ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT SEDERHANA BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT SEDERHANA BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS"

Transkripsi

1 ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT SEDERHANA BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: ABDUL HAMID NIM : JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

2 LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT SEDERHANA BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Abdul Hamid s JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSTTAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

3 LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "Analisis Kontrastif Kalimat Sederhana Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 23 Desember 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh galar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta, 27 Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua JurusanlProdi) Dra. Hindun. M.Pd Tanggal?D...M.w:.r.k Qo\6 NIP Sekretaris Jurusan Dona Aii Karunia Putra. MA ao.3"atii NIP t I 015 Penguji I Dr. Darsita Suparno, M. Hum NrP Lxt..:&.gPtY Penguji 2 Dona Aii Karunia Putra. MA o5.t9.1,.fu-'.r NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

4 SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama NIM Jurusan/ Prodi Judul Skripsi Abdul Hamid Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Analisis Kontrastif Kalimat Sederhana Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Dosen Pembimbing Dr. Nuryani, S.Pd, M. A Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya siap bertanggung jawab secara akademis atas apa yang telah saya tulis. I J akarta, 27 F ebruari 20 I 5 iw NIM

5 ABSTRAK Abdul Hamid Analisis Kontrastif Kalimat Sederhana Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Dr. Nuryani, S.Pd, M.A, Februari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas persamaan dan perbedaan pola-pola kalimat sederhana bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan sample penelitian siswa kelas sembilan (IX) SMP Sabiluna Islamic Boarding School 2014/2015. Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan intralingual melalui teknik hubung banding menyamakan (HBS) dan hubung banding membedakan (HBB). Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Ada beberapa persamaan pola kalimat sederhana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. pola yang sama itu yakni N + V + FN, N + V + N, dan N + V + FN + FAdv, dan 2) Perbedaan pola kalimat sederhana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sangat besar. Perbedaan tersebut dikarenakan, 1) penggunaan verba auxiliary dalam bahasa Inggris sangat produktif, sedangkan dalam bahasa Indonesia verba auxiliary tidak ada, 2) perubahan bentuk verba dalam bahasa Inggris yang menyesuaikan aksi dalam kalimat, sedangkan dalam bahasa Indonesia untuk menunjukan aksi dari kalimat tersebut cukup ditambahkan keterangan saja dan verbanya tetap tidak mengalami perubahan, dan 3) pegisi predikat dalam bahasa Inggris harus berbentuk verba, maka tidak jarang dalam dalam kalimat bahasa Inggris verba yang mengisi pungsi verb/predikat bisa lebih dari satu. Ini berbada jauh dengan dengan bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia pengisi fungsi predikat tidak harus berbentuk verba; bisa nomina, frasa nomina, adjektiva, frasa adjektiva, numeralia, dan frasa preposisi. Kata Kunci: Analisis Kontrastif, Kontrastif Kalimat Sederhana bahasa Indonesia dan Inggris. i

6 ABSTRACT Abdul Hamid Contrastive Analysis of Simple Sentences Indonesian and English. Departmen of Indonesian Language and Literature Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Advisor: Dr. Nuryani, S.Pd, M.A, Februari This research aims to determine clearly the similarities and differences in patterns of simple sentences in Indonesian and English. This research is a qualitative descriptive study with a sample of ninth graders (IX) SMP Sabiluna Islamic Boarding School 2014/2015. Data analysis method used is equivalent method intralingual through techniques circuit appeal to equate (CAE) and the circuit appeal differentiate (CAD). Results from this study are as follows: 1) There are some similarities simple sentence patterns of English and Indonesian. The same pattern was the N + V + FN, N + V + N, and N + V + FN + FAdv, and 2) Differences in the pattern of simple sentences in English and Indonesian are very large. The difference is because, 1) the use of auxiliary verbs in English are very productive, whereas in Indonesian auxiliary verbs do not exist, 2) changes in the form of the verb in the English language which adjusts the action in the sentence, while in Indonesian to show the action of the sentence is sufficient added A description and the verb remains unchanged, and 3) pegisi title in English should be shaped verb, it is not uncommon in the English sentence that fills punctures verb verb / predicate can be more than one. It berbada away with the Indonesian. In Indonesian filler predicate function need not be a verb; could be a noun, noun phrase, adjective, adjective phrase, numeralia, and prepositional phrases. Keywords: Contrastive Analysis, Contrastive Sentences Simple Indonesian and English. ii

7 KATA PENGANTAR bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillahi Robbil alamin, segala puji hanya bagi Allah Swt semata, yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, serta kesehatan rohani dan jasmani. Atas izin dan kasih-nya penulis diberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada utusan Allah Swt, yaitu Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, sahabatnya, serta segenap umatnya yang senantiasa mengikuti sunnahnya hingga akhir zaman. Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kepentingan pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Nurlena Rifa i, MA. Ph. D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dra. Hindun, M.Pd, selaku Ketua Prodi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dona Aji Karunia Putra, MA, selaku Sekretaris Prodi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Dra. Mahmudah Fitriah ZA, M.Pd, selaku Penasihat Akademik yang selalu memberikan nasihat-nasihat yang berguna bagi penulis. 5. Dr. Nuryani, S.Pd, M.A, selaku dosen pembimbing. Terimakasih atas ilmu, kesabaran, bimbingan, dan waktu yang diberikan selama penulisan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selama ini telah membekali penulis berbagai ilmu pengetahuan. iii

8 7. Keluarga saya yang tercinta terutama kepada Bapak dan Mama, yang selalu memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis untuk terus maju, dan selalu memberikan kasih sayangnya hingga detik ini. 8. Keluarga Besar Bapak Dr. Fauzan, MA, yang selalu menyemangati dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. 9. Fitria Indriati, S.Pd, yang menjadi penyemangat penulis dalam meyelesaikan skripsi ini. 10. Saudara Boby Aji Pamungkas, Saudara Dio Muhammad, Saudara Permadi Hendra L., Saudara Madsa i, Saudara Septian Cahyo Putro, dan seluruh mahasiswa/mahasiswi PBSI angkatan 2009, teman-temanku seperjuangan, terima kasih atas dukungannya. 11. Keluarga besar Keluarga Mahasiswa Sunan Gunung Djati (KMSGD), terima kasih atas semangat yang telah kalian berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 12. Foto Copy Maju Jaya, Tyo, Uda Is, Rizky yang telah membantu penulis dan untuk berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga semua bantuan, dukungan, dan partisipasi yang diberikan kepada penulis senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. Serta diberikan balasan setimpal dari Allah Swt. Amin. Akhirnya penulis pun berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Jakarta, 27 Februaru 2015 PENULIS iv

9 DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 3 C. Batasan Masalah... 3 D. Rumusan Masalah... 3 E. Tujuan Penelitian... 4 F. Manfaat Penelitian... 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Analisis Kontrastif Pengertian Analisis Kontrastif Hakikat Analisis Kontrastif... 6 B. Sintaksis Definisi Sintaksis Fungsi, Kategori, dan Peranan Sintaksis Satuan Sintaksis C. Kalimat Definisi Kalimat Kalimat Sederhana a. Pola Kalimat Sederhana Bahasa Indonesia b. Pola Kalimat Sederhana Bahasa Inggris D. Penelitian yang Relevan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian B. Populasi dan Sample C. Sumber Data v

10 D. Metode Pengumpulan Data E. Metode Analisis Data BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Data B. Analisis Data C. Interpretasi Data BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA DATA LAMPIRAN vi

11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa memiliki identitas yang berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada struktur dan makna. diketahui bahwa setiap negara memiliki bahasanya sendiri untuk berkomunikasi. Sebagai contoh negara Singapura dengan bahasa melayu, Filipina dengan bahasa tagalog, Perancis dengan bahasa perancis, India dengan bahasa hindi, dll. Di negara Indonesia sendiri ada tiga bahasa yang digunakan, pertama bahasa daerah bahasa khas suatu daerah dari Sabang sampai Marauke, kedua bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia, dan ketiga bahasa Internasional yaitu bahasa Inggris yang digunakan untuk berkomunikasi dengan negara lain. Bahasa Indonesia memiliki persamaan dan berbeda dengan bahasa Inggris. Cara melihat persamaan dan pebedaan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan membandingkan kedua bahasa tersebut. Perihal pembandingan kedua bahasa tersebut, maka diperlukan sebuah analisis yang mampu menjabarkan perbedaan dan perbedaan kedua bahasa baik secara umum atau pun secara khusus. Dalam lingusitik terapan ada sebuh pendekatan yang difokuskan pada penjabaran perbedaan dari kedua bahasa. Pendekatan ini disebut dengan analisi kontrastif atau disingkat Anakon. Anakon merupkan kegiatan untuk mencoba membandingkan struktur atau kaidah-kaidah B1 dengan kaidahkaidah B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antar kedua bahasa disebut. 1 Dengan kata lain, anakon menekankan pada perbandinganan yang akan menghasikan sejumlah perbedaan-perbedaan dari kedua bahasa yang hendak diteliti. Anakon dapat diterapkan pada linguistik mikro dan linguistik makro. 1992), h Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1

12 2 Kajian pada linguistik mikro diarahkan pada struktur internal suatu bahasa tertentu. 2 Ini artinya dalam pengkajian linguistik mikro objek kajianya unsur yang terdapat dalam bahasa itu sendiri. Kajian linguistik mikro terdiri dari fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikologi. Sedangkan dalam linguistik makro, kajiannya diarahkan pada penyelidikan bahasa dalam kaitanya dengan faktor-faktor di luar bahasa. 3 Berarti dalam pengkajian linguistik makro objek kajiannya menyangkutpautkan bahasa dengan faktor luar. Kajian linguistik makro diantaranya sosiolinguistik, psikolinguistik, filologi, dialektologi, dll. Dalam kajian sintaksis terdapat tiga bagian, yaitu frasa, klausa, dan kalimat. Kalimat bahasa Inggris dan bahasa Indonesia memiliki banyak persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan kedua bahasa ini bisa dianalisis dengan cara membandingkan pola kalimat kedua bahasa tersebut. Secara umum orang menggunakan kalimat mulai dari yang sederhan sampai ketahapan yang komplek. Pola kalimat sederhan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan itu dikarenakan ada kekhasan tersendiri, diantaranya ciri strukturnya. Melihat pembahasaan di atas makan peneliti berminat untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan kalimat sederhana Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang digunakan oleh siswa kelas sembilan (IX) Sabiluna Islamic Boarding School dengan pengkajian analisis kontrastif. Oleh karena itu penelitian ini berjudul : Analisis Kontrastif Kalimat Sederhana Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. 2 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h Ibid. h.16

13 3 B. Identifikasi Masalah Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait analisis kontrastif kalimat sederhana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Hal-hal tersebut ialah: 1. Bentuk kalimat sederhana yang digunakan oleh siswa kelas sembilan (IX) Sabiluna Islamic Boarding School dalam bahasa Inggris 2. Bentuk kalimat sederhana yang digunakan oleh siswa kelas sembilan (IX) Sabiluna Islamic Boarding School bahasa Indonesia 3. Persamaan bentuk kalimat sederhana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang digunakan oleh siswa kelas sembilan (IX) Sabiluna Islamic Boarding School. 4. Perbedaan bentuk kalimat bahasa sederhana Inggris dan bahasa Indonesia yang digunakan oleh siswa kelas sembilan (IX) Sabiluna Islamic Boarding School. C. Batasan Masalah Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada pengkontrasan kalimat sederhana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang digunakan oleh siswa kelas sembilan (IX) Sabiluna Islamic Boarding School. D. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimankah bentuk kalimat sederhana yang digunakan oleh siswa kelas sembilan (IX) Sabiluna Islamic Boarding School dalam bahasa Inggris? 2. Apakah persamaan dan perbedaan kalimat sederhana antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang digunakan oleh siswa kelas sembilan (IX) Sabiluna Islamic Boarding School?

14 4 E. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan deskripsi yang lengkap tentang persamaan dan perbedaan kalimat sederhan bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia. F. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Memberi kontibusi ilmiah dalam bidang linguistik menyangkut deskripsi persamaan dan perbedaan kalimat sederhana bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia. 2. Menjadi pijakan teoritis bagi penelitian-penelitian yang sejenis 3. Menambah wawasan penulis tentang struktur linguistik bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

15 BAB II LANDASAN TEORI A. Linguistik Kontrastif 1. Pengertian Analisis Kontrastif Menurut Fisiak Analisis kontrastif, merupakan cabang ilmu linguistik yang sedikit banyak mempunyai sangkutan dengan perbandingan dua bahasa atau lebih dalam rangka untuk menentukan perbedaan dan persamaan di antara mereka. Seperti dalam kutipan dibawah ini. contrastive analysis (CA), or contrastive linguistics, as Fisiak pust it may be roughly defined as a subdiscipline of linguistics concerned whit the comparison of two ot more languages or subsystems of languages in order to determine both the differences and similarities between them. 1 menurut Fisiak analisis kontrastif (CA), atau linguistik kontrastif, merupakan subdisipliner linguistik yang bersangkutan sedikit dengan perbandingan dua bahasa yang lebih atau subsistem bahasa dalam rangka untuk menentukan perbedaan dan persamaan di antara mereka. Pendapat yang sama juga dilontarkan oleh oleh Fallahi yang mengatakan bahwa, Analisis Kontrastif adalah cabang linguistik yang membawa dua sistem bahasa dan membuat perbandingan kedua bahasa tersebut serta berusaha untuk menentukan persamaan dan perbedaan di antara kedua bahasa tersebut. Secara tidak langsung, James mengartikan Analisis Kontrastif sebagai usaha untuk merumuskan persamaan dan perbedaan dalam struktur bahasa. Though the field is explicitly defined to seek to formulate similarities and differences in the structures of languages, yet.. as the term contrastive implies, it is more interested in differences between languages that in their likenesses. 2 Gagasan suatu bidang secara eksplisit didefinisikan sebagai usaha untuk merumuskan persamaan dan perbedaan struktur dalam bahasa, 1 Lotfolah Yarmohammadi, A Contrastive Analaysis Of Persian And English (Grammar, Vocabulary, And Phonology), (Iran: Payame Noor University, 2002), h Ibid. h. 1 5

16 6 namun... lebih tertarik pada perbedaan antara bahasa yang dalam kesamaan. Targan mengatakan bahwa, analisis kontrastif adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan di antara kedua bahasa. 3 Menurut Dr. Firas Ali Suleiman Zawahreh, Analisis Kontrastif dianggap sebagai upaya untuk memprediksi di mana peserta didik mungkin memiliki kesulitan dan sebagai hasilnya membuat kesalahan 4. Bisa disimpulkan bahwa Analisis Kontrastif adalah komparasi sistem-sistem linguistik kedua bahasa yang digunakan sebagai landasan untuk memprediksi kesulitan dan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik dalam belajar berbahasa kedua. 2. Hakikat Analisis Kontrastif Pada 1940-an dan 1950-an kiblat ilmu linguistik mengarah kepada linguistik struktural. Leonard Bloomfield, Edwar Sapir, Charles Hockett, Charles Fries, dan lainnya merupakan para pengemuka-pengemuka ilmu linguistik struktural. Menurut aliran linguistik struktural, tugas seorang linguistik ialah menjabarkan bahasa manusia dan mengenali struktural bahasa-bahasa itu. Dengan kata lain bahasa itu bisa dibongkar menjadi kepingan-kepingan kecil dan kepingankepingan kecil ini bisa dijabarkan dengan secara ilmiah dan bisa dikontraskan yang pada akhirnya memungkinkan para linguis dan guru bahasa memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi oleh pembelajar. Aliran Linguistik Struktural berprinsip bahwa bahasa itu merupakan suatu proses mekanis. Dari prinsip ini, para linguist memandang bahwa bahasa ada kaitanya dengan prilaku penutur sehingga bahasa itu bersifat behavioris. John B. Watson merupakan pakar behavioristik sekaligus pencipta istilah behaviorisme menjelaskan bahwa semua pembelajaran dengan proses pengkondisian kita 3 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1992), h Firas Ali Suleiman Zawahreh, A Linguistic Contrastive Analysis Case Study: Out Of Context Translation Of Arabic Adjectives Into English In Efl Classroom, International Journal Of Academic Research In Business And Social Sciences. Vol. 3, No. 2, 2013, h. 430.

17 7 membangun sederetan koneksi stimulus-respon, dan prilaku-prilaku yang lebih kompleks dipelajari dengan membangun serangkaian atau rantai respon. 5 Teori dari kaum behaviorisme tentang stimulus dan respon mempunyai pengaruh dan peranan penting dalam analisis bahasa. Prinsip dan pandangan ini yang telah mendorong pengembangan pemikiran dalam bidang pendidikan dan pengajaran bahasa. Analisis kontrastif terbentuk dari sebuah telaah teori belajar ilmu jiwa tingkahlaku, dengan kata lain analisis kontrastif lahir dari sebuah teori psikologi. Dasar psikologi analisis kontrastif adalah teori transfer yang diuraikan dan diformulasikan di dalam suatu teori psikologi Stimulus-Respon kaum Behavioris. 6 Perlu dipahami dalam teori belajar ilmu jiwa tingkah-laku ada dua poin penting yang harus di cermati baik-baik, yaitu : a. Kebiasaan (habit), dan b. Kesalahan (error). Jika dikaitkan dengan proses pemerolehan bahasa maka kedua poin ini menjadi : a. Kebiasaan berbahasa (language habit), dan b. Kesalahan berbahasa (language error). Didalam pemerolehan bahasa pertama, anak-anak menguasai bahasa ibunya dengan melalui peniruan. Melalui kegiatan peniruan anak-anak mengembangkan pengetahuannya mengenai struktur, pola kebiasaan bahasa ibunya. Melalui peniruan dan penguatan, siswa atau pembelajar akan mengidentifikasi hubangan antara stimulus dan respon yang merupakan kebiasaan dalam berbahasa kedua. Perlu diketahui bahwa pakar pertama yang melakukan analisi kontratif ialah Grandgent. Grandgent menerbitkan sebuah buku tentang analisis dua bahasa yaitu bahasa Jerman dan bahasa Inggris pada tahun Akan tetapi, Carl James mengatakan bahwa Anakon Modern dimulai pada tahun 1957 dengan tokoh Robet Lado. Melalui bukunya yang berjudul Linguistik Across Cultures, Robet 5 H. Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, terjemahan Noor Cholis dan Yusi Aviano Pareanom, (Amerika Serikat: Pearson Education, Inc, 2008) h Henry Guntur Tarigan, PENGAJARAN ANALISIS KONTRASTIF BAHASA, (Bandung: Angkasa, 1992), h. 3.

18 8 Lado memperkenalkan dan menerapkan Anakon. Robet Lado mengemukakan sebuah hipotesis Anakon yang keras seperti dibawah ini : The plan of book rest on the assumptions that we can predict and describe pattern that will cause difficulty, by comparing systematically the languge and culture to be learned with the native languge and culture of the student. 7 Rencana buku ini bersandar pada asumsi bahwa kita dapat memprediksi dan menjelaskan pola yang akan menyebabkan kesulitan, dengan membandingkan bahasa secara sistematis dan budaya yang harus dipelajari dengan bahasa dan budaya asli siswa. Robet Lado pun memperkuat hipotesisnya dengan ucapan dari C.C. Fries sebagai berikut. The most efficient materials are those that are bace upon a scientific description of the language to be learning, carefully compared with a parallel description of the native language of the learner. 8 Bahan yang paling efisien untuk pembelajaran ialah dasar pada deskripsi ilmiah bahasa yang akan dipelajar, dengan hati-hati dibandingkan dengan deskripsi paralel dari bahasa asli pelajar. Tiga tahun setelah terbitnya buku ini diadakan konpresi meja bundar di washington D.C. yang bertemakan contrastive linguistc and its pedagogical. Kegiatan yang sama diulangi lagi pada tahun 1971 di hawai. Kegiatan-kegiatan ini yang memperkuat kedudukan analisis kontrastif dan bidang linguistik, khususnya pengajaran linguistik. Untuk menjawab usaha memperbesar keberhasilan pengajaran dan pembelajaran bahasa asing atau bahasa kedua. Para penganut Anakon memiliki beberapa asumsi dasar, yaitu : a) Kesukaran-kesukaran utama dalam mempelajari suatu bahasa baru disebabkan oleh interferensi dari bahasa pertama. b) Kesukaran-kesukaran tersebut dapat diprediksi atau diperkirakan oleh analisis kontrastif. 7 Jos Daniel Parera, LINGUISTIK EDUKASIONAL: Metode Pembelajaran Bahasa Analisis Kontrastif Antarbahasa Analisis Kesalahan Berbahasa, (Jakarta: Erlangga, 1997), h Ibid. h. 107.

19 9 c) Materi atau bahan pengajaran dapat memamfaatkan analisis kontrastif untuk mengurangi efek-efek interferensi. Analisis kontrastif memang lebih berhasil dalam bidang fonologi dari pada bidang-bidang bahasa lainnyan. 9 Dalam Anakon istilah interferensi dan trasfer akan selalu muncul dalam setiap analisis. Karena sebagaian pakar meyakini bahwa interferensi dan trasfer merupakan salah satu faktor penghabat pemerolehan bahasa kedua. Istilah interfensi dipergunakan oleh kalangan psikologi untuk menunjukan pengaruh tingkah laku yang lama terhadap hal-hal baru yang sedang dipelajari. Para sosiolinguistik mempergunakan istilah interfensi untuk merujuk ke interaksi berbahasa, seperti pinjaman linguistik dan alih kode yang terjadi sewaktu dua paguyuban bahasa berkontak. 10 Uriel Weinreich mendefinisikan interferensi sebagai : Those instances of deviation from the norms of either language which occur in the speech of billinguals as a result of their familiarity with more than one language, i.e., as a result of language in contact,will be referred to as interference phenomena. Hal tersebut contoh penyimpangan dari norma-norma baik bahasa yang terjadi dalam pidato billingual sebagai hasil dari keakraban dengan lebih dari satu bahasa, yaitu sebagai hasil dari kontak bahasa disebut sebagai fenomena interferensi. Para penganut Anakon berpendapat timbulnya interferensi disebabkan ketidakfamiliaran penutur bahasa pertama dengan bahasa kedua yang dipelajari. Menurut Weinreich dan Haugen interferensi tidak dapat dihindarkan walaupun kecil, hal ini dilihat dari hasil observasi interaksi bahasa antara penutur bilingual dan monolingual. Sedangkan menurut penganut Anakon kemungkinan besar interferensi terjadi karena kurangnya kebilingualan seseorang. Istilah transfer menurut para pakar psikologi tingkah laku merujuk kapada satu proses penggunaan pengalaman yang silam secara otomatis, tak terkendali, dan bahwa sadar dalam usaha menjawab tantangan baru. Dalam hal ini dapat terjadi 9 Henry Guntur Tarigan, PENGAJARAN ANALISIS KONTRASTIF BAHASA, (Bandung: Angkasa, 1992), h Jos Daniel Parera, LINGUISTIK EDUKASIONAL: Metode Pembelajaran Bahasa Analisis Kontrastif Antarbahasa Analisis Kesalahan Berbahasa, (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 105.

20 10 transfer negatif dan trasfer positif. Trasfer negatif terjadi jika tingkah laku atau kebiasaan yang lama tidak terdapat dalam situasi yang baru, sedangkan transfer positif terjadi jika tingkah laku atau kebiasaan lama dan baru memiliki persamaan. Terkait pengajaran bahasa menurut paham teori psikologi behaviorisme, kesalahan berbahasa terjadi karena trasfer negatif. Penggunaan sistem B1 dalam ber-b2, sedangkan sistem itu berbeda dalam B2 (bahasa kedua). Perbedaan sistem bahasa ibu dapat diidentifikasi melalui B1 (bahasa pertama atau ibu) dengan B2. Interfernsi terjadi dari penutur bilingual yang secara sadar dan familiar mengetahui dua bahasa tersebut dan menggunakan campur dari dua bahasa tersebut akan menimbulkan alih kode atau campur kode. Sedangkan transfer terjadi untuk perpindahan bahasa yang menyebabkan kesalahan karena bentuk struktur yang tidak sama atau penggunaan yang tidak sama. Untuk memperoleh gambaran yang jelas, mari kita perhatikan gambar dibawah ini. Situasi Bilingual Situasi Belajar B1 B2 B1 B2 Campur kode/ alih kode = interferensi Trasfer = pindahan B. Sintaksis 1. Definisi Sintaksis Menurut kamus, Sintaksis berasal dari kata Yunani, Syn yang artinya bersama-sama, dan taksi yang berarti rangkaian, urutan, dan pengaturan. Secara terminologi, sintaksis dapat digambarkan sebagai studi dari aturan atau hubungan yang dipolakan untuk mengatur cara kata secara bersamasama dalam suatu kalimat ), h Muhamamad Farkhan, An Introduction To Linguistics, (Jakarta: UIN Jakarta Press,

21 11 Abdul Chaer mengatakan bahwa, sintaksis ialah membicarakan perihal penataan dan penempatan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. 12 Djoko Kentjono mengatakan bahwa, sintaksis adalah ilmu yang menelaah struktur satuan bahasa yang lebih besar dari kata, mulai dari frasa hingga kalimat. 13 Menurut Henry Guntur Tarigan, sintaksis adalah salah satu cabang tata bahasa yang membicarakan struktur-struktur kalimat, klausa, dan frasa. 14 Dalam kajian sintaksis, Linguistik Tradisional yang berkembang sejak zaman Yunani sangat tegas dalam memisahakan kajian morfologi dan kajian sintaksis. Kajian morfologi bertumpu pada kajian mengenai kata; sedangkan kajian sintaksis bertumpu pada satuan kalimat. Kajian morfologi bergelut pada analisis kata, sedangkan sintaksis bergelut pada analisis satuan kalimat. Satuan frasa dan klausa yang belum dikenal. Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sintaksis adalah suatu telaah dalam cabang tata bahasa yang membicarakan struktur-struktur kalimat, kalusa, dan frasa. Ketika membicarakan struktur sintaksis yang pertama yang harus dibahas mengenai fungsi sintaksis, kategori sintaksis, dan peran sintaksis. Ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan dalam pembahasan mengenai sintaksis. 2. Fungsi, Kategori, dan Peran Sintaksis Fungsi sintaksis adalah semacam kotak-kotak atau tempat-tempat dalam struktur sintaksis yang kedalamannya akan diisikan kategori-kategori tertentu. Kotak-kotak itu bernama subjek (S), predikat (P), objek (O), komplemen (Kom), dan keterangan (Ket) 15. Contohnya terdapat dalam kalimat sebagai berikut: (1) Nenek melirik kakek tadi pagi 12 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h Liberti P. Sihombing dan Djoko Kentjono, Sintaksis dalam Kushartanti, dkk (ed), Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), h Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Sintaksis, (Bandung: Angkasa, 1986), h Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h. 207.

22 12 Dalam kalimat diatas ada tempat-tempat kosong yang bernama subjek diisi oleh kata nenek, tempat kosong yang bernama predikat diisi oleh kata melirik, tempat kosong yang bernama objek diisi oleh kata kakek, dan tempat kosong yang bernama keterangan diisi oleh frase tadi pagi. Jenis atau tipe kata yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis merupakan kategori sintaksis. Kategori sintaksis berkenaan dengan istilah nomina (N), verba (V), adjektiva (A), adverbial (Adv), Numeralia (Num), proposisi (Prep), konjungsi (Konj), dan pronominal (Pron). Nomina, verba, adjektifa merupakan kategori utama, sedangkan adverbial, numerali, proposisi, konjungsi dan pronominal adalah kategori tambahan. Selain kategori sintaksis yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis ada juga pengisi lainnya yang disebut dengan peranan sistaksis. Peranan sintaksis berkenaan dengan istilah pelaku, penderita, dan penerima. Ambilah contoh kalimat sebagai berikut: (2) nenek membaca komik dalam kalimat di atas nenek pengisi fungsi sintaksis S dengan kategori nomina yang berperan pelaku, membaca pengisi fungsi sintaksis P dengan kategori verba yang berperan tindakan, dan komik pengisi fungsi sintaksis O dengan kategori nomina berperan sasaran. Susunan fungsi sintaksis tidak selalu harus S, P, O, dan K. misalkan dalam kalimat: (3) Keluarlah nenek dalam kamarnya mempunyai fungsi sintaksis P, S, dan K. begitupun fungsi K dalam kalimatkalimat dibawah ini mempunyai posisi yang tidak sama (4a) Tadi pagi nenek melirik kakek (4b) Nenek tadi pagi melirik kakek (4c) Nenek melirik kakek tadi pagi Keempat fungsi sintaksis tidak selalu ada bersaman dalam suatu struktur contohnya dalam kalimat (4b) yang tidak mempunyai fungsi objek. Melihat hal tersebut muncul sebuah pertanyaan sederhana fungsi-fungsi sintaksis mana yang harus selalu ada dan fungsi-fungsi sintaksis yang mana jika tidak ada pun tidak

23 13 akan merubah kontruksi sebuah struktur sintaksis. Banyak pakar yang berpendapat bahwa struktur sintaksis minimal harus ada fungsi sintaksis subjek dan fungsi sintaksis predikat, sedangkan fungsi sintaksis objek dan keterangan boleh tidak muncul terlebih mengingat kemunculan objek ditentukan oleh transitif atau tidaknya verba yang mengisi fungsi sintaksis predikat dan fungsi sintaksis keterangan hanya muncul ketika diperlukan. 3. Satuan Sintaksis Ada lima macam dalam satuan gramatikal, yaitu kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Jika disusun secara hierarkial kata merupakan satuan terkecil yang membentuk frase. Lalu, frase membentuk klausa, klausa membentuk kalimat, dan kalimat membentuk wacana. Wacana Kalimat Klausa Frasa kata Hierarki pertama adalah kata, kata dalam satuan sintaksis merupakan satuan terkecil, yang secara hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar, yaitu frase. 16 Kata dapat digolongkan menjadi dua jenis besar, yaitu kata penuh dan kata tugas. Kata penuh adalah kata yang secara leksikal memiliki makna, mempunyai kemungkinan untuk mengalami proses morfologis, merupakan kelas terbuka dan dapat berdiri sendiri sebagai sebuah satuan turunan. 17 Kata penuh masih dibedakan menjadi kata-kata yang termasuk kategori nomina, verba, adjektiva, adverbia, dan numeralia, sedangkan kata tugas ialah kata yang secara leksikal tidak mempunyai makna, tidak mengalami proses 16 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h Ibid. h. 219.

24 14 morfologis, merupakan kelas tertutup, dan di dalam peraturan tidak bisa berdiri sendiri. 18 Preposisi dan konjungsi termasuk ke dalam kategori kata tugas. Hierarki kedua adalah frasa, Menurut Muhammad Farkhan, frasa dapat didefinisikan sebagai struktur sintaksis yang memiliki sifat sintaksis berasal dari pusat. 19 Struktur sintaksis tersebut harus dalam bentuk kelompok kata dan berfungsi sebagai satu kesatuan dalam sintaks. Klausa memiliki kombinasi verba subjek-terbatas, akan tapi frasa tidak memiliki kedua subjek dan kata kerja yang terbatas. Menurut Abdul Chaer, Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau lazim disebut sebagai gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. 20 Frasa dikatakan nonpredikatif karena frase tidak dibentuk dari dua unsur yang berstruktur subjek - predikat atau predikat-objek. Contohnya kontruksi tata boga dan inter lokalbukanlah frasa, sedangkan kontruksi belum makan dan tanah tinggi merupakan frasa. Dari penjabaran tersebut jelas nyatanya frasa merupakan konsituen pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Hierarki ketiga adalah klausa, klausa adalah suatu bentuk linguistik yang terdiri dari subjek dan predikat. 21 Menurut Abdul Chaer, klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata yang berkontruksi predikatif. Muhammad Farkan juga mengatakan yang sama terkait definis klausa, bahawa klausa merupakan kelompok kata yang terdiri dari subjek dan predikat meskipun di dalamnya terdapat klausa tidak terbatas yang dimana subjeknya sering tidak secara eksplisit diberikan. Dari ketiga definisi tersebut jelas bahwa klausa merupakan kontruksi yang didalamnya harus ada kompnen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan keterangan. Selain fungsi predikat dikatakan wajib dalam kontuksi klausa, fungsi subjek pun boleh dikatakan wajib ada dalam kontuksi klausa, sedangkan fungsi yang lain bersifat h Ibid. h Muhammad Farkhan, In Introduction To Linguistics, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), 20 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Sintaksis, (Bandung: Angkasa, 1986), h Ibid, h. 74.

25 15 tidak wajib. Contoh kontuksi kamar mandi bukanlah sebuh klausa karena hubungan komponen kamar dengan komponen mandi bukalah bersifat predikatif. Namun kontruksi nenek mandi merupakan sebuah klausa kerena hubungan komponen nenek dan komponen mandi bersifat presikatif, nenek adalah pengisi fungsi subjek dan mandi adalah pengisi fungsi predikat. Hierarki yang keempat adalah kalimat. Kalimat adalah satuan bahasa yang mengatakan sesuatu dalam struktur memperbaiki tata bahasa dan tanda baca, dan ditandai dalam kebanyakan bahasa dengan kehadiran sebuah kata kerja yang terbatas. 22 Pendapat lain mengatakan, kalimat adalah satuan bahasa yang secara reklatif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa. 23 Kalimat sebagai satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi apabila diperlukan, dan disertai dengan intonasi final 24. Dari beberapa penjelasan diatas bisa ditari secara garis besar, bahwa yang terpenting dalam kontuksi kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final, sedangkan konjungi ada jika diperlukan saja. Konstituen dasar biasanya berbentuk suatu klasua. Seandainya sebuah klausa diberikan intonasi final, maka akan terbentuklah sebuah kalimat. Hierarki yang terakhir dalam satuan gramatikal adalah wacana. Wacana adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam satuan bangun bahasa. 25 Abdul Chaer mendefiniskan wacana sebagai satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. 26 Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka wacana memiliki sebuah konsep dan gagasan yang membentuk suatu bangunan bahasa yang utuh yang bisa dipahami oleh pembaca. Sebagai satuan gramatikal tertinggi, ini artinya wacana 22 Muhammad Farkhan. In Introduction To Linguistics. Jakarta: UIN Jakarta Press h Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Sintaksis, (Bandung: Angkasa, 1986), h Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h Liberti P. Sihombing dan Djoko Kentjono, Sintaksis dalam Kushartanti, dkk (ed), Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), h Op. Cit, h. 267.

26 16 dibentuk dari kalimat-kalimat yang sudah minimal memenuhi syarat sebagai satuan gramatiakal dan maksimal memenuhi persyaratan kewacanaan lainnya seperti, kekohesian, keterpaduan dengan konteks, dll. Dalam tataran sintasksis kata dan wacana tidak dibahas secara mendalam, yang dibahas secara mendalam adalah frasa, klausa, dan kalimat. Kata tidak dibahasa secara mendalam karena kata satuan terbesar dalam tataran morfologi dan bidang morfologi yang lebih banyak membahas mengenai kata. Wacana merupakan satuan yang paling tinggi dalam tataran gramatikal dan bidang semantik yang mengulas lebih dalam mengenai wacana. C. Kalimat 1. Definisi Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa yang mengatakan sesuatu dalam struktur memperbaiki tata bahasa dan tanda baca, dan ditandai dalam kebanyakan bahasa dengan kehadiran sebuah kata kerja yang terbatas. 27 Pendapat lain mengatakan, kalimat adalah satuan bahasa yang secara reklatif dapat berdiri sendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dari klausa. 28 Abdul Chaer mendifinisikan kalimat sebagai satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi apabila diperlukan, dan disertai dengan intonasi final 29. Dari beberapa penjelasan di atas bisa ditari secara garis besar, bahwa kalimat merupakan satuan bahasa yang dibentuk oleh klausa dan secara relatif dapat berdiri sendiri dengan disertai intonasi akhir. Dalam kontuksi kalimat hal yang harus ada ilah konstituen dasar dan intonasi final, sedangkan konjungi ada jika diperlukan saja. Konstituen dasar biasanya berbentuk suatu klasua. Seandainya sebuah klausa diberikan intonasi final, maka akan terbentuklah sebuah kalimat. h Muhammad Farkhan. In Introduction To Linguistics. Jakarta: UIN Jakarta Press Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Sintaksis, (Bandung: Angkasa, 1986), h Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h. 240.

27 17 2. Kalimat Sederhana Kalimat sederhana atau inti adalah kalimat yang dibentuk dari klausa inti yang lengkap bersifat deklaratif, aktif, atau netral. Muhammad Farkhan mendefinisikan kalimat sederhana sebagai kalimat yang terdiri dari klausa independen tunggal tanpa klausa dependen. 30 Dari penjelasan di atas jelas bahwa kalimat sederhan dibentuk oleh satu klausa. Klausa dibentuk oleh subjek dan predikat. 31 Ini artinya kontruksi kalimat sederhana berupa subjek dan predikiat. a. Pola Kalimat Sederhana Bahasa Indonesia Pola kalimat sederhana bahasa Indonesia sebagai berikut: FN + FN Ibu dokter 2. FN + FV Kakak berbaring 3. FN + FA Bajunya sempit 4. FN + Fnum Uangnya dua juta 5. FN + FP Buku itu di lemari 6. FN + FV + FN kami belajar linguistik 7. FN + FV + FN + FN Ibu memblikan adik boneka 30 Ibid, h Hanry Guntur Tarigan, PENGAJARAN SINTAKSIS, (Bandung: Angkasa, 1986), h Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007), h

28 18 Keterangan : FN = Frasa Nomina FV = Frasa Verba FA = Frasa adjektif FNum = Frasa Numeral FP = Frasa Preposisi Secara umum struktur kalimat sederhan bahasa Indonesia diisi oleh subjek, predikat, objek, dan keterangan. Unsur yang harus ada dalam kalimat minimal subjek dan predikat, sedangkan objek dan keterangan boleh tidak ada; apalagi mengingat kemunculan objek ditentukan verba yang mengisi predikat; dan fungsi keterangan hanya hadir disaat dibutuhkan saja. Dalam bahasa Indonesia untuk menunjukan waktu berlangsungnya sebuah tindakan yang ditunjukan oleh verba pengisi predikit dalam kalimat hanya perlu menambahkan kata yang menunjukan keterangan waktu. Contohnya: b. Saya makan nasi c. Saya telah makan nasi d. Saya sudah makan nasi e. Saya akan makan nasi f. Saya sedang makan nasi Pada contoh kalimat di atas, kata telah dan sudah menunjukan sebuah tindakan yang sudah selesai, kata kata akan menunjukan tindakan yang akan dilakukan, dan kata sedang menunjukan tindakan tersebut sedang berlangsung.

29 19 b. Pola Kalimat Sederhana Bahasa Inggris Pola kalimat sederhana bahasa Inggris sebagai berikut: 33 a. NP be Adj Food is good b. NP be Adv The girl is here c. NP be NP My brother is a doctor d. NP VP Girls smile e. NP VP NP The girls bought a dress f. NP VP NP The basketball chose Charlotte captai NP team He considered Her brilliant Adj I thought the caller you Pronoun We supposed him upstairs Adv I imagined Her eating V, present participle I Believed Him seated V, past participle We considered Her in the way Pp Keterangan : 33 J.D. Parera, Dasar-Dasar Analisis Sintaksis, (Jakarta : Erlanga, 2009), h.28

30 20 N = Noun (nomina) V = Verb (verba) Adj = Adjective (adjektif) Adv = Adverb (adverbial) Pp = Preposition phrases (frasa preposisi) Secara umum struktur kalimat sederhan bahasa Inggris sama dengan bahasa Indonesia yaitu diisi oleh subjek, predikat, objek, dan keterangan. Dalam bahasa Inggris untuk menunjukan waktu berlangsungnya sebuah tindakan yang ditunjukan oleh verb pengisi predikit (verb) dalam kalimat disebut tenses. Rumusan tenses sebagai berikut: Simple Present I study English every day. 2. Simple Past He played football yesterday 3. Simple future I am going to study English next year. 4. Present continuous I am studying English now. 5. Past Continuous I was studying English when you called yesterday. 6. Future Continuous I will be studying English when you arrive tonight. 7. Present Perfect I have studied English in several different countries. 8. Past Perfect I had studied a little English before I moved to the U.S. 9. Future Perfect I will have studied every tense by the time I finish this course 34 http//w.w.w.english Page - Verb Tense Tutorial.htm

31 21 D. Penelitian yang Relevan Suatu penelitian yang sudah dilakukan dapat dijadikan sebagai titik tolak dan acaun untuk penelitian-penelitian berikutnya. Oleh sebab itu, sangat penting untuk melihat penelitian-penelitain sebelumnya untuk mengetahui relevansinya terhadap penelitian yang berikutnya. Berikut adalah penelitian-penelitian yang berkaitan dengan analisis kontrastif bahasa Indonesia sebagai bahasa pengajaran kedua. Pertama, Nanan Abdul Manan dari STKIP Muhammadiyah Kuningan dengan penelitian Analisis Kontrastif Pengandaian Bahasa Indonesia Dengan Bahasa Inggris. Penelitian ini mengkontraskan kata pengandaian bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris. Hasil penelitian ini ialah persamaan dan perbedaan dilihat secara struktural. persamaan kalimat pengandaian dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yaitu dengan adanya kata khusus yang digunakan dalam kalimat pengandaian ini, dalam Bahasa Indonesia menggunakan jika, seandainya, seumpama, dan apabila, sedangkan dalam Bahasa Inggris menggunakan kata if dalam membuat kalimat pengandaian ini. Sedangkan perbedaannya adalah dalam Bahasa Indonesia tidak mengenal perbedaan waktu pengucapan. Kalimat pengandaian diatas ini diucapkan sama meskipun kalimat ini diucapkan sekarang (present), masa depan (future), ataupun masa lalu (past). Dikarenakan perbedaan waktu maka kata kerja yang digunakan dalam masing-masing tenses berbeda, sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak ada perbedaan kata kerja. Kedua, Kopmahun Konni Kobak dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Samratulangi Manado dengan penelitian Analisis Kontrastif Kata Ganti Orang Bahasa Inggris dan Bahasa Yali. Penelitian ini mengkontraskan kata ganti orang bahasa Indonesia dengan bahasa Yali. Hasil penelitian ini ialah persamaan kata ganti baik bahasa Inggris dengan bahasa Yali ada 8 jenis kata ganti. Kata ganti bahasa Inggris terdiri dari kata ganti orang, kata ganti penunjuk, kata ganti kepunyaan, kata ganti penghubung, kata ganti maskulin, kata ganti feminim, dan kata ganti netral. Untuk kata ganti bahasa Yali yaitu, kata ganti orang, kata ganti orang tunggal, kata ganti orang pertama jamak, kata ganti orang kedua tunggal, kata ganti orang ketiga jamak, kata ganti orang ketiga tunggal maskulin, kata ganti

32 22 orang ketiga feminim, kata ganti orang ketiga jamak, dan kata ganti orang netral. Perbedaan kata ganti bahasa Inggris dan bahasa Yali baik dari segi bentuk dan maknanya tidak ditemukan sebuah perbedaan. Ketiga, Dr. Gusti Astika, MA dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dengan penelitian Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Asing. penelitian ini menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua atau bahasa pembelajaran untuk orang asing. Penelitian ini mengungkapkan aspek-aspek yang lebih spesifik, yaitu kesalahan pemakaian awalan me yang dibuat oleh penutur asing yang belajar bahasa Indonesia secara formal di kelas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa frekuensi paling besar yang dilakukan penutur asing adalah kesalahan penggunaan atau tidak digunakannya awalan me- dari pada pemakaian imbuhan yang lain. Persamaan penelitian ini dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah objek yang dijadikan pengkajiannya adalah bahasa Indoensia dan bahasa Inggris, selain itu persamaan juga tampak pada pendekatan pengkajiannya yaitu menggunakan analisis kontrastif. Adapun perbedaannya penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu objek yang hendak diteliti. Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah kalimat sederhana dari bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, sedangakan penelitian sebelumnya obejk penelitiannya pada tataran morfologi (imbuhan), kata ganti, dan kalimat pengandaian.

33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data tulisan atau lisan di masyarakat bahasa. 1 Untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan kalimat sederhana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, penulis melakukan tiga tahapan, yaitu tahapan pengumpulan data, penganalisisan data, dan penyajian hasil analisis data. B. Populasi dan Sampel Objek dalam penelitian ini adalah SMP Sabiluna Islamic Boarding School Pondok Ranji. Subjek penelitian ini hanya siswa kelas sembilan (IX) tahun ajaran 2014/2015. Kelas sembilan berjumlah 14 siswa dengan pengampu mata pelajaran bahasa Inggrisnya Mr. Abdul Halim S. Pd. Data dalam penelitian ini diambil 50% dari jumlah populasi yang ada. C. Sumber Data Data dalam penelitian ini berbentuk data tulisan kalimat sederhana bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Data kalimat sederhan bahasa Inggris dalam penelitian ini didapatkan dari karangan siswa kelas sembilan (IX) SMP Sabiluna Islamic Boarding School. Sedangkan data kalimat sederhana bahasa Indonesia, hasil terjemahan dari karangan siswa kelas sembilan (IX) SMP Sabiluna Islamic Boarding School. Artinaya data bahasa Indonesia merupakan data yang diperoleh melalui intuisi peneliti karena peneliti merupakan penutur asli dari bahasa yang sedang diteliti. Alasan peneliti memilih Sabiluna Islamic Boarding School sebagai sumber data penelitian adalah karena sekolah ini berbasis moderen 1 T. Fatimah Djdjsudarma, Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian, (Bandung: PT. Eresco, 1993), h

34 24 dengan tidak meniggalkan asas nilai keislaman serta penanaman bahasa Inggris yang cukup kompetitif. D. Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan metode simak, yaitu metode yang digunakan utnuk memperoleh data dengan cara peneliti melakukan penyimakan penggunaan bahasa. 2 Cara kerja pengumpulan data penelitian ini diawali dengan membaca secara intensif, mengamati serta mencermati kaliamt sederhana bahasa Inggris yang digunakan dalam karangan siswa kelas sembilan (IX) SMP Sabiluna Islamic Boarding School. Seluruh data yang ditemukan selanjutnya dipindahkan ke kartu data dengan teknik catat. E. Metode Analisis Data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode padan intralingual, yaitu metode analisis bahasa dengan cara menghubung bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda. 3 Metode ini dijabarkan dengan teknik hubung banding menyamakan (HBS) dan hubung banding membedakan (HBB). 2 Mahsun, M.S, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi,Metode,dan Tekniknya, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2005), h Ibid. h. 118.

35 BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Dibawah ini hasil catatan peneliti tentang kalimat sederhan yang diambil dari hasil karangan siswa SMP Sabiluna Islamic Boarding School kelas sembilan (IX). Tabel 1.1 Kalimat Sederhana Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia No. Data Bahasa Inggris Bahasa Indonesia 1. Data 1 I have two cats Saya mempunyai dua kucing 2. Data 2 His name are loly and cimot namanya loly dan cimot 3. Data 3 They are not closely each other Mereka tidak dekat satu sama lain 4. Data 4 She likes fish, ice cream, chocolate, chesee, etc. Dia suka ikan, es krim, keju, dll. 5. Data 5 We are a family Kita keluarga 6. Data 6 My name is Nabila Nur Fitri Namaku adalah Nabila Nur Fitri 7. Data 7 I have five best friends Saya mempunyai lima sahabat terbaik 8. Data 8 I and my friends drive Mos Temanku dan aku mengendarai Mos 9. Data 9 He is always evil in the class Dia selalu jahat di kelas 10. Data 10 His father is Iwan Ayahnya adalah Iwan 11. Data 11 Ozi wants to be ulama in the future Ozi ingin menjadi ulama dimasa depan 25

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi kesulitan dan kesalahan. Hal itu terjadi akibat siswa tersebut masih menggunakan pengetahuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Penggunaan Frasa dan Klausa Bahasa Indonesia (Kunarto) 111 PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Kunarto UPT Dinas Pendidikan Kacamatan Deket Kabupaten Lamongan

Lebih terperinci

PENGAJARAN NAHWU ANAKON. Oleh: Dr. Maman Abdurrahman, M. Ag

PENGAJARAN NAHWU ANAKON. Oleh: Dr. Maman Abdurrahman, M. Ag PENGAJARAN NAHWU ANAKON BERBASIS LESSON STUDY Oleh: Dr. Maman Abdurrahman, M. Ag Hakekat Analisis Kontrastif Aliran Linguistik Struktural berprinsip bahwa bahasa itu se-bagai suatu proses mekanis. bahasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2003 : 588), konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. Secara garis besar kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011

ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011 1 ANALISIS POLA KALIMAT TUNGGAL PADA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNTUK SMA TERBITAN YUDHISTIRA 2011 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA. Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik.

PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA. Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik. PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik Abstract The language change could occur at all levels, both phonology,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur bahasa terdiri atas beberapa tingkatan yaitu kata, frasa, klausa dan kalimat. Frasa merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa,

Lebih terperinci

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA Interferensi Bahasa Indonesia dalam Pemakaian Bahasa (Lilik Uzlifatul Jannah) 81 INTERFERENSI BAHASA INDONESIA DALAM PEMAKAIAN BAHASA INGGRIS PADA WACANA TULIS SISWA Lilik Uzlifatul Jannah Alumni Pascasarjana

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) WILDASARI NIM 110388201136

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi, disertasi dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan analisis kontrastif, adverbial

Lebih terperinci

J.C. Sutoto Pradjarto

J.C. Sutoto Pradjarto INTERFERENSI GRAMATIKAL BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA INGGRIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEMAMPUAN PRODUKTIF PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS TINGKAT PEMULA J.C. Sutoto Pradjarto Program Studi Bahasa Inggris,

Lebih terperinci

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang Oleh: Murliaty 1, Erizal Gani 2, Andria Catri Tamsin 3 Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. Menulis esai dalam bahasa Inggris membutuhkan kemampuan dalam memilih kata dan menggunakan

Lebih terperinci

Akhmad Arif Dosen Pembimbing: Diah Puspito Wulandari, ST., MSc.

Akhmad Arif Dosen Pembimbing: Diah Puspito Wulandari, ST., MSc. SISTEM TUTOR CERDAS DENGAN PENDEKATAN BERBASIS ATURAN UNTUK MEMPELAJARI KALIMAT MAJEMUK DALAM BAHASA INGGRIS Akhmad Arif 2209105085 Dosen Pembimbing: Diah Puspito Wulandari, ST., MSc. Daftar Isi Latar

Lebih terperinci

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 108 BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 6.1 Kalimat Sederhana Siswa sekolah dasar dalam mempelajari bahasa Inggris selain mendengarkan, dan berbicara, siswa juga dituntut untuk

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SASTRA CHINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PROGRAM STUDI SASTRA CHINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANALISIS KONTRASTIF KATA KETERANGAN WAKTU DALAM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA MANDARIN SKRIPSI DISUSUN OLEH : HENDRASINURAT 070710017 PROGRAM STUDI SASTRA CHINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang dapat berdiri sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu maksud dari pembicara. Secara tertulis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain ( Kridalaksana,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain ( Kridalaksana, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Frasa Verba Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS MOTO IKLAN ROKOK BERBAHASA INGGRIS SKRIPSI diajukan untuk memenuhi Ujian Sarjana pada Program Studi Bahasa Inggris Fakultas Bahasa Universitas Widyatama Oleh: R. Harisma

Lebih terperinci

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS VERBA SEE DAN HEAR DALAM NOVEL EXCLUSIVE DAN THE RAINMAKER KARYA SANDRA BROWN DAN JOHN GRISHAM

ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS VERBA SEE DAN HEAR DALAM NOVEL EXCLUSIVE DAN THE RAINMAKER KARYA SANDRA BROWN DAN JOHN GRISHAM ANALISIS SINTAKTIS DAN SEMANTIS VERBA SEE DAN HEAR DALAM NOVEL EXCLUSIVE DAN THE RAINMAKER KARYA SANDRA BROWN DAN JOHN GRISHAM S K R I P S I diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu persyaratan

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat tunggal bahasa Sula yang dipaparkan bahasan masaalahnya mulai dari bab II hingga bab IV dalam upaya

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

DESKRIPSI STRUKTUR FRASA BERDASARKAN JENIS KATA UNSUR PEMBENTUKNYA PADA WACANA TEKS EKSPLANASI DALAM BUKU TEKS SMP KELAS VII

DESKRIPSI STRUKTUR FRASA BERDASARKAN JENIS KATA UNSUR PEMBENTUKNYA PADA WACANA TEKS EKSPLANASI DALAM BUKU TEKS SMP KELAS VII i DESKRIPSI STRUKTUR FRASA BERDASARKAN JENIS KATA UNSUR PEMBENTUKNYA PADA WACANA TEKS EKSPLANASI DALAM BUKU TEKS SMP KELAS VII SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS SINTAKSIS Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. A. STRUKTUR SINTAKSIS Untuk memahami struktur sintaksis, terlebih dahulu kita harus Mengetahui fungsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Kumpulan kata mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya frasa merupakan kelompok kata atau gabungan dua kata atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar Book: an ESL/ EFL- Teacher

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN SKRIPSI

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN SKRIPSI KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN SKRIPSI Usulan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 FRASA VERBA DALAM NOVEL SEBUAH LORONG DI KOTAKU KARYA NH. DINI : ANALISIS TEORI X-BAR SKRIPSI OLEH SRI YOHANNA ARITONANG 080701020 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan.

TAG QUESTION. Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. TAG QUESTION Tag Question merupakan bentuk pertanyaan berekor yang fungsinya untuk mempertegas suatu pertanyaan. Syarat utama dalam membuat question tag adalah: Apabila kalimat utamanya / pernyataannya

Lebih terperinci

SKRIPSI TOMMY TANDY NIM :

SKRIPSI TOMMY TANDY NIM : ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT TANYA BAHASA INGGRIS DAN BAHASA MANDARIN SKRIPSI Oleh : TOMMY TANDY NIM : 070710027 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI S-1 SASTRA CINA MEDAN 2011

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013

ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013 ANALISIS KESALAHAN SINTAKSIS PADA TEKS DALAM BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS X SMA KURIKULUM 2013 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PENYIAR PROGRAM SEMBANG SEKAMPUNG RADIO PANDAWA EDISI MARET-APRIL 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PENYIAR PROGRAM SEMBANG SEKAMPUNG RADIO PANDAWA EDISI MARET-APRIL 2015 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS CAMPUR KODE BAHASA PENYIAR PROGRAM SEMBANG SEKAMPUNG RADIO PANDAWA EDISI MARET-APRIL 2015 ARTIKEL E-JOURNAL diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal yang wajib diketahui dan dipenuhi yang terdapat pada bahasa Arab dan bahasa Inggris atau bahasa-bahasa

Lebih terperinci

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DAN PERLOKUSI PADA GURU MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Oleh RASMIAYU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN STRUKTUR KALIMAT PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ANALISIS KESALAHAN STRUKTUR KALIMAT PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ANALISIS KESALAHAN STRUKTUR KALIMAT PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana, 2008:143). Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

RISKI EKA AFRIANTI NIM

RISKI EKA AFRIANTI NIM ANALISIS KESALAHAN FRASE PADA KARANGAN NARASI MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI ARTIKEL E-JOURNAL diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu media terpenting untuk berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan. Salah satu bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS XII IPS 3 SMA NEGERI 1 SUMBERLAWANG SKRIPSI

ANALISIS KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS XII IPS 3 SMA NEGERI 1 SUMBERLAWANG SKRIPSI ANALISIS KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS XII IPS 3 SMA NEGERI 1 SUMBERLAWANG SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN ( 汉印量词对比分析 )

ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN ( 汉印量词对比分析 ) ANALISIS KONTRASTIF KATA BANTU BILANGAN DALAM BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA ( 汉印量词对比分析 ) SKRIPSI Disusun oleh : CHERRY CERIANTI 070710001 PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DI SMP NEGERI 55 PALEMBANG

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DI SMP NEGERI 55 PALEMBANG KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DI SMP NEGERI 55 PALEMBANG SKRIPSI SARJANA S.1 Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Cabang Linguistik & Manfaat Linguistik Bagi Guru Bahasa. Pertemuan Ketiga-Munif 1

Cabang Linguistik & Manfaat Linguistik Bagi Guru Bahasa. Pertemuan Ketiga-Munif 1 Cabang Linguistik & Manfaat Linguistik Bagi Guru Bahasa Pertemuan Ketiga By Munif Pertemuan Ketiga-Munif 1 Cabang Linguistik Berdasarkan Pembidangannya Berdasarkan Sifat Telaahnya Beradasarkan Pendekatan

Lebih terperinci

FRASE VERBA DALAM BAHASA BATAK TOBA (ANALISIS TEORI X-BAR) SKRIPSI OLEH IRMA F.K SIHOMBING NIM

FRASE VERBA DALAM BAHASA BATAK TOBA (ANALISIS TEORI X-BAR) SKRIPSI OLEH IRMA F.K SIHOMBING NIM FRASE VERBA DALAM BAHASA BATAK TOBA (ANALISIS TEORI X-BAR) SKRIPSI OLEH IRMA F.K SIHOMBING NIM 100701053 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 1 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN RAGAM BAHASA BAKU PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

ANALISIS PENGGUNAAN RAGAM BAHASA BAKU PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN ANALISIS PENGGUNAAN RAGAM BAHASA BAKU PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh HANDICHA FAJAR ASMARA PUTRI

Lebih terperinci

CONTRASTIVE ANALYSIS BETWEEN INDONESIAN AND ENGLISH REPORTED SPEECH THESIS BY AVIKA NIM

CONTRASTIVE ANALYSIS BETWEEN INDONESIAN AND ENGLISH REPORTED SPEECH THESIS BY AVIKA NIM CONTRASTIVE ANALYSIS BETWEEN INDONESIAN AND ENGLISH REPORTED SPEECH THESIS BY AVIKA NIM 105110100111049 STUDY PROGRAM OF ENGLISH DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURES FACULTY OF CULTURAL STUDIES UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

Fenomena Kalimat Transformasi Tunggal Bahasa Angkola (Kajian Teori Pendeskripsian Sintaksis) Husniah Ramadhani Pulungan 1 Sumarlam 2

Fenomena Kalimat Transformasi Tunggal Bahasa Angkola (Kajian Teori Pendeskripsian Sintaksis) Husniah Ramadhani Pulungan 1 Sumarlam 2 Fenomena Kalimat Transformasi Tunggal Bahasa Angkola (Kajian Teori Pendeskripsian Sintaksis) Husniah Ramadhani Pulungan 1 Sumarlam 2 1 Mahasiswa Program Doktor Ilmu Linguistik Pascasarjana UNS 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Tidak ada manusia tanpa bahasa dan tidak ada bahasa tanpa manusia. Dua hal yang

Lebih terperinci

KAJIAN DIALEK DALAM CAMPUR KODE TUTURAN MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)

KAJIAN DIALEK DALAM CAMPUR KODE TUTURAN MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK) 1 KAJIAN DIALEK DALAM CAMPUR KODE TUTURAN MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS KELAS KATA PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 6 SURAKARTA TENTANG KARAKTER TEMAN SEBANGKU

ANALISIS KELAS KATA PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 6 SURAKARTA TENTANG KARAKTER TEMAN SEBANGKU ANALISIS KELAS KATA PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 6 SURAKARTA TENTANG KARAKTER TEMAN SEBANGKU Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB 2 LANDASAN TEORETIS BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1 Kerangka Acuan Teoretis Penelitian ini memanfaatkan pendapat para ahli di bidangnya. Bidang yang terdapat pada penelitian ini antara lain adalah sintaksis pada fungsi dan peran.

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS. Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM

ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS. Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM ANALISIS CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI BANJAR TESIS Oleh : Budi Setyo Nugroho NIM 1420104002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PASCA

Lebih terperinci

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

REGISTER SEPAK BOLA ACARA LENSA OLAHRAGA DI ANTV. SKRIPSI Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

REGISTER SEPAK BOLA ACARA LENSA OLAHRAGA DI ANTV. SKRIPSI Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah REGISTER SEPAK BOLA ACARA LENSA OLAHRAGA DI ANTV SKRIPSI Penelitian Untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Diajukan oleh: YUGO WINANTO A310 100 251 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS Latifah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung Latifahtif357@gmail.com Abstrak Sintaksis

Lebih terperinci

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT 1 CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN Dina Oktavia¹, Putri Dian Afrinda², Risa Yulisna² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

METODE TRADISIONAL BELAJAR BAHASA KEDUA

METODE TRADISIONAL BELAJAR BAHASA KEDUA METODE TRADISIONAL BELAJAR BAHASA KEDUA Bagaimana belajar bahasa kedua dilihat dari kemunculan metode yang dikategorikan sebagai metode tradisional? 7/19/11 Tadkiroatun Musfiroh 1 LIMA DIMENSI METODE BELAJAR

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN TIM PASCASARJANA-HPTP (HIBAH PASCA TH KE I)

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN TIM PASCASARJANA-HPTP (HIBAH PASCA TH KE I) LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN TIM PASCASARJANA-HPTP (HIBAH PASCA TH KE I) PENGEMBANGAN MODEL MATERI AJAR DAN PEMBELAJARAN BERBASIS TEKS TERJEMAHAN ALQURAN Oleh : Prof. Dr. Markhamah, M.Hum

Lebih terperinci

ANALISIS GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh MARIATI NIM 120388201091 JURUSANPENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

STRUKTUR FRASA VERBA BAHASA PAKPAK DAIRI ANALISIS X-BAR

STRUKTUR FRASA VERBA BAHASA PAKPAK DAIRI ANALISIS X-BAR STRUKTUR FRASA VERBA BAHASA PAKPAK DAIRI ANALISIS X-BAR SKRIPSI OLEH WIDARTI S. PASARIBU 070701035 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 . Struktur Frasa

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat Memperoleh Drajat Sarjana Strata 1 (S.1) Oleh: Anis Laksa Dewi NIM :

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat Memperoleh Drajat Sarjana Strata 1 (S.1) Oleh: Anis Laksa Dewi NIM : Analisis Perkembangan Bahasa Verbal Pada Anak kelas 1 Yang Tidak Mengikuti Pendidikan Anak Usia Dini (TK) Di SD Negeri 2 Semedo Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas Semester Genap Tahun Ajaran 2015 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI KEGIATAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KEBASEN TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI KEGIATAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KEBASEN TAHUN PELAJARAN UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI KEGIATAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 KEBASEN TAHUN PELAJARAN 2009-2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar

Lebih terperinci

Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA

Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA Ebook Gratis Boleh dibagikan kepada kawan tapi tidak boleh merubah bentuk dan isi Buku Terbaru Karangan DR.Baiquni.MA klik www.pendidikaninggris.com 1 RINGKASAN TENSES Perubahan Bentuk Waktu Kalimat Present

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia untuk menyampaikan suatu informasi yang bermutu atau berinteraksi dengan sesamanya. Dengan bahasa,

Lebih terperinci

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN 2010-2011 Vania Maherani Universitas Negeri Malang E-mail: maldemoi@yahoo.com Pembimbing:

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGUNAKAN PREPOSISI PADA KARANGAN EKSPOSISI KELAS X DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN Usulan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DALAM KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 DUMAI

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DALAM KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 DUMAI HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DALAM KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 DUMAI Oleh NANDA JUNIARTI NIM. 10913005020 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MADING SISWA SMP DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Lebih terperinci

ANALISIS KLAUSA SUBORDINASI DALAM WACANA BERITA OTOMOTIF PADA TABLOID OTOMOTIF NOVEMBER 2016

ANALISIS KLAUSA SUBORDINASI DALAM WACANA BERITA OTOMOTIF PADA TABLOID OTOMOTIF NOVEMBER 2016 ANALISIS KLAUSA SUBORDINASI DALAM WACANA BERITA OTOMOTIF PADA TABLOID OTOMOTIF NOVEMBER 2016 Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh RIZKI SETYO WIDODO 1201040076 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN DESKRIPTIF SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI I CEPOGO BOYOLALI DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR

ANALISIS KESALAHAN BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN DESKRIPTIF SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI I CEPOGO BOYOLALI DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR ANALISIS KESALAHAN BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN DESKRIPTIF SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI I CEPOGO BOYOLALI DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR Tesis Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian

Lebih terperinci

Makalah Parts of Speech

Makalah Parts of Speech Makalah Parts of Speech BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Parts of Speech dalam bahasa Inggris berarti jenis-jenis kata atau kelas-kelas kata. Disebut parts of speech karena bagian-bagian dari ucapan

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT PASIF BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA INGGRIS

ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT PASIF BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA INGGRIS ANALISIS KONTRASTIF KALIMAT PASIF BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA INGGRIS Djuria Suprato English Literature Department, Faculty of Humanities, BINUS University Jln. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan

Lebih terperinci

FUNGSI KETERANGAN DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM KOMPAS MINGGU

FUNGSI KETERANGAN DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT DALAM KOMPAS MINGGU Fungsi eterangan dalam alimat Majemuk Bertingkat dalam ompas Minggu FUNGSI ETERANGAN DALAM ALIMAT MAJEMU BERTINGAT DALAM OMPAS MINGGU TRULI ANJAR YANTI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS Kode/Nama Rumpun Ilmu** :741/ Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PEMARKAH LOKATIF DI DALAM BAHASA INDONESIA DAN IN, ON, AT DALAM BAHASA INGGRIS

ANALISIS KONTRASTIF PEMARKAH LOKATIF DI DALAM BAHASA INDONESIA DAN IN, ON, AT DALAM BAHASA INGGRIS ANALISIS KONTRASTIF PEMARKAH LOKATIF DI DALAM BAHASA INDONESIA DAN IN, ON, AT DALAM BAHASA INGGRIS Cokorda Istri Mas Kusumaningrat Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Magister Linguistik, Universitas Udayana

Lebih terperinci