BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang memiliki keterkaitan dengan penelitian terhadap tuturan performative yang kemudian digunakan untuk menganalisis data pada bab tiga. Teori-teori yang dimaksud adalah sebagai berikut. 2.1 Pragmatik Pragmatik merupakan salah satu cabang linguistik yang menganalisis tentang hubungan antara penutur dan mitra tutur. Morris (1938: 6) mendefinisikan pragmatik sebagai berikut: Pragmatics is an analysis about the relation between signs and interpreters. Berdasarkan definisi Morris tersebut dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah analisis tentang hubungan tanda atau lambang, syarat dengan orang yang menafsirkannya. Pragmatik merupakan salah satu cabang linguistik (Levinson, 1983: 202). Pragmatik adalah kajian yang berasal dari hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa. Batasan lain yang dikemukakan oleh Levinson menyatakan pragmatik adalah kajian tentang kemampuan bahasa mengaitkan kalimat-kalimat dengan konteks-konteks yang sesuai bagi kalimatkalimat itu. 9

2 10 Yule (1996: 3) Pragmatics is concerned with the study of meaning as communicated by a speaker (or writer) and interpreted by a listener (or reader). Menurut Yule pragmatik berkaitan dengan ilmu yang mempelajari makna tuturan yang dikomunikasikan oleh penutur (penulis) dan makna apa yang diinterpretasikan oleh mitra tutur (pembaca). Dengan kata lain pragmatik adalah ilmu yang berkaitan dengan kemampuan mitra tutur menginterpretasikan makna sebuah tuturan. Kemudian, Levinson mengaitkannya dengan konteks, mendefinisikan pragmatik sebagai berikut: Levinson (1983: 21) Pragmatic is the study of the relations between language and context that are basic to an account of language understanding. Dari beberapa pendapat para ahli bahasa tersebut, dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari bagaimana tuturan dimaknai oleh mitra tutur dikaitkan dengan konteks. 1.2 Tuturan Tuturan merupakan suatu yang dituturkan, ucapan, ujaran (KBBI Depdiknas, 2005: 1231). Tuturan adalah suatu ujaran dari seorang penutur kepada mitra tutur yang sedang berkomunikasi. Pada tindak tutur ilokusi, Searle dalam artikel How Performative Work (1989) menyatakan bahwa: An utterance is a declaration, if the successful performance of the speech act is sufficient to bring about the fit between words and world, to make the propositional content true.

3 11 Searle menyatakan bahwa tuturan merupakan pernyataan, jika berhasil dalam kelangsungan tindak tutur itu cukup untuk mewujudkan kesesuaian antara katakata dan kejadian tertentu, untuk membuat konten proposisi yang benar Klasifikasi Tuturan Dilihat dari Austin dalam Saeed (1997: 47) menyatakan bahwa tuturan dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis yaitu constative dan performative. Austin proposed that utterances can be classified as performative and constative. Berikut penjelasannya Tuturan Constative Tuturan constative adalah tuturan yang melakukan tindakan yang sama tetapi tidak mengandung kata kerja performative dan secara eksplisit tuturan tersebut menggambarkan tindak tutur yang dimaksudkan. Austin (1962: 45) mendefinisikan tuturan constative sebagai berikut: Constative utterances are performing the same act but do not contain a performative verb that explicitly describes the intended speech act. The hearer is left to infer the speaker s intention. Huang (2005: 95) menjelaskan constative adalah tuturan-tuturan tertentu yang tidak menunjukkan tindakan. Tidak mengandung kata kerja performative yang akan mengarahkan pihak lain untuk melakukan suatu tindakan. Contoh: (1) I m sorry. Dari tuturan di atas, tuturan yang melakukan tindakan dalam hal ini meminta maaf, dan tidak mengandung kata kerja performative.

4 12 Menurut Austin, tuturan constative ini digunakan hanya dalam deskripsi dan pernyataan. Constative are certain utterances which do not denote an action. The do not contain a performative verb that would direct the other party to perform an action. As Austin says, these constatives are used only in descriptions and assertions. (Huang, 2005: 95) Contoh tuturan constative: Performative Constative (2) I promise I ll be there. I ll be there. (3) I admit I was foolish. I was foolish. (4) I order you to sit down. You must sit down. (5) I warn you, this gun is loaded. This gun is loaded. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan analisis data pada tuturan performative dalam tindak tutur ilokusi. Berikut merupakan penjelasan dari tuturan performative dalam tindak tutur ilokusi tersebut Tuturan Performative Bila diperhatikan pendapat Austin (1975: 5, 116, 121, 139) Illocutionary act is an utterance which has performative just in case it is issued in the course of the doing of an action. Dengan jelas terlihat bahwa bila tindak tutur ilokusi dilihat sebagai suatu tindakan, tindakan tersebut memiliki performative. Contoh: (6) I promise I shall be there.

5 13 Dari tuturan di atas, maka bila ucapan ini dianggap sebagai suatu tindakan yaitu berjanji maka tindakan tersebut akan mengandung performative. Yang dimaksud dengan mengandung performative yaitu penutur mengucapkan sekaligus melakukan tindakan berjanji, penutur berjanji bahwa penutur memang bersungguh-sungguh akan menepati janjinya. Seperti yang dinyatakan oleh Geoffrey Leech (1993: 280) tuturan performative adalah tuturan yang tidak dievaluasi sebagai benar atau salah, tetapi sebagai tepat atau tidak tepat. Performative utterances are some utterances not only perform a speech act over and above simple assertion, they also simultaneously describe the speech act itself. Huang (2005: 95), kemudian menjelaskan As Austin defines it, Performatives are those sentences that denote an action. When the interlocutor wants his listener or reader to perform an action, he just uses certain words in a certain context that direct the other party to perform that intended action. Austin mendefinisikan, tuturan performative adalah tuturan yang berupa kalimat-kalimat yang menunjukkan tindakan. Ketika penutur berkeinginan agar mitra tuturnya melakukan tindakan tertentu penutur tersebut cukup hanya menggunakan kata-kata tertentu dalam konteks tertentu pula. Hal ini dilakukan untuk mengarahkan mitra tutur melakukan tindakan yang dimaksudkannya. Contoh: (7) I order you to sit down. (8) I admit I was foolish.

6 14 Pada kalimat di atas dijelaskan bahwa I order you to sit down dan I admit I was foolish merupakan tuturan performative karena ditunjukkan oleh orang pertama I sebagai subjek, kemudian ada tindakan yang sedang dilakukan yaitu memerintah dan mengaku. Adapun ciri-ciri tindakan performative yang diungkapkan oleh Austin ialah subjek harus orang pertama, bukan orang kedua atau ketiga, dan yang kedua ada tindakan sedang atau akan dilakukan. Dalam menentukan ciri-ciri tuturan performative, Austin hanya melihat aspek gramatikal saja. Syarat-syarat tersebut kemudian diperbaharui oleh Searle sebagai berikut: 1. Penutur harus memiliki niat yang sungguh-sungguh dalam mengemukakan tuturannya. 2. Penutur harus yakin bahwa penutur mampu melakukan tindakan itu atau mampu melakukan apa yang dinyatakan dalam tuturannya. 3. Tuturan harus memprediksikan tindakan yang akan dilakukan, bukan yang telah dilakukan. 4. Tuturan harus dilakukan secara sungguh-sungguh oleh kedua belah pihak yaitu penutur dan mitra tutur. Jika tuturan tidak memenuhi keempat syarat tersebut, maka tuturan tersebut dikatakan invalid (infelicition). Performative verb merupakan verba yang terdapat di dalam tuturan performative. Dengan adanya verba performative dalam tindak tutur ilokusi, maka tuturan tersebut hampir dapat dipastikan adalah tuturan performative. Dengan

7 15 demikian, dapat dijelaskan bahwa seseorang yang sedang menuturkan tuturan performative sekaligus melakukan tindakan. Menurut Austin dalam Saeed (1997: ) performative verb merupakan verba yang secara eksplisit merujuk kepada tindak tutur. Performative verb is a verb that explicitly names the speech act. Yule (1996: 51) menyatakan bahwa It is an expression of the type where there is a slot for a verb that explicitly names the illocutionary acts being performed. Artinya suatu ekspresi yang menunjukkan tindakan ilokusi yang dilakukan. Such a verb can be called a performative verb (Vp). Yule (1996: 51) mendefinisikan performative verb sebagai berikut: Performative verb which is intended as indicating devise of illocutionary force is a verb that explicitly names the speech act. Commonly, speakers do not always perform their speech acts so explicitly, but they sometimes describe the speech act being performed. Artinya performative verb adalah verba dalam performative yang dimaksudkan untuk menunjukkan dan merancang kekuatan ilokusi yaitu kata kerja yang secara eksplisit disebutkan oleh tindak tutur. Umumnya, penutur tidak selalu melakukan tindak tutur secara eksplisit, tetapi mereka kadang-kadang menggambarkan tindak tutur yang dilakukan. Contoh performative verb: (9) I apologize (10) I believe you Dari contoh di atas verba apologize dan believe merupakan jenis performative verb.

8 16 Dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa performative verb merupakan kata kerja utama yang digunakan dan dimunculkan pada tuturan performative untuk membuat kekuatan dalam tindak tutur ilokusi. Austin dalam Saeed (1997: ) menyatakan bahwa tuturan performative diklasifikasi menjadi dua jenis yaitu explicit performative dan implicit performative. Explicit performative adalah tindak tutur yang mengandung performative verb, sedangkan implicit performative adalah tindak tutur yang tidak mengandung performative verb. a. Explicit Performative Explicit performative adalah tuturan performative yang berupa kalimat dengan memiliki subjek orang pertama yaitu I dan We, kemudian bentuk kalimatnya simple present yang membuat kekuatan pada tindak tutur ilokusi secara eksplisit atau langsung bahwa penutur menuturkan sesuatu kepada mitra tutur secara langsung untuk mendapatkan tujuannya. Menurut Austin (1997: 209) penentuan tuturan performative ada di dalam hal formula gramatikal. The formula has a first person singular subject and an active verb in the simple present tense that makes explicit the illocutionary act that the speaker intends to accomplish in uttering the sentence. Austin menyatakan yang dimaksud dengan formula gramatikal adalah memiliki subjek orang pertama dan kata kerja aktif di dalam bentuk kalimat simple present yang membuat tindak tutur ilokusi secara eksplisit yaitu bahwa penutur bermaksud untuk mencapai dalam mengucapkan kalimat.

9 17 Contoh explicit performative: (11) I order you to clean up this table. Penjelasan dari kalimat di atas, kalimat di atas merupakan bentuk tuturan explicit performative karena mempunyai subjek orang pertama yaitu I, mempunyai performative verb yaitu order, dan berbentuk simple present sentence. b. Implicit Performative Implicit performative merupakan tuturan performative yang berupa kalimat yang tidak mempunyai subjek, tidak memunculkan performative verb, tetapi secara tidak langsung bertujuan untuk menjelaskan performative verb tersebut. Menurut Austin (seperti dikutip oleh Palmer, 1991: 162) pada tuturan yang bersifat implicit performative, bentuk kata kerja aktif seperti berterima kasih (thank), berjanji (promise), meminta maaf (apologize), dan lain-lain tidak muncul. Tuturan performative yang bersifat implicit performative yaitu bahwa penutur menuturkan sesuatu kepada mitra tutur secara tidak langsung bertujuan untuk mencapai apa yang telah penutur tuturkan. Contoh implicit performative: (12) Clean up this table. (13) Leave the room! Penjelasan dari contoh tuturan di atas yaitu tuturan (12) dan (13) merupakan tuturan implicit performative karena penutur menuturkan kepada mitra tutur bahwa penutur secara tidak langsung memerintah to order mitra tutur.

10 Tindak Tutur Tindak tutur merupakan salah satu teori pragmatik. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Austin pada tahun 1965 sebagai materi perkuliahan yang kemudian dibukukan pada tahun yang sama dengan judul How to do things with words. Teori ini kemudian dikembangkan oleh Searle pada tahun 1969 dengan menerbitkan sebuah buku yang berjudul Speech Acts: An Essay in the Philosophy of Language. Searle berpendapat bahwa komunikasi bukan sekedar lambang, kata atau kalimat, tetapi produk atau hasil dari lambang, frasa atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur the performance of speech acts. Unsur yang paling kecil pada suatu proses komunikasi adalah tindak tutur seperti menyatakan, membuat pertanyaan, memberi perintah, menguraikan, menjelaskan, minta maaf, berterima kasih, mengucapkan selamat dan lain-lain. Austin (1975: 3) Speech act is a technical term in linguistics and the philosophy of language. Menurut Austin tindak tutur adalah suatu kegiatan yang diungkapkan melalui tuturan yang mengandung arti tindakan yang menjelaskan maksud penutur terhadap mitra tuturnya. Contoh: (14) I need the salt. Dari contoh di atas dapat disimpulkan, penutur menuturkan tuturan tersebut kepada mitra tutur tidak hanya menuturkan tetapi juga meminta kepada mitra tutur agar mengambilkan garam.

11 Jenis-jenis Tindak Tutur Austin dalam Saeed (1997: 211) membagi tindak tutur menjadi tiga jenis tindakan, yaitu lokusi, illokusi, dan perlokusi. Berikut penjelasan mengenai ketiga jenis tindak tutur tersebut Tindak Tutur Lokusi Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu. Austin dalam Saeed (1997: 211) menyatakan bahwa tindak tutur lokusi adalah by which meants as the act of saying something that makes sense in a language maksudnya sebagai tindakan menyatakan sesuatu yang masuk akal dalam bahasa. Austin mencontohkan dengan (15) I am tired. Dari contoh di atas dapat dijelaskan, tuturan tersebut tidak mengandung maksud lain selain menginformasikannya. Penutur hanya menceritakan bahwa penutur sedang lelah tanpa ada maksud lain Tindak Tutur Ilokusi Berbeda dengan tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi adalah tindakan melalui tuturan. Diungkapkan oleh Austin dalam Saeed (1997: 211) tindak tutur ilokusi didefinisikan performance of an act in saying something. Dari pendapat ini jelas terlihat bahwa dalam tindak tutur ilokusi terdapat tindakan melalui tuturan. Austin mencontohkan dengan (16) It is hot here.

12 20 Dalam tuturan tersebut, penutur tidak hanya menginformasikan bahwa udara panas dalam tuturannya, tetapi penutur juga meminta agar mitra tutur menyalakan AC atau membukakan jendela. Kekuatan ilokusi terletak pada maksud dari penutur, misalnya penyampaian informasi (informing), perintah (ordering), dan peringatan (warning). Dalam bertutur, penutur sekaligus melakukan tindakan. Contoh tindak tutur ilokusi: (17) That s our home. Dari contoh tuturan di atas, penutur tidak hanya menginformasikan bahwa itu adalah rumah kami dalam tuturannya, tetapi penutur juga menunjukan rumah penutur kepada mitra tutur. Dalam bertutur, penutur sekaligus melakukan tindakan ilokusi dalam menggunakan ungkapan tertentu untuk merujuk sehingga memiliki kekuatan ilokusi. Tindak tutur ilokusi dapat berupa pernyataan (statement), konfirmasi (confirmation), penyangkalan (denial), prediksi (prediction), janji (promise), permintaan (request), dan sebagainya. Contoh: (18) By 2050, there will be no more oil left in the world. (19) We re going to London. (20) Would you make me a cup of coffee? Tuturan (18) menunjukkan bahwa penutur memprediksikan sesuatu di tahun 2050 kepada mitra tutur. Ketika penutur menuturkan By 2050, there will be no more oil left in the world maka penutur memprediksikan dengan bukti dan ilmu pengetahuannya kepada mitra tutur bahwa minyak di dunia lambat tahun akan semakin sedikit. Tuturan (19) menunjukkan bahwa penutur berjanji kepada

13 21 mitra tutur. Ketika penutur menuturkan We re going to London maka penutur berjanji kepada mitra tutur dan melakukan janjinya tersebut bahwa penutur akan pergi ke London. Tuturan (20) menunjukkan bahwa penutur menyatakan permintaan. Ketika penutur menuturkan Would you make me a cup of coffee? maka penutur meminta kepada mitra tutur agar membuatkan secangkir kopi. Sejalan dengan Austin, Yule (1996: 48) mendefinisikan tindak tutur ilokusi sebagai Illocutionary act, an act is performed via the communicative force of an utterance. Menurut Yule tindak tutur ilokusi merupakan suatu tindakan yang dilakukan melalui gaya komunikatif dari tuturan Tindak Tutur Perlokusi Ketika tuturan yang diucapkan penutur memberi efek atau daya pengaruh terhadap perasaan, pikiran maupun perilaku mitra tuturnya, maka tindak tutur tersebut dikenal dengan istilah perlokusi seperti pendapat Austin (1962: 114) berikut ini: The achieving of certain effect by saying something. Contoh tindak tutur perlokusi: (21) It is hot here. Dari contoh di atas dapat dijelaskan bahwa pada tindak tutur ilokusi terkandung makna lain dibaliknya yaitu meminta mitra tutur melakukan sesuatu untuk membuat ruangan menjadi tidak panas. Apabila tuturan tersebut berdampak kepada mitra tutur, misalnya mitra tutur akan secara refleks mengambil remote

14 22 AC dan menyalakan AC tersebut, efek tuturan berupa tindak perintah yang dilakukan oleh mitra tutur ini yang disebut dengan tindak perlokusi. Selanjutnya, Searle (1975: 10-15) mengklasifikasi tindak tutur ilokusi ke dalam lima jenis, yaitu representatif, direktif, komisif, ekspresif dan deklaratif Klasifikasi Tindak Tutur Ilokusi Telah dijelaskan bahwa tindak tutur ilokusi diklasifikasi ke dalam lima jenis, sebagai berikut representatif, direktif, komisif, ekspresif dan deklaratif. Berikut merupakan penjelasan mengenai kelima jenis tindak tutur tersebut Tindak Tutur Representatif Tindak tutur representatif adalah jenis tindak tutur yang bertujuan untuk mengikat penutur terhadap suatu permasalahan, terhadap kebenaran atau keadaan yang sedang dibicarakan. Searle (1975: 10) mendefinisikan tindak tutur representatif sebagai berikut: The point or purpose of members of the representative class is to commit the speaker (in varying degrees) to something s being the case, to the truth of the expressed proposition. Menurut Yule menyatakan bahwa tindak tutur representatif merupakan salah satu jenis tindak tutur yang bertujuan untuk menyatakan bahwa apakah penutur percaya dengan permasalahan atau tidak. Yule (1996: 53) mendefinisikan tindak tutur representatif sebagai berikut Representatives are those kinds of speech acts that state what the speaker believes to be the case or not.

15 23 Tindak tutur jenis ini berupa ungkapan untuk menyatakan (asserting), menyimpulkan (conclusion), menggambarkan (description), mengeluh (complain), melaporkan (report), menuntut (demand), mengakui (admit), menyebutkan, memberi kesaksian, dan berspekulasi. Contoh tindak tutur representatif: (22) It was a warm sunny day. (23) The name of British queen is Elizabeth. Tuturan (22) menunjukkan bahwa penutur menyatakan udaranya panas karena waktu siang lebih lama, penutur dan mitra tutur percaya terhadap tuturan yang sedang dituturkan karena It was a warm sunny day merupakan suatu kebenaran. Tuturan (23) menunjuukkan bahwa penutur menyatakan bahwa nama ratu Inggris yaitu Elizabeth, penutur dan mitra tutur percaya terhadap tuturan yang sedang dituturkan karena The name of British queen is Elizabeth merupakan suatu kebenaran Tindak Tutur Direktif Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan sesuai apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Searle (1975: 11) mendefinisikan tindak tutur direktif sebagai berikut: The illocutionary point of this consist in the fact that by speaker to get the hearer to do something. Artinya bahwa poin ilokusi dari tindak tutur direktif adalah fakta bahwa penutur menginginkan mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Menurut Yule (1996: 54) menyatakan bahwa tindak tutur ekspresif menyatakan keinginan. Tindak direktif disebut juga dengan tindak tutur impositif.

16 24 They express what the speaker wants. Tindak tutur jenis ini dapat berupa ungkapan untuk memerintah (commanding), mengajak (inviting), meminta izin (asking permit), menyarankan (advising) namun dapat juga dilakukan dengan cara mengancam (treating), memaksa (insisting), melarang (forbidding), meminta bantuan (helping), memohon, mengundang, mendesak, menyuruh, menagih, menantang, dan memberi aba-aba. Contoh tindak tutur direktif: (24) Could you lend me a pen, please? (25) Don t touch that. Tuturan (24) menunjukkan bahwa penutur memohon kepada mitra tutur agar meminjamkan bolpoinnya. Ketika penutur menuturkan Could you lend me a pen, please? maka penutur juga sedang melakukan tindakan memohon terhadap mitra tuturnya dan menginginkan mitra tuturnya untuk melakukan sesuatu. Tuturan (25) menunjukan bahwa penutur melarang mitra tuturnya agar tidak menyentuh itu. Kedua tuturan tersebut di atas termasuk dalam tindak tutur ilokusi direktif karena penutur menginginkan mitra tuturnya untuk melakukan sesuatu dengan tuturan tersebut Tindak Tutur Komisif Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan segala hal yang disebutkan dalam tuturannya. Searle (1975: 11) mendefinisikan tindak tutur komisif sebagi berikut: Commissives are those illocutionary acts whose points is to commit the speaker (again in varting degrees) to some future course of action.

17 25 Artinya tindak tutur komisif adalah tuturan ilokusi yang menitikberatkan pada komitmen penutur terhadap tindakannya di masa yang akan datang. Menurut Yule (1996: 54) menyatakan bahwa tindak tutur komisif dapat dituturkan oleh penutur sebagai dirinya sendiri, atau penutur sebagai bagian dari sebuah kelompok. The commissive can be performed by the speaker alone, or by a speakers as a member of a group. Tindak tutur yang termasuk ke dalam jenis komisif adalah berjanji (promises), mengancam (threats), menolak (refusals), bersumpah (pledges) dan menyatakan kesanggupan. Contoh tindak tutur komisif: (26) I ll be back. (27) I m going to get it right next time. Tuturan (26) menunjukkan bahwa penutur berjanji kepada mitra tutur. Ketika penutur menuturkan I ll be back maka penutur berjanji kepada mitra tutur dan melakukan janjinya tersebut bahwa penutur akan kembali. Tuturan (27) menunjukkan bahwa penutur menyatakan kesanggupan kepada mitra tutur. Kedua tuturan tersebut di atas termasuk dalam tindak tutur ilokusi direktif karena tuturan ilokusi yang menitikberatkan pada komitmen penutur terhadap tindakannya di masa yang akan datang.

18 Tindak Tutur Ekspresif Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan itu. Tindak tutur ini disebut juga dengan tindak tutur evaluatif. Searle (1975: 12) The illocutionary point of this class is to express the psychological state specified in the sincerity condition about a state of affairs specified in the propositional content. Menurut Searle tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang mengekspresikan sikap dan emosi penutur terhadap proposisinya. Sedangkan menurut Yule (1996: 53) menyatakan bahwa tindak tutur ekspresif merupakan jenis tindak tutur mengenai perasaan penutur. Expressive are those kinds of speech acts that state what the speaker feels. Tindak tutur ekspresif dapat berupa ungkapan untuk rasa senang (pleasure), sakit (pain), suka (likes), benci (dislike), bahagia (joy), nyaman (comfort), sedih (sorrow), meminta maaf (excuses), memuji (praise), mengucapkan terima kasih (thanks), memberi selamat (congratulate), mengeluh, menyanjung, menyalahkan, dan mengkritik. Contoh tindak tutur ekspresif: (28) I m really sorry. (29) This beer is disgusting. Tuturan (28) mengindikasikan rasa penyesalan penutur yang dapat disebabkan karena telah berbuat suatu kesalahan. Ketika penutur menuturkan I am really sorry maka penutur juga sedang melakukan tindakan meminta maaf terhadap mitra tuturnya. Tuturan (29) mengindikasi rasa benci penutur terhadap minuman bir. Ketika penutur menuturkan This beer is disgusting, penutur

19 27 sekaligus melakukan tindakan tidak suka minuman bir yang diberikan oleh mitra tutur. Kedua tuturan tersebut di atas termasuk dalam tindak tutur ilokusi ekpresif karena sama-sama menyatakan keadaaan psikologis yang sedang dirasakan oleh penutur baik itu yang disebabkan oleh pengalaman penutur sendiri ataupun berdasarkan pengalaman yang dialami oleh mitra tuturnya Tindak Tutur Deklaratif Tindak tutur deklarasi adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru. Searle (1975: 3) mendefinisikan tindak tutur deklaratif sebagai berikut: It is the defining characteristic of this class that the successful performance of one of its member brings about the correspondence between the propositional content and reality. Searle menyatakan bahwa mengenai tindak tutur deklaratif adalah tindak tutur yang mengubah kenyataan sesuai dengan proposisi deklarasi. Yule (1996: 53) menyatakan bahwa tindak tutur deklarasi adalah jenis tindak tutur yang mengubah dunia melalui ucapan penutur dan mitra tutur. Declarations are those kinds of speech acts that change the world via their utterance. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tuturan deklaratif dapat berupa ungkapan untuk memaafkan, mengampuni, menghukum, menamai, membatalkan, mengizinkan, memecat, mengucilka, mengabulkan, mengangkat, menunjuk, memutuskan dan mengesahkan. Contoh tindak tutur deklaratif: (30) Priest: I now pronounce you as husband and wife.

20 28 (31) Referee: You re out! Pada contoh (30) pendeta menuturkan I now pronounce you as husband and wife mengubah status seorang pria sebagai suami dan seorang wanita sebagai istri. Kemudian pada contoh (31) tuturan yang diucapkan wasit You re out! mengubah keadaan seorang pemain sehingga seorang pemain tidak bisa melanjutkan permainannya tersebut. Adanya perubahan status dan keadaan merupakan ciri-ciri dari tindak tutur deklaratif.

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat melakukan tindak tutur. Pada saat penutur menuturkan tuturan tersebut, penutur sekaligus melakukan tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap mitra tutur dengan suatu tujuan dan maksud. Dalam pragmatik tindak tutur dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang untuk dapat menyesuaikan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS. Kata kunci: Tindak tutur, ilokusi, respons, kalimat, dan pembelajaran bahasa Inggris

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS. Kata kunci: Tindak tutur, ilokusi, respons, kalimat, dan pembelajaran bahasa Inggris 1 ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS Robi Kuswara (0903653) Pembimbing: Dian Indihadi dan Seni Apriliya ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan jenis ilokusi beserta

Lebih terperinci

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How to do things with word pada tahun 1965. Austin (1962)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana dalam menjalankan segala jenis aktivitas, antara lain sebagai sarana untuk menyampaikan informasi, meminta informasi, memberi perintah, membuat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan dibutuhkan manusia untuk dapat bersosialisasi. Ada dua bentuk komunikasi yaitu verbal dan non-verbal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik merupakan salah satu ilmu yang mempelajari bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik merupakan salah satu ilmu yang mempelajari bahasa BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pragmatik Pragmatik merupakan salah satu ilmu yang mempelajari bahasa sebagaimana digunakan dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam tujuan sesuai dengan keterbatasan kemampuannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media pembentuk kebahasaan yang menjadi kunci pokok bagi kehidupan manusia di dunia ini, karena melalui bahasa baik verbal maupun non verbal manusia

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) sucimuliana41@yahoo.com Abstrak Penelitian yang berjudul tindak tutur ekspresif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa Yunani yakni semantikos yakni memberikan tanda atau lambang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa Yunani yakni semantikos yakni memberikan tanda atau lambang. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Semantik Pragmatik Semantik adalah salah satu cabang ilmu linguistik, yang berasal dari bahasa Yunani yakni semantikos yakni memberikan tanda atau lambang. Semantik merupakan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana 1 ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract There are many ways to create a communication

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA BAK TRUK SEBAGAI ALTERNATIF MATERI AJAR PRAGMATIK

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA BAK TRUK SEBAGAI ALTERNATIF MATERI AJAR PRAGMATIK TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA BAK TRUK SEBAGAI ALTERNATIF MATERI AJAR PRAGMATIK Evi Chamalah dan Turahmat Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Sultan Agung chamalah@unissula.ac.id

Lebih terperinci

TINDAK UJAR EKSPRESIF DALAM FILM FREEDOM WRITER KARYA ERIN GRUWELL SUATU KAJIAN PRAGMATIK JURNAL

TINDAK UJAR EKSPRESIF DALAM FILM FREEDOM WRITER KARYA ERIN GRUWELL SUATU KAJIAN PRAGMATIK JURNAL TINDAK UJAR EKSPRESIF DALAM FILM FREEDOM WRITER KARYA ERIN GRUWELL SUATU KAJIAN PRAGMATIK JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai GelarSarjanaIlmuBudaya Oleh JANSEN ANDREANUS 110912125 JurusanSastraInggris

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM 120388201079 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan BAB I PENDAHULUAN Di dalam pendahuluan ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan beberapa definisi kata kunci

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. situasi si penutur atau mitra tutur. Pragmatik juga berhubungan dengan bagaimana

BAB II LANDASAN TEORI. situasi si penutur atau mitra tutur. Pragmatik juga berhubungan dengan bagaimana BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pragmatik Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang berkaitan dengan tingkah laku berbahasa atau penggunaan bahasa berdasarkan situasinya baik itu situasi si penutur

Lebih terperinci

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS Ahmad Fadilahtur Rahman Guru Bahasa Indonesia SMPN 4 Situbondo Email: fadilahtur_rahman@yahoo.com Abstract: This study aimed to describe the form

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan berkomunikasi antar manusia terbagi menjadi dua bentuk komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua bentuk yaitu lisan dan

Lebih terperinci

LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS

LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS BY DESI KURNIA NIM 105110101111028 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES FACULTY OF CULTURAL STUDIES

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Ilokusi Austin membagi tuturan berdasarkan jenisnya menjadi tiga jenis, yaitu tuturan lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Maka

Lebih terperinci

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A HANDLING TAMU E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A CARA PENERIMAAN TAMU Menanyakan nama dan keperluan (RESEPSIONIS) Good Morning. What can I do for you? Good morning, can

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berkaitan dan berkenaan dengan studi makna yang disampaikan oleh penutur atau

BAB II KAJIAN TEORI. berkaitan dan berkenaan dengan studi makna yang disampaikan oleh penutur atau BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pragmatik (Pragmatics) Pragmatik merupakan salah satu cabang dari ilmu linguistik yang berkaitan dan berkenaan dengan studi makna yang disampaikan oleh penutur atau penulis kemudian

Lebih terperinci

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013 Tips Cara Menjawab Test Tertulis Bahasa Inggris A. Membaca (Reading). 1. Menentukan gambaran umum (General Description). Jenis pertanyaannya adalah sebagai berikut: - What is the text about? - What does

Lebih terperinci

TINDAK UJAR DIREKTIF DALAM FILM THE HOBBIT: BATTLE OF THE FIVE ARMIES. (Suatu Analisis Pragmatik) J U R N A L. Diajukan sebagai salah satu syarat

TINDAK UJAR DIREKTIF DALAM FILM THE HOBBIT: BATTLE OF THE FIVE ARMIES. (Suatu Analisis Pragmatik) J U R N A L. Diajukan sebagai salah satu syarat TINDAK UJAR DIREKTIF DALAM FILM THE HOBBIT: BATTLE OF THE FIVE ARMIES (Suatu Analisis Pragmatik) J U R N A L Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk mencapai gelar Sarjana Sastra Oleh: Handry Tembengi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang menganalisis tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang menganalisis tentang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pragmatik Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang menganalisis tentang tuturan-tuturan yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur yang dapat menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki maksud dan tujuan tertentu. Dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

tahun 1938 yang bernama Charles Morris. Ia membagi ilmu tentang tanda atau

tahun 1938 yang bernama Charles Morris. Ia membagi ilmu tentang tanda atau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pragmatik Istilah pragmatik pertama kali muncul berasal dari seorang filosof pada tahun 1938 yang bernama Charles Morris. Ia membagi ilmu tentang tanda atau semiotik menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya, manusia memerlukan sebuah alat komunikasi.

Lebih terperinci

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik) Linguista, Vol.1, No.1, Juni 2017, hal 6-11 ISSN (print): 2579-8944; ISSN (online): 2579-9037 Avaliable online at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/linguista 6 Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang

Lebih terperinci

IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan)

IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan) 1 IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan) Oleh: Indrie Harthaty Sekolah Tinggi Bahasa Asing Pertiwi Abstrak Kajian

Lebih terperinci

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci

Maftuchah Dwi Agustina ABSTRACT

Maftuchah Dwi Agustina ABSTRACT ANALISIS KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENGANCAM MUKA NEGATIF MITRA TUTUR PADA TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK THE ADVENTURES OF SHERLOCK HOLMES Maftuchah Dwi Agustina uwiequw@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Berbahasa dalam bentuk berbicara merupakan bagian dari keterampilan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10. Be quite. Keep quiet

SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10. Be quite. Keep quiet 1. The correct active voice sentence of you are requested to keep quiet is SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPS CHAPTER 10LATIHAN SOAL BAB 10 Be quite Keep quiet Please keep quite Be quite please Please

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan ide-ide atau gagasan-gagasan, dan konversasi atau percakapan (Tarigan, 2009:22). Wacana direalisasikan

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 11LATIHAN SOAL CHAPTER 11

SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 11LATIHAN SOAL CHAPTER 11 SMP kelas 7 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 11LATIHAN SOAL CHAPTER 11 1. Lina : You look very thirsty.... to have some tea? Rosa : Sure, thanks. Are you like Do you order Would you like What about Kunci Jawaban

Lebih terperinci

THE SPEECH ACT USED BY THE EXAMINER AND EXAMINEE IN PROPOSAL SEMINAR OF ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT OF MURIA KUDUS UNIVERSITY IN ACADEMIC YEAR 2015

THE SPEECH ACT USED BY THE EXAMINER AND EXAMINEE IN PROPOSAL SEMINAR OF ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT OF MURIA KUDUS UNIVERSITY IN ACADEMIC YEAR 2015 THE SPEECH ACT USED BY THE EXAMINER AND EXAMINEE IN PROPOSAL SEMINAR OF ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT OF MURIA KUDUS UNIVERSITY IN ACADEMIC YEAR 2015 By Intan Kumalasari Dewi NIM 201132007 ENGLISH EDUCATION

Lebih terperinci

A STUDY OF SPEECH ACTS PRODUCED BY THE MAIN CHARACTER IN DORAEMON COMIC THE 1 st VOLUME THESIS BY IIS MARDIANTI

A STUDY OF SPEECH ACTS PRODUCED BY THE MAIN CHARACTER IN DORAEMON COMIC THE 1 st VOLUME THESIS BY IIS MARDIANTI A STUDY OF SPEECH ACTS PRODUCED BY THE MAIN CHARACTER IN DORAEMON COMIC THE 1 st VOLUME THESIS BY IIS MARDIANTI 105110100111065 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES FACULTY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan dan kegiatan komunikasi. Dalam berkomunikasi, bahasa memiliki perangkat-perangkat yang menyaratkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan alat komunikasi sebagai

Lebih terperinci

ILLOCUTIONARY ACT FOUND IN JUST ALVIN TALK SHOW ON METRO TV CINTA UNTUK AINUN THESIS RISHA AMIRO NIM

ILLOCUTIONARY ACT FOUND IN JUST ALVIN TALK SHOW ON METRO TV CINTA UNTUK AINUN THESIS RISHA AMIRO NIM ILLOCUTIONARY ACT FOUND IN JUST ALVIN TALK SHOW ON METRO TV CINTA UNTUK AINUN THESIS BY RISHA AMIRO NIM 0911110248 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITTERATURE FACULTY OF CULTURAL STUDIES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupannya. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia saling berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi BAB II KAJIAN TEORI Untuk mendukung penelitian ini, digunakan beberapa teori yang dianggap relevan dan dapat mendukung penemuan data agar memperkuat teori dan keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berikut beberapa penelitian yang dapat menjadi acuan dan perbandingan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ujaran dan tulisan yang digunakan oleh orang-orang dari negara tertentu

BAB I PENDAHULUAN. dalam ujaran dan tulisan yang digunakan oleh orang-orang dari negara tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kamus bahasa Inggris Oxford, Bahasa adalah sistem komunikasi dalam ujaran dan tulisan yang digunakan oleh orang-orang dari negara tertentu (2000; 240).

Lebih terperinci

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta KAJIAN TERJEMAHAN KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN PELANGGARAN MAKSIM PADA SUBTITLE FILM THE QUEEN (KAJIAN TERJEMAHAN DENGAN PENDEKATAN PRAGMATIK) Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran

Lebih terperinci

Lesson 28: Other Prepositions. (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain. Cara menggunakan preposisi lainnya.

Lesson 28: Other Prepositions. (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain. Cara menggunakan preposisi lainnya. Lesson 28: Other Prepositions (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain Cara menggunakan preposisi lainnya. Reading (Membaca) I go to school by bus. ( Saya pergi ke sekolah dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan menggunakan referensi yang berhubungan, ini tidak terlepas dari buku-buku dan karya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan menggunakan referensi yang berhubungan, ini tidak terlepas dari buku-buku dan karya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Penulisan suatu karya ilmiah merupakan suatu rangkaian yang semuanya selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, ini tidak terlepas

Lebih terperinci

A STUDY OF DEIXIS USED IN MICHAEL HEART S SONGS LYRIC ENTITLED WE WILL NOT GO DOWN AND WHAT ABOUT US THESIS BY DIAN SYLVIANA PUTRI NIM

A STUDY OF DEIXIS USED IN MICHAEL HEART S SONGS LYRIC ENTITLED WE WILL NOT GO DOWN AND WHAT ABOUT US THESIS BY DIAN SYLVIANA PUTRI NIM A STUDY OF DEIXIS USED IN MICHAEL HEART S SONGS LYRIC ENTITLED WE WILL NOT GO DOWN AND WHAT ABOUT US THESIS BY DIAN SYLVIANA PUTRI NIM 0911110021 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) WILDASARI NIM 110388201136

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Levinson (dalam Manaf 2009:6) Bahasa dapat dikaji, berdasarkan pragmatik, pragmatik adalah cabang linguistik yang membahas pemakaian bentuk bahasa untuk fungsi komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pragmatik adalah salah satu bagian dari ilmu linguistik. Pragmatik adalah kajian mengenai arti dalam hubungannya dengan situasi pada saat tuturan diucapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada awalnya para ahli linguistik menyebut ilmu yang mempelajari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada awalnya para ahli linguistik menyebut ilmu yang mempelajari 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pragmatik Pada awalnya para ahli linguistik menyebut ilmu yang mempelajari tentang makna adalah semantik. Hal tersebut sesuai dengan definisi semantik yang diberikan oleh O

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh Rini Saroza Nim Medann 16 Februarr20l6 Menyetujui: Dosen Pembimbing Skripsi

ARTIKEL. Oleh Rini Saroza Nim Medann 16 Februarr20l6 Menyetujui: Dosen Pembimbing Skripsi ARTIKEL TINDAK TUTUR PADA PRAMT]NIAGA DI PASAR SWALAYAI{ Oleh Rini Saroza Nim 2113210025 I)osen Pembimbing SMpsi Hendra K Pulungan, S.Sos., M.I.Kom. Telah Diverilikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat UntukDiunggah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,

Lebih terperinci

KARYA SIDNEY SHELDON SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : WAHYUNI NOVITASARI BINABA. Jurusan Sastra Inggris UNIVERSITAS SAM RATULANGI

KARYA SIDNEY SHELDON SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : WAHYUNI NOVITASARI BINABA. Jurusan Sastra Inggris UNIVERSITAS SAM RATULANGI ASPEK PENOLAKAN DALAM NOVEL THE STARS SHINE DOWN KARYA SIDNEY SHELDON SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL Oleh : WAHYUNI NOVITASARI BINABA 100912014 Jurusan Sastra Inggris UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Oleh RASMIAYU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, melainkan juga memberikan sarana kepada pembaca untuk menyampaikan gagasan, baik pada redaksi maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar guru mempunyai peran penting dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik melalui komunikasi. Komunikasi adalah alat untuk

Lebih terperinci

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut... PRAGMATIK Pengantar Linguistik Umum 10 Desember 2014 APAKAH PRAGMATIK ITU? Sistem Bahasa Penjelasan Pragmatik Dunia bunyi Pragmatik Struk tur baha sa* Dunia makna Pragmatik Di dalam dunia bunyi dan dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implikatur sudah menjadi bagian dari tuturan dalam percakapan sehari

BAB I PENDAHULUAN. Implikatur sudah menjadi bagian dari tuturan dalam percakapan sehari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implikatur sudah menjadi bagian dari tuturan dalam percakapan sehari hari. Implikatur merupakan makna implisit atau tersirat. Implisit memiliki arti termasuk atau terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi tetapi juga untuk tindakan. Tindakan melalui tuturan ini disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. informasi tetapi juga untuk tindakan. Tindakan melalui tuturan ini disebut dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi, bahasa tidak hanya digunakan untuk menyampaikan informasi tetapi juga untuk tindakan. Tindakan melalui tuturan ini disebut dengan (speect act)

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 1Latihan Soal 1.1

SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 1Latihan Soal 1.1 SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 1Latihan Soal 1.1 1. Shinta : "Will John pass the exam?" Dewi :.... He is a smart and diligent student. I am quite sure I am uncertain I am not positive I think he

Lebih terperinci

Lesson 30: will, will not. Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan

Lesson 30: will, will not. Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan Lesson 30: will, will not Pelajaran 30: Akan, Tidak Akan Reading (Membaca) I hope you will visit me one day. ( Aku harap kamu akan mengunjungi saya satu hari ) I think your sister will like that cellphone.

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) Sri Sundari 1, Wahyudi Rahmat 2, Ria Satini 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Studi deskriptif dilihat dari lokusi, ilokusi, dan perlokusi) Ida Hamidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA Oleh Septia Uswatun Hasanah Mulyanto Widodo Email: septiauswatunhasanah@gmail.com Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks.

BAB II LANDASAN TEORI. menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks. BAB II LANDASAN TEORI Di dalam bab ini dipaparkan teori-teori yang digunakan dalam menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks. Teori mengenai pelanggaran maxim diambil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari penelitian lapangan, baik dari buku-buku maupun skripsi yang sudah ada. Hal

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Sri Utami Fatimah Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain, alat yang

Lebih terperinci

Lesson 55 : imperative + and, or, otherwise Pelajaran 55 : Kata Perintah + dan, atau, jika tidak

Lesson 55 : imperative + and, or, otherwise Pelajaran 55 : Kata Perintah + dan, atau, jika tidak 52 Lesson 55 : imperative + and, or, otherwise Pelajaran 55 : Kata Perintah + dan, atau, jika tidak Reading (Membaca) Go straight on, and you will see the station. (Jalan lurus, dan Anda akan melihat stasiunnya.)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pragmatik Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa

Lebih terperinci

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH UTAMA DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG SUTRADARA TYA SUBIYAKTO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS X SMA Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maksud yang disampaikan oleh penutur. Aitchison (2003:104) Pragmatics is the

BAB II KAJIAN TEORI. maksud yang disampaikan oleh penutur. Aitchison (2003:104) Pragmatics is the BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pragmatik Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang berkaitan dengan tingkah laku berbahasa atau menggunakan bahasa dalam berbagai situasi. Pragmatik juga berhubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang bahasa khususnya tindak tutur direktif (kajian pragmatik) sebelumnya pernah dilakukan oleh Yuda Eka Setyaningsih (2004) dengan judul

Lebih terperinci

Pena. Vol 5 No.2 Desember 2015 ISSN

Pena. Vol 5 No.2 Desember 2015 ISSN TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DAN SISWA TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR Novita Carolina, Sudaryono* FKIP Universitas Jambi ABSTRACT This study is aimed to describe the types and

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan 1 BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Bahasa merupakan produk budaya yang paling dinamis dalam pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan pemikiran, permintaan, dan perasaan

Lebih terperinci

ILLOCUTIONARY ACTS APPLIED IN ROBIN HOOD MOVIE THESIS BY FEBRI LAKSONO NIM

ILLOCUTIONARY ACTS APPLIED IN ROBIN HOOD MOVIE THESIS BY FEBRI LAKSONO NIM AN ANALYZSIS OF LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS APPLIED IN ROBIN HOOD MOVIE THESIS BY FEBRI LAKSONO NIM 0811113092 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURE FACULTY OF CULTURAL

Lebih terperinci

SPEECH ACT FOUND IN GENDER S STATUS UPDATES OF FACEBOOK S GROUP FIB-UB 2010 THESIS

SPEECH ACT FOUND IN GENDER S STATUS UPDATES OF FACEBOOK S GROUP FIB-UB 2010 THESIS SPEECH ACT FOUND IN GENDER S STATUS UPDATES OF FACEBOOK S GROUP FIB-UB 2010 THESIS BY YUDA NUR CAHYA PUTRA PRATAMA NIM 105110101111067 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES FACULTY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT

BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BAHASA INGGRIS BAB IV NOTICE AND ANNOUNCEMENT Dr. Rahmad Husein, M.Ed. Dr. Anni Holila Pulungan, M.Hum. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci