BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Nurfadilah (2016) dengan Judul Analisis Kalimat Deklaratif, Interogatif dan Imperatif dalam Tajuk Koran Sindo Edisi Maret 2016 Penelitian mengenai kalimat, khususnya kalimat interogatif dan deklaratif dengan menggunakan kajian sintaksis sebelumnya pernah diteliti oleh Nurfadilah dari Universitas Maritim Raja Ali Haj Tanjungpinang dengan judul Analisis Kalimat Deklaratif, Interogatif dan Imperatif dalam Tajuk Koran Sindo Edisi Maret Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan ketiga jenis kalimat tersebut beserta maknanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam kalimat deklaratif lebih mendominasi dari pada kalimat interogatif dan imperatif. Makna yang dikandung adalah mengungkapkan kekecewaan, kekhawatiran, ketidaksetujan, keyakinan, peringatan, perbandingan, pertentangan, nasehat, harapan, perkiraan, pembuktian, penegasan, dan penjelasaan keadaan. Data yang diambil dan digunakan peneliti dalam penelitian, yaitu data berupa kalimat yang mengandung kalimat interogatif dan deklaratif dalam Tajuk Koran Sindo Edisi Maret Zulromdhon (2015) dengan Judul Analisis Kalimat Interogatif Pemabawa Acara Hitam Putih di Trans 7 Edisi Pertengahan April Mei 2016 Penelitian lain yang relevan yakni penelitian Zulromdhon (2016) dari Universitas Maritim Raja Ali Haji, dengan judul Analisis Kalimat Interogatif Pemabawa Acara Hitam Putih di Trans 7 Edisi Pertengahan April Mei Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan kalimat interogatif yang 6

2 7 digunakan pembawa acara Hitam Putih di Trans 7. Hasil penelitian menyatakan ada 160 fungsi kalimat interogatif yang digunakan pada Acara Hitam Putih. Adapun fungsi kalimat yang paling dominan digunakan adalah fungsi meminta pengakuan jawaban ya atau tidak. Data yang diambil dan digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa kalimat yang mengandung fungsi kalimat interogatif dalam acara Hitam Putih Edisi Pertengahan April Mei Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penlitian sebelumnya yaitu, pada penelitian yang dilakukan oleh Nurfadilah mengenai analisis kalimat deklaratif, interogatif dan impertaif, data dan sumber data yang digunakan pada tajuk koran sindo. Sedangkan pada penelitian yang penliti lakukan yaitu analisis kalimat deklaratif dan interogatif, data dan sumber data yang di gunakan talk show Mata Najwa di youtube unggahan Januari Kemudian perbedaan penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan penelitang oleh Zulromadhon yaitu pada penelitian Zulromadhon hanya meneliti kalimat interogatif pada pembawa acara Hitam Putih. Sedangkan pada penelitian yang peneliti lakukan yaitu analisis kalimat deklaratif dan kalimat interogatif pada pembawa acar dan narasumber talk show Mata Najwa di youtube unggahan Januari Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitan sebelumnya yaitu merupakan penelitain deskriptif kualitataif. Dengan tiga tahap penelitian yaitu tahap penyediaan data, tahap penganalisisan data, dan hasil penganalisisan data. B. Sintaksis 1. Pengertian Sintaksis Istilah sintaksis secara langsung terambil dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu

3 8 bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa, berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk-beluk kata dan morfem (Ramlan, 2005: 18). Sintaksis adalah salah satu cabang tata bahasa yang membicarakan struktur - struktur kalimat, klausa, dan frasa (Tarigan, 1984: 6). Ada pula yang mengatakan bahwa sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabung-gabungkan kata menjadi kalimat, Stryker (dalam Tarigan,1984:5). Jadi sintaksis adalah salah satu cabang dari ilmu tata bahasa yang membicarakan struktur-struktur wacana,kalimat, klausa, dan frase. C. Kalimat 1. Pengertian Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhri dengan intonasi akhri yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); sementra itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (, ), titik dua (: ), tanda pisah (-) dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan. (Alwi, dkk. 2010: 317). Di sisi lain, Lado (dalam Putrayasa,2009:1) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan terkecil dari ekspresi lengkap. Kalimat

4 9 adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik (Ramlan,2005:23). Berdasarkan definsi-definsi di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Dalam wujud lisan atau tulisan, disertai dengan intonasi akhir,dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik, dan mengandung pikiran lengkap. 2. Jenis Kalimat Berdasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya, kalimat lazim dibagi atas (1) kalimat deklaratif atau kalimat berita, (2) kalimat imperatif atau kalimat perintah, (3) kalimat interogatif atau kalimay tanya, dan (4) kalimat eksklamtif atau kalimat serum. (Alwi, dkk, 2010: 344). Berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat dapat digolongkan menjadi tiga golongan, ialah kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat suruh (Ramlan, 2005: 26). Jenis kalimat berdasarkan isinya dapat dibedakan atas tiga bagian, yaitu : kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah (Putrayasa,2009:19). Jadi dapat disimpulkan, jenis kalimat dibedakan berdasarkan bentuk atau isi dan fungsinya meliputi : kalimat deklaratif (kalimat berita), kalimat interogatif (kalimat tanya), dan kalimat imperatif (kalimat perintah). 3. Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk (Fungsi atau Isinya). Jenis kalimat berdasarkan bentuk (fungsi atau isinya) : kalimat deklaratif (kalimat berita), kalimat interogatif (kalimat tanya) dan kalimat imperatif (kalimat perintah).

5 10 a. Kalimat Deklaratif 1) Pengertian Kalimat Deklaratif Kalimat deklaratif, yang juga dikenal dengan nama kalimat berita dalam buku-buku tata bahasa Indonesia, secara formal, jika dibandingkan dengan ketiga jenis kalimat yang lainnya, tidak bermarkah khusus. Dalam pemakaian bahasa bentuk kalimat deklaratif umumnya digunakan oleh pembicara atau penulis untuk membuat pernyataan sehingga isinya merupakan berita bagi pendengar atau pembacanya ( Alwi, dkk, 2010: 361). Kalimat berita adalah kalimat yang mendukung suatu pengungkapan peristiwa atau kejadian (Putrayasa, 2009:19). Berdasarkan fungsi dalam hubungan situasi, kalimat berita berfungsi untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain sehingga tanggapan yang diharapkan berupa perhatian seperti tercermin pada pandangan mata yang menunjukkan adanya perhatian. Kadang-kadang perhatian itu disertai anggukan, kadang-kadang pula disertai ucapan ya ( Ramlan, 2005: 27). Sedangkan (Chaer, 1988: 396), kalimat berita adalah kalimat yang isinya menyatakan berita atau pernyataan untuk diketahui oleh orang lain (pendengar atau pembaca). Jadi kalimat deklaratif adalah kalimat yang berisi pernyataan untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain dan mendukung suatu pengungkapan peristiwa atau kejadian. 2) Ciri-Ciri Kalimat Deklaratif Kalimat deklaratif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a) isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar (Alwi,dkk.2010:361).

6 11 b) dalam bentuk lisan, suara berakhir dengan nada turun ( Ramlan, 2005:29) c) tidak terdapat kata-kata tanya (apa, siapa, dimana dan mengapa, ajakan, persilahan dan larangan) (Ramlan, 2005:27). d) dalam bentuk tulisan kalimat berita diakhiri dengan tanda titik (Putrayasa, 2009:19). 3) Jenis Kalimat Deklaratif Berisikan Ungkapan Perasaan. Secara garis besar, arti kalimat deklaratif dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : a) kalimat deklaratif berisikan pernyataan-pernyataan dan b) kalimat deklaratif berisikan ungkapan perasaan. Penelitian ini menggunakan jenis kalimat deklaratif berisikan ungkapan perasaan, karena lebih sesuai dengan objek penelitian. Kalimat deklaratif yang berisikan ungkapan perasaan ini dapat dibedakan atas beberapa bagian, yakni : a) ungkapan keyakinan, b) ungkapan harapan, c) ungkapan kekhawatiran, d) ungkapan kebencian, e) ungkapan kasih sayang, f) ungkapan serah diri, g) ungkapan pengandaian atau perumpamaan, dan h) ungkapan nasihat atau peringatan, Suparman (dalam Putrayasa, 2009: 23). a) Ungkapan Keyakinan Ungkapan keyakinan adalah apa yang diungkapkan tentang kepercayaan yang sungguh sungguh, kepastian, dan ketentuan (Depdiknas, 2007: 1277). (4) Kami yakin, dia yang mengambil buku itu. (5) Tak salah lagi, memang dia orangnya. b) Ungkapan Harapan Ungkapan harapan adalah sesuatu ungkapan yang dapat diharapkan (Depdiknas, 2007: 338).

7 12 (6) Mudah-mudahan saya lulus dalam ujian ini. (7) Semoga mereka selamat sampai tujuan. c) Ungkapan Kekhawatiran Ungkapan kekhawatiran adalah sesuatu ungkapan tentang perasaan khawatir dan kecemasan (Depdiknas, 2007: 564). (8) Jangan- jangan, dia terjebak dalam perjalanan. (9) Kami amat khawatir, kalau- kalau persembunyiannya diketahui. d) Ungkapan Kebencian Ungkapan kebencian adalah ungkapan tentang perasaan benci, dan sesuatu yang dibenci (Depdiknas, 2007, 131). (10) Aku sudah muak melihatnya. (11) Apalagi melihat, mendengar suaranya pun aku mau muntah. e) Ungkapan Kasih Sayang Ungkapan kasih sayang adalah ungkapan tentang perasaan sayang, cinta, suka terhadap sesuatu (Depdiknas, 2007: 512). (12) Tak dapat diucapkan dengan kata- kata, betapa sayangku padamu. (13) Jangankan harta, nyawa pun kuberikan. f) Ungkapan Serah Diri Ungkapan serah diri adalah ungkapan tentang menyerahkan diri, tidak ada usaha untuk melwan (Depdiknas, 2007: 921). (14) Anak itu memang bersalah, terserah kau apakan. (15) Apa mau dikata, semuanya telah terjadi

8 13 g) Ungkapan Pengandaian Ungkapan pengandaian adalaah ungkapan tentang hal mengandaikan (Depdiknas, 2007: 45). (16) Alngkah indah hidup ini, seandainya aku selalu bersamanya. (17) Seandainya aku jadi raja, akan kupilih kau sebagai permaisuriku. h) Ungkapan Nasihat. Ungkapan nasihat adalah ungkapan tentang ajaran atau pelajaran baik (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik (Depdiknas, 2007: 775). (18) Kita tidak boleh sombong, di atas langit masih ada langit. (19) Amalkanlah ilmumu itu untuk kebaikan. b. Kalimat Interogatif 1) Pengertian Kalimat Interogatif Kalimat interogatif, yang juga dikenal dengan nama kalimat tanya, secara formal ditandai oleh kehadiran kata tanya seperti apa, siapa, berapa, kapan, dan bagaimana dengan atau tanpa partikel kah sebagai penegas. Kalimat interogatif diakhiri dengan tanda tanya (?) pada bahasa tulis dan bahasa lisan dengan suara naik, terutama jika ada kata tanya atau suara turun. Bentuk kalimat interogatif biasanya digunakan untuk meminta (1) jawaban ya atau tidak, atau (2) infromasi menganai sesuatu atau seseorang dari lawan bicara atau pembacanya (Alwi, dkk. 2010: 366). Kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung suatu pertanyaan (Putrayasa, 2009:26). Kalimat tanya berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Kalimat ini memiliki pola intonasi yang berbeda dengan pola intonasi kalimat berita. Perbedaannya terutama terletak pada nada akhirnya. Pola intonasi kalimat berita bernada akhir turun, sedangkan pola intonasi kalimat tanya bernada akhir naik (Ramlan, 2005: 28).

9 14 Sementara itu (Chaer, 1988: 397) menjelaskan kalimat tanya adalah kalimat yang isinya mengharapkan reaksi atau jawaban berupa pengakuan, keterangan, alasan, atau pendapat dari pihak pendengar atau pembaca. Jadi kalimat interogatif adalah kalimat yang berfungsi untuk menanyakan sesuatu, secara formal ditandai oleh kehadiran kata tanya seperti apa, siapa, berapa, kapan, dan bagaimana dan mengandung suatu pertanyaan. 2) Ciri - Ciri Kalimat Interogatif Kalimat interogatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a) ditandai oleh kehadiran kata tanya seperti apa, siapa, berapa, kapan dan bagaimana (Alwi,dkk. 2010:366). b) diakhiri dengan tanda tanya (?) pada bahsa tulis pada bahasa lisan dengan suara naik (Alwi,dkk.2010:366) c) jenis kalimat ini ditandai pula oleh partikel tanya seperti kah (Putrayasa,2009:27) 3) Jenis Kalimat Interogatif Menurut Chaer (1988:397) jenis kalimat interogatif sebagai berikut : a) Kalimat Interogatif yang Meminta Pengakuan : ya tidak, atau ya bukan. Kalimat tanya yang meminta jawaban dalam bentuk pengakuan ya tidak atau ya bukan dapat dibentuk dengan cara : (1) Memberi intonasi tanya pada sebuah klausa; dalam bahasa tulis intonasi tanya ini diganti atau dilambangkan dengan tanda tanya. (20) Beirut diserang lagi oleh Israel? (21) Mereka bekerja sama dengan rakyat?

10 15 Kalimat jawaban untuk kalimat tanya jenis ini dapat dibuat dalam bentuk singkat, tetapi dapat juga dalam bentuk lengakp. Misalnya jawaban untuk kalimat tanya diatas. (22) Ya, atau Ya, Beirut diserang lagi oleh Israel (23) Tidak, mereka tidak bekerja sama dengan rakyat atau bukan. (2) Dengan memberi kata tanya apa atau apakah di muka sebuah kalusa. (24) Apakah Beirut diserang lagi oleh Israel (25) Apakah mereka bekerja sama dengan rakyat. Kalimat jawabannnya sama dengan yang di atas. (3) Dengan memberi partikel tanya kah pada bagian atau unsur kalimat yang ingin ditanyakan. Dalam hal ini bagian kalimat tanya diberi pertikel kah itu lazim ditempatkan pada awal kalimat. (26) Bekerja samakah mereka dengan rakyat (27) Gelapkah ruangan itu? Kalimat jawabannya juga sama strukturnya dengan kalimat jawaban untuk kalimat tanya diatas. b) Kalimat Interogatif yang Meminta Keterangan Mengenai Salah Satu Unsur Kalimat. Kalimat tanya yang meminta jawaban berupa keterangan mengenai salah satu unsur kalimat dibentuk dengan bantuan kata tanya siapa, apa, mana, berapa, dan kapan. Lazim pula disertai dengan partikel tanya kah. Kalimat tanya ini diletakkan pada bagian tempat kalimat yang akan ditanyakan. Biasanya susunan kalimat itu diubah dengan menempatkan kata tanya tersebut menjadi terletak pada awal kalimat.

11 16 (1) Untuk menanyakan orang atau yang diorangkan digunakan kata tanya siapa, dan lazimnya diletakkan pada awal kalimat. Kalau kata tanya siapa ini ditempatkan pada awal kalimat, maka dapat diberi atau disertai partikel kah; tetapi kalau ditempatkan pada akhir kalimat tidak dapat diberi partikel kah. (28) Siapa orang yang duduk di sana itu? Jawab : - Bapak Lurah atau - Orang yang duduk di sana adalah Bapak Lurah (29) Kepada siapakah surat itu kauberikan? Jawab : - Kepada Pak Guru. atau - Surat itu saya berikan kepada Pak Guru (2) Untuk menanyakan benda bukan orang atau yang diorangkan harus digunakan kata tanya apa, yang biasanya dileatakan pada awal kalimat. Kalau kata tanya apa ini diletakan pada awal kalimat, maka dapat diberi atau disertai partikel kah; tetapi kalau diletakkan pada akhir kalimat tidak dapat diberi partikel kah. (30) Apa isi lemari itu? Jawab : - Buku atau - Isi lemari ini adalah buku (31) Dari apa kue ini dibuat? Jawab : - Dari terigu dan gula. atau - Dari singkong dicampur ubi dan kelapa (3) Untuk menanyakan keberadaan suatu benda harus digunakan kata tanya mana. Kalau kata tanya mana ini diletakan pada awal kalimat boleh diberi partikel kah, boleh juga tidak (tetapi lazimnya tidak); kalau diletakan pada akhir kalimat tidak dapat diberi partikel kah. (36) Mana buku itu? Jawab : - Ada di tas saya. atau - Sudah kukembalikan ke perpustakaan (37) Anakmu yang mana? Jawab : - Itu yang pakai baju biru. atau - Oh, sudah tidak ada di sini.

12 17 (4) Untuk menanyakan jumlah atau banyaknya sesuatu benda harus digunakan kata tanya berapa yang biasanya ditempatkan pada awal kalimat. Jika ingin diserati dengan partikel tanya kah, maka partikel kah itu harus diletakan di belakang kata bantu bilangan atau di belakang nama satuan bendan tersebut. (38) Berapa harganya? Jawab : - Rp 2.000, 00 atau - Tidak mahal, hanya Rp 2.000, 00) (39) Berapa meterkah tinggi monumen Nasional itu? Jawab : - Sepuluh lembar atau - Saya memerlukan sepuluh lembar (5) Untuk menanyakan waktu harus digunakan kata tanya kapan atau bila yang biasanya diletakan pada awal kalimat. Dalam hal ini dapat juga diserati dengan partikel kah; tetapi bila kata tanya tersebut diletakan pada akhir kalimat, maka pertikel kah tidak perlu digunakan. (40) Kapan kakakmu akan datang? Jawab : - nanti sore. atau - kakakku akan datang nanti sore (41) Kapankah Timor Timur berintegrasi dengan negara kita? Jawab : - Tahun 1976 atau - Timor Timur berintegrasi dengan negara kita pada tahun Untuk menanyakan permulaan terjadinya suatau peristiwa harus digunakan kata tanya sejak kapan; dan untuk menanyakan batas akhir terjadinya peristiwa harus digunakan kata tanya sampai kapan. c) Kalimat Interogatif yang Meminta Alasan Kalimat tanya yang meminta jawaban berupa alasan dibentuk dengan bantuan kata tanya mengapa atau kenapa yang biasanya diletakan pada awal kalimat dan boleh pula diberi partikel tanya kah. Kalau kata tanya mengapa atau kenapa diletakan pada akhir kalimat, maka partikel tanya kah tidak dapat digunakan.

13 18 (42) Mengapa kamu sering terlambat? Jawab : - karena rumah saya jauh. atau - karena sukar mencari kendaraannya (43) Kenapa anak itu menangis saja? Jawab : - ditinggal ibunya. atau - perutnya sakit. d) Kalimat Interogatif yang Meminta Pendapat atau Buah Pikiran Orang Lain. Kalimat tanya yang menanyakan proses atau menanyakan pendapat dibentuk dengan kata tanya bagaimana, yang biasanya diletakan pada kalimat, dan boleh pula diberi partikel tanya kah. Tetapi kalau kata tanya bagaimana ini diletakan pada akhir kalimat, maka partikel tanya kah itu tidak perlu digunakan. (44) Bagaimana cara mengangkut batu sebesar ini? Jawab : - dengan bantuan mesin katrol. atau - ditarik beramai - amai (45) Dulu dia pernah menipu kita, kalau sekarang dia menipu lagi, bagaimana? Jawab : - kita laporkan kepada yang berwajib. atau - tidak usah kita temani lagi dia D. Talk Show 1. Pengertian Talk Show Talk show atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertenu yang di pandu oleh seorang pembawa acara (Morrisaan, 2008). Program talk show tampil dalam bentuk sajian yang mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik, sedang hangat dibicarakan atau adanya kuis (Wibowo, 2009). Jadi dapat disimpulkan talk show merupakan acara yang memilik sisi perbincangan untuk membahas suatu topik yang menarik, dan dipandun oleh pembaca acara.

14 19 2. Ciri Ciri Talk Show a. Talk show bersifat dinamis, tidak terpaku pada aktualitas topik perbincangan dan jam tayangnya fleksibel. Tidak seperti berita yang jam tayangannya dalam satu hari dibagi menjadi tiga sesuai dengan waktu. b. Mengunakan percakapn sederhana (casual conversation) dengan bahasa yang universal. Diksi yang mudah dipahami oleh pendengar sehingga isi pembicaraan mudah ditangkap penonton. c. Wacana yang diketengahkan merupakan isu yang sedang berkembang dan hangat dimasyarakat. Inilah membuat menarik acara ini karena menyuguhkan isu yang sedang hangat dan berkembang di masyarakat karena masyarakat ingin mengetahui lebih jauh perkembangan isu tersebut. Tema yang diangkat mestilah benar benar penting (dianggap penting) untu, diketahui menarik atau tidaknya bagi pemirsa. d. Komponen yang selalu ada dalam program talk show adalah obrolan dan musik yang berfungsi sebagai selingan. Pengertian dari talk show secara singkat adalah obrolan dan untuk membuat suasana dalam acara menjadi santai biasanya diiringi dengan musik sederhana yang disesuaikan dengan topik pembicaraan. 3. Jenis Talk Show Jane M Shattuc (2001) membedakan talkshow ke dalam dua jenis, yaitu light entertainment dan serious discussion. a. Light Entertainment adalah jenis talkshow yang mewawancarai selebriti,seperti bintang film atau politisi. Acara ini memiliki atmosfer positif, nyaman, ceria dan disiarkan pada malam hari. Pertunjukan light entertainment menitikberatkan pada

15 20 unsur sensasi atau drama. Mereka menampilkan orang-orang yang tidak dikenal sebagai tamu dengan permasalahan mereka yang kontroversial. b. Serious Discussion adalah jenis talkshow yang isinya berkonsentrasi pada topik khusus dibidang politik atau sosial, atau pada seseorang yang sedang menjadi incaran berita pada waktu itu. Talk show Mata Najwa merupakan jenis serious discussion talk show. Talk show jenis ini isinya lebih berkonsentrasi pada topik khususnya di bidang politik atau sosial atau pada seseorang yang sedang menjadi incaran berita pada waktu itu. Berita pada waktu itu maksudnya adalah berita yang masih hangat di masyarakat. Talk show jenis ini bersifat serius dengan mendatangkan tokoh tokoh di bidang tertentu seperti politikus, budayawan, pengamat politik, pengamat sosial. 4. Talk Show Mata Najwa Mata Najwa adalah sebuah acara talk show yang membahas seputar permasalahan aktual Indonesia. Acara Mata Najwa dibawakan oleh seorang pewawancara, yaitu Najwa Shihab. Acara Mata Najwa disiarkan setiap hari Rabu pukul WIB sampai dengan pukul WIB di Metro TV. Program talk show Mata Najwa selalu menghadirkan tema yang disesuaikan dengan isu isu yang kontemporer, sehingga tema pada setiap episodenya selalu berbeda.permasalahan yang diangkat menjadi topik dalam acara Mata Najwa sangat beragam, mulai dari bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. E. Youtube Youtube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video) populer yang didirikan pada Februari 2005 oleh tiga orang bekas karyawan PayPal: Chad Hurley,

16 21 Steven Chen, dan Jawed Karim. Menurut perusahaan penelitian Internet Hitwise, pada Mei 2006 YouTube memiliki pangsa pasar sebesar 43 persen.para pengguna dapat memuat, menonton dan berbagi klip video secara gratis.umumnya video-video di YouTube adalah klip musik (video klip), film, TV, serta video buatan para penggunanya sendiri.format yang digunakan video - video di Youtube adalah.flv yang dapat diputar di penjelajah web yang memiliki plugin Flash Player.Orang pertama yang menaruh video di situs Youtube adalah Jawed Karim.Video berdurasi 19 detik itu diberi judul Saya ketika di Kebun Binatang. Makin cepatnya akses internet dan murahnya piranti perekam video dianggap sebagai salah satu faktor yang membuat youtube sangat populer. Raksasa pencari internet google mengendus pasar video online dan membeli situsini US$ 1,65 miliar pada 2006 ( anneahira.com/youtube). Menurut sebuah survey, sekitar video ditonton setiap harinya di youtube. Setiap 24 jam ada video baru diunggah ke youtube. Setiap bulannya youtube dikunjungi oleh 20 juta penonton dengan mayoritas kisaran usia antara 12 sampai 17 tahun (Burke, Snyder, & Rager, 2009). Youtube memang bukan situs berbagi video pendidikan, namun pada perkembangannya youtube meluncurkan layanan khusus untuk pendidikan ( pada tahun Layanan ini langsung mendapat sambutan positif dari pengguna. Pada tahun pertama sesudah diluncurkan lebih dari 300 kolese dan universitas bergabung dan ada lebih dari video kuliah, kegiatan kampus, dan berita kampus. F. Peta Konsep Menurut Widayat dan Amirullah (dalam Masyhuri dan Zainuudin, 2008:113) peta konsep atau juga disebut sebagai kerangka berpikir merupakan model konseptual

17 22 tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. kerangka berpikir juga menjelaskan sementara terhadap gejala yang menjadi masalah (objek) penelitian.. Dalam kaliamt deklaratif terdapat jenis kalimatnya dibagi menjadi dua yaitu kalimat berita yang berisikan pernyataan-pernyataan dan kalimat berita yang berisikan ungkapan perasaan. Sedangkan dalam kalimat interogatif, jenis kalimatnya dibagi menjadi lima. Kalimat tanya yang meminta pengakuan ya atau tidak, keterangan mengenai salah satu unsur kalimat, meminta alasan, dan meminta pendapat atau bauh pikiran orang lain. Berdasarkan landasan teori tersebut, ada pun peta konsep guna memudahkan pembaca dalam memahami isi dari penelitian adalah sebagai berikut.

18 23 Gambar 2.1 Peta Konsep Analisis Kalimat Deklaratif dan Kalimat Interogatif dalam Talk Show Mata Najwa di Youtube Unggahan Januari 2017 Sintaksis Kalimat Pengertian Kalimat Jenis Kalimat Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk (Fungsi atau Isinya) fungsinya. Kalimat Deklaratif Kalimat Interogatif Talk Show Pengertian Talk Show Ciri Ciri Talk Show Jenis Talk Show Talk Show Mata Najwa a. Kalimat Deklaratif Berisikan Ungkapan Perasaan. 1. Ungkapan Keyakinan 6. Ungkapan Serah Diri 2. Ungkapan Harapan 7. Ungkapan Pengandaian 3. Ungkapan Kekhawatiran 8. Ungkapan Nasihat 4. Ungkapan Kebencian 5. Ungkapan Kasih Sayang a. Kalimat Interogatif yang meminta jawaban ya tidak, atau ya bukan. b. Kalimat Interogatif yang Meminta Keterangan Mengenai Salah Satu Unsur Kalimat. c. Kalimat Interogatif yang Meminta Alasan. d. Kalimat Interogatif Memnta Pendapat atau Buah Pikran Orang Lain. Youtube 23

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Chaer (2007: 30) bahasa merupakan sebuah media utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Chaer (2007: 30) bahasa merupakan sebuah media utama bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Chaer (2007: 30) bahasa merupakan sebuah media utama bagi manusia, dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pemakaian bahasa. Fungsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jawabkan, karena itulah disertakan data-data yang kuat yang ada hubungannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jawabkan, karena itulah disertakan data-data yang kuat yang ada hubungannya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dan jurnal. Hasil suatu karya ilmiah bukanlah pekerjaan yang mudah dipertanggung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud

BAB 1 PENDAHULUAN. terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara linguistik bentuk bahasa terdiri dari satuan-satuan yang terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Definisi mengenai kalimat memang telah banyak ditulis orang. Pendefinisian kalimat, baik segi struktur, fungsi, maupun maknanya banyak ditemukan dalam buku-buku tata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. Dengan bahasa seseorang juga dapat menyampaikan pikiran dan perasaan secara tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Kalimat berperan penting sebagai wujud tuturan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sesama manusia. Penutur

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT INTEROGATIF PEMBAWA ACARA HITAM PUTIH DI TRANS 7 EDISI PERTENGAHAN APRIL- MEI 2014

ANALISIS KALIMAT INTEROGATIF PEMBAWA ACARA HITAM PUTIH DI TRANS 7 EDISI PERTENGAHAN APRIL- MEI 2014 ANALISIS KALIMAT INTEROGATIF PEMBAWA ACARA HITAM PUTIH DI TRANS 7 EDISI PERTENGAHAN APRIL- MEI 2014 ARTIKELE-JOURNAL Diajukanuntukmememenuhisebagianpersyaratanmemeperolehgelar SarjanaPendidikan (S. Pd.)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media yang dapat memberikan kepada khalayak penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang didapat ketika melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berjalan dengan lancar. Alisjahbana (dalam Pateda dan Pulubuhu,

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berjalan dengan lancar. Alisjahbana (dalam Pateda dan Pulubuhu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Tanpa bahasa, tentunya segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas

Lebih terperinci

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang KALIMAT Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang lengkap. Secara struktural: bentuk satuan gramatis

Lebih terperinci

Oleh Septia Sugiarsih

Oleh Septia Sugiarsih Oleh Septia Sugiarsih satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Conth: Saya makan nasi. Definisi ini tidak universal karena ada kalimat yang hanya terdiri atas satu kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa perbincangan atau diskusi seseorang atau sekelompok orang (tamu) tentang

BAB I PENDAHULUAN. berupa perbincangan atau diskusi seseorang atau sekelompok orang (tamu) tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu program acara televisi yang bersifat informatif, mendidik, tetapi juga menghibur adalah talk show. Talk show adalah suatu jenis acara televisi yang berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media cetak selalu identik dengan tulisan dan gambar-gambar yang dicetak pada lembaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT DEKLARATIF, INTEROGATIF DAN IMPERATIF DALAM TAJUK KORAN SINDO EDISI MARET 2016 ARTIKEL E-JOURNAL NURFADILAH NIM

ANALISIS KALIMAT DEKLARATIF, INTEROGATIF DAN IMPERATIF DALAM TAJUK KORAN SINDO EDISI MARET 2016 ARTIKEL E-JOURNAL NURFADILAH NIM ANALISIS KALIMAT DEKLARATIF, INTEROGATIF DAN IMPERATIF DALAM TAJUK KORAN SINDO EDISI MARET 2016 ARTIKEL E-JOURNAL NURFADILAH NIM 120388201098 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi berkembang dengan pesat, begitu juga dengan teknologi informasi dan komunikasi yang perkembangannya mempengaruhi

Lebih terperinci

Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada. suatu proses komunikasi dalam menyampaikan atau menyebutkan satu maksud

Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada. suatu proses komunikasi dalam menyampaikan atau menyebutkan satu maksud 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada suatu proses komunikasi dalam menyampaikan atau menyebutkan satu maksud oleh penutur.

Lebih terperinci

Modul ke: 13Fakultas. 13Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

Modul ke: 13Fakultas. 13Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting Modul ke: Talk Show Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom 13Fakultas 13Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting Bicara secara spontanitas. Host diberikan kesempatan memaparkan kritik tajam atas statement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah sarana informasi yang menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia saat ini. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan media massa yang paling populer dan tersebar di seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di zaman sekarang ini. Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya, dan dalam pemakainnya dimungkinkan dapat memakai lebih dari satu bahasa,

Lebih terperinci

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF Kalimat Tanya Peserta (Dewi Restiani) 1 KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF INTERROGATIVE SENTENCE OF SMART GENIUS TUTORING CENTER S STUDENTS

Lebih terperinci

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL 1 ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

Modul ke: Produksi Berita TV. Vox Pop Dalam Berita TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

Modul ke: Produksi Berita TV. Vox Pop Dalam Berita TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting. Modul ke: 10 Syaifuddin, Fakultas Ilmu Komunikasi Produksi Berita TV Vox Pop Dalam Berita TV S.Sos, M.Si Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id Apa dan Bagaimana Vox Pop Vox Pop kependekan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kertas. Seperti Koran, majalah, tabloid, dll. Media Massa Elektronik (Electronic Media).

BAB 1 PENDAHULUAN. kertas. Seperti Koran, majalah, tabloid, dll. Media Massa Elektronik (Electronic Media). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini Media massa adalah sumber informasi seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, dengan otoritas dan memiliki organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama lain. Bahasa merupakan media yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan dan mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam berbahasa diperlukan kesantunan, karena tujuan berkomunkasi bukan hanya bertukar pesan melainkan menjalin hubungan sosial. Chaer (2010:15) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung menyukai hal-hal yang sifatnya baru dan hal tersebut. informasi tentang apa yang terjadi di seluruh dunia dan di sekitar

BAB I PENDAHULUAN. cenderung menyukai hal-hal yang sifatnya baru dan hal tersebut. informasi tentang apa yang terjadi di seluruh dunia dan di sekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi informasi membuat masyarakat lebih mudah dalam memperoleh dan menyampaikan informasi. Masyarakat cenderung menyukai hal-hal yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif Sri Puji Astuti

HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN Apa dan Mana Dalam Kalimat Deklaratif Sri Puji Astuti HUMANIKA Vol. 23 No.1 (2016) ISSN 1412-9418 APA DAN MANA DALAM KALIMAT DEKLARATIF Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro ABSTRACT Kalimat merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan maksud

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE

DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya stasiun televisi yang mengudara di indonesia. kini stasiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan industri pertelevisian dewasa ini, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan industri pertelevisian dewasa ini, membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan industri pertelevisian dewasa ini, membuat persaingan antara media massa televisi tidak terelakkan lagi. Sebagai media audio visual, televisi

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan minat terhadap efek pesan yang disampaikan melalui media massa telah berkembang sejak sebelum abad ke 20. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa percakapan (perkataan) yang digunakan untuk berkomunikasi, bekerja sama, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi

Lebih terperinci

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto, Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia... 9 Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep Andriyanto Bahasa Indonesia-Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KATA TANYA BAHASA INDONESIA DALAM DIALOG ACARA HITAM PUTIH TRANS 7

PENGGUNAAN KATA TANYA BAHASA INDONESIA DALAM DIALOG ACARA HITAM PUTIH TRANS 7 Pengunaan Kata Tanya... (Asri Nur Annisa) 759 PENGGUNAAN KATA TANYA BAHASA INDONESIA DALAM DIALOG ACARA HITAM PUTIH TRANS 7 USE INDONESIAN QUESTION WORD DIALOGUE HITAM PUTIH TRANS 7 TALK SHOW. Oleh: asri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. televisi tetap mendominasi komunikasi secara audio dan visual. mendapatkan apa-apa dari tayangan yang telah tersaji.

BAB I PENDAHULUAN. televisi tetap mendominasi komunikasi secara audio dan visual. mendapatkan apa-apa dari tayangan yang telah tersaji. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini banyak media yang bermunculan baik media elektronik maupun cetak. Seperti radio, televisi, internet, surat kabar, dan lain-lain. Mayoritas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat belakangan ini. Berbagai media penyiaran saat ini dimungkinkan untuk dibuka. Industri penyiaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat dalam kehidupan sosialnya berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan bahasa. Dalam sosiolinguistik, masyarakat tersebut kemudian disebut sebagai masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berbicara merupakan suatu kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau katakata

BAB II LANDASAN TEORI. Berbicara merupakan suatu kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau katakata BAB II LANDASAN TEORI A. Berbicara 1. Pengertian Berbicara Berbicara merupakan suatu kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau katakata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam bentuk komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini perkembangan terjadi begitu cepat dalam berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Komunikasi mempunyai peran penting bagi manusia untuk berinteraksi dan saling berhubungan

Lebih terperinci

SEJARAH BERDIRINYA YOUTUBE

SEJARAH BERDIRINYA YOUTUBE SEJARAH BERDIRINYA YOUTUBE Rizki Regina Ulfauziah Just_regina@yahoo.com Abstrak YouTube adalah sebuah situs web berbagi video yang dibuat oleh tiga mantan karyawan PayPal pada Februari 2005. Situs ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alasan peneliti memilih judul Penggunaan Campur Kode ceramah ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5 November 2013. Peneliti ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi (Kuswandi ; 2008:99).

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi (Kuswandi ; 2008:99). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan jaman, televisi bukanlah lagi merupakan kebutuhan tersier bagi masyarakat melainkan sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari. Setidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian internal dari sistem tatanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Acara televisi saat ini didominasi oleh program acara hiburan yang hanya mengejar rating dan share yang berorientasi kepada keuntungan saja. Begitu banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permen Kis di produksi oleh PT Mayora Indah. Produk permen ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. Permen Kis di produksi oleh PT Mayora Indah. Produk permen ini banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen Kis di produksi oleh PT Mayora Indah. Produk permen ini banyak ditemukan di supermarket, warung, asongan, ataupun di toko makanan. Permen Kis menawarkan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa yang memiliki pengaruh paling kuat dalam pembentukan sikap dan kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber : (Graeme Burton, 2007:125)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber : (Graeme Burton, 2007:125) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya program acara televisi dalam pengembangan kreatifitas membuat stasiun televisi bersaing untuk menarik minat penonton. Stasiun televisi terus bersaing

Lebih terperinci

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH Murniyati Gobel Dakia N. Djou Asna Ntelu JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Interaksi yang terjadi dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Penggunaan Imbuhan pen-, pe-, pen-an, -an, ke-, ke-an

ABSTRAK. Kata Kunci: Penggunaan Imbuhan pen-, pe-, pen-an, -an, ke-, ke-an Kemampuan Penggunaan Imbuhan pen-, pe-, pen-an, -an, ke-, ke-an dalam Kalimat Efektif Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Bintan Tahun Pelajaran 2013/2014 oleh Ika Septinur Hanifa. Jurusan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan komunikasi dapat menyampaikan pesan antar umat manusia. Salah satu alat komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat manusia selalu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesamanya agar apa yang disampaikan dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Untuk STIKOM Bandung Tahun 2011-2012 Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Jadi, bila tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang padat akan aktifitas membutuhkan hiburan dan informasi yang cepat, mudah dan murah. Ketat dan pesatnya persaingan dalam industri televisi khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai salah satu alat interaksi sosial. Terdapat dua bahasa yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bervariasi itu merupakan hal yang menarik. Kalimat itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang bervariasi itu merupakan hal yang menarik. Kalimat itu dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalimat yang efektif itu bervariasi. Di dalam sebuah alinea kalimat yang bervariasi itu merupakan hal yang menarik. Kalimat itu dapat meriangkan pembaca, bukan saja

Lebih terperinci

melalui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang memungkinkan dapat mengetahui inti

melalui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang memungkinkan dapat mengetahui inti BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dijelaskan tentang konsep, landasan teori dan tinjauan pustaka yang dipakai untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini agar ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat, media massa menjadi sangat penting. Berbagai fungsi dan berbagai macam jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran media televisi di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, banyak membawa berkah bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran media televisi di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, banyak membawa berkah bagi masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan media massa di tanah air khususnya media televisi, saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas keseharian masyarakat. Kehadiran media televisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun manusia berada. Pendidikan sangat penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah suatu hal yang keberadaannya sangat penting untuk saling berhubungan dengan orang lain. Seseorang yang memiliki komunikasi yang baik, ia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami kemajuan.mulai dari jaman prasejarah hingga di jaman modern seperti sekarang ini. Proses modernisasi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis penelitian, data dan sumber data, pengembangan instrumen, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai dua peran dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yaitu sebagai pemberi informasi dan sebagai penerima informasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Mempertanggungjawabkan hasil penelitian bukanlah pekerjaan mudah. Seorang penulis harus mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya disertai data-data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat atau berinteraksi dengan orang lain, bahasa menjadi hal yang sangat penting. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan gagasan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat penting dalam kehidupan individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bahasa dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan yang lain, juga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal paling mendasar dalam setiap tindakan dan memiliki peran untuk menyampaikan apa yang disebut dengan pesan. Pesan bisa menjadi sebuah informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri televisi yang terus berkembang dari tahun ke tahun kian menarik untuk diamati. Setiap daerah terdapat banyak televisi swasta yang melakukan siaran secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui media massa saat ini mengalami perkembangan yang begitu cepat dan pesat. Ditandai dengan bermunculan berbagai macam media massa, baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di awal perkembangannya di Indonesia, siaran televisi dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan vindonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep 2.1.1 Pengertian Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam

Lebih terperinci