Carolus Yudi Tri Kurnianto, Sari Gumilang, M. Hum. Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Carolus Yudi Tri Kurnianto, Sari Gumilang, M. Hum. Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok"

Transkripsi

1 Tipe Hubungan dan Ikatan Rangkaian Kata Verba Imperatif dalam Rubrik Персональный Тренер (Personal nyj Trener) Pelatih Pribadi Majalah Men s Health Rusia Carolus Yudi Tri Kurnianto, Sari Gumilang, M. Hum. Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok carolus.yudi@gmail.com Abstrak Artikel ini memaparkan tipe hubungan dan ikatan rangkaian kata verba imperatif pada majalah Men s Health berbahasa Rusia. Penggunaan verba imperatif banyak dijumpai dalam rubrik персональный тренер (personal nyj trener) pelatih pribadi majalah Men s Health Rusia. Verba imperatif, dalam teks instruksi, melibatkan kelas kata lainnya untuk dirangkaikan sehingga terbentuklah rangkaian kata. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif analitis. Untuk menganalisis kedua belas teks instruksi majalah Men s Health Rusia, digunakan teori sintaksis Rusia oleh Popov. Hasil analisis rangkaian kata dalam teks instruksi majalah Men s Health Rusia, menunjukkan bahwa terdapat dominasi penggunaan tipe ikatan pengendalian kuat dari tipe hubungan objektif. The Relation and Connection of Imperative Verbal Phrase in the Персональный Тренер (Personal nyj Trener) Pelatih Pribadi Rubric of Russian Men s Health Magazine Abstract This article describes about the relations and connections of imperative verbal phrases in the Russian Men s Health magazines. There are many uses of imperative verbs, which are seen in the персональный тренер (personal nyj trener) personal trainer rubric of Russian Men s Health magazine. Imperative verbs, found in the instructive texts, involve the other classes of word to be combined as a phrase. The method of this research is descriptive analytic. The writer uses the theory of Russian syntax by Popov to analyze the twelve texts of Russian Men s Health magazine. The result of the analysis of those texts in the Russian Men s Health magazines, it shows that there is a domination of the management connection in the objective relation. Keywords: phrase, Russia, syntactic connection, syntactic relation, персональный тренер rubric. Pendahuluan Keberadaan bahasa menandai adanya suatu perkembangan peradaban. Bahasa digunakan sebagai media untuk berkomunikasi antar sesama. Gorys Keraf mendefinisikan bahasa sebagai suatu alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1997:1). Sedangkan menurut Harimurti, bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Kushartati, 2007:3).

2 Bahasa terbentuk atas unsur-unsur yang ada di dalamnya. Dalam hal ini, linguistik berperan dalam mengkaji unsur-unsur bahasa, seperti fonem, morfem, hingga makna. Terdapat dua kajian linguistik yang merupakan satuan gramatikal terkecil, yaitu morfologi dan sintaksis (Cristiana, 2008: 7). Keduanya dinilai penting dalam gramatika bahasa Rusia. Morfologi mengkaji pembentukan kata (Cristiana, 2008: 7), sedangkan sintaksis mengkaji pembentukan rangkaian kata dan kalimat (Popov, 1978: 272). Popov mendefinisikan rangkaian kata sebagai penyatuan sejumlah kata secara gramatikal dan semantis dalam ikatan yang tidak setara dan tidak predikatif, yang memiliki hubungan atributif, objektif, maupun adverbial (Popov, 1978: 273). Dalam sintaksis Rusia, setiap rangkaian kata terdiri dari dua unsur utama, yaitu kata utama (KU) dan kata terikat (KT) yang saling berhubungan. Penggunaan rangkaian kata banyak ditemukan di berbagai macam teks. Salah satunya majalah Men s Health versi Rusia. Majalah menjadi salah satu media komunikasi cetak dan difungsikan sebagai sumber informasi sesuai dengan target dan visi misi majalah tersebut. Beragam majalah yang terbit di Rusia memberikan contoh bahwa majalah di Rusia menempati posisi penting dalam persebaran informasi dan komunikasi di Rusia. Pada tahun 1998, Men s Health memulai penerbitan pertamanya di Rusia (Men s Health, 2012: 5). Sesuai dengan perkembangan pembaca berdasarkan Media Kit Men s Health tahun 2012, sebanyak 20,4 % pembaca Men s Health di Rusia berprofesi sebagai manajer dan pemilik perusahaan dan mengalahkan persentase pembaca majalah Playboy (17,9%) dan Maxim Rusia (16,9%) (Men s Health, 2012: 10). Dilihat dari tingkat usia, pembaca Men s Health Rusia mayoritas berusia mulai dari 16 tahun hingga 45 tahun ke atas. Sebanyak 9, 6% pembaca berusia tahun. Persentase pembaca usia tahun adalah 22,1%, sedangkan usia tahun mendominasi sebanyak 31,2%. Sebanyak 10, 1% merupakan pembaca berusia tahun dan 3,3% merupakan pembaca berusia 45 tahun ke atas (Men s Health, 2012: 10). Men s Health menyajikan rubrik yang khusus membicarakan kesehatan, seks, resep makanan sehat, kebugaran tubuh, serta adibusana. Dari semua rubrik yang tersaji dalam majalah Men s Health Rusia, rubrik yang berhubungan langsung dengan kesehatan pria adalah rubrik персональный тренер (personal nyj trener) pelatih pribadi. Penulis memilih 12 edisi pada tahun Masing-masing edisi berisikan 1 artikel. Penulis hanya akan menampilkan 11 edisi, karena artikel edisi Februari 2013 kurang sesuai dengan budaya timur, khususnya Indonesia. Kedua belas artikel dari masing-masing edisi majalah memiliki suatu ciri khas yang mendominasi, yaitu rangkaian kata dengan verba imperatif sebagai kata utama. Hal ini menarik penulis untuk menganalisis setiap penggunaan rangkaian kata dan

3 mengklasifikasikannya ke dalam tipe hubungan dan ikatan sintaksis, sesuai dengan teori sintaksis bahasa Rusia oleh Popov. Tinjauan Teoritis Verba merupakan kelas kata yang dapat berdiri sendiri. Kelas kata ini berperan sebagai tindakan dan berfungsi untuk menjawab pertanyaan что делать? (čto delat?) apa yang dilakukan?, что сделать? (čto sdelat?) apa yang sudah dilakukan (Savko, 2005: 299). Sebagai contoh, писать (pisat ) menulis termasuk dalam kelas kata verba. Dalam teorinya, verba memiliki dua bentuk, yaitu verba terkonjugasi dan verba tidak terkonjugasi. Verba terkonjugasi dalam kalimat berperan sebagai predikat. Sedangkan verba tidak terkonjugasi dalam kalimat dapat berperan sebagai subjek dan objek. Bentuk verba tidak terkonjugasi berupa infinitif, partisipal, dan gerund (Savko, 2005: 299). Bila dilihat dari modusnya, verba dalam bahasa Rusia dibagi menjadi tiga modus, yaitu modus indikatif, modus subjungtif, dan modus imperatif. Modus indikatif merupakan tindakan nyata dan terbentuk pada waktu tertentu. Modus subjungtif merupakan keinginan dari tindakan dan peluang terlaksananya tindakan dalam kondisi tertentu. Modus imperatif merupakan ajakan, perintah, dan permintaan terhadap suatu tindakan. Seperti yang sudah dijelaskan di paragraf sebelumnya, modus verba imperatif menunjukkan adanya ajakan, perintah, dan permintaan terhadap suatu tindakan. Umumnya, verba dengan modus ini memiliki dua tujuan, yaitu verba yang ditujukan untuk orang kedua tunggal, dan verba yang ditujukan untuk orang kedua jamak. Verba, yang ditujukan untuk orang kedua tunggal, ditandai dengan akhiran и atau dengan menghilangkan akhiran. Sebagai contoh, пишут (pišut) mereka menulis - пиши (piši) tulislah (akhiran и) dan экономят (ekonomjat) menghemat - экономь (ekonom ) hematlah (menghilangkan akhiran). Verba, yang ditujukan untuk orang kedua jamak, ditandai dengan akhiran те yang melekat pada akhiran verba imperatif ditujukan untuk orang kedua tunggal. Sebagai contoh, улыбнись (ulybnis ) tersenyum (orang kedua tunggal) - улыбнитесь (ulybnites ) tersenyumlah (orang kedua jamak). Dalam teori linguistik Rusia, frasa dikenal dengan istilah словосочетание (slovosočetanie) rangkaian kata yang merupakan penyatuan kata secara gramatikal dan semantis dalam ikatan yang tidak setara dan tidak predikatif, yang mempunyai hubungan atributif, objektif, dan adverbial (Popov, 1978:273). Rangkaian kata memiliki komponen di

4 dalamnya, yaitu kata utama (KU) dan kata terikat (KT). Sebagai contoh, горячее (KT) сердце (KU) (gorjačee serdce) hati yang hangat. Bila ditinjau dari kata utama (KU), rangkaian kata dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu (Popov, 1978: 283): (1) rangkaian kata verba, contoh: раскрыть (KU) berupa verba тему (KT) (raskryt temu) mengembangkan tema ; (2) rangkaian kata nomina, contoh: воспоминание (KU) berupa nomina о встрече (KT) (vospominanie o vstreče) ingatan pertemuan ; (3) rangkaian kata adjektiva, contoh: готовый (KU) berupa adjektiva выехать (KT) (gotovyj vyexat ) siap untuk pergi ; (4) rangkaian kata adverbial, contoh: сродни (KU) berupa adverbial нам (KT) (srodni nam) mirip dengan kita. Dalam penelitian ini, penulis akan fokus pada rangkaian kata verba. Hubungan sintaksis di antara komponennya, yaitu karakter hubungan kata terikat terhadap kata utama, menunjukkan makna rangkaian kata (Popov, 1978: ). Makna rangkaian kata ditentukan dengan mengetahui peranan kata terikat, baik sebagai ciri, objek, dan keterangan. Terdapat tiga tipe hubungan sintaksis, yaitu atributif, objektif, dan adverbial. Pada hubungan atributif, kata terikat (KT) berperan sebagai ciri dan kata utama (KU) berperan sebagai benda. Umumnya, hubungan atributif berfungsi untuk menjawab pertanyaan какой? (kakoj?) yang bagaimana?, чей? (čej?) milik siapa?, dan который? (kotoryj?) yang mana?. Sering kali, kata terikat (KT) dalam hubungan ini berupa adjektiva, contoh: круглое лицо (krugloe lico) wajah bulat. Selain adjektiva, terdapat kelas kata lainnya yang menduduki posisi kata terikat (KT), yaitu: (1) nomina, contoh: доброта (KU) души (KT) (dobrota duši) kebaikan jiwa ; (2) pronomina, contoh: каждый (KT) миг (KU) (každyj mig) setiap saat ; (3) partisipal, contoh: скучающий (KT) зритель (KU) (skučayuščij zritel ) penonton yang bosan ; (4) numeralia, contoh: пятисотый (KT) пассажир (KU) (pjatisotyj passažir) penumpang kelima ratus ; (5) adverbia, contoh: разговор (KU) наедине (KT) (razgovor naedine) percakapan pribadi. Pada hubungan objektif, kata terikat (KT) berperan sebagai objek yang dipengaruhi kata utama (KU) sebagai tindakan. Hubungan objektif berfungsi untuk menjawab pertanyaan что? (čto) apa, чему? (čemu) apa, чего? (čego) apa. Kata terikat terkadang bisa dibentuk dari verba infinitif, contoh: рекомендовать (KU) полечиться (KT) (rekomendovat polečit sya) merekomendasikan perawatan medis. Pada hubungan adverbial, kata terikat menandakan kualitas, bentuk, cara, tingkat atau ukuran, tempat, waktu, alasan, tujuan, syarat, dan wujud dari kata utama. Beberapa aspek pada hubungan adverbial dibedakan berdasarkan pertanyaan dari kata utama terhadap kata terikat. Sebagai contoh: (1) keterangan cara: как? (kak) bagaimana ; (2) keterangan ukuran

5 ata tingkatan: сколько? (skol ko) berapa ; (3) keterangan tempat: где? (gde) di mana ; (4) keterangan waktu: когда? (kogda) kapan ; (5) keterangan sebab: почему? (počemu) kenapa ; (6) keterangan cara: зачем? (začem) untuk apa ; (7) keterangan syarat: в каком случае? (v kakom slučae) dalam kondisi apa. Ikatan sintaksis berperan dalam menjelaskan ikatan dari kata terikat terhadap kata utama. Pada ikatan sintaksis, bentuk kata terikat yang terikat terhadap kata utama dapat dilihat dari kategori gramatikalnya dan keberadaannya. Dalam rangkaian kata, terdapat tiga tipe ikatan sintaksis, yaitu согласование (soglasovanie) persesuaian, управление (upravlenie) pengendalian, dan примыкание (primykanie) penggabungan (Popov, 1978: ). Ikatan persesuaian adalah ikatan rangkaian kata yang memiliki bentuk kata terikat (KT) berupa adjektiva dan kelas kata lainnya yang bentuknya menyerupai adjektiva (pronomina, numeralia tingkat, dan partisipal) dan nomina sebagai kata utama (KU). Ikatan persesuaian diwujudkan dengan perubahan окончание (okončanie) akhiran, seperti бессмертный подвиг (bessmertnyj podvig) perbuatan kekal. Perubahan pada kata terikat (KT) menyesuaikan dengan kata utama sesuai kategori gramatikal (jenis, jumlah, dan kasus). Ikatan persesuaian dibagi menjadi dua macam, yaitu ikatan persesuaian lengkap dan persesuaian tidak lengkap. Ikatan persesuaian lengkap adalah ikatan rangkaian kata, yang diwujudkan dengan terjadinya persesuaian secara lengkap oleh kata terikat terhadap kata utama, baik dalam jenis, jumlah, dan kasus. Sebagai contoh глубокое (KT) ущелье (KU) (glubokoe uščel e) jurang yang dalam, KT mengalami persesuaian lengkap terhadap KU dengan melihat perubahan pada окончание (okončanie) akhiran berdasarkan jumlah, jenis, dan kasus (lengkap). Ikatan persesuaian tidak lengkap adalah ikatan rangkaian kata yang tidak menggunakan seluruh kemungkinan persesuaian terhadap kata utama, yaitu jenis, jumlah, dan kasus. Sebagai contoh kata встретить друга счастливым (vstrečit druga sčastlivym) menemui teman dengan gembira, kata счастливым (KT) hanya mengalami persesuaian terhadap kata друга (KU) dalam bentuk jenis dan jumlah. Perubahan kasus tidak mengikuti kata друга. Ikatan pengendalian merupakan ikatan rangkaian kata dalam hubungan tidak setara yang kata terikatnya selalu dikendalikan oleh kata utama dalam semua kasus, kecuali kasus nominatif. Kata utama dalam tipe ikatan ini dapat berupa: (1) verba, contoh: любить (KU) тишину (KT) (ljubit tišinu) suka kesunyian ; (2) nomina, contoh: молодость (KU) мира (KT) (molodost mira) pemuda dunia ; (3) adjektiva, contoh: верный (KU) слову (KT) (vernyj slovu) kepercayaan terhadap perkataan ; (4) adverbial, contoh: далеко (KU) от

6 друзей (KT) (daleko ot druzej) jauh dari teman ; (5) numeralia, contoh: второй (KU) с краю (KT) (vtoroj s kraju) kedua dari pinggir. Pada ikatan pengendalian, perubahan kata utama tidak mempengaruhi kata terikat. Sebagai contoh, сумрак (KU) леса (KT) (sumrak lesa) kegelapan hutan, сумрака (KU) леса (KT) (sumraka lesa) kegelapan hutan, сумраком (KU) леса (KT) (sumrakom lesa) dengan kegelapan hutan. Ikatan pengendalian dibagi menjadi dua macam, yaitu pengendalian kuat dan pengendalian lemah. Ikatan pengendalian kuat mewajibkan kehadiran kata terikat (KT) dalam setiap rangkaian kata. Apabila KT tidak ada, makan akan merusakn konstruksi rangkaian kata. Sebagai contoh, люблю (KU) естественность (KT) во всем (ljublju estestvennost vo vsem) saya suka kealamiahan pada seluruhnya. Jika kata terikat естественность (estestvennost ) kealamiahan dihilangkan, maka akan mengganggu tatanan kalimat tersebut menjadi люблю во всем (ljublju vo vsem) saya suka pada semuanya. Ikatan pengendalian lemah merupakan ikatan pengendalian yang tidak mewajibkan kehadiran kata terikat (KT) dalam rangkaian kata. Jika KT tidak ada, maka tidak akan merusak konstruksi rangkaian kata. Sebagai contoh, учился (KU) в институте (KT) (učilsja v institute) dia (laki-laki) belajar di institut, jika kata terikatnya dihilangkan, tidak akan mengganggu tatanan kalimat di dalamnya, yaitu учился (učilsja ) dia (laki-laki) belajar. Ikatan penggabungan merupakan ikatan rangkaian kata yang diwujudkan dengan tidak berubahnya bentuk kata terikat karena tidak memiliki akhiran, dan diikatkan dengan hubungan makna dan letaknya. Kata terikat (KT) dalam tipe ikatan ini dapat berupa kelas kata adverbial, verba infinitif, gerund, dan adjektiva. Sebagai contoh, чтение (KU) вслух (KT) (čtenie vslux) pembacaan dengan suara keras. Metode Penelitian Dalam menganalisis penelitian sintaksis, penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Hal ini dirasa tepat karena pendekatan deskriptif analitis menekankan pada pendeskripsian dan pemaparan suatu masalah yang kemudian akan dianalisis (Sudaryanto, 1992: 64). Metode penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan bersifat tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-hal yang sementara terjadi dan hanya mengukur apa yang ada (Sevilla, 1993: 71). Oleh karena itu, pendeskripsian yang dilakukan dalam penelitian

7 ini akan menentukan dan melaporkan keadaan sekarang dengan mendeskripsikan rangkaian kata verba imperatif pada majalah Men s Health Rusia dan akan dianalisis lebih lanjut mengenai tipe ikatan sintaksis dari masing-masing rangkaian kata. Majalah Men s Health memiliki beragam rubrik yang menarik untuk dibaca. Salah satu rubrik yang menjadi kegemaran pembaca adalah персональный тренер (personal nyj trener) pelatih pribadi. Rubrik ini menjelaskan langkah-langkah dalam melalukan gym untuk mendukung terbentuknya tubuh yang proporsional dan ideal. Selain itu, rubrik ini banyak menggunakan verba imperatif yang menarik penulis untuk membahasnya. Teknik dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data berupa 12 teks dari artikel персональный тренер (personal nyj trener) pelatih pribadi majalah Men s Health versi Rusia. Kemudian, penulis melakukan pencatatan seluruh rangkaian kata dengan kata utama verba imperatif berkonstruksi satu rangkaian kata dan diklasifikasikan ke dalam tipe hubungan dan ikatan sintaksis. Penulis lakukan analisis dan pembahasan berdasarkan tipe hubungan dan ikatan dengan melihat struktur rangkaian kata. Dari seluruh data yang sudah dianalisis, penulis lakukan pengambilan kesimpulan. Hasil Penelitian Proses analisis dilakukan dengan mengklasifikasikan seluruh data rangkaian kata verba imperatif ke dalam dua kelompok besar, yatu tipe hubungan objektif dan tipe hubungan adverbial. Dari masing-masing tipe hubungan, penulis membaginya kembali ke dalam dua tipe ikatan sintaksis, yaitu tipe ikatan pengendalian dan tipe ikatan penggabungan. Khusus untuk tipe ikatan pengendalian, penulis juga membaginya menjadi dua tipe ikatan pengendalian, yaitu tipe ikatan pengendalian kuat dan tipe ikatan pengendalian lemah. Secara lebih terperinci, penulis mendapatkan secara keseluruhan 1273 rangkaian kata. Kemudian, jumlah tersebut dibagi ke dalam dua tipe hubungan sintaksis, yaitu 670 rangkaian kata pada tipe hubungan objektif dan 603 rangkaian kata pada tipe hubungan adverbial. Dari masing-masing tipe hubungan sintaksis, penulis membaginya ke dalam tipe ikatan sintaksis. Pada tipe hubungan objektif, penulis menemukan 633 rangkaian kata dalam tipe ikatan pengendalian kuat, 14 rangkaian kata tipe ikatan pengendalian lemah, dan 23 rangkaian kata tipe ikatan penggabungan. Pada tipe hubungan adverbial, ditemukan 27 rangkaian kata tipe ikatan pengendalian kuat, 442 rangkaian kata tipe ikatan pengendalian lemah, dan 134 rangkaian kata tipe ikatan penggabungan.

8 Penulis tidak menemukan adanya rangkaian kata yang masuk ke dalam tipe hubungan atributif dan tipe ikatan persesuaian. Hal ini disebabkan KU pada tipe hubungan atributif dan ikatan persesuaian berupa nomina, sedangkan analisis penelitian ini berpusat pada verba imperatif sebagai KU. Ditinjau dari aspek perfektif dan imperfektif, penulis menjumpai 1118 verba imperatif dalam aspek perfektif dan 155 verba imperatif dalam aspek imperfektif. Data analisis menunjukan adanya dominasi penggunaan bentuk verba imperatif yang ditujukan untuk orang kedua tunggal. Pembahasan Pembahasan penelitian hubungan dan ikatan sintaksis dibagi berdasarkan 2 kelompok besar, yaitu tipe hubungan objektif dan adverbial. Dari masing-masing tipe hubungan, penulis membaginya ke dalam 2 tipe ikatan, yaitu ikatan pengendalian (pengendalian kuat dan pengendalian lemah) dan ikatan penggabungan. a. Tipe Hubungan Objektif, Ikatan Pengendalian Kuat Pada tipe hubungan objektif, ikatan pengendalian kuat, penulis menemukan 633 rangkaian kata verba imperatif. Penulis mengambil contoh rangkaian kata Возьми гантель (Voz mi gantel ) Ambillah dumbel. Возьми гантель Возьми (KU) гантель (KT) Pada kata возьми гантель, kata возьми berperan sebagai kata utama (KU) dan berasal dari bentuk infinitif взять dalam aspek perfektif. Bentuk kata возьми, sebagai verba imperatif, ditandai dengan akhiran и yang menunjukkan orang kedua tunggal. Kata гантель diposisikan sebagai kata terikat (KT) dan termasuk ke dalam kelas kata nomina dengan kategori gramatikal feminin, tunggal, kasus akusatif.

9 Возьми (Pengendalian kuat) гантель Rangkaian kata di atas diklasifikasikan dalam tipe hubungan objektif. Hal ini dapat dilihat pada kata возьми (KU) sebagai tindakan yang mempengaruhi гантель (KT) sebagai objek. Selain itu, hubungan objektif berfungsi untuk menjawab pertanyaan что? (čto?) apa?. Rangkaian kata tersebut termasuk ke dalam tipe ikatan pengendalian kuat. Kata гантель (KT) dikendalikan kuat oleh возьми (KU), sehingga terdeklinasi dalam bentuk feminin, tunggal, kasus akusatif. Keberadaan kata гантель (KT) bersifat wajib dan mampu merusak konstruksi makna jika dihilangkan. b. Tipe Hubungan Objektif, Ikatan Pengendalian Lemah Pada tipe hubungan objektif, ikatan pengendalian lemah, penulis menemukan 14 rangkaian kata verba imperatif. Penulis memilih rangkaian kata Прижми к груди (Prižmi k grudi) Tekanlah ke dada sebagai contoh. Прижми к груди Прижми (KU) к груди (KT) Pada rangkaian kata прижми к груди, kata прижми berperan sebagai kata utama (KU) dan memiliki bentuk verba infinitif прижать dalam aspek perfektif. Bentuk kata прижми, sebagai verba impertif, ditandai dengan akhiran и yang menunjukkan orang kedua tunggal. Peranan kata груди yang diikuti preposisi к adalah kata terikat (KT). Kata груди berasal dari kelas kata nomina yang terdeklinasi dalam bentuk feminin, tunggal, kasus datif. Прижми к груди (Pengendalian lemah) Rangkaian kata di atas termasuk ke dalam tipe hubungan objektif. Kata груди (KT) berperan sebagai objek tidak langsung yang dipengaruhi oleh KU sebagai tindakan. Fungsi kata груди (KT) pada tipe hubungan objektif adalah untuk menjawab pertanyaan к чему? (k

10 čemu?) kepada apa?. Rangkaian kata tersebut dapat diklasifikasikan dalam tipe ikatan pengendalian lemah. Keberadaan kata груди (KT) bersifat tidak wajib dan tidak merusak konstruksi makna jika dihilangkan. Selain itu, kata прижми (KU) mengendalikan secara lemah KT yang terdeklinasi dalam bentuk feminin, tunggal, kasus datif. c. Tipe Hubungan Objektif, Ikatan Penggabungan Pada tipe hubungan objektif, ikatan penggabungan, penulis menemukan 23 rangkaian kata verba imperatif. Penulis memilih rangkaian kata Постарайся сделать (Postarajsja sdelat ) Cobalah lakukan sebagai contoh. Постарайся сделать Постарайся (KU) сделать (KT) Pada rangkaian kata постарайся сделать, kata постарайся berperan sebagai kata utama (KU) dan berasal dari bentuk verba infinitif постараться dalam aspek perfektif. Bentuk kata постарайся, sebagai verba imperatif, ditandai dengan akhiran йся yang menunjukkan orang kedua tunggal. Kata сделать berperan sebagai kata terikat (KT) dan merupakan kelas kata verba infinitif dalam aspek perfektif. Постарайся сделать (Penggabungan) Rangkaian kata постарайся сделать termasuk ke dalam tipe hubungan objektif. Peranan kata сделать (KT) sebagai objek dipengaruhi oleh kata постарайся (KU) sebagai tindakan. Selain itu, kata сделать (KT) memiliki bentuk infinitif, yang bila dihubungkan dengan KU, akan masuk dalam tipe hubungan objektif. Rangkaian kata постарайся сделать termasuk dalam tipe ikatan penggabungan. Keberadaan постарайся (KU) dan сделать (KT) dalam satu rangkaian kata ditentukan oleh makna dan posisi. Dalam ikatan penggabungan, сделать (KT) tidak dikendalikan oleh постарайся (KU) dan tidak mengalami perubahan akhiran sesuai kategori gramatikal.

11 d. Tipe Hubungan Adverbial, Ikatan Pengendalian Kuat Pada tipe hubungan adverbial, ikatan pengendalian kuat, penulis menemukan 27 rangkaian kata verba imperatif. Penulis memilih rangkaian kata Возьмись за рукояти (Voz mis za rukojati) Peganglah pegangan. Возьмись за рукояти Возьмись (KU) за рукояти (KT) Pada rangkaian kata возьмись за рукояти, kata возьмись berperan sebagai kata utama (KU) dan memiliki bentuk verba infinitif взяться dalam aspek perfektif. Bentuk kata возьмись, sebagai verba imperatif, ditandai dengan akhiran ись yang menunjukkan orang kedua tunggal. Kata рукояти, yang diikuti oleh preposisi за, berperan sebagai kata terikat (KT) dan berasal dari kelas kata nomina dalam bentuk feminin, jamak, kasus akusatif. Возьмись за рукояти (Pengendalian kuat) Rangkaian kata di atas termasuk dalam tipe hubungan adverbial. Hal ini dapat dilihat pada kata за рукояти (KT), yang berperan sebagai keterangan tempat, menerangkan kata возьмись (KU). Selain itu, kata за рукояти (KT), dalam tipe hubungan ini, berfungsi untuk menjawab pertanyaan где? (gde?) di mana?. Rangkaian kata di atas termasuk dalam tipe ikatan pengendalian kuat. Keberadaan kata за рукояти (KT) bersifat wajib dan akan merusak konstruksi makna jika dihilangkan. Kata возьмись (KU) mengendalikan secara kuat kata за рукояти (KT) sehigga terdeklinasi ke dalam bentuk 11enitive, jamak, kasus akusatif. e. Tipe Hubungan Adverbial, Ikatan Pengendalian Lemah Pada tipe hubungan adverbial, ikatan pengendalian lemah, penulis menemukan 442 rangkaian kata verba imperatif. Penulis memilih rangkaian kata Оторви от пола (Otorvi ot pola) Lepaskanlah dari lantai.

12 Оторви от пола Оторви (KU) от пола (KT) Pada rangkaian kata оторви от пола, kata оторви berperan sebagai kata utama (KU) dan memiliki bentuk verba inifinitif оторвать dalam aspek perfektif. Bentuk kata оторви, sebagai verba imperatif, ditandai dengan akhiran и yang menunjukkan orang kedua tunggal. Kata пола berperan sebagai kata terikat (KT) dan merupakan kelas kata nomina dalam bentuk maskulin, tunggal, kasus 12enitive. Оторви от пола (Pengendalian lemah) Rangkaian kata di atas termasuk dalam tipe hubungan adverbial. Kata от пола (KT) berperan sebagai keterangan yang menjelaskan kata оторви (KU) dalam hal keterangan tempat. Pada hubungan adverbial, kata от пола (KT) digunakan untuk menjawab pertanyaan откуда? (otkuda?) dari mana?. Rangkaian kata di atas termasuk dalam tipe ikatan pengendalian lemah. Kata оторви (KU) mengendalikan secara lemah kata пола (KT) sehingga KT terdeklinasi oleh preposisi от dalam bentuk maskulin, tunggal, kasus genitif. Di samping itu, kata от пола (KT) diniliai tidk wajib kehadirannya dalam rangkaian kata ini. Apabila KT dihilangkan, tidak akan merusak konstruksi makna. f. Tipe Hubungan Adverbial, Ikatan Penggabungan Pada tipe hubungan adverbial, ikatan penggabungan, penulis menemukan 134 rangkaian kata verba imperatif. Penulis memilih rangkaian kata Вернись обратно (Vernis obratno) Kembalilah dengan sebaliknya. Вернись обратно Вернись (KU) обратно (KT)

13 Pada rangkaian kata вернись обратно, kata вернись berperan sebagai kata utama (KU) dan berasal dari bentuk verba infinitif вернуться dalam aspek perfektif. Bentuk kata вернись, sebagai verba infinitif, ditandai dengan akhiran ись yang menunjukkan orang kedua tunggal. Kata обратно berperan sebagai kata terikat dan merupakan kelas kata adverbia yang tidak mengalami deklinasi sesuai jenis, jumlah dan kasus. Вернись обратно (Penggabungan) Rangkaian kata вернись обратно termasuk dala tipe hubungan adverbial. Peranan kata обратно (KT), sebagai keterangan, menjelaskan kata вернись (KU). Pada hubungan ini, kata обратно (KT) berfungsi untuk menjawab pertanyaan как? (kak?) bagaimana?. Rangkaian kata вернись обратно termasuk dalam tipe ikatan penggabungan. Hal ini dilihat pada kedua kata yang digabungkan sesuai dengan makna. Selain itu, kata обратно (KT) tidak dikendalikan oleh KU dan tidak mengalami deklinasi. Kesimpulan Setelah penulis menganalisis dan membahas masing-masing tipe ikatan rangkaian kata, dapat disimpulkan adanya dominasi rangkaian kata yang termasuk dalam tipe hubungan objektif, ikatan pengendalian kuat. Sesuai dengan jumlah rangkaian kata pada tipe tersebut, yaitu 633 atau 49,7 % rangkaian kata, hal ini disebabkan oleh kata terikat (KT) pada setiap rangkaian kata bersifat wajib dan akan merusak strukur rangkaian kata bila dihilangkan. Peranan KT sebagai objek juga dinilai tepat karena artikel Men s Health melibatkan tubuh dan benda lainnya. Dominasi pada tipe hubungan dan ikatan tersebut yang menjadikan ciri khas pada teks персональный тренер (personal nyj trener) pelatih pribadi. Selain dominasi tipe hubungan dan ikatan, penulis menyimpulkan dominasi verba imperatif dengan aspek perfektif. Sebanyak 1118 atau 87,8 % rangkaian kata dengan verba imperatif aspek perfektif ditemukan. Hal ini menunjukkan bahwa teks персональный тренер (personal nyj trener) pelatih pribadi bersifat wajib dilakukan dengan jumlah pengulangan yang sudah ditentukan. Instruksi gerakan yang diberikan dalam teks ini juga harus dilakukan sampai selesai sesuai dengan urutan gerakan. Lain halnya dengan verba imperatif aspek imperfektif. Penulis menjumpai 155 atau 12,2 % rangkaian kata verba imperatif dengan aspek

14 imperfektif. Penemuan tersebut menunjukkan bahwa adanya bentuk negasi pada instruksi latihan. Selain itu, rangkaian kata tersebut digunakan sebagai saran tambahan dan tanpa adanya jumlah pengulangan yang ditentukan. Penulis melihat adanya penggunaan verba imperatif yang ditujukan untuk orang kedua tunggal. Penggunaan verba tersebut menunjukkan bahwa instruksi yang diberikan hanya dilakukan oleh satu orang. Judul rubrik персональный тренер (personal nyj trener) pelatih pribadi secara lebih jelas menandakan bahwa teks tersebut ditujukan untuk perorangan. Daftar Referensi Sumber Buku Cristiana, dkk. (2008). Sintaksis Bahasa Rusia. Jatinangor: Sastra Unpad Press Keraf, Gorys. (1997). Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Garmedia Pustaka Utama Kushartati, dkk. (2007). Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Men s Health. (2012). Men s Health: Media Kit. Men s Health. Popov, G. N., dkk. (1978). Sovremenny Russkij Jazyk. Moskva: Provescenie Savko, I. E.. (2005). Russkij Yazyk. Minsk: Xarvest Sevilla, Consuelo G., dkk. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press Sudaryanto. (1992). Metode Linguistik. Yogyakarta: Gajah mada University Press Sumber Kamus Pogadaev, Victor. (2010). Kamus Rusia-Indonesia, Indonesia-Rusia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama University of Oxford. (2009). Oxford Essential Russian Dictionary. Britania Raya: Oxford University Press Sumber Majalah Smirnov, Dmitrij. (2013, Januari). Personal nyj Trener. Moskow: Men s Health Smirnov, Dmitrij. (2013, Maret). Personal nyj Trener. Moskow: Men s Health

15 Smirnov, Dmitrij. (2013, April). Personal nyj Trener. Moskow: Men s Health Smirnov, Dmitrij. (2013, Mei). Personal nyj Trener. Moskow: Men s Health Smirnov, Dmitrij. (2013, Juni). Personal nyj Trener. Moskow: Men s Health Smirnov, Dmitrij. (2013, Juli). Personal nyj Trener. Moskow: Men s Health Smirnov, Dmitrij. (2013, Agustus). Personal nyj Trener. Moskow: Men s Health Smirnov, Dmitrij. (2013, September). Personal nyj Trener. Moskow: Men s Health Smirnov, Dmitrij. (2013, Oktober). Personal nyj Trener. Moskow: Men s Health Smirnov, Dmitrij. (2013, November). Personal nyj Trener. Moskow: Men s Health Smirnov, Dmitrij. (2013, Desember). Personal nyj Trener. Moskow: Men s Health

FRASA ADVERBIAL DALAM BAHASA RUSIA (Tinjauan Sintaksis) Oleh: INTAN NIRMALASARI

FRASA ADVERBIAL DALAM BAHASA RUSIA (Tinjauan Sintaksis) Oleh: INTAN NIRMALASARI FRASA ADVERBIAL DALAM BAHASA RUSIA (Tinjauan Sintaksis) Oleh: INTAN NIRMALASARI 180710080008 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI SASTRA RUSIA BANDUNG AGUSTUS,2012 FRASA ADVERBIAL

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak Rina Ismayasari 1*, I Wayan Pastika 2, AA Putu Putra 3 123 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena bersifat deskriptif dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

Lebih terperinci

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI 1. Pendahuluan Bahasa

Lebih terperinci

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II, 654 BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II, uji lapangan, dan temuan-temuan penelitian, ada beberapa hal yang dapat

Lebih terperinci

BAHASA PEREMPUAN PADA MAJALAH FEMINA DAN SEKAR Azizah Kurnia Dewi Sastra Indonesia Abstrak

BAHASA PEREMPUAN PADA MAJALAH FEMINA DAN SEKAR Azizah Kurnia Dewi Sastra Indonesia Abstrak 1 BAHASA PEREMPUAN PADA MAJALAH FEMINA DAN SEKAR Azizah Kurnia Dewi Sastra Indonesia Abstrak Women's language is closely related to gender. Spoken word (language) used by the women are more subtle than

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penilitian Refleksif dengan Kata Diri, Dirinya, Dan Diriya Sendiri dalam Bahasa Indonesia: dari Perspektif Teori Pengikatan ini dapat disimpulkan tiga hal yang merupakan

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA UNSUR KALIMAT DAN KELAS KATA DALAM BAHASA RUSIA

KORELASI ANTARA UNSUR KALIMAT DAN KELAS KATA DALAM BAHASA RUSIA Korelasi Antara Unsur Kalimat dan Kelas Kata dalam Bahasa Rusia (Davidescu Cristiana) KORELASI ANTARA UNSUR KALIMAT DAN KELAS KATA DALAM BAHASA RUSIA Davidescu Cristiana Staf Pengajar Jurusan Sastra Rusia,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

PENULISAN PARTIKEL НЕ PADA ADJEKTIVA DALAM BAHASA RUSIA

PENULISAN PARTIKEL НЕ PADA ADJEKTIVA DALAM BAHASA RUSIA PENULISAN PARTIKEL НЕ PADA ADJEKTIVA DALAM BAHASA RUSIA S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Skripsi Pada Program Studi Sastra Rusia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran MUHAMMAD RIDWAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

TATARAN LINGUISTIK (3):

TATARAN LINGUISTIK (3): TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS 6(0) Sebelumnya kita membahas istilah morfosintaksis. morfosintaksis adalah gabungan kata dari morfologi dan sintaksis. morfologi pengertiannya membicarakan sruktur internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal

Lebih terperinci

RISKI EKA AFRIANTI NIM

RISKI EKA AFRIANTI NIM ANALISIS KESALAHAN FRASE PADA KARANGAN NARASI MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI ARTIKEL E-JOURNAL diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE

BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE BAB 4 UNSUR-UNSUR BAHASA INGGRIS YANG MUNCUL DALAM CAMPUR KODE 4.1 Pengantar Bagian ini akan membicarakan analisis unsur-unsur bahasa Inggris yang masuk ke dalam campur kode dan membahas hasilnya. Analisis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ini. Pada bagian simpulan akan dipaparkan poin-poin utama yang diperoleh dari keseluruhan

BAB V PENUTUP. ini. Pada bagian simpulan akan dipaparkan poin-poin utama yang diperoleh dari keseluruhan BAB V PENUTUP Pada bagian ini dipaparkan simpulan dan saran sebagai bagian akhir dalam penelitian ini. Pada bagian simpulan akan dipaparkan poin-poin utama yang diperoleh dari keseluruhan analisis data

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI

RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI RELASI SUBJEK DAN PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA GORONTALO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Wisuda Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh NURMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan makna gramatikal. Untuk menjelaskan konsep afiksasi dan makna, penulis memilih pendapat dari Kridalaksana

Lebih terperinci

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24) PERILAKU BENTUK VERBA DALAM KALIMAT BAHASA INDONESIA TULIS SISWA SEKOLAH ARUNSAT VITAYA, PATTANI, THAILAND

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO Ni Kadek Nomi Dwi Antari Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA. Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik.

PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA. Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik. PERBANDINGAN GRAMATIKA TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA EDISI PERTAMA DAN EDISI KETIGA Miftahul Huda, S.Pd. SMA Kanjeng Sepuh, Gresik Abstract The language change could occur at all levels, both phonology,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB 2 LANDASAN TEORETIS BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1 Kerangka Acuan Teoretis Penelitian ini memanfaatkan pendapat para ahli di bidangnya. Bidang yang terdapat pada penelitian ini antara lain adalah sintaksis pada fungsi dan peran.

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar Wayan Yuni Antari 1*, Made Sri Satyawati 2, I Wayan Teguh 3 [123] Program Studi Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang terus meninggi, ragam inovasi media terus bermunculan. Berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, lalu lintas informasi berada pada tingkat kecepatan yang belum pernah dicapai sebelumnya. Demi memenuhi hasrat masyarakat akan informasi yang terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS SINTAKSIS Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. A. STRUKTUR SINTAKSIS Untuk memahami struktur sintaksis, terlebih dahulu kita harus Mengetahui fungsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada keterampilan mendengar dan

Lebih terperinci

10 Jenis Kata Menurut Aristoteles

10 Jenis Kata Menurut Aristoteles Nomina (Kata Benda) 10 Jenis Kata Menurut Aristoteles Nomina adalah kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak. Contohnya, kata rumah adalah nomina

Lebih terperinci

ANALISIS KATA KETERANGAN MODALITAS DALAM KOLOM OPINI HARIAN SERAMBI INDONESIA M.

ANALISIS KATA KETERANGAN MODALITAS DALAM KOLOM OPINI HARIAN SERAMBI INDONESIA M. ANALISIS KATA KETERANGAN MODALITAS DALAM KOLOM OPINI HARIAN SERAMBI INDONESIA M. Jakfar Is Dosen Program Studi Bahasa Indonesia FKIP Universitas Almuslim ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Kata Keterangan

Lebih terperinci

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA Munirah Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unismuh Makassar munirah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi, disertasi dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan analisis kontrastif, adverbial

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Penggunaan Frasa dan Klausa Bahasa Indonesia (Kunarto) 111 PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Kunarto UPT Dinas Pendidikan Kacamatan Deket Kabupaten Lamongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majalah merupakan salah satu sumber data yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian. Sudah sering sekali majalah dicari para peneliti untuk dikaji segi

Lebih terperinci

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS Sintaksis adalah bidang tataran linguistic yang secara tradisional disebut tata bahasa atau gramatika. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015 KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015 Artikel Publikasi ini diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling berinteraksi dan berkomunikasi antara satu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

TATARAN LINGUISTIK (3):

TATARAN LINGUISTIK (3): Nama : Hengki Firmansyah Nim : 1402408324 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS 6(0) Sebelumnya kita membahas istilah morfosintaksis. morfosintaksis adalah gabungan kata dari morfologi dan sintaksis. morfologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik dia berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu surat kabar yang beredar di masyarakat adalah Satelit Post. Surat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu surat kabar yang beredar di masyarakat adalah Satelit Post. Surat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari bahasa karena bahasa mempunyai fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi. Bahasa dimanfaatkan untuk berinteraksi,

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS

LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN DAN HADIS Kode/Nama Rumpun Ilmu** :741/ Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah LAPORAN PENELITIAN TIM PASCASARJANA POLA PENGGUNAAN SATUAN LINGUAL YANG MENGANDUNG PRONOMINA PERSONA PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan mediator utama dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, visi, misi, maupun pemikiran seseorang. Bagai sepasang dua mata koin yang selalu beriringan,

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM : Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM : 1402408239 BAB 6 SINTAKSIS Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan. Secara etimologi sintaksis berarti

Lebih terperinci

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA Suhandano Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Tulisan ini membahas bagaimana nomina ditata dalam sistem tata bahasa Indonesia. Pembahasan dilakukan

Lebih terperinci

Jurnal Sastra Indonesia

Jurnal Sastra Indonesia JSI 2 (1) (2013) Jurnal Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi ANALISIS KONTRASTIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ARAB BERDASARKAN KALA, JUMLAH, DAN PERSONA Miftahur Rohim, Suprapti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan sesama manusia. Dalam berinteraksi juga dibutuhkan. bahwa bahasa berhubungan dengan hal-hal diluar bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan sesama manusia. Dalam berinteraksi juga dibutuhkan. bahwa bahasa berhubungan dengan hal-hal diluar bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat pemersatu antara manusia satu dengan manusia yang lain. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya juga butuh interaksi dengan sesama manusia. Dalam

Lebih terperinci

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA

KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA HUMANIORA Suhandano VOLUME 14 No. 1 Februari 2002 Halaman 70-76 KONSTRUKSI OBJEK GANDA DALAM BAHASA INDONESIA Suhandano* 1. Pengantar ahasa terdiri dari dua unsur utama, yaitu bentuk dan arti. Kedua unsur

Lebih terperinci

UNGKAPAN PERASAAN DALAM BAHASA RUSIA. Nia Kurnia Sofiah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya ABSTRAK

UNGKAPAN PERASAAN DALAM BAHASA RUSIA. Nia Kurnia Sofiah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya ABSTRAK UNGKAPAN PERASAAN DALAM BAHASA RUSIA Nia Kurnia Sofiah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya niadee@gmail.com ABSTRAK Bahasa menunjukkan bangsa. Ungkapan ini sangat tepat untuk menggambarkan bagaimana karakter

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi Astri Saraswati, Martono, Syambasril Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNTAN, Pontianak

Lebih terperinci

ANALISIS JENIS FRASA DAN KLAUSA DALAM RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS JENIS FRASA DAN KLAUSA DALAM RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS JENIS FRASA DAN KLAUSA DALAM RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh DARMISAH NIM 120388201089 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa concord adalah aturan gramatikal yang wajib diketahui dan dipenuhi yang terdapat pada bahasa Arab dan bahasa Inggris atau bahasa-bahasa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR TENTANG WATAK ANGGOTA KELUARGA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari dalam pendidikan di Indonesia. Dalam mempelajari bahasa Jerman, sama halnya dalam pengajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ialah penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu

Lebih terperinci

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat BAB V P E N U T U P 5.1 Kesimpulan Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat tunggal bahasa Sula yang dipaparkan bahasan masaalahnya mulai dari bab II hingga bab IV dalam upaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep 2.1.1 Pengertian Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam

Lebih terperinci

VERBAL CLAUSAL STRUCTURE IN INDONESIAN AND JAPANESE: CONTRASTIVE ANALYSIS

VERBAL CLAUSAL STRUCTURE IN INDONESIAN AND JAPANESE: CONTRASTIVE ANALYSIS STRUKTUR KLAUSA VERBAL DALAM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JEPANG: SUATU ANALISIS KONTRASTIF Wahya, Nani Sunarni, Endah Purnamasari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung 40600 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KOLOM SENO GUMIRA AJIDARMA PADA BUKU KENTUT KOSMOPOLITAN

HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KOLOM SENO GUMIRA AJIDARMA PADA BUKU KENTUT KOSMOPOLITAN Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KOLOM SENO GUMIRA AJIDARMA PADA BUKU KENTUT KOSMOPOLITAN Gilang Puspasari Fathiaty Murtadlo Asep Supriyana Abstrak. Penelitian

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DIKSI DALAM TEKS PIDATO PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO PADA HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh : Mentari Ade Fitri

PENGGUNAAN DIKSI DALAM TEKS PIDATO PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO PADA HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh : Mentari Ade Fitri PENGGUNAAN DIKSI DALAM TEKS PIDATO PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO PADA HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Oleh : Mentari Ade Fitri ABSTRAK Masalah penelitian ini adalah bagaimanakah penggunaan

Lebih terperinci

IKATAN FRASA VERBAL DALAM TIGA DONGENG ANAK RUSIA

IKATAN FRASA VERBAL DALAM TIGA DONGENG ANAK RUSIA IKATAN FRASA VERBAL DALAM TIGA DONGENG ANAK RUSIA Giantika Rorinda Pangestu / 0906528934 Sastra Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia giantika.rorinda@ui.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara maju di Asia Timur yang dikenal memiliki berbagai macam budaya dan keunikan tersendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya

Bab 1. Pendahuluan. Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya dengan negara lain. Adapun yang menjadi ciri khas tersebut antara lain adalah adat istiadat, budaya,

Lebih terperinci

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari proses pembentukan kalimat, atau yang menganalisis kalimat atas bagian-bagiannya. Kalimat ialah kesatuan bahasa atau ujaran yang berupa kata atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa di dunia memiliki keunikan tersendiri antara satu dengan lainnya. Di dalam setiap bahasa selalu terdapat pola pembentukan kata yang secara sistematis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka digilib.uns.ac.id BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Ada tiga kajian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Ketiga kajian tersebut adalah makalah berjudul Teori Pengikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Bahasa surat kabar harus lancar agar

BAB I PENDAHULUAN. dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Bahasa surat kabar harus lancar agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang kita dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam atau luar negeri melalui media elektronik atau cetak. Setiap

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.

BAB V PENUTUP. dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. Secara garis besar kalimat imperatif bahasa Indonesia dapat

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini

BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Pada bagian pendahuluan telah disampaikan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini diwujudkan dalam tipe-tipe

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain ( Kridalaksana,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain ( Kridalaksana, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Frasa Verba Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Linguistik merupakan ilmu bahasa yang di perlukan sebagai dasar untuk meneliti

Bab 1. Pendahuluan. Linguistik merupakan ilmu bahasa yang di perlukan sebagai dasar untuk meneliti Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang di perlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Dalam The New Oxford Dictionary

Lebih terperinci

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Abstrak Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah wajib di seluruh universitas, termasuk UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Lebih terperinci

PREFIKS PEMARKAH INKOAKTIF PADA VERBA BAHASA RUSIA

PREFIKS PEMARKAH INKOAKTIF PADA VERBA BAHASA RUSIA PREFIKS PEMARKAH INKOAKTIF PADA VERBA BAHASA RUSIA MAKALAH Dipresentasikan di Program Pascasarjana BKU Linguistik Maret 2007 Oleh Tri Yulianty K. NIP 132310586 FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Tinjauan pustaka memaparkan lebih lanjut tentang penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Selain itu, dipaparkan konsep

Lebih terperinci

Klasifikasi Frase Nama-Nama Menu Makanan Berbahasa Inggris di Koran Minggu Ini. Wiwiek Sundari

Klasifikasi Frase Nama-Nama Menu Makanan Berbahasa Inggris di Koran Minggu Ini. Wiwiek Sundari Klasifikasi Frase Berbahasa Inggris di Koran Minggu Wiwiek Sundari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro wiekku@yahoo.com Abstract The language structure comprehension is closely related to the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatiannya terhadap karya sastra tersebut. mempunyai ciri khas tersendiri pada setiap pengarangnya.

BAB I PENDAHULUAN. perhatiannya terhadap karya sastra tersebut. mempunyai ciri khas tersendiri pada setiap pengarangnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini banyak masyarakat menggunakan berbagai media untuk mengekspresikan bahasa yang mereka miliki. Masyarakat sebagai pemakai bahasa

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Tatabahasa Dalam Teks Deskriptif Pada Siswa Kelas X SMA 8 Muhammadiyah Kisaran

Analisis Kesalahan Tatabahasa Dalam Teks Deskriptif Pada Siswa Kelas X SMA 8 Muhammadiyah Kisaran Analisis Kesalahan Tatabahasa Dalam Teks Deskriptif Pada Siswa Kelas X SMA 8 Muhammadiyah Kisaran Putri Lidiana Permata Sari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP UNA, Kisaran Sumatera Utara permatasari474@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian jenis proses campur kode menunjukkan hasil yang berbeda-beda antara bahasa yang satu dan bahasa yang lain karena subjek penelitian mereka pun berbeda-beda, baik dari

Lebih terperinci

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi

Lebih terperinci

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia VERBA PREDIKAT BAHASA REMAJA DALAM MAJALAH REMAJA Renadini Nurfitri Abstrak. Bahasa remaja dapat dteliti berdasarkan aspek kebahasaannya, salah satunya adalah mengenai verba. Verba sangat identik dengan

Lebih terperinci