BAB II KERANGKA TEORI. 2.1 Piutang (Accounts Receivable) kredit atas barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KERANGKA TEORI. 2.1 Piutang (Accounts Receivable) kredit atas barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan."

Transkripsi

1 BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Piutang (Accounts Receivable) Pada umumnya piutang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit atas barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan. Penjualan kredit seperti ini sering dilakukan perusahaan dalam rangka meningkatkan jumlah penjualan hasil produksinya dipasar, mengingat keadaan persaingan yang semakin besar. Dengan adanya persaingan tersebut, kemungkinan perusahaan untuk memberikan kredit atau menjual barang secara kredit lebih banyak dibanding dengan penjualan secara tunai. Bahkan terkadang perusahaan menawarkan produknya secara kredit tanpa mempertimbangkan arus kasnya, sehingga dapat menyulitkan arus kas perusahaan. Produk yang terjual banyak, perhitungan laba besar akan tetapi kas yang diterima perusahaan itu kecil. Apabila keadaan tersebut terus berlanjut maka perusahaan menjadi tidak sehat dan mungkin berpotensi untuk bangkrut. Pengertian piutang tersebut lebih kepada pengertian terhadap piutang usaha. Sebenarnya pengertian piutang dapat pula mencakup pengertian piutang yang lain, seperti piutang karyawan, sewa, jasa manajemen dan lain sebagainya. Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti hanya membahas piutang usaha sebagai variabel penelitiannya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh piutang tersebut terhadap keuntungan perusahaan.

2 2.1.1 Pengertian Piutang Usaha Menurut Kasmir (2012:41) piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Sedangkan Syamsyudin (2007:255) mendefinisikan piutang sebagai aktiva yang timbul karena adanya penjualan secara kredit oleh perusahaan kepada langganannya. Dalam akuntansi, akun piutang disusun dalam neraca sebagai bagian dari aktiva lancar yang paling likuid (lancar) setelah kas. Karena piutang dianggap sebagai account yang segera dapat diuangkan (ditunaikan) pada saat dibutuhkan dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Menurut Kasmir (2012:41) piutang pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu : a. Piutang usaha adalah tagihan yang diakibatkan penjualan barang kelangganan secara kredit dengan kurun waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun. Piutang usaha biasanya tidak disertai dengan surat perjanjian, melainkan perusahaan hanya memberikan faktur tanda pembelian yang telah ditandatangani oleh debitur. b. Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain karena adanya suatu perjanjian tertulis (wesel) untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu saat tertentu. Berbeda dengan piutang usaha, piutang wesel disertai oleh surat perjanjian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Piutang Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: 1. Volume penjualan kredit Faktor utama dalam menentukan besar kecilnya piutang adalah penjualan kredit. Makin besar jumlah penjualan kredit maka akan semakin besar jumlah piutang. Tingkat penjualan dapat digunakan untuk meramalkan perubahan

3 tingkat piutang. Misalnya, perkiraan kenaikan penjualan kredit sebesar 10% pada waktu yang akan datang, memungkinkan akan menaikkan piutang sebesar 10%. 2. Syarat pembayaran bagi penjualan kredit Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit maka akan semakin besar jumlah piutangnya dan sebaliknya. Semakin pendek batas waktu pembayaran kredit maka jumlah piutang akan semakin kecil karena banyak pelanggan yang melunasi utangnya dalam jangka waktu yang lebih singkat. 3. Ketentuan batas volume penjualan kredit Ketentuan batas maksimal volume penjualan kredit dalam jumlah yang relative besar maka jumlah piutang juga semakin besar. Artinya, ketika modal yang ditanamkan atau diinvestasikan dalam kredit besar maka akan semakin memperbesar jumlah piutang. 4. Kebiasaan membayar para pelanggan Kebiasaan pelanggan yang suka membayar jumlah yang terutang atas penjualan kredit mundur dari waktu yang sudah dipersyaratkan menyebabkan jumlah piutang relatif besar. Sehingga dalam hal ini, perusahaan harus memiliki kriteria untuk menentukan pilihan calon pembeli mana yang dapat membeli secara kredit. 5. Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan Apabila kegiatan penagihan piutang dilakukan secara aktif dan pelanggan melunasinya maka jumlah piutang akan relatif kecil. Untuk itu, perusahaan

4 harus memperhatikan bagaimana kebijakan penagihan piutang yang ditetapkannya Pentingnya Pengelolaan Piutang Usaha Aktivitas bisnis adalah suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen (pelanggan) secara terus menerus. Usaha (bisnis) yang dijalankan perusahaan tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen, sehingga perusahaan harus memiliki sebuah strategi baru. Strategi tersebut dapat ditunjukkan dengan mengelola piutang usaha dengan lebih efisien. Dengan dilakukannya penjualan kredit, hasil yang diterima tidak langsung berbentuk kas, akan tetapi akan dicatat sebagai piutang usaha dan pada saat jatuh tempo barulah piutang ini dapat ditagih untuk selanjutnya dikonversikan menjadi kas. 2007:119) : Pengelolaan piutang usaha ini memiliki beberapa tujuan, yaitu : (Halim, 1. Untuk meningkatkan penjualan Keputusan melakukan penjualan kredit dapat membantu perusahaan menjual barang lebih banyak. Pada umumnya, konsumen/pelanggan lebih suka membeli secara kredit atau membayar dengan angsuran daripada harus membayar secara langsung. Oleh sebab itulah dalam rangka peningkatan penjualan, perusahaan menanamkan modalnya dalam piutang. 2. Untuk meningkatkan laba Suatu akibat langsung dari investasi pada piutang adalah naiknya penjualan. Kenaikan ini diharapkan secara tidak langsung akan menaikkan laba yang diperoleh. Tentu saja hal ini dimungkinkan jika tambahan penghasilan lebih besar daripada biaya-biaya yang dikeluarkan yang bersangkutan dengan administrasi kredit. 3. Untuk menghadapi persaingan Sebagai tindakan mempertahankan diri, kebanyakan perusahaan didalam menetapkan kebijakan memperluas penjualan serupa dengan kebijakankebijakan pesaing-pesaingnya. Penjualan kredit menuntut dana tertanam dalam piutang.

5 Agar tujuan tersebut dapat tercapai, manajemen perusahaan harus mampu membuat perencanaan pengelolaan piutang yang tepat dan akurat, karena piutang usaha merupakan bagian yang penting dalam sebuah bisnis yang bergerak dalam usaha penjualan barang dan jasa. Pengelolaan piutang harus dilakukan seefisien mungkin, agar nantinya penanaman modal dalam piutang dapat digunakan kembali oleh perusahaan. Perusahaan harus berhati-hati dalam mempertimbangkan kebijakan penjualan dengan sistem kredit. Pertama, perusahaan dapat melihat kondisi arus kasnya dan untuk menarik konsumen, perusahaan harus pandai memperkirakan harga yang harus dibayar jika pembelian dilakukan secara tunai maupun kredit. Dalam bidang administrasi, pengambilan keputusan terhadap pemberian pelayanan penjualan secara kredit perlu pertimbangan yang jelas, mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian. Berbagai aspek harus diteliti kelayakannya sehingga hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk memutuskan apakah keputusan itu layak atau tidak untuk kemajuan perusahaan. Bagi perusahaan dagang, penanaman modal pada piutang atas penjualan barang secara kredit juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi perusahaan tersebut dan persaingannya. Perusahaan harus mampu mempertimbangkan sumber dana dan jumlah dana yang akan diinvestasikan dalam piutang, sehingga tidak terjadi over investment dalam piutang yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian. Karena pada dasarnya perusahaan akan selalu mengharapkan keuntungan pada setiap modal yang diinvestasikannya. Adapun keuntungan atau

6 balas jasa yang diterima oleh perusahaan dagang biasanya berupa harga yang lebih tinggi dari harga normalnya Variabel Variabel Penting Dalam Piutang Ada beberapa variabel penting yang terkait dengan piutang. Beberapa variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu : a. Kebijakan Kredit Sebelum penjualan kredit dilaksanakan terlebih dahulu perusahaan harus menetapkan kebijakan kredit. Dimana kebijakan ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kredit yang akan dikeluarkan oleh perusahaan. Menurut Brealey (2008:176) kebijakan kredit adalah standar yang ditetapkan untuk menentukan jumlah dan sifat kredit untuk diberikan kepada konsumen atau pelanggan. Kondisi ekonomi dan kebijakan kredit merupakan faktor utama yang mempengaruhi tingkat piutang usaha perusahaan. Besar kecilnya piutang yang dimiliki oleh perusahaan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian pada umumnya, juga dipengaruhi oleh kebijakan perkreditan yang ditentukan oleh perusahaan. Perusahaan yang menetapkan kebijakan kredit yang longgar akan mengalami tingkat piutang lebih tinggi daripada kebijakan kredit yang ketat. Menurut Husnan (2008:38) dalam menentukan kebijakan kredit tersebut, faktorfaktor yang harus dipertimbangkan antara lain: 1. Standar Kredit, atau kualitas langganan yang akan diperkenankan memperoleh kredit, layak atau tidaknya pelanggan diberikan kredit oleh

7 perusahaan. Penurunan standar kredit dapat menstimulasi permintaan yang akhirnya akan meningkatkan penjualan. 2. Jangka waktu kredit, yaitu berapa lama seorang pelanggan yang membeli kredit harus sudah melunasi utangnya. Cara ini pada prinsipnya ditempuh dengan memperpanjang waktu kredit dengan harapan agar penjualan bisa meningkat. Karena yang ditingkatkan hanyalah jangka waktu kreditnya maka umumnya resiko tidak terbayarnya piutang tidak banyak berubah. 3. Potongan (discount) yang diberikan kepada pelanggan. Pemberian potongan (discount) juga merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam kebijakan kredit. Apabila syarat penjualan adalah 2/10 net 30, itu berarti bahwa perusahaan memberikan potongan 2% pada pelanggan yang membayar utangnya dalam jangka waktu 10 hari atau kurang dari 10 hari, dan apabila pelanggan membayar dalam jangka waktu 30 hari maka pelanggan tersebut tidak akan diberikan potongan lagi, dan akan dikenakan biaya administrasi apabila pembayaran dilakukan lewat dari jangka waktu yang ditetapkan tersebut. Sedangkan menurut Sjahrial (2007:420), komponen-komponen dari kebijakan kredit yaitu : 1. Persyaratan penjualan. Suatu perusahaan harus memutuskan berdasarkan kondisi tertentu bila penjualan barang dan jasa dilaksanakan secara kredit. Sebagai contoh, persyaratan kredit meliputi periode kredit, potongan tunai dan bentuk instrument kredit.

8 2. Analisis kredit. Begitu suatu perusahaan memutuskan untuk memberikan kredit kepada pelanggannya, ia kemudian harus membuat pedoman untuk menentukan siapa yang boleh dan siapa yang tidak boleh memproleh kredit. Analisis kredit menunjukkan kepada proses penentuan manakah dari seorang pelanggan tertentu yang akan memperoleh kredit atau tidak. Langkah-langkah yang biasa ditempuh yaitu, mengumpulakan informasi yang berhubungan (relevan) dan menentukan kelayakan kredit tersebut. Informasi yang secara umum digunakan untuk menilai kelayakan kredit dapat berupa laporan keuangan perusahaan, laporan kredit masa lalu tentang pembayaran pelanggan dengan perusahaan lain, serta pembayaran masa lalu dari pelanggan dengan perusahaan. 3. Kebijakan penagihan piutang. Ini merupakan unsur terakhir dalam kebijakan kredit. Kebijakan penagihan piutang meliputi pengawasan piutang usaha terhadap masalah yang terjadi dilapangan dan masalah yang timbul mengenai pembayaran atas perkiraan-perkiraan belum terbayar. Keseluruhan faktor tersebut akan menentukan berapa besar jumlah piutang yang akan dimiliki oleh perusahaan, berapa lama piutang tersebut diharapkan akan terkumpul dan berapa besar proporsi piutang yang tidak terbayar. b. Siklus Perencanaan Penagihan Piutang Perusahaan perlu meminimalkan resiko dalam pemberian kredit kepada pelanggan. Hal ini dapat ditempuh dengan dilaksanakannya proses penagihan piutang yang telah jatuh tempo kepada pelanggan. Penagihan adalah proses

9 terkahir dari proses pesanan dengan menyiapkan faktur untuk pesanan yang tampak pada daftar penagihan. Penagihan piutang ini dapat dilakukan perusahaan dengan berbagai usaha seperti mengirim surat teguran yang menyebutkan status rekening kewajiban para pelanggan, melakukan panggilan telepon dengan para pelanggan, kunjungan pribadi, menggunakan agen penagihan serta melakukan tindakan hukum kepada pelanggan (Bodnar, 2006:308). Proses ini juga dapat dilakukan perusahaan dengan membuat sebuah siklus perencanaan penagihan (cycle billing plan). Selain mengurangi resiko kerugian, penggunaan siklus perencanaan penagihan juga memberikan keuntungan bagi arus kas (cash flow) perusahaan karena pelanggan akan membayarkan tagihannya dengan waktu yang lebih pendek setelah menerima tagihan. Siklus perencanaan penagihan ini dapat digambarkan sebagai berikut (Bodnar, 2006:308) : Gambar 2.1 Siklus Perencanaan Penagihan Daftar Penagihan Menyiapkan Faktur Database Pesanan Pemprosesan Faktur Faktur Secara Periodik Costumer Menyiapkan Entri Jurnal Voucher Jurnal Sumber : Bodnar (2006:308) Buku Besar

10 2.1.5 Resiko Resiko Dalam Piutang Keputusan pemberian piutang oleh perusahaan dapat memunculkan resiko kerugian bagi perusahaan. Resiko kerugian ini timbul akibat adanya sejumlah piutang yang telah jatuh tempo bahkan tidak dapat tertagih. Perusahaan harus menanggung biaya-biaya yang timbul akibat pemberian piutang kepada pelanggan. Biaya-biaya tersebut dapat diidentifikasi kedalam 4 golongan, yaitu (Halim, 2007:121) : 1. Biaya sumber dana. Dengan adanya piutang maka perusahaan memerlukan dana dari dalam maupun luar perusahaan. Dana ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya laba yang ditahan, dana pemilik perusahaan, utang dan kreditur. 2. Biaya administrasi. Didalam penyelenggaraan penjualan kredit perusahaan harus mengeluarkan biaya-biaya seperti gaji pembuku piutang. Kebanyakan perusahaan juga melakukan penelitian terhadap pelanggan potensial untuk menentukan kelayakan kreditnya. 3. Biaya pengumpulan piutang. Biaya ini dikeluarkan untuk kegiatan penagihan dan pengumpulan piutang karena ketidakmampuan pelanggan dalam membayar utangnya tepat pada waktunya. Biaya-biaya yang dikeluarkan seperti, biaya pengumpulan piutang misalnya pengiriman surat peringatan bahwa masa pembayaran telah melampaui batas waktu. 4. Biaya atas kerugian piutang tak tertagih. Setelah berupaya serius atas keterlambatan piutang, mungkin perusahaan terpaksa harus menghentikan upaya itu. Jika pelanggan dinyatakan bangkrut, maka harapan perusahaan

11 untuk memperoleh kembali piutangnya menjadi tipis. Jika pelanggan pindah keluar kota atau negara, maka biaya yang dikeluarkan untuk menagihnya terlalu mahal. Itu semua berarti perusahaan mengalami kerugian. Kerugian ini adalah biaya atas pengelolaan piutang. Kerugian bagi perusahaan tersebut harus dicatat dengan benar pada rekeningnya sebagai penurunan piutang dan laba perusahaan. Penurunan laba karena adanya piutang yang tidak tertagih diakui dengan mencatat kerugian piutang (bad dept expenses). Dari uraian diatas, dapat diingat bahwasannya penjualan kredit disamping memberikan keuntungan berupa meningkatkan penjualan, meningkatkan laba serta untuk menghadapi persaingan, penjualan kredit juga menimbulkan beban biaya seperti biaya sumber dana, biaya administrasi, biaya pengumpulan piutang bahkan dapat menimbulkan biaya kerugian atas piutang tak tertagih, sehingga perlu dilakukannya manajemen piutang yang lebih baik Analisis Perputaran Piutang Usaha (Receivable Turnover) Piutang usaha merupakan aktiva yang akan selalu berputar. Keadaan ini akan terus terjadi selama perusahaan melakukan kegiatan operasionalnya. Perputaran piutang menunjukkan seberapa sering piutang berputar dalam satu periode. Sartono (2010:119) menyatakan bahwa semakin cepat periode berputarnya piutang menunjukkan semakin cepat penjualan kredit dapat kembali menjadi kas. Sedangkan menurut Bramasto (2008) menyatakan bahwa perputaran piutang berasal dari lamanya piutang diubah menjadi kas, piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit.

12 Rasio perputaran piutang memberikan pandangan mengenai kualitas piutang perusahaan dan seberapa berhasilnya perusahaan dalam penagihannya. Semakin tinggi perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat digunakan secara lebih efisien. Sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Munawir (2007:75), yaitu: Makin tinggi ratio (turn over) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya jika rasio yang ditanamkan semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit, dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijakan pemberian kredit. Rasio perputaran piutang (receivable turnover) merupakan bagian dari rasio aktivitas yang dimaksudkan untuk mengukur aktivitas dari piutang perusahaan. Rasio ini ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu penjualan kredit dengan rata-rata piutang. Ini merupakan perbandingan antara penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dimana pembayarannya telah ditangguhkan dengan jumlah rata-rata uang yang belum diterima dari pelanggan dengan pembayaran tagihan. Perputaran piutang (Receivable Turnover) dapat dirumuskan sebagai berikut. PPPPPPPPPPPPPPPPPPPP PPPPPPPPPPPPPP = PPPPPPPPPPPPPPPPPP KKKKKKKKKKKK pppppp tttthuuuu rrrrrrrr rrrrrrrr pppppppppppppp Dengan rata-rata piutang (Average Receivable) sebagai berikut: RRRRRRRR RRRRRRRR PPPPPPPPPPPPPP = PPPPPPPPPPPPPP aaaaaaaa + PPPPPPPPPPPPPP aaaahiiii 2

13 Hasil perhitungan rasio Receivable Turnover menggambarkan berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Sehingga untuk meningkatkan rasio, perusahaan harus bisa menambah penjualan kreditnya dan menjaga rata-rata piutang agar tetap rendah (Putra, 2012). Nilai rasio yang rendah menunjukkan bahwa pelanggan mengambil keuntungan yang tidak semestinya atau tidak diharapkan dari penjualan kredit sedangkan jika nilai yang diperoleh terlalu tinggi mungkin menunjukkan bahwa perusahaan terlalu memperketat kebijakan kredit. Hal ini dapat dikatakan pengelolaan piutang pada perusahaan tersebut baik karena didukung dengan perputaran yang tinggi. Akan tetapi tidak selamanya kebijakan kredit yang ketat didukung dengan besarnya jumlah pelanggan, perusahaan juga perlu membuat pelonggaran kebijakan kredit dengan tujuan untuk menarik lebih banyak pelanggan. Tinggi rendahnya nilai perputaran piutang dapat dibandingkan dengan rata-rata perputaran piutang industri di sektor tersebut. Perubahan rasio antara penjualan kredit dan rata-rata piutang disebabkan oleh banyak hal. Munawir (2007:75) mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai berikut : 1. Turunnya penjualan dan naiknya piutang 2. Turunnya piutang dan diikuti dengan turunnya penjualan dalam jumlah yang lebih besar 3. Naiknya penjualan diikuti dengan naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar 4. Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap

14 5. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah Rasio perputaran piutang ditentukan dengan hanya menggunakan penjualan kredit saja, karena investasi dalam piutang usaha tergantung pada jumlah penjualan kredit sedangkan jumlah penjualan tunai tidak akan menimbulkan piutang bagi perusahaan. 2.2 Profitabilitas Secara umum, tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan, menjaga kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang serta memaksimalkan keuntungan (profitability) perusahaan. Salah satu tujuan memaksimalkan profitability tadi dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan agar dapat memperoleh laba. Banyak perusahaan berjalan pada awalnya tidak memiliki kemampuan ini, sehingga ditengah perjalanan perusahaan akan kesulitan keuangan yang membuat perusahaan mengalami kerugian. Untuk itu, apapun alasannya, organisasi atau perusahaan harus memiliki profitability yang bagus agar dapat berjalan dan bertahan dalam menghadapi persaingan Pengertian Profitabilitas Profitabilitas adalah hasil bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh profit (laba) dari operasinya (Brealey, 2008:80). Sedangkan menurut Wiagustini (2010:76) profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan.

15 Tingkat profitabilitas ini dapat dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seseorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat produktifitas (earning) dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemiliki perusahaan. Penekanan perhatian pada profitabilitas perusahaan perlu dilakukan karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan haruslah dalam keadaan menguntungkan. Tanpa adanya keuntungan yang optimal, sangat susah bagi perusahaan untuk mendapatkan modal dari luar (investasi). Profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas juga dapat disebut dengan rasio rentabilitas. Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam satu periode tertentu. Rasio profitabilitas juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Menurut Kasmir (2012:200), perusahaan dikatakan profitabilitas (rentabilitas)-nya baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang dimilikinya Jenis-jenis Rasio Profitabilitas Penilaian prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur tertentu. Biasanya pengukuran ini dilakukan perusahaan dengan menggunakan alat ukur berupa rasio-rasio keuangan yang

16 menunjukkan hubungan antara dua data keuangan misalnya, dengan membandingkan neraca dengan laporan laba-rugi. Dengan menggunakan rasio sebagai alat ukur, prestasi dan kondisi keuangan perusahaaan akan lebih memberikan pemahaman yang baik dibanding hanya dengan melihat laporan keuangan saja. Menurut Kasmir (2008:197), baik bagi perusahaan maupun bagi pihak luar, penggunaan rasio profitabilitas bertujuan untuk : 1. Mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. 2. Menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik dari modal pinjaman maupun dari modal sendiri. Sementara itu manfaat yang diperoleh perusahaan dari penggunaan rasio ini adalah : 1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. 2. Mengetahui posisi laba tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan,baik modal sendiri maupun modal pinjaman.

17 Sesuai dengan manfaat dan tujuan yang ingin dicapai, terdapat beberapa rasio profitabilitas yang digunakan untuk menilai posisi keuangan perusahaan. Menurut Halim (2007:157) terdapat beberapa rasio untuk mengukur seberapa besar efektivitas manajemen dalam mengelola asset dan equity yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba, yaitu : 1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) Dipergunakan untuk mengukur berapa besar laba kotor yang dihasilkan dibanding dengan total nilai penjualan bersih perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menekan harga pokok penjualan pada persentase dibawah kenaikan penjualan. GGGGGGGGGG PPPPPPPPPPPP MMMMMMMMMMMM = LLLLLLLL KKKKKKKKKK PPPPPPPPPPPPPPPPPP 2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) Rasio laba bersih digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih yang dicapai dari sejumlah penjualan tertentu. Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. NNNNNN PPPPPPPPPPPP MMMMMMMMMMMM = LLLLLLLL BBBBBBBBBBh PPPPPPPPPPPPPPPPPP 3. Rasio Return On Asset (ROA) Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki. Return on asset membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Sehingga untuk meningkatkan nilai ROA perusahaan harus mampu meningkatkan laba bersih dan mengelola besarnya asset agar tidak melebihi keuntungan yang dihasilkan. RReeeeeeeeee OOOO AAAAAAAAAA = LLLLLLLL BBBBBBBBBBh SSSSSSSSSSSSSS PPPPPPPPPP TTTTTTTTTT AAAAAAAAAAAA 4. Rasio Return On Equity (ROE) Merupakan rasio pengukuran terhadap penghasilan yang dicapai bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang diinvestasikan pada perusahaan. Semakin tinggi ROE maka

18 semakin tinggi pula penghasilan yang diterima pemilik perusahaan yang berarti pula semakin baik kedudukannya dalam perusahaan. RRRRRRRRRRRR OOOO EEEEEEEEEEEE = LLLLLLLL BBBBBBBBBBh MMMMMMMMMM SSSSSSSSSSSSSS (EEEEEEEEEEEEEE) Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan adalah rasio Return On Asset (ROA). Dimana rasio ini dapat memberikan gambaran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Rasio Return On Asset (ROA) juga merupakan rasio yang paling tepat untuk mengetahui hubungan profitabilitas dengan perputaran piutang, karena piutang merupakan bagian dari aktiva, dimana untuk memperoleh nilai ROA harus melibatkan total aktivanya. 2.3 Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Seperti yang telah dijelaskan pada teori diatas bahwasannya tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan keuntungan. Kunci keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut terletak pada kinerja operasional perusahaan. Pada perusahaan dagang, penjualan adalah tiang utama operasional perusahaan yang perlu mendapatkan perhatian khusus, sebab keberlangsungan hidup perusahaan dagang ditentukan oleh kemampuannya menguasai pangsa pasar yang ada. Penjualan kredit merupakan strategi utama yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana hasil yang diterima perusahaan tidak langsung berbentuk kas, akan

19 tetapi berupa piutang usaha. Piutang usaha adalah bagian dari aktiva lancar yang selalu berputar selama perusahaan masih beraktivitas. Aktiva ini merupakan salah satu bagian penting yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba. Semakin cepat atau semakin tinggi perputaran piutang maka akan semakin tinggi pula profitabilitas perusahaannya (Kasmir, 2012:254). Hal ini disebabkan oleh semakin cepat perputaran piutang maka modal kerja yang ditanamkan akan semakin rendah. Modal kerja adalah modal yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan jangka pendek, seperti pembelian bahan baku, investasi piutang serta biaya-biaya operasional lainnya. Sesuai dengan pengertian aktiva jangka pendek maka modal kerja dapat diartikan sebagai aktiva lancar. Dengan terpenuhinya modal kerja, perusahaan dapat memaksimalkan labanya. Sehingga modal kerja yang tinggi (ditunjukkan dari penjualan kreditnya) dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Sehingga untuk mengetahui bagaimana tingkat perputaran piutang pada industri makanan dan minuman maka dapat dibandingkan pengaruhnya menggunakan rasio profitabilitas.

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1. Pengertian Piutang Menurut Skousen (2005 : 286), Piutang dapat di defenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Piutang juga merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Piutang Karena berbentuk penjualan kredit maka ada resiko yang tidak tertagih atau gagal bayar, maka dari itu perlu yang namanya manajemen piutang. Manajemen piutang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2012) pada PT. Gajah Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan perusahaan sejenis untuk terus mengembangkan skala usahanya. Dalam menghadapi persaingan ini perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. keuangan Optik Airlangga Surabaya selama tahun , dapat ditarik

BAB 5 PENUTUP. keuangan Optik Airlangga Surabaya selama tahun , dapat ditarik BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab 4 mengenai kinerja keuangan Optik Airlangga Surabaya selama tahun 2009-2012, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibtat adanya penjualan secara kredit. Pada sebagian besar perusahaan penjualan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan Menurut Berstein (1983) dalam Sjahrial dan Purba (2013: 1) mendefinisikan analisis laporan keuangan mencakup

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Profitabilitas 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Tujuan utama suatu usaha adalah untuk memaksimalkan nilai usaha dan menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah mempengaruhi semua bidang kehidupan. Hal ini menuntut dunia usaha untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit.

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit. BAB IV PEMBAHAS AN IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama IV.1.1. Analisis Kebijakan Penjualan Kredit Penjualan merupakan kegiatan operasional perusahaan di mana dengan ini perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. biasanya manajemen perusahaan akan menyusun serta menyajikan laporan

BAB III PEMBAHASAN. biasanya manajemen perusahaan akan menyusun serta menyajikan laporan BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari sekian banyak transaksi yang terjadi didalam sebuah perusahaan, dimana setiap akhir periode biasanya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Teoritis Pengertian Modal Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktivitasnya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Teoritis Pengertian Modal Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktivitasnya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Modal Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktivitasnya dan merupakan faktor sangat penting dalam perusahaan. Terdapat tiga jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Profitabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas 2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profitabilitas 2.1.1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dengan total aktiva, penjualan, maupun hutang jangka

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2012;5), Akuntansi adalah seni daripada pencatatan penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Sembiring (2003) yang berjudul Analisa Kemampulabaan Dalam Penyaluran Kredit Gadai Pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan dengan perumusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di dalamnya. Dengan semakin berkembangnya dunia saat ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di dalamnya. Dengan semakin berkembangnya dunia saat ini, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini sangat bergantung pada aktivitas-aktivitas perusahaan di dalamnya. Dengan semakin berkembangnya dunia saat ini, maka persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh dengan semakin cepat, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya suatu persaingan usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang Istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan kredit di dalam perusahaan. Penjualan kredit ini tidak segera menghasilkan penerimaan kas pada saat penjualan dilakukan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Piutang Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta menarik pelanggan baru adalah dengan melakukan penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis rasio keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis rasio keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis rasio keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik dan analitis untuk laporan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pemilik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Piutang Usaha 2.1.1. Pengertian dan Klassifikasi Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perputaran Piutang Usaha 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang dapat berubah menjadi kas (uang tunai). Piutang timbul dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan. komposisi utang perusahaan (Harmono, 2011: ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan. komposisi utang perusahaan (Harmono, 2011: ). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas Konsep profitabilitas ini dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Dalam mengadakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Dalam mengadakan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan Setiap perusahaan selalu memberikan data dan analisa terhadap data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan. Dalam mengadakan interpretasi dan analisa laporan

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan Laporan Kerja Praktek. Landasan teori yang akan dibahas ini meliputi permasalahan- permasalahan

Lebih terperinci

Bab 7 Manajemen Piutang

Bab 7 Manajemen Piutang Dasar Manajemen Keuangan 97 Bab 7 Manajemen Piutang Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang manajemen piutang dan kredit, analisa perputaran dan anggaran pengumpulan piutang. D alam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori - teori 1. Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang dilakukan penulis pada bab IV, hasil penelitian pada PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk dapat disimpulkan sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 22 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2012:5) laporan keuangan adalah laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan suatu dasar informasi untuk menyusun dan mengevaluasi mengenai berbagai kebijakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia (PT. TELKOM) periode 2005 sampai dengan 2008 maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan IV Analisis Laporan Keuangan Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Laporan Keuangan Analisis Indeks Analisis Common Size Analisis Rasio Keuangan Analisis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan operasinya sehari-hari. Menurut Jumingan (2006 : 66), definisi modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan operasinya sehari-hari. Menurut Jumingan (2006 : 66), definisi modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Modal Kerja 2.1.1.1. Pengertian Modal Kerja Modal kerja merupakan modal yang digunakan perusahaan untuk menopang kegiatan operasinya sehari-hari. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menjamin kelangsungan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menjamin kelangsungan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja sangat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Kerja Pengelolaan modal kerja terkait dengan keputusan investasi dan pembelanjaan jangka pendek yang tercermin pada aset lancar dan utang lancar perusahaan. Mengelola

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan

Analisis Rasio Keuangan Analisis Rasio Keuangan Laporan keuangan: Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal Laporan Arus Kas Analisis laporan keuangan menghasilkan informasi tentang penilaian dan keadaan keuangan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Daya Muda Agung Cabang Medan, dengan perumusan masalah Apakah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Keuangan Kinerja adalah aktivitas yang berkaitan dengan unsur yang terlibat dalam suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan bab sebelumnya dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan, yaitu analisis horizontal, analisis vertikal, dan analisis rasio, dapat

Lebih terperinci