PERFORMANS PRODUKSI DAN REPRODUKSI SAPI MADURA

Transkripsi

1 PERFORMANS PRODUKSI DAN REPRODUKSI SAPI MADURA (Productive ad Reproductive Performaces of Madura Cattle) KARNAEN da JOHAR ARIFIN Fakultas Peteraka Uiversitas Padjadjara ABSTRACT A research o Madura Cattle productivity was coducted at Bagkala District. Madura cattle, owed by farmers at Bagkala Regecy, was observed durig wet ad dry seasos. A survey ad mothly observatio were coducted for this study. The survey was coducted at 10 districts which were chose radomly usig stratified radom samplig method, at Bagkala Regecy. The observatio of the cattles was held at Geger ad Socah Sub districts, which bega from birth up to oe year old. The Madura cattle sample were 301 heads. The variable observed were: 1). reproductio traits, amely estrous cycle, puberty age, heat legth, service per coceptio ad gestatio period; 2). productio traits, amely birth weight, weaig weight, ad body sizes. Based o the study, it is cocluded that some reproductio traits ad productio traits, i dry seaso were sigificatly differet from those i wet seaso (P < 0,05). Key Words: Madura Cattle, Productivity, Reproductive Performace ABSTRAK Peelitia tetag kajia produktivitas sapi Madura telah dilaksaaka di kabupate Bagkala Madura. Obyek atau materi peelitia adalah terak sapi Madura milik masyarakat petai peterak yag berlokasi di Kabupate Bagkala. Adapu peelitia tersebut dilakuka pada musim kemarau da musim huja. Metode peelitia yag diguaka adalah survei da pegamata tersediri dikotrol secara berkala setiap bula sekali. Pelaksaaa survei dilakuka di sepuluh kecamata secara acak dari 18 kecamata di Kabupate Bagkala dega tekik pegambila sampel berdasarka tekik pearika sampel secara acak berlapis. Pegamata tersediri dilakuka di Kecamata Geger da Kecamata Socah dega megamati sapi sejak lahir sampai umur 12 bula dega megadaka peimbaga berat badaya. Bayakya sampel sapi Madura seluruhya berjumlah 301 ekor. Variabel yag diamati meliputi: 1). Sifat-sifat reproduksi atara lai umur pubertas, siklus birahi, lama birahi, jumlah kawi per kebutiga da lama butig; 2). Sifat-sifat produksi atara lai berat lahir, berat sapih, da ukura-ukura tubuh. Berdasarka hasil peelitia dapat ditarik kesimpula sebagai berikut: Beberapa sifat reproduksi maupu sifat produksi pada musim kemarau berbeda yata dibadigka dega sifat reproduksi da sifat produksi pada musim huja (P < 0,05). Kata Kuci: Sapi Madura, Produktivitas, Performace Reproduksi PENDAHULUAN Produktivitas sapi potog meujukka hasil yata dari pegaruh-pegaruh geotipe da ligkuga terhadap kompoe-kompoe produktivitas. Hasil yata ii dalam betuk pertumbuha sebelum da sesudah disapih mempuyai arti sagat petig dalam idustri terak sapi, karea kedua hal tersebut erat hubugaya dega kemampua utuk meghasilka pertumbuha yag efisie pada aakya. Tigkat produktivitas terak secara umum telah diketahui yaitu ditetuka oleh faktor kemampua geetik, faktor ligkuga serta iteraksi atar kedua faktor tersebut. Meurut HARDJOSUBROTO (1994) bahwa secara matematis gabuga faktor geetik da ligkuga yag mempegaruhi performas dari seekor terak dapat ditetuka sebagai berikut: P = G + E P = Performas; G = geetik; E = ligkuga 143

2 Salah satu faktor ligkuga adalah iklim (KOMARUDIN et al., 1991). Iklim meliputi temperatur, kelembaba, curah huja, musim (musim huja da kemarau) dapat berpegaruh terhadap produktivitas. DARMADJA (1980) meyataka di dalam bidag peteraka produktivitas terak merupaka potesi yag dapat dimaifestasika dalam ragka meigkatka ilai mafaatya da tercakup dalam dua aspek yaitu aspek reproduksi da aspek produksi. Adapu produktivitas berkaita dega karakter yag dimiliki terak. Dalam produksi terak yag bersifat komersial, pedugaa produktivitas diguaka sebagai pedoma utuk meetuka kemajua usaha atau atas dasar peetapa strategi usaha yag aka dijalaka. ARITONANG (1993) megemukaka beberapa kelompok karakteristik produktivitas terak adalah sebagai berikut: 1. sifat peampaka aatomis eksterior seperti ukura-ukura tubuh; 2. sifat peampaka reproduksi da produksi; 3. sifat peampaka karkas. MATERI DAN METODE Peelitia megeai produktivitas sapi Madura ii dilakuka di sepuluh kecamata kabupate Bagkala yag dilakuka secara acak. Kecamata tersebut meliputi Bagkala, Aros Baya, Bureh, Socah, Kelampis yag mewakili ketiggia 10 meter di atas permukaa laut, sedagka kecamata Blega, Galis, Taah Merah, Geger da kokop yag mewakili ketiggia > 10 meter di atas permukaa laut. Obyek atau materi peelitia adalah terak sapi Madura milik masyarakat petai-peterak yag berlokasi di kabupate Bagkala. Sapi Madura yag diteliti da diamati berdasarka kelompok umur da jeis kelami. Metode peelitia yag diguaka adalah suurvei. Tekik pearika sampel dilakuka secara acak berlapis, dimaa setiap lapisa atau strata berdasarka letak geografis yaitu ketiggia tempat 10 meter di atas permukaa laut da ketiggia di atas 10 meter di atas permukaa laut. Bayakya sapi sebagai sampel adalah 301 ekor. Variabel yag diukur meliputi sifat reproduksi da sifat produksi yag dilakuka pada musim kemarau da musim huja. Aalisis statistika dari data yag terkumpul dega megguaka metode aalisis ragam atau aalisis varia klasifikasi satu arah da klasifikasi dua arah, yag kemudia dilakuka uji lajut melalui uji jarak bergada Duca (STEEL da TORRIE, 1995). HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek reproduksi Aspek reproduksi yag dibahas meliputi umur pubertas, pajag siklus birahi, lama birahi, bayakya kawi per kebutiga da jumlah sapi yag butig. Pubertas pada terak betia merupaka awal dari kehidupa reproduksi. Umur pubertas yag diobservasi sebayak 30 ekor sapi Madura betia. Adapu rata-rata umur pubertas pada setiap kelahira tercatum pada Tabel 1. Dari Tabel 1 tampak bahwa atar kelahira meujukka tidak berbeda yata, ii berarti atar aak kelahira yag satu dega atar aak kelahira yag lai rata-rata umur pubertas relatif sama. Bila diperhatika kisara sapi Madura lebih pajag dari sapi Eropa dega kisara hari. Perbedaa ii disebabka faktor geetik yag dicermika oleh perbedaa bagsa da pegaruh faktor ligkuga terutama paka (TOELIHERE, 1981). Tabel 1. Rata-rata umur pubertas pada setiap kelahira sapi Madura betia Aak kelahira ke Rata-rata umur pubertas (hari) Sigifikasi ,10 ± 46,86 a ,67 ± 63,47 a ,82 ± 59,18 a Huruf yag sama ke arah kolom meujukka tidak berbeda yata Pajag siklus birahi da lama periode birahi telah dilakuka observasi sebayak 48 ekor sapi Madura betia, yag masig-masig terdiri dari 24 ekor sapi betia diamati pada musim huja da 24 ekor sapi Madura betia pada musim kemarau. Hasil aalisis 144

3 meujukka rata-rata siklus birahi pada musim kemarau adalah 24,25 ± 1,94 hari, yata lebih pajag dibadigka dega siklus birahi pada musim huja yaitu 20,04 ± 1,76 hari. Sebalikya rata-rata lama periode birahi pada musim huja adalah 34,42 ± 2,55 jam, yata lebih pedek dibadigka dega lama periode birahi pada musim kemarau yaitu 37,79 ± 3,48 jam. Perbedaa siklus birahi da lama birahi umumya juga dihubugka dega faktor geetik da faktor ligkuga terutama paka. (HAFEZ, 1992). Pegaruh ligkuga berupa suhu udara da kelembaba aka berpegaruh pada aktivitas reproduksi. Suhu ligkuga yag tiggi terutama pada musim kemarau meguragi lama periode birahi, aktivitas birahi tidak memberika sumbaga yag yata terhadap fertilitas siklus birahi atau periode birahi tergaggu apabila sapi tidak medapatka eergi yag cukup, sehigga kodisiya mejadi buruk. Hal ii diperkuat oleh KIDDY (1979) yag meyataka bahwa stres paas meyebabka siklus birahi mejadi pajag, walaupu siklus birahi diperpedek aka berakibat meuruya fertilitas. Aalisis rata-rata bayakya kawi perkebutiga pada sapi Madura pada musim kemarau adalah 1,98 ± 0,83 kali, yata lebih tiggi dibadigka dega rata-rata bayakya kawi per kebutiga pada musim huja yaitu 1,67 ± 0,85 kali. Perbedaa tigkat kesubura mugki disebabka oleh pegaruh ligkuga tropis (suhu udara) yag meyebabka fertilitas sapi meuru. Bila dibadigka dega sapi tropis laiya, misalya sapi Bali dimaa bayakya kawi per kebutiga tercatat 1,22 kali (DEVENDRA, 1973), ii berarti sapi Bali bayakya kawi per kebutiga lebih baik dari sapi Madura. Adapu hasil observasi jumlah sapi yag butig di sepuluh kecamata pada musim huja terdapat 28 ekor butig da pada musim kemarau 14 ekor. Perbedaa tersebut dikareaka pada musim huja kesediaa paka berupa hijaua cukup berlimpah dibadigka kesediaa hijaua pada musim kemarau sehigga kodisi sapi pada musim huja lebih baik. Kekuraga paka atau kesehata yag tergaggu dapat mempegaruhi datagya musim reproduksi (TOELIHERE, 1981). Dega demikia terak sapi butig pada musim huja lebih bayak dibadig musim kemarau. Aspek produksi Tolok ukur utuk megetahui kemampua berproduksi dapat didekati dega beberapa pegukura yag meliputi berat lahir, berat sapih da ukura-ukura tubuh. Iformasi tetag berat lahir dihimpu berdasarka pegamata di lapaga pada musim kemarau da musim huja dari 10 kecamata yag terpilih secara acak sebagai sampel di kabupate Bagkala Madura. Aak sapi yag diamati 99 ekor yag dikelompokka ke dalam tiga kelahira yag terdiri dari 42 ekor diamati pada musim kemarau da 57 ekor diamati pada musim huja. Dalam hal berat lahir diguaka sebagai kriteria maka berat lahir yag terkumpul disesuaika dega berat kelahira jata, maka utuk itu diguaka faktor koreksi sebesar 1,07 (USDA, 1981). Adapu rata-rata berat lahir yag telah dikoreksi tadi berdasarka kelahira da musim sampai pejabara sigifikasi uji statistik yag tercatum dalam Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata berat lahir aak sapi Madura berdasarka kelahira (kg) Kelahira Rata-rata berat lahir terkoreksi (kg) Sigifikasi ,62 ± 0,81 A ,06 ± 0,64 B ,60 ± 0,54 C Huruf yag sama ke arah kolom meujukka tidak berbeda yata Berdasarka Tabel 2, masa kelahira meujukka perbedaa yag yata (P < 0,05) terhadap berat lahir aak sapi (pedet). Dega kata lai berat lahir atara kelahira yag satu dega yag lai berbeda yata. Adapu perbedaa berat lahir tersebut dalam hubugaya dega masa kelahira, dapat diasosiasika dega perbedaa berat iduk sapi. Rata-rata berat iduk sapi pada kelahira ke satu adalah 239,31 ± 33,49 kg, kelahira ke dua adalah 254,09 ± 23,56 kg da kelahira ke tiga adalah 266,00 ± 14,00 kg. 145

4 Salah satu faktor yag mempegaruhi pertumbuha da perkembaga fetus dalam kaduga iduk adalah berat bada iduk. Hal ii sejala dega pedapat TOELIHERE (1981) meyataka bahwa berat bada iduk mempuyai korelasi positif dega berat lahir. Ii berarti iduk yag lebih besar aka meghasilka berat lahir yag lebih besar dibadigka dega iduk yag kecil. Ditijau dari perbedaa musim, maka ratarata berat lahir aak sapi (17,40 ± 0,69) kg pada musim huja yata lebih tiggi dibadigka dega rata-rata berat lahir (16,67 ± 0,71) kg pada musim kemarau. Adaya perbedaa berat lahir pada musim huja da kemarau disebabka pada musim huja taama berupa palawija da rumput sebagai sumber paka terak tumbuh dega subur, sehigga iduk sapi medapatka makaa yag cukup utuk aak yag dikadugya. Berdasarka pertimbaga adaya musim huja da kemarau, GUNARDI (1975) meyaraka agar aak-aak sapi diatur kelahiraya pada akhir musim kemarau atau permulaa musim huja, waktu rumput mulai tumbuh, sehigga iduk sapi medapatka cukup makaa berupa eergi da protei utuk produksi susuya. Berat sapih dari hasil observasi distadarisasi ke umur 205 hari, artiya aak sapi diasumsika pada umur yag seragam uaitu umur 205 hari. Rata-rata berat sapih pedet sapi Madura pada setiap kelahira tercatum pada Tabel 3. Dari Tabel 3 tampak bahwa rata-rata berat sapih pada kelahira ke tiga yata lebih tiggi dari pada rata-rata berat sapih pada kelaira ke satu, sedagka rata-rata berat sapih pada kelahira kesatu da kedua tidak berbeda yata, demikia kelahira ke dua da ke tiga tidak berbeda yata.perbedaa berat sapih ii seperti juga berat lahir disebabka oleh perbedaa berat iduk pada saat beraak. Tabel 3. Rata-rata berat sapih pedet sapi Madura pada setiap kelahira Kelahira Rata-rata berat lahir terkoreksi (kg) Sigifikasi ,25 ± 5,81 A ,83 ± 4,90 AB ,67 ± 4,91 B huruf yag sama ke arah kolom meujukka tidak berbeda yata Adapu rata-rata berat sapih pada musim huja (80,39 ± 4,64) kg, berbeda yata dibadigka dega berat sapih pada musim kemarau (75,69 ± 5,36) kg. Perbedaa tersebut, karea mutu gizi pada musim huja lebih baik dari pada musim kemarau. Da selama periode pertumbuhaya telah medapat air susu yag cukup. Hal ii aka berpegaruh terhadap daya hidup pedet selama kurag lebih 6 bula. Utuk peampila ukura-ukura tubuh sapi Madura umur 3 4 tahu dapat dilihat pada Tabel 4. Dari Tabel 4 tampak ukura-ukura tubuh pada musim huja lebih tiggi dari pada musim kemarau da meujukka adaya perbedaa yag yata (P < 0,05). Hal ii sejala dega hasil peelitia DIREKTORAT BINA PRODUKSI (1978) yag meyataka bahwa peampila ukura-ukura tubuh tersebut dipegaruhi oleh musim da wilayah. Disampig itu persediaa paka terak pada musim huja cukup tersedia (melimpah) dibadigka dega musim kemarau, yag megakibatka ukura tubuh berbeda. KESIMPULAN DAN SARAN Beberapa sifat reproduksi maupu sifat produksi pada musim huja dibadigka sifat reproduksi da produksi terak sapi Madura pada musim kemarau berbeda yata (P < 0,05). Tabel 4. Peampila ukura-ukura tubuh sapi Madura umur 3 4 tahu Musim Tiggi pudak (cm) Pajag bada (cm) Ligkar dada (cm) Kemarau 114,36 ± 4,83 a 114,42 ± 4,65 a 142,39±7,50 a Huja 115,91 ± 4,24 b 115,49 ± 3,82 b 143,70 ± 7,06 b Huruf yag sama ke arah kolom meujukka tidak berbeda yata 146

5 Dega kata lai beberapa sifat reproduksi da produksi sapi Madura pada musim huja da musim kemarau tidak sama. Produktivitas sapi Madura sebaikya ditigkatka melalui perbaika kualitas paka, sistem pemeliharaa, seleksi, sistem perkawia, meghidari ibreedig da pelayaa kesehata. DAFTAR PUSTAKA ARITONANG, D Perecaaa Peteraka Babi da Pegelolaa Usaha. PT Peebar Swadaya, Jakarta DARMADJA, S.G.N.D Setegah Abad Peteraka Sapi Tradisioal dalam Ekosistem Pertaia di Bali. Disertasi. Uiversitas Padjadjara. DEVENDRA, C.T, L.K. CHOO ad PARTMASINGAN Productivity of Bali Cattle i Malaysia. Malay. Agric. J. 49: DITJENAK Performas Sapi Bali da Ogole di NTT da Sapi Madura di Pulau Madura. Direktorat Bia Produksi Peteraka. Departeme Pertaia. GUNARDI, E Usaha Peigkata Sapi Potog di Idoesia. Paper Lokakarya Terak Potog. Uiversitas Hasaudi, Ujug Padag HAFEZ, E.S.E Reproductio i Farm Aimal Lea & Feiger. Philadelphia. HARDJOSUBROTO, W Aplikasi Pemuliabiaka Terak di Lapaga. PT Gramedia, Jakarta KIDDY, C.A Estrus Detectio of Dairy Cattle. I: HAWK, H.W., C.A KIDDY ad H.C CECIL (Eds.). KOMARUDIN MA SUM, A.R. SIREGAR, DIDI BUDI WIYONO, ZULBAID da M. ALI YUSRAN Performa Sapi Madura. Sub Peelitia, Grati STEEL, R.G.D. da J.H. TORRIE Prisip da Prosedur Statistika. PT Gramedia, Jakarta. TOELIHERE, M.R Fisiologi Reproduksi pada Terak. Peerbit Agkasa. Badug USDA Guidelies for Uiform Beef Improvemet Program. Program Aid Washigto. 147