Tinjauan Buku. Sebuah Varian dari P.R.A.
|
|
- Agus Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tinjauan Buku Sebuah Varian dari P.R.A. P.R.A. Participatory Research Appraisal dalam Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat, Modul Latihan Oleh: Kusnaka Adimihardja dan Harry Hikmat Bandung: Humaniora Utama Press 2001, vii halaman Ditinjau oleh: Djaka Soehendera (Universitas Pancasila) Buku ini terdiri dari enam bagian, yakni Pendekatan Partisipatif dan Pemberdayaan Masyarakat, Mitra Kerja Sama, Pemetaan Masalah, Potensi dan Sumber-Sumber Sosial, Perencanaan Partisipatif, serta Monitoring Evaluasi. Selebihnya berupa lima lampiran yang membahas secara praktis maupun agak teoretis tentang P.R.A. Selain itu, hampir dalam setiap bagiannya disertakan latihan dan diskusi. Buku ini memang ditujukan untuk modul latihan (lapangan). Lampiran yang ada di antaranya berisi contoh-contoh penerapan P.R.A. di beberapa tempat sehingga dapat melengkapi latihan dan diskusi tersebut. Sebagai metode yang relatif baru (mulai awal 1980-an), P.R.A. menjadi cepat populer dan dibicarakan berbagai pihak, serta diterapkan oleh pelbagai lembaga dan kelompok masyarakat. 1 Bahkan kecenderungan belakangan ini, P.R.A. bukan hanya diterapkan pada negara-negara sedang berkembang, melainkan juga di negara-negara Utara (Chambers 1999:132). Metode ini tidak saja digunakan oleh kalangan ornop dan masyarakat, tetapi juga oleh pihak pemerintah. 2 Penerapannya pun semakin meluas, dari daerah pedesaan bergeser ke daerah urban. Menurut Mikkelsen (1999:74), P.R.A. tidak harus diterapkan di pedesaan; juga tidak perlu harus berupa penilaian, sekalipun huruf A menunjuk pada kata assessment (atau appraisal) yang artinya penilaian atau kegiatan serta tidak harus selalu berlangsung cepat (rapid). 1 Dari segi perkembangan, metode ini seringkali ditanggapi sebagai metode perbaikan dari R.R.A. (Rapid Rural Appraisal atau Rapid Rural Assessment) (cf. Soehendera 1994). 2 Menurut The World Bank Group (2000:1), the purpose of P.R.A. is to enable development practitioners, government officials, and local people to work together to plan context appropriate programs. 100 ANTROPOLOGI INDONESIA 66, 2001
2 Buku ini tidak menjabarkan pengertian P.R.A. sebagai Participatory Rural Appraisal atau Participatory Rapid Appraisal ataupun Participatory Rapid (atau Rural) Assessment, melainkan sebagai Participatory Research Appraisal. Ada Penekanan pada kata penelitian di sana. Sementara munculnya P.R.A. antara lain dilatarbelakangi oleh kritik para aktivis pengembangan dan pemberdayaan masyarakat terhadap penelitian klasik yang lebih banyak memposisikan masyarakat sekedar sebagai obyek penelitian. Penelitian dalam P.R.A. tidak hanya entitas yang berdiri sendiri, melainkan ditanggapi sebagai bagian yang integral dalam proses keseluruhannya. Cakupan P.R.A. bukan hanya terdiri dari riset, melainkan juga perencanaan (partisipatif), monitoring, dan evaluasi. Bahkan, pada beberapa tulisan hasil aktivis ornop dimasukkan pula bagian penting lainnya, yakni O dan M (operation and maintenance) dari proyek yang juga partisipatif. Dalam P.R.A. memang terdapat kegiatan penelitian, yakni dengan cara: (a) mengumpulkan data dan informasi, (b) menganalisis informasi, (c) mengumpulkan dan menganalisis data, misalnya dengan menggunakan diagram, dan (d) komunikasi (Mikkelsen 1999:78). Bila demikian, pentinglah menelusuri pemaparan dan analisis buku ini berkenaan dengan penggunaan kata research tersebut. Pada halaman dipaparkan berbagai jenis nama yang terkait dengan teknik pemberdayaan yang dikatakan memiliki misi sama, yakni: Participatory Rural Appraisal, Participatory Research and Development, Participatory Rapid Appraisal, Participatory Assessment and Planning, Participatory Technology Development, Participatory Learning Methods, Participatory Action Research, 3 dan Participatory Learning and Action. 4 Sayangnya, kedua penulis belum sempat memaparkan perbedaan dan persamaan dari masing-masing pengertian. Kita juga tidak dapat menemui batasan (rinci) dari P.R.A. yang mereka paparkan. Bahkan, uraian mengenai penekanan ataupun nuansa (nuance) metode yang satu ini dibandingkan dengan metode sejenisnya juga tidak terpaparkan. Pembaca dapat beranggapan bahwa pengertian P.R.A. dalam buku ini sama dengan pengertian P.R.A. yang lazim digunakan oleh beberapa penulis (lihat Driya Media 1996; Chambers 1996), hanya saja kata rural/rapid digantikan oleh research. Padahal, kata research dapat berkonotasi lain. Mengapa kata research patut disikapi dengan seksama? Alasannya karena riset klasik yang selama ini diterapkan terlalu bertekanan pada obyektivitas dan perbedaan antara peneliti dan obyeknya. Pendekatan atas situasi sosial semacam ini telah mengutamakan pengembangan model riset yang berusaha mempertahankan pemisahan antara peneliti dan orang-orang yang berada dalam sistem yang dipelajari. P.R.A. justru menolak hal tersebut (Walter dan Tandon 1993:5 8). Menurut Effendi (1996:9), dalam penelitian survey ( klasik ) masyarakat cenderung dijadikan obyek saja dan kurang terlibat dalam merumuskan masalah dan penyusunan kebijakan. Kelak, dalam penerapan kebijakan hasil penelitian tersebut masyarakat hanya bertindak sebagai orang yang menerima, bukan sebagai pelaku dan pelaksana. 3 Menurut IISD (2000:1), PAR is more activist approach, working to empower the local community, or its representatives, to manipulate the higher level power structures. 4 Selain itu, Bank Dunia juga mengembangkan P.P.A. Participatory Poverty Assessment disebutkannya: Unlike household surveys, which collect statistical data on the extent of poverty through standardized methods and rules, PPAs focus on processes and explanations of poverty as defined by individuals and communities within an evolving, flexible, and open framework (Robb 1999: 4). ANTROPOLOGI INDONESIA 66,
3 Pendekatan P.R.A., setidaknya untuk sebagian, memang lebih mengarah kepada penelitian antropologis, dibanding dengan penelitian survei. 5 Meskipun demikian, P.R.A. tidak berhenti sampai di situ. Ada beberapa unsur dalam metode antropologi yang juga ditanggapi secara kritis oleh P.R.A. Sekedar contoh, proses going native (menjadi bagian dari obyek yang diteliti pada penelitian sosial klasik) adalah hal terlarang dalam penelitian antropologi. Going native bahkan tak jarang dianggap sebagai kegagalan peneliti secara ilmiah. Padahal, langkah going native justru menjadi prasyarat penting dalam pelaksanaan P.R.A. Sikap empati pada masyarakat, misalnya, adalah hal penting dalam P.R.A. Selain itu, sejak awal dalam P.R.A. digariskan adanya partisipasi masyarakat secara berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dengan pihak luar (peneliti misalnya). Mereka bukan sekedar sebagai obyek penelitian dengan adanya jarak yang terusmenerus dipelihara antara peneliti dengan masyarakat yang diteliti. P.R.A. seringkali dianggap sebagai langkah (dan proses) pembalikan pemahaman, karena pihak luar belajar dari masyarakat desa secara langsung. Pihak luar (termasuk peneliti), lebih bersikap dan berperan sebagai fasilitator (Chambers 1999:2 5). Dalam penelitian sosial klasik, termasuk penelitian kualitatif, peneliti tetap disosokkan sebagai pemeran utama dalam proses penelitian. Sementara itu, penelitian etnografi juga cukup lama menjadi hal yang dikritisi dalam P.R.A. Waktu menjadi semakin berharga karena dalam P.R.A. bukan proses penelitian yang berlama-lama yang dipentingkan. Salah satu prinsip P.R.A. adalah belajar secara cepat dan progresif (Mikkelsen 1999:76). Oleh karena P.R.A. lebih sebagai proses yang berkelanjutan dan terus-menerus dikembangkan, maka pendekatan ini juga banyak menyerap secara kritis gagasan dan pendekatan dari applied anthropology (antropologi terapan). Gagasan itu antara lain: (a) belajar di lapangan merupakan suatu seni yang luwes, dan bukan ilmu pengetahuan yang kaku; (b) pentingnya nilai dan hidup menetap di desa; (c) adanya pengamatan pelaku yang tidak tergesa-gesa dan dilaksanakannya percakapan yang berkelanjutan; (d) pentingnya sikap, tingkah laku dan hubungan (sosial); (e) perbedaan antara cara pandang etik dan emik; serta (f) kesahihan pengetahuan lokal. Bila diperhatikan, kesamaan penjabaran dari P.R.A. dengan metode penelitian antropologi rupanya hanya pada kata participatory (lihat Driya Media 1996; Chambers 1996; 1999). Dalam filosofi metode P.R.A., kata partisipasi menjadi hal terdepan dalam proses multi pendekatan yang diterapkannya. Partisipasi juga berarti upaya prosesual untuk pemberdayaan masyarakat secara mandiri. 6 P.R.A., menurut Chambers (dikutip dari Mikkelsen 1999:75), memungkinkan orangorang desa mengungkapkan dan menganalisis situasi mereka sendiri, lalu secara optimal merencanakan dan melaksanakan tekad itu di desanya sendiri. Metode yang mulanya diterapkan untuk masyarakat pedesaan (rural society) ini kemudian dikembangkan pula ke kelompok-kelompok masyarakat lainnya, termasuk masyarakat di perkotaan (urban area). Satu hal yang harus diingat, mereka harus termasuk kesatuan sosial yang terkategori sebagai grass-root ( akar rumput ). Dalam kaitan ini, Duangsa (1996:5) menegaskan bahwa P.R.A. adalah suatu proses partisipatori, proses pemberdayaan untuk semua pihak yang terlibat, 5 Beberapa teknik etnografi yang diserap antara lain adalah pengamatan langsung dan wawancara semi terstruktur. 6 Sehubungan dengan itu, The World Bank Group (2000:1) menyatakan bahwa P.R.A is a label given to a growing family of participatory approaches and methods that emphasize local knowledge and enable local people to make their own appraisal, analysis, and plans. 102 ANTROPOLOGI INDONESIA 66, 2001
4 khususnya bagi yang dirugikan oleh proses pembangunan seperti penduduk/masyarakat. Bagaimanaupun juga buku kecil 7 ini berguna untuk memperkaya metode P.R.A., metode yang disebut oleh Chambers (1999:1 2) lebih bersifat open sources, terbuka untuk siapa pun, terutama aktivis pemberdayaan masyarakat. 8 Faktanya memang tidak ada pihak mana pun yang menyatakan bahwa merekalah penemu unsur-unsur tertentu dalam P.R.A. atau malah penggagas metode yang penting ini. Walaupun P.R.A. ditanggapi sebagai metode alternatif, bukan berarti tanpa kelemahan. Beberapa catatan yang terkumpul mengenai kelemahan P.R.A. adalah: P.R.A. dapat didiskriditkan karena penyalahgunaan, adopsi yang terlalu cepat, dan masuknya label tanpa substansi. Kata rapid juga seringkali diidentikkan dengan ketergesa-gesaan. Hal lain adalah, adanya kesan formalisme, yaitu dorongan yang kuat untuk membakukan dan menyusun buku petunjuk dan manual atas nama kualitas. Para pelaksana pun terkadang terjebak pada kebiasaan dan rutinitas. Akhirnya, para pioneer (pendahulu) dan penemu dapat saja merasakan kebanggaan yang berlebihan. Salah seorang penggagas awal P.R.A., yakni Chambers (1999: 6) bahkan telah memberikan catatan kritis pada metode yang satu ini. Dituliskannya antara lain bahwa ada perubahan dari kata appraisal (penilaian) menjadi proses, dari rural ke urban, dari penerapan lapangan menjadi penerapan dalam organisasi-organisasi, dari NGO (ornop) ke departemen-departemen pemerintah dan universitas, dari selatan ke utara, dari action ke arah upaya mempengaruhi kebijakan, dari praktik ke teori (sesuatu yang sering dianggap sebagai titik lemah P.R.A. pada sebagian kalangan akademisi). Oleh karena itu, dalam langkah berikutnya para pemerhati dan atau pengguna metode ini nampaknya perlu menuliskan langkah-langkah, cakupan, dan latar belakang metodologinya secara lebih scientific sambil menelusuri perbandingannya dengan metode-metode riset ilmiah yang lain. Proses ini bukan saja berguna untuk memperkaya wacana (ilmiah) riset keilmuan, melainkan juga berfaedah untuk memperkuat landasan filosofis serta kelak berimbas pada langkahlangkah teknis P.R.A. 7 Mengapa disebut buku kecil, karena walaupun jumlah halamannya 117, ternyata tulisan kedua penulis selesai hingga halaman 48 saja. Dari halaman isinya merupakan lampiran yang berupa makalah, tulisan pendek, maupun langkah panduan P.R.A. dari berbagai lembaga. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa halaman tidak berguna. Sebaliknya, halaman-halaman tersebut kebanyakan memaparkan langkahlangkah praktis pelaksanaan P.R.A. maupun evaluasi hasil P.R.A. di beberapa masyarakat dan proyek pembangunan. Bahkan, beberapa tulisan menyertakan catatan kritis tentang P.R.A. 8 Untuk pelengkap contoh, di Thailand misalnya P.R.A diterapkan untuk menelusuri Impact of the Economic Crisis (1998), dan di Zambia, P.R.A. digunakan untuk menelusuri Causes and Impact of Early Initiation of Sex Among Girls (1996) (lihat Robb 1999:10). ANTROPOLOGI INDONESIA 66,
5 Kepustakaan Chambers, R P.R.A. Participatory Rural Appraisal, Memahami Desa Secara Partisipatif. Yogyakarta: Kanisius, Oxfam dan Yayasan Mitra Tani Relaxed and Participatory Appraisal: Notes on Practical Approaches and Methods, Notes for Participant dalam P.R.A. Familiarization Workshop. Brighton: Institute of Development Studies. University of Sussex. Hlm Driya Media 1996 Berbuat Bersama Berperan Serta. Acuan Penerapan Participatory Rural Appraisal. Bandung: Driya Media untuk Konsorsium Pengembangan Dataran Tinggi Nusa Tenggara. Duangsa, D Part II: Principles for a Proposed Participatory Rural Appraisal Model and Implications for Practice, Report on the Participatory Rural Appraisal Workshop a NGO Commune. A Luoi, Hue, Vietnam. Hlm Effendi, T.N Kata Pengantar, dalam R. Chambers, P.R.A. Participatory Rural Appraisal, Memahami Desa Secara Partisipatif. Yogyakarta: Kanisius, Oxfam, dan Yayasan Mitra Tani. Hlm IISD, 2000 Participatory Action Research (PAR), A Guide for Field Projects on Adaptive Strategies, from IISDnet ( December Hlm Mikkelsen, B Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya Pemberdayaan, Sebuah Buku Pegangan bagi Para Praktisi Lapangan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Robb, C Can the Poor Influence Policy? Participatory Poverty Assessments in the Developing World. Direction in Development. Washington D.C.: The World Bank. Soehendera, D Pengantar Metode Partisipatory Rural Appraisal, Kursus Perencanaan Proyek-Proyek Pertanian dan Agro-Industri di LPEM-FEUI. Jakarta. Hlm The World Bank Group Participatory Rural Appraisal, Collaborative Decision Making: Community Based Method, dalam The World Bank Participation Sourcebook. Jakarta. Hlm Walter, F. dan R.Tandon 1993 Riset Partisipatoris, Riset Pembebasan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama dan Yayasan Karti Sarana. 104 ANTROPOLOGI INDONESIA 66, 2001
Tinjauan Buku. Sebuah Varian dari P.R.A.
Tinjauan Buku Sebuah Varian dari P.R.A. P.R.A. Participatory Research Appraisal dalam Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat, Modul Latihan Oleh: Kusnaka Adimihardja dan Harry Hikmat Bandung: Humaniora
Lebih terperinciPerbandingan PRA dengan RRA dan PAR
Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR PRA SEBAGAI METAMORFOSIS DARI RRA 1 Participatory Rural Appraisal (PRA) seringkali dilekatkan dengan nama Robert Chambers, sehingga rasanya perlu dimunculkan pertanyaan
Lebih terperinciPERENCANAAN PARTISIPATIF. Oleh : Bella Ardhy Wijaya Masry ( )
PERENCANAAN PARTISIPATIF Oleh : Bella Ardhy Wijaya Masry (2013280004) Pengertian Perencanaan Adapun definisi perencanaan menurut para ahli antara lain sebagai berikut : Perencanaan adalah suatu proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pengertian Participatory Action Research Berbagai kajian dalam rumpun ilmu sosiologi membenarkan bahwa modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. PAR (Participatory Action Research). Metode PAR (Participatory Action
BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN A. Pendekatan Pendampingan Dalam pendampingan yang dilakukan peneliti, peneliti menggunakan pendekatan terhadap masyarakat dengan menggunakan metode dalam cara
Lebih terperinciKerangka Kerja PRA dalam Program Pengembangan Masyarakat
4 Kerangka Kerja PRA dalam Program Pengembangan Masyarakat PENGANTAR PRA berkembang sebagai alternatif penelitian sosial yang dianggap menjadikan masyarakat hanya sebagai obyek atau sumber informasi saja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan
BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan Metode yang dipakai untuk pendampingan ini adalah metodologi Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut
Lebih terperinciPERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM
PERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM HELMI SURYA 24006305 PARTISIPASI Proses di mana berbagai stakeholder mempengaruhi dan berbagi kontrol atas berbagai inisiatif pembangunan Proses dengan pendekatan
Lebih terperinciParticipatory Rural Appraisal (PRA) SP 6102 Maret 2007 Wiwik D Pratiwi
Participatory Rural Appraisal (PRA) SP 6102 Maret 2007 Wiwik D Pratiwi I. PENDAHULUAN Pengertian Paticipatory Rural Appraisal (PRA) PRA adalah suatu metode pendekatan dalam proses pemberdayaan dan peningkatan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF
BAB II METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Participatory Rural Appraisal Secara Umum PRA adalah sebuah metode pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk, dan bersama masyarakat. Hal ini untuk
Lebih terperinciBrief Note. Edisi 19, Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan
Brief Note Edisi 19, 2016 Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan Pengantar Riza Primahendra Dalam perspektif pembangunan, semua
Lebih terperinciBAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA
BAB VI MENUJU DESA TANGGUH BENCANA MELALUI PEMBENTUKAN KOMUNITAS TARUNA SIAGA BENCANA A. Proses Awal Pengorganisasian 1. Asessment Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah-tengah masyarakat dengan
Lebih terperinciMembelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat
Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat APA ITU MEMBELAJARKAN? Apakah artinya membelajarkan? Agar Fasilitator Infomobilisasi (FI) dapat menjalankan peran dan tugasnya secara baik, mari kita mulai dengan
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN. Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR
BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. Pengertian PAR Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR adalah istilah istilah yang memuat seperangkat asumsi yang mendasari paradigma baru ilmu pengetahuan
Lebih terperinciPRINSIP-PRINSIP PRA MENURUT ROBERT CHAMBERS. . Prinsip-Prinsip PRA
5 Prinsip-Prinsip PRA Participatory Rural Appraisal (PRA) mengembangkan sejumlah prinsip yang apabila diperbandingan (overlay) dengan prinsip-prinsip Pengembangan Masyarakat (Community Development) tidak
Lebih terperinciBab III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN. metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action Research). Pada dasarnya, PAR merupakan
Bab III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN A. Metodologi Pendampingan Dalam sebuah pendampingan yang akan dilakukan peneliti, di sini peneliti menggunakan metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa perjalanan yang peneliti lakukan di beberapa daerah di Indonesia, terutama sejak akhir 2004 hingga akhir 2008, telah banyak usaha-usaha dari berbagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. paradigma pengetahuan tradisional kuno. Asumsi-asumsi baru tersebut
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR). PAR yaitu sebuah istilah yang memuat seperangkat asumsi yang mendasari paradigma baru ilmu
Lebih terperinciDinno Mulyono, M.Pd. MM. Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi 2017
Dinno Mulyono, M.Pd. MM. Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi 2017 HAKIKAT PEMBANGUNAN https://4.bp.blogspot.com/-jnxipd2kacs/vunliexw58i/aaaaaaaaaes/byidpf0s1skn2up1fntpvpysah4ygbxvg/s1600/hakikat-pembangunan-nasional-indonesia.jpg
Lebih terperinciParticipatory Rural Appraisal sebagai bentuk Action Research untuk Pencapaian Kemandirian Desa
Participatory Rural Appraisal sebagai bentuk Action Research untuk Pencapaian Kemandirian Desa Ari Kamayanti Executive Director Peneleh Research Institute Disajikan untuk Pelatihan Relawan Riset Peneleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action research. PAR
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih pendekatan PAR. Dimana PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.
BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH Dalam proses pendampingan kali ini, peneliti menggunakan metode Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.
Lebih terperinciMODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG
MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN USAHA SAPI POTONG (Kasus di Wilayah Selatan Kabupaten Tasikmalaya) Sugeng Winaryanto, Unang Yunasaf dan Syahirul Alim*) HP: 08122116752, email: niat_10@yahoo.com
Lebih terperinciModel Akuntabilitas Pemerintahan Desa Berbasis Kearifan Lokal (studi pada masyarakat osing di Banyuwangi) Taufik Kurrohman Nining Ika Wahyuni
Model Akuntabilitas Pemerintahan Desa Berbasis Kearifan Lokal (studi pada masyarakat osing di Banyuwangi) Taufik Kurrohman Nining Ika Wahyuni Fakultas Ekonomi Abstract Application of autonomy for the village
Lebih terperinciTERMINOLOGI PARTISIPATIF
TERMINOLOGI PARTISIPATIF METODE PENGEMBANGAN PARTISIPATIF Agustina Bidarti & Yunita Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya APA ITU PARTISIPASI? Partisipasi sering dikaitkan dengan kegiatan pembangunan
Lebih terperinciPokok-Pokok Pikiran Robert Chambers
Pokok-Pokok Pikiran Robert Chambers KRITIK CHAMBERS TERHADAP ORANG LUAR YANG BEKERJA DI MASYARAKAT 1 Pemikiran Robert Chambers selaku promotor dan pengembang metodologi PRA, tentu perlu dipahami Robert
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR) yang berarti memuat seperangkat asumsi yang mendasari paradigma
Lebih terperinciBAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN
BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN Dalam melakukan penelitian ini, peneliti ini menggunakan metode riset aksi. Bahwa peneliti ikut terlibat aktif
Lebih terperinciINDUSTRIAL ENGINEERING
INDUSTRIAL ENGINEERING ENGINEERING The application of scientific and mathematical principles to practical ends such as the design, manufacture, and operation of efficient and economical structures, machines,
Lebih terperinci2015 KEEFEKTIFAN TEKNIK EXAMPLE NON EXAMPLE BERMEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran berbahasa Indonesia, kita mengenal empat keterampilan berbahasa yakni mendengarkan, berbicara, menyimak, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut
Lebih terperinciKesenjangan: Faktor Utama Penyebab Kegagalan Proyek E-Government
Kesenjangan: Faktor Utama Penyebab Kegagalan Proyek E-Government Muhammad Arief Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT Jl. MH Thamrin No. 8 Jakarta Pusat marief@inn.bppt.go.id, http://arief.ismy.web.id/
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode Participatory Action Research (PAR). Pada dasarnya, PAR merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.
BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, terusmenerus, dan terpadu dengan menekankan pendekatan
Lebih terperinciKONSEP DAN METODE PENDEKATAN DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT. Prepared by Trisakti
KONSEP DAN METODE PENDEKATAN DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT Community The term community describes the nature of a particular series of connections between individuals which bind them together into a coherent
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR
BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN A. Pendekatan Penelitian dan Pemberdayaan Dalam penelitian skripsi menggunakan pendeketan PAR. Dimana definisi PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action
Lebih terperinciDAFTAR ISI. COVER DALAM... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI COVER DALAM... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN KEASLIAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... viii ABSTRAK... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciMENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT
BRIEF NOTE AMERTA Social Consulting & Resourcing Jl. Pulo Asem Utara Raya A20 Rawamangun, Jakarta 132 13220 Email: amerta.association@gmail.com Fax: 62-21-4719005 MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT
Lebih terperinciPARTICIPATORY RURAL APPRAISAL. pengenalan
PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL pengenalan Dari RRA ke PRA ke PLA PRA yang berkembang di Indonesia sejak tahun 1990-an, berasal dari Myrada-India yang menjadi anggota jaringan PRA internasional bekerjasama
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian model pemberdayaan peternak rakyat dalam usaha penggemukan sapi potong ini dilaksanakan pada 13 Desember 2015 hingga 30 Januari 2016 dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah keterampilan yang membutuhkan proses yang lama untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit menuangkan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri adalah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA WACANA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS 7 SMP
-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA WACANA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS 7 SMP Ra ika Fajrin Pascasarjana
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. telah berdaya dan yang belum berdaya, treatment pembiayaan berjenjang,
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan paparan dan analisis hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut; 1. Pemberdayaan ekonomi masyarakat Pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh
Lebih terperinciKompetensi Apoteker Indonesia adalah :
9 masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan
Lebih terperinciPengelolaan dan Pemanfaatan Lahan Berkelanjutan secara partisipatori dan sosial
Pengelolaan dan Pemanfaatan Lahan Berkelanjutan secara partisipatori dan sosial Erika Styger Bank Dunia Washington, DC Pengantar Lebih dari 1 milyar orang (2/3nya perempuan) hidup dalam kemiskinan yang
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) 1. Nama Matakuliah : Strategi Pemberdayaan Masyarakat 2. Kode/SKS : ISS 601/3 SKS 3. Semester : Genap 4. Status : Wajib 5. M.Kul. Prasyarat :
Lebih terperinciMETODE PARTISIPATIF DALAM PENELITIAN KOMUNITAS ELLYA SUSILOWATI
METODE PARTISIPATIF DALAM PENELITIAN KOMUNITAS ELLYA SUSILOWATI LATAR BELAKANG Evidence based practice intervensi pekerjaan sosial Menempatkan komunitas termarginalkan, powerless, sulit menyuarakan hak
Lebih terperinciTeknik Pengumpulan data
Teknik Pengumpulan data (Penelitian Kualitatif) Aun Falestien Faletehan, S.Sos.I, M.Fil.I, MHRM Page 1 Proses Penelitian Kualitatif Merumuskan masalah penelitian Memilih lokasi yang relevan dengan masalah
Lebih terperinciAksi Masyarakat dan Pemberdayaan dalam Pembangunan Sosial Strategi Pembangunan Sosial Melalui Masyarakat part 2
Aksi Masyarakat dan Pemberdayaan dalam Pembangunan Sosial Strategi Pembangunan Sosial Melalui Masyarakat part 2 Dasar-Dasar Pembangunan Sosial Getar Hati, M.Kesos Refleksi Strategi Pengembangan Masyarakat
Lebih terperinciLAMPIRAN E. Pengenalan Methodology for Participatory Assessments (MPA)
LAMPIRAN E Pengenalan Methodology for Participatory Assessments (MPA) LAMPIRAN E Pengenalan Methodology for Participatory Assessments (MPA) Membantu Masyarakat untuk Mendapatkan Kesempatan yang Lebih Besar
Lebih terperinciPENGORGANISASIAN MASYARAKAT UNTUK PERUBAHAN SOSIAL
PENGORGANISASIAN MASYARAKAT UNTUK PERUBAHAN SOSIAL Oleh : Eric Shragge, Ph.D. Penerjemah : Zulkipli Lessy, M.Ag., M.S.W. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2015 sampai 03 Maret 2016, bertempat di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai
Lebih terperinciPARTISIPASI PENGEMBANGAN ANYAMAN LOKAL OLEH KAUM PEREMPUAN DI DESA PANTOK KECAMATAN NANGA TAMAN KABUPATEN SEKADAU
PARTISIPASI PENGEMBANGAN ANYAMAN LOKAL OLEH KAUM PEREMPUAN DI DESA PANTOK KECAMATAN NANGA TAMAN KABUPATEN SEKADAU Oleh: NITA NIM. E11110012 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. dikenal dengan nama PAR atau Participatory Action Risearch. Adapun
BAB II METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian PAR a. Epistemologi Metode penelitian yang akan digunakan sebagai acuan penelitian di lapangan adalah riset aksi. Diantara nama-namanya, riset aksi sering
Lebih terperinciPENGERTIAN PENYULUHAN
PENGERTIAN PENYULUHAN Istilah penyuluhan (extension) pertama-tama digunakan pada pertengahan abad ke-19 untuk menggambarkan program pendidikan bagi orang dewasa di Negara Inggris (Cambridge University
Lebih terperinciDAFTAR REFERENSI. Abdul Majid Dano dkk. (2007), Evaluasi Kebijakan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, Bappenas.
108 DAFTAR REFERENSI DAFTAR BUKU Abdul Majid Dano dkk. (2007), Evaluasi Kebijakan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, Bappenas. Adimiharja Kusnaka dan Harry Hikmat. (2004), Participatory Research
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI 5.1 Area Beresiko Tinggi dan Permasalahan Utama Tabel 5.1 Area Beresiko Kabupaten Madiun Penilaian terhadap area beresiko untuk Kabupaten Madiun
Lebih terperinciTeknik Fasilitasi Diskusi dengan Metode PRA
8 Teknik Fasilitasi Diskusi dengan Metode PRA Teknik fasilitasi dengan menggunakan metode-metode/teknik Participatory Rural Appraisal (PRA) sama saja dengan teknik fasilitasi dengan menggunakan metodemetode
Lebih terperinciStudio Driya Media Kupang (SDM Kupang)
Studio Driya Media Kupang (SDM Kupang) Sejarah SDM Kupang merupakan sebuah lembaga non profit yang didirikan pada tahun 1995. Pada awalnya lembaga ini dikenal dengan nama SDM Nusa Tenggara (SDM Nusra).
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 MENGEVALUASI KINERJA APLIKASI K SOFT DAN MENENTUKAN PRIORITAS PENERAPAN APLIKASI SHAGA ERP DENGAN
Lebih terperinciPRA untuk Perencanaan Program
10 PRA untuk Perencanaan Program PENGERTIAN PERENCANAAN Apabila penjajakan kebutuhan (need assessment) semula berkembang sebagai wacana pengambilan keputusan publik di dalam kerangka demokrasi, maka perencanaan
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. 1 Craigh (2005)
Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam dekade ini telah mendorong pertumbuhan ketersediaan informasi yang sangat besar, dalam sisi kuantitas dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian yang berkelanjutan merupakan suatu kegiatan yang mutlak dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja, pengentasan
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan
9 BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Pengertian Participatory Action Research Berbagai kajian dalam rumpun ilmu sosiologi membenarkan bahwa modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN A.Pengantar Identitas 1. Data Pribadi a. Nama Dosen : Abid Rahman S.Ag. M.Pd.I b. Alamat kantor : Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya c. Telp : d. Alamat Rumah : e. Nama
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN
PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
Lebih terperinciPendekatan Sekolah Secara Keseluruhan dalam PPB Whole School Approach in ESD. Gunilla Elsässer WWF Sweden
Pendekatan Sekolah Secara Keseluruhan dalam PPB Whole School Approach in ESD Gunilla Elsässer WWF Sweden BUDAYA DAN ETOS SEKOLAH Pendekatan sekolah secara keseluruhan Pendekatan secara keseluruhan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan. Kabupaten lamongan ini secara umum memakai pendekatan PAR.
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian untuk Pendampingan Metode PAR (Participatory Action Research) merupakan penelitian yang melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam persoalan yang terjadi
Lebih terperinciMENUJU POLA PENGUASAAN TANAH YANG MERATA DAN ADIL
MENUJU POLA PENGUASAAN TANAH YANG MERATA DAN ADIL Sepanjang era Orde Baru praksis pembangunan kehutanan senantiasa bertolak dari pola pikir bahwa penguasaan sumberdaya hutan merupakan state property saja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. filosofi, metodologi dan prinsip kerjanya. PAR tidak memiliki sebutan
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Pendekatan Penelitian Pada pemahaman konsep PAR Participatory Action Research secara khusus menjelaskan beberapa aspek yaitu pengertian, sejarah, dasar filosofi,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Epistemologi Pendekatan penelitian yang dipakai adalah Riset Aksi. Pada dasarnya, PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak yang relevan (Stakeholder)
Lebih terperinciBrief Note. Edisi 22, Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan
Brief Note Edisi 22, 2016 Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan Riza Primahendra Pengantar Salah satu indikator utama dalam melaksanakan CSR atapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan hal yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan menulis tidak dapat terlepas dari ketiga komponen lainnya seperti keterampilan
Lebih terperinciPELATIHAN Monitoring & Evaluasi Program Secara Partisipatif April 2017
PELATIHAN Monitoring & Evaluasi Program Secara Partisipatif 26 28 April 2017 The most serious mistakes are not being made as a result of wrong answers. The truly dangerous thing is asking the wrong question
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI Dwi Avita Nurhidayah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email : danz_atta@yahoo.co.id Abstrak
Lebih terperinciMENGGAGAS Mengokohkan Jurusan dan Prodi PLS di SPs UPI Bandung
MENGGAGAS Mengokohkan Jurusan dan Prodi PLS Disampaikan Pada KULIAH UMUM MATRIKULASI 2009 di SPs UPI Bandung 1 KONSEKUENSI SOSIAL GERAKAN DAN PROSES PROFESIONALISASI Fungsi-fungsi vital bagi kehidupan
Lebih terperinciPERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG STUDI KASUS PENGEMBANGAN KAWASAN PRIMER GEDEBAGE *)
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG STUDI KASUS PENGEMBANGAN KAWASAN PRIMER GEDEBAGE *) PENULIS Ira Irawati 1, Ida Bagus Rai Artha Sastha 2 Staf Pengajar 1 Jurusan Teknik Planologi Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF
BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Metode Penelitian Pemberdayaan 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR). PAR merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI
189 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI A. Simpulan Umum Kampung Kuta yang berada di wilayah Kabupaten Ciamis, merupakan komunitas masyarakat adat yang masih teguh memegang dan menjalankan tradisi nenek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi
I. PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Pembangunan Desa adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah desa, dalam rangka memajukan desa dan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat desa. Dana pembangunan
Lebih terperinciTATA KELOLA PEMERINTAHAN, KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Hendra Wijayanto
TATA KELOLA PEMERINTAHAN, KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK Hendra Wijayanto PERTANYAAN Apa yang dimaksud government? Apa yang dimaksud governance? SEJARAH IDE GOVERNANCE Tahap 1 Transformasi government sepanjang
Lebih terperinciGBPP - SAP. Matakuliah PRB BERBASIS MASYARAKAT. Disusun oleh:
GBPP - SAP Matakuliah PRB BERBASIS MASYARAKAT Disusun oleh: Dr. Muchlisin Z.A., M.Sc Dr. Agussabti, M.Si Dr. Ir. Evi Lisna, M.Sc Dr. Edi Rudi, M.Si Drs. Mukhlis Hamid, M.A PROGRAM STUDI KEBENCANAAN PROGRAM
Lebih terperinciCentre for Disability Research and Policy
Kolaborasi Lintas Sektor Kesehatan dan Pendidikan untuk Pendidikan Inklusif bagi Siswa Berkebutuhan Khusus Membangun Visi Kebijakan dan Agenda Penelitian di Indonesia (Issue 2, 2016) Centre for Disability
Lebih terperinciMODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000
MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN
Lebih terperinciMEMBANGUN BUDAYA BELAJAR
MEMBANGUN BUDAYA BELAJAR DI KALANGAN PENELITI fmhartanto@gmail.com Bandung Meneliti Sebagai Vokasi 1 Penelitian hanya dapat diharapkan memberi hasil yang bernilai tinggi, bila penelitian itu dijalankan
Lebih terperinciMENGAPA PROYEK PERANGKAT LUNAK GAGAL ( PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PROYEK PERANGKAT LUNAK )
MENGAPA PROYEK PERANGKAT LUNAK GAGAL ( PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PROYEK PERANGKAT LUNAK ) Yasmi Afrizal Dosen Jurusan Manajemen Informatika Universitas Komputer Indonesia ABSTRAK Tingkat kegagalan
Lebih terperinciKesalahan Umum Penulisan Disertasi. (Sebuah Pengalaman Empirik)
Kesalahan Umum Penulisan Disertasi (Sebuah Pengalaman Empirik) Setelah membimbing dan menguji disertasi di sejumlah perguruan tinggi selama ini, saya memperoleh kesan dan pengalaman menarik berupa kesalahan-kesalahan
Lebih terperinciPELATIHAN PENGGUNAAN SOFWARE STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM
PELATIHAN PENGGUNAAN SOFWARE STRUCTURAL ANALYSIS PROGRAM (SAP) PADA STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 DUMAI Fitra Ramdhani 1), Ahmad Zaki 2), Husnah 3) 1-3) Program Studi S1
Lebih terperinciBAB VI REFLEKSI TEORITIK. keterkaitan antara sumber daya manusia, keuangan dan hubungan atau sistem
BAB VI REFLEKSI TEORITIK A. TEORI Teori yang digunakan yaitu Pengembangan Kelembagaan. Secara etimologi, pengembangan adalah membina dan meningkatkan kualitas hidup. Sedangkan kelembagaan lebih dipandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Di dalam sebuah proses
Lebih terperinciBAB IV PENGERTIAN KLHS
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS Materi 4 : TPL 408-2 SKS Oleh : Ken Martina Kasikoen 4.1 Pengertian KLHS BAB IV PENGERTIAN KLHS UU No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH
PENERAPAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH (PTK Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 02 Masaran Semester
Lebih terperinciSatuan Acara Pembelajaran (SAP) ARS-403 Studi Perancangan Kota
Satuan Acara Pembelajaran (SAP) ARS-403 Studi Perancangan Kota Judul Mata Kuliah : Studi Perancangan Kota Kode / SKS : ARS403 / 3 sks Penanggung Jawab : Eka Permanasari., PhD Deskripsi Singkat : Mata kuliah
Lebih terperinciKerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1
2 Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1 Program Pengembangan Masyarakat (Community Development), seharusnya disesuaikan dengan persoalan yang terjadi secara spesifik pada suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Penelitian ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR)
BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Metode Penelitian Pemberdayaan 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Participatory Action Research (PAR) yaitu sebuah istilah yang memuat
Lebih terperinciPENDIDIKAN NONFORMAL (PNF) BAGI PENGEMBANGAN SOSIAL PENDAHULUAN
Opini PENDIDIKAN NONFORMAL (PNF) BAGI PENGEMBANGAN SOSIAL Sodiq A. Kuntoro * Abstract Nonformal education activities are often implemented as practical education or training for the purpose to cope with
Lebih terperinciSOFTWARE PROCESS MODEL
Bahan Ajar Rekaya Perangkat Lunak SOFTWARE PROCESS MODEL Linear SequentialModel/ Waterfall Model Model ini adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Berikut ini
Lebih terperinciPENGEMBANGAN FRAMEWORK KAJIAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM TIM PENELITI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
PENGEMBANGAN FRAMEWORK KAJIAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM TIM PENELITI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Jakarta, Juni 6 LATAR BELAKANG Indonesia rentan terhadap bencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalahmasalah publik. Dalam
Lebih terperinci