Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kriptografi Kata kriptografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua buah kata yaitu crypto dan graphia. Kata crypto berarti secret (rahasia) sedangkan graphia berarti writing (tulisan).berarti secara umum makna dari kata kriptografi adalah tulisan rahasia. Kriptografi pada awalnya dijabarkan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana cara menyembunyikan pesan. Kriptografi merupakan ilmu yang bersandarkan pada teknik matematika untuk berurusan dengan keamanan informasi seperti kerahasiaan, keutuhan data dan otentikasi otentitas (Sadikin, 2012) Secara umum, kriptografi merupakan teknik pengamanan informasi yang dilakukan dengan cara mengolah informasi awal (plaintext) dengan suatu kunci tertentu menggunakan suatu metode enkripsi tertentu sehingga menghasilkan suatu informasi baru (ciphertext) yang tidak dapat dibaca secara langsung. Ciphertext tersebut dapat dikembalikan menjadi informasi awal (plaintext) melalui proses dekripsi. Urutan proses kriptografi secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Proses Kriptografi Secara Umum 6

2 7 2.2 Sejarah Kriptografi Kriptografi mempunyai sejarah yang panjang dan menakjubkan.informasi yang lengkap mengenai sejarah kriptografi dapat ditemukan didalam buku David Khan yang berjudul The Codebreakers. Buku yang tebalnya 1000 halaman ini menulis secara rinci sejarah kriptografi, mulai dari penggunaan kritografi oleh bangsa Mesir 4000 tahun yang lalu (berupa hieroglyph pada Piramid) hingga penggunaan abad ke-20. Sebagian besar sejarah kriptografi bagian dari kriptografi klasik, yaitu metode kriptografi yang menggunakan kertas dan pensil atau menggunakan alat bantu mekanik yang sederhana. Kriptografi klasik secara umum dapat dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu algoritma transposisi (transposition cipher) dan algoritma subtitusi (substitution cipher). Algoritma transposisi adalah algoritma yang mengubah susunan-susunan huruf didalam pesan, sedangkan algoritma subtitusi yaitu mengganti setiap huruf atau kelompok huruf dengan sebuah huruf.-huruf lain. Penggunaan transposition cipher yaitu oleh tentara Sparta di Yunani pada permulaan tahun 400 SM. Mereka menggunakan apa yang dinamakan scytale (Gambar 2.2). Scytale terdiri dari sebuah kertas panjang dari daun papyrus yang dililitkan pada sebuah silinder dari diameter tertentu (diameter dari silinder merupakan kunci dari penyandian tersebut).pesan ditulis baris per baris dan secara horizontal. Apabila pitadilepas, maka setiap huruf akan tersusun secara acak membentuk pesan rahasia (pesan yang tidak dapat dibaca). Agar pesan tersebut dapat dibaca, maka pesan tersebut kembali dililitkan kesilinder yang diameternya sama dengan diameter silinder pengirim (Subagja, 2015). Gambar 2.2 Scytale

3 8 Contoh penggunaan substitution cipher adalah pada Zaman Romawi kuno, disaat Julius Caesar ingin mengirimkan sebuah pesan rahasia kepada seorang jendral di medan perang. Pesan tersebut akan dikirimkan melalui seorang kurir. Karena tingkat kerahasiaan pesan yang tinggi, maka Julius Caesar tidak mau mengambil resiko jika pesan tersebut sampai ketangan musuh. Maka Caesar mensubtitusi pesan tersebut dengan cara mengganti huruf-huruf alphabet a menjadi d, b menjadi e, c menjadi f, dan seterusnya. Sebelumnya kunci dari pesan tersebut telah diberitahukan oleh Julius Caesar kepada jendral yang akan menerima pesan tersebut. Dengan demikian, walaupun pesan tersebut jatuh ke pihak musuh, maka musuh tersebut tidak akan dapat membaca pesan tersebut. Pada abad ke-15, ditemukan kode roda (wheel cipher) oleh Leo Battista Alberti.Kode ini terus dikembangkan menjadi alat enkripsi dan dekripsi hingga saat ini. Metode ini dikembangkan pada awalnya oleh Thomas Jefferson yang kemudian diberi nama roda kode Jefferson. Kemudian kode ini dikembangkan lagi oleh Bazeries yang diberi nama silinder Bazeries. Alat ini lebih fleksibel, memungkinkan untuk dikembangkan secara terus menerus untuk menghindar kode breaking. Meskipun demikian metode ini dapat dipecahkan oleh De Viaris pada tahun Meskipun demikian metode ini tetap terus dikembangkan dan dianggap aman untuk kasus-kasus tertentu. Pada abad ke-20, kriptografi lebih banyak digunakan oleh kalangan militer.pada perang dunia ke II, pemerintah Nazi Jerman membuat mesin enkripsi yang dinamakan enigma. Mesin ini menggunakan beberapa buah rotor (roda berputar), dan melakukan proses enkripsi yang sangat rumit. Jerman percaya akan dikirim melalui enigma tidak akan terpecahkan kode enkripsinya. Tetapi anggapan Jerman tersebut salah, setelah mempelajari mesin enigma bertahuntahun, sekutu berhasil memecahkan kode-kode tersebut. Setelah Jerman mengetahui kode-kode mereka telah terpecahkan, kemudian enigma mengalami beberapa kali perubahan. Enigma yang digunakan Jerman bisa mengenkripsi satu pesan dengan 15 milyar kemungkinan. Enigma termasuk kriptografi berbasis rotor. Mesin berbasis rotor ini dibangun dan dipatenkan oleh beberapa orang penemu dari negara-negara yang berbeda dari tahun 1917 sampai 1921, diantaranya oleh warga Amerika

4 9 Edwad Hug Habern, warga Jerman Arthur Scherbuis, warga Belanda Alexsander Koch, dan warga Swedia Arvid Gerhard Damm. Milik Koch dikembangkan oleh Arthur Scherbuis yang dipatenkan diberi nama enigma.angkatan laut jerman memperkenalkan mesin kode Scherbius.Tahun 1930,enigma untuk versi militer dibangun. Diperkirakan mesinenigma yang digunakan pada tahun 1935 sampai 1945 adalah mesin. Mesin enigma pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Mesin Enigma Perkembangan peralatan computer digital memicu terbentuknya kriptografi modern. Dengan computer digital, akan sangat mungkin untuk menghasilkan cipher yang lebih kompleks dan rumit. Kriptografi klasik pada umumnya dienkripsi karakter per karakter (menggunakan alphabet tradisional), sedangkan kriptografi modern beroperasi pada string biner cipher yang lebih kompleks. Adapun tujuan kriptografi adalah sebagai berikut(munir, 2006): 1. Confidentiality (Kerahasiaan) Adalah layanan yang ditujukan untuk menjaga agar pesan tidak dapat dibaca. 2. Authentiation (Otentikasi) Adalah layanan yang berhubungan dengan identifikasi, baik mengidentifikasi kebenaran pihak-pihak yang berkomunikasi (user

5 10 authentication atau entity authentication). Maupun mengidentifikasi kebenaran sumber pesan. 3. Data Integrity (Integritas Data) Adalah layanan yang menjamin bahwa pesan masih asli atau belum pernah dimanipulasi selama pengiriman. 4. Non - repudiation (Tanpa Penyangkalan) Adalah layanan untuk mencegah entitas yang berkomunikasi melakukan penyangkalan yaitu pengiriman atau penerima pesan menyangkal telah menerima pesan. 2.3 Algoritma Kriptografi Algoritma dalam kriptografi merupakan sekumpulan aturan (fungsi matematis yang digunakan) untuk proses enkripsi dan proses dekripsi. Dalam beberapa metode kriptografi terdapat perbedaan antara fungsi enkripsi dan fungsi dekripsi. Tingkat keamanan suatu algoritma dalam kriptografi seringkali diukur dari kuantitas proses yang dilakukan dalam suatu fungsi, baik itu fungsi enkripsi maupun fungsi dekripsi. Proses tersebut juga dapat dihubungkan dengan sumber data yang dibutuhkan, menunjukkan semakin kuat algoritma kriptografi tersebut. Pada kriptografi klasik, keamanan kriptografi terletak pada kerahasiaan algoritma kriptografinya. Salah satu contohnya adalah mesin enigma yang dikeluarkan oleh pemerintah Jerman pada masa perang dunia ke-2. Namun, hal ini yang menjadi titik lemah ketika algoritma bocor ke pihak yang seharusnya tidak berwenang sehingga mengharuskan untuk menyusun suatu algoritma baru tanpa ada rasa khawatir akan kebocoran informasi tersebut, sebab informasi tersebut hanya dapat didekripsikan, yaitu pihak yang memang mempunyai kunci private. Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam bidang kriptografi : 1. Plaintext adalah pesan yang hendak dikirim (berisi data asli). 2. Ciphertext adalah pesan yang terenkripsi (tersandi) yang merupakan hasil dari enkripsi.

6 11 3. Enkripsi adalah proses pengubahan plaintext menjadi ciphertext. 4. Dekripsi adalah kebalikan dari enkripsi yakni mengubah ciphertext menjadi plaintext, sehingga berupa data awal atau asli. 5. Kunci adalah suatu bilangan yang dirahasiakan yang digunakan dalam proses enkripsi dan dekripsi. Dalam kriptografi terdapat dua konsep utama yakni enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah proses dimana informasi atau data yang hendak dikirim diubah menjadi bentuk yang hamper tidak dikenal sebagai informasi awalnya dengan menggunakan algoritma tertentu. Dekripsi adalah kebalikan dari enkripsi yaitu mengubah bentuk tersamar tersebut menjadi informasi awal Algoritma Simetris Dimana kunci yang digunakan pada proses enkripsi dan dekripsi adalah kunci yang sama. Dalam kriptografi kunci simetris dapat diasumsikan bahwa si penerima dan pengirim pesan telah terlebih dahulu berbagi kunci sebelum pesan dikirimkan.keamanan dari sistem ini terletak pada kerahasiaan kuncinya. Pada umumnya yang termasuk ke dalam kriptografi simetris ini beroperasi dalam mode blok (block cipher), yaitu setiap kali proses enkripsi atau dekripsi dilakukan terhadap satu blok data (yang berukuran tertentu), atau beroperasi dalam mode aliran (stream cipher), yaitu setiap kali enkripsi atau dekripsi dilakukan terhadap satu bit atau satu byte data. Beberapa model enkripsi dengan algoritma simetris diantaranya : Simple Subsitution Chiper, DES, Triple DES, Rivest Code 2 (RC2), Rivest Code 4 (RC4), IDEA, Skipjack, Caesar Cipher, Gost Block Cipher, Letter Map, Transposition Chiper. Blowfish, Vignerre Chiper, dan Tiny Encryptions Algorithm Proses dari skema kriptografi simetris dapat dilihat pada Gambar 2.4.

7 12 Gambar 2.4 Algoritma Simetris Kelebihan kriptografi simetris adalah : 1. Proses enkripsi atau dekripsi kriptografi simetris membutuhkan waktu yang singkat. 2. Ukuran kunci simetris relative lebih pendek. 3. Otentikasi pengiriman pesan langsung dari ciphertext yang diterima, karena kunci hanya diketahui oleh penerima dan pengirim saja. Kekurangan kriptografi simetris adalah : 1. Kunci simetris harus dikirim melalui saluran komunikasi yang aman,dan kedua entitas yang berkomunikasi harus menjaga kerahasiaan kunci. 2. Kunci harus sering diubah, setiap kali melaksanakan komunikasi. Apabila kunci tersebut hilang atau lupa, maka pesan tersebut tidak dapat dibuka Algoritma Asimetris Berbeda dengan kriptografi kunci simetris, kriptografi kunci public memiliki dua buah kunci yang berbeda pada proses enkripsi dan dekripsinya. Dimana kunci yang digunakan untuk proses enkripsi atau sering disebut public key dan dekripsi atau sering disebut private key menggunakan kunci yang berbeda. Entitas pengirim akan mengenkripsi dengan menggunakan kunci public, sedangkan entitas penerima mendekripsi menggunakan kunci private. Beberapa model enkripsi dengan

8 13 model algoritma asimetris diantaranya : Knapsack, Rivert Shamir Adelman, Different Helman, Tree Past Protocol. Skema dari kriptografi dapat dilihat pada Gambar 2.5. Gambar 2.5 Algoritma Asimetris Kelebihan kriptografi asimetris adalah : 1. Hanya kunci private yang perlu dijaga kerahasiaannya oleh setiap entitas yang berkomunikasi. Tidak ada kebutuhan mengirim kunci private sebagaimana kunci simetri. 2. Pasangan kunci private dan kunci public tidak perlu diubah dalam jangka waktu yang sangat lama. 3. Dapat digunakan dalam pengaman pengiriman kunci simetris. Kelemahan kriptografi asimetris adalah : 1. Proses enkripsi dan dekripsi umumnya lebih lambat dari algortima simetri, karena menggunakan bilangan yang besar dan operasi bilangan yang besar. 2. Ukuran ciphertext lebih besar dari plaintext. 3. Ukuran kunci relative lebih besar daripada ukuran kunci simetris. 2.4 Tiny Encryptions Algorithm Tiny Encryptions Algorithm (TEA) merupakan suatu algoritma sandi yang diciptakan oleh David Wheeler dan Roger Needham dari Computer Laboratory, Cambridge University, England pada bulan November Algoritma ini merupakan algoritma mengenkripsi suatu blok plaintext dengan jumlah bit tertentu dan menghasilkan blok ciphertext yang dirancang untuk penggunaan memory yang semininal mungkin dengan kecepatan proses yang maksimal.

9 14 Sistem penyediaan TEA menggunakan proses feistel network dengan menambahkan fungsi matematik berupa penamahan dan pengurangan sebagai operator public pembalik selain XOR. Proses fiestel network adalah membagi plaintext kedalam beberapa blok dan melakukan penukaran letak blok setiap round, yang akan memberikan efek konsep konfusi dan difusi. Konfusi adalah mengaburkan hubungan plaintext dan ciphertext yang menimbulkan kesulitan dalam usaha untuk mencari keteraturan plaintext dan ciphertext, sedangkan difusi adalah menyebarkan reduansi plaintext dengan menyebarkan masukan keseluruh ciphertext. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan pergeseran dua arah (kiri dan kekanan) menyebabkan semua bit kunci dan data bercampur secara berulang ulang. Gambar 2.6 Satu Putaran Enkripsi Dalam Jaringan Fiestel Bilangan delta berasal dari golden number, digunakan delta = ( 5-1)2 31. Suatu bilangan delta ganda yang berbeda digunakan dalam setiap roundnya sehingga tidak ada bit dari perkalian yang tidak berubah secara teratur. Berbeda dengan struktur fiestel yang semula hanya mengoprasikan satu sisi yaitu sebelah kanan dengan fungsi F, pada algoritma TEA kedua sisi dioprasikan dengan sebuah fungsi yang sama. Proses diawali dengan input bit plaintext sebanyak 64-bit.

10 15 Kemudian 64-bit plaintext tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu sisi kiri (L0) sebanyak 32-bit dan sisi kanan (R0) sebanyak 32-bit. Setiap plaintext akan dioperasikan sendiri-sendiri. R0 (z) akan digeser kekiri sebanyak empat kali dan ditambahkan dengan kunci k(0). Sementara itu z ditambah dengan sum (delta) yang merupakan konstanta. Hasil penambahan ini di-xor-kan dengan penambahan sebelumnya. Kemudian di-xor-kan dengan hasil penambahan antara z yang di geser kekanan sebanyak lima kali dengan kunci k(1). Hasil tersebut kemudian ditambahkan dengan L0 (y) yang akan menjadi R1. Sisi sebelah kiri akan mengalami proses yang sama dengan sisi sebelah kanan. L0 (y) akan digeser kekiri sebanyak empat kali lalu ditambahkan dengan kunci k(2). Sementara itu, Y ditambah dengan sum (delta). Hasil penambahan ini di-xorkan dengan penambahan sebelumnya. Kemudian di-xor-kan dengan hasil penambahan antara Y yang digeser kekanan sebanyak lima kali dengan kunci k(3). Hasil tersebut kemudian ditambahkan dengan R0 (Z) yang akan menjadi L1. Struktur dari penyandian dengan algoritma untuk satu cycle (dua round). Berikut adalah langkah langkah penyandian dengan algoritma TEA dalam satu cycle(dua round). 1. Pergeseran (shift) Blok plaintext pada kedua sisi yang masing masing sebanyak 32-bit akan digeser kekiri sebanyak empat(4) kali dan digeser kekanan sebanyak lima(5) kali. 2. Penambahan Setelah digeser kekiri dan kekanan maka Y dan Z yang telah digeser akan ditambahkan dengan kunci k(0)-k(3). Sedangkan Y dan Z awal akan ditambahkan dengan sum (delta). 3. Peng-XOR-an Setelah dioperasikan dengan penambahan pada masing masing register maka akan dilakukan peng-xor-an dengan rumus satu round. Rumus satu round : y = y + (((z<<4)+k(0))^z + sum^((z>>5)+k(1)))...(1)

11 16 z = z + (((y<<4)+k(2)^y + sum^((y>>5)+k(3)))... (2) dalam hal ini sum = sum + delta. Rumus (1) dan (2) merupakan hasil penyandian dalam satu cycle atau satu blok plaintext 64-bit menjadi 64-bit teks sandi adalah dengan menggabungkan y dan z. untuk penyandian pada cycle berikutnya y dan z ditukar posisinya, sehingga y1 menjadi z1 dan z1 menjadi y1 lalu dilanjutkan proses seperti langkah diatas sampai dengan 16 cycle (32 round). 4. Key Schedule Pada algoritma TEA, key schedule-nya sangat sederhana. Yaitu kunci k(0) dan k(1) konstan digunakan untuk round ganjil dan kunci k(2) dan k(3) konstan digunakan untuk round genap. 5. Deskripsi Dalam proses dekripsi sama halnya seperti pada proses penyandian yang berbasis feiste cipher lainnya. Yaitu pada prinsipnya adalah sama pada saat proses enkripsi. Namun hal yang berbeda adalah penggunaan teks sandi sebagai input dan kunci yang digunakan urutannya dibalik. Pada proses dekripsi semua round ganjil menggunakan k(1) terlebih dahulu kemudian k(0), demikian juga dengan semua round genap digunakan k(3) terlebih dahulu kemudian k(2) Rumus proses dekripsi : L0 = L0 + f ( R0, k(1), k(0), sum ) dan R0 = R0 + f ( L0, k(3), k(2), sum )... (3) Rumus (3) merupakan proses dekripsi semua round ganjil menggunakan k(1) terlebih dahulu kemudian k(0), demikian juga dengan semua round genap digunakan k(3) terlebih dahulu kemudian k(2) (Qamal, 2014) 2.5 Citra Digital Citra adalah representasi (gambaran) kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai suatu sistem perekaman data dapat bersifat objek berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor televisi,

12 17 atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada suatu media penyimpanan. Sedangkan Digital adalah penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Sehingga Citra Digital adalah citra yang dapat diolah oleh komputer. Dalam komputer, citra disimpan sebagai suatu file dengan format tertentu. Format citra tersebut menunjukkan sebuah citra digital yang disimpan, misalnya.bmp,.gif,.img,.tif dan lain sebagainya(sutoyo, 2009). 2.6 Format Citra Digital Citra digital dapat disimpan dalam berbagai macam format. Beberapa format citra digital dapat memanfaatkan metode kompresi dalam penyimpanan data citra. Kompresi yang dilakukan dapat bersifat lossy maupun lossless, bergantung kepada jenis format yang digunakan. Kompresi yang bersifat lossy menyebabkan penurunan kualitas citra, meskipun dalam beberapa kasus penurunan kualitas tersebut tidak dapat dikenali oleh mata manusia. Beberapa format citra digital yang banyak ditemui adalah BMP, JPEG, GIF, PNG, dan lainlain Bitmap Images Citra Bitmap sering juga disebut Citra Raster. Citra bitmap dipresentasikan dalam bentuk matriks atau dipetakan dengan mengguanakan bilangan biner atau sistem bilangan lain. Citra bitmap mempunyai kelebihan untuk memanipulasi warna tetapi untuk mengubah objek lebih sulit. Citra bitmap diperoleh dengan scanner, camera digital, video capture, dan lain-lain(sutoyo 2009) GIF Graphic Interchange Format (GIF, dibaca jiff,tetapi kebanyakan orang menyebutnya dengan giff ) yang dibuat oleh Compuserve pada tahun 1987 untuk menyimpan berbagai gambar dengan format bitmap menjadi sebuah file yang mudah untuk diubah pada jaringan koputer. GIF adalah file format graphic yang paling tua pada Web, dan begitu dekatnya

13 18 file format ini dengan web pad saat itu sehingga para Browser menggunakan format ini. File GIF dapat disimpan dalam dua jalan yaitu secara berurutan (Dari atas ke bawah) dan pembagian dengan baris ( 8 baris, 4 baris dan 2 baris). Pembagian baris pada gambar dengan resolusi gambar yang rendah dengan cepat dimana secara gradual datangnya untuk menjadikan lebih focus, dengan expense dari penambahan kapasitas file. Terdapat dua tipe dari GIFs, antara lain: 1. GIF87a: support dengan interlacing dan kapasitas dari beberapa file. Teknik itu dinamakan GIF87 karena pada tahun 1987 standar ini ditemukan dan dijadikan standar. 2. GIF89a: adalah kelanjutan dari spesifikasi GIF87a dan penambahan pada transparency, pemberian tulisan dan animasi dari text dan grafik. (Tri Daryanto, 2005) JPEG JPG adalah jenis data yang dikembangkan oleh Joint Photographic Experts Assemble (JPEG) yang dijadikan standar untuk para fotografer profesional. Seperti metode yang digunakan oleh format ZIP yang digunakan untuk menemukan pengulangan (redundancy) dalam data untuk kemudian dikompresi, JPG mengompresi data gambar dengan cara mengurangi bagian-bagian dari gambar untuk memblok pixel dalam gambar tersebut. Kompresi JPG mempunyai kekurangan yang bersifat permanen, namun teknologi ini hanya digunakan untuk menyimpan data yang besar di media penyimpanan yang terbatas, bukan untuk manipulasi foto. JPG sudah digunakan dan menjadi standar gambar di internet karena ia bisa dikompresi hingga ukuran kecil. Data JPG tertentu bisa dikompres dengan rasio perbandingan 2:1 sampai paling tinggi 100:1, tergantung pengaturan yang anda berikan. Sewaktu koneksi internet yang tersedia di bumi ini masih berupa koneksi dial-up, JPG adalah satu

14 19 satunya jenis data yang bisa dikirimkan dan dilihat secara bebas. Dapat dilihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Format File Citra Format Ekstensi Fungsi Microsoft Windows Bitmat Format Compuserve Graphics interchange Format Aldus Tagged Image File Format BMP GIF TIF Format umum untuk menyimpan citra bitmap yang dikembangkan microsoft Format umum citra yang dirancang untuk keperluan transmisi melalui modern Format kompleks dan multiguna yang dikembangkan oleh Aldus bersama mircosoft GEM Image Format IMG Format bitmap yang dikemangkan untuk riset digital dilingkungan GEM 2.7 Steganografi Definisi Steganografi Steganografi adalah ilmu menyembunyikan teks pada media lain yang telah sedemikian sehingga teks yang tersembunyi menyatu dengan media itu. Media tempat penyembunyian pesan tersembunyi dapat berupa media teks, gambar, audio atau video. Steganografi yang kuat memiliki sifat media yang telah tertanam teks tersembunyi sulit dibedakan dengan media asli namun teks tersembunyi tetap dapat diekstrasi (Sadikin, 2010) Gambar 2.7 Proses Penyimpanan Data Rahasia kedalam Media Digital Seiring dengan perkembangan teknologi terutama teknologi komputasi, steganografi merambah juga ke media digital, walaupun steganografi dapat dikatakan mempunyai hubungan erat dengan kriptografi, tetapi kedua metode ini sangat berbeda.

15 20 Gambar 2.8 Perbedaan Steganography dan Cryptography Sejarah Steganografi Steganografi merupakan seni penyembunyian pesan ke dalam pesan lainnya sedemikian rupa sehingga orang lain tidak menyadari ada sesuatu di dalam pesan tersebut. Kata steganografi (steganography) berasal dari bahasa Yunani yaitu steganos yang artinya tersembunyi atau terselubung da graphein, yang artinya menulis, sehingga kurang lebih artinya adalah menulis tulisan yang tersembunyi atau terselubung Teknik ini meliputi banyak sekali metoda komunikasi untuk menyembunyikan pesan rahasia. Metliputi penggunaan tinta yang tidak tampak, microdots, pengaturan kata, tanda tangan digital, jalur tersembunyi dan komunikasi spektrum lebar. Pada abad 20, steganografi benar-benar mengalami perkembangan. Selama berlangsung perang Boer, Lord Boden Powell (pendiri gerakan kepanduan) yang bertugas untuk membuat tanda posisi sasaran dari basis artileri tentara Boer, untuk alasan keamanan, Boden Powell menggambar peta-peta posisi musuh pada sayap kupu-kupu agar gambar - gambar peta sasaran tersebut terkamuflase Metode Steganografi Steganografi merupakan salah satu cara untuk menyembunyikan suatu pesan / data rahasia di dalam data atau pesan lain yang tampak tidak mengandung apa-apa, kecuali bagi orang yang mengerti kuncinya (Cummins 2004). Dalam bidang keamanan komputer, steganografi

16 21 digunakan untuk menyembunyikan data rahasia saat enkripsi tidak dapat dilakukan atau bersamaan dengan enkripsi. Jadi, walaupun enkripsi berhasil dipecahkan (decipher) pesan / data rahasia tetap tidak terlihat. Steganografi menyimpan pesan rahasia dalam suatu arsip yang biasanya diparameterisasi oleh suatu kunci stego. Pendeteksian atau pembacaan informasi tersembunyi tersebut bisa dilihat pada Gambar 2.9 (Ariyus 2009) Gambar 2.9 Sistem Steganografi Keterangan : fe = fungsi steganografi embedding fe-1 = fungsi steganografi extracting cover = cover data pada emb akan di sembunyikan emb = pesan yang akan disisipakan key = parameter fe stego = cover data dengan pesan yang telah disisipkan Gambar 2.9 menunjukkan sebuah sistem steganografi umum dimana dibagian pengirim pesan (sender), dilakukkan proses embedding (Fe) pesan yang hendak dikirim secara rahasia (emb) ke dalam data cover sebagai tempat meyimpannya (cover), dengan menggunakan kunci tertentu (key), sehingga dihasilkan data dengan pesan tersembunyi di dalamnya (stego). Di bagian penerima pesan (recipient), dilakukan proses extracting (fe -1) pada stego untuk memisahkan pesan rahasia (emb) dan data penyimpan (cover) tadi dengan menggunakan kunci yang sama seperti

17 22 pada proses embedding tadi. Jadi hanya orang tahu kunci ini saja yang dapat mengekstrak pesan rahasia tadi Metode Least Significant Bit (LSB) Metode LSB merupakan metode steganografi yang paling sederhana dan mudah diimplementasikan. Metode ini menggunakan citra digital sebagai covertext. Pada susunan bit di dalam sebuah byte (1 byte = 8 bit), ada bit yang paling berarti (Most Significant Bit atau MSB) dan bit yang paling kurang berarti (least significant bit atau LSB). Sebagai contoh byte , angka bit 1 (pertama, digarisbawahi) adalah bit MSB, dan angka bit 0 (terakhir, digarisbawahi) adalah bit LSB. Bit yang cocok untuk diganti adalah bit LSB, sebab perubahan tersebut hanya mengubah nilai byte satu lebih tinggi atau satu lebih rendah dari nilai sebelumnya, misalkan byte tersebut menyatakan warna merah, maka perubahan satu bit LSB tidak mengubah warna merah tersebut secara berarti. Mata manusia tidak dapat membedakan perubahan kecil tersebut Gambar Perbedaan MSB dan LSB Dengan mengunakan Teknik LSB, maka pesan rahasia akan disisipkan kedalam pixel-pixel dimana nilai perubahan pixelnya sangat kecil,sehingga perubahan citra tidak tertangkap oleh indra penglihatan manusia. Pada teknik ini akan dilakukan modifikasi bit-bit pada setiap byte warna pada sebuah pixel. Nilai bit pada bit-bit LSB akan diganti

18 23 dengan bit-bit pesan yang akan disisipkan.berikut adalah gambaran cara kerja penyisipan pesan menggunakan teknik LSB: 1. Langkah pertama yaitu dengan mengakses bit-bit dari gambar. 2. Menyisipkan setiap satu bit dari text file ke setiap byte dari gambar, dimana disisipkan ke bagian ujung, sehingga perubahan gambar sangat kecil. 3. Ekstraksi pesan dari gambar, dengan cara mengambil bit terakhir dari setiap byte gambar yang telah disisipi bit-bit text file. Sebagai ilustrasi, misalkan segmen pixel - pixel citra sebelum disisipkan pesan adalah dan misalkan pesan rahasia (yang telah dikonversi ke biner) adalah Setiap bit pesan menggantikan posisi LSB dari segmen pixel pixel citra menjadi: Kekurangan dari metode LSB ini adalah jika citra penampung dimanipulasi (misalnya kompresi, mengubah kontras gambar, dan sebagainya), maka bit bit LSB dari stego object menjadi rusak sehingga pesan tidak dapat diungkap kembali. 2.8 Microsoft Visual Studio Microsoft Visual Studio merupakan sebuah perangkat lunak lengkap (suite) yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi, baik itu aplikasi bisnis, aplikasi personal, ataupun komponen aplikasinya, dalam bentuk aplikasi console, aplikasi Windows, ataupun aplikasi Web. Visual Studio mencakup kompiler, SDK, Integrated Development Environment (IDE), dan dokumentasi (umumnya berupa MSDN Library). Kompiler yang dimasukkan ke dalam paket Visual Studio antara lain Visual C++, Visual C#, Visual Basic, Visual Basic.NET, Visual InterDev, Visual J++, Visual J#, Visual FoxPro, dan Visual SourceSafe

19 Bahasa Program C# Microsoft Visual C-Sharp atau yang lebih dikenal dengan Visual C# adalah sebuah bahasa yang tidak diragukan lagi dalam proses pengembangan aplikasi bebasis.net Framework, dimana C# bebas dari masalah kompabilitas dilengkapi dengan berbagai fitur yang sebagian besar merupakan fitur baru, menarik, dan tentu saja menjanjikan. Visual C# dibuat berdasarkan pemrograman C# yang merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek dan mempunyai banyak kesamaan dengan C++, Java, dan VB. C# pada faktanya merupakan kombinasi antara efisiensi pemrograman C++, kesederhanaan pemrograman Java, dan penyederhanaan dari pemrograman Visual Basic (Shortcourse, 2011) 2.9 Metodologi Metode Pengembangan Sistem Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan, postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya. Metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi Pengembangan sistem berarti metode-metode, prosedur-prosedur, konsepkonsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat (kerangka pemikiran) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Urut-urutan prosedur untuk pemecahan masalah dikenal dengan istilah Algoritma Metode Waterfall Metode Waterfal sering disebut juga model sekuensial linier (sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial (Pressman,2010 )

20 25 1. Communication Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan customer, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada dijurnal, artikel, maupun internet 2. Planning Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis requirement). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan software, termasuk rencana yang akan dilakukan. 3. Modeling Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan software yang dapat diperkieakan sebelum di coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi interface, dan detail (algoritma) procedural. Tahapan ini akan mengasilkan dokumen yang disebut software requirement 4. Construction Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer.programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.

21 26 5. Deployment Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala. Gambar 2.11 Metode Waterfall 2.10 Diagram Alir (flowchart) Diagram alir (flowchart) adalah representasi grafis dan langkah-langkah yang harus diikuuti dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang terdiri dari sekumpulan simbol, dimana masing-masing simbol mempresentasikan kegiata tertentu. Flowchart menolong analisis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alteratif-alternatif dalam pengoprasiaa (Amborowati, 2007) Lihat Gambar 2.11.

22 27 Gambar 2.12 Daftar Simbol Flowchart 2.11 Pengujian Pengujian elemen perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain, dan pengkodean Pengujian Black Box Black box testing merupakan pengujian yang memungkinkan software engineer mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program Pengujian black-box juga merupakan pendekatan komplementer yang memungkinkan besar mampu mengungkap kelas kesalahan daripada metode white-box. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut: 1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2. Kesalahan interface. 3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal. 4. Kesalahan kinerja. 5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

23 28

LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi

LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Definisi Kriptografi Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana supaya pesan atau dokumen aman, tidak bisa dibaca oleh pihak yang tidak berhak. Dalam perkembangannya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani : cryptos artinya secret (rahasia), sedangankan graphein artinya writing (tulisan). Jadi, kriptografi berarti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Pengertian Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani criptos yang artinya adalah rahasia, sedangkan graphein artinya tulisan. Jadi kriptografi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam bentuknya yang konvensional di atas kertas. Dokumen-dokumen kini sudah disimpan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Defenisi Citra Menurut (T. Sutoyo, dkk; 2009 : 8), Citra adalah suatu representasi (gambaran), atau imitasu dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekam data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga keamanan pesan (message). Kata cryptography berasal dari kata Yunani yaitu kryptos yang artinya tersembunyi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN PROGRAM III.1 Analisis Permasalahan Tahapan analisis terhadap suatu sistem dilakukan sebelum tahapan perancangan dilakukan. Adapun tujuan yang dilakukannmya analisis

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA Rachmansyah Budi Setiawan NIM : 13507014 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA TWOFISH DAN TEA (TINY ENCRYPTION ALGORITHM) PADA DATA SUARA

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA TWOFISH DAN TEA (TINY ENCRYPTION ALGORITHM) PADA DATA SUARA ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA TWOFISH DAN TEA (TINY ENCRYPTION ALGORITHM) PADA DATA SUARA Andi Hendra Jurusan Matematika MIPA Universitas Tadulako Abstrak Selain dokumen yang berupa teks, komunikasi

Lebih terperinci

KEAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RIVEST CODE 4 (RC4) DAN STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL

KEAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RIVEST CODE 4 (RC4) DAN STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL INFORMATIKA Mulawarman Februari 2014 Vol. 9 No. 1 ISSN 1858-4853 KEAMANAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RIVEST CODE 4 (RC4) DAN STEGANOGRAFI PADA CITRA DIGITAL Hendrawati 1), Hamdani 2), Awang Harsa

Lebih terperinci

BAB III PENGERTIAN DAN SEJARAH SINGKAT KRIPTOGRAFI

BAB III PENGERTIAN DAN SEJARAH SINGKAT KRIPTOGRAFI BAB III PENGERTIAN DAN SEJARAH SINGKAT KRIPTOGRAFI 3.1. Sejarah Kriptografi Kriptografi mempunyai sejarah yang panjang. Informasi yang lengkap mengenai sejarah kriptografi dapat ditemukan di dalam buku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kryptos yang berarti tersembunyi dan graphein yang berarti menulis. Kriptografi adalah bidang ilmu yang mempelajari teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. (Cryptography is the art and science of keeping messages secure) Crypto berarti secret

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA

PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA PENGGUNAAN KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI BERDASARKAN KEBUTUHAN DAN KARAKTERISTIK KEDUANYA Rachmansyah Budi Setiawan NIM : 13507014 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mengirimkan pesan, tetapi juga bisa menggunakan layanan yang tersedia di

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mengirimkan pesan, tetapi juga bisa menggunakan layanan  yang tersedia di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, proses pertukaran data dan informasi termasuk pengiriman pesan dapat dilakukan dalam berbagai macam cara. Selain itu, pesan yang dapat dikirim pun tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi semakin memudahkan penggunanya dalam berkomunikasi melalui bermacam-macam media. Komunikasi yang melibatkan pengiriman dan penerimaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. pengembangan sistem yang lazim disebut Waterfall Model. Metode ini terdiri dari enam

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. pengembangan sistem yang lazim disebut Waterfall Model. Metode ini terdiri dari enam BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Dalam perancangan dan penyusunan aplikasi ini, digunakan metoda siklus pengembangan sistem yang lazim disebut Waterfall Model. Metode ini terdiri dari enam tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan kemajuan teknologi informasi saat ini, semakin memudahkan para pelaku kejahatan komputer (cyber crime), atau yang sering disebut dengan istilah cracker,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis III.1.1 Analisis Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi, keamanan dalam berteknologi merupakan hal yang sangat penting. Salah satu cara mengamankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dewasa ini telah berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan manusia, tak terkecuali dalam hal berkomunikasi. Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kriptografi Kriptografi (cryprography) berasal dari bahasa Yunani : cryptos artinya secret (rahasia), sedangkan graphein artinya writing (tulisan). Jadi, kriptografi berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang dengan pesat dan memberikan pengaruh yang besar bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh perkembangan teknologi jaringan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan tahap melakukannya penjelasan sistem kedalam bentuk yang lebih sederhana untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan

Lebih terperinci

ENKRIPSI AFFINE CIPHER UNTUK STEGANOGRAFI PADA ANIMASI CITRA GIF

ENKRIPSI AFFINE CIPHER UNTUK STEGANOGRAFI PADA ANIMASI CITRA GIF JIMT Vol. 9 No. 1 Juni 2012 (Hal. 89 100) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X ENKRIPSI AFFINE CIPHER UNTUK STEGANOGRAFI PADA ANIMASI CITRA GIF S. Hardiyanti 1, S. Musdalifah 2, A. Hendra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kriptografi Kata kriptografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua buah kata yaitu crypto dan graphia. Kata crypto berarti secret (rahasia) sedangkan graphia

Lebih terperinci

DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom

DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi Gentisya Tri Mardiani, S.Kom KRIPTOGRAFI Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Para pelaku atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kriptografi Untuk dapat mengenal kriptografi diperlukan pemahaman mengenai masalah yang berhubungan dengan keamanan informasi secara umum. Keamanan informasi membangun dirinya

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG I-1

1.1 LATAR BELAKANG I-1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi bagian pendahuluan, yang mencakup latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan, metologi, serta sistematika pembahasan dari Tugas Akhir ini. 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Steganografi adalah ilmu dan seni menyembunyikan data rahasia sedemikian sehingga keberadaan data rahasia tidak terdeteksi oleh indera manusia. Steganografi digital

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kriptografi Kemajuan teknologi di bidang komputer memungkinkan ribuan orang dan komputer di seluruh dunia terhubung dalam satu dunia maya yang dikenal sebagai Internet. Begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan komputer dan internet telah mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan komputer dan internet telah mengalami perkembangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan komputer dan internet telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Teknologi ini mampu menyambungkan hampir semua komputer yang ada di dunia sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Seiring berkembangnya zaman, diikuti juga dengan perkembangan teknologi sampai saat ini, sebagian besar masyarakat melakukan pertukaran atau saling membagi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan pada penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Bilangan 2.1.1 Keterbagian Jika a dan b Z (Z = himpunan bilangan bulat) dimana b 0, maka dapat dikatakan b habis dibagi dengan a atau b mod a = 0 dan dinotasikan dengan

Lebih terperinci

Reference. William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014)

Reference. William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014) KRIPTOGRAFI Reference William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014) Bruce Schneier Applied Cryptography 2 nd Edition (2006) Mengapa Belajar Kriptografi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan di dalam media tersebut. Kata steganografi (steganography) berasal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan di dalam media tersebut. Kata steganografi (steganography) berasal BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STEGANOGRAFI 1. Pengertian Steganografi Steganografi adalah seni menyembunyikan pesan di dalam media digital sedemikian rupa sehingga orang lain tidak menyadari ada sesuatu pesan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kerahasiaan pesan atau data yang dimiliki oleh seseorang merupakan hal penting dalam pengiriman pesan agar pesan tersebut hanya dapat diberikan oleh orang tertentu saja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu bentuk komunikasi adalah dengan menggunakan tulisan. Ada banyak informasi yang dapat disampaikan melalui tulisan dan beberapa di antaranya terdapat informasi

Lebih terperinci

DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom

DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom KRIPTOGRAFI Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni untuk menjaga pesan agar aman. Para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah salah satu ilmu yang paling banyak digunakan di seluruh dunia karena ilmu matematika sangatlah luas sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Steganografi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu kata steganos yang artinya tulisan tersembunyi (covered writing) dan kata graphos yang berarti tulisan. Sehingga steganografi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, crypto dan graphia. Crypto berarti secret (rahasia) dan graphia berarti writing (tulisan). Menurut terminologinya, kriptografi

Lebih terperinci

ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI

ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI Indra Yatini 1, F. Wiwiek Nurwiyati 2 Teknik Informatika, STMIK AKAKOM Jln. Raya Janti No 143 Yogyakarta 1 indrayatini@akakom.ac.id, 2 wiwiek@akakom.ac.id,

Lebih terperinci

STEGANOGRAFI DENGAN METODE PENGGANTIAN LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

STEGANOGRAFI DENGAN METODE PENGGANTIAN LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) J. Pilar Sains 6 (2) 2007 Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Riau ISSN 1412-5595 STEGANOGRAFI DENGAN METODE PENGGANTIAN LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) Astried Jurusan Matematika FMIPA UNRI Kampus Bina

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra terbagi 2 yaitu ada citra yang bersifat analog dan ada citra yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari cara-cara mengamankan informasi rahasia dari suatu tempat ke tempat lain [4]. Caranya adalah dengan menyandikan informasi

Lebih terperinci

Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam bidang kriptografi(arjana, et al. 2012):

Berikut adalah istilah-istilah yang digunakan dalam bidang kriptografi(arjana, et al. 2012): BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab 2 akan membahas landasan teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai steganografi, kriptografi, algoritma Least Significant

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Secara umum steganografi merupakan seni atau ilmu yang digunakan untuk menyembunyikan pesan rahasia dengan segala cara sehingga selain orang yang dituju, orang lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latarbelakang penulisan, rumusan masalah, batasan masalah yang akan dibahas, serta tujuan penelitian skripsi ini. Manfaat dalam penelitian, metodelogi

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI KOMPRESI CITRA DENGAN METODE RUN LENGTH ENCODING UNTUK KEAMANAN FILE CITRA MENGGUNAKAN CAESAR CHIPER

PERANCANGAN APLIKASI KOMPRESI CITRA DENGAN METODE RUN LENGTH ENCODING UNTUK KEAMANAN FILE CITRA MENGGUNAKAN CAESAR CHIPER PERANCANGAN APLIKASI KOMPRESI CITRA DENGAN METODE RUN LENGTH ENCODING UNTUK KEAMANAN FILE CITRA MENGGUNAKAN CAESAR CHIPER Dwi Indah Sari (12110425) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Stmik Budidarma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kriptografi 2.1.1. Definisi Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu cryto dan graphia. Crypto berarti rahasia dan graphia berarti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, tingkat keamanan terhadap suatu informasi yang bersifat rahasia pun semakin tinggi. Hal ini merupakan aspek yang paling penting

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Citra Digital Citra digital adalah gambar dua dimensi yang dapat ditampilkan pada layar monitor komputer sebagai himpunan berhingga (diskrit) nilai digital yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. aa

BAB I PENDAHULUAN. 1. aa BAB I PENDAHULUAN 1. aa 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada saat ini sedang mengalami kemajuan. Salah satu bentuk nyata dari perkembangan teknologi adalah dengan adanya perangkat mobile atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam. kehidupan kita. Seperti dengan adanya teknologi internet semua

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam. kehidupan kita. Seperti dengan adanya teknologi internet semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan kita. Seperti dengan adanya teknologi internet semua orang memanfaatkannya sebagai media pertukaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan komputer dan internet telah mengalami perkembangan pesat. Teknologi ini mampu menghubungkan hampir semua komputer yang ada di dunia, sehingga kita bisa saling

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA TEA DAN FUNGSI HASH MD4 UNTUK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DATA

IMPLEMENTASI ALGORITMA TEA DAN FUNGSI HASH MD4 UNTUK ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DATA TECHSI ~ Jurnal Penelitian Teknik Informatika Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe Aceh Keamanan data merupakan salah satu aspek terpenting dalam teknologi informasi. Nurdin IMPLEMENTASI ALGORITMA TEA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kriptografi Kriptografi telah menjadi bagian penting dalam dunia teknologi informasi saat ini terutama dalam bidang komputer. Hampir semua penerapan teknologi informasi menggunakan

Lebih terperinci

Pengantar Kriptografi

Pengantar Kriptografi Pengantar Kriptografi Muhammad Sholeh Teknik Informatika Institut Sains & Teknologi AKPRIND Kata kriptografi (cryptography) berasal dari 2 buah kata kuno yaitu kripto (cryptic) dan grafi (grafein) yang

Lebih terperinci

Penyisipan Citra Pesan Ke Dalam Citra Berwarna Menggunakan Metode Least Significant Bit dan Redundant Pattern Encoding

Penyisipan Citra Pesan Ke Dalam Citra Berwarna Menggunakan Metode Least Significant Bit dan Redundant Pattern Encoding Penyisipan Citra Pesan Ke Dalam Citra Berwarna Menggunakan Metode Least Significant Bit dan Redundant Pattern Encoding Rahmandhita Fikri Sannawira, Agus Sidiq Purnomo Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Kemajuan cara berpikir manusia membuat masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi merupakan salah satu alat bantu penting dalam peradaban

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MOST SIGNIFICANT BIT UNTUK PENYISIPAN PESAN TEKS PADA CITRA DIGITAL

PENERAPAN METODE MOST SIGNIFICANT BIT UNTUK PENYISIPAN PESAN TEKS PADA CITRA DIGITAL Pelita Informatika Budi Darma, Volume : IV, Nomor:, Agustus 23 ISSN : 23-9425 PENERAPAN METODE MOST SIGNIFICANT BIT UNTUK PENYISIPAN PESAN TEKS PADA CITRA DIGITAL Harry Suhartanto Manalu (9259) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi 2.1.1 Definisi Kriptografi Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, crypto dan graphia. Crypto berarti secret (rahasia) dan graphia berarti writing (tulisan)[10]. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan akan menjabarkan mengenai garis besar skripsi melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal yang akan dijabarkan adalah latar belakang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia informatika saat ini berkembang sangat pesat dan membawa dunia ke era teknologi, karena itulah saat ini informasi menjadi sangat penting. Maka mulai bermunculan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengiriminan pesan teks, adakalanya pengirim maupun penerima pesan tidak ingin orang lain mengetahui apa isi pesan tersebut. Dengan perkembangan ilmu komputasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI ENKRIPSI DATA MENGGUNAKAN METODE ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

PERANCANGAN APLIKASI ENKRIPSI DATA MENGGUNAKAN METODE ADVANCED ENCRYPTION STANDARD Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2017, pp. 165~171 165 PERANCANGAN APLIKASI ENKRIPSI DATA MENGGUNAKAN METODE ADVANCED ENCRYPTION STANDARD Cahyani Budihartanti 1, Egi Bagus Wijoyo

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keamanan Informasi Dalam era digital, komunikasi melalui jaringan komputer memegang peranan penting. Melalui komunikasi elektronis, seseorang dapat melakukan transaksi atau komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi saat ini sangatlah pesat dan berpengaruh terhadap hampir semua kehidupan manusia, salah satunya adalah teknologi jaringan

Lebih terperinci

Pengenalan Kriptografi

Pengenalan Kriptografi Pengenalan Kriptografi (Week 1) Aisyatul Karima www.themegallery.com Standar kompetensi Pada akhir semester, mahasiswa menguasai pengetahuan, pengertian, & pemahaman tentang teknik-teknik kriptografi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Steganografi Steganografi merupakan seni komunikasi rahasia dengan menyembunyikan pesan pada objek yang tampaknya tidak berbahaya. Keberadaan pesan steganografi adalah rahasia.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Kriptografi 2.. Definisi Kriptografi Kriptografi adalah ilmu mengenai teknik enkripsi di mana data diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang sulit dibaca oleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Analisa sistem pada yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap perancangan aplikasi Chat Facebook API Menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengenalan Kriptografi II.1.1 Sejarah Kriptografi Kriptografi mempunyai sejarah yang panjang. Informasi yang lengkap mengenai sejarah kriptografi dapat di temukan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disadap atau dibajak orang lain. Tuntutan keamanan menjadi semakin kompleks, maka harus dijaga agar tidak dibajak orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. disadap atau dibajak orang lain. Tuntutan keamanan menjadi semakin kompleks, maka harus dijaga agar tidak dibajak orang lain. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah keamanan dan kerahasiaan data merupakan salah satu aspek yang penting dari Sistem Informasi, informasi tidak akan berguna lagi bila telah disadap atau dibajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan. Kriptografi mengubah informasi asli (plaintext) melalui proses enkripsi

BAB I PENDAHULUAN. pesan. Kriptografi mengubah informasi asli (plaintext) melalui proses enkripsi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan berkembangnya teknologi informasi, penggunaan media digital juga semakin meningkat. Populernya penggunaan media digital sebagai media pertukaran informasi disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keamanan dan kerahasiaan dokumen merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam sistem informasi. Data dan informasi menjadi suatu hal yang tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

Pemampatan Data Sebagai Bagian Dari Kriptografi

Pemampatan Data Sebagai Bagian Dari Kriptografi Pemampatan Data Sebagai Bagian Dari Kriptografi Muhammad Ismail Faruqi, Adriansyah Ekaputra, Widya Saseno Laboratorium Ilmu dan Rekayasa Komputasi Departemen Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat lunak aplikasi (software application) adalah suatu subkelas perangkat lunak

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat lunak aplikasi (software application) adalah suatu subkelas perangkat lunak BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perangkat lunak aplikasi (software application) adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu

Lebih terperinci

PENGAMANAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI SPREAD SPECTRUM BERBASIS ANDROID

PENGAMANAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI SPREAD SPECTRUM BERBASIS ANDROID e-issn: 2527-337X PENGAMANAN PESAN TEKS MENGGUNAKAN TEKNIK STEGANOGRAFI SPREAD SPECTRUM BERBASIS ANDROID Achmad Noercholis, Yohanes Nugraha Teknik Informatika STMIK Asia Malang ABSTRAKSI Keamanan dalam

Lebih terperinci

KONSEP PENYANDIAN FILE JPEG DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSB

KONSEP PENYANDIAN FILE JPEG DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSB KONSEP PENYANDIAN FILE JPEG DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSB Haikal Nando Winata1, Raja Nasrul Fuad2 Institut Teknologi Medan - Fakultas Teknologi Industri, Prodi Teknik Informatika ekalnata@itm.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keamanan Data Keamanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari sebuah sistem informasi. Masalah keamanan sering kurang mendapat perhatian dari para perancang dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi semakin pesat, ketergantungan antara komputer dan telekomunikasi semakin besar sehingga memudahkan kita untuk saling bertukar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. implementasi algoritma Blowfish pada audio steganografi berbasis MP3.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. implementasi algoritma Blowfish pada audio steganografi berbasis MP3. 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut ini adalah desain penelitian yang akan digunakan pada proses implementasi algoritma Blowfish pada audio steganografi berbasis MP3. Menentukan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI PADA MEDIA GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DES DAN REGION-EMBED DATA DENSITY.

IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI PADA MEDIA GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DES DAN REGION-EMBED DATA DENSITY. Abstraksi IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI DAN STEGANOGRAFI PADA MEDIA GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DES DAN REGION-EMBED DATA DENSITY. Rizqi Firmansyah - Wahyu Suadi, S.Kom., M.M., M.Kom. Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan internet yang sangat pesat, maka kerahasian data atau informasi merupakan objek yang sangat penting. Banyak pengguna internet yang dirugikan karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia digital saat ini membuat lalu lintas pengiriman data elektronik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia digital saat ini membuat lalu lintas pengiriman data elektronik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia digital saat ini membuat lalu lintas pengiriman data elektronik semakin ramai dan sensitif. Sebagai contoh perkembangan jaringan internet yang memungkinkan

Lebih terperinci

PROTEKSI KEAMANAN DOKUMEN SERTIFIKAT FILE JPEG PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN STEGANOGRAFI DAN KRIPTOGRAFI

PROTEKSI KEAMANAN DOKUMEN SERTIFIKAT FILE JPEG PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN STEGANOGRAFI DAN KRIPTOGRAFI PROTEKSI KEAMANAN DOKUMEN SERTIFIKAT FILE JPEG PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN STEGANOGRAFI DAN KRIPTOGRAFI Ary Budi Warsito 1, Lusi Fajarita 2, Nazori AZ 3 1 Teknik Informatika STMIK Raharja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan komputer untuk memudahkan membantu penyelesaian dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan komputer untuk memudahkan membantu penyelesaian dan BAB I PENDAHULUAN I.1. LatarBelakang Perkembangan teknologi komputer pada saat ini menyebabkan terkaitnya manusia dengan komputer untuk memudahkan membantu penyelesaian dan komputerisasi. Hal ini membuka

Lebih terperinci

Penerapan Metode End Of File Pada Steganografi Citra Gambar dengan Memanfaatkan Algoritma Affine Cipher sebagai Keamanan Pesan

Penerapan Metode End Of File Pada Steganografi Citra Gambar dengan Memanfaatkan Algoritma Affine Cipher sebagai Keamanan Pesan Penerapan Metode End Of File Pada Steganografi Citra Gambar dengan Memanfaatkan Algoritma Affine Cipher sebagai Keamanan Pesan 1) Achmad Fauzi STMIK KAPUTAMA, Jl. Veteran No. 4A-9A, Binjai, Sumatera Utara

Lebih terperinci

(pencurian, penyadapan) data. Pengamanan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu steganography dan cryptography.

(pencurian, penyadapan) data. Pengamanan data dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu steganography dan cryptography. Dasar-dasar keamanan Sistem Informasi Pertemuan II Pengamanan Informasi David Khan dalam bukunya The Code-breakers membagi masalah pengamanan informasi menjadi dua kelompok; security dan intelligence.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem dari sistem administrasi negara, yang mempunyai peranan penting dalam pemerintahan dan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS

ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS ANALISIS METODE MASKING-FILTERING DALAM PENYISIPAN DATA TEKS Efriawan Safa (12110754) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja No. 338 Simpang Limun www.inti-budidarma.com

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Steganografi Citra Digital dengan Algoritma EOF dan TEA Cipher Artikel Ilmiah

Perancangan dan Implementasi Steganografi Citra Digital dengan Algoritma EOF dan TEA Cipher Artikel Ilmiah Perancangan dan Implementasi Steganografi Citra Digital dengan Algoritma EOF dan TEA Cipher Artikel Ilmiah Peneliti: Gilang Dwi Satyo (672008206) Suprihadi, S.Si., M.Kom.. Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

2017 Ilmu Komputer Unila Publishing Network all right reserve

2017 Ilmu Komputer Unila Publishing Network all right reserve Implementasi Kriptografi Dan Steganografi Pada Media Gambar Menggunakan Hill Cipher Dan Least Significant Bit (LSB) 1 Wamiliana, 2 Rico Andrian, dan 3 Eka Fitri Jayanti 1 Jurusan Matematika FMIPA Unila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kriptografi merupakan seni dan ilmu untuk menulis rahasia The Art of Secreet Writing. Tujuan dari kriptografi adalah mengolah informasi dengan algoritma tertentu supaya

Lebih terperinci

Aplikasi Pengamanan Data dengan Teknik Algoritma Kriptografi AES dan Fungsi Hash SHA-1 Berbasis Desktop

Aplikasi Pengamanan Data dengan Teknik Algoritma Kriptografi AES dan Fungsi Hash SHA-1 Berbasis Desktop Aplikasi Pengamanan Data dengan Teknik Algoritma Kriptografi AES dan Fungsi Hash SHA-1 Berbasis Desktop Ratno Prasetyo Magister Ilmu Komputer Universitas Budi Luhur, Jakarta, 12260 Telp : (021) 5853753

Lebih terperinci

ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI

ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI ALGORITMA LEAST SIGNIFICANT BIT UNTUK ANALISIS STEGANOGRAFI 1 Indra Yatini B., S.Kom., M.Kom 2 Dra. F. Wiwiek Nurwiyati, M.T. indrayatini@akakom.ac.id wiwiek@akakom.ac.id Teknik Informatika, STMIK AKAKOM

Lebih terperinci

LAMPIRAN A ALGORITMA AES 128

LAMPIRAN A ALGORITMA AES 128 LAMPIRAN A ALGORITMA AES 128 AES (Advanced Encryption Standard) Algoritma AES diperoleh melalui kompetisi yang dilakukan pada tahun 1997 oleh NIST (National Institute of Standard and Technology) untuk

Lebih terperinci