BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Landasan Teori Dalam upaya pemecahan masalah yang telah dikemukakan pada Bab I, dibutuhkan pembahasan teori-teori dasar yang mendukung. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam bab ini akan diuraikan beberapa teori yang terkait dengan masalah perancangan ini Teori Alat Peraga/Media Pembelajaran Alat peraga adalah alat yang dapat dipertunjukkan dalam KBM dan berfungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas konsep atau pengertian contoh benda 1. Kehadiran alat peraga dapat meniadakan hambatan dimensi waktu dan ruang sehingga peserta didik memiliki keleluasaan akses terhadap sumber belajar yang akan memungkinkannya memahami suatu konsep secara tepat dan menyeluruh. Alat peraga sering disebut sebagai media pembelajaran dimana kata Media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata madium. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Akan tetapi sekarang kata tersebut digunakan baik untuk bentuk jamak maupun mufrad 2. Kemudian telah banyak pakar dan juga 1 Ditsardik Depdikbud; Drs. Rudi Susilana, M.Si dan Cepi Riyana, M.Pd, Media Pembelajaran, 2009, hal. 6 6

2 7 organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya mengemukakan media adalah sebagai berikut : 1) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram, 1982). 2) National Education Asotiation (NEA) memberikan batasan bahwa media merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya. 3) Briggs berpendapat bahwa media merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar. 4) Asociation of Education Communication Technology (AECT) memberikan batasan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk proses penyaluran pesan. 5) Sedangkan Gagne berpendapat bahwa berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. 6) Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan,perhatian dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1998). Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata madium yang secara harfiah berarti perantara yaitu perantara sumber pesan (a sources) dangan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan cetak (printed materials), komputer, dan instruktur. Contoh media tersebut bisa

3 8 dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan demikian perlu sekali dipahami, media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut. Perangkat lunak (software) tersebut adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yangakan disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut 3. Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1) Media pembelajaran merupakan wadah dari pesan 2) Materi yang ingi disampaikan adalah pesan pembelajaran 3) Tujuan yang ingin dicapai adalah proses pembelajaran Selanjutnya penggunaan media secara kreatif akan memperbasar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajari lebih baik, dan menigkatkan penampilan dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan pembelajaran. 3 Drs. Rudi Susilana, M.Si dan Cepi Riyana, M.Pd, Media Pembelajaran, 2009, hal. 7

4 9 Secara umum media mempunyai kegunaan 4 : 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2) Mangatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. 3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. 4) Memungkikan anak belajar mendire sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya. 5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini 5 : 1) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. 2) Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan suatu situasi belajar yang diharapkan. 3) Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingi dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Fungsi 4 Drs. Rudi Susilana, M.Si dan Cepi Riyana, M.Pd, Media Pembelajaran, 2009, hal. 9 5 Drs. Rudi Susilana, M.Si dan Cepi Riyana, M.Pd, Media Pembelajaran, 2009, hal. 10

5 10 ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar. 4) Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar permainan atau untuk menarik perhatian siswa semata. 5) Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat. 6) Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi. 7) Media pembelajaran meletakkan dasar dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme. Selain fungsi fungsi sebagaimana telah diuraikan diatas, media pembelajaran ini juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut : 1) Memperjelas konsep konsep yang abstrak. Konsep konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa diperjelas atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. Misalnya untuk menjelaskan

6 11 tentang sistem peredaran darah manusia, arus listrik, berhembusnya angin dan sebagainya. Bisa menggunakan media gambar atau bagan sederhana. 2) Menghadirkan objek objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat kedalam lingkungan belajar. Misalkan guru menjelaskan dengan menggunakan gambar atau program televisi tentang binatang buas dll. 3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya akan menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara, pasar, candi, dan sebagainya. Atau objek yang terlalu kecil seperti bakteri, virus, semut, nyamuk dan benda kecil lainnya. 4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan teknik gerakan lambat (slow motion) dalam media film bisa memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anakpanah, atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga gerakan gerakan yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah, mekarnya bunga wijaya kusuma dan lain lain Teori Praktikum Universitas Mercu Buana sebagai lembaga formal yang melaksanakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang disiplin, terampil dan berkualitas tinggi. Pendidikan mempunyai peran penting dalam mengelola pengembangan dan pembinaan SDM sebagai kekuatan sentral dalam pembangunan. Melalui pendidikan, manusia diharapkan

7 12 menjadi individu yang mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk secara mandiri meningkatkan taraf hidup lahir batin, dan meningkatkan peranannya sebagai pribadi, pegawai/karyawan, warga masyarakat, warga negara dan mahkluk Tuhan 6. Dari tujuan pendidikan di atas tersirat adanya tuntutan kemampuan yang multidimensi, mencakup ranah kognitif (pengetahuan), psikomotor (keterampilan) dan afektif (sikap) bagi lulusan atau keluaran dari sistem pendidikan yang ada, termasuk lulusan perguruan tinggi. Dalam rangka mencapai tujuan yang multidimensi tersebut diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Salah satu strategi yang dianggap dapat mencakup tiga ranah sekaligus adalah praktikum. Praktikum merupakan strategi pembelajaran atau bentuk pengajaran yang digunakan untuk membelajarkan secara bersama-sama kemampuan psikomotorik, kognitif dan afektif menggunakan sarana laboratorium 7. Praktikum dapat dibedakan atas dua kategori berdasarkan sifatnya, yaitu bersifat primer dan sekunder 8. Praktikum bersifat primer jika diberikan kepada mahasisiswa sesuai jurusannya. Misalnya praktikum kimia unuk jurusan kimia. Sedangkan bersifat sekunder jika diberikan kepada mahasiswa jurusan lain. Misalnya praktikuk kimia untuk mahasisiswa kedokteran. 6 Paulina Pannen, Pendidikan Sebagai Sistem, PAU-PPAI UT, 2001, hal. 1 7 M. Zainuddin, Praktikum, PAU-PPAI UT, 2001, hal. 2 8 Ibid, hal. 7

8 13 Salah satu tujuan yang dapat dicapai melalui pembelajaran praktikum adalah mempelajari keterampilan dan teknik yang sesuai denagn bidang pekerjaan. Laboratorium merupakan sarana untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa utnuk mempraktekan suatu keterampilan dan teknik sebagaimana dirumuskan dalam tujuan instruksional yang harus dicapai dari kegiatan praktikum. Kegunaan praktikum dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut 9 : a. Melatih keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan mahasiswa. b. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapakan dan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipunyai sebelumnya secara nyata dalam praktek. c. Membuktikan dan atau menemukan suatu konsep secara ilmiah (scientific inquiry). d. Menghargai ilmu dan keterampilan yang dimiliki. 9 Ibid, hal. 16

9 Teori Hand-Held Metal Detector Gambar 2. Handheld Metal Detector ( Sumber : www://google.com ) Detektor Logam bekerjanya tergantung dari pendeteksian salah satu dari berbagai efek yang dapat diamati bila sebuah benda logam mempengaruhi medan magnetik yang mengelilingi suatu kumparan kawat yang dialirkan oleh arus bolak-balik. Efek utamanya adalah: pola medan magnetik yang mengelilingi kumparan akan diubah dan nilai induksi kumparan akan berubah. Ada tiga metode dasar yang digunakan untuk memanfaatkan efek tersebut diatas. Yang pertama adalah Detektor logam Induction Balance (IB) menggunakan dua buah kumparan. Satu dieksitasi oleh sebuah osilator

10 15 yang dimodulasi. Yang lainnya dihubungkan ke sebuah detektor dan amplifier. Kedua kumparan ditempatkan secara cermat dalam posisi sedemikian terhadap masing-masing, sehingga kumparan penerima menangkap sedikit sekali energi yang dipancarkan oleh kumparan pemancar bila didekatnya tidak tedapat benda logam atau bahan mineral. Bila kumparan didekatkan ke sebuah benda logam, pola medan mengalami distorsi, meningkatkan banyak energi yang dipancarkan, ditangkap oleh kumparan penerima. Sinyal yang dimodulasikan dideteksi dan dapat diberikan indikasinya dengan memperkuat modulasi yang didapatkan kembali sampai level speaker dan juga memperlihatkannya pada sebuah meter. Oleh karena itu tipe ini disebut juga detektor IB/TR (Induction Balance/Transmit-Receive). Keunggulan utamanya adalah kemampuan pembidikan dan sanggup menembus kedalaman yang baik, dan tidak peka terhadap benda besi kecil. Tapi kelemahannya adalah konstruksi yang harus cermat dan penyetelan kumparannya. Yang kedua adalah detektor Pulse Induction mempergunakan kumparan di dalam kepala pencari dengan cara penataannya yang sama seperti pada detektor IB. Akan tetapi pemancarnya dipulsakan, sehingga ledakan daya tinggi dipancarkan oleh kumparan pencari. Penerimanya kemudian membanding fase dari bagian pulsa yang diterima terhadap sinyal pemancar. Bila sebuah benda besi atau magnetik didekatkan ke kumparan pencari, fase dari sinyal yang diterima dimajukan terhadap yang dari sinyal pemancar. Kebalikannya terjadi bila sebuah konduktor nonmagnetik didekatkan ke kumparan pencari. Dengan demikian, tipe detektor

11 16 ini secara efektif dapat mendiskriminasikan antara logam ferous dan non ferous serta pula meniadakan efek tanah- dengan hanya rangkaian pendeteksian diset untuk menolak sinyal dengan karakteristik fase yang tidak diinginkan. Maka daripada itu tipe detektor ini sering menampilkan kontrol penolakan tanah (Ground Expulsion). Oleh karena kekuatan sinyal yang diterima juga bervariasi, tergantung dari karakteristik benda sasaran, efek ini dapat pula dimasukkan ke dalam proses pendeteksian. Teknik paling sederhana adalah mendeteksi perubahan induksi dari sebuah kumparan tunggal. Bila kumparan ini merupakan bagian dari rangkaian tala sebuah oscillator, maka membandingkan frekuensi oscillator pencari dengan yang dari osilator referensi yang stabil akan memberikan indikasi adanya sebuah benda logam. Detektor ini dinamakan tipe Beat Frecuency Oscillator atau disingkat BFO yang mempunyai cara kerja berdasarkan prinsip superheterodyning yang digunakan dalam keadaan superhet receiver. Kedua osilator diset sedemikian, sehingga dibangkitkan suatu perbedaan kecil dalam frekuensinya dan outputnya dicampur. Hasilnya merupakan sebuah frekuensi beat yang sama dengan selisih antara kedua frekuensi osilator. Keunggulan utama dari tipe ini adalah rangkaiannya sederhana dan dapat diset untuk kemampuan pembidikan yang baik. Di waktu lampau, kebanyakan rancangan yang diterbitkan mempunyai kekurangan kepekaan yang menonjol dan juga stabilitas

12 17 penalaan yang lemah. Teknik mencampur yang cerdik dan beberapa stimulan lainnya dapat mengatasi masalah ini 10. Pada skripsi ini detector logam yang dirancang untuk digunakan sebagai alat peraga untuk praktek mahasiswa adalah detektor logam tipe Induction Balance/Transmit-Receive yang juga diaplikasikan pada alat elektronika bandara Hand-Held Metal Detector Teori Komponen dan Rangkaian a. Induktor Induktor adalah suatu piranti pasif yang terjadi dari kumparan kawat yang digulung pada former. Induktor itu digunakan dalam bermacam-macam peranti antara lain rangkaian tertala dan penguat tertala, beberapa osilator (osilator Colpitt s dan Hartley) dan tapis. Kumparan atau gulungannya dipakai untuk memasukan induktansi kedalam rangkaian, yang merupakan sifat suatu komponen guna melawan perubahan dalam arus, kalau arus yang mengalir dalam kumparan berubah, fluks magnet yang ditimbulkan oleh arus juga berubah dan hal ini menginduksikan gaya gerak lawan dalam kumparan. Satuan induktansi adalah Henry (H). Untuk kumparan harga induktansi bergantung pada dua faktor utama yaitu jumlah lilitan dan bahan intinya. Rumusnya yaitu 11 : 10 Ir. Frans Djiwatampu. Elektronika Masa Kini. (Jakarta: PT Dwi Eti Utama, 1982), hal Heath Company, Heatkit ILP AC Electronic, (Michigan: Heath Company, 1975), hal 4.14.

13 18 L = 0.04µ N 2 r 2 l (2.1) Keterangan : L = induktansi (dalam mikrohenry) N = jumlah lilitan r = radius dari koil ( dalam cm) l = panjang kumparan ( dalam cm) µ = permeabiliti : sifat bahan yang mengubah jumlah garis medan magnetik yang menembus secara tegak lurus tiap satuan luas 12 ( dalam mho ) 1 1 µ = = R ohm 0.04 = ketetapan/konstanta b. LC Tank Circuit sebagai Oscillator Tank circuit adalah rangkaian yang dibentuk dari kapasitor dan induktor yang dapat menghasilkan frekuensi. Gambar 2.1 Tank Circuit ( Sumber : AC Electronics, hal ) 12 Ibid hal 4.13

14 19 Jika rangkaian di atas dialiri arus DC maka akan cenderung berosilasi. Osilasi ini menyebabkan timbulnya frekuensi. Tetapi resistansi dari tank circuit ini membuat osilasi ini semakin mengecil kemudian hilang (damped oscillation). Damped oscillation ini dapat diatasi dengan memberi sedikit dari output suatu amplifier. Gain dari amplifier akan mengganti energy yang hilang dalam rangkaian dan positif feed back akan mempertahankan osilasi. Gambar 2.2 Tank Circuit Dengan Amplifier ( sumber : AC Electronics, hal ) Pada rangkaian tank circuit frekuensi resonant dapat dihitung dengan rumus: Ibid, h. 5-36

15 20 0,159 Fo = (2.2) LC Sedangkan bandwidth dari frekuensi respon tergantung dari faktor Q (faktor kualitas). Q dari tank circuit dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 14 Bandwidth dari frekuensi respon adalah: 15 Maka, ZTANK Q = (2.3) XL Fo BW = (2.4) Q (2.5) Keterangan : f o = frekuensi resonansi (Hz) L = induktansi (uh) C = kapasitansi (F) 14 Ibid, h Ibid, h. 6-55

16 21 (Z) z impedansi Fo Frekuensi (Hz) Gambar 2.3 Kurva Frekuensi Respon Parallel Resonansi (Sumber: AC Electronics, hal. 6-54) c. Buzzer Buzzer adalah suatu komponen yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara. Pada umumnya buzzer digunakan untuk alarm, karena penggunaannya cukup mudah yaitu dengan memberikan tegangan input maka buzzer akan mengeluarkan bunyi. Frekuensi suara yang di keluarkan oleh buzzer yaitu antara 1-5 KHz Albert Paul, Prinsip-prinsip Elektronika, 1989 hal: 134

17 22 Gambar 2.4 Simbol Buzzer ( Sumber : National Multisims 10 ) d. Resistor Sebagai Pembagi Tegangan Resistor atau hambatan atau disebut juga tahanan adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat arus listrik pada suatu rangkaian, pada pemakaiannya resistor selain digunakan untuk menentukan besarnya arus listrik yang mengalir, juga digunakan sebagai pembagi tegangan (voltage divider), satuan resistor adalah ohm dengan simbol (R). Terdapat dua jenis resistor yaitu resistor tetap dan resistor berubah-ubah. R Gambar 2.5 Simbol resistor ( Sumber : National Multisims 10 ) pembagi tegangan dibentuk dengan merangkai dua resistor yang dirangkaikan seri, kemudian dihubungkan dengan tegangan sumber, seperti terlihat di gambar dibawah.

18 23 Gambar 2.6 Resistor Sebagai Pembagi Tegangan ( Sumber : Electronics Circuit, hal 3-23 ) Tegangan sumber jatuh (drop) pada kedua resistor. Karena adanya tegangan drop pada R2, maka titik diantara kedua resistor terhadap bumi (ground) dalam pembagi tegangan akan lebih positif dari 0 volt atau akan sama dengan tegangan jatuh (drop) di R2, arus yang mengalir pada dua resistor sama besar karena rangkaian terhubung seri dan tegangan jatuh pada masing masing resistor akan sebanding dengan besar tahanannya. Menentukan harga tahanan yang sesuai dengan tegangan yang diinginkan, dapat digunakan persamaan : V R1 = R1 x Vcc (2.6) R + R 1 2

19 24 V R2 = R2 R + R 1 2 x Vcc Keterangan : V R1 = Tegangan Drop pada R 1 (Volt) V R2 = Tegangan Drop pada R 2 (Volt) V CC = Tegangan sumber (Volt) e. Resistor Variabel Resistor Berubah (variabel), ialah sebuah resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut. Sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan jenis ini kita bagi menjadi dua, Potensiometer, rheostat dan Trimpot (Trimmer Potensiometer) yang biasanya menempel pada papan rangkaian {Printed Circuit Board (PCB)}. Gambar 2.7 Resistor Variabel ( Sumber : National Multisims 10 ) f. Dioda Pemancar Cahaya (LED) LED adalah kepanjangan dari Light Emitting Diode (Dioda Pemancar Cahaya). Dioda ini akan mengeluarkan cahaya bila diberi tegangan sebesar 1,8 V dengan arus 1,5 ma. LED banyak digunakan

20 sebagai lampu indicator dan peraga (display). Simbol dan gambar LED ditunjukkan pada gambar. 25 Gambar 2.8 Simbol LED ( Sumber : National Multisims 10 ) Keuntungan penggunaan LED dibandingkan lampu pijar yaitu tegangannya rendah, umurnya lebih panjang, dan mampu dioperasikan pasda saklar elektronik yang nyala matinya cepat (nano detik). Agar LED tidak rusak dan tahan lama, maka perlu dipasang resistor secara seri sebagai pembatas arus. LED pada umumnya dipasang seri dengan tahanan untuk membatasi arus agar tidak melebihi kemampuan dari LED itu sendiri, sehingga arus yang mengalir tidak merusak LED. Besarnya pembatas arus (R seri) untuk sebuah LED dapat dihitung dengan rumus berikut: Rs = Vs Vf If (2.7) Keterangan: Rs Vf Vs If = tahanan seri (Ω) = tegangan drop LED (V) = sumber tegangan (V) = arus maju pada LED (A)

21 26 g. Vibrator (Penghasil Getar) Vibrator yaitu suatu komponen penghasil getar yang dimana jika mendapatkan tegangan akan bergetar. Untuk inputan tegangan supaya vibrator bergetar tergantung type dari vibrator tersebut. a. b. Gambar 2.9a. Vibrator Pada Handphone, b. Vibrator Pada Game Controller ( Sumber : www://google.com ) h. Dioda Zener Dioda Zener adalah dioda yang bekerja pada daerah breakdown atau pada daerah kerja reverse bias. Dioda ini banyak digunakan untuk pembatas tegangan. Tipe dari dioda zener dibedakan oleh tegangan pembatasnya. Misalnya 5 V, ini berarti dioda zener dapat membatasi tegangan yang lebih besar dari 5 V atau menjadi 5 V. Gambar 2.10 Simbol Dioda Zener ( Sumber : www://google.com )

22 27 Gambar 2.11 Grafik Kerja Dioda zener 17 ( Sumber : Prinsip-Prinsip Elektronik, hal. 150) Pada gambar 2.30, menunjukkan grafik I-V dioda zener. Pada daerah maju, dioda mulai menghantar pada tegangan sekitar 0,7 V, seperti dioda silikon biasa. Pada daerah bocor ( antara nol dan berhenti ), dioda hanya mempunyai sedikit arus balik ( reverse current ). Pada dioda zener lengkungan disekitar breakdown berbentuk lutut yang Sangat tajam, diikuti dengan lengkungan arus yang hampir vertikal, tegangannya hampir constan mendekati V2 pada hampir semua daerah breakdown, gambar diatas juga menunjukan arus balik maksimum IZT asalkan arus balik lebih Cecil dari IZM, dioda dapat beroprasi dalam jarak yang aman. Namun jik arus balik yang berlebihan resistor pembatas arus (a current-limiting resistor ) harus digunakan. 17 Malvino, Prinsip-Prinsip Elektronik, salemba teknika. h 150

23 28 Regulator Zener Dioda zener sering disebut sebagai voltage generator karena mempertahankan tegangan output tetap constan meskipun arus yang melaluinya berubah. Pada operasi normal, diberikan bias mundur ( reverse bias ) seperti terlihat pada gambar 2.12 Rs Vs Gambar 2.12 Rangkain Dasar Dioda Zener ( Sumber : Prinsip-Prinsip Elektronik, hal. 152 ) Untuk memperoleh operasi breakdown, tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan breakdown zener resistor seri Rs selalu digunakan untuk membatasi arus zener agar lebih kecil daripada tingkatan arus maksimumnya jira tidak dioda akan rusak. Tegangan pada resistor seri sama dengan perbedaan antara sumber tegangan dan tegangan zener, sehingga arus yang melewati resistor adalah Vs Vz Is = (2.8) Rs

24 29 Persamaan ini adalah hokum ohm yang diterapkan pada resistor pembatas arus 18, arus ini akan sama dan tidak tergantung apakah ada resistor beban atau tidak, arus yang melalui resistor seri masih sama dengan tegangan resistor dibagi dengan resistansinya. i. Transistor Transistor dapat difungssikan sebagai penguat. Secara umum penguat adalah alat yang melipat gandakan masukan yang diberikan. Keluaran dari penguat mekanis dapat mempercepat gerakan mekanis. Masukan berupa gerakkan lambat dipercepat hingga keluarannya berupa gerakan yang lebih cepat. Penguat elektronika memperbesar sinyal masukan yang kecil sehingga menghasilkan sinyal keluaran yang besar. Masukan penguat elektronika dapat berupa tegangan atau arus. Penguat elektronika memerlukan sumber tenaga dari luar. Contoh penguat radio transistor yang menggunakan baterai sebagai sumber tenaganya. Dengan kata lain, penguat adalah alat yang memperbesar sinyal masukan sehingga dihasilkan sinyal keluaran yang besar. Pada gambar berikut diperlihatkan karakteristik keluaran transistor pada konfigurasi common-emitter. Bila arus basis adalah Ib 2 dan arus sinyal masukan berayun antara Ib 1 dan Ib 3, arus kolektor yang dihasilkan 18 Ibid,. h.151.

25 dapat diketahui dengan memproyeksikan titik potong garis beban AC dengan kurva Ib 1 dan Ib 3 menuju sumbu arus kolektor. 30 Ic Titik kerja Ib 3 Garis kerja Ib 2 Ib 1 0 V CE Gambar 2.13 Karakteristik Arus Transistor Sebagai Penguat ( Sumber : Electronics Circuit, hal ) Common-Emitter Amplifier Pada penguat emitter ditanahkan isyarat masuk melalui basis dan emitter dihubungkan dengan tanah, sedangkan keluaran diambil dari kolektor. Penguat emitter ditanahkan mempunyai impedansi masukan 1 kali lebih kecil daripada penguat basis 1 α ditanahkan, dan impedansi keluaran transistor (1-α) lebih kecil daripada penguat basis ditanahkan. Impedansi masukan yang tak terlalu besar dan impedansi keluaran yang tak terlalu kecil membuat penguat emitter ditanahkan sangat bauk digandengkan

26 dalam beberapa tahap tanpa banyak ketaksesuaian impedansi pada alih tegangan dari satu tahap ke tahap berikutnya. 31 Ic Titik kerja Ib 3 Garis kerja Ib 2 Ib 1 0 V CE Ib Ic Ie Gambar 2.14 Transistor NPN Pada Penguat Emitter Ditanahkan ( Sumber : Electronics Circuit, hal )

27 32 Gambar 2.15 Rangkaian Common-emitter ( Sumber : Electronics Circuit, hal ) Gambar 2.16 Rangkaian Ekivalen Common-emitter ( Sumber : Electronics Circuit, hal )

28 33 Besaran yang dicari adalah peroleh arus (Ai), resistans masukan (Ri) peroleh tegangan (Av) dan resistansi keluaran (Ro). Peroleh arus (Current Gain) adalah rasio dari arus keluaran (Io) dan arus masukan (Ii) : (2.9) Karena Ic = hfe Ib, maka (input resistance) yang terlihat pada ujung basis adalah rasio antara tegangan masukan (Vi) dan arus masukan (Ii) (2.10) Peroleh tegangan (voltage gain) adalah rasio antara tegangan keluaran (Vo) dan tegangan masukan (Vi) (2.11) Peroleh tegangan dengan memperhitungan resistans sumber (Rs) adalah Avs yaitu :

29 34 (2.12) Resistansi keluaran adalah resistansi di dalam penguat yang terlihat di dalam penguat yang terlihat oleh beban. Resistansi keluaran diperoleh dengan membuat Vs = 0 dan R L =. Dengan memperhitungkan pembangkit luar V 2 pada ujung keluaran maka arus I 2 mengalir kedalam penguat. Resistans keluaran adalah rasio antar V 2 dan I 2 : R 0 = V I 2 2 (2.13) Vs = 0, R L = Dengan Vs = 0, maka Ib = 0, sehingga : I 2 = Ic = hfe Ib = 0, dan R 0 = V 2 = 2 0 I 2 V = (2.14) beban adalah : Resistans keluaran dengan memperhitungkan resitans R o = Rc//R o = RcRo, karena Ro = maka Ro = Rc (2.15) Rc + Ro

30 Kerangka Berpikir Program studi Teknik Elektro mendidik para mahasiswanya dengan disiplin dan ilmu yang bermanfaat untuk masa depan. Seperti kita ketahui mata kuliah yang ada sekarang belum ada yang mengenai Elektronika Bandara. Padahal alat-alat elektronika yang dipakai di bandara seperti X-Ray, Walkthrough, Metal Detector, dan lain-lain juga termasuk dalam ruang lingkup ilmu Teknik Elektronika. Kekurangan ini dirasakan sewaktu mahasiswa melaksanakan On the Job Training di bandara-bandara di Indonesia. Para mahasiswa kurang mempunyai bekal pengetahuan tentang alat-alat tersebut, padahal pada alat-alat tersebut sering terjadi kerusakan dan perbaikan. Oleh karena itu, penulis mencoba merancang alat peraga Hand-Held Metal Detector sebagai sarana praktek mahasiswa yang selama ini belum tersedia. Rancangan alat ini tidak membutuhkan biaya yang besar, sehingga tidak perlu membeli alat yang sama persis seperti yang digunakan di terminal bandara karena harga yang sangat mahal. Dengan adanya alat ini dapat menunjang kegiatan praktek mahasiswa untuk mempelajari ilmu yang berkenaan dengan Elektronika Bandara. Sehingga dapat meningkatkan wawasan dari mahasiswa program studi Teknik Elektro, karena dengan adanya rancangan alat peraga Hand-Held Metal Detector ini dapat menambah pengetahuan tentang salah satu alat yang termasuk Elektronika Bandara yang dipakai dalam sistem pengamanan bandara.

BAB III KONSEP RANCANGAN

BAB III KONSEP RANCANGAN 37 BAB III KONSEP RANCANGAN 3. Kondisi Saat Ini Saat ini program studi Teknik Elektro belum memiliki alat peraga Hand- Held Metal Detector, yang mana menurut penulis sangat penting untuk menambah wawasan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RANCANGAN ALAT PERAGA HAND-HELD METAL DETECTOR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

TUGAS AKHIR RANCANGAN ALAT PERAGA HAND-HELD METAL DETECTOR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) TUGAS AKHIR RANCANGAN ALAT PERAGA HAND-HELD METAL DETECTOR Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : MUHAMMAD DENY SAPUTRA NIM : 41412110015

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

Media Pembelajaran BAB I

Media Pembelajaran BAB I BAB I HAKIKAT MEDIA DALAM PEMBELAJARAN A. PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai

Lebih terperinci

Nama Kelompok : Agung Bagus K. (01) Lili Erlistantini (13) Rahma Laila Q. (14) PENGUAT RF. Pengertian Penguat RF

Nama Kelompok : Agung Bagus K. (01) Lili Erlistantini (13) Rahma Laila Q. (14) PENGUAT RF. Pengertian Penguat RF Nama Kelompok : Agung Bagus K. (01) Lili Erlistantini (13) Rahma Laila Q. (14) PENGUAT RF Pengertian Penguat RF Penguat RF merupakan perangkat yang berfungsi memperkuat sinyal frekuensi tinggi yang dihasilkan

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

Dwi Sudarno Putra Topik Pengertian Symbol Karakteristik Jenis Dioda Dioda Signal Dioda Proteksi Relay Dioda Rectifier Penyearah ½ Gelombang Penyearah Gelombang Penuh LED Dioda Zener email : dwisudarnoputra@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan medan magnet untuk mengetahui karakteristik sistem sensor magnetik. Tahapan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler ATmega16 Mikrokontroler merupakan suatu system kendali dengan program yang tertanam di dalamnya digunakan untuk suatu aplikasi tertentu. Pada alat ini, digunakan

Lebih terperinci

MODUL II MERANCANG PENGUAT COMMON EMITTER SATU TINGKAT

MODUL II MERANCANG PENGUAT COMMON EMITTER SATU TINGKAT MODUL II MERANCANG PENGUAT COMMON EMITTER SATU TINGKAT Durrotus Sarofina (H1E014002) Asisten: Rafi Bagaskara.A Tanggal Percobaan: 19/04/2016 PAF15211P-Elektroika Dasar II Laboratorium Elektronika, Instrumentasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Blok Diagram Sistem Secara lengkap, blok diagram detektor logam dengan menggunakan BFO (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

Transistor Dwi Kutub. Laila Katriani. laila_katriani@uny.ac.id

Transistor Dwi Kutub. Laila Katriani. laila_katriani@uny.ac.id Transistor Dwi Kutub Laila Katriani laila_katriani@uny.ac.id Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar).

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

TIN-302 Elektronika Industri

TIN-302 Elektronika Industri TIN-302 Elektronika Industri Komponen elektronik dalam industri Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Komponen Elektronik Komponen elektronik diklasifikasikan menjadi 2: Komponen pasif

Lebih terperinci

1. Pengertian Penguat RF

1. Pengertian Penguat RF 1. Pengertian Penguat RF Secara umum penguat adalah peralatan yang menggunakan tenaga yang kecil untuk mengendalikan tenaga yang lebih besar. Dalam peralatan elektronik dibutuhkan suatu penguat yang dapat

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 1.1 Tinjauan Teoritis Nama lain dari Rangkaian Resonansi adalah Rangkaian Penala. Dalam bahasa Inggris-nya adalah Tuning Circuit, yaitu satu rangkaian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun laporan Praktikum Dasar Elektronika dan Digital

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI 1 LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI A. TUJUAN 1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

Pemancar dan Penerima FM

Pemancar dan Penerima FM Pemancar dan Penerima FM Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga budihardja.murtianta@staff.uksw.edu Ringkasan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

Konduktor dan isolator

Konduktor dan isolator Konduktor dan isolator Arus listrik adalah nama yang diberikan untuk aliran elektronelektron (atau pembawa (carrier) muatan negatif). Elektronelektron berputar (to orbit) mengelilingi inti (nucleus) atom.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

SISTEM PERINGATAN UNTUK PENGAMANAN RUMAH TERHADAP PENCURIAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SENTUH

SISTEM PERINGATAN UNTUK PENGAMANAN RUMAH TERHADAP PENCURIAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SENTUH SISTEM PERINGATAN UNTUK PENGAMANAN RUMAH TERHADAP PENCURIAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SENTUH Ir. Subijanto, M.Sc., SE Dosen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Nurtanio Bandung Jl. Pajajaran No.

Lebih terperinci

BAB II Transistor Bipolar

BAB II Transistor Bipolar BAB II Transistor Bipolar 2.1. Pendahuluan Pada tahun 1951, William Schockley menemukan transistor sambungan pertama, komponen semikonduktor yang dapat menguatkan sinyal elektronik seperti sinyal radio

Lebih terperinci

PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY )

PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY ) PERCOBAAN PENGUAT EMITOR BERSAMA (COMMON EMITTER AMPLIFIER) ( Oleh : Sumarna, Lab-Elins Jurdik Fisika FMIPA UNY ) E-mail : sumarna@uny.ac.id PENGANTAR Konfigurasi penguat tegangan yang paling banyak digunakan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA Create : Defi Pujianto, S,Kom Resistor Merupakan kokponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik Resistor di bagi menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

Dioda-dioda jenis lain

Dioda-dioda jenis lain Dioda-dioda jenis lain Dioda Zener : dioda yang dirancang untuk bekerja dalam daerah tegangan zener (tegangan rusak). Digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil. Simbol : Karakteristik

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 TUJUAN Memahami

Lebih terperinci

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TUJUAN Mengetahui karakteristik penguat berkonfigurasi Common Emitter Mengetahui

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM M. Rahmad Laoratorium Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UR e-mail: rahmadm10@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini adalah untuk merekayasa

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika

Lebih terperinci

Indra manusia: penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan bau memberikan kami informasi penting berfungsi dan bertahan Robot sensor: mengukur

Indra manusia: penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan bau memberikan kami informasi penting berfungsi dan bertahan Robot sensor: mengukur Indra manusia: penglihatan, suara, sentuhan, rasa, dan bau memberikan kami informasi penting berfungsi dan bertahan Robot sensor: mengukur konfigurasi / kondisi lingkungannya dan mengirim informasi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rangkaian RLC merupakan suatu rangkaian elektronika yang terdiri dari Resistor, Kapasitor dan Induktor yang dapat disusun seri ataupun paralel. Rangkaian RLC ini merupakan

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA 1 Komponen: Elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronik. KOMPONEN AKTIF KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN PASIF 2 Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transfer Daya Nirkabel 2.1.1 Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel Gambar 2.1 Tesla duduk di laboratorium dengan temuan "Tesla Coil" yang menghasilkan jutaan volt [5]

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA RANGKAIAN

BAB III ANALISA RANGKAIAN 36 BAB III ANALISA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Analisa rangkaian dilakukan melalui analisa pada diagram blok, seperti terlihat pada gambar 3.1. INPUT PEMANCAR MEDIA TRANSMISI PENERIMA BLOK I BLOK II

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perantara atau pengantar ini, menurut Bovee dalam Asyhar (2011: 4),

II. TINJAUAN PUSTAKA. perantara atau pengantar ini, menurut Bovee dalam Asyhar (2011: 4), 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Alat Peraga sebagai Media Pembelajaran Secara etimologis, media berasal dari Bahasa Latin, merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang berarti "tengah, perantara, atau pengantar".

Lebih terperinci

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol.

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol. TAKARIR AC {Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Pengukuran Tegangan AC dan DC Via Arduino (Wattmeter)

Laporan Praktikum Pengukuran Tegangan AC dan DC Via Arduino (Wattmeter) Laporan Praktikum Pengukuran Tegangan AC dan DC Via Arduino (Wattmeter) Ahmad Fauzi#1, Ahmad Khafid S *2, Prisma Megantoro #3 #Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Jln.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Input Proses Output Frekuensi Daya

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

Lebih terperinci

Penggunaan Radio Sebagai Media Pembelajaran

Penggunaan Radio Sebagai Media Pembelajaran Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI Penggunaan Radio Sebagai Media Pembelajaran Drs., M.Pd. KURTEK FIP - UPI Pengertian Media Heinich, dkk. (1993) Media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa

Lebih terperinci

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA ISSN: 1693-6930 39 SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA Adi Wisaksono Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Disusun Oleh : Nama Jurusan : Rizkiansyah Rakhmadin : Teknik Elektro Mata Kuliah : Dasar Elektronika NPM : 132227024 Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kendali Sistem kendali adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mengendalikan suatu proses agar output yang dihasilkan dapat dikontrol. Secara umum, sistem kendali dapat

Lebih terperinci

TUGAS DASAR ELEKTRONIKA

TUGAS DASAR ELEKTRONIKA DIODE ZENER TUGAS DASAR ELEKTRONIKA Oleh : 0804405050 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN 2010 1.1. Pengertian Tentang Diode Diode merupakan alat yang hanya bisa mengalirkan arus DC dalam

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA KOMUNIKASI PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA KOMUNIKASI PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA KOMUNIKASI PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200 NAMA : NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ignition Coil Ignition Coil adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan tegangan tinggi diperlukan untuk menciptakan percikan yang memicu bahan bakar dalam mesin pembakaran internal,

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e. TUGAS MANDIRI KELAS XI SCI Jum at 2 September 2016 1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. 2. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menjelaskan kerangka teori yang digunakan dalam tugas akhir ini. Dimulai dengan definisi listrik dan elektromagnetik dasar, kemudian beralih ke daya nirkabel

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas mengenai robot Line Follower. Robot ini merupakan salah satu bentuk robot beroda yang memiliki komponen utama diantaranya, seperti resistor,

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Tinjauan Umum Alat Alat ini menggunakan system PLL hanya pada bagian pemancar, terdapat juga penerima, dan rangkaian VOX atau voice operated switch, dimana proses pengalihan

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin BAB I. KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA ANALOG Elektronika adalah suatu bentuk piranti kelistrikan yang menggunakan arus lemah, sehingga tegangan operasionalnya umummnya menggunakan tegangan rendah. Secara umum

Lebih terperinci

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )? 1. a. Gambarkan rangkaian pengintegral RC (RC Integrator)! b. Mengapa rangkaian RC diatas disebut sebagai pengintegral RC dan bagaimana hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Power Regulator Pada umumnya adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke tegangan

Lebih terperinci

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 14 BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada tidak dapat dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini akan dibahas elemen

Lebih terperinci

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291)

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) MAKALAH Speaker Aktif Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18 SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) 431368. KUDUS-59319 1 Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji hanya milik Allah

Lebih terperinci

Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Pesan Telepon Otomatis

Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Pesan Telepon Otomatis Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Telepon Otomatis Suherman Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Di negara maju, mesin penjawab telepon (telephone answering machine)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. magnet akan dihasilkan disekitar kumparan. Fenomena ini dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. magnet akan dihasilkan disekitar kumparan. Fenomena ini dikenal sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa produk elektronika yang dihasilkan dari konsep WPT (Wireless Power Transfer) dapat kita saksikan bersama di mass media luar negeri, seperti alat-alat kedokteran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metode Pengiriman Daya Listrik Secara Nirkabel Seorang ilmuan dari Jerman yang bernama Michael Faraday (1991-1867) memiliki gagasan dapatkah medan magent menghasilkan arus

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR Disusun Oleh : Kelompok N Nama Anggota : 1. Frans Romario Panjaitan (333508xxxx) 2. Stevano Augusta M (333208xxxx) 3. xxxx

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

Pengaruh Dimensi Kumparan Terhadap Efisiensi Energi Pada Sistem Pengiriman Daya Listrik Tampa Kabel

Pengaruh Dimensi Kumparan Terhadap Efisiensi Energi Pada Sistem Pengiriman Daya Listrik Tampa Kabel 10 Pengaruh Dimensi Kumparan Terhadap Efisiensi Energi Pada Sistem Pengiriman Daya Listrik Tampa Kabel Syaifurrahman Staf Pengajar, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak

Lebih terperinci

KONSTRUKSI GENERATOR DC

KONSTRUKSI GENERATOR DC KONSTRUKSI GENERATOR DC Disusun oleh : HENDRIL SATRIYAN PURNAMA 1300022054 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2015 I. DEFINISI GENERATOR DC Generator

Lebih terperinci

I. Penguat Emittor Ditanahkan. II. Tujuan

I. Penguat Emittor Ditanahkan. II. Tujuan I. Penguat Emittor Ditanahkan II. Tujuan Menganalisa ciri masukan dan keluaran dari rangkaian penguat emittor ditanahkan dengan menggunakan simulasi Electronic Workbench. III. Alat dan Bahan Laptop Software

Lebih terperinci

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi Yusuf Nur Wijayanto yusuf@ppet.lipi.go.id Sulistyaningsih sulis@ppet.lipi.go.id Folin Oktafiani folin@ppet.lipi.go.id Abstrak Sistem

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci