Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211"

Transkripsi

1 Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211

2 PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN KATA PENGANTAR Assalamu alaikmum Wr.Wb. P uji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya kita dapat menyusun Laporan Kinerja (LKj) Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun. Shalawat dan Salam kita Sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, Keluarga, Sahabat, Kerabat, Pengikut Beliau dari dahulu, sekarang dan sampai akhir nanti. Laporan Kinerja (LKj) Kabupaten Hulu Sungai Selatan ini merupakan media pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam menjalankan roda Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan baik urusan wajib maupun urusan pilihan : yang didalamnya berisi informasi tentang uraian pertanggung jawaban mengenai keberhasilan ataupun kegagalan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya dalam pencapaian visi dan misi serta agenda pembangunan daerah yang dijabarkan melalui program-program Pembangunan. Hasil pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Selatan tidak terlepas dari kerjasama dan kerja keras semua pihak yakni masyarakat, swasta dan aparat pemerintah daerah baik dalam perumusan kebijakan, maupun dalam implementasi serta pengawasannya. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan serta partisipasi dalam penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun. Wassalamualaikum Wr.Wb. Kandangan, Maret 2016 BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, ACHMAD FIKRY i

3 PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN ikhtisar EKSEKUTIF P emerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan berupaya menyelenggarakan pemerintahan dengan berprinsip pada tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), transparan, akuntabel dan berorintasi kepada hasil (result oriented government). Akuntabiltas merupakan aspek penting yang perlu mendapat perhatian dan diimplementasikan dalam manajemen pemerintahan. Akuntabilitas Kinerja setidaknya memuat visi, misi, tujuan dan sasaran yang memiliki arah dan tolok ukur yang jelas atas rumusan perencanaan strategis organisasi sebagai gambaran hasil yang ingin dicapai dalam bentuk sasaran dapat terukur, dapat diuji dan diandalkan. Untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan dan amanah demi mewujudkan Visi Terwujudnya Kabupaten Hulu Sungai Selatan Yang Sejahtera, Agamis Dan Produktif. Laporan Kinerja (LKj) Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun merupakan tahun pertama pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013 tanggal 1 Februari 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan telah disempurnakan ukuran keberhasilan kinerja daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan Peraturan Bupati Hulu Sungai Selatan Nomor 68 Tanggal 10 Desember tentang Perubahan Sasaran Dan Indikator Kinerja Pemerintah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Laporan Kinerja (LKj) Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun ini disusun menindaklanjuti Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini menyajikan informasi yang relevan menyangkut keberhasilan dan atau kekurangan yang terjadi pada periode tahun kedua. Perkembangan Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja pada seluruh jajaran organisasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah menunjukkan peningkatan kinerja sebagaimana tertuang dalam laporan hasil evaluasi AKIP oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi, yaitu: menunjukkan nilai yang terus meningkat dari tahun ke tahun, i

4 ikhtisar EKSEKUTIF terakhir evaluasi AKIP tahun dengan nilai 60,32 (Predikat B) atau meningkat 7,34 poin dari tahun 2014 dengan nilai 52,98 (Predikat CC). Berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Hulu Sungai Selatan maka hasil Pengukuran secara mandiri (self assessment) terhadap 10 (sepuluh) Tujuan, 27 (dua puluh tujuh) sasaran strategis dan 82 (delapan puluh dua) indikator kinerja, yang dapat dirincikan bahwa Dari 27 (dua puluh tujuh) sasaran strategis, 17 (tujuh belas) sasaran strategis yang tercapai dengan pencapaian 100%, sedangkan 10 (sepuluh) sasaran strategis tidak tercapai dengan pencapaian 100%. Dan dari 82 (delapan puluh dua) indikator kinerja, sebanyak 31 (tiga puluh satu) indikator kinerja yang pencapaian kinerjanya 100%, sedangkan 51 (lima puluh satu) indikator kinerja yang pencapaian kinerjanya 100%. Sedangkan dari Hasil capaian pengukuran terhadap 29 (dua puluh sembilan) Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun, terdapat 23 (duapuluh tiga) indikator kinerja utama yang pencapaian kinerjanya 100% dan 6 (enam) indikator kinerja utama yang pencapaian kinerjanya 100%. Dari hasil pengukuran kinerja masih terlihat adanya kekurangberhasilan yang ditunjukkan dengan capaian indikator sasaran di bawah seratus persen. Hal tersebut akan menjadi catatan bagi seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam upaya memperbaiki pelaksanaan kerja di masa mendatang. Secara keseluruhan rata-rata capaian sasaran kinerja Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun sebesar 113,92 % atau tercapai 100%. Tercapainya capaian kinerja ini karena adanya komitmen dari seluruh jajaran pemerintahan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Beeberapa hal yang masih menjadi kendala dalam pencapaian target kinerja akan menjadi prioritas dan perhatian dalam perencanaan kinerja ke depan. Kandangan, Maret 2016 BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Drs. H. ACHMAD FIKRY, M.AP ii

5 PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG alam rangka penyelenggaraan good governance, diperlukan D pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan syah sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Untuk mewujudkan hal tersebut, setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan pada suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing, lembaga-lembaga pengawasan, dan penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi pemerintah daerah. Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menetapkan bahwa I-1

6 PENDAHULUAN setiap instansi pemerintah wajib melaksanakan Akuntabilitas Kinerja untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja diwujudkan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dimana tahap akhir dari siklus sistem tersebut adalah menyusun laporan hasil kinerja sebagai pertanggung jawaban kinerja organisasi kepada instansi yang lebih tinggi. Terbitnya Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menjadi acuan disusunnya Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2014, sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan pencapaian kinerja sebagaimana disepakati dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun. Perjanjian kinerja dimaksud telah mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan dana baik dari APBD maupun sumber dana lainnya serta mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun B. ISU STRAEGIS PEMBANGUNAN DAERAH Permasalahan pembangunan daerah merupakan perkiraan kesenjangan (gap expectation) antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan, serta antara apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi. Permasalahan Pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Selatan diidentifikasi berdasarkan interaksi dan dinamika perkembangan berbagai sektor yang terjadi baik pada skala lokal daerah, regional maupun global dalam 5 (lima) tahun terakhir. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun terdapat 3 (tiga) isu strategis dalam pembangunan I-2

7 PENDAHULUAN daerah, yaitu aspek kondisi infrastruktur dan tata ruang, sosial budaya serta ekonomi. 1. Aspek infrastruktur dan tata ruang Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur dan tata ruang dan lingkungan hidup Hulu Sungai Selatan adalah : a. Rendahnya pelayanan infrastruktur baik dari segi kualitas maupun kuantitas b. Terbatasnya penyediaan air baku untuk mendukung penyediaan air minum baik secara kualitas maupun kuantitas dalam rangka memenuhi target Millennium Development Goals (MDGs) yang menetapkan bahwa pada tahun separuh dari jumlah penduduk harus dapat dengan mudah mengakses air untuk kebutuhan air bersih. c. Masih rendahnya akses masyarakat terhadap penyediaan air bersih. Cakupan pelayanan PDAM Kabupaten Hulu Sungai Selatan saat ini baru mencapai buah dengan distribusi M 3 (Kabupaten HSS Dalam Angka 2012) d. Masih rendahnya akses pelayanan sanitasi dan kualitas fasilitas sanitasi masyarakat yang berpengaruh terhadap kualitas kehidupan dan daya saing sebuah kota sebagai bagian dari jasa layanan publik dan kesehatan. e. Rendahnya kualitas pelayanan angkutan umum untuk mendukung kebutuhan akan pelayanan transportasi darat yang mampu menjangkau seluruh wilayah. f. Belum optimalnya pemanfaatan RTRW dalam mitigasi dan penanggulangan bencana, peningkatan daya dukung wilayah, dan pengembangan kawasan. g. Berkurangnya kawasan ruang terbuka hijau atau vegetasi sebagai korban pembangunan atau pengembangan wilayah, padahal fungsi dari vegetasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menjaga keseimbangan lingkungan. 2. Aspek Sosial Budaya Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan sosial budaya Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah : I-3

8 PENDAHULUAN a. Tingkat perkembangan IPM Kabupaten Hulu Sungai Selatan yaitu pada tahun 2008 sebesar 70,11 kemudian naik menjadi 70,50 (2009), menjadi 70,84 (2010), menjadi 71,18 (2011), 71,64 (2012) dan sedangkan pada tahun 2013 IPM Kabupaten Hulu Sungai Selatan masih berada di urutan kelima dari 13 kabupaten/kota Prov. Kalsel dengan IPM sebesar 72,00. Yang terdiri dari : Angka Harapan Hidup; Angka Melek Huruf sebesar 96,83; dan Pengeluaran Per Kapita disesuaikan sebesar 656,68 dan Rata-Rata Lama Sekolah hanya sampai sebesar 7,40. Artinya kuantitas dan kualitas SDM itu perlu ditingkatkan melalui peningkatan jangkauan dan kualitas pendidikan serta kesehatan. b. Angka harapan hidup pada tahun 2013 sebesar 64,87 tahun, sedangkan rata- rata angka harapan hidup provinsi Kalsel hanya sebesar 64,82 tahun. Artinya angka harapan hidup Kabupaten Hulu Sungai Selatan berada di atas rata-rata prov. kalsel. c. Angka kematian bayi (AKB) tahun 2013 yaitu sebesar 11,8 per seribu kelahiran dan angka kematian ibu tahun 2013 sebesar 262 per seratus ribu kelahiran sehingga untuk kedepannya diperlukan perhatian dan kepedulian pemerintah dan masyarakat dalam hal pemenuhan tenaga medis dan paramedis yang memadai (bidan desa, dokter spesialis, dan lain lain), peningkatan pelayanan murah dan terjangkau kepada masyarakat, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat dan pemenuhan infrastruktur kesehatan. d. Rata-rata lama sekolah 7,4 tahun (2013) sedangkan Provinsi Kalsel 8,01 tahun, artinya rata- rata penduduk kita hanya bersekolah sampai kelas 1 SLTP/sederajat dan angka tersebut masih dibawah rata-rata Provinsi Kalsel, sehingga perlu ditingkatkan keterjangkauan akses pendidikan dan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan. 3. Aspek Ekonomi Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan sosial budaya Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah : a. Struktur Perekonomian Daerah belum kuat. Membangun struktur perekonomian yang kuat berlandaskan keungggulan kompetitif, I-4

9 PENDAHULUAN dimana sektor pertanian dan perdagangan menjadi basis aktivitas ekonomi yang dikelola secara efisien, sehingga menghasilkan komoditas yang berkualitas dan berkembangnya industri kecil menengah yang berdaya saing, sehingga sektor perdagangan dan jasa perannya meningkat dengan pesat sebagai mesin penggerak perekonomian Hulu Sungai Selatan. b. Masih rendahnya produktivitas dan mutu produk dan mutu hasil panen sektor pertanian pangan, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan relatif masih rendah. c. Belum berkembangnya industri pengolahan yang mengolah hasilhasil pertanian, mutu kemasan produk yang rendah dan belum adanya standarisasi produk. d. Daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di daerah masih belum optimal dikarenakan ketersediaan infrastruktur yang masih terbatas, sumber daya alam yang masih belum terangkat dan kualitas pelayanan serta SDM yang masih rendah. C. KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH abupaten Hulu Sungai merupakan Kabupaten yang ada di dalam K Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten Hulu Sungai sebagai daerah otonom, secara nyata terbentuk pada tanggal 2 Desember 1950 yakni saat dilantiknya Pejabat Bupati Kepala Daerah Pertama dan dibentuknya DPRDS, maka pada tanggal 2 Desember 1950 inilah menjadi pancangan tonggak sejarah Berdiri Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang kemudian dikukuhkan dengan ketetapan DPRD Tingkat II Hulu Sungai Selatan pada tanggal 26 Maret 1987 Nomor 06/KPTS/DPRD-HSS/1987 tentang Persetujuan Ketetapan Hari Jadi Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan melakukan reorganisasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah yang tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 28 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Peraturan Daerah I-5

10 PENDAHULUAN Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pembentukan organisasi dan Tata Kerja dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 31 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan dalam Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan membentuk lembaga-lembaga pemerintahan dalam bentuk Sekretariat, Badan, Dinas, Kantor, Kecamatan, dan Kelurahan serta unit kerja lainnya sesuai kebutuhan, tugas pokok dan fungsi. Adapun Organisasi yang Telah terbentuk adalah sebagai berikut : No A Sekretariat/ Badan/ Dinas/Kantor/Kecamatan/Kelurahan SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN 1. Asisten Administrasi Pembangunan a. Bagian Tata Pemerintahan b. Bagian Hukum c. Bagian Organisasi d. Bagian Umum 2. Asisten Administrasi Pembangunan dan Kemasyarakatan a. Bagian Ekonomi dan Pembangunan b. Bagian Kesejahteraan Rakyat c. Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol 3. Staf Ahli 4. Jabatan Fungsional B SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN a. Bagian Umum b. Bagian Pelayanan Rapat c. Bagian Produk Hukum dan Hubungan Masyarakat I-6

11 PENDAHULUAN No Sekretariat/ Badan/ Dinas/Kantor/Kecamatan/Kelurahan d. Bagian Keuangan C LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATPOL PP a. Inspektorat b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah c. Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan d. Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan e. Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Masyarakat dan Perempuan f. Badan Penanggulangan Bencana, Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat g. Kantor Perpustakaan, Dokumentasi dan Arsip Daerah h. Kantor Pengelolaan Pasar i. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu j. BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Brigjend. H.Hasan Basry Kandangan k. Satuan Polisi Pamong Praja. D DINAS-DINAS a. Dinas Pendidikan b. Dinas Kesehatan c. Dinas Pekerjaan Umum d. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM e. Dinas Perikanan dan Peternakan f. Dinas Kehutanan dan Perkebunan g. Dinas Pertambangan dan Energi h. Dinas Pertanian i. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil j. Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi k. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah l. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata m. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi n. Dinas Lingkungan Hidup, Tata Kota dan Perdesaan I-7

12 PENDAHULUAN E No Sekretariat/ Badan/ Dinas/Kantor/Kecamatan/Kelurahan KECAMATAN a. Padang Batung b. Loksado c. Telaga Langsat d. Angkinang e. Kandangan f. Sungai Raya g. Simpur h. Kalumpang i. Daha Selatan j. Daha Barat k. Daha Utara F KELURAHAN a. Kandangan Kota b. Kandangan Barat c. Kandangan Utara d. Jambu Hulu C. SISTEMATIKA PENYAJIAN entuk laporan akuntabilitas kinerja ini selain berpedoman b pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan surat keputusan kepala LAN nomor 239 Tahun 2003 tentang pedoman pelaporan akuntabilitas kinerja instajuga memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Pelaporan kinerja ini ditekankan pada aspek capaian dari program, sasaran dan kegiatan. Disamping itu juga penyusunannya menyelaraskan dengan substansi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). I-8

13 PENDAHULUAN Sistematika Penyusunan sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan Dalam bab ini disajikan penjelasan singkat tentang latar belakang penyusunan laporan kinerja dan kelembagaan perangkat daerah. Bab II. Perencanaan Kinerja Pada bab ini menyajikan secara ringkas visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun serta Perjanjian Kinerja Tahun. Bab III. Akuntabilitas Kinerja a. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut: 1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; 3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; 4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan; 5. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja). I-9

14 PENDAHULUAN b. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi. Bab IV. Penutup Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. Lampiran-lampiran I-10

15 PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Perencanaan kinerja A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) 1. VISI isi merupakan suatu gambaran menantang tentang keadaan V masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan atau dengan kata lain pandangan jauh ke depan menyangkut kemana Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan dokumen yang menjabarkan rencana pembangunan lima tahun sesuai masa bhakti kepala daerah terpilih yaitu dalam proses pemilihan kepala daerah secara langsung. Dalam dokumen RPJMD terkandung berbagai tujuan, sasaran dan program pembangunan daerah yang disusun atas dasar visi dan misi kepala daerah sebagai bentuk pendekatan politis dari kepala daerah pada saat mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah. Dalam proses penyusunan dokumen RPJMD menggunakan pendekatan secara ilmiah terhadap berbagai tujuan, sasaran dan program pembangunan daerah sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimiliki Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Selain itu juga menggunakan pendekatan partisipatif, yaitu dengan melibatkan unsur masyarakat dalam menyerap berbagai aspirasi masyarakat. Berdasarkan pada kondisi daerah, potensi daerah, peluang dan tantangan dalam pembangunan daerah, dengan mengacu pada visi kepala daerah terpilih dalam pemilihan kepala daerah II-1

16 Perencanaan kinerja tahun 2013, maka pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam 5 (lima) tahun ke depan terarah pada VISI: Terwujudnya Kabupaten Hulu Sungai Selatan Yang Sejahtera, Agamis Dan Produktif Pemahaman terhadap visi di atas ada 3 (tiga) keadaan yang dicita- citakan, yaitu: Terciptanya keadaan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang sejahtera yang ditandai dengan meningkatnya kualitas sumberdaya manusia, meningkatnya kesempatan berusaha, meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat, meningkatnya daya beli masyarakat, meningkatnya keberdayaan masyarakat dalam kehidupan sosial. Terciptanya keadaan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang agamis yang ditandai dengan suasana kondusif dan religius yang sudah menjadi ciri dan identitas masyarakat Hulu Sungai Selatan selama ini. Oleh karenanya sangat penting untuk menjaga dan mempertahankan nilai- nilai keagamaan yang menjadi ciri masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Terciptanya keadaan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang Produktif yang ditandai dengan antara lain meningkatnya kualitas layanan publik pada sektor pemerintahan, meningkatnya efisiensi dan efektifitas penggunaan keuangan, meningkatnya kemandirian daerah, meningkatnya efisiensi ekonomi masyarakat sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Kondisi yang diharapkan 5 (lima) tahun kedepan sebagaimana visi tersebut di atas akan terlihat dari berbagai indikator, yakni: 1. Pada aspek sumber daya manusia (SDM) Ada 3 (tiga) hal pokok dalam pembangunan SDM, yaitu meningkatnya tingkat pendidikan, meningkatnya derajat kesehatan dan perbaikan kehidupan sosial budaya masyarakat Bidang pendidikan, yang ditunjukan oleh: (a) meningkatnya pendidikan yang dilandasi nilai- nilai dan moral agama, (b) II-2

17 Perencanaan kinerja meningkatnya kesempatan masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas, (c) meningkatnya pencapaian indikator keberhasilan bidang pendidikan, (d) Meningkatnya angka melek huruf, dan meningkatnya kompetensi profesional bagi tenaga pendidik. Pada tahapan pembangunan ketiga ( ) pada RPJP Kabupaten Hulu Sungai Selatan sasaran yang ingin dicapai adalah: rata- rata lama sekolah 9,84 tahun, angka melek huruf 98,99%, APK SD 116,43%, APK SMP 105,14%, APK SMA 45,76%, APM SD 100%, APM SMP 78,18% dan APM SMA 41,76% Bidang Kesehatan, yang ditunjukan oleh: (a) meningkatnya masyarakat yang sehat dan berkeadilan dalam mendapatkan pelayanan, (b) meningkatnya pencapaian indikator kesehatan dan (c) menurunnya angka kematian bayi (AKB), meningkatnya angka harapan hidup (AHH). Pada tahapan ketiga ( ) pada RPJP sasaran yang ingin dicapai adalah AHH 68,28 tahun, angka kematian ibu/ KH sebesar 90 dan AKB/1.000 KH sebesar Bidang sosial budaya, yang ditunjukan oleh: (a) semakin menguatnya wawasan kebangsaan, (b) semakin terwujudnya jati diri berdasarkan nilai- nilai agama, taat nilai dan adat istiadat serta budaya masyarakat, (c) menguatnya kepekaan sosial masyarakat, (d) terpelihara dan berkembangnya semua potensi sosial dan budaya masyarakat, dan (e) semakin meningkatnya budaya tertib masyarakat dan kepatuhan pada aturan. 2. Pada tata kelola pemerintahan Politik dan hukum, yang ditunjukan oleh: (a) meningkatnya ketertiban dan keamanan, (b) meningkatnya kepastian hukum, (c) meningkatnya budaya politik yang sehat dan (d) meningkatnya fungsi dan peran masyarakat dari lembaga politik yang efektif Pemerintahan, yang ditunjukan oleh; (a) meningkatnya etos kerja, produktivitas dan profesionalisme aparatur pemerintahan, (b) meningkatnya pelayanan publik yang lebih II-3

18 Perencanaan kinerja baik, (c) terwujudnya good governance dan (d) meningkatnya pendapatan daerah yang disertai peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah Pada aspek perekonomian daerah yang berbasis agribisnis dan agroindustri, yang ditunjukan oleh pertumbuhan PDRB riil 6,6% per tahun, penduduk miskin 4,5% dan pengangguran terbuka 3,60% Sektor pertanian, yang ditunjukan oleh: (a) meningkatnya produksi dan produktivitas, (b) meningkatnya nilai tambah produk pertanian, (c) makin rendahnya alih fungsi lahan pertanian, (d) berkembangnya kawasan agropolitan, (e) optimalnya pemanfaatan waduk Amandit, (f) meningkatnya pendapatan petani dan peternak serta UMKM pelaku produk olahan berbasis pertanian Sektor industri dan perdagangan yang ditunjukan oleh: (a) meningkatnya nilai tambah produk- produk unggulan, (b) berkembangnya agroindustri, (c) meningkatnya daya saing UMKM, dan (d) meningkatnya peran Kota Kandangan sebagai pusat perdagangan wilayah Banua Anam Bidang usaha mikro, kecil dan menengah serta koperasi, yang ditunjukan (a) semakin banyaknya pengusaha daerah sebagai pelaku utama eonomi, (b) semakin tumbuh dan berkembangnya UMKM, dan (c) berkembangnya pembiayaan berbasis Syariah Infrastruktur, yang ditunjukan oleh : (a) terwujudnya keterpaduan sistem pembangunan infrastruktur, (b) bertambahnya kemampuan pelayanan air bersih, (c) meningkatnya jumlah dan kualitas penyediaan prasarana pemukiman, (d) meningkatnya kemampuan penyediaan energi dan (e) meningkatnya sarana dan prasarana perekonomian. 2.8 Tata ruang yang ditunjukan oleh: (a) konsistensi pengendalian dan pemanfaatan tata ruang dan (b) adanya sinergi dan kerjasama antar wilayah. II-4

19 Perencanaan kinerja 3. Pada Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam (SDA) yang ditunjukan oleh: (a) meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memelihara SDA dan lingkungan, (b) rehabilitasi lahanlahan kritis, (c) terpeliharanya DAS Amandit 4. Pengembangan wilayah dan kawasan agropolitan yang ditunjukan oleh semakin berfungsinya perkembangan wilayah dan kawasan agropolitan yang telah ditetapkan oleh daerah. 5. Pada kehidupan beragama, yang ditunjukan oleh (a) meningkatnya masyarakat yang berakhlak mulia dengan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya sehingga terbentuk sikap religius, (b) meningkatnya kesejahteraan ekonomi yang lebih baik dan merata melalui kesalehan dan kepedulian sosial ummat, (c) meningkatnya kerukunan intern dan antar ummat beragama, (d) meningkatnya jumlah dan fungsi sarana peribadatan serta kualitas pelayanannya dan (e) menurunnya tingkat kriminalitas, penyalahgunaan obat terlarang dan penurunan angka indeks korupsi. Indikator- indikator di atas diharapkan akan terwujud secara bertahap dari tahun ke tahun hingga akhir 2018 yang akan datang, dan secara berkesinambungan sampai tahun 2025 sebagai perwujudan keadaan yang lebih baik sebagaimana indikator RPJPD Tahun yang dapat direalisasi sebagaimana yang direncanakan. Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut, Pemerintah Daerah melaksanakan misi. 2. MISI Misi merupakan suatu tugas yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebagai penjabaran dan terjemahan dari visi. Berlandaskan visi diatas maka misi yang diemban Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah Memantapkan Gerbang Perkotaan Banua Lima Plus Center Menuju Kabupaten Hulu Sungai Selatan Yang Mandiri, Unggul, Dan Religius. II-5

20 Perencanaan kinerja 1. Meningkatkan Kehidupan Beragama 1.1. Melaksanakan nilai- nilai agamis dalam kehidupan sehari- hari. Dalam misi ini pembangunan daerah dilaksanakan dengan: Meningkatkan dukungan fasilitas pelaksanaan nilai-nilai agamis dalam kehidupan sehari-hari. Meningkatkan pelaksanaan kehidupan beragama yang berkualitas dan lebih religius. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga keagamaan dalam kehidupan beragama. 2. Meningkatkan Dan Mengembangkan Potensi Daerah. Dalam misi ini dengan meningkatkan dan mengembangkan potensi daerah, maka pembangunan daerah dilaksanakan dengan: 2.1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani, meliputi: Tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani, terdiri dari bidang pemerintahan dan bidang hukum Kualitas sumber daya manusia ini terdiri dari layanan pendidikan, layanan kesehatan, Pemasyarakatan dan peningkatan prestasi pada bidang olah raga, senidan budaya Mengembangkan potensi masyarakat berbasis pertanian secara luas, industri kecil, dan pariwisata, meliputi: Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Perikanan, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan. Sektor Pariwisata dan Industri Pariwisata Sektor Industri Kecil dan Menengah 3. Meningkatkan Perekonomian Masyarakat dan Pendapatan Daerah. Dalam misi ini pembangunan daerah dilaksanakan dengan: II-6

21 Perencanaan kinerja 3.1. Membangun semangat dan mewujudkan tingkat produktivitas dan kinerja dan menggali sumber-sumber pendapatan daerah, meliputi: Peningkatan Pendapatan Daerah (Pendapatan Asli Daerah, Perimbangan dan Penerimaan Sah lainnya) Perekonomian Masyarakat ( Sektor Industri, Sektor Perdagangan dan Jasa, Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Koperasi Koperasi ) 3.2. Meningkatkan Infrastruktur yang Berkualitas, Penataan Ruang dan Pengembangan Kawasan Pembangunan Meningkatkan ketersediaan dan kualitas Infrastruktur Meningkatan kualitas kawasan Permukiman, ketersediaan Fasilitas Transportasi dan Fasilitas Umum lainnya Pengembangan Kawasan Pembangunan agropolitan Penataan Tata Ruang dan Lingkungan Meningkatkan Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang ramah lingkungan 4. Meningkatkan pemanfaatan Teknologi Dan Informatika. Dalam misi ini dengan memanfaatkan teknologi dan informatika Meningkatkan Pengembangan dan pemanfaatan Iptek dalam upaya menumbuhkembangkan kapasitas produksi. Meningkatkan penyebarluasan informasi dan pemanfaatannya guna mendukung pembangunan daerah. 3. TUJUAN DAN SASARAN ujuan merupakan suatu yang akan dicapai atau dihasilkan T dalam jangka waktu 1 tahun sampai dengan 5 tahunan, yang mengacu pada pernyataan visi dan misi, tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan kondisi yang ingin dicapai, serta didasarkan pada isueisue dan analisis stratejik yang mampu mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi. II-7

22 Perencanaan kinerja Tujuan yang diinginkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun pada dasarnya adalah menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat di masa 5 (lima) tahun mendatang dengan kehidupan keagamaan dan produktivitas yang tinggi serta stabilitas sosial yang kondusif. Selanjutnya adalah komitmen terhadap kepatuhan hukum oleh aparatur pemerintah dan masyarakat. Perbaikan kualitas kehidupan masyarakat (SDM) merupakan tujuan mendasar yang dilakukan secara bertahap terhadap tingkat pendidikan, kesehatan dan sosial budaya. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lokal ditujukan untuk mendorong pengembangan potensi masyarakat dengan didukung oleh peningkatan infrastruktur yang terintegrasi dalam segala aspek kehidupan dengan tetap memperhatikan kaidah kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Adapun tujuan yang ingin dicapai Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebagai berikut: 1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani Reformasi birokrasi saat ini ditujukan untuk perwujudan kepemerintahan yang baik (good governance) adalah salah satu fokus pemerintah Republik Indonesia dari pusat sampai ke daerah. Birokrasi pemerintahan daerah tidak saja menitikberatkan kepada kualitas atau kinerja aparatur, namun juga kepada kelembagaan dan ketatalaksanaan. Pemerintahan daerah yang ditopang oleh aparatur yang memiliki kinerja baik, bertanggung jawab, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta menjunjung etika dan bebas KKN, dalam wadah kelembagaan dengan ukuran yang tepat, diharapkan mampu menciptakan pemerintahan yang bersih dan profesional. 2. Meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan Kualitas sumberdaya manusia merupakan prasyarat utama pencapaian tingkat kesejahteraan secara menyeluruh bagi masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Untuk itu pemerataan akses dan kualitas pendidikan menjadi perhatian utama untuk meningkatkan sumberdaya manusia yang ada. II-8

23 Perencanaan kinerja Pendidikan merupakan bagian dari investasi jangka panjang yang ditujukan untuk pembentukan kualitas dan karakter manusia. Pendidikan yang diharapkan dalam pembangunan selama 5 tahun perencanaan yag akan datang dapat meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas dan relevansi, keseteraan dan keterjaminan, peningkatan kualitas pemuda dan meningkatkan wawasan, pemasyarakatan dan prestasi olah raga dalam mewujudkan layanan pendidikan untuk menuju pendidikan yang berkarakter, cerdas dan berkompetensi. 3. Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat Kesehatan merupakan hak dasar bagi setiap individu dan menjadi layanan dasar wajib yang harus diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. Pembangunan kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan bertujuan untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakatnya, sehingga mampu lebih berdaya dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang prima dan masyarakat Hulu Sungai Selatan yang Sehat dengan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, peningkatan jangkauan dan pemerataan pelayanan, terciptanya lingkungan yang sehat. 4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu. Masyarakat yang mandiri dan berdaya saing diwujudkan dengan mendorong pemberdayaannya. Perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat dapat ditempuh dengan intervensi Pemerintah Daerah melalui Lembaga Kemasyarakatan yang ada sehingga pemberdayaan masyarakat bisa lebih meningkat. 5. Mengembangkan Potensi masyarakat berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, industri kecil, dan pariwisata. Potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup besar untuk dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian rakyat dalam arti luas, yaitu pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan. Dalam hal ini dibutuhkan peran Pemerintah Daerah yang lebih serius dalam II-9

24 Perencanaan kinerja menyediakan sarana dan prasarana terkait, termasuk penggunaan teknologi dan pembinaan terhadap masyarakat sehingga nilai tambah produk pertanian dapat ditingkatkan dan ketahanan pangan daerah dapat diwujudkan. 6. Meningkatkan pendapatan sumber keuangan daerah dan perekonomian masyarakat Sumber keuangan daerah untuk mendanai belanja wajib dan belanja investasi, sumber pendapatan yang utama adalah dari Pemerintah melalui pendapatan dana perimbangan dan pemerintah Provinsi melalui bagi hasil pajak dan non pajak. Setelah itu pendapatan yang berasal dari PAD. PAD ini sebenarnya masih dapat ditingkatkan baik dengan cara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Intensifikasi dapat dilakukan dengan memperbaiki manajemen pengelolaan, mereview beberapa Perda yang perlu disesuaikan dengan perkembangan daerah, tetapi tetap diupayakan jangan menimbulkan biaya tinggi. Ekstensifikasi dimulai dengan pendataan wajib pajak yang masih potensial dan belum terjangkau pelayanan. Pendapatan daerah ini digunakan untuk membangun barang publik dan jasa publik masyarakat yang selanjutnya kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan. Kesejahteraan masyarakat yang meningkat ditandai dengan membaiknya perekonomian masyarakat. Struktur ekonomi yang kuat dan terus meningkat serta merata pada segenap masyarakat merupakan tujuan pembangunan ekonomi, yang ditandai dengan pendapatan perkapita masyarakat yang terus meningkat dan menurunnya angka kemiskinan. Untuk itu potensi ekonomi masyarakat harus terus diberdayakan dan peran industri mikro, kecil dan menengah terus dikembangkan. Selanjutnya juga diperhatikan pemenuhan infrastruktur dasar yang mendukung pengembangan dan kemajuan ekonomi rakyat. 7. Menciptakan tenaga kerja produktif yang mampu diserap dunia kerja Salah satu cara untuk menurunkan angka kemiskinan adalah menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran. Untuk itu salah satu tujuan pembangunan di Kabupaten Hulu II-10

25 Perencanaan kinerja Sungai Selatan adalah menciptakan tenaga kerja produktif yang mampu diserap dunia kerja. Tujuan ini menjadi komitmen daerah sebab tenaga kerja merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan, yang diharapkan dapat menggerakkan potensi ekonomi masyarakat. Tanpa tenaga kerja yang berkualitas, baik dari penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan pengetahuan maupun keterampilan yang didukung oleh kemudahan informasi untuk mengaksesnya maka akan sangat sulit untuk bersaing di dunia kerja. 8. Meningkatkan ketersediaan daya dukung sarana dan prasarana fisik wilayah Penyediaan infrastruktur berupa sarana dan prasarana wilayah yang memadai, efisien dan efektif mutlak diperlukan. Infrastuktur merupakan faktor penunjang bagi aktivitas masyarakat di dalam suatu wilayah. Secara tidak langsung infrastuktur yang baik akan meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup masyarakat, membuka daerah-daerah yang terisolir, meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pusat-pusat pendidikan, kesehatan dan perekonomian. Sehingga dari sini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. 9. Terlaksananya nilai- nilai agamis yang menjadi sumber dalam kehidupan sehari- hari Tujuan pembangunan ini meletakkan dasar yang kuat bagi masyarakat untuk mewujudkan pembangunan yang baik dan terarah serta diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga kehidupan sosial masyarakat tetap berpegang teguh pada norma- norma keagamaan. Kehidupan masyarakat yang religius dan menyatu dalam budaya merupakan katalis bagi penyelenggaraan pembangunan yang bersendi ketuhanan di satu sisi dan di sisi lain juga merupakan tujuan dari pembangunan itu sendiri. II-11

26 Perencanaan kinerja 10. Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan Pemanfaatan sumberdaya alam untuk kepentingan ekonomi menjadi hal yang memang seharusnya diupayakan untuk kesejahteraan masyarakat. Namun dalam hal ini perlu tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dengan tetap melindungi sumberdaya hayati maupun sumberdaya alam yang ada. Pengelolaan sumberdaya alam yang memperhatikan kaidah kelestariannya menjadi hal yang harus diwujudkan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan agar tujuan pembangunan berkelanjutan dapat tercapai. Mewujudkan kawasan perkotaan dan perdesaan yang tertata dan pembangunan yang ramah lingkungan. B. PERENCANAAN KINERJA 1. Sasaran dan Indikator Sasaran asaran merupakan hasil yang ingin dicapai secara nyata S oleh Instansi Pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran telah dirancang indikator sasaran yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun yang bersangkutan dan disertai rencana tingkat capaiannya (target). Sasaran diupayakan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/ tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ada dalam Rencana Strategis (RENSTRA). Adapun sasaran dan indikator sasaran utama yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun adalah: TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber dalam kehidupan sehari- hari. Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. 1 Tidak terjadi konflik antar umat beragama Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 1 Persentase kelulusan Khatam Alquran II-12

27 Perencanaan kinerja TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel serta melayani. 1 Opini Audit Eksternal 2 Predikat Akuntabilitas Kinerja Meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan Meningkatnya pelayanan publik yang prima Meningkatnya jangkauan dan kualitas pendidikan Meningkatnya kesadaran hukum dan ketaatan terhadap norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku 1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Persentase penduduk yang memiliki KTP Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Rata-rata Lama proses perijinan (hari) Persentase penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) 2 APK PAUD 3 Angka Partisipasi Kasar SD/MI 4 Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs 5 Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK Persentase Angka Kelulusan (AL) SD/MI Persentase Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Persentase Angka Kelulusan (AL) SMK Persentase Angka Kelulusan (AL) SMA 10 Angka Partisipasi Murni SD/MI 11 Angka Partisipasi Murni SMP/MTs 12 Angka Partisipasi Murni SMA/SMK Persentase lulusan SMK yang diserap dunia kerja Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di kabupaten/kota Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah kab/kota 3 Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 4 Tidak terjadi konflik sosial 5 Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif II-13

28 Perencanaan kinerja TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 6 Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan berpolitik (pemilu) Meningkatnya fasilitasi sumber daya tenaga kependidikan di Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah 1 Persentase Guru PAUD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 2 Persentase Guru SD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 3 Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 4 Persentase Guru SMA/SMK Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan 1 Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan 2 Persentase penurunan Angka Kematian Bayi 3 Persentase penurunan kematian neonatal 4 Persentase penurunan balita gizi kurang 5 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 6 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 7 Persentase penurunan angka kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue 8 Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB 9 Cakupan kunjungan dan layanan pasien di puskesmas 10 Persentase puskesmas dengan score IKM Persentase penduduk HSS yang memiliki jaminan kesehatan (Tersedianya Kartu Hulu Sungai Selatan Sehat) 12 Persentase desa dengan kategori siaga aktif pratama 13 Persentase KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan II-14

29 Perencanaan kinerja TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 14 Persentase KK menggunakan jamban sehat Mengembangkan Potensi masyarakat berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, industri kecil, dan pariwisata. Meningkatnya nilai tambah produk hasil pertanian 1 persentase peningkatan angka konsumsi ikan Menjadikan Kota Kandangan dan sekitarnya menjadi kota seni dan olah raga 1 Persentase Pelestarian Budaya Lokal 2 Persentase peningkatan kunjungan wisatawan 3 Persentase fasilitas sarana dan prasarana semua cabang olah raga yang sesuai standar nasional Menurunnya persentase kemiskinan 1 persentase penduduk dibawah garis kemiskinan Meningkatnya kemandirian dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan 1 Persentase desa yang telah tersedia sarjana pendamping desa sejahtera 2 3 Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa Persentase masyarakat desa yang terlayani lembaga ekonomi perdesaan Meningkatnya ketahanan pangan daerah 1 persentase ketersediaan pangan utama (beras) Mewujudkan Hulu Sungai Selatan sebagai daerah oksigen 1 Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: a. RTH Publik b. RTH Privat Terjaminnya kehidupan yang layak bagi lansia, anak yatim/ piatu dan penyandang cacat 1 Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu. struktur ekonomi yang kuat dengan tingkat pertumbuhan berkualitas dan merata 1 Pertumbuhan PDRB (Laju Pertumbuhan Ekonomi) Meningkatnya pendapatan per kapita 1 PDRB per kapita (harga konstan) Ribuan rupiah (000) Meningkatnya produksi hasil pertanian 1 Persentase peningkatan produksi padi per tahun 2 Persentase peningkatan produksi hasil karet II-15

30 Perencanaan kinerja TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN Menciptakan tenaga kerja produktif yang mampu diserap dunia kerja Meningkatnya kualitas angkatan kerja usia produktif Persentase peningkatan produksi kayu manis Persentase Pencari kerja yang ditempatkan Penurunan Tingkat Pengangguran terbuka 3 Tingkat partisipasi angkatan kerja. Berkembangnya peran usaha mikro, kecil dan menengah 1 Persentase peningkatan koperasi aktif Meningkatnya pembinaan untuk pengusaha kecil produktif 2 Persentase Pembinaan UMKM Meningkatkan pendapatan sumber keuangan daerah dan perekonomian masyarakat Peningkatan PAD, Dana Perimbangan dan Pendapatan lainnya 1 2 Persentase pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD Persentase retribusi pasar terhadap PAD Meningkatkan ketersediaan daya dukung sarana dan prasarana fisik wilayah. Terpenuhinya infrastruktur yang mendorong peningkatan produksi pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan 1 Persentase Kinerja Sistem Irigasi 2 persentase penanganan daya rusak air Meningkatnya jangkauan penggunaan teknologi informasi 1 Persentase kecamatan yang telah mendapat fasilitas internet gratis Meningkatnya jangkauan dan kualitas infrastruktur perhubungan 1 persentase jalan dalam kondisi baik 2 persentase konektivitas wilayah Meningkatnya pemenuhan sarana dan prasarana permukiman 1 persentase penduduk yang mendapatkan akses air minum yang aman 2 persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah yang memadai 3 persentase kawasan yang terlayani sistem jaringan drainase skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) lebih dari 2 kali setahun II-16

31 Perencanaan kinerja TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 persentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan Sumberdaya hayati dan sumber daya alam yang terkelola dengan memperhatikan kaidah kelestarian, ramah lingkungan serta kearifan lokal 1 Persentase Penurunan Kerusakan kawasan hutan 2 Persentase penurunan kasus illegal logging 3 Persentase penurunan kebakaran hutan/titik api C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN Sasaran dan Indikator Sasaran TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET) Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber dalam kehidupan sehari- hari. Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. 1 Tidak terjadi konflik antar umat beragama tidak terjadi Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 1 Persentase kelulusan Khatam Al-quran 100% Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel serta melayani. 1 Opini Audit Eksternal WTP 2 Predikat Akuntabilitas Kinerja BB Meningkatnya pelayanan publik yang prima Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Persentase penduduk yang memiliki KTP Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Rata-rata Lama proses perijinan (hari) % 90% 2 hari II-17

32 Perencanaan kinerja TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN Meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan Meningkatnya jangkauan dan kualitas pendidikan 1 Persentase penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET) 99,48% Meningkatnya kesadaran hukum dan ketaatan terhadap norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku Meningkatnya fasilitasi sumber daya tenaga kependidikan di Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah 2 APK PAUD 61,80% Angka Partisipasi Kasar SD/MI Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK Persentase Angka Kelulusan (AL) SD/MI Persentase Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Persentase Angka Kelulusan (AL) SMK Persentase Angka Kelulusan (AL) SMA Angka Partisipasi Murni SD/MI Angka Partisipasi Murni SMP/MTs Angka Partisipasi Murni SMA/SMK Persentase lulusan SMK yang diserap dunia kerja Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di kabupaten/kota Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah kab/kota Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 100% 94,47% 68,21% 100% 100% 100% 100% 96,73% 75,76% 54,03% 55,00% 100% (609 RT) 100% 100% (3 x patroli dlm sehari) 4 Tidak terjadi konflik sosial Tidak terjadi Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan berpolitik (pemilu) Persentase Guru PAUD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Persentase Guru SD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D- IV Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 40 ormas 78% 100% 68,20% 86,80% II-18

33 Perencanaan kinerja TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan 4 1 Persentase Guru SMA/SMK Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET) 95,19% 20% 2 Persentase penurunan Angka Kematian Bayi 9% 3 Persentase penurunan kematian neonatal 15% 4 Persentase penurunan balita gizi kurang 15% 5 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100% 6 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% 7 Persentase penurunan angka kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue 40% 8 Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB 1% 9 Cakupan kunjungan dan layanan pasien di puskesmas 100% 10 Persentase puskesmas dengan score IKM 80 80% 11 Persentase penduduk HSS yang memiliki jaminan kesehatan (Tersedianya Kartu Hulu Sungai Selatan Sehat) 100% 12 Persentase desa dengan kategori siaga aktif pratama 35% 13 Persentase KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan 76% 14 Persentase KK menggunakan jamban sehat 67% Mengembangkan Potensi masyarakat berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, industri kecil, dan pariwisata. Meningkatnya nilai tambah produk hasil pertanian Menjadikan Kota Kandangan dan sekitarnya menjadi kota seni dan olah raga 1 1 persentase peningkatan angka konsumsi ikan Persentase Pelestarian Budaya Lokal 0,82% 74% 2 Persentase peningkatan kunjungan wisatawan 11,11% II-19

34 Perencanaan kinerja TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 3 Persentase fasilitas sarana dan prasarana semua cabang olah raga yang sesuai standar nasional RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET) 42% Menurunnya persentase kemiskinan 1 persentase penduduk dibawah garis kemiskinan 5,49% Meningkatnya kemandirian dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Meningkatnya ketahanan pangan daerah Mewujudkan Hulu Sungai Selatan sebagai daerah oksigen Terjaminnya kehidupan yang layak bagi lansia, anak yatim/ piatu dan penyandang cacat Persentase desa yang telah tersedia sarjana pendamping desa sejahtera Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa Persentase masyarakat desa yang terlayani lembaga ekonomi perdesaan persentase ketersediaan pangan utama (beras) Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: 33,70% 55,00% 64,00% 309,82% a. RTH Publik 27% b. RTH Privat 8% Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya 70% Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu. struktur ekonomi yang kuat dengan tingkat pertumbuhan berkualitas dan merata 1 Pertumbuhan PDRB (Laju Pertumbuhan Ekonomi) 6,18% Meningkatnya pendapatan per kapita 1 PDRB per kapita (harga konstan) Ribuan rupiah (000) Meningkatnya produksi hasil pertanian 1 Persentase peningkatan produksi padi per tahun 36,47% ton 2 Persentase peningkatan produksi hasil karet 10,1% (728,16 ton) 3 Persentase peningkatan produksi kayu manis 4,36% (62,7 ton) Menciptakan tenaga kerja produktif yang mampu diserap dunia kerja Meningkatnya kualitas angkatan kerja usia produktif 1 Persentase Pencari kerja yang ditempatkan 35,92% Berkembangnya peran usaha mikro, kecil dan menengah Penurunan Tingkat Pengangguran terbuka Tingkat partisipasi angkatan kerja. Persentase peningkatan koperasi aktif 3,20% 63,00% 8,33% (10 koperasi aktif) II-20

35 Perencanaan kinerja TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN Meningkatkan pendapatan sumber keuangan daerah dan perekonomian masyarakat Meningkatkan ketersediaan daya dukung sarana dan prasarana fisik wilayah. Meningkatnya pembinaan untuk pengusaha kecil produktif Peningkatan PAD, Dana Perimbangan dan Pendapatan lainnya Meningkatnya infrastruktur yang mendorong peningkatan produksi pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Persentase Pembinaan UMKM Persentase pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD Persentase retribusi pasar terhadap PAD Persentase Kinerja Sistem Irigasi persentase penanganan daya rusak air RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET) 13,10% 40% (2.000 UMKM yang dibina) 14,50% 3,00% 70% 30% Meningkatnya jangkauan penggunaan teknologi informasi 1 Persentase kecamatan yang telah mendapat fasilitas internet gratis 100% (4 titik) Meningkatnya jangkauan dan kualitas infrastruktur perhubungan 1 persentase jalan dalam kondisi baik 61% 2 persentase konektivitas wilayah 100% Meningkatnya pemenuhan sarana dan prasarana permukiman 1 persentase penduduk yang mendapatkan akses air minum yang aman 56,30% 2 persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah yang memadai 58,23% 3 persentase kawasan yang terlayani sistem jaringan drainase skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) lebih dari 2 kali setahun 33,60% 4 persentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan 40% Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan Sumberdaya hayati dan sumber daya alam yang terkelola dengan memperhatikan kaidah kelestarian, ramah lingkungan serta kearifan lokal 1 Persentase Penurunan Kerusakan kawasan hutan 3,29% (450Ha) II-21

36 Perencanaan kinerja TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET) 2 Persentase penurunan kasus illegal logging 16,67% (2 kasus) 3 Persentase penurunan kebakaran hutan/titik api 18,18% (27 titik api) D. INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN Target capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun sebagaimana tabel dibawah. No Sasaran RPJMD 1 Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel serta melayani 2 Meningkatnya pelayanan publik yang prima 3 Meningkatnya jangkauan dan kualitas pendidikan Indikator Kinerja Utama - Opini Audit Eksternal - Predikat Akuntabilitas Kinerja - Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) - Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD - Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI Penjelasan/ Formulasi Hasil Audit BPK Hasil Penilaian KemenPAN RB terhadap Akuntabilitas Kinerja pemerintah Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) didapat dari rerata IKM unit pelayanan yang telah melakukan Survey Kepuasan Masyarakat Jumlah Peserta belajar yang duduk di PAUD dibanding dengan Jumlah Penduduk kelompok usia 4-6 Th dikali 100 % Jumlah Peserta Didik yang duduk di SD/MI sederajad dibanding dengan Jumlah Penduduk kelompok usia 7-12 Th dikali 100 % Target WTP BB 78 61,80% 100% II-22

37 Perencanaan kinerja No Sasaran RPJMD Indikator Kinerja Utama - Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs - Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA - angka melek huruf (Persentase penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf) - Persentase Angka Kelulusan (AL) SD/MI - Persentase Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs - Persentase Angka Kelulusan (AL) SMK - Persentase Angka Kelulusan (AL) SMA - Persentase lulusan SMK yang diserap dunia kerja Penjelasan/ Formulasi Jumlah Peserta Didik yang duduk di SMP/MTs dibanding dengan Jumlah Penduduk kelompok usia Th dikali 100 % Jumlah Peserta Didik yang duduk di SMA/SMK/MA dibanding dengan Jumlah Penduduk kelompok usia Th dikali 100 % Jumlah penduduk usia 15 th keatas yang melek huruf dibanding dengan Jumlah usia 15 th keatas dikali 100 % Jumlah peserta yang lulus SD/MI sederajad dibanding dengan Jumlah peserta didik yang mengikuti ujian di SD/MI sederajad dikali 100% Jumlah peserta yang lulus SMP/MTs sederajad dibanding dengan Jumlah peserta didik yang mengikuti ujian di SMP/MTs dikali 100 % Jumlah peserta yang lulus SMK dibanding dengan Jumlah peserta didik yang mengikuti ujian di SMK dikali 100 % Jumlah peserta yang lulus SMA dibanding dengan Jumlah peserta didik yang mengikuti ujian di SMA dikali 100 % jumlah lulusan SMK tahun N yang diserap dunia kerja dibanding jumlah lulusan SMK tahun N dikali 100 % Target 94,47% 68,21% 99,48% 100% 100% 100% 100% 55% II-23

38 Perencanaan kinerja No Sasaran RPJMD 4 Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan Indikator Kinerja Utama - Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan - Persentase penurunan Angka Kematian Bayi - Persentase penurunan balita gizi kurang - Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin - Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB Penjelasan/ Formulasi Selisih antara Angka Kematian Ibu melahirkan tahun n-1 dikurangi Angka Kematian Ibu melahirkan tahun n dibagi Angka Kematian Ibu melahirkan tahun n-1 dikalikan 100%. Target penurunan tercapai jika realisasi pada tahun n berkurang 50% atau lebih dari tahun n-1 Selisih antara Angka Kematian Bayi tahun n-1 dikurangi Angka Kematian Bayi tahun n dibagi Angka Kematian Bayi tahun n-1 dikalikan 100%. Target penurunan tercapai jika realisasi pada tahun n berkurang 22% atau lebih dari tahun n-1 Selisih antara jumlah balita gizi kurang tahun n-1 dikurangi jumlah balita gizi kurang tahun n dibagi Angka Kematian neonatal tahun n-1 dikalikan 100%. Target penurunan tercapai jika realisasi pada tahun n berkurang 22% atau lebih dari tahun n-1 Jumlah maskin yang mendapatkan pelayanan dasar dibagi jumlah maskin di Kab. HSS dikali 100% Selisih antara desa/kelurahan yang mengalami KLB di tahun n-1 dikurangi desa/kelurahan yang mengalami KLB di tahun n dibagi jumlah desa/kelurahan yang mengalami KLB di tahun n-1 dikalikan 100%. Target peningkatan tercapai jika realisasi pada tahun n berkurang 25% atau lebih dari tahun n- 1 Target 20% 9% 15% 100% 1% II-24

39 Perencanaan kinerja No Sasaran RPJMD Indikator Kinerja Utama - Persentase puskesmas dengan score IKM 80 - Persentase desa dengan kategori siaga aktif pratama - Persentase KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan Penjelasan/ Formulasi Jumlah puskesmas dengan skore IKM 80 dibagi jumlah puskesmas yang ada di Kab. HSS kali 100% jumlah desa berkategori siaga aktif pratama dibagi jumlah seluruh desa di Kab. HSS dikali 100% Jumlah KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan/jumlah KK se kabupaten. Target 80% 35% 76% 5 Menurunnya persentase kemiskinan - persentase penduduk dibawah garis kemiskinan Jumlah penduduk miskin dibagi jumlah seluruh penduduk dikali 100% 5,49% 6 Meningkatnya ketahanan pangan daerah - persentase ketersediaan pangan utama (beras) ketersediaan beras (ton) tahun N dibagi total kebutuhan beras (ton) selama tahun N dikali 100 persen. 309,82% 7 Mewujudkan Hulu Sungai Selatan sebagai daerah oksigen 8 Peningkatan PAD, Dana Perimbangan dan Pendapatan lainnya 9 Terpenuhinya infrastruktur yang mendorong peningkatan produksi pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan - Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB : a. RTH Publik = 26% b. RTH Privat = 6% - jumlah hari dalam setahun dengan kualitas udara baik - Persentase pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD - Persentase Kinerja Sistem Irigasi Jumlah hari dengan kualitas udara baik dalam setahun dibanding dengan jumlah hari dalam setahun dikali 100% Realisasi PAD dibanding dengan realisasi Pendapatan Daerah dikali 100% Jumlah ketersediaan air irigasi (ltr/dt) pada setiap musim tanam dibanding dengan Jumlah kebutuhan air irigasi (ltr/dt) berdasarkan rencana tata tanam dikali 100 % 27% 8% 96% 14,50 70% II-25

40 Perencanaan kinerja No Sasaran RPJMD Indikator Kinerja Utama - persentase penanganan daya rusak air Penjelasan/ Formulasi Jumlah kumulatif panjang sungai rawan bencana yang tertangani dibanding dengan Jumlah seluruh panjang sungai rawan bencana dikali 100 % Target 30% II-26

41 PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN AKUNTABILITAS kinerja aporan Kinerja (LKj) Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai L Selatan dibuat sesuai ketentuan yang terkandung dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 mengenai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dalam penyusunannya berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 239 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, disamping itu juga memperhatikan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini merupakan Laporan Kinerja Tahun Pertama dari RPJMD yang mengungkapkan capaian kinerja sasaran terhadap target yang ditetapkan pada setiap misi dalam RPJMD, disertai pembandingan dengan realisasi tahun sebelumnya dan penjelasan atas keberhasilan dan atau kegagalan pencapaian sasaran. Untuk keutuhan informasi, pada laporan ini juga terlampir Perjanjian Kinerja Tahun yang telah di reviu dan Pengukuran Kinerja. Pengukuran kinerja Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan terletak pada seberapa jauh capaian masing-masing indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan, yaitu perbandingan antara realisasi tahun berjalan versus realisasi n-1, realisasi tahun berjalan versus target di Renstra, % capaian versus standar yang berlaku, termasuk dengan standar nasional yang terkait. Hasil pengukuran kinerja disajikan menurut kelompok Kinerja Utama yang bersifat makro dan capaian sasaran organisasi secara keseluruhan. III-1

42 Perhitungan persentase pencapaian rencana tingkat kinerja perlu memperhatikan karakteristik komponen realisasi. Dalam kondisi : 1. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik maka digunakan rumus : Realisasi Persentase pencapaian = X 100% Target tingkat capaian Target 2. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja maka digunakan rumus : (Target (Realisasi Target ) Persentase pencapaian = X 100% Target tingkat capaian Target Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab- sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Indikator Kinerja Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indicator masukan (inputs), keluaran (outputs), dan hasil (outcomes). Indikator Sasaran Indikator Sasaran adalah sesuatu yang dapat menunjukan secara signifikan mengenai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran. Indikator sasaran dilengkapi dengan Target Kualitatif dan satuannya untuk mempermudah pengukuran pencapaian sasaran. Berikut ini disampaikan tingkat capaian indikator kinerja sasaran Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun sebagai berikut: III-2

43 A. CAPAIAN SASARAN ORGANISASI A nalisis capaian kinerja meliputi uraian keterkaitan pencapaian kinerja dengan program dan kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun Hasil capaian pengukuran terhadap 29 (dua puluh sembilan) Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun ini sebagaimana terlihat pada tabel berikut : No Sasaran RPJMD 1 Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel serta melayani 2 Meningkatnya pelayanan publik yang prima 3 Meningkatnya jangkauan dan kualitas pendidikan Indikator Kinerja Utama - Opini Audit Eksternal - Predikat Akuntabilitas Kinerja - Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) - Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD - Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI - Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs Penjelasan/ Formulasi Hasil Audit BPK Hasil Penilaian KemenPAN RB terhadap Akuntabilitas Kinerja pemerintah Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) didapat dari rerata IKM unit pelayanan yang telah melakukan Survey Kepuasan Masyarakat Jumlah Peserta belajar yang duduk di PAUD dibanding dengan Jumlah Penduduk kelompok usia 4-6 Th dikali 100 % Jumlah Peserta Didik yang duduk di SD/MI sederajad dibanding dengan Jumlah Penduduk kelompok usia 7-12 Th dikali 100 % Jumlah Peserta Didik yang duduk di SMP/MTs dibanding dengan Jumlah Penduduk kelompok usia Th dikali 100 % Capaian Kinerja WTP B 79,32 62,24% 103,18% 94,49% - Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA Jumlah Peserta Didik yang duduk di SMA/SMK/MA dibanding dengan Jumlah Penduduk kelompok usia Th dikali 100 % 69,03% III-3

44 No Sasaran RPJMD Indikator Kinerja Utama - angka melek huruf (Persentase penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf) - Persentase Angka Kelulusan (AL) SD/MI Penjelasan/ Capaian Formulasi Kinerja Jumlah penduduk usia 15 th keatas yang melek huruf dibanding dengan Jumlah usia 15 th keatas dikali 100 % 98,12% Jumlah peserta yang lulus SD/MI sederajad dibanding dengan Jumlah peserta didik yang mengikuti ujian di SD/MI sederajad dikali 100% 97,80% - Persentase Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs - Persentase Angka Kelulusan (AL) SMK Jumlah peserta yang lulus SMP/MTs sederajad dibanding dengan Jumlah peserta didik yang mengikuti ujian di SMP/MTs dikali 100 % Jumlah peserta yang lulus SMK dibanding dengan Jumlah peserta didik yang mengikuti ujian di SMK dikali 100 % 94,59% 99,82% - Persentase Angka Kelulusan (AL) SMA Jumlah peserta yang lulus SMA dibanding dengan Jumlah peserta didik yang mengikuti ujian di SMA dikali 100 % 100% - Persentase lulusan SMK yang diserap dunia kerja jumlah lulusan SMK tahun N yang diserap dunia kerja dibanding jumlah lulusan SMK tahun N dikali 100 % 32,97% 4 Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan - Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan - Persentase penurunan Angka Kematian Bayi Selisih antara Angka Kematian Ibu melahirkan tahun n-1 dikurangi Angka Kematian Ibu melahirkan tahun n dibagi Angka Kematian Ibu melahirkan tahun n-1 dikalikan 100%. Target penurunan tercapai jika realisasi pada tahun n berkurang 50% atau lebih dari tahun n-1 Selisih antara Angka Kematian Bayi tahun n-1 dikurangi Angka Kematian Bayi tahun n dibagi Angka Kematian Bayi tahun n-1 dikalikan 100%. Target penurunan tercapai jika realisasi pada tahun n berkurang 22% atau lebih dari tahun n-1 40,29% -35,85% III-4

45 No Sasaran RPJMD Indikator Kinerja Utama - Persentase penurunan balita gizi kurang - Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin - Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB - Persentase puskesmas dengan score IKM 80 Penjelasan/ Formulasi Selisih antara jumlah balita gizi kurang tahun n-1 dikurangi jumlah balita gizi kurang tahun n dibagi Angka Kematian neonatal tahun n-1 dikalikan 100%. Target penurunan tercapai jika realisasi pada tahun n berkurang 22% atau lebih dari tahun n-1 Jumlah maskin yang mendapatkan pelayanan dasar dibagi jumlah maskin di Kab. HSS dikali 100% Selisih antara desa/kelurahan yang mengalami KLB di tahun n-1 dikurangi desa/kelurahan yang mengalami KLB di tahun n dibagi jumlah desa/kelurahan yang mengalami KLB di tahun n-1 dikalikan 100%. Target peningkatan tercapai jika realisasi pada tahun n berkurang 25% atau lebih dari tahun n-1 Jumlah puskesmas dengan skore IKM 80 dibagi jumlah puskesmas yang ada di Kab. HSS kali 100% Capaian Kinerja 49,69% 100,00% 44,44% 52,38% - Persentase desa dengan kategori siaga aktif pratama - Persentase KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan jumlah desa berkategori siaga aktif pratama dibagi jumlah seluruh desa di Kab. HSS dikali 100% Jumlah KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan/jumlah KK se kabupaten. 100,00% 76% 5 Menurunnya persentase kemiskinan - persentase penduduk dibawah garis kemiskinan Jumlah penduduk miskin dibagi jumlah seluruh penduduk dikali 100% 5,82% 6 Meningkatnya ketahanan pangan daerah - persentase ketersediaan pangan utama (beras) ketersediaan beras (ton) tahun N dibagi total kebutuhan beras (ton) selama tahun N dikali 100 persen. 329,75% III-5

46 No Sasaran RPJMD 7 Mewujudkan Hulu Sungai Selatan sebagai daerah oksigen Indikator Kinerja Utama - Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB : a. RTH Publik = 26% b. RTH Privat = 6% - jumlah hari dalam setahun dengan kualitas udara baik Penjelasan/ Formulasi Jumlah hari dengan kualitas udara baik dalam setahun dibanding dengan jumlah hari dalam setahun dikali 100% Capaian Kinerja 27,26% 8,56% - 8 Peningkatan PAD, Dana Perimbangan dan Pendapatan lainnya - Persentase pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD 25,89% 9 Meningkatnya infrastruktur yang mendorong peningkatan produksi pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan - Persentase Kinerja Sistem Irigasi - persentase penanganan daya rusak air Jumlah ketersediaan air irigasi (ltr/dt) pada setiap musim tanam dibanding dengan Jumlah kebutuhan air irigasi (ltr/dt) berdasarkan rencana tata tanam dikali 100 % Jumlah kumulatif panjang sungai rawan bencana yang tertangani dibanding dengan Jumlah seluruh panjang sungai rawan bencana dikali 100 % 89,72% 30% Hasil pengukuran terhadap 10 (sepuluh) Tujuan, dan 27 (dua puluh tujuh) sasaran strategis dan 82 (delapan puluh dua) indikator kinerja. Capaian indikator kinerja tidak terlepas dari kontribusi dan komitmen seluruh komponen dan perangkat daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pengungkapan capaian kinerja sasaran III-6

47 dilakukan secara berurutan seperti urutan pada RPJMD dan RKPD, yaitu mulai dari misi, tujuan, sasaran, dan program prioritas. Rincian capaian misi, tujuan, sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dirincikan pada tabel sebagai berikut : Misi I : Meningkatkan Kehidupan Beragama NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR 1 2 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber dalam kehidupan seharihari. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan melayani Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. Mewujudkan tatanan sosial keagamaan Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel serta melayani. Meningkatnya pelayanan publik yang prima Tidak terjadi konflik antar umat beragama Persentase kelulusan Khatam Alquran Opini Audit Eksternal Predikat Akuntabilitas Kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Prosentase penduduk yang memiliki KTP Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Rata-rata Lama proses perijinan (hari) TARGET tidak terjadi REALISASI tidak terjadi % CAPAIAN KINERJA tercapai 100% 100% 100% WTP WTP tercapai BB B Tidak tercapai 78 79,32 101,69 100% 99% 99,00 90% 60,63% 67,37 2 hari 2 hari 100 Misi II : Meningkatkan Dan Mengembangkan Potensi Daerah. NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR 1 Meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan 1 Meningkatnya jangkauan dan kualitas pendidikan 1 Persentase penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) TARGET REALISASI % CAPAIAN KINERJA 99,48% 98,12% 98,63 2 APK PAUD 61,80% 62,24% 100,71 3 Angka Partisipasi 100% 103,18% 103,18 Kasar SD/MI 4 Angka Partisipasi 94,47% 94,49% 100,02 Kasar SMP/MTs 5 Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK 68,21% 69,03% 101,20 III-7

48 Misi II : Meningkatkan Dan Mengembangkan Potensi Daerah. NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR 2 Meningkatnya kesadaran hukum dan ketaatan terhadap norma dan peraturan perundangundangan yang berlaku Persentase Angka 6 Kelulusan (AL) SD/MI Persentase Angka 7 Kelulusan (AL) SMP/MTs Persentase Angka 8 Kelulusan (AL) SMK Persentase Angka 9 Kelulusan (AL) SMA Angka 10 Partisipasi Murni SD/MI Angka 11 Partisipasi Murni SMP/MTs Angka Partisipasi 12 Murni SMA/SMK Persentase lulusan SMK 13 yang diserap dunia kerja Cakupan rasio petugas perlindungan 1 masyarakat (Linmas) di kabupaten/kota Cakupan penegakan peraturan 2 daerah dan peraturan kepala daerah kab/kota Cakupan patroli siaga ketertiban 3 umum dan ketentraman masyarakat Tidak terjadi 4 5 konflik social Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif TARGET REALISASI % CAPAIAN KINERJA 100% 97,80% 97,80 100% 94,59% 94,59 100% 99,82% 99,82 100% 100% ,73% 94,80% 98,00 75,76% 75,64% 99,84 54,03% 50,91% 94,23 55,00% 32,97% 59,95 100% (609 RT) 100% (609 RT) % 100% % (3 x patroli dlm sehari) Tidak terjadi 100% (3 x patroli dlm sehari) tidak terjadi ormas 40 ormas 100 Tercapai III-8

49 Misi II : Meningkatkan Dan Mengembangkan Potensi Daerah. NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR 2 Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat 3 Meningkatnya fasilitasi sumber daya tenaga kependidikan di Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah 2 Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan Tingkat partisipasi masyarakat 6 dalam kehidupan berpolitik (pemilu) Persentase Guru PAUD 1 Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D- IV Persentase Guru SD Yang 2 Memenuhi Kualifikasi S1/D- IV Persentase Guru SMP/MTs 3 Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D- IV Persentase Guru SMA/SMK 4 Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D- IV Persentase penurunan 1 Angka Kematian Ibu melahirkan Persentase penurunan 2 Angka Kematian Bayi Persentase penurunan 3 kematian neonatal Persentase penurunan 4 balita gizi kurang Cakupan pelayanan kesehatan 5 dasar masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan 6 rujukan pasien masyarakat miskin Persentase penurunan angka 7 kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue TARGET REALISASI % CAPAIAN KINERJA 78% 68,75% 88,14 100% 27,06% 27,06 68,20% 76,35% 111,95 86,80% 90,08% 103,78 95,19% 91,63% 96,26 20% 40,29% 201,45 9% -35,85% -398,33 15% -48,78% -325,2 15% 49,69% 331,27 100% 100,00% % 5,65% 5,65 40% -518,88% -1297,20 III-9

50 Misi II : Meningkatkan Dan Mengembangkan Potensi Daerah. NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR 3 Mengembangkan Potensi masyarakat berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, industri kecil, dan pariwisata Meningkatnya nilai tambah produk hasil pertanian Menjadikan Kota Kandangan dan sekitarnya menjadi kota seni dan olah raga Menurunnya persentase kemiskinan Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB Cakupan kunjungan dan layanan pasien di puskesmas Persentase puskesmas dengan score IKM 80 Persentase penduduk HSS yang memiliki jaminan kesehatan (Tersedianya Kartu Hulu Sungai Selatan Sehat) Persentase desa dengan kategori siaga aktif pratama Persentase KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan Persentase kk menggunakan jamban sehat persentase peningkatan angka konsumsi ikan Persentase Pelestarian Budaya Lokal Persentase peningkatan kunjungan wisatawan Persentase fasilitas sarana dan prasarana semua cabang olah raga yang sesuai standar nasional persentase penduduk dibawah garis kemiskinan TARGET REALISASI % CAPAIAN KINERJA 1% 44,44% % 100,00% 100,00 80% 52,38% 57,14 100% 35,00% 35,00 35% 100,00% 285,71 76% 76% 100,00 67% 58,84% 87,82 0,82% 1,69% 206,10 74% 80% 108,11 11,11% 14,43% 129,88 42% 46,43% 110,55 5,49% 5,82% 93,99 III-10

51 Misi II : Meningkatkan Dan Mengembangkan Potensi Daerah. NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR Meningkatnya kemandirian dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Meningkatnya ketahanan pangan daerah Mewujudkan Hulu Sungai Selatan sebagai daerah oksigen Terjaminnya kehidupan yang layak bagi lansia, anak yatim/ piatu dan penyandang cacat Persentase desa yang telah tersedia sarjana pendamping desa sejahtera Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa Persentase masyarakat desa yang terlayani lembaga ekonomi perdesaan persentase ketersediaan pangan utama (beras) Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: a. RTH Publik TARGET REALISASI % CAPAIAN KINERJA 33,70% 33,70% 100,00 55,00% 60,00% 109,09 64,00% 65,97% 103,08 309,82% 329,75% 106,43 27% 27,26% 100,96 b. RTH Privat 8% 8,56% 107,00 Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 70% 66,72% 95,31 yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya Misi III : Meningkatkan Perekonomian Masyarakat dan Pendapatan Daerah. NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR 1 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu struktur ekonomi yang kuat dengan tingkat pertumbuhan berkualitas dan merata Meningkatnya pendapatan per kapita Meningkatnya produksi hasil pertanian Pertumbuhan PDRB (Laju Pertumbuhan Ekonomi) PDRB per kapita (harga konstan) Ribuan rupiah (000) Persentase peningkatan produksi padi per tahun TARGET REALISASI % CAPAIAN KINERJA 6,18% 5,88% 95, ,36 36,47% ton 16,16% ( ton) 180,16 III-11

52 Misi III : Meningkatkan Perekonomian Masyarakat dan Pendapatan Daerah. NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR 2 Menciptakan tenaga kerja produktif yang mampu diserap dunia kerja 1 Meningkatnya kualitas angkatan kerja usia produktif Persentase peningkatan produksi hasil karet Persentase peningkatan produksi kayu manis Persentase Pencari kerja yang ditempatkan Penurunan Tingkat Pengangguran terbuka TARGET 10,1% (728,16 ton) 4,36% (62,7 ton) REALISASI 10,14% (731,03 ton) 4,91% (70,53 ton) % CAPAIAN KINERJA 100,40 112,61 35,92% 45,34% 126,22 3,20% 3,86% 120,63 Tingkat partisipasi angkatan kerja. 63,00% 58,06% 92,16 3 Meningkatkan pendapatan sumber keuangan daerah dan perekonomian masyarakat Berkembangnya peran usaha mikro, kecil dan menengah Meningkatnya pembinaan untuk pengusaha kecil produktif Peningkatan PAD, Dana Perimbangan dan Pendapatan lainnya Persentase peningkatan koperasi aktif Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Persentase Pembinaan UMKM Persentase pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD Persentase retribusi pasar terhadap PAD 8,33% 6,67% 80,07 (10 koperasi aktif) (8 koperasi aktif) 13,10% 11,73% 89,54 40,00% 40,00% 100,00 (2.000 UMKM yang dibina) (2.000 UMKM yang dibina) 14,50% 25,89% 178,55 3,00% 2,46% 82,00 Misi IV : Meningkatkan pemanfaatan Teknologi Dan Informatika NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR 1 Meningkatkan ketersediaan daya dukung sarana dan prasarana fisik wilayah. 1 Terpenuhinya infrastruktur yang mendorong peningkatan produksi pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan 1 Persentase Kinerja Sistem Irigasi TARGET REALISASI % CAPAIAN KINERJA 70% 89,72% 128,17 III-12

53 Misi IV : Meningkatkan pemanfaatan Teknologi Dan Informatika NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR 2 3 Meningkatnya jangkauan penggunaan teknologi informasi Meningkatnya jangkauan dan kualitas infrastruktur perhubungan Persentase penanganan daya rusak air Persentase kecamatan yang telah mendapat fasilitas internet gratis Persentase jalan dalam kondisi baik Persentase konektivitas wilayah TARGET REALISASI % CAPAIAN KINERJA 30% 30% 100,00 100% (4 titik) 100% (4 titik) % 67,66% 110,92 100% 100,00% Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan 4 1 Meningkatnya pemenuhan sarana dan prasarana permukiman Sumberdaya hayati dan sumber daya alam yang terkelola dengan memperhatikan kaidah kelestarian, ramah lingkungan serta kearifan lokal Persentase penduduk yang mendapatkan akses air minum yang aman Persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah yang memadai Persentase kawasan yang terlayani sistem jaringan drainase skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) lebih dari 2 kali setahun persentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan Persentase Penurunan Kerusakan kawasan hutan Persentase penurunan kasus illegal logging Persentase penurunan kebakaran hutan/titik api 56,30% 63,21% 112,27 58,23% 63,21% 108,55 33,60% 13,60% 40,48 40% 86,89% 217,23 3,29% (450Ha) 16,67% (2 kasus) 18,18% (27 titik api) 6,63% (905,83 Ha) 33,33% (4 kasus) 36,36% (16 titik api) 201,52 199,94 200,00 Berikut adalah analisis atas pencapaian kinerja ke 27 Sasaran dengan kategorinya adalah sebagai berikut : III-13

54 MISI 1 MENINGKATKAN KEHIDUPAN BERAGAMA Untuk melaksanakan misi ini, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah mencapai sasaran-sasaran dengan indikator kinerja sebagai berikut; TUJUAN 1 MEWUJUDKAN NILAI- NILAI AGAMIS SEBAGAI SUMBER DALAM KEHIDUPAN SEHARI- HARI. Capaian tujuan pertama yakni Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber dalam kehidupan sehari- hari. dari realisasi capaian 2 sasaran dengan 2 indikator kinerja sasaran secara umum dapat disimpulkan telah Tercapai. Pencapaian tujuan tersebut terdapat pada 1 (satu) sasaran secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : SASARAN 1; Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. Keberhasilan Pencapaian target kinerja sasaran 1 pada Tujuan I :Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber dalam kehidupan seharihari. pada Misi I : Meningkatkan Kehidupan Beragama adalah sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN 1. Tidak terjadi konflik antar umat beragama Tidak terjadi Tidak terjadi (0 kejadian) Tercapai Rata-rata Capaian Tercapai Berdasarkan tabel diatas bahwa capaian indikator kinerja sasaran Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama adalah Tercapai. Adapun perbandingan antara realisasi kinerja dari tahun 2014 sampai dengan tahun adalah sebagai berikut : III-14

55 INDIKATOR KINERJA Tidak terjadi konflik antar umat beragama Terjadi (1 kejadian) Tidak terjadi (0 kejadian) Tidak terjadi (0 kejadian) Bila dilihat pada tabel diatas, dari tahun 2014 sampai dengan tahun di Kabupaten Hulu Sungai Selatan tidak terjadi konflik antar umat beragama, apabila dibanding dengan tahun 2013 yang pernah terjadi konflik antar umat beragama sebanyak 1 kejadian. Ini menunjukkan bahwa kinerja terhadap capaian indikator sasaran Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama dapat dikatakan tercapai. Hal ini disebabkan antara lain adalah : a. Meningkatnya kesadaran antar pemeluk agama yang disebabkan antara lain adanya kegiatan-kegiatan rutin dari Forum Komunikasi antar Umat Beragama (FKUB), pertemuan Tokoh-tokoh Lintas Agama serta kegiatan lain yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kesadaran antar pemeluk agama. b. Meningkatnya Solidaritas antar pemeluk agama, seiring dengan meningkatnya Teknologi Informasi yang menyebabkan perubahan pola pikir Kemasyarakatan dalam hubungan antar umat beragama. c. Meningkatnya kesadaran dan kesabaran penduduk yang disebabkan antara lain adanya kegiatan-kegiatan Penyuluhan Rutin kepada Kemasyarakatan terkait dengan peningkatan rasa Solidaritas, Sosialisasi/penyuluhan tentang Kamtramtibmas, serta upaya Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Umat Islam. d. Penggalangan Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) dalam upaya menciptakan kegiatan deteksi dini dan cegah dini terhadap adanya Potensi Konflik Sosial. Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA Tidak terjadi konflik antar umat beragama Terjadi (1 kejadian) Tidak terjadi Tidak terjadi Target RPJMD 2016 Tidak terjadi Tidak terjadi III-15

56 Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas juga tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun yaitu : Alokasi Realisasi Realisasi Realisasi No Program / Kegiatan Anggaran Keuangan Keuangan Fisik (Rp) (Rp) (%) (%) 1. Program pemeliharaan kamtramtibmas dan pencegahan tindak kriminal 1. Kegiatan Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan (KOMINDA) Program pengembangan wawasan kebangsaan 1. Kegiatan Peningkatan rasa solidaritas dan ikatan sosial dikalangan masyarakat Peningkatan wawasan kebangsaan masyarakat Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan 1. Kegiatan Seminar, talk show, diskusi peningkatan wawasan kebangsaan Kegiatan Penyuluhan pendidikan pengetahuan bela negara (PPBN) Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) 1. Kegiatan Penyuluhan pencegahan peredaran/penggunaan minuman keras dan narkoba SASARAN 1; Mewujudkan tatanan sosial keagamaan. Keberhasilan Pencapaian target kinerja sasaran 1 pada Tujuan I : Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber dalam kehidupan seharihari. pada Misi I : Meningkatkan Kehidupan Beragama adalah sebagai berikut: III-16

57 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase kelulusan Khatam Alquran 100% 100% 100% Rata-rata Capaian 100% Berdasarkan tabel diatas bahwa capaian indikator kinerja sasaran Persentase kelulusan Khatam Al-quran adalah sebesar 100% atau Tercapai. Adapun penjelasan ataupun formulasi atas realisasi pencapaian indikator Persentase kelulusan Khatam Al-quran sebagaimana tabel-tabel dibawah INDIKATOR KINERJA Persentase kelulusan Khatam Al-quran siswa SD/MI FORMULASI/ PENJELASAN Jumlah siswa SD/MI yang khatam Qur an dibagi dengan jumlah siswa SD/MI dikali 100% KET (3.820 ) x 100% = 100% (3.820 ) INDIKATOR KINERJA Persentase kelulusan Khatam Al-quran siswa SMP/MTs FORMULASI/ PENJELASAN Jumlah siswa SMP/MTs yang khatam Qur an dibagi dengan jumlah siswa SMP/MTs dikali 100% KET x 100% = 100% INDIKATOR KINERJA Persentase kelulusan Khatam Al-quran siswa SMA/MA/SMK FORMULASI/ PENJELASAN Jumlah siswa SMA/MA/SMK yang khatam Qur an dibagi dengan jumlah siswa SMA/MA/SMK dikali 100% KET ( ) x 100% = 100% ( ) Perbandingan antara realisasi kinerja dari tahun 2013 sampai dengan tahun dapat dilihat pada tabel di bawah : III-17

58 INDIKATOR KINERJA Persentase kelulusan Khatam Alquran 100% 100% 100% Indikator kinerja sasaran Persentase kelulusan Khatam Al-quran ini didukung dengan Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 21 Tahun 2005 tentang ketentuan Khatam Al Qur an pada Pendidikan Dasar dan Menengah dalam daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Perda ini ditetapkan dalam rangka mewujudkan Nuansa Keagamaan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Khatam Al Qur an adalah berhasilnya seseorang menyelesaikan membaca Al Qur an dengan Ilmu Tajwid dan dari Juz pertama sampai dengan Juz tiga puluh dan mampu menulis huruf Al Qur an dengan baik dan benar pada semua jenjang pendidikan formal yang di bawah pembinaan Dinas Pendidikan dan Kantor Departemen Agama yang meliputi SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK di dalam Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Khatam Al Qur an sebagai muatan lokal dan ekstra kurikuler bagi pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan dalam Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Khatam Al Qur an bertujuan agar setiap peserta didik dapat membaca dengan fasih, menulis, memahami dan menghayati serta mengamalkan isi kandungan Al Qur an. Setiap peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK yang akan menyelesaikan pendidikannya pada suatu jenjang pendidikan diwajibkan Khatam Al Qur an. Bagi peserta didik yang Khatam Al Qur an diberikan sertifikat sebagai tanda pengakuan dan bukti terhadap prestasi baca Al Qur an. III-18

59 TUJUAN 2 MEWUJUDKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK, BERSIH DAN MELAYANI. Capaian tujuan kedua yakni Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih dan Melayani. Pada Misi I : Meningkatkan Kehidupan Beragama dari realisasi capaian 2 sasaran dengan 5 indikator kinerja sasaran secara umum dapat disimpulkan telah Tercapai. Pencapaian tujuan tersebut terdapat pada 2 (dua) sasaran secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : SASARAN 1 ; Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel serta melayani. Pencapaian target kinerja sasaran 1 pada Tujuan II : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih dan Melayani pada Misi I : Meningkatkan Kehidupan Beragama adalah sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA 1. Opini Audit Eksternal WTP WTP Tercapai 2. Predikat Akuntabilitas Kinerja BB B Tidak tercapai Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA Opini Audit Eksternal WTP WTP Tercapai Tabel di atas menunjukkan bahwa Pencapaian indikator Opini Audit Eksternal dari BPK pada tahun telah tercapai, dari target penilaian Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dimana realisasi di tahun ini Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan mendapatkan penilaian dari hasil audit BPK RI dengan kategori Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Adapun perbandingan antara realisasi kinerja dari tahun 2013 sampai dengan tahun adalah sebagai berikut : III-19

60 INDIKATOR KINERJA Opini Audit Eksternal WDP WTP WTP Apabila dilihat dari tabel diatas, Capaian indikator Opini Audit Eksternal di tahun mendapatkan penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), yang mana capaian Tahun ini adalah dalam mempertahankan opini yang sudah diraih pada tahun Capaian opini WTP pada Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan ini merupakan yang kedua ditetapkan oleh audit BPK dari seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan. Keberhasilan ini tak lepas dari faktor pendukung seperti halnya : a. Laporan keuangan yang semakin baik dan tepat waktu dari semua SKPD. b. Pembinaan dan pengawasan dari inspektorat kabupaten hulu sungai selatan yang lebih optimal, serta c. Terlaksananya SPIP (sistem pengendalian internal pemerintah) yang lebih baik. Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA Target RPJMD 2014 Opini Audit Eksternal WDP WTP WTP WDP WTP Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun seperti pada tabel dibawah. Tabel program dan kegiatan serta serapan anggaran yang mendukung pencapaian indikator kinerja Opini Audit Eksternal No Program dan Kegiatan Anggaran Realisasi Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH III-20

61 No Program dan Kegiatan Anggaran Realisasi Pelaksanaan pengawasan Internal secara berkala , ,00 Penanganan kasus pengaduan di lingkungan pemerintah daerah , ,00 Pengendalian manajemen pelaksanaan kebijakan KDH , ,00 Tindak lanjut hasil temuan pengawasan , ,00 Pelaksanaan pengawasan dengan tujuan tertentu/khusus , ,00 Penyusunan Pengumpulan Pengiriman Laporan Pajak-Pajak Pribadi PNS se-kab , ,00 HSS Penilaian Mandiri Program Reformasi Birokrasi (PMPRB) , ,00 Pelaksanaan Penerapan Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) , ,00 Pengawasan Pelaksanaan Kode Etik PNS , ,00 Fasilitasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) , ,00 Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan , ,00 Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan Penyusunan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan , ,00 Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat Pembentukan unit khusus penanganan pengaduan masyarakat , ,00 Sistem perlindungan pelapor pengadaan barang/jasa , ,00 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA Predikat Akuntabilitas Kinerja BB B Tidak tercapai Pada indikator Predikat Akuntabilitas Kinerja atas akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dari target berpredikat BB, terealisasi berpredikat B dengan nilai hasil evaluasi sebesar 60,32, yang berarti tidak tercapai. III-21

62 Hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun oleh Inspektorat Provinsi Kalimantan Selatan sebagai berikut : Komponen Yang Dinilai Bobot Nilai a. Perencanaan Kinerja 30 19,42 b. Pengukuran Kinerja 25 12,35 c. Pelaporan Kinerja 15 8,77 d. Evaluasi Kinerja 10 5,29 e. Capaian Kinerja 20 14,49 Nilai Hasil Evaluasi ,32 Tingkat Akuntabilitas Kinerja B Sumber data. Hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 700/00341/IBW.4/IP/2016 tanggal 12 Februari 2016 oleh Inspektorat Provinsi Kalimantan Selatan Capaian tersebut yang tertuang pada tabel diatas masih memiliki kelemahan-kelemahan antara lain : 1. Perencanaan Kinerja RPJMD Kab.Hulu Sungai Selatan periode Tahun belum sepenuhnya menyajikan indikator tujuan beserta targetnya, dan indikator kinerja sasaran belum sepenuhnya memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik dan dimanfaatkan untuk penyusunan perjanjian kinerja sampai tingkat Eselon III dan IV. Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah melakukan reviu dan menyempurnakan dokumen perencanaan kinerja yakni RPJMD termasuk Renstra SKPD lebih berkualitas, terukur, menggambarkan kinerja (hasil kerja) jangka menengah yang terukur, layak untuk diperjanjikan dan dapat diketahui dan ditagih hasilnya saat dibutuhkan. Penyempurnaan dokumen perencanaan tersebut melalui penetapan Peraturan Bupati Nomor 68 Tahun tentang Perubahan Sasaran dan Indikator Kinerja Pemerintah RPJMD Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Serta Peraturan Bupati Nomor 70 Tahun tentang Penyempurnaan Rencana Strategis SKPD Kabupaten Hulu Sungai Selatan Agar menerapkan anggaran berbasis kinerja, yakni seluruh SKPD harus mempertanggungjawabkan kinerja atau hasilnya terlebih dahulu (termasuk janji atau outcome yang belum terwujud) sebelum III-22

63 mengajukan anggaran. Memastikan seluruh SKPD dapat mengaitkan kinerja utama (IKU dan target) dengan penganggarannya. Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah memastikan tersedianya Perjanjian Kinerja sampai dengan eselon IV yang menyajikan dan menjanjikan kinerja yang terukur, relevan dan dapat ditagih serta menggambarkan kekhasan, keunikan, keutamaan dan alasan keberadaan SKPD. 3. Pengukuran Kinerja Kualitas indikator kinerja yang ada perlu ditingkatkan lagi, terutama relevansi dan cara perhitungannya. Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun melalui Keputusan Bupati Hulu Sungai Selatan Nomor 3 Tahun dengan memperhatikan kualitas indikator kinerja beserta cara perhitungannya. Serta setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. 4. Pelaporan Kinerja Pada pelaporan kinerja SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan belum dapat menjamin keandalan database kinerja. Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, didalam pelaporan kinerja (LKj) SKPD di lingkup pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah menggunakan mekanisme pelaporan sesuai dengan PermenPANRB nomor 53, yakni menganalisa capaian kinerja setiap indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan, menjelaskan cara mendapatkan pencapaian realisasi dengan formulasi/penjelasan serta data dukung, membandingkan capaian kinerja dengan tahun-tahun sebelumnya, menjelaskan faktor-faktor penghambat atapun faktor pendukung dalam pencapaian realiasi atas target yang telah ditetapkan, serta program dan kegiatan yang mendukung pencapaian realiasi tersebut per indikator kinerja dan serapan anggaran yang telah digunakan. 5. Evaluasi Kinerja Pelaksanaan evaluasi internal oleh lnspektorat maupun tim yang dibentuk untuk itu untuk lebih ditingkatkan. Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, SDM evaluator internal terus diupayakan peningkatan wawasan dan pemahanan terhadap penerapan manajemen kinerja dan SAKIP dalam penyelenggaraan III-23

64 pemerintah daerah melalui kegiatan-kegiatan pendampingan ataupun evaluasi SAKIP Kabupaten oleh narasumber dari KementerianPAN dan RB serta juga dilibatkan secara aktif dalam setiap pembahasan SAKIP SKPD oleh Bagian Organisasi Sekretariat Daerah dan BAPPEDA Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pencapaian program prioritas daerah setiap bulan dilakukan evaluasi dan disampaikan di dalam forum rapat koordinasi Lingkup Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan oleh bappeda secara elektronik melalui sistem e-monev. 6. Capaian Kinerja Secara umum capaian kinerja output sangat baik, tetapi capaian kinerja outcome belum terkonfirmasi secara memadai. Hal ini sangat dipengaruhi oleh formulasi tujuan dan sasaran strategis yang ditetapkan serta indikator kinerja utama yang dipilih. Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, Kabupaten Hulu Sungai Selatan akan terus melakukan penyempurnaan-penyempurnaan atas tujuan, indikator tujuan, sasaran, dan indikator kinerja sasaran dalam dokumen perencanaan. Penyempurnaan dokumen perencanaan sampai dengan evaluasi akan dilakukan melalui pendampingan secara langsung oleh KemenPAN RB serta dari Biro Organisasi Setda Provinsi Kalsel dan Inspektorat Provinsi Kalsel. Adapun perbandingan capaian indikator Predikat Akuntabilitas Kinerja atas akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dari tahun 2014 s.d adalah sebagai berikut : Komponen Yang Dinilai 2014 Bobot Nilai Bobot Nilai a. Perencanaan Kinerja 35 19, ,42 b. Pengukuran Kinerja 20 10, ,35 c. Pelaporan Kinerja 15 7, ,77 d. Evaluasi Kinerja 10 3, ,29 e. Capaian Kinerja 20 11, ,49 Nilai Hasil Evaluasi , ,32 Tingkat Akuntabilitas Kinerja CC B III-24

65 Capaian kinerja indikator Predikat Akuntabilitas Kinerja atas akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dari tahun 2012 s.d adalah sebagai berikut : Ket Nilai Hasil Evaluasi Tingkat Akuntabilitas Kinerja Nilai SAKIP 2012 Nilai SAKIP 2013 Nilai SAKIP 2014 Nilai SAKIP 2014 Capaian Kinerja 51,43 50,14 52,98 60,32 Naik CC CC CC B Naik Sumber data. Hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor B/4749/D.I.PANRB/12/2014 tanggal 1 Desember 2014 oleh KemenPAN RB dan Hasil evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Nomor 700/00341/IBW.4/IP/2016 tanggal 12 Februari 2016 oleh Inspektorat Provinsi Kalimantan Selatan. Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA Target RPJMD 2016 Predikat Akuntabilitas Kinerja CC CC CC B BB BB Apabila dilihat pada tabel diatas, capaian indikator Predikat Akuntabilitas Kinerja atas akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dari tahun 2012 s.d tahun tingkat akuntabilitas kinerja berpredikat B (naik), dan naik 7,34 dibandingkan dengan nilai hasil evaluasi di tahun Predikat Akuntabilitas Kinerja atas akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan dari tahun 2012 sampai dengan tahun sebagai berikut KABUPATEN / KOTA (SAKIP 2011) (SAKIP 2012) (SAKIP 2013) (SAKIP 2014) Kab. Balangan C C CC 53,65 CC Kab. Banjar CC CC CC 60,03 B Kab. Barito Kuala C CC C 46,09 C Kab. Hulu Sungai Selatan CC CC CC 60,32 B Kab. Hulu Sungai Tengah C C CC 52,01 CC Kab. Hulu Sungai Utara C C CC CC Kab. Kotabaru C C C 48,75 C Kab. Tabalong C C C 47,53 C Kab. Tanah Bumbu CC CC CC CC III-25

66 KABUPATEN / KOTA (SAKIP 2011) (SAKIP 2012) (SAKIP 2013) (SAKIP 2014) Kab. Tanah Laut CC CC CC CC Kab. Tapin CC CC C C Kota Banjarbaru CC CC CC 51, 79 CC Kota Banjarmasin CC CC 60,03 B Bila dilihat pada tabel diatas, pencapaian nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun di tingkat Provinsi Kalimantan Selatan masih diatas dibanding dengan nilai pencapaian Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di 12 Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Kalimantan Selatan. SASARAN 2; Meningkatnya pelayanan publik yang prima Pencapaian target kinerja sasaran 3 pada Tujuan 2 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Bersih dan Melayani pada Misi I : Meningkatkan Kehidupan Beragama adalah sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Persentase penduduk yang memiliki KTP Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Rata-rata Lama proses perijinan (hari) CAPAIAN KINERJA 78 79,32 101,69 100% 99% 99 90% 26,25% 35,69 2 hari 2 hari 100 Rata-rata 84,35 Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian capaian indikator kinerja sasaran Meningkatnya pelayanan publik yang prima mencapai 84,35%. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN KINERJA Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 78 79,32 101,69 III-26

67 Tabel di atas menunjukkan bahwa Pencapaian indikator Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada tahun telah tercapai, hal ini dilihat dari capaian kinerja sebesar 101,69 dimana terealisasi 79,32 dari nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada tahun yang ditargetkan sebesar 78. Tabel inventarisasi Unit Pelayanan/ SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang melakukan Survey Kepuasan Masyarakat Tahun NO SKPD/ UNIT LAYANAN NILAI IKM 1 Dinas Perindagkop dan UKM 74,81 2 Dinas Dukcapil 81,38 3 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 74,27 4 Dinas Sosial Tenakertrans 81,06 5 Dinas LH Takodes 76,08 6 DPPKAD 81,38 7 Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 75,28 8 Badan KB PM & P 78,11 9 KPPT 87,95 10 KPPDAD 81,94 11 RSUD 73,27 12 Kecamatan Sungai Raya 80,67 13 Kecamatan Angkinang 78,5 14 Kecamatan Telaga Langsat 81,11 15 Kecamatan Loksado 78,94 16 Kecamatan Simpur 78,44 17 Kecamatan Kalumpang 78,78 18 Kecamatan Daha Utara 78,67 19 Kecamatan Daha Selatan 78,83 20 Puskesmas Kandangan 78,06 21 Puskesmas Gambah 80,39 22 Puskesmas Jambu Hilir 80,58 23 Puskesmas Simpur 78,17 24 Puskesmas Wasah 99,56 25 Puskesmas Kalumpang 80,28 26 Puskesmas Sungai Raya 80,67 III-27

68 NO SKPD/ UNIT LAYANAN NILAI IKM 27 Puskesmas Padang Batung 78,44 28 Puskesmas Kaliring 81,22 29 Puskesmas Loksado 80,56 30 Puskesmas Malinau 77,82 31 Puskesmas Telaga Langsat 81,11 32 Puskesmas Angkinang 77,33 33 Puskesmas Bamban 77,28 34 Puskesmas Negara 81,5 35 Puskesmas Bayanan 81,38 36 Puskesmas Sungai Pinang 80,61 37 Puskesmas Pasungkan 71,06 38 Puskesmas Bajayau 71,44 39 Puskesmas Baruh Jaya 79,04 40 Puskesmas Batang Kulur 77,92 41 Kelurahan Kandangan Utara 78,06 42 Kelurahan Jambu Hilir 78,06 43 Kelurahan Kandangan Barat 78,06 44 Kelurahan Kandangan Kota 78,06 45 Sekretariat Daerah 83,17 NILAI RATA-RATA IKM 79,32 Tabel : Nilai Persepsi, Interval DPP, Interval Konversi DPP, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan Nilai Nilai Interval Nilai Interval Kinerja Unit Mutu Pelayanan Persepsi DPP Konversi DPP Pelayanan 1 1,00 1, ,75 D Tidak Baik 2 1,76 2,50 43,76 62,50 C Kurang Baik 3 2,51 3,25 62,51 81,25 B Baik 4 3,26 4,00 81, A Sangat Baik Pada indikator Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun terealisasi 79,32 dari yang ditargetkan sebesar 78 pada target RPJMD HSS tahun. Realisasi nilai IKM tersebut juga naik sebesar 0,02 poin dari realisasi pada tahun 2014 sebesar 79,30. Capaian ini didapatkan dengan cara mengambil nilai rata-rata Indeks Kepuasan III-28

69 Masyarakat sebanyak 45 (empat puluh lima) unit kerja yang melaksanakan pelayanan publik dilingkungan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Apabila dilihat dari tabel nilai persepsi mutu pelayanan dan kinerja unit pelayanan, dari 45 (empat puluh lima) Unit pelayanan/ Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang melakukan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) yang termasuk dalam kategori baik/ B dengan nilai interval konversi DPP 62,51-81,25 sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) Unit pelayanan/ SKPD dan 8 (delapan) kinerja Unit pelayanan/ SKPD berkategori sangat baik/ A. Sedangkan 0 (nol) Unit pelayanan/ SKPD yang kinerja unit pelayanannya kurang baik/ tidak baik. Pencapaian indikator Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada tahun ini didukung dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan melalui Peraturan Bupati serta telah dipedomani oleh unit pelayanan/ SKPD dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat/ user. Sampai dengan tahun, Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan melalui Peraturan Bupati sebanyak 120 (seratus dua puluh) lebih SOP dari 20 (duapuluh) unit pelayanan/ SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Adapun perbandingan antara realisasi kinerja dari tahun 2013 sampai dengan tahun adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) REALISASI KINERJA NAIK/ TARGET RPJMD TURUN ,30 79,32 Naik Grafik pencapaian realisasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dibanding dengan target Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada RPJMD Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun seperti terlihat dibawah III-29

70 ,3 79, Realisasi Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Target Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) RPJMD Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun yaitu berupa : 1. Program Reorganisasi dan Revitalisasi Lembaga Pemerintah Daerah dengan kegiatan utama : Diagnosis dan Pengembangan Pelayanan Prima 2. Program Penataan Administrasi Kependudukan. Adapun perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014 dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA KINERJA NAIK/TURUN Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 76 79,30 Naik Persentase penduduk yang memiliki KTP Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran 92,86% 95,56% Naik 33,21 26,25% Turun Rata-rata Lama proses perijinan (hari) > 2 hari 2 hari Naik Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA Target RPJMD 2014 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 76 79, Persentase penduduk yang memiliki KTP 92,86% 95,56% 96,81% 100% III-30

71 Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran 33,21 26,25% 73,55% 90% Rata-rata Lama proses perijinan (hari) > 2 hari 2 hari 2 hari 2 hari Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Persentase penduduk yang memiliki KTP CAPAIAN KINERJA 100% 99% 99% Persentase capaian indikator penduduk yang memiliki KTP pada tahun tercapai 99%, dari 100% yang ditargetkan pada tahun terealisasi 99%. Pencapaian realiasi ini naik 3,44% apabila dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2014 sebesar 95,56%. Adapun cara perhitungan realiasi pada tahun sebagai berikut: Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Jumlah KTP yang terbit lbr x 100% Persentase penduduk dibagi Jumlah wajib KTP orang yang memiliki KTP dikali 100 % = 99% Realisasi pada tahun ini masih belum tercapai sesuai target sebesar 100%, hal tersebut disebabkan kondisi masyarakat pada umumnya enggan untuk mengurus KTP sebelum yang bersangkutan merasa membutuhkan, selain itu juga kondisi wilayah atau daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang cukup luas dan masih banyaknya masyarakat yang bertempat tinggal dipelosok atau daerah terpencil sehingga mereka memerlukan biaya lebih untuk transportasi. Langkah-langkah yang sudah ditempuh oleh pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah pelayanan keliling jemput bola dengan mobil pelayanan keliling. Strategi ini terus diupayakan agar masyarakat yang terkendala dengan biaya transportasi akan terlayani karena KTP merupakan dokumen kependudukan yang sifatnya kebutuhan mendasar. Pencapaian indikator tersebut juga telah selaras dengan rencana strategis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Hulu Sungai Selatan yaitu meningkatnya Pelayanan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, berusaha semaksimal mungkin untuk III-31

72 meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan berupa kepemilikan dokumen kependudukan. Dokumen dimaksud salah satunya adalah kepemilikan KTP. Pemerintah telah berupaya untuk selalu memotivasi masyarakat agar ikut berperan aktif dalam mewujudkan tertib administrasi Kependudukan yang diawali dari diri sendiri. Gambar disamping adalah; salah satu aktifitas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam perekaman e-ktp di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Tabel realisasi Persentase Penduduk yang memiliki (KTP) dari tahun 2012 sampai dengan tahun TARGET REALISASI (%) KINERJA RPJMD (%) INDIKATOR KINERJA NAIK/ TURUN 2016 Persentase Penduduk yang memiliki (KTP) 45,34 92,86 95,56 99 Naik Sumber Data. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Hulu Sungai Selatan Tahun Grafik realisasi persentase penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang memiliki KTP dari tahun 2012 sampai dengan tahun 120,00% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Persentase Penduduk yang memiliki (KTP) Realisasi Tahun ,34% Realisasi Tahun ,86% 95,56% 99% Realisasi Tahun 2014 Realisasi Tahun Persentase Penduduk yang memiliki (KTP) III-32

73 Tabel Data perbandingan KTP yang Terbit Jumlah KTP Yang Terbit Sumber. Dinas Dukcatpil Kab. HSS tahun Grafik Jumlah KTP yang terbit dari tahun 2012 sampai dengan tahun Jumlah KTP Yang Terbit Jumlah KTP Yang Terbit Dari grafik diatas terlihat bahwa setiap tahun pencapaian realisasi penduduk yang memiliki KTP mengalami kenaikan, hal ini didukung oleh strategi adanya kegiatan pelayanan KTP keliling dengan mobil pelayanan, serta juga karena kesadaran masyarakat untuk ber KTP telah meningkat. Dalam pencapaian indikator Persentase Penduduk yang memiliki (KTP) didukung oleh program dan kegiatan sebagai berikut : Program / Kegiatan Program Penataan Administrasi Kependudukan 1. Kegiatan Pengolahan dalam penyusunan laporan informasi kependudukan 2. Kegiatan peningatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan Alokasi Anggaran (Rp) , ,00 Realisasi Keuangan (Rp) , ,00 Realisasi Keuang an (%) ,31 III-33

74 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran CAPAIAN KINERJA 90% 60,63% 67,37 Persentase capaian indikator Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran pada tahun tercapai 67,37%, dari 90% yang ditargetkan pada tahun terealisasi 60,63% atau masih belum tercapai. Formula Realisasi Capaian indikator Kinerja Sasaran Persentase kepemilikan akta kelahiran sebagai berikut: Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase kepemilikan akta kelahiran Jumlah Akta Lahir yang terbit dibagi Jumlah penduduk wajib memiliki akta dikali 100% lbr x 100% orang = 60,63% Jumlah Akta Lahir yang terbit sebanyak lembar, sedangkan jumlah penduduk wajib memiliki akta adalah orang, Sehingga Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran sebesar 60,63%. Realisasi pada tahun ini masih belum tercapai sesuai target sebesar 90%, hal tersebut dikarenakan : a. Kurangnya pemahaman masyarakat akan arti pentingnya Memiliki Akta Kelahiran contohnya ketika anak mau memasuki usia sekolah ataupun ketika ingin mengurus BPJS anak. b. Kondisi wilayah atau daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang cukup luas dan masih banyaknya masyarakat yang bertempat tinggal dipelosok atau daerah terpencil sehingga mereka memerlukan biaya lebih untuk transportasi membuat Akta Kelahiran. c. Kurangnya sosialisasi, selain hal tersebut, bagi masyarakat lebih senang menyerahkan pengurusannya pada pihak ke 3 yang tentu saja memungut upah atau biaya lebih. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan Penyampaian informasi kepada masyarakat,bahwa Akta Kelahiran sangat diperlukan karena adanya kebijakan III-34

75 pemerintah seperti pengurusan BPJS, pengurusan jaminan kesehatan bagi warga miskin, bantuan perumahan, bantuan kompor gas, masuk sekolah, dll. b. Meningkatkan pelayanan pengurusan Akta Kelahiran salah satunya dengan melaksanakan pola pelayanan keliling jemput bola. Sesuai amanat Undang-undang dalam waktu 60 hari setelah bayi lahir seharusnya telah dicatatkan kelahirannya. Untuk kepemilikan akta kelahiran di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, diprioritaskan pada penduduk kelompok umur 0-19 tahun sebagai target penduduk yang wajib memiliki kutipan akta kelahiran, mengingat pada kelompok usia ini kepentingan penduduk cukup produktif dalam menggunakan kutipan akta kelahiran untuk urusan administrasi Kependudukan. Walaupun telah dilakukan pembesasan biaya pencatatan namun masyarakat tidak begitu terpengaruh. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Kabupaten Hulu Sungai Selatan melalui Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mencari upaya agar masyarakat berkenan untuk menyiapkan berkas sehingga pencatatan sipil dapat segera dilakukan. Salah satu upaya dimaksud adalah memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya administrasi kependudukan, kemudian dilanjutkan dengan pola pelayanan jemput bola, dan hambatan yang terjadi sering masyarakat tidak siap dengan kelengkapan berkas ketika dijemput kelapangan. Gambar diatas merupakan salah satu faktor pendukung dalam meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan, dalam rangka III-35

76 merespon permintaan masyarakat dengan pola pelayanan jemput bola dengan mobil keliling. Data Perbandingan Akta Kelahiran Yang Terbit Jumlah Akta Kelahiran yang Terbit Jumlah Akta Kelahiran Yang Terbit Jumlah Akta Kelahiran Yang Terbit Perbandingan persentase penduduk yang memiliki akta kelahiran pada tahun tahun sebelumnya. Tabel Perbandingan dengan realisasi Tahun Sebelumnya Indikator Kinerja Keterangan Target RPJMD 2016 Persentase penduduk yang memiliki Akta Kelahiran 53% 60% 60,63% Naik 90% 90% Jika dilihat dari tabel diatas, dari tahun ke tahun terjadi peningkatan realisasi penduduk yang memiliki akta kelahiran walaupun masih belum memenuhi target, namun kedepannya akan terus ditingkatkan dalam pencapaian indikator tersebut diatas. Program yang mendukung dalam pencapaian indikator Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran yakni Program Penataan Administrasi Kependudukan dengan kegiatan sebagai berikut : a. Peningkatan Pelayanan Publik Dalam Bidang Pencatatan Sipil; b. Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pencatatan Sipil. III-36

77 Realisasi anggaran yang mendukung pencapaian realisasi tersebut Rp (69,99% terhadap target) dari pagu sebesar Rp ,- Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Rata-rata Lama proses perijinan (hari) CAPAIAN KINERJA 2 hari 2 hari Tercapai Persentase capaian indikator Rata-rata Lama proses perijinan (hari) pada tahun Tercapai. Tabel Jumlah Perizinan yang Diterbitkan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Hulu Sungai Selatan No. Jenis Izin Jumlah Izin Izin Domisili Izin Gangguan (HO) a. Izin Gangguan (HO) Perdagangan b. Izin Gangguan (HO) Industri c. Izin Gangguan (HO) Tempat Parkir d. Izin Gangguan (HO) Bengkel/Las e. Izin Gangguan (HO) Dok Kapal f. Izin Gangguan (HO) Bengkel/Servis g. Izin Gangguan (HO) TV Kabel h. Izin Gangguan (HO) Rental PS i. Izin Gangguan (HO) Warnet j. Izin Gangguan (HO) Kesehatan k. Izin Gangguan (HO) Rumah Makan, Hotel, Salon Kecantikan l. Izin Gangguan (HO) Penggilingan Padi m. Izin Gangguan (HO) BBM Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Izin Usaha Industri (IUI) Izin Trayek Izin Jasa Angkutan Izin Jasa Pembayaran Rekening Online Izin Reklame Izin Usaha Rumah Makan Izin Optikal Izin Apotik Izin Toko Obat Izin Lokasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Izin Bidang Kesehatan Jumlah 1868 Sumber : Seksi Data dan informasi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Hulu Sungai Selatan III-37

78 MISI 2 MENINGKATKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DAERAH Untuk melaksanakan misi ini, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah mencapai sasaran-sasaran dengan indikator kinerja sebagai berikut; TUJUAN 1 Meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan Capaian tujuan pertama yakni Meningkatkan Pemerataan dan Mutu Pendidikan pada Misi II Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Daerah., dari realisasi capaian 3 sasaran dengan 28 indikator sasaran secara umum dapat disimpulkan telah Tercapai. Pencapaian tujuan tersebut terdapat pada 3 (tiga) sasaran secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : SASARAN 1; Meningkatnya jangkauan dan kualitas pendidikan Pencapaian target kinerja sasaran 1 pada Tujuan I : Meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan di Misi II Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Daerah. adalah sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) Persentase Angka Kelulusan (AL) SD/MI Persentase Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs REALISASI % CAPAIAN 99,48% 98,12% 98,63 100% 97,80% 97,8 100% 94,59% 94,59 Persentase Angka Kelulusan (AL) SMK 100% 99,82% 99,82 Persentase Angka Kelulusan (AL) SMA 100% 100% 100 APK PAUD Angka Partisipasi Kasar (APK) : 61,80% 62,24% 100,71 a. SD/MI 100% 103,18% 103,18 b. SMP/MTs 94,47% 94,49% 100,02 III-38

79 c. SMA/SMK 68,21% 69,03% 101,20 Angka Partisipasi Murni SD/MI 96,73% 94,80% 98,00 Angka Partisipasi Murni SMP/MTs 75,76% 75,64% 99,84 Angka Partisipasi Murni SMA/SMK 54,03% 50,91% 94,23 Persentase lulusan SMK yang diserap dunia kerja 55,00% 73,68% 133,96 Rata-rata 101,69 % Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran Meningkatnya Jangkauan dan Kualitas Pendidikan telah mencapai kinerja 101,69%. Adapun perbandingan antara realisasi kinerja dari tahun 2013 sampai dengan tahun adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA REALISASI TARGET RPJMD KINERJA NAIK/TURUN Persentase penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) Persentase Angka Kelulusan (AL) SD/MI Persentase Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Persentase Angka Kelulusan (AL) SMK Persentase Angka Kelulusan (AL) SMA 98,47% 98,08% 98,12% Naik 99,48% 100% 100% 100% 97,80% Turun 100% 100% 98,20% 99,93% 94,59% Turun 100% 100% 100% 99,82% 99,82% Naik 100% 100% 100% 100% 100% Tetap 100% 100% APK PAUD 47,61% 88,66% 62,24% Turun 61,80% 66% Angka Partisipasi Kasar (APK) : a. SD/MI 108,75% 102,90% 103,18% Naik 100% 100% b. SMP/MTs 91,45% 93,62% 94,49% Naik 94,47% 96% c. SMA/SMK 59,78% 66,3% 69,03% Naik 68,21% 74% Angka Partisipasi Murni SD/MI Angka Partisipasi Murni SMP/MTs 94,60% 88,58% 94,80% Naik 96,73% 98% 69,21% 71,47% 75,64% Naik 75,76% 77% Angka Partisipasi Murni 44,77% 49,17% 50,91% Naik 54,03% 60% III-39

80 INDIKATOR KINERJA REALISASI TARGET RPJMD KINERJA NAIK/TURUN SMA/SMK Persentase lulusan SMK yang diserap dunia kerja 73,68% 57,11% 73,68% Naik 73,68% 60% Tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara). PERSENTASE PENDUDUK YANG BERUSIA > 15 TAHUN MELEK HURUF (TIDAK BUTA AKSARA) Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian PENDUDUK YANG BERUSIA > 15 TAHUN MELEK HURUF (TIDAK BUTA AKSARA) 99,48% 98,12% 98,63% Capaian Kinerja 98,63% Tabel di atas menunjukan capaian kinerja persentase penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) tercapai 98,63% terealisasi 98,12% dari 99,48% yang ditargetkan. INDIKATOR KINERJA Persentase penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) FORMULASI/ PENJELASAN jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas dapat baca tulis dibagi jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas di kali 100% KET x 100% = 98,12% Pencapaian diperoleh dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas dapat baca tulis dibagi jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas di kali 100%. Realisasi indikator pada tahun sebesar 98,12 %. Angka ini diperoleh dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas dapat baca tulis dibagi III-40

81 jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas dikali 100%. Jika dibandingkan dengan target 99,48% maka angka ini mengalami penurunan. Belum tercapainya realisasi terhadap target tersebut dan capaian realisasi tahun sebelumnya disebabkan karena penduduk usia 15 tahun plus yang di intervensi pada tahun sebelumnya kembali lagi seperti keadaan awalnya yaitu dalam posisi buta aksara kembali. Oleh karena itu perlu adanya kegiatan penjaminan kualitas pembelajaran yang terus menerus melalui program yang ada di Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dalam upaya peningkatkan angka melek huruf juga terkait dengan perluasan dan peningkatan pendidikan non formal. Beberapa kegiatan data terkait dengan pendidikan non formal antara lain sebagai berikut : PKBM berjumlah 15 (limabelas) buah yang tersebar di 11(sebelas) kecamatan TBM berjumlah 18 (delapanbelas) buah yang tersebar di 11 (sebelas) kecamatan Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun seperti pada tabel dibawah yaitu: PROGRAM/KEGIATAN YANG MENDUKUNG PERSENTASE PENDUDUK YANG BERUSIA > 15 TAHUN MELEK HURUF (TIDAK BUTA AKSARA) Indikator Kinerja Program Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi Anggaran (Rp.) Program Pembinaan pendidikan Pendidikan Non Formal Persentase penduduk yang >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) kursus dan kelembagaan Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal Pengembangan data dan informasi pendidikan non formal Publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal Sumber : Dinas Pendidikan Kab.HSS Tahun III-41

82 PENCAPAIAN PERSENTASE PENDUDUK YANG BERUSIA > 15 TAHUN MELEK HURUF (TIDAK BUTA AKSARA) DARI TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN Indikator Kinerja Realisas i 2012 Realisas i 2013 Realisas i 2014 Realisas i Target Ket (Naik/ turun) Persentase penduduk yang 96,39% 98,47% 98,08% 98,12% 99,48 Turun >15 tahun melek huruf % (tidak buta aksara) Dari tabel di atas terlihat realisasi persentase penduduk yang >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) tahun 2012 sampai dengan tahun. Realisasi tahun 2012 sebesar 96,39%, tahun 2013 sebesar 98,47%, tahun 2014 sebesar 98,08% dan tahun realisasinya sebesar 98,12% dari target 99,48%, turun dari angka yang ditargetkan. Berikut grafik perkembangan persentase penduduk yang >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) sebagai berikut : GRAFIK PERKEMBANGAN PERSENTASE PENDUDUK YANG BERUSIA > 15 TAHUN MELEK HURUF (TIDAK BUTA AKSARA) 96,39 98,47 98,08 98,12 Persentase penduduk yang >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) TAHUN III-42

83 TARGET DAN REALISASI PERSENTASE PENDUDUK YANG BERUSIA > 15 TAHUN MELEK HURUF (TIDAK BUTA AKSARA) Indikator Kinerja Realisasi 2014 Realisasi Target RPJMD PERSENTASE PENDUDUK YANG BERUSIA > 15 TAHUN MELEK HURUF (TIDAK BUTA AKSARA) 98,08% 98,12% 99,48% 99,82% Dari tabel di atas terlihat persentase penduduk yang >15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) tahun 2014 sebesar 98,08% dan tahun menjadi 98,12%. Dibandingkan target maka realisasi tahun dibawah target yang ditetapkan, sedangkan target 2016 sebesar 99,82%. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase Angka Kelulusan (AL) SD/MI. PERSENTASE ANGKA KELULUSAN (AL) SD/MI Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Persentase Angka 100% 97,80% 97,8% Kelulusan (AL) SD/MI Capaian Kinerja 97,8% Apabila dilihat dari tabel diatas, capaian kinerja angka kelulusan (AL) SD/MI 97,8% terealisasi 97,80% dari 100%. Pendidikan yang ditamatkan/angka lulusan dengan menggunakan perhitungan : INDIKATOR KINERJA Persentase Angka Kelulusan (AL) SD/MI FORMULASI/ PENJELASAN Jumlah peserta yang lulus SD/MI sederajad dibanding dengan Jumlah peserta didik yang mengikuti ujian di SD/MI sederajad dikali 100% KET x 100% = 97,80% III-43

84 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa formulasi indikator kinerja Persentase Angka Kelulusan (AL) SD/MI didapatkan dari perhitungan jumlah lulusan dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang pendidikan tertentu dikali 100%. Angka tersebut diperoleh dari jumlah lulusan dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang pendidikan tertentu dikali 100%, dengan distribusi sebagai berikut : Untuk jenjang SD jumlah lulusan dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi dikali 100% didapatkan hasil 99,37%. Untuk jenjang MI jumlah lulusan 662 dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi 728 dikali 100% didapatkan hasil 90,93%. Untuk Paket A jumlah siswa 20 dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi 20 dikali 100% didapatkan hasil 100%. Realisasi Persentase Angka Kelulusan(AL) SD/MI dari tahun 2013 sampai dengan tahun dapat dilihat pada tabel dibawah INDIKATOR KINERJA Persentase Angka Kelulusan (AL) SD/MI REALISASI KINERJA TARGET RPJMD NAIK/TURUN % 100% 97,80% Turun 100% 100% Grafik Realisasi Persentase Angka Kelulusan(AL) SD/MI 101% 100% Persentase Angka Kelulusan (AL) SD/MI 100% 100% 100% 99% 99% 98% 98% 97% 97% 97,80% Persentase Angka Kelulusan (AL) SD/MI III-44

85 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs. PERSENTASE ANGKA KELULUSAN (AL) SMP/MTs Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Persentase Angka 100% 94,59% 94,59% Kelulusan (AL) SMP/MTs Capaian Kinerja 94,59% Apabila dilihat dari tabel diatas, capaian kinerja angka kelulusan (AL) SMP/MTs 94,59% terealisasi 94,59% dari 100% yang ditargetkan. Pendidikan yang ditamatkan/angka lulusan dengan menggunakan perhitungan : INDIKATOR KINERJA Persentase Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs FORMULASI/ PENJELASAN Jumlah peserta yang lulus SMP/MTs sederajad dibanding dengan Jumlah peserta didik yang mengikuti ujian di SMP/MTs dikali 100 % KET x 100% = 94,59% Realisasi angka kelulusan SMP/MTs ini diperoleh dari angka pendidikan yang ditamatkan/angka lulusan dengan menggunakan perhitungan jumlah lulusan dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang pendidikan tertentu dikali 100%. Angka tersebut diperoleh dari jumlah lulusan dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang pendidikan tertentu dikali 100%, dengan distribusi sebagai berikut : Untuk jenjang SMP jumlah siswa dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi dikali 100% didapatkan hasil 99,67%. Untuk jenjang MTs jumlah siswa dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi dikali 100% didapatkan hasil 91,08%. Untuk jenjang SMPT jumlah siswa 70 dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi 86 dikali 100% didapatkan hasil 81,40%. III-45

86 Untuk Paket B jumlah siswa 497 dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi 529 dikali 100% didapatkan hasil 93,95%. Realisasi Persentase Angka Kelulusan(AL) SD/MI dari tahun 2013 sampai dengan tahun dapat dilihat pada tabel dibawah INDIKATOR KINERJA Persentase Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs REALISASI KINERJA TARGET RPJMD NAIK/TURUN ,20% 99,93% 94,59% Turun 100% 100% Grafik Realisasi Indikator Kinerja Persentase Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs dari tahun 2013 sampai dengan tahun 101,00% 100,00% 99,00% 98,00% 97,00% 96,00% 95,00% 94,00% 93,00% 92,00% 91,00% Persentase Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 98,20% 99,93% 94,59% Persentase Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase Angka Kelulusan (AL) SMA. PERSENTASE ANGKA KELULUSAN (AL) SMA Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Persentase Angka 100% 100% 100% Kelulusan (AL) SMA Capaian Kinerja 100% Dari tabel diatas menunjukan angka realisasi tahun sebesar 100% sesuai dengan target yang ditetapkan 100% dengan capaian kinerja 100%. III-46

87 Angka Pendidikan yang ditamatkan/angka Lulusan dengan menggunakan perhitungan jumlah lulusan dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang pendidikan tertentu dikali 100%. Angka tersebut diperoleh dari jumlah lulusan 840 dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang pendidikan tertentu 840 dikali 100%. Tabel formulasi realisasi indikator kinerja persentase angka kelulusan (AL) SMA INDIKATOR KINERJA Persentase Angka Kelulusan (AL) SMA FORMULASI/ PENJELASAN Jumlah peserta yang lulus SMA dibanding dengan Jumlah peserta didik yang mengikuti ujian di SMA dikali 100 % KET 840 x 100% = 100% 840 Tabel realisasi pencapaian Indikator Kinerja Persentase Angka Kelulusan (AL) SMA dari tahun 2013 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA Persentase Angka Kelulusan (AL) SMA REALISASI KINERJA TARGET RPJMD NAIK/TURUN % 100% 100% Tetap 100% 100% 120% 100% Persentase Angka Kelulusan (AL) SMA 100% 100% 100% 80% 60% 40% Persentase Angka Kelulusan (AL) SMA 20% 0% III-47

88 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase Angka Kelulusan (AL) SMK. PERSENTASE ANGKA KELULUSAN (AL) SMK Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Persentase Angka 100% 99,82% 99,82% Kelulusan (AL) SMK Capaian Kinerja 99,82% Dari tabel diatas menunjukan angka realisasi tahun sebesar 99,82% dari target yang ditetapkan 100% dengan capaian kinerja 99,82%. Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka Lulusan dengan menggunakan perhitungan jumlah lulusan dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang pendidikan tertentu dikali 100%. Angka tersebut diperoleh dari jumlah lulusan 558 dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang pendidikan tertentu 559 dikali 100%. Sedangkan untuk jenjang MA jumlah siswa 589 dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi 613 dikali 100% didapatkan hasil 96,08% dan untuk Paket C jumlah siswa 404 dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi 455 dikali 100% didapatkan hasil 88,79%. Tabel formulasi realisasi indikator kinerja Persentase Angka Kelulusan (AL) SMK INDIKATOR KINERJA Persentase Angka Kelulusan (AL) SMK FORMULASI/ PENJELASAN Jumlah peserta yang lulus SMK dibanding dengan Jumlah peserta didik yang mengikuti ujian di SMK dikali 100 % KET 558 x 100% = 99,82% 559 Realisasi Persentase Angka Kelulusan(AL) SMK dari tahun 2013 sampai dengan tahun dapat dilihat pada tabel dibawah III-48

89 INDIKATOR KINERJA Persentase Angka Kelulusan (AL) SMK REALISASI KINERJA TARGET RPJMD NAIK/TURUN % 99,82% 99,82% Naik 100% 100% Grafik Realisasi Indikator Kinerja Persentase Angka Kelulusan (AL) SMK dari tahun 2013 sampai dengan tahun 100% 100% Persentase Angka Kelulusan (AL) SMK 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 99,82% 99,82% Persentase Angka Kelulusan (AL) SMK Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Angka Partisipasi Kasar (APK). Angka Partisapasi Kasar (APK) adalah perbandingan antara jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu (PAUD,SD,SLTP,SLTA dan sebagainya) dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase ( : x 100%). Hasil APK ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah. Nilai APK bisa lebih besar dari 100% karena terdapat peserta didik yang berasal dari kabupaten tetangga atau sekolah-sekolah yang terletak di daerah perbatasan. III-49

90 1. APK Pendidikan Anak Usia Dini. APK PAUD TAHUN Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian APK PAUD 61,80% 62,24% 100,71% Capaian Kinerja 100,71% Apabila dilihat dari tabel diatas, capaian kinerja APK PAUD tercapai 100,71% terealisasi 62,24% dari 61,80% yang ditargetkan. Pencapaian realisasi APK PAUD ini di dapat dari formulasi Jumlah siswa dijenjang pendidikan tertentu dibagi jumlah penduduk kelompok usia sesuai jenjangnya dikali 100 % diperoleh nilai realisasi indikator tahun sebesar 62,24%. Jika dilihat dari target yang ditetapkan maka angka tersebut di atas dari target yang ditetapkan. Angka tersebut diperoleh dari jumlah siswa PAUD dibagi jumlah anak usia 4-6 tahun siswa di kali 100%. Tabel formulasi realisasi indikator kinerja Persentase APK PAUD INDIKATOR KINERJA Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD FORMULASI/ PENJELASAN Jumlah Peserta belajar yang duduk di PAUD dibanding dengan Jumlah Penduduk kelompok usia 4-6 Th dikali 100 % KET x 100% = 62,24% Peningkatan Angka Partisipasi Kasar PAUD dapat dicapai karena terjadi peningkatan persentase jumlah penduduk jenjang PAUD yang mendapatkan pelayanan pendidikan di jenjang PAUD. Pencapaian target indikator kinerja APK PAUD sebesar 62,24% dilakukan melalui dukungan Program/Kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini. III-50

91 Indikator Kinerja PROGRAM/KEGIATAN YANG MENDUKUNG APK PAUD Program Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi Anggaran (Rp.) APK PAUD Program a. Penambahan ruang Pendidikan kelas sekolah Anak Usia b. Rehabilitasi Dini sedang/berat bangunan sekolah c. Publikasi dan sosialisasi pendidikan anak usia dini Kegiatan penambahan ruang kelas sekolah hasil capaian : rehab ruang kelas TK.Merpati Kec.Simpur, TK Bina Karya Kec.Padang Batung, TK Pertiwi IX Kec.Kandangan, TK Mekar Subur Kec.Daha Utara. Penambahan ruang kelas baru TK Teratai Kec.Angkinang, TK Berkat Mufakat Kec.Angkinang, TK Tabiyatul Furqan Kec.Kandangan. Kegiatan rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah hasil capaian : terlaksananya rehab TK Pembina Negeri Kecamatan Simpur. Kegiatan publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal hasil capaian : terselenggaranya publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal Semua kegiatan diatas dimaksudkan untuk meningkatkan APK PAUD. Walaupun upaya dalam peningkatan APK dan mutu layanan PAUD telah banyak dilakukan namun masih ditemukan sejumlah hambatan dan kendala yang terjadi. Kecilnya anggaran yang tersedia merupakan salah satu hambatan yang terjadi yang menyebabkan keberlanjutan kegiatan menjadi lambat. Ke depan Dinas Pendidikan dalam upaya meninngkatkan APK PAUD akan memprogramkan kegiatan pembangunan 1 (satu) TK Pembina di setiap kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Tabel Pencapaian APK PAUD Dari Tahun 2012 Sampai Dengan Tahun : Indikato r Kinerja Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi Ket (Naik/Turun ) APK PAUD 52,79% 47,61% 58,76% 62,24% Naik III-51

92 Dari tabel di atas terlihat pada tahun 2012 APK PAUD 52,79%, tahun 2013 APK PAUD mengalami penurunan. Realisasi tahun 2013 sebesar 47,61%. Kemudian tahun 2014 naik sebesar 58,76%. Tahun mengalami kenaikan kembali menjadi 62,24% dari target 61,80%. Di bawah ini grafik perkembangan APK PAUD dari tahun 2012 sampai dengan tahun sebagai berikut : GRAFIK PERKEMBANGAN APK PAUD DARI TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN APK PAUD 70,00% 60,00% 50,00% 52,79% 47,61% 58,76% 62,24% 40,00% 30,00% APK PAUD 20,00% 10,00% 0,00% TARGET DAN REALISASI APK PAUD Indikator Kinerja Realisasi 2014 Realisasi Target RPJMD 2016 APK PAUD 58,76% 62,24% 61,80% 66,30% Dari tabel di atas terlihat realisasi APK PAUD tahun 2014 sebesar 58,76% dan tahun sebesar 62,24%. Dibandingkan Realisasi tahun 2014 maka realisasi tahun mengalami kenaikan, jika dibandingkan realisasi tahun sebesar 62,24% dengan target tahun sebesar 61,80% maka angka tersebut mengalami kenaikan. Untuk tahun 2016 target APK PAUD sebesar 66,30%. III-52

93 2. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI. TABEL APK SD/MI TAHUN Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian APK SD/MI 100% 103,18% 103,18% Capaian Kinerja 103,18% Dari tabel diatas dapat dilihat capaian kinerja APK SD/MI 103,18% terealisasi 103,18% dari 100% yang ditargetkan. Hasil capaian APK SD/MI ini dihitung dari jumlah siswa dijenjang pendidikan tertentu dibagi jumlah penduduk kelompok usia sesuai jenjangnya dikali 100%. Angka tersebut diperoleh dari jumlah siswa dengan distribusi sebagai berikut : SD siswa, MI siswa, Paket A 60 siswa dibagi jumlah penduduk 7 12 tahun orang dikali 100%. Meningkatnya APK SD/MI tersebut disebabkan meningkatnya jumlah siswa jenjang SD/MI. Tabel formulasi realisasi indikator kinerja Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI INDIKATOR KINERJA Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI FORMULASI/ PENJELASAN Jumlah Peserta Didik yang duduk di SD/MI sederajad dibanding dengan Jumlah Penduduk kelompok usia 7-12 Th dikali 100 % KET x 100% = 103,18% Pencapaian target indikator 103,18% dilakukan melalui program wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun. Berikut tabel program dan kegiatan yang mendukung APK SD/MI : III-53

94 TABEL PROGRAM/KEGIATAN YANG MENDUKUNG APK SD/MI Indikator Kinerja Program Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi Anggaran (Rp.) APK SD/MI Program Pembangunan gedung Wajib Belajar Pendidikan sekolah Penyediaan Bantuan Dasar Operasional Sekolah Sembilan (BOS) jenjang Tahun SD/MI/SDLB dan SMP/MTs serta pesantren salafiyah dan satuan pendidikan non islam setara SD dan SMP Penyediaan beasiswa siswa berprestasi/kurang mampu Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah Penambahan ruang kelas sekolah Untuk meningkat daya tampung siswa di dukung dengan kegiatan pembangunan gedung sekolah Kegiatan pembangunan gedung sekolah hasil capaian : terbangunnya pagar SDN Kandangan Kota 4 Kecamatan Kandangan dan SDN Tambak Bitin 3. Kegiatan Pemberian Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTs serta pesantren salafiyah dan satuan pendidikan non islam setara SD dan SMP dan Penyediaan beasiswa siswa berprestasi/kurang mampu dimaksudkan agar siswa tetap dapat bersekolah. Kegiatan yang juga mendukung peningkatan APK SD/MI yaitu kegiatan rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah dan penambahan ruang kelas sekolah. Walaupun demikian tentu saja ada banyak kendala yang harus dihadapi dalam peningkatan APK SD/MI tersebut diantaranya adanya siswa yang putus sekolah, adanya SD/MI yang berdekatan dengan daerah tetangga selain itu faktor anggaran yang tersedia juga merupakan hambatan dalam keberlangsungan kegiatan. TABEL PENCAPAIAN APK SD/MI DARI TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN Indikator Kinerja Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi Target Ket (Naik/ turun) APK SD/MI 109,59% 108,75% 102,90% 103,18% 100% Naik III-54

95 Dari tabel di atas terlihat capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI dari tahun 2012 sampai dengan tahun. Tahun 2012 realisasi APK SD/MI sebesar 109,59% kemudian tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 108,75%. Tahun 2014 realisasi APK SD/MI sebesar 102,90 kembali mengalami penurunan. Tahun APK SD/MI walaupun kecil tetapi mengalami kenaikan. Realisasi APK SD/MI tahun sebesar 103,18% dari target renstra tahun sebesar 100%. Berikut grafik perkembangan pencapaian APK SD/MI dari tahun 2012 sampai dengan tahun : GRAFIK PENCAPAIAN APK SD/MI DARI TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN 109,59 108,75 102,9 103,18 APK SD/MI TAHUN TABEL TARGET DAN REALISASI APK SD/MI Indikator Kinerja Realisasi 2014 Realisasi Target RENSTRA APK SD/MI 102,90% 103,18% 100% 100% Tabel di atas menunjukan APK SD/MI tahun 2014 sebesar 102,90% mengalami kenaikan di tahun sebesar 103,18%. Kenaikan APK SD/MI tahun 103,18% di atas target renstra tahun sebesar 100%, sedangkan untuk target APK SD/MI tahun 2016 sebesar 100%. III-55

96 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs. TABEL APK SMP/MTs TAHUN Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian APK SMP/MTs 94,47% 94,49% 100,02% Capaian Kinerja 100,02% Apabila dilihat dari tabel diatas capaian kinerja APK SMP/MTs tahun sebesar 100,02% terealisasi 94,49% dari 94,47% yang ditargetkan. Hasil capaian ini dihitung dari jumlah siswa dijenjang pendidikan tertentu dibagi jumlah penduduk kelompok usia sesuai jenjangnya dikali 100. Realisasi indikator kinerja ini pada tahun sebesar 94,49% dengan capaian 100,02%. Dibandingkan dengan target yaitu 94,47% maka angka tersebut mengalami kenaikan yang sangat kecil. Angka tersebut diperoleh dari jumlah siswa dibagi jumlah penduduk dikali 100%. Tabel formulasi realisasi indikator kinerja Persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs INDIKATOR KINERJA Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs FORMULASI/ PENJELASAN Jumlah Peserta Didik yang duduk di SMP/MTs dibanding dengan Jumlah Penduduk kelompok usia Th dikali 100 % KET x 100% = 94,49% Pencapaian APK SMP/MTs tersebut didukung oleh program/kegiatan seperti pada tabel di bawah ini : TABEL PROGRAM/KEGIATAN YANG MENDUKUNG APK SMP/MTs Indikator Kinerja Program Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi Anggaran (Rp.) APK SMP/MTs Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Pembangunan sekolah Penyediaan Operasional (BOS) SD/MI/SDLB gedung Bantuan Sekolah jenjang dan III-56

97 Indikator Kinerja Program Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi Anggaran (Rp.) SMP/MTs serta pesantren salafiyah dan satuan pendidikan non islam setara SD dan SMP Penyelenggaraan Paket B setara SMP Penyediaan beasiswa siswa berprestasi/kurang mampu Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah Penambahan ruang kelas sekolah Kegiatan-kegiatan pada tabel di atas adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk bisa meningkatkan APK SMP/MTs. Sedangkan kendala yang dihadapi dalam peningkatan APK SMP/MTs adalah : Masih adanya siswa yang putus sekolah; Siswa SD/MI yang melanjutkan kepesantren; Adanya letak SMP/MTs yang berdekatan dengan daerah tetangga; Masih adanya anak usia SMP yang masih di SD; Faktor anggaran yang tersedia juga menjadi kendala dalam keberlanjutan program kegiatan. Adapun solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui kegiatan penyediaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTs serta pesantren salafiyah dan satuan pendidikan non islam setara SD dan SMP, kegiatan penyelenggaraan Paket B setara SMP dan kegiatan penyediaan beasiswa siswa berprestasi/kurang mampu. TABEL PENCAPAIAN APK SMP/MTs DARI TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN Indikato r Kinerja APK SMP/MTs Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi Target Ket (Naik/ turun) 91,45% 92,88% 93,62% 94,49% 94,47% Naik Dari tabel diatas dapat dilihat realisasi APK SMP/MTs dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Tahun 2012 APK SMP/MTs realisasi 91,45%, tahun 2013 naik menjadi 92,88%. Kemudian tahun 2014 kembali naik sebesar 93,62% dan tahun menjadi 94,49%. Apabila dibandingkan target APK SMP/MTs tahun sebesar 94,47% maka realisasi APK SMP/MTs mengalami kenaikan. III-57

98 Berikut grafik perkembangan APK SMP/MTs dari tahun 2012 sampai dengan tahun sebagai berikut : GRAFIK PERKEMBANGAN APK SMP/MTs DARI TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN 91,45 92,88 93,62 94,49 APK SMP/MTs TAHUN TABEL TARGET DAN REALISASI APK SMP/MTs Indikator Kinerja Realisasi 2014 Realisasi Target RENSTRA APK SMP/MTs 93,63% 94,49% 94,47% 95,98% Tabel di atas menunjukan APK SMP/MTs tahun 2014 sebesar 93,63% dan tahun naik menjadi 94,49% diatas dari target renstra tahun yaitu 94,47%. Untuk tahun 2016 APK SMP/MTs target renstra sebesar 95,98%. 4. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/PAKET C. TABEL APK SMP/MTs TAHUN Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian APK SMA/SMK/MA/PAKET C 68,21% 69,03% 101,20% Capaian Kinerja 101,20% Dari tabel diatas dapat dilihat hasil capaian APK SMA/SMK/MA/PAKET C tahun. III-58

99 Hasil capaian ini dihitung dari jumlah siswa dijenjang pendidikan tertentu dibagi jumlah penduduk kelompok usia sesuai jenjangnya dikali 100. Realisasi indikator kinerja pada tahun sebesar 69,03% dengan capaian 101,20%. Dibandingkan dengan target tahun yaitu sebesar 68,21% maka angka tersebut mengalami kenaikan. Angka tersebut diperoleh dari jumlah siswa dibagi jumlah penduduk kelompok usia sesuai jenjangnya dikali 100%. Tabel formulasi realisasi indikator kinerja Persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA INDIKATOR KINERJA Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA FORMULASI/ PENJELASAN Jumlah Peserta Didik yang duduk di SMA/SMK/MA dibanding dengan Jumlah Penduduk kelompok usia Th dikali 100 % KET x 100% = 69,03% Pencapaian APK SMA/SMK/MA tersebut didukung oleh program/kegiatan sebagai berikut : TABEL PROGRAM/KEGIATAN YANG MENDUKUNG APK SMA/SMK/MA Indikator Kinerja Program Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi Anggaran (Rp.) Program Pendidikan Menengah APK SMA/SMK/ MA Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah Penyelenggaraan Paket C setara SMU Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah (DAK) Penambahan ruang kelas sekolah (DAK) Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah (DAK) Kegiatan Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah, kegiatan Penyelenggaraan Paket C setara SMU, kegiatan Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah (DAK), kegiatan Penambahan ruang kelas sekolah (DAK) dan Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah (DAK) dimaksudkan untuk meningkat APK SMA/SMK. III-59

100 Kegiatan diatas sebagai upaya untuk meningkatkan APK SMA/SMK/MA namun masih banyak ditemukan kendala yang terjadi. Anggaran yang tersedia terbatas salah satu kendala yang terjadi. Selain itu masih adanya siswa yang putus sekolah, karenanya peningkatan kegiatan penyelenggaraan paket C setara SMU terus ditingkatkan. Adanya bantuan dari pusat untuk siswa yang tidak mampu juga sangat membantu keberlangsungan anak untuk tetap bersekolah. TABEL PENCAPAIAN APK SMA/SMK/MA DARI TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN Indikato r Kinerja Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi Target Ket (Naik/ turun) APK SMA/SMK/ MA 56,69% 59,78% 66,3% 69,03% 68,21% Naik Apabila dilihat dari tabel diatas maka APK SMA/SMK/MA dari tahun 2012 sampai dengan tahun terus mengalami peningkatan. Tahun 2012 APK SMA/SMK/MA sebesar 56,69%, tahun ,78%, tahun ,3% dan tahun 69,03% naik dari target renstra tahun sebesar 68,21%. Berikut grafik perkembangan APK SMA/SMK/MA/PAKET C dari tahun 2012 sampai dengan tahun : GRAFIK PERKEMBANGAN APK SMA/SMK/MA/PAKET C DARI TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN 56,69 59,78 66,3 69,03 APK SMA/SMK/MA TAHUN III-60

101 TABEL TARGET DAN REALISASI APK SMA/SMK/MA Indikator Kinerja Realisasi 2014 Realisasi Target RPJMD 2016 APK SMA/SMK/MA 66,3% 69,03% 68,21% 73,97% Tabel di atas menunjukan APK SMA/SMK/MA tahun 2014 sebesar 66,3%. Tahun sebesar 69,03% berada di atas target renstra tahun yaitu sebesar 68,21%. Untuk tahun 2016 APK SMA/SMK/MA target renstra sebesar 73,97%. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Angka Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase ( : x 100%). Indikator APM digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai. Semakin tinggi APM berarti banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah pada tingkat pendidikan tertentu. Nilai ideal APM=100% karena adanya murid usia sekolah dari luar daerah tertentu, diperbolehkannya mengulang di setiap tingkat, daerah, kota atau daerah perbatasan. 1. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI. TABEL ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) SD/MI TAHUN Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI. 96,73% 94,80% 98,00% Capaian Kinerja 98,00% Dilihat dari tabel di atas realisasi APM SD/MI sebesar 94,80% dari 96,73% yang ditargetkan capaian kinerja 98.00%. III-61

102 Belum tercapainya realisasi kinerja terhadap target kinerja ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah peserta didik yang duduk di SD sederajat dengan umur masih dibawah 7 tahun. Peserta didik yang baru berumur 5-6 tahun sudah duduk di kelas 1 SD sederajat, kedepan Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan perlu membuat regulasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan ketentuan bahwa peserta didik yang duduk dikelas 1 SD/sederajat sudah berumur minimal 7 tahun, selain itu juga perlu diperbaiki mutu belajar, agar peserta didik yang belajar di sekolah dasar sederajat diharapkan sudah lulus sekolah dasar ketika mereka berumur tahun. Pencapaian APM SD/MI ini diperoleh dari jumlah siswa usia 7-12 sebanyak dibagi jumlah penduduk usia 7-12 sebanyak di kali 100%. Tabel formulasi realisasi indikator kinerja Persentase Angka Partisipasi Murni SD/MI INDIKATOR KINERJA Angka Partisipasi Murni SD/MI FORMULASI/ PENJELASAN jumlah siswa usia 7-12 dibagi jumlah penduduk usia 7-12 di kali 100%. KET x 100% = 94,80% Berikut tabel pencapaian APM SD/MI dari tahun 2012 sampai dengan tahun sebagai berikut : TABEL REALISASI APM SD/MI DARI TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN Indikato r Kinerja Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi Target Ket (Naik/ turun) APM SD/MI 94,32% 94,6% 88,58% 94,80% 96,73% Turun Dari tabel diatas dapat realisasi capaian APM SD/MI dari tahun 2012 sampai dengan tahun. Tahun 2012 realisasi sebesar 94,32%, tahun 2013 realisasi sebesar 94,6%, tahun 2014 realisasinya turun menjadi 88,58% dan tahun meningkat menjadi 94,80 tetapi apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan maka tersebut mengalami penurunan. III-62

103 Penurunan realisasi APM tersebut disebabkan masih adanya siswa jenjang SD/MI usia 7-12 tetapi sudah masuk dijenjang SMP/MTs. Di bawah ini grafik pencapaian APM SD/MI dari tahun 2012 sampai dengan tahun sebagai berikut : GRAFIK PENCAPAIAN APM SD/MI DARI TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN 94,32 94,6 88,58 94,8 APM SD/MI TAHUN TABEL TARGET DAN REALISASI APM SD/MI Indikator Kinerja Realisasi 2014 Realisasi Target RPJMD APM SD/MI 88,58% 94,80 % 96,73% 97,82% Pada tabel di atas terlihat perbandingan capaian APM SD/MI tahun 2014 dan tahun. Tahun 2014 realisasinya sebesar 88,58% dan tahun meningkat menjadi 94,80% tetapi apabila angka tersebut di bandingkan target maka tersebut di bawah target yang ditetapkan. Sedangkan untuk target APM SD/MI tahun 2016 sebesar 97,82%. III-63

104 2. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs. TABEL ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) SMP/MTs Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs 75,76% 75,64% 99,84% Capaian Kinerja 99,84% Tabel diatas menunjukan pencapaian APM SMP/MTs tahun sebesar 75,64% dari 75,76% yang ditargetkan dengan capaian kinerja 99,84%. Dalam rangka meningkatkan capaian pada indikator-indikator yang masih belum mencapai target tersebut tentu diperlukan segala upaya, dalam hal ini Dinas Pendidikan secara bertahap mulai berbenah melalui program-program yang dicanangkan dalam setiap tahun anggaran, hingga dari data dapat dilihat tingkat capaian Dinas Pendidikan dari bertambahnya sarana prasarana sekolah, jumlah ruang kelas dan bangunan sekolah dimana upaya tersebut untuk memenuhi keterbatasan daya tampung sekolah, faktor dominan dalam meninggikan nilai APK adalah dengan terjangkaunya dan ketersediaan layanan pendidikan yang diberikan pemerintah daerah. Selain itu juga pemberian beasiswa miskin yang digalakkan pemerintah daerah merupakan instrumen yang baik untuk menghambat banyaknya perserta didik yang putus sekolah, karena ketidakmampuan masyarakat/orang tua untuk menyekolahkan anaknya, yang pada akhirnya nilai APK akan berkurang. Pencapaian APM SMP/MTs tersebut diperoleh dari jumlah siswa usia sebanyak dibagi jumlah penduduk usia tahun sebanyak dikali 100%. III-64

105 Tabel formulasi realisasi indikator kinerja Persentase Angka Partisipasi Murni SMP/MTs INDIKATOR KINERJA Angka Partisipasi Murni SMP/MTs FORMULASI/ PENJELASAN jumlah siswa usia dibagi jumlah penduduk usia tahun dikali 100% KET x 100% = 62,24% Berikut tabel pencapaian APM SMP/MTS dari tahun 2012 sampai dengan tahun : TABEL REALISASI APM SMP/MTS DARI TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN Indikato r Kinerja Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi Target Ket (Naik/ turun) APM SMP/MTs 67,82% 69,21% 71,47% 75,64% 75,76% Turun Dari tabel tersebut dapat dilihat realisasi APM SMP/MTs dari tahun 2012 sampai dengan tahun. Tahun 2012 realisasi APM SMP/MTs sebesar 67,82%, tahun 2013 sebesar 69,21%, tahun 2014 sebesar 71,47% dan tahun sebesar 75,64%, dibandingkan dengan target sebesar 75,76% maka angka tersebut mengalami penurunan. Berikut grafik pencapaian APM SMP/MTs dari tahun 2012 sampai dengan tahun sebagai berikut : GRAFIK PENCAPAIAN APM SMP/MTs DARI TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN 67,82 69,21 71,47 75,64 APM SMP/MTs TAHUN III-65

106 TABEL TARGET DAN REALISASI APM SMP/MTs Indikator Kinerja Realisasi 2014 Realisasi Target RPJMD APM SMP/MTs 71,47% 75,64 % 75,76% 77,27% Dari tabel di atas terlihat APM SMP/MTs tahun 2014 terealisasi sebesar 71,47%, tahun terealisasi sebesar 75,64 % dari 75,76% yang ditargetkan, angka tersebut berada sedikit dibawah target yang ditetapkan, sedangkan untuk tahun 2016 target APM SMP/MTs sebesar 77,27%. 3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA. TABEL ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) SMA/SMK/MA Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA. 54,03% 50,91% 94,23% Capaian Kinerja 94,23% Dari tabel di atas dapat dilihat realisasi APM SMA/SMK/MA tahun sebesar 50,91% dari 54,03% yang ditargetkan dengan capaian kinerja 94,23%. Hasil capaian tersebut diperoleh dari jumlah siswa usia sebanyak dibagi jumlah penduduk usia tahun sebanyak dikali 100%. Terjadi penurunan capaian APM SMA/SMK/MA salah satu penyebabnya adalah adanya anak usia tahun yang masih dibangku SMP. III-66

107 Tabel formulasi realisasi indikator kinerja Persentase APM SMA/SMK/MA INDIKATOR KINERJA Angka Partisipasi Murni SMA/SMK FORMULASI/ PENJELASAN jumlah siswa usia sebanyak dibagi jumlah penduduk usia tahun sebanyak dikali 100% KET x 100% = 50,91% Berikut tabel pencapaian realisasi APM SMA/SMK/MA dari tahun 2012 sampai dengan tahun : TABEL REALISASI APM SMA/SMK/MA DARI TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN Indikato r Kinerja Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi Target Ket (Naik/ turun) APM SMA/SMK/ MA 42,81% 44,77% 49,17% 50,91% 54,03% Turun Tabel di atas menunjukan pencapaian APM SMA/SMK/MA dari tahun 2012 sampai dengan tahun. Tahun 2012 terealisasi sebesar 42,81%, tahun 2013 terealisasi sebesar 44,77%, tahun 2014 terealisasi sebesar 49,17% dan tahun terealisasi sebesar 50,91% turun dari target tahun sebesar 54,03%. Di bawah ini grafik pencapaian realisasi APM SMA/SMK/MA dari tahun 2012 sampai dengan tahun : GRAFIK PENCAPAIAN APM SMA/SMK/MA DARI TAHUN 2012 SAMPAI DENGAN TAHUN 42,81 44,77 49,17 50,91 APM SMA/SMK/MA TAHUN III-67

108 TABEL TARGET DAN REALISASI APM SMA/SMK/MA Indikator Kinerja Realisasi 2014 Realisasi Target RPJMD 2016 APM SMA/SMK/MA 49,17% 50,91 % 54,03% 59,79% Tabel di atas menunjukan realisasi APM SMA/SMK/MA tahun 2014 sebesar 49,17%, tahun terealisasi 50,91% dari target 54,03%, angka tersebut berada dibawah target yang ditetapkan. Untuk target 2016 sebesar 59,79%. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Siswa SMK Yang Di Serap Di Dunia Kerja TABEL SISWA SMK YANG DI SERAP DI DUNIA KERJA Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Persentase Siswa SMK Yang Di terima Di Dunia Kerja 55% 32,97% 59,95% Capaian Kinerja 59,95% Dari tabel diatas terlihat siswa SMK Yang di serap di dunia kerja capaian kinerja 59,95%, terealissi 32,97% dari target 55%. Hasil capaian ini dihitung dari jumlah siswa lulusan SMK yang di terima di dunia kerja sebanyak 184 orang dibagi jumlah lulusan SMK di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebanyak 558 orang dikali 100 persen. Tabel Formulasi realisasi indikator kinerja Persentase Siswa SMK Yang Di terima Di Dunia Kerja INDIKATOR KINERJA FORMULASI/ PENJELASAN KET Persentase Siswa SMK yang di terima Di Dunia Kerja jumlah siswa lulusan SMK yang di terima di dunia kerja orang dibagi jumlah lulusan SMK di Kabupaten Hulu Sungai Selatan orang dikali 100 persen 184 x 100% = 32,97% 558 III-68

109 Tabel di bawah ini data siswa SMK yang diserap di dunia kerja di tahun sebagai berikut : TABEL SISWA SMK YANG DI SERAP DI DUNIA KERJA TAHUN NO SEKOLAH LULUSAN YANG BEKERJA 1. SMKN 1 LOKSADO 50 ORANG 10 ORANG 2. SMKN1 KANDANGAN 221 ORANG 76 ORANG 3. SMKN 2 KANDANGAN 219 ORANG 53 ORANG 4. SMKN 1 DAHA SELATAN 68 ORANG 45 ORANG J U M L A H 558 ORANG 184 ORANG Sumber. Dinas Pendidikan Kab. Hulu Sungai Selatan Tahun Tabel di atas terlihat dari 558 orang lulusan SMKN, yang di serap di dunia kerja hanya 184 orang atau 32,97%. Angka ini di bawah target yang ditetapkan tahun yaitu sebesar 55%. Rendahnya serapan lulusan SMK yang diterima di dunia kerja salah satu faktor penyebabnya adalah sedikit sekali perusahaan yang ada di Hulu Sungai Selatan dan sekitar daerah tetangga sehingga tidak bisa menyerap banyak tenaga kerja, selain itu perusahaan batu bara yang banyak diminati saat ini sedang mengalami kelesuan pemasaran yang berakibat pada sedikitnya serapan siswa yang bekerja. SASARAN 2; Meningkatnya kesadaran hukum dan ketaatan terhadap norma dan peraturan perundangundangan yang berlaku Pencapaian target kinerja sasaran 2 pada Tujuan 1 : Meningkatkan Pemerataan dan Mutu Pendidikan di Misi II Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Daerah. adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di kabupaten/kota 100% (1:609 /RT) REALISASI 100% (1:609 /RT) % CAPAIAN 100 III-69

110 INDIKATOR KINERJA TARGET Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah kab/kota Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat REALISASI % CAPAIAN 100% 100% % (3 x patroli dlm sehari) 100% (3 x patroli dlm sehari) Tidak terjadinya Konflik Sosial Tidak terjadi Tidak terjadi Tercapai Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan berpolitik (pemilu) ormas 40 ormas % 68,75% 88,14 Rata-rata 97,63 % Tabel di atas menunjukkan bahwa bahwa rata-rata capaian sasaran Meningkatnya kesadaran hukum dan ketaatan terhadap norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku telah mencapai kinerja 97,63%. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di kabupaten/kota INDIKATOR KINERJA TARGET Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di kabupaten/kota 100% (1:609 /RT) REALISASI 100% (1:609 /RT) % CAPAIAN 100 Dilihat dari tabel di atas realisasi indikator kinerja sasaran Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di kabupaten/kota sebesar 100% atau target telah tercapai. Pencapaian realisasi tersebut didapat dari Jumlah Anggota Linmas sebanyak 609 orang dibagi Jumlah RT sebanyak 609 RT dikali 100%. Formula Realisasi Capaian Kinerja Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di kabupaten/kota Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase Anggota Linmas per RT Jumlah Anggota Linmas dibagi Jumlah RT dikali 100% 609 x 100% =100% 609 III-70

111 Pada tahun jumlah anggota Linmas se Kabupaten HSS adalah 609, sedangkan jumlah RT se Kabupaten HSS 609. Sehingga Persentase anggota Linmas per RT pada Tahun adalah sebesar 100 %. Tabel perbandingan realisasi Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di kabupaten/kota dari tahun 2013 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di kabupaten/kota 48,6% (1:296 /RT) 48,6% (1:296 /RT) 100% (1:609 RT) KINERJA NAIK/TUR UN Naik Target RPJMD % (609 RT) Grafik Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di kabupaten/kota dari tahun 2013 sampai dengan tahun 100% (609 RT) 120,00% 100,00% 100% 80,00% 60,00% 40,00% 48,60% 48,60% Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di kabupaten/kota 20,00% 0,00% Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun melalui pelaksanaan program dan kegiatan pada Seksi Perlindungan Masyarakat Satpol PP. Kab. HSS yaitu dalam Program pemberdayaan masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan pada Kegiatan Pengamanan Pemilu. Sasaran tersebut terumuskan dalam beberapa indikator kegiatan dengan target dan realisasi pada tahun sebagai berikut : III-71

112 Target dan Realisasi Kegiatan untuk mendukung Capaian Indikator Kinerja Sasaran No. Program/Kegiatan Keluaran/Output Kegiatan Target Realisasi Persentase Pencapaian (%) Program Dukungan Kelancaran Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Kegiatan Pengamanan Pemilu. 1 kegiatan 1 keg. 1 Keg. 100 Pada Kegiatan Pengamanan Pemilihan Umum, telah berhasil memberikan fasilitasi Anggota Linmas untuk 550 TPS, masing-masing 2 anggota Linmas sehingga berjumlah Persentase pencapaian menjadi sebesar 100% disebabkan adanya kegiatan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan. masing 2 anggota Linmas. Bahkan difasilitasi pula untuk Linmas Desa Adapun rincian pagu dan realisasi anggaran yang mendukung pencapaian kinerja dapat dilihat pada tabel berikut : Sasaran Meningkatnya Rasio Perlindungan Masyarakat. Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Kegiatan Pendukung Program / kegiatan Program Dukungan Kelancaran Penyelenggaraan Pemilihan Umum. PAGU ANGGARAN Sebelum Perubaha n (Rp) Setelah Perubaha n (Rp) REALISA SI (Rp) Kegiatan Pengamanan Pemilu , , ,- 98,32 % Dokumentasi kegiatan pendukung III-72

113 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah kab/kota INDIKATOR KINERJA TARGET Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah kab/kota REALISASI % CAPAIAN 100% 100% 100 Pada indikator Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah kab/kota capaian kinerja tahun tercapai 100%. Formula Realisasi Capaian Kinerja Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah kab/kota Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan cakupan penegakan peraturan daerah dan/atau peraturan kepala daerah jumlah pelanggaran perda dan/atau peraturan kepala daerah yang diselesaikan di tahun bersangkutan dibagi jumlah pelanggaran perda dan/ atau peraturan kepala daerah yang dilaporkan dan/atau dipantau di tahun bersangkutan x 100% 204 x 100% =100% 204 Pada tahun jumlah pelanggaran perda dan/atau peraturan kepala daerah yang diselesaikan sebanyak 204 kasus, dari jumlah pelanggaran perda dan/ atau peraturan kepala daerah yang dilaporkan dan/atau dipantau di tahun sebanyak 204 kasus. Sehingga capaian kinerja indikator cakupan penegakan peraturan daerah dan/atau peraturan kepala daerah sebesar 100%. Tabel perbandingan realisasi cakupan penegakan peraturan daerah dan/atau peraturan kepala daerah dari tahun 2013 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA cakupan penegakan peraturan daerah dan/atau peraturan kepala daerah KINERJA NAIK/TUR UN Target RPJMD % 100% 100% tetap 100% 100% III-73

114 Grafik cakupan penegakan peraturan daerah dan/atau peraturan kepala daerah dari tahun 2013 sampai dengan tahun 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% cakupan penegakan peraturan daerah dan/atau peraturan kepala daerah 100% 100% 100% cakupan penegakan peraturan daerah dan/atau peraturan kepala daerah Dalam usaha pencapaian target indikator tersebut di dukung oleh program dan kegiatan yang dilaksanakan khususnya pada kantor satuan polisi pamong praja. Realisasi kegiatan pendukung pencapain indikator tersebut diatas terlihat pada tabel berikut. Target dan Realisasi Kegiatan pendukung pencapaian indikator kinerja No. Program/Kegiatan Keluaran/Output Kegiatan Target Realisasi Persentase Pencapaian (%) Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Kegiatan Pengawasan pengendalian dan evaluasi keg. Polisi Pamong Praja Jumlah Laporan/temuan yang diselesaikan. 204 Kasus 204 Kasus 100 Pada Kegiatan Pengawasan pengendalian dan evaluasi keg. Polisi Pamong Praja, telah berhasil memberikan fasilitasi Penertiban dan penegakan Peraturan Perundang-undang Daerah. Persentase pencapaian adalah sebesar 100% disebabkan semua laporan dan temuan pelanggaran dapat diselesaikan. Selain penyelesaian secara administrasi ada yang dilakukan eksekusi seperti pencabutan ijin, pemusnahan barang bukti dan pembongkaran paksa. III-74

115 Adapun rincian pagu dan realisasi anggaran yang terkait dengan pencapaian target kinerja dapat dilihat pada tabel berikut : SASARAN Meningkatnya Penegakan Peraturan Perundangan Daerah. Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Kegiatan Pendukung Pencapaian indikator sasaran PROGRAM / KEGIATAN Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal PAGU ANGGARAN Sebelum Perubahan (Rp) Setelah Perubahan (Rp) REALISASI (Rp) Kegiatan Pengawasan pengendalian dan evaluasi keg. Polisi Pamong Praja , , ,- 100 % Dokumentasi kegiatan penegakan peraturan daerah dan/atau peraturan kepala daerah III-75

116 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat INDIKATOR KINERJA TARGET Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 100% (3 x patroli dlm sehari) REALISASI 100% (3 x patroli dlm sehari) % CAPAIAN 100 Dilihat dari tabel di atas realisasi indikator kinerja sasaran Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sebesar 100% atau target telah tercapai. Capaian realisasi tersebut juga sudah tercapai atas target pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Urusan Pemerintahan Dalam Negeri, bahwa dalam sehari dilakukan 3 kali patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Tabel perbandingan realisasi Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dari tahun 2013 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 33,33% (1 x patroli dlm sehari) 33,33% (1 x patroli dlm sehari) 100% (3 x patroli dlm sehari) KINERJA NAIK/TUR UN Naik Target RPJMD % (3 x patroli dlm sehari) 100% (3 x patroli dlm sehari) III-76

117 Grafik Cakupan Patroli Siaga Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat 120,00% 100,00% Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 100% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% 33,33% 33,33% Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat Capaian indikator sasaran ini didukung melalui pelaksanaan program dan kegiatan pada Seksi Ketertiban Umum SatpoP PP. Kab. HSS yaitu dalam Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal pada Kegiatan Pengawasan pengendalian dan evaluasi keg. Polisi Pamong Praja. Target dan Realisasi Kegiatan pendukung capaian No. Program/Kegiatan Keluaran/Output Kegiatan Target Realisasi Persentase Pencapaian (%) Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Kegiatan Pengawasan pengendalian dan evaluasi keg. Polisi Pamong Praja Jumlah Personil Patroli Siaga 10 Orang/Kegiatan OK OK 100 Pada Kegiatan Pengawasan pengendalian dan evaluasi keg. Polisi Pamong Praja, telah berhasil memberikan fasilitasi Patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat tiga kali sehari. Persentase pencapaian menjadi sebesar 100% disebabkan adanya penambahan jadwal patroli. III-77

118 Namun demikian terdapat pula pembatalan jadwal patroli harian atau bahkan tambahan patroli lebih tiga kali sehari sesuai kebutuhan. Adapun rincian pagu dan realisasi anggaran yang terkait dengan pencapaian target kinerja dapat dilihat pada tabel berikut : NO Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Kegiatan Pendukung SASARAN 1 Meningkatnya Patroli Siaga PROGRAM / KEGIATAN Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal PAGU ANGGARAN Sebelum Perubahan (Rp) Setelah Perubahan (Rp) REALISASI (Rp) % Kegiatan Pengawasan pengendalian dan evaluasi keg. Polisi Pamong Praja , , ,- 100 Dokumentasi kegiatan pendukung III-78

119 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Tidak terjadinya Konflik Sosial INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Tidak terjadinya Konflik Sosial Tidak terjadi Tidak terjadi Tercapai Capaian kinerja Indikator tidak terjadinya Konflik Sosial di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun tercapai 100%, Dimana hal ini menunjukkan bahwa suasana di Kabupaten Hulu Sungai Selatan selama tahun sangat kondusif dan meningkatnya kesadaran hukum dan ketaatan terhadap norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ini terlihat dari 0 (nol) kejadian selama tahun. Hal ini disebabkan antara lain adalah : a. Meningkatnya kesadaran antar pemeluk agama yang disebabkan antara lain adanya kegiatan-kegiatan rutin dari Forum Komunikasi antar Umat Beragama (FKUB), pertemuan Tokoh-tokoh Lintas Agama serta kegiatan lain yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kesadaran antar pemeluk agama. b. Meningkatnya Solidaritas antar pemeluk agama, seiring dengan meningkatnya Teknologi Informasi yang menyebabkan perubahan pola pikir Kemasyarakatan dalam hubungan antar umat beragama. c. Meningkatnya kesadaran dan kesabaran penduduk yang disebabkan antara lain adanya kegiatan-kegiatan Penyuluhan Rutin kepada Kemasyarakatan terkait dengan peningkatan rasa Solidaritas, Sosialisasi/penyuluhan tentang Kamtramtibmas, serta upaya Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Umat Islam dan juga adanya Penggalangan Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) dalam upaya menciptakan kegiatan Pencegahan Dini terhadap adanya Potensi Konflik Sosial. III-79

120 Tabel perbandingan realisasi Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dari tahun 2014 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA 2014 Tidak terjadinya Konflik Sosial KINERJA NAIK/TUR UN Tidak terjadi Tidak terjadi Naik Target RPJMD 2016 Tidak terjadi Tidak terjadi Adapun program dan kegiatan dalam penunjang pencapaian indikator kinerja sasaran Tidak terjadinya Konflik Sosial di wilayah pemerintah kabupaten hulu sungai selatan tahun sebagai berikut Alokasi Realisasi Realisasi Realisasi No Program / Kegiatan Anggaran Keuangan Keuangan Fisik (Rp) (Rp) (%) (%) 1. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Sosialisasi peraturan perundangundangan Program pemeliharaan kamtramtibmas dan pencegahan tindak kriminal Kegiatan Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan (KOMINDA) Program pengembangan wawasan kebangsaan Kegiatan Peningkatan rasa solidaritas dan ikatan sosial dikalangan masyarakat Peningkatan wawasan kebangsaan masyarakat Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan Kegiatan Seminar, talk show, diskusi peningkatan wawasan kebangsaan Kegiatan Penyuluhan pendidikan pengetahuan bela negara (PPBN) Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) Kegiatan Penyuluhan pencegahan peredaran/penggunaan minuman keras dan narkoba III-80

121 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif INDIKATOR KINERJA TARGET Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif REALISASI % CAPAIAN 40 ormas 40 ormas 100 Capaian indikator Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif pada tahun tercapai 100%, capaian ini didapat dari perbandingan realisasi Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif sebanyak 40 ormas dibanding dengan target sebanyak 40 ormas. Capaian kinerja ini di dukung oleh faktor seperti halnya, yang pertama, dengan meningkatnya kesadaran penduduk dalam mentaati peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan Organisasi Masyarakat, melalui kegiatankegiatan Penyuluhan serta adanya persyaratan yang diharuskan dalam hal permintaan bantuan kepada Pemerintah Daerah. Yang kedua, meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya melibatkan diri dalam berorganisasi, seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang organisasi yang sedang berkembang. Formula Realisasi Capaian Kinerja Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif jumlah Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif dibanding dengan target sebanyak 40 ormas x 100% 40 x 100% =100% 40 Tabel perbandingan realisasi Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif dari tahun 2013 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif KINERJA NAIK/TUR UN Target RPJMD ormas 40 ormas 40 ormas tetap 40 ormas 40 ormas III-81

122 Grafik Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif Forum komunikasi pembauran antar umat beragama dan organisasi masyarakat yang aktif Dok. Kegiatan forum komunikasi pembauran antar umat beragama III-82

123 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Kehidupan Berpolitik (Pemilu) INDIKATOR KINERJA TARGET Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan berpolitik (pemilu) REALISASI % CAPAIAN 78% 68,75% 88,14 capaian kinerja indikator Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan berpolitik (pemilu) tercapai 88,14%. Dari target 78% partisipasi masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun, terealisasi sebesar 68,75%. Formula Realisasi Capaian Kinerja Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Kehidupan Berpolitik (Pemilu) Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Tingkat masyarakat kehidupan (pemilu) partisipasi dalam berpolitik Jumlah pemilih yang menggunakan hak pemilih dibagi dengan jumlah pemilih tetap dikali 100% x 100% =68,75% Faktor-faktor penghambat tidak tercapainya indikator tersebut tahun dikarenakan : a. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam kehidupan berpolitik (pemilu) meskipun upaya dari pemerintah sudah maksimal dengan mengadakan penyuluhan, penyebaran brosur, siaran keliling, pemasangan baliho/spanduk. b. Pertemuan antara pasangan calon dengan masyarakat pemilih kurang intens. c. Tingkat kesadaran politik masyarakat baik itu pemilih pemula maupun pemilih lanjut kurang memahami pentingnya partisipasi dalam hal mensukseskan pemilu sesuai tahapan. d. Tingkat kesejahteraan masyarakat pemilih masih rendah sehingga mereka mementingkan bekerja untuk menambah penghasilan daripada hadir di tempat pemilihan. III-83

124 Tabel perbandingan realisasi Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan berpolitik (pemilu) dari tahun 2014 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA 2014 Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan berpolitik (pemilu) KINERJA NAIK/TUR UN Target RPJMD ,10% 68,75% Turun 78% 78,5% Grafik Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan berpolitik (pemilu) 74,00% 73,00% 72,00% 71,00% 70,00% 69,00% 68,00% 67,00% 66,00% Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan berpolitik (pemilu) 73,10% 68,75% 2014 Tingkat partisipasi masyarakat dalam kehidupan berpolitik (pemilu) Adapun rincian pagu dan realisasi anggaran yang mendukung pencapaian kinerja dapat dilihat pada tabel berikut : No Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Kegiatan Pendukung Alokasi Realisasi Realisasi Realisasi Program / Kegiatan Anggaran Keuangan Keuangan Fisik (Rp) (Rp) (%) (%) 1. Program pendidikan politik masyarakat 1. Kegiatan Penyuluhan kepada masyarakat Kegiatan fasilitasi penyelesaian perselisihan partai politik Kegiatan Fasilitasi bantuan keuangan partai politik Kegiatan Pembinaan pemantauan LSM dan Ormas Program Dukungan Kelancaran Penyelengaraan Pemilu 1. Fasilitasi Penyelenggaraan Pemilu III-84

125 SASARAN 3; Meningkatnya fasilitasi sumber daya tenaga kependidikan di Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah Pencapaian target kinerja sasaran 3 pada Tujuan I : Meningkatkan Pemerataan dan Mutu Pendidikan di Misi II : Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Daerah adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET 2014 Persentase Guru PAUD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Persentase Guru SD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Persentase Guru SMA/SMK Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV REALISASI 2014 % CAPAIAN 100% 27,06% 27,06 68,20% 76,35% 111,95 86,80% 90,08% 103,78 95,19% 91,63% garis96,26 Rata-rata 84,76 % Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran Meningkatnya Fasilitasi Sumber Daya Tenaga Kependidikan di Kementerian Agama dan Pemerintah Daerah telah mencapai kinerja sebesar 84,76%. Grafik Persentase Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Tahun PERSENTASE GURU YANG MEMENUHI KUALIFIKASI S1/D-IV TAHUN 76,35 90,08 91,63 GURU SD GURU SLTP GURU SLTA Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun 2014 seperti pada tabel dibawah yaitu: III-85

126 Program / Kegiatan Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan 1. Kegiatan Pendidikan Lanjutan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kualifikasi 2. Kegiatan Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan 3. Kegiatan Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik Alokasi Anggaran (Rp) Realisasi Keuangan (Rp) Realisasi Keuangan (%) ,9 93,3 Realisasi Fisik (%) Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase Guru PAUD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase Guru PAUD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV REALISASI % CAPAIAN 100% 27,06% 27,06 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase Guru PAUD yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV sebesar 27,06%, terealisasi 27,06% dari target 100%. Pencapaian realisasi tersebut didapat dari jumlah Guru PAUD yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV (276 guru) dibanding dengan jumlah PNS Guru PAUD di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (1.020 guru) dikali dengan 100 %. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase Guru PAUD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase Guru PAUD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV jumlah Guru PAUD yang Memenuhi Kualifikasi S1/D- IV dibanding dengan jumlah PNS Guru PAUD di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dikali dengan 100 % 276 x 100% =27,06% III-86

127 Tabel perbandingan realisasi Persentase Guru PAUD yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV dari tahun 2014 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase Guru PAUD yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,06% 27,06% Tetap 100% 100% Grafik Persentase Guru PAUD yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% Persentase Guru PAUD yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 27,06% 27,06% Persentase Guru PAUD yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 5,00% 0,00% 2014 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase Guru SD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase Guru SD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV REALISASI % CAPAIAN 68,20% 76,35% 111,95 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase Guru SD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV sebesar 111,95%, terealisasi 76,35% dari target 68,20%. Pencapaian realisasi tersebut didapat dari jumlah Guru SD yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV (2.257 guru) dibanding dengan jumlah PNS Guru SD di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (2.956 guru) dikali dengan 100 %. III-87

128 Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase Guru SD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase Guru SD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV jumlah Guru SD yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV dibanding dengan jumlah PNS Guru SD di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dikali dengan 100 % x 100% =76,35% Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel perbandingan realisasi Persentase Guru SD Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV dari tahun 2014 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA Persentase Guru SD yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD % 65,43% 76,35% Naik 68,20% 78,8% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Grafik Persentase Guru SD yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Persentase Guru SD yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 50% 65,43% 76,35% Persentase Guru SD yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV III-88

129 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV REALISASI % CAPAIAN 86,80% 90,08% 103,78 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV sebesar 103,78%, terealisasi 90,08% dari target 86,80%. Pencapaian realisasi tersebut didapat dari jumlah Guru SMP/MTs yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV (1.072 guru) dibanding dengan jumlah PNS Guru SMP/MTs di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (1.190 guru) dikali dengan 100 %. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase Guru SMP/MTs Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV jumlah Guru SMP/MTs yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV dibanding dengan jumlah PNS Guru SMP/MTs di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dikali dengan 100 % x 100% =90,08% Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel perbandingan realisasi Persentase Guru SMP/MTs yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV dari tahun 2013 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA Persentase Guru SMP/MTs yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,82% 82,75% 90,08% Naik 86,80% 91,20% III-89

130 Grafik Persentase Guru SMP/MTs yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 95,00% 90,00% 85,00% 80,00% Persentase Guru SMP/MTs yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 80,82% 82,75% 90,08% Persentase Guru SMP/MTs yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 75,00% Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase Guru SMA/SMK Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase Guru SMA/SMK Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV REALISASI % CAPAIAN 95,19% 91,63% 96,26 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase Guru SMA/SMK Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV sebesar 96,26%, terealisasi 91,63% dari target 95,19%. Pencapaian realisasi tersebut didapat dari jumlah Guru SMA/SMK yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV (591 guru) dibanding dengan jumlah PNS Guru SMA/SMK di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (645 guru) dikali dengan 100 %. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase Guru SMA/SMK Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase Guru SMA/SMK Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV jumlah Guru SMA/SMK yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV dibanding dengan jumlah PNS Guru SMA/SMK di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dikali dengan 100 % 591 x 100% =91,63% 645 III-90

131 Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel perbandingan realisasi Persentase Guru SMA/SMK yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV dari tahun 2013 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA Persentase Guru SMA/SMK Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,81% 94,85% 91,63% Turun 95,19% 96,79% Grafik Persentase Guru SMA/SMK yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 96,00% 95,00% 94,00% 93,00% 92,00% 91,00% Persentase Guru SMA/SMK Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 93,81% 94,85% 91,63% Persentase Guru SMA/SMK Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV 90,00% TUJUAN 2 Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat Capaian tujuan kedua yakni Meningkatkan Derajad Kesehatan Masyarakat pada Misi ke dua yakni Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Daerah., dari realisasi capaian 1sasaran dengan 14 indikator sasaran secara umum dapat disimpulkan telah Tercapai. Pencapaian tujuan tersebut terdapat pada 1 sasaran secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : III-91

132 Sasaran 1; Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan Pencapaian target kinerja sasaran 2 pada Tujuan 2: Meningkatkan Derajad Kesehatan Masyarakat di Misi II : Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Daerah adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan Persentase penurunan Angka Kematian Bayi 20% 40,29% 201,45 9% -35,85% -398,33 Persentase penurunan kematian neonatal 15% -48,78% -325,2 Persentase penurunan balita gizi kurang 15% 49,69% 331,27 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Persentase penurunan angka kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB Cakupan kunjungan dan layanan pasien di puskesmas Persentase puskesmas dengan score IKM 80 Persentase penduduk HSS yang memiliki jaminan kesehatan (Tersedianya Kartu Hulu Sungai Selatan Sehat) Persentase desa dengan kategori siaga aktif pratama Persentase KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan 100% 100,00% % 5,65% 5,65 40% -518,88% ,20 1% 44,44% % 100,00% 100,00 80% 52,38% 57,14 100% 35,00% 35,00 35% 100,00% 285,71 76% 76% 100,00 Persentase kk menggunakan jamban sehat 67% 58,84% 87,82 Rata-rata 266,24 % Berdasarkan tabel diatas bahwa rata-rata capaian indikator kinerja sasaran Meningkatnya jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan adalah sebesar 266,24%. III-92

133 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan REALISASI % CAPAIAN 20% 40,29% 201,45 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan sebesar 201,45%, terealisasi 40,29% dari target 20%. Persentase penurunan AKI adalah Selisih antara AKI melahirkan tahun n-1 (tahun 2014 sebesar 205 per kelahiran hidup) dikurangi AKI melahirkan tahun n (tahun sebesar 122,4 per kelahiran hidup) dibagi AKI melahirkan tahun n-1 (tahun 2014 sebesar 205 per kelahiran hidup) dikalikan 100%. Target penurunan tercapai jika realisasi pada tahun n berkurang 50% atau lebih dari tahun n-1. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase penurunan Angka Kematian Ibu Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan ( ) ( ) ( ) AKI = Angka Kematian Ibu n-1 = tahun sebelumnya n = tahun berjalan Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel perbandingan realisasi Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan dari tahun 2014 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,76% 40,29% Naik 20% 30% III-93

134 Grafik Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan 45,00% 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan 21,76% 40,29% 2014 Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan Angka kematian ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup. AKI diperhitungkan pula pada jangka waktu 6 minggu hingga setahun setelah melahirkan.cara perhitungan/rumus cakupan ini adalah: AKI = Jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin, dan nifas di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun x Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama Indikator ini mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan kesehatan menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, serta tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetric. AKI pada tahun mencapai angka 122,4 per KH diperoleh dari data jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin, dan nifas di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun sebesar 6 dan jumlah kelahiran hidup di Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun sebesar 3667 yang diperoleh dari data III-94

135 di bidang Kesga Dinas Kesehatan Kab. Hulu Sungai Selatan Berikut trend AKI dari tahun 2010 sampai dengan. 350 Angka Kematian Ibu/ KH ,4 Angka Kematian Ibu/ KH Dari grafik diatas terlihat bahwa trend AKI selama lima tahun berfluktuasi, hal ini disebabkan karena: a. Hampir semua desa sudah ada bidan desa b. Kemitraan bidan dengan dukun kampung c. Pelatihan Peningkatan kompetensi kebidanan d. Tersedianya Dokter spesialis kebidanan dan kandungan selama 24 jam Penyebab angka kematian ibu pada tahun sebagian masih seputar masalah komplikasi pada kehamilan dan kelahirandiantaranya: Pre eklamsi berat, perdarahan post partum, DBD, dan kejang post partum. Indikator persentase penurunan AKI sudah mencapai target dengan ditunjukkan dengan realisasi lebih besar daripada target, namun demikian secara angka masih jauh dibawah target nasional maupun MDGs. Keberhasilan indikator tersebut diatas sangat dipengaruhi oleh capaian beberapa indikator antara yakni cakupan kunjungan bumil K4, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani, cakupan pertolongan persalinan oleh bidan dan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, dan cakupan pelayanan nifas.berikut uraian indikator antara tersebut yang merupakan standar pelayanan minimal (SPM). III-95

136 1. Indikator Kinerja Cakupan kunjungan bumil K4 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalahcakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup minimal : (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3) Skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid), (4) (ukur) tinggi fundus uteri, (5) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (6) temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), (7) Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC). Cara Perhitungan/Rumus cakupan ini adalah: Cakupan kunjungan ibu hamil K4 = Jml Ibu Hamil yg memperoleh pelayanan antenatal K4 di satu wil. kerja pada kurun waktu tertentu x 100% Jumlah sasaran ibu hamil di satu wil. kerja dalam kurun waktu yang sama Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, meliputi pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer). Cakupan kunjungan bumil K4 pada tahun mencapai angka 64,86%. Data ini diperoleh dari data jumlah Ibu Hamil yg memperoleh pelayanan antenatal K4 di Kabupaten Hulu Sungai pada tahun sebesar 3081 dan Jumlah sasaran ibu hamil di Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun sebesar 4750 yang diperoleh dari data di bidang Kesga. Berikut trend cakupan kunjungan bumil K4 dari tahun 2010 sampai dengan III-96

137 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% cakupan kunjungan bumil K4 79,69% 82,90% 79% 69,90% 63,80% 64,86% cakupan kunjungan bumil K4 Dari grafik di atas terlihat bahwa trendcakupan kunjungan bumil K4 selama lima tahun cenderung turun, dan di tahun ke-6 (21015) ada sedikit peningkatan. Namun dibandingkan dengan target () masih jauh mencapai. Menurut sumber informasi dari bidang Kesehatan Keluarga, belum tercapainya indikator ini disebabkan karena tingginya angka proyeksi. Sehingga yang riil ditemukan di lapangan tidak sebanyak yang diproyeksikan. Selain itu semakin meningkatnya pemeriksaan kehamilan pada dokter spesialis, dan jika pasien memeriksakan kehamilannya pada dokter spesialis mereka tidak lagi melapor pada bidan atau puskesmas setempat sehingga tidak tercatat pada puskesmas maupun bidan. 2. Indikator Kinerja Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Cara Perhitungan/Rumus cakupan ini adalah: Cakupan komplikasi kebidanan yg ditangani = Jumlah Komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jml Ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama x 100% III-97

138 Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, meliputi pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer). Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani pada tahun mencapai angka 109,26%. Data ini diperoleh dari Jumlah Komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif di Kabupaten Hulu Sungai pada tahun sebesar 1038 dan Jumlah Ibu dengan komplikasi kebidanan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun sebesar 950 yang diperoleh dari data di bidang Kesga. Berikut trend Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dari tahun 2010 sampai dengan Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 120,00% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 62,00% 83,68% 99% 95,30% 83,44% 109,26% Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 0,00% Dari grafik di atas terlihat bahwa trend Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani selama lima tahun berfluktuasi dan mengalami penurunan pada dua tahun terakhir. Namun pada tahun ke-6 () mengalami peningkatan dan melebihi 100%. 3. Indikator Kinerja Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan dan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disatu wilayah kerja pada kurun waktu III-98

139 tertentu. Persalinan oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong oleh dokter spesialis kebidanan/ dokter umum/ bidan/ pembantu bidan/ perawat bidan. Cara Perhitungan/ Rumus cakupan ini adalah: Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan = Jumlah ibu bersalin yg ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama x 100% Indikator ini digunakan untuk mengukur cakupan jangkauan pelayanan kesehatan khususnya dalam pelayanan persalinan. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan dan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan pada tahun mencapai angka 80%. Data ini diperoleh dari Jumlah ibu bersalin yg ditolong oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai pada tahun sebesar 3628 dan Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun sebesar 4534 yang diperoleh dari data di bidang Kesga. Berikut trend Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan dan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dari tahun 2010 sampai dengan 100% 80% 60% 40% 20% 0% cakupan pertolongan persalinan oleh bidan dan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 95% 94% 92% 81% 75% % cakupan pertolongan persalinan oleh bidan dan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Dari grafik diatas terlihat bahwa tren cakupan pertolongan persalinan oleh bidan dan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan terus menurun selama lima tahun dari tahun III-99

140 2010 sampai dengan Meningkat sedikit pada tahun. Namun jika dibandingkan dengan target tahun sebesar 90%, capaian kinerja ini masih belum mencapai target. Hal ini disebabkan karena proyeksi/ sasaran ibu bersalin di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yg samasetiap tahun semakin besar. Dengan kata lain, di Kab. HSS tidak ditemukan Ibu ibu bersalin sebanyak yang diproyeksikan. 4. Indikator Kinerja Cakupan pelayanan nifas Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Cara Perhitungan/Rumus cakupan ini adalah: Cakupan Pelayanan NIfas = Jumlah ibu nifas yg telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Seluruh Ibu nifas di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama x 100% Indikator ini digunakan untuk mengukur cakupan jangkauan pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya dalam pelayanan pasca persalinan. Cakupan pelayanan nifas pada tahun mencapai angka 80.22%. Data ini diperoleh dari Jumlah ibu nifas yg telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar di Kabupaten Hulu Sungai pada tahun sebesar 3637 dan Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun sebesar 4534 yang diperoleh dari data di bidang Kesga. BerikutCakupan pelayanan nifas dari tahun 2010 sampai dengan III-100

141 120,00% Cakupan pelayanan nifas 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% 102,17% 95,68% 91,00% 82,10% 80,22% 74,89% Cakupan pelayanan nifas Dari grafik diatas terlihat bahwa tren cakupan pelayanan nifas terus menurun selama lima tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2014, namun sedikit meningkat pada tahun. Sementara jika dibandingkan dengan target (90%) maka indikator ini masih belum tercapai.menurut sumber informasi dari bidang Kesehatan Keluarga, belum tercapainya indikator ini disebabkan karena tingginya angka proyeksi. Sehingga yang riil ditemukan di lapangan tidak sebanyak yang diproyeksikan. Hal ini seiring dengan cakupan pertolongan persalinan oleh bidan dan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, karena jika ibu hamil bersalin pada tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan otomatis akan selalu dikunjungi baik ibu nifasnya maupun bayi baru lahirnya. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase penurunan Angka Kematian Bayi INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase penurunan Angka Kematian Bayi REALISASI % CAPAIAN 9% -35,85% -398,33 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase penurunan Angka Kematian Bayi sebesar -398,33% (Tidak Tercapai), terealisasi -35,85% dari target 9%. III-101

142 Persentase penurunan Angka Kematian Bayi adalah selisih antara Angka Kematian Bayi tahun n-1(tahun 2014 sebesar 15,9 per kelahiran hidup) dikurangi Angka Kematian Bayi tahun n (tahun sebesar 21,6 per kelahiran hidup)dibagi Angka Kematian Bayi tahun n-1 (tahun 2014 sebesar 15,9 per kelahiran hidup)dikalikan 100%. Target penurunan tercapai jika realisasi pada tahun n berkurang 22% atau lebih dari tahun n-1. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase penurunan Angka Kematian Bayi Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase penurunan Angka Kematian Bayi ( ) ( ) ( ) AKB = Angka Kematian Bayi n-1 = tahun sebelumnya n = tahun berjalan Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel perbandingan realisasi Persentase penurunan Angka Kematian bayi dari tahun 2014 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase penurunan Angka Kematian bayi KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,75% -35,85% Turun 9% 13% Grafik Persentase penurunan Angka Kematian Bayi -34,20% -34,40% -34,60% -34,80% -35,00% -35,20% -35,40% -35,60% -35,80% -36,00% Persentase penurunan Angka Kematian bayi ,75% -35,85% Persentase penurunan Angka Kematian bayi III-102

143 Angka kematian bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia di bawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.cara perhitungan/rumus cakupan ini adalah: AKB = Jumlah kematian bayi x Jumlah kelahiran hidup Indikator ini mencerminkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan proram KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. AKB pada tahun mencapai angka 21,6 per 1000 KH diperoleh dari data Jumlah kematian bayi sebesar 93 kasus dan jumlah kelahiran hidup di Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun sebesar 3667 yang diperoleh dari data di bidang Kesga.Berikut trend AKB dari tahun 2010 sampai dengan Angka Kematian Bayi/1000 KH 21, ,4 14,3 11,8 15,9 Angka Kematian Bayi/1000 KH Jika dilihat dari grafik di atas, trend AKB selama 6 tahun cenderung naik. Tidak tercapainya indikator persentase penurunan AKB dan neonatal adalah masih rendahnya capaian indikator antara yakni cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani. Penyebab AKB terbanyak adalah BBLR ± 30%. BBLR ini sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu pada saat hamil yang Kurang Energi Kronik (KEK). Hal ini berhubungan dengan masih adanya ibu hamil KEK III-103

144 pada tahun sebanyak 416 orang bumil. Jika ditarik mundur ke belakang maka ada korelasi dengan status gizi ibu pada saat remaja. Status gizi dipengaruhi antara lain oleh ketersediaan pangan yang bergizi, tingkat pengetahuan, dan perilaku konsumsi. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian realisasi indikator kinerja sasaran Persentase penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan dan Persentase penurunan Angka Kematian Bayi adalah sebagai berikut Program Program Perbaikan Gizi Masyarakat Kegiatan Alokasi Anggaran (Rp.) Realisasi Keuangan (Rp.) Pemberian tambahan makanan dan vitamin 529,050, ,965,000 % Realisasi Keuangan 97.90% Berikut beberapa dokumentasi kegiatan yang dilakukan di masyarakat untuk menurunkan Angka Kematian Ibu melahirkan dan Angka Kematian Bayi Si MIDUN KE FASKES (Kemitraan Bidan-Dukun ke Fasilitas Kesehatan) Setiap dukun kampung yang merujuk bumil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk bersalin maka diberikan insentif sebesar Rp per pasien. III-104

145 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase penurunan kematian neonatal INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase penurunan kematian neonatal REALISASI % CAPAIAN 15% -48,78% -325,2 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase penurunan kematian neonatal sebesar -325,2% (Tidak Tercapai), terealisasi - 48,78% dari target 15%. Persentase penurunan kematian neonatal adalah selisih antara jumlah kematian Neonatal tahun n-1 dikurangi jumlah Kematian Neonatal tahun n dibagi Angka Kematian neonatal tahun n-1dikalikan 100%. Kematian neonatal adalahkematian bayi yang lahir hidup dalam rentang waktu 28 hari sejak kelahiran. Kematian neonatal sudah termasuk dalam kematian bayi, karena kematian bayi adalah kematian usia 0-<1 tahun. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase penurunan kematian neonatal Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase penurunan kematian neonatal ( ) ( ) ( ) KN = Kematian Neonatal n-1 = tahun sebelumnya n = tahun berjalan Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel perbandingan realisasi Persentase penurunan kematian neonatal dari tahun 2014 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase penurunan kematian neonatal KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,13% -48,78% Turun 15% 20% III-105

146 Grafik Persentase penurunan Angka kematian neonatal 0,00% -10,00% -20,00% -30,00% -40,00% -50,00% -60,00% Persentase penurunan kematian neonatal ,13% -48,78% Persentase penurunan kematian neonatal Indikator ini juga mencerminkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan proram KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Data jumlah kematian neonatal baru tahun 2014 dan dipisahkan dari jumlah kematian bayi. Jika dilihat dari trennya maka jumlah kematian neonatal dari tahun 2014 ke mengalami kenaikan seiring dengan jumlah kematian bayi. Penyebab AKB terbanyak adalah BBLR. BBLR ini sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu pada saat hamil yang Kurang Energi Kronik (KEK). Hal ini berhubungan dengan masih adanya ibu hamil KEK pada tahun sebanyak 416 orang bumil. Jika ditarik mundur ke belakang maka ada korelasi dengan status gizi ibu pada saat remaja.status gizi dipengaruhi antara lain oleh ketersediaan pangan yang bergizi, tingkat pengetahuan, dan perilaku konsumsi. Sementara indikator SPM yang mendukung indikator capaian ini adalah cakupan kunjungan bayi dan cakupan neonatus dengan komplikasi.berikut gambaran indikator SPM tersebut. 1. Indikator Kinerja Cakupan kunjungan bayi Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis III-106

147 kesehatan, paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cara Perhitungan/Rumus cakupan ini adalah: Cakupan Kunjungan bayi = Jumlah bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar disatu wilayah kerja pd kurun waktu tertentu x 100 % Jumlah seluruh bayi lahir hidup disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yg sama Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam peningkatan pelayanan kesehatan anak, terutama pelayanan neonatus yang aman bebas risiko tinggi. Cakupan kunjungan bayi pada tahun mencapai angka 72,16%. Data ini diperoleh dari jumlah bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar disatu wilayah kerja pd kurun waktu tertentu di Kabupaten Hulu Sungai pada tahun sebesar 3116 dan Jumlah seluruh bayi lahir hidup disatu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama di Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun sebesar 4318 yang diperoleh dari data di bidang Kesga. Berikut trend Cakupan kunjungan bayi dari tahun 2010 sampai dengan 140,00% 120,00% cakupan kunjungan bayi 127,20% 100,00% 80,00% 60,00% 102,17% 83,90% 78,48% 76,00% 72,16% cakupan kunjungan bayi 40,00% 20,00% 0,00% Dari grafik diatas terlihat bahwa tren cakupan kunjungan bayi mengalami penurunan yang cukup tajam, hal ini disebabkan adanya persepsi petugas dalam memahami definisi operasional kunjungan bayi dikembalikan seperti sebelum tahun 2014 dimana pada tahun 2014 satu orang bayi bisa tercatat lebih dari satu kali kunjungan. Jika dilihat dari target (90%) indikator ini masih belum mencapai target. III-107

148 Menurut sumber informasi dari bidang Kesehatan Keluarga, belum tercapainya indikator ini disebabkan karena tingginya angka proyeksi. Sehingga yang riil ditemukan di lapangan tidak sebanyak yang diproyeksikan. 2. Indikator Kinerja Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Cara Perhitungan/Rumus cakupan ini adalah: Cakupan Neonatus dgn komplikasi yg ditangani = Jumlah neonatus dgn komplikasi yg tertangani x 100% Jumlah seluruh neonatus dgn komplikasi yg ada Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam peningkatan pelayanan kesehatan anak, terutama pelayanan neonatus yang aman bebas risiko tinggi. Berikut trend Cakupan kunjungan bayi dari tahun 2010 sampai dengan 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 44,64% 42,60% 37,65% 37,00% ,89% 61,73% Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Dari grafik diatas terlihat bahwa tren cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditanganimengalami peningkatan yang cukup tajam, III-108

149 hal ini disebabkan sudah tersedianya tenaga dokter spesialis anak selama 24 jam. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian realisasi indikator kinerja sasaran Persentase penurunan kematian neonatal adalah sebagai berikut Program Kegiatan Alokasi Anggaran (Rp.) Realisasi Keuangan (Rp.) % Realisasi Keuangan Program Perbaikan Gizi Masyarakat Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat kurang Yodium (GAKY), 266,424, ,004, % Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase penurunan balita gizi kurang INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase penurunan balita gizi kurang 15% 49,69% 331,27 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase penurunan balita gizi kurang sebesar 331,27% (Tercapai), terealisasi 49,69% dari target 15%. Persentase penurunan balita gizi kurang adalah selisih antara jumlah balita gizi kurang tahun n-1 dikurangi jumlah balita gizi kurang tahun n dibagi jumlah balita gizi kurang tahun tahun n-1 dikalikan 100. Balita gizi kurang adalah balita yang memiliki indeks BB/U -3SD sampai dengan 2 SD. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase penurunan balita gizi kurang Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase penurunan balita gizi kurang ( ) ( ) ( ) B Gikur adalah Balita Gizi Kurang n-1 = tahun sebelumnya n = tahun berjalan ( ) III-109

150 Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel perbandingan realisasi Persentase penurunan balita gizi kurang dari tahun 2014 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA Persentase penurunan balita gizi kurang KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,18% 85,40% 49,69% Turun 15% 20% Grafik Persentase penurunan balita gizi kurang 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Persentase penurunan balita gizi kurang 11,18% 85,40% 49,69% Persentase penurunan balita gizi kurang Berikut trend jumlah balita gizi kurang dari tahun 2010 sampai dengan Jumlah kasus gizi kurang Jumlah kasus gizi kurang 1742, Tahun III-110

151 Dari grafik di atas terlihat bahwa trendkasus gizi kurang berfluktuasi.pada tahun menurun dibanding tahun 2014.Masalah gizi kurang diawali oleh konsumsi makanan yang kurang adanya penyakit infeksi.sedangkan penyebab yang mendasar adalah selain makanan juga perawatan (pola asuh).sehingga yang dapat dilakukan oleh Dinas Kesehatan pada penderita gizi kurang adalah memberi makanan tambahan agar tidak sampai jatuh pada status gizi buruk. Indikator SPM yang berkaitan dengan indikator kinerja ini adalah indikator cakupan pelayanan anak balita, cakupan balita gizi buruk dapat perawatan, dan Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin. Berikut capaian kinerja indikator tersebut: 1. Indikator Kinerja Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.pelayanan kesehatan pada anak balita ini meliputi : 1) pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 x dalam setahun yang tercatat di Kohort Anak Balita dan Pra Sekolah, Buku KIA/KMS, atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya. 2) Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan pertinggi/panjang badan (BB/TB). Ditingkat masyarakat pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per umur (BB/U) setiap bulan di Posyandu, Taman Bermain, Pos PAUD, Taman Penitipan Anak dan Taman Kanak-Kanak, serta Raudatul Athfal dll. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan untuk menentukan status gizinya dan upaya tindak lanjut. 3) Pemantauan perkembangan meliputi penilaian perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian, pemeriksaan daya dengar, daya lihat. Jika ada keluhan atau kecurigaan terhadap anak, dilakukan III-111

152 pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autisme serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas. Bila ditemukan penyimpangan atau gangguan perkembangan harus dilakukan rujukan kepada tenaga kesehatan yang lebih memiliki kompetensi. 4) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDTK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak. 5) Suplementasi Vitamin A dosis tinggi ( IU) diberikan pada anak umur bulan 2 kali pertahun (bulan Februari dan Agustus). Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi anak balita sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan. Berikut trendd cakupan pelayanan anak balita dari tahun 2010 sampai dengan 70,00% 60,00% 50,00% Cakupan pelayanan anak balita 60,20% 61,99% 63,00% 52,91% 40,00% 30,00% 20,00% 21,30% 26,91% Cakupan pelayanan anak balita 10,00% 0,00% Dari grafik diatas terlihat bahwa trendcakupan pelayanan anak balita mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya hal ini disebabkan karena terjadi kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan akibat adanyaperbedaan persepsi tentang definisi operasional pada SPM. III-112

153 2. Indikator Kinerja Cakupan balita gizi buruk dapat perawatan Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.cara perhitungan/rumus cakupan ini adalah: Cakupan Balita gizi buruk = Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan disatu wilayah kerja pd kurun waktu tertentu Jumlah seluruh balita gizi buruk yg ditemukan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yg sama x 100 % Indikator ini digunakan untuk mengukur kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan khususnya dalam penanggulangan gizi buruk. Berikut grafik capaian kinerja indikator ini dalam kurun waktu enam tahun 120% 100% Cakupan balita gizi buruk dapat perawatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 80% 60% 40% Cakupan balita gizi buruk dapat perawatan 20% 0% Grafik diatas menunjukkan bahwa capaian balita gizi buruk yang mendapat perawatan cenderung tercapai 100% hal ini disebabkan adanya dukungan anggaran untuk perawatan balita gizi buruk. 3. Indikator Kinerja Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari. Cara perhitungan/rumus cakupan ini adalah: III-113

154 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI = Jumlah anak usia 6 24 bln keluarga miskin yg mendapat MP - ASI x 100 % Jumlah seluruh anak usia 6 24 bln keluarga miskin Indikator ini digunakan untuk mengukur komitmen Pemerintah Daerah dalam menjamin pemenuhan hal-hak dasar masyarakat miskin di bidang kesehatan. Apabila dibandingkan kinerja selama lima tahun dari tahun 2010 sampai dengan, seperti yang terlihat pada grafik berikut ini: 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 100% 96% 100,00% 93,30% 86,36% 0% Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin Dari grafik diatas terlihat bahwa cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin berfluktuasi selama enam tahun. Hal ini disebabkan karena tingginya sasaran yang dipakai yakni sasaran proyeksi, selain itu MP ASI datang di akhir tahun sehingga ada sasaran yang tidak menerima MP-ASI. Pencapaian indikator kinerja di atas tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun, yaitu : 1. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anakdengan kegiatan utama Perawatan secara berkala bagi ibu hamil. 2. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balitadengan kegiatan utama Penyuluhan kesehatan anak balita. 3. Program Perbaikan Gizi Masyarakat dengan kegiatan utama Pemberian tambahan makanan dan vitamin dan III-114

155 Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya Untuk meningkatkan capaian kinerja tersebut diatas, akan dilakukan upaya: 1. Peningkatan kapasitas SDM kesehatan; 2. Promosi kesehatan kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak; 3. Promosi kesehatan kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan terhadap Penyakit Tidak Menular dan memeriksakan indikator-indikator penyakit tersebut secara rutin; 4. Melakukan koordinasi pencatatan dan pelaporan; 5. Mengakomodir kegiatan yang ada di standar pelayanan minimal yang disinyalir memiliki daya ungkit yang signifikan pencapaian kinerja tersebut. terhadap 6. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Propinsi dalam penghitungan sasaran/proyeksi. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin INDIKATOR KINERJA TARGET Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin REALISASI % CAPAIAN 100% 100,00% 100 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin sebesar 100% (Tercapai), terealisasi 100% dari target 100%. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah Jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu. III-115

156 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah Jumlah maskin yang mendapat pelayanan kesehatan dasar dibagi dengan Jumlah seluruh maskin di HSS di kali 100 persen. Formula Realisasi Capaian Kinerja Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan ( ) ( ) Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin Px Maskin (P) adalah pasien maskin yang mendapat pelayanan kesehatan dasarbaik yang berkunjung ke fasilitas kesehatan dasar maupun yang dikunjungi oleh petugas kesehatan Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel perbandingan realisasi Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin dari tahun 2013 sampai dengan tahun INDIKATOR KINERJA Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,10% 79,99% 100% Naik 100% 100% Indikator ini digunakan untuk mengukur komitmen Pemerintah Daerah dalam menjamin pemenuhan hal-hak dasar masyarakat miskin di bidang kesehatan. Berikut trend Cakupan pelayanan kesehatan dasar maskin dari tahun 2010 sampai dengan. Pelayanan yang dimaksud dapat berupa pelayanan di dalam maupun diluar gedung baik yang berupa promotif maupun kuratif, penyakit menular maupun tidak menular, juga termasuk pelayanan kepada masyarakat miskin. Karena tren penyakit tidak menular terus merangkak naik beriringan dengan penyakit menular yang masih ada. III-116

157 120% Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100% 80% 60% 40% 20% 92% 63% 88% 89,10% 79,90% 100% Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 0% Dari grafik diatas terlihat bahwa trend kunjungan pelayanan dasar masyarakat miskin selamat lima tahun dari tahun 2010 sampai dengan berfluktuasi dan pada tahun mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan definisi operasional yakni pasien maskin yang mendapat pelayanan kesehatan dasar baik yang berkunjung ke fasilitas kesehatan dasar maupun yang dikunjungi oleh petugas kesehatan. Sementara pada tahun 2014 dan sebelumnya definisi operasional adalah pasien maskin yang mendapat pelayanan difasilitas kesehatan dasar. Sehingga jika mendapatkan pelayanan kesehatan dasar berarti tidak hanya bersifat kuratif dan rehabilitative namun dengan promotiv dan preventif (upaya kesehatan perorangan dan masyarakat). Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian realisasi indikator kinerja sasaran Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin adalah sebagai berikut Program Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan Kegiatan Alokasi Anggaran (Rp.) Realisasi Keuangan (Rp.) Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat % Realisasi Keuangan 92.83% III-117

158 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin INDIKATOR KINERJA TARGET Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin REALISASI % CAPAIAN 100% 5,65% 5,65 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin sebesar 5,65% (Tidak Tercapai), terealisasi 5,65% dari target 100%. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien maskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama & baru). Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah Jumlah pasien maskin di sarkes strata 2 dan strata 3dibagi dengan Jumlah seluruh maskin di HSS di kali 100 persen. Indikator ini digunakan untuk mengukur komitmen Pemerintah Kabupaten dalam menjamin pemenuhan hal-hak dasar masyarakat miskin di bidang kesehatan. Berikut trend cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dari tahun 2010 sampai dengan Formula Realisasi Capaian Kinerja Cakupan rujukan pasien masyarakat miskin Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin ( ) Px Maskin (P) adalah pasien maskin yang mendapat pelayanan kesehatan dasarbaik yang berkunjung ke fasilitas kesehatan dasar maupun yang dikunjungi oleh petugas kesehatan Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,30% 6,68% 5,65% Turun 100% 100% III-118

159 Berikut grafik trend cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dari tahun 2010 sampai dengan 120% 100% Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 5% 4,30% 6,86% 5,65% Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Dari grafik diatas terlihat bahwa capaian kinerja selama enam tahun cenderung turun, Hal tersebut diakibatkan perubahan cara penghitungan angka cakupan. Pada tahun 2010 sampai dengan 2011 cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dihitung berdasarkan jumlah pasien masyarakat miskin yang dirujuk dari Puskesmas dan jaringannya ke pelayanan kesehatan tingkat lanjutan (RumahSakit) dibandingkan jumlah pasien yang sakit dan seharusnya dirujuk oleh Puskesmas. Untuk tahun 2012 sampai dengan saat ini angka cakupan rujukan pasien rawat inap Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dihitung dengan membandingkan jumlah pasien yang dirujuk ke sarana kesehatan lanjutan (Rumah Sakit) dengan jumlah seluruh masyarakat miskin yang ada di Kabupaten/Kota. Dengan demikian angka cakupan yang diperoleh akan sangat kecil karena tidak semua pasien masyarakat miskin yang sakit dan berobat di Puskesmas dirujuk kesarana kesehatan tingkat lanjut (Rumah Sakit) karena sebagian besar sudah dapat tertangani (sembuh) dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Adapun faktor-faktor yang menghambat indikator belum tercapai adalah: 1. Terdapat masyarakat miskin yang tidak sakit atau sehat sehingga tidak perlu berkunjung/berobat ke Puskesmas III-119

160 2. Tidak semua masyarakat miskin yang sakit berobat di Puskesmas dan jaringannya, dengan kata lain membeli obat di warung, berobat kepengobatan alternatif (paranormal, dukun, tabib, dll) atau bahkan tidak berobat sama sekali. 3. Keengganan masyarakat untuk menimbangkan anak balitanya bila imunisasi sudah lengkap; Sementara itu dua indikator pelayanan masyarakat miskin, meskipun didukung oleh program dan kegiatan namun masih belum mencapai target. Hal disebabkan karena kegiatan dan program yang disediakan adalah berupa dukungan pembiayaan jaminan kesehatanpasien sehingga dapat meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dari segi pembiayaan namunseperti yang telah dijelaskan di atas, biaya keluarga penunggu tidak dijamin. Pencapaian indikator kinerja di atas tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun, yaitu : Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya dengan kegiatan utama pembangunan poskesdes, Kegiatan Rehabilitasi Sedang/Berat Polindes, Pembangunan poskesdes (DAK), Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas (DAK). Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase penurunan angka kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase penurunan angka kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue REALISASI % CAPAIAN 40% -518,88% ,20 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase penurunan angka kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue sebesar ,20% (Tidak Tercapai), terealisasi -518,88% dari target 40%. Persentase penurunan angka kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue adalah selisih antara angka kesakitan akibat DBD tahun n-1 dikurangi angka kesakitan akibat DBD tahun n dibagi angka kesakitan akibat III-120

161 DBD tahun n-1dikalikan 100%. Kesakitan DBD adalah kesakitan yang disebabkan karena gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase penurunan angka kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase penurunan angka kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue ( ) ( ) ( ) mdbdadalah angka kesakitan akibat DBD n-1 = tahun sebelumnya n = tahun berjalan Berikut trend kesakitan DBD dari tahun 2010 sampai dengan. Angka kesakitan DBD Angka kesakitan DBD 0,02% 0,07% 0,12% 0,10% 0,19% Tahun ,03% Dari grafik diatas terlihat bahwa trend kesakitan DBD mengalami fluktuasi selama lima tahun dari tahun 2010 sampai dengan, mulai tahun 2010 sampai 2012 terus mengalami kenaikan dan puncaknya pada tahun 2012 yang kemudian terus mengalami penurunan sampai tahun 2014 dan naik lagi pada tahun. Hal ini sesuai dengan teori bahwa siklus penyakit demam dengue adalah 5 tahunan. Masih adanya kesakitan DBD ini disebabkan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungannya. III-121

162 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB 1% 44,44% Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB sebesar 4.444% (Tercapai), terealisasi 44,44% dari target 1%. Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB adalah Selisih antara desa/kelurahan yang mengalami KLB di tahun n-1 dikurangi desa/kelurahan yang mengalami KLB di tahun n dibagi jumlah desa/kelurahan yang mengalami KLB di tahun n-1 dikalikan 100%. Target peningkatan tercapai jika realisasi pada tahun n berkurang 25% atau lebih dari tahun n-1. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB adalahdesa/kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) pada periode/kurun waktu tertentu. Indikator ini digunakan untuk mengukur cakupan jangkauan penyelidikan epidemiologi pada desa yang mengalami KLB. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan ( ) ( ) ( ) Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB Desa/ kelurahan mengalami KLB (desa KLB) bila terjadi peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan n-1 = tahun sebelumnya n = tahun berjalan Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,54% 44,44% Turun 1% 1% III-122

163 Grafik realisasi kinerja dari tahun ke tahun Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 68,54% 44,44% 2014 Persentase penurunan desa/kelurahan yang mengalami KLB Indikator ini digunakan untuk mengukur cakupan jangkauan penyelidikan epidemiologi pada desa yang mengalami KLB.Berikut trend desa/kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) dari tahun 2010 sampai dengan. Jumlah desa/kelurahan yang terjadi (Kasus) KLB Jumlah desa/kelurahan yang terjadi (Kasus) KLB 77 Tahun Dari grafik diatas terlihat bahwa trend jumlah desa/kelurahan yang terjadi kasus KLBselama lima tahun dari tahun 2010 sampai dengan semakin menurun. Angka terkecil terjadi pada tahun 2012.Hal ini disebabkan semakin aktifnya kegiatan surveilens epidemiologi terhadap desa yang berpotensi KLB. Keberhasilan Indikator Kinerja diatas didukung oleh indikator Standar Pelayanan Minimal Cakupan desa atau kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam III-123

164 Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam adalahdesa/kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani <24 jam oleh Kab/Kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu.cara perhitungan/rumus cakupan ini adalah: Cakupan KLB Desa/ kelurahan yang ditangani < 24 jam = Jumlah KLB di desa/kelurahan yang ditangani <24 jam dalam periode tertentu x 100 % Jumlah KLB di desa/kelurahan yang terjadi pada periode yang sama Indikator ini digunakan untuk mengukur cakupan jangkauan penyelidikan epidemiologi pada desa yang mengalami KLB.Berikut trend cakupan penemuan penderita diare dari tahun 2010 sampai dengan 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 100% 100% 100% 100% 100% 100% Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam Dari grafik diatas terlihat bahwa trend Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jamselama lima tahun dari tahun 2010 sampai dengan cenderung tetap. Hal ini disebabkan adanya dukungan dana dari BOK untuk penyelidikan epidemiologi pada kasus yang berpotensi KLB. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Cakupan kunjungan dan layanan pasien di puskesmas INDIKATOR KINERJA TARGET Cakupan kunjungan dan layanan pasien di puskesmas REALISASI % CAPAIAN 100% 100,00% 100,00 III-124

165 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Cakupan kunjungan dan layanan pasien di puskesmas sebesar 100% (Tercapai), terealisasi 100% dari target 100%. Cakupan kunjungan dan layanan pasien di puskesmas adalah Jumlah pasien yang berkunjung dan dilayani dibagi jumlah pasien yang berkunjung kali 100%.Berikut trend cakupan indikator ini selama enam tahun terakhir Capaian kinerja Indikator Cakupan kunjungan dan layanan pasien di puskesmas pada tahun di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dari target sebesar 100% terealisasi 100%. Adapun perhitungan realiasi tersebut didapatkan dari formulasi Jumlah pasien yang berkunjung dan dilayani(sebanyak kunjungan) dibagi jumlah pasien yang berkunjung (sebanyak yang berkunjung) dikali 100%. Formula Realisasi Capaian Kinerja Cakupan kunjungan dan layanan pasien di puskesmas Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Cakupan kunjungan dan layanan pasien di puskesmas ( ) Px (P) adalah Jumlah pasien yang berkunjung dan dilayani di puskesmas Px adalah jumlah pasien yang berkunjung ke puskesmas Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Cakupan kunjungan dan layanan pasien di puskesmas KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD % 100% Tetap 100% 100% Berikut trend cakupan indikator ini selama enam tahun terakhir Kunjungan dan layanan pasien Kunjungan dan layanan pasien 100% 100% 100% 100% 100% 100% Tahun III-125

166 Dari grafik diatas terlihat bahwa seluruh pasien yang berkunjung ke puskesmas baik rawat jalan maupun rawat inap, mendapatkan pelayanan sesuai dengan prosedur. Dengan kata lain tidak ada pasien yang terlantar ataupun ditolak untuk mendapatkan pelayanan di puskesmas. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase puskesmas dengan score IKM 80 INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase puskesmas dengan score IKM 80 REALISASI % CAPAIAN 80% 52,38% 57,14 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase puskesmas dengan score IKM 80 sebesar 57,14% (Tidak Tercapai), terealisasi 52,38% dari target 80%. Persentase puskesmas dengan score IKM 80 adalah Jumlah puskesmas degan score IKM 80 dibagi jumlah puskesmas yang melakukan survey IKM kali 100%. Indikator ini merupakan indikator baru periode , sehingga hanya dapat menemukan data dua tahun yang lalu. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase puskesmas dengan score IKM 80 Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase puskesmas dengan score IKM 80 PKM IKM 80 adalah puskesmas dengan score IKM 80 PKM adalah jumlah seluruh puskesmas di Kab. HSS Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase puskesmas dengan score IKM 80 KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,86% 52,38% Naik 80% 85% III-126

167 60,00% Persentase puskesmas dengan score IKM 80 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 42,86% 52,38% Persentase puskesmas dengan score IKM 80 10,00% 0,00% 2014 Data yang tersaji adalah data pada tahun 2014 dan. Tabel Puskesmas di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang mendapatkan nilai IKM 80 Tahun 2014 PUSKESMAS YANG MELAKUKAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT NILAI IKM Puskesmas Angkinang 81,24 Puskesmas Bajayau 85,03 Puskesmas Telaga Langsat 81,24 Puskesmas Sungai Pinang 80,99 Puskesmas Perawatan Simpur 82,05 Puskesmas Negara 81,29 Puskesmas Gambah 81,25 Puskesmas Jambu Hilir 81,03 Puskesmas Sungai Raya 80,63 Tabel Puskesmas di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang mendapatkan nilai IKM 80 Tahun NO SKPD/ UNIT LAYANAN NILAI IKM 1 Puskesmas Gambah Puskesmas Jambu Hilir Puskesmas Wasah Puskesmas Kalumpang Puskesmas Sungai Raya Puskesmas Kaliring Puskesmas Loksado Puskesmas Telaga Langsat Puskesmas Negara Puskesmas Bayanan Puskesmas Sungai Pinang III-127

168 Dari grafik diatas terlihat bahwa ada peningkatan jumlah puskesmas yang memiliki score IKM 80 pada tahun 2014 sejumlah 9 puskesmas sementara pada tahun sejumlah 11 puskesmas. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase penduduk HSS yang memiliki jaminan kesehatan (Tersedianya Kartu Hulu Sungai Selatan Sehat) INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase penduduk HSS yang memiliki jaminan kesehatan (Tersedianya Kartu Hulu Sungai Selatan Sehat) 100% 35,00% 35,00 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase penduduk HSS yang memiliki jaminan kesehatan (Tersedianya Kartu Hulu Sungai Selatan Sehat) sebesar 35% (Tidak Tercapai), terealisasi 35% dari target 100%. Persentase penduduk HSS yang memiliki jaminan kesehatan (Tersedianya Kartu Hulu Sungai Selatan Sehat) adalah penduduk Kab. HSS yang memiliki jaminan kesehatan dan mendapat pelayanan kesehatan sesuai dengan SOP dibagi seluruh jumlah penduduk kabupaten dikalikan 100%. Adapun perhitungan realiasi tersebut didapatkan dari formulasi penduduk Kab. HSS yang memiliki jaminan kesehatan dan mendapat pelayanan kesehatan sesuai dengan SOP tahun (sebanyak jiwa) dibagi seluruh jumlah penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun (sebanyak jiwa) dikali 100 persen. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase penduduk HSS yang memiliki jaminan kesehatan (Tersedianya Kartu Hulu Sungai Selatan Sehat) Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase penduduk HSS yang memiliki jaminan kesehatan (Tersedianya Kartu Hulu Sungai Selatan Sehat) Penduduk yang memiliki jaminan adalah penduduk Kab. HSS yang memiliki jaminan kesehatan Penduduk Kab. HSS adalah seluruh jumlah penduduk kabupaten III-128

169 Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase penduduk HSS yang memiliki jaminan kesehatan (Tersedianya Kartu Hulu Sungai Selatan Sehat) KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD % 35,00% Turun 100% 100% Penduduk Kab. HSS yang terjamin kesehatannya Penduduk Kab. HSS yang terjamin kesehatannya 100% 100% 100% 100% 100% Tahun % Dari grafik diatas terlihat bahwa terjadi penurunan pada tahun. Hal ini terjadi karena adanya perubahan definisi operasional terkait penduduk Kab. HSS yang terjamin kesehatannya. Pada tahun 2010 sampai dengan 2014 definisi operasional terkait penduduk Kab. HSS yang terjamin kesehatannya adalah penduduk yang memiliki jaminan kesehatan. Namun pada tahun definisi operasionalnya tidak hanya memiliki jaminan kesehatan namun yang jaminan kesehatannya berlaku sesuai standar (SOP). Jadi jika dari segi kepemilikan jaminan bahwa seluruh penduduk Kab. HSS sudah dijamin, namun yang dapat pelayanan sesuai SOP baru 35% karena dihitung dari penerima manfaat jaminan yang dilayani di fasilitas kesehatan. Sehingga untuk yang belum datan ke fasilitas kesehatan belum diketahui sesuai SOP atau tidak. Hal ini sesuai dengan komitmen Pemerintah Kabupaten untuk menjamin kesehatan terhadap seluruh penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan. III-129

170 Pencapaian indikator kinerja sasaran Persentase penduduk HSS yang memiliki jaminan kesehatan (Tersedianya Kartu Hulu Sungai Selatan Sehat) di atas tidak terlepas dari dukungan Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan dengan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun, yaitu berupa: Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat. Dari rincian program dan kegiatan tersebut nampak bahwa dukungan anggaran untuk indikator ini adalah berupa jaminan pembiayaan kesehatan dalam hal ini premi Jamkesda. Masyarakat Kab. HSS yang menjadi peserta Jamkesda adalah seluruh masyarakat yang belum memiliki asuransi, termasuk masyarakat miskin yang tidak dijamin oleh BPJS PBI. Namun pada akhir tahun 2016 diharapkan seluruh Jamkesda melebur ke dalam BPJS. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase desa dengan kategori siaga aktif pratama INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase desa dengan kategori siaga aktif pratama 35% 100,00% 285,71 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase desa dengan kategori siaga aktif pratama sebesar 285,71% (Tercapai), terealisasi 100% dari target 35%. Cakupan desa siaga aktif. Desa siaga aktif adalah Desa dan Kelurahan Siaga mencapai kondisi Siaga Aktif yang sesungguhnya, apabila suatu desa atau sebutan lain yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kedaruratan kesehatan secara mandiri. Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Merupakan Urusan Wajib dan Kunci Keberhasilan Pembangunan di Daerah.Ada delapan kriteria atau unsur yang harus dipenuhi oleh desa atau kelurahan sehingga bisa ditetapkan sebagai desa/kelurahan aktif. Desa Siaga Aktif adalah desa yang memenuhi kriteria sebagai berikut: III-130

171 1) Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang buka atau memberikan pelayanan setiap hari 2) Memiliki Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dapat melaksanakan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan medis. 3) Masyarakat (rumah tangga) nya mempraktekan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Adapun perhitungan realiasi tersebut didapatkan dari formulasi jumlah desa berkategori siaga aktif pratama (sebanyak 148 desa siaga aktif pratama) dibagi jumlah seluruh desa di Kab. Hulu Sungai Selatan (sebanyak 148 desa siaga aktif pratama) dikali 100%. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase desa dengan kategori siaga aktif pratama Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Perse Persentase desa dengan kategori siaga aktif pratama Desa siaga aktif pratama adalah desa siaga berkategori siaga aktif pratama Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA Persentase desa dengan kategori siaga aktif pratama 50% (sebanyak 74 desa siaga aktif pratama) 62,16% (sebanyak 92 desa siaga aktif pratama) 100% (sebanyak 148 desa siaga aktif pratama) KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD 2016 Naik 35% 40% Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan Desa Siaga dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.indikator cakupan desa siaga aktif dapat diketahui trendnya selama 6 tahun, Berikut adalah trend capaian indikator cakupan desa siaga aktif ini selama 6 tahun (tahun 2010-): III-131

172 120% Persentase desa dengan kategori siaga aktif pratama 100% 100% 100,00% 80% 60% 40% 52% 58% 50% 62,16% Persentase desa dengan kategori siaga aktif pratama 20% 0% Dari grafik di atas terlihat bahwa trend cakupan desa siaga aktif mengalami fluktuasi selama lima tahun dari tahun 2010 sampai dengan 2014 dan cenderung mmeningkat di tahun 2014 sampe dengan. Hal ini terkait dengan ada tidaknya akses pelayanan kesehatan di desa tersebut yang dalam hal ini dilihat dari ada tidaknya bidan di desa dan jumlah Poskesdes yang buka setiap hari, keaktifan Forum Desa, jumlah kader kesehatan, keaktifan UKBM, adanya dukungan dana, peran serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, adanya peraturan desa serta persentase pembinaan PHBS di Rumah Tangga. Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun, yaitu :Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, dengan kegiatan utama Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat.adapun alokasi dan rincian kegiatan untuk mendukung sasaran ini sesuai dengan yang diperjanjikan dalam perjanjian kinerja adalah terlampir pada lampiran DPA SKPD. Dari rincian program dan kegiatan tersebut dapat dilihat bahwa hanya indikator cakupan desa siaga aktif dan Persentase RT ber PHBS telah didukung oleh beberapa rincian kegiatan.namun rincian kegiatan yang ada kurang mempunyai daya ungkit.adapun kegiatan yang harus ada untuk menunjang cakupan tersebut diantaranya pelatihan bidan untuk petugas desa siaga, pelatihan kader atau tokoh masyarakat, mengatifkan forum desa siaga, survey mawas diri, dan musyawarah masyarakat desa.sedangkan indikator lainnya tidak didukung oleh III-132

173 program dan kegiatan tersendiri karena hanya berupa rapat-rapat koordinasi. Untuk meningkatkan capaian kinerja tersebut diatas, akan dilakukan upaya: a. Mengaktifkan tim pembina dan pokja desa siaga tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa; b. Penempatan 1 desa 1 bidanmengisi formasi bidan di desa yang masih lowong melalui jalur PTT dan kontrak daerah; c. Koordinasi lintas program dan lintas sektor; d. Mengalokasikan pembiayaan kegiatan desa siaga seperti musyawarah masyarakat desa dan pembinaan PHBS melalui dana Tugas Pembantuan (TP) Bantuan Operasional Kesehatan (BOK); dan e. Melaksanakan pelatihan/ refreshing kader Posyandu Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan 76% 76% 100,00 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan sebesar 100% (Tercapai), terealisasi 76% dari target 76%. Adapun perhitungan realisasi tersebut didapatkan dari formulasi Jumlah KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan (sebanyak KK) dibanding dengan jumlah seluruh KK di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (sebanyak KK) dikali 100 persen. III-133

174 Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan KK terakses air minum bersih adalah KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan. Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA Persentase KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan 71,35% (sebany ak KK) 73,62% (sebany ak KK) KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD % Naik 76% 78% 78,00% Persentase kk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan 76,00% 74,00% 72,00% 70,00% 68,00% 76,00% 73,62% 71,35% Persentase kk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan Dari grafik diatas terlihat bahwa dari tahun 2013 sampai dengan terjadi peningkatan kepemilikan air minum yang berkualitas. Hal ini didukung oleh semakin maraknya depot air minum di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.Adapun indikator kinerja kepemilikan akses air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan sudah tercapai. Hal ini didukung oleh adanya pembangunan sarana air bersih yang dibangun PAMSIMAS, maupun bantuan Pemerintah Propinsi dalam hal ini Kementerian Kesehatan dengan menggunakan dana Tugas III-134

175 Pembantuan, dan meningkatnya penggunaan air minum dari depot air minum. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian realisasi indikator kinerja sasaran Persentase KK yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan adalah sebagai berikut Program Kegiatan Alokasi Anggaran (Rp.) Realisasi Keuangan (Rp.) % Realisasi Keuangan Program Pengembangan Lingkungan Sehat Pengkajian pengembangan lingkungan sehat ,65% Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase KK menggunakan jamban sehat INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase KK menggunakan jamban sehat REALISASI % CAPAIAN 67% 58,84% 87,82 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase KK menggunakan jamban sehat sebesar 87,82% (Tidak Tercapai), terealisasi 58,84% dari target 67%. Adapun perhitungan realiasi tersebut didapatkan dari formulasi Jumlah KK yang menggunakan jamban sehat (sebanyak KK) dibanding dengan seluruh jumlah KK kabupaten (sebanyak KK) dikali 100 persen. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase KK menggunakan jamban sehat Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase kk menggunakan jamban sehat III-135

176 Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA Persentase kk menggunakan jamban sehat 55% (sebany ak ,7 5 KK) 57,00% (sebany ak ,2 5 KK) KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD % Naik 67% 70% Tren capaian selama tiga tahun dapat dilihat pada grafik berikut: 60,00% 59,00% 58,00% 57,00% 56,00% 55,00% 54,00% 53,00% Persentase kk menggunakan jamban sehat 55,00% 57,00% ,00% Persentase kk menggunakan jamban sehat Berdasarkan data kinerja tahun yang tersaji dalam grafik di atas, dapat dijelaskan bahwa capaian indikator kinerja sasaran ini selama tiga tahun terus mengalami peningkatan, namun jika dibanding dengan target menunjukkan bahwa indikator ini belum tercapai. Faktor yang mendukung pencapaian kinerja ini adalah adanya bantuan dari Pemerintah Propinsi untuk pembangunan jamban sehat sebanyak 300 buah. Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun, yaitu : Program Pengembangan Lingkungan Sehat, dengan kegiatan utama: 1. Pengkajian pengembangan lingkungan sehat; dan 2. Monitoring, evaluasi dan pelaporan. Dari rincian program dan kegiatan tersebut dapat dilihat bahwa indikator-indikator tersebut telah didukung oleh beberapa rincian III-136

177 kegiatan. Namun kegiatan yang ada hanya untuk pemicuan sedangkan masyarakat memerlukan bantuan fisik jamban. Untuk meningkatkan capaian kinerja tersebut di atas, akan dilakukan upaya memberi stimulan kepada masyarakat untuk pembangunan jamban sehat. TUJUAN 3 Mengembangkan Potensi masyarakat berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, industri kecil, dan pariwisata. Capaian tujuan ketiga yakni Mengembangkan Potensi Masyarakat Berbasis Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Industri Kecil, dan Pariwisata. pada Misi II Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Daerah., dari realisasi capaian 7 (tujuh) sasaran dengan 12 (duabelas) indikator sasaran secara umum dapat disimpulkan telah Tercapai. Pencapaian tujuan tersebut terdapat pada 7 (tujuh) sasaran secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : SASARAN 1; Meningkatnya nilai tambah produk hasil pertanian Pencapaian target kinerja sasaran 1 pada Tujuan 3 : Mengembangkan Potensi Masyarakat Berbasis Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Industri Kecil, dan Pariwisata di Misi II Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Daerah. adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET persentase peningkatan angka konsumsi ikan REALISASI % CAPAIAN 0,82% 1,69% 206,10 Rata-rata 206,10 % Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian sasaran Meningkatnya nilai tambah produk hasil pertanian mencapai kinerja 206,10%. III-137

178 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran persentase peningkatan angka konsumsi ikan sebesar 206,10% (Tercapai), terealisasi 1,69% dari target 0,82%. Adapun perhitungan realisasi tersebut didapatkan dari formulasi Jumlah angka konsumsi ikan (kg/orang/tahun) pada tahun dikurangi Jumlah angka konsumsi ikan (kg/orang/tahun) pada tahun 2014 dibagi dengan Jumlah angka konsumsi ikan (kg/orang/tahun) pada tahun dikali dengan 100 persen. Formula Realisasi Capaian Kinerja persentase peningkatan angka konsumsi ikan Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan persentase peningkatan angka konsumsi ikan ( ) ( ) ( ) AKI adalah Angka Konsumsi Ikan. Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 persentase peningkatan angka konsumsi ikan KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,14% 1,69% Naik 0,82% 0,87% 1,80% 1,60% 1,40% 1,20% 1,00% 0,80% 0,60% 0,40% 0,20% 0,00% persentase peningkatan angka konsumsi ikan 1,14% 1,69% 2014 persentase peningkatan angka konsumsi ikan Untuk pencapaian indikator kinerja sasaran ini dilaksanakan melalui 1 program yaitu Program Optimalisasi Penggelolaan dan Pemasaran Hasil Perikanan dengan Kegiatan Penyediaaan sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. III-138

179 Pada program ini dilaksanakan kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis pembuatan dan pengolahan hasil perikanan, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah hasil olahan perikanan, dilaksanakan Bintek pengolahan hasil perikanan di desa Mandala kec. Telaga Langsat untuk mendukung P2WKSS, diharapkan dapat memberikan nilai tambah terhadap produk ikan, selain itu. Program ini juga berkaitan erat dengan peningkatan produksi perikanan lokal, disamping juga kebiasaan makan ikan pada masyarakat, di mana kebiasaan makan ikan pada masyarakat sangat berpengaruh pada penghitungan angka konsumsi ikan. Berikut disajikan perkembangan Angka Konsumsi Ikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 2014 dan, untuk membandingkan perkembangannya : Tabel Angka konsumsi ikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan No Tahun Target AKI (kg/orang/tahun) Realisasi AKI (kg/orang/tahun) % * * 38, ,68 48,5 124,16 101,04 % 0,82% 1,69 % 206,09% 48,5 47, X 100 = 1,69 48,5 *) diperoleh dari hasil susenas tahun sebelumnya Grafik Angka Konsumsi Ikan III-139

180 Perkembangan angka konsumsi ikan mengalami peningkatan yang signifikan dari yang ditargetkan sebesar 0,82%, angka konsumsi ikan mencapai peningkatan sebesar 1,69 % atau 206,09 % dari target. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi ikan di masyarakat mengalami peningkatan, didukung dengan adanya sosialisasi dan bimtek pengolahan bahan makanan asal ikan, dan bantuan sarana dan prasarana lainnya untuk menambah komoditas pengolahan berbahan ikan di masyarakat. Untuk menunjang peningkatan angka konsumsi ikan secara tidak langsung adalah peningkatan produksi perikanan secara umum, juga dilaksanakan pembianaan terhadap Kelompok usaha bersama nelayan perikanan tangkap. Berikut ditampilkan pembinaan yang telah dilaksanakan terhadap kelompok nelayan selama 2 tahun terakhir. Tabel Diversifikasi Hasil Olahan Pertanian Daging Dan Ikan No Tahun Jumlah Komoditas Hasil Olahan Pertanian % Komoditas Target Komoditas Komoditas % = Grafik hasil komoditas hasil olahan dari daging dan ikan III-140

181 Pada tahun 2014, komoditas hasil olahan dari daging dan ikan masing masing adalah 6 macam komoditas, sesuai dengan target yang akan dicapai pada tahun 2018, masing masing komoditas hasil olahan daging dan ikan menjadi 10 komoditas, sehingga dalam rangka pencapaian target 2018 tersebut diharapkan setiap tahun akan dapat dihasilkan 1 komoditas hasil olahan daging dan ikan. Oleh karena itu, pada tahun ditargetkan komoditas hasil olahan daging dan ikan masing masing menjadi 7 komoditas atau naik 10%. III-141

182 Dok. Salah Satu Hasil Produk Dari Diversifikasi Hasil Olahan Pertanian Dan Kampanye Gemar Makan Ikan Sasaran 2; Menjadikan Kota Kandangan dan sekitarnya menjadi kota seni dan olah raga Pencapaian target kinerja sasaran 2 pada Tujuan 3 : Mengembangkan Potensi masyarakat berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, industri kecil, dan pariwisata di Misi II Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Daerah. adalah sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase Pelestarian Budaya Lokal 74% 80% 108,11 Persentase peningkatan kunjungan wisatawan 11,11% 14,43% 129,88 III-142

183 INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase fasilitas sarana dan prasarana semua cabang olah raga yang sesuai standar nasional REALISASI % CAPAIAN 42% 46,43% 144,46 Rata-rata 110,55 % Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian indikator sasaran Menjadikan Kota Kandangan dan sekitarnya menjadi kota seni dan olah raga mencapai kinerja 110,55%. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase Pelestarian Budaya Lokal INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase Pelestarian Budaya Lokal 74% 80% 108,11 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase Pelestarian Budaya Lokal sebesar 108,11% (Tercapai), terealisasi 80% dari target 74%. Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Target RPJMD 2016 Persentase Pelestarian Budaya Lokal 80% 80% 74% 76% Keberhasilan sasaran ini dapat dijadikan indikasi bahwa ada peningkatan dalam melestarikan budaya lokal yang menjadi kebanggaan masyarakat, dan lebih mengenalkan kepada masyarakat terutama kepada anak muda yang kurang tahu akan kekayaan seni budaya asli daerah. Capaian tersebut didukung dengan Semakin banyaknya kegiatan yang mendukung pelestarian budaya lokal yang dapat dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kegiatan-kegiatan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang mendukung pencapaian indikator persentase pelestarian budaya local seperti tergambar sebagai berikut III-143

184 Tabel kegiatan yang mendukung pelestarian budaya lokal yang dapat dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan Indikator Pencapaian Sasaran Target Realisasi Capaian (%) Jumlah kelompok seni yang ada di masyarakat 62 kelompok 67 kelompok 108% Persentase peningkatan pengunjung pagelaran seni budaya 30% 44,39% 147,97% Jumlah pelaksanaan Festival/pagelaran 30 kegiatan % 1. Jumlah kelompok seni yang ada di masyarakat data kelompok seni dari tahun 2014 sampai sebagai berikut : Tabel Data Kelompok Seni Aktif Tahun Data kelompok seni aktif Data kelompok seni aktif jlh jlh Tahun 2014 Tahun Kuda Gepang Satria Mandala Kuda Gepang Rama Putera Kuda Gepang Saraba Cakap Kuda Gepang Tunas Mekar Kuda Gepang Tawar Kuda Gepang Sampurasun Kuda Gepang Kenanga Mekar Kuda Gepang Akar Baayun Kuda Gepang Tunas Harapan Kuda Gepang Baranta Sina Band Dangdut Revalda Band Dangdut DSS Band Dangdut Pemda/PDAM Band Dangdut SMAN 1 Band Dangdut SMKN 1 Band Dangdut Diknas Band Dangdut Belpa Band Dangdut Nada Kelana Band Dangdut Tiga Serangkai Teater Posko La Bastari Teater SMA 1 Teater SMA 2 Teater SMKN 1 Teater SMKN 2 Madihin Dua Sekawan Musik Panting Arjuna Singakarsa Musik Panting PGRI Musik Panting Sampuraga Musik Panting Sahibar Musik Panting Sasangga Daha Wayang Gong Rama Putera Kuda Gepang Satria Mandala Kuda Gepang Rama Putera Kuda Gepang Saraba Cakap Kuda Gepang Tunas Mekar Kuda Gepang Tawar Kuda Gepang Sampurasun Kuda Gepang Kenanga Mekar Kuda Gepang Akar Baayun Kuda Gepang Tunas Harapan Kuda Gepang Baranta Sina Kuda Gepang Campa Karya Kuda Gepang Kayu Abang Band Dangdut Revalda Band Dangdut DSS Band Dangdut Pemda/PDAM Band Dangdut SMAN 1 Band Dangdut SMKN 1 Band Dangdut Diknas Band Dangdut Belpa Band Dangdut Nada Kelana Band Dangdut Tiga Serangkai Teater Posko La Bastari Teater SMA 1 Teater SMA 2 Teater SMKN 1 Teater SMKN 2 Madihin Dua Sekawan Musik Panting Arjuna Singkrsa Musik Panting PGRI Musik Panting Sampuraga Musik Panting Sahibar III-144

185 jlh Data kelompok seni aktif Tahun 2014 jlh Data kelompok seni aktif Tahun Wayang Gong Surya Kencana Wayang Kulit Rama Wijaya Wayang Kulit Rama Putera Wayang Kulit Padang Batung Wayang Kulit Saruan Dulu Wayang Kulit Raden Samba Wayang Kulit Anak Pandawa Wayang Orang Satria Mandala Mamanda Sampuraga Mamanda Posko La Bastari Rebana/Kasidah PKK Gambah Rebana/Kasidah SMAN 1 Rebana/Kasidah Ibnu Mas ud Rebana/Kasidah SMAN 3 Rebana/Kasidah PGRI Rebana /Kasidah Daha Utara Rebana/Kasidah Lasqi Sinoman Haderah Tunas Muda Sinoman Haderah Al Hikmah Seni Tari 10 grup SMA/SMP Seni Tari Posko La bastari Seni Tari DKD Seni Tari Sanggar Pariwatan Seni Lukis Bahalindang Seni Lukis Pariwantan Suling Bambu Kenangan Masa Suling Bambu Angkinang Kurung-Kurung Balai Padang Kurung-kurung Irama Meratus Lamut Loksado Lamut Daha Selatan Japin Carita Arjuna Singakarsa Syair Carita Kompas Budaya HSS Musik Panting Sasangga Daha Wayang Gong Rama Putera Wayang Gong Surya Kencana Wayang Kulit Rama Wijaya Wayang Kulit Rama Putera Wayang Kulit Padang Batung Wayang Kulit Saruan Dulu Wayang Kulit Raden Samba Wayang Kulit Anak Pandawa Wayang Orang Satria Mandala Mamanda Sampuraga Mamanda Posko La Bastari Rebana/Kasidah PKK Gambah Rebana/Kasidah SMAN 1 Rebana/Kasidah Ibnu Mas ud Rebana/Kasidah SMAN 3 Rebana/Kasidah PGRI Rebana /Kasidah Daha Utara Rebana/Kasidah Lasqi Sinoman Haderah Tunas Muda Sinoman Haderah Al Hikmah Seni Tari 10 grup SMA/SMP Seni Tari Posko La bastari Seni Tari DKD Seni Tari Sanggar Pariwatan Seni Tari Topeng Burung Seni Lukis Bahalindang Seni Lukis Pariwantan Suling Bambu Kenangan Masa Suling Bambu Angkinang Kurung-Kurung Balai Padang Kurung-kurung Irama Meratus Lamut Loksado Lamut Daha Selatan Japin Carita Arjuna Singakarsa Syair Carita Kompas Budaya HSS Dari table data kelompok seni diatas terlihat bahwa pada tahun 2014 jumlah kelompok seni yang aktif di Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdapat 64 kelompok seni sedangkan pada tahun terjadi peningkatan jumlah yaitu menjadi 67 kelompok seni, penambahan jumlah kelompok seni tersebut karena ada 3 (tiga) kelompok seni yang sebenarnya bukan kelompok baru namun baru pada tahun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan 3 (tiga) kelompok seni tersebut terdata dan mendapatkan bantuan, 3 (tiga) kelompok seni tersebut adalah : Kelompok Kuda Gepang Campa Karya, Kelompok Kuda Gepang Kayu Abang dan III-145

186 Kempok Seni Tari Topeng Burung dimana ketiga kelompok ini mendapatkan bantuan berupa alat music seperti Sound System, Keyboard, Biola, Panting, Tarbang, Gendang/Babun, Gong Besar dan Kecil dan Genset. Peningkatan Jumlah Kelompok Seni yang ada di masyarakat ini menggambarkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap Pelestarian Seni dan Budaya Daerah telah meningkat dan mereka menyadari bahwa di tengah kemajuan zaman seni budaya harus tetap ada dan jangan sampai punah di lindas budaya barat seperti sekarang ini. 2. Persentase Peningkatan Jumlah Pengunjung Pagelaran Seni Budaya Pencapaian target pada indicator ini dapat ditunjukkan dari data jumlah pengunjung pagelaran seni budaya dari tahun di bawah ini : No Tabel Jumlah Pengunjung Festival/Pagelaran Seni Budaya Tahun Pagelaran/Festival/Pertunjukan/L omba Seni Budaya Jumlah Pengunjung Tahun 2013 Jumlah Pengunjung Tahun Festival Kuntau Pawai Budaya Pemilihan NAGA Aruh Ganal Lomba Dayung Perahu Naga Olah Raga/ Permainan Tradisional Balogo 7 Olah raga/permainan Tradisional Batarik Upih 8 Olah Raga/Permainan Tradisional Bagasing 9 Olah Raga/Permainan Tradisional Banaik Pinang 10 Olah Raga/Permainan Tradisional Sipak Raga 11 Pemilihan Pesona Model Sasirangan 12 Festival Balanting Paring/Lanting hias 13 Pelestarian Badandang Festival Tari Daerah Jumlah Pengunjung Tahun III-146

187 No Pagelaran/Festival/Pertunjukan/L omba Seni Budaya Jumlah Pengunjung Tahun 2013 Jumlah Pengunjung Tahun Festival Tari Kolosal Festival Tari Budaya Sehati Pergelaran Sendratasik Pagelaran Mamanda Pagelaran Musik Panting Pagelaran Tari untuk Tamu Pagelaran Musik Bernuansa Religi Pagelaran Lamut Pagelaran Madihin Pagelaran Japin Pagelaran Bakuntau Pagelaran Malam Car Free Sunday Pagelaran Japin Carita Paket Seni Musik Panting 0 29 Paket Seni Baca Puisi Paket Seni Tari Paket Seni Teater Paket Seni Vocal Group Work Shop Seni Daerah Lomba Cerita Rakyat Daerah Lomba Lagu Banjar Festival Rampai Muharram Rudat Festival Rampai Muharram Habsyi Festival Rampai Muharram Bedug Festival Rampai Muharram pawai Pagelaran Rebana Lomba Menyanyi Lagu Banjar Pertunjukan Wayang Jumlah Pengunjung Tahun JUMLAH III-147

188 Grafik. Jumlah Pengunjung Pagelaran Seni Budaya JUMLAH PENGUNJUNG PAGELARAN SENI BUDAYA JUMLAH PENGUNJUNG PAGELARAN SENI BUDAYA JUMLAH Dari data jumlah pengunjung pagelaran seni budaya diatas terlihat bahwa ada pada tahun 2013 jumlah pengunjung sebanyak orang, tahun 2014 sebanyak orang dan tahun sebanyak orang. Dari jumlah Pengunjung tersebut menunjukkan bahwa setiap tahun kunjungan pagelaran seni budaya selalu meningkat. Persentase Peningkatan Jumlah pengunjung pertahunnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Persentase Peningkatan Jumlah Pengunjung Tahun No Tahun Jumlah Kunjungan Target Indikator Sasaran % 85,48% Persentase Peningkatan Jlh Pengunjung % 44,39% menurun Ket Dari tabel diatas terlihat bahwa persentase peningkatan jumlah pengunjung pagelaran seni budaya pada tahun 2014 sebesar 85,48% dan tahun sebesar 44,39%, bila dibandingkan dari ke 2 (dua) tahun tersebut terlihat bahwa persentase peningkatan pada tahun menurun yaitu sebesar 41,09% (85,48%-44,39%) walau sebenarnya jumlah kunjungan meningkat (lihat pada table Jumlah Pengunjung Pagelaran). Angka persentase peningkatan jumlah pengunjung pagelaran seni budaya diatas didapat dari perhitungan sebagai berikut : III-148

189 Jlh kunjungan pagelaran seni budaya thn-n - Jlh kunjungan pagelaran seni budaya thn n-1 X 100 Jlh kunjungan pagelaran seni budaya thn n-1 Perhitungan untuk tahun 2014 : x 100 = 85,48% Perhitungan untuk tahun : x 100 = 44,39% Jumlah Pelaksanaan Festival/Pagelaran Seni Budaya Pencapaian target pada indicator ini dapat ditunjukkan dari data Pagelaran /Festival Seni Budaya dari tahun 2013 sampai tahun di bawah ini : Tabel Data dan Jumlah Festival/Pagelaran Tahun jlh Festival/ Pagelaran seni Budaya thn 2013 jlh Festival/ Pagelaran Seni Budaya Tahun 2014 jlh Festival/ Pagelaran Seni Budaya Tahun 1 Wisata Balanting 1 Festival Kuntau 1 Festival Kuntau Paring/Lomba Arung Jeram 2 Lomba Dayung Perahu Naga 2 Pawai Budaya 2 Pawai Budaya 3 Pemilihan Nanang Galuh 3 Pemilihan NAGA 3 Pemilihan NAGA Duta Wisata Kab. HSS 4 Festival Kuntau 4 Aruh Ganal 4 Aruh Ganal 5 Olah Raga/ Permainan Tradisional Balogo 6 Olah raga/permainan Tradisional Batarik Upih 7 Festival Layang- Layang/Badandang 5 Lomba Dayung Perahu Naga 6 Olah Raga/ Permainan Tradisional Balogo 7 Olah raga/permainan Tradisional Batarik Upih 5 Lomba Dayung Perahu Naga 6 Olah Raga/Permainan Tradisional Bagasing 7 Olah Raga/Permainan Tradisional Banaik Pinang 8 Pagelaran Mamanda 8 Olah Raga/Permainan Tradisional Bagasing 9 Pagelaran Musik Panting 9 Olah Raga/Permainan Tradisional Banaik Pinang 8 Olah Raga/Permainan Tradisional Sipak Raga 9 Festival Tari Daerah III-149

190 jlh Festival/ Pagelaran seni Budaya thn 2013 jlh Festival/ Pagelaran Seni Budaya Tahun Pagelaran Rebana 10 Olah Raga/Permainan Tradisional Sipak Raga 11 Pagelaran Musik Religius 11 Pemilihan Pesona Model Sasirangan 12 Pagelaran Lamut 12 Festival Balanting Paring/Lanting hias 13 Pagelaran Madihin 13 Pelestarian Badandang jlh Festival/ Pagelaran Seni Budaya Tahun 10 Festival Tari Kolosal 11 Festival Tari Budaya Sehati 12 Pagelaran Mamanda 13 Pagelatan Musik Panting 14 Festival Tari Daerah 14 Festival Tari Daerah 14 Pagelaran Tari untuk Tamu 15 Workshop Seni Daerah 15 Festival Tari Kolosal 15 Pagelaran Musik Bernuansa Religi 16 Lomba Menyanyi Lagu Banjar 16 Festival Tari Budaya 16 Pagelaran Lamut Sehati 17 Lomba Cerita Rakyat Daerah 17 Pergelaran 17 Pagelaran Madihin HSS Sendratasik 18 Pergelaran Japin Carita 18 Pagelaran Mamanda 18 Pagelaran Japin 19 Pergelaran Musik Kolaborasi 19 Pagelatan Musik Panting 20 Pagelaran Tari untuk Tamu 20 Pagelaran Tari untuk Tamu 21 Pagelaran Musik Bernuansa Religi 19 Pagelaran Bakuntau 20 Pagelaran Malam Car Free Sunday 21 Pagelaran Japin Carita 22 Pagelaran Lamut 22 Paket Seni Musik Panting 23 Pagelaran Madihin 23 Paket Seni Tari 24 Pagelaran Japin 24 Paket Seni Teater 25 Pagelaran Bakuntau 25 Paket Seni Vocal Group 26 Pagelaran Japin Carita 27 Paket Seni Musik Panting 26 Work Shop Seni Daerah 27 Lomba Cerita Rakyat Daerah 28 Paket Seni Baca Puisi 28 Lomba Lagu Banjar 29 Paket Seni Tari 29 Festival Rampai Muharram Rudat III-150

191 jlh Festival/ Pagelaran seni Budaya thn 2013 jlh Festival/ Pagelaran Seni Budaya Tahun 2014 jlh Festival/ Pagelaran Seni Budaya Tahun 30 Paket Seni Teater 30 Festival Rampai Muharram Habsyi 31 Paket Seni Vocal Group 32 Work Shop Seni Daerah 33 Lomba Cerita Rakyat Daerah 34 Lomba Lagu Banjar 31 Festival Rampai Muharram Bedug 32 Festival Rampai Muharram pawai 33 Pertunjukan Wayang 35 Festival Rampai Muharram Habsyi 36 Pertunjukan Wayang Dari data jumlah pelaksanaan pagelaran/festival seni Budaya diatas terlihat bahwa pada tahun 2013 jumlah pagelaran/festival sebanyak 20 pagelaran, tahun 2014 sebanyak 36 pagelaran dan tahun sebanyak 33 pagelaran. Capaian terhadap Target Indikator sasaran dapat dilihat pada table berikut : Tabel Capaian Indikator Sasaran Jumlah Pelaksanaan Festival/Pagelaran No Tahun Target Jumlah Keterangan Indikator Sasaran Pelaksanaan Festival/ Pagelaran kegiatan kegiatan 36 kegiatan meningkat 3 30 kegiatan 33 kegiatan menurun Dari Tabel diatas terlihat bahwa Jumlah Festival/Pagelaran pada tahun menurun dari tahun 2014 yaitu dari 36 kegiatan menjadi 33 kegiatan, sedangkan bila dihubungkan dengan target Indikator sasarannya sudah dapat tercapai yaitu tahun 2014 target 28 kegiatan realisasinya mencapai 36 kegiatan dan tahun target indicator sasaran 30 kegiatan realisasinya 33 kegiatan. III-151

192 Terjadinya penurunan jumlah pelaksanaan festival dari tahun 2014 ke tahun karena ada 3 (tiga) kegiatan yang tidak dianggarkan pada tahun yaitu : 1. Olahraga/Permainan Tradisional Balogo 2. Festival Balanting Paring/Lanting Hias 3. Pemilihan Pesona Model Sasirangan dalam pencapaiannya didukung oleh 3 (tiga) program yaitu : 1. Program Pengembangan Nilai Budaya Jumlah Anggaran : Rp dan realisasi : Rp (91,44%) 2. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Jumlah Anggaran : Rp dan realisasi : Rp (88,65%) 3. Program Pengelolaan Keragaman Budaya Jumlah Anggaran : Rp dan realisasi : Rp Sasaran ini juga didukung oleh Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesenian, dimana dari laporan SPM tahun dapat gambarkan sebagai berikut : 1. Cakupan Kajian Seni Pada cakupan ini ada 2 (dua) kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu : Bengkel Seni (Workshop) dan Dokumentasi nilai SPM nya : 27 (13,3%) 2. Cakupan Fasilitasi Seni Pada cakupan ini ada 2 (dua) kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu : Promosi dan Penerbitan dan Pendokumentasian nilai SPM nya : 95 (29%) 3. Cakupan Gelar Seni Pada cakupan ini semua kegiatan dapat dilaksanakan yaitu : Pergelaran, Pameran, Festival dan Lomba nilai SPM nya : 100 (100%) 4. Misi Kesehatan Pada Cakupan ini kegiatan Misi Kesenian antar daerah dapat terlaksana seperti pada acara Festival Pasar Terapung di Banjaramasin nilai SPM nya : 100 (100%) 5. Cakupan Sumberdaya Manusia Kesenian III-152

193 Pada Cakupan ini ada 3 (tiga) yaitu : Pakar Seni, Pamong Budaya dan Seniman/Budayawan nilai SPM nya: 150 (38%) 6. Cakupan Tempat Pada Cakupan yaitu Tempat menggelar seni pertunjukan dan pameran telah tersedia nilai SPM nya : 100 (100%) Dokumentasi-dokumentasi Kegiatan dalam rangka pelestarian seni budaya lokal Dokumentasi Kegiatan Napak Tilas tahun Dokumentasi Pemilihan Nanang Galuh Duta Wisata Kab. HSS tahun III-153

194 Dokumentasi Pelestarian Olahraga/Permainan Tradisional Dokumentasi Pelestarian Olahraga/Permainan Tradisional Dokumentasi Festival Beladiri Tradisional Kuntau tahun III-154

195 Dokumentasi Kegiatan Pawai Budaya Tahun Dokumentasi Kegiatan Lomba Dayung Perahu Naga tahun Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase peningkatan kunjungan wisatawan INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase peningkatan kunjungan wisatawan REALISASI % CAPAIAN 11,11% 14,43% 129,88 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase peningkatan kunjungan wisatawan sebesar 129,88% (Tercapai), terealisasi 14,43% dari target 11,11%. III-155

196 Indikator Kinerja Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase peningkatan kunjungan wisatawan Formula Realisasi Perhitungan Persentase peningkatan kunjungan wisatawan ( ) ( ) ( ) Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase peningkatan kunjungan wisatawan Target RPJMD ,74% 14,43% 11,11% 12% Capaian indikator ini karena bertambahnya minat wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun wisatawan asing untuk berkunjung ke Kabupaten Hulu Sungai Selatan, hal ini terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut: a. Promosi melalui website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan semakin gencar dilakukan dan setiap event pariwisata serta event pagelaran seni budaya selalu di update sehingga minat wisatawan pun bertambah untuk berkunjung ke Kabupaten Hulu Sungai Selatan. b. Sarana Prasarana Pariwisata semakin di tambah dan di benahi, sehingga masyarakat yang sudah datang berkunjung merasa nyaman, betah dan ingin kembali berkunjung ke tempat Wisata yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan c. Semakin Menjamurnya penginapan, cottage, resort dan home stay dari harga yang murah sampai harga yang lumayan mahal tergantung dari fasilitas yang ditawarkan yang tersebar di daerah Loksado, membuat wisatawan mudah memilih penginapan yang ingin dipilihnya, sehingga kendala dalam hal susah mencari penginapan sudah tidak ada lagi. III-156

197 Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dari Tahun dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel Data Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun NO TAHUN WISMAN WISNUS JUMLAH KET Menurun Meningkat Menurun Meningkat Meningkat Grafik Data Kunjungan Wisatawan Tahun Jumlah Wisnus Wisman III-157

198 Perbandingan Persentase peningkatan kunjungan wisatawan dan ketercapaian indicator sasaran di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dari tahun dapat dilihat pada table berikut : Tabel Capaian Kinerja Persentase Kunjungan Wisatawan Tahun NO TAHUN Jumlah Wisatawan Target Kinerja Persentase Peningkatan Capaian Kinerja , , , ,12% 45,74% 501,53% ,11% 14,43% 129,88% Tabel Perbandingan Kunjungan Wisatawan Provinsi KalSel dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan NO TAHUN Jumlah Wisatawan Prov. KalSel Jumlah Wisatawan Kab. HSS Persentase Kunjungan Wisatawan Kab. HSS thd Prov. KalSel ,72 % ,68 % ,28 % - Keterangan ,64 % 501,53% ,49 % Data provinsi Belum 100% (65%) Dilihat dari table diatas terlihat bahwa kunjungan wisatawan tahun 2011 menurun dari tahun 2010, tahun 2012 kunjungan meningkat dari tahun 2011, tahun 2013 kunjungan kembali menurun dari tahun 2012, tahun 2014 kunjungan kembali meningkat dari tahun 2013 dan tahun kunjungan meningkat dari tahun III-158

199 Adanya penurunan kunjungan yaitu tahun 2011 dan tahun 2013 dikarenakan kondisi iklim yang tidak mendukung yaitu musim hujan yang cukup panjang serta kondisi akses jalan ke tempat wisata terutama daerah Loksado pada tahun tersebut banyak mengalami kerusakan yaitu banyaknya terjadi longsor sepanjang jalan akibat curah hujan yang cukup tinggi, sehingga minat wisatawan untuk mengunjungi tempat wisata khususnya daerah Loksado menjadi sangat berkurang. Dilihat dari Persentase Peningkatan kunjungan Wistawan pada tahun 2014 jauh melampaui target yaitu pada tahun 2014 target kinerja 9,12% sedangkan realisasi kinerjanya 45,74% dan pada tahun juga melampaui target yaitu pada tahun target kinerja 11,11 % sedangkan realisasi kinerjanya 14,43% angka ini didapat dari perhitungan sebagai berikut : Persentase peningkatan kunjungan wisatawan ini didukung oleh 3 (tiga) program yaitu : Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata dengan jumlah anggaran : Rp , Program Pengembangan Destinasi Wisata dengan jumlah anggaran Rp dan Program Pengembangan Kemitraan dengan jumlah anggaran : Rp Dokumentasi kegiatan pada kunjungan wisatawan ke Kabupaten Hulu Sungai Selatan : III-159

200 Dokumentasi Pemeliharaan Kolam dan Cottage OW Air Panas Tanuhi Kegiatan Peningkatan dan Pemeliharaan sarana dan prasarana Dokumentasi Kegiatan Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan pariwisata di Kecamatan Loksado Dokumentasi Jukung Hias Kab. HSS pada Festival Pasar Terapung di Bjm III-160

201 Dokumentasi Pawai budaya Kab. HSS Pada Kegiatan Pelaksanaan Promosi pariwisata nusantara di dalam dan luar negeri Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase fasilitas sarana dan prasarana semua cabang olah raga yang sesuai standar nasional INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase fasilitas sarana dan prasarana semua cabang olah raga yang sesuai standar nasional REALISASI % CAPAIAN 42,14% 46,43% 110,55 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase fasilitas sarana dan prasarana semua cabang olah raga yang sesuai standar nasional sebesar 110,55% (Tercapai), terealisasi 46,43% dari target 42,14%. Pada indikator Persentase fasilitas sarana dan prasarana semua cabang olah raga yang sesuai standar nasional, capaian kinerja indikator tercapai 144,46%, dengan realiasasi capaian sebesar 46,43% dibanding dengan target sebesar 32,14%. Dari jumlah sebanyak 28 sarana dan prasarana cabang olahraga sesuai dengan standar nasional sampai dengan tahun pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah memiliki sebanyak 13 buah, adapun sarana prasarana tersebut adalah stadion Sepak Bola, Atletik, Bola Basket, Bulu Tangkis, Tenis Meja, Tenis Lapangan, Futsal, Catur, Brigde, Balap Sepeda, Panahan, Dayung dan Menembak. III-161

202 Sasaran 3 ; Menurunnya persentase kemiskinan Pencapaian target kinerja sasaran 3 pada Tujuan 3 : Mengembangkan Potensi masyarakat berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, industri kecil, dan pariwisatadi Misi II Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Daerah. adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET 2014 persentase penduduk dibawah garis kemiskinan REALISASI 2014 % CAPAIAN 5,49% 5,82% 93,99 Rata-rata 93,99 % Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian indikator sasaran persentase penduduk dibawah garis kemiskinan mencapai kinerja 93,99% dan dikatakan tercapai. Indikator tersebut dari target sebesar 5,49% terealisir 5,82%. Persentase penduduk miskin diperoleh dari jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan dibagi jumlah penduduk seluruhnya. Pada tahun jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan adalah sebanyak jiwa, sedangkan jumlah penduduk Kab. HSS adalah jiwa. Sehingga Persentase penduduk miskin Tahun adalah 5,89%. Formula Realisasi Capaian Kinerja persentase penduduk dibawah garis kemiskinan Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan persentase penduduk dibawah garis kemiskinan Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 persentase penduduk dibawah garis kemiskinan KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,89% 5,82% Naik 5,49% 5,15% III-162

203 Grafik Realisasi Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan di Kab. HSS 7,00% 6,80% 6,60% 6,40% 6,20% 6,00% 5,80% 5,60% 5,40% 5,20% Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan 6,90% 6,67% 5,89% 5,82% Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan Hambatan dan permasalahan yang dialami dalam memenuhi indikator ini adalah penduduk Kab. HSS sebagian besar bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan sehingga tingkat penghasilan mereka sangat bergantung pada keberhasilan di sektor pertanian dan perkebunan. Apabila terjadi kegagalan panen dan penurunan hasil pada sektor pertanian dan perkebunan maka angka kemiskinan dapat kembali meningkat. Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun yakni melalui pelaksanaan program dan kegiatan pada Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan yaitu dalam Program Penyuluhan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan pada Kegiatan Fasilitasi dan stimulasi pembangunan rumah sejahtera serta pengelolaan dana bantuan sosial yang ada pada anggaran DPPKAD Kabupaten Hulu Sungai Selatan. III-163

204 Sasaran 4 ; Meningkatnya kemandirian dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Pencapaian target kinerja sasaran 4 pada Tujuan 3 : Mengembangkan Potensi masyarakat berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, industri kecil, dan pariwisata di Misi II Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Daerah. adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase desa yang telah tersedia sarjana pendamping desa sejahtera Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa Persentase masyarakat desa yang terlayani lembaga ekonomi perdesaan REALISASI % CAPAIAN 58% 100% ,00% 60,00% 109,09 64,00% 65,97% 103,08 Rata-rata 104,06 % Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian indikator sasaran Meningkatnya kemandirian dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan mencapai kinerja 104,06% dan dikatakan tercapai. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase desa yang telah tersedia sarjana pendamping desa sejahtera REALISASI INDIKATOR KINERJA TARGET % CAPAIAN Persentase desa yang telah tersedia sarjana pendamping desa sejahtera 58% 33,70% 100 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase desa yang telah tersedia sarjana pendamping desa sejahtera sebesar 87,82% (Tidak Tercapai), terealisasi 58,84% dari target 67%. Sarjana Pendamping Desa Sejahtera (SaMping DeSa) adalah sarjana kontrak yang diperbantukan untuk melakukan pendampingan terhadap upaya pemberdayaan kelembagaan desa dan kelompok masyarakat, berjiwa sosial tinggi dan telah lulus seleksi yang bertugas memberikan pendampingan dan pemberdayaan terhadap lembaga pemerintahan desa dan masyarakat desa dalam bentuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. III-164

205 Adapun perhitungan realiasi tersebut didapatkan dari formulasi Jumlah desa yang telah tersedia sarjana pendamping desa sejahtera (sebanyak 148) dibanding dengan seluruh jumlah desa dan kelurahan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (sebanyak 148 desa/kel) dikali 100 persen. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase KK menggunakan jamban sehat Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase desa yang telah tersedia sarjana pendamping desa sejahtera Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase desa yang telah tersedia sarjana pendamping desa sejahtera KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,70% 100% Naik 67% 70% Pada indikator Persentase desa yang telah tersedia sarjana pendamping desa sejahtera, capaian kinerja tercapai 100% dari realisasi capaian sebesar 33,70% dibanding target sebesar 33,70%. Perhitungan realisasi serta target tersebut didapat dari jumlah sarjana pendamping desa lulus seleksi sebanyak 50 orang dibagi dengan jumlah desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebanyak 148 desa& kelurahan dikali 100 persen. Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program yang dilaksanakan selama tahun yakni gkatnya dirian dan pasi Masyarakat Pembangunan Indikator Kinerja Program Kegiatan Anggaran 7 Persentase Desa yang telah tersedia Sarjana Pendamping Desa Sejahtera Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan Terkait Penyelenggara an Deseminasi Informasi bagi Masyarakat Desa Realisasi Anggaran 3,045,568,725 2,644,336, III-165

206 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa REALISASI INDIKATOR KINERJA TARGET Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa % CAPAIAN 55,00% 60,00% 109,09 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa sebesar 109,09% (Tercapai), terealisasi 60% dari target 55%. Adapun perhitungan realiasi tersebut didapatkan dari formulasi Jumlah Lembaga Kemasyarakatan Desa yang aktif (sebanyak 1.170) dibanding dengan seluruh Jumlah Lembaga Kemasyarakatan Desa yang ada di Kab. HSS (sebanyak 1.949) dikali 100 persen. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase KK menggunakan jamban sehat Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa LKD : Lembaga Kemasyarakatan Desa Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,78% 60,00% Naik 55% 60% III-166

207 grafik perbandingan antara realisasi kinerja tahun tahun 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa 42,55% 54,78% 60,00% Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa Faktor-faktor pendukung pencapaian indikator kinerja sebagai berikut: Dengan peningkatan kapasitas pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan Desa melalui berbagai pelatihan yang dilaksanakan dapat menumbuhkan motivasi dan semangat masyarakat untuk terlibat memajukan dan mensejahterakan Desa. Terjalinnya komunikasi dan koordinasi yang baik dan intensif dalam pelaksanaan program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat antar setiap komponen yang ada di Desa (Pemerintah Desa, LPM, BPD, KPM/KPD). Pentingnya lembaga kemasyarakatan Desa yang berfungsi sebagai wadah partisipasi masyarakat Desa dalam pembangunan, pemerintahan, kemasyarakatan, dan pemberdayaan yang mengarah terwujudnya demokratisasi dan transparansi di tingkat masyarakat serta menciptakan akses agar masyarakat lebih berperan aktif. Program yang menunjang yaitu : Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa melalui kegiatan pembinaan kelompok masyarakat pembangunan Desa dan kegiatan pelaksanaan musyawarah pembangunan partisipatif. III-167

208 Dalam kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan : Pelatihan pembangunan partisipatif, pelatihan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat/Kader Pemberdayaan Desa Lomba Desa dan Kelurahan, lomba gotong royong masyarakat, lomba teknologi tepat guna (TTG). Program dan kegiatan pendukung pencapaian indikator kinerja Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun desa sebagaimana tabel dibawah INDIKATOR KINERJA SASARAN Tingkat partisipasi masyarakat dalam membangun Desa PROGRAM / KEGIATAN Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa 1. Kegiatan pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa ALOKASI ANGGARAN (Rp) REALISASI KEUANGAN (Rp) % 73,16 2. Kegiatan pelaksanaan musyawarah pembangunan partisipatif ,84 Kegiatan Lomba Gotong Royong Masyarakat Tingkat Kab. HSS Tahun III-168

209 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase masyarakat desa yang terlayani lembaga ekonomi perdesaan REALISASI INDIKATOR KINERJA TARGET % CAPAIAN Persentase masyarakat desa yang terlayani lembaga ekonomi perdesaan 64,00% 65,97% 103,08 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase masyarakat desa yang terlayani lembaga ekonomi perdesaan sebesar 103,08% (Tercapai), terealisasi 65,97% dari target 64%. Adapun perhitungan realisasi tersebut didapatkan dari formulasi Jumlah Desa yang terlayani lembaga ekonomi perdesaan (sebanyak 95) dibanding dengan seluruh Jumlah Desa di Kab. HSS (sebanyak 148) dikali 100 persen. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase masyarakat desa yang terlayani lembaga ekonomi perdesaan Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase masyarakat desa yang terlayani lembaga ekonomi perdesaan LEP : Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase masyarakat desa yang terlayani lembaga ekonomi perdesaan KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,19% 65,97% Turun 64% 66% 100,00% 0,00% Persentase masyarakat desa yang terlayani lembaga ekonomi perdesaan 56,76% 89,19% 65,97% Persentase masyarakat desa yang terlayani lembaga ekonomi perdesaan III-169

210 Faktor pendukung pencapaian realiasi indikator kinerja sasaran tersebut diatas adalah : Meningkatkan perekonomian masyarakat melalui perguliran dana simpan pinjam khusus perempuan, BumDes dan pemberdayaan usaha. Dimana sampai dengan tahun telah terbentuk sebanyak 337 kelompok simpan pinjam khusus perempuan, 33 perguliran dana simpan pinjam program Gerbangmas-Taskin (Gerakan terpadu pembangunan masyarakat untuk pengentasan kemiskinan) untuk peningkatan perguliran dana simpan pinjam dibarengi dengan pembinaan dan evaluasi terhadap perguliran dana simpan pinjam khusus perempuan. Program yang menunjang yaitu : Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa melalui kegiatan pelaksanaan musyawarah pembangunan desa. Dalam kegiatan tersebut dilaksanakan : Pembinaan dan evaluasi terkait perguliran dana simpan pinjam khusus perempuan. INDIKATOR KINERJA SASARAN Persentase Desa yang terlayani lembaga ekonomi perdesaan PROGRAM / KEGIATAN Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa Kegiatan pelaksanaan musyawarah pembangunan desa ALOKASI ANGGARAN (Rp) REALISASI KEUANGAN (Rp) % ,49 Sasaran 5 ; Meningkatnya ketahanan pangan daerah Pencapaian target kinerja sasaran 5 pada Tujuan 3 : Mengembangkan Potensi masyarakat berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, industri kecil, dan pariwisata di Misi II Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Daerah. adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET persentase ketersediaan pangan utama (beras) REALISASI % CAPAIAN 309,82% 329,75% 106,43 Rata-rata 106,43 % III-170

211 Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian indikator sasaran Meningkatnya ketahanan pangan daerah mencapai kinerja 106,43 % dan dikatakan tercapai dengan realisasi tahun sebesar 329,75% terhadap target 309,82%. Perhitungan realisasi capaian tersebut didapat dari ketersediaan beras (ton) tahun sebanyak ton dibagi total kebutuhan beras (ton) selama tahun sebesar ton dikali 100 persen. Sedangkan surplus beras Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun sebesar ton, ini dapat dihitung dari Ketersediaan Beras Ton dikurangi Kebutuhan Beras ton. Formula Realisasi Capaian Kinerja persentase ketersediaan pangan utama (beras) Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan persentase ketersediaan pangan utama (beras) LEP : ( ) ( ) Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 persentase ketersediaan pangan utama (beras) KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,17% 329,75% Turun 64% 66% 340,00% 330,00% 320,00% 310,00% 300,00% 290,00% 280,00% persentase ketersediaan pangan utama (beras) 302,17% 329,75% 2014 persentase ketersediaan pangan utama (beras) III-171

212 Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun melalui Program Meningkatkan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan) dengan kegiatan utama sebagai berikut: a. Pengembangan Lumbung Pangan Desa dengan realisasi anggaran sebesar Rp dari alokasi anggaran sebesar Rp dengan Rincian kegiatan antara lain : 1) Terbentuknya Tim penyusun Neraca bahan makanan dan pola Pangan harapan dan tersedianya data NBM PPH kab. HSS tahun. 2) Terbentuknya Tim Pemantauan Ketersediaan bahan pangan pada hari Besar keagamaan nasional dan tersediannya data tingkat Kab. HSS. 3) Terbentuknya Tim pelaksana cadangan pangan pemerintah daerah. 4) Tersedianya cadangan pangan Pemda Kab. HSS berupa cadangan beras/guna penanggulangan bencana. b. Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat DAK (DAK Pagu Rp dengan realisasi keuangan Rp ). Yaitu dengan rincian kegiatan Gudang mesin penggilingan Padi 1 unit dan Mesin penggilingan padi 1 unit di kecamatan loksado desa suka damai. Tabel Data Ketersediaan Pangan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Produksi Ketersediaan Jumlah Konsumsi Total Perimbangan Padi Beras Penduduk Rumah tangga ( Kebutuhan beras) ( +/-), ( Ton GKG) ( Ton ) (124,89kg/kp/th) ( Ton) Sumber data. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. HSS per desember. Sasaran 6 ; Terwujudnya Hulu Sungai Selatan sebagai daerah oksigen Pencapaian target kinerja sasaran 6 pada Tujuan 3 : Mengembangkan Potensi Masyarakat Berbasis Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Industri Kecil, dan Pariwisatadi Misi II Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Daerah. adalah sebagai berikut : III-172

213 INDIKATOR KINERJA TARGET Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: REALISASI % CAPAIAN a. RTH Publik 27% 27,26% 100,96 b. RTH Privat 8% 8,56% 107,00 Rata-rata 103,98 % Tabel di atas menunjukkan bahwarata-rata capaian indikator sasaran Mewujudkan Hulu Sungai Selatan sebagai daerah oksigen mencapai kinerja 103,98% dan dikatakan tercapai. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Publik REALISASI INDIKATOR KINERJA TARGET % CAPAIAN Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Publik 27% 27,26% 100,96 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Publik sebesar 100,96% (Tercapai), terealisasi 27,26% dari target 27%. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik adalah penyediaan RTH yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Adapun perhitungan realisasi tersebut didapatkan dari formulasi luas RTH Publik (sebanyak 5.654) dibanding dengan seluruh Luas Wilayah ber HPL/HGB (sebanyak ) dikali 100 persen. Formula Realisasi Capaian Kinerja Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Publik Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Publik III-173

214 Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Publik KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,03% 27,26% Naik 27% 28% Grafik Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Publik dari tahun 2012 sampai dengan tahun 28,00% 27,00% 26,00% 25,00% 24,00% 23,00% 22,00% Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Publik 24,00% 25,00% 26,03% 27,26% Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Publik Sampai tahun jumlah luasan RTH Publik yang tersedia di kawasan perkotaan adalah 5,654 ha dan luas wilayah ber HPL/HGB adalah 20,740 ha sehingga realisasi pada tahun adalah 27,26%, jika dibandingkan dengan target tahun sebesar 27% maka capaiannya adalah sebesar 100,96%. Sedangkan perbandingan dengan capaian tahun 2014 yaitu 26,03%, ada peningkatan sebesar 1,23%. Capaian indikator ini sudah memenuhi amanat UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yaitu RTH publik daerah perkotaan minimal 20% dari luas daerah perkotaan. Indikator kinerja ini didukung oleh : - Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). - Kegiatan Pemeliharaan RTH, dengan anggaran sebesar Rp ,00. Output dari kegiatan ini adalah peralatan pemeliharaan taman, pemeliharaan pot bunga dan tanaman hias diatas trotoar, pemeliharaan taman monumen rakat mufakat, pemeliharaan taman lambung mangkurat, pemeliharaan tugu hari III-174

215 jadi kab. Hss, pemeliharaan taman kota, pemindahan frame reklame dan pengadaan chainsaw. - Kegiatan Pengembangan Taman Rekreasi, dengan anggaran sebesar Rp ,00. Output dari kegiatan ini adalah pemeliharaan taman darmasyah z dan taman bermaian anak, serta pengadaan alat bermain anak outdoor. Permasalahan : - Terbatasnya lahan terutama di wilayah kota untuk dijadikan ruang terbuka hijau publik. Solusi : Pembelian lahan untuk ruang terbuka hijau publik. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Privat REALISASI INDIKATOR KINERJA TARGET % CAPAIAN Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Privat 8% 8,56% 107,00 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Privat sebesar 107% (Tercapai), terealisasi 8,56% dari target 8%. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat adalah RTH milik institusi tertentu atau orang perseorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik swasta yang ditanami tumbuhan. Adapun perhitungan realisasi tersebut didapatkan dari formulasi Jumlah luas RTH Privat (sebanyak 4.440) dibanding dengan seluruh Jumlah Desa di Kab. HSS (sebanyak ) dikali 100 persen. Formula Realisasi Capaian Kinerja Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Privat Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Privat III-175

216 Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Privat KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,77% 8,56% Naik 8% 9% 10,00% 8,00% 6,00% 4,00% 2,00% 0,00% Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Privat 6,93% 8,56% 2014 Rasio Ruang Terbuka Hijau (RTH) per satuan luas wilayah ber HPL/HGB: RTH Privat Sampai tahun jumlah luasan RTH Privat yang tersedia di kawasan perkotaan adalah 4,440 ha dan luas wilayah ber HPL/HGB adalah 51,860 ha sehingga realisasi pada tahun adalah 8,56%, jika dibandingkan dengan target tahun sebesar 8% maka capaiannya adalah sebesar 107%. Sedangkan perbandingan dengan capaian tahun 2014 yaitu 6,93%, ada peningkatan sebesar 1,07%. Capaian indikator ini masih belum memenuhi amanat UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yaitu RTH privat daerah perkotaan minimal 10% dari luas daerah perkotaan. Indikator kinerja ini didukung oleh : - Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). - Kegiatan Penataan RTH, dengan anggaran sebesar Rp ,00. Output dari kegiatan ini adalah bibit tanaman, RTH pasar kandangan, pengadaan tanah untuk RTH publik, pemindahan nurseri 3R ke kantor DisLH&TKP, pagar taman median pasar los batu, dan pagar taman pekacauan. III-176

217 Permasalahan : - Masih kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan perda tentang ketentuan RTH minimum 20% dari luas komplek perumahan/real estate yang wajib di bangun pengembang, dan kewajiban menanam pohon bagi pemohon IMB setelah bangunan selesai 100% atau 6 bulan setelah izin dikeluarkan. Solusi : - Perlunya diadakan pengawasan dan penjatuhan sanksi bagi pengembang dan pemohon IMB yang melanggar ketentuan dalam Perda IMB, sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan luasan RTH Privat. Sasaran 7 ; Terjaminnya kehidupan yang layak bagi lansia, anak yatim/ piatu dan penyandang cacat Pencapaian target kinerja sasaran 7 pada Tujuan 3 : Mengembangkan Potensi Masyarakat Berbasis Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Industri Kecil, dan Pariwisata di Misi II Meningkatkan dan Mengembangkan Potensi Daerah. adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial REALISASI % CAPAIAN 70% 66,72% 95,31 Rata-rata 95,31 % Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian indikator sasaran Terjaminnya kehidupan yang layak bagi lansia, anak yatim/ piatu dan penyandang cacat mencapai kinerja 95,31%. Angka Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang memperoleh bantuan sosial didapat dari Jumlah PMKS yang telah terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya dibagi Jumlah PMKS yang seharusnya memperoleh bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dikali 100%. Pada tahun Jumlah PMKS yang seharusnya memperoleh bantuan pemenuhan kebutuhan dasar adalah sebanyak orang, sedangkan Jumlah PMKS yang telah terpenuhi sebagian kebutuhan III-177

218 dasarnya adalah orang. Sehingga Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya Tahun adalah sebesar 66,72%. Seperti pada tabel berikut: Tabel Indikator Kinerja dan Formula Realisasi Capaian Kinerja Sasaran 2 Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya Jumlah PMKS yang telah terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya dibagi Jumlah PMKS yang seharusnya memperoleh bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dikali 100% orang x 100% orang = 66,72% Adapun target Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya untuk tahun adalah sebesar 70%. Sedangkan realisasi capaian kinerja adalah sebesar 66,72% sehingga persentase capaian kinerja untuk sasaran 2 adalah 95,31%. Seperti pada tabel berikut: Capaian kinerja pada tahun mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya pada tahun 2014 adalah sebanyak 54,34% dan pada tahun 2013 sebanyak 49,42%, seperti pada tabel dan grafik di bawah ini : Tabel Perbandingan dengan Realisasi Tahun sebelumnya Indikator Kinerja Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya Realisasi 2013 Realisasi 2014 Realisasi Keterangan 49,42% 54,34% 66,72% Naik III-178

219 Grafik Grafik Pemenuhan Sebagian Kebutuhan Dasar PMKS Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 66,72% 49,42% 54,34% Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya sebesar 66,72% pada tahun menunjukkan bahwa target yang ditetapkan pada Renstra Dinsosnakertrans Kab. HSS sebesar 70% belum dapat terpenuhi. Sementara target Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang memperoleh bantuan sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar pada skala nasional dalam Standar Pelayanan Minimal bidang sosial adalah 80 persen hingga tahun. Hal ini menunjukkan bahwa target Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang terpenuhi sebagian kebutuhan dasarnya hampir memenuhi target kabupaten dan target nasional. Hambatan dan permasalahan yang dialami dalam memenuhi indikator ini adalah: - Proses seleksi, verifikasi dan validasi untuk menentukan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial layak yang memperoleh bantuan sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar memerlukan waktu yang cukup lama. - Prosedur pemberian bantuan sosial yang rumit dan selektif. - Ketergantungan PMKS terhadap bantuan sosial yang diberikan masih tinggi. - Masih kurangnya cakupan program/kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar PMKS. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut: - Melakukan koordinasi lintas sektoral. III-179

220 - Meningkatkan sinergisitas program dan kegiatan antara Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. - Memberikan pendampingan kepada PMKS yang menerima program bantuan sosial. - Optimalisasi proses perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring evaluasi kegiatan serta peningkatan kualitas data dan sumber daya yang ada. Pencapaian sasaran 2 berupa meningkatnya pemenuhan sebagian kebutuhan dasar Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial diwujudkan melalui pelaksanaan program dan kegiatan pada Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial serta Bidang perlindungan dan jaminan sosial Dinsosnakertrans Kab. HSS. Program dan Kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran 2 adalah sebagai berikut : 1. Program pembinaan anak terlantar - Kegiatan Pengembangan bakat dan ketrampilan anak terlantar. Dalam kegiatan ini telah dilaksanakan pembinaan terhadap 37 orang anak terlantar melalui pengiriman ke Panti Sosial Bina Remaja Banjarbaru dan pemberian bantuan peralatan modal usaha setelah selesai mengikuti pembinaan bakat dan keterampilan. Selain itu melalui kegiatan ini juga telah dilaksanakan Program Berupaya (Bersama untuk Peduli Anak Yatim) yaitu pemberian bantuan sosial berupa santunan pendidikan sebesar Rp /orang/tahun kepada anak yatim dari keluarga miskin sebanyak 923 orang dari orang yang terdata. Selain itu diberikan pula bantuan sosial dari Program Sosial Kesejahteraan Anak (PKSA) sebesar Rp /orang/tahun kepada kepada 132 orang anak dari keluarga miskin dari 147 orang yang terdata. Tidak terealisasikannya seluruh target penerima bantuan disebabkan hasil verifikasi terhadap data yang ada tidak semua penerima bantuan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. 2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial - Kegiatan Pengembangan kebijakan tentang akses sarana dan prasarana publik bagi penyandang cacat dan lansia. Dalam kegiatan ini telah dilaksanakan pemberian bantuan bahan pangan (sembako) kepada 197 orang lanjut usia terlantar / dari III-180

221 keluarga miskin. Selain itu diberikan pula bantuan sosial berupa jaminan hidup sebesar Rp /orang/tahun kepada 663 orang dari 685 orang lanjut usia terlantar / dari keluarga miskin. Tidak terealisasikannya seluruh target penerima bantuan disebabkan hasil verifikasi terhadap data yang ada tidak semua penerima bantuan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan ada penerima yang telah meninggal dunia. - Kegiatan Pelayanan psikososial bagi PMKS di trauma centre termasuk bagi korban bencana Dalam kegiatan ini telah dilaksanakan pembinaan terhadap 105 orang anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Pemberian bantuan bahan makanan dan peralatan dapur terhadap korban bencana sebanyak 314 jiwa.. - Kegiatan Koordinasi perumusan kebijakan dan sikronisasi pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan Dalam kegiatan ini telah dilaksanakan pengelolaan sekretariat UPPKH Kab. HSS untuk menunjang pelaksanaan pemberian jaminan sosial kepada Keluarga Sangat Miskin (KSM). Terdapat sebanyak 1783 KSM yang telah diberikan jaminan sosial dari 1867 KSM yang terdata. Tidak terealisasikannya seluruh target penerima bantuan disebabkan hasil verifikasi terhadap data yang ada tidak semua penerima bantuan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. 3. Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma - Kegiatan Pendayagunaan para penyandang cacat dan eks trauma. Dalam kegiatan ini telah dilaksanakan pemberian pelayanan sosial kepada 167 orang penyandang cacat dari keluarga miskin. 4. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) - Kegiatan Pemberdayaan eks penyandang penyakit sosial Dalam kegiatan ini telah dilaksanakan pemberian bantuan transport kepada 10 orang masyarakat terlantar, 18 orang eks napi, pemberian santunan kepada napi yang mendapat remisi 17 Agustus sebanyak 10 orang, mengadakan razia/penertiban gelandangan dan pengemis III-181

222 sebanyak 6 kali, pengiriman 18 orang wanita rawan sosial ekonomi ke panti sosial PSBW dan 1 orang tuna netra ke PSBN Martapura. 5. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial - Kegiatan Pembinaan Kepeloporan, Keperintisan dan Kepahlawanan Dalam kegiatan ini telah dilaksanakan pemberian santunan kepada para veteran pejuang dan janda veteran pejuang sebanyak 134 orang. Adapun rincian pagu dan realisasi anggaran yang terkait dengan pencapaian target kinerja dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Kegiatan Pendukung NO SASARAN 1 Meningkatnya pemenuhan sebagian kebutuhan dasar Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PROGRAM / KEGIATAN Program Pembinaan anak terlantar Kegiatan Pengembangan bakat dan keterampilan anak terlantar Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Kegiatan Pengembangan kebijakan tentang akses sarana dan prasarana publik bagi penyandang cacat dan lansia Kegiatan Pelayanan psikososial bagi PMKS di trauma centre termasuk bagi korban bencana Kegiatan Koordinasi perumusan kebijakan dan sikronisasi pelaksanaan upayaupaya penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma Kegiatan Pendayagunaan para penyandang cacat dan eks trauma PAGU ANGGARAN Sebelum Perubahan (Rp) Setelah Perubahan (Rp) REALISASI (Rp) , ,00 98, , ,00 89, , ,00 92, , , ,00 88, , , ,00 86,76 % III-182

223 Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya Kegiatan Pemberdayaan eks penyandang penyakit sosial Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Kegiatan Pembinaan kepeloporan, keperintisan dan kepahlawanan , , ,00 56, , , ,00 87,70 Kegiatan praktek belajar kerja bagi penyandang cacat Kegiatan Pemberian bantuan tanggap darurat untuk korban bencana, kepahlawanan, santunan untuk veteran dan pembinaan untuk potensi dan sumber kesejahteraan sosial III-183

224 Menteri Sosial RI meninjau pelaksanaan Program Keluarga Harapan dan pelayanan terhadap lansia serta dokumentasi pembinaan dan pemberian bantuan terhadap PMKS MISI 3 MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DAN PENDAPATAN DAERAH Untuk melaksanakan misi ini, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah mencapai sasaran-sasaran dengan indikator kinerja sebagai berikut; TUJUAN 1 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu Capaian tujuan pertama yakni Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu pada Misi III Meningkatkan Perekonomian Masyarakat dan Pendapatan Daerah, dari realisasi capaian 3 sasaran dengan 4 indikator sasaran secara umum dapat disimpulkan telah Tercapai. Pencapaian tujuan tersebut terdapat pada 3 (tiga) sasaran secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : III-184

225 SASARAN 1; struktur ekonomi yang kuat dengan tingkat pertumbuhan berkualitas dan merata Pencapaian target kinerja sasaran 1 pada Tujuan I : Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat, Khususnya Masyarakat Kurang Mampu di Misi III Meningkatkan Perekonomian Masyarakat dan Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET Pertumbuhan PDRB (Laju Pertumbuhan Ekonomi) REALISASI % CAPAIAN 6,04% 5,88% 97,35 Rata-rata 97,35 % Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian indikator sasaran struktur ekonomi yang kuat dengan tingkat pertumbuhan berkualitas dan merata mencapai kinerja 97,35%. Akan tetapi capaian realisasi Pertumbuhan PDRB (Laju Pertumbuhan Ekonomi) masih belum mencapai target tahun yang dipatok sebesar 6,04% dengan realisasi sebesar 5,88%, hal ini disebabkan oleh menurunnya Produk Domestik Bruto (PDB) dari proporsi mayoritas bidang pekerjaan penduduk yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. SASARAN 2; Meningkatnya pendapatan per kapita Pencapaian target kinerja sasaran 2 pada Tujuan I : Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu di Misi III Meningkatkan Perekonomian Masyarakat dan Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET PDRB per kapita (harga konstan) Ribuan rupiah (000) REALISASI % CAPAIAN ,75 Rata-rata 93,75 % Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian indikator sasaran Meningkatnya pendapatan per kapita mencapai kinerja 93,75%. Akan tetapi capaian realisasi PDRB per kapita (harga konstan) Ribuan rupiah (000) masih III-185

226 belum mencapai target tahun yang dipatok sebesar dengan realisasi sebesar 5.549, hal ini disebabkan oleh menurunnya Produk Domestik Bruto (PDB) dari proporsi mayoritas bidang pekerjaan penduduk yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. SASARAN 3; Meningkatnya produksi hasil pertanian Pencapaian target kinerja sasaran 3 pada Tujuan I : Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu di Misi III Meningkatkan Perekonomian Masyarakat dan Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase peningkatan produksi padi per tahun 8,97% ( ton) 16,16% ( ton) 180,16 Persentase peningkatan produksi hasil karet Persentase peningkatan produksi kayu manis 10,1% (728,16 ton) 4,36% (62,7 ton) 10,14% (731,03 ton) 100,40 4,91% (70,53 ton) 112,61 Rata-rata 140,36 % Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian indikator sasaran Meningkatnya produksi hasil pertanian mencapai kinerja 140,36%. Pada capaian kinerja indikator Per Persentase peningkatan produksi padi per tahun tercapai 180,16%, terealisasi 16,16% atau meningkat sebanyak ton terhadap target sebesar 8,97% atau meningkat sebanyak ton. Perhitungan capaian realisasi tersebut didapat dari jumlah produksi padi tahun kini sebesar ton dikurangi jumlah produksi tahun lalu sebesar ton dibagi dengan jumlah produksi tahun lalu sebesar ton dikali 100 persen. Produksi padi 2014 sebanyak Ton (angka sementara), melebihi sasaran Ton atau (106,60 %). Produksi tersebut juga meningkat Ton dibandingkan tahun 2013 (dengan produksi Ton). Peningkatan produksi disebabkan oleh kemarau terik sehingga terjadi perluasan tanam sawah di daerah lebak, juga perluasan areal/cetak sawah baru. III-186

227 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase peningkatan produksi hasil karet INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase peningkatan produksi hasil karet 10,1% (728,16 ton) REALISASI 10,14% (731,03 ton) % CAPAIAN 100,40 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase peningkatan produksi hasil karet sebesar 100,40% (Tercapai), terealisasi 10,14% (731,03 ton) dari target 10,10%(728,16 ton). Adapun perhitungan realisasi tersebut didapatkan dari formulasi Jumlah realisasi produksi karet (ton) pada tahun berjalan (n) dibagi jumlah target peningkatan produksi karet (ton) selama 5 tahun ( ) dikali besarnya persentase peningkatan produksi karet selama 5 tahun ( ). Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase peningkatan produksi hasil karet Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase peningkatan produksi hasil karet Jumlah realisasi produksi karet (ton) pada tahun berjalan (n) dibagi jumlah target peningkatan produksi karet (ton) selama 5 tahun ( ) dikali besarnya persentase peningkatan produksi karet selama 5 tahun ( ) Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase peningkatan produksi hasil karet 1.071,50 ton atau 14,87% 10,14% (731,03 ton) KINERJA NAIK/TURUN Turun Target RPJMD ,1% (728,16 ton) 10,1% (728,17 ton) , , persentase peningkatan produksi karet (ton) III-187

228 Dalam Tabel diatas, pencapaian realisasi kinerja tahun, dapat disampaikan sebagai berikut: Persentase peningkatan produksi karet, realisasi tahun dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 terdapat penurunan sebanyak 340,47 ton, dan berdasarkan target Renstra , bahwa target pada tahun II yaitu sebesar 728,16 ton atau 10,10%, dan tahun dapat direalisasikan sebesar 731,03 ton atau dengan persentase 10,14%. Hal tersebut melebihi target sebesar 0,04% atau 2,87 ton. Perhitungan realisasi berdasarkan data statistik perkebunan pada tahun 2014 dengan produksi karet sebesar 8.276,5 ton, untuk mencapai atau menaikkan menjadi seluas ton pada tahun harus direalisasikan peningkatan sebesar 728,16 ton. Pada tahun dapat direalisasikan sebesar 731,03 ton atau dengan persentase 10,14%. Hal tersebut melebihi target sebesar 0,04% atau 2,87 ton. Pencapaian target dari indikator persentase peningkatan produksi karet, didukung dengan sumber dana melalui : 1. Sumber dana APBD Kabupaten : a. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan anggaran sebesar : Rp ,- dengan kegiatan : 1). Kegiatan Pengembangan karet, sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 89,02 %. 2). Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 84,60 % b. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dengan anggaran sebesar Rp ,-. dengan : - Kegiatan Pelatihan petani dan pelaku agribisnis sebesar Rp ,- dengan realisasi Rp ,- atau 85,79 % c. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan anggaran sebesar Rp ,- dengan : - Kegiatan Promosi atas hasil produksi perkebunan unggulan daerah sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran Rp ,- atau 98,81 %. d. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan, dengan anggaran sebesar Rp ,- dengan : III-188

229 - Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 82,17 %. d. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dngan anggaran sebesar Rp ,-. Program tersebut didukung dengan : - Kegiatan Pengembangan pembibitan/perbibitan, sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 94,17 %. - Kegiatan Optimalisasi sarana dan prasarana tanaman pangan, sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,-.atau 97,29 % 2. APBN dan APBD Provinsi Kalimantan Selatan Program/kegiatan dengan sumber dana APBN melalui Kementerian Pertanian adalah Peremajaan karet dan dari APBD Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Perkebunan melalui kegiatan Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu produk perkebunan dan kegiatan pemeliharaan tanaman karet menghasilkan, serta bantuan alat panen dan pasca panen karet. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase peningkatan produksi kayu manis INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN III-189

230 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase peningkatan produksi kayu manis 4,36% (62,7 ton) 4,91% (70,53 ton) 112,61 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase peningkatan produksi kayu manis sebesar 112,61% (Tercapai), terealisasi 4,91% (70,53 ton) dari target 4,36%(62,70 ton). Adapun perhitungan realisasi tersebut didapatkan dari formulasi Jumlah realisasi produksi kayu manis (ton) pada tahun berjalan (n) dibagi jumlah target peningkatan produksi kayu manis (ton) selama 5 tahun ( ) dikali besarnya persentase peningkatan produksi kayu manis selama 5 tahun ( ). Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase peningkatan produksi kayu manis Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase peningkatan produksi kayu manis Jumlah realisasi produksi karet (ton) pada tahun berjalan (n) dibagi jumlah target peningkatan produksi karet (ton) selama 5 tahun ( ) dikali besarnya persentase peningkatan produksi karet selama 5 tahun ( ) Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase peningkatan produksi kayu manis 2,08% (29,83 ton) 4,56% (65,57 ton) KINERJA NAIK/TURUN Naik Target RPJMD ,36% (62,7 ton) 5,85% (84 ton) ,83 65, persentase peningkatan produksi kayu manis (ton) III-190

231 Dalam Tabel diatas, pencapaian realisasi kinerja tahun, dapat disampaikan sebagai berikut: Persentase peningkatan produksi kayu manis, realisasi tahun dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 terdapat peningkatan sebesar 35,74 ton, dan berdasarkan target Renstra , bahwa target pada tahun II yaitu sebesar 62,7 ton atau 4,36%, dan tahun dapat direalisasikan sebesar 65,57 ton atau dengan persentase 4,56%. Hal tersebut melebihi target sebesar 0,04% atau 2,87 ton. Perhitungan realisasi berdasarkan data statistik perkebunan pada tahun 2014 dengan produksi kayu manis sebesar 1.465,26 ton, untuk mencapai atau menaikkan menjadi 1.527,96 ton pada tahun harus direalisasikan peningkatan sebesar 62,7 ton. Pada tahun dapat direalisasikan sebesar 65,57 ton atau dengan persentase 4,56%. Hal tersebut melebihi target sebesar 0,04% atau 2,87 ton. Salah satu faktor meningkatnya produksi kayu manis selain petani mulai membudidayakan kembali tanaman kayu manis sebagai tanaman turun temurun, juga pengaruh mudahnya akses pemasaran serta harga yang relatif stabil dan dapat membantu peningkatan pendapatan petani dan keluarganya. Pencapaian target dari indikator kinerja persentase peningkatan produksi kayu manis, adapun kegiatan tersebut didukung dengan sumber dana, melalui : a. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan anggaran sebesar : Rp ,- Adapun program tersebut melalui Kegiatan Pengembangan kayu manis, sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 95,93 %. b. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan, dengan anggaran sebesar Rp ,- dengan Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 82,17 %. III-191

232 TUJUAN 2 Menciptakan tenaga kerja produktif yang mampu diserap dunia kerja Capaian tujuan ke dua yakni Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu pada Misi ketiga Meningkatkan Perekonomian Masyarakat dan Pendapatan Daerah, dari realisasi capaian 3 sasaran dengan 6 indikator sasaran secara umum dapat disimpulkan telah Tercapai dengan sangat baik. Pencapaian tujuan tersebut terdapat pada 3 (tiga) sasaran secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : SASARAN 1; Meningkatnya kualitas angkatan kerja usia produktif Pencapaian target kinerja sasaran 1 pada Tujuan 2 : Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu di Misi III Meningkatkan Perekonomian Masyarakat dan Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET 2014 Persentase Pencari kerja yang ditempatkan Penurunan Tingkat Pengangguran terbuka REALISASI 2014 % CAPAIAN 35,92% 45,34% 126,22 3,20% 3,86% 120,63 Tingkat partisipasi angkatan kerja. 63,00% 58,06% 92,16 Rata-rata 113 % Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian indikator sasaran Meningkatnya kualitas angkatan kerja usia produktif mencapai kinerja 113%. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase Pencari kerja yang ditempatkan INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase Pencari kerja yang ditempatkan 35,92% 45,34% 126,22 III-192

233 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase Pencari kerja yang ditempatkan sebesar 126,22% (Tercapai), terealisasi 45,34% dari target 35,92%. Adapun perhitungan realisasi tersebut didapatkan dari formulasi jumlah Pencari kerja yang ditempatkan dibagi jumlah pencari kerja yang terdaftar dikali 100%. Pada tahun Pencari kerja yang ditempatkan berjumlah 657 orang sedangkan jumlah pencari kerja yang terdaftar sebanyak orang, sehingga angka pencari kerja terdaftar yang ditempatkan adalah 45,34 %. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase peningkatan produksi kayu manis Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase Pencari kerja yang ditempatkan jumlah Pencari kerja yang ditempatkan dibagi jumlah pencari kerja yang terdaftar dikali 100% Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase Pencari kerja yang ditempatkan KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,8% 45,34% Naik 35,92% 36,87% Persentase Pencari kerja yang ditempatkan 50,00% 40,00% 45,34% 30,00% 20,00% Persentase Pencari kerja yang ditempatkan 10,00% 0,00% 4,43% 4,74% 5,80% III-193

234 Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Penurunan Tingkat Pengangguran terbuka INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Penurunan Tingkat Pengangguran terbuka 3,20% 3,86% 120,63 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Penurunan Tingkat Pengangguran terbuka sebesar 120,63% (Tercapai), terealisasi 3,86 % dari target 3,20%. Adapun perhitungan realisasi tersebut didapatkan dari formulasi jumlah pengangguran dibagi jumlah angkatan kerja dikali 100%. Pada tahun jumlah pengangguran di Kab. HSS adalah orang, sedangkan jumlah penduduk 15 tahun keatas adalah Sehingga angka Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun adalah 3,86%. Formula Realisasi Capaian Kinerja Penurunan Tingkat Pengangguran terbuka Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Penurunan Tingkat Pengangguran terbuka jumlah pengangguran dibagi jumlah angkatan kerja dikali 100% Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Penurunan Tingkat Pengangguran terbuka KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,8% 3,86% Turun 3,20% 3,18% III-194

235 Penurunan Tingkat Pengangguran terbuka 7,00% 6,00% 5,00% 4,00% 3,00% 2,00% 1,00% 0,00% 5,67% 5,80% 4,22% 3,86% Penurunan Tingkat Pengangguran terbuka Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Tingkat partisipasi angkatan kerja INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Tingkat partisipasi angkatan kerja. 63,00% 58,06% 92,16 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 92,16% (Tidak Tercapai), terealisasi 58,06 % dari target 63,00%. Adapun perhitungan realisasi tersebut didapatkan dari formulasi jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk 15 tahun keatas dikali 100%. Pada tahun jumlah penduduk angkatan kerja di Kab. HSS adalah orang, sedangkan jumlah penduduk 15 tahun keatas adalah Sehingga angka Tingat partisipasi angkatan kerja Tahun adalah 58,06%. Formula Realisasi Capaian Kinerja Tingkat partisipasi angkatan kerja Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Tingkat partisipasi angkatan kerja. jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk 15 tahun keatas dikali 100% Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : III-195

236 INDIKATOR KINERJA 2014 Tingkat partisipasi angkatan kerja. KINERJA NAIK/TURUN Target RPJMD ,27% 58,06% Turun 63% 64,28% 70,00% 68,00% 66,00% 64,00% 62,00% 60,00% 58,00% 56,00% 54,00% 52,00% Tingkat partisipasi angkatan kerja 68,40% 68,82% 65,27% ,06% Tingkat partisipasi angkatan kerja SASARAN 2; Berkembangnya peran usaha mikro, kecil dan menengah Pencapaian target kinerja sasaran 2 pada Tujuan 2 : Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu di Misi III Meningkatkan Perekonomian Masyarakat dan Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Persentase peningkatan koperasi aktif REALISASI % CAPAIAN 13,10% 11,73% 89,54 (120 KA) 8,33% 10 koperasi aktif (120 KA) 6,67% 8 koperasi aktif 80,07 Rata-rata 84,81 % Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian indikator sasaran Berkembangnya peran usaha mikro, kecil dan menengah mencapai kinerja 84,81%. Capaian indikator Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB tercapai 89,54% atau tidak tercapai, terealisasi 11,73% terhadap target 13,10%. Akan tetapi masih ada 86,90% kontribusi terhadap PDRB disebabkan III-196

237 oleh bidang sektor lainnya terutama sektor pertanian yang mendominasi pekerjaan penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase peningkatan koperasi aktif INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase peningkatan koperasi aktif (120 KA) 8,33% 10 koperasi aktif (120 KA) 6,67% 8 koperasi aktif 80,07 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase peningkatan koperasi aktif sebesar 80,07% (Tidak Tercapai), terealisasi 6,67 % dari target 8,33%. Adapun perhitungan realisasi tersebut didapatkan dari formulasi jumlah koperasi aktif tahun (n) dikurangi jumlah koperasi aktif tahun (n-1) dibagi dengan jumlah koperasi aktif tahun (n) dikali 100%. Pada tahun jumlah koperasi aktif di Kab. HSS adalah 120 KA, sedangkan jumlah koperasi aktif di Kab. HSS tahun 2014 adalah 112 KA. Sehingga angka Tingat partisipasi angkatan kerja Tahun adalah 80,07%. Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase peningkatan koperasi aktif Indikator Kinerja Formula Realisasi Perhitungan Persentase peningkatan koperasi aktif jumlah koperasi aktif tahun (n) dikurangi jumlah koperasi aktif tahun (n-1) dibagi dengan jumlah koperasi aktif tahun (n) dikali 100%. Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase peningkatan koperasi aktif (112 KA) 6,25% 7 koperasi aktif (120 KA) 6,67% 8 koperasi aktif KINERJA NAIK/TURUN Naik Target RPJMD 2016 (120 KA) 8,33% 10 koperasi aktif (131 KA) 8,40% 11 koperasi aktif III-197

238 Persentase peningkatan koperasi aktif 6,80% 6,70% 6,60% 6,50% 6,40% 6,30% 6,20% 6,10% 6,00% 6,25% ,67% Persentase peningkatan koperasi aktif Untuk mencapai Indikator tersebut akan dilaksanakan program dan kegiatan sebagai berikut : I. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi a...pada kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan penghargaan koperasi berprestasi memberikan pembinaan, pengawasan dan penghargaan kepada koperasi berprestasi guna mendukung sasaran peningkatan jumlah koperasi aktif. Adapun rincian kegiatannya sebagai berikut : - Diklat Administrasi Koperasi berbasis IT ( Aplikasi Sofwere ). - Diklat Manajemen Koperasi Sekolah. - Sosialisasi Penyuluhan Koperasi. - Fasilitasi RAT sebanyak 15 Kop/KUD di Kab. HSS. - Fasilitasi Pembuatan Akta Notaris : sebanyak 3 Kelompok Ormas. - Kegiatan pendampingan terhadap Koperasi Melalui kegiatan Pembinaan, Pengawasan, dan Penghargaan Koperasi Berporestasi. - Diklat Menjahit bagi 3 Koperasi terdari dari : Koppontren Minhajul Abdin Desa Telaga Bidadari Kecamatan Sungai Raya, Koppontren Muawanah Desa Habirau Kecamatan Daha Selatan, KSU Al baladul Min Desa Mandala Kecamatan Telaga Langsat. b. Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Jaringan Kerjasama Usaha Koperasi dengan uraian kegiatan : - Kegiatan Temu Usaha Kemitraan Koperasi III-198

239 - Bintek Penyusunan Proposal - Mengikuti kegiatan Operator data Base Koperasi yang dilaksanakan oleh Kementeri Negara Koperasi dan UKm Republik Indonesia. c. Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dengan uraian kegiatan : - Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Dana Bansos yang bersumber dari Bantuan APBN Program dari tahun 2010 s/d sebanyak 18 Kop/KUD di Kabupaten Hulu Sungai Selatan - Kegiatan Monitoring dan Evaluasi sebanyak 2 kali kegiatan. Dana Bantuan Pinjaman bagi Hasil dari pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Koperasi dan UKM Prov Kal Sel. Indikator Persentase peningkatan koperasi aktif Jumlah peningkatan koperasi aktif Jumlah keseluruhan koperasi aktif Target tahun 2014 Realisasi tahun 2014 Target tahun Realisasi tahun 4,55% 6,25% 8,33% 6,67% 5 koperasi aktif 110 koperasi aktif 7 koperasi aktif 112 koperasi aktif 10 koperasi aktif 120 koperasi aktif 8 koperasi aktif 120 koperasi aktif SASARAN 3; Meningkatnya pembinaan untuk pengusaha kecil produktif Pencapaian target kinerja sasaran 3 pada Tujuan 2 : Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu di Misi III Meningkatkan Perekonomian Masyarakat dan Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut : III-199

240 INDIKATOR KINERJA TARGET Pembinaan UMKM (2.000 UMKM) REALISASI (2.010 UMKM) % CAPAIAN 100,02 Rata-rata 100,02 % Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian indikator sasaran pembinaan UMKM mencapai kinerja 100,02%. Terealisasi UMKM yang dibina dari total yang sudah dibina sampai dengan tahun sebesar UMKM terhadap UMKM yang ditargetkan atau total UMKM yang terbina sebanyak UMKM. Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun sebagai berikut : a. Program Pengembangan Kewirausahaan Dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah dengan kegiatan Fasilitasi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah. b. Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dengan kegiatan Penyelenggaraan Promosi Produk Usaha Mikro Kecil Menengah Ukuran keberhasilan atas Pembinaan UMKM dapat dilihat dari : a. persentase Peningkatan Penyerapan Tenaga Kerja pada Sektor UMKM b. persentasepeningkatan Jumlah Unit Usaha UMKM c. persentasepeningkatan Omset Usaha sector UMKM d. persentasepeningkatan Jumlah Aset sector UMKM TUJUAN 3 Meningkatkan pendapatan sumber keuangan daerah dan perekonomian masyarakat Capaian tujuan ketiga yakni Meningkatkan pendapatan sumber keuangan daerah dan perekonomian masyarakat pada Misi ketiga Meningkatkan Perekonomian Masyarakat dan Pendapatan Daerah,dari III-200

241 realisasi capaian 1 sasaran dengan 2 indikator sasaran secara umum dapat disimpulkan telah Tercapai. Pencapaian tujuan tersebut terdapat pada 1 (satu) sasaran secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : SASARAN 1; Peningkatan PAD, Dana Perimbangan dan Pendapatan lainnya Pencapaian target kinerja sasaran 1 pada Tujuan 3 : Meningkatkan pendapatan sumber keuangan daerah dan perekonomian masyarakat di Misi III Meningkatkan Perekonomian Masyarakat dan Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD Persentase retribusi pasar terhadap PAD REALISASI % CAPAIAN 14,50% 25,89% 178,55 3,00% 2,46% ( ) Rata-rata 130,28 % 82 Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian indikator sasaran Peningkatan PAD, Dana Perimbangan dan Pendapatan lainnya mencapai kinerja 130,28% dan dikatakan tercapai. Analisa akuntabilitas kinerja indikator sasaran : Persentase pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD 14,50% 25,89% 178,55 Dari tabel diatas terlihat capaian indikator kinerja sasaran Persentase pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD sebesar 178,55% (Tercapai), terealisasi 25,89 % dari target 14,50%. Adapun perhitungan realisasi tersebut didapatkan dari formulasi sebagai berikut III-201

242 Formula Realisasi Capaian Kinerja Persentase pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD Indikator Kinerja Formula Realisasi Persentase pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD Sesuai dengan rekapitulasi penerimaan daerah tahun anggaran (Un Audited), capaian kinerja prosentase pertumbuhan PAD terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun sebesar 175,86% sebagaimana Tabel Perhitungan Prosentase pertumbuhan PAD terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada tahun sebesar 25,89% dengan target 14,50% sebagaimana Tabel dibawah ini. Tabel Hasil Perhitungan Prosentase Pertumbuhan PAD terhadap APBD Tahun Tahun Pendapatan Daerah (Rp) PAD (Rp.) Kn (%) Kn-1 (%) % Pertumbuhan , ,11 1,67 25,89 INDIKATOR KINERJA Tabel Realisasi Pendapatan Daerah Tahun RENCANA TINGKAT CAPAIAN REALISASI % Realisasi PAD , ,28 94,25% Realisasi Dana Perimbangan , ,00 93,30% III-202

243 Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang sah , ,00 92,89% Pendapatan Daerah , ,28 93,30% Prosentase Pertumbuhan PAD terhadap APBD 8,03% 8,11 110,71% Pertumbuhan PAD terhadapapbd 14,06% 25,89% - Sumber : LRA, tanggal 13 Januari 2016 (Un Audited) No Sasaran Strategis 1. Meningkat kan penerimaan daerah dan kualitas pengelola an keuangan daerah No Tabel Perbandingan Capaian Kinerja DPPKAD Kab. HSS Tahun Indikator Kinerja Sasaran Prosentase pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD Capaian Kinerja Realisasi 2014 % Realisasi % Ket. 45,81 322,53 25,50 175,86 Turun Tabel Perbandingan Realisasi Anggaran DPPKAD Kab. HSS Tahun Sasaran Strategis 1. Meningkatkan penerimaan daerah dan kualitas pengelolaan keuangan daerah Indikator Kinerja Sasaran Prosentase pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap APBD Realisasi 2014 % % , ,27 Tabel memperlihatkan perbandingan capaian kinerja tahun 2014 dengan tahun, dimana capaian kinerja tahun mengalami penurunan dari 175,86% dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 322,53%. Pada tahun, realisasi PAD Rp atau lebih besar Rp ,- dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp ,13,-. Namun yang menyebabkan penurunan prosentase pertumbuhan adalah realisasi pendapatan daerah sebagai faktor pembagi pada tahun lebih tinggi dibandingkan tahun 2014, dimana tahun III-203

244 sebesar Rp ,- atau naik sebesar Rp dan tahun 2014 hanya sebesar Rp ,-sebagaimana tergambar pada Tabel 3.1, Tabel 3.2 dan Tabel 3.3. Tahun 2016 perlu pengawalan pelaksanaan penerimaan PAD yang dilakukan oleh SKPD sehingga penerimaannya dapat dioptimalkan dan peningkatan komitmen SKPD pelaksana pemungutan PAD dalam pengamanan penerimaan PAD sesuai yang ditargetkan. Gambar Perkembangan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2013 Pendapatan Asli Daerah Gambar Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2013 Perkembangan Pertumbuhan PAD terhadap Pendapatan Daerah Tahun 2013 Gambar III-204

245 Gambar Kegiatan Peresmian Bulan Panutan Lunas PBB Tahun Oleh Bupati Hulu Sungai Selatan Hal yang menggembirakan dalam capaian kinerja pada tahun hanya menggunakan anggaran lebih effisien. tahun penggunaan anggaran sebesar 80,68% atau Rp dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp ,- sebagaimana terlihat pada Tabel. Untuk mencapai sasaran tersebut diatas, ditunjang dengan beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada tahun yakni : Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah, Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pelunasan PBB,Penyediaan dokumen PBB P2 dan BPHTB, dan Penyediaan cetak, cetak SPTPD dan Karcis. Gambar Rapat Rapat Evaluasi Pendapatan Daerah Tahun Dipimpin Oleh Bupati Hulu Sungai Selatan III-205

246 Program yang dilaksanakan adalah Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan kegiatan : 1. Intensifiksi dan Ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah, dengan jumlah anggaran Rp ,00 dan dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 73,39%. Hasil yang dicapai adalah melaksanaan rapat koordinasi evaluasi pencapaian pendapatan daerah setiap triwulan dengan tujuan pengamanan pencapaian target pendapatan daerah. Intensitas koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi terkait pencapaian penerimaan dana tranfer. Selain itu, melakukan stimulasi terhadap wajib pajak dan wajib retribusi melalui pemberian hadiah 60 buah jam dinding dan 750 buah kalender. 2. Intensifikasi dan Ekstensifikasi pelunasan pajak bumi dan bangunan, dengan jumlah anggaran Rp ,- dan dengan realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 52,29%. Hasil yang dicapai adalah pemberian biaya operasional untuk penyampaian SPPT dan pelunasan ke wajib pajak bagi petugas kecamatan dan kelurahan/desa. Dalam rangka memberikan penghargaan dalam pengamanan pelunasan PBB sektor perdesaan dan perkotaan dengan memberikan hadiah (piagam dan uang) untuk kecamatan dan kelurahan/desa bagi yang berhasil dalam melakukan penagihan dan pelunasan ke wajib pajak. 3. Penyediaan dokumen PBB P2 dan BPHTB dengan jumlah anggaran Rp ,00 dan dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 86,14%. Hasil yang dicapai adalah menyediakan SPPT, STTS, DHKP, Stiker lunas PBB, leaflet/brosur dan Blanko BPHTB serta penunjang III-206

247 kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. 4. Penyediaan Cetak SPTPD dan Karcis, dengan jumlah anggaran Rp ,00 dan dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 65,21%. Hasil yang dicapai adalah menyediakan blanko SPTPD dan cetak Karcis sebagai penunjang kegiatan penagihan pajak dan retribusi daerah. Tabel Realisasi Anggaran Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah pada Bidang Pendapatan Tahun NO KEGIATAN 1. Program Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah 1. Kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumbersumber Pendapatan Daerah 2. Kegiatan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pelunasan PBB 3. Kegiatan Penyediaan dokumen PBB P2 dan BPHTB 4. KegiatanPenyediaan dokumen PBB P2 dan BPHTB ALOKASI ANGGARAN (Rp) REALISASI KEUANGAN (Rp) REALISASI KEUANGAN % 73,39 52,39 86,14 65,21 REALISASI FISIK % JUMLAH , Sedangkan pada capaian kinerja indikator persentase retribusi pasar terhadap PAD Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun tercapai 82%, terealisasi 2,46% atau sebesar Rp ,- Hal yang dapat dijelaskan dari sisi indikator sasaran retribusi pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebagai berikut : realisasi (Rp) target (Rp) III-207

248 Retribusi pelayanan pasar-los Ret. Pelayanan Pasar-Los pada pasar ramadhan 1436H Retribusi pasar grosir/pertokoan Retribusi Bea Balik Nama Retribusi Biaya Izin Toko Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum TOTAL Persentase retribusi pasar terhadap PAD dhitung dari jumlah retribusi pasar tahun sebesar Rp dibagi dengan PAD tahun sebesar Rp dikali dengan 100 persen, sehingga mendapatkan angka 2,46%. MISI 4 MENINGKATKAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA Untuk melaksanakan misi ini, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah mencapai sasaran-sasaran dengan indikator kinerja sebagai berikut; TUJUAN 1 Meningkatkan ketersediaan daya dukung sarana dan prasarana fisik wilayah Capaian tujuan pertama yakni Meningkatkan ketersediaan daya dukung sarana dan prasarana fisik wilayah pada Misi ke empat Meningkatkan pemanfaatan Teknologi dan Informatika, dari realisasi capaian 4 sasaran dengan 9 indikator sasaran secara umum dapat disimpulkan telah Tercapai. Pencapaian tujuan tersebut terdapat pada 4 (empat) sasaran secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : III-208

249 SASARAN 1; Terpenuhinya infrastruktur yang mendorong peningkatan produksi pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan Pencapaian target kinerja sasaran 1 pada Tujuan 1 : Meningkatkan ketersediaan daya dukung sarana dan prasarana fisik wilayah di Misi ke empat Meningkatkan pemanfaatan Teknologi Dan Informatika adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase Kinerja Sistem Irigasi 70% 89,72% 128,17 persentase penanganan daya rusak air 30% 30% 100,00 Rata-rata 114,09 % Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian indikator sasaran Terpenuhinya infrastruktur yang mendorong peningkatan produksi pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan mencapai kinerja 114,09%. Pada indikator Persentase Kinerja Sistem Irigasi tahun tercapai 128,17%, terealisasi 89,72% atas target sebesar 70%. Perhitungan capaian realisasi tersebut didapat dari formulasi Jumlah ketersediaan air irigasi (1.120 ltr/dt) pada setiap musim tanam dibagi Jumlah kebutuhan air irigasi (14.000ltr/dt) berdasarkan rencana tata tanam dikali 100 persen. Capaian tersebut tak lepas dari faktor pendukung seperti halnya Peran P3A yang baik dalam perawatan serta Ketersediaan air. Standar Pelayanan Minimum di bidang Pengairan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 01/PRT/M/2014 tentang STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG, persentase tingkat kondisi sistem irigasi baik ditargetkan 70% harus terpenuhi tahun Apabila dibandingkan dengan capaian realisasi tahun 2014 sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA 2014 KINERJA NAIK/TURUN Persentase Kinerja Sistem Irigasi 57,30% 89,72% Naik III-209

250 Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA Persentase Kinerja Sistem Irigasi Target RPJMD ,08% 57,30% 89,72% 70% 75% 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 84,62% 86,46% 88,98% 89,72% 70% 70% 70% 70% 70% 70% 70% 63,49% 55,30% 57,30% Kondisi Sistem Irigasi Baik SPM Pencapaian realisasi indikator tersebut dilaksanakan dengan dana Rp ,- yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Program Kegiatan Anggaran (Rp) 1. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi rawa dan jaringan pengairan lainnya 1. Perencanaan pembangunan jaringan irigasi Perencanaan normalisasi saluran sungai Pelaksanaan normalisasi saluran sungai Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun III-210

251 Program Kegiatan Anggaran (Rp) 2. Program pengendalian banjir 7. Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai 8. Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi (DAK Tambahan) 1. Rehabilitasi dan pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai 2. Peningkatan pembersihan dan pengerukan sungai/kali 3. Perencanaan pembangunan rehab/pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai Sedangkan kinerja Dinas Pekerjaan Umum dalam penanganan daya rusak air dilaksanakan secara maksimal dalam arti kerusakan tanggul atau antaran sungai yang tergerus air dilaksanakan secara menyeluruh dengan terget penanganan 30% dari panjang DAS rawan bencana. Pada indikator persentase penanganan daya rusak air tahun tercapai 100%, terealisasi 30% atas target sebesar 30%. Perhitungan capaian realisasi tersebut didapat dari formulasi Jumlah kumulatif panjang sungai rawan bencana yang tertangani (4.050m) dibagi Jumlah seluruh panjang sungai rawan bencana (13.500m) dikali 100 persen. Apabila dibandingkan dengan capaian realisasi tahun 2014 sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA 2014 KINERJA NAIK/TURUN Persentase penanganan daya rusak air 30% 30% Tetap Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA Persentase penanganan daya rusak air Target RPJMD % 30% 30% 30% 30% III-211

252 SASARAN 2; Meningkatnya jangkauan penggunaan teknologi informasi Pencapaian target kinerja sasaran 2 pada Tujuan 1 : Meningkatkan ketersediaan daya dukung sarana dan prasarana fisik wilayah di Misi ke empat Meningkatkan pemanfaatan Teknologi Dan Informatika adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase kecamatan yang telah mendapat fasilitas internet gratis REALISASI % CAPAIAN 100% 100% 100 Rata-rata 100 % Tabel di atas menunjukkan bahwa capaian indikator sasaranmeningkatnya jangkauan penggunaan teknologi informasi mencapai kinerja 100% dan dikatakan tercapai. Capaian kinerja indikator sasaran Meningkatnya jangkauan penggunaan teknologi informasi mencapai kinerja 100%. Dari target sebesar 100% 4 titik di lingkup Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang mendapat fasilitas internet gratis, terealisasi sebesar 100% yakni sebanyak 4 titik yang sudah mendapat fasilitas internet gratis. Adapun perbandingan antara realisasi kinerja tahun 2014 dengan tahun adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 KINERJA NAIK/TURUN Persentase Kecamatan yang telah mendapat fasilitas Internet Gratis 63,63 % (11 titik Wifi di 7 Kecamatan) 100 % (4 titik Wifi di 4 Kecamatan) Naik Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Target RPJMD 2016 Persentase kecamatan yang telah mendapat fasilitas internet gratis 63,63 % (11 titik Wifi di 7 Kecamatan) 100 % (4 titik Wifi di 4 Kecamatan) 100% 100% III-212

253 Pencapaian persentase Kecamatan yang telah mendapat fasilitas Internet Gratis dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Di Tahun 2012 yang belum ada satupun fasilitas Internet Gratis maka di akhir tahun 2013 sudah tersedia 3 titik wifi (2 di Kec. Kandangan di Taman Bermain dan pasar Los Batu, dan 1 di Kec. Daha Utara di Kantor UPT Dinas Pendidikan Daha Utara). Adapun di 2014 tercapai 8 titik baru di Terminal kandangan, Puskesmas Gambah, Puskesmas Wasah Hulu, RSUD Hasan Basery, Pasar Agro Bisnis Taniran, Kantor Camat Padang Batung, kantor Camat Daha Utara, Dermaga Pasar Senin Daha Selatan. Dan di Hasil Pekerjaan Kegiatan adalah Tersedianya Hot Spot Internet Jaringan V. SAT sebanyak 4 Titik beserta 4 buah Gazebo di Kecamatan Loksado, Daha Barat, Kalumpang dan Telaga Langsat. SASARAN 3; Meningkatnya jangkauan dan kualitas infrastruktur perhubungan Pencapaian target kinerja sasaran 3 pada Tujuan 1 : Meningkatkan ketersediaan daya dukung sarana dan prasarana fisik wilayah di Misi ke empat Meningkatkan pemanfaatan Teknologi Dan Informatika adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % CAPAIAN Persentase jalan dalam kondisi baik 61% 67,66% 110,92 Persentase konektivitas wilayah 100% 100,00% 100 Rata-rata 105,46 % Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian indikator sasaran Meningkatnya jangkauan dan kualitas infrastruktur perhubungan mencapai kinerja 105,46% dan dikatakan tercapai. Pada indikator Persentase jalan dalam kondisi baik tahun tercapai 110,92%, terealisasi 67,66% atas target sebesar 61%. Perhitungan capaian realisasi tersebut didapat dari formulasi jumlah kumulatif panjang III-213

254 jalan kondisi baik dan sedang (575,48 Km) dibagi Jumlah kumulatif panjang jalan Kabupaten (850,56 Km) dikali 100 persen. Sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Bina Marga No. 77 Tahun 1990, jaringan jalan dibagi dalam 2 (dua) bagian yaitu : 1. Jalan dengan kondisi yang mantap (stabil) adalah jalan yang selalu dapat diandalkan untuk dilalui kendaraan roda 4 sepanjang tahun, terutama yang kondisinya sudah baik/sedang yang hanya memerlukan pemeliharaan. 2. Jalan dengan kondisi tidak mantap adalah jalan yang tidak dapat diandalkan untuk dilalui kendaraan roda 4 sepanjang tahun, terutama kondisinya rusak/rusak berat yang memerlukan pekerjaan berat (rehabilitasi, perbaikan, konstruksi) termasuk jalan tanah yang saat ini tidak dapat dilewati kendaraan roda 4. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 01/PRT/M/2014 tentang STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG, persentase tingkat kondisi jalan baik dan sedang (kondisi mantap) ditargetkan 60% harus terpenuhi tahun 2019, dengan Jumlah kumulatif panjang jalan penghubung pusat kegiatan dan produksi yang terbangun harus 100%. Capaian Indikator Persentase Jalan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam kondisi mantap pada tahun jalan dalam kondisi mantap (baik) sepanjang 575,48 Km dari total 850,56 Km panjang jalan kabupaten atau sebesar 67,66 %. Hal ini dimana lebih besar dari target SPM sebesar 60% yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Grafik Perbandingan Realisasi Persentase Kondisi Jalan Mantap di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2009 s/d III-214

255 ,21 67, ,39 60, ,43 56,01 54, Indikator Persentase Jalan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam Kondisi Mantap SPM kegiatan Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan TA. Pada indikator Persentase konektivitas wilayah tahun tercapai 100 %, terealisasi 100% atas target sebesar 100%. Perhitungan capaian realisasi tersebut didapat dari formulasi Jumlah kumulatif panjang jalan penghubung pusat kegiatan dan produksi yang terbangun hingga saat ini (850,56 Km) dibagi Jumlah kumulatif panjang jalan penghubung pusat kegiatan dan produksi yang dibutuhkan (850,56 Km) dikali 100 persen. kumulatif panjang jalan penghubung pusat kegiatan dan produksi yang III-215

256 terbangun 100% sesuai dengan target SPM sebesar 100%. Dengan terhubungnya semua kota kecamatan dan desa yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi. Apabila dibandingkan dengan capaian realisasi tahun 2013 sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA 2014 KINERJA NAIK/TURUN Persentase konektivitas wilayah 100,00% 100,00% Tetap Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Target RPJMD 2016 Persentase konektivitas wilayah 90,00% 100,00% 100% 100% Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun dengan dana Rp ,- yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Program Kegiatan Anggaran (Rp) 1. Program pembangunan jalan & jembatan 1. Pembangunan Jalan Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan/jembatan 2. Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan Pembangunan Jembatan Rehabilitasi Jembatan III-216

257 SASARAN 4; Meningkatnya pemenuhan sarana dan prasarana permukiman Pencapaian target kinerja sasaran 4 pada Tujuan 1 : Meningkatkan ketersediaan daya dukung sarana dan prasarana fisik wilayah di Misi ke empat Meningkatkan pemanfaatan Teknologi Dan Informatika adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET Persentase penduduk yang mendapatkan akses air minum yang aman Persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah yang memadai Persentase kawasan yang terlayani sistem jaringan drainase skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) lebih dari 2 kali setahun persentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan REALISASI % CAPAIAN 56,30% 63,21% 112,27 58,23% 63,21% 108,55 33,60% 13,60% 40,48 40% 86,89% 217,23 Rata-rata 119,63 % Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian indikator sasaran Meningkatnya pemenuhan sarana dan prasarana permukiman mencapai kinerja 119,63% dan dikatakan tercapai. Apabila dibandingkan dengan capaian realisasi tahun 2014 sebagai berikut: INDIKATOR KINERJA 2014 KINERJA NAIK/TURUN Persentase penduduk yang mendapatkan akses air minum yang aman Persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah yang memadai Persentase kawasan yang terlayani sistem jaringan drainase skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) lebih dari 2 kali setahun Berkurangnya persentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan 59,37% 63,21% Naik 55,31% 63,21% Naik 13,60% 13,60% Tetap 16,46% 86,89% Naik III-217

258 Bila dilakukan perbandingan realisasi kinerja dari tahun ke tahun maka hasilnya adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 2014 Persentase penduduk yang mendapatkan akses air minum yang aman Persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah yang memadai Persentase kawasan yang terlayani sistem jaringan drainase skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) lebih dari 2 kali setahun Berkurangnya persentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan Target RPJMD ,37% 63,21% 56,30% 66,5% 55,31% 63,21% 58,23% 61% 13,60% 13,60% 33,60% 43% 16,46% 86,89% 40% 30% Pada indikator Persentase penduduk yang mendapatkan akses air minum yang aman tahun tercapai 112,27%, terealisasi 63,21% atas target sebesar 56,30%. Perhitungan capaian realisasi tersebut didapat dari formulasi Jumlah kumulatif masyarakat yang terlayani (mendapatkan akses air minum yang aman) ( KK) dibagi Jumlah Proyeksi Total Masyarakat ( KK) dikali 100 persen. Capaian tersebut tak lepas dari faktor pendukung seperti halnya Peran masyarakat dalam penyediaan air minum non perpipaan cukup baik. Pada indikator Persentase penduduk yang terlayani sistem air limbah yang memadai tahun tercapai 108,55 %, terealisasi 63,21% atas target sebesar 58,23%. Perhitungan capaian realisasi tersebut didapat dari formulasi Jumlah kumulatif yang terlayani tangki septik/mck ( KK) dibagi Jumlah total penduduk seluruh kabupaten ( KK) dikali 100 persen. Capaian tersebut tak lepas dari faktor pendukung seperti halnya Peran masyarakat dalam penyediaan sarana sanitasi cukup baik termasuk adanya keterlibatan sanitarian di desa dapat memicu peningkatan akses sanitasi. Di sektor air limbah kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kab. HSS Tahun sebesar 58,84% jumlah KK memiliki akses sanitasi yang memadai. Kinerja ini mengalami kenaikan dari capaian tahun 2014 yang berada pada angka 55,31%. Tetapi jika dibandingkan dengan capaian pelayanan di Propinsi III-218

259 Kalimantan Selatan sebesar 63,01% (sumber : kinerja sektor air limbah di Kab. HSS masih lebih rendah. Pada indikator Persentase kawasan yang terlayani sistem jaringan drainase skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) lebih dari 2 kali setahun tahun tercapai 40,48%, terealisasi 13,60% atas target sebesar 33,60%. Perhitungan capaian realisasi tersebut didapat dari formulasi Jumlah kumulatif luas daerah yang masih tergenang di wilayah kota (451,52 Ha) dibagi Jumlah luas derah rawan genangan di wilayah kota (3.320 Ha) dikali 100 persen. Penanganan genangan yang terjadi di wilayah pemukiman yang bebas genangan pada tahun yang cenderung sama dengan capaian tahun 2014 yaitu sebesar 13,6%, hal ini disebabkan karena belum selesainya pembuatan master plan drainase induk kabupaten sehingga penanganan genangan masih dilaksanakan setempat dan bersifat pemeliharaan saja. Pada indikator persentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan tahun tercapai 217,23%, terealisasi 86,89% atas target sebesar 40%. Cara perhitungan pencapaian realisasi persentase luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebagai berikut : Sedangkan pananganan kawasan permukiman kumuh di perkotaan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum di bidang Pengairan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 01/PRT/M/2014 tentang STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG, pada tahun 2019 harus tertanganai seluruhnya, sedangkan pada tahun di Kabupaten Hulu Sungai Selatan kawasan permukiman kumuh yang ada mengalami perubahan sesuai deleniasi yang telah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Selatan III-219

260 yang kemudian ditetapkan oleh Bupati tahun 2014 seluas 38,9 Ha dari sebelumnya 15,79 Ha. Pada tahun tertangani 5,1 Ha (13,11%) dan masih tersisa 86,89% kawasan kumuh perkotaan yang belum tertangani. Pencapaian indikator kinerja sasaran di atas, tidak terlepas dari dukungan program-program dan kegiatan utama yang dilaksanakan selama tahun sebagai berikut : a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah melalui kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi PermukimanProgram Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh serta Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur. b. Program pembangunan infrastruktur perdesaan melalui kegiatan : - Penetaan Lingkungan Pemukiman Penduduk Perdesaan - Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Perdesaan - Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan - Pembangunan Sarana dan Prasarana Sanitasi Berbasis Masyarakat c. Program Pengembangan Perumahan melalui kegiatan : - Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Perumahan Masyarakat Kurang Mampu - Pembangunan Sarana dan Prasaran Rumah Sederhana Sehat TUJUAN 2 Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan Capaian tujuan ke dua yakni Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada Misi ke empat Meningkatkan pemanfaatan Teknologi dan Informatika,dari realisasi capaian 1 sasaran dengan 3 indikator sasaran secara umum dapat disimpulkan telah Tercapai. Pencapaian tujuan tersebut terdapat pada 1 (satu) sasaran secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : SASARAN 1; Sumberdaya hayati dan sumber daya alam yang terkelola dengan memperhatikan kaidah kelestarian, ramah lingkungan serta kearifan lokal III-220

261 Pencapaian target kinerja sasaran 1 pada Tujuan 2 : Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan di Misi ke empat Meningkatkan pemanfaatan Teknologi Dan Informatika adalah sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA TARGET 2014 Persentase Penurunan Kerusakan kawasan hutan Persentase penurunan kasus illegal logging Persentase penurunan kebakaran hutan/titik api 3,29% (450Ha) 16,67% (2 kasus) 18,18% (27 titik api) REALISASI ,63% (905,83 Ha) 33,33% (4 kasus) 36,36% (16 titik api) % CAPAIAN 201,52 199,94 200,00 Rata-rata 200,49 % Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata capaian indikator sasaran Sumberdaya hayati dan sumber daya alam yang terkelola dengan memperhatikan kaidah kelestarian, ramah lingkungan serta kearifan lokal mencapai kinerja 200,49% dan dikatakan tercapai. Persentase penurunan kerusakan kawasan hutan, dari target seluas 450 Ha atau 3,29 %, dapat direalisasikan seluas 905,83 Ha atau dengan persentase 6,63%. Hal tersebut melebihi target sebesar 3,34 % atau seluas 455,83 Ha. Perhitungan realisasi berdasarkan data luas kerusakan kawasan hutan tahun 2014 (didalam Sub-sub DAS Amandit dan Sub-sub DAS Masimpan) masih seluas ,8 Ha, untuk menurunkan menjadi seluas ,8 Ha pada tahun harus direalisasikan seluas 450 Ha. Adapun Indikator sasaran, yaitu Persentase penurunan kerusakan kawasan hutan tersebut diperoleh dari kegiatan-kegiatan rehabilitasi lahan kritis baik di dalam maupun di luar kawasan hutan pada Sub-sub DAS Amandit dan Sub-sub DAS Masimpan. Kegiatan Rehabilitasi lahan kritis tersebut dilakukan oleh pemerintah, swasta dan swadaya atau swakelola oleh masyarakat. Pada tahun dari target 450 Ha (3,29 %) dapat direalisasikan seluas 1.378,15 Ha (10,09%), tetapi realisasi rehabilitasi lahan kritis tersebut harus dikurangi lagi realisasi penyebab kerusakan kawasan hutan yang terjadi, yang sebagian besar disebabkan perladangan, pertambangan batu bara dan galian c, longsor dan alih fungsi untuk fasilitas umum dan permukiman, kebakaran hutan, dan illegal logging/pembalakan liar yaitu seluas 500,06 Ha. Dapat disimpulkan III-221

262 bahwa pencapaian rehabilitasi lahan kritis pada tahun baik di dalam maupun di luar kawasan hutan pada Sub-sub DAS Amandit dan Sub-sub DAS Masimpan seluas 1.378,15 Ha dan dikurangi luas kerusakan kawasan hutan seperti tersebut diatas bertambah 500,06 Ha. Dari angka tersebut maka realisasi penurunan kerusakan kawasan hutan hanya seluas 905,83 Ha atau dengan persentase penurunan sebesar 6,63 %. Seperti pada Tabel berikut : Formulasi Realisasi Capaian Kinerja Indikator sasaran Persentase penurunan kerusakan kawasan hutan, adalah : Indikator Kinerja Utama Formulasi Realisasi Perhitungan Persentase penurunan kerusakan kawasan hutan Jumlah luas realisasi penurunan kerusakan kawasan hutan (Ha) pada tahun berjalan (n) di bagi jumlah luas kerusakan kawasan hutan (Ha) pada tahun sebelumnya (n-1) dikali 100 = 905, ,8 x 100 = 6,63 % Indikator Persentase penurunan kerusakan kawasan hutan didukung dengan: a. APBD Kabupaten melalui : 1. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dengan dana sebesar Rp ,- Adapun program tersebut melalui : 1). Kegiatan Reboisasi/pemeliharaan dan pengkayaan vegetatif sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (80,65%), 2). Kegiatan Pembinaan, pengendalian dan pengawasan gerakan RHL sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (95,70%). 1. Program Pemanfaatan Potensi sumberdaya Hutan, dengan dana sebesar Rp ,- Adapun program tersebut melalui : 1). Kegiatan Pengujian dan pengendalian peredaran hasil hutan sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran Rp ,- (96,93%), III-222

263 2). Kegiatan Pembentukan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran Rp ,- (83,90%). 2. APBN yaitu Kementerian Kehutanan melalui Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Kalimantan, dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Barito. 1. Reklamasi dan revegetasi pada areal bekas tambang pemegang BP2KB. 2. Hutan Tanaman Industri pada areal pemegang IUPHTI. 3. Swadaya/swakelola oleh masyarakat dalam kegiatan rehabilitasi lahan kritis. III-223

264 Terlampauinya realisasi target pencapaian persentase penurunan kerusakan kawasan hutan sebesar sebesar 6,63% (905,83 Ha) dari target persentase penurunan kerusakan kawasan hutan sebesar 3,29% (450 Ha) sebagian besar didukung oleh kegiatan tersebut. Persentase penurunan kasus illegal logging, target menjadi 8 kasus atau 16,67% atau penurunan 2 kasus pada tahun. Pada tahun dapat direalisasikan bahwa kasus yang ditangani dan masuk ke pengadilan/penuntutan sebanyak 4 kasus, sehingga penurunan kasus illegal logging turun sebanyak 4 kasus atau dengan persentase 33,33%. Perhitungan realisasi berdasarkan data awal tahun 2014 kasus yang ditangani sebesar 10 III-224

265 kasus, untuk menurunkan kasus menjadi 8 kasus harus direalisasikan penurunan sebesar 2 kasus. Adapun Indikator sasaran dari persentase penurunan kasus illegal logging tersebut adalah direalisasikan dengan kasus yang ditangani dan masuk ke pengadilan/penuntutan. Realiasi capaian tahun tersebut didapatkan dengan formulasi seperti yang terlihat pada tabel dibawah : Formulasi Realisasi Capaian Kinerja Sasasaran I dengan Indikator sasaran Persentase penurunan kasus illegal logging Indikator kinerja Formulasi Realisasi Perhitungan Persentase penurunan kasus illegal logging Jumlah realisasi penurunan kasus illegal logging yang ditemukan pada tahun berjalan (n) dibagi jumlah kasus illegal logging pada tahun sebelumnya (n-1) dikali x 100 = 33,33 % Indikator Persentase penurunan kasus illegal logging didukung dengan : a. APBD Kabupaten melalui : 1. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan, dengan dana sebesar Rp ,- Adapun program tersebut melalui : 1). Kegiatan Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (71,94%), 2). kegiatan Pembentukan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung sebesar Rp ,- dengan realisasi anggran Rp ,- atau 83,90%. 1. APBN yaitu Kementerian Kehutanan melalui Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Kalimantan, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan. 2. Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Bidang Perlindungan Hutan dan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Selatan Bidang Perlindungan Tanaman. III-225

266 Terlampauinya realisasi target pencapaian persentase penurunan kasus illegal logging sebesar 33,33% (4 kasus) dari target persentase penurunan kerusakan kawasan hutan sebesar 16,67% (2 kasus) sebagian besar didukung oleh kegiatan tersebut. Realisasi tahun pada Indikator Persentase penurunan kasus illegal logging apabila dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya dapat terlihat pada tabel berikut: III-226

267 Tabel perbandingan realisasi tahun 2014 s.d tahun Sasaran Strategis Indikator kinerja Realisasi 2014 Realisasi Ket (naik/ turun) Meningkatnya sumberdaya hayati dan sumber daya alam yang terkelola dengan memperhatikan kaidah kelestarian, ramah lingkungan serta kearifan lokal Persentase penurunan kasus illegal logging 9 kasus atau 75% 4 kasus atau 33,33% turun Tabel perbandingan realisasi tahun 2014 s.d tahun dengan target RPJMD Indikator kinerja Realisasi 2014 Realisasi Target RPJMD 2016 Persentase penurunan kasus illegal logging 9 kasus atau 75% 4 kasus atau 33,33% 2 kasus Atau 16,67% 2 kasus Atau 16,67% Dalam Tabel diatas, pencapaian realisasi kinerja tahun, dapat disampaikan sebagai berikut: Persentase penurunan kasus illegal logging, realisasi tahun dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 terdapat penurunan sebanyak 5 III-227

268 kasus, dan berdasarkan target Renstra target pada tahun II yaitu sebanyak 2 kausu atau 16,67 %, dan tahun dapat direalisasikan seluas 4 kasus atau dengan persentase 33,33%. Hal tersebut melebihi target penurunan kasus 16,67% % atau seluas 2 kasus. Perhitungan realisasi berdasarkan data luas kerusakan kawasan hutan tahun 2014 (didalam Subsub DAS Amandit dan Sub-sub DAS Masimpan) masih seluas ,8 Ha, untuk menurunkan menjadi seluas ,8 Ha pada tahun harus direalisasikan seluas 450 Ha. Adapun Indikator sasaran, yaitu Persentase penurunan kasus illegal logging, target menjadi 8 kasus atau 16,67% atau penurunan 2 kasus pada tahun. Pada tahun dapat direalisasikan bahwa kasus yang ditangani dan masuk ke pengadilan/penuntutan sebanyak 4 kasus, sehingga penurunan kasus illegal logging turun sebanyak 4 kasus atau dengan persentase 33,33%. Perhitungan realisasi berdasarkan data awal tahun 2014 kasus yang ditangani sebesar 10 kasus, untuk menurunkan kasus menjadi 8 kasus harus direalisasikan penurunan sebesar 2 kasus. Adapun Indikator sasaran dari persentase penurunan kasus illegal logging tersebut adalah direalisasikan dengan kasus yang ditangani dan masuk ke pengadilan/penuntutan. Dalam pencapaian per indikator kinerja sasaran I dengan indikator 3 (ketiga) Persentase penurunan kebakaran hutan/titik api, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Kinerja Realisasi % capaian Meningkatnya sumberdaya hayati dan sumber daya alam yang terkelola dengan memperhatikan kaidah kelestarian, ramah lingkungan serta kearifan lokal Persentase penurunan kebakaran hutan/titik api 18,18% (8 titik api) 16 titik api 36,36 Capaian kinerja sasaran 36,36 Persentase penurunan jumlah kebakaran hutan/titik api, ditargetkan turun sebanyak 8 titik api dari jumlah titik api yang ditemukan pada perhitungan realisasi berdasarkan data awal tahun 2014 titik api yang ditemukan III-228

269 sebanyak 35 titik api. Titik api yang terdeteksi dan di cek lapangan maksimal 27 titik api. Fakta di lapangan titik api yang ditemukan pada tahun sebanyak 19 titik api, sehingga penurunan titik api sebanyak 16 titik api atau dapat di persentasekan sebesar 36,36 %. Seperti pada Tabel berikut : Formulasi Realisasi Capaian Kinerja Sasaran I dengan Indikator kinerja Persentase penurunan kebakaran hutan/titik api Indikator kinerja Formulasi Realisasi Perhitungan Persentase penurunan kebakaran hutan/titik api Jumlah realisasi penurunan titik api yang ditemukan pada tahun berjalan (n) dibagi jumlah titik api yang ditemukan pada tahun sebelumnya (n-1) dikali x 100 = 36,36 % Pencapaian target dari Indikator Persentase penurunan kebakaran hutan/titik api, didukung dengan : a. APBD Kabupaten melalui : Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan, dengan dana sebesar Rp ,- Adapun program tersebut melalui : Kegiatan Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- atau 71,94%, b. APBN yaitu Kementerian Kehutanan melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan. c. APBN yaitu Kementerian Kehutanan melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Barito. d. Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Bidang Perlindungan Hutan dan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Selatan Bidang Perlindungan Tanaman. III-229

270 Terlampauinya realisasi target pencapaian persentase penurunan kebakaran hutan/titik api sebesar 36,36% (16 titik api) dari target persentase penurunan kebakaran hutan/titik api sebesar 18,18% (8 titik api) sebagian besar didukung oleh kegiatan tersebut. Realisasi tahun pada Indikator Persentase penurunan kebakaran hutan/titik api apabila dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya dapat terlihat pada tabel berikut: Tabel perbandingan realisasi tahun 2014 s.d tahun Sasaran Strategis Indikator kinerja Realisasi 2014 Realisasi Ket (naik/ turun) Meningkatnya sumberdaya hayati dan sumber daya alam yang terkelola dengan memperhatikan kaidah kelestarian, ramah lingkungan serta kearifan lokal Persentase penurunan kebakaran hutan/titik api 10 titik api atau 22,73% 16 titik api atau 36,36% naik III-230

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211

Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211 Jalan Pangeran Antasari No. 1 Telepon (0517) 21076/21526 Kandangan 71211 PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEPUTUSAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Pembangunan Daerah Dalam kampanye yang telah disampaikan, platform bupati terpilih di antaranya sebagai berikut: a. Visi : Terwujudnya kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera BAB - V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Misi Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan rangkaian kegiatan pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2011-2016 adalah: BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Terwujudnya Kabupaten Kuantan Singingi yang Bersih, Efektif, Religius, Cepat, Aman, Harmonis,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Dan Sasaran Kabupaten Ponorogo Taget Sasaran Sasaran Target KET. 2016 2017 2018 2019 2020 Membentuk budaya keteladanan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Ikhtisar Eksekutif

IKHTISAR EKSEKUTIF. Ikhtisar Eksekutif IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan Visi Pemerintah Kabupaten Rote Ndao sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2019 yaitu : Terwujudnya Peningkatan Kehidupan Masyarakat Rote Ndao yang BERMARTABAT

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BLITAR NOMOR : 188/ 955 / HK / 410.010.2 / 2015 TENTANG PENYEMPURNAAN UKURAN KINERJA PEMERINTAH KOTA BLITAR TAHUN 2011 2015 WALIKOTA BLITAR, Menimbang

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Kubu Raya merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja yang dilaksanakan serta sebagai alat kendali dan penilaian

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Pemerintah Kota Depok, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategik yang merupakan integrasi antara keahlian sumber

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Lebih terperinci

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode VISI, MISI dan AGENDA PRIORITAS Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Periode 2016-2021 1 INDIKATOR MAKRO KOTA SAMARINDA TARGET TAHAP 3 RPJPD KOTA SAMARINDA 2005-2025 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS KOTA

Lebih terperinci

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 TAHAPAN I (2005-2009) TAHAPAN I (2010-2014) TAHAPAN II (2015-2019) TAHAPAN IV (2020-2024) 1. Meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat Kabupaten

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA % Capaian Kinerja % Realisasi

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pembangunan di Kabupaten Murung Raya pada tahap ketiga RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2013-2018 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam perumusan strategi didasarkan pada kriteria : 1. Strategi yang realistis untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan 2. Menganalisis dan mengevaluasi faktor faktor

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang tahun 2015-2019 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi dan Misi ini dibuat sebagai pedoman dalam penetapan arah kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pelayanan kepada masyarakat

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut : iii

IKHTISAR EKSEKUTIF. Pencapaian kinerja sasaran Pemerintah Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut : iii IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan Visi Pemerintah Kabupaten Rote Ndao sebagaimana tertuang dalam RPJMD Tahun 2014-2019 yaitu : Terwujudnya Peningkatan Kehidupan Masyarakat Rote Ndao yang BERMARTABAT

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA MALANG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA MALANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA MALANG No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1. Meningkatnya kualitas, aksesibilitas dan pemerataan pelayanan pendidikan 1. Angka

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, khususnya dalam Pasal 1, angka 12 disebutkankan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Realiasasi 2015 % Capaian

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah

Lebih terperinci

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI PARIGI MOUTONG NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PARIGII MOUTONG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN BAB V VISI DAN MISI Secara Nasional, isu strategis yang telah dirumuskan pada RPJM nasionaldalam sembilan agenda prioritas dan dikenal dengan Nawa Cita adalah sebagai berikut: 1. Menghadirkan kembali Negara

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamandau Tahun 2013-2018 yang merupakan tahapan kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Lingga Tahun 2013 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kabupaten Lingga Tahun 2013 ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat BAB VI INDIKATOR KINERJA BIRO BINA SOSIAL YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.1. TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan RPJMD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 2015, telah ditetapkan Visi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, adapun visi Kabupaten Simeulue yang ditetapkan untuk tahun 2012

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Pemerintah Kabupaten Demak Perencanaan strategik, sebagai bagian sistem akuntabilitas kinerja merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada).

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016 SASARAN INDIKATOR TARGET MISI I : MEWUJUDKAN TATA RUANG WILAYAH KE DALAM UNIT-UNIT OPERASIONAL YANG TEPAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL BUDAYA DAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi kepada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi

Visi TERWUJUDNYA KOTA JAMBI SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN DAN JASA BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN BERBUDAYA. Misi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH 2.1. VISI MISI Visi dan Misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu dipertegas dengan bagaimana upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,, DAN SASARAN 5.1 VISI Visi dalam RPJMD merupakan visi Bupati/Wakil Bupati terpilih, sebagaimana yang telah disampaikan pada saat penyampaian visi dan misi calon Bupati/Wakil Bupati di

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2013 periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU 113 BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU Bab ini menjelaskan dan menguraikan visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, sebagai

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Untuk dapat mewujudkan Visi Terwujudnya Sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Berbasis Masyarakat yang Berakhlak dan Berbudaya sangat dibutuhkan political will, baik oleh

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Kebijakan Pemerintahan Daerah telah termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 015 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci