGI ALLAH TRITUNGGAL Dr. Ignatius Eddy Putranto, OSC Kristianitas berpusat pada suatu peristiwa yang merupakan peristiwa keselamatan yang memuncak pada peristiwa Paskah. Peristiwa kehidupan Yesus yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN I. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN I. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN I. Latar Belakang Permasalahan Istilah sakramen sebenarnya tidak terdapat dalam Alkitab. Istilah ini berasal dari bahasa Latin sacramentum. Menurut etimologi, kata ini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 !!! DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 I. HAKEKAT, TUJUAN, DAN SPIRITUALITAS 3 II. ALASAN DAN DASAR 4 III. MANFAAT 5 IV. KEGIATAN-KEGIATAN POKOK 5 V. KEGIATAN-KEGIATAN LAIN 6 VI. ORGANISASI 6 VII. PENDAFTARAN

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN KLATEN

USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN KLATEN USAHA MENEMUKAN MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS JOTON PAROKI SANTO YUSUF PEKERJA GONDANGWINANGUN KLATEN S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

DOKUMEN KONSILI VATIKAN II

DOKUMEN KONSILI VATIKAN II DOKUMEN KONSILI VATIKAN II KATA PENGANTAR Ketua Presidium KWI Ketika persediaan buku Tonggak Sejarah Pedoman Arah, dokumen Konsili Vatikan II terbitan Departemen Dokumentasi dan Penerangan MAWI tahun 1983

Lebih terperinci

MEWARTAKAN PEMBEBASAN KRISTUS (Telaah dari Perspektif Teologi Feminis) Oleh: Dr. Elisabeth Loghe Pati

MEWARTAKAN PEMBEBASAN KRISTUS (Telaah dari Perspektif Teologi Feminis) Oleh: Dr. Elisabeth Loghe Pati MEWARTAKAN PEMBEBASAN KRISTUS (Telaah dari Perspektif Teologi Feminis) Oleh: Dr. Elisabeth Loghe Pati Abstraksi T ulisan ini menunjukkan bahwa kaum feminis (perempuan) mempunyai tugas untuk menjadi aktor

Lebih terperinci

MENJADIKAN EKARISTI SEBAGAI PUNCAK DAN SUMBER KEHIDUPAN GEREJA

MENJADIKAN EKARISTI SEBAGAI PUNCAK DAN SUMBER KEHIDUPAN GEREJA MENJADIKAN EKARISTI SEBAGAI PUNCAK DAN SUMBER KEHIDUPAN GEREJA Ignatius Loyola Madya Utama ABSTRACT: Members of the Catholic Church believe the Church s teaching on Eucharistic celebration as the summit

Lebih terperinci

E. Pranawa Dhatu Martasudjita

E. Pranawa Dhatu Martasudjita Implementasi 50 Tahun Sacrosanctum Concilium di Gereja Katolik Indonesia 1 E. Pranawa Dhatu Martasudjita Abstract: Liturgical renewal has been the driving force of the renewal of the entire life of the

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS Semua FAKULTAS Program Studi Semua Program Studi BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Pendidikan Agama Katolik Kode Mata Kuliah : HUH1C2 SKS : 2 (dua) SKS Semester

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHASA JAWA DALAM PERAYAAN EKARISTI DI STASI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS KEMRANGGEN, PAROKI SANTO YOHANES RASUL KUTOARJO S K R I P S I

PENGGUNAAN BAHASA JAWA DALAM PERAYAAN EKARISTI DI STASI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS KEMRANGGEN, PAROKI SANTO YOHANES RASUL KUTOARJO S K R I P S I PENGGUNAAN BAHASA JAWA DALAM PERAYAAN EKARISTI DI STASI SANTO FRANSISKUS XAVERIUS KEMRANGGEN, PAROKI SANTO YOHANES RASUL KUTOARJO S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

GAGASAN KONTEKSTUALISASI MODEL TERJEMAHAN DALAM PENGUATAN KATEKESE UMAT

GAGASAN KONTEKSTUALISASI MODEL TERJEMAHAN DALAM PENGUATAN KATEKESE UMAT GAGASAN KONTEKSTUALISASI MODEL TERJEMAHAN DALAM PENGUATAN KATEKESE UMAT Timotius Tote Jelahu STIPAS Tahasak Danum Pambelum Email: jelahu_timotius@yahoo.co.id Abstract: Originated from the Catholic Catechesis

Lebih terperinci

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci

Lebih terperinci

Res e n s i Bu k u. Resensi Buku 107

Res e n s i Bu k u. Resensi Buku 107 Res e n s i Bu k u Judul Buku : Christ in Practice: A Christology of Everyday Life Pengarang : Clive Marsh Penerbit : Darton, Longman and Todd, London, 2006 Halaman : xiii + 168 Who is Christ for us today?

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Nusa Tenggara Timur dikenal sebagai Propinsi yang memiliki penduduk mayoritas Kristen. Hampir seluruh Pulau yang terletak di Nusa Tenggara Timur, memiliki masyarakat

Lebih terperinci

PROSES INKULTURASI LITURGI DI INDONESIA

PROSES INKULTURASI LITURGI DI INDONESIA PROSES INKULTURASI LITURGI DI INDONESIA E.P.D. Martasudjita Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Abstract: The problem of the process of liturgical inculturation has a special urgency

Lebih terperinci

MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI

MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON 1055 1 KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1 A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Perjamuan Kudus merupakan salah satu ritual yang masih terpelihara dalam tradisi gereja hingga saat ini. Sebuah ritual jamuan makan roti

Lebih terperinci

PENGHAYATAN SELIBAT IMAM SEBAGAI KESAKSIAN HIDUP DI ZAMAN SEKARANG

PENGHAYATAN SELIBAT IMAM SEBAGAI KESAKSIAN HIDUP DI ZAMAN SEKARANG JURNAL TEOLOGI, Volume 06, Nomor 02, November 2017: 125-142 PENGHAYATAN SELIBAT IMAM SEBAGAI KESAKSIAN HIDUP DI ZAMAN SEKARANG Yohanes Hario Kristo Wibowo Abstrak: Celibacy as a living testimony calls

Lebih terperinci

DAN BERSAMA ROHMU (Suatu Eksegese dan Katekese Liturgi)

DAN BERSAMA ROHMU (Suatu Eksegese dan Katekese Liturgi) DAN BERSAMA ROHMU (Suatu Eksegese dan Katekese Liturgi) Alfons N. Embu, S.Fil 1 Abstrak TPE has been renewed and changed. One of the reason is the change of the instruction of liturgy text translation

Lebih terperinci

BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FAKULTAS Semua FAKULTAS Program Studi Semua Program Studi BERKAS PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : Pendidikan Agama Katolik Kode Mata Kuliah : HUH1C2 SKS : 2 (dua) SKS Semester

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

1/14/2018 RUANG SAKRA. Paroki St. Odilia Citra Raya 14 Januari 2018 M.F. Dinar Ari Wijayanti. Dasar Biblis

1/14/2018 RUANG SAKRA. Paroki St. Odilia Citra Raya 14 Januari 2018 M.F. Dinar Ari Wijayanti. Dasar Biblis RUANG SAKRA Paroki St. Odilia Citra Raya 14 Januari 2018 M.F. Dinar Ari Wijayanti Dasar Biblis 1 Kitab Nabi Yehezkiel 40:48 47:12 Bait Suci yang Baru Yesus Menyucikan Bait Allah RumahKu adalah Rumah Doa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesaksian serta pelayanan atau yang seringkali dikenal dengan koinonia, marturia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesaksian serta pelayanan atau yang seringkali dikenal dengan koinonia, marturia dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, gereja menangani permasalahan yang tidak sempit melainkan sangat luas. Dalam menjawab panggilannya bagi perbaikan kehidupan umat manusia,

Lebih terperinci

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri 1 RITUS PEMBUKA PERARAKAN MASUK LAGU PEMBUKA TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Umat : Amin. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan

Lebih terperinci

ADORASI EKARISTI SEBAGAI USAHA UNTUK MENINGKATKAN SPIRITUALITAS UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI ADMINISTRATIF SANTO PAULUS PRINGGOLAYAN

ADORASI EKARISTI SEBAGAI USAHA UNTUK MENINGKATKAN SPIRITUALITAS UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI ADMINISTRATIF SANTO PAULUS PRINGGOLAYAN ADORASI EKARISTI SEBAGAI USAHA UNTUK MENINGKATKAN SPIRITUALITAS UMAT DALAM HIDUP MENGGEREJA DI PAROKI ADMINISTRATIF SANTO PAULUS PRINGGOLAYAN S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Res e n s i Bu k u. Resensi Buku 109

Res e n s i Bu k u. Resensi Buku 109 Res e n s i Bu k u Judul : Gereja Misioner Yang Diterangi Sabda Allah Bersama Wilhelmus van der Weiden MSF Editor : Al. Bagus Irawan MSF Penerbit : Kanisius Tahun : 2011 Halaman : 352 Aku telah menetapkan

Lebih terperinci

Sakramen Tobat. Sebuah Refleksi Teologis

Sakramen Tobat. Sebuah Refleksi Teologis Sakramen Tobat Sebuah Refleksi Teologis 1. Pendahuluan Konsili Vatikan Kedua menyerukan revisi ritual dan formula Tobat agar menjadi lebih jelas mengungkapkan sifat dan efek dari sakramen tersebut (SC

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERANAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI BAGI ANAK-ANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS, ATAMBUA-NTT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana PASTORAL DIALOGAL Erik Wahju Tjahjana Pendahuluan Konsili Vatikan II yang dijiwai oleh semangat aggiornamento 1 merupakan momentum yang telah menghantar Gereja Katolik memasuki Abad Pencerahan di mana

Lebih terperinci

GEREJA MUSAFIR SEBAGAI ANTISIPASI HIDUP ESKATOLOGIS. Fabianus Selatang 1

GEREJA MUSAFIR SEBAGAI ANTISIPASI HIDUP ESKATOLOGIS. Fabianus Selatang 1 GEREJA MUSAFIR SEBAGAI ANTISIPASI HIDUP ESKATOLOGIS Fabianus Selatang 1 Abstrak Tujuan tulisan ini ialah untuk menggali kekayaan kazanah teologi Katolik tentang Gereja secara khusus yang akan digali dalam

Lebih terperinci

BUNDA MARIA SEBAGAI MODEL HARAPAN UMAT BERIMAN DALAM TERANG ENSIKLIK SPE SALVI NO PROPOSAL PENELITIAN

BUNDA MARIA SEBAGAI MODEL HARAPAN UMAT BERIMAN DALAM TERANG ENSIKLIK SPE SALVI NO PROPOSAL PENELITIAN BUNDA MARIA SEBAGAI MODEL HARAPAN UMAT BERIMAN DALAM TERANG ENSIKLIK SPE SALVI NO.49-50 PROPOSAL PENELITIAN Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Sebagai Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Driyakara dalam buku Selibat Para Imam menyatakan bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. Driyakara dalam buku Selibat Para Imam menyatakan bahwa manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Driyakara dalam buku Selibat Para Imam menyatakan bahwa manusia merupakan persoalan, suatu problem bagi dirinya sendiri. Maka tidak heran kalau sejarah umat

Lebih terperinci

PEDOMAN DASAR DEWAN PAROKI Keuskupan Agung Jakarta

PEDOMAN DASAR DEWAN PAROKI Keuskupan Agung Jakarta PEDOMAN DASAR DEWAN PAROKI Keuskupan Agung Jakarta 1 Agustus 2008 2 PENGANTAR Pedoman Dasar Dewan Paroki (PDDP) yang baru ini disusun untuk menggantikan PDDP 1998. Banyak hal baik tertuang dalam PDDP 1998

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI USULAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG MAKNA SAKRAMEN EKARISTI DEMI PENGEMBANGAN IMAN PUTERA ALTAR KUASI PAROKI SANTO YUSUP BANDUNG, GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH

TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH SOSIALISASI DALAM ARDAS KAJ UNTUK TIM PENGGERAK PAROKI KOMUNITAS DAN TAREKAT DIBAWAKAN OLEH TIM KERJA DKP GERAKAN ROHANI TAHUN KERAHIMAN DALAM ARDAS KAJ tantangan

Lebih terperinci

SIKAP JEMAAT DALAM BERIBADAH

SIKAP JEMAAT DALAM BERIBADAH SIKAP JEMAAT DALAM BERIBADAH Ibrani 10:19-25 Tujuan : Agar jemaat mengerti sikap dalam beribadah yang berfokus pada Kristus dan karya- Nya serta bukan pada fenomena lahiriah saja. PENDAHULUAN: Seorang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peribadatan dalam gereja serta perayaan sakramen-sakramen adalah jembatan bagi warga jemaat untuk mengalami persekutuan dengan Tuhan dan seluruh warga jemaat. Sehingga

Lebih terperinci

BAB III GEREJA DAN SAINS

BAB III GEREJA DAN SAINS BAB III GEREJA DAN SAINS Modul ke: Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id 1 A. Gereja dan Sains GEREJA SAINS 2 B. Pengertian Gereja Kata 'ekklesia'

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP GBPP

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP GBPP GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP GBPP 10.05.03 002 Revisi Ke 2 Tanggal 1 September 2015 Dikaji Ulang Oleh Ketua Program Studi Ilmu Gizi Dikendalikan Oleh GPM Disetujui

Lebih terperinci

Biar Kanak-kanak datang kepada-ku : Evaluasi dan Refleksi Perayaan Ekaristi bersama Anak-anak (missis cum pueris)

Biar Kanak-kanak datang kepada-ku : Evaluasi dan Refleksi Perayaan Ekaristi bersama Anak-anak (missis cum pueris) Biar Kanak-kanak datang kepada-ku : Evaluasi dan Refleksi Perayaan Ekaristi bersama Anak-anak (missis cum pueris) oleh Bonifacius Hendar Putranto Ketua Sie Liturgi HSPMTB (2013 2016) Landasan dari Kitab

Lebih terperinci

Perjamuan Kudus. Memperingati Kematian Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Perjamuan Kudus. Memperingati Kematian Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks. (021) 65304149 E-mail:

Lebih terperinci

SAKRAMEN (Pertemuan keempat) Membandingkan pelaksanaan sakramen di berbagai gereja dengan pengajaran Alkitab (C.4)

SAKRAMEN (Pertemuan keempat) Membandingkan pelaksanaan sakramen di berbagai gereja dengan pengajaran Alkitab (C.4) SAKRAMEN (Pertemuan keempat) Membandingkan pelaksanaan sakramen di berbagai gereja dengan pengajaran Alkitab (C.4) Tujuan Pembelajaran Memahami makna sakramen Memahami batasan penetapan sakramen Memahami

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI INKULTURASI MUSIK GAMELAN JAWA PADA MUSIK LITURGI DALAM EKARISTI DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS PUGERAN YOGYAKARTA

RINGKASAN SKRIPSI INKULTURASI MUSIK GAMELAN JAWA PADA MUSIK LITURGI DALAM EKARISTI DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS PUGERAN YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI INKULTURASI MUSIK GAMELAN JAWA PADA MUSIK LITURGI DALAM EKARISTI DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS PUGERAN YOGYAKARTA Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Ekaristi Sumber Berbagi

Ekaristi Sumber Berbagi Edisi 1 Juni 2013 Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus tahun C Bacaan Seminggu Minggu 2 Juni 2013 Kej 14:18-20 1 Kor 11:23-26 Luk 9:11b-7 Senin, 3 Juni 2013 Tb 1:3; 2:1a-8 Mrk 12:1-12 Selasa, 4 Juni 2013

Lebih terperinci