BAB I PENDAHULUAN. 2003), hlm Muh. Zuhri, Telaah Matan Hadis; Sebuah Tawaran Metodologis, (Yogyakarta: LESFI, 3 Muh. Zuhri, op. cit., hlm.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 2003), hlm Muh. Zuhri, Telaah Matan Hadis; Sebuah Tawaran Metodologis, (Yogyakarta: LESFI, 3 Muh. Zuhri, op. cit., hlm."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hal terpenting mempelajari sebuah agama adalah mempelajari sumber ajarannya. Bagi orang Islam, sumber ajarannya adalah al-qur an, yang dicatat dalam mushaf dan Sunnah Rasulullah (petunjuk Muhammad dalam melaksanakan al-qur an) yang dicatat dalam kitab-kitab hadis. 1 Karena itu, bagi orang Islam keduanya menjadi sumber ajaran Islam. 2 Bahkan dikatakan pula bahwa keduanya merupakan wahyu Ilahi. Biasa kita dengar al-qur an itu wahyu yang matluw, dibacakan oleh jibril kepada Muhammad Saw., sedangkan hadis disebut wahyu yang ghairu matluw. Ada perbedaan persepsi antara al-qur an dengan hadis. Informasi bahwa sebuah penjelasan terkandung dalam al-qur an surat tertentu dan ayat tertentu pula, tidak mengandung keraguan orang, apakah ayat dimaksud otentik atau tidak. Akan halnya hadis, bila disebut Hadis inilah yang menjadi acuan, maka pertanyaan berikutnya adalah siapa yang meriwayatkan hadis itu? atau, apakah hadis itu otentik berasal dari Rasulullah? Sepertinya, ada diskriminasi sikap terhadap kedua sumber ajaran Islam itu. Tetapi agaknya memang harus begitu. 3 Diantara perbedaan yang signifikan dijelaskan oleh M. Taufiq Shidqi dalam buku Kontroversi Hadis di Mesir karya G.H.A. Juynboll bahwa: - Al-Qur an tidak dapat dipalsukan, sedangkan Sunnah dapat. - Teks al-qur an telah ditegaskan kesahihannya dengan cara mutawatir, sedangkan Sunnah hanya sebagian saja yang ditegaskan dengan cara mutawatir. 1 Muh. Zuhri, Telaah Matan Hadis; Sebuah Tawaran Metodologis, (Yogyakarta: LESFI, 2003), hlm. 1 تر ك ت ف ي كم ا م ر ي ن لن تض لو ا م ا تم س ك ت م Anas, 2 Sebagaimana dalam hadis Nabi riwayat Malik bin hlm. 899 al-muwatta, jilid II, (Beirut: Dar al-kutub al-ilmiyyah, t.th)., ب ه م ا ك تاب االله و س ن ة نب ي ه 3 Muh. Zuhri, op. cit., hlm. 3 1

2 taqrir. 7 Pada masa Rasulullah Saw., para sahabat tidak merasa kesulitan dalam 2 - Al-Qur an ditulis selama masa hidup Nabi atas perintah Nabi, Nabi melarang penulisan Sunnah. 4 Oleh karena itu, terhadap hadis harus ada pembuktian apakah ia benarbenar berasal dari Rasulullah. Sebab sungguhpun hadis itu disandarkan kepada beliau, tetapi tidak semuanya benar-benar otentik dari beliau, yang dalam istilah ilmu hadis disebut hadis maudhu. Menurut Yusuf Qardhawi, as-sunnah atau hadis Nabi merupakan penafsiran praktis terhadap al-qur an, implementasi realistis dan juga implementasi idealisme Islam. Pribadi Nabi Muhammad sendiri merupakan penafsiran al-qur an, dan penerjemahan Islam. 5 Oleh karena itu para ulama hadis (Muhaddisin) mengartikan istilah hadis 6 dengan segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad, baik berupa sabda, tindakan maupun memahami hadis Nabi, karena jika terdapat hal-hal yang tidak dimengerti oleh mereka dapat segera mendapat jawaban langsung dari rasulullah Saw.. Setelah Rasulullah wafat, timbullah beberapa persoalan yang belum pernah dialami di zaman Rasul masih hidup. Hal ini yang memaksa para sahabat untuk berijtihad melakukan istinbath hukum lewat al-qur an dan 4 G.H.A. Juynboll, Kontroversi Hadis di Mesir, Terj. Ilyas Hasan, (Bandung: Mizan, 1999), hlm Yusuf Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi, terj. M. al-baqir, (Bandung: Karisma, 1993), hlm Dalam hal ini, ulama muhaddisin mensinonimkan antara al-hadis dan as-sunnah, yang mana kedua kata tersebut bisa digunakan secara bergantian. Walaupun kalau dilihat dari akar kesejarahan kedua istilah itu mempunyai perbedaan yang cukup tajam, baik dari etimologis maupun dari segi terminologi. Lihat Subhi al-salih, Ulum al-hadis wa Mustalahuh, (Beirut: Dar al- Ilm, 1977), hlm. 3 7 Istilah taqrir berasal dari bentuk masdar dari kata kerja qarrara, secara etimologis taqrir berarti penetapan, pengakuan atau persetujuan. Lihat Muhammad bin Mukarram bin Manzur, Lisan al- Arab, juz VI (Mesir al-dar al-misriyyah, t.th.), hlm Dalam Ulumu al-hadis, istilah taqrir adalah perbuatan sahabat Nabi yang dibenarkan ataupun tidak dikoreksi oleh Nabi. Dengan kata lain bahwa taqrir adalah sikap Nabi yang membiarkan atau mendiamkan suatu perbuatan yang dilakukan para sahabatnya, tanpa memberikan penegasan apakah beliau membenarkan atau mempermasalahkannya atau bahkan Nabi memperkuat dan menganggap bahwa perbuatan itu adalah sebuah perbuatan yang dianggap baik. Dengan demikian, segala perbuatan sahabat yang diakui Nabi dianggap sebagai sesuatu yang disandarkan kepada Nabi. Lihat, Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadis, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1996), hlm. 15. Bandingkan dengan Muhammad Ajjaj al-khatib, Ushul al-hadis Ulumuh wa Mustalahuh (Ttp: Dar al-fikr, 1989), hlm. 20

3 3 hadis. Diantara persoalan yang timbul adalah: pertama, perselisihan soal imamah (pimpinan kaum muslimin) dan syarat-syarat serta siapa yang berhak memegangnya. Golongan Syiah memonopoli imamah kepada Ali r.a. dan keturunannya, sedangkan golongan Khawarij dan Mu tazilah menganggap, bahwa orang yang berhak memangku jabatan imamah ialah orang yang terbaik dan paling cakap, meskipun ia budak atau bukan orang Arab (Quraisy). 8 Setelah terjadi pembunuhan atas diri Usman r.a., timbul perselisihan yang lain sekitar persoalan dosa besar. Apa hakekatnya dan bagaimana hukum orang yang mengerjakannya. Dalam perkembangannya persoalan ini mempengaruhi masalah keimanan, apa pengertian dan bagaimana batasnya serta pertalian dengan perbuatan lahir. Dengan demikian, maka perselisihan dalam soal dosa besar (pembunuhan) sudah bercorak agama yang sebelumnya bercorak politik dan kemudian menjadi pembicaraan yang penting dalam teologi Islam. perselisihan ini telah menimbulkan beberapa golongan antara lain: Khawarij, Murjiah dan Mu tazilah. 9 Persoalan-persoalan teologi yang tadinya bermula dari issue-issue politik pada kenyataannya mencoba mempengaruhi opini publik melalui hadis untuk suatu kepentingan tertentu. Sehingga dalam perjalanannya, hadis Nabi melintasi kawasan hitam, yakni dalam kenyataannya hadis yang ada dalam beberapa kitab begitu banyak dan beragam, ada yang sahih, ada yang dhaif, bahkan ada yang maudhu. Kajian terhadap hadispun menjadi kebutuhan guna memperoleh keotentikan sebuah hadis serta dapat dipahami secara benar. Di antara kitab syarah hadis ada yang secara rinci menjelaskan tentang fiqh, tauhid, ibadah, akhlaq dan lain-lain, ada yang tidak secara rinci. Hal ini dikarenakan keberadaan seseorang pada lingkungan budaya, kondisi sosial, dan perkembangan ilmu mempunyai pengaruh yang besar dalam memaknai atau menafsirkan hadis-hadis Nabi. 8 A. Hanafi, Theologi Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm Ibid., hlm. 19

4 4 Kecenderungan seseorang juga berbeda-beda, sehingga apa yang dihidangkan dari pesan-pesan Nabi dapat berbeda antara satu dengan yang lain. Jika si fulan memiliki kecenderungan teologi, syarahnya banyak berbicara tentang teologi, kalau kecenderungan si fulan adalah hukum, maka syarah yang dihidangkannya bernuansa hukum. Demikian seterusnya. Berikut ini beberapa contoh kitab hadis yang menjelaskan tentang persoalan fiqh, yang lazim disebut kutub al-ahkam 10 yaitu, antara lain: Al-Ahkam al-kubra karya Abu Muhammad al-asybili (581) Al-Ahkam karya Abd al-ghani al-maqdisi (600) Al-Muntaqa fi al-ahkam karya Abd al-salam al-harani (652) Dan kitab-kitab al-ahkam lainnya. 11 Contoh lain kitab hadis yang membahas persoalan tertentu berkaitan dengan akhlak yaitu, antara lain: Kitab Dzaman al-ghibah karya Abu Bakar al-baghdadi (281) Kitab Akhlaq al-nabi karya Abu al-syaikh al-ashbahani Kitab al-zuhd karya Abdullah bin al-mubarak Di antara kitab syarah hadis yang banyak digunakan kaum muslimin khususnya diperguruan tinggi Islam adalah Fath al-bāri Syah Shahīh al- Bukhāri. Dalam kitab ini Ibnu Hajar al- Asqalani yang notabene bermazhab sunni, dalam memberikan penjelasan hadis didalamnya mengikut sertakan pendapat-pendapat mazhabnya disamping mazhab lain. Ibnu Hajar al- Asqalani adalah ulama hadis, sejarawan ahli fikih dan pemikir Islam abad ke-sembilan Hijriyyah yang dikenal sangat produktif. Keproduktifannya ini bisa dilihat dari beberapa karyanya yang sebagian besar dalam bidang ilmu hadis. Meskipun demikian, tampaknya pemikirannya di bidang teologi amat menarik untuk dijadikan bahan kajian, karena bermula dari sinilah Ibnu Hajar al- Asqalani membangun seluruh bidang pemikirannya 10 Al-Ahkam merupakan jamak dari hakama (hukum), adalah istilah dalam sebuah kitab hadis yang menghimpun hadis-hadis hukum yang diambil dari kitab-kitab pokok dan disusun berdasarkan bab-bab fikih. Lihat, Mahmud at-tahhan, Metode Tahrij dan Penelitian Sanad Hadis, terj. Ridwan Nasir, (Surabaya: Bina Ilmu, 1995), hlm Ibid., hlm. 89

5 5 yang lain. Juga melihat Ibnu Hajar sendiri adalah pakar hadis, bagaimana beliau menafsirkan hadis-hadis Nabi tentang teologi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, cukup menarik untuk mengetahui lebih jauh penjelasan Ibnu Hajar tentang hadis-hadis teologi dalam kitab Fath al-bāri Syarh Shahīh al-bukhāri. Untuk menjawab permasalahan ini, perlu dirumuskan masalah sebagi berikut: Bagaimana pengaruh paham teologi terhadap Ibnu Hajar dalam kitabnya Fath al-bāri syarh shahīh al-bukhāri. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan utama yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: untuk mendapatkan kejelasan pemetakan ke dalam manakah pemikiran teologi Ibnu Hajar al- Asqalani dalam kitab Fath al-bāri Syarh Shahīh al-bukhāri dikategorikan. Apakah teologinya bercorak rasional sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Mu tazilah dan Maturidiah Samarkand atau bercorak tradisional sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Asy ariah dan Maturidiah Bukhara. Adapun kegunaan penelitian ini antara lain: 1. Untuk menambah khasanah pemikiran Islam yang berkaitan dengan teologi Islam. 2. Diharapkan dapat memperbanyak khasanah keilmuan, terutama dalam bidang hadis, lebih-lebih pembahasan ini sangat relevan dengan disiplin ilmu yang penulis tekuni selama ini. D. Penjelasan Judul Ada beberapa istilah dalam rumusan judul ini yang dirasakan perlu diberikan penjelasan sebagai berikut: 1. Pengaruh Istilah pengaruh dalam rumusan judul ini dimaksudkan sebagai kecenderungan pemikiran teologi Ibnu Hajar al- Asqalani pada paham

6 6 teologi atas pemahaman hadis-hadis teologi dalam kitab Fath al-bāri. Dalam kamus besar Indonesia dijelaskan sebagai daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang Paham Mempunyai arti sebagi berikut: 1. Pengertian, 2. Pendapat, 3. aliran, 4. Pandai dan mengerti. 13 Istilah paham dalam rumusan judul ini dimaksudkan sebagai aliran, haluan atau pandangan seseorang. 3. Teologi Adalah pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat-sifat Allah, dasardasar kepercayaan kepada Allah dan agama terutama berdasar pada kitabkitab suci) Syarah Lafaz ini diambil dari bahasa Arab syaraha yasyrahu syarhan, yang berarti menjelaskan, menafsirkan, menerangkan. 15 Syarah dalam judul ini dimaksudkan pada hadis Nabi khususnya pada kitab yang akan diteliti (Fath al-bāri). 5. Ibnu Hajar al- Asqalani Adalah tokoh yang menjadi pengarang obyek kitab yang akan diteliti. Nama lengkapnya al-hafidh Ahmad bin Ali al- Asqalani bin Hajar. 16 Penjelasan lebih lanjut tentang tokoh ini diuraikan pada bab III di bawah sub judul riwayat hidup dan karya-karya Ibnu Hajar al- Asqalani. 6. Studi Berasal dari bahasa Inggris study yang berarti belajar, penyelidikan, memikirkan. 17 Dimaksudkan dalam judul ini adalah 12 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, cet. III, 1990), hlm Ibid., hlm Ibid., hlm Warson al-munawwir, Kamus al-munawir, Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan, (Yogyakarta: Ponpes al-munawwir, Krapyak, 1984), hlm Ibnu Hajar al- Asqalani, Bulugh al-maram, (Semarang: Toha Putra, t.th.), hlm. ي 17 John M Echols, Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, cet. XIII, (Jakarta: Gramedia, 1984), hlm. 563

7 7 mengkaji secara detail obyek yang diteliti kemudian dirumuskan dalam bentuk suatu konsep. 7. Fath al-bāri syarh shahīh al-bukhāri Merupakan obyek penelitian ini, yaitu kitab yang memuat penjelasan-penjelasan terhadap hadis Nabi dari hasil pemahaman Ibnu Hajar al- Asqalani terhadap hadis kumpulan Imam al-bukhari dalam kitab shahihnya. Dari beberapa hadis ini hanya diambil sebagian hadis-hadis teologi sebagai bahan penelitian. Walhasil arti judul skripsi diatas adalah penjelasan Ibnu Hajar atas penafsiran penafsiran hadis teologi dalam kitabnya Fath al-bāri Syarh Shahīh al-bukhāri. Dalam hal ini, apakah Ibnu Hajar cenderung ke paham teologi Asy ariyah atau lebih condong ke Mu tazilah dan atau kepada paham teologi yang lain. E. Tinjauan Kepustakaan Dari berbagai literatur yang telah penulis baca dan teliti, memang banyak yang mengkaji masalah teologi, namun di sini penulis mencoba menegaskan kembali, terutama untuk mengetahui bagaimana pemikiran Ibnu Hajar al- Asqalani ketika menjelaskan hadis-hadis teologi dalam kitab Fath al- Bāri syarh shahīh al-bukhāri. Adapun kitab-kitab dan buku-buku atau karya ilmiah yang membahas tentang teologi telah banyak ditemukan, diantaranya adalah kitab syarh al- Ushūl al-khamsah merupakan hasil karya Abdul Jabbar bin Ahmad, dimana dalam tulisannya diterangkan lima dasar agama yang meliputi: at- Tauhīd, al- Adl, al-wa d wa al-wa īd, al-manzilu baina manzilataini, al-amr bi al- Ma rūf wa al-nahi An Munkar. Juga dijelaskan beberapa pendapat ulama ahli kalam, dan tulisan ini menjadi salah satu sumber kepustakaan yang ada relevansinya dengan skripsi ini.

8 8 Harun Nasution dalam bukunya yang berjudul Teologi Islam, Sejarah, Analisa Perbandingan, dalam pembahasannya ia memaparkan persoalan teologi berikut aliran-aliran teologi dan sejarah munculnya paham teologi. Buku lain yang menyinggung masalah teologi adalah buku teologi Islam (ilmu kalam) yang disusun oleh A. Hanafi. Dalam bukunya ia banyak berkomentar tentang teologi mulai dari pengertian, lapangan teologi Islam, kritik terhadap teologi Islam dan aliran-aliran teologi Islam. Dalam disertasi yang berjudul pemikiran kalam al-baqillani, studi tentang persamaan dan perbedaannya dengan al-asy ari, karya Dr. Ilhamuddin MA., dalam kajiaannya beliau hanya mengupas perbedaan dan persamaan dan persamaan teologi antara al-baqillani engan al-asy ari. Meskipun al-baqillani sendiri adalah tokoh teologi aliran Asy ariyah, namun pemikiran teologinya cenderung kepada rasional. Selanjutnya penulis juga menemukan sebuah buku berjudul memahami teologi Syi ah. Telaah atas pemikiran teologi rasional Murtadha Muthahari, karya Drs. Syafi I, MA. Dalam buku ini penulis berbicara tentang seputar persoalan-persoalan teologi klasik dan pemetakan kategori teologi Mutahhari. Mengingat belum terdapat tulisan yang secara khusus membahas pemikiran teologi Ibnu Hajar al-asqalani, maka skripsi ini berupaya menelaah pemikiran-pemikiran teologi Ibnu Hajar al-asqalani dalam kitab hadis Fath al- Bari Shahih al-bukhari. F. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian pustaka (library research) yakni berusaha untuk mengupas secara konseptual tentang berbagai hal yang berkaitan dengan teologi Ibnu Hajar al- Asqalani dalam kitabnya Fath al-bāri Syarh shahīh al-bukhāri. Oleh karena itu penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan kajian pustaka, yakni dengan cara menulis, mengedit, mereduksi, dan menyajikan data serta

9 9 menganalisanya. 18 Data yang diambil dari berbagai sumber tertulis. Adapun sumber yang dimaksud adalah berupa buku-buku, bahan-bahan dokumentasi, dan lain sebagainya Sumber penelitian Oleh karena penelitian ini adalah penelitian pustaka, maka data diambil dari berbagai sumber tertulis sebagai berikut: a. Sumber data primer Merupakan sumber-sumber yang memberikan data langsung dari tangan pertama. 20 Sumber primer penelitian ini adalah kitab Fath al-bāri syarh shahīh al-bukhāri. b. Sumber data sekunder Adalah sumber yang diperoleh, dibuat dan merupakan perubahan dari sumber pertama, sifat sumber ini tidak langsung. Sumber sekunder diambilkan dari data atau dokumen lain yang ada hubunganya dengan penelitian ini. 3. Metode analisis data Data yang telah dikumpulkan agar dapat diperoleh kesimpulan maka dalam mengolah data-data tersebut penulis menggunakan metode sebagai berikut: a. Metode deskriptif Merupakan metode penelitian dalam rangka untuk menguraikan secara lengkap teratur dan teliti terhadap suatu obyek penelitian. 21 Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian. 18 Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rake Sarasin, 1993), hlm Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada Pers, 1991) Noeng Muhajir, op. cit., hlm Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 116

10 10 b. Metode content analisis Metode ini sebagai kelanjutan dari metode pengumpulan data, yaitu metode penyusunan dan penganalisaan data secara sistematis dan obyektif. 22 Metode ini juga merupakan jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan mengadakan perincian terhadap obyek yang diteliti, atau cara penggunaan suatu obyek ilmiah tertentu dengan memilah-milah antara pengertian yang lain untuk memperoleh kejelasan. c. Metode historis Sebagaimana yang telah diketahui,bahwa penelitian yang dilakukan adalah berkenaan dengan sejarah masa lampau maka, dengan ini penulis mencoba memahami naskah atau peristiwa yang lampau, sehingga diharapkan rentang waktu telah membuat pembaca masa sekarang lebih obyektif dan selektif. 23 G. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam rangka menguraikan pembahasan masalah di atas penulis menyusun kerangka pembahasan yang sistematis agar pembahasannya lebih terarah dan mudah difahami serta yang lebih penting lagi adalah jawaban permasalahan agar tercapai apa yang menjadi tujuan penulis. Untuk memberikan arah yang tepat dan tidak memperluas obyek penelitian maka perumusan sistematika pembahasan di susun sebagai berikut: Bab satu, sebagai pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, tinjauan kepustakaan, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab dua, penjelasan teori-teori teologi meliputi pengertian teologi, konsep imam, perbuatan-perbuatan Tuhan, sifat-sifat Tuhan, kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, perbuatan manusia dan keadilan Tuhan. 22 Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Bayu Indra Grafika, 1996), hlm Ibid., hlm. 46

11 11 Bab tiga, berisi biografi dan karya-karya Ibnu Hajar al- Asqalani, meliputi riwayat hidup, situasi politik di sekitar kehidupan Ibnu Hajar al- Asqalani, karya-karyanya, dan redaksi hadis-hadis teologi serta penjelasanya. Bab empat, merupakan analisa pemikiran teologi Ibnu Hajar terhadap hadis-hadis teologi dalam kitab Fath al-bāri kemudian diakhiri dengan corak pemikiran teologi Ibnu Hajar. Bab lima, merupakan bab yang terakhir, yaitu penutup yang berisi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.

12 12 PENGARUH PAHAM TEOLOGI DALAM SYARAH IBNU HAJAR (Studi Kitab Fath al-bāri Syarh Shahīh al-bukhāri) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Strata I Jurusan Tafsir Hadits Disusun Oleh : ABDUL LATIF Nim: FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2006

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam Bab III dan Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF)

KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF) KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF) A. Latar Belakang Setiap orang yang ingin menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, terperinci, perlu mempelajari teologi yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, Islam hadir dengan ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan manusia. Islam tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI A. Analisis Perhitungan Iddah Perempuan Yang Berhenti Haid Ketika

Lebih terperinci

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah

BAB IV T}ANT}A>WI> JAWHARI> hitung dan dikenal sebagai seorang sufi. Ia pengikut madzhab ahl sunnah wa aljama ah BAB IV ANALISIS MAKNA DUKHA>N ANTARA AL-RA>ZI> DAN T}ANT}A>WI> JAWHARI> A. Analisis Makna Dukha>n Perspektif al-ra>zi> Al-Ra>zi> adalah seorang ulama yang memiliki pengaruh besar, baik di kalangan penguasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertengahan kedua dari abad IX M. Aliran ini didirikan oleh Abu Mansur Muhammad Ibn Mahmud Al-Maturidi. Kemudian namanya dijadikan sebagai nama aliran Maturidiah. Aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah ini

Lebih terperinci

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat kriteria-kriteria yang baku. Mungkin salah satu faktornya, karena ulama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inilah yang dikatakan Agama, diputuskan oleh akal dan logika dan dibenarkan

BAB I PENDAHULUAN. inilah yang dikatakan Agama, diputuskan oleh akal dan logika dan dibenarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia merupakan eksistensi dan wujud riil yang dialami manusia, yaitu kehidupan yang kita alami sekarang atau kehidupan yang dekat. sedang akhirat, kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam, hadis menempati posisi kedua setelah al-qur an sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam, hadis menempati posisi kedua setelah al-qur an sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Islam, hadis menempati posisi kedua setelah al-qur an sebagai sumber referensi atau pandangan hidup. 1 Oleh karena itu, problem pemahaman hadis Nabi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari ah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Al- Qur an dirumuskan sebagai kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN A. Konsep Saudara Sepersusuan Menurut Mufassir Sayyid Quthub dan Hamka Dalam Tafsir Fii Dzilal Alquran

Lebih terperinci

BAB III TEOLOGI ISLAM. Setiap orang menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu

BAB III TEOLOGI ISLAM. Setiap orang menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu BAB III TEOLOGI ISLAM A. Pengertian Teologi Islam Teologi sebagaimana diketahui, membahas ajaran dasar dari suatu agama. Setiap orang menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari teologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang didasarkan kepada

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abu Dawud, Sulaiman bin al-asy as al-sijistani H. Sunan Abu Dawud. Beirut: Dar Ibn Hazm. Juz III.

DAFTAR PUSTAKA. Abu Dawud, Sulaiman bin al-asy as al-sijistani H. Sunan Abu Dawud. Beirut: Dar Ibn Hazm. Juz III. DAFTAR PUSTAKA Abu Dawud, Sulaiman bin al-asy as al-sijistani. 1998 H. Sunan Abu Dawud. Beirut: Dar Ibn Hazm. Juz III.. Juz IV Al- Asqalani, Ahmad bin Ali bin Hajar. t.t. Tahzib al-tahzib. t.t.p: Dar al-

Lebih terperinci

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i)

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i) PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu materi yang tertuang dalam mata pelajaran fiqih adalah shalat. Shalat sebagai salah satu ibadah maghdah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Salat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejarah menunjukan bahwa, Islam sebagai salah satu bagian dalam sejarah dunia, telah menorehkan sebuah sejarah yang sulit bahkan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa al-quran karena

BAB I PENDAHULUAN. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa al-quran karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa al-quran karena bahasa Arab adalah bahasa terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah: Artinya: Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur an Al hadist Ijtihad Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman (Saba'

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibnu sabil merupakan salah satu dari delapan kelompok yang berhak menerima zakat (ashnaf). Hal ini sebagaimana disebutkan Allah dalam salah satu firman-nya yakni

Lebih terperinci

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis. MANHAJ AJJAJ AL-KHATIB (Analisis Kritis terhadap Kitab Ushul al-hadis, Ulumuh wa Mushtalahuh) Sulaemang L. (Dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Kendari) Abstrak: Penelitian ini mebmahas Manhaj Ajjaj

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Islam dengan disyari atkannya nikah pada hakekatnya adalah sebagai upaya legalisasi hubungan seksual sekaligus untuk mengembangkan keturunan yang sah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat membimbing para sahabat dalam membukukan hadis. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,

Lebih terperinci

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA DZIKIR PAGI DAN PETANG dan Penjelasan Maknanya ع ن ا ب ه ر ي ر ة ق ال : ك ان ر س ول ال ه ص ل ال ه ع ل ي ه و س ل م ي ع ل م ا ص ح اب ه ي ق ول : ا ذ ا ا ص ب ح ا ح د

Lebih terperinci

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu Hadits Palsu Tentang Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA Publication : 1438 H_2017 M Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu حفظه هللا Ustadz Abdullah

Lebih terperinci

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs. KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Drs. Ghofir Romas Disusun oleh: Shafira Caesar Savitri ( 1501016001 ) Rohmatul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an sebagai firman Allah dan al-hadits merupkan sumber dan ajaran jiwa yang bersifat universal. 1 Syari at Islam yang terkandung dalam al- Qur an telah mengajarkan

Lebih terperinci

Interaksi dengan Al Qur'an

Interaksi dengan Al Qur'an Pengajian Muslimah Kalam Desember 2013 Interaksi dengan Al Qur'an Ratna Widyastuti Interaksi dengan Al Qur'an Pendahuluan Keutamaan membaca Al Qur'an Keutamaan mengkhatamkan Al Qur'an Tilawah Tadarus Pendahuluan

Lebih terperinci

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH Derajat Hadits Puasa TARWIYAH حفظو هللا Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat Publication : 1436 H_2015 M Shahih dan Dha'if Hadits Puasa Enam Hari Bulan Syawwal Sumber : www.almanhaj.or.id yang menyalinnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan, arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Satu hal lain yang dalam dunia keilmuan segera dilekatkan pada masalah sistem adalah metode. Dalam arti kata yang sesungguhnya, maka metode (Yunani: methodos) adalah cara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. bahkan kata hikmah ini menjadi sebuah judul salah satu tabloid terbitan ibukota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai umat muslim sudah tidak asing lagi dengan kata hikmah karena kata-kata ini sering dijumpai hampir disetiap kitab-kitab yang bernuansa ibadah bahkan kata hikmah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang akan saling membutuhkan satu sama lain sampai kapanpun, hal tersebut dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan. Maka dari itu mau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca al-qur an merupakan keharusan setiap muslim. Membaca al- Qur an tidak seperti membaca kitab/buku yang lain. Untuk membaca al-qur an dengan baik dan benar harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesionalisme guru berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern, hal ini menuntut beraneka ragam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang semakin

Lebih terperinci

`BAB I A. LATAR BELAKANG

`BAB I A. LATAR BELAKANG `BAB I A. LATAR BELAKANG Sebelum munculnya aliran teologi asy ariyyah, aliran muktazilah menjadi pusat pemikiran kalam pada waktu itu yang memperkenalkan pemikiran yang bersifat rasional. Akan tetapi,

Lebih terperinci

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam *Biografi Singkat Empat Imam Besar dalam Dunia Islam* *Imam Hanafi (80-150 H)* Beliau dilahirkan pada tahun 80 H dan meninggal dunia di Bagdad pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah cahaya petunjuk bagi mereka yang beriman. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. sebuah cahaya petunjuk bagi mereka yang beriman. Allah berfirman: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam memiliki 2 sumber dasar untuk ajarannya, yaitu al-quran dan Hadis. 1 Al-Quran mendefinisikan dirinya sebagai kitab yang benar, menjadi sebuah cahaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an.

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam dan sebagai pedoman hidup bagi kaum muslimin. Sedangkan hadis sebagai pernyataan, pengalaman, taqriri dan hal ihwal Nabi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dan menelaah sejumlah literatur atau bahan pustaka baik berupa

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dan menelaah sejumlah literatur atau bahan pustaka baik berupa 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe dan Jenis Penelitian Pada dasarnya penelitian ini adalah dengan metode kepustakaan (Library research) yaitu penulis melakukan penggalian data dengan cara mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merugikan ( pure risk), seperti resiko bisnis, resiko kecelakaan, dan resiko sakit.

BAB I PENDAHULUAN. merugikan ( pure risk), seperti resiko bisnis, resiko kecelakaan, dan resiko sakit. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melakoni hidup dan kehidupannya selalu dihadapkan pada berbagai macam resiko, terutama resiko yang tidak disenangi dan bersifat merugikan ( pure

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang universal. Dalam Islam, tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Karena keduanya saling berkaitan. Termasuk dalam kehidupan bernegara. Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mafqud (orang hilang) adalah seseorang yang pergi dan terputus kabar beritanya, tidak diketahui tempatnya dan tidak diketahui pula apakah dia masih hidup atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ

BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ BAB IV ANALISIS PENDAPAT HUKUM TENTANG IDDAH WANITA KEGUGURAN DALAM KITAB MUGHNI AL-MUHTAJ A. Analisis Pendapat Tentang Iddah Wanita Keguguran Dalam Kitab Mughni Al-Muhtaj Dalam bab ini penulis akan berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam adalah proses penanaman nilai Islami yang terdapat dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak pernah menafika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci terakhir yang di wahyukan Allah kepada nabi Muhammad SAW guna untuk dijadikan sebagai pedoman hidup (way of life) bagi umat manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan syari at yang ditetapkan oleh Allah kepada. Nabi Ibrahim. Dan hal ini juga diwajibkan kepada umat Islam untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan syari at yang ditetapkan oleh Allah kepada. Nabi Ibrahim. Dan hal ini juga diwajibkan kepada umat Islam untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah haji merupakan syari at yang ditetapkan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim. Dan hal ini juga diwajibkan kepada umat Islam untuk menjalankan ibadah tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia mengatur dengan peraturan pertanahan yang dikenal dengan Undang-Undang Pokok Agraris (UUPA) Nomor 5 Tahun 1960. UUPA Bab XI pasal 49 (3)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran. Secara tidak langsung, kualitas instrument. penilaian juga menentukan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran. Secara tidak langsung, kualitas instrument. penilaian juga menentukan kualitas pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu proses pendidikan dapat dilihat dari kualitas tes hasil belajar yang disesuaikan dengan standar kurikulum KTSP. Sehingga, penilaian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan lebih berpengetahuan luas dan menjadi lebih bijaksana dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam BAB V KESIMPULAN Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor politik dan faktor sosial. Ditinjau dari aspek politik, perselisihan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al-Qur

Lebih terperinci

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Jurusan Syari ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pustaka baik berupa konsep, teori-teori dan lain-lainnya yang berhubungan

BAB III METODE PENELITIAN. pustaka baik berupa konsep, teori-teori dan lain-lainnya yang berhubungan BAB III METODE PENELITIAN Pada dasarnya penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kepustakaan (library research) yaitu penulis melakukan penggalian data dengan cara mempelajari dan menelaah sejumlah

Lebih terperinci

BAB II METODE MAUD}U I DAN ASBAB AL-WURUD. dipakai dalam beragam makna. Diantaranya yaitu: Turun atau merendahkan,

BAB II METODE MAUD}U I DAN ASBAB AL-WURUD. dipakai dalam beragam makna. Diantaranya yaitu: Turun atau merendahkan, 13 BAB II METODE MAUD}U I DAN ASBAB AL-WURUD A. Metode Maud}u i 1. Pengertian metode maudhu i Kamus bahasa menunjukkan bahwa kata tersebut diambil dari kata yang artinya adalah meletakkan sesuatu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan sumber hukum yang utama bagi umat Islam. Semua hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di samping al-qur an sebagai

Lebih terperinci

DI ANTARA SIFAT-SIFAT TERPUJI ASY-SYAIKH RABI AL-MADKHALI - HAFIZHAHULLAH-

DI ANTARA SIFAT-SIFAT TERPUJI ASY-SYAIKH RABI AL-MADKHALI - HAFIZHAHULLAH- dibunuh, mayoritas umat Islam menurut Wahabi Salafi adalah musyrik karena tidak mengikuti ajaran tauhid versi Muhammad bin Abdul Wahhab. Sementara yang tidak syirik hanya golongan yang sefaham dengan tauhid

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah. Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya,

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah. Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, dengan rumusan masalah yang tercantum dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI'I TENTANG HAKAM TIDAK MEMILIKI KEWENANGAN DALAM MENCERAIKAN SUAMI ISTRI YANG SEDANG BERSELISIH SKRIPSI

ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI'I TENTANG HAKAM TIDAK MEMILIKI KEWENANGAN DALAM MENCERAIKAN SUAMI ISTRI YANG SEDANG BERSELISIH SKRIPSI ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI'I TENTANG HAKAM TIDAK MEMILIKI KEWENANGAN DALAM MENCERAIKAN SUAMI ISTRI YANG SEDANG BERSELISIH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar Hadits Yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA Publication : 1438 H_2017 M Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia, baik itu ayat-ayat yang tersurat maupun yang tersirat. Al-Qur an juga sebagai Kitab Suci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghafal Al-Qur an merupakan suatu keutamaan yang besar dan posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang bercita-cita tulus, serta berharap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua isi alam ini diciptakan oleh Allah swt. untuk kepentingan seluruh umat manusia. Keadaan tiap manusia berbeda, ada yang memiliki banyak

Lebih terperinci

AL-NAKIRAH WA AL-MA RIFAH

AL-NAKIRAH WA AL-MA RIFAH Volume III, Nomor 2, Januari-Juni 2015 7 AL-NAKIRAH WA AL-MA RIFAH Hamka Ilyas Dosen pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Abstrak: Dalam pembahasan tentang isim, maka akan ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah masalah yang sangat penting diperhatikan bersama oleh semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat. Dalam agama Islam, pendidikan merupakan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG Disusun Oleh : Mas udi NIM: 093111368 FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI TENTANG PENARIKAN HIBAH DALAM PASAL 212 KHI DAN PASAL 1688 KUH PERDATA

STUDI KOMPARASI TENTANG PENARIKAN HIBAH DALAM PASAL 212 KHI DAN PASAL 1688 KUH PERDATA STUDI KOMPARASI TENTANG PENARIKAN HIBAH DALAM PASAL 212 KHI DAN PASAL 1688 KUH PERDATA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab 1 B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti : Menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksuil

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. 1. Pendapat ulama yang Melarang Keluar Rumah dan Berhias Bagi Wanita Karier.

BAB V ANALISIS. 1. Pendapat ulama yang Melarang Keluar Rumah dan Berhias Bagi Wanita Karier. BAB V ANALISIS Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa terdapat perbedaan pendapat di membolehkan keluar rumah dan berhias bagi wanita karier dan ada yang melarang keluar rumah dan berhias

Lebih terperinci

Keutamaan Puasa Enam Hari dibulan Syawal

Keutamaan Puasa Enam Hari dibulan Syawal Keutamaan Puasa Enam Hari dibulan Syawal ( باللغة الا ندونيسية ( Disusun Oleh: Hafiz Firdaus Abdullah Murajaah : Eko Haryanto Abu Ziyad صوم الست من شوال إعداد: حافظ فردوس عبد االله مراجعة: إيكو هارينتو

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waris, dalam konteks hukum Islam, dibagi ke dalam tiga golongan yakni: 3

BAB I PENDAHULUAN. waris, dalam konteks hukum Islam, dibagi ke dalam tiga golongan yakni: 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Waris merupakan salah satu kajian dalam Islam yang dikaji secara khusus dalam lingkup fiqh mawaris. 1 Pengkhususan pengkajian dalam hukum Islam secara tidak langsung

Lebih terperinci

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r: Penetapan Awal Bulan dan Jumlah Saksi Yang Dibutuhkan hilal? Bagaimana penetapan masuknya bulan Ramadhan dan bagaimana mengetahui Dengan nama Allah I Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian

Lebih terperinci

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA Jama ah Jum at rahimakumullah Setiap muslim pasti bersaksi, mengakui bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah, tapi tidak semua muslim memahami hakikat yang

Lebih terperinci

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya Tidak Sedikit manusia bertanya, bagaimanakah puasa sunah Asyura itu? Dan kapankah pelaksanaannya? Dalil-Dalilnya: Berikut ini adalah dalil-dalil puasa tersebut:

Lebih terperinci

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag Pengertian Hadits : Menurut bahasa artinya baru atau kabar. Menurut istilah adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw. baik berupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3) 12 A. Terminologi Pemimpin BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN Pemimpin dalam Kamus Bahasa Indonesia berarti: 1) Orang yang memimpin. 2) Petunjuk, buku petunjuk (pedoman), sedangkan Memimpin artinya:

Lebih terperinci

Wallahu A lam bisshawab Wa shallallahu ala nabiyyina Muhammadin wa ala aalihi wa shahbihi wa sallam

Wallahu A lam bisshawab Wa shallallahu ala nabiyyina Muhammadin wa ala aalihi wa shahbihi wa sallam BANTAHAN TERHADAP TULISAN SYUBHAT: Ajaran Tauhid Wahabi Muhammad bin Abdul Wahab ajaran Islam Ekstrem dan Radikal?Oleh Al-Ustadz Muhammad bin Umar As-Sewed hafidzahullahu ta ala Syubhat?Pada tanggal 15

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai salah satu rukun Islam, zakat hukumnya fardu ain dan merupakan kewajiban yang bersifat ta abudi. Dalam Al Qur an perintah zakat sama dengan perintah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAKDIR MENURUT MAUHAMMAD ABDUH DAN AGUS MUSTOFA

BAB IV ANALISA TAKDIR MENURUT MAUHAMMAD ABDUH DAN AGUS MUSTOFA 63 BAB IV ANALISA TAKDIR MENURUT MAUHAMMAD ABDUH DAN AGUS MUSTOFA Mencermati latar belakang kehidupan dan perkembangan pemikiran Muhammad Abduh dan Agus Mustofa dalam bab II dan III, maka sesungguhnya

Lebih terperinci

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com Mengadu Domba Sesama Muslim Pengertian Namimah Secara etimologi, dalam bahasa Arab, namimah bermakna suara pelan atau gerakan. Secara istilah pada dasarnya namimah adalah menceritakan perkataan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah kalamullah (firman Allah SWT) yang diturunkan melalui Jibril kepada Rasulullah SAW. Allah menguraikan segala sesuatu yang belum jelas di dalam Al-Qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran merupakan wahyu Allah Swt., pedoman umat Islam untuk keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Gerbang pertama dari pintu-pintu kebaikan dan keutamaan

Lebih terperinci

Kritik Terhadap Ajaran Mu tazilah 3 4 5

Kritik Terhadap Ajaran Mu tazilah 3 4 5 Kritik Terhadap Ajaran Mu tazilah 3 4 5 Guna memenuhi tugas Mata kuliah : Tauhid Dosen pengampu : Bpk. Ghofir Romas Yang disusun oleh : 1. Halimatussa diyah ( 1601016073 ) 2. Laili Ristiani ( 1601016074

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Imam Ahmad bin Hanbal merupakan salah satu dari tokoh madzab dalam Agama

BAB I PENDAHULUAN. Imam Ahmad bin Hanbal merupakan salah satu dari tokoh madzab dalam Agama BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Imam Ahmad bin Hanbal merupakan salah satu dari tokoh madzab dalam Agama Islam. Di samping Imam Ahmad bin Hanbal terdapat pula Imam madzab lainnya seperti Imam

Lebih terperinci

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah Sifat Wara' ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya sebagaimana mestinya,

Lebih terperinci

Syarah Istighfar dan Taubat

Syarah Istighfar dan Taubat Syarah Istighfar dan Taubat Publication : 1438 H_2017 M SYARAH ISTIGHFAR DAN TAUBAT Disalin dari: Syarah Do'a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad, dengan koreksian Syaikh Dr. Sa'id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah Usaha sadar yang dengan sengaja dirancang dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, pendidikan merupakan serana yang sangat penting dalam hal menciptakan manusia pembangunan yang memiliki keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah al-qur an merupakan kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara Malaikat Jibril, sebagai kitab suci bagi umat Islam yang berisi pedoman

Lebih terperinci

Adalah Sebagian Dari IMAN حفظو هللا Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-sidawi

Adalah Sebagian Dari IMAN حفظو هللا Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-sidawi Hadits PALSU: Cinta Tanah Air Adalah Sebagian Dari IMAN حفظو هللا Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-sidawi Re-Publication : 1437 H_2016 M Hadits Palsu: Cinta Tanah Air Adalah Sebagian Dari Iman حفظو

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam mengkontruks Ahl al - Sunnah wal Al Jama ah, oleh karena itu perlu disimpulkan pemikiran Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan penciptaan manusia. Syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan penciptaan manusia. Syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama fitrah bagi manusia dan agama yang mencakup semua urusan dan perkara di atas muka bumi ini sesuai

Lebih terperinci