BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Power Regulator Pada umumnya adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke tegangan listrik yang lainnya Komponen-komponen Primer Tidak ada persyaratan khusus yang penulis tentukan terhadap perataperata masukan dan kapasitor penyimpan pada peralatan yang akan dirancang ini. Sehingga ini akan sama dengan yang digunakan pada tipe-tipe power regulator lain akan tetapi akan dipilih untuk memenuhi tingkat daya dan persyaratan untuk peralatan Air Field Lighting Transistor Saklar Primer Transistor saklar pada pemasok daya regulator ini akan sangat stress. Tingkat arus tergantung pada beban maksimum, efisiensi, tegangan masukan, mode operasi dan rancangan regulator. Ini akan dibentuk dengan menghitung arus kolektor puncak pada tegangan masukan minimum dan beban maksimum Dioda dan pemakainya Diode merupakan alat dengan dua terminal dan terbentuk dari dua jenis semi konduktor (jenis p dan jenis n) yang tersambung. Alat ini mampu 7

2 dialiri arus secara relatif mudah dalam satu arah, tetapi amat sukar dalam arah kebalikannya. Anoda P N Katoda Anoda Katoda Gambar 2.1 : Symbol diode Diode yang banyak digunakan saat ini adalah diode dengan bahan dari silicon dengan batas tegangan tembus sebesar 0,7 volt dan diode yang terbuat dari bahan germanium dengan batasan tegangan tembus 0,3 Volt. Bila dioda dihubungkan dengan sumber listrik dari baterai, dimana kutub positif (anoda) dihubungkan dengan sumber positif baterai dan kutub negative (katoda) dioda dihubungkan dengan sumber negatif baterai, maka arus akan mengalir. Hal ini dinamakan forward bisa. Apabila anoda dihubungkan dengan negatif baterai dan katoda dihubungkan dengan positif baterai, maka arus listrik tidak mengalir. Hal ini dinamakan reverse bias. Diode secara umum difungsikan sebagai penyearah (rectifier). Ada tiga jenis penyearah yaitu penyearah jembatan gelombang penuh, penyearah gelombang penuh dan penyearah setengah gelombang. 8

3 Gambar 2.2 : Rangkaian penyearah jembatan gelombang penuh. dengan rumus: Pada penyearah gelombang penuh, besar tegangan DC dapat dicari f out = 2 f in..(2.1) Keterangan : f in f out = Frekuensi maksimum (Hz) = Frekuensi keluaran (Hz) persamaan : Besarnya tegangan DC yang dihasilkan oleh rangkaian dapat diketahui dengan V dc =..(2.2) Keterangan : Vdc = Tegangan dc (volt) 2 = Konstanta Vp = Tegangan puncak π = Phi (3,14) 9

4 Dioda tersusun atas pn junction, dan didesain sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan arus pada satu arah saja, seperti gambar. Anoda p n Katoda R DC Gambar 2.3 : Arah arus pada diode Karakteristik tegangan versus arus bagi diode seperti pada gambar (2.3) D Vb R Gambar 2.3 : Pengaturan tegangan diode Maka dengan tegangan yang kecil saja (umumnya kira-kira 0,6-0,7 volt), akan mengalir arus maju. Dengan penaikan tegangan yang sedikit saja sudah didapat arus maju yang besar. Sebaliknya, apabila diode diberi tegangan balik (gambar 6.3b), maka untuk tegangan yang masih dibawah V (lihat karakteristik diode), arus tidak akan mengalir. Tetapi, untuk tegangan di atas V, akan mengalir 10

5 arus balik yang besar. Pada umumnya, pada titik batas ini, diode sudah tidak mampu lagi menahan disipasi daya yang sangat besar, karena V besar dan arus baliknya juga besar. Tgangan V disebut juga tegangan tembus (peak inverse voltage) Pengatur Tegangan (IC 78XX) IC 78XX adalah regulator tegangan positif dengan tiga terminal, masingmasing input, Ground dan output. IC 78XX tersedia untuk beberapa nilai tegangan keluaran seperti terlihat pada tabel. Table 2.1. Informasi nilai arus dan tegangan IC regulator 7812 Type V OUT (Volt) I OUT (A) V IN (Volt) 78XXC 78LXX 78MXX Min Maks ,1 0,5 7, ,1 0,5 8, ,1 0,5 10, ,1 0,5 11, ,1 0,5 12, ,1 0,5 14, ,1 0,5 17, ,1 0, ,1 0, Meskipun semula dirancang untuk regulator tegangan tetap, namun regulator ini dapat dikembangkan untuk tegangan dan arus yang dapat diatur. Rangkaian dasar 78XX ditunjukkan gambar 10, untuk tegangan dan arus output sesuai nilai nominalnya. 11

6 Gambar 2.5 : Rangkaian dasar regulator 78XX C1 diperlukan jika regulator jauh dari Kapasitor Filter pencatu daya sedangkan C2 diperlukan untuk memperbaiki hasil output. Dalam penerapannya, tegangan masukan V IN harus lebih besar dari tegangan keluaran (lihat tabel 1) jika kurang maka regulator tidak berfungsi tetapi bila melebihi nilai V IN maksimumnya dapat merusak regulator Light Emitting Diode (LED) LED adalah merupakan suatu diode yang dipasang dalam suatu wadah yang tembus pandang dan akan menyala bila dilalui arus sekitar 20 ma. Tegangan pada diode tidaklah 0,6 volt akan tetapi diantara 1,6 2,4 volt atau mempunyai tegangan ambang antara 1,6 2,7 volt dan tergantung pada warnanya. Pada diode silicon tegangan ini adalah sekitar 0,7 volt namun tidak mengeluarkan cahaya.. Dalam kondisi menghantar LED dapat dipandang sebagai saklar menutup yang dialiri arus. Oleh karena itu antara sumber tegangan dan LED perlu diberi resistor yang mampu menampung tegangan lebih. Besar resistor yang dihubungkan dengan LED dapat dihitung dengan rumus yang dipakai untuk menghitung besar resistor basis pada transistor, yaitu: 12

7

8 Komponen dc adalah harga rata-rata tegangan dc pada output. Ini dapat dihitung dengan rumus:. (2.5) Komponen ac adalah harga rms dari tegangan ac yang keluar. Komponen ac tercampur dengan komponen dc. Sangat sulit memisahkan lebih dahulu komponen ac dari komponen dc. Maka, untuk menghitung factor ripple, diguakan rumus pendekatan: r =.(2.6) Di mana merupakan harga rms total (mengandung komponen ac dan komponen dc) dari tegangan output. Ini dapat dihitung dengan rumus: (2.7) 2.4. Pengatur Tegangan Dua kategori dasar pengaturan tegangan adalah pengaturan garis (Line Regulation) dan pengaturan beban (Load Regulation). Pengaturan garis adalah kemampuan pengatur tegangan (voltage regulator) untuk tetap memepertahankan tegangan keluaran ketika tegangan masukan berubah-ubah. Pengaturan Beban kemampuan untuk tetap mempertahankan tegangan keluaran ketika beban bervariasi. 14

9 Line Regulation Ketika tegangan masukan DC berubah-ubah, pengatur tegangan (voltage regulator) harus mempertahankan tegangan keluaran, seperti digambarkan pada gambar 2.7. Gambar 2.7:. Pengaturan Garis. Suatu perubahan tegangan masukan DC tidak mempengaruhi tegangan keluaran suatu pengatur tegangan ( di dalam batas tertentu). Pengaturan Garis dapat digambarkan sebagai persentase perubahan tegangan keluaran terhadap perubahan yang terjadi pada tegangan masukan. Pada umumnya dinyatakan dalam % / V. Sebagai contoh, sebuah regulator tegangan mempunyai pengaturan garis 0,05%/V berarti bahwa tegangan keluaran berubah 0,05 persen ketika tegangan masukan meningkat atau berkurang dengan satu volt. 15

10 Load Regulation Ketika arus yang mengalir melalui beban berubah akibat perubahan beban, regulator tegangan haruslah tetap mempertahankan tegangan keluaran pada beban agar tidak berubah (tetap). Pengaturan beban dapat dinyatakan sebagai persentase perubahan tegangan keluaran untuk setiap perubahan arus beban. Pengaturan beban juga dapat dinyatakan sebagai persentase perubahan dari tegangan keluaran tanpa beban (TB) ke tegangan keluaran dengan beban penuh (BP). Gambar 2.8 : Pengaturan beban. Suatu perubahan pada arus beban tidak mempengaruhi tegangan keluaran. Pengaturan beban dapat juga dinyatakan sebagai persentasi perubahan tegangan keluaran terhadap perubahan setiap ma arus pada beban. Sebagai contoh, regulator tegangan mempunyai Load Regulation 0,01% / ma, berarti bahwa tegangan keluaran berubah 0,01 persen ketika arus beban meningkat atau berkurang 1 ma. 16

11 2.5. Komponen Sekunder Setiap rangkaian listrik selalu memiliki komponen tambahan atau komponen sekunder dimana komponen ini digunakan sebagai perbaikan suatu rangkaian agar tercapai tujuan penggunaan dari suatu rangkaian listrik. Komponen tersebut antara lain ; Kapasitor Kapasitor adalah atau sering disebut sebagai Kondensator adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kapasitor banyak digunakan dalam rangkaian elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk dari dua permukaan piringan yang berhubungan, tetapi dipisahkan oleh suatu penyakat. Bila elektron berpisah dari suatu plat ke plat yang lain akan terdapat muatan diantara mereka pada medium penyekat tadi. Muatan ini disebabkan oleh muatan positif pada plat yang kehilangan elektron dan muatan negatif pada plat yang memperoleh elektron. Pada dasarnya ada dua jenis kapasitor yang sering dipakai yaitu kapasitor non elektron yaitu kapasitor yang tidak mempunyai kutub dan kapasitor elektrolit yang mempunyai kutub. Kapasitor elektrolit mempunyai daya tampung yang lebih besar dibandingkan kapasitor non elektrolis 17

12 dengan besar yang sama. Namun kapasitor ini mempunyai kekurangan yaitu kapasitansi hanya diperoleh dalam satu arah saja karena adanya kutub positif dan negatif. Sehingga jika terjadi kesalahan menghubungkan akan menyebabkan hubungan singkat dan tentu saja kapasitor akan rusak. C CV Gambar 2.9 : Simbol sirkit kapasitor non elektrolit +VE -VE Gambar 2.10 : Simbol sirkit kapasitor elektrolit Apabila kapasitor digunakan sebagai elemen perata maka dapat ditentukan besarnya nilai minimum kapasitor dengan rumus: C min =..(2.4) Keterangan : C min = Nilai Kapasitansi minimum (Farad) 2,828 = Konstanta r = Ripple (0%) Rl f = Resistansi beban (Ω) = frekuensi ripple (Hz) 18

13 Untuk mendapatkan teganagn ripple yang kecil dan kapasitansi yang tidak terlalu besar, beberapa perancang menggunakan aturan maksimal tegangan ripple yang dihasilkan sebesar 10 %, yaitu nilai kapasitor yang dipilih untuk menjaga tegangan ripple puncak ke puncak sebesar maksimal 10 % dari tegangan puncak. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Gambar kapasitor atau kondensator; Gambar 2.11 : Macam bentuk kondensator dan kapasitor. 1. Kapasitor Elektrolit Dibentuk dengan mengoksidasi salah satu plat aluminium dan menggantikan medium dielektrolitnya dengan elektrolit basah, sehingga namanya menjadi elektrolit. Disini kapasitansi dibentuk pada lapisan oksida 19

14 mempunyai kapasitansi yang sangat besar dan berukuran kecil, sehingga dibandingkan dengan non elektrolit menjadi 100 : 1. Kekurangan jenis ini adalah bahwa kapasitansinya hanya diperoleh dalam satu arah karena adanya kutub positif dan kutub negatif. + - Gambar 2.17 : Simbol Kapasitor Elektrolit 2. Kapasitor Non Elektrolit Kapasitor non elektrolit adalah kapasitor yang tidak mempunyai polaritas sehingga dapat dipasang sembarang arah. Kapasitor ini dapat dibuat dalam bentuk variable yang berubah ubah nilai kapasitansinya hanya berkisar ratusan pikofarad, biasanya dipakai pada pemancar dan penerima. Kapasitansi dapat diubah dengan cara menghubungkan beberapa kapasitor secara seri atau paralel. Kapasitansi total dapat dikurangi bila kapasitor dihubungkan secara seri. Nilai kapasitansi total dapat dikalkulasikan sebagai berikut : = + (2.9) 20

15 3. Pengisian Kapasitor Maksud dari pengisian kapasitor adalah peristiwa masuknya muatan listrik ke dalam kapasitor, sehingga kapasitor menjadi bermuatan. Untuk memberikan gambaran tentang pengisian kapasitor dapat dilihat pada gambar Gambar 2.13 : a. Rangkaian Pengisi Kapasitor b. Grafik Pengisian Kapasitor Dengan menutup saklar kebawah, maka arus akan mengalir memasuki kapasitor. Tegangan yang ada pada kapasitor tidak langsung maksimum, namun naik secara perlahan hingga menjadi sama dengan tegangan sumbernya (Vs). Hal ini dapat dilihat pada gambar 8.b, yaitu grafik hubungan antara waktu dengan tegangan saat pengisian. Arus pengisian maksimum terjadi pada saat awal pengisian dan terus menurun sampai tegangan di kapasitor sama dengan tegangan sumber. 4. Pengosongan Kapasitor Setelah dilakukan pengisian maka kapasitor mempunyai muatan. Bila catu daya dilepas dan dilakukan hubungan singkat pada kapasitor maka 21

16 kapasitor akan membuang muatannya. Peristiwa inilah yang dimaksud dengan pengosongan kapasitor. Pada gambar 2.14 dibawah ini, bila saklar dipindahkan maka kapasitor akan membuang muatan dengan arah arus seperti terlihat pada gambar. Gambar 2.14 : a. Rangkaian Pengosongan Kapasitor b. Grafik Pengosongan Kapasitor Sedangkan gambar 2.14.b, berikut ini merupakan grafik yang menjelaskan tentang pengosongan muatan yang berkaitan dengan tegangan dan arus terhadap waktu. 5. Waktu Pengisian dan Pengosongan Kapasitor Pengisian dan pengosongan muatan kapasitor tentunya membutuhkan waktu. Waktu yang dibutuhkan dapat dipengaruhi oleh nilai resistansi dari resistor yang dihubungkan seri dengan kapasitor dan nilai kapasitansi dari kapasitor itu sendiri. Untuk pengisian yang kondisi awalnya benar benar kosong dan mulai dari waktu t = 0 detik, sampai muatannya benar benar penuh, yaitu tegangan di kapasitor telah sama dengan tegangan sumber. Dan pengosongan 22

17 dari muatan yang benar benar kosong, maka waktu yang dibutuhkan disebut waktu konstan yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus: T = R. C (2.9) Keterangan : T = waktu konstan (detik) R = nilai resistansi (ohm) C = nilai kapasitansi (farad) Resistor Resistor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menghambat arus listrik dan biasa digunakan untuk menurunkan tegangan, membagi tegangan dan membatasi arus yang lewat. R R Gambar 2.15: Simbol resistor Ditinjau dari nilai resistansinya, ada dua jenis resistor yang biasa digunakan yaitu resistor tetap dan resistor variabel. Pada suatu rangkaian yang menggunakan resistor untuk melakukan beberapa perhitungan dapat menggunakan rumusan OHM, sebagai berikut: 23

18 V = I x R...(2.10) Keterangan : V = teganagnan (Volt/V) I = arus (ampere/a) R = resistan (Ohm/Ω) Hokum OHM menyatakan bahwa arus berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan. Jika tegangan bertambah dan hambatannya tetap maka arus akan bertambah. Jika tegangannya tetap dan hambatannya bertambah, maka arus akan berkurang. Dapat disebutkan bahwa besarnya arus total pada suatu rangkaian ditentukan dengan banyaknya jumlah beban yang terpasang pada rangkaian tersebut. Dalam penerapannya sebagai berikut : I t = I 1 + I 2 + I 3 dst. (2.11) Dan untuk menentukan besarnya daya yang dihasilkan pada suatu rangkaian adalah dengan menerapkan rumus : P = V x I ( WATT ) (2.12) 24

19 Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-maca kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium). Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar Trafo / Transformator Transformator adalah suatu alat untuk memindahkan daya listrik bolak-balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainya secara induksi elektromagnetik dengan tanpa merubah frekuensi. Dalam pengertian lain Transformator juga suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik satu atau lebih, rangkaian listrik satu atau lebih ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gendengan magnet berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Trafo yang digunakan pada rangkaian voltage regulator ini adalah dua jenis trafo yang berbeda, satu 25

20 trafo digunakan dalam rangkaian voltage regulator dan satunya lagi akan digunakan pada output CCR (constant current regulator) atau sumber power yang ada pada landasan, dalam penggunaanya trafo ini akan dibedakan oleh penulis guna lebih rinci dalam penyampaiannya agar dapat dimengerti oleh pembaca dan dalam penyusunan tugas akhir ini, Prinsip kerja transformator berdasarkan hukum Lens dan Hukum Faraday. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan, maka akan mengalir arus bolak-balik I 1 pada kumparan tersebut yang menimbulkan fluks magnet (ɸ) yang berubah-ubah pada intinya, sehingga pada kumparan primer akan timbul GGL induksi E p. Besarnya GGL induksi pada kumparan primer adalah :..(2.13) Fluks magnet yang menginduksikan kumparan primer juga menginduksi kumparan sekunder, sehingga kumparan sekunder juga timbul GGL induksi sebesar:..(2.14) 26

21 Dari persamaan (5) dan (6) didapatkan perbandingan lilitan yaitu : (2.15) Dimana : e p = GGL induksi pada kumparan primer dalam satuan volt. e s = GGL induksi pada kumparan sekunder dalam satuan volt. N p = Jumlah lilitan pada kumparan primer. Ns = Jumlah lilitan pada kumparan sekunder. dɸ = Perubahan garis-garis gaya magnet dalam satuan weber. dt = Perubahan waktu dalam satuan detik. a = Nilai perbandingan lilitan transformer (trun ratio). tegangan. Apabila a<1, maka transformator berfungsi sebagai trafo step up/menaikan tegangan. a>1, maka transformator berfungsi sebagai trafo step down/menurunkan Gambar 2.16: Transformator 27

22 Tegangan yang ada pada bagian sekunder transformator adalah tegangan efektif, untuk mendapatkan tegangan maksimum yaitu sebagai berikut : V m = 1,41 x V s..(2.16) Dimana : V m = Tegangan maksimum (Volt) V s = tegangan sekunder efektif (volt) Trafo isolasi Trafo isolasi ini digunakan sebagai penyetaraan output arus yang dikeluarkan oleh peralatan CCR, dimana keluaran tersebut tetap berupa arus konstan namun pada tegangannya akan berubah-ubah, hal ini tidak dipermasalahkan selama peralatan yang sudah ditentukan. Penulis pernah melakukan pengukuran tegangan pada trafo isolasi tersebut dan tegangan berubah-ubah sesuai step arus yang dikeluarkan peralatan CCR, sehingga pada trafo ini akan dilakukan modifikasi oleh penulis guna tercapainya tegangan keluaran yang dapat dipakai pada voltage regulator yang telah dirancang untuk power pada beberapa peralatan yang baru dilandasan Trafo Step-Down Trafo jenis ini adalah pada prinsipnya memiliki lilitan sekunder lebih sedikit dari lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Hanya saja penulis disini tidak serta merta menggunakan trafo stef down, karna tegangan keluaran dari trafo isolasi yang tidak menentu maka ada modifikasi yang dilakukan penulis sehingga trafo disini akan dinamakan 28

23 trafo regulator. Prinsip kerja dari trafo regulator ini hampir sama dengan trafo stef down, dimana akan menurunkan tegangan yang tidak menentu dari keluaran trafo isolasi untuk diproses selanjutnya Transistor Transistor adalah komponen semikonduktor yang dapat digunakan untuk memperkuat sinyal listrik. Disamping itu transistor dapat difungsikan pula sebagai saklar elektronik. Transistor dibuat dari bahan semikonduktor kristal silikon atau germanium yang disusun tiga lapis. Sesuai dengan bahan pembuatan serta penyusunan lapisan muatannya, transistor dibedakan dalam dua tipe yaitu : a. Transistor Tipe PNP b. Transistor Tipe NPN Kolektor (c) Kolektor (c) Basis (b) n p Basis (b) p n p n Emiter (e) Emiter (e) E P N P C E N P N C B B (a) (b) Gambar 2.17: Simbol Sirkuit untuk Transistor. (a) pnp; (b) npn 29

24 Transistor mempunyai tiga kaki yang disebut dengan collector, basis dan emiter. Pada umumnya untuk memudahkan dalam menentukan kakikaki tersebut pada badan transistor sudah diberi tanda tertentu dari pabriknya. Transistor sebagai saklar digunakan untuk menyatakan dua keadaan, yaitu keadaan tinggi dan rendah. Pada rangkaian terintegrasi digital untuk menyatakan logika 1 dan 0 pada prisipnya memakai transistor sebagai saklar. Saklar kecepatan tinggi dengan menggunakan transistor sangat penting keberadaannya karena sering digunakan dalam rangkaian elektronika, terutama pada rangkaian-rangkaian elektronika yang menggunakan Integrated Circuit (IC). Fungsi utama dari transistor sebagai saklar dalam rangkaian elektronika adalah mengubah kondisi suatu rangkaian tertutup (close circuit) ke rangkaian terbuka (open circuit) atau sebaliknya. Dengan kata lain transistor sebagai sakelar dapat digunakan untuk menghubungkan atau melepaskan suatu rangkaian, layaknya sebuah sakelar (switch). Dengan melihat fungsi transistor sebagai sakelar, maka transistor tersebut bekerja pada dua kondisi, yaitu : kondisi ON. Pada kondisi ini transistor conduct (kerja) sehingga kaki colector dan emiter dari transistor seolah-olah terhubung singkat karena tahanan sangat kecil bahkan mendekati nol dan arus collector (Ic) mencapai maksimum, sehingga kondisi ini dapat di katakan kondisi saturation. Kondisi kedua adalah OFF, Pada kondisi ini transistor non conduct (tidak bekerja) sehingga kaki collector dan emitter 30

25 dari transistor seolah-olah terbuka karena tahanannya sangat besar bahkan mendekati tak terhingga dan arus collector (Ic) sangat minimum (mendekati nol), sehingga kondisi ini dapat dikatakan kondisi cut off. Agar transistor dapat bekerja sebagai sakelar, seperti yang telah dijelaskan diatas, maka transistor harus bekerja pada kondisi saturation dan cut off. Untuk itu biasing pada transistor harus diatur sedemikian rupa sehingga transistor dapat bekerja seperti kondisi diatas. Gambar 2.18: Transistor sebagai Saklar Ttipe NPN (A) Rangkaian saklar transistor (B) Transistor dalam kondisi cut off (C) Transistor dalam kondisi saturation Berikut ini di gambarkan kurva arus Ib, Ic dan tegangan collector emitter (Vce) pada kondisi saturation dan cut off beserta operating pointnya: 31

26 Gambar 2.19 : Operating Point Transistor sebagai Saklar Berdasarkan grafik diatas dapat dijelaskan, bahwa pada saat tidak ada arus base (Ib = 0) karena kaki base-emitter tidak mendapat tegangan maju (forward bias), transistor dalam kondisi cut off, akibatnya tahanan antara kaki collector emitter sangat besar (mendekati tak terhingga) sehingga arus collector (Ic) sangat kecil (mendekati nol). Maka pada posisi ini tegangan pada kaki collector-emitter (Vce) sama dengan tegangan sumber (Vcc). Sedangkan pada saat ada arus base (Ib), transistor akan conduct karena kaki base emitter mendapat tegangan maju (forward bias), dengan demikian akan ada arus collector (Ic) yang mengalir. Agar transistor bekerja pada kondisi saturation, maka operating point dari transistor tersebut harus pada titik dimana Ic sama dengan Ic saturation. Vcc Ic sat.(2.17) Rc Keterangan : Ic (sat) = arus collector saat saturation 32

27 Vcc Rc = tegangan sumber = tahanan pada collector 1) Transistor Kondisi Cut Off. Pada saat transistor dalam kondisi tidak bekerja atau non conducting, maka transistor tersebut dinamakan dalam kondisi cut off, maka antara kaki base-emitter terjadi reverse bias, begitu pula antara kaki collector-emitor. Dalam kondisi cut off, ini dapat dikatakan tidak ada arus yang mengalir antara kaki collector-emiter. Disini nilai tahanan antara kaki collector-emitter sangat besar, arus yang melalui kaki collectoremiter tersebut nilainya sangat kecil sehingga dapat diabaikan dan arus ini dinamakan arus bocor. Pada kondisi ini, keluaran dari transistor yang diambil dari titik collector ke ground sama dengan tegangan sumber (Vcc). 2) Transistor Kondisi Saturation Pada saat transistor dalam kondisi kerja, dimana kaki base-emitter terjadi forward bias dan antara kaki collector-emitter terjadi reverse bias, arus yang mengalir antara kaki collector-emitter mencapai maksimum karena tahanan antara kaki collector-emitter sangat kecil (mendekati nol), sehingga dapat dikatakan seolah-olah short circuit (rangkaian tertutup). Kondisi sepertii ini disebut kondisi saturation dan keluaran dari transistor pada kondisi ini yang diambil dari titik collector ke ground sama dengan nol. 33

28 Untuk merancang transistor agar beroperasi dalam kondisi saturation, maka arus base (Ib) harus lebih besar dari pada hasil perbandingan antara arus collector (Ic) dengan hfe dari transistor itu sendiri, sehingga dapat dituliskan dalam bentuk rumus sebagai berikut: Ib Ic hfe..(2.18) Dimana besarnya hfe suatu transistor dapat dilihat pada buku tabel data transistor. Dengan demikian besarnya arus base (Ib) dapat dibuat dua kali lebih besar dari Ic / hfe. Ic Ib 2 hfe.(2.19) Setelah dapat diketahui besarnya arus Ib maka nilai Rb dapat di cari dengan rumus sebagai berikut : Vi Vbe Rb Ib (2.20) Keterangan : Ib arus basis Rb resistor basis Vi tegangan input Vbe tegangan basis emiter Ic arus colector hfe penguatan transistor 34

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor - 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor Missa Lamsani Hal 1 SAP Pengelompokan bahan-bahan elektrik dari sifat-sifat listriknya. Pengertian resistivitas dan nilai resistivitas bahan listrik : konduktor,

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating

Lebih terperinci

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

Dwi Sudarno Putra Topik Pengertian Symbol Karakteristik Jenis Dioda Dioda Signal Dioda Proteksi Relay Dioda Rectifier Penyearah ½ Gelombang Penyearah Gelombang Penuh LED Dioda Zener email : dwisudarnoputra@gmail.com

Lebih terperinci

Komponen aktif dan pasif elektronika

Komponen aktif dan pasif elektronika Komponen aktif dan pasif elektronika by webmaster - Tuesday, October 08, 2013 http://johans.student.akademitelkom.ac.id/index.php/2013/10/08/elektronika/ KOMPONEN AKTIF DAN KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA Komponen

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN VOLTAGE REGULATOR CATU DAYA LISTRIK UNTUK PERALATAN AIR FIELD LIGHTING DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN VOLTAGE REGULATOR CATU DAYA LISTRIK UNTUK PERALATAN AIR FIELD LIGHTING DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA TUGAS AKHIR PERANCANGAN VOLTAGE REGULATOR CATU DAYA LISTRIK UNTUK PERALATAN AIR FIELD LIGHTING DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA Diajukan guna melengkapi sebagai syarat Dalam mencapai gelar

Lebih terperinci

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom DIODA KHUSUS Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa mampu: mengetahui, memahami dan menganalisis karakteristik dioda khusus Memahami

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas mengenai robot Line Follower. Robot ini merupakan salah satu bentuk robot beroda yang memiliki komponen utama diantaranya, seperti resistor,

Lebih terperinci

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : 081910201059 INSTRUMENTASI DAN OTOMASI THYRISTOR Thyristor adalah komponen semikonduktor untuk pensaklaran yang berdasarkan pada strukturpnpn. Komponen ini memiliki kestabilan

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR PENGATURAN INTENSITAS CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR Disusun Oleh : Kelompok N Nama Anggota : 1. Frans Romario Panjaitan (333508xxxx) 2. Stevano Augusta M (333208xxxx) 3. xxxx

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kendali Sistem kendali adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mengendalikan suatu proses agar output yang dihasilkan dapat dikontrol. Secara umum, sistem kendali dapat

Lebih terperinci

BAB II Transistor Bipolar

BAB II Transistor Bipolar BAB II Transistor Bipolar 2.1. Pendahuluan Pada tahun 1951, William Schockley menemukan transistor sambungan pertama, komponen semikonduktor yang dapat menguatkan sinyal elektronik seperti sinyal radio

Lebih terperinci

Dioda-dioda jenis lain

Dioda-dioda jenis lain Dioda-dioda jenis lain Dioda Zener : dioda yang dirancang untuk bekerja dalam daerah tegangan zener (tegangan rusak). Digunakan untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil. Simbol : Karakteristik

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis komponen. Banyak sedikitnya jenis komponen yang di pakai pada perangkat elektronik tergantung

Lebih terperinci

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO NOMOR : O1 MATA KULIAH ILMU BAHAN DAN PIRANTI TOPIK :KARAKTERISTIK DIODA I. TUJUAN 1. Pengenalan komponen elektronika dioda semi konduktor 2. Mengetahui karakteristik dioda semi

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

BAB VII ANALISA DC PADA TRANSISTOR

BAB VII ANALISA DC PADA TRANSISTOR Bab V, Analisa DC pada Transistor Hal: 147 BAB V ANALSA DC PADA TRANSSTOR Transistor BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah suatu devais nonlinear terbuat dari bahan semikonduktor dengan 3 terminal yaitu

Lebih terperinci

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward 1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward C. Karakteristik dioda dibias reverse D. Karakteristik dioda

Lebih terperinci

Transistor Bipolar. oleh aswan hamonangan

Transistor Bipolar. oleh aswan hamonangan Transistor Bipolar oleh aswan hamonangan Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar.

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar. SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum Mengetahui cara menentukan kaki-kaki transistor menggunakan Ohmmeter Mengetahui karakteristik transistor bipolar. Mampu merancang rangkaian sederhana menggunakan transistor

Lebih terperinci

Transistor Bipolar. III.1 Arus bias

Transistor Bipolar. III.1 Arus bias Transistor Bipolar Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias yang memungkinkan elektron

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER)

PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER) PERTEMUAN 4 RANGKAIAN PENYEARAH DIODA (DIODE RECTIFIER) Rangkaian Penyearah Dioda (Diode Rectifier) Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya, namun sebagian besar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto DIODA Pertemuan ke-vii Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu: Menjelaskan cara kerja dan karakteristik dioda Menjelaskan jenis

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5 VERONICA ERNITA K. ST., MT Pertemuan ke - 5 DIODA SEMIKONDUKTOR Resistor merupakan sebuah piranti linear karena grafik arus terhadap tegangan merupakan garis lurus. Berbeda dengan dioda. Dioda merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA BAB III KOMPONEN ELEKTRONIKA Komponen elektronika dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Komponen Pasif: merupakan komponen yang dapat bekerja tanpa sumber tegangan. a. Resistor b. Kapasitor c. Induktor 2. Komponen

Lebih terperinci

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )?

hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu ( RC )? 1. a. Gambarkan rangkaian pengintegral RC (RC Integrator)! b. Mengapa rangkaian RC diatas disebut sebagai pengintegral RC dan bagaimana hubungan frekuensi sumber tegangan persegi dengan konstanta waktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram dan Alur Rangkaian Blok diagram dan alur rangkaian ini digunakan untuk membantu menerangkan proses penyuplaian tegangan maupun arus dari sumber input PLN

Lebih terperinci

1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN

1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN 1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN 1.Praktikan dapat memahami prinsip dasar saklar elektronik menggunakan transistor. 2.Praktikan dapat memahami prinsip dasar saklar elektronik menggunakan MOSFET. 3.Praktikan dapat

Lebih terperinci

Karakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto

Karakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto Karakteristik dan Rangkaian Dioda Rudi Susanto 1 Pengantar tentang Dioda Resistor merupakan sebuah piranti linier karena arus berbanding terhadap tegangan. Dalam bentuk grafik, grafik arus terhadap tegangan

Lebih terperinci

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC RANGKAIAN INVERTER DC KE AC 1. Latar Belakang Masalah Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013 Politeknik Telkom Bandung 2013 www.politekniktelkom.ac.id TRANSISTOR 1 Disusun oleh: Duddy Soegiarto, ST.,MT dds@politekniktelkom.ac.id Hanya dipergunakan

Lebih terperinci

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Disusun Oleh : Nama Jurusan : Rizkiansyah Rakhmadin : Teknik Elektro Mata Kuliah : Dasar Elektronika NPM : 132227024 Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP

Gambar 1 Tegangan bias pada transistor BJT jenis PNP KEGIATAN BELAJAR 2 Percobaan 1 A. Tujuan a. Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik switching dari BJT b. Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva karakteristik v-i masukan dan keluaran

Lebih terperinci

Adaptor/catu daya/ Power Supply

Adaptor/catu daya/ Power Supply Adaptor/catu daya/ merupakan sumber tegangan DC. Sumber tegangan DC ini dibutuhkan oleh berbagai macam rangkaian elektronika untuk dapat dioperasikan. Rangkaian inti dari catu daya / Power Supply ini adalah

Lebih terperinci

MODUL ELEKTRONIKA DASAR

MODUL ELEKTRONIKA DASAR MODUL ELEKTRONIKA DASAR 1. Resistor Resistor adalah hambatan yang mempunyai nilai hambat tertentu. Resistor biasanya dinyatakan dengan huruf R. Resistor berfungsi untuk membatasi arus. Nilai resistor berbanding

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami. BAB II DASAR TEORI Thyristor merupakan komponen utama dalam peragaan ini. Untuk dapat membuat thyristor aktif yang utama dilakukan adalah membuat tegangan pada kaki anodanya lebih besar daripada kaki katoda.

Lebih terperinci

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter.

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter. TRANSISTOR Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis (B), kolektor (C) dan emitor (E). Untuk membedakan transistor PNP dan NPN

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA Create : Defi Pujianto, S,Kom Resistor Merupakan kokponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik Resistor di bagi menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT

MODUL 05 TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT TUJUAN Mengetahui karakteristik penguat berkonfigurasi Common Emitter Mengetahui

Lebih terperinci

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin BAB I. KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA ANALOG Elektronika adalah suatu bentuk piranti kelistrikan yang menggunakan arus lemah, sehingga tegangan operasionalnya umummnya menggunakan tegangan rendah. Secara umum

Lebih terperinci

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM Adaptor Rate This Alat-alat elektronika yang kita gunakan hampir semuanya membutuhkan sumber energi listrik untuk bekerja. Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current)

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari

Multimeter. NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : Kelas : C2=2014. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Lompat ke: navigasi, cari NAMA : Mulki Anaz Aliza NIM : 1400454 Kelas : C2=2014 Multimeter Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Lompat ke: navigasi, cari Multimeter digital Multimeter atau multitester adalah alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O

Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O Mata kuliah Elektronika Analog L/O/G/O Pengertian Transistor Fungsi Transistor Jenis & Simbol Transistor Prinsip kerja Transistor Aplikasi Transistor Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai

Lebih terperinci

TIN-302 Elektronika Industri

TIN-302 Elektronika Industri TIN-302 Elektronika Industri Komponen elektronik dalam industri Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Komponen Elektronik Komponen elektronik diklasifikasikan menjadi 2: Komponen pasif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Ohm meter. Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Ohm meter. Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ohm meter Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk mengukur hambatan listrik. Alat ukur ohmmeter dipasaran biasanya menjadi satu bagian dengan alat ukur

Lebih terperinci

BAB VI RANGKAIAN & PENGUKURAN

BAB VI RANGKAIAN & PENGUKURAN BAB VI RANGKAIAN & PENGUKURAN 1. Papan sirkuit cetak Gambar 64. Foto dari desain sirkuit dan realisasinya Papan sirkuit cetak (bahasa Inggris: printed circuit board atau PCB) adalah sebuah papan yang penuh

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR)

Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR) Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Silicon Controlled Rectifier (SCR) Tujuan Bagian ini memberikan informasi

Lebih terperinci

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. II. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dioda Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin

Lebih terperinci

TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo TRANSISTOR Oleh : Agus Sudarmanto, M.Si Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Transistor adalah komponen elektronika yang tersusun dari dari bahan semi konduktor yang memiliki 3 kaki yaitu: basis

Lebih terperinci

RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR

RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR Resistor Yang pertama kali akan kita bahas adalah resistor. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Struktur Dioda

Gambar 3.1 Struktur Dioda 1 1. TEORI DASAR Dioda ialah jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda tabung pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam BAB II LANDASAN TEORI Temperatur merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan mesin penetas telur,temperature yang diperlukan berkisar antara 38-39 0 C. Untuk hasil yang optimal dalam Pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 48 BAB I HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. HASIL PERCOBAAN 4.1.1. KARAKTERISTIK DIODA Karakteristik Dioda dengan Masukan DC Tabel 4.1. Karakteristik Dioda 1N4007 Bias Maju. S () L () I D (A) S () L ()

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH ARUS OLEH : DANNY KURNIANTO,ST ST3 TELKOM PURWOKERTO

RANGKAIAN PENYEARAH ARUS OLEH : DANNY KURNIANTO,ST ST3 TELKOM PURWOKERTO RANGKAIAN PENYEARAH ARUS OLEH : DANNY KURNIANTO,ST ST3 TELKOM PURWOKERTO 1. Gelombang Sinus Bentuk gelombang sinus ditunjukkan seperti pada Gambar dibawah ini. Gelombang sinus tersebut sesuai dengan persamaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

struktur dua dimensi kristal Silikon

struktur dua dimensi kristal Silikon PRINSIP DASAR Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang

Lebih terperinci

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran 1. Tujuan : 1 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami operasi dari rangkaian penguat kelas B komplementer. 2 Mahasiswa dapat menerapkan teknik pembiasan

Lebih terperinci

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015

Modul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015 Modul 03: Catu Daya Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan Reza Rendian Septiawan February, 205 Dalam dunia elektronika, salah satu komponen yang paling penting adalah catu daya. Sebagian besar komponen

Lebih terperinci

SIMBOL DAN STRUKTUR DIODA

SIMBOL DAN STRUKTUR DIODA DIODA Dioda dapat digunakan dalam beberapa alat. Sebagai contoh, sebuah perangkat elektronika yang menggunakan baterai sering menggunakan dioda yang fungsinya untuk melindungi perangkat tersebut jika anda

Lebih terperinci

controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas

controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas SCR, TRIAC dan DIAC Thyristor berakar kata dari bahasa Yunani yang berarti pintu'. Dinamakan demikian barangkali karena sifat dari komponen ini yang mirip dengan pintu yang dapat dibuka dan ditutup untuk

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor.

I. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor. SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor. 2.Mengetahui cara membaca nilai kapasitansi suatu kapasitor. 3.Memahami prinsip pengisian dan pengosongan muatan listrik

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e.

1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. a. b. c. d. e. TUGAS MANDIRI KELAS XI SCI Jum at 2 September 2016 1. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari komponen. 2. Perhatikan gambar komponen elektronik di atas, merupakan simbol dari

Lebih terperinci

REKAYASA HARDWARE [HARDWARE ENGINEERING ]

REKAYASA HARDWARE [HARDWARE ENGINEERING ] Komponen listrik pada rangkaian listrik dapat dikelompokkan kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Komponen aktif adalah elemen yang menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

THYRISTOR. SCR, TRIAC dan DIAC. by aswan hamonangan

THYRISTOR. SCR, TRIAC dan DIAC. by aswan hamonangan THYRISTOR SCR, TRIAC dan DIAC by aswan hamonangan Thyristor berakar kata dari bahasa Yunani yang berarti pintu'. Dinamakan demikian barangkali karena sifat dari komponen ini yang mirip dengan pintu yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

Konduktor dan isolator

Konduktor dan isolator Konduktor dan isolator Arus listrik adalah nama yang diberikan untuk aliran elektronelektron (atau pembawa (carrier) muatan negatif). Elektronelektron berputar (to orbit) mengelilingi inti (nucleus) atom.

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu : - Pembinaan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 24 24 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA Kata Pengantar Modul praktikum elektronika dasar ini dibuat untuk memenuhi keperluan praktikum elektronika

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR Nama Nim Semester Fakultas : Rizki : 20083124720650086 : III/pagi : Teknik Informatika Universitas Mpu Tantular Jakarta Timur MODUL I INSTRUMENTASI Teori: Pada praktikum

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sensor dan Transduser

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sensor dan Transduser BAB II DASAR TEORI 2.1 Sensor dan Transduser Transduser adalah alat yang mengubah energi dari suatu bentuk ke bentuk yang lainnya. Transduser dibagi menjadi dua (Petruzella, 1996) yakni transduser input

Lebih terperinci