BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skripsi ini bertujuan untuk melihat apa yang bisa menjadi penyebab dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi bangsa Skotlandia untuk mendukung tuntutan pemisahan wilayah Skotlandia dari United Kingdom (UK) 1 yang diajukan oleh Partai Nasional Skotlandia (SNP). UK adalah salah satu negara multi bangsa karena terdapat lebih dari satu identitas kebangsaan, yaitu bangsa Inggris (English), bangsa Skotlandia (Scottish), bangsa Wales (Welsh), dan bangsa Irlandia (Irish); yang terbagi sesuai dengan wilayahnya masing-masing. Meskipun berbeda secara budaya maupun wilayah, keempat bangsa tersebut adalah warga negara UK yang mendapatkan hak dan kewajiban yang sama. Pemerintah UK berpusat di London yang berada di wilayah bangsa Inggris dan adalah bangsa yang paling dominan bersikap hati-hati memperlakukan ketiga bangsa di wilayah lain dengan memberikan kebijakan yang akomodatif untuk memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengekspresikan budaya yang merupakan bagian dari identitas kebangsaan mereka, seperti misalnya memperbolehkan masingmasing bangsa memiliki liga sepakbola yang terpisah atau juga dalam bidang politik, pemerintah pusat juga membentuk pemerintahan daerah 2 yang memiliki kewenangan tertentu terhadap daerahnya sendiri. 1 UK adalah United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland sesudah wilayah Irlandia merdeka pada tahun 1949 sedangkan Britania Raya adalah sebutan untuk wilayah Britania yang terdiri dari Skotlandia, Inggris, dan Wales. Inggris yang dimaksud dalam skripsi ini adalah England di Bahasa Inggris sedangkan untuk menyebut negara Inggris secara keseluruhan akan tetap menggunakan UK seperti di Bahasa Inggris. 2 Dibentuknya Scottish Office sebagai substate institution pada 1885 dan kemudian pada tahun 1964, dibentuk Welsh Office. Sedangkan untuk Irlandia Utara, baru dibentuk Northern Ireland Office pada 1972 menggantikan Northern Ireland Assembly yang sudah ada sejak 1922 dengan mengikuti kerangka kerja yang sama dengan Scottish Office (Mitchell, 2006: ). 1

2 Perbedaan identitas-identitas ini disebabkan oleh sejarah UK yang sebelumnya merupakan kerajaan-kerajaan yang terpisah dan hingga kemudian kerajaan Skotlandia bergabung dengan kerajaan Inggris yang merupakan kerajaan yang paling besar dan kuat saat itu, melalui kesepakatan Acts of Union pada tahun 1707 dan sekaligus menandakan terbentuknya wilayah Britania Raya. Sebelumnya, Wales bergabung dengan kerajaan Inggris pada tahun 1536 dan sesudah Irlandia bergabung pada tahun 1801 maka resmi terbentuk United Kingdom of Great Britain and Ireland. Meskipun tergabung dalam satu negara, identitas masing-masing bangsa masih terjaga dengan baik karena sudah mengakar kuat pada wilayahnya. Dibandingkan dua bangsa lain, bangsa Skotlandia lah yang paling berkembang karena dipengaruhi oleh sikap pemerintah UK yang membebaskan wilayah Skotlandia untuk memiliki pemerintahan daerah, sistem pendidikan dan gereja yang terpisah dari wilayah Inggris (Fusaro, 1979: 363). Pada pemilihan umum Parlemen Skotlandia tahun 2011, Scottish National Party (SNP) yang merupakan partai nasionalis berhasil meraih kursi mayoritas di Parlemen Skotlandia dan memenangkan suara terbanyak sehingga SNP menjadi partai pemerintah Skotlandia. Dari kemenangan itulah, SNP mengajukan untuk mengadakan referendum untuk menentukan pemisahan diri Skotlandia dari UK yang menurut rencana akan dilaksanakan pada 18 September 2014 (Carrell, 21 Maret 2013). Usulan pemisahan diri yang diajukan oleh Pemerintah Skotlandia ini mengundang berbagai respon dari masyarakat, pemerintah UK, maupun dari partai lain. Pemerintah UK, meskipun kurang menyetujui ide pemisahan diri ini, tetap memberikan kesempatan bagi Skotlandia untuk mengadakan referendum. Berdasarkan hasil polling yang dilakukan oleh TNS BMRB pada April 2013 memperlihatkan dukungan terhadap UK sebesar 51% sedangkan yang mendukung perpisahan Skotlandia hanya sebesar 30% dan sisa 19% masih belum memutuskan (Carrell, 23 April 2013). Skripsi ini akan membahas mengenai alasan mengapa bangsa Skotlandia ingin memisahkan diri melalui diadakannya referendum yang memutuskan masa depan Skotlandia. Namun skripsi ini akan fokus untuk melihat faktor apa saja 2

3 yang bisa mempengaruhi pertimbangan masyarakat untuk mendukung perpisahan Skotlandia dengan melihat pengaruh dari fakta-fakta sejarah dan juga faktor ekonomi yang kemudian dapat mendorong peningkatan dukungan pada upaya pemisahan diri melalui referendum untuk menjadikan Skotlandia sebagai negara independen setelah 300 tahun lebih bergabung dengan UK Rumusan Masalah Dari pemaparan mengenai latar belakang masalah yang terjadi dapat ditarik rumusan masalah utama Mengapa muncul tuntutan dari bangsa Skotlandia untuk memisahkan diri dari UK? namun pembahasan akan lebih fokus untuk menjawab variabel yang lebih spesifik yaitu Apa yang bisa memengaruhi dukungan masyarakat Skotlandia terhadap upaya pemisahan diri melalui referendum di tahun 2014? 1.3. Tujuan Penelitian Menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perpisahan suatu bangsa dari negara maju, khususnya UK Menganalisis apa saja yang dapat mempengaruhi peningkatan dukungan bangsa Skotlandia untuk memisahkan diri Melihat dinamika hubungan Skotlandia dan pemerintah UK Melihat perkembangan nasionalisme bangsa Skotlandia di UK 1.4. Landasan Konseptual Untuk menjawab rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya dapat dilihat beberapa konsep yang dijelaskan oleh beberapa ahli mengenai penyebab dari munculnya tuntutan dari sebuah bangsa untuk memisahkan diri dari suatu negara. Menanggapi permasalahan yang berkaitan dengan hubungan etnokultural, Will Kymlica (2000) mengatakan bahwa sampai sekarang belum ada konsepkonsep ataupun prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk menjelaskan serta membandingkan permasalahan etnokultural yang terjadi di negara-negara Barat dan negara-negara berkembang. Kymlica (2000: 183) juga menjelaskan bahwa 3

4 sebenarnya di negara-negara Barat sendiri tidak memiliki kebijakan serupa untuk menghadapi permasalahan etnokultural, adanya perbedaan tersebut menyulitkan untuk membuat konsep yang sama untuk mengelola keberagaman etnis yang ada dan dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbandingan. John Breuilly (1993) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi suatu bangsa di negara-negara Barat untuk memisahkan diri juga berbeda satu sama lain. Kymlica (2000:185) menjelaskan beberapa negara Barat dengan multibangsa berusaha untuk membentuk dan menyebarkan satu kebudayaan umum untuk berlaku di dalam wilayahnya, hal ini disebut dengan societal culture yang ia jelaskan sebagai budaya yang ada dalam suatu teritori dan fokus pada penggunaan bahasa yang sama dalam hal ini bahasa kelompok mayoritas dan digunakan di berbagai institusi sehingga mendorong kelompok identitas lain yang tergabung dalam negara tersebut untuk lebih banyak menggunakan bahasa mayoritas untuk diterima di tengah masyarakat. Kymlica berpendapat yang dilakukan oleh negara-negara Barat adalah nation building dengan memaksa kelompok identitas lain untuk menggunakan kebudayaan mayoritas agar bisa mengakses hak-hak sebagai warga negara, hal itu tentu tidak sesuai dengan netralitas yang seharusnya dijunjung tinggi prinsip demokrasi liberal yang dijunjung negara-negara Barat. Dari pemaksaan satu kebudayaan mayoritas tersebut dapat berujung pada munculnya tuntutan dari kelompok minoritas untuk memisahkan diri karena mereka tidak mendapat hak-hak yang sama sebagai warga negara dengan kelompok lain. Seperti yang terjadi di Kanada dengan bangsa Quebec; mayoritas orang Kanada berbahasa Inggris karena wilayah mereka adalah bekas jajahan Inggris, namun salah satu negara bagian di Kanada yaitu Quebec merupakan bekas jajahan Perancis dan menggunakan bahasa Perancis sebagai bahasa utama sehingga ketika Kanada terbentuk muncul perbedaan penggunaan bahasa. Pada awalnya pemerintah Kanada menetapkan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi Kanada dan digunakan di berbagai instusi pemerintah maupun sistem pendidikan. Namun ketika perlawanan dari Quebec yang menyatakan sebagai bangsa yang terpisah karena perbedaan bahasa dan budaya, menuntut pemisahan diri dari 4

5 Kanada, Pemerintah Kanada menawarkan hak khusus di wilayah Quebec dengan memperbolehkan penggunaan bahasa Perancis sebagai bahasa resmi di Quebec untuk digunakan dalam pendidikan, media, institusi pemerintahan, dan kehidupan sehari-hari sehingga kini ada dua bahasa nasional di Kanada, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Perancis. Perubahan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Kanada tersebut selain untuk mempertahankan integrasi negaranya juga untuk menguatkan rasa cinta bangsa Quebec terhadap negara Kanada sendiri sebagai warga negara yang haknya diakomodasi oleh pemerintah. Kanada sebagai contoh kasus dapat juga memperlihatkan bagaimana negara-negara Barat menghadapi tuntutan dari kelompok minoritas yang cenderung mengakomodasi tuntutan itu daripada melakukan tindakan represif (Kymlica 2000: 189). Dengan cara itu kelompok-kelompok minoritas menjadi lebih loyal terhadap negara selain untuk menghindari konflik yang berakhir pada kekerasan. Pada beberapa kasus, meskipun pemerintah sudah mengakomodasi kepentingan-kepentingan bangsa-bangsa yang ada di dalam wilayahnya, seperti tuntutan untuk otonomi daerah dan federalisme, hal itu tidak menjamin berkurangnya gerakan-gerakan nasionalis yang menuntut untuk memisahkan diri. Beberapa ahli menjelaskan munculnya gerakan-gerakan nasionalis disebabkan oleh marginalisasi ekonomi yang merugikan bagi suatu kelompok. Pada awal perkembangan industri, hanya kelompok tertentu yang mendapatkan keuntungan sehingga kelompok atau daerah lain yang tidak mendapatkan keuntungan melakukan pemberontakan dan ingin memisahkan diri. Oleh karena alasan marginalisasi tersebut, beberapa ahli berpendapat bahwa dengan modernisasi dan perkembangan ekonomi maka permasalahan yang muncul karena gerakan-gerakan nasionalis yang menuntut untuk berpisah akan menghilang dengan sendirinya (Kymlica, 2000: 184). Tetapi yang terjadi di Spanyol menunjukkan hal yang berbeda. Wilayah Basque dan Catalan yang merupakan wilayah Spanyol yang memiliki perekonomian yang makmur jika dibandingkan dengan wilayah Spanyol lainnya, tetap memiliki gerakan nasionalis yang kuat. Hal yang terjadi di Spanyol kemudian mematahkan anggapan bahwa modernisasi akan menghilangkan konflik etnis atau meredakan gerakan-gerakan nasionalis (Medrano, 1994: 543). Adanya 5

6 diskriminasi kultural yang dilakukan oleh Francisco Franco pada tahun 1950-an yang kemudian menyebabkan kuatnya identitas bangsa Basque dan Catalan sebagai bangsa yang terpisah dari bangsa Spanyol hingga kemudian pada masa demokrasi sekarang ini tuntutan untuk memisahkan diri dari kedua bangsa masih kuat (lihat Medrano (1994) dan Tura (1989) untuk pembahasan lebih lanjut mengenai kasus Basque dan Catalan di Spanyol). Permasalahan berkaitan dengan kelompok nasionalis yang terjadi memang berbeda-beda pada setiap negara karena latar belakang masalah terpengaruh dari sejarah dan kondisi politik masing-masing. Oleh karena itu Tura (1989: 184) berpendapat bahwa akan sulit untuk membentuk satu teori umum yang menjelaskan penyebab munculnya nasionalisme identitas dan gerakan nasionalis untuk memisahkan diri. Dalam bukunya Nationalism and National Integration, Anthony Birch (2003) membahas bahwa setidaknya ada empat hal yang menjadi justifikasi bagi sebuah kelompok nasionalis untuk memisahkan diri, yaitu: a) penyatuan wilayah yang sebelumnya terjadi dilakukan secara paksa menyebabkan orang-orang terus melakukan tindakan penolakan; b) pemerintah pusat yang gagal untuk melindungi hak-hak dasar dan keamanan warga negaranya; c) sistem politik yang tidak berhasil untuk melindungi kepentingan politik dan ekonomi yang ada; d) pemerintah pusat gagal atau mengabaikan kepentingan kelompok minoritas dan mengutamakan suara mayoritas. Namun penjelasan Birch sekali lagi tidak dapat diterapkan pada semua kasus tuntutan pemisahan diri yang diajukan oleh kelompok nasionalis. Allen Buchanan (1991) menjelaskan mengenai Primary Right Theories, yang dijelaskan sebagai voluntary choice of members to form an independent state meskipun tidak mengalami diskriminasi atau ketidakadilan tetapi tentu ada penyebab ataupun pendorong di balik tuntutan tersebut. Sedangkan Michael Hechter (1992) menjelaskan pemisahan diri sebagai proses dari keputusan kolektif yang berkelanjutan berdasar pada rational choice. Setidaknya ada empat proses yang mendorong pemisahan diri sebagai tujuan akhir, yaitu: 6

7 Populasi Regional Identifikasi Grup yang Lemah Identifikasi Grup yang Kuat 1. Permasalahan Identifikasi Grup Regional Sedikitnya Aksi Kolektif Banyaknya Aksi Kolektif 2. Permasalahan Aksi Kolektif Regional Dukungan untuk Integrasi Dukungan untuk Memisahkan Diri 3. Penentu Dukungan Pemisahan Diri Kuat: Tidak ada pemisahan diri Lemah: Adanya pemisahan diri 4. Respon Negara Induk Gambar 1. Model Pemisahan Diri dari Hechter (1992) Skripsi ini akan fokus pada proses ketiga yaitu mengenai dukungan masyarakat oleh karena itu perlu dilihat faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi dukungan masyarakat dalam upaya pemisahan diri suatu wilayah dari negara induk sesudah proses satu dan dua terpenuhi. Meningkatnya dukungan masyarakat untuk memisahkan diri dari negara induk biasanya diterjemahkan juga sebagai menguatnya rasa nasionalisme masyarakat. Dalam sistem negara demokratis, adanya partai politik nasionalis yang memiliki tujuan pemisahan diri dibutuhkan sebagai aktor penting dalam memperjuangkan wilayah yang merdeka oleh karena itu sangat penting bagi partai nasionalis untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Jika masyarakat mempercayai partai nasionalis maka akan lebih mudah bagi kaum nasionalis untuk mengajukan rencana kepada pemerintah pusat mengenai tuntutan pemisahan diri. Peningkatan dukungan ini akan semakin terpengaruh apabila wilayah tersebut tidak terlalu bergantung pada perekonomian negara induk karena ini menunjukkan kemandirian wilayah tersebut dari hal yang paling penting yaitu 7

8 stabilitas perekonomian. Hal itu dapat juga didorong oleh penemuan sumber daya di wilayah tersebut sehingga membuat perekonomian wilayah mereka maju dan dapat berdiri sendiri. Menurut Birch (2003), penemuan sumber daya tersebut dapat dikategorikan sebagai eruptive factor yang mengubah pandangan masyarakat terhadap situasi mereka selama ini dan memungkinkan mereka untuk menuntut perubahan dalam hal ini misalnya pemisahan diri dari negara induk. Ketergantungan terhadap perekenomian negara induk juga dapat dipengaruhi oleh munculnya pasar alternatif lain sehingga pemasaran barang atau jasa yang dihasilkan tidak terbatas pada negara induk saja. Adanya kedua poin tersebut akan berpengaruh besar dalam mendorong kemandirian ekonomi wilayah tersebut jika nantinya akan terpisah dan meyakinkan masyarakat bahwa mereka akan mampu mengatur perekonomian wilayah mereka sendiri tanpa negara induk. Dalam bukunya Political Integration and Disintergration in British Isles, Birch juga berpendapat bahwa perkembangan organisasi ekonomi supranasional akan berpengaruh pada wilayah yang ingin memisahkan diri karena melihat fakta bahwa negara-negara kecil juga dapat menikmati keuntungan yang sama dengan negara besar karena bantuan yang diberikan oleh organisasi tersebut (Hechter, : 179). Pernyataan tersebut akan menambah kepercayaan diri negaranegara baru agar tidak khawatir mengenai posisi mereka di dunia internasional sebagai negara yang baru merdeka dengan harapan mereka akan tetap mendapatkan keuntungan yang sama meski mereka sudah terpisah dari negara induk. Faktor lain yang juga mendorong dukungan masyarakat untuk memisahkan diri adalah adanya perubahan pandangan terhadap negara induk yang dapat disebabkan oleh melemahnya perekonomian negara induk atau juga kekalahan perang yang diderita oleh negara induk karena masyarakat akan terpengaruh dengan perhitungan untung-rugi jika tetap bergabung atau apabila mereka berpisah dengan negara induk. Seperti yang dikatakan Nairn, regions are more likely to promote nationalist movements when state membership no longer presents advantages.over-developed regions nationalist movements mobilize population to push state reforms that will promote further regional development. 8

9 (Medrano, 1994: 542). Perhitungan keuntungan ini juga memengaruhi basis dukungan kelompok nasionalis, hal ini didasari oleh anggapan bahwa setiap orang ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar oleh karena itu mereka akan mendukung upaya pemisahan diri dengan jika mereka melihat harapan bahwa dengan menjadi independen akan memperbesar kesempatan mereka untuk memperbaiki perekonomian. Dari penjabaran mengenai pendapat para ahli mengenai penyebab dan pendorong suatu bangsa untuk memisahkan diri memang tidak selalu sama di tiap kasus terlebih lagi ada perbedaan yang mendasar mengenai kasus yang terjadi di negara-negara berkembang dan negara-negara maju karena akar identitas nasionalisme yang terbentuk juga berbeda Hipotesis Munculnya tuntutan dari pemerintah Skotlandia untuk memisahkan diri dari UK melalui referendum tahun 2014 disebabkan oleh ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah dalam mengelola kepentingan ekonomi masyarakat Skotlandia sehingga kekayaan sumber daya yang dimiliki Skotlandia tidak dirasakan oleh masyarakat Skotlandia sendiri dan sebaliknya mengalir ke wilayah-wilayah lain. Hal inilah yang mendorong munculnya tuntutan-tuntutan awal untuk mengatur wilayah mereka sendiri terpisah dari pemerintah nasional. Kemampuan ekonomi Skotlandia juga mempengaruhi pertimbangan masyarakat untuk mendukung pemisahan diri; Skotlandia yang kaya akan sumber daya dianggap memiliki kemampuan untuk menjadi negara independen maka dari kekayaan sumber daya dan pemasukan pajak Skotlandia tersebut dapat seluruhnya digunakan untuk kepentingan Skotlandia yang diatur oleh pemerintah Skotlandia independen dan tidak lagi tergantung pada kebijakan pemerintah UK. 1.6.Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan studi pustaka sebagai desain pengumpulan data. Sumber data akan berasal dari buku-buku, serta jurnal, dan artikel-artikel dari situs-situs 9

10 online yang dapat dipercaya. Data dan informasi yang sudah dikumpulkan akan dianalisis menggunakan metode kualitatif untuk menjawab pertanyaan penelitian. Teknik pengolahan yang akan digunakan berdasarkan Satori dan Komariah (2009: 96-97) adalah dengan reduksi data, display data, dan analisis data. Dalam reduksi data, penulis akan memilah-milah data yang sesuai dengan fokus penelitian dan kemudian data-data tersebut akan dikategorikan untuk memudahkan penulis melihat hubungan dan pola dari data yang tersedia dalam proses display data. Terakhir dalam analisis data, penulis akan mengurai data mengacu pada landasan konseptual sehingga hasil penelitian tampak lebih jelas dan menerangkan pokok permasalahan yang diangkat dan kemudian dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab pertanyaan penelitian. 1.7.Kerangka Penulisan Pada bagian pertama skripsi ini, akan dibahas mengenai latar belakang permasalahan antara bangsa Skotlandia dan UK, serta fokus permasalahan yang akan diangkat dalam pembahasan skripsi ini. Bab kedua akan membahas mengenai sejarah singkat antara Skotlandia dan UK sebelum adanya devolusi di Skotlandia untuk melihat bagaimana hubungan keduanya pada masa-masa awal. Melalui latar belakang sejarah ini juga dapat dilihat bagaimana identitas Skotlandia berkembang menjadi rasa nasionalisme kemudian disalurkan dalam saluran-saluran politik sebagai salah satu perwujudan dari aksi kolektif bangsa Skot. Selanjutnya, pada bab ketiga akan berisi tentang analisis penyebab munculnya upaya pemisahan diri dari bangsa Skotlandia sejak tercapainya devolusi hingga rencana referendum muncul. Analisis juga akan dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang menjadi pertimbangan bagi dukungan masyarakat terhadap Skotlandia yang independen. Bab empat sebagai bagian penutup akan menyajikan kesimpulan yang berupa rangkuman dari isi bab-bab sebelumnya untuk menjawab rumusan masalah dan juga membuktikan hipotesis. 10

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pembahasan dari bab ini adalah kesimpulan dan saran yang merujuk pada jawaban-jawaban permasalahan penelitian yang telah dikaji. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. A. Pendahuluan

BAB V. Kesimpulan. A. Pendahuluan BAB V. Kesimpulan A. Pendahuluan Kebijakan nation building yang diterapkan di Malaysia saat ini (dengan basis identitas etnis Melayu sebagai kelompok etnis yang dominan) tidak berjalan seperti yang diharapkan

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILU DUNIA

SEJARAH PEMILU DUNIA SEJARAH PEMILU DUNIA PENGERTIAN PAKAR Secara etimologis kata Demokrasi terdiri dari dua kata Yunani yaitu damos yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein atau cratos yang berarti kedaulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

BAB I PENDAHULUAN. Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa konflik Irlandia Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

Lebih terperinci

Partisipasi Politik dan Pemilihan Umum

Partisipasi Politik dan Pemilihan Umum Partisipasi Politik dan Pemilihan Umum Cecep Hidayat cecep.hidayat@ui.ac.id - www.cecep.hidayat.com Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Materi Bahasan Definisi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Thailand merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari permasalahan konflik dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

PEMILU. Oleh : Nur Hidayah

PEMILU. Oleh : Nur Hidayah PEMILU Oleh : Nur Hidayah A. PENGERTIAN PEMILU Merupakan salah satu sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang berdasarkan pada demokrasi perwakilan. Pemilu diartikan sebagai mekanisme penyeleksian dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika Multikulturalisme Kanada ( ). Kesimpulan tersebut

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika Multikulturalisme Kanada ( ). Kesimpulan tersebut BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul. Kesimpulan tersebut merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikemukakan oleh penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan sistem satu partai atau partai tunggal dalam bidang pemerintahan. Oleh karena itu, semua partai politik termasuk AFPFL dihilangkan. Ne Win menganggap bahwa banyaknya partai politik akan mengacaukan pemerintahan

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah memproklamasikan Kosovo sebagai Negara merdeka, lepas dari Serbia. Sebelumnya Kosovo adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penulisan skripsi ini. Kesimpulan ini

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penulisan skripsi ini. Kesimpulan ini BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penulisan skripsi ini. Kesimpulan ini merupakan jawaban terhadap perumusan masalah penelitian yang diajukan. Kesimpulan yang didapatkan, adalah: Pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Veygi Yusna, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan politik yang dikeluarkan oleh pemerintah biasanya menimbulkan berbagai permasalahan yang berawal dari ketidakpuasan suatu golongan masyarakat, misalnya

Lebih terperinci

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA PORTUGAL IRLANDIA LUKSEMBURG INGGRIS BELGIA SPANYOL BELANDA PERANCIS DENMARK JERMAN SLOVENIA AUSTRIA ITALIA POLANDIA KROASIA RUMANIA BULGARIA YUNANI ESTONIA LATVIA LITHUANIA

Lebih terperinci

MEMBACA FENOMENA REFERENDUM UNTUK MERDEKA Oleh: Bisariyadi * Naskah Diterima: 5 Oktober 2017, Disetujui: 15 Oktober 2017

MEMBACA FENOMENA REFERENDUM UNTUK MERDEKA Oleh: Bisariyadi * Naskah Diterima: 5 Oktober 2017, Disetujui: 15 Oktober 2017 MEMBACA FENOMENA REFERENDUM UNTUK MERDEKA Oleh: Bisariyadi * Naskah Diterima: 5 Oktober 2017, Disetujui: 15 Oktober 2017 Katalonia, salah satu provinsi di Spanyol, pada tanggal 1 Oktober 2017 menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti

Lebih terperinci

Problem Papua dan Rapuhnya Relasi Kebangsaan

Problem Papua dan Rapuhnya Relasi Kebangsaan Problem Papua dan Rapuhnya Relasi Kebangsaan http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160906163356-21-156465/problem-papua-dan-rapuhnya-relasi-kebangsaan/ Arie Ruhyanto, CNN Indonesia Kamis, 15/09/2016 08:24

Lebih terperinci

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Oleh Hardy Merriman Aksi tanpa kekerasan menjadi salah satu cara bagi masyarakat pada umumnya, untuk memperjuangkan hak, kebebasan, dan keadilan. Pilihan tanpa

Lebih terperinci

Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia

Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia Ciptahadi Nugraha 10/296341/SP/23828 Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia Seperti yang kita ketahui, dalam politik pemerintahan Australia terdapat dua partai yang

Lebih terperinci

BENTUK NEGARA H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

BENTUK NEGARA H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI BENTUK NEGARA H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI BENTUK KENEGARAAN 1. Negara Kesatuan, negara yang merdeka dan berdaulat dimana di seluruh wilayah negara, yang berkuasa hanyalah satu pemerintahan pusat yang

Lebih terperinci

TURKEY, EUROPE, AND PARADOXES OF IDENTITY

TURKEY, EUROPE, AND PARADOXES OF IDENTITY l Edisi 048, Februari 2012 P r o j e c t TURKEY, EUROPE, AND PARADOXES OF IDENTITY i t a i g k a a n D Ziya Onis Terkatung-katungnya Nasib Turki di Eropa Review Paper oleh Ihsan Ali-Fauzi 1 Edisi 048,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilainilai dan cita-cita

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG, PROSES, DARI KONFLIK ANTARA INDIA DENGAN PAKISTAN SEMPAI SAAT INI. Oleh: Yasir M Hadi

LATAR BELAKANG, PROSES, DARI KONFLIK ANTARA INDIA DENGAN PAKISTAN SEMPAI SAAT INI. Oleh: Yasir M Hadi LATAR BELAKANG, PROSES, DARI KONFLIK ANTARA INDIA DENGAN PAKISTAN SEMPAI SAAT INI Oleh: Yasir M Hadi Sebelum kita berbicara tentang masalah konflik antara India dengan Pakistan,terlebih dahulu kita harus

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009

Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009 Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, 8-12-09 Selasa, 08 Desember 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY DI GEDUNG MERDEKA,

Lebih terperinci

Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2

Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2 + Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2 + Revolusi Amerika Revolusi Amerika dikenal sebagai Perang Kemerdekaan Amerika Merupakan perang kemerdekaan Amerika untuk

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia Kerangka Acuan Call for Proposals 2016-2017: Voice Indonesia Kita berjanji bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan [dalam perjalanan kolektif untuk mengakhiri kemiskinan dan ketidaksetaraan]. Kita akan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Utama, Jakarta, 2000, p Hadi, dkk., pp

Pendahuluan. Utama, Jakarta, 2000, p Hadi, dkk., pp Pendahuluan Timor Timur berada di bawah penjajahan Portugal selama lebih dari empat abad sebelum akhirnya Revolusi Anyelir di tahun 1974 membuka jalan bagi kemerdekaan negaranegara koloninya. Setelah keluarnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic. Community (EEC), dan European Atomic Community (Euratom), kemudian

BAB V KESIMPULAN. European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic. Community (EEC), dan European Atomic Community (Euratom), kemudian BAB V KESIMPULAN Pada dasarnya dalam tahapan mencapai integrasi Eropa seperti sekarang melalui proses yang cukup panjang dimulai dari pembentukan European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic

Lebih terperinci

Negara Hukum. Manusia

Negara Hukum. Manusia Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia Negara hukum / Rule of Law / Rechtsstaat yang bersumber dari pengalaman demokrasi konstitusional di Eropa Negara demokrasi adalah negara hukum, namun negara hukum belum

Lebih terperinci

MENGANALISIS SISTEM PEMERINTAHAN DI BERBAGAI NEGARA

MENGANALISIS SISTEM PEMERINTAHAN DI BERBAGAI NEGARA MENGANALISIS SISTEM PEMERINTAHAN DI BERBAGAI NEGARA A. SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER Sistem pemerintahan di mana kepala pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung jawab kepada

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia 68 BAB IV KESIMPULAN Pasca berakhirnya perang saudara di Spanyol pada tahun 1939, Francisco Franco langsung menyatakan dirinya sebagai El Claudilo atau pemimpin yang menggunakan kekuasaannya dengan menerapkan

Lebih terperinci

Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni

Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni INDUSTRIALISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL Industrialisasi menjadi salah satu strategi pembangunan ekonomi nasional yang dipilih sebagai

Lebih terperinci

SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS?

SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS? SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS? Oleh: Ahmad Syariful Jamil, S.E., M.Si Calon Widyaiswara Ahli Pertama Belum selesai proses penarikan diri Inggris dari keanggotaan Uni Eropa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa untuk mendorong terbentuknya integrasi Eropa. Pada saat itu, Eropa mengalami

Lebih terperinci

ALASAN INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA PADA REFERENDUM 2016

ALASAN INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA PADA REFERENDUM 2016 ALASAN INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA PADA REFERENDUM 2016 Pungky Amalia Sudaryono 20130510322 Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Email : pungky.amalia@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

KONSOLIDASI DEMOKRASI UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT

KONSOLIDASI DEMOKRASI UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS Pada Seminar DEMOKRASI UNTUK

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA LEICESTER

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA LEICESTER ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA LEICESTER Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami para pelajar Indonesia di Leicester yang sadar dan meyakini bahwa Pancasila adalah dasar negara dan pandangan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Negara dan Sistem Pemerintahan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen Bagian Isi Pengertian Negara Menurut Para Ahli

Lebih terperinci

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar RESUME SKRIPSI Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar negara yang melintasi batas negara. Sebagian besar negara-negara di dunia saling

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang BAB I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kebanyakan negara di dunia ini, secara etnis penduduknya terdiri dari kelompok yang heterogen. Dengan kata lain, negara-negara tersebut umumnya dibangun oleh banyak

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN KEWARGANERAAN Modul ke: Fakultas 02FEB NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN SYAMSUNASIR, S.SOS., M. M. Program Studi Management LATAR BELAKANG PERLUNYA NEGARA Menurut ahli tata negara Sokrates, Aristoteles dan

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika.

KEWARGANEGARAAN GLOBALISASI DAN NASIONALISME. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika. KEWARGANEGARAAN Modul ke: GLOBALISASI DAN NASIONALISME Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Abstract : Menjelaskan pengertian globalisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini penulis menyajikan kesimpulan berdasakan hasil penelitian yang penulis peroleh. Kesimpulan ini memaparkan beberapa pikiran pokok yang merupakan

Lebih terperinci

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan KMA Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Proses Pembuatan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah 1 BAB I PNDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan perjuangan yang tidak mudah. Perjuangan tersebut lebih dikenal dengan sebutan revolusi nasional Indonesia. Revolusi nasional

Lebih terperinci

C. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

C. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia Aktivitas 5.9 Carilah permasalahan dalam pelaksanaan otonomi daerah di daerah kalian yang dapat membahayakan prinsip negara kesatuan. Diskusikan dalam kelompok mengapa masalah tersebut ada? Apa akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Thailand dan Kamboja merupakan dua negara yang memiliki letak geografis berdekatan dan terletak dalam satu kawasan yakni di kawasan Asia Tenggara. Kedua negara ini

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: 09Fakultas Matsani EKONOMI DAN BISNIS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi & Rule of Law, SE.,MM. Program Studi AKUNTANSI PENGERTIAN HAM yaitu hak dasar yg dimiliki manusia sejak lahir sebagai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pertanyaan penelitian pada Bab I penelitian ini dan dihubungkan dengan kerangka pemikiran yang ada, maka kesimpulan yang diambil dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya untuk mewujudkan kekuasaan warga negara untuk dijalankan oleh pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak BAB V Kesimpulan Identitas sebuah negara memegang peranan besar dalam proses hubungan antar negara. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak memiliki kepentingan

Lebih terperinci

HAK ASASI MANUSIA.

HAK ASASI MANUSIA. HAK ASASI MANUSIA www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN HAM yaitu hak dasar yg dimiliki manusia sejak lahir sebagai anugrah Tuhan YME Menurut Tilaar, hak-hak yang melekat pada diri manusia dan tanpa hak-hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 1 PERTEMUAN 4

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 1 PERTEMUAN 4 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 1 PERTEMUAN 4 KARAKTERISTIK KULTUR 1. Kultur adalah sesuatu yang general dan spesifik sekaligus. General dalam arti setiap negara memiliki kultur Spesifik berati setiap kultur

Lebih terperinci

DEKLARASI PERSERIKATAN BANGSA BANGSA TENTANG HAK HAK MASYARAKAT ADAT

DEKLARASI PERSERIKATAN BANGSA BANGSA TENTANG HAK HAK MASYARAKAT ADAT DEKLARASI PERSERIKATAN BANGSA BANGSA TENTANG HAK HAK MASYARAKAT ADAT Disahkan dalam sidang umum PBB tanggal 13 September 2007 di New York, Indonesia Adalah salah satu Negara yang menyatakan mendukung Deklarasi

Lebih terperinci

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea, RESUME Australia adalah sebuah negara yang terdapat di belahan bumi bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

Lebih terperinci

LEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 19. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

LEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA. Lembar Fakta No. 19. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia LEMBAGA NASIONAL UNTUK MEMAJUKAN DAN MELINDUNGI HAK ASASI MANUSIA Lembar Fakta No. 19 Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia PENDAHULUAN PBB terlibat dalam berbagai kegiatan yang bertujuan mencapai salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam masa diadakan perluasan untuk menemukan daerah daerah baru, dan

I. PENDAHULUAN. Dalam masa diadakan perluasan untuk menemukan daerah daerah baru, dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam masa diadakan perluasan untuk menemukan daerah daerah baru, dan masalah timbul pada masa ini masalah yang cukup rumit misalnya; timbulnya gerakan gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya milik negara-negara berpenduduk mayoritas muslim saja.

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya milik negara-negara berpenduduk mayoritas muslim saja. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri, fenomena Islamic finance and economics bukan hanya milik negara-negara berpenduduk mayoritas muslim saja. Namun, bank Islam sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengacu pada tulisan-tulisan yang berkaitan dengan peran organisasi internasional dalam peacebuilding.

Lebih terperinci

DEMOCRACY DAN CIVIL SOCIETY

DEMOCRACY DAN CIVIL SOCIETY DEMOCRACY DAN CIVIL SOCIETY Oleh Abul Nizam Al-ZanZami/ 201310360311111 Dosen Pembimbing : Najamudin Tema : Demokrasi Dan Peranan Masyarakat Sipil Judul : Demokrasi Inggris Dari Monarki Absolut Menuju

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN DENMARK MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN PENANAMAN MODAL

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN DENMARK MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN PENANAMAN MODAL PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN DENMARK MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN PENANAMAN MODAL Pembukaan Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. masyarakat hidup bersama biasanya akan terjadi relasi yang tidak seimbang. Hal

BAB VI KESIMPULAN. masyarakat hidup bersama biasanya akan terjadi relasi yang tidak seimbang. Hal BAB VI KESIMPULAN Pada sebuah kondisi masyarakat multikultural di mana berbagai kelom pok masyarakat hidup bersama biasanya akan terjadi relasi yang tidak seimbang. Hal tersebut ditandai dengan hadirnya

Lebih terperinci

Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan

Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan Pengaruh Economic Cooperation Framework Agreement (ECFA) terhadap Isu One China antara Cina dan Taiwan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Cina dan Taiwan adalah dua kawasan yang memiliki latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. BAB V merupakan bab yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari setiap

BAB V KESIMPULAN. BAB V merupakan bab yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari setiap BAB V KESIMPULAN BAB V merupakan bab yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari setiap pembahasan yang ada di dalam karya tulis (skripsi) ini. Kesimpulan tersebut merupakan ringkasan dari isi perbab yang kemudian

Lebih terperinci

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT Title? Author Riendra Primadina Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov 2010 14:10:06 GMT Author Comment Hafizhan Lutfan Ali Comments Jawaban nya...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi dikenal dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem demokrasi rakyat memberikan kesempatan yang sama dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

Pada periode keempat ini Joint Parliamentary Commission berubah menjadi Mercosur Parliament yang secara resmi meminta delegasi dari tiap parlemen di n

Pada periode keempat ini Joint Parliamentary Commission berubah menjadi Mercosur Parliament yang secara resmi meminta delegasi dari tiap parlemen di n BAB IV KESIMPULAN Regionalisme Mercosur merupakan regionalisme yang telah mengalami proses yang panjang dan dinamis. Berbagai peristiwa dan upaya negara anggotanya terhadap organisasi ini telah menjadikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang stabil dalam hal politik maupun ekonomi. Oleh sebab itu, para imigran yang

BAB I PENDAHULUAN. yang stabil dalam hal politik maupun ekonomi. Oleh sebab itu, para imigran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Australia merupakan negara yang banyak dijadikan tujuan oleh para imigran dari berbagai negara untuk mendapatkan perlindungan dan memulai kehidupan baru yang lebih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang 149 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang yang membengkak. Secara ekonomi, sebelum bergabung dengan Eurozone pemerintah Yunani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan adalah dimensi penting dari usaha United Nations Development Programme (UNDP) untuk mengurangi separuh kemiskinan dunia

Lebih terperinci

BAB II FINLANDIA DAN MASALAH KETIDAKADILAN GENDER. A. Hak Pilih Perempuan (Women Suffrage) sebagai Awal Mula Perwujudan

BAB II FINLANDIA DAN MASALAH KETIDAKADILAN GENDER. A. Hak Pilih Perempuan (Women Suffrage) sebagai Awal Mula Perwujudan BAB II FINLANDIA DAN MASALAH KETIDAKADILAN GENDER A. Hak Pilih Perempuan (Women Suffrage) sebagai Awal Mula Perwujudan Keadilan Gender di Finlandia Perempuan Finlandia merupakan perempuan pertama di Eropa

Lebih terperinci

Materi Bahasan. n Konsep Demokrasi. n Cakupan Demokrasi. n Prasyarat Demokrasi.

Materi Bahasan. n Konsep Demokrasi. n Cakupan Demokrasi. n Prasyarat Demokrasi. Demokrasi Cecep Hidayat cecep.hidayat@ui.ac.id - www.cecep.hidayat.com Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Materi Bahasan Konsep Demokrasi. Cakupan Demokrasi.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI Disusun Oleh: TRI SARWINI 151070012 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG

MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG MUNDURNYA YUKIO HATOYAMA SEBAGAI PERDANA MENTERI JEPANG Resume Fransiskus Carles Malek 151050084 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

PILKADA lewat DPRD?

PILKADA lewat DPRD? http://www.sinarharapan.co/news/read/30485/mengorbankan-rakyat-untuk-menutupi-kelemahan-parpol PILKADA lewat DPRD? Mengorbankan Rakyat untuk Menutupi Kelemahan Parpol 04 January 2014 Vidi Batlolone Politik

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015 Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015 1 Konteks Regulasi terkait politik elektoral 2014 UU Pilkada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum yang menganut sistem demokrasi, yang artinya pemegang kekuasaan atau kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat namun tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaysia merupakan sebuah negara yang populasi penduduknya terdiri dari berbagai jenis etnis dan suku, atau dalam kata lain, sebuah negara yang multietnis. Dari berbagai

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. MENYEBUTKAN PENGERTIAN, MAKNA DAN MANFAAT

Lebih terperinci

BAB I - PENDAHULUAN. 1 Perjanjian Westphalia pada tahun 1648 menciptakan konsep kedaulatan Westphalia

BAB I - PENDAHULUAN. 1 Perjanjian Westphalia pada tahun 1648 menciptakan konsep kedaulatan Westphalia BAB I - PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini ingin melihat kebijakan eksternal Uni Eropa (UE) di Indonesia yang dapat dikategorikan sebagai bentuk implementasi dari konsep kekuatan normatif. Konsep

Lebih terperinci

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang melahirkan aliran feminisme, yakni: 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik * *Tokoh : Robert Merton & Talcott Parsons. *Teori

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kaum buruh merupakan klas baru dalam tatanan sosial dengan semangat kapitalisme di era globalisasi saat ini. Keterpurukan klas buruh di dunia dari awal membawa semangat pembebasan

Lebih terperinci

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN Pasal 19 s/d 37 Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan Yang dibina oleh Bapak Gatot Isnani Oleh Kelompok Ihwan Firdaus Ma rifatun Nadhiroh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan

Lebih terperinci

Ooo ternyata sungai besarnya pun ada tujuh, aku tahu cuma Thames aja, pikirku dalam hati.

Ooo ternyata sungai besarnya pun ada tujuh, aku tahu cuma Thames aja, pikirku dalam hati. INGGRIS Aku membuka-buka tiap halaman dari buku panduan ini. Negara bernama Britania Raya atau sering disebut Inggris adalah tempat yang sepertinya akan menjadi persinggahan paling lama. Pekerjaan Ayah

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS Pada Penandatanganan MoU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1853, dengan kapal perangnya yang besar, Komodor Perry datang ke Jepang. Pada saat itu, Jepang adalah negara feodal yang terisolasi dari negara-negara lainnya

Lebih terperinci

4.2.Upaya Penyelesaian Konflik antara Pemerintah dengan Bangsamoro Faktor Pendorong Moro Islamic Liberation Front (MILF) untuk

4.2.Upaya Penyelesaian Konflik antara Pemerintah dengan Bangsamoro Faktor Pendorong Moro Islamic Liberation Front (MILF) untuk DAFTAR ISI Judul... i Halaman Pengesahan... ii Halaman Pernyataan... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... x ABSTRACT... xi Bab I Pendahuluan... 1 1.1.Latar Belakang

Lebih terperinci

DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Tinjauan Umum Teori Kepentingan Nasional Teori National Interest Versi Hans J. Morgenthau Teori National Interest Versi Donald Nuchterlin

Lebih terperinci

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD

Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD Resensi buku: Barrington Jr Moore.1967 SOCIAL ORIGINS OF DICTATORSHIP AND DEMOCRACY: LORD AND PEASENT IN THE MAKING OF THE MODERN WORLD 11 Oleh: Sulthan Zainuddin ABSTRAK Dalam bukunya Social Origins of

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. baru dalam dunia internasional. Dewasa ini fenomena-fenomena. maupun yang terjadi dalam negara. Konflik dalam negara dapat dikategorikan

PENDAHULUAN. baru dalam dunia internasional. Dewasa ini fenomena-fenomena. maupun yang terjadi dalam negara. Konflik dalam negara dapat dikategorikan 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan antara negara merupakan hubungan yang paling tua dalam studi hubungan internasional, dimana hubungan internasional terus berkembang seiring berjalannya perubahan

Lebih terperinci