IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA RS. IBU DAN ANAK AISYIYAH SAMARINDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA RS. IBU DAN ANAK AISYIYAH SAMARINDA"

Transkripsi

1 ejournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (2): ISSN , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA RS. IBU DAN ANAK AISYIYAH SAMARINDA Kasmawati ejournal Administrasi Bisnis Volume 4, Nomor 2, 2016

2 Impementasi Balanced Scorecard Dalam Pengukuran Kinerja (Kasmawati) HALAMAN PERSETUJUAN PENERBITAN ARTIKEL EJOURNAL Artikel ejournal dengan identitas sebagai berikut: Judul RS. : Implementasi Balanced Scorecard Dalam Pengukuran Kinerja Ibu Dan Anak Aisyiyah Samarinda Pengarang : Kasmawati NIM : Program Fakultas : S1 Administrasi Bisnis : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman telah diperiksa dan disetujui untuk dionlinekan di ejournal Program S1 Administrasi Bisnis Fisip Unmul. Samarinda, 20 Juni 2016 Pembimbing I, Pembimbing II, Mansyur, SE.,M.Si NIDN Ir. Noercahyono, MM NIP. Bagian di bawah ini DIISI OLEH ADMIN EJOURNAL S1 ADMINISTRASI BISNIS Identitas terbitan untuk artikel di atas Nama Terbitan : ejournal Administrasi Bisnis Ketua Prodi Volume : S1 Administrasi Bisnis Nomor : Tahun : 577

3 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : Adietya Arie H, S.Sos., M.AB Halaman : NIP

4

5 ejournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (2) : ISSN , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA RS. IBU DAN ANAK AISYIYAH SAMARINDA Kasmawati 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisa kinerja RSIA Aisyiyah Samarinda berdasarkan konsep Balance Scorecard. Hasil penelitian, bahwa empat variabel Balanced Scorecard bisa diterapkan pada RSIA Aisyiyah Samarinda. Terbukti, pada perspektif keuangan; rasio likuiditas sebesar 12,55, rasio aktivitas sebesar 0,93, rasio rentabilitas sebesar 0,044, cost recovery rate sebesar 1,2. Pada perspektif pelanggan nilai rata-rata 3,81, perspektif proses bisnis internal dengan nilai rata-rata 3,94, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan 3,58. Artinya secara umum hasil pengukuran menunjukan kinerja RSIA Aisyiyah Samarinda sudah cukup baik. Namun demikian, dari hasil penelitian bisa disarankan antara lain agar papan penunjuk diperbaiki, membuat kantin untuk pelanggan, gedung RSIA Aisyiyah ditingkatkan, dan meningkatkan SDM agar lebih berkualitas lagi. Kata Kunci : Pengukuran Kinerja,Balanced Scorecard. Pendahuluan Seiring perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, rumah sakit telah berkembang dari suatu lembaga sosial menjadi suatu lembaga yang lebih berorientasi kepada bisnis, terlebih setelah para pemodal diperbolehkan untuk mendirikan rumah sakit di bawah badan hukum yang bertujuan mencari laba (profit). Karena itu kini banyak bertumbuh rumah sakit swasta yang tujuannya selain punya misi sosial juga bertujuan sebagai lahan bisnis. Di kota-kota besar rumah sakit bertumbuh, baik yang dikelola sebuah komunitas, yayasan maupun badan hukum perseroan. Maka tak heran juga berkembang rumah sakit khusus sesuai dengan jenis layanannya, misalnya rumah sakit ibu dan anak, rumah sakit jantung, bahkan ada rumah sakit khusus kanker dan rumah sakit jiwa, selain tentu rumah sakit umum yang banyak dikelola pemerintah daerah. 1 Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. kasmawati.abdurrahman@yahoo.com

6 Impementasi Balanced Scorecard Dalam Pengukuran Kinerja (Kasmawati) Dalam penelitian ini penulis memilih Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Aisyiyah Samarinda. Rumah sakit berbadan hukum yayasan ini, merupakan kelanjutan dan pengembangan dari Rumah Sakit Bersalin Aisyiyah yang didirikan pada tahun RSIA Aisyiyah Samarinda tetap eksis memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kota Samarinda dan secara terus menerus meningkatkan mutu pelayanan yang Islami serta sebagai sarana dakwah kepada masyarakat Kota Samarinda. Sebagai rumah sakit khusus, RSIA Aisyiyah Samarinda merupakan salah satu rumah sakit yang berusaha memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan bermutu kepada pasien. Tuntutan profesionalisme dan peningkatan mutu memaksa pihak rumah sakit untuk selalu memperbaiki kinerja. Namun kinerja ini tampak bermasalah terutama kinerja keuangan pada tahun 2015 dibanding setahun sebelumnya atau Dari data yang didapat Penulis, ada penuruan jumlah pasien yang signifikan 2015 jika dibanding setahun sebelumnya atau pada Untuk jenis layanan rawat inap, terjadi penurunan jumlah pasien mencapai 604 orang atau turun sekitar 26 persen. Sedangkan pada jenis layanan rawat jalan terjadi penurunan pasien atau berkurang sekitar 41 persen. Melihat karakter khusus RSIA Aisyiyah Samarinda dengan segala problematikanya ini, penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan kinerjanya. Model pengukuran kinerja yang bisa digunakan adalah Balance Scorecard. Konsep Balanced Scorecard adalah sarana komunikasi yang dapat menjelaskan visi, misi, dan strategi perusahaan yang diterjemahkan dalam pelaksanaan pada tingkat manajemen puncak sampai level bawah perusahaan. Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan analisa tentang penerapan (implementasi) konsep Balanced Scorecard dalampengukuran kinerja RSIA Aisyiyah Samarinda dengan judul: Implementasi Balance Scorecard dalam Pengukuran Kinerja RS Ibu dan Anak Aisyiyah Samarinda. Kerangka Dasar Teori Pengertian Balance Scorecard Menurut Kaplan (1996: 07) Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran financial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif: financial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Empat perspektif ini memberi kerangka kerja bagi Balanced Scorecard. Menurut Bastian (2008: 171) Balanced Scorecard merupakan pendekatan yang berfokus pada serangkaian ide manajemen strategi yang menilai kinerja organisasi dengan menggunakan ukuran kinerja dilihat dari 577

7 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : empat perspektif yaitu: Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal, dan Perspektif Inovasi dan Pembelajaran. Pelayanan Menurut Soedjas (2014: 9), tidak ada satupun produk baik fisik ataupun jasa yang berdiri sendiri, selalu ada aspek pelayanan yang menyertainya. Dalam banyak hal, justru aspek pelayanan yang jauh lebih menentukan penjualan. Elemen penting untuk kesuksesan berbisnis tidak hanya content (isi, rasa, jenis yang dijual) dan context (wadah penyajian, citra), tetapi juga contact (seperti cara berkomunikasi, berinteraksi dengan pelanggan). Adapun Kotler (2003: 464) menyebutkan bahwa pelayanan (service) dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan atau kinerja yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu (Irham, 2013). Secara lebih tegas Amstron dan Baron (1998: 15) mengatakan kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. Sedangkan pengukuran kinerja menurut Mangkunegara (2005: 47) adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktifitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Sistem pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system. Menurut Stout dalam Perspektif Keuangan Perspektif keuangan merupakan suatu ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi. Pengukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan dari strategi memberikan perbaikan mendasar. Perspektif Pelanggan Kinerja kedua ini semakin penting mengingat semakin tingginya tingkat persaingan mempertahankan pelanggan lama dan merebut pelanggan baru. Dalam perspektif pelanggan,organisasi sektor publik berfokus untuk memenuhi kepuasan masyarakat melalui penyediaan barang dan pelayanan publik yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggan organisasi sektor publik harus mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, kemudian membuat ukuran-ukuran kepuasan tersebut (Mahmudi, 2005). Perspektif Proses Bisnis Internal Dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk dan jasa mereka sesuai dengan spesipikasi pelanggan. Jadi, dapat disimpulakan bahwa kinerja pada perspektif proses internal dapat ditingkatkan apabila didukung beberapa faktor 578

8 Impementasi Balanced Scorecard Dalam Pengukuran Kinerja (Kasmawati) antara lain: ketersediaan peralatan, sarana dan prasarana yang memadai dan proses layanan yang baik. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif ini difokuskan untuk menjawab pertanyaan bagaimana organisasi terus melakukan perbaikan dan menambah nilai bagi pelanggan dan stakeholder-nya? Hal ini berkaitan dengan pengembangan kemampuan sumber daya manusia yang bekerja dalam organisasi. Perspektif ini merupakan perspektif non-keuangan yang dijadikan salah satu indikator pengukuran dalam proses penerapan Balanced Scorecard. Pada pengukuran kinerja, perspektif ini kadang diabaikan walaupun sebenarnya sangat menentukan perkembangan dan ketahanan dari sebuah entitas bisnis. Dalam perspektif ini yang dijadikan patokan adalah adanya perhatian terhadap karyawan dan peningkatan kemampuan (skill) yang dimiliki, serta perhatian terhadap pengembangan sistem informasi dari suatu entitas bisnis. Metodologi Penelitian Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus dengan jenis kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dilakukan pada RSIA Aisyiyah Samarinda dengan data elemen-elemen yang menjadi tolak ukur dalam pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Penelitian lapangan (field work research), dengan cara: Observasi (pengamatan), wawancara (Interview), dan kuesioner. 2. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu dengan mempelajari literatur dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, dimaksudkan untuk memperoleh landasan teori yang akan digunakan dalam membahas masalah yang akan diteliti. Alat Pengukur Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa kuesioner, dengan tingkat pengukuran ordinal, kategori jawaban terdiri atas lima tingkat (skala likert). Untuk analisis secara kuantitatif, maka alternatif jawaban dapat diberi skor dari nilai 1-5, yaitu 5 = sangat puas/setuju, 4 = puas/setuju, 3= netral, 2= tidak puas/setuju, dan 1 = sangat tidak puas/setuju. Untuk mengetahui tingkat kepuasan customer, langkah analisis data antara lain data kuantitatif yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh para responden diubah menjadi data kuantitatif dengan memberikan skor pada masing-masing pilihan jawaban dengan skala likert. Kemudian data itu dibuat dalam bentuk tabel. Hasil Penelitian dan Pembahasan 579

9 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : Uji Validitas dan Realiabilitas Kuisioner Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden maka dilakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner untuk ketiga perspektif kuesioner yang akan diukur kinerjanya yaitu kuesioner perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Pengujian dilakukan terhadap 30 responden, dengan α = 0,05, dan hasilnya semua butir pertanyaan setiap perspektif itu valid dan realibel. Analisis dan Pembahasan Perspektif Keuangan Seluruh hasil perhitungan pengukuran kinerja keuangan secara ringkas dapat disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel Rasio Keuangan RSIA Aisyiyah Samarinda Tahun 2015 No Jenis Rasio Rumus Nilai Ukuran Baku Rasio Likuiditas 1. Aset Lancar Current Rasio Kewajiban Jk. Pendek 12,55 1,75-2,75 Rasio Solvabilitas 2. Modal Sendiri Rasio Modal Sendiri Total Aset 0,93 0,4-0,5 Terhadap Total Aset Rasio Aktivitas 3. Total Pendapatan Total Asset Turnover Total Aset 1,05 x 0,9-1,1 x Rasio Rentabilitas 4. Laba/Surplus Return On Aset Total Aset 0,044 0,025-0,15 5. Cost Recovery Rate Total Pendapatan 1,2 >1 Biaya Operasional Sumber: Data diolah Berdasarkan Tabeldi atas, nilai perspektif keuangan RSIA Aisyiyah Samarinda dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas, rasio aktivitas, rasio rentabillitas dan CRR semua lebih baik jika membandingkan dengan ukuran baku perumahsakitan. Dan tidak ditemukan nilai di bawah nilai baku perumahsakitan. Artinya untuk perspektif keuangan RSIA Aisyiyah Samarinda dalam kondisi ideal dan sehat. Perspektif Pelanggan Pada perspektif pelanggan ada lima variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: a. Wujud Fisik (Tangibles) Pada variabel wujud fisik, hasil pengukuran bahwa responden yang paling banyak menyatakan yaitu pada item peralatan operasional rumah sakit sudah baik dengan nilai rata-rata 3,90, begitu juga pada item 580

10 Impementasi Balanced Scorecard Dalam Pengukuran Kinerja (Kasmawati) kenyamanan dan kebersihan ruang pemeriksaan senilai rata-rata 3,81. Masing-masing dari item tersebut responden menjawab puas/sangat puas 72% dan 70% pada item kedua pada variabel wujud fisik (tangibles). Sedang nilai rata-rata yang paling rendah adalah item ketersediaan faktor pendukung di dalam lingkungan rumah sakit seperti ketersediaan mesin ATM, kantin, dan lain-lain yaitu hanya sebesar 3,59. Hal ini terutama karena belum ada kantin yang disiapkan untuk para keluarga pasien dan pasien yang rawat jalan saat berkunjung. Hal ini membuat pasien sedikit kerepotan harus keluar untuk mencari makanan. Sedangkan mesin ATM hanya ada dua bank yang menyiapkan ATM di lingkungan rumah sakit yaitu BNI dan Bank Mandiri, sehingga nasabah bank lain merasa tidak leluasa dalam menggunakan kedua ATM tersebut. Selain itu, kekurangan wujud fisik lainnya adalah kurangnya kejelasan papan petunjuk atau informasi pelayanan dengan nilai rata-rata hanya 3,67. Hal ini dikarenakan sejumlah papan petunjuk atau denah site rumah sakit yang masih kurang. b. Keandalan (Reliability) Pada variabel keandalan (reliability) dan berdasarkan hasil pengolahan kuesioner dari masing-masing itemmenjelaskan bahwa responden yang paling banyak menyatakan puas dan sangat puas yaitu pada item kecepatan dan kemudahan prosedur pelayanan dengan nilai rata-rata 3,81. Responden menyatakan puas/sangat puas masing-masing sebesar 66%, dan yang menyatakan cukup puas sebesar 34%. Pada variabel keandalan (reliability) ditemukan responden yang menyatakan tidak puas sebesar 6% pada item ketepatan jadwal pelayanan dijalankan (waktu buka pendaftaran, kedataangan dokter) dengan nilai ratarata 3,61. Menurut penuturan pasien yang sedang berkunjung rawat jalan maupun rawat inap menyatakan bahwa waktu kedatangan dokter agak terlambat karena sebagian dokter spesialis buka praktek di tempat lain. Dengan demikian secara keseluruhan dari data kuesioner variabel keandalan (reliability) didapati nilai rata-rata keseluruhan sebesar 3,72 yang menunjukkan kategori cukup baik (3-3,9), dan rumah sakit masih bisa meningkatkan untuk mencapai nilai ideal sebesar 5 dari variabel keandalan (realibility). c. Daya Tanggap(Responsiveneess) Pada variabel daya tanggap (responsiveneess) dan berdasarkan hasil pengolahan kuesioner, maka dari masing-masing itemmenjelaskan bahwa responden yang paling banyak menyatakan puas yaitu pada item petugas segera memberikan bantuan bila ada kesulitan pada pasien dengan nilai ratarata 3,95. Pada variabel ini, responden yang menyatakan puas/sangat puas sebanyak 78% dan 20% responden menyatakan cukup puas serta hanya 2% yang menyatakan tidak puas dengan alasan tidak setiap petugas yang sigap dalam memberikan bantuan apabila ada kesulitan pada pasien. 581

11 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : Namun demikian, dari keseluruhan item variabel daya tanggap yang menyatakan sangat puas sebesar 15%, responden yang menyatakan puas sebesar 57% dan 27% responden menyatakan cukup puas dan sisanya hanya 1% responden menyatakan tidak puas. Dan nila rata-rata dari keseluruhan item variabel daya tanggap sebesar 3,85. Nilai ini menunjukkan kategori cukup baik (3-3,9), dan rumah sakit masih bisa meningkatkan untuk mencapai nilai ideal sebesar 5 dari variabel daya tanggap. d. Jaminan(Assurance) Pada variabel jaminan (assurance) dan berdasarkan hasil pengolahan kuisioner, maka dari masing-masing itemmenjelaskan bahwa responden yang paling banyak yaitu pada item keterampilan para dokter, perawat, dan petugas lainnya dalam melayani pasien dengan nilai rata-rata 3,98. Pada item ini, masing-masing menyatakan puas/sangat puas 80%, dan 20% responden menjawab cukup puas. Item yang terendah pada variabel ini ada pada item perilaku petugas menimbulkan rasa aman dan percaya dengan nilai rata-rata 3,83, yakni masing-masing menyatakan puas/sangat puas sebesar 71%. Dan pada item keramahan dan kesopanan petugas dalam memberikan pelayanan responden menyatakan puas/sangat puas masing-masing 74% dengan nilai rata-rata 3,86. Tidak ditemukan adanya responden yang menjawab tidak puas, dengan begitu pada variabel jaminan (assurance) didapati nilai rata-rata keseluruhan item sebesar 3,89, yang menunjukkan kategori cukup baik (3-3,9), dan rumah sakit masih bisa meningkatkan untuk mencapai nilai ideal sebesar 5 dari variabel jaminan (assurance). e. Empati (emphaty) Pada variabel empati (emphaty) dan berdasarkan hasil pengolahan kuisioner, dari masing-masing itemmenjelaskan, pernyataan yang paling memuaskan yaitu pada item pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial dan lain-lain dengan nilai rata-rata 3,76, yakni masing-masing menyatakan puas/sangat puas 76% dan 22% responden menyatakan cukup puas, hanya ditemukan 2% responden yang menyatakan sangat tidak puas. Pada item pemberi informasi kepada pasien apabila ada hal baru dalam pelayanan kesehatan berada pada nilai rata-rata 3,72, yang masingmasing responden menyatakan puas/sangat puas sebesar 63% dan 34% responden menyatakan cukup puas dan pada item ini 3% responden menyatakan tidak puas. Pada item ketersediaan dan kecukupan waktu bagi pasien/keluarga pasienberkonsultasi, responden menyatakan puas/sangat puas 63%, dan 37% responden menyatakan cukup puas. Berdasarkan pengolahan data kuesioner pada variabel empati (emphaty) didapati responden yang menyatakan puas sebesar 56%, responden yang menyatakan puas sebesar 11 %, dan responden yang 582

12 Impementasi Balanced Scorecard Dalam Pengukuran Kinerja (Kasmawati) menyatakan cukup puas sebesar 31%, serta masing-masing 1% responden menyatakan tidak puas dan sangat tidak puas. Nilai rata-rata keseluruhan item sebesar 3,76 yang menunjukkan kategori cukup baik (standar 3-3,9), dan rumah sakit masih bisa meningkatkan untuk mencapai nilai ideal sebesar 5 dari variabel empati. Berdasarkan pada penilaian masing-masing variabel perspektif pelanggan di atas, total keseluruhan nilai perspektif pelanggan sebesar 3,81. Artinya nilai tersebut masuk kategori cukup baik dapat dilihat pada tabel. Tabel Nilai Kinerja Perspektif Pelanggan No. Variabel Nilai Rata-rata Kategori 1 Wujud Fisik (Tangibles) 3,75 Cukup Baik 2 Keandalan (Reliability) 3,72 Cukup Baik 3 Daya Tanggap (Responsiveneess) 3,85 Cukup Baik 4 Jaminan (Assurance) 3,98 Cukup Baik 5 Empati (Emphaty) 3,76 Cukup Baik Jumlah 3,81 Cukup Baik Sumber: Data diolah Di samping menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan, peneliti juga membuat pertanyaan terbuka kepada setiap responden. Ini lakukan untuk menampung item-item yang belum ditanyakan di dalam pernyataan tertutup dan mengetahui pendapat responden secara bebas. Hasilnya, pertanyaan nomor 1 mengenai saran responden terhadap RSIA Aisyiyah Samarinda dalam upaya peningkatan pelayanan, masing-masing menjawab 25% menyarankan lahan parkir diperluas dan gedung RSIA Aisyiyah Samarinda diperbesar. Kemudian sebanyak 23% menyarankan adanya peningkatan pelayanan serta waktu konsultasi dokter ditambah. Sedangkan 15% menyarankan agar informasi tentang penggunaan Jamkesda dan BPJS diperjelas pada calon pasien yang akan menggunakan jasa RSIA Aisyiyah Samarinda sehingga tidak terjadinya informasi yang simpang siur. Hanya sebanyak 2% menyarankan agar waktu pendaftaran ditambah. Perspektif Proses Bisnis Internal Pada perspektif proses bisnis internal ada tiga variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: a. Peralatan Variabel ini menggambarkan kondisi peralatan yang dimiliki RSIA Aisyiyah Samarinda. Berdasarkan data kuesioner sebelumnya, nilai tertinggi sebesar 4,12 terdapat pada item peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak dipakai, diikuti nilai terbesar kedua masing-masing 3,96 pada item peralatan tersedia dalam jumlah yang memadai dan item alat tulis kantor yang dibutuhkan tersedia dan dalam kondisi baik. Adapun nilai yang terendah 583

13 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : terdapat pada item dilakukan pengecekan dan perbaikan inventaris kantor sebesar 3,78. Pada variabel ini nilai rata-rata seluruh item sebesar 3,95. Rinciannya antara lain 45% responden menyatakan setuju, 30% responden menyatakan cukup setuju, dan 25% responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan pengolahan data kusioner pada variabel peralatan menunjukkan kategori cukup baik (3-3,9), dan rumah sakit masih bisa meningkatkan untuk mencapai nilai ideal sebesar 5 dari variabel peralatan. b. Sarana dan Prasarana Adalah variabel yang menggambarkan kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki RSIA Aisyiyah Samarinda. Berdasarkan hasil pengukuran menunjukan bahwa nilai tertinggi sebesar 4,20 terdapat pada item prasarana RSIA Aisyiyah Samarinda (seperti air, listrik, sistem informasi dan komunikasi, dan lain-lain) berfungsi dengan baik masing-masing responden menyatakan setuju/sangat setuju sebesar 80% dan 20%. Kemudian, diikuti nilai terbesar kedua 3,98 pada item komputerisasi telah berjalan dengan baik dalam menunjang efisiensi dan efektifitas bekerja masing-masing responden menyatakan setuju/sangat setuju 66% dan 16%. Selanjutnya, nilai 3,88 terdapat pada item data dan informasi yang dibutuhkan dalam mendukung pekerjaan dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap masing-masing responden menyatakan setuju/sangat setuju sebesar 52% dan 18% sisanya menyatakan cukup setuju sebesar 30%. Adapun nilai terendah pada variabel sarana dan prasarana terdapat pada item gedung/ruang (rawat jalan, rawat inap, rawat gawat darurat, gedung administrasi dan ruang lain) dalam kondisi baik dan dalam keadaan bersih sebesar 3,76, masing-masing responden menyatakan setuju/sangat setuju hanya 40% dan 18%, sisanya menyatakan cukup setuju 42%. Pada variabel ini nilai rata-rata seluruh item sebesar 3,93. Rinciannya antara lain 58% responden menyatakan setuju, 25% responden menyatakan cukup setuju, dan 17% responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan pengolahan data kusioner pada variabel sarana dan prasarana menunjukkan kategori cukup baik (3-3,9), dan rumah sakit masih bisa meningkatkan untuk mencapai nilai ideal sebesar 5 dari variabel sarana dan prasarana. c. Proses Berdasarkan hasil pengukuran, nilai tertinggi pada item pegawai rumah sakit mampu memberikan pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebesar 4,04, dengan rincian masing-masing responden menyatakan setuju/sangat setuju sebesar 60% dan 22%, dan responden yang menyatakan cukup setuju sebesar 18%. Pada item ini tidak ditemukan responden yang menyatakan sangat tidak setuju/tidak setuju. Sedangkan item yang terendah terdapat pada pegawai rumah sakit mampu mengatasi hambatan dalam pekerjaan sebesar 3,76, masing-masing 584

14 Impementasi Balanced Scorecard Dalam Pengukuran Kinerja (Kasmawati) responden menyatakan setuju/sangat setuju sebesar 54% dan 14%, dan responden yang menyatakan cukup setuju sebesar 26%, sisanya responden menyatakan tidak setuju sebesar 6%. Sedang pada item target dan waktu penyelesaian pekerjaan sesuai dengan kemampuan pegawai rumah sakit sebesar 4,00, masing-masing responden menyatakan setuju/sangat setuju ssebesar 48% dan 26%, dan responden yang menyatakan cukup setuju sebesar 26%. Tidak ditemukan pada item ini responden yang menyatakan tidak setuju. Pada variabel Proses ini, nilai rata-rata seluruh item sebesar 3,93 dengan rincian 54% responden menyatakan setuju, 23% responden menyatakan cukup setuju, dan 21% responden menyatakan sangat setuju, dan ditemukan responden yang menyatakan tidak setuju hanya sebesar 2%. Dengan demikian, berdasarkan pengolahan data kuesioner pada variabel Proses ini menunjukkan kategori cukup baik karena sudah di atas standar baku (3-3,9). Tabel Nilai Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal No. Variabel Nilai Rata-rata Kategori 1 Peralatan 3,96 Cukup Baik 2 Sarana dan Prasarana 3,93 Cukup Baik 3 Proses 3,93 Cukup Baik Jumlah 3,94 Cukup Baik Sumber: Data dioalah Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Pada pembelajaran dan pertumbuhan ada dua variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: a. Kemampuan Berdasarkan jawaban responden variabel kemampuan menunjukkan nilai tertinggi sebesar 3,82 terdapat pada item lingkungan kerja kondusif untuk belajar pekerjaan yang baru, dengan rincian responden yang menyatakan sangat setuju sebesar 20%, responden yang menyatakan setuju sebesar 46%, responden yang menyatakan cukup setuju sebesar 30%, dan pada item ini ditemukan responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 4%. Selain itu pada item adanya kesempatan bagi pegawai untuk melanjutkan pendidikan dan adanya kesempatan untuk mengembangkan bakat dan prakarsa dengan nilai rata-rata sebesar 3,50. Rincian dari masingmasing item responden menyatakan sangat setuju sebesar 32% dan 18%, responden menyatakan setuju sebesar 14% dan 26%, responden yang menyatakan cukup setuju sebesar 30% dan 44%, masing-masing item ditemukan responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 20% dan 12%, namun pada item nomor 2 ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 4%. 585

15 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : Kemudian pada item terdapat diklat-diklat bagi pegawai RSIA Aisyiyah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai kebutuhan tugas dengan nilai rata-rata 3,58, dengan rincian yang menyatakan sangat setuju 30%, setuju sebanyak 26%, cukup setuju sebanyak 20%, tidak setuju sebanyak 20%. Pada item ini ditemukan responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 4%. Pada item adanya pengarahan tugas pokok dan fungsi dari pimpinan dengan nilai rata-rata 3,74, peneliti merincikan pada item ini yaitu responden yang menyatakan sangat setuju 30%, setuju sebanyak 30%, cukup setuju sebanyak 24%, tidak setuju sebanyak 16%, dan tidak ditemukan responden yang menyatakan tidak setuju. Pada item pimpinan memberikan pengarahan yang jelas sebelum melaksanakan tugas dan pada item pimpinan meningkatkan gairah kerja dan membina tingkah laku/moral yang positif masing-masing sebesar 3,54. Rinciannya adalah responden yang menyatakan sangat setuju masingmasing item sebesar 14% dan 18%, responden yang menyatakan setuju masing-masing sebesar 38% dan 30%, responden yang menyatakan cukup setuju masing-masing sebesar 36% dan 40%, dan masing-masing item ditemukan responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 12%. Dan nilai terendah pada variabel ini terdapat pada item pimpinan meningkat gairah kerja dan membina tingkah laku yang produktif dengan nilai rata-rata 3,38, dengan rincian responden yaitu 22% menyatakan sangat setuju, 14% responden menyatakan setuju, 44% responden menyatakan cukup setuju, dan ditemukan 20% responden menyatakan tidak setuju. Dari seluruh pembahasan masing-masing item pada variabel yang terdapat pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan nilai ratarata sebesar 3,58 dan dapat dikategorikan cukup baik (3-3,9) atas kebijakan yang diambil manajemen RSIA Aisyiyah Samarinda dalam meningkatkan kemampuan pegawai, namun nilai tersebut masih dapat ditingkatkan kembali hingga mencapai nilai ideal 5. b. Motivasi Pada distribusi jawaban responden variabel motivasi menunjukkan nilai tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar 4,08 pada item sistem absensi berjalan dengan baik dengan rincian yaitu responden yang menyatakan sangat setuju sebesar 24%, responden yang meyatakan setuju sebesar 60%, dan responden yang menyatakan cukup setuju sebesar 16%, tidak ditemukan responden yang menyatakan tidak setuju. Nilai rendah pada variabel ini terdapat pada tiga item yaitu promosi berjalan baik sesuai dengan kebutuhan, keterbukaan dalam menyampaikan pendapat baik kepada pimpinan maupun rekan sekerja, dan RSIA Aisyiyah Samarinda ini memberikan penghargaan bagi pegawai yang berprestasi yang masing-masing item dengan nilai rata-rata 3,32 dengan rincian sebagai berikut: responden yang menyatakan sangat setuju sebesar 10%, 16%, dan 586

16 Impementasi Balanced Scorecard Dalam Pengukuran Kinerja (Kasmawati) 30%, responden yang menyatakan setuju sebesar 22%, 6%, dan 8%. Dan responden yang menyatakan cukup setuju masing-masing sebesar 58%, 72%, 26%, dari ketiga item tersebut ditemukan responden yang menyatakan tidak setuju masing-masing sebesar 10%, 6%, dan 36%. Pada item RSIA Aisyiyah Samarinda ini memberikan teguran kepada pegawai yang bekerja tidak sesuai dengan standar pelayanan dengan nilai rata-rata 3,80, dan rinciannya sebagai berikut: responden yang menyatakan sangat setuju sebesar 28%, setuju sebesar 40%, cukup setuju sebesar 16%, dan ditemukan responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 16%. Pada item kerjasama dalam tim maupun antar bagian di RSIA Aisyiyah Samarinda dalam menyelesaikan pekerjaan berjalan dengan baik dengan nilai rata-rata 3,86, dengan rinciannya sebagai berikut: responden yang menyatakan sangat setuju sebesar 18%, setuju sebesar 50%, cukup setuju sebesar 32%, dan tidak ditemukan responden yang menyatakan tidak setuju. Pada item komunikasi antar rekan sekerja maupun antar bagian berjalan dengan baik dan item hubungan sosial sesama rekan kerja terjalin dengan baik masin-masing dengan nilai rata-rata 4,04 dan rinciannya sebagai berikut: responden yang menyatakan sangat setuju masing-masing sebesar 14% dan 20%, setuju sebesar 76% dan 64%, cukup setuju sebesar 10% dan 16%, dan tidak ditemukan responden yang menyatakan tidak setuju. Pada item ruang kerja nyaman dan memadai dengan nilai rata-rata sebesar 3,68 dan rincian adalah responden yang menyatakan sangat setuju sebesar 16%, responden yang menyatakan setuju sebesar 36%, dan responden yang menyatakan cukup setuju sebesar 48%, tidak ditemukan responden yang menayatakan tidak setuju. Pimpinan memberikan contoh teladan yang baik pada bawahan pada item ini dengan nilai rat-rata sebesar 3,64 dengan rincian sebagai berikut: responden yang menyatakan sangat setuju sebesar 18%, responden yang menyatakan setuju sebesar 30%, dan responden yang menyatakan cukup setuju sebesar 50%, dan ditemukan responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 2%. Kemudian pada item RSIA Aisyiyah Samarinda memberikan remune-rasi/tunjangan kepada pegawai sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan profesionalisme memiliki nilai rata-rata sebesar 3,60, dengan rincian responden sebagai berikut: responden yang menyatakan sangat setuju sebesar 18%, responden yang menyatakan setuju sebesar 30%, dan responden yang menyatakan cukup setuju sebesar 46%, dan ditemukan sebesar 6% responden yang menayatakan tidak setuju. Pada item pimpinan memberikan motivasi kepada bawahan dalam bekerja memiliki nilai rata-rata sebesar 3,48 dengan rincian sebagai berikut: 587

17 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : responden yang menyatakan sangat setuju sebesar 12%, responden yang menyatakan setuju sebesar 34%, dan responden yang menyatakan cukup setuju sebesar 44%, dan ditemukan sebesar 10% responden yang menyatakan tidak setuju. Dari seluruh pembahasan masing-masing item pada variabel yang terdapat pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan nilai ratarata sebesar 3,63 dan dapat dikategorikan cukup baik (3-3,9), namun nilai tersebut masih dapat ditingkatkan kembali hingga mencapai nilai ideal 5. Seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel Nilai Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan No Variabel Nilai Rata-rata Kategori 1 Kemampuan 3,58 2 Motivasi 3,68 Jumlah 3,63 Cukup Baik Sumber: Data diolah Penutup Rasio likuiditas untuk current rasio menunjukkan nilai yang sangat baik dibandingkan dengan ukuran baku perumahsakitan. Current rasio RSIA Aisyiyah Samarinda sebesar 12,55 (ukuran baku 1,75-2,75). Rasio solvabilitas untuk rasio modal sendiri terhadap total aset menunjukkan nilai yang sangat memuaskan jika dibandingkan dengan ukuran baku perumahsakitaan. Rasio modal sendiri dengan total aset RSIA Aisyiyah Samarinda sebesar 0,93 (ukuran baku, 0,4-0,5). Rasio aktivitas untuk total asset turnover menunjukkan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan ukuraan baku perumahsakitan RSIA Aisyiyah Samarinda 1,05 kali dalam setahun (ukuran baku, 0,0-1,1 kali). Rasio rentabilitas untuk return on asset menunjukkan nilai yang sangat baik jika dibandingkan dengan ukuran baku perumahsakitan. Return on aset sebesar 0,044 (ukuran baku, 0,025-0,15). Cost recovery rate sudah menunjukkan di atas nilai baku yakni sebesar 1,2 (nilai ideal atau ukuran baku >1). Berdasarkan uraian di atas pengukuran kinerja keuangan RSIA Aisyiyah Samarinda sesuai perspektif keuangan Balanced Scorecard tidak ditemukan adanya nilai yang kurang memuaskan. Semua menunjukkan kinerja keuangan yang cukup baik. Kinerja RSIA Aisyiyah Samarinda menurut perspektif pelanggan, secara umum juga dinilai sudah cukup baik dengan nilai rata-rata mencapai 3,81 (skala nilai tertinggi 5). Kemudian pada faktor keandalan seperti kecepatan dan kemudahan prosedur pelayanan, faktor daya tanggap seperti petugas segera memberikan bantuan jika ada kesulitan pasien, semuanya menunjukkan kinerja cukup baik. Kinerja RSIA Aisyiyah Samarinda perspektif proses bisnis internal juga dinilai sudah cukup baik dengan nilai rata-rata 3,94 (skala nilai tertinggi 5). 588

18 Impementasi Balanced Scorecard Dalam Pengukuran Kinerja (Kasmawati) Misalnya variabel peralatan pada item peralatan kerja dalam kondisi baik dan layak pakai, serta peralatan tersedia dalam jumlah yang memadai. Demikian pula pada variabel sarana dan prasarana, juga rata-rata dinilai sudah cukup baik, seperti sarana air, listrik, sistem informasi dan komunikasi. Pun begitu pada variabel proses, yang dinilai sangat baik dan memuaskan misalnya pada item pegawai rumah sakit mampu memberikan pelayanan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang mencapai nilai 4,04. Kinerja Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dinilai juga sudah cukup baik dengan nilai rata-rata3,58 (skala nilai tertinggi 5). Pada kinerja ini, tertinggi misalnya pada variabel kemampuan pada item lingkungan kerja yang kondusif untuk belajar pekerjaan yang baru mencapai 3,82, dan pada variabel motivasi item absensi berjalan dengan baik yang mencapai 4,08. Daftar Pustaka Afandi,2013. Analisis Pendekatan Balanced Scorecard Sebagai Suatu Sistem Pengukuran Kinerja (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Ibnu Sina) Makasar: Skripsi Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Hasanudin. Bastian, Indra Akuntansi Kesehatan. Jakarta: Erlangga. Dharma, Surya, Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Hartati, Pengukuran Kinerja RSUD DR. Moewardi Surakarta Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard. Jakarta: Tesis Fakultas Ekonomi, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik. dilihat pada tanggal 03 Februari dilihat pada tanggal 20 Februari dilihat pada tanggal 06 Februari lihat pada tanggal 03 Februari dilihat pada tanggal 20 Februari Kaplan, Robert S., dan David P Norton Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balanced Scorecard. Jakarta: Erlangga Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenada Media Mangkunegara, Anwar Prabu Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. Mulyadi, Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat Ganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 1171/Menkes/Per/Vii/2001 Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit, Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. 589

19 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 2, 2016 : Robert S. Kaplan, Anthony A. Atkinson, Akuntansi Manajemen Edisi Kelima jilid 2. Jakarta: PT. Indeks. 590

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Kinerja perspektif pelanggan Dari

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BALANCED SCORECARD

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BALANCED SCORECARD BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BALANCED SCORECARD Sebagaimana yang telah diuraikan pada Bab 2, penulis memutuskan menggunakan metode balanced scorecard untuk mengukur kinerja RSUD Tg. Uban di Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

KEY SUCCES FAKTOR KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD METHOD (Survey pada Aparatur dan Pasien RSUD Wonosari Kabupaten Gunungkidul)

KEY SUCCES FAKTOR KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD METHOD (Survey pada Aparatur dan Pasien RSUD Wonosari Kabupaten Gunungkidul) KEY SUCCES FAKTOR KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD METHOD (Survey pada Aparatur dan Pasien RSUD Wonosari Kabupaten Gunungkidul) KEY SUCCES OF PERFORMANCE FACTOR WITH BALANCED SCORECARD METHOD (Survey

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD (Studi Kasus PDAM TirtaDharmaKabupaten Klaten ) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented), BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan perekonomian dunia dalam era pasar bebas, menjadikan persaingan bisnis semakin ketat termasuk persaingan bisnis di indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang terperinci mengenai suatu

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG Ainun Jariah 1, Titin Ruliana 2, Suyatin 3 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Pendekatan Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD ( Studi Empiris RSUD Pandan Arang Boyolali ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk. Yhana Kusuma Respati 3EB

Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk. Yhana Kusuma Respati 3EB Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balanced Scorecard Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk Yhana Kusuma Respati 3EB01 26209122 LATAR BELAKANG Penilaian atau

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN (Studi Kasus pada Poliklinik dan Rumah Bersalin Rejosari Husada Delanggu Klaten) p SKRIPSI Disusun Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

Pertanyaan r hitung r tabel r hitung > r tabel

Pertanyaan r hitung r tabel r hitung > r tabel Lampiran 4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas (n=100, α=5%, df= 98) Kuesioner Perspektif Kepuasan Pelanggan Pertanyaan r hitung r tabel Validitas r hitung > r tabel cronbach α 1 0,6460 0,1292 valid 2 0,4991

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Pengukuran kinerja sangat berguna untuk membandingkan kinerja organisasi

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA 24 PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA Amalia Trinoviyanti Pratiwi, Ahmad Masyhad, Widya Susanti

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN 71 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Skor rata-rata tingkat kepuasan pasien terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 1332/Menkes/SK/X/2002 mengenai Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Gambar 3.1 berikut adalah kerangka pemikiran penelitian pada PT. XYZ: Analisa Bisnis Pada PT. XYZ Perumusan Masalah Pengumpulan data dengan: - Kuesioner

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif keuangan dengan menggunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif keuangan dengan menggunakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. Kesimpulan 5.. Perspektif Keuangan Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif keuangan dengan menggunakan alat ukur rasio seperti current ratio, quick ratio, total debt

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

METODELOGI PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai 42 III. METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Pembobotan AHP A. PENENTUAN BOBOT BALANCED SCORECARD

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Pembobotan AHP A. PENENTUAN BOBOT BALANCED SCORECARD LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Pembobotan AHP A. PENENTUAN BOBOT BALANCED SCORECARD ANALISIS EVALUASI KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA RUMAH SAKIT PELABUHAN JAKARTA Kepada responden yang terhormat

Lebih terperinci

KUESIONER UNTUK WP PENGUKURAN KINERJA KPP PRATAMA JAKARTA TEBET BERDASARKAN KONSEP BALANCED SCORECARD

KUESIONER UNTUK WP PENGUKURAN KINERJA KPP PRATAMA JAKARTA TEBET BERDASARKAN KONSEP BALANCED SCORECARD 105 LAMPIRAN 1 KUESIONER UNTUK WP PENGUKURAN KINERJA KPP PRATAMA JAKARTA TEBET BERDASARKAN KONSEP BALANCED SCORECARD Kepada : Wajib Pajak KPP Pratama Jakarta Tebet Hal : Permonohonan Pengisian Angket Lampiran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan atas penelitian dan analisa yang dilakukan dalam usaha mengevaluasi kinerja PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dengan menggunakan metode Balanced

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Empiris Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era

Lebih terperinci

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK DKI TBK

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK DKI TBK ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK DKI TBK Nama : Alien Dwi Putri NPM : 20210558 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Hantoro Arief Gisijanto, SE., MM Latar Belakang

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN. PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI : SAINA PRADESTY NPM : FAKULTAS : EKONOMI

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN. PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI : SAINA PRADESTY NPM : FAKULTAS : EKONOMI ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD PADA PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk CABANG CILEUNGSI NAMA KELAS : SAINA PRADESTY : 3EB01 NPM : 21209410 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa kini dan di masa depan, organisasi pasti mengalami lingkungan bisnis yang sangat komplek. Organisasi dituntut untuk saling berkompetisi, tidak hanya mempertahankan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh PT BANK LAMPUNG KCU saat ini

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh PT BANK LAMPUNG KCU saat ini BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan dan Implikasi 5.1.1 Simpulan Sistem pengukuran yang diterapkan oleh PT BANK LAMPUNG KCU saat ini hanya menterjemahkan strategi perusahaan ke dalam tindakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu lembaga pelayanan publik pada sektor kesehatan, rumah sakit dituntut harus selalu meningkatkan kinerjanya. Beralihnya orientasi rumah sakit dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Salah satu pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Salah satu pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puskesmas merupakan organisasi sektor publik yang berfungsi sebagai Badan Layanan Umum Daerah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik yang ada di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada Bandar Lampung dengan alasan bahwa penerapan balanced scorecard dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui tujuan perusahaan pada umumnya adalah mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan produktif. Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga Negara

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT Trustco Insan Mandiri Samarinda)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT Trustco Insan Mandiri Samarinda) ejournal Administrasi Bisnis, 2013, 1 (2): 94-103 ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI SKRIPSI

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI SKRIPSI PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT WIDODO NGAWI SKRIPSI DiajukanKepadaFakultasEkonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran JawaTimur Oleh : PRINGGO ADI SASONGKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan kesehatan. Sebagai suatu industri jasa maka rumah sakit tentunya juga harus menjalankan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2

PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2 Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2014, pp. 1~6 PERSEPSI PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PADA RUMAH SAKIT ISLAM YARSI PONTIANAK Nurmalasari 1, Latifah 2 1) AMIK BSI Pontianak

Lebih terperinci

ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN Bapak- ibu yang terhormat, Guna lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penciutan laba yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode pengukuran kinerja di PT Tera Data Indonusa Selama ini PT. Tera Data Indonusa mengukur kinerja dengan melakukan analisis terhadap laporang keuangannya dan membandingkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Di era globalisasi ini, pendidikan merupakan kewajiban bagi masyarakat. Untuk memajukan bangsa, salah satu cara yang harus dilakukan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk pencapaian suatu target tertentu. Sehingga pengukuran kinerja merupakan salah satu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGUKURAN KINERJA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

UNIVERSITAS INDONESIA PENGUKURAN KINERJA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD UNIVERSITAS INDONESIA PENGUKURAN KINERJA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD TESIS HARTATI 1006791625 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit lembaga yang berfungsi

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 DAFTAR TABEL Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 Tabel 2.2 : Perbedaan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional dengan sistem

Lebih terperinci

REZA ABDULMUDY DOSEN UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON Abstrak

REZA ABDULMUDY DOSEN UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON Abstrak Penerapan Balanced Scorecard sebagai Alat Penilaian Kinerja Pada Rumah Sakit Umum Tulehu REZA ABDULMUDY DOSEN UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON rezasaka_am@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen merupakan salah satu indikator yang menentukan kepuasan konsumen terhadap apa yang diberikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Apalagi didalam era revolusi informasi yang sedang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Didalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis, pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan daerah atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat memberi jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X

PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X Perancangan Dashboard Kinerja Perusahaan... (Sarosa dkk) PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X Yoang Enggaling Sarosa *, Syamsuri

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian terkait dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, dalam table di bawah ini terlihat desain penelitian yang akan dilakukan untuk masing-masing

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 KINERJA PERUSAHAAN DAN PERSPEKTIF PELANGGAN BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA PT TRINDO DAYA PERKASA

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 KINERJA PERUSAHAAN DAN PERSPEKTIF PELANGGAN BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA PT TRINDO DAYA PERKASA KINERJA PERUSAHAAN DAN PERSPEKTIF PELANGGAN BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA PT TRINDO DAYA PERKASA Yengki Alexsander Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Email: yengki_alexsander@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761)

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Riau Kepri Pekanbaru, yang berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761) 370550,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya, maka

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kepuasan pasien, Tingkat kepuasan pasien, dan lima dimensi kualitas pelayanan.

Kata Kunci : Kepuasan pasien, Tingkat kepuasan pasien, dan lima dimensi kualitas pelayanan. TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI INSTALASI FARMASI RSIA DI KOTA KUPANG TAHUN 2015 Ni Nyoman Yuliani 1, Jefrin Sambara 2, Hermanus Isman 3 Abstrak Kepuasan pasien merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Konsumen Kepuasan konsumen berarti bahwa kinerja suatu barang atau jasa sekurang kurangnya sama dengan apa yang diharapkan (Kotler & Amstrong, 1997).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai dengan tajamnya persaingan di dalam menghasilkan produksi, badan usaha pasti menginginkan hasil produksinya

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BEST DENKI SURABAYA

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BEST DENKI SURABAYA Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Terapan SNTEKPAN Peran Akademisi Dan Praktisi Sebagai Innovator Teknologi Bangsa Indonesia Dalam Menghadapi Tantangan Persaingan Global,Institut Teknologi Adhi Tama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas layanan gizi akan berpengaruh terhadap kepuasan pasien yang pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan pasien dalam memilih pelayanan rumah sakit. Hal ini sangat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Hilda Harijono dan Bobby Oedy P. Soepangkat Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 109 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada analisis dan hasil pembahasan sebelumnya, maka simpulan dari penelitian ini terkait dengan analisa balanced scorecard pada PT. SM adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Jenis data ini didapat langsung dari sumber utamanya. Dalam penelitian ini, penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan perdagangan di Indonesia semakin pesat. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi. III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Azwar (2008 : 7) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan Balanced Scorecard

Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Pendekatan Balanced Scorecard Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 1, No. 2, December 2013, 183-189 p-issn: 2337-7887 Article History Received October, 2013 Accepted November, 2013 Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan rumah sakit di Indonesia saat ini telah semakin membaik, hal ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal perkembangannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi setiap organisasi harus siap mengikuti perubahan agar tidak tertinggal dan dapat bersaing, salah satunya adalah dengan peningkatan kualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama

BAB I PENDAHULUAN. pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit pemerintah merupakan salah satu organisasi sektor publik pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan dari data deskriptif, hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Balanced Scorecard. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan perkembangan dunia bisnis yang kompetitif, perusahaan harus mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan-perubahan agar tetap bertahan di tengah-tengah persaingan yang sedang terjadi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA KUALITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR PT. YUASA BATTERY INDONESIA DENGAN METODE BALANCE SCORECARD

PENILAIAN KINERJA KUALITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR PT. YUASA BATTERY INDONESIA DENGAN METODE BALANCE SCORECARD PENILAIAN KINERJA KUALITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR PT. YUASA BATTERY INDONESIA DENGAN METODE BALANCE SCORECARD Arif Krisbudiman Engineer Staff Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi (MEPPO) Badan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, antar lembaga atau organisasi saling berkompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada.

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 867-876 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya,

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan pada hakikatnya merupakan organisasi yang meniti kegiatan rutinnya bagi kepentingan semua Stakeholders, seperti : pemegang saham, kreditur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang begitu pesat menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Hal tersebut dikarenakan adanya kemajuan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard pada PT Bank Pembangunan Daerah NTT (Bank NTT), maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan global saat ini merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan dalam bisnis, ditandai dengan perubahan perubahan yang serba cepat di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya kinerja perusahaan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan persaingan. Ditambah lagi dengan adanya era pasar bebas, menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Diera globalisasi, perusahaan dibedakan menjadi tiga jenis kegiatan, yaitu: perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan manufaktur. Semua perusahaan

Lebih terperinci