BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik merupakan salah satu ilmu yang mempelajari bahasa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik merupakan salah satu ilmu yang mempelajari bahasa"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pragmatik Pragmatik merupakan salah satu ilmu yang mempelajari bahasa sebagaimana digunakan dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam tujuan sesuai dengan keterbatasan kemampuannya. Pragmatik juga mempelajari tentang maksud penutur, pragmatik juga merupakan ilmu tentang tindak tutur, aspek tutur, situasi tutur, jenis tindak tutur dan masih banyak lainnya. Penutur memerlukan suatu pertimbangan tentang bagaimana cara mereka bertutur, mengatur apa yang ingin mereka katakan yang disesuaikan dengan apa yang akan mereka tuturkan. Untuk memperoleh pengertian pragmatik penulis merujuk kepada pendapat para ahli sebagai berikut ini, menurut pendapat Yule (1996:3) Pragmatics is concerned with the study of meaning as communicated by a speaker (or writer) and interpreted by a listener (or reader). Berdasarkan pendapat Yule, pragmatik didefinisikan sebagai studi tentang makna yang dikomunikasikan oleh penutur (penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar ( pembaca). Kemudian Yule (1996:4) menegaskan lagi bahwa The advantages of studying language via pragmatics is that one can talk about people s intended meanings, their assumptions, their purposes or goals, and the kinds of actions. Pendapat Yule (1996) tersebut mengungkapkan bahwa pragmatik memungkinkan kita untuk memahami makna sebenarnya, asumsi, tujuan dan maksud serta ragam kegiatan yang dilakukan seorang penutur dan lawan tuturnya ketika berbicara. 9

2 10 Parker (1986:11) menyatakan juga bahwa pragmatik adalah...the study of how language is used for communicate maksudnya pragmatik merupakan kajian tentang bagaimana bahasa digunakan untuk berkomunikasi. Parker mengatakan bahwa pragmatik tidak menelaah struktur bahasa secara internal seperti tata bahasa melainkan secara eksternal. Menurutnya, studi tata bahasa tidak perlu dikaitkan dengan konteks sedangkan studi pragmatik mutlak dikaitkan dengan konteks. Oleh karena itu, dalam kajian pragmatik konteks menjadi hal yang penting dalam memaknai suatu ujaran. Pendapat tersebut ditegaskan kembali oleh Carnap (1942:9)...pragmatics as that kind of investigation in which essential reference is made to the users (speakers) of language. Pragmatik sebagai sebuah ilmu yang mempelajari interpretasi bahasa sebagai acuan untuk menuturkan tuturan yang dilakukan oleh penutur kepada lawan tutur. Dapat dilihat dengan jelas menurut pendapat Yule pragmatik ilmu yang membahas makna yang dikomunikasikan oleh pembicara (penulis) dan makna yang diinterpretasikan oleh pendengar (pembaca), sedangkan menurut Carnap lebih menginterpretasikan bahasa sebagai acuan oleh penutur untuk menuturkan ungkapan. Ada pun pendapat lain dari O Grady (1993:234) Pragmatic, which includes the speaker s and addressee s background attitudes and beliefs, their understanding of the context in which a sentence is uttered, and their knowledge of how language can be used to inform, to persuade, to mislead, and so forth.. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari latar belakang sikap dan kepercayaan penutur dan lawan tuturnya, pemahaman mereka terhadap konteks kalimat yang diujarkan, dan pengetahuan mereka tentang bagaimana suatu bahasa

3 11 dapat digunakan sebagai media untuk memberikan informasi, untuk membujuk, untuk menyesatkan dan lain sebagainya. Berdasarkan pendapat ketiga tokoh tersebut, dapat simpulkan bahwa pragmatik adalah salah satu cabang ilmu yang mempelajari makna yang dikomunikasikan oleh penutur (penulis) kepada lawan tutur (pembaca) untuk diinterpretasikan berdasarkan konteks kalimat yang dituturkannya. Kemudian bahasa sebagai acuan oleh penutur untuk menuturkan tuturannya, dan pehaman apa yang dituturkan oleh penututr kepada lawan tuturnya. 2.2 Tindak Tutur (Speech Act) Tindak tutur merupakan salah satu ilmu yang dipelajari dalam pragmatik, dalam tindak tutur banyak sekali kita temukan tuturan-tuturan yang digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Tuturan-tuturan tersebut harus jelas, agar maknanya dapat dipahami jelas pula oleh lawan tutur. Tindak tutur menurut John R Searle (1969:23-24) mengatakan pragmatisc basis at least three types of actions that can be realized by a speaker, which is locutionary act, illocutionary act and perlocutionary act. Secara pragmatis setidak-tidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yakni tindak lokusi, tindak ilokusi dan tindak perlokusi. Menurut pendapat Austin (1960:52)...an utterance the total situation in which the utterance is issued.... Maksudnya, suatu tuturan pada seluruh situasi dimana tuturan tersebut dituturkan. Teori yang dikembangkan oleh Searle mengenai tindak tutur dipandang konkret oleh beberapa ahli. Searle menggunakan ide-ide Austin sebagai dasar

4 12 untuk mengembangkan teori tindak tuturnya. Menurut pendapat Searle (1969:16) communication is not, as has generally been supposed, the symbol, word or sentence or even the token of the symbol, word or sentence, but rather the production or issuance of the symbol or word or sentence in the performance of the speech act. Komunikasi bukan sekadar lambang, kata atau kalimat, tetapi akan lebih tepat apabila disebut produk atau hasil dari lambang, kata atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur. Sedangkan menurut pendapat Grundy (2000:49)...utterances have of counting as actions, such as the actions of persuading, refusing, reassuring, warning and apologizing. Tindak ujar adalah tuturan-tuturan yang diperhitungkan sebagai aksi, seperti aksi membujuk, menolak, menenangkan, memperingatkan dan meminta maaf. Dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah melakukan suatu aktivitas tuturan yang dikatakan oleh penutur melalui proses kalimat kepada lawan tutur. Menurut Austin (1962:109) tindak tutur dibagi menjadi tiga jenis yaitu tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (illocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act) Tindak Lokusi (Locutionary Act) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tindak tutur yang pertama adalah tindak lokusi. Austin mengatakan tindak lokusi sebagai uttering a sentence with determinate sense (i.e. non-ambiguous meaning) and reference (Grundy: 2000:51). Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa tindak lokusi

5 13 adalah ketika kita menuturkan sebuah kalimat dengan memiliki makna yang tetap, tidak memiliki makna yang ambigu. Definisi yang diberikan oleh Austin tersebut didukung juga oleh pernyataan Thomas (1995:49) the actual words uttered. Definisi tersebut menunjukkan bahwa tindak lokusi merupakan kata-kata diungkapkan dengan makna yang sebenarnya. Berikut ini adalah contoh kalimat yang termasuk ke dalam tindak lokusi, yaitu: It s hot in here! (Thomas:1995:49) Tuturan it s hot in here! hanya merupakan sebuah pernyataan. Ketika mengatakan tuturan tersebut, makna tindak lokusi atau makna tuturan itu hanyalah mengungkapkan bahwa udara disekitar sini panas Tindak Ilokusi (Illocutionary Act) Tindak ilokusi menurut pendapat Austin adalah...performing an act by uttering a sentence. (Grundy,2000:51). Tindak lokusi merupakan inti dari tindak pertuturan itu sendiri, adalah menunjukkan sebuah aksi dengan cara menuturkan sebuah kalimat. Definisi lain mengenai tindak ilokusi yang dikatakan oleh Thomas (1995:49) adalah...the force or intention behind the words. Menurut Thomas tindak ilokusi sebagai kekuatan atau tujuan di balik kata-kata. Definisi-definisi tersebut dapat tergambarkan pada contoh berikut ini: It s hot in here!

6 14 (Thomas 1995:49) Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, ketika suatu tuturan hanya dipandang dari makna sebenarnya saja yaitu makna secara umum, maka tuturan tersebut hanya menunjukkan tindak lokusi. Tapi, ketika tuturan tersebut dimaknai dari sudut yang berbeda, misalnya ketika seorang menuturkan it s hot in here! kepada orang yang sedang berada di sebuah ruangan tertutup, tuturan tersebut dapat bermakna lain. Ketika orang yang berada di dalam ruangan tersebut mendengar tuturan tersebut, dia akan melihat ruangan tersebut tertutup dan merasakan panasnya ruangan tersebut. Sehingga dia akan mencoba menyalakan pendingin ruangan agar tidak merasa panas dalam ruangan tertutup tersebut. Dari ilustrasi di atas, suatu tuturan ternyata dapat melakukan sebuah tindakan, yaitu tindakan untuk melakukan sesuatu dengan cara mengungkapkan melalui tuturan. Tuturan tersebut dapat mempengaruhi lawan tuturnya dan mempunyai tujuan tertentu Tindak Perlokusi (Perlocutionary Act) Jenis ketiga dari tindak tutur adalah tindak perlokusi. Grundy (2000:51), menurut teori Austin tindak perlokusi yaitu...the effect of the illocution on the hearer. Maksudnya tindak perlokusi merupakan efek yang ditimbulkan oleh tindak ilokusi pada lawan tuturnya. Agar lebih jelas gambarannya mengenai tindak perlokusi dan apa hubungannya dengan tindak lokusi dan ilokusi, maka kita gambarkan dengan contoh kalimat yang sama: [1] It s hot in there!

7 15 (Thomas, 1995:49) Ketika mengucapkan tuturan it s hot in there! dan didengar oleh orang yang berada di dalam ruangan yang sama dengan penutur, maka orang tersebut setelah melihat ruangannya tertutup dan pendinginnya ruangannya tidak hidup sehingga dia mengerti segera menghidupkan pendingin ruangan tersebut setelah mendengar tuturan yang telah diucapkan oleh penutur. Secara tidak langsung, melalui tuturan ada efek yang ditimbulkan bagi lawan tutur. Tidak hanya membuat lawan tutur tersebut mengerti maksud tuturannya yang disebut tindak ilokusi, tetapi juga membuat lawan tutur tersebut melakukan permintaan yang dituturkan oleh penutur, yaitu tindak perlokusi. 2.3 Ilokusi Suatu tindakan dapat kita lakukan dengan cara bertutur atau menyatakan sebuah pernyataan dengan memahami maksud bahasa yang disampaikan oleh penutur. Biasanya, hal ini dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Si penutur akan mengatakan suatu informasi dalam bentuk pernyataan dan kemudian tuturan tersebut dapat digunakan sebagai tindakan yang dilakukan oleh lawan tuturnya. Penuturan tersebut dapat kita lihat dari cara si penutur bertutur kepada lawan tuturnya, sehingga lawan tutur dapat memahami maksud dan tujuan si penutur tuturkan. Peristiwa tersebut dapat kita lihat dari tindak tutur yang dilakukan oleh penutur. Peristiwa tutur dapat terbatas pada kegiatan atau aspek-aspek yang secara langsung diatur oleh kaidah atau norma si penutur. Ujaran atau tindak tutur terdiri atas satu tindakan tutur atau lebih dalam suatu peristiwa tutur dan situasi tutur.

8 16 Tindak tutur atau ujaran sangat tergantung kepada konteks ketika penutur bertutur kepada lawan tuturnya agar maksud dan tujuan tuturannya tersampaikan, hal ini dinamakan ilokusi Definisi Manusia berinteraksi dengan lingkungannya menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, bahasa sangat penting bagi manusia yang berfungsi untuk berinteraksi dengan baik terhadap lingkungannya. Peristiwa tersebut, dinamakan dengan peristiwa tutur yang dilakukan oleh penutur kepada lawan tuturnya, dengan cara berkomunikasi melalui bahasa atau tindakan tutur. Kalimat yang digunakan oleh penutur dapat berupa pernyataan yang memberikan informasi dan berfungsi untuk melakukan suatu tindak tutur. Menurut Austin (1975:121) the illocutionary act which has a certain force in saying something. Artinya tindakan ilokusi memiliki kekuatan tertentu dalam menuturkan sesuatu. Ilokusi merupakan tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya tuturan. Tindak tutur ilokusi bertujuan untuk apa tuturan tersebut dituturkan melainkan bukan hanya untuk memahami makna tuturan yang dituturkan oleh penutur. Dapat disimpulkan bahwa tindak ilokusi adalah sebuah tindak tutur yang dapat memberikan informasi kepada lawan tuturnya tidak hanya dengan cara menyatakan atau meinginformasikan sesuatu saja, tapi tindak tutur ilokusi juga dapat digunakan untuk melakukan suatu tindakan dengan cara mengatakan sesuatu kepada lawan tuturnya. Dengan kata lain, ilokusi adalah tindakan melakukan sesuatu dengan maksud atau tujuan tertentu dalam kegiatan bertutur.

9 Jenis-Jenis Ilokusi Austin (1955:23) membagi tindak ilokusi atas lima kelompok, yaitu: 1. Judgement: penilaian, recounting: penghitungan, dan appraisal: pujian. 2. Power, pelaksanaan kekuasaan pengaruh atau hak, appointing: penunjukan, voting: pemberian suara, ordering: perintah, advice: nasehat dan warning: meminta perhatian. 3. Commited: kegiatan terkait, promising: janji, undertaking: pelaksanaan, dan announcing intention: pernyataan maksud dan declaration of belief or faith: permakluman kepercayaan 4. Social behaviour: tingkah laku sosial, apologizing: permintaan maaf, condoling: pernyataan penyesalan, dan challenging: tantangan. 5. Stance: pendirian sikap, assumption: praduga dan supposition: anggapan. Perbedaan utama antara Austin dan Searle terletak pada penempatan kekuatan ilokusi atas sebuah ujaran. Austin cenderung menekankan realisasi pada maksud penutur atau pembicara, sementara Searle menitiberatkan pada interpretasi pendengar atau lawan tutur. Searle membuktikan bahwa ada tiga cara utama yang menyebabkan tindak tutur dapat beragam: 1. They can differ in the way in which they fit words to the world he notes that some illocutions have as part of their illocutionary point to get the words (or more strictly their propositional content) to match the world,

10 18 others to get the world to match the words. Assertions are in the former category and requests in the latter. 2. They can differ in terms of the psychological state they express here he uses believe, want, and intend as primitives, arguing that stating or explaining involves believing that p : promising involves intending that p and ordering wanting that p. 3. They can differ in terms of point or purpose this is the most important criterion of the three and corresponds to the essential condition in his earlier analysis. Dengan menggunakan tiga dimensi di atas, Searle mengemukakan lima kelas tindak tutur ilokusi, yaitu: 1. Asertif (Assertives) Asertif menurut pendapat Searle (1979:12) yaitu the point or purpose of the members of the assertive class is to commit the speaker (in varying degrees) to something s being the case, to the truth of the expressed proposition. Poin atau tujuan dari anggota kelompok yang tegas adalah untuk melakukan penuturan (dalam beragam tingkatan) pada kebenaran proposisi yang dituturkan. Misalnya: laporan (statements), pernyataan (assertions), deskripsi (descriptions), penokohan (characterization), identifikasi (identifications), mengklaim (claiming), bersumpah (swear), dan lain-lain. Berikut ini adalah contoh dari tindak ilokusi asertif : [2] The earth is flat. [3] It was a warm sunny day.

11 19 Pada kalimat [2] The earth is flat, penutur menuturkan kebenaran bahwa faktanya bumi itu datar. Pada kalimat [3] It was a warm sunny day, penutur mengatakan tuturan yang terikat pada kebenaran bahwa ketika musim panas udara terasa hangat. 2. Direktif (Directives) Direktif menurut Searle (1979:13) adalah the illocutionary point of these consists in the fact that they are attempts (of varying degrees, and hence, more precisely, they are determinates of the determinable which includes attempting) by the speaker to get the hearer to do something. Tindak ilokusi bertujuan untuk menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh lawan tutur. Misalnya: memesan (ordering), memerintah (commanding), memohon (requesting), berdoa (praying), memerintahkan (instructing), melarang (forbidding), dan lain-lain. Berikut contoh tindak ilokusi direktif adalah: [4] Could you lend me a pen, please? [5] Don t touch that. Pada kalimat [4], Could you lend me a pen, please? penulis menginginkan lawan tuturnya melakukan suatu tindakan, yaitu meminjamkan pulpen miliknya kepada penutur. Sedangkan pada kalimat [5] Don t touch that, penutur meminta kepada lawan tutur agar tidak menyentuh barang yang pada saat itu akan disentuh oleh lawan tutur. 3. Komisif (Commissives) Searle (1979:14) mengatakan...committ the speaker (again in varying degrees) to some future course of action. Tindak ilokusi komisif

12 20 merupakan tuturan yang menunjukkan komitmen penutur terhadap suatu tindakan di masa depan. Misalnya: menjanjikan (promising), menawarkan (offering), berkaul (vowing), mengusahakan (undertake), mengancam (threaten), dan lain-lain. Berikut ini contoh tindak ilokusi komisif: [6] I ll be back. [7] I m going to get it right next time. Pada contoh kalimat [6] I ll be back, penutur menjanjikan kepada lawan tutur bahwa ia akan kembali lagi. Sedangkan pada contoh kalimat [7] I m going to get it right next time, penutur berjanji bahwa dia akan mengerjakan pekerjaannya lebih baik lagi di lain waktu. Dari kedua contoh tersebut dapat kita lihat ada suatu komitmen yang akan dilakukan oleh penutur di masa yang akan datang. 4. Ekspresif (Expressives) Menurut Searle (1979:15)...express the psychological state specified in the sincerity condition about a state of affairs specified in the propositional content. The paradigms of expressive verb are thank, congratulate, apologize, condole, deplore, and welcome. Tindak ilokusi ekpresif mengungkapkan atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi. Misalnya: mengucapkan terima kasih (thanking), mengucapkan selamat (congratulating), mengucapkan maaf (apologizing), mengucapkan belasungkawa (condolences), mengucapkan menyesalkan (deploring), dan mengucapkan menyambut (welcoming). Berikut contoh tindak ilokusi ekspresif:

13 21 [8] I m really sorry! [9] Congratulation! Pada contoh kalimat [8] I m really sorry!, penutur sedang mengungkapkan sikap psikologinya, perasaan menyesal terhadap kesalahan yang telah dia lakukan kepada lawan tuturnya. Pada contoh [9] Congratulation!, penutur mengungkapkan sikap psikologinya, perasaan senang yaitu ucapan selamat kepada lawan tutur atas keberhasilan yang telah diraih oleh lawan tuturnya. 5. Deklaratif (Declarations) Deklaratif menurut Searle (1979:16) adalah...this class that the successful performance of one of its members brings about the correspondence between the propositional content and reality, successful performance guarantees that the propositional content corresponds to the world. Deklaratif merupakan tuturan yang berupa fakta yang dapat merubah keadaan. Sehingga suksesnya pelaksanaan tindak ilokusi tersebut mengakibatkan adanya kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas. Misalnya: mengundurkan diri (resigning), membaptis (christening), memecat (dismissing), memberi nama (naming), menjatuhkan hukuman (sentencing), mengangkat (appointing), mengucilkan (excommunicating), dan lain-lain. Berikut contoh tindak ilokusi deklaratif: [10] Priest: I now pronounce you husband and wife. [11] Referee: you re out! Pada kalimat [10] Priest: I now pronounce you husband and wife, ketika seorang pendeta menyatakan sepasang pria dan wanita

14 22 sebagai suami istri, maka disaat yang bersamaan keadaan juga ikut berubah. Pria dan wanita yang sebelumnya hanya sebagai sepasang kekasih, setelah pendeta menuturkan kata-kata tersebut maka sepasang kekasih tersebut sekarang menjadi sepasang suami istri. Pada contoh kalimat [11] Referee: you re out!, ketika seorang wasit memberi pernyataan kepada seorang pemain yang melanggar peraturan permainan disuruh keluar dari lapangan, keadaan pun berubah setelah wasit tersebut menuturkan kata-kata tersebut kepada pemain. Pada saat itu juga pemain harus keluar dari lapangan permainan tersebut Ilokusi Ekspresif Salah satu tindak tutur ilokusi ialah tindak tutur ekspresif. Tindak tutur ekspresif digunakan untuk mengekspresikan, mengungkapkan atau memberitahukan sikap psikologis penutur untuk menyatakan perasaan tertentu kepada lawan tuturnya. Searle (1979:15) mengatakan the illocutionary point of this class is to express the psychologycal state specified in the sincerity condition about a state of affairs specified in the propotional content. The paradigms of expressive verbs are thank, congratulate, apologize, condole, deplore, and welcome. Maksudnya ilokusi ekspresif adalah untuk mengungkapkan kondisi psikologis yang ditentukan dalam kondisi sebenarnya tentang keadaan yang ditentukan oleh preposisi. Jenis verba ekspresif diantaranya terimakasih, mengucapkan selamat, meminta maaf, belasungkawa, menyesalkan, menyambut.

15 Definisi Ilokusi Ekspresif Searle menegaskan dalam bukunya Expression and Meaning: A Taxonomy of Illocutionary Acts (1979:15) the illocutionary point of this class is to express the psychologycal state specified in the sincerity condition about a state of affairs specified in the propotional content. The paradigms of expressive verbs are thank, congratulate, apologize, condole, deplore, and welcome. Maksudnya ilokusi ekspresif adalah untuk mengungkapkan kondisi psikologis yang ditentukan dalam kondisi sebenarnya tentang keadaan yang ditentukan oleh preposisi. Jenis verba ekspresif diantaranya terimakasih, mengucapkan selamat, meminta maaf, belasungkawa, menyesalkan, menyambut. Dapat disimpulkan bahwa tindak tutur ilokusi ekspresif adalah mengungkapkan atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi yang berfungsi untuk mengekpresikan sikap dan perasaaan seorang penutur terhadap lawan tuturnya. Tindak tutur tersebut dapat berupa tindakan meminta maaf, berterimakasih, berjanji, belasungkawa, ucapan selamat, menyesalkan, menyambut, memberi maaf, mengecam, memuji, dan lainlain Tindak Tutur Ilokusi Ekspresif Ilokusi ekspresif merupakan tindak tutur yang ditujukan penuturnya agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan. Seperti yang telah disebutkan oleh Searle (1979:15) bahwa tindak tutur tersebut memiliki fungsi sebagai berikut:

16 24 1. Tuturan Ekspresif Menyatakan Terimakasih Tuturan ekspresif menyatakan terimakasih merupakan ungkapan rasa bahagia atau rasa syukur atas apa yang telah dilakukan oleh lawan tutur atau mitra tutur kepada seseorang, masyarakat, atau golongan tertentu. Berikut contoh tuturan ekspresif terimakasih: [12] Thank you for helping me with my homework. [13] Thank you for giving me the money Kalimat [12] merupakan tindak tutur ekspresif ungkapan terimakasih, penutur mengungkapkan rasa terimakasihnya karena telah dibantu untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Kalimat [13] ungkapan terimakasih, penutur mengungkapkan rasa terimakasihnya karena telah diberi uang. 2. Tuturan Ekspresif Menyatakan Ucapan Selamat Tuturan ekspresif mengucapkan selamat merupakan salah satu cara seseorang untuk mengungkapkan ekspresi atas keberhasilan atau kesuksesan seseorang atas apa yang telah diraihnya. Berikut contoh tuturan ekspresif mengucapkan selamat: [14] Happy birthday, Mom. [15] Congratulations on winning the race. Kalimat [14] di atas merupakan tindak tutur ekspresif ungkapan mengucapkan selamat, penutur mengungkapkan selamat ulang tahun kepada ibunya yang berulang tahun. Kalimat [15] merupakan pernyataan ucapan selamat atas keberhasilannya memenangkan perlombaan.

17 25 3. Tuturan Ekspresif Menyatakan Meminta Maaf Tuturan ekspresif meminta maaf diungkapkan ketika seseorang melakukan kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja dengan mengharapkan respon dari lawan tuturnya. Berikut contoh tuturan ekspresif meminta maaf: [16] I am so sorry. [17] I apologize for stepping on your toe. Kalimat [16] di atas merupakan tuturan meminta maaf kepada lawan tuturnya, atas kesalahan yang dilakukannya kepada lawan tuturnya. Kalimat [17] merupakan tuturan meminta maaf penutur kepada lawan tuturnya karena telah menginjak kaki. 4. Tuturan Ekspresif Menyatakan Belasungkawa Tuturan ekspresif belasungkawa diungkapan ketika seseorang terkena musibah atau meninggal kepada salah satu kerabatnya. Berikut contoh tuturan ekspresif belasungkawa: [18] I am sorry to hear that [19] Although we have no words to erase you sadness, but we are here to keep you smile and always happy. Kalimat [18] di atas merupakan tuturan belasungkawa atas apa yang dia dengar, dan turut merasakan apa yang dirasakan oleh lawan tuturnya. Kalimat [19] merupakan tuturan belasungkawa dan berusaha untuk menghibur lawan tuturnya yang sedag berduka.

18 26 5. Tuturan Ekspresif Menyatakan Menyesalkan Tutran ekspresif menyesalkan adalah ungkapan yang dituturkan karena perasaan yang kurang nyaman, rasa susah, menderita atau rasa kecewa karena pengharapan yang tidak sesuai dengan keinginan. Berikut contoh tutran ekspresif menyesalkan: [20] Ugh!! You made the children cried yesterday in the hospital [21] It was your fault! Kalimat [20] di atas merupakan tuturan menyesalkan, dikarenakan telah membuat anak-anak menangis kemaren di rumah sakit. Ungkapan ini dikatakan menyesalkan karena ada kata Ugh!! Yang mengacu kepada menyesalkan kejadian tersebut. Kalimat [21] merupakan tuturan menyatakan menyalahkan kesalahan kepada lawan tuturnya atas kejadian yang menimpanya. 6. Tuturan Ekspresif Menyatakan Menyambut Tuturan eskpresif menyambut diungkapkan ketika seseorang menerima atau menyambut ajakan dari seseorang yang mengajak, baik menolak maupun menerima ajakan tersebut, dapat juga diungkapakn ketika menyambut kedatangan seseorang, dan menyambut ucapan salam dari seseorang. Berikut contoh tuturan ekspresif menyambut: [22] Welcome home [23] Hello. Good morning! Kalimat [22] di atas merupakan tuturan sambutan kepada seseorang yang telah datang ke rumahnya, dengan tuturan welcome home. Kalimat [23] merupakan tuturan menyatakan menyambut salam dari seseorang.

19 27 7. Tuturan Ekspresif Menyatakan Memaafkan Tuturan ekspresif memaafkan dituturkan ketika lawan tutur mengungkapkan perasaan bersalah, atau telah melakukan kesalahan yang membuat mitra tutur merasa kesal, marah, maupun kecewa. Berikut contoh tuturan ekspresif memaafkan: [24] Student : I am sorry for coming late this class, Sir! Mr. John : It s oke. Please come in! [25] A: I admit I was wrong B: Okay, just don t do it again. Kalimat [24] di atas merupakan tuturan memaafkan kepada muridnya karena telat masuk kelas, dengan tuturan It s okey. Kalimat [25] merupakan tuturan ekspresif memaafkan dengan tuturan Okay, just don t do it again. 8. Tuturan Ekspresif Menyatakan Mengecam/Mengkritik Tuturan ekspresif mengecam / mengkritik dituturkan ketika seseorang menemukan atau melihat sesuatu yang sangat tidak wajar atau lazim dilakukan oleh orang lain. Misalnya sikap seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang maupun organisasi dan juga tuturan yang tidak wajar. Berikut contoh tuturan ekspresif mengecam / mengkritik: [26] Wow, you are so fat. Don t eat too much! [27] You presented a lot of good and helpful information in it, and I can tell you put a lot of effort into it!

20 28 Kalimat [26] di atas merupakan tuturan mengkritik temannya yang terlihat gemuk, kemudian dia mengatakan agar jangan makan berlebihan, yang ditandai dengan tuturan don t eat too much. Kalimat [27] merupakan tuturan mengkritik secara halus atas presentasi seseorang. 9. Tuturan Ekspresif Menyatakan Memuji Tuturan ekspresif memuji merupakan tindak tutur yang disampaikan oleh penutur dengan melahirkan kekaguman dan penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah, gagah berani, dan sebagainya. Berikut contoh tuturan ekspresif memuji: [28] She is not only beautiful but also kind [29] I love your hair today Kalimat [28] di atas merupakan tuturan memuji wanita yang tidak hanya cantik melainkan juga baik, yang ditandai dengan tuturan she isi not only beautiful but also kind. Kalimat [29] merupakan kalimat memuji karena suka melihat rambutnya yang bagus. 10. Tuturan Ekspresif Menyatakan Menyetujui Tuturan ekspresif menyetujui merupakan tindak tutur yang disampaikan oleh penutur untuk menyatakan setuju atau sepakat dengan membenarkan, mengiyakan atau menerima pendapat dari mitra tutur. Berikut contoh tuturan ekspresif menyetujui. [30] Don t worry, I will teach you for make a beautiful dress. [31] You are absolutely right

21 29 Kalimat [30] di atas merupakan tuturan menyetujui bahwa dia akan mengajari temannya untuk membuat dress yang bagus, yang ditandai dengan tuturan don t worry. Kalimat [31] merupakan tuturan menyetujui atas saran yang diberikan. 2.4 Verba dalam Ilokusi Ekspresif Verba tindak tutur ekspresif merupakan jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur. Menurut Yule (1996) dalam Wahyuni (2006:93) mengatakan tindak tutur ini mencerminkan pernyataanpernyataan psikologis seperti, memaafkan, berterima kasih, mengucapkan selamat, bersimpati. Leech (1983:203) mendefinisikan speech-act verbs as verb which have, as a mary part of their meaning, a predicate of speaking. Artinya verba tindak tutur sebagai verba yang memiliki predikat ujaran, yang merupakan bagian utama dari maknanya. Kemudian Leech dalam Oka (1993 : 316) mengungkapkan bila kita membahas verba tindak ujar, kita harus membatasi diri pada verba-verba tertentu dalam bahasa-bahasa tertentu. Dijelaskan kembali oleh Leech (1984) dan Oka (1993: ) yang mengatakan bahwa verba tindak tutur ilokusi ekspresif yang dikemukakan antara lain, meminta maaf (apologize), merasa ikut bersimpati (commiserate), mengucapkan selamat (congratulate), memaafkan (pardon), mengucapkan terima kasih (thank). Searle dalam bukunya yang berjudul Speech Act: An Essay in the Philosophy of Language mengatakan (1969:23) some of the english verbs denoting illocutionary act are state, describe, assert, warn, remark, command comment, order, request, criticize,

22 30 apologize, censure, approve, welcome, promise, object, demand, and argue. Beberapa kata kerja bahasa Inggris yang menunjukkan tindakan ilokusi adalah "menyatakan", "menggambarkan", "menegaskan", "memperingatkan", memerintah", "mengomentari", "memesan", "permintaan", "mengkritik", "meminta maaf", "mengecam", "menyetujui ", "menyambut", "berjanji ", "menunjuk", " permintaan ", dan" berdebat ". Kemudian Searle dalam buku Expression and Meaning: A taxonomy of Illocutionary Acts juga mengatakan (1979:15)...The paradigms of expressive verbs are thank, congratulate, apologize, condole, deplore, and welcome. Jenis-jenis verba ilokusi ekspresif ialah terimakasih, mengucapkan selamat, meminta maaf, belasungkawa, menyesalkan, menyambut. 2.5 Cerita Anak Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat maupun tanpa alat tentang apa yang harus disampaikannya dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng, yang dikemas dalam bentuk cerita yang didengarkan dengan rasa menyenangkan. Pada usia kanak-kanak bercerita merupakan salah satu metode pengembangan bahasa yang dapat mengembangkan beberapa aspek fisik maupun psikis terhadap anakanak sesuai dengan tahap perkembangannya. Sedangkan metode bercerita adalah cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan yang digunakan dalam bentuk cerita baik dari guru kepada anak maupun orang tua kepada anak.

23 31 Perkembangan bahasa pada dasarnya dimulai sejak tangis pertama bayi dilahirkan ke dunia, sebab tangis bayi dapat dianggap sebagai bahasa anak. Menangis bagi anak dapat sebagai sarana mengekspresikan kehendaknya. Dan inilah yang disebut dengan bahasa ekspresif dimana tangisan bayi merupakan bahasa dalam mengekpresikan keinginan dan perasaannya melalui tangisan tersebut. Jadi, bahasa ekspresif yaitu cara seorang anak untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, serta kata-katanya kepada orang lain yang berada di sekitarnya yang berupa secara tangisan atau secara lisan. Dalam pembelajaran di sekolah, seorang guru harus dapat memahami bagaimana peran dan fungsi metode bercerita dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak, seperti kemampuan berbahasa secara reseptif (understanding) yang bersifat pengertian dan kemampuan berbahasa secara ekspresif (producing) yang bersifat pernyataan. Saat anak berusia kanak-kanak mereka dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif. Hal tersebut dapat kita lihat bahwa anak telah dapat mengungkapkan keinginannya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan. Bahasa adalah alat komunikasi sebagai wujud dari reaksi sosialisasi dalam mengungkapkan gagasan atau ide-ide dan perasaan-perasaan oleh setiap individu sehingga untuk mengembangkan bahasa yang bersifat ekspresif, seorang anak memerlukan cara yang sesuai dengan tingkat perkembangan usianya dengan memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi pribadi anak tersebut. Bercerita dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan dan melatih kemampuan berbahasa yang dimilikinya, melalui bercerita anak juga lebih dituntut aktif untuk mengembangkan cara berbahasa mereka, khususnya bahasa

24 32 ekspresif yang dapat dibantu oleh arahan dan bimbingan guru maupun orangtua. Hal ini juga merupakan sesuatu yang sangat menarik dan digemari oleh anakanak, bahkan jika cara bercerita yang digunakan ditunjang dengan penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak, sehingga mereka lebih berpotensi dalam mengembangkan bahasa yang bersifat ekspresif Bahasa Ekspresif Anak Bahasa dan pengekpresian bahasa merupakan dua hal yang berbeda. Bahasa berada di dalam otak manusia, dan hal itu akan tetap ada walaupun bahasa tersebut diekspresikan atau tidak. Seseorang yang tidak dapat berbicara atau bisu bukan berarti ia tidak memiliki bahasa. Mereka akan tetap bisa memahami tentang kosa kata bahasa dan dapat menyimpan pengetahuannya dalam bentuk bahasa. Komunikasi merupakan suatu cara untuk menyampaikan bahan pengembangan bahasa yang dilaksanakan melalui berbicara, misalnya mengucapkan salam dalam bentuk tanya-jawab antara anak dengan guru atau anak dengan anak, kemudian dikomunikasikan secara lisan dan salah satu bentuk komunikasi antar pribadi, dimana satu dengan yang lainnya saling berkomunikasi pikiran dan perasaan secara verbal atau kemampuan mewujudkan bahasa yang reseptif dan ekspresif dalam suatu dialog yang terjadi dalam suatu situasi. Menurut Widodo (2008:4) berpendapat bahwa Bahasa ekspresif adalah kemampuan anak untuk mengeluarkan kata-kata yang berarti. Kemudian Fizal (2008:3) juga mengemukakan pendapat bahwa Bahasa ekspresif adalah bahasa lisan dimana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Dari penjelasan tersebut dapat

25 33 kita simpulkan bahwa pengertian bahasa ekspresif yaitu cara seorang anak untuk mengungkapkan perasaan dengan menggunakan kata-kata kepada orang lain yang berada di lingkungan yang mempunyai arti dan dapat dicampur dengan gerakan tubuh untuk mendukung komunikasi yang dilakukannya. Anak-anak dapat mengekspresikan bahasa dengan berbagai cara. Caranya dapat berupa berbicara dan menulis merupakan, hal ini merupakan keterampilan bahasa ekspresif yang melibatkan pemindahan arti melalui symbol visual dan verbal yang diproses kemudian diekspresikan oleh anak-anak. Ketika anak-anak berbicara dan menulis, mereka dapat menguraikan bahasa serta mengartikan maksudnya. Dalam pengertiannya, bahasa ekspresif yaitu cara seorang anak untuk mengungkapkan perasaan mereka melalui kata-kata kepada orang-orang yang berada dilingkungannya, terutama kepada orangtuanya. Dari beberapa penjelasan diatas oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa pengertian bahasa ekspresif yaitu cara seorang anak untuk mengungkapkan perasaan dengan menggunakan kata-kata kepada orang lain yang berada di lingkungan yang mempunyai arti dan dapat dicampur dengan gerakan tubuh Cerita dalam Bahasa Ekspresif Anak Menikmati sebuah cerita dimulai tumbuhnya seorang anak semenjak mereka mengerti akan peristiwa yang terjadi di sekitarnya kemudian memorinya mampu merekam beberapa kabar berita, masa tersebut biasa terjadi pada anak usia 4-6 tahun yang ditandai oleh berbagai kemampuan. Menurut Depdiknas Dhieni (2006:64) menjelaskan sebagai berikut: a. Mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi.

26 34 b. Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, keadaan, kata tanya dan kata sambung. c. Menunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu d. Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana e. Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar. Kemudian Dhieni (2006 : 635) menjelaskan langkah-langkah penerapan metode bercerita dengan menggunakan alat peraga berupa buku cerita ada delapan, yaitu: 1. Anak mengatur posisi duduknya 2. Anak memperhatikan guru menyiapkan alat peraga 3. Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita 4. Anak diberi kesempatan untuk memberi judul cerita 5. Mendengarkan judul cerita 6. Anak mendengarkan cerita guru sambil memperhatikan gambar yang guru perlihatkan 7. Setelah selesai bercerita anak memberikan kesimpulan isi cerita. 8. Guru melengkapi kesimpulan tentang isi cerita dari anak Dapat disimpulkan, dengan demikian seorang anak pada usia mereka yang masih balita bisa memperhatikan penyampaian cerita sederhana yang sesuai dengan karakternya, kemudian mereka akan mendengarkan cerita tersebut dan akan menikmatinya dengan seksama tentang apa yang disampaikan oleh orang lain, sehingga anak-anak bisa bertanya kalau ada sesuatu yang tidak dipahami kemudian anak dapat menjawab pertanyaan selanjutnya. Bercerita yang disertai

27 35 ekspresi tentang apa yang anak-anak dengarkan sehingga dapat memahami isi cerita tersebut. Jadi, untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak memiliki cara-cara tersendiri sesuai dengan tahapan dan perkembangannya agar dapat menanggapi suatu pokok bahasan yang diceritakan. Sehingga anak-anak secara bertahap dapat berpikir, menuangkan pikirannya, melalui lisan maupun tulisan yang dapat mereka apresiasikan dalam bentuk bercerita.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang untuk dapat menyesuaikan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS. Kata kunci: Tindak tutur, ilokusi, respons, kalimat, dan pembelajaran bahasa Inggris

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS. Kata kunci: Tindak tutur, ilokusi, respons, kalimat, dan pembelajaran bahasa Inggris 1 ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS Robi Kuswara (0903653) Pembimbing: Dian Indihadi dan Seni Apriliya ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan jenis ilokusi beserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap mitra tutur dengan suatu tujuan dan maksud. Dalam pragmatik tindak tutur dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang memiliki keterkaitan dengan penelitian terhadap tuturan performative yang kemudian digunakan untuk menganalisis data pada bab tiga. Teori-teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuturan performative merupakan tuturan yang muncul pada saat melakukan tindak tutur. Pada saat penutur menuturkan tuturan tersebut, penutur sekaligus melakukan tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan dari mitra tutur. Hal ini yang menjadikan bahasa amat berguna dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana dalam menjalankan segala jenis aktivitas, antara lain sebagai sarana untuk menyampaikan informasi, meminta informasi, memberi perintah, membuat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan penelitian ini, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berikut beberapa penelitian yang dapat menjadi acuan dan perbandingan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang memiliki kaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How

Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How Teori tindak tutur pertama kali disampaikan oleh John L.Austin (Inggris) pada tahun 1955 di Univer.Harvad, yang kemudian diterbitkan dengan judul How to do things with word pada tahun 1965. Austin (1962)

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK)

TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK) TINDAK TUTUR DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR PADA TAMAN KANAK-KANAK DHARMA WANITA KELURAHAN WAPUNTO KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNA (KAJIAN PRAGMATIK) RACHMAN Abhyrachman1707@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi BAB II KAJIAN TEORI Untuk mendukung penelitian ini, digunakan beberapa teori yang dianggap relevan dan dapat mendukung penemuan data agar memperkuat teori dan keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) sucimuliana41@yahoo.com Abstrak Penelitian yang berjudul tindak tutur ekspresif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pragmatik Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media pembentuk kebahasaan yang menjadi kunci pokok bagi kehidupan manusia di dunia ini, karena melalui bahasa baik verbal maupun non verbal manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah jalan yang efektif dan dibutuhkan manusia untuk dapat bersosialisasi. Ada dua bentuk komunikasi yaitu verbal dan non-verbal.

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

TINDAK UJAR EKSPRESIF DALAM FILM FREEDOM WRITER KARYA ERIN GRUWELL SUATU KAJIAN PRAGMATIK JURNAL

TINDAK UJAR EKSPRESIF DALAM FILM FREEDOM WRITER KARYA ERIN GRUWELL SUATU KAJIAN PRAGMATIK JURNAL TINDAK UJAR EKSPRESIF DALAM FILM FREEDOM WRITER KARYA ERIN GRUWELL SUATU KAJIAN PRAGMATIK JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai GelarSarjanaIlmuBudaya Oleh JANSEN ANDREANUS 110912125 JurusanSastraInggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada awalnya para ahli linguistik menyebut ilmu yang mempelajari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada awalnya para ahli linguistik menyebut ilmu yang mempelajari 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pragmatik Pada awalnya para ahli linguistik menyebut ilmu yang mempelajari tentang makna adalah semantik. Hal tersebut sesuai dengan definisi semantik yang diberikan oleh O

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Ngemplak : Bahasa Inggris : VII/I : Teks Interpersonal Meminta maaf : 2

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan

Lebih terperinci

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana

ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK. Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana 1 ILOKUSI DALAM WACANA KAOS OBLONG JOGER: SEBUAH ANALISIS PRAGMATIK Agus Surya Adhitama Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract There are many ways to create a communication

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan menggunakan referensi yang berhubungan, ini tidak terlepas dari buku-buku dan karya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan menggunakan referensi yang berhubungan, ini tidak terlepas dari buku-buku dan karya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Penulisan suatu karya ilmiah merupakan suatu rangkaian yang semuanya selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, ini tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan berkomunikasi antar manusia terbagi menjadi dua bentuk komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua bentuk yaitu lisan dan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang

Lebih terperinci

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik) Linguista, Vol.1, No.1, Juni 2017, hal 6-11 ISSN (print): 2579-8944; ISSN (online): 2579-9037 Avaliable online at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/linguista 6 Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) Sri Sundari 1, Wahyudi Rahmat 2, Ria Satini 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

Abstrak. ILLOCUTIONARY SPEECH ACT OF INDONESIA LANGUAGE LEARNING INTERACTION (An Ethnography Communication in Ehipassiko Senior High School BSD)

Abstrak. ILLOCUTIONARY SPEECH ACT OF INDONESIA LANGUAGE LEARNING INTERACTION (An Ethnography Communication in Ehipassiko Senior High School BSD) TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA (Kajian Etnografi Komunikasi di SMA Ehipassiko School BSD) Meirisa, Yumna Rasyid 1, Fathiaty Murtadho 2 Universitas Negeri Jakarta, Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanpa bahasa, manusia tidak akan saling terhubung. Berkomunikasi pada umumnya melibatkan dua

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki maksud dan tujuan tertentu. Dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari pengaruh manusia lain. Di dalam dirinya terdapat dorongan untuk berinteraksi satu sama lain. Mereka membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, melainkan juga memberikan sarana kepada pembaca untuk menyampaikan gagasan, baik pada redaksi maupun

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 4Latihan Soal 4.1. Since the first publishing 3 weeks ago, there have been over 500 copies sold.

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 4Latihan Soal 4.1. Since the first publishing 3 weeks ago, there have been over 500 copies sold. 1. Farhan : So, how many copies have been sold this far? Yola : Thank God. Many people seem to like it very much. SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 4Latihan Soal 4.1 Since the first publishing 3 weeks

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Maftuchah Dwi Agustina ABSTRACT

Maftuchah Dwi Agustina ABSTRACT ANALISIS KALIMAT YANG MEREPRESENTASIKAN TUTURAN MENGANCAM MUKA NEGATIF MITRA TUTUR PADA TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK THE ADVENTURES OF SHERLOCK HOLMES Maftuchah Dwi Agustina uwiequw@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang menganalisis tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang menganalisis tentang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pragmatik Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang menganalisis tentang tuturan-tuturan yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur yang dapat menghasilkan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA CERPEN ILONA KARYA LEILA S. CHUDORI

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA CERPEN ILONA KARYA LEILA S. CHUDORI ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA CERPEN ILONA KARYA LEILA S. CHUDORI Agustina Pringganti, Program Studi Inggris, 1106063111 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia 2013 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan dengan sesama anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with

Lebih terperinci

IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan)

IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan) 1 IMPLIKATUR, TEKNIK PENERJEMAHAN, DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS TERJEMAHAN (Suatu Kajian Pragmatik Dalam Teks penerjemahan) Oleh: Indrie Harthaty Sekolah Tinggi Bahasa Asing Pertiwi Abstrak Kajian

Lebih terperinci

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule

BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY. Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule BAB 2 PRAGMATIK DAN PROGRAM TV BERSAMA ROSSY 2.1 Pragmatik Para pakar pragmatik mendefinisikan istilah ini secara berbeda-beda. Yule (1996) dalam Makyun Subuki (http://tulisanmakyun.blogspot.com/2007/07/linguistikpragmatik.html)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA Oleh Septia Uswatun Hasanah Mulyanto Widodo Email: septiauswatunhasanah@gmail.com Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. situasi si penutur atau mitra tutur. Pragmatik juga berhubungan dengan bagaimana

BAB II LANDASAN TEORI. situasi si penutur atau mitra tutur. Pragmatik juga berhubungan dengan bagaimana BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pragmatik Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang berkaitan dengan tingkah laku berbahasa atau penggunaan bahasa berdasarkan situasinya baik itu situasi si penutur

Lebih terperinci

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013

Tips cara menjawab soal Bahasa Inggris Tertulis 2013 Tips Cara Menjawab Test Tertulis Bahasa Inggris A. Membaca (Reading). 1. Menentukan gambaran umum (General Description). Jenis pertanyaannya adalah sebagai berikut: - What is the text about? - What does

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Nama Madrasah Kelas Mata Pelajaran Semester Standar : MI IMAMI : V (Lima) : BAHASA INGGRIS : 1 (Satu) : Mendengarkan 1. Memahami instruksi dengan tindakan dalam konteks sekolah Materi

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM 120388201079 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Definisi Operasional 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang politisi yang menggunakan bahasa lisan dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang politisi yang menggunakan bahasa lisan dalam berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M., yang biasa disapa Ahok adalah seorang politisi yang memiliki fungsi dan kedudukan khusus di DKI Jakarta. Ahok dikenal sebagai seorang

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG Oleh Atik Kartika Nurlaksana Eko Rusminto Mulyanto Widodo Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan BAB I PENDAHULUAN Di dalam pendahuluan ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan beberapa definisi kata kunci

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

No Kegiatan Kalimat yang di latih Arti. 2. How are you? 3.- Do you remember about population? - Can you explain about population?

No Kegiatan Kalimat yang di latih Arti. 2. How are you? 3.- Do you remember about population? - Can you explain about population? 45 Lampiran 3. Siklus 1 1 Pendahuluan 1. Good morning/ Good afternoon 2. How are you? 3.- Do you remember about population? about population? 4.- Do you know the meaning of population? - What is the definition

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang bahasa khususnya tindak tutur direktif (kajian pragmatik) sebelumnya pernah dilakukan oleh Yuda Eka Setyaningsih (2004) dengan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan dan kegiatan komunikasi. Dalam berkomunikasi, bahasa memiliki perangkat-perangkat yang menyaratkan terjadinya

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 1Latihan Soal 1.1

SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 1Latihan Soal 1.1 SMP kelas 9 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 1Latihan Soal 1.1 1. Shinta : "Will John pass the exam?" Dewi :.... He is a smart and diligent student. I am quite sure I am uncertain I am not positive I think he

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa Yunani yakni semantikos yakni memberikan tanda atau lambang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bahasa Yunani yakni semantikos yakni memberikan tanda atau lambang. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Semantik Pragmatik Semantik adalah salah satu cabang ilmu linguistik, yang berasal dari bahasa Yunani yakni semantikos yakni memberikan tanda atau lambang. Semantik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya, manusia memerlukan sebuah alat komunikasi.

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) WILDASARI NIM 110388201136

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA BAK TRUK SEBAGAI ALTERNATIF MATERI AJAR PRAGMATIK

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA BAK TRUK SEBAGAI ALTERNATIF MATERI AJAR PRAGMATIK TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA BAK TRUK SEBAGAI ALTERNATIF MATERI AJAR PRAGMATIK Evi Chamalah dan Turahmat Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Sultan Agung chamalah@unissula.ac.id

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SILABUS

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SILABUS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SILABUS MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS KELAS : X ( SEPULUH) SMA NEGERI 1 BUMIAYU TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008 -g- 1 Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 BUMIAYU Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Effendy, 1986:

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM ARTIKEL RUBRIK NASIONAL DI KOMPAS: TELAAH ATAS RENCANA PENGOSONGAN KOLOM AGAMA DI KTP

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM ARTIKEL RUBRIK NASIONAL DI KOMPAS: TELAAH ATAS RENCANA PENGOSONGAN KOLOM AGAMA DI KTP TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM ARTIKEL RUBRIK NASIONAL DI KOMPAS: TELAAH ATAS RENCANA PENGOSONGAN KOLOM AGAMA DI KTP M. Khoirunnada Program Studi Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

Lebih terperinci

tahun 1938 yang bernama Charles Morris. Ia membagi ilmu tentang tanda atau

tahun 1938 yang bernama Charles Morris. Ia membagi ilmu tentang tanda atau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pragmatik Istilah pragmatik pertama kali muncul berasal dari seorang filosof pada tahun 1938 yang bernama Charles Morris. Ia membagi ilmu tentang tanda atau semiotik menjadi tiga

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut... PRAGMATIK Pengantar Linguistik Umum 10 Desember 2014 APAKAH PRAGMATIK ITU? Sistem Bahasa Penjelasan Pragmatik Dunia bunyi Pragmatik Struk tur baha sa* Dunia makna Pragmatik Di dalam dunia bunyi dan dunia

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan 1 BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Bahasa merupakan produk budaya yang paling dinamis dalam pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan pemikiran, permintaan, dan perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur;

Lebih terperinci

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS Ahmad Fadilahtur Rahman Guru Bahasa Indonesia SMPN 4 Situbondo Email: fadilahtur_rahman@yahoo.com Abstract: This study aimed to describe the form

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam BAB V SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam menangani siswa bermasalah dilihat dari tindak tuturnya. Selain itu telah dibahas juga mengenai bentuk ilokusi

Lebih terperinci

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH 1. Pendahuluan KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK Ratna Zulyani Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi bagi kehidupan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Teks Interpersonal Mengucapkan Terimakasih

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Teks Interpersonal Mengucapkan Terimakasih RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP Negeri 2 Ngemplak : Bahasa Inggris : VII/I : Teks Interpersonal Mengucapkan Terimakasih

Lebih terperinci

Lesson 28: Other Prepositions. (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain. Cara menggunakan preposisi lainnya.

Lesson 28: Other Prepositions. (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain. Cara menggunakan preposisi lainnya. Lesson 28: Other Prepositions (by, about, like, of, with, without) Pelajaran 28: Preposisi Lain Cara menggunakan preposisi lainnya. Reading (Membaca) I go to school by bus. ( Saya pergi ke sekolah dengan

Lebih terperinci

BAB 2 IKHWAL PRAGMATIK, TINDAK TUTUR, PRINSIP KERJA SAMA, DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN

BAB 2 IKHWAL PRAGMATIK, TINDAK TUTUR, PRINSIP KERJA SAMA, DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN 12 BAB 2 IKHWAL PRAGMATIK, TINDAK TUTUR, PRINSIP KERJA SAMA, DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN Pada bab ini peneliti menguraikan beberapa landasan teori yang akan diperlukan untuk menganalisis data sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu tuturan pasti mempunyai maksud serta faktor yang melatarbelakangi penutur dalam menyampaikan tuturannya kepada mitra tutur. Yule (2006: 82-83) mengemukakan

Lebih terperinci

LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS

LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS LOCUTIONARY AND ILLOCUTIONARY ACTS FOUND IN INFOMALANG TWITTER ACCOUNT THESIS BY DESI KURNIA NIM 105110101111028 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES FACULTY OF CULTURAL STUDIES

Lebih terperinci

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A

E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A HANDLING TAMU E VA D A E L U M M A H K H O I R, M. A B. P E R T E M U A N 2 A N A CARA PENERIMAAN TAMU Menanyakan nama dan keperluan (RESEPSIONIS) Good Morning. What can I do for you? Good morning, can

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMK NEGERI 56 JAKARTA

SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMK NEGERI 56 JAKARTA SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SMK NEGERI 56 JAKARTA SILABUS NAMA SEKOLAH : SMK Negeri 56 Jakarta MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS KELAS/SEMESTER : X / 1-2 STANDAR KOMPETENSI : Berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari penelitian lapangan, baik dari buku-buku maupun skripsi yang sudah ada. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media masa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode pada dasarnya adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis karena

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan dari dua pertanyaan penelitian dan pembahasan pada pada Bab 4. Bab ini diawali dengan simpulan dan ditutup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi antarmanusia. Manusia berbahasa setiap hari untuk berkomunikasi. Berbahasa adalah suatu kebutuhan, artinya berbahasa merupakan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal lain(kbbi, 2003:58). 2.1.1Implikatur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks.

BAB II LANDASAN TEORI. menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks. BAB II LANDASAN TEORI Di dalam bab ini dipaparkan teori-teori yang digunakan dalam menganalisis data seperti teori pelanggaran maxim dan teori mengenai konteks. Teori mengenai pelanggaran maxim diambil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal 1 I. PENDAHULUAN Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal yang menjadi latar belakang pemilihan topik penelitian, termasuk mensignifikasikan pemilihan topik penelitian

Lebih terperinci