DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vi. DAFTAR TABEL...

Transkripsi

1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... x ABSTRAK... xv ABSTRACT... xvi BAB I - PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang... 1 I.2. Rumusan Masalah... 3 I.3. Tujuan Penelitian... 3 I.4. Manfaat Penelitian... 4 I.5. Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian... 4 I.6. Batasan Penelitian... 4 I.7. Peneliti Pendahulu... 6 BAB II GEOLOGI REGIONAL II.1. Geomorfologi Regional II.2. Stratigrafi Regional II.3. Struktur Geologi Regional BAB III DASAR TEORI DAN HIPOTESIS III.1. Alterasi Hidrotermal III.2. Endapan Epitermal iv

2 III.3. Inklusi Fluida III.4. Hipotesis BAB IV METODE PENELITIAN IV.1. Alat dan Bahan IV.2. Tahapan Penelitian IV.3. Metode Pengamatan dan Analisis IV.4. Waktu Penelitian BAB V GEOLOGI DAERAH PENELITIAN V.1. Geomorfologi Daerah Penelitian V.2. Stratigrafi Daerah Penelitian V.3. Struktur Geologi Daerah Penelitian BAB VI ALTERASI DAN MINERALISASI VI.1. Alterasi Hidrotermal VI.2. Tekstur dan Struktur Urat Daerah Penelitian VI.3. Mineralisasi Bijih VI.4. Geokimia Bijih BAB VII INKLUSI FLUIDA VII.1. Karakteristik Fluida Hidrotermal VII.2. Analisis Mikrotermometri BAB VIII DISKUSI VIII.1. Kontrol Geologi terhadap Mineralisasi VIII.2. Fluida Hidrotermal VIII.3. Kisaran Temperatur Mineralisasi VIII.4. Analisis dan Interpretasi Data Geokimia Bijih VIII.5. Karakteristik dan Tipe Endapan Hidrotermal BAB IX - KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

3 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. (a) Lubang sumuran (shaft) (b) Lubang terowongan (adit) (Foto oleh Idrus dkk (2014)... 2 Gambar 1.2. Peta kesampaian daerah... 5 Gambar 1.3. Peta lokasi penelitian (bertanda kotak hitam)... 5 Gambar 2.1. Peta geologi regional Zona Pegunungan Selatan bagian Wonogiri (Surono, dkk, 1992). Selogiri ditandai kotak merah Gambar 2.2. Peta geologi Selogiri (Prasetyanto,1997 dalam Htun dkk, 2006). Kotak hitam lokasi pengambilan sampel Htun dkk Gambar 3.1. Klasifikasi jenis alterasi menurut Meyer dan Hemley (1967) dalam Guibert (1986); A menunjukkan komposisi Al2O3,K menunjukkan komposisi Na+ dan K+, F menunjukkan komposisi Fe dan Mg, dan C menunjukkan komposisi Ca Gambar 3.2. Model zonasi prograde alterasi hidrotermal pada bagian atas apofisis hingga sumber magmatik (Corbett, 2007 dalam Corbett, 2011) Gambar 3.3. Mekanisme fluida pembentuk endapan epitermal sulfidasi tinggi dan epitermal sulfidasi rendah (Corbett dan Leach, 1997) Gambar 3.4. Mekanisme pembentukan beberapa tipe urat pada setting konvergen ortogonal. (Corbett dan Leach, 1997) vi

4 Gambar 3.5. Model dan bentuk endapan sistem epitermal sulfidasi rendah pada lingkungan sistem porfiri (Corbett dan Leach, 1997) Gambar 3.6. Persebaran zonasi alterasi pada endapan epitermal sulfidasi tinggi dan sulfidasi rendah (White dan Hedenquist, 1995) Gambar 3.7. Mekanisme zonasi logam pada endapan epitermal (Corbett dan Leach, 1997) Gambar 3.8. Zonasi alterasi pada endapan epitermal yang terbentuk pada lingkungan sistem porfiri Gambar 4.1. Skema penelitian Gambar 5.1. Peta persebaran stasiun pengamatan geologi daerah penelitian Gambar 5.2. Kenampakan morfologi perbukitan struktural (Kamera menghadap barat) Gambar 5.3. Kenampakan morfologi bukit intrusi (kamera menghadap selatan) Gambar 5.4. Kenampakan morfologi dataran aluvial dari atas bukit(kamera menghadap utara) Gambar 5.5. Peta geomorfologi daerah penelitian Gambar 5.6. (a)kenampakan litik tuff pada singkapan (b) Sampel setangan litik tuff (c) Kenampakan nikol bersilang litik tuff (Qz = kuarsa, Lt =Litik tuff) (d) Kenampakan nikol sejajar vii

5 Gambar 5.7. (a)kenampakan diorit di lapangan (b) Sampel setangan diorit (c) Kenampakan nikol bersilang diorit(plg = plagioklas, Px = piroksen) (d) Kenampakan nikol sejajar Gambar 5.8. (a)kenampakan mikrodiorit di lapangan (b) Sampel setangan mikrodiorit (c) Kenampakan nikol bersilang mikrodiorit(plg=plagioklas, Px=piroksen) (d) Kenampakan nikol sejajar Gambar 5.9. Kenampakan andesit di lapangan Gambar Peta geologi daerah penelitian Gambar Hasil pengeplotan data kekar periode 1 (arah gaya baratlauttenggara) Gambar Kenampakan kekar gerus di lapangan(sta 32) Gambar Hasil pengeplotan diagram rose net (arah gaya utaraselatan,periode kedua) Gambar Kenampakan kekar ekstensi di lapangan (kamera menghadap utara, foto diambil dari STA 47) Gambar Peta persebaran struktur daerah penelitian, A. Sesar geser dekstral Tenong, B. Sesar geser dekstral Randu Kuning, C. Sesar geser dekstral Jangglengan, D. Sesar geser sinistral Geblak, E. Sesar geser sinistral Randu-Kepil, F. Sesar geser sinistral Tumbu viii

6 Gambar Kenampakan bukti sesar di lapangan berupa striasi (a) dan bidang sesar (b) Gambar 6.1. Peta persebaran stasiun pengamatan alterasi daerah penelitian Gambar 6.2. Peta penyebaran alterasi hidrotermal daerah penelitian Gambar 6.3. (a) Kenampakan batuan teralterasi propilitik di lapangan Gambar 6.3.(b) Kenampakan batuan teralterasi propilitik pada analisis petrografi(chl=klorit, Epi=epidot, cb=karbonat(kalsit), px=piroksen, plg=plagioklas) (c) Hasil analisis XRD sampel batuan teralterasi propilitik Gambar 6.4. (a) Kenampakan singkapan batuan teralterasi argilik di lapangan (b) Sampel setangan batuan teralterasi argilik Gambar 6.4. (c) Kenampakan batuan teralterasi argilik pada analisis petrografi (Kao=kaolin, Cb=karbonat,Sme=smektit) Gambar 6.4.(d) Hasil analisis XRD sampel batuan teralterasi argilik Gambar 6.5. (a) Kenampakan batuan alterasi argilik lanjut di lapangan Gambar 6.5. (b) Hasil analisis XRD sampel batuan teralterasi argilik lanjut Gambar 6.6. (a) Kenampakan singkapan alterasi potasik dan filik(mengisi urat) (b) Kenampakan sampel setangan batuan teralterasi potasik-filik (c) Kenampakan petrografi alterasi potasik (K-feld-bio-mag)-filik (ser-qz) (bio=biotit sekunder, k- feld=k-feldspar, ser=serisit, qz=kuarsa, cb=karbonat) Gambar 6.6. (d) Hasil analisis XRD sampel batuan teralterasi filik Gambar 6.7. Kenampakan emas (Au) mengisi pori pirit (Py) ix

7 Gambar 6.8. Kenampakan elektrum(el) mengisi pori-pori/rekahan pirit(py) Gambar 6.9. Kenampakan kalkopirit(cpy), sfalerit (Sph), dan pirit( Py) secara mikroskopis Gambar Galena(Gn) ditunjukkan kenampakan khas triangular pits(segitiga hitam), sfalerit(sph), kalkopirit(cpy), dan pirit (Py) Gambar Kenampakan mikroskopis sfalerit(sph) dengan bintik-bintik kalkopirit(cpy) (chalcopyrite-disease) Gambar Kenampakan mikroskopis magnetit(mag) dan kalkopirit (Cpy) Gambar Kenampakan mikroskopis hematit(hem) dan emas (Au) Gambar Kenampakan mikroskopis kalkosit(cc), kovelit(cv) dan bornit(bn) Gambar Kenampakan tekstur primer pirit(py) mengisi rekahan mineral gangue kuarsa(qz) Gambar Kenampakan tekstur diseminasi pirit (py) pada mineral gangue kuarsa(qz) Gambar Kenampakan pirit (Py) dan tekstur penggantian galena(gn) oleh sfalerit(sph) Gambar Kenampakan sfalerit(sph) dan tekstur intergrowth pirit(py) dan galena(gn) x

8 Gambar (a)kenampakan emas(au) mengisi rekahan pirit (py) (b) Hubungan pirit(py), kalkopirit(cpy),sfalerit(sph) dan galena(gn) Gambar Kenampakan hubungan pirit(py) dan sfalerit(sph) Gambar Kenampakan hubungan pirit(py) dengan kalkopirit(cpy) Gambar Kenampakan hubungan pirit(py) dengan hematit(hem) Gambar Kenampakan hubungan sfalerit(sph), pirit(py) dan kalkopirit(cpy) Gambar Kenampakan hubungan pirit(py), magnetit(mag) yang tertutup hematit(hem) Gambar Kenampakan tekstur crustiform pada urat kuarsa Gambar 7.1. Fotomikrografi inklusi fluida sampel RkB oleh Idrus (2015). (a). Kenampakan inklusi fluida monophase dan biphase. (b). Kenampakan adanya padatan hematit(hem). (c). Kenampapakan adanya halit(ht) pada inklusi Gambar 7.2. Kenampakan inklusi fluida pada sampel TbB berupa inklusi terisolir biphase(v:vapor, l:liquid) dalam bulatan merah (Fotomikrograf oleh Idrus, 2015) Gambar 7.3. Kurva histogram salinitas dan suhu homogenitas sampel RkB Gambar 7.4. Kurva histogram salinitas dan suhu homogenitas sampel TbB Gambar 7.5. Hasil pengeplotan nilai Th dan salinitas kedua sampel pada kurva Haas (1971) xi

9 Gambar 8.1. (a)ilustrasi bukaan urat oleh Corbett dan Leach (1997;2008) (b) Penyebaran dan orientasi urat U-S yang diidentifikasikan sebagai akibat dari sesar geser berpasangan yaitu sesar geser sinistral Geblak, sesar geser sinistral Randu-Kepil dan sesar geser sinistral Tumbu Gambar 8.2. (a)kurva perkembangan fluida sampel RkB (b) Kurva perkembangan fluida sampel TbB Gambar 8.3. Kurva kecenderungan fluida hidrotermal oleh Shepherd, dkk Gambar 8.4. Penggambaran genesa pembentukan endapan epitermal pada daerah penelitian oleh Corbett (2011) Gambar 8.5. Penggambaran konseptual model mineralisasi Au-Ag-Cu oleh Corbett (2005) xii

10 DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Perbedaan karakteristik endapan epitermal sulfidasi rendah dan epitermal sulfidasi tinggi (Corbett dan Leach, 1997) Tabel 3.2. Perbandingan model endapan (Corbett dan Leach, 1997) Tabel 4.1. Waktu penelitian Tabel 5.1. Kolom geomorfologi daerah penelitian Tabel 6.1. Kelimpahan mineral alterasi pada masing-masing zona alterasi Tabel 6.2. Tahapan pembentukan mineral gangue Tabel 6.3. Hasil analisis mineragrafi daerah penelitian Tabel 6.4. Hubungan paragenesis emas/elektrum dengan mineral sulfida (pirit,kalkopirit, sfalerit, galena) Tabel 6.5. Hubungan paragenesis emas dan mineral oksida (hematit dan magnetit) Tabel 6.6. Hubungan paragenesis pirit dengan sfalerit Tabel 6.7. Hubungan paragenesis pirit dengan galena Tabel 6.8. Hubungan paragenesis pirit dengan kalkopirit Tabel 6.9. Hubungan paragnesis pirit dengan hematit Tabel Hubungan paragenesis pirit, sfalerit dan kalkopirit Tabel Hubungan paragenesis pirit, hematit dan magnetit Tabel Hubungan paragenesis pirit, kalkopirit, kalkosit, kovelit, bornit, hematit dan magnetit Tabel Tahapan mineralisasi daerah penelitian Tabel Hasil analisis geokimia bijih xiii

11 Tabel 8.1. Hasil analisis geokimia bijih Tabel 8.2. Mineralisasi daerah penelitian Tabel 8.3. Perbandingan karakteristik endapan epitermal daerah penelitian dengan karakteristik endapan epitermal oleh Corbett dan Leach (1997) Py Cpy Sph Gn Cc Cv Hem Bn Mag Au El Qz Cb Ser Ilt Sme Bt Chl Epi Alu Dt Jar Kao Daftar Singkatan Mineral Pirit Kalkopirit Sfalerit Galena Kalkosit Kovelit Hematit Bornit Magnetit Aurum(Emas) Elektrum Kuarsa Karbonat Serisit Ilit Smektit Biotit Klorit Epidot Alunit Dikit Jarosit Kaolinit xiv