Usulan Perubahan Penugasan Operator dalam Upaya Meningkatkan Output Produksi dengan Metode Simulasi (Studi Kasus di PT Central Texindo)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Usulan Perubahan Penugasan Operator dalam Upaya Meningkatkan Output Produksi dengan Metode Simulasi (Studi Kasus di PT Central Texindo)"

Transkripsi

1 Usulan Perubahan Penugasan Operator dalam Upaya Meningkatkan Output Produksi dengan Metode Simulasi (Studi Kasus di PT Central Texindo) Ricky Adiputra, Rudy Wawolumaja, dan Victor Suhandi Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Bandung Abstract PT Central Texindo is a knitting company located in Padalarang Bandung. Currently the company is facing problems in the knitting department. The problem faced by the company is that installation time cones are long enough so that the output of the company is less than optimal. In addition there is also the production disruptions that can not be avoided that thread broke during ongoing production. The required data, data on the number and type of machine used, the data processing time of each machine, cones installation time data, event data and time the thread breaking these connections, the data engine oil changes, and gray cloth production data. After the data collected, conducted runs test and goodness of fit test. Next conducted model using software Promodel. Simulation in PT Central Texindo belong to the non-terminating simulation. The proposal is made that a change of assignment operators in an effort to increase production output with the same number of operators. Assignment operator is an operator currently supervise 3 machines, which occurs when a thread broke operator must immediately make improvements to the production process can take place again. In addition, operators must perform the replacement cones every machine they oversee. Average gray cloth which can be produced as many as 555,632 companies roll per day. The scenario is to create assignment two operators supervise 6 machines, three operators supervise 9 machines, and four operators supervise 12 machines. The results obtained indicate that the average output of the scenarios four operators supervise 12 machines produce more output. The increase in output is obtained that is equal to 17,42% or average production output 652,421 roll per day. Proposed assignment operator is only limited to the four operators who supervise 12 machines because of the location of the installation of the cones are limited or not allowed to exceed 4 operators. Keywords: Runs Test, Goodness Of Fit, Simulation, Increased Production Output I. Pendahuluan PT Central Texindo (PT CTX) merupakan salah satu perusahaan tekstil yang beroperasi sejak tahun Saat ini perusahaan sudah mempekerjakan sebanyak 1000 orang karyawan. Perusahaan ini mengolah bahan baku benang menjadi kain. Proses-proses yang dilakukan di PT Central Texindo yaitu proses perajutan dengan kapasitas rajut sebanyak 20 ton per hari dan proses pewarnaan & finishing dengan kapasitas sebanyak 60 ton per hari. Permasalahan yang terjadi pada Departemen Rajut (Knitting) adalah waktu pemasangan cones di perusahaan saat ini memerlukan waktu yang cukup lama. Permasalahan lainnya yang terjadi adalah gangguan produksi putus benang yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu penulisan melakukan penelitian untuk memberikan usulan perubahan penugasan operator dengan tujuan menekan waktu pemasangan cones, agar hasil produksi (output) lebih optimal dari kondisi sekarang. Penugasan operator yang diterapkan perusahaan saat ini yaitu seorang operator diberikan tugas untuk mengawasi 3 mesin rajut. Setiap operator diwajibkan untuk melakukan penyambungan benang apabila terjadi putus benang pada saat produksi berlangsung agar mesin dapat langsung beroperasi kembali. Selain itu, operator juga ditugaskan untuk melakukan penggantian cones apabila benang pada cones sudah habis. Permasalahan yang muncul adalah adanya gangguan produksi yang tidak dapat dihindari yaitu putus benang dan waktu pemasangan cones yang cukup lama. 1

2 Zenit Volume 4 Nomor 1 April 2015 Metode yang digunakan adalah metode simulasi. Penggunaan metode simulasi ini cocok untuk: Mempelajari interaksi internal subsistem yang kompleks Mengamati sifat model dan hasil keluaran akibat perubahan lingkungan luar atau variabel internal Mengidentifikasi dan menetapkan persyaratan-persyaratan Alat bantu pelatihan dan pembelajaran dengan biaya lebih rendah Visualisasi operasi melalui animasi Masalah yang sulit, membutuhkan waktu yang lama, atau tidak mungkin diselesaikan melalui metode analitik atau konvensional Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis berharap dapat membantu memecahkan permasalahan penugasan operator dengan usulan perubahan penugasan operator. Penugasan ini berlaku pada saat pemasangan cones dilakukan, hal ini bertujuan untuk menekan waktu pemasangan cones dalam upaya meningkatkan output produksi. Pembatasan masalah dan asumsi yang digunakan adalah: Produk yang diamati adalah kain grey hasil dari perajutan. Departemen yang diamati adalah Departemen Rajut (Knitting) karena departemen ini merupakan penghasil kain grey. Kecepatan mesin (rpm) yang ada stabil yaitu berkisar antara rpm. Material selalu tersedia dan siap digunakan. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Memberikan usulan untuk meningkatkan output kain grey dengan jumlah operator yang sama. 2. Mengetahui peningkatan output kain grey yang dapat diperoleh dengan penerapan usulan perubahan penugasan operator. II. Tinjauan Pustaka 2.1 Rajut Di dalam teknologi pembuatan kain, perajutan merupakan salah satu cabang teknologi tersendiri yang berdiri sejajar dengan teknologi pembuatan kain lainnya. Seperti diketahui, pada dasarnya dikenal tiga macam kain yaitu: [Zain, 1974] 1. Kain tenun (woven fabric) yang dibentuk oleh anyaman-anyaman benang. 2. Kain rajut (knitted fabric) yaitu dibentuk oleh jeratan-jeratan benang. 3. Kain yang tidak termasuk kedua jenis kain diatas (dikenal dengan nama non woven fabric walaupun nama ini sebenarnya kurang tepat). Kain ini pada dasarnya dibentuk oleh suatu lapisan serat-serat tekstil. Salah satu faktor yang menentukan konstruksi kain rajut adalah banyaknya wale dan course persatuan panjang. Ini biasanya dinyatakan dalam wale per centimeter dan course per centimeter. Karena kain rajut dibentuk oleh jeratan-jeratan maka letak benang tidaklah lurus seperti benangbenang pada kain tenun, tetapi merupakan lengkungan-lengkungan. Pembentukan jeratan secara berturut-turut terjadi selalu dari satu arah saja. 2.2 Simulasi Simulasi dalam The Oxford American Dictionary (1980) didefinisikan suatu cara peniruan kondisi dari suatu situasi (sistem nyata), seperti melalui model, untuk pembelajaran, percobaan, pengujian, atau pelatihan dan lain-lain. Tujuan dari simulasi, yaitu untuk meniru perilaku operasional dari sistem dinamis. Simulasi dalam konteks ini dapat didefinisikan sebagai tiruan dari sebuah sistem dinamis menggunakan sebuah model komputer untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja sistem Dengan mempelajari kebiasaan dari model, maka bisa didapatkan wawasan tentang perilaku sistem yang sebenarnya. Model adalah perwakilan sederhana dari kenyataan, dengan penekanan pada kata 2

3 Usulan Perubahan Penugasan Operator dalam Upaya Meningkatkan Output Produksi dengan Metode Simulasi (Studi Kasus di PT Central Texindo) (Ricky Adiputra, Rudy Wawolumaja, dan Victor Suhandi) penyederhanaan. Hal ini berarti bahwa langkah tepat untuk menunjukkan operasi tidak sepenting pengaruh operasi terhadap pemberhentian sistem. [Harrel, dkk., 2003]. 2.3 Simulasi Kejadian Diskrit dan Simulasi Non-terminating Simulasi yang dilakukan pada penelitian ini termasuk kedalam simulasi kejadian diskrit, karena terjadi perubahan dalam model ketika suatu peristiwa terjadi pada titik tertentu. Kondisi dari model menjadi kondisi kolektif semua elemen dalam model pada titik waktu tertentu. Variabel kondisi dalam simulasi kejadian diskrit juga disebut sebagai discrete-change variabel kondisi. Simulasi nonterminating dilakukan ketika perilaku sistem dalam kondisi stabil (steady state), sebagai contoh perilaku rata-rata jangka panjang dari sistem produksi yang terus menghasilkan kain grey. Non-terminating atau steady-state simulation adalah satu cara dimana penganalisaan dilakukan pada saat sistem berada pada kondisi stabil (steady-state). Non-terminating simulation tidak berarti bahwa simulasi tidak pernah berakhir, juga tidak berarti bahwa sistem dirangsang memiliki akhir pemutusan. Itu hanya berarti bahwa simulasi teoritis bisa terus tanpa batas dengan tidak ada perubahan statistik dalam perilaku. Untuk sistem seperti itu, panjangnya waktu untuk menjalankan model untuk mengumpulkan statistik pada perilaku stabil dari sistem harus ditentukan. [Harrel, dkk., 2003] 2.4 Uji Runs Test (Uji Runtunan) Uji Runs Test digunakan untuk menguji data yang mungkin menunjukkan korelasi data. Penjalanan dalam serangkaian pengamatan adalah terjadinya urutan yang menunjukkan kecenderungan yang sama. Dua tipe dari penjalanan runs test yang digunakan adalah uji median (median test) dan uji titik balik (turning point test). [Harrel, dkk., 2003] Uji median mengukur jumlah deret, yaitu urutan angka di atas dan di bawah median. Penjalanan dapat menjadi satu nomor di atas dan di bawah rata-ratajika nomor yang berdekatan dengan itu berada di arah yang berlawanan. Jika ada terlalu banyak atau terlalu sedikit penjalanan, keacakan dari seri ditolak. Uji median ini menggunakan pendekatan normal untuk penerimaan atau penolakan yang mensyaratkan bahwa jumlah titik data di atas dan di bawah rata-rata lebih besar dari 10. Uji titik balik mengukur berapa kali seri mengalami perubahan arah. Jika ada terlalu banyak atau terlalu sedikit titik balik, keacakan dari seri ditolak. Uji titik balik ini menggunakan pendekatan normal untuk penerimaan atau penolakan yang membutuhkan lebih dari 12 titik data. 2.5 Uji Goodness Of Fit (Uji Kebaikan Suai) Uji Goodness Of Fit atau Uji Kebaikan Suai adalah uji hipotesis statistik yang digunakan untuk menilai pengamatan X 1, X 2,, X n merupakan sampel yang independen dari distribusi tertentu [Walpole, 1995]. Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk kebaikan suai, membandingkan distribusi fungsi empiris dengan distribusi fungsi F. Uji K-S tidak mengharuskan untuk mengelompokkan data dengan cara apapun, sehingga tidak ada informasi yang hilang. Keuntungan lain dari uji K-S adalah bahwa uji ini berlaku untuk ukuran sampel n (dalam semua kasus - parameter yang diketahui). [Law, 1991]. Uji GOF disini dilakukan dengan bantuan program Statfit, dengan menggunakan program ini akan diketahui apakah suatu data pengamatan mengikuti distribusi tertentu (distribusi eksponensial, lognormal, normal, dll). Data yang diuji antara lain: data waktu proses setiap mesin, data waktu pemasangan cones, data kejadian benang putus dan waktu penyambungannya. 2.6 Experimental With Non-Terminating Simulations Menentukan dan Mengeliminasi Waktu Warm-up Dalam memodelkan perilaku steady state, permasalahannya adalah menentukan kapan model mencapai kondisi stabil. Periode awal biasanya disebut sebagai periode warm-up. Sebelum mulai mengumpulkan setiap statistik harus menunggu sampai periode warm-up selesai. Cara ini untuk menghilangkan bias karena observasi yang diambil selama keadaan model tidak tetap. Sementara beberapa metode telah dikembangkan untuk memperkirakan waktu warm-up, pendekatan yang paling 3

4 Zenit Volume 4 Nomor 1 April 2015 dekat dan paling mudah adalah dengan menjalankan simulasi awal dari sistem, sebaiknya dengan beberapa replikasi (5 sampai 10), rata-rata nilai output (y i ) pada setiap langkah waktu replikasi dan amati kapan sistem mencapai kondisi stabil. Biasanya ini terjadi ketika rata-rata respon output menunjukkan pola berulang. Plot setiap titik data (rata-rata respon output) dan hubungkan dengan garis biasanya membantu untuk mengidentifikasi ketika respon output menunjukkan pola berulang. Kadang-kadang bagaimanapun, variasi respon output begitu besar sehingga membuat plot tidak menentu atau tidak teratur, dan itu menjadi sulit untuk mengidentifikasi secara visual akhir dari periode warm-up. [Harrel, dkk., 2003] Ketika respon output dari model tidak teratur, hal ini berguna untuk memperhalus dengan moving average. Moving average dibangun dengan menghitung rata-rata aritmatika dari titik data terbaru w (rata-rata respon output) dalam kumpulan data. Nilai w harus ditentukan, yang disebut moving-average window. Semakin ditingkatkan nilai w, maka semakin meningkat kehalusan dari moving average plot (y i (w)). Sebagai indikator dari akhir waktu warm-up adalah ketika moving average plot menunjukkan hasil yang flat. Sehingga rutinitas dimulai dengan nilai w dari yang kecil dan meningkat sampai menghasilkan moving average plot yang flat. 2w+1 jika i = w + 1,, m w y i w = i 1 s= (i 1) y i+s jika i = 1,, w 2i 1 Dimana m menunjukkan jumlah periode dan w menunjukkan moving average window. 4 w s= w y i+s Memperoleh Pengamatan Sampel Interval batching (juga disebut sebagai batch means technique) adalah metode dimana jangka panjang tunggal dibuat dan statistik yang dikumpulkan selama periode terpisah. Meskipun 5-10 replikasi biasanya digunakan untuk menentukan periode warm-up dalam percobaan awal, simulasi hanya dijalankan satu kali untuk mengumpulkan observasi untuk keperluan analisis statistik. Menempatkan nilai-nilai output dari penjalanan simulasi ke dalam kelompok atau batch membentuk himpunan pengamatan. Diluar periode warm-up, run dibagi menjadi interval yang tidak tumpang tindih. Dengan catatan bahwa interval adalah dari jumlah waktu yang sama atau jumlah pengamatan yang sama. Berikutnya, respon output dihasilkan selama interval waktu yang sama. Jika ukuran output yang diamati adalah statistik yang menguntukan waktu (seperti jumlah rata-rata entitas dalam sistem), maka interval batch harus didasarkan pada waktu. Jika ukuran output berdasarkan pengamatan (seperti waktu tunggu entitas dalam antrian), maka interval batch biasanya didasarkan pada jumlah observasi. [Harrel, dkk., 2003] Namun jika dapat menghasilkan sejumlah pengamatan yang besar, katakana n 100 bisa didapatkan tentang pengamatan yang independen dengan memperkirakan autokorelasi antara pengamatan yang berdekatan lag-1 autokorelasi (ρ 1 ). Pengamatan diperlakukan independen jika lag-1 autokorelasi adalah nol. Metode yang tersedia saat ini untuk memperkirakan lag-1 autokorelasi tidak begitu akurat. Dengan demikian dapat diyakinkan bahwa pengamatan hampir independen jika estimasi lag-1 autokorelasi yang dihitung dari sejumlah besar pengamatan jatuh antara -0,20 sampai +0,20. Kata hampir ditekankan karena hal itu benar-benar demikian (pengamatan ini independen atau tidak). Yang ditunjukkan disini adalah bahwa arah yang disebut pengamatan independen ketika estimasi lag-1 autokorelasi berada diantara -0,20 dan +0,20. Ingat bahwa nilai-nilai autokorelasi jatuh antara ± Menentukan Lama Run Menentukan lama run untuk simulasi terminating cukup mudah karena peristiwa atau titik waktu sudah didefinisikan. Menentukan lama run untuk steady-state simulation lebih sulit karena simulasi dapat berjalan tanpa batas. Jelas, menjalankan simulasi yang sangat panjang bisa sangat memakan waktu, jadi tujuannya adalah untuk menentukan lama run yang tepat untuk menjamin sampel yang representatif dari respon steady-state sistem. [Harrel, dkk., 2003] Rekomendasi lamanya penjalanan simulasi untuk steady-state simulation tergantung pada interval antara peristiwa paling sering terjadi dan jenis metode sampling yang digunakan (replikasi atau interval batching). Jika menjalankan replikasi independen, biasanya ide yang baik untuk

5 Usulan Perubahan Penugasan Operator dalam Upaya Meningkatkan Output Produksi dengan Metode Simulasi (Studi Kasus di PT Central Texindo) (Ricky Adiputra, Rudy Wawolumaja, dan Victor Suhandi) menjalankan simulasi cukup lama melewati titik pemanasan untuk membiarkan setiap jenis aktivitas yang terjadi berkali-kali. Pedoman untuk menentukan lama simulasi awal untuk metode interval batching sama seperti untuk metode replikasi. Pada dasarnya, titik awal untuk memilih panjang setiap interval batch yang dipilih untuk menjalankan simulasi melewati periode warm-up ketika menggunakan metode replikasi. Total lamanya penjalanan adalah jumlah waktu untuk setiap interval batch ditambah awal waktu pemanasan. Dalam kasus di perusahaan digunakan interval batching karena waktu simulasi model cukup panjang yaitu 480 jam kerja dengan waktu warm-up 192 jam. Hal ini berguna karena tidak diperlukan pengulangan waktu warm-up setiap replikasi. 2.7 Welch Confidence Interval Metode Welch Confidence Interval mensyaratkan bahwa pengamatan diambil dari setiap populasi berdistribusi normal dan independen dalam suatu populasi dan antar populasi. Namun, metode Welch confidence interval tidak mengharuskan jumlah sampel yang diambil dari satu populasi (n 1 ) yang sama dengan jumlah sampel yang diambil dari populasi lain (n 2 ). Oleh karena itu, jika memiliki pengamatan lebih untuk satu kandidat sistem daripada untuk kandidat sistem lainnya, maka semua rata-rata digunakan. Selain itu, pendekatan ini tidak mengharuskan bahwa kedua populasi memiliki variansi yang sama seperti yang dilakukan pendekatan lain. Ini berguna karena jarang mengetahui nilai sebenarnya dari variansi dari populasi. Dengan demikian, tidak diharuskan untuk menilai kesetaraan variansi berdasarkan variansi sampel untuk setiap populasi (s 1 2 dan s 2 2 ) sebelum menggunakan metode Welch confidence interval. [Harrel, dkk., 2003] Interval Welch confidence interval untuk α tingkat signifikan: P (x1 x 2 ) hw μ 1 μ 2 (x1 x 2 ) + hw = 1 α dimana x1 dan x 2 menunjukkan rata-rata sampel yang digunakan untuk mengestimasi rata-rata populasi μ 1 dan μ 2 ; hw menunjukkan half-width dari selang kepercayaan dan dihitung dengan hw = t df,α/2 s 1 2 n 1 + s 2 2 n 2 dimana df (degrees of freedom) diperkirakan oleh df s1 2 n 1 s1 2 n 1 +s n 2 2/(n 1 1) + s 2 2 n 2 2 /(n 2 1) 2.8 Analysis Of Variance (ANOVA) & Least Significant Difference (LSD) ANOVA dalam hubungannya dengan uji beberapa perbandingan yaitu untuk membandingkan jumlah yang jauh lebih besar desain alternatif-alternatif sistem daripada Welch confidence interval, paired-t confidence interval, atau Bonferroni approach. Manfaat utama prosedur ANOVA daripada Bonferroni approach adalah tingkat kepercayaan keseluruahan dari uji hipotesis tidak menurun karena jumlah kandidat desain sistem meningkat. [Harrel, dkk., 2003] Dalam penelitian ini dilakukan tes beberapa perbandingan. Uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak semua strategi yang sama, tetapi tidak mengidentifikasi strategi yang dilakukan secara berbeda. Untuk mengidentifikasi strategi yang dilakukan secara berbeda digunakan uji least significant difference (LSD). Umumnya dianjurkan untuk melakukan uji hipotesis sebelum uji LSD dilakukan untuk menentukan apakah satu atau lebih pasang perlakuan berbeda secara signifikan. Jika uji hipotesis gagal menolak hipotesis nol (Ho), menunjukkan bahwa semua μi adalah sama, maka uji LSD tidak akan dilakukan. Sebaliknya jika Ho ditolak maka kemudian dilakukan uji LSD. [Harrel, dkk., 2003] Uji LSD memerlukan perhitungan statistik uji yang digunakan untuk mengevaluasi semua perbandingan berpasangan dari rata-rata sampel dari setiap populasi (x 1, x 2, x 3,, x K ). Uji LSD statistik dihitung sebagai 5

6 Zenit Volume 4 Nomor 1 April 2015 LSD(α) = t (df error,α/2) 2(MSE ) n Aturan keputusan menyatakan bahwa jika perbedaan nilai rata-rata sampel respon melebihi statistik uji LSD, maka populasi nilai rata-rata respon berbeda secara signifikan pada tingkat signifikansi tertentu. Secara matematis, aturan keputusan ditulis sebagai: Jika x i x i > LSD(α), maka μi dan μi adalah berbeda signifikan pada tingkat signifikansi α. III. Pembahasan 3.1 Langkah Pembahasan 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan merupakan tahap pra-penelitian yang dilakukan untuk mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi khususnya departemen rajut. 2. Penetapan Tujuan dan Keseluruhan Rencana Model Pada tahap ini bertujuan untuk membuat pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. 3. Data awal yang dibutuhkan Data-data yang dibutuhkan: waktu proses mesin, waktu pemasangan cones, kejadian benang putus & waktu penyambungannya, jenis & jumlah mesin, dan hasil produksi kain grey. 4. Uji Runs Test Runs Test termasuk dalam statistik nonparametrik. Uji Runs Test ini digunakan untuk melihat apakah sampel (observasi) diambil secara acak. Sampel random adalah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap anggota dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. 5. Uji Goodness Of Fit Pengujian Goodness Of Fit (GOF) ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software Stat Fit. Jadi uji GOF merupakan pengujian kecocokan atau kebaikan suai hasil pengamatan tertentu berdasarkan nilai harapannya. Data yang diuji GOF antara lain: data waktu proses setiap mesin, data waktu pemasangan cones, data kejadian benang putus dan waktu penyambungannya. Metode yang dipakai dalam Uji GOF pada Stat Fit, yaitu, Kolmogorov-Smirnov dan Anderson Darling. Dari situ hasil akan diketahui apakah suatu data mengikuti distribusi tertentu atau tidak, berdasarkan pada sampel yang diambil (distribusi eksponensial, lognormal, normal, dll). 6. Konseptualisasi Model Layout yang dibuat berdasarkan lantai produksi yang ada di departemen rajut di PT Central Texindo. Susunan mesin-mesin juga sesuai dengan kondisi terkini. Penentuan Locations Location merupakan tempat atau lay-out dari model suatu sistem, yang berisi gambar latar belakang seperti mesin-mesin, stasiun kerja, gudang penyimpanan, dan sebagainya. Lokasi adalah komponen statis sehingga tidak ikut bergerak selama simulasi dijalankan. Penentuan Entities Entity merupakan sesuatu yang akan menjadi objek yang akan diproses dalam model sistem, seperti: bahan baku, produk setengah jadi (WIP), produk jadi, produk reject, bahkan lembar kerja. Yang harus dilakukan pertama kali adalah memilih icon untuk mewakili masing-masing entity. Begitu icon dipilih, Promodel akan membuat record untuk entity yang bersangkutan. 6

7 Usulan Perubahan Penugasan Operator dalam Upaya Meningkatkan Output Produksi dengan Metode Simulasi (Studi Kasus di PT Central Texindo) (Ricky Adiputra, Rudy Wawolumaja, dan Victor Suhandi) Gambar 1. Langkah-langkah Pembuatan Model Simulasi Mulai Penelitian Pendahuluan Penetapan Tujuan dan Keseluruhan Rencana Model Pengumpulan Data Uji Runs Test Ya -1 ρ 1 Uji GOF Tidak Konseptualisasi Model Penerjemahan Model kedalam Program Simulasi Awal Penentuan Warm Up Period Uji Welch Confidence Interval Nilai nol tercakup dalam selang kepercayaan? Tidak Ya Independent Observations via Batch Means A 7

8 Zenit Volume 4 Nomor 1 April 2015 Gambar 2. Langkah-langkah Pembuatan Model Simulasi (lanjutan) A Penentuan Interval Length dan waktu simulasi Uji Independence Autocorrelation -0,20 ρ 1 0,20 Tidak Perbesar Interval Length dan waktu simulasi Ya Pembuatan Sel Kerja Usulan Menjalankan Model dan Analisis Tabel ANOVA Buat tabel matriks selisih dua rata-rata i j Tabel t t / 2, db Hitung nilai LSD Galat baku Hitung perbedaan selisih dua rata-rata i j i j LSD ( ) Tidak Kedua rata-rata tidak berbeda signifikan Ya Kedua rata-rata berbeda signifikan Usulan Selesai 8

9 Usulan Perubahan Penugasan Operator dalam Upaya Meningkatkan Output Produksi dengan Metode Simulasi (Studi Kasus di PT Central Texindo) (Ricky Adiputra, Rudy Wawolumaja, dan Victor Suhandi) Penentuan Processing Processing merupakan operasi yang terjadi didalam sistem dan dilakukan pada lokasi dan antar lokasi. Proses merupakan kegiatan pengolahan input yang dilakukan oleh setiap mesin (lokasi) sehingga akan menghasilkan output tertentu. Dikatakan pada lokasi karena disini harus diidentifikasikan proses yang terjadi pada lokasi yang bersangkutan, misal lamanya waktu proses, nama material handling yang membawa, dan lamanya waktu perpindahan. Penentuan Arrivals Arrivals menujukan tempat atau lokasi dimana entitas tiba pada suatu sistem yang diamati untuk pertama kali. 7. Penerjemahan Model ke dalam Program Pada tahap ini dibangun model yang sesuai dengan konsep yang sudah direncanakan sebelumnya. Dalam membangun model disesuaikan dengan kondisi yang ada di perusahaan. Pembangunan model ini harus bebas dari error. 8. Simulasi Awal Sebelum melakukan simulasi awal, harus ditentukan dulu apakah model yang dibuat termasuk simulasi terminating atau non-terminating. Untuk kasus di PT Central Texindo ini termasuk dalam kasus non-terminating, karena perilaku sistem yang akan diamati yaitu sistem produksi yang terus menghasilkan kain grey. Kasus di perusahaan termasuk ke dalam simulasi kejadian diskrit karena terjadi perubahan dalam model ketika suatu peristiwa terjadi pada titik waktu tertentu. 9. Penentuan Warm-up Period Penentuan Warm-up Period dilakukan dengan menjalankan model selama 480 jam kerja dengan jumlah replikasi sebanyak 5 kali dimana interval length yang digunakan selama 24 jam. Sehingga menghasilkan 20 periode, kemudian data tersebut dihitung dengan Welch moving average untuk melihat kondisi steady state model. Nilai w yang dipakai dalam Welch moving average yaitu 6, semakin ditingkatkan nilai w semakin meningkat juga kehalusan dari moving average plot. 10. Uji Welch Confidence Interval Proses validasi bertujuan untuk melihat apakah model yang dibuat sudah mewakili sistem yang sebenarnya. Uji Welch Confidence Interval ini dipilih karena jumlah sampel pada masing-masing populasi n 1 dengan n 2 tidak sama. Selain itu, variansi antar populasi tidak harus sama σ 1 2 σ Independent Observations via Batch Means Pada tahap ini dilakukan pengujian Autocorrelation dengan bantuan software Stat Fit. Apabila hasil autocorrelation berada diluar rentang -0,20 ρ 1 0,20 maka interval length dan waktu simulasi harus diperbesar. 12. Pembuatan Model dengan Sel Kerja Usulan Pembuatan model dengan sel kerja usulan ini dilakukan dengan memperhatikan penekanan waktu pemasangan cones, tetapi operator tetap bertanggung jawab terhadap mesin masing-masing yang diawasinya. Terdapat 3 alternatif usulan, yaitu sel 2, yaitu dimana setiap sel berisi dua orang yang bertanggung jawab mengawasi 6 mesin, sel 3, yaitu dimana setiap sel berisi tiga orang yang bertanggung jawab mengawasi 9 mesin, dan sel 4, yaitu dimana setiap sel berisi empat orang yang bertanggung jawab mengawasi 12 mesin. 13. ANOVA & LSD Pengujian ANOVA ini merupakan suatu prosedur yang membandingkan k populasi untuk menguji ada atau tidak ada efek treatment, atau menguji kesamaan rata-rata. Penggunaan prosedur ANOVA ini dikarenakan tingkat kepercayaan dari uji hipotesis tidak menurun karena jumlah alternatif sistem yang meningkat. Uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak semua strategi yang sama, tetapi tidak mengidentifikasi strategi yang dilakukan secara berbeda. Untuk mengidentifikasi strategi yang dilakukan secara berbeda digunakan uji LSD. 14. Menjalankan Model dan Analisis Setelah sel kerja usulan ini dibuat maka model dijalankan kembali sesuai dengan interval length dan waktu simulasi yang sudah diterima pada tahap independent observations via batch means. Alasan penggunaan via batch means ini dikarenakan waktu simulasi model cukup panjang yaitu 480 jam kerja dengan waktu warm-up 192 jam, maka dengan menggunakan batch means ini tidak 9

10 Zenit Volume 4 Nomor 1 April 2015 diperlukan pengulangan waktu warm-up setiap replikasi. Masing-masing sel kerja usulan kemudian dianalisis seberapa besar pengaruhnya. 15. Usulan Setelah melakukan pembuatan skenario dan dianalisis, maka dipilih salah satu skenario dengan hasil yang terbaik Hasil Pembahasan Pertama-tama dilakukan pengujian runs test, tujuan dari runs test adalah untuk menentukan apakah dalam suatu data terdapat pola tertentu atau apakah data tersebut merupakan sampel acak, dengan demikian setiap anggota dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Berikutnya dilakukan pengujian goodness of fit (GOF) yaitu untuk menguji kecocokan atau kebaikan suai hasil pengamatan tertentu berdasarkan nilai harapannya. Data waktu proses setiap mesin Tabel I. Rangkuman Uji GOF (waktu proses setiap mesin) No Jenis Mesin 1 SK Keumyong Lognormal 2 SK Pilotelly Lognormal 3 SK Sangyong Weibull 4 SK Mayer Lognormal 5 SK Terrot Lognormal 6 SK Monarch Lognormal 7 DK Unitex Weibull 8 DK Keumyong Lognormal 9 SK Keumyong Lama Triangular 10 SK Terrot Lama Beta GOF min μ σ min μ σ min α β min μ σ min μ σ min μ σ min α β min μ σ min max mode min 72.1 max p q Data pemasangan cones, kejadian benang putus dan waktu penyambungannya 10

11 Usulan Perubahan Penugasan Operator dalam Upaya Meningkatkan Output Produksi dengan Metode Simulasi (Studi Kasus di PT Central Texindo) (Ricky Adiputra, Rudy Wawolumaja, dan Victor Suhandi) Tabel II. Rangkuman Uji GOF (pemasangan cones, kejadian benang putus dan waktu penyambungannya) No Jenis Data GOF 1 Pemasangan Cones Uniform min 0.29 max Kejadian Benang Putus Poisson λ min Penyambungan Benang Lognormal μ σ Tahap berikutnya adalah pembuatan model dengan bantuan software Promodel. Data dari uji GOF ini kemudian digunakan untuk input data dalam Promodel. Setelah model selesai dibuat maka berikutnya merupakan tahap menjalankan model simulasi. Model dijalankan selama 20 hari atau 480 jam kerja dengan jumlah replikasi sebanyak 5 kali. Tabel III. Welch Moving Average Based On Five Replications and 20 Periods Periode (i) Poin pemberhentian terjadi ketika i = m w. i = 20 6 = 14 Average Contents per Period (yi = Total i / 5) Welch Moving Average yi (6)

12 Roll Zenit Volume 4 Nomor 1 April 2015 Gambar 3. Warmp-up Period ACP yi Hari Dari gambar 3 di atas, dapat diketahui bahwa periode mulai stabil pada periode ke-8 sehingga periode ke-1 sampai dengan periode ke-7 harus dibuang atau model membutuhkan 192 jam untuk mencapai kondisi stabil. Pengujian validasi software Promodel dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi software dengan data hasil pengamatan dari perusahaan. Model dikatakan valid apabila hasil perbandingan menunjukkan bahwa kedua alternatif (model dan real system) tidak berbeda secara signifikan. Berikut merupakan data output existing kain grey yang terproses di PT CTX yang didapatkan dari pengamatan lapangan dan hasil output dari simulasi software. Tabel IV. Data Kain Grey 12

13 Usulan Perubahan Penugasan Operator dalam Upaya Meningkatkan Output Produksi dengan Metode Simulasi (Studi Kasus di PT Central Texindo) (Ricky Adiputra, Rudy Wawolumaja, dan Victor Suhandi) Karena jumlah n 1 n 2, maka metode yang digunakan untuk pengujian validasi model ini adalah metode Welch Confidence Interval. Dimana jumlah sampel pada masing-masing populasi (n 1 ) dan (n 2 ) tidak harus sama dan variansi antar populasi 1 dengan populasi 2 tidak harus sama σ 2 1 σ 2 2. o Struktur hipotesis: H o : μ 1 μ 2 = 0 H 1 : μ 1 μ 2 0 o Taraf nyata: α = 0,1 α/2 = 0,05 o Statistik uji: Uji Welch Confidence Interval df = = = s 1 2 /n 1 + s 2 2 /n 2 2 s 2 1 /n 2 1 /(n 1 1) + s 2 2 /n 2 2 /(n 2 1) (67,8) 2 /25 + (6,64) 2 /20 2 (67,8) 2 /25 2 /(25 1) + (6,64) 2 /20 2 /(20 1) 4596,84/ ,15/ ,84/25 2 /(24) + 44,15/20 2 /(19) 34621,206 = 1408,783 = 24,575 Didapatkan dari tabel bahwa t df,α/2 : Interpolasi: t 24,0,05 1,711 t 24,575,0,05 y t 25,0,05 1,708 Berdasarkan hasil interpolasi, diperoleh nilai y = 1,7093 hw = t df,α/2 s 1 2 = t 24,575,0,05 + s 2 2 n 1 n 2 (67,8) (6,64)2 20 = 1, ,641 = 23,317 Sehingga confidence interval-nya adalah: (x 1 x 2 ) hw μ 1 μ 2 (x 1 x 2 ) + hw (563,48 553,38) 23,317 μ 1 μ 2 (563,48 553,38) + 23,317-13,217 μ 1 μ 2 33,417 Karena nilai 0 berada didalam rentang μ 1 μ 2 maka dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara output model simulasi dengan kondisi real system. Independent Observations via Batch Means Batch 1 ini dijalankan dalam waktu 480 jam kerja dengan interval length 24 jam, sehingga menghasilkan output data sebanyak 20 periode. Gambar 4. Output Batch 1 Nilai ρ 1 yang didapatkan adalah -0,123 dengan begitu hasil autokorelasi sudah berada didalam rentang -0,20 ρ 1 0,20. 13

14 Zenit Volume 4 Nomor 1 April 2015 Sel-sel kerja yang dibentuk yaitu untuk mempercepat proses pemasangan cones namun setiap operator tetap bertanggung jawab terhadap mesin masing-masing yang diawasi. Analysis of variance (ANOVA) Tabel V. Total Exits Sel Kerja Usulan No Aktual/Sel 1 Sel 2 Sel 3 Sel Total Gambar 5. Wilayah Kritis Uji ANOVA 1.059,616 2,728 o o Keputusan: Tolak H o Kesimpulan: bahwa nilai tengah untuk ketiga alternatif sel kerja tersebut adalah tidak sama, pada taraf nyata 0,05. Least Significant Difference (LSD) Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa hasil yang paling signifikan adalah sel kerja alternatif empat operator mengawasi 12 mesin dengan nilai 96,789. Hasil perhitungan signifikan yang didapatkan seperti pada tabel VI di bawah ini: 14

15 Usulan Perubahan Penugasan Operator dalam Upaya Meningkatkan Output Produksi dengan Metode Simulasi (Studi Kasus di PT Central Texindo) (Ricky Adiputra, Rudy Wawolumaja, dan Victor Suhandi) Tabel VI. Rangkuman LSD Sel 4 x 4 = 652,421 Sel 1 x 1 = 555,632 x 1 x 4 = 96,789 Signifikan 96,789 > 3,8318 Sel 2 x 2 = 627,789 x 2 x 4 = 24,632 Signifikan 24,632 > 3,8318 Sel 3 x 3 = 646,158 x 3 x 4 = 6,263 Signifikan 6,263 > 3,8318 Sel 3 x 3 = 646,158 x 1 x 3 = 90,526 Signifikan 90,526 > 3,8318 x 2 x 3 = 18,369 Signifikan 18,369 > 3,8318 Sel 2 x 2 = 627,789 x 1 x 2 = 72,157 Signifikan 72,157 > 3,8318 IV. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisis dapat disimpulkan bahwa: 1. Metode perusahaan saat ini: Saat ini output kain grey perusahaan rata-rata sebesar 555,632 roll. Dalam memenuhi permintaan kain grey departemen rajut memberlakukan 3 shift kerja, dimana setiap shift terdiri dari 24 operator mesin, sehingga setiap operator ditugaskan untuk mengawasi 3 mesin. Operator ditugaskan untuk mengawasi mesin selama proses produksi berlangsung, selain itu operator juga melakukan penggantian cones setiap 8 jam dengan membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam pemasangan. Tugas lainnya juga operator harus melakukan penyambungan benang apabila terjadi benang putus pada saat proses produksi. Penggantian ini harus segera dilakukan karena apabila terjadi benang putus maka mesin berhenti secara otomatis. Semakin sering mesin berhenti maka akan mempengaruhi jumlah kain grey yang dihasilkan. 2. Usulan untuk PT CTX: Usulan untuk PT CTX adalah membuat 3 sel kerja usulan yaitu dengan 2 operator mengawasi 6 mesin, 3 operator mengawasi 9 mesin, dan 4 operator mengawasi 12 mesin. Hal ini juga dikarenakan memperhatikan ruang untuk memasang cones pada rak benang, sehingga tempat tidak memungkinkan untuk melebihi dari 4 operator. Pembuatan sel kerja ini hanya berlaku pada saat operator memasang cones, pada saat benang putus operator tetap kembali bertanggung jawab terhadap masing-masing mesin yang bersangkutan. Berdasarkan hasil pengolahan data hasil terbaik ditunjukkan dengan sel kerja 4 operator yang mengawasi 12 mesin. 3. Manfaat yang diperoleh perusahaan: Apabila perusahaan dapat menerapkan model yang diusulkan maka output kain grey yang dihasilkan dapat ditingkatkan seperti pada tabel VII berikut: Tabel VII. Rangkuman Sel Kerja Usulan Model Output Produksi % Peningkatan Aktual/Sel Sel % Sel % Sel % 15

16 Zenit Volume 4 Nomor 1 April 2015 Dari tabel VII di atas skenario dengan sel 4 (4 operator mengawasi 12 mesin) dapat menghasilkan kain grey lebih banyak sebesar 96,789 roll per hari dibandingkan metode perusahaan. 4.2 Saran Saran yang diberikan adalah sel kerja usulan dapat diterapkan sehingga dapat menekan waktu pemasangan cones. Dengan waktu pemasangan yang lebih cepat didapatkan total exits kain grey yang lebih banyak dengan jumlah operator yang sama. Apabila usulan ini diterapkan maka persediaan benang harus diperhatikan, karena dengan waktu pemasangan cones yang lebih singkat maka persediaan cones akan cepat habis. V. Daftar Pustaka Berikut merupakan beberapa referensi buku yang digunakan: Harrel, C., Ghosh, B.K., Bowden, R.O., Simulation Using Promodel 2/e. The McGraw-Hill International Edition, Law, A.M., Simulation Modelling and Analysis. The McGraw-Hill International Edition, Walpole, R.E., Pengantar Statistika. PT. Gramedia Pustaka Utama, Zain, A., Teknologi Perajutan. Institut Teknologi Tekstil,

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Central Texindo adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil yang berada di Padalarang Bandung. Perusahaan ini memiliki 2 departemen utama, yaitu Departemen Rajut dan Departemen

Lebih terperinci

Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw- Hill, Singapore, MONICA A.

Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw- Hill, Singapore, MONICA A. Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw- Hill, Singapore, 2003. BAB 9:: MEMBANDINGKAN SISTEM MONICA A. KAPPIANTARI - Pemodelan dan Simulasi Sistem

Lebih terperinci

Keywords: ANOVA; LSD; Productivity; Simulation System; ProModel Software

Keywords: ANOVA; LSD; Productivity; Simulation System; ProModel Software OPTIMASI PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNNAKAN PENDEKATAN SIMULASI SISTEM Dyah Lintang Trenggonowati Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon Indonesia Email :

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL DAN SIMULASI PADA SISTEM ANTRIAN PADA SONY ERICSON CARE CENTER

ANALISIS MODEL DAN SIMULASI PADA SISTEM ANTRIAN PADA SONY ERICSON CARE CENTER ANALISIS MODEL DAN SIMULASI PADA SISTEM ANTRIAN PADA SONY ERICSON CARE CENTER YEVITA NURSYANTI Program Studi Manajemen Produksi Politeknik APP Jakarta e-mail :yevita.nursyanti@gmail.com ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG)

UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG) bidang TEKNIK UTILITAS PINTU TOL MASUK DAN PEKERJA PINTU TOL MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMODEL (STUDI KASUS : PINTU TOL BUAH BATU BANDUNG) AGUS RIYANTO, IYAN ANDRIANA, GABRIEL SIANTURI Program Studi Teknik

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Soho

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Soho 8 LAMPIRAN Struktur Organisasi PT. Soho 83 LAMPIRAN Perhitungan Jumlah Sampel Minimum Menurut Sritomo (995, p 84), untuk menetapkan jumlah observasi yang seharusnya dibuat (N ) maka disini harus diputuskan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PROSES PRODUKSI DI PT. JAKARTA CAKRATUNGGAL STEEL MILLS

SIMULASI SISTEM PROSES PRODUKSI DI PT. JAKARTA CAKRATUNGGAL STEEL MILLS SIMULASI SISTEM PROSES PRODUKSI DI PT. JAKARTA CAKRATUNGGAL STEEL MILLS Program Studi Teknik Industri, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa e-mail: dyahlintang@untirta.ac.id ABSTRAK Dalam kegiatan produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

SIMULASI TEKNIK PENANGANAN MATERIAL SISTEM PRODUKSI SECARA MANUAL DAN OTOMATIS BERBASIS AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV)

SIMULASI TEKNIK PENANGANAN MATERIAL SISTEM PRODUKSI SECARA MANUAL DAN OTOMATIS BERBASIS AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV) SIMULASI TEKNIK PENANGANAN MATERIAL SISTEM PRODUKSI SECARA MANUAL DAN OTOMATIS BERBASIS AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV) Ardian Ari Budi Sulistyono, Andi Sudiarso Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 3

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... 3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation)

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Bab 4: Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw-Hill, Singapore, 2003. Bab 4: Simulasi Event-Diskrit

Lebih terperinci

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL) OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL) Diyan Mumpuni 1, Bambang Irawanto 2, Dr. Sunarsih 3 1,2,3 Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Blanchard (2000) mendefinisikan sistem sebagai sekumpulan dari elemen-elemen yang mempunyai fungsi bersama untuk mencapai suatu tujuan (Miftahol, 2009). Sedangkan Law (2004)

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK)

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK) ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK) Penulis: Gargentiana Gian Program Studi Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu

Lebih terperinci

Simulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division )

Simulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division ) Petunjuk Sitasi: Purwani, A., & Tsani, Y. (2017). Simulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division ). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL SIMULASI DOWNTIME MACHINES

PERANCANGAN MODEL SIMULASI DOWNTIME MACHINES PERANCANGAN MODEL SIMULASI DOWNTIME MACHINES UNTUK MENENTUKAN KECEPATAN MESIN DAN JUMLAH OPERATOR YANG OPTIMAL PADA DIVISI RING SPINNING (Studi Kasus : PT Eratex Djaja LTD., Tbk-Probolinggo) Moses L. Singgih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Simulasi Simulasi dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah antrian kendaraan. Simulasi merupakan sebuah eksperimen buatan yang disederhanakan ke dalam sebuah sistem operasi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 94 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Didalam Proses Pengolahan data dan analisa untuk pemecahan permasalahan yang terjadi didalam bagian Bleaching, Dyeing, finishing PT. Mulia Knitting

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Sumber Jaya Indahnusa Coy (disingkat SJI) merupakan sebuah perusahaan keluarga penghasil minyak kelapa sawit mentah (CPO) yang berlokasi di Kota Lama, Riau. Perusahaan ini belum menerapkan perawatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI 1 EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI Nadiya Firma Zulfana, Nurhadi Siswanto, dan Dewanti Anggrahini Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

7/28/2005 created by Hotniar Siringoringo 1

7/28/2005 created by Hotniar Siringoringo 1 Tujuan analisis output adalah menjawab pertanyaan yang diajukan di awal pembentukan model dengan benar. Bentuk pertanyaan mengindikasikan pengujian hipotesis, selang kepercayaan atau pendugaan parameter.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode gabungan, yang menyatukan antara studi pustaka yang penulis lakukan, dimana semua bahan diperoleh dari sumber buku-buku

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRODUCT LAYOUT DAN PROCESS LAYOUT DALAM PERBAIKAN TATA LETAK PT. ALMICOS PRATAMA DENGAN METODE SIMULASI

PERBANDINGAN PRODUCT LAYOUT DAN PROCESS LAYOUT DALAM PERBAIKAN TATA LETAK PT. ALMICOS PRATAMA DENGAN METODE SIMULASI PERBANDINGAN PRODUCT LAYOUT DAN PROCESS LAYOUT DALAM PERBAIKAN TATA LETAK PT. ALMICOS PRATAMA DENGAN METODE SIMULASI Hendry Sugianto Setiawan 1, Tanti Octavia 2, Stanley Surya Jaya 3 Abstract: Competition

Lebih terperinci

Analisis Keseimbangan Lintasan untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi dengan Pendekatan Line Balancing dan Simulasi

Analisis Keseimbangan Lintasan untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi dengan Pendekatan Line Balancing dan Simulasi Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.107-113 ISSN 2302-495X Analisis Keseimbangan Lintasan untuk Meningkatkan Kapasitas Produksi dengan Pendekatan Line Balancing dan Simulasi Vickri Fiesta

Lebih terperinci

Modul 2017/2018 TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER. Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia

Modul 2017/2018 TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER. Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia TUTORIAL SIMULASI KOMPUTER 5 2017/2018 Modul DESAIN EKSPERIMENT & PEMILIHAN ALTERNATIF Laboratorium Pemodelan dan Simulasi Industri Universitas Islam Indonesia DAFTAR ISI 1. Tujuan Umum... 2 2. Desain

Lebih terperinci

SIMULATION OF TRAJECTORY BALANCE PROCESS IN THE EFFORT OPTIMAL TIME OF PRODUCTION PROCESS PLASTERBOARD St. Salammia L.A.

SIMULATION OF TRAJECTORY BALANCE PROCESS IN THE EFFORT OPTIMAL TIME OF PRODUCTION PROCESS PLASTERBOARD St. Salammia L.A. SIMULASI KESEIMBANGAN LINTASAN PROSES DALAM UPAYA MENGOPTIMALKAN WAKTU PROSES PRODUKSI ETERNIT St. Salammia L.A. dan Dedy Ariyanto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian di Plasa Telkom Solo dengan Metode Simulasi

Analisis Sistem Antrian di Plasa Telkom Solo dengan Metode Simulasi Performa (9) Vol. 8, No.: 34-4 Analisis Sistem Antrian di Plasa Telkom Solo dengan Metode Simulasi Eko Liquiddanu, Wakhid Ahmad Jauhari dan Yaning Tri Hapsari Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

Kata kunci: penentuan jumlah operator, simulasi, waktu tunggu

Kata kunci: penentuan jumlah operator, simulasi, waktu tunggu Penentuan Jumlah Operator OPTIMAL dengan Metode Simulasi Satya Sudaningtyas Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Laman: satya.sudaningtyas@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Sebelum melakukan pengolahan dan analisis data, penulis melakukan observasi kondisi yang ada di area final inspection VLC saat ini. Observasi dilakukan

Lebih terperinci

Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi

Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi Analisis Performansi dan Perbaikan Lini Produksi dengan Menggunakan Metoda Simulasi T E K N O S I M 008 Yogyakarta, 16 Oktober 008 Irwan Sukendar, Dewi Retno F, Dian Setiadi, Dwi Riyanti, Eko Pramudyo,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Dari sudut pandang sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Perancangan Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur sejumlah buku yang berkaitan dengan preventive maintenance.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1. Uji Kecukupan Data Untuk menguji sekumpulan data, terlebih dahulu diperlukan untuk menguji kecukupan jumlah pengamatan yang telah dilakukan. Karena itu

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI Nadiya Firma Zulfana 1), Nurhadi Siswanto 1) dan Dewanti Anggrahini 1) 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu fenomena

Lebih terperinci

Usulan Penataan Ruang Parkir Dengan Pendekatan Simulasi Di Universitas X

Usulan Penataan Ruang Parkir Dengan Pendekatan Simulasi Di Universitas X Usulan Penataan Ruang Parkir Dengan Pendekatan Simulasi Di Universitas X Mochamad Saefullah 1, M. Adha Ilhami 2, Kulsum 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa saefullah_mochamad@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Simulasi Produksi dan Distribusi Pelayanan Permintaan Sarung Tenun (studi kasus di PT. ASEANTEX Mojokerto)

Simulasi Produksi dan Distribusi Pelayanan Permintaan Sarung Tenun (studi kasus di PT. ASEANTEX Mojokerto) Simulasi Produksi dan Distribusi Pelayanan Permintaan Sarung Tenun (studi kasus di PT. ASEANTEX Mojokerto) Weny Indah Kusumawati, MMT ITS, weny@stikom.edu Dr. Ir. Abdullah Shahab, M.Sc, ITS Abstraksi PT.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS Umi Marfuah 1), Anita Syarifah 2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Email: umi.marfuah1@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN CALON PENUMPANG LION AIR DI BANDAR UDARA MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU

ANALISIS SISTEM ANTRIAN CALON PENUMPANG LION AIR DI BANDAR UDARA MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 201 (Hal 139-148) ISSN : 2450 7X ANALISIS SISTEM ANTRIAN CALON PENUMPANG LION AIR DI BANDAR UDARA MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU V. R. Vitasari 1, Rais 2, A. Sahari 3 1,3 Program

Lebih terperinci

TAKARIR. digunakan dalam menyusun laporan tugas akhir ini : : Besi berbentuk pipa yang digunakan untuk menggulung benang pada. proses splitting.

TAKARIR. digunakan dalam menyusun laporan tugas akhir ini : : Besi berbentuk pipa yang digunakan untuk menggulung benang pada. proses splitting. TAKARIR Berikut ini adalah padanan kata bahasa asing dalam bahasa Indonesia yang digunakan dalam menyusun laporan tugas akhir ini : Mother Yarn : Bahan baku berupa filament benang Nylon yang terdiri dari

Lebih terperinci

Dasar-dasar Simulasi

Dasar-dasar Simulasi Bab 3: Dasar-dasar Simulasi PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM M O N I C A A. K A P P I A N T A R I - 2 0 0 9 Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw-

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Simulasi 2.1.1 Pengertian Metode Simulasi Simulasi ialah suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari suatu sistem nyata (Siagian, 1987).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Simulasi Dalam Kamus Bahasa Inggris dari Oxford [13] menjelaskan simulasi : The Technique of imitating then behaviour of some situation or system (economic, mechanical,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengantar Pada Bab ini akan dilakukan pembahasan untuk menetapkan beban overbooking melalui model penghitungan. Untuk dapat melakukan penghitungan tersebut, terlebih dahulu

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 741-749 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT.

Lebih terperinci

Analisis Dasar dalam Runtun Waktu

Analisis Dasar dalam Runtun Waktu Company LOGO Analisis Dasar dalam Runtun Waktu UJI STASIONERITAS: UJI UNIT ROOT UNIT ROOTS Shock is usually used to describe an unexpected change in a variable or in the value of the error terms at a particular

Lebih terperinci

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANANN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANANN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANANN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X SKRIPSI Disusun Oleh: MELATI PUSPA NUR FADLILAH 24010212140026 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo USULAN TATA LETAK ULANG MENGGUNAKAN SOFTWARE QUANTITATIVE SYSTEMS UNTUK MEMINIMALKAN JARAK PERPINDAHAN BAHAN DI LANTAI PRODUKSI DEPARTEMEN MECHANIC PT JEFTA PRAKARSA PRATAMA Khristian Edi Nugroho; Dimas

Lebih terperinci

METODA RATA-RATA BATCH PADA SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1

METODA RATA-RATA BATCH PADA SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1 Media Informatika Vol. 5 No. 1 (2006) METODA RATA-RATA BATCH PADA SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1 Ekabrata Yudhistyra Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK.. ABSTRACT... DAFTAR TABEL.. DAFTAR PERSAMAAN..

DAFTAR ISI.. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK.. ABSTRACT... DAFTAR TABEL.. DAFTAR PERSAMAAN.. ABSTRAK Perkembangan teknologi yang semakin pesat, membuat semakin sedikitnya suatu industri yang memakai operator dalam menjalankan suatu proses produksi. Pada saat ini, kontrol otomatis lebih banyak

Lebih terperinci

UJI STATISTIK NON PARAMETRIK. Widha Kusumaningdyah,, ST., MT

UJI STATISTIK NON PARAMETRIK. Widha Kusumaningdyah,, ST., MT UJI STATISTIK NON PARAMETRIK Widha Kusumaningdyah,, ST., MT UJI KERANDOMAN (RANDOMNESS TEST / RUN TEST) Uji KERANDOMAN Untuk menguji apakah data sampel yang diambil merupakan data yang acak / random Prosedur

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab 4 ini akan membahas mengenai pengumpulan data, pengolahan data, dan analisa data. Pengumpulan data diperoleh dari perusahaan dengan cara observasi langsung ke lapangan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia, tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan tapi penerapannya juga sangat aplikatif di dunia sehari-hari. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan,

Lebih terperinci

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll.

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. STATISTIKA Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. Statistika deskriptif: pencatatan dan peringkasan hasil

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH MESIN YANG OPTIMAL GUNA MENYEIMBANGKAN LINTASAN PRODUKSI DITINJAU DARI SIMULASI SISTEM DAN NILAI INVESTASI

PERENCANAAN JUMLAH MESIN YANG OPTIMAL GUNA MENYEIMBANGKAN LINTASAN PRODUKSI DITINJAU DARI SIMULASI SISTEM DAN NILAI INVESTASI PERENCANAAN JUMLAH MESIN YANG OPTIMAL GUNA MENYEIMBANGKAN LINTASAN PRODUKSI DITINJAU DARI SIMULASI SISTEM DAN NILAI INVESTASI Joko Susetyo 1*, Imam Sodikin 2, Nashrudin 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

KOMPUTER INDUSTRI (PROMODEL)

KOMPUTER INDUSTRI (PROMODEL) KOMPUTER INDUSTRI (PROMODEL) Disusun Oleh: Nama / NPM : 1. A. Sofwan Yusuf / 30408016 2. Ganjar Artha Kusuma / 30408384 3. Heidy Olivia Thaeras / 30408421 4. M. Gilang B. Abdillah / 31408559 Kelas : 3ID02

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PROSES PENGANTONGAN UREA DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT. XYZ

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PROSES PENGANTONGAN UREA DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT. XYZ Afif hakim 1), Dicky Suryapranatha 2) USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PROSES PENGANTONGAN UREA DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT. XYZ Afif hakim 1), Dicky Suryapranatha 2) Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Bab 2 Perancangan Percobaan 2. Merancang Percobaan Percobaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membangkitkan data yang merupakan respon dari objek, individu, atau unit yang dikondisikan tertentu.

Lebih terperinci

ESTIMASI. Arna Fariza PENDAHULUAN

ESTIMASI. Arna Fariza PENDAHULUAN ESTIMASI Arna Fariza PENDAHULUAN MATERI LALU Karena adanya berbagai alasan seperti banyaknya individu dalam populasi amatan, maka penelitian keseluruhan terhadap populasi tersebut tidaklah ekonomis, baik

Lebih terperinci

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK. ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.) I Gusti Ngr. Rai Usadha 1), Valeriana Lukitosari 2),

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU Kelas A Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins No Nama Praktikan Nomor Mahasiswa Tanggal Pengumpulan 1 29 Desember 2010 Tanda Tangan Praktikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Menurut Heizer & Render (2011, p. 36) manajemen operasi adalah sekumpulan aktivitas yang menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan 6162 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KAPASITAS DAN EFISIENSI LINI TRIMMING DENGAN METODE MOODIE YOUNG DAN SIMULASI PROMODEL PADA PERAKITAN MOBIL BMW DI PT.

PENINGKATAN KAPASITAS DAN EFISIENSI LINI TRIMMING DENGAN METODE MOODIE YOUNG DAN SIMULASI PROMODEL PADA PERAKITAN MOBIL BMW DI PT. PENINGKATAN KAPASITAS DAN EFISIENSI LINI TRIMMING DENGAN METODE MOODIE YOUNG DAN SIMULASI PROMODEL PADA PERAKITAN MOBIL BMW DI PT. GAYA MOTOR Iveline Anne Marie 1, Lamto Widodo 2 dan Michelle Melsha Sugiarto

Lebih terperinci

Uji Perbandingan Rata-Rata

Uji Perbandingan Rata-Rata Uji Perbandingan Rata-Rata Pengujian hipotesis perbandingan rata-rata dilakukan untuk melihat kesesuaian dugaan peneliti terhadap suatu objek yang diteliti dengan kenyataannya. Misalnya seorang peniliti

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

Usulan Penjadwalan Perawatan Mesin Dengan Mempertimbangkan Reliability Block Diagram Pada Unit Stand CPL Di PT Krakatau Steel

Usulan Penjadwalan Perawatan Mesin Dengan Mempertimbangkan Reliability Block Diagram Pada Unit Stand CPL Di PT Krakatau Steel Usulan Penjadwalan Perawatan Dengan Mempertimbangkan Reliability Block Diagram Pada Unit Stand CPL Di PT Krakatau Steel Aji Munaji 1, M. adha Ilhami 2, Bobby Kurniawan 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT Model fungsi transfer multivariat merupakan gabungan dari model ARIMA univariat dan analisis regresi berganda, sehingga menjadi suatu model yang mencampurkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ABSTRAK Perusahaan X adalah perusahaan tekstil yang berada di kota Bandung. Perusahaan ini memiliki 3 departemen utama, yaitu departemen benang, departemen weaving dan departemen produksi. Saat ini perusahaan

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK

EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK EVALUASI DAN PERBANDINGAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN MODEL P DI PT. X ABSTRAK Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X Dwi Desta Riyani1,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Flow diagram pemecahan masalah

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Flow diagram pemecahan masalah BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram pemecahan masalah Definisi Sistem - Permodelan Sistem - Pola antrian produk Tidak sesuai Pengumpulan Data - Data produk dan perusahaan - Data waktu kedatangan

Lebih terperinci

KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output:

KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output: KULIAH ANALISIS STATISTIK DATA SIMULASI Tipe-tipe simulasi berdasarkan analisis output: 1. Terminating simulation 2. Nonterminating simulation: a. Steady-state parameters b. Steady-state cycle parameters

Lebih terperinci

Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X ABSTRAK

Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X ABSTRAK Evaluasi dan Perbandingan Kebijakan Persediaan Probabilistik Menggunakan Model P di PT. X Dwi Desta Riyani 1, Evi Febianti 2, M. Adha Ilhami 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II LANDASAN TEORI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

METODA REPLIKASI PADA SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1

METODA REPLIKASI PADA SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1 Media Informatika Vol. 4 No. 3 (2005) METODA REPLIKASI PADA SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1 Ekabrata Yudhistyra Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO Fajar Etri Lianti Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II Tolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidak membuat kesalahan

Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II Tolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidak membuat kesalahan PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Dengan mengambil suatu sampel acak dari populasi tersebut dan menggunakan informasi yang dimiliki

Lebih terperinci

OLEH: WIDYANTI KOSASI

OLEH: WIDYANTI KOSASI PENERAPAN THEORY OF CONSTRAINTS SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGOPTIMALKAN MESIN YANG BERKENDALA GUNA OPTIMALISASI THROUGHPUT (Studi Kasus Pada Industri Penggilingan Padi di Jember) OLEH: WIDYANTI KOSASI 3203007074

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN DALAM OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KERETA API DI STASIUN PURWOSARI DAN SOLO BALAPAN

ANALISIS ANTRIAN DALAM OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KERETA API DI STASIUN PURWOSARI DAN SOLO BALAPAN ANALISIS ANTRIAN DALAM OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KERETA API DI STASIUN PURWOSARI DAN SOLO BALAPAN SKRIPSI Oleh : SITI ANISAH 24010211130026 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,

Lebih terperinci

EVALUASI DAN USULAN PERBAIKAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE THEORY OF CONSTRAINTS DAN SIMULASI

EVALUASI DAN USULAN PERBAIKAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE THEORY OF CONSTRAINTS DAN SIMULASI EVALUASI DAN USULAN PERBAIKAN KAPASITAS PRODUKSI UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE THEORY OF CONSTRAINTS DAN SIMULASI ABSTRAK Jessica Christie Paune 1) dan Parwadi Moengin 2) Laboratorium

Lebih terperinci

Statistik Non Parametrik-2

Statistik Non Parametrik-2 Statistik Non Parametrik-2 UJI RUN 2 Uji Run Disebut juga uji random Bertujuan untuk menentukan apakah urutan yang dipilih atau sampel yang diambil diperoleh secara random atau tidak Didasarkan atas banyaknya

Lebih terperinci

Pengantar Statistik Inferensial

Pengantar Statistik Inferensial Pengantar Statistik Inferensial Pertemuan 2 STATISTIKA Statistika (Harun Al Rasyid) adalah seperangkat metode yang membahas: 1. Bagaimana cara mengumpulkan data yang dapat memberikan informasi optimal.

Lebih terperinci

Statistika Farmasi

Statistika Farmasi Bab 4: Uji Hipotesis Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Uji Hipotesis Hipotesis Suatu pernyataan tentang besarnya nilai parameter populasi yang akan diuji. Pernyataan tersebut masih lemah kebenarannya

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 125-138) ISSN : 2450 766X ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU 1

Lebih terperinci

RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG PARSIAL (RAKTLSP)

RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG PARSIAL (RAKTLSP) RANCANGAN ACAK KELOMPOK TAK LENGKAP SEIMBANG PARSIAL (RAKTLSP) SKRIPSI Disusun oleh : GUSTRIZA ERDA 24010211140100 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PELAYANAN NASABAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI (Studi Kasus: Bank BRI Unit Selopuro Blitar)

PERBAIKAN SISTEM PELAYANAN NASABAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI (Studi Kasus: Bank BRI Unit Selopuro Blitar) PERBAIKA SISTEM PELAAA ASABAH DEGA MEGGUAKA METODE SIMULASI (Studi Kasus: Bank BRI Unit Selopuro Blitar) IMPROVED CLIET SERVICE SSTEM USIG SIMULATIO METHODS (Case Study: Bank BRI Unit Selopuro Blitar)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah mengurangi pemborosan (waste) ataupun segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah mengurangi pemborosan (waste) ataupun segala sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan industri manufaktur yang terus meningkat mengakibatkan persaingan sengit dalam memenuhi permintaan pelanggan akan produk yang berkualitas dan diterima

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Oleh : Agustini Tripena ABSTRACT In this paper, forecasting the consumer price index data and inflation. The method

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang sering disebut dengan teori antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang sangat berharga

Lebih terperinci

STUDI SIMULASI : PERBANDINGAN UJI WELCH DAN UJI COHRAN- COX PADA MASALAH BEHRENS-FISHER

STUDI SIMULASI : PERBANDINGAN UJI WELCH DAN UJI COHRAN- COX PADA MASALAH BEHRENS-FISHER JMP : Vol. 9 No. 1, Juni 2017, hal. 61-68 STUDI SIMULASI : PERBANDINGAN UJI WELCH DAN UJI COHRAN- COX PADA MASALAH BEHRENS-FISHER Sudartianto Departemen Statistika, FMIPA UNPAD sudartianto@unpad.ac.id

Lebih terperinci