BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan dengan seleksi ketat untuk memberi nilai tambah yang dapat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan dengan seleksi ketat untuk memberi nilai tambah yang dapat"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing telah lama dimanfaatkan oleh manusia. Beberapa trah anjing dikembangkan dengan seleksi ketat untuk memberi nilai tambah yang dapat membantu pekerjaan manusia. Anjing domestik mungkin merupakan mamalia yang sangat polimorfik, yaitu hewan yang mempunyai keragaman yang luas dalam hal bentuk, perilaku, dan temperamen. Menurut sistem penamaan hewan, nama ilmiah yang diberikan kepada anjing domestik adalah Canis familiaris. Dari penamaan ini, jelas dapat diketahui bahwa anjing termasuk jenis Canis. Karena jenis anjing domestik sangat banyak, maka untuk menandai perbedaan jenis digunakan nama subspesifik atau ras atau trah (Puja, 2011). Ras merupakan hasil seleksi manusia yang terkadang tidak alamiah, artinya seleksi ini didasarkan pada pilihan karakter menurut kepentingan manusia. Jadi, ras adalah hasil seleksi buatan manusia dengan tujuan untuk mendapatkan ras yang berguna, seperti misalnya untuk berburu, ekonomi, dan upacara. Seleksi buatan ini umumnya tanpa mempertimbangkan faktor ketahanan hidup dari hasil seleksinya. Penamaan ras atau trah dari masing-masing jenis anjing adalah untuk menghindari pemberian nama dengan subspesies (Puja, 2011). Anjing ras sangat bervariasi dalam ukuran, penampilan, dan tingkah laku dibandingkan dengan hewan peliharaan lain. Sebagaian besar anjing masih mempunyai ciri-ciri fisik yang diturunkan serigala (Dharmawan, 2009). Beberapa ras

2 anjing yang sudah dikenal luas dan sebenarnya merupakan anjing domestik adalah anjing Collie, anjing Gembala Jerman, Cocker Spaniels, dan lain-lain. Walaupun anjing tersebut di atas menampakan perbedaan dalam hal ukuran, penampilan luar, dan ekspresi, tetapi secara umum ras-ras anjing ini mempunyai ciri yang sama. Kesamaan tersebut antara lain, mempunyai jumlah gigi sebanyak 42 buah, jumlah tulang belakang 50 sampai 52 buah, jumlah tulang leher tujuh buah, tulang dada 13 buah, dan tulang ekor sebanyak buah. 2.2 Struktur Anatomi dan Histologi Kelenjar Mamae Secara anatomi kelenjar mamae anjing biasanya terdiri atas lima kelenjar beserta putingnya masing-masing di kedua sisi kanan dan sisi kiri yang terletak pada bagian kranial kaudal thorak, kranial kaudal abdomen, dan pada bagian inguinal. Pada siklus estrus pertama akan banyak dijumpai sel-sel lemak (deposit lemak) pada kelenjar mamae. Pada masa non laktasi, kelenjar dan jaringan adiposa sedikit berkembang sehingga tidak terlalu tampak adanya pembesaran kelenjar mamae (Budras, 2007). Pada masa kebuntingan terjadi peningkatan pembentukan lumen dan perkembangan alveoli yang diakhiri dengan pembentukan saluran kelenjar mamae. Selama periode laktasi, alveoli berperan dalam mensekresikan air susu dan selama itu pula akan terjadi perkembangan duktus laktiferus, sinus laktiferus dan duktus papillary. Dari alveoli air susu akan bermuara melalui sinus laktiferus dan duktus laktiferus, sinus laktiferus ini akan menjulur ke daerah duktus papillary dan berakhir

3 sampai papilla mamae. Setelah masa laktasi bagian dari sistem duktus khususnya alveoli kelenjar akan berfungsi sebagaimana mestinya (Budras, 2007) Gambar 2.1 Struktur Anatomi dan Histologi Kelenjar Mamae Anjing (Sumber : Budras, 2007) Menurut Suwiti et al., (2010) kelenjar mamae merupakan kelenjar tubuloalveolar majemuk berkembang dari lapisan bawah epidermis, banyak dijumpai sel-sel lemak serta terdapat lobulus dengan batas yang tidak begitu jelas. Lobulus ini berisi antara lain alveolus, duktus laktiferous, dengan epitel kubis selapis (kuboid simplek). Kelenjar mamae terdiri dari sel-sel yang selalu membelah untuk menghasilkan susu, terutama selama masa laktasi. Parenkim atau sel yang akan mensekresikan susu dari kelenjar mamae berkembang (proliferasi) dari sel epitelial yang berasal dari primary mammary cord. Perkembangan kelenjar mamae juga dipengaruhi oleh hormon. Hormon yang berhubungan dengan perkembangan kelenjar mamae antara lain hormon esterogen yang dihasilkan oleh ovarium dan uterus (Cunningham, 2002).

4 Gambar 2.2 Histologi kelenjar Mamae pada Anjing (Sumber : Glenda Stovall, 2013) 2.3 Tumor Mamae pada Anjing Neoplasma merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel abnormal yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan sel di sekitarnya dan tidak ada manfaatnya bagi tubuh. Neoplasia ataupun neoplasma sering disebut dengan tumor. Sebagaimana definisi tumor pada peradangan, maka tumor pada neoplasia juga berarti pembengkakan. Tetapi tidak semua pembengkakan adalah tumor. Banyak kebengkakan misalnya : abses, radang kronis, benjolan parasit, dan nekrosa lemak intra abdominal bukan termasuk tumor. Sebaliknya tumor akan terus bertambah karena pertambahan sel-sel baru (Berata et al.,2011) Anjing merupakan salah satu hewan yang sering terkena tumor. Tumor mamae adalah tumor yang paling sering menyerang anjing setelah tumor kulit, sering

5 terjadi pada anjing betina yang belum di sterilisasi. Tumor mamae biasa berwujud kecil, simple nodul atau besar, agresif, dan pertumbuhan luar biasa. Apabila di deteksi secara dini dan sempurna maka semua jenis tumor mamae dapat diobati (Tateyama dan Cotchin, 1978) Tumor mamae pada anjing dapat terjadi dikarenakan pengaruh hormon, begitu juga dengan risiko peningkatan sel tumor yang dapat terjadi setelah siklus estrus. Sel tumor mamae, baik jinak atau ganas memiliki reseptor estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini akan menginduksi terjadinya hipertrofi pada parenkim mamae setelah siklus estrus (Moulton, 1978). Tingginya pembentukan tumor pada kelenjar mamae berhubungan dengan bertambahnya volume kelenjar mamae serta sekresi selama periode laktasi. Jika sebelum siklus pertama risiko munculnya tumor adalah sebesar 0,5 %, maka pada siklus pertama risiko munculnya tumor akan naik mencapai 8 % dan lebih dari 26 % setelah siklus estrus kedua atau pada estrus selanjutnya (O Keefe, 1995). Pada anjing, sekitar 40 % dari keseluruhan tumor mamae yang terletak pada kelenjar susu bagian inguinal dan muncul segera setelah estrus (Bostock, 1992). Kejadian tumor mamae pada anjing memiliki persentasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan hewan domestik lainnya dan tiga kali lebih berisiko daripada manusia, Anjing yang belum di steril juga memiliki risiko terkena tumor mamae tujuh kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan anjing yang telah disteril. Selain itu tumor mamae juga memiliki kemampuan untuk bermetastasis ke jaringan atau organ tubuh lainnya (Schneider et al., 1969). Faktor endokrin memiliki pengaruh dalam proses terjadinya tumor, hal ini dikarenakan pengaruh hormon sehingga

6 menyebabkan perubahan struktur dan fungsi dalam kelenjar mamae (Noreika et al., 1998). Gambaran klinis tumor mamae muncul dalam bentuk nodul tunggal atau ganda pada parenkim, bentuknya bervariasi dan kerap ditemukan pada setiap kelenjar, baik tumor jinak maupun ganas sehingga menyulitkan dalam membedakan tipe tumor. Namun demikian terjadinya pertumbuhan yang cepat, invasi jaringan lokal dan ulserasi merupakan karakteristik dari tumor malignant. Sekitar 2 / 3 dari tumor mamae ditemukan pada kelenjar empat dan lima, sehingga akan memungkinkan parenkim lebih banyak pada tingkat ini (Baba dan Catoi, 2007). Tumor mamae merupakan kasus tertinggi kedua yang paling sering terjadi pada anjing setelah tumor kulit (Rezia et al., 2009). Dari 53 % neoplasama, 41% diantaranya bersifat malignant. Menurut Bloom (1954) tumor mamae mewakili 25% sampai 30% dari seluruh jumlah kasus tumor yang terjadi pada anjing. Dari hasil observasi yang dilakukan pada tumor pada berbagai organ anjing, 720 diantaranya berhubungan dengan kelenjar mamae (Mitchell et al., 1974). Sangatlah sulit untuk menetukan tipe dari tumor hanya dengan pemeriksaan secara fisik. Pemeriksaan biopsi sangat di perlukan untuk menentukan jenis tumor apakah jinak atau ganas. Tumor biasanya lebih agresif dan tumbuh sangat besar serta menyebar ke organ lain. Pemeriksaan dengan menggunakan sinar X pada bagian dada atau inspeksi pada limfonodus akan lebih membantu dalam menentukan jenis tumor yang menyerang (Allen dan Johnson, 1987). Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis tumor mamae pada anjing meliputi ukuran tumor. Tumor mamae dengan ukuran kurang dari 3 cm mempunyai

7 kecenderungan prognosis lebih baik di bandingkan tumor yang lebih besar. Tumor mamae yang lebih bebas bergerak dan tanpa ulserasi di kulit lebih mempunyai mempunyai prognosis lebih baik di bandingkan tumor yang melekat di muskulus atau mempunyai ulserasi. Limfonodus yang membengkak juga mengindikasikan prognosis buruk untuk tumor mamae (Fossum, 2002). 2.4 Klasifikasi Tumor Mamae Tumor mamae diklasifikasikan menurut jaringan asalnya dan sifat keganasannya (Polton, 2009). Menurut Moulton et al., (1978), dasar dalam pengklasifikasian tumor mamae adalah dengan mengamati lesi histologis yang muncul pada tumor. Berikut ini merupakan klasifikasi tumor mamae berdasarkan ganas dan tidaknya tumor tersebut Tumor jinak. Tumor ini dilasifikasikan menjadi empat jenis yakni: 1. Papilloma, 2. Adenoma, 3. Fibroadenoma, 4. Benign mixed tumor (Tumor jinak campuran) (Hampe dan Misdorp, 1974 ; Misdorp et al., 1999). Gambaran umum dari ke empat tumor jinak tersebut adalah sebagai berikut:: Papilloma Papiloma merupakan neoplasma pada epitel pipih berlapis. Secara patologi anatomis papiloma mempunyai bentuk wart. Papiloma adalah neoplasma yang terdiri atas penjuluran-penjuluran papilla yang biasanya dalam jumlah banyak. Papiloma merupakan bentuk neoplasma jinak dari epitel. Apabila sel-sel epitel tumbuh dan bertambah, kelebihannya membentuk

8 penonjolan keluar permukaan. Ketika penonjolan-penonjolan ini tumbuh menjadi penjuluran papilla, jaringan di bawahnya akan tumbuh juga bersamanya. Umumnya papiloma terdapat pada kulit terbungkus oleh epitel pipih berlapis disertai proses pertandukan, tidak berpigmen dan tanpa adanya bentuk-bentuk kulit. Papiloma juga dapat terjadi dalam saluran-saluran berbagai kelenjar, kecuali pertumbuhan papiler dalam sinus laktiferus bukanlah suatu neoplasma (Berata et al., 2011) Adenoma Adenoma adalah neoplasma epitel yang bersifat jinak yang membentuk kelenjar. Adenoma terletak dalam stroma jaringan fibrosa dan bentuk kelenjar. Bentuknya bisa besar-besar atau kecil-kecil, tubuler atau bundar. Epitel penutupnya bisa kubis atau silindris. Apabila ada gambaran epitel menjadi berlapis-lapis, hal ini menunjukan adanya keganasan (adenokarsinoma). Secara patologi anatomi adenoma terletak seluruhnya atau sebagian dalam kelenjar dari mana ia tumbuh. Adenoma secara relatif sering ditemukan dalam kelenjar mamae anjing dan kelenjar thyroid kuda (Berata et al., 2011). Adenoma pada kelenjar mamae dapat muncul sebagai lobular adenoma dan papillary adenoma. Secara histopatologi lobular adenoma ditandai dengan sel-sel berbentuk kuboid atau kolumnar, hiperkromatik, serta proliferasi sel di dalam lumen alveolus dan duktus. Sedangkan pada papillary adenoma ditandai dengan adanya bentukan papilla dalam alveolus dan sistem duktus (Moulton, 1978) Fibroadenoma

9 Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang berasal dari proliferasi dari elemen-elemen epithel dan stroma. Ada dua tipe fibroadenoma yaitu perikanalikular fibroadenoma (epitel yang dikelilingi oleh stroma), dan intrakanalikular fibroadenoma (epitel yang ditekan atau dirusak oleh stroma). (Baba dan Catoi, 2007) Benign mixed tumor Benign mixed tumor atau tumor jinak campuran yang secara morfologi mirip dengan komponen epitel (luminal dan myoepitel) dan sel mesenkim yang memproduksi jaringan tulang rawan, tulang, dan adiposa (Misdorp et al., 1999) Tumor ganas Tumor ini diklasifikasikan menjadi 11 jenis yakni:1. Adenocarcinoma, 2. Papillary adenocarcinoma, 3. Solid carcinoma, 4. Spindle cell carcinoma, 5. Anaplastic carcinoma, 6. Mucinius carcinoma, 7. Malignant myoepithelioma, 8. Malignant mixed tumor (Tumor ganas campuran), 9. Squamous cell carcinoma, 10. Fibrosarcoma, 11. Osteosarcoma. (Hampe dan Misdrop, 1974 ; Misdorp et al., 1999). Gambaran umum dari masing masing jenis tumor ganas tersebut adalah sbb: Adenocarcinoma.

10 Adenokarsinoma tampak seperti adenoma dan terdiri atas asini yang dilapisi epitel dalam stroma jaringan ikat fibrosa. Perbedaan adenokarsinoma dan adenoma adalah bahwa epitel pada adenokarsinoma lebih sulit didiferensiasi dan tidak seperti yang normal. Hal ini dapat dilihat karena adanya proliferasi epitel ke dalam asini. Proliferasi ini berupa beberapa lapis atau penonjolan papil-papil yang banyak. Perbedaan utama ialah kekuatan epitel untuk menerobos terlihat bahwa epitel itu menembus dasar membran dan menginfiltrasi jaringan ikat. Keadaan ini menyebabkan terjadinya kerusakan-kerusakan pada jaringan sekitarnya. Pada neoplasma yang lebih ganas, invasi ini demikian hebat sehingga sel-sel tidak dapat membentuk kelenjar lagi dan hanya keliatan seperti masa epitel. Keganasan sebagaimana juga dengan neoplasma yang lain tampak pada anaplasia dan sel-sel yang tidak dapat didiferensiasi. Adenokarsinoma tampak lebih besar, bulat dan lebih hiperkromatis dengan nukleoli yang besar berwarna tua disertai banyak gambaran mitosis (Berata et al., 2011) Papillary adenocarcinoma. Papillary adenocarcinoma adalah tumor yang berkembang dari papillary adenoma yang kemudian berubah menjadi tumor ganas. Sel-sel epitel pada tumor ini berbentuk silindris dan kuboid serta memiliki inti sel hiperkromatik berukuran besar dengan bentukan bulat atau oval serta jumlah mitosis yang bervariasi. Sekitar 18 papillary adenocarcinoma berkembang dari lobus mamae dan duktus interlobular. Papillary adenocarcinoma biasanya menunjukan struktur multiple duktus. Pada sebagian atau seluruh

11 bagian lumen berisi papila dengan jumlah cabang yang banyak dimana cabang-cabang dari papilla tersebut kemudian akan bersatu kembali (Moulton, 1978) Solid carcinoma Solid karsinoma adalah tipe tumor yang umum pada anjing dan kemungkinan lebih parah dari tipe tumor lainnya. Secara mikroskopis terlihat adanya proliferasi sel-sel epitel dan mioepitel. Sel-sel tumor tumor kecil, inti sel hiperkromatik, dan indeks mitosis biasanya tinggi. Beberapa solid karsinoma terlihat adanya sel-sel yang memiliki vakuola sitoplasma yang berasal dari mioepitel. Jumlah stroma dapat berubah dari sedikit menjadi lebih banyak (Cassali, 2002) Spindle cell carcinoma Spindle cell Carcinoma pada anjing sering tampak seperti solid tumor. Sel-sel karsinoma tersebut berinfiltrasi, dan masuk ke dalam sistem limfatik. Secara histologi, spindle cell carcinoma mirip dengan fibrosarkoma. Diagnosa banding antara spindle cell carcinoma dan fibrosarkoma cukup sulit, namun benang-benang retikulin dapat diidenfikasi dengan pewarnaan khusus (Baba dan Catoi, 2007) Anaplastic carcinoma Pada anaplastic carcinoma tampak infiltrasi-infiltrasi sel neoplasma, terbentuknya sel-sel pleumorfik berukuran besar, sel-sel nukleus berbentuk

12 bizarre dengan kromatin. Sel-sel raksasa anaplastic carcinoma sering dilaporkan terdapat pada tumor mamae anjing dan kucing Mucinius carcinoma. Secara mikroskopis, sebagaian besar pada musinius karsinoma ditemukan sel myoepithel tanpa adanya keterkaitan dengan sekresi mukus. Secara teori dapat diidentifikasikan sebagai berikut : musin dapat muncul dari sel-sel epitel sekretori, sel-sel jaringan pengikat, atau sel-sel mioepitel (Baba dan Catoi, 2007) Malignant myoepitelioma. Malignant myoepithelioma berbentuk bulat dan oval dengan diameter hingga 4 cm, konsistensi lunak, kurang memiliki batas, dan sering terlihat adanya ulserasi. Secara mikroskopis, sel tersusun dalam bentuk bundel atau spiral, dengan aspek mioid dan tidak berlobular. Sel bervakuolisasi dan memiliki sitoplasama yang jelas, berderet mengelilingi nukleus, dan sel-sel nukleus berukuran raksasa kadang-kadang teridentifikasi. Fokus nekrotik sering terjadi dalam massa tumor (Baba dan Catoi, 2007) Malignant mixed tumor (Tumor campuran ganas) Tumor campuran ganas terbentuk dari sel-sel seperti epitel (epitel, mioepitel, atau kedua dari sel tersebut) dan sel-sel dari jaringan pengikat. Sebesar 30% dari tumor campuran memiliki sel-sel fusi yang berasal dari selsel mioepitel dan jaringan pengikat (Benazzi, 1989) Squamous cell carcinoma

13 Squamous cell carcinoma adalah karsinoma yang paling sering terjadi yang ditandai oleh adanya sel-sel epitel bersusun banyak dari mana ia berasal. Ada tidaknya pertandukan tergantung pada epitel asalnya. Tidak terdapat pigmentasi dan pembentukan papil-papil ke dalam neoplasmanya. Pada neoplasma yang cukup terdiferensiasi, urutan dari lapisan-lapisan tidak tampak dan jaringan ikat di bawahnya yaitu stratum germinativum basal yang berwarna tua, stratum spinosum dengan sel-sel yang lebih besar dan pucat, yang pelan-pelan menipis untuk bersatu dengan stratum corneum. Epitel ini tidak saja terbatas pada permukaan neoplasma sebagaimana pada papilloma, sebaliknya masa epitel ini akan memasuki masa neoplasma itu. Bidang sayatan terlihat epitel seperti pulau-pulau yang dikelilingi stroma. Membrana basal dari epitel akan berada di tepi dari suatu epitel, sedangkan yang sebenarnya adalah epitel permukaan akan terdapat ditengah-tengahnya dari masa neoplasma ini. Neoplasma akan mengalami pertandukan dan keratohyalin yang berwarna merah dari stratum korneum. Neoplasma akan berada di tengah-tengah dari masa epitel dan karena tekanan sel-sel yang tumbuh akan menjadi sangat padat berbentuk bundar, dan berlamel-lamel (Berata et al., 2011) Fibrosarcoma Fibrosarkoma adalah neoplasma ganas dari fibroblas dan paling sering ditemukan pada anjing tua. Tumor jenis ini ditemukan pada anjing yang berumur rata-rata 8 tahun dan tidak ada perbedaan akibat rasa tau jenis kelamin. Fibrosarkoma pada anjing sering berlokasi pada kelenjar mamae,

14 kaki dan gusi. Fibrosarkoma yang terdapat pada sistem urogenitalis anjing, kuda betina dan sapi sering dikelirukan dengan leiomiosarkoma pada kelenjar mamae anjing betina. Secara patologi anatomi fibrosarkoma ukurannya bervariasi, bahkan ada yang bisa sangat besar. Biasanya berbentuk tidak teratur dan noduler, tidak ada batas yang jelas dengan jaringan sekitar dan tidak berkapsula. Konsistensinya padat atau seperti daging dengan adanya bagian yang empuk dan rapuh. Potongan melintang dari neoplasma ini tampak berlobulasi, homogen, baur (difusa), putih keabu-abuan dan dapat memperlihatkan adanya serabut. Warna coklat kemerah-merahan disebabkan karena adanya perdarahan dan warna kuning karena adanya nekrosis (Berata et al., 2011). Secara histopatologi struktur dasar fibrosarkoma terdiri atas kelompok sel-sel fibroblast yang muda dan serabut-serabut kolagen yang berjalan berputar-putar. Sel-sel neoplasma yang pleomorfik berbentuk spindle fusiform atau polygonal. Neoplasma yang tidak ada diferensiasi mempunyai sel-sel raksasa berinti banyak dan sel-sel berbentuk bizarre (ganjil), sitoplasma jelas berbeda dari serabut. Intinya berbentuk bundar atau oval dan hiperkromatis, nukleoli berjumlah 2-5 buah dan umumnya sangat jelas. Gambaran mitosis tampak sangat tinggi. Pada fibrosarkoma terdapat banyak vaskularisasi, tetapi pembuluh darah yang terbentuk sangat jelek sehingga mudah terjadi pendarahan. Nekrosis terjadi akibat kekurangan darah dari jaringan neoplasma, dan infeksi sekunder yang disertai edema. Pertumbuhan fibrosarkoma biasanya cepat dan infiltratif (Berata et al., 2011).

15 Osteosarcoma Osteosarkoma merupakan salah satu neoplasma pada kelenjar mamae. Biasanya di dalam neoplasma terdapat proliferasi sel-sel berbentuk fusiform dan lonjong, kemudian terlihat adanya pulau-pulau tumor yang disertai bentukan osteoid dan tulang, indeks mitosis tinggi, metastasis dapat berlangsung melalui darah ke paru-paru (Goldsmith et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti (Kumar et al.,

BAB I PENDAHULUAN. walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti (Kumar et al., BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Neoplasma adalah massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus berlanjut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anjing merupakan hasil penjinakan Canis lupus familiaris. Anjing pernah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anjing merupakan hasil penjinakan Canis lupus familiaris. Anjing pernah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anjing Anjing merupakan hasil penjinakan Canis lupus familiaris. Anjing pernah diklasifikasikan sebagai Canis familiaris Linnaeus di tahun 1758. Pada tahun 1993 Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anjing memiliki banyak manfaat bagi manusia, dapat dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Anjing memiliki banyak manfaat bagi manusia, dapat dimanfaatkan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anjing memiliki banyak manfaat bagi manusia, dapat dimanfaatkan sebagai penjaga rumah, hewan gembalaan, anjing pelacak, pacuan, penuntun orang buta, hewan percobaan,

Lebih terperinci

Gambaran Histopatologi dan Klasifikasi Tumor Mamae pada Anjing di Kota Denpasar

Gambaran Histopatologi dan Klasifikasi Tumor Mamae pada Anjing di Kota Denpasar Gambaran Histopatologi dan Klasifikasi Tumor Mamae pada Anjing di Kota Denpasar (STUDY ON HISTOPATHOLOGY FEATURE AND TUMOURS CLASSIFICATION FROM DOGS MAMMARY TUMOUR CASE IN DENPASAR CITY) Ruwaidah 1, Anak

Lebih terperinci

ENDOMETRIOID ADENOKARSINOMA OVARII SINISTRA BERDIFERENSIASI BURUK DENGAN INVASI KE UTERUS

ENDOMETRIOID ADENOKARSINOMA OVARII SINISTRA BERDIFERENSIASI BURUK DENGAN INVASI KE UTERUS Laporan Kasus ENDOMETRIOID ADENOKARSINOMA OVARII SINISTRA BERDIFERENSIASI BURUK DENGAN INVASI KE UTERUS Arlene Elizabeth P, AAAN Susraini Bagian/SMF Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sama seperti nama pemiliknya. Sebaliknya, anjing menganggap manusia. tidak membedakannya sama sekali (David, 1984).

BAB I PENDAHULUAN. yang sama seperti nama pemiliknya. Sebaliknya, anjing menganggap manusia. tidak membedakannya sama sekali (David, 1984). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anjing adalah mamalia yang telah mengalami domestikasi dari serigala kemungkinan sejak ratusan ribu tahun yang lalu berdasarkan bukti genetik berupa penemuan fosil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tumor dengan bentuk dan susunan serabut-serabut yang bervariasi, dan oleh Mallory

BAB 1 PENDAHULUAN. tumor dengan bentuk dan susunan serabut-serabut yang bervariasi, dan oleh Mallory 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fibrosarkoma atau fibroblastic sarcoma 1,2,3 atau malignant mesenchymal tumor 1,4 adalah tumor ganas yang berasal dari sel-sel mesenkim, yang terdiri dari sel-sel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ; 4 BAB II LANDASAN TEORI A. TinjauanPustaka 1. Kanker Payudara a. Definisi Kanker atau neoplasma adalah istilah yang digunakan untuk penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA II. TELAAH PUSTAKA Kelenjar mammae merupakan kelenjar kulit khusus (derivat integumen) yang terletak di dalam jaringan bawah kulit (subkutan). Kelenjar mammae merupakan kelenjar eksokrin. Kelenjar eksokrin

Lebih terperinci

1. 77 tahun Tidak ada keterangan Awal :

1. 77 tahun Tidak ada keterangan Awal : 42 Lampiran I : Data Rekam Medis Karsinoma Prostat di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode 1 Januari 2007 31 Desember 2009 NO UMUR HISTOPATOLOGIS DIAGNOSIS PSA 1. 77 tahun Tidak ada keterangan 2. 59 tahun

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejak tahun yang lalu dan telah didomestikasi sejak tahun lalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejak tahun yang lalu dan telah didomestikasi sejak tahun lalu 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing Anjing adalah mamalia yang telah mengalami domestikasi dari serigala sejak 15.000 tahun yang lalu dan telah didomestikasi sejak 10.000 tahun lalu berdasarkan bukti

Lebih terperinci

KARSINOMA PAPILER PADA PAYUDARA

KARSINOMA PAPILER PADA PAYUDARA KARSINOMA PAPILER PADA PAYUDARA OLEH: Dr.FITRIANI LUMONGGA DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 PENDAHULUAN Karsinoma papiler merupakan salah satu jenis

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN AKSILA Nur Signa Aini Gumilas PENDAHULUAN Payudara sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu keenam masa embrio yaitu berupa penebalan ektodermal sepanjang garis yang

Lebih terperinci

Jaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf

Jaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf Jaringan Tubuh 1. Jaringan Epitel 2. Jaringan Otot 3. Jaringan ikat/penghubung 4. Jaringan Saraf Jaringan Epitel Tersusun atas lapisan-lapisan sel yang menutup permukaan saluran pencernaan, saluran pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Di United States, sekitar 14 juta laki-laki memiliki keluhan BPH.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Di United States, sekitar 14 juta laki-laki memiliki keluhan BPH. 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) Di United States, sekitar 14 juta laki-laki memiliki keluhan BPH. Insidensnya akan meningkat sesuai dengan pertambahan usia, hanya beberapa

Lebih terperinci

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis KULIT MANUSIA FUNGSI KULIT Membantu mengontrol temperatur tubuh Melindungi tubuh dari kuman Melindungi struktur dan organ vital dari perlukaan Terlibat dalam proses pembuangan sampah sisa metabolisme tubuh

Lebih terperinci

FIBROSARCOMA PADA PAYUDARA

FIBROSARCOMA PADA PAYUDARA FIBROSARCOMA PADA PAYUDARA OLEH: Dr.FITRIANI LUMONGGA DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 PENDAHULUAN Fibrosarcoma merupakan salah satu neoplasma ganas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Pewarnaan Proses selanjutnya yaitu deparafinisasi dengan xylol III, II, I, alkohol absolut III, II, I, alkohol 96%, 90%, 80%, dan 70% masing-masing selama 2 menit. Selanjutnya seluruh preparat organ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. Pengertian a. Payudara Payudara yang dalam bahasa latin disebut mamma adalah organ tubuh bagian atas dada dari spesies mamalia berjenis kelamin betina, termasuk

Lebih terperinci

NEOPLASIA-1. Definisi, tata nama (nomenklatur) & karakteristik

NEOPLASIA-1. Definisi, tata nama (nomenklatur) & karakteristik NEOPLASIA-1 Definisi, tata nama (nomenklatur) & karakteristik 1. DEFINISI Neoplasia = pertumbuhan baru Willis (onkolog Inggris): massa jaringan yang abnormal, tumbuh berlebihan, tidak terkoordinasi dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

Kelenjar berkembang dari permukaan epitel dengan cara tumbuh ke dalam jaringan ikat di bawahnya (kelenjar eksokrin)

Kelenjar berkembang dari permukaan epitel dengan cara tumbuh ke dalam jaringan ikat di bawahnya (kelenjar eksokrin) JARINGAN EPITEL Jaringan epitel tersusun oleh sel-sel bersisi dan bersudut banyak (poligonal) Memiliki sedikit atau tanpa substansi interseluler Dapat berupa membran ataupun kelenjar Membran dibentuk oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kanker ovarium adalah kanker ginekologi yang dijumpai hampir 30% dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada perempuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Papilloma sinonasal diperkenalkan oleh Ward sejak tahun 1854, hanya mewakili

BAB 1 PENDAHULUAN. Papilloma sinonasal diperkenalkan oleh Ward sejak tahun 1854, hanya mewakili 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumor rongga hidung dan sinus paranasal atau disebut juga tumor sinonasal adalah tumor yang dimulai dari dalam rongga hidung atau sinus paranasal di sekitar hidung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keganasan ini dapat menunjukkan pola folikular yang tidak jarang dikelirukan

BAB I PENDAHULUAN. Keganasan ini dapat menunjukkan pola folikular yang tidak jarang dikelirukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma tiroid merupakan keganasan tersering organ endokrin.sebagian besar neoplasma tersebut berasal dari sel epitel folikel dan merupakan tipe papiler. Keganasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan dengan usia rata-rata 55 tahun (Stoler, 2014). Diperkirakan terdapat 500.000 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Payudara 2.1.1. Histologi Payudara terdiri dari 15 sampai 25 lobus kelenjar tubuloalveolar yang dipisahkan oleh jaringan ikat padat interlobaris. Kelenjar ini berfungsi menyekresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa lima besar karsinoma di dunia adalah karsinoma paru-paru, karsinoma mamae, karsinoma usus besar dan karsinoma lambung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar

I. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks adalah keganasan yang berasal dari epitel pada serviks terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar kanker serviks adalah epidermoid

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Anjing Lokal Hewan yang digunakan adalah anjing lokal berjumlah 2 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 6 bulan. Pemilihan anjing betina bukan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, HISTOPATOLOGIS DARI PINDBORG TUMOR. 2.1 Definisi Tumor Odontogenik Epitelial Berkalsifikasi

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, HISTOPATOLOGIS DARI PINDBORG TUMOR. 2.1 Definisi Tumor Odontogenik Epitelial Berkalsifikasi BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, HISTOPATOLOGIS DARI PINDBORG TUMOR 2.1 Definisi Tumor Odontogenik Epitelial Berkalsifikasi Tumor odontogenik epitelial berkalsifikasi, adalah tumor odontogenik yang jarang terjadi,

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Sielvyana Sie, 2011 Pembimbing I : July Ivone, dr., MKK. MPd. Ked. Pembimbing II : Sri Nadya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaanterjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus menerus dan tak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non melanoma. Kelompok non melanoma dibedakan atas karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena

Lebih terperinci

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan

Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan vertebrata ada 4,yaitu: 1. Jaringan epitel 2. Jaringan ikat

Lebih terperinci

b. Tumor: massa jaringan abnormal yg tumbuh berlebihan, terus-menerus meskipun rangsang yang menimbulkannya telah hilang.

b. Tumor: massa jaringan abnormal yg tumbuh berlebihan, terus-menerus meskipun rangsang yang menimbulkannya telah hilang. Kasus: Seorang perempuan Ny. J berusia 40 th mnegeluh ada benjolan di payudara sebelah kiri sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan tidak berwarna kemerahan dan tidak terasa nyeri. Pasien juga tidak mengeluh

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

STRUKTUR INTERNAL KELENJER SUSU

STRUKTUR INTERNAL KELENJER SUSU STRUKTUR INTERNAL KELENJER SUSU Interior Kelenjer Susu (Histologi) Kelenjer susu adalah suatu organ yg kompleks, yg tumbuh dan berkembang sejak tahap embrional hingga memasuki fase kebuntingan, laktasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Anatomi Payudara Payudara terletak memanjang secara transversal dari batas lateral sternum ke garis midaxilla dan secara vertikal

Lebih terperinci

osteoarthritis By : Kelompok 2

osteoarthritis By : Kelompok 2 osteoarthritis By : Kelompok 2 Defenisi Osteoarthritis adalah penyakit degeneratif tulang rawan sendi dan tulang, mencermikan kegagalan sendi diartrodial (dapat digerakkan, dilapisi oleh sinovium). Penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas epitel nasofaring. Etiologi tumor ganas ini bersifat multifaktorial, faktor etnik dan geografi mempengaruhi risiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari banteng (Bibos banteng) (Hardjosubroto, 1994). Ditinjau dari sistematika ternak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari banteng (Bibos banteng) (Hardjosubroto, 1994). Ditinjau dari sistematika ternak, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi bali Sapi bali adalah sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) (Hardjosubroto, 1994). Ditinjau dari sistematika ternak,

Lebih terperinci

ACINIC CELL CARCINOMA

ACINIC CELL CARCINOMA ACINIC CELL CARCINOMA OLEH: Dr.FITRIANI LUMONGGA DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 PENDAHULUAN Kelenjar ludah parotis merupakan salah satu kelenjar liur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan paling sering pada wanita dan diperkirakan jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prognosis Kanker Payudara Prognosis dipengaruhi oleh ukuran tumor, metastasis, derajat diferensiasi, dan jenis histopatologi. Menurut Ramli (1994), prognosis kanker payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada jaringan payudara yang berasal dari epitel duktus atau lobulus. 1 Di Indonesia kanker payudara berada di urutan kedua sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia dan di Bali khususnya insiden karsinoma tiroid sangat tinggi sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia dan di Bali khususnya insiden karsinoma tiroid sangat tinggi sejalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia dan di Bali khususnya insiden karsinoma tiroid sangat tinggi sejalan dengan tingginya insiden goiter. Goiter merupakan faktor predisposisi karsinoma tiroid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada wanita dan penyebab kematian terbanyak. Pengobatannya sangat tergantung dari stadium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan merupakan penyebab kematian kedua pada wanita setelah kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks uteri merupakan salah satu masalah penting pada wanita di dunia. Karsinoma serviks uteri adalah keganasan kedua yang paling sering terjadi dan merupakan

Lebih terperinci

5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI

5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI 5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI Pengukuran parameter reproduksi akan menjadi usaha yang sangat berguna untuk mengetahui keadaan kelamin, kematangan alat kelamin dan beberapa besar potensi produksi dari

Lebih terperinci

5 KINERJA REPRODUKSI

5 KINERJA REPRODUKSI 5 KINERJA REPRODUKSI Pendahuluan Dengan meningkatnya permintaan terhadap daging tikus ekor putih sejalan dengan laju pertambahan penduduk, yang diikuti pula dengan makin berkurangnya kawasan hutan yang

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan obat tradisional di Indonesia saat ini sudah cukup luas. Pengobatan tradisional terus dikembangkan dan dipelihara sebagai warisan budaya bangsa yang

Lebih terperinci

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit FISIOLOGI KULIT Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi

Lebih terperinci

BAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA OSTEOSARKOMA. Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai

BAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA OSTEOSARKOMA. Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai BAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA OSTEOSARKOMA 2.1 Definisi dan Etiologi Osteosarkoma 2.1.1 Definisi Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai kemampuan untuk membentuk

Lebih terperinci

SISTEM LIMFOID. Organ Linfoid : Limfonodus, Limpa, dan Timus

SISTEM LIMFOID. Organ Linfoid : Limfonodus, Limpa, dan Timus SISTEM LIMFOID Sistem limfoid mengumpulkan kelebihan cairan interstisial ke dalam kapiler limfe, mengangkut lemak yang diserap dari usus halus, dan berespons secara imunologis terhadap benda asing yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Anatomi dan Fisiologi Ambing

TINJAUAN PUSTAKA Anatomi dan Fisiologi Ambing 4 TINJAUAN PUSTAKA Anatomi dan Fisiologi Ambing Kelenjar mamaria atau ambing pada sapi letaknya di daerah inguinal yang terdiri dari empat perempatan kuartir. Setiap kuartir memiliki satu puting, keempat

Lebih terperinci

Oleh : Ikbal Gentar Alam

Oleh : Ikbal Gentar Alam Oleh : Ikbal Gentar Alam Embrio Ektoderm Mesoderm Endoderm Mesoderm membentuk mesenkim Mesenkim membentuk Jaringan-jaringan penyambung tubuh (jaringan ikat sejati, tulang rawan, tulang dan darah) Jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang cenderung didiagnosis pada stadium lanjut dan merupakan penyakit dengan angka kejadian tertinggi serta menjadi

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumor Paru Sekunder 2.1.1 Definisi Tumor Paru Sekunder Tumor paru adalah suatu kondisi abnormal yang terjadi pada tubuh akibat terbentuknya suatu lesi atau benjolan pada tubuh,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : KBK301 Blok : NEOPLASMA (Blok 9) Bobot : 4 SKS Semester : III Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: -

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. susu untuk peternak di Eropa bagian Tenggara dan Asia Barat (Ensminger, 2002). : Artiodactyla

KAJIAN KEPUSTAKAAN. susu untuk peternak di Eropa bagian Tenggara dan Asia Barat (Ensminger, 2002). : Artiodactyla 8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Domba Lokal Domba merupakan hewan ternak yang pertama kali di domestikasi. Bukti arkeologi menyatakan bahwa 7000 tahun sebelum masehi domestik domba dan kambing telah menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel 35 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. KANKER PAYUDARA 1.1. Defenisi Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel pada payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari

Lebih terperinci

HISTOLOGI SISTEM LIMFATIS

HISTOLOGI SISTEM LIMFATIS Judul Mata Kuliah : Biomedik 1 (7 SKS) Standar Kompetensi : Area Kompetensi 5 : Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Menerapkan ilmu kedokteran dasar pada blok biomedik 1 Indikator : Mampu

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh. BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA Sarcoma adalah suatu tipe kanker yang jarang terjadi dimana penyakit ini berkembang pada struktur pendukung tubuh. Ada 2 jenis dari sarcoma,

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Struktur dan fungsi umum jaringan epitel 2. Klasifikasi jaringan epitel (epitel penutup dan epitel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker endometrium adalah kanker paling sering pada saluran genitalia wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia setelah payudara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI

BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kanker serviks diartikan sebagai suatu kondisi patologis, dimana terjadi pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol pada leher rahim yang dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. ANATOMI FISIOLOGI LIDAH 1. Anatomi lidah Lidah terletak didasar mulut, ujung dan pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi bawah. Lidah secarara anatomi terbagi atas 3 bagian, yakni

Lebih terperinci

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak. BAB 2 TUMOR 2.1 Definisi Tumor Sel mempunyai tugas utama yaitu bekerja dan berkembang biak. Bekerja bergantung kepada aktivitas sitoplasma sedangkan berkembang biak bergantung pada aktivitas intinya. Proliferasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Massa regio colli atau massa pada leher merupakan temuan klinis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Massa regio colli atau massa pada leher merupakan temuan klinis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Massa regio colli atau massa pada leher merupakan temuan klinis yang sering, insidennya masih belum diketahui dengan pasti. Massa pada leher dapat terjadi pada semua

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. 4.1 Pengambilan Data

BAB 4 HASIL. 4.1 Pengambilan Data 28 BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari Arsip Departemen Patologi Anatomi FKUI/RSUPN-CM Jakarta berupa data sekunder tumor ovarium primer tahun 1997-2006. Data tersebut diambil untuk menjawab

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat...

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat... 3 TINJAUAN PUSTAKA Trenggiling... 4 1. Klasifikasi dan Persebaran... 4

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EMBRIOLOGI KELENJAR SALIVA DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL FKG USU

PERKEMBANGAN EMBRIOLOGI KELENJAR SALIVA DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL FKG USU PERKEMBANGAN EMBRIOLOGI KELENJAR SALIVA LISNA UNITA, DRG.,M.Kes DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL FKG USU KELENJAR SALIVA Perkembangan Embriologi Kelenjar saliva berkembang dari ectoderm. Asal perkembangan kelenjar

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Patogenesis 2.1.1. Diagnosis Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau

Lebih terperinci

Jaringan pada Tumbuhan

Jaringan pada Tumbuhan JARINGAN TUMBUHAN Jaringan pada Tumbuhan Tunas apikal terdiri dari meristem apikal Kambium vaskuler Kambium (meristem lateral) Meristem yang akan membentuk akar lateral Akar lateral Meristem apikal akar

Lebih terperinci

STUDI KASUS LEIOMIOSARKOMA PADA ANJING : POTENSIAL METASTATIK HANI FITRIANI

STUDI KASUS LEIOMIOSARKOMA PADA ANJING : POTENSIAL METASTATIK HANI FITRIANI STUDI KASUS LEIOMIOSARKOMA PADA ANJING : POTENSIAL METASTATIK HANI FITRIANI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN HANI FITRIANI. Studi Kasus Leiomiosarkoma pada Anjing: Potensial

Lebih terperinci

Gambaran Histopatologi Penyebaran Tumor Mammae pada Anjing Melalui Pembuluh Darah dan Limfe

Gambaran Histopatologi Penyebaran Tumor Mammae pada Anjing Melalui Pembuluh Darah dan Limfe Gambaran Histopatologi Penyebaran Tumor Mammae pada Anjing Melalui Pembuluh Darah dan Limfe (HISTOPATHOLOGY OF MAMMARY TUMOR METASTASES IN DOGS THROUGH BLOOD AND LYMPH VESSELS) Sari Sartini 1, I Ketut

Lebih terperinci

BAB I ORGANISASI ORGAN

BAB I ORGANISASI ORGAN BAB I ORGANISASI ORGAN Dalam bab ini akan dibahas struktur histologis dan fungsi dari parenkima dan stroma, organisasi organ tubuler, organisasi organ padat dan membran sebagai organ simplek. Semua organ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang kejadiannya cukup sering, terutama mengenai penduduk yang tinggal di negara berkembang. Kanker ini

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Ovarium merupakan penyebab utama kematian dari kanker ginekologi. Selama tahun 2012 terdapat 239.000 kasus baru di seluruh dunia dengan insiden yang bervariasi

Lebih terperinci

Studi Histopatologi Tumor Kelenjar Mammae pada Anjing Di Denpasar Berdasarkan Umur dan Ras

Studi Histopatologi Tumor Kelenjar Mammae pada Anjing Di Denpasar Berdasarkan Umur dan Ras Studi Histopatologi Tumor Kelenjar Mammae pada Anjing Di Denpasar Berdasarkan Umur dan Ras STUDY HISTOPATHOLGY OF MAMMARY GLAND CANCER BASED ON AGE AND BREED OF THE DOGS IN DENPASAR Prista Oktafebri Yulestari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningioma merupakan tumor otak jinak pada jaringan pembungkus otak atau meningens. Meningioma tumbuh dari sel arachnoid cap yang berasal dari arachnoid villi atau lapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. 1 Pada saat

Lebih terperinci

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Kompetensi Dasar : Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Indikator : 1. Menyebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari kanker kulit yang sering dijumpai setelah basalioma. Insidensi diperkirakan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari kanker kulit yang sering dijumpai setelah basalioma. Insidensi diperkirakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma epidermoid (squamous cell carcinoma) adalah suatu proliferasi ganas dari keratinosit epidermis yang merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ovarium berbentuk seperti buah almond, berukuran panjang 2,5 sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm

Lebih terperinci

lemak dan jaringan ikat (Sloane, 2004).

lemak dan jaringan ikat (Sloane, 2004). 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Payudara 2.1.1 Anatomi Payudara Kelenjar payudara dimiliki oleh laki-laki maupun perempuan. Saat pubertas, secara fungsional kelenjar ini merespon estrogen pada perempuan dan

Lebih terperinci

OSTEOSARCOMA PADA RAHANG

OSTEOSARCOMA PADA RAHANG OSTEOSARCOMA PADA RAHANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi Oleh : AFRINA ARIA NINGSIH NIM : 040600056 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Bising dikategorikan sebagai salah

I. PENDAHULUAN. berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Bising dikategorikan sebagai salah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bising secara Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah suara yang tidak diharapkan dan tidak menyenangkan yang menggangu, atau suara yang diinginkan namun berpotensi menyebabkan

Lebih terperinci