BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Benny Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Tentang PT. Pusaka Tradisi Ibu PT. Pusaka Tradisi Ibu adalah salah satu perusahaan yang memproduksi kosmetik baik untuk kecantikan, tata rias, perawatan rambut, dan sebagainya. PT. Pusaka Tradisi Ibu merupakan perusahaan lokal, artinya adalah perusahaan yang modal usahanya berasal dari orang pribumi atau modalnya bukan dari pemilikan modal asing. Dalam proses pengolahan terdapat batch record dimana isinya adalah langkahlangkah proses pengolahan sebuah bulk kosmetik. Misalnya kapan memasukkan bahan utama kosmetik, berapa derajat memasukkan bahan kosmetik lainnya, kapan mengaktifkan menonaktifkan pemanas atau heater, dan lain sebagainya. Pentingnya kontrol temperatur sangat dirasakan ketika dalam proses pengolahan sebuah bulk kosmetik. Oleh sebab itu semua mesin pengolahan terdapat kontrol temperatur yang terdiri dari pemanas (heater), display dan kontrol temperatur, serta sensor temperatur. Salah satu contoh dalam pengolahan bulk lipstik, dimana jika temperatur yang terjadi melebihi setting temperatur yang diinginkan, maka bulk tersebut akan reject (tidak lulus untuk proses selanjutnya) karena biasanya warna, kekentalan, dan performa bulknya tidak sesuai dengan standard. Dan biasanya salah satu penyebab masalahnya adalah sensor temperaturnya yang rusak/tidak presisi lagi. Oleh sebab itu Tujuan pembuatan alat pembanding termometer adalah untuk meminimalkan kesalahan atau error dari sensor temperatur yang membaca langsung perubahan temperatur yang terjadi. 2.2 Definisi Alat Pembanding Termometer Definisi Proses Pembandingan Termometer Adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menunjukan alat ukur yang masih masuk standard atau tidak dengan cara membandingkan terhadap alat ukur atau bahan ukur yang telah dikalibrasi. 4
2 Persyaratan yang harus dipenuhi secara teknis dalam kalibrasi adalah sebagai berikut: 1. Alat ukur sebagai pembandingan harus mempunyai akurasi yang lebih baik. 2. Alat ukur pembanding harus terkalibrasi. 3. Persyaratan ruang kalibrasi harus terkondisi sesuai persyaratan yang telah ditentukan. 4. Dilakukan oleh pelaksana kalibrasi yang telah memenuhi syarat (minimal sudah mengikuti pelatihan mengenai kalibrasi). Tujuan dari kalibrasi yaitu: 1. Untuk menjamin dan meningkatkan nilai kepercayaan didalam proses pengukuran. 2. Harga yang mendekati nilai kebenaran. 3. Untuk mengetahui nilai penyimpangan alat terhadap nilai nominalnya Gambar Rancangan Alat Pembanding Termometer Gambar rancangan adalah gambar rencana yang berfungsi sebagai gambaran umum dari sebuah alat yang akan dibuat. Gambar ini berisikan bagian-bagian alat beserta nomor keterangan dari bagian alat tersebut, dan dimensi total dari gambar rancangan tersebut. Umumnya dalam gambar rancangan terdapat dua tampilan gambar dari arah yang berbeda, satu tampilan dari arah depan dan satu lagi dari arah atas. Pada gambar rancangan alat pembanding termometer terdapat 22 bagian alat yang melengkapi alat pembading termometer tersebut, dimana tiap-tiap bagiannya mempunyai fungsi masing-masing. Gambar rancangan alat pembanding termometer bisa dilihat pada gambar 2.1.a dan b. 5
3 Gambar 2.1a. Rancangan alat pembanding termometer tampak depan Gambar 2.1b. Rancangan alat pembanding termometer tampak atas 6
4 Ukuran total dari alat pembanding termometer ini adalah panjang 800 mm, lebar 500 mm, dan tinggi 800 mm. pada gambar di atas terdapat nomor bagian alat yang berjumlah 22. Di bawah ini keterangan dari nomor bagian tersebut. Keterangan gambar : 1. shell atau rumah tanki 2. bottom cone atau kerucut yang berada di bawah 3. outer shell atau rumah tanki terluar 4. top rim atau pinggiran tanki yang di atas 5. cover atau penutup tanki 6. panel kontrol 7. support (bantalan) termometer master PT support shell atau bantalan rumah tanki 9. baut pengikat 10. support leg atau bantalan kaki meja 11. support bracket 12. cable ducting 13. frame atau kerangka meja 14. termometer master PT support agitator 16. shaft atau tiang penyangga 17. support shaft agitator 18. locking atau pengunci 19. motor agitator 20. shaft agitator 21. blade 22. kopling shaft motor 2.3 Metode Perancangan Metode perancangan adalah tata cara yang digunakan dalam mengemukakan ide secara sistematis dan terstruktur terhadap suatu sistem, komponen, atau proses 7
5 untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan. Melalui metode perancangan, setiap perancang diharapkan bisa melakukan proses perancangan dengan baik. Metode perancangan sistematis VDI 2222 (Verein Deutscher Ingenieure atau kumpulan insinyur di Jerman) dibagi dalam empat tahap, yaitu : Analisa atau Merencana Membuat Konsep Membuat Rancangan Pekerjaan Akhir Gambar 2.2 Metode perancangan (menurut VDI 2222) Untuk lebih jelasnya uraian atau rincian dari gambar 2.2 bisa kita lihat di bawah ini. 1. Menganalisa atau Merencanakan Adalah aktivitas pendahuluan dalam menentukan langkah-langkah kerja yang harus dilakukan dengan baik dan sistematis sehingga langkah kerja yang dijalankan menjadi terstruktur. Beberapa faktor yang berpengaruh dalam menganalisa berupa pemilihan pekerjaan yaitu : identifikasi masalah, pemilihan pekerjaan, penentuan pekerjaan, studi kelayakan, dan kelayakan lingkungan. 2. Membuat Konsep Ada beberapa langkah langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan konsep, yaitu : 8
6 a. Memperjelas pekerjaan Merupakan rumusan masalah atau tugas, seorang perancang harus menjelaskan masalah atau tugas yang akan diproses secara logis sehingga perancang mengetahui dengan jelas apa yang harus dilakukannya. Hal ini menyangkut pemahaman terhadap objek yang akan dirancang. b. Membuat daftar tuntutan Perancang menguraikan data-data teknis rancangan berdasarkan permintaan pemesan atau pasar atau ketetapan yang ditentukan oleh perusahaan. Daftar tuntutan ini harus mewakili fungsi, dimensi dan operasional dari rancangan tersebut. Semakin rinci data-data yang dibuat, maka semakin jelas batasan suatu rancangan untuk memenuhi keinginan pemesan atau keinginan pasar. c. Pembagian fungsi Rancangan yang dibuat dikelompokkan berdasarkan fungsi, dimensi atau bentuk sesuai daftar tuntutan yang ada. Dari pengelompokkan tersebut dijelaskan juga bagian-bagian yang mempunyai fungsi tertentu. Tujuan pembagian fungsi ini adalah untuk membantu memahami setiap bagian rancangan lebih mendalam dan menyeluruh, tanpa mengabaikan fungsi-fungsi yang sifatnya hanya sebagai pendukung. 3. Membuat Rancangan Berdasarkan konsep pemecahan, dilakukan perancangan konstruksi dengan memperhatikan beberapa faktor, yaitu : standardisasi, elemen mesin, bahan yang digunakan, bentuk, pembuatan, perawatan, dan ergonomi. Rancangan yang dibuat memperhatikan pemakaian elemen-elemen standar sebanyak mungkin agar biaya lebih murah. Perancangan yang baik adalah yang mudah dibaca dan konstruksinya sederhana tanpa mengurangi fungsi dari objek rancangan itu sendiri. Hasil rancangan ditampilkan berupa gambar draft, perhitungan konstruksi dilakukan berdasarkan gambar draft untuk mencapai hasil rancangan yang memenuhi spesifikasi yang diinginkan. 9
7 4. Pekerjaan Akhir Setelah rancangan selesai, maka tahap penyelesaian akhir yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : gambar susunan, gambar bagian, daftar bagian, prosedur kerja penggunaan (Work Instruction), dan prosedur perawatan 2.4 Termometer Termometer adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur temperatur atau suhu dari suatu sistem. ara paling mudah dalam melakukan pengukuran ini adalah dengan menemukan suatu unsur yang mempunyai sifat yang temperaturnya dapat berubah secara teratur. Dalam kasus ini mengangkat termometer yang digunakan pada produk PT Pusaka Tradisi Ibu.. Dalam mengukur suhu produk pada bejana menggunakan termometer tipe PT 100 dan thermocouple type-k, kedua jenis termometer ini bisa dilihat pada gambar 2.3 dan 2.4. Gambar 2.3 PT100 10
8 Gambar 2.4 Thermocouple type-k Untuk lebih jelasnya mengenai kedua jenis termometer tersebut bisa dilihat uraiannya berikut ini PT100 Termometer Pt100 adalah salah satu sensor untuk mengukur temperature atau suhu dengan ketelitian yang baik (temperatur mencakup dari sampai 850 ). Design Pt100 menggunakan pipa panjang sebagai ujung sensor yang akan digunakan mengukur temperature. Bidang kontak sensor pada umumnya seperti batangan, atau rata akan tetapi dapat juga disesuaikan sesuai pesanan khusus konsumen. Perbandingan antara resistance dan temperature bisa dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Perbandingan antara resistance dan temperature 11
9 Penjabaran dari tabel 2.1 di atas adalah thermometer Pt100 ini akan mencapai resistansi atau tahanan 100 ohm pada suhu 0 0. Themperature maksimal yang bisa di baca oleh thermometer Pt100 sekitar Apabila resistansi atau hambatan bertambah maka secara otomatis themperature yang terbaca akan bertambah pula Thermocouple Type-K Thermocouple type K adalah salah satu jenis sensor suhu, yang termasuk dalam keluarga thermocouple. Dilihat dari segi bahannya dibagi menjadi dua yaitu : 1. Bahan dasar metal, type thermocouple yaitu type K, T, J, E,N 2. Bahan dasar platinum dan metal, type thermocouple yaitu R, S, B Pada tabel 2.2 berikut bisa dilihat spesifikasi thermocouple dari bahan metal base. Tabel 2.2 Metal base thermocouple TYPE ONDUTOR MATERIAL TEMPERATURE RANGE TOLERANE VALUE SHORT ( + ) Leg ( - ) Leg ONTINOUS TERM LASS 1 LASS 2 LASS 3 Ni - R Ni - AL 0 ~ 1100 (-) 180 ~ 1350 (-) 40 ~ 375 (-) 40 ~ 333 (-) 167 ~ (+) 40 hrome Ahimel (+/-) 1.5 (+/-) 2.5 (+/-) 2.5 K Thermo Khantal KP Thermo Khantal KN (-) 375 ~ 1000 (-) 333 ~ 1200 (-) 200 ~ (-) 167 Tophel Nial (+/-) (+/-) (+/-) u u-ni 185 ~ 300 (-) 250 ~ 400 (-) 40 ~ 125 (-) 40 ~ 133 (-) 67 ~ (+) 40 opper onstantan (+/-) 0.5 (+/-) 1.0 (+/-) 1.0 T (-) 125 ~ 350 (-) 133 ~ 350 (-) 200 ~ (-) 67 Advance upron (+/-) (+/-) (+/-) Fe u-ni (+) 20 ~ 700 (-) 180 ~ 750 (-) 40 ~ 375 (-) 40 ~ Iron onstantan (+/-) 1.5 (+/-) J (-) 375 ~ 750 (-) 333 ~ 750 Advance - upron (+/-) (+/-) Ni - R u-ni 0 ~ (+) 800 (-) 40 ~ (+) 900 (-) 40 ~ 375 (-) 40 ~ 333 (-) 167 ~ (+) 40 hrome onstantan (+/-) 1.5 (+/-) 2.5 (+/-) 2.5 E (-) 375 ~ 800 (-) 333 ~ 900 (-) 200 ~ (-) Tophel Advance 167 upron (+/-) (+/-) (+/-) Ni-r-Si Ni-Si 0 ~ 1100 (-) 270 ~ 1300 (-) 40 ~ 375 (-) 40 ~ 333 (-) 167 ~ (+) 40 Nicrosil Nisil (+/-) 1.5 (+/-) 2.5 (+/-) 2.5 N (-) 375 ~ 1000 (-) 333 ~ 1200 (-) 200 ~ (-) 167 (+/-) (+/-) (+/-)
10 Pada tabel 2.3 berikut bisa dilihat spesifikasi thermocouple dari bahan platinum metal base. Tabel 2.3 Platinum metal base thermocouple TYPE ONDUTOR MATERIAL TEMPERATURE RANGE TOLERANE VALUE SHORT ( + ) Leg ( - ) Leg ONTINOUS TERM LASS 1 LASS 2 LASS 3 Pt-13% Rh Pt 0 ~ 1600 (-) 50 ~ 1700 (-) 0 ~ ~ Platinum Platinum (+/-) 1.0 (+/-) R 1100 ~ % Rhodium 600 ~ (+/-) (+/-) Pt-10% Rh Pt 0 ~ 1550 (-) 50 ~ ~ ~ Platinum Platinum (+/-) 1.5 (+/-) S 1100 ~ % Rhodium 600 ~ (+/-) (+/-) (-) 100 ~ (-) 100 ~ 600 ~ Pt-30% Rh Pt-6% Rh Platinum Platinum - - (+/-) 4.0 B (-) 600 ~ ~ % Rhodium 6% Rhodium - (+/-) (+/-) Material Komponen Kontrol Saklar (switch) Saklar adalah komponen listrik yang mempunyai fungsi utama menghubungkan atau memutuskan anus listrik. Adapun anus listrik yang dihubungkan atau yang diputuskan bisa berupa arus listrik dari sumber langsung ke beban pada rangkaian daya, ataupun arus listrik yang digunakan pada rangkaian kendali. Pada pelaksanaannya di instalasi mesin listrik, saklar mempunyai banyak bentuk dan aktuasinya, yaitu cara atau mekanisme menggerakkan kontaknya. Saklarpun dibedakan dari jumlah kutub atau jumlah kontak-kontaknya. Tiap bentuk atau macam mempunyai nama masing-masing yang biasanya disesuaikan dengan konstruksinya Tombol Tekan (Push Button) Saklar tombol tekan banyak digunakan dalam instalasi motor listrik. Pada dasarnya semua tombol tekan mempunyai cara kerja dan cara pengoperasian 13
11 yang sama, yaitu dengan cara menekan bagian yang dilengkapi dengan sebuah pegas di dalamnya (tombol). Tombol tekan mempunyai dua jenis kontak yaitu kontak NO (normally open) dan N (normally close). Di samping itu tombol tekan juga mempunyai kontak yang beroperasi ganda seperti single pole single-throw (SPST), dan double pole double throw (DPDT). Jenis lainnya dari tombol tekan adalah yang mempertahankan kontak, dilengkapi time delay atau menggunakan lampu indikator. Simbol dan gambar tombol tekan ditunjukkan gambar 2.5 dan 2.6 : Gambar 2.5 Simbol push button N (Normally lose) dan NO (Normally Open) Gambar 2.6 Push button Saklar Pilih (Selector Switch) Selector switch pada dasarnya sama seperti push button, perbedaannya adalah adanya tuas pemilih untuk memilih kontak yang akan digunakan, atau dengan kata lain inputnya satu dengan outputnya lebih dari satu. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat simbol saklar pilih pada gambar 2.7 : 14
12 Gambar 2.7 Simbol selector switch dengan 3 kontak pilihan Saklar darurat (Emergency switch/stop) Emergency switch/stop pada dasarnya sama seperti push button, akan tetapi perbedaannya adalah dengan menggunakan kontak normally close, penggunaan kontak normally close ini disengaja dikarenakan fungsi dari emergency switch/stop adalah menghentikan semua sistem apabila terjadi masalah yang tidak diinginkan. Kontruksi dari emergency switch/stop pada tombolnya menjorok keluar dikarenakan untuk memudahkan dalam penggunaannya. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat gambar 2.8 dan 2.9 : Gambar 2.8 Simbol emergency switch/stop dengan 2 kontak Gambar 2.9 Emergency switch/stop 15
13 2.5.2 Relay Relay adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai saklar, akan tetapi bekerjanya berdasarkan elektromagnet untuk menggerakkan kontak-kontaknya. Relay menggunakan lilitan atau koil yang menghasilkan medan elektromagnetik untuk mengfungsikan relay. Medan elektromagnetik ini dibangkitkan saat lilitan atau koil dialiri oleh arus listrik. Gambar relay ditunjukkan oleh gambar 2.10 berikut ini. Gambar 2.10 Relay Dilihat dari jenis kontaknya relay dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu : relay normally open, relay normally close dan relay change-over Relay Normally Open Pada relay normally open (NO), kondisi pertama dari relay ketika belum diberi tegangan adalah terbuka, sedangkan ketika relay diberi tegangan, maka kontakkontak yang terdapat dalam relay tersebut secara otomatis akan langsung tertutup yang diakibatkan oleh kumparan yang menyebabkan timbulnya medan magnet. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar Gambar 2.11 Relay normally open 16
14 Relay Normally lose Prinsip kerjanya sama dengan normally open. Tetapi bedanya pada relay tipe ini ketika koil dialiri arus listrik, maka kontak yang pada awalnya tertutup menjadi terbuka. Berikut gambar 2.12 adalah simbol relay normally close. Gambar 2.12 Relay normally close Relay hange-over Prinsip kerjanya sama dengan normally open maupun normally close. Tetapi bedanya, pada relay jenis seperti ini mempunyai kontak change-over. Artinya satu induk memiliki dua posisi yaitu terbuka dan tertutup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Gambar 2.13 Relay change-over MB (Miniature ircuit Breaker) MB adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai pemutus aliran arus apabila arus yang mengalir melebihi batas yang telah ditentukan. Penggunaan MB sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan arus maksimum yang diperlukan pada rangkaian listrik yang akan digunakan. Penggunaan MB biasanya dirangkai bersamaan dengan sekering dan Over Load Relay (OLR) untuk mendapatkan pengamanan komponen listrik yang lebih baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
15 Gambar 2.14 Simbol MB 1 pole Temperature ontroller TZN4S-14R Adalah salah satu komponen produksi Autonics Korea yang digunakan sebagai display temperature sekaligus sebagai kontroler. Dari banyak type temperature control dipilihlah dengan type TZN4S-14R dengan artinya adalah TZN (temperature PID), 4 (empat digit tampilan), S (dimensinya 48m x 48m), 1 (sub outputnya adalah event output), 4 (dengan sumber tegangan/power supplynya VA), dan R (sontrol outputnya adalah relay). Selain itu temperature controller TZN4S-14R mempunyai fitur sebagai berikut : a. Bisa digunakan untuk berbagai satuan temperature dan analog input. b. Adanya set point yang mudah diatur. c. Display controller memakai LBA (Loop Break Alarm). d. Bisa juga dikomunikasikan dengan perangkat lainnya (dengan memakai RS232, RS485). Untuk lebih jelasnya bisa dilahat pada gambar 2.15, 2.16, dan Gambar 2.15 Temperature controller TZN4S-14R 18
16 Gambar 2.16 Tampilan depan temperature controller TZN4S-14R Gambar 2.17 Wiring terminal temperature controller TZN4S-14R 2.6 Material Komponen Daya Motor A Motor A baik digunakan dalam pemakaian yang membutuhkan kecepatan konstan, karena kecepatannya ditentukan oleh frekuensi sumber A yang diberikan ke motor. Baik motor A 1 fasa maupun motor A 3 fasa, bekerja pada prinsip yang sama, bahwa sumber A yang diberikan ke motor membangkitkan putaran medan magnet yang menyebabkan motor berputar. 19
17 Pada dasarnya motor-motor A dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu motor sinkron dan motor induksi. Motor sinkron adalah suatu generator A yang dioperasikan sebagai motor. Arus bolak-balik (A) diberikan ke stator dan arus searah (D) diberikan ke rotor. Disebut motor sinkron karena kecepatan rotornya disamakan dengan perputaran medan magnet stator. Motor induksi berbeda dengan motor sinkron dalam hal rotornya tidak terhubung ke sumber tenaga apapun, tetapi diberi daya oleh induksi magnet itu sendiri. Disebut motor induksi karena arus A diinduksikan dalam rotor melalui perputaran medan magnet stator, dan selanjutnya rotor dan medan stator akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda, perbedaan kecepatan ini disebut dengan slip, dan merupakan parameter yang sangat penting pada motor induksi. Gambar 2.18 Motor 1 phase peei moger Heater (Pemanas) Heater atau pemanas merupakan elemen yang bisa menghasilkan panas. Dikarenakan proses pengujian termometer ini menggunakan fluida panas maka adanya heater sangat diperlukan. Heater dilihat dari tegangan masukkannya ada 3 jenis, yaitu heater 1 phasa, 2 phasa, dan 3 phasa. Begitupun bentuknya berbagai macam bentuk tergantung kebutuhan pemakaian, ada yang berbentuk silinder atau tabung, stick atau batangan, dan lain sebagainya. 20
18 Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 2.19 dan Gambar 2.19 Heater bentuk silinder atau tabung Gambar 2.20 Heater bentuk stick atau batangan 2.7 Material Pendukung Box panel Box panel adalah tempat untuk menempatkan komponen-komponen kontrol maupun pendukung. Panel yang digunakan berukuran 400 mm X 400 mm X 210 mm. Dalam penempatan komponen kelistrikan, untuk saklar atau switch ditempatkan di samping sebelah kiri box panel, sedangkan komponen control dan lainnya ditempatkan di dalamnya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 2.21 berikut. 21
19 Gambar 2.21 Box panel Terminal able Terminal digunakan untuk menghubungkan kabel dari satu komponen ke komponen lainnya atau dari komponen yang ada di dalam panel ke komponen yang berada di luar panel. ontohnya seperti dari kontaktor kebeban motor yang berada jauh dari panel. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 2.22 dan 2.23 berikut. Gambar 2.22 Deretan terminal Gambar 2.23 Terminal 22
20 2.7.3 Ducting cable Ducting cable berfungsi sebagai tempat jalur kabel yang di wiring dari satu komponen ke komponen lainnya yang masih satu panel. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar Gambar 2.24 Ducting cable 23
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER 4.1 Pemilihan Komponen Dalam pemilihan komponen yang akan digunakan, diperlukan perhitunganperhitungan seperti perhitungan daya, arus, serta mengetahui
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT PEMBANDING TERMOMETER
BAB III PERACAGA ALAT PEMBADIG TERMOMETER 3.1 Definisi Alat Pembanding Termometer Alat pembanding termometer adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tingkat akurasi termometer (sensor suhu) dengan
Lebih terperinciPercobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel
Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian
Lebih terperinciSaklar Manual dalam Pengendalian Mesin
Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin Saklar manual ialah saklar yang berfungsi menghubung dan memutuskan arus listrik yang dilakukan secara langsung oleh orang yang mengoperasikannya. Dengan kata lain
Lebih terperinciPercobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciPengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali
7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi
Lebih terperinciPerlengkapan Pengendali Mesin Listrik
Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan
Lebih terperinciPercobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan
Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk 3 motor induksi 3 fasa II. DASAR
Lebih terperinciPercobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROTOTIPE
BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang
Lebih terperinci4.3 Sistem Pengendalian Motor
4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung
Lebih terperinciPercobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar
Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi
Lebih terperinciPENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI
PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI 1. Saklar magnet (Kontaktor) Kontaktor adalah sejenis saklar atau kontak yang bekerja dengan bantuan daya magnet listrik dan mampu melayani arus beban
Lebih terperinciApa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor
pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor Apa itu Kontaktor? Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik Pada kontaktor
Lebih terperinciHANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK
HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik
Lebih terperinciStarter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)
Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah (Separate Winding) 1. Tujuan 1.1 Mengidentifikasi terminal motor dua kecepatan dua lilitan terpisah (separate winding) 1.2 Menjelaskan tujuan dan fungsi
Lebih terperinciBAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI
BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan
5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan Sakelar Elektromagnetik dari Y ke Motor Listrik Induksi 3 Fasa pada prosiding seminar pengelolaan
Lebih terperinciJENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET
JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET http://erick-son1.blogspot.com/2009/10/mengoperasikan-motor-3-fasa-dengan.html JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis
Lebih terperinciAPLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK
APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK CONTOH PANEL KENDALI MOTOR KONTAKTOR MAGNETIK DC (RELE) KONTAKTOR MAGNETIK AC TOMBOL TEKAN DAN RELE RANGKAIAN KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK UNTUK PENGENDALIAN
Lebih terperinciBAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)
15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,
Lebih terperinciHilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK
RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciKegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah
Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah I. Capaian Pembelajaran *Peserta mampu memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tegangan rendah
Lebih terperinciPERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR
PERCOBAAN I PENGAMATAN GENERATOR I. Tujuan : 1. Mengenal generator 2. Memahami cara kerja generator dan pengaturannya II. Peralatan yang Dibutuhkan : Peralatan keselamatan Modul percobaan Kebel jumper
Lebih terperinciBAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A
RANCANG BANGUN SIMULAOTOR PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20 DR-A Ikhsan Sodik Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang
7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciCONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK
CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban
Lebih terperinciSMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR
SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312
Lebih terperinciDASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR
SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa sistem pengereman motor induksi di mesin Open Mill. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui apakah sistem
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Relai Proteksi Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak
Lebih terperinciTHERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)
Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) 1. Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi elektronika dewasa ini, sudah sangat maju baik dibidang industri, pertanian, kesehatan, pertambangan, perkantoran, dan lain-lain.
Lebih terperinciUNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR
UNIT III MENJALANKAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR I. TUJUAN 1. Agar praktikan dapat memahami prinsip kerja dan penggunaan magnetic contactor untuk menjalankan motor induksi tiga fase
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. INTISARI... iv. ABSTRACT... v. MOTTO... vi. PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v MOTTO... vi PERSEMBAHAN... vii PRAKATA... viii DAFTAR ISI... xii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG
20 BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul
Lebih terperinciBAB II GENERATOR SINKRON
BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Umum Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan
Lebih terperinciBAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan
BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya pembuatan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat uji, diagram alir pembuatan alat uji serta langkah-langkah
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN. yang dibikin dipasaran menggunakan sistem manual saja, atau otomatis
BAB III PERANCANGAN PANEL KONTROL PENERANGAN 3.1. Perakitan Panel Panel Lampu Luar merupakan salah satu panel yang telah dikenal luas, khususnya dalam instalasi lampu penerangan lampu jalan ( PJU ). Biasanya
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi
BAB II PEMBAHASAN II.1. Gambaran Masalah Penggunaan proteksi dalam bidang kelistrikan mencakup segi yang luas. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi yang digunakan.
Lebih terperinciBAB I. PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi :
BAB I PRINSIP KERJA SISTEM KENDALI ELEKTROMAGNETIK Pada bab ini akan membahas prinsip kerja sistem pengendali elektromagnetik yang meliputi : A. Tahapan pengendalian motor listrik pada sistem kendali elektromagnetik
Lebih terperinciBAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk
BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI 2.1 Pengertian Pengontrolan Pengontrolan dapat diartikan sebagai pengaturan dan pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk
Lebih terperinciBAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti
6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan
Lebih terperinciDTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris
DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!
Lebih terperinciMACAM RELAI PROTEKSI Klasifikasi relai proteksi bila ditinjau dari prinsip kerjanya dapat dibagi dalam 5 macam, yakni :
MACAM RELAI PROTESI lasifikasi relai proteksi bila ditinjau dari prinsip kerjanya dapat dibagi dalam 5 macam, yakni : ) Relai Elektromagnetik ) Relai Thermal 3) Relai Gas 4) Rele Statik 5) Relai Numerik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang
Lebih terperinciImplementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/
18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada
Lebih terperinciAPLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0
APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 JUNIMAR TIKA AFFITRI 5223050346 ANGGI NURSANTI 5223053214 Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran
BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran
Lebih terperinciPOWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET
POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET Wandi Perdana 1, Tohari 2, Sabari 3 D3Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jln.
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN
26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,
Lebih terperinciBAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)
BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF) 4.1 Komponen-komponen Panel ATS dan AMF 4.1.1 Komponen Kontrol Relay Relay adalah alat yang dioperasikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PRINSIP KERJA KENDALI PLC Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederatan relai yang dijumpai pada sistem kendali
Lebih terperinciBAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN
BAB V MENGENAL KOMPONEN SISTEM PENDINGIN Pada bab ini, sistem pendingin dibagi dalam dua kategori yaitu sistem pemipaan dan sistem kelistrikan. Komponen dalam sistem pemipaan terdiri dari; kompresor, kondenser,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Ohm meter. Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ohm meter Pada dasarnya ohm meter adalah suatu alat yang di digunakan untuk mengukur hambatan listrik. Alat ukur ohmmeter dipasaran biasanya menjadi satu bagian dengan alat ukur
Lebih terperinciArti Pole dan Throw pada Relay
Pengertian Relay Relay adalah komponen elektronika berupa saklar atau switch yang dioperasikan menggunakan listrik. Relay juga biasa disebut sebagai komponen elektromekanikal yang terdiri dari dua bagian
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MODIFIKASI SISTEM PENGEREMAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PLC
TUGAS AKHIR MODIFIKASI SISTEM PENGEREMAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Toni Yanuar Efendi
Lebih terperinciBab IV. Switch, Relay dan Semikonduktor pengendali daya
Bab IV Switch, Relay dan Semikonduktor pengendali daya 43 4.1. Pendahuluan Kemampuan yang paling sering ada pada sistem pengaturan adalah kemampuan untuk mengatur aliran daya listrik yang biasa ada diantara
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT
38 BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas rancangan diagram blok alat, rancangan Konstruksi Kumparan Stator dan Kumparan Rotor, rancangan Konstruksi Magnet Permanent pada Rotor
Lebih terperinciDasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa
Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam
Lebih terperinci1.1. Definisi dan Pengertian
BAB I PENDAHULUAN Sistem kendali telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Peranan sistem kendali meliputi semua bidang kehidupan. Dalam peralatan, misalnya proses
Lebih terperinciBAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.
BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA II.1. Umum Mesin Induksi 3 fasa atau mesin tak serempak dibagi atas dua jenis yaitu : 1. Motor Induksi 3 fasa 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensial yang menjadi perhatian penulis saat ini adalah penghematan biaya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat dan persaingan di dunia industri yang sangat ketat saat ini mendorong dunia industri sebagai pelaku usaha dituntut
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI 3.1 Teori Dasar Komponen-Komponen Panel Listrik dan Fungsinya 3.1.1 Saklar magnet/magnetic contactor Gambar 3.1 Kontaktor Kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung rangkaian
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan
Lebih terperinciMAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI
MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives Oleh PUSPITA AYU ARMI 1304432 PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 SYNCHRONOUS
Lebih terperinciDAFTAR ISI. A BSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN... xi
DAFTAR ISI A BSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penulisan...
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT Pada bab sebelumnya telah diuraikan konsep rancangan dan beberapa teori yang berhubungan dengan rancangan ACOS (Automatic Change Over Switch) pada AC (Air Conditioning)
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK
RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 Muhammad Hafidz Anshori 1 dan Misbachudin 1 1) Program Studi D3 Teknik Otomotif Politeknik Hasnur Banjarmasin ABSTRAK Tingkat pencurian mobil
Lebih terperinciProgrammable Logic Controller
Control Systems Service Center Jurusan Teknik Elektro ITS Pengantar Programmable Logic Controller Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: jos@ee.its.ac.id
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA
SISTEM PROTEKSI PADA MOTOR INDUKSI 3 PHASE 200 KW SEBAGAI PENGGERAK POMPA HYDRAN (ELECTRIC FIRE PUMP) SURYA DARMA Dosen Tetap Yayasan Pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Palembang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kontaktor Kontaktor merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menyambungkan atau memutuskan arus listrik AC. Kontaktor atau sering juga disebut dengan istilah relay. Prinsip
Lebih terperinciDASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK
SMK Negeri 2 Kota Probolinggo TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DASAR KONTROL ELEKTROMAGNETIK KELAS XI REVISI 5 BUKU PANDUAN SISWA IDENTITAS PEMILIK BUKU : NAMA KELAS No ABSEN Alamat No HP Motto :. : XI Listrik..
Lebih terperinciBAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.
BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum (8,9) Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. Ditinjau
Lebih terperinciIDENTITAS PEMILIK BUKU : Foto 4 x 6
IDENTITAS PEMILIK BUKU : NAMA KELAS No ABSEN Alamat No HP Motto :. : XI Listrik.. :.. : : 08. : Foto 4 x 6 BUKU PANDUAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312 1 011 PROFESIONAL
Lebih terperinciDASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KETENAGALISTRIKAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. TEKNIK
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI. makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana
BAB III DASAR TEORI 3.1 Water Decaunting Water Decaunting merupakan satu siklus dari rantai siklus pembuatan makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana kaleng sarden yang telah
Lebih terperinciCara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor
NAMA : MUHAMMAD ABID ALBAR KELAS : IX E Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor Sistem pengapian pada sepeda motor berfungsi untuk mengatur proses terjadinya pembakaran campuran udara dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam merancang bangun, yaitu : 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam perancangan Variable
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.
BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].
Lebih terperinciPengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)
Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik, yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya berasal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Induksi Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (ac) yang paling banyak digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh
Lebih terperinciMODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)
MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui
Lebih terperinciINSTALASI DAN PENGUJIAN SISTEM KONTROL TEMPERATUR FURNACE MULTI STEP RAMP/SOAK FUJI PXR 9
INSTALASI DAN PENGUJIAN SISTEM KONTROL TEMPERATUR FURNAE MULTI STEP RAMP/SOAK FUJI PXR 9 Heri Nugraha 1), Marga Asta Jaya Mulya 2) 1) Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI, Kawasan Puspiptek Gd. 470, Serpong,
Lebih terperinciKEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM
KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM 1.1. Latar Belakang Mahasiswa perlu mengetahui aspek pengereman pada motor arus searah (Direct Current
Lebih terperinciKegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik
Kegiatan Belajar 2: Menjelaskan Prinsip Kerja Sistem Kendali Relay Elektromagnetik A. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan : Memahami Cara Mengoperasikan Sistem Pengendali Berbasis Elektromagnetik B. Sub
Lebih terperinciPENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK
PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid
Lebih terperinciBAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG
BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG 4.1 Tinjauan Umum Pada dasarnya proteksi bertujuan untuk mengisolir gangguan yang terjadi sehingga tidak
Lebih terperinciPerancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III
BAB III PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES 3.1 Latar Belakang Perancangan Mesin Dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi produksi
Lebih terperinciUSER MANUAL TRAINER SAKLAR SUHU OTOMATIS MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI
USER MANUAL TRAINER SAKLAR SUHU OTOMATIS MATA DIKLAT : PERAKITAN ALAT PENGENDALI SISWA KELAS XII TEI2 JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU CREW 2 CREW 11268/130.EI Suryo Hadi Sampurno
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pada umumnya industri memerlukan motor sebagai penggerak, adapun motor yang sering digunakan adalah motor induksi,karena konstruksinya yang sederhana, kuat
Lebih terperinci