Bab I PENDAHULUAN. 1 Craigh (2005)
|
|
- Benny Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam dekade ini telah mendorong pertumbuhan ketersediaan informasi yang sangat besar, dalam sisi kuantitas dan keragaman informasi. Namun kelompok yang dapat menikmati hal tersebut tidak banyak. Umumnya baru kelompok masyarakat yang hidup di perkotaan. Sedangkan bagi kelompok masyarakat yang tinggal di pedesaan, kemudahan mendapat informasi tersebut tidak terjadi. Institusi-institusi bisnis, yang menjadi tulang punggung penyediaan informasi tersebut, cenderung enggan masuk wilayah pedesaan. Mungkin faktor pertimbangan bahwa mereka tidak akan mendapat keuntungan ekonomi yang tinggi dengan masuk ke desa menjadi alasan sedikitnya perusahaan penyedia jasa internet yang masuk desa. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan saat ini telah menjadi trend dalam pembangunan di berbagai negara bekembang, termasuk Indonesia. Berbagai pihak, baik dari perguruan tinggi, pemerintah, maupun lembaga pembangunan internasional tertarik untuk melakukan difusi TIK di pedesaan di Indonesia. Berbagai tujuan melatar-belakangi difusi TIK untuk pedesaan tersebut. Sebagian besar dari tujuan pengembangan TIK tersebut adalah bermuara untuk mengurangi kemiskinan dan ketertinggalan serta mengatasi ketidak-adilan akses terhadap bandwith (bandwith-gap). Beberapa pendekatan berfokus pada masalah-masalah livelihood (seperti ketahanan pangan, pertanian dan sebagainya), beberapa pada pendidikan dan kesehatan, beberapa pada ekperimetasi teknologi informasi dan komunikasi itu sendiri dan lain-lain 1. Namun tidak jarang berbagai projek difusi inovasi tekonologi informasi dan komunikasi yang dilakukan di Indonesia tersebut, mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut dapat berupa tidak diadopsinya projek oleh masyarakat atau tidak adanya keberlanjutan pemanfaatan teknologi, setelah projek meninggalkan desa. Penerapan teknologi informasi 1 Craigh (2005) 1
2 dan komunikasi bagi masyarakat pedesaan memiliki kompleksitas yang lebih tinggi dibanding penerapan teknologi informasi dan komunikasi pada masyarakat urban. Tawaran kegunaan dan kemudahan dari teknologi informasi dan komunikasi seringkali kurang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem sosial dan sistem ekonomi desa. Misalnya kemudahan kalkulasi yang disediakan oleh komputer, belum tentu merupakan kebutuhan penting bagi masyarakat desa. Pendekatan yang mengasumsikan teknologi akan berjalan dengan sendirinya begitu teknologi diletakkan di masyarakat, yang kadang-kadang berhasil di masyarakat urban, belum tentu dapat diterapkan dalam sistem sosial yang ada di desa. Pola interaksi antara teknologi dengan sistem sosial yang berlaku di pedesaan seringkali tidak dipahami oleh para pembawa inovasi teknologi informasi dan komunikasi ke desa, sehingga mereka menemui berbagai hambatan ketika hendak menerapkan inovasi tersebut di desa. Walaupun teknologi informasi dan komunikasi tersebut telah berhasil dipasang di desa, namun seringkali apa yang berlangsung kemudian berbeda dengan tujuan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Teknologi yang telah terpasang tersebut diabaikan oleh masyarakat karena tidak seseuai dengan sistem sosial yang berlaku. Kegagalan yang terjadi belum tentu karena aspek teknis dari teknologi tersebut. Menurut Rogers (2003) kegagalan penerapan teknologi dapat terjadi karena inovasi (teknologi) tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat, pembawa inovasi gagal menggunakan saluran komunikasi yang tepat, tidak memperhitungkan waktu implementasi yang tepat atau tidak memahami sistem sosial yang berlaku. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk pedesaan yang dilakukan, baik oleh pemerintah, perguruan tinggi, agen-agen pmbangunan, non-governmental organization (NGO) dan lembaga-lembaga lain, seringkali tidak lepas dari persoalanpersoalan tersebut. Pola difusi teknologi informasi dan komunikasi yang dikembangkan seringkali hanya melihat pada satu aspek saja, aspek teknis saja atau aspek sosial saja. Keterkaitan antara aspek sosial dan aspek teknis dari sistem difusi TIK tersebut, sering kurang menjadi perhatian dari pihak-pihak yang mengembangkan difusi teknologi informasi dan komunikasi untuk pedesaan. 2
3 Dua projek yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu projek penerapan teknologi informasi dan komunikasi untuk pedesaan yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ITB (PPTIK-ITB) di Subang, Jawa Barat dan projek sejenis yang dilakukan oleh Persyarikatan Sekolah Rakyat di Kendal, Jawa Tengah, juga mengalami persoalan-persoalan difusi inovasi seperti yang disebutkan di atas. Projek yang pertama mengalami persoalan dalam memperoleh dukungan masyarakat, sehingga proses adopsi yang terjadi lambat. Sedangkan projek kedua mengalami persoalan dalam sustainabilitas. Namun kedua projek tersebut juga mampu melakukan modifikasi, sehingga pendekatan baru muncul di kedua projek tersebut. I.2 Pokok Permasalahan Penerapan suatu teknologi di suatu sistem masyarakat adalah suatu aktivitas yang bersifat dinamis, berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil dari interaksi antara beragam aktor para pembuat kebijakan, para saintis dan insinyur, kelompok aktivis, para pelaku pasar, dan unsur-unsur sosial lain di masyarakat (Fisher, 2006). Implikasi dari formulasi permasalahan ini adalah bahwa kajian atas tata-kelola teknologi harus menjawab pertanyaan-pertanyaan empiris berikut: bagaimana menjamin bahwa semua aktor sosial dapat terlibat dalam diskusidiskusi tentang pilihan-pilihan teknologis, dan juga ketika suatu keputusan akan diambil; khususnya bagaimana para non-spesialis, dan mereka yang tidak memiliki akses ke sumber-sumber strategis dapat cukup didengar pandanganpandangan mereka; bagaimana pilihan-pilihan teknologis tetap tersedia di sepanjang waktu, dan bagaimana peluang-peluang tetap terbuka untuk membawa pilihan-pilihan tersebut ke dalam perdebatan politik (Yuliar, 2007). Terkait dengan pemikiran tersebut, pertanyaan yang dapat dikenakan pada suatu penerapan teknologi informasi dan komunikasi adalah bagaimana aspek demokrasi dapat diterapkan dalam proses konsepsi dan adopsi teknologi tersebut. Dalam hal ini, relevan untuk mengidentifikasi siapa kelompok-kelompok masyarakat yang akan terkena akibat 3
4 dari penerapan teknologi tersebut, serta bagaimana pelibatan kelompok-kelompok tersebut dalam pola pengambilan keputusan mengenai pemilihan teknologi. Dalam tataran yang lebih praktis, riset ini mencoba untuk memahami kegagalan dari penerapan TIK dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana ruang-ruang negosiasi yang dibuka atau disediakan oleh suatu kegiatan untuk memasukan teknologi ke dalam suatu masyarakat adalah. bagaimana konfigurasi sosio teknis yang terbentuk dari terbuka atau tidak terbukanya ruang negosiasi tersebut. I.3 Tujuan Memahami pola adopsi teknologi yang terjadi dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan yang dilakukan oleh perguruan tinggi dan inisiatif keswadayaan masyarakat. Dalam pemahaman pola adopsi ini, peneliti hendak memahami bagaimana diterapkan aspek demokrasi, yang berwujud adanya ruang-ruang negosiasi yang melibatkan pelaku-pelaku yang relevan, termasuk kelompok-kelompok yang mungkin dirugikan. Peneliti hendak melihat apakah aspek demokrasi tersebut masuk sebagai pertimbangan dalam desain atau strategi dari pengembangan adopsi teknologi informasi dan komunikasi untuk pedesaan. Tujuan Praktis 1. Menyediakan lesson learned mengenai proyek difusi teknologi informasi dan komunikasi untuk pedesaan yang dapat diterima dan mampu mendukung kebutuhan pembangunan masyarakat desa. 2. Menyediakan hasil ekstraksi atas pengalaman terhadap proyek-proyek difusi teknologi informasi dan komunikasi bagi pedesaan yang dikembangkan oleh perguruan tinggi, lembaga pembangunan internasional dan NGO. 3. Menyediakan hasil kajian praktis untuk menjadi salah satu referensi bagi pihakpihak yang hendak mengembangkan difusi teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan. 4
5 I.4 Manfaat 1. Difusi teknologi informasi dan komunikasi bagi masyarakat desa telah banyak menjadi perhatian dari perguruan tinggi, lembaga pembangunan internasional, NGO dan aktor-aktor lain, tetapi model difusi TIK untuk pedesaan yang memperhatikan aspek tekno-sosial belum banyak mendapat perhatian. Keberadaan lesson learned atas difusi teknologi yang akan dibangun dalam riset ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengisi kekosongan tersebut. 2. Beberapa lembaga penelitian dan pengembangan di perguruan tinggi yang berminat untuk mengembangkan difusi teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan tidak seluruhnya merupakan lembaga yang memiliki latar belakang kuat dalam riset sosial. Sementara NGO dan lembaga pembangunan internasional seringkali juga bukan lembaga yang memiliki background kuat dalam teknologi informasi dan komunikasi. Karena itu berbagai kendala sosio-teknis sering menghadang proses difusi TIK tersebut dan kurang dapat diperhitungkan dan diantisipasi. Karena itu pula, keberadaan lesson learned untuk difusi TIK di pedesaan diperlukan. 3. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk pedesaan merupakan salah satu prioritas kebijakan pemerintah Indonesia. Hal tersebut tertuang dalam beberapa dokumen kebijakan negara. Namun lesson learned mengenai penerapan teknologi informasi dan komunikasi tersebut belum banyak tersedia, sehingga implementasai kebijakan dalam peraturan-peraturan yang lebih praktis mungkin akan mengalami hambatan. I.5 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana para pelaku menerjemahkan isu sosial dan isu teknis ke dalam proses konsepi dan adopsi teknologi informasi dan komunikasi yang diterapkan pada masyarakat pedesaan? 2. Bagaimana aspek demokrasi dikembangkan kedalam strategi adopsi teknologi oleh para pelaku projek pengembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut? 5
6 3. Bagaimana pola interaksi antara inovasi teknologi informasi dan komunikasi tersebut yang dibawa oleh projek dengan sistem sosial yang berlaku di desa? I.6 Metodologi Data yang akan digunakan untuk penelitian ini akan dihasilkan dari pengamatan peneliti terhadap dua projek penerapan teknologi informasi dan komunikasi untuk pedesaan yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi ITB (PPTIK- ITB) di Subang, Jawa Barat dan Persyarikatan Sekolah Rakyat di Kendal, Jawa Tengah. Proyek dari PPTIK ITB yang diteliti adalah proyek Digital Learning: Pengembangan Teknologi Pencarian dan Konten Digital untuk Masyarakat Pedesaan. Sedangkan proyek dari Persyarikatan Sekolah Rakyat yang diteliti adalah proyek pengembangan radio komunitas di desa. Data yang hendak dicari dalam penelitian ini meliputi: Konteks sosial desa (demografi, situasi sosial desa, aktifitas desa, pola penggunaan informasi) Aktor-aktor dan artifak-artifak (pihak projek, pihak desa, dan pihak lain yang mempengaruhi) Proses-proses dan event-event yang terjadi dalam pelaksanaan proyek. Komentar-komentar atas proyek dari pelaku-pelaku relevan di desa, dalam hal ini dimasukan juga komentar dari pihak-pihak yang mungkin tidak terjangkau atau dirugikan oleh proyek ini (seperti keluarga miskin). Untuk menghasilkan data ini, peneliti menggunakan metode penelitian aksi (action research). Dalam metode penelitian aksi ini, peneliti menjadi pengamat yang terlibat dalam tindakan objek yang ditelitinya 2. Peneliti sendiri menjadi bagian dari dua proyek yang diteliti ini. Peneliti akan melakukan refleksi dan eksplorasi atas pengalaman yang diperoleh selama mengikuti kedua projek tersebut. Peneliti juga melakuan wawancara mendalam, FGD dan studi dokumen dalam upaya menghasilkan data tersebut. 2 Penelitian dengan pendekatan keterlibatan peneliti dengan obyek yang ditelitinya merupakan pendekatan yang menjadi tradisi dalam riset aksi atau riset partisipatoris, misalnya dalam Participatory Rural Appraisal (PRA), lihat (Tachi, 2003). 6
7 Analisis data ini akan dilakukan dengan menggunakan model kosepsi adopsi teknologi (Yuliar, 2007). Dalam hal ini akan diamati bagaimana konfigurasi sosio teknis yang terbentuk dari relasi data aktor-aktor dan artifak-artifak teknis yang diperoleh. Kemudian akan dilakukan pemaknaan atas apa saja yang terjadi dalam konfigurasi sosio teknis tersebut. Dalam hal ini akan dilihat bagaimana ruang-ruang negosiasi tersedia di dalam relasi antar aktor-aktor dan artifak teknis tersebut, serta bagaimana pengaruhnya di dalam pembentukan konfigurasi sosio teknis yang baru. Analisis ini akan juga menggunakan teori difusi inovasi (Rogers, 2003) untuk melihat bagaimana pemaknaan atas inovasi, saluran komunikasi dan sistem sosial. I.7 Sistematika Pembahasan Penulisan tesis ini dibagi menjadi lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang memberikan gambaran mengenai latar-belakang dan desain penelitian mengenai pola difusi inovasi dalam pengembangan teknologi informasi di pedesaan. Bab II membahas model konsepsi adopsi teknologi dan teori difusi inovasi yang akan digunakan dalam penelitian ini, serta melihat beberapa pengalaman penerapan teknologi informasi dan komunikasi di tempat lain. Bab III berisi gambaran umum profil lembaga pelaksana projek yang akan diteliti dan profil daerah penelitian. Bab IV membahas mengenai pelaksanaan proses konsepsi adopsi dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh kedua lembaga tersebut. Dalam bab ini diuraikan mengenai relasi yang terjadi antara aktor-aktor dan artifak-artifak teknis, serta pemaknaan dari konfigurasi sosioteknis yang terbentuk. Bab terakhir berisi kesimpulan dan saran, Bab V ini sekaligus menjadi refleksi bagi keseluruhan penelitian yang penulis lakukan. 7
BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN SARAN V.1 Kesimpulan Proses konsepsi adopsi teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan adalah proses yang melibatkan interaksi antara aktor-aktor dan artifak-artifak
Lebih terperinciBAB IV KONSEPSI DAN ADOPSI TEKNOLOGI
BAB IV KONSEPSI DAN ADOPSI TEKNOLOGI Bab ini akan menyajikan desrkipsi dari beberapa proyek difusi TIK di pedesaan serta konteks dari penerapan TIK tersebut. Proyek-proyek difusi TIK yang akan dibahas
Lebih terperinciPERENCANAAN PARTISIPATIF. Oleh : Bella Ardhy Wijaya Masry ( )
PERENCANAAN PARTISIPATIF Oleh : Bella Ardhy Wijaya Masry (2013280004) Pengertian Perencanaan Adapun definisi perencanaan menurut para ahli antara lain sebagai berikut : Perencanaan adalah suatu proses
Lebih terperinciPOLA ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI DESA: Suatu Tinjauan Melalui Konfigurasi Sosio Teknis TESIS
POLA ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI DESA: Suatu Tinjauan Melalui Konfigurasi Sosio Teknis TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi
Lebih terperinciJUDUL HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI iii PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iv HALAMAN PERSEMBAHAN v HALAMAN PENGHARGAAN vi KATA PENGANTAR vii ABSTRAK ix DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Kebangkitan dan keruntuhan suatu bangsa tergantung pada sikap dan tindakan mereka sendiri. Penulis melakukan penelitian studi komparatif sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan
BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan Metode yang dipakai untuk pendampingan ini adalah metodologi Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor
BAB 5 KESIMPULAN Sebagaimana dirumuskan pada Bab 1, tesis ini bertugas untuk memberikan jawaban atas dua pertanyaan pokok. Pertanyaan pertama mengenai kemungkinan adanya variasi karakter kapasitas politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pemerintahan yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, akuntabilitas dan transparansi kinerja
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pengertian Participatory Action Research Berbagai kajian dalam rumpun ilmu sosiologi membenarkan bahwa modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan
Lebih terperinciTHE IMPLEMENTATION PROCESS
CHAPTER ANALYSIS THE IMPLEMENTATION PROCESS Diterjemahkan dari Buku: Investigating Implementation Strategis for www-based Learning Environments Penulis: Omari R. Oliver & Herrington Penerbit: International
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia
Lebih terperinciPAR. Dr. Tantan Hermansah
PAR Dr. Tantan Hermansah PENGANTAR DISKUSI 1. Seorang pekerja masyarakat (community worker) pemula datang ke sebuah desa untuk melakukan identifikasi awal masalahmasalah di masyarakat. 2. Berdasarkan data
Lebih terperinciLINGKUNGAN PEMASARAN PERTEMUAN IV MANAJEMEN PEMASARAN MUHAMMAD WADUD
LINGKUNGAN PEMASARAN PERTEMUAN IV MANAJEMEN PEMASARAN MUHAMMAD WADUD KAJIAN KONSEP LINGKUNGAN PEMASARAN LINGKUNGAN PEMASARAN TERDIRI DARI SEMUA PELAKU DAN KEKUATAN YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN PERUSAHAAN
Lebih terperinciPerbandingan PRA dengan RRA dan PAR
Perbandingan PRA dengan RRA dan PAR PRA SEBAGAI METAMORFOSIS DARI RRA 1 Participatory Rural Appraisal (PRA) seringkali dilekatkan dengan nama Robert Chambers, sehingga rasanya perlu dimunculkan pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan di radio komunitas. Karakteristik radio komunitas yang didirikan oleh komunitas, untuk komunitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Desentralisasi telah menjadi sebuah kebijakan yang dianggap ideal dan strategis yang dipercaya dapat membuat perubahan dalam pembangunan menuju kesuksesan di beberapa negara
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kebangkitan gerakan perempuan yang mewujud dalam bentuk jaringan. Meski
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kehadiran gerakan perempuan yang ada di Yogyakarta telah dimulai sejak rejim orde baru berkuasa. Dalam tesis ini didapatkan temuan bahwa perjalanan gerakan perempuan bukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga mencuat dalam pertemuan umum pemimpin APEC di Sydney dan. Berbagai fakta mudah sekali ditemukan bahwa pemanasan global telah
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanasan global (global warming) adalah isu yang akan terus menghangat dalam beberapa dekade kedepan. Terakhir, isu pemanasan global juga mencuat dalam pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua masalah pokok, yakni 1) bagaimana mengadaptasikan dengan benar kurikulum dan metode pendidikan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kajian pengetahuan/persepsi masyarakat, berisi mengenai pandangan
Lebih terperinciBAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN
BAB III METODE RISET DAN PENDAMPINGAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN UNTUK PENDAMPINGAN Dalam melakukan penelitian ini, peneliti ini menggunakan metode riset aksi. Bahwa peneliti ikut terlibat aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi jaringan internet telah mengubah paradigma dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi jaringan internet telah mengubah paradigma dalam mendapatkan informasi dan berkomunikasi, yang tidak lagi dibatasi oleh dimensi ruang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pedesaan sebagai bagian dari pembangunan nasional memfokuskan diri pada masalah kemiskinan di pedesaan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar yang dideklarasikan dalam WSIS untuk mewujudkan masyarakat informasi antara lain diperlukannya peran pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat internasional mengusung isu mengenai adanya kesenjangan informasi (informasi gap) dan kesenjangan dijital (digital divide) di dalam sebuah forum yang disebut
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian ini pada akhirnya menunjukan bahwa pencapaian-pencapaian
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini pada akhirnya menunjukan bahwa pencapaian-pencapaian Bandung Berkebun di usia pergerakannya yang masih relatif singkat tidak terlepas dari kemampuannya dalam
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Sensus Penduduk dan BPS
Bab I. Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.1.1 Sensus Penduduk dan BPS Sesuai dengan rekomendasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setiap negara diharapkan dapat melaksanakan sensus penduduk paling sedikit
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action research. PAR
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih pendekatan PAR. Dimana PAR sendiri memiliki kepanjangan participatory action
Lebih terperinciBrief Note. Edisi 19, Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan
Brief Note Edisi 19, 2016 Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan Pengantar Riza Primahendra Dalam perspektif pembangunan, semua
Lebih terperinciBrief Note. Edisi 22, Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan
Brief Note Edisi 22, 2016 Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan Social Marketing Sebagai Strategi Pemberdayaan Riza Primahendra Pengantar Salah satu indikator utama dalam melaksanakan CSR atapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dukungan kesehatan prima dapat menciptakan suatu inovasi dan terobosan baru. menciptakan perubahan dari kondisinya sekarang ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Hubungan antara pembangunan kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Strategi Strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah
Lebih terperinciRENCANA INDUK PENELITIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN
RENCANA INDUK PENELITIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2016-2020 Tim Penyusun Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Diponegoro Rencana Induk Penelitian Memberikan arah prioritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya alam maupun sumber daya manusia yang rendah. timbulnya perkumpulan dan perhimpunan sukarela (voluntary association).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PLAN Internasional adalah salah satu lembaga swadaya masyarakat yang berpusat pada anak, tetapi salah satu dari misi Plan ini ada yang mencoba untuk turut juga memperhatikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan
16 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Urusan rumah tangga sendiri ialah urusan yang lahir atas dasar prakarsa
Lebih terperinciLearning Day. TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi) Hadir Dalam Mengatasi Masalah Komunitas. Edisi 22 Maret 2013
Edisi 22 Maret 2013 TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi) Hadir Dalam Mengatasi Masalah Komunitas Learning Day Narasumber : Roem Topatimasang Ari Dwipayana Akhmad Nasir Ade Tanesia Combine Resource Institution
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era perkembangan ekonomi seperti saat ini, saat gelombang ekonomi mengakibatkan krisis di berbagai area kehidupan, masyarakat membutuhkan adanya sumber modal
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Beberapa hal yang mendasari perlunya pembaruan kebijakan pembangunan air minum dan penyehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. filosofi, metodologi dan prinsip kerjanya. PAR tidak memiliki sebutan
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Pendekatan Penelitian Pada pemahaman konsep PAR Participatory Action Research secara khusus menjelaskan beberapa aspek yaitu pengertian, sejarah, dasar filosofi,
Lebih terperinciNARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan
Lebih terperinciGood Governance. Etika Bisnis
Good Governance Etika Bisnis Good Governance Good Governance Memiliki pengertian pengaturan yang baik, hal ini sebenarnya sangat erat kaitannya dengan pelaksanaaan etika yang baik dari perusahaan Konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi sudah sangat dirasakan perlu, termasuk untuk menggunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan perguruan tinggi sudah sangat dirasakan perlu, termasuk untuk menggunakan prinsip-prinsip manajemen
Lebih terperinciaturan agar penggunaan internet senantiasa berjalan baik dan selaras meskipun dengan keterbatasan sumber daya yang ada.
Bab I Pendahuluan Penggunaan internet dalam dunia pendidikan dapat dikatakan sebagai hal yang penting. Melalui internet dapat ditelusuri berbagai kebutuhan dari hal-hal kecil hingga urusan politik. Saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan hidupnya tanpa adanya pangan. Karena itu, usaha
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya tanpa adanya pangan. Karena itu, usaha pemenuhan kebutuhan pangan merupakan
Lebih terperinciPROGRAM DIPLOMA SATU, DIPLOMA DUA, DAN DIPLOMA TIGA DIPLOMA SATU DIPLOMA DUA DIPLOMA TIGA
- 59 - SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INIDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI A. RUMUSAN SIKAP Setiap lulusan program
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN
RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR
BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN A. Pendekatan Penelitian dan Pemberdayaan Dalam penelitian skripsi menggunakan pendeketan PAR. Dimana definisi PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan sebenarnya sudah diterapkan sejak ratusan tahun lampau (Hansen, 1999). Dahulu orang-orang yang memiliki keahlian dalam suatu bidang
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH. Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.
BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. PENGERTIAN PARTICIPATORY ACTION RESEARCH Dalam proses pendampingan kali ini, peneliti menggunakan metode Participatory Action Research (PAR). Dalam buku Jalan Lain, Dr.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian yang berkelanjutan merupakan suatu kegiatan yang mutlak dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja, pengentasan
Lebih terperinciPERENCANAAN PARTISIPATIF
PERENCANAAN PARTISIPATIF Pengertian Perencanaan Pengertian perencanaan memiliki banyak makna sesuai dengan pandangan masing-masing ahli dan belum terdapat batasan yang dapat diterima secara umum. Pengertian
Lebih terperincipenelitian 2010
Universitas Udayana, Bali, 3 Juni 2010 Seminar Nasional Metodologi Riset dalam Arsitektur" Menuju Pendidikan Arsitektur Indonesia Berbasis Riset DESAIN PERMUKIMAN PASCA-BENCANA DAN METODA PARTISIPASI:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT XYZ (XYZ) merupakan suatu usaha bisnis yang bergerak dalam bidang business center/service office. Sebagai salah satu organisasi paling unggul dalam bidangnya di
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran
BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penerbit surat kabar dihadapkan pada pasar yang semakin kompetitif. Kompetisi ini dipicu oleh pola perilaku pembaca media yang mulai berubah seiring dengan meningkatnya
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, Drs., M.Pd. Hakekat pembelajaran sebenarnya menunjuk pada fungsi pendidikan sebagai wahana untuk menjadikan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH
BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Faktor yang mempengaruhi keberhasilan inisiasi pelembagaan partisipasi perempuan dalam perencanaan dan penganggaran daerah adalah pertama munculnya kesadaran
Lebih terperinciBAB 9 PENUTUP. pengelolaan pajak parkir Banguntapan terdapat 3 kelompok kepentingan. Pertama,
BAB 9 PENUTUP 9.1 Kesimpulan Penelitian Dari hasil temuan penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa dalam pengelolaan pajak parkir Banguntapan terdapat 3 kelompok kepentingan. Pertama, institusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya, visi pendidikan matematika mulai dari pendidikan dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, visi pendidikan matematika mulai dari pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi, memiliki dua arah pengembangan yaitu untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciPERAN ORGANISASI BRAJA JATI DALAM PENGEMBANGAN DEMOKRASI DAN DEMOKRASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PERAN ORGANISASI BRAJA JATI DALAM PENGEMBANGAN DEMOKRASI DAN DEMOKRASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus Pada Organisasi Braja JAti di Desa Miricinde Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Penciptaan inovasi pertanian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) Pertanian serta aplikasinya terus dilakukan melalui berbagai program penelitian
Lebih terperinciID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2
ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi
Lebih terperinciANALISIS MODEL DAN MEDIA KOMUNIKASI PEMBANGUNAN 1 Kamaruddin Hasan 2
ANALISIS MODEL DAN MEDIA KOMUNIKASI PEMBANGUNAN 1 Kamaruddin Hasan 2 Poin-poin penting yang disampaikan dalam panel forum dengan Optimalisasi Komunikasi Pembangunan Partisipatif menuju Aceh yang lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1998 telah meningkatkan angka kemiskinan di Indonesia, dari 25,9 juta (17,7%) pada tahun 1993 menjadi 129,6 juta atau 66,3% dari
Lebih terperinciKomunikasi: Tiktik Dewi Sartika Rina Widiyaningsih
PERANAN IPTEK DALAM MENJAWAB PEMANASAN GLOBAL Dewan Riset Nasional Sekretariat Gedung I BPP Teknologi Lantai 2 Jl. M.H. Thamrin No. 8, Jakarta 10340 Penyusun: Sonny Yuliar Penyunting : Tusy A. Adibroto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otomomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan dua hal yang amat penting, pertama adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya lokal dan proses produksi sederhana yang produknya dijual secara lokal telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) adalah salah satu penopang perekonomian Indonesia. Hal ini terbukti ketika Indonesia mampu menghadapi krisis ekonomi tahun 1997/1998.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pengentasan kemiskinan pada masa sekarang lebih berorientasi kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak program pengentasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awinda, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains terus berkembang dengan dinamis, setiap orang berusaha mengembangkan sains untuk menguasai informasi yang pada akhirnya ditujukan untuk menguasai dunia. Salah
Lebih terperinciPendamping (aktivis LSM) Kelompok sasaran (anggota masyarakat) Tujuan
Peran pekerja pengembangan masyarakat adalah membantu masyarakat dalam mengidentifikasi isu, masalah, dan kebutuhan sebagaimana apa yang dilihat sendiri menurut referensi ilmiah serta memfaslitasi munculnya
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pemerintah Kota Bandung, dalam hal ini Walikota Ridwan Kamil serta Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, telah menunjukkan pentingnya inovasi dalam dalam program
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN. Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR
BAB II METODOLOGI PENDAMPINGAN A. Pengertian PAR Menurut Yoland Wadworth sebagaimana di kutip Agus Afandi, PAR adalah istilah istilah yang memuat seperangkat asumsi yang mendasari paradigma baru ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR Latar Belakang. Jika melihat mozaik perjalanan bangsa Indonesia, pemuda Indonesia
BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Jika melihat mozaik perjalanan bangsa Indonesia, pemuda Indonesia senantiasa menjadi pelopor dan pemimpin bangsa dalam berbagai perjuangan. Sejarah telah menunjukkan
Lebih terperinciBAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
BAB 9 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 9.1. Kesimpulan Pada bagian ini akan diuraikan beberapa butir kesimpulan berdasarkan temuan dan analisis data (yang tercermin dalam uraian tentang implikasi teoritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan signifikan. Cara baru tersebut dikenal sebagai pemasaran digital
1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang semakin pesat berkembang mendorong bagi pelaku pasar untuk dapat menyasar konsumen menggunakan teknologi yang telah berkembang. Hal ini
Lebih terperinciDinno Mulyono, M.Pd. MM. Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi 2017
Dinno Mulyono, M.Pd. MM. Program Studi Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi 2017 HAKIKAT PEMBANGUNAN https://4.bp.blogspot.com/-jnxipd2kacs/vunliexw58i/aaaaaaaaaes/byidpf0s1skn2up1fntpvpysah4ygbxvg/s1600/hakikat-pembangunan-nasional-indonesia.jpg
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya pemerintahan orde baru telah mengubah dasar-dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berakhirnya pemerintahan orde baru telah mengubah dasar-dasar penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Salah satunya adalah terjadinya perubahan sistem pemerintahan
Lebih terperinciMENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT
BRIEF NOTE AMERTA Social Consulting & Resourcing Jl. Pulo Asem Utara Raya A20 Rawamangun, Jakarta 132 13220 Email: amerta.association@gmail.com Fax: 62-21-4719005 MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT
Lebih terperinciPENDAHULAN. Pembangunan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengadakan perubahan yang
PENDAHULAN A. Latar Belakang Pembangunan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengadakan perubahan yang berkesinambungan ke arah kemajuan yang lebih baik. Dengan pelaksanaan pembangunan yang dikerjakan, perlu
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
350 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN VII.1. Kesimpulan Dalam bab ini digambarkan kesimpulan tentang temuan penelitian, hasil analisis penelitian, dan fenomena yang relevan untuk diungkap sebagai bagian penting
Lebih terperinci8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI
8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI Pengembangan agroindustri terintegrasi, seperti dikemukakan oleh Djamhari (2004) yakni ada keterkaitan usaha antara sektor hulu dan hilir secara sinergis dan produktif
Lebih terperinciExecutive Summary. PKAI Kajian Model Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Pelayanan Dasar di Beberapa Negara Asia Pasifik
Executive Summary P Pelayanan publik merupakan salah satu peran mulia yang sudah sejatinya diperankan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Namun, peran tersebut, dalam prakteknya,
Lebih terperinciTata Kelola Teknologi Informasi
MODUL PERKULIAHAN Modul ke: 01Fakultas FASILKOM Tata Kelola Teknologi Informasi KONSEPTUALISASI TATA KELOLA TI Agus Hamdi.S.Kom,MMSI Program Studi Teknik Informatika KONSEPTUALISASI TATA KELOLA TI NILAI
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto
MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu
Lebih terperinciOleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact
Oleh : Arief Setyadi Persyaratan Gender dalam Program Compact Perempuan Bekerja Menyiangi Sawah (Foto: Aji) Program Compact memiliki 5 persyaratan pokok, yakni: 1. Analisis ERR di atas 10%, 2. Analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri adalah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN DEMOKRATISASI DESA. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
MENGEMBANGKAN DEMOKRATISASI DESA Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Potret Desa URBANISASI 14.107 Desa Sangat Tertinggal (18.87%) 33.948 Desa Tertinggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengarusutamaan Penanggulangan Bencana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pengarusutamaan Penanggulangan Bencana Dengan adanya kesepakatan internasional untuk mengurangi risiko bencana (disaster risk reduction), maka sejak beberapa
Lebih terperinciBrief Note. Edisi 24, Krisis Sosial: Sebuah Pengantar
Brief Note Edisi 24, 2016 Krisis Sosial: Sebuah Pengantar Krisis Sosial: Sebuah Pengantar Riza Primahendra Salah satu tujuan dari dilaksanakannya CSR adalah menghindari krisis sosial yang berdampak pada
Lebih terperinciInternational IDEA, Strömsborg, Stockholm, Sweden Phone , Fax: Web:
Extracted from Democratic Accountability in Service Delivery: A practical guide to identify improvements through assessment (Bahasa Indonesia) International Institute for Democracy and Electoral Assistance
Lebih terperinciPENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian
PENDEKATAN LAPANG Strategi Penelitian Penelitian tentang karakteristik organisasi petani dalam tesis ini sebelumnya telah didahului oleh penelitian untuk menentukan klasifikasi organisasi petani yang ada
Lebih terperinciStrategic Management of IS/IT. Aspek Manajemen IS / IT 11/23/2011. O rganization and R esources Chapter 8. Context of This Session
Context of This Session External Business Environment Internal Business Environment Internal IS/IT environment Strategic Management of IS/IT O rganization and R esources Chapter 8 We are here Strategic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. dalam menjalankan komunikasi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terdapat banyak media yang digunakan oleh organisasi non pemerintah dalam menjalankan komunikasi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satunya adalah video.
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Strategi dan Tiga Agenda Utama Strategi pembangunan daerah disusun dengan memperhatikan dua hal yakni permasalahan nyata yang dihadapi oleh Kota Samarinda dan visi
Lebih terperinciTERMINOLOGI PARTISIPATIF
TERMINOLOGI PARTISIPATIF METODE PENGEMBANGAN PARTISIPATIF Agustina Bidarti & Yunita Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya APA ITU PARTISIPASI? Partisipasi sering dikaitkan dengan kegiatan pembangunan
Lebih terperinciBAB 4 MELAKSANAKAN RISET PEMASARAN DAN MERAMALKAN PERMINTAAN. Philip Kotler Kevin Lane Keller
BAB 4 MELAKSANAKAN RISET PEMASARAN DAN MERAMALKAN PERMINTAAN Philip Kotler Kevin Lane Keller Sistem Riset Pemasaran Riset pemasaran (marketing research) adalah perencanaan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Era ekonomi sekarang ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan baru bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi pasar dari perusahaan akan meluas, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dan tingkat pendapatan rendah, tetapi juga banyak hal lain seperti tingkat kesehatan,
Lebih terperinci