Oleh Moh Fauziddin Dosen Prodi PG-PAUD, STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh Moh Fauziddin Dosen Prodi PG-PAUD, STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai. Abstrak"

Transkripsi

1 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PENCAPAIAN KONSEP DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA DAKON BILANGAN PADA MATERI KPK DAN FPB KELAS IV SDN 001 PETAPAHAN KECAMATAN TAPUNG Abstrak Oleh Moh Fauziddin Dosen Prodi PG-PAUD, STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Tujuan umum diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar yaitu mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien, serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dalam kehidupan sehari- hari dan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran matematika siswa kelas IV SDN 001 Petapahan terlihat masih rendah. Maka perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran matematika yang dilakukan guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mencapai pemahaman konsep adalah model pencapaian konsep. Untuk mencapai konsep KPK dan FPB diperlukan media atau peraga pembelajaran yang sesuai yaitu dengan menggunakan alat peraga dakon bilangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatkan hasil belajar matematika kelas IV SDN 001 Petapahan melalui Model Pencapaian Konsep dengan Bantuan Alat Peraga Dakon Bilangan Pada Materi KPK dan FPB. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran di kelas (Arikunto, dkk, 2006). Pada penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dan mengadakan tes formatif I. Sedangkan pada siklus II terdiri dari tiga kali pertemuan dan mengadakan tes formatif II. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh bahwa ketercapaian KKM sebelum tindakan sebanyak 15 siswa dari 25 siswa (60%) sedangkan setelah tindakan pada siklus I sebanyak 18 siswa dari 25 siswa (72%) dan pada siklus II sebanyak 22 siswa dari 25 siswa (88%). Ini menunjukkan bahwa ketercapaian KKM setelah tindakan memberikan peningkatan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 001 Petapahan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan pada materi kelipatan dan faktor bilangan, kelipatan dan faktor persekutuan dua bilangan, kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) suatu bilangan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 001 Pulau pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/ Keyword : matematika, dakon bilangan, KPK, FPB

2 A. Latar Belakang Masalah Tujuan umum diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar yaitu mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien, serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dalam kehidupan sehari- hari dan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik dimulai dari Sekolah Dasar (Depdiknas, 2006). Hasil belajar matematika yang diharapkan adalah hasil belajar matematika yang mencapai ketuntasan belajar matematika. Siswa dikatakan tuntas apabila skor hasil belajar matematika siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan (Depdiknas, 2006). Berdasarkan hasil pengamatan, KKM yang ditetapkan di kelas IV SDN 001 Petapahan untuk mata pelajaran matematika adalah 65. Hasil belajar matematika di kelas IV SDN 001 Petapahan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 masih rendah, hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 12 siswa dari 25 siswa dengan persentase 48%. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran matematika siswa kelas IV SDN 001 Petapahan terlihat cara guru dalam menyajikan materi pelajaran yaitu selalu menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi, tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai untuk mempermudah pemahaman siswa, tidak melibatkan siswa menemukan konsep pembelajaran, selalu memberikan contoh dan latihan tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pengetahuan mereka. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa hanya menunggu materi yang disampaikan guru tanpa menggali sendiri informasi secara mandiri. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pembelajaran yang dapat mengaktifkan dan mengembangkan kegiatan siswa dalam mengemukakan gagasan dan memecahkan masalah matematis untuk meningkatkan hasil belajar matematika dalam berbagai model. Menurut Djamarah dan Zain (2006) Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran matematika yang dilakukan guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mencapai pemahaman konsep adalah model pencapaian konsep. Untuk mencapai konsep KPK dan FPB diperlukan media atau peraga pembelajaran yang sesuai yaitu dengan menggunakan alat peraga dakon bilangan. Menurut Nyimas Aisyah (dalam Rini Januarti, 2015:2) untuk menyampaikan materi KPK dan FPB dapat menggunakan alat peraga dakon bilangan. Dakon bilangan

3 merupakan permainan matematika yang dapat diterapkan pada saat akan menyampaikan materi KPK dan FPB. Dengan melakukan permainan dakon, peserta didik diharapkan dapat membangun atau menemukan konsep kelipatan, faktor, KPK dan FPB. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin menerapkan model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan untuk meningkatkan hasil belajar matematika kelas IV SDN 001 Petapahan Kecamatan Tapung pada materi KPK dan FPB tahun pelajaran 2015/ B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan, sebagai berikut : Hasil belajar matematika siswa yang masih rendah, siswa sulit mengerjakan soal- soal yang berhubungan dengan KPK dan FPB, sehingga hasil belajar matematika materi KPK dan FPB juga rendah, pembelajaran masih berpusat pada guru, dalam menyajikan materi pelajaran guru kurang variatif dalam menggunakan metode pembelajaran, guru tidak menggunakan media pembelajaran yang sesuai untuk mempermudah pemahaman siswa, dan guru tidak melibatkan siswa menemukan konsep pembelajaran. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini difokuskan pada ; materi yang dibahas dalam pembelajaran adalah KPK dan FPB, penggunaan alat peraga dakon bilangan untuk meningkatkan hasil belajar matematika, cara menggunakan alat peraga dakon bilangan dalam pencapaian konsep kelipatan dan faktor bilangan khususnya menentukan KPK dan FPB. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Model Pencapaian Konsep dengan Bantuan Alat Peraga Dakon Bilangan dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada materi KPK dan FPB Kelas IV SDN 001 Petapahan? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar matematika kelas IV SDN 001 Petapahan melalui Model Pencapaian Konsep dengan Bantuan Alat Peraga Dakon Bilangan Pada Materi KPK dan FPB. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa kelas IV SDN 001 Petapahan, melalui Model Pencapaian Konsep dengan Bantuan Alat Peraga Dakon Bilangan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika. 2. Bagi guru kelas IV, dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika di SDN 001 Petapahan. 3. Bagi sekolah SDN 001 Petapahan, dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar matematika di kelas IV SDN 001 Petapahan. 4. Bagi peneliti, dapat dijadikan landasan berpijak dalam menindak lanjuti ini dalam ruang lingkup yang luas.

4 G. Defenisi Operasional Agar tidak menimbulkan persepsi yang bias terhadap judul di atas, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul tersebut diatas. 1. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pelajar dalam kegiatan belajarnya dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya (kamus besar bahasa Indonesia, 1995:787). 2. Belajar adalah suatu proses yang dialami oleh siswa itu sendiri yang ditandai dengan adanya perubahan pada siswa tersebut seperti pada pengetahuan, pemahaman, sikap dan kemampuannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. 3. Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita dapat menggolongkan atau mengklasifikasi objek ke dalam contoh atau bukan contoh agar siswa dapat memahami konsep dengan baik dan terampil dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari (Soedjadi, 2000). 4. Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) adalah kelipatan persekutuan terkecil dari dua bilangan atau lebih yang bukan nol. 5. Faktor persekutuan terbesar (FPB) adalah faktor persekutuan terbesar dari dua bilangan atau lebih yang bukan nol. 6. Alat peraga adalah alat bantu dalam menyampaikan materi pelajaran dan bertujuan untuk memperkenalkan, membentuk, memperkaya dan mengembangkan sikap mau bekerja mandiri, senang melakukan kegiatan serta mendorong kegiatan siswa lebih lanjut pada akhirnya dapat mencapai tujuan pembelajaran. 7. Dakon (congklak) adalah permainan dengan kulit lokan (biji-bijian dan sebagainya) dan kayu yang berbentuk seperti perahu yang berlubang- lubang ( dalam kamus besar bahasa Indonesia). 8. Dakon bilangan merupakan penggabungan permainan tradisional dengan pembelajaran matematika yang dapat membantu menemukan konsep KPK dan FPB. KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Aktivitas dan Interaksi Belajar Siswa Djamarah (2002) menyatakan bahwa belajar bukanlah berproses dalam kehampaan, artinya tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Di dalam belajar perlu ada aktivitas, hal ini disebabkan karena belajar adalah berbuat, yakni berbuat untuk mengubah tingkah laku. Tidak ada belajar tanpa ada aktivitas, oleh sebab itu aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2007) menggolongkan beberapa aktivitas siswa antara lain sebagai berikut. a. Visual Activities, yakni membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan sebagainya.

5 b. Oral Activities, seperti; menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi. c. Listening Activities, seperti; mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pendapat dalam diskusi. d. Writing Activities, seperti; menulis atau mencatat informasi yang diperoleh. e. Drawing Activities, seperti; menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor Activities; seperti; melakukan percobaan, membuat konstruksi, latihan dan praktek, dan sebagainya. g. Mental Activities, seperti; menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, berpikir. h. Emotional Activities, seperti; menaruh minat, tenang, bersemangat, merasa bosan, gugup, dan sebagainya. Berdasarkan klasifikasi di atas, maka aktivitas siswa dalam belajar dapat berupa aktivitas belajar yang berhubungan dengan mendengarkan, menulis, mencatat, memandang, membaca, berpikir, mengingat, latihan atau praktek, dan sebagainya. Jadi dalam proses pembelajaran sangat diperlukan adanya aktivitas, siswa harus aktif berbuat sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan aktivitas dapat mendukung belajar yang optimal. Sardiman (2007) menyatakan bahwa interaksi yang optimal antara guru dan siswa maupun antara sesama siswa dapat menyebabkan suasana kelas menjadi hidup dan menyenangkan. Suasana kelas yang demokratis dan menyenangkan akan memberi peluang mencapai hasil belajar yang optimal (Sudjana, 2000). Belajar yang menyenangkan berkaitan dengan suasana belajar yang menciptakan kenyamanan, santai tapi serius dan melakukan interaksi dengan lingkungan sehingga siswa terpanggil belajar yang lebih baik. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan suasana kelas yang menyenangkan selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan adalah sebagai berikut. a. Rasa senang siswa dalam belajar. Rasa senang dalam belajar ini meliputi rasa senang siswa untuk terlibat aktif selama proses pembelajaran serta rasa senang siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan guru. b. Rasa tertarik siswa dalam belajar. Siswa merasa tertarik untuk belajar apabila pembelajaran yang diterapkan guru menyenangkan dan dapat melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa dapat saling bekerjasama, saling membantu serta memiliki rasa tanggung jawab. c. Keberhasilan siswa dalam belajar.

6 Keberhasilan belajar dapat dilihat dari seberapa jauh pelajaran dapat diterima atau dipahami oleh siswa. Proses pembelajaran haruslah memberi kesempatan pada setiap siswa untuk melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kapasitasnya, karena aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar, sedangkan guru adalah sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan siswa sehingga terjadi interaksi yang kondusif. Jadi interaksi optimal antara guru dan siswa maupun antara sesama siswa merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan pembelajaran yang berhasil. 2. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah terjadi proses belajar (Sudjana, 2005). Hasil dari proses belajar yang diperoleh siswa adalah berupa angka-angka atau skor-skor, setelah diberikannya tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran (Mudjiono dan Dimyati, 2006). Skor-skor tes hasil belajar tersebut dikonversikan menjadi nilai yang diperoleh siswa sebagai gambaran hasil belajar siswa. Mulyasa (2005) menyatakan hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan, yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar adalah kompetensi yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya dalam bentuk angka-angka atau nilai dari hasil tes setelah proses pembelajaran. Adapun hasil belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kompetensi yang dicapai atau dimiliki siswa dalam bentuk angka-angka atau nilai dari hasil tes setelah melalui proses pembelajaran matematika dengan menerapkan pembelajaran model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan. 3. Model Pencapaian Konsep Pemahaman konsep merupakan dasar dari pemahaman prinsip dan teori, artinya untuk dapat memahami prinsip dan teori harus dipahami terlebih dahulu konsep- konsep yang menyusun prinsip dan teori yang bersangkutan.. Kegunaan model pencapaian konsep ini adalah : a. Membantu siswa dalam memahami konsep dengan memperhatikan objek, ide dan kejadian- kejadian. b. Agar siswa lebih efektif didalam memperoleh konsep dengan cara memahami strategi berpikir. Model pencapaian konsep menurut Aunurrahman (2006 : 158) adalah model pembelajaran yang dirancang untuk menata atau menyusun data sehingga konsepkonsep penting dapat dipelajari secara tepat dan efisien. Model ini memiliki pandangan bahwa para siswa tidak hanya dituntut untuk mampu membentuk konsep melalui proses pengklasifikasian data akan tetapi mereka juga harus dapat membentuk susunan konsep dengan kemampuan sendiri.

7 Jadi dapat disimpulkan bahwa model pencapaian konsep adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan data untuk mengajarkan konsep kepada siswa. Dengan model ini guru mengawali pengajaran dengan menyajikan data/ contoh, kemudian meminta siswa untuk mengamati data tersebut. 4. Alat Peraga Dakon Bilangan Alat peraga matematika adalah sebuah atau seperangkat benda konkrit yang dibuat, dirancang, dihimpun atau disusun secara sengaja, yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan alat peraga, maka hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model, sehingga siswa dapat memanipulasi objek tersebut dengan cara dilihat, dipegang, diraba, diputarbalikkan, agar lebih mudah memahami matematika. Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian tentang alat peraga, antara lain; a. Schram yang dikutip oleh Hernawan, dkk (2006) mendefenisikan alat peraga sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. b. Miraso yang dikutip oleh Hernawan, dkk (2006) menegaskan bahwa alat peraga dalam pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. c. Djamarah (2006) bahwa alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga adalah alat bantu dalam menyampaikan materi pelajaran dan bertujuan untuk memperkenalkan, membentuk, memperkaya dan mengembangkan sikap mau bekerja mandiri, senang melakukan kegiatan serta mendorong kegiatan siswa lebih lanjut pada akhirnya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Alat peraga dakon bilangan merupakan penggabungan permainan tradisional dengan pembelajaran matematika. Rani Yulianty (dalam Rini Januarti, 2015:3) mengatakan, Permainan yang disebut dakon dalam bahasa jawa, biasanya dimainkan oleh dua anak perempuan. Permainan congklak (dakon) menggunakan papan uang yang disebut papan congklak. Ukuran papan terdiri atas 16 lubang untuk menyimpan biji congklak. Jika dibandingkan dengan permainan dakon bilangan yang dikemukakan oleh Nyimas Aisyah, dkk (dalam Rini Januarti, 2015:3), permainan dakon bilangan terdiri dari papan dakon, manik-manik warna warni, serta tutup lubang dakon. Nyimas Aisyah, dkk (dalam Rini Januarti, 2015 : 2) mengatakan bahwa, Dakon bilangan dapat dipakai untuk membantu anak belajar menentukan faktorfaktor pembagi suatu bilangan, menentukan kelipatan suatu bilangan, menentukan faktor persekutuan atau kelipatan persekutuan dua bilangan atau lebih, serta mencari FPB dan KPK dari dua bilangan atau lebih. 5. Penerapan Model Pencapaian Konsep dengan Alat Peraga Dakon Bilangan.

8 Menurut Joyce dan Weil yang dikutip Gimin (2008: 27) mengemukakan bahwa model pencapain konsep memiliki tiga fase yaitu ; Penyajian data dan identifikasi konsep, mengetes pencapaian konsep, dan menganalisis strategi berfikir. Langkah- langkah penerapan pembelajaran model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan yaitu sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan Pada tahap ini, langkah- langkah yang dilakukan adalah : a) Menentukan materi pokok dalam menerapkan pembelajaran pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan dipilih materi yang akan disajikan dalam pembelajaran yaitu KPK dan FPB. b) Membuat perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) yang disusun untuk enam kali. 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini, langkah- langkah yang dilakukan antara lain : a) Kegiatan Awal Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan mengaitkan materi pelajaran yang akan disajikan dengan materi sebelumnya, serta menanyakan tentang materi sebelumnya. b) Kegiatan Inti Guru membagikan LKS pada setiap siswa, dengan metode ceramah dan tanya jawab guru membahas materi mengenai KPK dan FPB. (1) Penyajian data (a) Guru menyajikan data berupa benda- benda konkrit yang merupakan contoh dan bukan contoh kelipatan dan faktor, kemudian guru memberikan konsep kelipatan dan faktor bilangan. (b) Siswa memperhatikan saat guru memberikan konsep tentang kelipatan dan faktor bilangan, kemudian siswa mengerjakan LKS yang telah dibagikan. (2) Menguji pencapaian konsep (a) Guru memberikan angka kelipatan dan faktor bilangan lainnya. (b) Siswa mengerjakan latihan pada LKS untuk menemukan angka kelipatan dan faktor bilangan. (3) Analisis strategi berfikir (a) Guru meminta siswa mengungkapkan pemikirannya untuk menentukan ciri- ciri dan mendefenisikan konsep yang telah diamatinya. (b) Siswa mengungkapkan pemikirannya tentang ciri- ciri dan mendefenisikan konsep yang telah diamatinya. c) Kegiatan Akhir (1) Guru bersama murid membuat rangkuman. (2) Guru memberi tugas untuk dikerjakan di rumah (PR). (3) Guru menutup pelajaran. 6. KPK dan FPB

9 a. Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah kelipatan persekutuan bilanganbilangan tersebut yang nilainya paling kecil. Contoh : Kelipatan 2 adalah 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18 Kelipatan 3 adalah 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27 Kelipatan persekutuan dari 2 dan 3 adalah 0, 6, 12, 18, Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari 2 dan 3 adalah 6 b. Menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah faktor persekutuan bilangan- bilangan tersebut yang nilainya paling besar. Contoh : Tentukan FPB dari 12 dan 15 Faktor dari 12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12 Faktor dari 15 adalah 1, 3, 5, 15 Faktor persekutuan 12 dan 15 adalah 1, 3 Jadi, FPB dari 12 dan 15 adalah 3 7. Hubungan Model Pencapaian Konsep dengan Bantuan Alat Peraga Dakon Bilangan Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi KPK dan FPB. Pembelajaran pencapaian konsep membimbing dan mengarahkan siswa memahami konsep dengan memberikan contoh dan bukan contoh konsep yang dikembangkan. Selanjutnya, penerapan alat peraga dakon bilangan akan memberikan kemudahan belajar bagi siswa untuk memahami konsep yang dipelajarinya. Pembelajaran dengan bantuan alat peraga dakon bilangan memberikan kesempatan kepada siswa mengkonstruksi sendiri konsep yang dipelajarinya melalui benda- benda konkrit. Untuk menciptakan proses belajar yang efektif diperlukan model pembelajaran yang dapat membuat siswa bersemangat, memiliki rasa percaya diri, mengetahui dan yakin bahwa materi yang dipelajari benar- benar bermanfaat dalam kehidupan seharihari sehingga menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk belajar matematika. Dengan dilaksanakannya pembelajaran model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan siswa akan dilihat aktif, karena siswa menemukan sendiri konsep- konsep dalam matematika dengan bantuan alat peraga yang dilakukan mulai dari awal pembelajaran. B. Penelitian Relevan Muani (2006) dengan judul Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI SD Dukuhwaru 03 dalam mencari kelipatan Persekutuan terkecil melalui alat peraga lipatan kertas yang ada lambang bilangannya. Hasil penelitiannya adalah pada siklus I ternyata dari 27 siswa terdapat 12 siswa yang dapat dikategorikan tidak tuntas belajar yaitu yang mendapat nilai kurang dari 65 sedang siswa yang tuntas belajar ada 15 siswa dengan perolehan nilai rata-rata 58,51 dan daya serap 58,51% terhadap materi pembelajaran. Sedangkan siswa yang tuntas belajar pada Siklus II ada 24 orang

10 dengan nilai rata-rata 62,03 pada siklus kedua dengan taraf serap 62,03 % Sedangkan siswa yang tuntas belajar pada Siklus III ada 16 orang dengan nilai rata-rata 81,29 pada siklus ketiga dengan taraf serap 81,29%. Hal ini menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan alat peraga lipatan kertas yang ada lambang bilangannya. Melalui alat peraga lipatan kertas yang ada lambang bilangannya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal kelipatan persekutuan terkecil pada siswa kelas VI semester I SD Negeri Dukuhwaru 03 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2004/2005 dengan tingkat partisipasi siswa yang cukup menggembirakan serta memacu guru untuk lebih kreatif dalam mengembangkan model pembelajaran. Sofa (2014) yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik melalui Metode Demonstrasi dengan Bantuan Alat Peraga Garis Bilangan pada Materi Kelipatan dan Faktor Bilangan Kelas IV Semester I MI Muhammadiyah Caruban Kecamatan Ringinarum. Keterkaitannya dengan penelitian ini adalah sama- sama membahas materi yang sama dan untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada metode yang digunakan dan alat peraga yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode demonstrasi dengan bantuan alat peraga garis bilangan dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi pokok kelipatan dan faktor bilangan pada kelas IV Semester I MI Muhammadiyah Caruban Kecamatan Ringinarum Tahun Pelajaran 2014/2015. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa pada pra siklus nilai rata-rata kelas adalah 51,42, pada siklus 1 meningkat lagi menjadi 72, dan pada siklus naik menjadi 79. Adapun data ketuntasan klasikal pada siklus I senilai 28,57%, pada siklus 1 sebesar 71,43%, dan meningkat kembali pada siklus II menjadi 88,57%. C. Kerangka Teoritis Penelitian tindakan ini dilakukan dengan tujuan melaksanakan sejumlah tindakan yang terangkum dalam beberapa siklus untuk merubah kondisi awal yang berupa hasil belajar Matematika yang rendah menjadi lebih meningkat. Melalui model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga diharapkan dapat meningkat dari siklus satu dan siklus berikutnya secara kuantitas diharapkan akan mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Matematika. METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran di kelas (Arikunto, dkk, 2006). Tindakan dalam penelitian ini adalah Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Bantuan Alat Peraga Dakon Bilangan pada Materi KPK dan FPB Kelas IV SDN 001 Petapahan Kecamatan Tapung.

11 Pada penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan dan mengadakan tes formatif I. Sedangkan pada siklus II terdiri dari tiga kali pertemuan dan mengadakan tes formatif II. Menurut Arikunto (2006), model siklus dalam penelitian tindakan kelas mempunyai empat komponen yaitu : 1. Perencanaan Tahap ini peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang ada yaitu penerapan model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan. Untuk pelaksanaan tindakan, pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, lembar materi ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), alat peraga dakon bilangan, merencanakan tes hasil belajar dan mempersiapkan lembar pengamatan. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari perencanaan. Kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti adalah dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran ke arah yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan dilakukan pada proses pembelajaran secara terstruktur sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, memberikan lembar materi ajar dan LKS. 3. Pengamatan (Observasi) Dalam tahap ini yang bertindak sebagai pengamat utama adalah guru, dan tidak tertutup kemungkinan peneliti juga sekaligus mengamati jalannya tindakan. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas, interaksi dan kemajuan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan bertujuan untuk mengamati apakah ada hal-hal yang harus segera diperbaiki agar tindakan yang dilakukan mencapai tujuan yang diinginkan. 4. Refleksi Refleksi dilakukan setelah tindakan tiap siklus berakhir yang merupakan perenungan bagi guru atau peneliti atas dampak dari proses pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan refleksi akan menimbulkan pertanyaan yang bisa dijadikan sebagai acuan keberhasilan, misalnya apakah hasil belajar siswa sudah menunjukkan ketuntasan secara individual serta bagaimana aktifitas dan interaksi siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Hasil dari refleksi ini dapat dijadikan sebagai langkah untuk merencanakan tindakan baru pada pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Karena penelitian ini terdiri dari dua siklus, maka tahap ini bertujuan untuk mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan. Kelemahan dan kekurangan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di SDN 001 Petapahan pada kelas IV. Waktu penelitian pada tanggal 24 Agustus 2015 sampai dengan 12 November 2015 tepatnya semester ganjil tahun pelajaran 2015/ 2016.

12 C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah kelas siswa IV semester I di SDN 001 Petapahan Kecamatan Tapung Tahun pelajaran 2015/ Jumlah siswa kelas IV pada tahun ajaran ini adalah 25 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. D. Data Penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan: 1. Data kuantitatif yaitu nilai hasil belajar siswa yang berupa angka-angka. Misalnya mencari nilai rata-rata, persentase keberhasilan belajar, ketuntasan belajar. 2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran matematika, pandangan atau sikap siswa terhadap model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan, aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar. Pada penelitian ini data kualitatif yang digunakan yaitu lembar observasi aktivitas guru dan siswa,tes hasil belajar, wawancara dan dokumentasi. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menyediakan perangkat pembelajaran sebagai berikut : Silabus dan Sistem Penilaian, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS) F. Teknik Pengumpulan Data 1) Teknik Observasi Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. 2) Teknik Tes Teknik tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilaksanakan tindakan. 3) Angket Angket merupakan sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh siswa tentang suasana kelas dan pembelajaran menurut pendapat siswa dengan adanya penerapan model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan. 4) Wawancara Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan guru berkenaan dengan model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan.

13 5) Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi foto. G. Analisis Data Data yang diperoleh melalui lembar pengamatan dan tes hasil belajar matematika kemudian dianalisis. Teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan data tentang penguasaan dan ketuntasan belajar matematika. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Tindakan Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan menerapkan model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan ini dilaksanakan melalui dua tahap yaitu : 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini, pertama peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Perangkat pembelajaran terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa untuk setiap kali pertemuan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan, angket, naskah soal Ulangan Harian I dan II, serta alternatif jawaban ulangan harian I dan II. Kedua, peneliti menetapkan kelas IV SDN 001 Petapahan sebagai kelas tindakan. Siswa kelas tersebut dikelompokkan ke dalam 5 kelompok yang beranggotakan 5 orang setiap kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari siswa dengan kemampuan akademik dan jenis kelamin yang berbeda. Skor dasar ini kemudian digunakan untuk menyusun kelompok pada siklus I. Selanjutnya pada siklus II skor dasar siswa diperoleh dari nilai ulangan harian I Ketiga, peneliti mengurutkan nilai ulangan siswa tersebut mulai dari nilai tertinggi sampai yang terendah, kemudian dibagi menjadi 3 kelompok yaitu siswa yang berkemampuan tinggi (skor teratas), siswa yang berkemampuan sedang dan siswa yang berkemampuan rendah. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan 8 kali pertemuan dengan 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan 2 kali Ulangan Harian. Selanjutnya proses pembelajaran selama penelitian diuraikan sebagai berikut : a. Siklus Pertama 1) Pertemuan Pertama (Senin, 2 November 2015) Pada tahap awal guru memperkenalkan model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan dan teknis pelaksanaannya. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama ini membahas tentang kelipatan bilangan yang berpedoman pada RPP, dan LKS. Melalui demonstrasi alat peraga dakon bilangan, guru memberikan contoh bilangan kelipatan dan bukan bilangan kelipatan serta contoh bilangan kelipatan lainnya.

14 Refleksi pertemuan pertama Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama, aktivitas dalam proses pembelajaran belum dapat terlaksana dengan semestinya. Guru dalam menjelaskan langkah-langkah pembelajaran belum jelas sehingga tidak dimengerti sepenuhnya oleh siswa. Pada pertemuan selanjutnya, guru akan berusaha meningkatkan pengelolaan waktu dengan baik, memfokuskan perhatian siswa sebelum memulai pelajaran, memotivasi siswa dan mengingatkan siswa untuk bekerjasama dalam mengerjakan LKS dan membaca buku matematika, memperhatikan penjelasan guru serta presentasi kelompok lain. 2) Pertemuan Kedua ( Selasa, 3 November 2015) Pada pertemuan kedua ini kegiatan pembelajaran membahas tentang faktor bilangan yang berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan LKS. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru menjelaskan secara garis besar materi yang akan dipelajari dengan menggunakan alat peraga dakon bilangan untuk mengetahui ciri dan konsep dari faktor bilangan dan mengingatkan kembali materi pembagian yang pernah dipelajari sebeblumnya. Setelah itu guru membagikan LKS dan meminta siswa untuk mengerjakannya dengan diskusi secara berkelompok. Guru mengingatkan siswa untuk bekerjasama dalam mengerjakan LKS dengan sebaik-baiknya selama 20 menit. Dalam mengerjakan LKS, siswa dapat menggunakan buku matematika, bertanya pada teman dan guru mengenai hal yang tidak dimengerti atau kurang jelas. Setiap kelompok sudah berusaha untuk mengerjakan LKS sebaik-baiknya. Hal ini terlihat dari kerjasama siswa dalam mencari faktor bilangan menggunakan dakon bilangan. Pada akhir pembelajaran, guru meminta siswa mengumpulkan latihan serta memberikan PR yang harus dikerjakan siswa di rumah, meyuruh siswa membaca materi tentang kelipatan dan faktor persekutuan dua bilangan. Refleksi pertemuan kedua Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan kedua, siswa sudah banyak mulai bekerjasama dalam kelompok, hanya saja masih ada siswa yang ribut dan main-main dalam kelompok. Untuk pertemuan selanjutnya, guru akan berusaha meningkatkan pengelolaan waktu dan kelas dengan baik, memotivasi siswa supaya menyelesaikan tugas pendahuluan secara mandiri dan guru juga ingin pada pertemuan selanjutnya untuk menunjuk kelompok yang harus presentasi di depan kelas secara bergilir. 3) Pertemuan Ketiga ( Rabu, 4 November 2015 ) Pada pertemuan ketiga materi yang dibahas yaitu kelipatan persekutuan dua bilangan yang berpedoman pada RPP dan LKS. Pada kegiatan awal, guru menyuruh siswa mengumpulkan PR dan membahas mengenai PR yang tidak

15 dimengerti, tapi tidak ada siswa yang memberi tanggapan. Guru menganggap siswa sudah mengerti terhadap materi sebelumnya. Selanjutnya guru menginformasikan materi yang akan dibahas dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru dengan alat peraga dakon bilangan yang telah disiapkan, mendemonstrasikan beberapa kelipatan persekutuan dua bilangan, kemudian meminta siswa menyebutkan angka-angka kelipatan bilangan 4 dan 5. Selanjutnya guru membagikan LKS kepada siswa untuk dikerjakan secara berkelompok. Kemudian guru membimbing jalannya diskusi dan menegaskan kesesuaian jawaban siswa kemudian guru membimbing siswa menyimpulkan pelajaran. Sebagai aplikasi dari konsep yang dipelajari siswa, guru memberikan latihan dan membimbing siswa meyelesaikan latihan lanjutan tersebut. Siswa diberi kesempatan untuk menulis jawabannya di depan kelas. Hasilnya sebagian besar siswa sudah bisa menggunakan dakon bilangan untuk menyelesaikan soal kelipatan persekutuan dua bilangan. Pada akhir pembelajaran, guru meminta siswa mengumpulkan latihan serta memberikan PR yang harus dikerjakan siswa di rumah. Refleksi pertemuan ketiga Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan ketiga, sebagian besar kelompok sudah bekerjasama dengan baik dan sudah terlihat aktif dalam mengerjakan LKS dan memberikan tanggapan pada saat presentasi kelompok. Hanya saja kelemahannya guru masih sulit dalam mengelola kelas. Jadi, untuk pertemuan selanjutnya guru mengingatkan siswa agar tertib, tidak ribut, serius dalam mengerjakan LKS dan menanggapi presentasi. Guru harus memberi arahan yang jelas kepada siswa dalam mempresentasikan agar siswa tidak ragu dalam menjelaskan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. 4) Pertemuan Keempat ( Kamis, 5 November 2015) Pada pertemuan keempat ini, guru melaksanakan ulangan harian I dengan memberikan tes hasil belajar pada sub pokok bahasan kelipatan dan faktor bilangan. Tes dilaksanakan selama 60 menit, soal terdiri dari 6 soal sesuai dengan indikator yang telah disediakan oleh guru. b. Refleksi Siklus Pertama Berdasarkan lembar pengamatan, ditemukan bahwa; 1) Pada pertemuan pertama guru kurang jelas dalam menyampaikan tata cara pelaksanaan pembelajaran. 2) Pada saat mengerjakan LKS, siswa belum serius karena belum terbiasa dan belum dapat berdiskusi dengan baik dalam kelompoknya. 3) Pengawasan guru kurang merata, guru cenderung berada didepan kelas sehingga siswa yang lain merasa tidak diperhatikan. 4) Guru tidak meminta setiap siswa membaca petunjuk yang ada pada LKS, sehingga siswa merasa kebingungan apa yang harus mereka kerjakan. 5) Dalam menggunakan dakon bilangan, pengawasan guru masih kurang

16 6) Penggunaan waktu belum efektif, karena guru harus mengulang kembali materi tentang faktor bilangan pada pertemuan ketiga. Berdasarkan refleksi siklus I peneliti menyusun rencana perbaikan sebagai berikut. 1) Menyampaikan tujuan dan tata cara pelaksanaan pembelajaran dengan lebih jelas 2) Memantau dan memberikan bimbingan yang lebih merata kesemua kelompok. 3) Memberikan penjelasan betapa pentingnya kerjasama dalam kelompok sehingga dalam menyelesaikan suatu permasalahan siswa dapat lebih kreatif dan tidak hanya mengandalkan guru. 4) Lebih meningkatkan pengawasan guru saat menggunakan dakon bilangan sehingga siswa bisa serius dan aktif dalam kelompoknya. 5) Mengatur waktu seefektif mungkin agar pelaksanan pembelajaran berikutnya dapat berjalan dengan baik. c. Siklus Kedua Untuk siklus kedua dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dan satu kali ulangan harian. Pada siklus kedua ini peneliti masih tetap menerapkan langkahlangkah pembelajaran pada siklus pertama. 1) Pertemuan Kelima ( Senin, 9 November 2015) Pada pertemuan ini terjadi perubahan kelompok baru yang disusun berdasarkan hasil ulangan harian I. Ada beberapa siswa merasa keberatan dengan perubahan kelompok karena mereka sudah merasa cocok dengan kelompoknya. Pertemuan kelima ini kegiatan pembelajaran membahas tentang faktor persekutuan dua bilangan yang berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan LKS. Guru menjelaskan materi secara garis besar dengan memberikan contoh faktor bilangan. Kemudian menentukan faktor persekutuan bilangannya. Kemudian guru membagikan LKS kepada masingmasing siswa, Siswa dapat bekerja sama mengungkapkan pengetahuan mereka dan saling bertukar pikiran sesama anggota kelompok. Setelah itu guru meminta perwakilan kelompok I, II, III, IV, dan V untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka dan meminta kelompok lain untuk memperhatikan dan memberi tanggapan. Guru membimbing jalannya diskusi dan menegaskan kesesuaian jawaban siswa. Pada akhir pembelajaran, guru meminta siswa mengumpulkan latihan dan LKS serta memberikan PR yang harus dikerjakan siswa di rumah dan meyuruh siswa membaca materi tentang kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan.

17 Refleksi pertemuan kelima Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan kelima, sebagian besar kelompok sudah bekerjasama dengan baik dan sudah terlihat aktif dalam mengerjakan LKS dan memberikan tanggapan pada saat presentasi kelompok. Hanya saja siswa kesulitan dalam menggunakan dakon bilangan untuk mencari faktor bilangan yang ada pada LKS. Pada pertemuan selanjutnya, guru meminta siswa untuk duduk pada kelompoknya masing-masing sebelum pembelajaran dimulai untuk mengurangi keributan dan pemborosan waktu serta memotivasi siswa agar bertanya mengenai pelajaran yang tidak dimengerti dan memperhatikan kelompok yang sedang presentasi. 2) Pertemuan Keenam ( Selasa, 10 November 2015) Guru mengawali dengan menanyakan PR yang kurang dimengerti oleh siswa, tetapi tidak ada siswa yang bertanya karena semua soal telah dapat diselesaikan. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai berpedoman pada RPP dan LKS. Guru mengungkapkan pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan. Dengan alat peraga dakon bilangan yang telah disiapkan, guru mendemonstrasikan ciri dan konsep kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan. Setelah itu guru memberikan pertanyaan kepada siswa apakah 12 termasuk kelipatan persekutuan terkecil dari 3 dan 4?. Siswa berusaha menjawab dan mulai aktif dalam mengungkapkan pengetahuan yang baru saja mereka peroleh dari peragaan guru. Kemudian guru melanjutkan memberi pertanyaan apakah 24 termasuk kelipatan persekutuan terkecil dari 6 dan 8?. Beberapa siswa ada yang bisa menjawab, kemudian guru membenarkan jawaban siswa tersebut. Selanjutnya guru membagikan LKS kepada siswa untuk dikerjakan secara berkelompok, guru mengingatkan siswa bekerjasama dalam mengerjakan LKS dan menyuruh siswa mengerjakan dengan sebaik-baiknya karena waktu yang diberikan terbatas yaitu 20 menit. Dalam membahas LKS, setiap kelompok sudah berusaha untuk mengerjakan LKS sebaikbaiknya. Hal ini terlihat dari kerjasama siswa mengerjakan LKS. Mereka membagi tugas kepada teman sekelompok untuk mencari kelipatan bilangan, kelipatan persekutuan dan kelipatan persekutuan terkecil dua bilangan. Selama siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan bimbingan/bantuan pada kelompok yang mengalami kesulitan. Ada beberapa kelompok yang masih kesulitan dalam menemukan kelipatan persekutuan dua bilangan. Guru memberikan arahan pada siswa, agar kelompok bersama-sama membahas kesulitan yang ada dengan bantuan matematika.

18 Guru meminta perwakilan kelompok I, II, III, IV dan V untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka dan meminta kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan. Pada saat presentasi, kelompok yang ditunjuk sudah berusaha mempresentasikan hasil diskusi mereka dengan baik, sedangkan kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan atas hasil diskusi kelompok yang tampil. Guru membimbing jalannya diskusi dan menegaskan kebenaran jawaban siswa seperti: angka kelipatan persekutuan terkecil dari 5 dan 7 adalah 35 dan angka kelipatan persekutuan terkecil dari 6 dan 8 adalah 24. Kemudian guru membimbing siswa menyimpulkan pelajaran, bahwa untuk mencari kelipatan persekutuan terkecil dua bilangan kita harus mecari kelipatan persekutuan yang angkanya paling kecil. Sebagai aplikasi dari konsep yang dipelajari siswa, guru memberikan latihan dan membimbing siswa meyelesaikan latihan tersebut. Pada akhir pembelajaran, guru meminta siswa mengumpulkan latihan dan LKS serta memberikan PR yang harus dikerjakan siswa di rumah dan meyuruh siswa membaca materi tentang faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan. Refleksi pertemuan keenam Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan keenam ini, secara keseluruhan proses pembelajaran sudah baik. Sebagian besar siswa sudah mulai bekerjasama dalam kelompok, hanya saja guru perlu menjelaskan kembali materi kelipatan bilangan. 3) Pertemuan Ketujuh ( Rabu, 11 November 2015) Pada pertemuan ketujuh materi yang dibahas yaitu faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan yang berpedoman pada RPP-6 dan LKS-6. Pada kegiatan awal, guru menyuruh siswa mengumpulkan PR dan membahas mengenai PR yang tidak dimengerti. Selanjutnya guru mendemonstrasikan bagaimana memperoleh faktor persekutuan terbesar dua bilangan. Guru menjelaskan dengan menggunakan dakon bilangan yaitu menentukan faktor bilangannya dulu dengan meletakkan kancing baju yang warnanya berbeda untuk mewakili bilangan yang ingin di cari faktor persekutuannya ke dalam lubang dakon sesuai faktor bilangan tersebut. Kemudian mencari faktor persekutuan dua bilangan tersebut dengan melihat lubang dakon yang memiliki 2 kancing baju yang berbeda warnanya. Maka akan didapat faktor persekutuannya dan ambil angka yang paling besar. Terlihat siswa antusias memperhatikan dan mendengar penjelasan guru. Setelah itu guru membagikan LKS kepada siswa untuk dikerjakan secara berkelompok, guru mengingatkan siswa untuk bekerjasama dalam mengerjakan LKS dengan sebaik-baiknya karena waktu yang diberikan

19 terbatas yaitu 20 menit. Dalam mengerjakan LKS, setiap kelompok sudah berusaha untuk mengerjakan LKS sebaik-baiknya. Hal ini terlihat dari kerjasama siswa mengerjakan LKS. Selama siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan bantuan pada kelompok yang mengalami kesulitan. Sebagai aplikasi dari konsep yang dipelajari siswa, guru memberikan latihan dan membimbing siswa meyelesaikan latihan tersebut. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa mengenai pelajaran yang tidak mengerti. Pada akhir pembelajaran, guru meminta siswa mengumpulkan latihan dan LKS serta memberikan PR yang harus dikerjakan siswa di rumah. Selanjutnya guru memotivasi siwa untuk mempelajari seluruh faktor persekutuan, kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan yang telah diajarkan untuk mengahadapi ulangan harian pada pertemuan selanjutnya yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 November Refleksi pertemuan ketujuh Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan keenam, secara keseluruhan proses pembelajaran sudah baik, siswa sudah mulai terbiasa dengan model dan alat peraga yang dilaksanakan. 4) Pertemuan Kedelapan ( Kamis, 12 November 2015) Pada pertemuan kedelapan ini guru memberikan ulangan harian II dengan memberikan tes hasil belajar pada materi faktor persekutuan dua bilangan, kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan dan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan. Setelah ulangan selesai, guru memberikan angket (lampiran P 2) yang harus diisi oleh siswa selama 10 menit. Kemudian guru mengumpulkan angket yang telah diisi oleh siswa. Pada 10 menit terakhir guru menyampaikan kepada siswa bahwa pelaksanaan model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan telah selesai. d. Refleksi Siklus Kedua Pelaksanaan tindakan untuk siklus kedua sudah lebih baik dari siklus pertama, meskipun ada ketidaktepatan dalam memanfaatkan alokasi waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Siswa pada umumnya sudah mengerti dan terbiasa dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga tidak terlalu sulit lagi mengarahkan siswa. Dari refleksi siklus kedua ini peneliti tidak melakukan perencanaan untuk siklus selanjutnya karena pada penelitian ini hanya dilakukan sebanyak dua siklus. B. Analisis Hasil Tindakan 1. Aktivitas dan Interaksi Siswa dan Guru serta Kemajuan Belajar Siswa Untuk mengetahui aktivitas dan interaksi siswa dan guru serta kemajuan belajar siswa dengan model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon

20 bilangan dilakukan pengamatan terhadap aktivitas dan interaksi siswa dan guru serta kemajuan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Pertemuan pertama, dari hasil pengamatan aktivitas dan interaksi siswa dan guru diperoleh bahwa guru dalam menjelaskan langkah-langkah pembelajaran belum jelas. Dalam memberikan bimbingan guru cenderung berada didepan kelas. Masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Diskusi tidak berjalan dengan lancar karena masing-masing siswa belum dapat bekerjasama dalam kelompoknya. Dari hasil pengamatan pada lampiran G 1 pengamat menyarankan agar guru lebih jelas dalam menyampaikan tujuan dan tata cara pelaksanaan pembelajaran. Pertemuan kedua, dari hasil pengamatan aktivitas dan interaksi siswa dan guru terlihat siswa mau mendengar penjelasan guru dengan baik namun masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru. Pertemuan ketiga, dari hasil pengamatan aktivitas dan interaksi siswa dan guru, siswa mau mendengar penjelasan guru dan bisa menerima pelajaran dengan baik. Pertemuan keempat, dari hasil pengamatan (lampiran G 4) aktivitas dan interaksi siswa dan guru, siswa mau mendengar penjelasan guru dan bisa menerima pelajaran dengan baik. Pertemuan kelima, berdasarkan hasil pengamatan yang berpedoman pada lembar pengamatan (lampiran G 5) terlihat aktivitas siswa dalam kelompok sangat baik, masing-masing siswa mau berusaha untuk berfikir terlebih dahulu, mendiskusikan soal dengan kelompoknya dan jika ada yang benar-benar mereka tidak mengerti baru bertanya pada guru. Siswa dengan semangat mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas. Pertemuan keenam, terlihat aktivitas guru dalam menerapkan model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan telah terlaksana dengan baik. Berdasarkan lembar hasil pengamatan diatas diperoleh rata-rata aktivitas guru dan siswa yang disajikan pada tabel berikut. Tebel 7 Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa pada Setiap Pertemuan Pertemuan Aktifitas Guru Kriteria Aktifitas Siswa Kriteria 1 50% Cukup 50% Cukup 2 62,5% Baik 68% Baik 3 72,5% Baik 77% Baik 4 80% Baik Sekali 86% Baik Sekali 5 87,5% Baik Sekali 93% Baik Sekali 6 92,5% Baik Sekali 97% Baik Sekali Berdasarkan uraian diatas secara umum, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pencapaian konsep dengan bantuan alat peraga dakon bilangan terlaksana dengan baik. Dengan demikian hipotesis pertama diterima. 2. Suasana Kelas

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 1, September 2016 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI SD Negeri 01 Kebonsari,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Tindakan Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 19 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Siklus I 4.1.1.1 Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan siklus I dimulai memilih materi yang akan diajarkan yaitu panjang satuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Setelah peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas, maka pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Pada tahapan ini peneliti mengambil data hasil belajar pada materi sebelumnya. Peneliti mengambil data hasil belajar secara murni. Artinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa

Lebih terperinci

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PERMAINAN BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI ISLAMI PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH NGUPASAN I KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang meliputi temuan-temuan dari seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan perubahan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA Aswin Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sungai Bilu 2 Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran matematika pada pra siklus guru menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan pengamatan terhadap nilai belajar matematika siswa. Nilai belajar siswa didapatkan dari salah satu

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL Muryatin SDN Pakunden 1, Jalan Bogowonto 48A Kota Blitar E-mail: muryatin2@gmail.com Abstract: Improvement Efforts of Learning

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Sumanti N. Laindjong, Lestari M.P. Alibasyah, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan 01 semester II tahun pelajaran 2015/2016, yaitu sebuah

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Aktivitas Belajar Siswa Menurut Sardiman (2011), pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini di awali dari orientasi lapangan untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran matematika yang terdapat di kelas 2.B

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 GROBOGAN semester II tahun ajaran 2013-2014 pada kompetensi dasar mengenal

Lebih terperinci

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung Muzria M. Lamasai, Mestawaty As. A., dan Ritman Ishak Puadi Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas dengan peningkatan hasil belajar IPA tentang

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas dengan peningkatan hasil belajar IPA tentang 0 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas dengan peningkatan hasil belajar IPA tentang Bagian Tubuh Tumbuhan menggunakan alat peraga alamiah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar pada hakekatnya adalah sebuah bentuk rumusan prilaku sebagaimana yang tercantum dalam pembelajaran yaitu tentang penguasaan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN Banioro Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil kelas 3 sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Paparan Data a. Pra Tindakan Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan observasi awal di MI Al-Hidayah 02 Betak Kalidawir

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Hasil dokumentasi peneliti pada tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika di MI AN-NUR

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika Belajar merupakan proses perubahan dari hasil interaksi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental dan spiritual.

Lebih terperinci

Oleh Saryana PENDAHULUAN

Oleh Saryana PENDAHULUAN PENDAHULUAN INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Laporan Hasil Penelitian Tindakan kelas) Oleh Saryana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan siklus 1 dengan kompetensi dasar mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Pelaksanaan Penelitian ini, mengambil kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat tahun pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siwa dan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling ketergantungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada strategi pembelajaran yang digunakan sehingga siswa dituntut bekerjasama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti laksanakan dapat peneliti uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi 7 BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Matematika Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi dalam mengaitkan simbol-simbol dan mengaplikasikan konsep matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Jombor Kec Tuntang Kab Semarang. Jumlah siswa kelas 5 di SD Negeri Jombor Kecamatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perbaikan pengetahuan dan keterampilan pada siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 4.2

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS 1

Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS 1 52 Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS 1 Sekolah : SD NEGERI KEPUTON 01 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu) Alokasi waktu : 2 x 35 menit (2 X pertemuan)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Makna Belajar Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Parongpong yang lokasinya terletak di Jl. Cihanjuang Rahayu No.39, Bandung

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN Lalfakhiroh, Atmadji, Implementasi Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Teknik Komputer dan Jaringan IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO Oleh Budi Hartono (1), Vidya Pratiwi (2) ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Yohanis Frans Epyvania. S, Anthonius Palimbong, dan Charles Kapile Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS VIII-2 DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENTDEVISION (STAD) DI SMP NEGERI 3 BERASTAGI Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi

Lebih terperinci

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta). PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH PADA MATERI TUMBUHAN BIJI (SPERMATOPHYTA) DI KELAS VII SMP N KEMBANG TANJONG KABUPATEN PIDIE Maulizar STKIP Bina Bangsa Meulaboh,

Lebih terperinci

Penerapan Alat Peraga Kubus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sifat-Sifat Bangun Ruang Di Kelas IV

Penerapan Alat Peraga Kubus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sifat-Sifat Bangun Ruang Di Kelas IV Penerapan Alat Peraga Kubus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sifat-Sifat Bangun Ruang Di Kelas IV Qitra Sandi, Mustamin Idris, dan Linawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46) mengemukakan PTK

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea Warda, Syamsu, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 6 semester I SD Negeri Pungangan 02 Kecamatan Limpung Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Siklus I Deskripsi siklus 1 menjelaskan tentang tahap rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi.

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1Pendidikan Matematika

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1Pendidikan Matematika PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI SPLDV BAGI SISWA KELAS VIIIG SMP NEGERI 7 SALATIGA MELALUI MODEL PAIKEM GEMBROT SEMESTER II TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong Agreistin E. Peole, Vanny Maria Agustina, dan Lestari Alibasyah Mahasiswa Program

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Selanjutnya dalam penelitian ini diperoleh data-data berupa data kualitatif

METODE PENELITIAN. Selanjutnya dalam penelitian ini diperoleh data-data berupa data kualitatif 18 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini penelitian tindakan dimana peneliti berinteraksi langsung dengan subjek di lapangan, atau sering dinamakan Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Nurhasnah, Rizal, dan Anggraini Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci