BAB I PENDAHULUAN. Turki adalah negara yang terletak di antara dua benua. Dengan luas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Turki adalah negara yang terletak di antara dua benua. Dengan luas"

Transkripsi

1 i

2 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Turki adalah negara yang terletak di antara dua benua. Dengan luas wilayah sekitar km 2, 97% ( km 2 ) wilayahnya terletak di benua Asia dan sisanya sekitar 3% ( km 2 ) terletak di benua Eropa. Posisi geografis yang strategis itu menjadikan Turki jembatan antara Timur dan Barat. Bangsa Turki diperkirakan berasal dari Asia Tengah. Bangsa Turki mewarisi peradaban Romawi di Anatolia, peradaban Islam, Arab dan Persia di Timur Tengah (Antonio, 2012: 203). Secara historis, sebagai bangsa di kawasan Timur Tengah yang mewarisi peradaban Romawi, Islam, Arab, dan Persia, Turki pernah tercatat sebagai pusat kekuasaan Islam selama tujuh abad lebih (Abad XIII-XIX), bahkan namanya sampai disegani di wilayah Eropa (Rofii, 2008: 1). Peta sejarah Islam menyatakan bahwa Turki pernah menjadi pusat kekuasaan dunia Islam selama kurang lebih delapan abad dan sangat disegani bangsa Eropa. Pada rentang waktu inilah masa keemasan Turki Utsmani mencapai puncaknya. Yaitu pada masa pemerintahan dinasti Khilafah Turki Utsmani (Ottoman Empire) yang berkuasa dengan sistem pemerintahan monarkhi absolut (Lubis, 2005: ). Kesultanan Turki Utsmani adalah sebuah suku yang hidup secara nomaden (hidup berpindah-pindah) dan kebudayaan Turki tidak hanya dipengaruhi dan didominasi oleh satu kebudayaan saja, melainkan merupakan 1

3 2 sebuah proses panjang yang pada akhirnya menghasilkan sebuah perpaduan antara berbagai budaya yang bersentuhan. Diantaranya budaya Persia, Byzantium, dan Arab (Badri, 1997: 136). Pada abad ke-16 Turki mengalami peningkatan pesat dalam bidang militer, pemerintahan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, sastra, keagamaan, dan arsitektur (Amin, 2010: 209). Pada tahun 1566, sepeninggal Sultan Sulaiman Al- Qanuni masa keemasan Turki mengalami kemunduran akibat meningginya konflik internal perebutan kekuasaan di antara para pewaris tahta (Lubis, 2005: 190). Akibat konflik ini beberapa wilayah kekuasaan Turki pun lepas. Kondisi sosial dan politik domestik Turki pun terganggu. Akibatnya, pengaruh negara lain (Eropa) yang sebelumnya sulit masuk, pada masa ini mulai merambah masuk ke Turki dan dunia Islam sampai pada awal abad ke-20 (Antonio, 2012: 158). Akibat kekalahan Turki dalam pengepungan kota Wina, kerajaan Turki Utsmani mengalami kemunduran dan mendorong para sultan pemerintahannya mengadakan pembaruan dan perubahan (Bernard, 1993:218). Kekalahan demi kekalahan yang dialami oleh Turki Utsmani dari Barat menjadi awal isu tentang pembaruan, modernisasi dan westernisasi. Zürcher (dalam Atika, 2010: 18) menyatakan bahwa runtuhnya Kekhalifahan Utsmani digantikan dengan pemerintah Republik Turki ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian damai Laussane oleh Mustafa Kemal Ataturk yang mengesahkan amandemen politik Turki. Perjanjian Laussane dilakukan pada tanggal 24 Juli 1923 di Swiss. Isi perjanjian Laussane adalah Turki tidak usah membayar kerugian perang dan Turki tidak usah mengurangi angkatan perangnya. Berbagai upaya dilakukan oleh Mustafa Kemal untuk

4 3 mengkonsolidasikan posisi politiknya antara lain, perubahan dalam undangundang Penghianatan Tinggi, pembubaran majelis dan penyelenggaraan pemilihan umum yang diawasi dengan ketat, pembentukan partai baru yakni partai Republik, dan pengambilalihan seluruh fungsi pemerintahan oleh partai ini. Republik Turki yang baru ini belum memiliki arah politik yang jelas. Pasca dihapuskannya Kesultanan Utsmani, Turki di perintah oleh Majelis Nasional, yang bukan saja memilih presiden tetapi juga menteri atau commissar secara langsung. Hubungan konstitusional antara majelis dan Khalifah. Khalifah, sebagaimana amandemen 1922 secara murni hanya merupakan suatu fungsi keagamaan, walaupun tidak dapat dielakan lagi bahwa banyak orang yang memandang khalifah sebagai kepala negara. Dimana pada dasarnya sebagai khalifah yuridiksinya melampaui batas-batas negara Turki dan meliputi dunia Islam. Mustafa Kemal mengajukan sebuah proposal untuk memproklamirkan republik, dengan seorang presiden yang sudah dipilih, seorang perdana menteri yang diangkat oleh presiden dan sebuah sistem kabinet konvensional. Mayoritas orang di majelis menerima proposal itu dan pada tanggal 29 Oktober 1923 Republik Turki diproklamirkan dengan Mustafa Kemal sebagai presidennya yang pertama serta Ismet sebagai perdana menterinya (Atika, 2010: 19). Mustafa Kemal Ataturk ( ), merupakan pendiri dari Republik Turki. Terlahir dari keluarga Turki sederhana di pelabuhan kosmopolitan Ottoman di Selânik/ Salonika (sekarang Thessaloníki di Yunani) yang memiliki lingkungan muslim yang kuat, Ataturk memilih pendidikan militer dan lulus dari akademi sebagai kapten staf infanteri pada tahun Sebagai peserta pada

5 4 Gerakan Turki Muda (Young Turk Movement), karir militer awalnya berjalan bersamaan dengan kegiatan politik ilegal melawan bentuk pemerintahan dengan satu penguasa yaitu pemerintahan absolut yang saat itu dipimpin oleh Sultan AbdulHamid II. Mustafa Kemal Ataturk dan rekan-rekannya didiagnosis berada di dalam kondisi yang menyedihkan dari masyarakat akibat penentuan struktur dan restrukturisasi politik (oxfordislamicstudies.com: 30 September 2015). Mustafa Kemal Ataturk mendirikan negara Republik Turki atas prinsipprinsip yang dikembangkan oleh Gokalp. Ziya Gokalp merupakan tokoh Nasionalis Turki yang pemikirannya diikuti oleh Mustafa Kemal dalam memodernisasi Turki. Tetapi, Mustafa Kemal mewarnai prinsip-prinsip itu dengan doktrin-doktrin revolusionernya. Mustafa Kemal berpendapat bahwa modernisasi atau perubahan menurut ajaran kemalis berarti pem-barat-an secara total. Sedangkan Gokalp berpendapat bahwa proses untuk menciptakan sintesis dari Islam, Turkisme dan modernisme harus dilaksanakan dalam bidang pendidikan, bahasa dan kebudayaan Turki (Feroze, 1956: 60). Mustafa Kemal membawa perubahan besar-besaran dalam segala aspek kehidupan masyarakat Turki. Prinsip pemikiran pembaharuan Mustafa Kemal diawali ketika ia ditugaskan sebagai atase militer pada tahun 1913 di Sofia, sebuah kota kecil di Turki. Disinilah ia bersentuhan dengan peradaban barat, terutama sistem parlemennya. Adapun prinsip pembaharuan tersebut terdiri dari tiga unsur: Nasionalisme, Sekulerisme, dan Westernisme (dekcrayon.com: 20 Septemeber 2015). Ideologi Mustafa Kemal, atau yang lebih dikenal dengan Kemalisme, memiliki prinsip-prinsip dasar yang dicantumkan dalam program partainya pada

6 5 tahun Prinsip-prinsip tersebut memiliki lima ideologi antara lain, Republikanisme, Nasionalisme, Populisme, Etatisme, dan Sekularisme (Atika, 2010:19). Pemikiran Mustafa Kemal sangat mempunyai efek yang besar terhadap perubahan kebudayaan di Turki. Kebudayaan mempunyai peranan yang penting dalam suatu negara. Hal itu terjadi karena budaya merupakan warisan leluhur yang banyak menjadi pertimbangan dalam pembentukan negara. Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari asal kata Budhayah yang merupakan kata jamak dari Budhi yang mempunyai makna akal. Menurut Koentjaraningrat pengertian kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyrakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Koentjaraningrat juga berpendapat bahwa kebudayaan umat manusia bersifat universal. Unsur-unsur kebudayaan tersebut dianggap universal karena dapat ditemukan pada semua kebudayaan bangsa-bangsa di dunia. Ia berpendapat bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu: Bahasa, Sistem Pengetahuan, Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial, Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi, Sistem Mata Pencaharian Hidup, Sistem Religi dan Kesenian (Koentjaraningrat, 1998:16). Perubahan kebudayaan yang tejadi di Turki sangat bertolak belakang dengan budaya yang terdahulu. Budaya Turki yang bisa dibilang Islamis berubah seiringan dengan adanya pemikiran Mustafa Kemal. Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk membahas tentang ide-ide pembaharuan pemikiran oleh Mustafa Kemal Ataturk dalam perubahan kebudayaan di Turki. Menurut penulis, ide dan pemikiran Mustafa Kemal behasil

7 6 merubah kebudayaan yang ada di Turki. Adanya pemikiran-pemikiran dari golongan muda Turki, merubah Turki yang dahulu dijuluki negara Islam menjadi negara yang modern (baca:barat). Penulis berpendapat bahwa perubahan terbesar Turki terjadi saat Mustafa Kemal diangkat menjadi presiden pertama Republik Turki. Mustafa dan pemikirannya berhasil merubah semua aturan-aturan terdahulu Turki dalam kebudayaaan. Tentu saja, perubahan-perubahan tersebut membawa dampak yang sangat besar bagi negara Turki, Sehingga penulis dapat membuat judul Pemikiran Mustafa Kemal Ataturk ( )dalam Perubahan Kebudayaan di Turki. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pemikiran Mustafa Kemal Ataturk dalam perubahan kebudayaan di Turki? 2. Apa dampak pemikiran Mustafa Kemal Ataturk dalam perubahan kebudayaan di Turki? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan dan menjelaskan isi pemikiran Mustafa Kemal Ataturk dalam perubahan kebudayaan di Turki. 2. Menjelaskan dampak pemikiran Mustafa Kemal Ataturk dalam perubahan kebudayaan di Turki.

8 7 D. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan pnelitian diatas, maka manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, mendapatkan pengetahuan yang komperehensif mengenai pemikiran Mustafa Kemal Ataturk dalam perubahan kebudayaan, serta dampak pemikirannya terhadap negara Turki. 2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang pemikiran Mustafa Kemal Ataturk dalam perubahan kebudayaan, serta dampak pemikirannya terhadap negara Turki. Sehingga, kita dapat mengetahui apa saja yang telah dilakukan Mustafa Kemal untuk merubah negara Turki. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang negara Turki. E. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, akan membahas tentang pemikiran menurut Mustafa Kemal dalam perubahan kebudayaan di Turki, serta dampak yang terjadi di Turki akibat pemikiran Mustafa Kemal tersebut. Adapun alur pembahasan penelitian ini dimulai dari mengulas secara singkat tentang awal mula negara Turki hingga perubahan Turki menjadi negara Republik. Fokus dalam penelitian ini adalah hanya menjelaskan tentang pemikiran Mustafa Kemal dalam perubahan kebudayaan sesuai dengan tujuh unsur kebudayaan yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat serta dampak dari pemikirannya terhadap perkembangan negara Turki.

9 8 F. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan oleh peneliti terdiri dari buku, skripsi dan jurnal yang membahas kasus terkait penelitian yang diangkat. Diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Erik J. Zürcher, dalam bukunya yang berjudul Sejarah Modern Turki (2003), memaparkan tentang peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di Turki dari seluruh pemerintahan yang pernah menguasai Turki. Turki pada saat itu menjadi kerajaan terbesar dan mempunyai kekuasaan yang sangat luas. Sampai masa pemerintahan Khilafah Utsmaniyyah, Turki kehilangan masa kejayaannya. Pengaruh dari barat yang memasuki Turki mulai membuat tokoh-tokoh penting di Turki mulai berpikir untuk membuat negara Republik Turki. Sistem Khilafah dihapuskan kemudian digantikan oleh sistem pemerintahan. Perubahan-perubahan pun terjadi dalam berbagai aspek. Perubahan-perubahan inilah yang merubah segala peraturan-peraturan terdahulu di Turki, terutama dalam bidang politik. 2. Dr. Harun Nasution, dalam bukunya yang berjudul Pembaharuan dalam Islam : Sejarah Pemikiran dan Gerakan (1978), merupakan kumpulan ceramah dan kuliah Harun Nasution di berbagai tempat di Jakarta tentang Aliran-Aliran Modern dalam Islam. Membahas tentang pemikiran dan gerakan pembaruan dalam Islam, yang timbul di zaman yang lazim disebut periode modern dalam sejarah Islam. Pembahasannya mencakup atas pembaruan yang terjadi di tiga negara Islam, yaitu Mesir (topik intinya: pendudukan Napoleon dan pembaharuan di Mesir, Muhammad Ali Pasya, al-tahtawi, Jamaluddin al-afghani, Muhammad Abduh,

10 9 Rasyid Ridha, murid dan pengikut Muhammad Abduh), Turki, (topik intinya; Sultan Mahmud II, Tanzimat, Usmani Muda, Turki Muda, tiga aliran pembaharuan, Islam dan Nasionalis, dan Mustafa Kemal, dan India- Pakistan dengan topik intinya ; Gerakan Mujahidin, Sayyid Ahmad Khan, Gerakan Aligarh, Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan Pakistan, Abul Kalam Azad dan Nasionalisme India. 3. Isputaminigsih, dalam bukunya yang berjudul Negara Turki Modern Ala Mustafa Kemal (2009), menjelaskan tentang proses awal mula pembentukan negara Republik Turki. Isputaminingsih juga menjelaskan dalam bukunya tentang sebab Turki Utsmani hancur dan berubah menjadi negara Republik. Dalam buku ini ia juga menjelaskan tentang sosok Mustafa Kemal yang mempunyai peranan penting dalam perubahan segala aspek yang ada di Turki. Dalam bukunya, Isputaminingsih menjelaskan perubahan yang dilakukan Mustafa Kemal dalam bidang agama, sosial, pendidikan dan hukum. Akan tetapi, dalam buku ini Isputaminigsih lebih fokus dalam membahas politik yang terjadi di Turki. 4. Mukti Ali, dalam bukunya yang berjudul Islam dan Sekularisme di Turki Modern (1994), menjelaskan dalam bukunya tentang Negara Turki yang mana dahulu sebagai pusat peradaban kerajaan dan agama Islam, menjadi negara Sekuler. Dalam bukunya, ia juga menjelaskan tentang kondisi Islam saat Sekulerisme muncul di negara Turki. Mukhti Ali juga menuliskan tentang perubahan apa saja yang terjadi setelah negara Turki dipimpin oleh Mustafa Kemal.

11 10 5. Binnaz Toprak, dalam bukunya yang berjudul Islam dan Perkembangan Politik di Turki (1999), menjelaskan tentang perkembangan politik di Turki. ia menjelaskan bahwa salah satu kecendrungan yang bisa diamati dalam kehidupan politik di Turki adalah pentingnya agama sebagai isu politik. Isu sekulerisme yang di pelopori Mustafa Kemal merupakan pionir dalam sekulerisme yang terjadi di Turki. Buku ini juga menjelaskan tentang kendala Mustafa Kemal dalam menerapkan sekulerisme di Turki. Karena paham sekulerisme yang kemudian disamakan dengan westernisasi, secara prinsipil bertolak belakang dengan nilai-nilai tradisi agama Islam yang telah begitu mengakar di masyarakat Turki. 6. Abdul Latip, dalam bukunya yang berjudul Mustafa Kemal Ataturk Penegak Agenda Yahudi (2011), menjelaskan dalam bukunya dalam bentuk novel. Ia menceritakan tentang Mustafa Kemal yang ia anggap sebagai penegak agenda Yahudi yang ingin menumbangkan tradisi-tradisi Islam. Talib dalam bukunya secara rinci menjelaskan tentang perubahanperubahan yang dilakukan Mustafa dalam menegakan agenda yahudinya. 7. Sri Mulyati (2015) (Mahasiswi FIB UNS) dalam skripsinya yang berjudul Transformasi Budaya Dari Khilafah Turki Utsmani Menuju Republik Turki Modern ( ), menjelaskan bahwa proses transformasi budaya di Turki terjadi disebabkan oleh empat faktor. Pertama, karena masuknya kebudayaan luar yang mengubah tata nilai, antara lain disebabkan oleh proses komunikasi global dan universal. Kedua, kreatifitas internal yang membentuk inovasi intelektual dan ditandai dengan penemuan-penemuan baru dalam kehidupan. Ketiga, tekanan dari

12 11 luar, yaitu berupa budaya Barat. Keempat, perubahan dari dalam berupa inovasi pembaruan dan perubahan. 8. Fernanda Putra Adela (2011) (Mahasiswa Fisip USU) dalam skripsinya yang berjudul Peranan Mustafa Kemal Ataturk dalam Mendirikan Negara Republik Turki, menjelaskan bahwa Sebelum menjadi sebuah negara republik, Turki merupakan sebuah dinasti Islam terakhir yang bernama Turki Usmani. Wilayah kekuasaan Turki Usmani sangat luas yang menjadikannya kekuatan yang disegani oleh dunia internasional khususnya negara-negara Eropa. Kemajuan teknologi yang terjadi di Eropa tidak sejalan dengan apa yang terjadi di Turki Usmani yang mengakibatkan kesultanan ini menjadi lemah dan tertinggal dari negaranegara Eropa yang telah lebih maju. Beranjak dari situasi dan kondisi seperti ini, seorang perwira militer yang memiliki paham nasionalisme hadir dan menggagas sebuah negara republik untuk menggantikan sistem pemerintahan Islam yang dianggap kolot dan tidak mampu membawa negara kedalam kemajuan seperti negara-negara Eropa. Keinginannya ini akhirnya tewujud melalui berbagai cara perjuangan serta pergerakannya yang cukup panjang serta menghantarnya menjadi pemimpin pertama negara Republik Turki yang dibentuknya. Fernanda dalam skripsinya memaparkan apa peran Mustafa Kemal Ataturk dalam pembentukan negara Republik Turki. Dan proses perubahan Turki menjadi negara Republik. 9. Tutur Furqon (2012) (Mahasiswa FIB UI) dalam skripsinya yang berjudul Reformasi Kebudayaan di Turki tahun , menjelaskan tentang

13 12 perubahan kebudayaan dalam bidang sosial, agama dan pendidikan. Perbedaan penulis dengan skripsi yang ditulis oleh Tutur Furqon adalah dalam rumusan masalah dan pembahasannya. Tutur Furqon hanya menjelaskan tentang reformasi kebudayaan dalam bidang agama, sosial dan pendidikan. Dan juga ia membahasa tentang tokoh-tokoh yang mempunyai berperan penting dalam reformasi kebudayaan di Turki, yaitu Ziya Gokalp, Mustafa Kemal dan Ismet Inonu. 10. Kamilah (2013) (Mahasiswa FKIP UNIVERSITAS JEMBER) dalam skripsinya yang berjudul Peranan Mustafa Kemal dalam Modernisasi Turki ( ), menjelaskan dalam skripsinya tentang peranan Musatafa Kemal dalam perubahan dan modernisasi yang terjadi di Turki. ia juga menjelaskan tentang biografi Mustafa Kemal. Kamilah menjelaskan peranan Mustafa Kemal dalam modernisasi di bidang pendidikan,agama,sosial dan hukum. Penulis tidak bisa mellihat isi dari skripsi Kamilah ini. Penulis hanya bisa melihat daftar isi dari skripsi ini saja. 11. Abdul Hakim, (tt) (Dosen UNM) dalam jurnalnya yang berjudul Mustafa Kemal Ataturk (Negara Republik Sekuler), memaparkan bahwa perkembangan modernisasi di Turki memunculkan tiga fase gerakan pembaharuan, yaitu: pertama, gerakan yang berorientasi dan masih berpegang secara ketat pada prinsip Islam yang disebut Islamisme. Kedua, gerakan yang banyak mengadopsi pemikiran, sikap hidup berdasarkan pola-pola kehidupan Barat, kelompok ini disebut Westernisasi. Ketiga, gerakan yang menitik beratkan ke dalam aspek

14 13 keaslian Turkisme atau secara lebih tepat secara kenegaraan mereka selalu mementingkan sikap, pola pikir dan tindakan nasional. Kelompok ini disebut Nasionalisme. Tokoh utama gerakan nasionalisme Turki adalah Mustafa Kemal Ataturk. Ia bukan satu-satunya pemikir yang melahirkan ideologi nasionalisme Turki. Kemal Ataturk sendiri mendapat inspirasi dari para tokoh sebelumnya yang merupakan produk dari kebijakan reorganisasi yang dirancang oleh Sultan Mahmud II. Adapun reformasi yang dijalankannya Kemal Ataturk dan pendukungnya disebut sebagai prinsip-prinsip kemalisme. Yaitu republikanisme, nasionalisme, republisme, etatisme, reformisme, dan westernisasi. Penelitian yang dilakukan oleh penulis mempunyai titik fokus membahas tujuh unsur kebudayaan. Itulah yang membuat penelitian penulis berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. G. Landasan Teori Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kepemimpinan otoriter. Kekuasaan yang dimilki Mustafa Kemal yaitu sebagai presiden di negara Turki jelas menjadikan salah satu faktor dari kebijakankebijakan yang dibuatnya. Kebijakan-kebijakan yang diambil dari pemikirannya membawa dampak yang sangat besar bagi segala aspek kehidupan di negara Turki. Keputusan Mustafa Kemal yang mutlak atau harus dijalankan sesuai dengan isi pemikirannya membuat Mustafa Kemal menjadi pemimpin yang otoriter. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Hadari Nawawi mencakup tiga bahasan pokok: Pertama, dalam kepemimpinan selalu berhadapan dengan dua belah pihak. Pihak pertama

15 14 disebut pemimpin dan pihak lainnya adalah orang-orang yang dipimpin. Jumlah pemimpin selalu lebih sedikit daripada orang yang dipimpin. Kedua, kepemimpinan merupakan gejala sosial yang berlangsung sebagai interaksi antara manusia di dalam kelompoknya, baik berupa kelompok besar maupun kelompok kecil. Ketiga, kepemimpinan merupakan kegiatan menuntun, membimbing, memandu, menunjukkan jalan, mengepalai dan melatih, agar orang-orang yang dipimpin dapat mengerjakannya sendiri (Nawawi, 1993: 28). Teori kepemimpinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, teori kepemimpinan otoriter. Kepemimpinan otoriter menurut Hadari Nawawi yaitu pemimpin menempatkan dirinya lebih tinggi dari semua anggota atau bawahannya. Sedang orang yang dipimpin adalah sebagai pihak yang berada pada posisi yang lebih rendah, hanya mempunyai tugas, kewajiban dan tanggung jawab. Tipe ini yang ekstrem bahkan tidak mengakui hak-hak asasi yang bersifat manusiawi dari orang-orang yang berada di bawah kekuasaannya. Pemimpin selalu merasa dirinya sebagai seseorang yang paling mampu dan paling benar, sehingga tidak boleh dibantah. Kemauannya harus dituruti, karena pemimpin merupakan nasib orang-orang yang dipimpinnya. Tidak ada pilihan lain selain harus tunduk dan patuh di bawah kekuasaannya. Tekanan yang berupa ancaman, sanksi dan hukuman menjadi alat utama dalam melaksanakan kepemimpinannya. Hal ini juga bisa terlihat pada perilaku pemimpin yang selalu menetapkan keputusan sendiri (Nawawi, 1993: 161). Karakter pemimpin otoriter yang merasa dirinya sebagi pemimpin yang mempunyai kekuasaan dan merasa paling mampu dan paling benar dan tidak menerima kritik dari orang yang dipimpinnya sesuai dengan karateristik dari

16 15 Mustafa Kemal. Sebagai pemimpin, ia memutuskan sendiri menurut pemikirannya yang menurutnya benar. Rakyat yang melawan dirinya akan mendapat sanksi dan hukuman yang berat. Segala hal yang ia inginkan harus dilakukan. Hal ini lah yang mendasari penulis untuk menggunakan teori kepemimpinan otorier tersebut. H. Sumber Data Arti data menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah keterangan yang benar dan nyata. Sedangkan arti sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. 2. Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2009: 137). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sekunder. Adapun data primer (utama) dalam penelitian ini adalah yang membahas tentang pemikiran Mustafa Kemal dalam bidang politik dan budaya. Diantaranya adalah :

17 16 1. Sejarah Modern Turki (2003) karya Erik J. Zürcher 2. Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan (1978) karya Dr. Harun Nasution 3. Negara Turki Modern (2009) karya Isputaminingsih 4. Pembina Turki Baru, Mustafa Kemal (1952) karya Suwirjadi 5. Istanbul Kota Kekaisaran (2012) karya John Freely 6. Facts About Turkey (1972) karya Ankara State Information Organisation 7. Islam dan Sekulerisme di Turki Modern (1994) karya Mukti Ali 8. Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam dan Uni Eropa (2010) karya Atika Puspita Marzaman 9. Mustafa Kamal Ataturk (2011) karya Abdul Latip Talib 10. Attaturk (1999) karya Andrew Mango Adapun data sekunder (pendukung) akan diambil dari berbagai karya ilmiah dan tulisan-tulisan yang terdapat di internet. I. Metode dan Teknik Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Sugiyono (2009: 6), menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2003: 11), penelitian deskriptif adalah penelitian

18 17 yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Sedangakan metode penelitian kualitatif merupakan yang berbentuk kata, skema dan gambar (Sugiyono, 2003: 14). Penelitian kualitatif cenderung berkembang dan banyak berkembang dalam ilmu-ilmu sosial yang berhubungan dengan perilaku sosial atau manusia (Subana dan Sudrajat, 2001: 11). Metode pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif yaitu memfokuskan pembahasan dari umum ke khusus. Paradigma dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Etik. Menurut Kaplan dan Manners (1999: ) cara pandang Etik adalah kategori menurut peneliti dengam mengacu kepada konsep-konsep sebelumnya, dan pendekatan etik menggunakan sudut pandang observer (peneliti). Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui studi kepustakaan (library research). Buku-buku yang dijadikan referensi adalah bukubuku yang berkaitan dengan Turki dan Mustafa Kemal Ataturk. Penulis juga melakukan teknik wawancara. Wawancara dilakukan dengan tujuan agar memgetahui peninggalan apa saja yang masih ada di Turki sampai saat ini akibat pemikiran \Mustafa \Kemal. Penulis melakukan wawancara dengan warga Indonesia yang tinggal di Turki. Wawancara dilakukan penulis dan narasumber melalui . Tahap selanjutnya adalah tahap penyeleksian data. Data dari buku dan jurnal ilmiah dijadikan sebagai data primer. Buku-buku tersebut adalah yang membahas seputar perubahan yang terjadi dalam bidang agama, sistem pengetahuan/pendidikan, sistem mata pencaharian/ekonomi, sistem

19 18 kemasyarakatan/organisasi sosial, sistem bahasa, sistem teknologi dan sistem kesenian yang terjadi di Turki, yang mana perubahan yang terjadi dalam ketujuh bidang tersebut merupakan hasil akibat pemikiran Mustafa Kemal Ataturk. Data sekunder dapat berupa berita-berita dari berbagai tulisan-tulisan yang terdapat di internet. Data yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kevalidannya akan di hapus dan tidak dimasukan ke dalam pembahasan penelitian ini. Setelah data penyeleksian dan pengelompokan data selesai maka tahap selanjutnya adalah tahap analisis data. Data-data yang dianggap tidak valid, tidak dijadikan referensi dalam penelitian ini. Tahap yang terakhir adalah tahap pendeskripsian hasil analisa ke dalam bentuk laporan tertulis. Setelah tahap pembahasan selesai, maka ditutup dengan kesimpulan dan saran yang bermanfaat bagi khalayak umum maupun untuk penelitian selanjutnya. J. Sistematika Penulisan Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga bab yang saling berkaitan, yaitu bab I berupa pendahuluan. Bab II isi dan pembahasan. Bab III merupakan hasil kesimpulan dan saran. Penjabaran sistematika penulisannya yaitu sebagai berikut: Bab I merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, batasan masalah, teori, sumber data, metode dan teknik penelitian, serta sistematika pembahasan. Bab ini merupakan landasan pemikiran dalam penelitian yang digunakan untuk menguraikan bab-bab selanjutnya.

20 19 Bab II berisi pembahasan tentang apa penyebab runtuhnya khilafah Turki Utsmani. Kemudian penulis menjelaskan awal mula terbentuknya negara Turki setelah kehancuran Khilafah Utsmaniyyah. Serta pemikiran Mustafa Kemal Ataturk. Pada bab ini akan dijelaskan tentang siapa serta apa pemikiran dari Mustafa Kemal Ataturk. Bab ini juga merupakan isi pembahasan yang merupakan hasil analisis dari rumusan masalah. Bab ini menjelaskan tentang dampak apa yang terjadi di Turki akibat pemikiran Mustafa Kemal Ataturk dalam perubahan kebudayaan di Turki sesuai dengan tujuh unsur kebudayaan menurut Koentjaraningrat. Bagaimana pemikiran Mustafa Kemal Ataturk membawa perubahan yang besar dalam kebudayaan dan sangat berpengaruh dalam perubahan negara Turki. Selanjutnya dalam bab ini penulis juga akan memaparkan tentang hasil dari pemikiran Mustafa Kemal Ataturk yang masih ada sampai sekarang. Bab III merupakan penutup yang terdiri dari hasil kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran merupakan suatu hasil yang diperoleh oleh peneliti setelah meneliti dan menganalisis pokok-pokok permasalahan pada pembahasan yang dikaji. Kesimpulan dan saran juga berisi bahan yang dapat dijadikan pembelajaran bagi peneliti dan pembaca.

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan: Atika Puspita Marzaman Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa HEPTAcentrum Press Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa Oleh: Atika Puspita Marzaman Copyright 2011 by Atika Puspita

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah PENDAHULUAN Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah perkembangan Islam di Dunia. Turki juga merupakan wilayah yang terdiri dari dua simbol peradaban di antaranya peradaban

Lebih terperinci

tidak langsung, mereka mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar Padiansyah Ali Utsman 4 B.

tidak langsung, mereka mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar Padiansyah Ali Utsman 4 B. A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki Utsmani Kata Utsmaniyah diambil dari pendiri pertama dinasti ini, yaitu Utsman ibn Erthogrul ibn Sulaiman Syah. Para pendiri Daulah Utsmaniyah ini berasal dari suku

Lebih terperinci

A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep

A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep BAB IV PERBANDINGAN KONSEP NEGARA MENURUT PEMIKIRAN IMAM MAWARDI DENGAN ALI ABDUL RAZIQ A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep Negara Dalam tulisan ini hampir semua pemikiran

Lebih terperinci

REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE-

REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE- REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE- 20 Oleh: Ali Sodikin Abstrak : Pendidikan merupakan salah satu wilayah (area of cincern) gerakan pembaruan Islam yang berlangsung di seluruh dunia Islam. Tokoh-tokoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rosmiati Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rosmiati Lubis, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Turki di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Pasha merupakan negara yang terkenal dengan sekularisasinya atau usaha-usaha untuk meniru ke negara-negara Barat

Lebih terperinci

TIGA ALIRAN PEMBAHARUAN Westernisme, Islamisme dan Nasionalisme. Drs. Muhammad Muhtarom Ilyas. Abstrak

TIGA ALIRAN PEMBAHARUAN Westernisme, Islamisme dan Nasionalisme. Drs. Muhammad Muhtarom Ilyas. Abstrak TIGA ALIRAN PEMBAHARUAN Westernisme, Islamisme dan Nasionalisme Drs. Muhammad Muhtarom Ilyas Abstrak Setelah mengalami kemunduran, Turki Usmani tidak henti untuk berusaha mengadakan pembaharuan-pembaharuan

Lebih terperinci

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi i ii TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi iii iv TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

Lebih terperinci

KERUNTUHAN KEKHALIFAHAN TURKI UTSMANI TAHUN 1924 SKRIPSI

KERUNTUHAN KEKHALIFAHAN TURKI UTSMANI TAHUN 1924 SKRIPSI KERUNTUHAN KEKHALIFAHAN TURKI UTSMANI TAHUN 1924 SKRIPSI oleh: Winda Desilia Putri NIM 050210302223 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

MUSTAFA KEMAL ATTATURK. Abdul Hakim UPT. Mata Kuliah Umum UNM

MUSTAFA KEMAL ATTATURK. Abdul Hakim UPT. Mata Kuliah Umum UNM MUSTAFA KEMAL ATTATURK (Negara Republik Sekuler) Oleh: Abdul Hakim UPT. Mata Kuliah Umum UNM ABSTRAK Perkembangan modernisasi di Turki memunculkan 3 fase gerakan pembaharuan, yaitu: pertama, gerakan yang

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam Bab : 3 PERADABAN ISLAM

Pendidikan Agama Islam Bab : 3 PERADABAN ISLAM Modul ke: 04 Pendidikan Agama Islam Bab : 3 PERADABAN ISLAM Fakultas Teknik Elektro Alimudin, S.Pd.I, M.Si Program Studi Pendidikan Agama Islam www.mercubuana.ac.id PENGANTAR Peradaban yang dibangun oleh

Lebih terperinci

CHAPTER I INTRODUKSI PENDULUM THE SICK MAN

CHAPTER I INTRODUKSI PENDULUM THE SICK MAN CHAPTER I INTRODUKSI PENDULUM THE SICK MAN SEJAK kekhalifahan Usmaniah runtuh, Turki seperti seorang pemuda yang jatuh bangun, tergopoh-gopoh mencari jati dirinya. Ideologi dan garis-politik sekuler yang

Lebih terperinci

SEJARAH ISLAM AHMADIN

SEJARAH ISLAM AHMADIN SEJARAH ISLAM AHMADIN RAYHAN INTERMEDIA 2013 i SEJARAH ISLAM Copyright Ahmadin Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Rayhan Intermedia Penerbit: RAYHAN INTERMEDIA Jl. Naja Dg. Nai Lr 4/8 Rappokalling

Lebih terperinci

PERADABAN ISLAM MASA TURKI UTSMANI ( M) Oleh : SAEPUL ANWAR

PERADABAN ISLAM MASA TURKI UTSMANI ( M) Oleh : SAEPUL ANWAR PERADABAN ISLAM MASA TURKI UTSMANI (1299-1924 M) Oleh : SAEPUL ANWAR MENGENAL TURKI UTSMANI Berasal dari suku pengembara bernama Kayi yang bermukim di wilayah Asia Tengah, di Utara laut kaspia. Hidup pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan 201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama sekitar 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah SAW di

BAB I PENDAHULUAN. lama sekitar 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah SAW di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perjuangan umat Islam dalam pentas peradaban dunia berlangsung sangat lama sekitar 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah SAW di Madinah (622-632M);

Lebih terperinci

Wawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar

Wawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar Wawasan Kebangsaan Dewi Fortuna Anwar Munculnya konsep Westphalian State Perjanjian Westphalia 1648 yang mengakhiri perang 30 tahun antar agama Katholik Roma dan Protestan di Eropa melahirkan konsep Westphalian

Lebih terperinci

A. Deskripsi Mata Kuliah:

A. Deskripsi Mata Kuliah: SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH SEJARAH PERADABAN ISLAM DOSEN : DRS. ANDI SUWIRTA, M.HUM. YENI KURNIAWATI, M.PD. ENCEP SUPRIATNA, M.PD. BOBOT 3 SKS/SJ 201 =======================================================================================================

Lebih terperinci

KONSENTRASI BARU KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA. Dewi Triwahyuni

KONSENTRASI BARU KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA. Dewi Triwahyuni KONSENTRASI BARU KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA Dewi Triwahyuni Urgensitas Kajian Asia Tenggara Secara Historis, berpusat di Malaka, Asia tenggara adalah sentra perdagangan dunia antara abad ke-14

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

BAB II DINAMIKA SEJARAH SISTEM POLITIK TURKI

BAB II DINAMIKA SEJARAH SISTEM POLITIK TURKI BAB II DINAMIKA SEJARAH SISTEM POLITIK TURKI Bab ini menjelaskan mengenai Negara turki, sejarah geografis Negara Turki, sistem pemerintahan Negara Turki, kemudian sejarah Negara Turki menjadi sekuler pada

Lebih terperinci

SEKULARISME, ISLAM DAN DEMOKRASI DI TURKI

SEKULARISME, ISLAM DAN DEMOKRASI DI TURKI , Edisi 003, Oktober 2011 i g i t a l l i m e m o k r a t i s m o k r a t i s. c o m SEKULARISME, ISLAM AN EMOKRASI I TURKI Ihsan Ali-Fauzi 1 Informasi Buku: Hakan Yavuz, Secularism and Muslim emocracy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis

BAB I PENDAHULUAN. Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis akan berpandangan bahwa Arab Saudi adalah negara kaya karena kandungan minyak bumi didalamnya.

Lebih terperinci

Oleh: Abdi Kurnia Djohan, SH.MH, Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan Ketua Lembaga Dakwah Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta

Oleh: Abdi Kurnia Djohan, SH.MH, Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan Ketua Lembaga Dakwah Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Oleh: Abdi Kurnia Djohan, SH.MH, Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan Ketua Lembaga Dakwah Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Pembicaraan tentang rezim-rezim politik di negara-negara Muslim tidak

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr Wb. Turki Usmani. Oleh : Anggraini Dwi Ikhwani

Assalamu alaikum Wr Wb. Turki Usmani. Oleh : Anggraini Dwi Ikhwani Assalamu alaikum Wr Wb Turki Usmani Oleh : Anggraini Dwi Ikhwani Berdirinya Kerajaan Turki Usmani Bangsa Turki tercatat dalam sejarah atas keberhasilannya mendirikan dua Dinasti, yaitu Dinasti Turki Saljuk

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. BAB I PEDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. Kemajuan negara Cina tentu tidak terjadi begitu saja, ada suatu proses yang cukup panjang untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

TURKEY, EUROPE, AND PARADOXES OF IDENTITY

TURKEY, EUROPE, AND PARADOXES OF IDENTITY l Edisi 048, Februari 2012 P r o j e c t TURKEY, EUROPE, AND PARADOXES OF IDENTITY i t a i g k a a n D Ziya Onis Terkatung-katungnya Nasib Turki di Eropa Review Paper oleh Ihsan Ali-Fauzi 1 Edisi 048,

Lebih terperinci

Ankara State Information Organization (1972: 28) menyatakan bahwa kekaisaran

Ankara State Information Organization (1972: 28) menyatakan bahwa kekaisaran BAB II ISI A. Runtuhnya Kekaisaran Turki Utsmani Peta sejarah Islam menyatakan bahwa Turki pernah menjadi pusat kekuasaan dunia Islam selama kurang lebih delapan abad dan sangat disegani oleh bangsa Eropa.

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Aliyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Program : Keagamaan Jumlah soal : 50 butir Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I. Turki adalah sebuah bangsa yang pernah berkuasa dan mencapai puncak kejayaan

BAB I. Turki adalah sebuah bangsa yang pernah berkuasa dan mencapai puncak kejayaan BAB I A. Latar Belakang Masalah Turki adalah sebuah bangsa yang pernah berkuasa dan mencapai puncak kejayaan dengan sistem khilafah Islamiyah pada abad pertengahan yang dimunculkan dalam bentuk kerajaan

Lebih terperinci

SILABUS SEJARAH ASIA BARAT

SILABUS SEJARAH ASIA BARAT SILABUS SEJARAH ASIA BARAT Oleh: Miftahuddin, M. Hum. NIP. 19740302 200312 1 006 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 S I L A B U S Fakultas :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bersatu. Sebelum menjadi sebuah negara yang berbentuk Republik, Turki

BAB I PENDAHULUAN. dan bersatu. Sebelum menjadi sebuah negara yang berbentuk Republik, Turki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Turki adalah sebuah Republik Konstitusional yang demokratis, sekuler dan bersatu. Sebelum menjadi sebuah negara yang berbentuk Republik, Turki merupakan sebuah Imperium

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER 145 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul MILITER DAN POLITIK DI INDONESIA (Studi Tentang Kebijakan Dwifungsi ABRI Terhadap Peran-peran Militer di Bidang Sosial-Politik

Lebih terperinci

Albania Negeri Muslim di Benua Biru?

Albania Negeri Muslim di Benua Biru? Albania Negeri Muslim di Benua Biru? Faktanya banyak sekali hal-hal yang belum kita ketahui tentang agama islam di dunia ini, bagi kalian yang mengaku masyarakat islam hendaklah kita sesekali menilik lebih

Lebih terperinci

S I L A B U S. Pengalaman Belajar. Jenis Penilaian

S I L A B U S. Pengalaman Belajar. Jenis Penilaian S L A B U S Mata Kuliah hakekat sejarah slam pengertian slam periodisasi islam perkembanga slam dalam tiap-tiap : slam : Tarbiyah / PA - TB NDKATOR HASL MATER pengertian sejarah, pengertian, budaya, slam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adnan Hidayat, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adnan Hidayat, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemerdekaan adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh setiap bangsa dimanapun. Suatu bangsa dikatakan merdeka dalam anggapan umum apabila bangsa tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat

Lebih terperinci

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling

Lebih terperinci

ISLAM DAN HEGEMONI BARAT

ISLAM DAN HEGEMONI BARAT RUANG KAJIAN ISLAM DAN HEGEMONI BARAT Siti Nuraini Abstrak Artikel ini membahas tentang Islam dan hegemoni Barat dalam perspekif gerakan kaum muslim yang mencoba mengadaptasi dan mengembangkan dari kemajuan

Lebih terperinci

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA

2015 DAMPAK PERANG AUSTRO-PRUSIA TERHADAP HUBUNGAN POLITIK AUSTRIA DAN HONGARIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Periode abad ke-18 hingga abad ke-19 merupakan suatu periode yang memiliki peristiwa-peristiwa besar dan bersejarah di Eropa. Berbagai macam peristiwa itu

Lebih terperinci

KESINAMBuNGAN BUDAYA

KESINAMBuNGAN BUDAYA c Demokrasi Lewat Bacaan d KESINAMBuNGAN BUDAYA Oleh Nurcholish Madjid Ketika Kaisar Hirohito meninggal, banyak orang membicarakan kedudukannya selaku lambang kontinuitas budaya Jepang selama ribuan tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Soekanto, 2003: 243). Peranan merupakan aspek

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk

Lebih terperinci

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum : Perkembangan Islam pada masa modern (1800-sekarang)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum : Perkembangan Islam pada masa modern (1800-sekarang) YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMA LABSCHOOL JAKARTA Jalan Pemuda Kompleks UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur Telepon/Fax: 021-47860038, Ext.: 111 163 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode modern. Kemajuan zaman yang semakin pesat mendorong umat Islam untuk berfikir aktif, Yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya Tuhan yang menjadi sumber hukum dalam suatu masyarakat Islam. Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. artinya Tuhan yang menjadi sumber hukum dalam suatu masyarakat Islam. Tuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abu A la al-maududi adalah seorang pembicara yang ulung dan penulis yang amat produktif, khususnya dalam bidang agama. Dalam hubungan ini adalah penting untuk

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel. BAB VIII KESIMPULAN Puisi Maḥmūd Darwīsy merupakan sejarah perlawanan sosial bangsa Palestina terhadap penjajahan Israel yang menduduki tanah Palestina melalui aneksasi. Puisi perlawanan ini dianggap unik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat dikatagorikan sebagai salah satu negara yang maju dari benua Eropa. Republik Perancis saat ini adalah

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami Sejarah Peradaban Islam sebagai perspektif dalam Studi Islam

Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami Sejarah Peradaban Islam sebagai perspektif dalam Studi Islam SILABUS Mata Kuliah : SEJARAH PERADABAN ISLAM Bobot/Smtr : 2 sks/smt 1 Prasyarat MK :- Prodi : PBA Fakultas : Tarbiyah Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu memahami sebagai perspektif dalam Studi No Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

Etos Hijrah. Oleh Nurcholish Madjid

Etos Hijrah. Oleh Nurcholish Madjid c Prestasi, bukan Prestise d Etos Hijrah Oleh Nurcholish Madjid Pelajaran pertama yang bisa dipetik dari keputusan Umar menjadikan Hijrah Rasul sebagai permulaan perhitungan kalender Islam ialah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah unsur kebudayaan yang bersumber pada aspek perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi daya manusia untuk menciptakan

Lebih terperinci

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Leif STENBERG Direktur, AKU- Dalam makalah berikut ini, saya akan mengambil perspektif yang sebagiannya dibangun

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pertanyaan penelitian pada Bab I penelitian ini dan dihubungkan dengan kerangka pemikiran yang ada, maka kesimpulan yang diambil dari penelitian ini

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Aliyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Program : Non Keagamaan Jumlah soal : 50 butir Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

IDE PEMBAHARUAN DAN PEMIKIRAN MUSTAFA KEMAL ATTATURK OLEH; MUSTARI

IDE PEMBAHARUAN DAN PEMIKIRAN MUSTAFA KEMAL ATTATURK OLEH; MUSTARI IDE PEMBAHARUAN DAN PEMIKIRAN MUSTAFA KEMAL ATTATURK OLEH; MUSTARI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kajian sejarah adalah suatu bidang ilmu yang sangat menarik untuk ditelusuri, dimana minimal

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

PEMBAHARUAN NEGARA TURKI PASCA KERUNTUHAN KHILAFAH TURKI USMANI

PEMBAHARUAN NEGARA TURKI PASCA KERUNTUHAN KHILAFAH TURKI USMANI PEMBAHARUAN NEGARA TURKI PASCA KERUNTUHAN KHILAFAH TURKI USMANI Aldo Dzuhryansyah dan Suranta Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang India merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947. Kemerdekaan India diperjuangkan melalui perlawanan fisik maupun perlawanan non fisik. Perlawanan fisik di India salah satunya

Lebih terperinci

NEGARA SEKULER TURKI I. SEKULER

NEGARA SEKULER TURKI I. SEKULER NEGARA SEKULER TURKI I. SEKULER Kemunduran Turki Usmani Sejak Abad ke-17 dan kekalahannya dari bangsa Barat mendorong para penguasa dan kaum intelektual untuk bermawas diri dan melakukan usaha-usaha rekonstruksi

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

KEMAL ATTARUK PERJUANGAN MELAWAN SEKUTU DAN PEMBAHARUANNYA

KEMAL ATTARUK PERJUANGAN MELAWAN SEKUTU DAN PEMBAHARUANNYA KEMAL ATTARUK PERJUANGAN MELAWAN SEKUTU DAN PEMBAHARUANNYA 1. PENDAHULUAN Usaha pembaharuan di Kerajaan Turki Usmani pada periode modern dipelopori oleh Sultan Mahmud II (1785-1839). Politik will dan demokratisasi

Lebih terperinci

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah. Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah. Ideologi tak pernah mati. Begitu juga Islam. Meski telah kehilangan institusinya sejak 3 Maret 1924, ideologi Islam tetap tertanam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad Yasin dalam Perjuangan Harakah Al-Muqawamah Melawan Israel di Palestina Tahun 1987-2004. Suatu kajian yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Muslim dalam pembagian India-Pakistan dalam kurun waktu Merujuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Muslim dalam pembagian India-Pakistan dalam kurun waktu Merujuk BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Penulis pada bagian ini akan memaparkan beberapa kesimpulan yang menjadi poin utama dalam pembahasan mengenai peranan Partai Kongres dan Liga Muslim dalam

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. dirumuskan sebelumnya. Kesimpulan yang dimunculkan dalam bab ini berisi

BAB VII PENUTUP. dirumuskan sebelumnya. Kesimpulan yang dimunculkan dalam bab ini berisi BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Paparan pada bab-bab sebelumnya merupakan rangkaian alur penelitian yang ditujukan untuk menjelaskan permasalahan seperti yang telah dirumuskan sebelumnya. Kesimpulan yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM ASAS MONOGAMI MENURUT HUKUM PERKAWINAN DI TURKI

BAB III TINJAUAN UMUM ASAS MONOGAMI MENURUT HUKUM PERKAWINAN DI TURKI BAB III TINJAUAN UMUM ASAS MONOGAMI MENURUT HUKUM PERKAWINAN DI TURKI A. Sejarah Undang-Undang Perkawinan di Turki Turki memproklamasikan diri sebagai negara mpdern sejak tahun 1924, secara geografis memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Mubarak. Berdasarkan dengan pandangan bahwa dalam setiap wilayah ditingkat

BAB V PENUTUP. Mubarak. Berdasarkan dengan pandangan bahwa dalam setiap wilayah ditingkat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Skripsi ini telah menjelaskan mengenai perjuangan Ikhwanul Muslimin (IM) dalam proses Counter Hegemony terhadap sekularisme di masa pemerintahan Hosni Mubarak. Berdasarkan

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan

Lebih terperinci

Turki Antara Sekularisme dan Aroma Islam; Studi atas Pemikiran Niyazi Berkes

Turki Antara Sekularisme dan Aroma Islam; Studi atas Pemikiran Niyazi Berkes Turki Antara Sekularisme dan Aroma Islam; Studi atas Pemikiran Niyazi Berkes Imron Mustofa SekolahTinggi Agama Islam YPBWI Surabaya Email: stofa27@yahoo.com Abstrak Sejak Musthafa Kemal Attaturk menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah membawa perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu terkait dengan pengisian

Lebih terperinci

PENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM

PENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM PENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM Penulisan sejarah ditentukan oleh tiga faktor penting yang sangat menentukan bobot kajian sejarah, yaitu materi, metodologi dan interpretasi, karena ketiganya

Lebih terperinci

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Relasi antara Sastra, Kebudayaan, dan Peradaban Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya pemerintah yang berdaulat dan terakhir yang juga merupakan unsur untuk

BAB I PENDAHULUAN. adanya pemerintah yang berdaulat dan terakhir yang juga merupakan unsur untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara adalah suatu organisasi yang terdiri dari masyarakat yang mempunyai sifat-sifat khusus antara lain sifat memaksa, dan sifat monopoli untuk mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

KEMUNCULAN GERAKAN TURKI MUDA DAN PENGARUHNYA DALAM MENOPANG PEMERINTAHAN SEKULER TURKI PENDAHULUAN

KEMUNCULAN GERAKAN TURKI MUDA DAN PENGARUHNYA DALAM MENOPANG PEMERINTAHAN SEKULER TURKI PENDAHULUAN KEMUNCULAN GERAKAN TURKI MUDA DAN PENGARUHNYA DALAM MENOPANG PEMERINTAHAN SEKULER TURKI PENDAHULUAN Kemunculan Gerakan Turki Muda merupakan ekspestasi dari sikap kritis di kalangan intelektual turki yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman membawa dampak positif bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman membawa dampak positif bagi masyarakat. 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman membawa dampak positif bagi masyarakat. Salah satunya dengan bermunculan karya-karya, baik dibidang seni, musik, ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

2016 PERANG ENAM HARI

2016 PERANG ENAM HARI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setelah Perang Dunia I (selanjutnya disingkat PD I) berakhir, negara-negara di Dunia khususnya negara-negara yang berada dikawasan Timur Tengah dihadapkan

Lebih terperinci

PERANAN MUSTAFA KEMAL ATATURK DALAM MODERNISASI TURKI TAHUN 1923-1938

PERANAN MUSTAFA KEMAL ATATURK DALAM MODERNISASI TURKI TAHUN 1923-1938 PERANAN MUSTAFA KEMAL ATATURK DALAM MODERNISASI TURKI TAHUN 1923-1938 SKRIPSI Oleh : KAMILAH NIM. 0602103023222 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif

Lebih terperinci

Potret Sistem Internasional & Pembentukan Negara di Timur Tengah. Muhammad Qobidl `Ainul Arif, M.A. #Sesi 2, 24 Februari 2015

Potret Sistem Internasional & Pembentukan Negara di Timur Tengah. Muhammad Qobidl `Ainul Arif, M.A. #Sesi 2, 24 Februari 2015 Potret Sistem Internasional & Pembentukan Negara di Timur Tengah Muhammad Qobidl `Ainul Arif, M.A. #Sesi 2, 24 Februari 2015 Membedah Timur Tengah dalam Perspektif Strukturalisme Struktur hirarkis sistem

Lebih terperinci