BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER
|
|
- Suryadi Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER 4.1 Pemilihan Komponen Dalam pemilihan komponen yang akan digunakan, diperlukan perhitunganperhitungan seperti perhitungan daya, arus, serta mengetahui input tegangannya. Disamping itu perlu diperhitungkan aspek lain seperti nominal harga, ketersediaan material dari supplyer, tersedianya costumer service apabila ada masalah dengan material tersebut, dan lain sebagainya. Dalam pemilihan komponen ini dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan fungsinya, yaitu pemilihan komponen kontrol dan komponen daya Pemilihan Komponen Kontrol Dalam pemilihan komponen kontrol, penulis menggunakan rumus dasar dalam menghitung daya (P), dan tegangan (V), dan arus (I). P = V x I Dimana : P = daya (Watt) V = tegangan (Volt) I = arus (ampere) Selain dengan perhitungan, untuk mengetahui tegangan supply, arus, daya yang dipakai, serta keterangan lainnya seperti kecepatan motor (RPM) maka kita bisa melihatnya yang tertera pada name plate dan manual book Switch atau saklar Pemilihan switch atau saklar didasarkan pada kebutuhan akan fungsinya untuk memutuskan atau menyambungkan sistem. Dalam pemilihan switch atau saklar dalam alat ini menggunakan 3 jenis saklar yaitu : a. Tombol tekan (push button) b. Saklar pilih (selector switch) 34
2 c. Saklar darurat (emergency switch/stop) Dimana dalam pemilihan dan penggunaannya melihat dari nominal tegangan yang dipakai, jenis contact (normally open atau close) yang dipakai, serta banyaknya contact yang dibutuhkan Relay Relay adalah salah satu komponen kontrol yang digunakan sebagai pengontrol untuk memilih thermometer equipment yang akan diuji. Tegangan koil relay yang dipilih adalah 220 VAC dengan 4 buah contact change-over Temperature Controller Temperature control yang dipilih adalah Autonics type TZN4S-14R, dengan alasan secara fungsi memenuhi dan harganya lebih murah dengan merk lainnya. Type TZN4S-14R mempunyai arti, yaitu : o TZN maksudnya adalah temperature control dengan PID (proporsional, integral dan diferensial), o 4 maksudnya terdapat 4 digit angka pada masing-masing PV (preview value) dan SV (set value), o S adalah dimensi dari temperature control yaitu 48 x 48 mm, o 1 maksudnya sub output event output, o 4 dengan tegangan supply VAC 50/60 Hz, o R merupakan control outputnya adalah relay MCB (Miniature Circuit Breaker) MCB yang digunakan sebanyak 3 buah yaitu MCB 1 sampai MCB 3, sedangkan banyaknya pole yang digunakan sesuai dengan phasa yang digunakan. Untuk perhitungannya sebagai berikut : MCB 1 = 16 A (digunakan sebagai main switch dari kontrol panel) 35
3 Konsumsi daya : 1. Motor Peei Moger = 40 watt 2. Heater = 2000 watt 3. Pilot lamp = 30 watt Total konsumsi daya yang terhitung adalah 2070 watt. Dimana P = V x I 2070 watt = 220 V x I I = 2070 watt : 220 V I = 9.4 A Jadi, batasan arus yang masuk pada MCB 1 harus lebih besar dari 9.4 Ampere, dan yang dipilih adalah MCB 16 A dengan memperhitungkan lonjakan arus ketika awal start motor dan heater. MCB 2 = 4 A (digunakan untuk pembatas dari motor Peei moger) Dengan spesifikasi dari motor adalah 220 VAC, 40 watt, 1400 RPM. Untuk perhitungannya sebagai berikut : Dimana P = V x I 40 watt = 220 V x I I = 40 watt : 220 V I = A Jadi, batasan arus yang masuk pada MCB 2 harus lebih besar dari Ampere, dan yang dipilih adalah MCB 4 A dengan memperhitungkan lonjakan arus ketika awal start motor. MCB 3 = 10 A (untuk membatasi heater) Dengan spesifikasi band heater adalah konsumsi daya 2000 watt, dan tegangan supply adalah 220 VAC. Untuk perhitungannya sebagai berikut : 36
4 Dimana P = V x I 2000 watt = 220 V x I I = 2000 watt : 220 V I = 9.1 A Jadi, batasan arus yang masuk pada MCB 3 harus lebih besar dari 9.1 Ampere, dan yang dipilih adalah MCB 10 A Pemilihan Komponen Daya Motor AC Fungsi utama penggunaan motor adalah sebagai pengaduk atau pengsirkulasi temperatur air yang ada didalam tanki pengujian sebanyak 7 liter. Spesifikasi yang dipakai adalah Peei Moger konsumsi daya 40 Watt, tegangan supply 220 VAC, dengan kecepatan konstan 1400 RPm Pemanas (Heater) Karena proses pembanding termometer dilakukan dengan fluida cair yang dipanaskan maka digunakan heater sebagai komponen pemanasnya dengan bentuk menyerupai tanki. Spesifikasinya yaitu power consumption 2000 Watt, 1 phasa, 220 VAC Daftar Material Adalah tabel yang berisi keterangan spesifikasi komponen yang akan dipakai dalam project alat pembanding thermometer, disertai dengan rincian harga. Pada lampiran B terdapat manual book dari hampir semua komponen yang digunakan dalam alat pembanding termometer ini. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat pada tabel 4.1 berikut ini. 37
5 4.2 Schematic Rangkaian Setelah penghitungan dan pemilihan komponen selesai, maka dituangkan ke daftar material. Dari daftar material maka proses selanjutnya sebelum dituangkan ke gambar kelistrikan maka sebaiknya kita gambar terlebih dahulu menjadi blokblok diagram. Blok diagram tersebut bisa dilihat pada gambar 4.1 : MCB 2 Motor Agitator MCB 3 Heater Emergency Switch TC 1 Termometer Master Perubahan Temperature Main Switch TC 2 Kontak Relay Termometer Equipment Voltage Supply 220 VAC PB ON Selektor Switch PB OFF Kontak Relay Kontak Relay Gambar 4.1 Diagram blok rangkaian Keterangan dari diagram blok rangkaian di atas adalah : 1. Kontrol panel mendapatkan sumber tegangan sebesar 220 VAC, 2. Terdapat main switch (saklar utama) yang berupa MCB, 3. Jika terdapat kesalahan atau trouble maka langkah awal adalah menekan emergency switch, 4. Dari sumber tegangan di supply ke beban motor agitator, heater, relay dan temperature control, 40
6 5. Untuk mengaktifkan dan mematikan heater diatur oleh temperature control 1 dengan mengubah set valuenya, 6. PB ON maka selector switch aktif untuk memilih termometer equipment yang akan diuji. 7. Input berupa perubahan suhu akan ditampilkan di temperature control melalui sensor termometer master maupun equipment, dan 8. Jika proses pengujian sudah selesai maka tekan PB OFF untuk mengakhirinya. Penjabaran dari blok diagram di atas diuraikan lebih jelasnya dengan electrical drawing pada lampiran C. 4.3 Cara Pengoperasian Temperature Control TZN4S-14R Sebelum memakai alat pembanding termometer ini langkah awal adalah pengoperasian pada termometer control TZN4S-14R, yaitu tahapannya pada gambar 4.2 : Gambar 4.2 Diagram alir setting tahap pertama TZN4S-14R 41
7 Penjabaran dari diagram alir di atas adalah : 1. Tekan MD ditahan selama ± 3 detik, 2. Maka akan tampil SV-2, setting 0 dengan menekan 3. Tekan MD maka akan tampil AL-1, setting 0 dengan menekan tanda turun atau naik, 4. Tekan MD maka akan tampil LbA (loop break alarm), setting 999 dengan menekan 5. Tekan MD maka akan tampil AHYS (alarm hysteresis), setting 2 dengan menekan 6. Tekan MD maka akan tampil P (proportional band), setting 3.0 dengan menekan 7. Tekan MD maka akan tampil I (integral time), setting 0 dengan menurunkan 8. Tekan MD maka akan tampil d (derivative time), setting 0 dengan menekan 9. Tekan MD maka akan tampil t (control period), setting 20 dengan menekan 10. Tekan MD maka akan tampil HYS (hysteresis), setting 2 dengan menekan 11. Tekan MD maka akan tampil In-b (input correction), setting 0 dengan menekan 12. Tekan MD maka akan tampil rest (manual reset), setting 0.0 dengan menekan 13. Tekan MD maka akan tampil rapu (ramp rising), setting 0 dengan menekan 14. Tekan MD maka akan tampil rapd (ramo failing), setting 0 dengan menekan 15. Tekan MD maka akan tampil LoC (key lock), jika semua parameter setting sudah dimasukkan maka setting ON dengan menekan 42
8 Setelah setting tahap pertama maka dilanjutkan dengan setting tahap yang kedua, seperti pada gambar 4.3 di bawah ini : Gambar 4.3 Diagram alir setting tahap kedua TZN4S-14R Penjabaran dari diagram alir di atas adalah : 1. Tekan MD dan tanda naik selama ± 3 detik 2. Maka akan tampil In-t (temperature sensor mode), setting KCAH (untuk thermocouple-k atau termometer uji/equipent) dan setting JPtH (untuk PT100 atau termometer master) dengan menekan 3. Tekan MD maka akan tampil EV-1 (event 1), setting AL-0 dengan menekan 4. Tekan MD maka akan tampil AL-t (alarm mode), setting AL-A dengan menekan 5. Tekan MD maka akan tampil At-t (auto tuning), setting tun-1 dengan menekan 6. Tekan MD maka akan tampil PIdt (PID control mode), setting PidS dengan menekan 7. Tekan MD maka akan tampil OFt (heating dan cooling mode), setting HEAt dengan menekan 8. Tekan MD maka akan tampil UnIt (unit mode), setting 0 C dengan menekan 9. Tekan MD maka akan tampil H-SC (high scale limit), setting otomatis sesuai range dari input sensor dengan menekan 10. Tekan MD maka akan tampil L-SC (low scale limit), setting otomatis sesuai range dari input sensor dengan menekan 43
9 11. Tekan MD maka akan tampil dot (decimal point), setting otomatis sesuai range dari input sensor dengan menekan 12. Tekan MD maka akan tampil ramp (ramp function), setting off dengan menekan 13. Tekan MD maka akan tampil LoC (lock mode), jika semua parameter setting sudah dimasukkan maka setting ON dengan menekan Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran B mengenai manual book temperature control TZN4S. 4.4 Prosedur Pengoperasian Alat Pembanding Termometer Sebelum mengoperasikan alat ini maka dianjurkan user (pengguna) melihat panduan cara mengoperasikan alat ini, yaitu bisa dilihat dari diagram alir pada gambar 4.4 berikut : Mulai Fluida air dimasukkan ke tanki 7 lt Termometer equipment & termometer master dipasang Proses pengujian Pencatatan temperatur Termometer masih fungsi? Y Hasil luaran yang diharapkan. N - cek semua system tidak ada error - ganti dengan yang baru dan lulus uji Selesai Gambar 4.4 Diagram alir prosedur pengoperasian alat 44
10 Penjabaran dari diagram alir di atas diuraikan dengan tabel 4.2 instruksi kerja alat pembanding termometer. Tabel 4.2 Instruksi kerja alat pembanding termometer PRINSIP KERJA ALAT PENGUJIAN TERMOMETER NO VISUAL KETERANGAN 1. Air dimasukkan ke dalam bejana hingga mencapai volume 7 liter. 2 Pasang cover pada bejana. 3 Pasang termometer master dan termometer yang akan diuji pada dudukan untuk termometer di cover. 4 Pastikan steaker terpasang pada stop kontak. 45
11 5 Naikkan main switch (MCB) keposisi ON. 6 Setting parameter pada temperature control TZN4S-14R (bisa dilihat pada subbab 4.3 Cara Pengoperasian Temperature Control TZN4S-14R). 7 Tekan tombol start maka heater menyala dan motor aktif menggerakkan agitator. 8 Pada suhu tertentu (40 o, 60 o, 80 o ), heater tidak aktif tetapi motor tetap menyala, hal ini berlangsung selama 8 menitan supaya operator dapat mendokumentasikan atau mencatat hasil pengujian pada suhu tersebut. 46
12 9 Untuk melihat termometer equipment lainnya kita tinggal memutar selector switch maka pilot lamp akan menyala sesuai dengan termometer equipment yang sedang diuji (catat hasilnya). 10 Setelah 8 menitan, heater aktif kembali secara otomatis, mekanisme ini berlangsung sampai suhu mencapai 80 o C. 11 Setelah suhu 80 o C tercapai maka heater secara otomatis tidak aktif tetapi indikator suhu tetap menyala, motor agitatorpun tetap menyala. 47
13 12 Tekan tombol stop untuk mematikan mesin. Jika proses pengujian selesai maka matikan MCB ke posisi OFF dan cabut kembali steakernya. 4.5 Data Pengujian Alat Pembanding Termometer Analisa Data Pengujian Pencapaian Suhu Antara Termometer Master Dengan Termometer Equipment Pengujian alat pembanding termometer ini dilakukan dengan sensor termometer (jenis thermocouple-k) yang berbeda (6 pcs setiap kali proses pengujian). Di bawah ini adalah data pengujian pembanding suhu atau temperatur antara termometer master dengan termometer equipment, ditunjukkan dengan tabel 4.3. Tabel 4.3 Data hasil pengujian alat pembanding termometer NO. Pengujian gelombang ke-1 TERMOMETER TERMOMETER EQUIPMENT ( C ) MASTER ( 0 C ) WAKTU (DETIK) TOTAL
14 NO. Pengujian gelombang ke-2 TERMOMETER TERMOMETER EQUIPMENT ( C ) MASTER ( 0 C ) WAKTU (DETIK) TOTAL 1500 NO. Pengujian gelombang ke-3 TERMOMETER TERMOMETER EQUIPMENT ( C ) MASTER ( 0 C ) WAKTU (DETIK) TOTAL 1500 Dari data pengujian di atas dapat diketahui bahwa : 1. Dengan adanya tambahan heater (pemanas) dan motor pada alat pembanding termometer, hasil data temperatur yang didapat hampir mendekati temperatur termometer master dikarenakan adanya sirkulasi suhu, selain itu waktu yang dibutuhkan relative lebih cepat 1500 detik atau 25 menit, 2. Dapat menguji atau membandingkan 6 buah termometer sekaligus secara bergantian, 3. Pada pengujian gelombang ke-2 pada termometer yang ke-2 terjadi penyimpangan diluar nilai koreksi (toleransi ± C). 49
15 4.5.2 Kriteria Penilaian Data Hasil Pengujian Dari tabel 4.3 mengenai data pengujian tersebut di atas kriteria hasil pengujiannya ditentukan oleh tabel 4.4. Dimana nilai toleransi temperatur diperoleh dari temperatur master dikurangi dengan temperatur equipment, dari selisih temperatur tersebut baru bisa dipastikan apakah termometer tersebut release atau reject. Tabel 4.4 kriteria penilaian data hasil pengujian No. Kriteria * Toleransi temperatur Keterangan ( 0 C ) 1. Release ± 1.0 Dipakai 2. Reject > ± 1.0 atau < ± 1.0 Keterangan : * = temperature master temperature equipment Cek semua sistem (terminal, kabel dan lainlain) jika OK, maka termometer tersebut diganti dengan yang baik/bagus (setelah mengalami proses pengujian) Analisa Waktu Proses Pengujian Alat Pembanding Termometer Dikarenakan waktu sangat berharga dalam setiap melaksanakan pekerjaan, maka dalam melaksanakan proses pengujian lamanya waktu dicatat dan hitung. Bertujuan untuk salah satunya adalah waktu yang tercatat menjadi acuan atau standard dalam pelaksanaan pengujian termometer. Analisa efisiensi waktu alat pembanding termometer bisa kita lihat pada tabel 4.5 di bawah ini : 50
16 Tabel 4.5 Data efisiensi waktu proses pengujian termometer No. Kegiatan Pencapaian Waktu (detik) 1. Pengisian air ditanki ± 7 liter Pemasangan termometer master Pemasangan 6 buah termometer equipment Penyetingan set point TZN4S (untuk 3 kondisi temperature) Pencapaian temperature untuk C, C, C Pencatatan hasil pengujian Merapihkan alat kerja 60 TOTAL menit 6 detik 4.6 Maintenance Alat Pembanding Termometer Untuk maintenance alat pembanding termometer ini, dilakukan perawatan secara berkala sesuai dengan yang telah dijadwalkan yaitu setiap 3 bulan, dan untuk kalibrator (master kalibrasi) dirawat dengan cara dikalibrasi ulang agar tetap presisi (setiap 2 tahun) di lembaga yang biasa melakukan proses kalibrasi. Untuk perawatan secara langsung yang dilakukan rutin adalah membersihkan mesin setiap selesai digunakan. Perawatan secara berkala yang harus dilakukan untuk merawat alat pengujian termometer yaitu : 1. Memeriksa fungsi dari mekanisme kecepatan perputaran motor, 2. Memeriksa kelistrikan pada motor penggerak meliputi : daya, tegangan dan arus listrik yang terjadi, 3. Mengencangkan mur mur dan baut pengikat, ganti bila perlu, 4. Memeriksa kelurusan shaft, 5. Memeriksa komponen penyangga, 6. Memeriksa kondisi kampuh las dan memperbaiki kampuh las yang rusak, dan 7. Memperbaiki kondisi permukaan bejana dengan cara dipoles atau di glass beading. 51
17 Di bawah adalah tabel 4.6 mengenai penanganan jika terjadi trouble yaitu : Tabel 4.6 Penanganan jika terjadi trouble Masalah Penyebab Perbaikan Jika terjadi trouble Motor dan heater tidak mau aktif Temperatur tidak meningkat Adanya kabel yang terlepas. Adanya perubahan dalam setting parameter TZN4S Tekan emergency switch Pasang dan pastikan kembali kabel yang lepas. Masukkan ulang setting parameter TZN4S 52
BAB III PERANCANGAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER
BAB III PERACAGA ALAT PEMBADIG TERMOMETER 3.1 Definisi Alat Pembanding Termometer Alat pembanding termometer adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tingkat akurasi termometer (sensor suhu) dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Tentang PT. Pusaka Tradisi Ibu PT. Pusaka Tradisi Ibu adalah salah satu perusahaan yang memproduksi kosmetik baik untuk kecantikan, tata rias, perawatan rambut, dan sebagainya.
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis
BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)
15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. INTISARI... iv. ABSTRACT... v. MOTTO... vi. PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v MOTTO... vi PERSEMBAHAN... vii PRAKATA... viii DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Waterbath terapi rendam kaki menggunakan heater dan peltier sebagai komponen utamanya. Berikut adalah spesifikasi dari alat waterbath terapi: 1. Tegangan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciPengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali
7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi
Lebih terperinciControl Engineering Laboratory Electrical Engineering Department Faculty of Electrical Technology Institut Teknologi Sepuluh Nopember
PRAKTIKUM 2 SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR TUJUAN 1. Memahami tipe pengaturan ON-OFF dan PID pada sistem pengaturan temperatur 2. Memahami data logging menggunakan DAQ Master REFERENSI TK4 SERIES Introduction
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya pembuatan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat uji, diagram alir pembuatan alat uji serta langkah-langkah
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA
SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA Dosen Tetap Yayasan Pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Palembang
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 4.1. Pendahuluan Sebelum digunakan untuk produksi, rancangan prototype robot auto spray ini harus diuji terlebih dahulu. Pengujian ini berfungsi untuk: Mengetahui kondisi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan
Lebih terperinciBAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL
82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan dari pembuatan alat ini telah telaksana dengan baik atau tidak, maka perlu dilakukan pengujian dan analisa terhadap alat yang dibuat.
Lebih terperinciBAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut
Lebih terperinciRN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA
RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.. 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK.... 2 III. KETERANGAN ALAT.. 3 IV. PEMASANGAN UPS 3 V. PROSES PENGETESAN UPS.. 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN
Lebih terperinciBAB lll METODOLOGI PENELITIAN
BAB lll METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Pembuatan Alat Dalam penyusunan bab ini penulis akan menjelaskan bagaimana merancang alat tersebut beserta rangkaiannya, perancangan dengan menentukan spesifikasi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
41 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Tujuan Perancangan Dalam pembuatan suatu sistem kontrol atau kendali, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting untuk dilalui atau dilakukan. Perancangan adalah
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM
42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler
Lebih terperinciSMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR
SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKO/FM.003/VCF PETUNJUK OPERASIONAL VACUM CHAMBER FURNACE JK-1200
Halaman : 1 dari 8 PETUNJUK OPERASIONAL VACUM CHAMBER FURNACE JK-1200 1. Ruang Lingkup Petunjuk ini digunakan untuk mengoperasionalkan Vacum Chamber JK-1200 sesuai dengan prosedur operasional yang disarankan.
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung
Lebih terperinciBAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)
BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan
Lebih terperinciNama : Widdiyanto NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.
UNJUK KERJA MESIN PRESS BOTOL PLASTIK 600ml Nama : Widdiyanto NPM : 27411377 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. LATAR BELAKANG Limbah plastik
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat
29 BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara lebih rinci mengenai perencanaan dan pembuatan dari alat UV Room Sterilizer. Akan tetapi sebelum melakukan pembuatan alat terlebih dahulu
Lebih terperinciINSTRUKSI KERJA ALAT HOTPLATE AND STIRER IKA C-MAG HS7
INSTRUKSI KERJA ALAT HOTPLATE AND STIRER IKA C-MAG HS7 Laboratorium Sains Jurusan Teknik Kimia Universitas Brawijaya Malang 2016 Instruksi Kerja Hotplate And Stirer IKA C-Mag HS 7 Laboratorium Sains Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Kinerja Damper Position Blower Persiapan Pencatatan data awal Pengujian Kinerja Blower: -Ampere Actual - Tekanan Pencatatan hasil pengujian performance
Lebih terperinciDESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT
DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI
Lebih terperinciPERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR
PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR I. Tujuan : 1. Mengenal generator 2. Memahami cara kerja generator dan pengaturannya II. Peralatan yang Dibutuhkan : Peralatan keselamatan Modul percobaan Kebel jumper
Lebih terperinciBAB III REALISASI DAN PERANCANGAN
BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN 3.. Pendahuluan Rancangan yang baik dan matang dari sebuah sistem amat sangat diperlukan. Sebelum melakukan pembuatan alat, maka langkah awal adalah membuat suatu rancangan
Lebih terperinciINSTRUKSI KERJA ALAT OIL BATH MEMMERT ONE 7-45
INSTRUKSI KERJA ALAT OIL BATH MEMMERT ONE 7-45 Laboratorium Sains Program Studi Teknik Kimia Universitas Brawijaya Malang 2015 Instruksi Kerja Oilbath Memmert ONE 7-45 Laboratorium Sains Program Studi
Lebih terperinciStarter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)
Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah (Separate Winding) 1. Tujuan 1.1 Mengidentifikasi terminal motor dua kecepatan dua lilitan terpisah (separate winding) 1.2 Menjelaskan tujuan dan fungsi
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan
BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan
Lebih terperinciPercobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel
Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian
Lebih terperinciA. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -
Terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap Alarm Sepeda Motor Zuvitronic ZN01 sebagai pengaman sepeda motor Anda. Keunggulan Alarm ini adalah: 1. Password 3 digit. Motor tidak akan bisa dihidupkan tanpa
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Pengantar Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan perealisasian keseluruhan sistem yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada perancangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam merancang bangun, yaitu : 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam perancangan Variable
Lebih terperinciProgram pemeliharaan. Laporan pemeliharaan
17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan
Lebih terperinciMP-01/03 Volumetric MAHAMERU. Model. Operation Manual. Quick Guide HMI Operational Making Program System Check Troubleshooting MACHINES INDUSTRY
MAHAMERU MACHINES INDUSTRY Operation Manual Model MP-01/03 Volumetric Mahameru MP-01/03 Volumetric Manual Book Quick Guide HMI Operational Making Program System Check Troubleshooting Daftar isi 1. Komponen
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN Untuk pembahasan ini penulis menganalisa data dari lapangan yang berupa peralatan meliputi PCD, jenis
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM KONTROL
BAB III PERANCANGAN SISTEM KONTROL Secara keseluruhan sistem kontrol yang dibuat terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kontrol 42Vac dan kontrol 5Vdc, bagian kontrol 42Vac untuk mengontrol kontaktor
Lebih terperinciJENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET
JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET http://erick-son1.blogspot.com/2009/10/mengoperasikan-motor-3-fasa-dengan.html JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
123 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Heat Press 110 Ton 2RT 2P1U yang telah mengalami perubahan basis kontrol dengan PLC FX3U-80M dan HMI Proface AGP3300. Pengujian
Lebih terperinciAPLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK
APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK CONTOH PANEL KENDALI MOTOR KONTAKTOR MAGNETIK DC (RELE) KONTAKTOR MAGNETIK AC TOMBOL TEKAN DAN RELE RANGKAIAN KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK UNTUK PENGENDALIAN
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL Dalam bab ini penulis akan mengungkapkan dan menguraikan mengenai persiapan komponen komponen dan peralatan yang dipergunakan serta langkahlangkah praktek,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Rancangan Pengujian rancangan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem ini telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, pengujian ini dilakukan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A
RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A Ikhsan Sodik Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Lebih terperinciApa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor
pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor Apa itu Kontaktor? Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik Pada kontaktor
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN
26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Dasar Komponen-Komponen Panel Listrik dan Fungsinya 3.1.1 Saklar magnet/magnetic contactor Gambar 3.1 Kontaktor Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung rangkaian
Lebih terperinciHilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK
RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Beberapa bahan yang digunakan pada penelitian ini, antara lain:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian Beberapa bahan yang digunakan pada penelitian ini, antara lain: a. minyak Jarak (Castor Oil) Minyak Jarak diperoleh
Lebih terperinciPercobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar
Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian
Lebih terperinciBAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol
BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol 4.1 Perancangan Umum Plant ini digunakan untuk proses pembuatan makanan surabi otomatis. Input sistem adalah adonan bahan dan adonan rasa sedangkan hasil yang diharapkan
Lebih terperinciKegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah
Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah I. Capaian Pembelajaran *Peserta mampu memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tegangan rendah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan alat Infra merah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan alat Infra merah Terapi dengan Sensor Suhu yang terdiri atas komponen fisik penunjang seperti Dimmer, Timer, Lampu IR Philip,Sensor
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai persiapan komponenkomponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menampilkan data hasil
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB I PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian Fungsi Relay Tegangan Lebih Tipe BE4-27/59 4.1.1 Tujuan 1. Melaksanakan praktikum pengujian fungsi relay tegangan lebih tipe BE4-27/59. 2. Mengetahui cara fungsi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Sketsa mesin automatic mixing.
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. SISTEM KONTROL MESIN SILO PADA AUTOMATIC MIXING Setiap mesin yang menggunakan pengontrolan PLC, membutuhkan sistem kontrol yang sesuai dengan karakteristik mesin tersebut. Sama halnya
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI & PENGENDALIAN PROSES
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI & PENGENDALIAN PROSES PENGENDALIAN TEMPERATUR Nama : Abdul Hari NIM : 103242015 Kelas : 2 Migas Pembimbing : Ir. Syafruddin. Msi NIP : 196508191998021001 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciINSTALASI DAN PENGUJIAN SISTEM KONTROL TEMPERATUR FURNACE MULTI STEP RAMP/SOAK FUJI PXR 9
INSTALASI DAN PENGUJIAN SISTEM KONTROL TEMPERATUR FURNAE MULTI STEP RAMP/SOAK FUJI PXR 9 Heri Nugraha 1), Marga Asta Jaya Mulya 2) 1) Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI, Kawasan Puspiptek Gd. 470, Serpong,
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1. Flow chart Pembuatan Hybrid powder spray CNC 2 axis dengan pengendali Software Artsoft Mach3 Start Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN ALAT
BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOK DIAGRAM Pada perancangan tugas akhir ini saya merancang sistem dengan blok diagram yang dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok Diagram Dari blok diagram pusat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENGUJIAN
BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Percobaan yang dilakukan adalah percobaan dengan kondisi bukan gas penuh dan pengeraman dilakukan bertahap sehingga menyebabkan putaran mesin menjadi berkurang, sehingga nilai
Lebih terperinciPASCAL. Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984
PASCAL Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) Model : Home UPS 1200 / 2400 / 3600 / 5000 / 6000 / 8000 / 11000 INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984 POWER FAMILY
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN SISTEM. selesai dibuat untuk mengetahui komponen-komponen sistem apakah berjalan
BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem yang dilakukan penulis merupakan pengujian terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan yang telah selesai dibuat untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang silindris dan digunakan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT
47 BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam bab ini akan menguraikan persiapan komponen-komponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menyiapkan data hasil pengukuran dari pengujian
Lebih terperinciPENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI
PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban
Lebih terperinciBAB IV. SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk.
BAB IV SISTEM KONTROL SENSOR PROXIMITI PADA MESIN BUILDING BTU DENGAN MENGGUNAKAN PLC DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. 4.1 Sensor Proximiti Sensor Proximiti adalah alat pendeteksi yang bekerja berdasarkan jarak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.
47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam Bab ini berisi tentang bagaimana alat ini dapat bekerja sesuai dengan rancang bangun serta simulasi yang di targetkan. Dimana sistem mekanikal, elektrikal dapat dikontrol
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan
Lebih terperinciSTIKOM SURABAYA BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. PROSES MESIN AUTOMATIC MIXING Mesin automatic mixing adalah suatu sistem yang memproses bahan mentah seperti biji plastik menjadi bahan yang stengah jadi untuk dicetak atau di bentuk
Lebih terperinciInstruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite
Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite Laboratorium Kesmavet Program kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2012 1 Instruksi Kerja Penggunaan Oven Carbolite Laboratorium Kesmavet Program Kedokteran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kontaktor Kontaktor merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menyambungkan atau memutuskan arus listrik AC. Kontaktor atau sering juga disebut dengan istilah relay. Prinsip
Lebih terperinciPercobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciPERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA
PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA Khairul Hidayat 1, Yani Ridal 2, Arzul 3 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciSolar PV System Users Maintenance Guide
Solar PV System Users Maintenance Guide Solar Surya Indonesia Komplek Ruko GreenVile Blok A No 1-2 Jl. Green Vile Raya, Duri Kepa Jakarta Barat 11510 Telp: 021-566.2831 Pedoman Pemilik Solar PV System
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan menggunakan PLC FX series, 3 buah memori switch on/of sebagai input, 7 buah pilot lamp sebagai output
Lebih terperinciBAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR
BAB III SISTEM KONTROL KOMPRESOR 3.1 Sistem Kontrol Lama 3.1.1 Kelemahan kelemahan Sistem kontrol lama masih menggunakan sistem konvensional, yaitu masih mengunakan banyak relay sebagai komponen pengatur
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN PERANGKAT DAN SISTEM Dalam bab ini berisi tentang bagaimana alat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjadi suatu rangkaian yang dapat difungsikan. Selain itu juga membahas tentang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN ALAT
47 BAB IV PEMBAHASAN ALAT 4.1 Spesifikasi alat Gambar alat prototype blood warmer dapat dilihat pada gambar 4.1. 1 2 3 4 6 8 5 7 Gambar 4.1. Spesifikasi alat Keterangan : 1. Indikator heater ON/OFF. 2.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah tentang pengaruh komposisi campuran minyak kelapa dan minyak nyamplung pada suhu 90 C. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinci4.3 Sistem Pengendalian Motor
4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung
Lebih terperinciOLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM :
OLEH : NAMA : SITI MALAHAYATI SARI KELAS : EL-3E NIM : 1105032111 PROGRAM STUDY TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2012 1 BAB I Rangkaian Operasi Terbuka dan Tertutup 1. Rangkaian
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Untuk mengetahui apakah suatu program yang telah dibuat dapat berjalan sesuai dengan fungsinya, maka dilakukan pengujian. Pengujian ini dilakukan langsung pada
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinci