KODE ETIK AMATIR RADIO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KODE ETIK AMATIR RADIO"

Transkripsi

1 KODE ETIK AMATIR RADIO Amatir Radio Berjiwa Perwira. Secara sadar ia tidak akan menggunakan udara untuk kesenangan pribadi, sedemikian rupa sehingga mengurangi kesenangan orang lain. Amatir Radio Adalah Setia. Ia mendapat ijin amatir dari Pemerintah karena Organisasinya dan akan setia dan patuh kepada Negara dan Organisasinya. Amatir Radio Adalah Progresif. Amatir Radio selalu menyesuaikan stasiun radionya setingkat dengan ilmu pengetahuan. Ia membuatnya dengan baik dan efisien, ia melayaninya dengan cara yang bersih dan teratur. Amatir Radio Adalah Seorang Ramah Tamah. Jika diminta, ia akan mengirim beritanya dengan perlahan dan sabar, kepada yang belum berpengalaman ia memberi nasehat, pertimbangan dan bantuan secara ramah tamah. Inilah ciri-ciri khas Amatir Radio. Amatir Radio Berjiwa Seimbang. Radio merupakan hobbynya, ia tidak akan memperkenankan hobby nya mempengaruhi kewajibannya terhadap rumah tangga, pekerjaan, sekolah atau masyarakat sekitarnya. Amatir Radio Adalah Seorang Patriot. Ia selalu siap sedia dengan pengetahuan dan stasiun radionya untuk mengabdi kepada Negara dan Masyarakat. ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN : Alamat : Jl. Jend. Akhmad Yani - Km.6,700 - No.34 RT.01/01 Kel. Kertak Hanyar 1 Kec. Kertak Hanyar Kab. Banjar Telp PO Box ordakalsel2014@gmail.com.

2 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia Nya yang senantiasa diberikan kepada kita semua, sehingga ORARI Daerah Kalimantan Selatan dapat menerbitkan PEDOMAN TATA NASKAH ORGANIASI ini tepat diawal masa kepengurusan ORARI Daerah Kalimantan untuk masa bakti PEDOMAN TATA NASKAH ORGANISASI ini diterbitkan sebagai acuan kerja bagi sekretariat penyelengga organisasi pada ORARI Daerah dan ORARI Lokal di Kalimantan Selatan, agar dalam pengelolaannya tercipta administrasi yang tertib, kelancaran komunikasi tulis yang efektif dan efisien. ORARI Daerah Kalimantan Selatan mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan pemikiran, baik berupa data dan informasi serta dukungan moril dalam penyusunan PEDOMAN TATA NASKAH ORGANISASI ini. Menyadari akan adanya keterbatasan dan kekurangan dalam penyusunan PEDOMAN TATA NASKAH ORGANISASI ini perlu adanya kritik dan saran agar lebih sempurna serta sebagai masukan bagi ORARI Daerah untuk pengembangan lebih lanjut agar benar benar dapat bermanfaat dimasa yang akan datang. Banjarmasin, 01 April ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN KETUA, H.M. NAHWAN.SA, S.Sos - YB7NSA

3 DAFTAR ISI PENGANTAR i KEPUTUSAN KETUA ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN NOMOR : NOMOR 010 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KETUA KETUA ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN NOMOR : 010 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. KETENTUAN UMUM C. MAKSUD DAN TUJUAN C. SASARAN D. ASAS E. RUANG LINGKUP F. PENGERTIAN UMUM BAB II JENIS DAN FORMAT NASKAH ORGANISASI A. NASKAH ORGANISASI ARAHAN Naskah Organisasi Pengaturan a. Peraturan b. Pedoman c. Petunjuk Pelaksanaan d. Surat Edaran Naskah Organisasi Penetapan (Keputusan) Naskah Organisasi Penugasan a. Instruksi b. Surat Perintah c. Surat Tugas B. NASKAH ORGANISASI KORESPONDENSI Naskah Organisasi Korespondensi Intern a. Nota Organisasi b. Memorandum Naskah Organisasi Korespondensi Ekstern Surat Undangan C. NASKAH ORGANISASI KHUSUS Surat Perjanjian Surat Kuasa Berita Acara Surat Keterangan Surat Pengantar Pengumuman D. LAPORAN E. TELAAHAN ANGGOTA F. FORMULIR G. NASKAH ORGANISASI ELEKTRONIK

4 BAB III PENYUSUNAN NASKAH ORGANISASI A. PERSYARATAN PENYUSUNAN B. NAMA ORGANISASI PADA KEPALA NASKAH ORGANISASI C. PENOMORAN NASKAH ORGANISASI D. NOMOR HALAMAN E. KETENTUAN JARAK SPASI F. PENGGUNAAN HURUF G. LAMPIRAN H. DAFTAR DISTRIBUSI I. RUJUKAN J. RUANG TANDA TANGAN K. PENENTUAN BATAS/RUANG TEPI L. PENGGUNAAN BAHASA M. MEDIA/SARANA NASKAH ORGANISASI N. SUSUNAN SURAT ORGANISASI O. KETENTUAN SURAT MENYURAT BAB IV PENGURUSAN NASKAH ORGANISASI KORESPONDENSI A. NASKAH ORGANISSI KORESPONDENSI INTERN (Nota Organisasi/ Memorandum) B. NASKAH ORGANISASI KORESPONDENSI EKSTERN BAB V PENGURUS PENANDA TANGAN NASKAH ORGANISASI A. PENANDATANGANAN B. UNTUK PERHATIAN (u.p.) C. KEWENANGAN PENANDATANGANAN BAB VI PENGGUNAAN LOGO ORGANISASI DALAM NASKAH ORGANISASI A. PENGGUNAAN KOP NASKAH ORGANISASI DENGAN LOGO ORGANISASI B. KETENTUAN PENGGUNAAN KOP NASKAH ORGANISASI DENGAN LOGO ORGANISASI BAB VII PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN, DAN RALAT NASKAH ORGANISASI A. PENGERTIAN Perubahan Pencabutan Pembatalan Ralat B. TATA CARA PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN, DAN RALAT BAB VIII PENUTUP

5 LAMPIRAN LAMPIRAN A. CONTOH FORMULIR PENGURUSAN IZIN AMATIR RADIO DAN KARTU TANDA ANGGOTA ORARI B. CONTOH PENGURUSAN IZIN AMATIR RADIO DAN KARTU TANDA ANGGOTA KEHORMATAN ORARI C. CONTOH PENGURUSAN IZIN AMATIR RADIO DAN KARTU TANDA ANGGOTA ORARI YANG BERLAKU SEUMUR HIDUP D. CONTOH PENGURUSAN IZIN AMATIR RADIO KHUSUS E. CONTOH SURAT PINDAH KEANGGOTAAN LOKAL DALAM DAERAH F. CONTOH SURAT MOHONAN KEPUTUSAN PENGUKUHAN PEJABAT KETUA ORARI LOKAL G. CONTOH KOP NASKAH DENGAN LOGO ORGANISASI

6 ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN Jl. Jend. Akhmad Yani - Km.6,700 - No.34 RT.01/01 Kel. Kertak Hanyar 1 Kec. Kertak Hanyar Kab. Banjar Telp PO Box ordakalsel2014@gmail.com KEPUTUSAN KETUA ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN NOMOR 010 TAHUN 2015 TENTANG : PEDOMAN TATA NASKAH ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN KETUA ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka bahwa dalam rangka peningkatan efisiensi dan tertib administrasi penyelenggaraan pengelolaan organisasi Amatir Radio Indonesia Daerah Kalimantan Selatan perlu disusun Pedoman Tata Naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua ORARI Daerah Kalimantan Selatan tentang Tata Naskah Organisasi Amatir Radio Indonesia Daerah Kalimantan Selatan; Mengingat : 1. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor. 33/PER/M.KOMINFO/08/2009 tertanggal 31 Agustus 2009 tentang Penyelenggaraan Amatir Radio. 2. Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ORARI; 3. Keputusan Ketua Umum Organisasi Amatir Radio Indonesia Nomor: KEP-069/OP/KU/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Izin Amatir Radio Dan kartu Tanda Anggota ORARI. 4. Ketetapan Musyawarah Daerah VII ORARI Daerah Kalimantan Selatan Tahun 2014; Memperhatikan : 1. Hasil Rapat Pleno Pengurus ORARI Daerah Kalimantan Selatan tanggal 07 Januari Tanggapan ORARI Lokal atas laoran Ketua ORARI Daerah pada Rapat Kerja ORARI Daerah Kalimantan Selatan tanggal 07 Maret MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA ORARI DAERAH KALLIMANTAN SELATAN TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN. PERTAMA KEDUA : Menetapkan Pedoman Tata Naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan sebagaimana terlampir pada Surat Keputusan ini. : Pedoman Tata Naskah ini berlaku dan untuk diterapkan dalam ORARI Daerah Kalimantan Selatan dan seluruh ORARI Lokal se Kalimantan Selatan. 6

7 KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya Ditetapkan di : Banjarmasin Pada Tanggal : 01 April ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN KETUA, H.M. NAHWAN.SA, S.Sos - YB7NSA Tembusan : 1. Ketua Umum ORARI - di Jakarta 2. DPP ORARI Daerah Kalsel. 3. Pengurus ORARI Lokal se Kalimantan Selatan 7

8 KETUA ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KETUA ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN. NOMOR 010 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN PEDOMAN TATA NASKAH ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ketatalaksanaan organisasi merupakan pengaturan tentang cara melaksanakan tugas dan fungsi dalam berbagai bidang kegiatan organisasi di lingkup ORARI Daerah Kalimantan Selatan. Salah satu komponen penting dalam ketatalaksanaan organisasi adalah administrasi umum. Ruang lingkup administrasi umum meliputi tata naskah, kearsipan, serta tata cara pengurusan izin amatir radio dan kartu tanda anggota. Tata naskah organisasi sebagai salah satu unsur administrasi umum meliputi, antara lain, pengaturan tentang jenis dan penyusunan naskah organisasi, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, pengurusan korespondensi, kewenangan, perubahan, pencabutan, pembatalan produk administrasi, dan ralat atau revisi. B. KETENTUAN UMUM 1. Pedoman Tata Naskah Naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Ketua ORARI Daerah Kalimantan Selatan ini. 2. Pedoman Tata Naskah Tata Naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan sebagaimana dimaksud dalam point 1 merupakan acuan bagi Pengurus ORARI Daerah Kalimantan Selatan dan seluruh ORARI Lokal se Kalimantan Selatan. 3. Tata naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan yang telah ada secara bertahap agar disesuaikan dengan Petunjuk Pelaksanaan Tata Naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan ini paling lambat 6 (enam) bulan sejak Keputusan ini ditetapkan. 4. Pedoman ini mengatur pula berbagai hal terkait administrasi Pengurusan Izin Amatir Radio dan Kartu Tanda Anggota ORARI, baik bagi Calon Anggota, Anggota, Anggota Kehormatan, Warga Negara Asing maupun pengelolaan ORARI Daerah dan ORARI Lokal, serta Izin Amatir Radio Khusus. 5. Pedoman ini digunakan sebagai Pedoman Kerja bagi Sekretariat ORARI Daerah Kalimantan Selatan, dan Sekretariat ORARI Lokal se Kalimantan Selatan. 8

9 C. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Pedoman Tata Naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan dimaksudkan sebagai acuan penyelenggaraan tata naskah organisasi pada ORARI Daerah Kalimantan Selatan dan ORARI Lokal se Kalimantan Selatan. 2. Tujuan Pedoman Tata Naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan bertujuan menciptakan kelancaran komunikasi tulis yang efektif dan efisien dalam penyelenggaraan pengelolaan Organisasi Amatir Radio Indonesia Daerah Kalimantan Selatan. D. SASARAN Sasaran penetapan Pedoman Tata Naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan adalah : 1. tercapainya kesamaan pengertian dan pemahaman dalam penyelenggaraan tata naskah organisasi; 2. terwujudnya keterpaduan penyelenggaraan tata naskah organisasi dengan unsur lainnya dalam lingkup administrasi umum; 3. terwujudnya kemudahan dan kelancaran dalam komunikasi tulis; 4. tercapainya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata naskah organisasi; 5. berkurangnya tumpang-tindih dan pemborosan penyelenggaraan tata naskah organisasi. E. ASAS Pedoman tata naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan ini disusun berdasarkan : 1. Efektif dan Efisien Penyelenggaraan tata naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan perlu dilakukan secara efektif dan efisien dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah organisasi, spesifikasi informasi, serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan lugas. 2. Pembakuan Naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah dibakukan. 3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan tata naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan dapat dipertanggung jawabkan dari segi isi, format, prosedur, kewenangan, dan keabsahan. 3. Keterkaitan Kegiatan penyelenggaraan tata naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan dilakukan dalam satu kesatuan sistem administrasi umum. 6. Kecepatan dan Ketepatan Naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan harus dapat diselesaikan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran dalam redaksional, prosedural, dan distribusi. 7. Keamanan Tata naskah organisasi harus aman dalam penyusunan, klasifikasi, kepada yang berhak, pemberkasan, kearsipan, dan distribusi. F. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Pedoman Tata Naskah organisasi meliputi pengaturan tentang jenis dan format naskah organisasi; penyusunan naskah organisasi; pengurusan naskah organisasi korespondensi; pengurus penanda tangan naskah organisasi; penggunaan logo organisasi dalam naskah organisasi; serta perubahan, pencabutan,pembatalan, dan ralat naskah organisasi. 9

10 G. PENGERTIAN UMUM Pengertian umum dalam pedoman ini meliputi hal-hal berikut. 1. Administrasi umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi tata naskah organisasi, singkatan, akronim, dan kearsipan. 2. Naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan adalah komunikasi tulis sebagai alat komunikasi keorganisasian yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pengurus yang berwenang di lingkungan ORARI Daerah Kalimantan Selatan dalam rangka penyelenggaraan tugas organisasi. 3. Tata naskah ORARI Daerah Kalimantan Selatan adalah penyelenggaraan komunikasi tulis yang meliputi pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah organisasi, serta media yang digunakan dalam komunikasi organisasian. 4. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan tata letak dan redaksional, serta penggunaan logo organisasi, dan cap organisasi. 5. Penanda tanganan naskah organisasi adalah pengurus yang menandatangani naskah organisasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab keorganisasian pada jabatannya. 6. Logo adalah gambar dan/atau huruf sebagai identitas organisasi. BAB II JENIS DAN FORMAT NASKAH ORGANISASI Jenis naskah organisasi terdiri atas dua macam, yaitu naskah arahan dan naskah korespondensi. Kedua jenis naskah organisasi tersebut dijelaskan sebagai berikut : A. NASKAH ARAHAN Naskah arahan merupakan naskah yang memuat kebijakan pokok atau kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomani dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan tugas dan kegiatan ORARI Daerah dan ORARI Lokal yang berupa produk hukum yang bersifat pengaturan, penetapan, dan penugasan. 1. Naskah Pengaturan Naskah yang bersifat pengaturan terdiri atas peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan, dan surat edaran. a. Peraturan Ketentuan lebih lanjut tentang pengertian, kewenangan, format, dan tata cara penulisan peraturan diatur dengan peraturan Ketua Umum ORARI. b. Pedoman 1) Pengertian Pedoman adalah naskah yang memuat acuan yang bersifat umum di lingkungan organisasi yang perlu dijabarkan ke dalam petunjuk operasional dan penerapannya disesuaikan dengan karakteristik organisasi yang bersangkutan. 2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan Pedoman dibuat dalam rangka menindaklanjuti kebijakan yang lebih tinggi dan atau dibuat untuk keperluan terlaksananya operasional pengelolaan organisasi yang belum ada kebijakan sebelumnya dan pengabsahannya ditetapkan dengan peraturan pengurus yang berwenang. 10

11 3) Susunan a) Lampiran Pedoman dicantumkan sebagai lampiran keputusan Ketua ORARI Daerah/Lokal dan ditulis di atas kertas dengan menggunakan logo organsiasi dan nama jabatan ketua ORDA/ORLOK yang diletakkan secara simetris di atas, serta dicantumkan tulisan lampiran keputusan, nomor, tentang, dan nama pedoman dengan menggunakan huruf kapital serta ditempatkan ditepi kanan atas kertas. b) Kepala Bagian kepala pedoman terdiri dari (1) tulisan pedoman dengan menggunakan huruf kapital dan dicantumkan di tengah atas; (2) rumusan judul pedoman yang ditulis secara simetris dengan huruf kapital. c) Batang Tubuh Bagian batang tubuh pedoman terdiri dari (1) pendahuluan, yang berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, asas, ruang lingkup, dan pengertian umum; (2) materi pedoman; (3) penutup, yang terdiri dari hal yang harus diperhatikan dan penjabaran lebih lanjut d) Kaki Bagian kaki pedoman terdiri dari (1) nama jabatan pengurus yang menandatangani, yang ditulis dalam huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma; (2) pengurus yang menetapkan; (3) nama lengkap, yang ditulis dengan huruf kapital diikuti dengan nama panggilan / callsign. (4) cap organisasi. Format pedoman dapat dilihat pada Contoh 1 11

12 Contoh 1 FORMAT PEDOMAN YANG DITANDATANGANI OLEH KETUA ORARI DAERAH/LOKAL. KETUA ORGANISASI AMAMTIR RADIO INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KETUA ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN. NOMOR... TAHUN... TENTANG PEDOMAN... PEDOMAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... B. KETENTUAN UMUM... C. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Tujuan... D. SASARAN... E. ASAS... F. RUANG LINGKUP... G. PENGERTIAN UMUM... 12

13 BAB II... A B ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, dan seterusnya , Tanda Tangan dan Cap Tembusan :

14 c. Petunjuk Pelaksanaan 1) Pengertian Petunjuk pelaksanaan adalah naskah organisasi pengaturan yang memuat cara pelaksanaan kegiatan, termasuk urutan pelaksanaannya. 2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan Pengurus yang berwenang menetapkan dan menandatangani petunjuk pelaksanaan adalah Ketua ORARI Daerah/Lokal. 3) Susunan a) Lampiran Petunjuk pelaksanaan dicantumkan sebagai lampiran keputusan Ketua ORARI Daerah/Lokal dan ditulis di atas kertas dengan menggunakan logo organisasi dan nama jabatan Ketua ORARI Daerah/Lokal yang diletakkan secara simetris di atas, serta dicantumkan tulisan lampiran keputusan, nomor, tentang, dan nama pelaksanaan dengan menggunakan huruf kapital serta ditempatkan ditepi kanan atas kertas. b) Kepala Bagian kepala petunjuk pelaksanaan terdiri dari : (1) tulisan petunjuk pelaksanaan dengan huruf kapital, dicantumkan di tengah atas; (2) rumusan judul petunjuk pelaksanaan, ditulis dengan huruf kapital dan dicantumkan secara simetris. c) Batang Tubuh Bagian batang tubuh petunjuk pelaksanaan terdiri dari (1) pendahuluan, yang memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan petunjuk pelaksanaan, ruang lingkup, pengertian, dan hal lain yang dipandang perlu; (2) batang tubuh materi petunjuk pelaksanaan, yang dengan jelas menunjukkan urutan tindakan, pengorganisasian, koororganisasii, pengawasan dan pengendalian, serta hal lain yang dipandang perlu untuk dilaksanakan. d) Kaki Bagian kaki petunjuk pelaksanaan terdiri dari (1) nama jabatan Ketua ORARI Daerah/Lokal yang menetapkan petunjuk pelaksanaan, yang ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma; (2) tanda tangan pengurus yang menetapkan; (3) nama lengkap Ketua ORARI Daerah/Lokal yang menandatangani yang ditulis dengan huruf kapital diikuti dengan nama panggilan / callsign. (4) cap organisasi. Format petunjuk pelaksanaan dapat dilihat pada Contoh 2 14

15 Contoh 2 FORMAT PETUNJUK PELAKSANAAN YANG DITANDATANGANI OLEH KETUA ORARI DAERAH/LOKAL. KETUA ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KETUA ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN. NOMOR... TAHUN... TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN... PETUNJUK PELAKSANAAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Ruang Lingkup D. Pengertian Umum BAB II PELAKSANAAN A B dan seterusnya......, Tanda Tangan dan Cap

16 d. Surat Edaran 1) Pengertian Surat edaran adalah naskah organisasi yang memuat pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap penting dan mendesak. 2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan Kewenangan untuk menetapkan dan menandatangani surat edaran oleh Ketua/Wakil Ketua ORARI Daerah/Lokal dapat dilimpahkan kepada Sekretaris atau pengurus yang ditunjuk sesuai dengan substansi surat edaran. 3) Susunan a) Kepala Bagian kepala surat edaran terdiri dari (1) kop naskah organisasi, yang berisi gambar logo, nama dan alamat organisasi yang ditulis dengan huruf kapital, diletakkan di kiri atas kertas (Align text to the left); (2) tulisan surat edaran, yang dicantumkan di bawah kop naskah organisasi, ditulis dengan huruf kapital serta nomor surat edaran di bawahnya secara simetris (center text; (3) kata tentang, yang dicantumkan di bawah frasa surat edaran ditulis dengan huruf kapital secara simetris(center text); (4) rumusan judul surat edaran, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris di bawah kata tentang. (center text) b) Batang Tubuh Bagian batang tubuh surat edaran terdiri dari (1) alasan tentang perlunya dibuat surat edaran; (2) peraturan perundang-undangan atau naskah organisasi lain yang menjadi dasar pembuatan surat edaran; (3) pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap mendesak. c) Kaki Bagian kaki surat edaran terdiri dari (1) tempat dan tanggal penetapan; (2) nama jabatan pengurus penanda tangan, yang ditulis dengan huruf kapital, diakhiri dengan tanda baca koma; (3) tanda tangan pengurus yang menetapkan; (4) nama lengkap pengurus penanda tangan, yang ditulis dengan huruf kapital; (5) cap organisasi. 4) Distribusi Surat edaran disampaikan dengan surat organisasi/memorandum/nota organisasi dari pengurus yang berwenang kepada pengurus dan pihak terkait lainnya. Format surat edaran dapat dilihat pada Contoh 3 16

17 Contoh 3 FORMAT SURAT EDARAN YANG DITANDATANGANI OLEH KETUA ORARI DAERAH/LOKAL. ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN Jl. Jend. Akhmad Yani - Km.6,700 - No.34 RT.01/01 Kel. Kertak Hanyar 1 Kec. Kertak Hanyar Kab. Banjar Telp PO Box ordakalsel2014@gmail.com KETUA ORGANISASI AMAMTIR RADIO INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN SURAT EDARAN NOMOR :... TAHUN... TENTANG... A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Ruang Lingkup D. Dasar D dan seterusnya. Ditetapkan di pada tanggal , Tanda Tangan dan Cap

18 3. Naskah Organisasi Penetapan (Keputusan) Jenis naskah organisasi penetapan hanya ada satu macam, yaitu Keputusan, a. Pengertian Keputusan adalah naskah organisasi yang memuat kebijakan yang bersifat menetapkan, tidak bersifat mengatur, dan merupakan pelaksanaan kegiatan, yang digunakan untuk: 1) menetapkan/ mengubah status personal/ keanggotaan/ material/ peristiwa; 2) menetapkan/mengubah/membubarkan suatu kepanitiaan/tim; 3) menetapkan pelimpahan wewenang. b. Wewenang Penetapan dan Penandatanganan Pengurus yang berwenang menetapkan dan menandatangani Keputusan adalah Ketua ORARI Daerah/Lokal yang bewenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. c. Susunan 1) Kepala Bagian kepala Keputusan terdiri dari: (a). kop naskah organisasi, yang berisi gambar logo, nama dan alamat organisasi yang ditulis dengan huruf kapital, diletakkan di kiri atas kertas (Align text to the left); (b) kata keputusan dan nama jabatan pengurus yang menetapkan, dicantumkan di bawah kop naskah organisasi, ditulis dengan huruf kapital serta nomor surat keputusan di bawahnya secara simetris (center text); (c) nomor keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (d) kata penghubung tentang, yang ditulis dengan huruf kapital; (e) judul keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital; (f) nama jabatan pengurus yang menetapkan keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma. 2) Konsiderans Bagian konsiderans Keputusan terdiri dari (a) kata Menimbang, yaitu konsiderans yang memuat alasan/ tujuan/ kepentingan/ pertimbangan tentang perlu ditetapkannya Keputusan; (b) kata Mengingat, yaitu konsiderans yang memuat peraturan perundangundangan sebagai dasar pengeluaran Keputusan. (c) Kata memperhatikan, yaitu konsiderans yang memuat dasar pemikiran pengeluaran keputusan. 3) Diktum Bagian diktum Keputusan terdiri dari hal berikut. (a) Diktum dimulai dengan kata memutuskan yang ditulis dengan huruf kapital dan diikuti kata menetapkan di tepi kiri dengan huruf awal kapital. (b) Substansi kebijakan yang ditetapkan dicantumkan setelah kata menetapkan yang ditulis dengan huruf awal kapital. (c) Untuk keperluan tertentu, Keputusan dapat dilengkapi dengan salinan dan petikan sesuai dengan peraturan organisasi. 4) Batang Tubuh Sistematika dan cara penulisan bagian batang tubuh keputusan sama dengan ketentuan dalam penyusunan peraturan, tetapi substansi keputusan diuraikan bukan dalam pasal-pasal, melainkan diawali dengan bilangan bertingkat/diktum Kesatu, Kedua, Ketiga, dan seterusnya. 18

19 5) Kaki Bagian kaki Keputusan terdiri dari (a) tempat dan tanggal penetapan keputusan; (b) jabatan pengurus yang menetapkan, yang ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma; (c) tanda tangan pengurus yang menetapkan keputusan; (d) nama lengkap pengurus yang menandatangani keputusan, yang ditulis dengan huruf kapital, diikuti dengan nama panggilan/callsign. d. Pengabsahan 1) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa sebelum digandakan dan didistribusikan dengan sah, suatu keputusan telah dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan oleh pengurus yang bertanggung jawab di bidang administrasi umum atau pengurus yang ditunjuk sesuai dengan substansi keputusan. 2) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda tangan sebelah kiri bawah, yang terdiri atas kata salinan sesuai dengan aslinya, nama jabatan, tanda tangan, nama pengurus penanda tangan, dan dibubuhi nama jabatan dan nama lengkap ditulis dengan huruf awal kapital. e. Distribusi Keputusan yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan. f. Hal yang Perlu Diperhatikan Pengertian, kewenangan, format, dan tata cara penulisan keputusan yang bersifat pengaturan disesuaikan dengan ketentuan peraturan organisasi. Format Keputusan dapat dilihat pada Contoh 4. 19

20 Contoh 4 FORMAT SURAT KEPUTUSAN YANG DITANDATANGANI OLEH KETUA ORARI DAERAH/LOKAL. ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN Jl. Jend. Akhmad Yani - Km.6,700 - No.34 RT.01/01 Kel. Kertak Hanyar 1 Kec. Kertak Hanyar Kab. Banjar Telp PO Box ordakalsel2014@gmail.com KEPUTUSAN KETUA ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN NOMOR TAHUN. TENTANG... KETUA ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN Menimbang : a....; b....; Mengingat : 1....; 2....; Menetapkan M E M U T U S K A N : KEPUTUSAN KETUA ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN TENTANG PERTAMA : KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya PETIKAN Keputusan ini diberikan kepada yang berkepentingan untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di :... Pada Tanggal : , SALINAN keputusan ini disampaikan kepada :

21 3. Naskah Organisasi Penugasan a. Instruksi 1) Pengertian Instruksi adalah naskah organisasi yang memuat perintah atau arahan untuk melakukan pekerjaan atau melaksanakan tugas yang bersifat sangat penting. 2) Wewenang Penetapan dan Penandatanganan Yang berwenang menetapkan dan menandatangani instruksi adalah Ketua ORARI Daerah / Lokal. 3) Susunan a) Kepala Bagian kepala instruksi terdiri dari (1) kop naskah organisasi, yang berisi gambar logo, nama dan alamat organisasi yang ditulis dengan huruf kapital, diletakkan di kiri atas kertas (Align text to the left); (2) kata instruksi nama jabatan pengurus yang menetapkan, dicantumkan di bawah kop naskah organisasi, ditulis dengan huruf kapital serta nomor surat keputusan di bawahnya secara simetris (center text); (3) nomor instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (4) kata penghubung tentang, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (5) judul instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (6) nama jabatan pengurus yang menetapkan instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma secara simetris. b) Konsiderans Bagian konsiderans instruksi terdiri dari (1) kata menimbang, yang memuat latar belakang penetapan instruksi; (2) kata mengingat, yang memuat dasar hukum sebagai landasan penetapan instruksi. c) Batang Tubuh Bagian batang tubuh instruksi memuat substansi instruksi. e) Kaki Bagian kaki instruksi terdiri dari (1) tempat (kota sesuai dengan alamat instansi) dan tanggal penetapan instruksi; (2) ama jabatan pengurus yang menetapkan instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma; (3) tanda tangan pengurus yang menetapkan instruksi; (4) nama lengkap pengurus yang menandatangani instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital diikuti dengan nama panggilan/callsign. 4) Distribusi dan Tembusan Instruksi yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang berkepentingan. 5) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Instruksi merupakan pelaksanaan kebijakan pokok sehingga instruksi harus merujuk pada suatu peraturan peratiran dalam organisasi. b) Wewenang penetapan dan penandatanganan instruksi tidak dapat dilimpahkan kepada pengurus lain. Format instruksi dapat dilihat pada Contoh 5 21

22 Contoh 5 FORMAT INSTRUKSI YANG DITANDA TANGANI OLEH KETUA ORARI DAERAH/ LOKAL. ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN Jl. Jend. Akhmad Yani - Km.6,700 - No.34 RT.01/01 Kel. Kertak Hanyar 1 Kec. Kertak Hanyar Kab. Banjar Telp PO Box ordakalsel2014@gmail.com INSTRUKSI KETUA ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN NOMOR TAHUN. TENTANG. KETUA ORARI DAERAH KALIMANTAN SELATAN Dalam rangka dengan ini memberi instruksi Kepada : Kepada : 1. Nama/Jabatan; 2. Nama/Jabatan; 3. Nama/Jabatan; 4. Nama/Jabatan; Untuk : KESATU :... KEDUA :... KETIGA :... KEEMPAT : Melaksanakan instruksi ini dengan penuh tanggung jawab. Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan. Dikeluarkan di : pada tanggal : , Tanda Tangan dan Cap

23 b. Surat Perintah 1) Pengertian Surat perintah adalah naskah organisasi dari Ketua ORARI Daerah/Lokal yang berwenang yang ditujukan kepada pengurus atau anggota organisasi yang berisi perintah untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. 2) Wewenang Pembuatan dan Penandatangan Surat perintah dibuat dan ditandatangani oleh pengurus yang bewenang berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. 3) Susunan a) Kepala Bagian kepala surat perintah terdiri dari (1) kop naskah organisasi, yang berisi gambar logo nama dan alamat organisasi yang ditulis dengan huruf kapital, diletakkan di kiri atas kertas (Align text to the left); (2) kata surat perintah, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (3) nomor, yang berada di bawah tulisan surat perintah. b) Batang Tubuh Bagian batang tubuh surat perintah terdiri dari hal berikut. (1) Konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar: pertimbangan memuat alasan ditetapkannya surat perintah; dasar memuat ketentuan yang dijadikan landasan ditetapkannya surat perintah tersebut. (2) Diktum dimulai dengan frasa memberi perintah, yang ditulis dengan huruf kapital dicantumkan secara simetris, diikuti kata kepada di tepi kiri serta nama dan jabatan pengurus atau anggota organisasi yang mendapat perintah. Di bawah kata kepada ditulis kata untuk disertai perintah-perintah yang harus dilaksanakan. c) Kaki Bagian kaki surat perintah terdiri dari (1) tempat dan tanggal surat perintah; (2) nama jabatan pengurus yang menandatangani, yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal unsurnya, dan diakhiri dengan tanda baca koma; (3) tanda tangan pengurus yang menugasi; (4) nama lengkap pengurus yang menandatangani surat perintah, yang ditulis dengan huruf kapital diikuti dengan nama panggilan/callsign; (5) cap organisasi. 4) Distribusi dan Tembusan a) Surat perintah disampaikan kepada pihak yang mendapat perintah. b) Tembusan surat perintah disampaikan kepada pihak yang terkait. 5) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Bagian konsiderans memuat pertimbangan atau dasar. b) Jika perintah merupakan tugas kolektif, daftar pengurus atau anggota yang ditugasi dimasukkan ke dalam lampiran yang terdiri dari kolom nomor urut, nama, jabatan, dan keterangan. c) Surat perintah tidak berlaku lagi setelah tugas yang termuat selesai dilaksanakan. Format surat perintah dapat dilihat pada Contoh 6 23

24 Contoh 6 FORMAT SURAT PERINTAH YANG DITANDA TANGANI OLEH KETUA ORARI DAERAH/ LOKAL. ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN Jl. Jend. Akhmad Yani - Km.6,700 - No.34 RT.01/01 Kel. Kertak Hanyar 1 Kec. Kertak Hanyar Kab. Banjar Telp PO Box ordakalsel2014@gmail.com SURAT PERINTAH NOMOR : A.01/008-Sekr/ORDA-KS/2015 Menimbang Dasar : a. bahwa.... ; b. bahwa..... ; : ; ; Memberi Perintah Kepada Untuk : ; ; ; 4. dan seterusnya. : ; ; ; 4. dan seterusnya. Ditetapkan di :... Pada Tanggal : , Tembusan :

25 c. Surat Tugas 1) Pengertian Surat tugas adalah naskah organisasi dari Ketua ORARI Daerah/Lokal yang ditujukan kepada pengurus atau anggota lainnya yang berisi penugasan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi. 2) Wewenang Pembuatan dan Penandatangan Surat tugas dibuat dan ditandatangani oleh Ketua ORARI Daerah/Lokal berdasarkan lingkup tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. 3) Susunan a) Kepala Bagian kepala Surat Tugas terdiri dari (1) kop naskah organisasi, yang berisi gambar logo, nama dan alamat organisasi yang ditulis dengan huruf kapital, diletakkan di kiri atas kertas (Align text to the left); (2) kata surat tugas, yang ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (3) nomor, yang berada di bawah tulisan surat tugas. b) Batang Tubuh Bagian batang tubuh surat tugas terdiri dari hal berikut. (1) Konsiderans meliputi pertimbangan dan/atau dasar: pertimbangan memuat alasan ditetapkannya surat tugas; dasar memuat ketentuan yang dijadikan landasan ditetapkannya surat tugas tersebut. (2) Diktum dimulai dengan frasa memberi tugas, yang ditulis dengan huruf kapital dicantumkan secara simetris, diikuti kata kepada di tepi kiri serta nama dan jabatan pegawai yang mendapat tugas. Di bawah kata kepada ditulis kata untuk disertai tugas-tugas yang harus dilaksanakan. c) Kaki Bagian kaki surat tugas terdiri dari (1) tempat dan tanggal surat tugas; (2) nama jabatan pengurus yang menandatangani, yang ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca koma; (3) tanda tangan pengurus yang menugasi; (4) nama lengkap penguus yang menandatangani surat tugas, yang ditulis dengan huruf kapital diikuti dengan nama panggilan/callsign; (5) cap organisasi. 4) Distribusi dan Tembusan a) Surat Tugas disampaikan kepada yang mendapat tugas. b) Tembusan surat tugas disampaikan kepada pihak yang terkait. 5) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Bagian konsiderans memuat pertimbangan atau dasar. b) Jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar pengurus atau anggota yang ditugasi dimasukkan ke dalam lampiran yang terdiri dari kolom nomor urut, nama, jabatan, dan keterangan. c) Surat tugas tidak berlaku lagi setelah tugas yang termuat selesai dilaksanakan. Format surat tugas dapat dilihat pada Contoh 7. 25

26 Contoh 7 FORMAT SURAT TUGAS YANG DITANDA TANGANI OLEH KETUA ORARI DAERAH/ LOKAL. ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN Jl. Jend. Akhmad Yani - Km.6,700 - No.34 RT.01/01 Kel. Kertak Hanyar 1 Kec. Kertak Hanyar Kab. Banjar Telp PO Box ordakalsel2014@gmail.com SURAT TUGAS NOMOR : A.01/008-Sekr/ORDA-KS/2015 Menimbang Dasar : a. bahwa... ; b. bahwa... ; : ; ; Memberi Tugas Kepada Untuk : ; ; ; 4. dan seterusnya. : ; ; ; 4. dan seterusnya. Ditetapkan di :... Pada Tanggal : , Tembusan :

27 B. NASKAH ORGANISASI KORESPONDENSI 1. Naskah Organisasi Korespondensi Intern a. Nota Organisasi 1) Pengertian Nota organisasi adalah naskah organisasi intern yang dibuat oleh pengurus dalam melaksanakan tugas guna menyampaikan laporan, pemberitahuan, pernyataan, permintaan, atau penyampaian kepada pengurus lain. Nota organisasi memuat hal yang bersifat rutin, berupa catatan ringkas yang tidak memerlukan penjelasan yang panjang, dapat langsung dijawab dengan disposisi oleh pengurus yang dituju. 2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan Nota organisasi dibuat oleh pengurus dalam satu lingkungan satuan organisasi sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya. 3) Susunan a) Kepala Bagian kepala nota organisasi terdiri dari (1) kop naskah organisasi, yang berisi gambar logo, nama dan alamat organisasi yang ditulis dengan huruf kapital, diletakkan di kiri atas kertas (Align text to the left); (2) kata nota organisasi, ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (3) kata nomor, ditulis dengan huruf kapital secara simetris; (4) singkatan Yth., ditulis dengan huruf awal kapital, diikuti dengan tanda baca titik; (5) kata dari, ditulis dengan huruf awal kapital; (6) kata hal, ditulis dengan huruf awal kapital; (7) kata tanggal, ditulis dengan huruf awal kapital b) Batang Tubuh Bagian batang tubuh nota organisasi terdiri dari alinea pembuka, isi, dan penutup ditulis secara singkat, padat, dan jelas. c) Kaki Bagian kaki nota organisasi terdiri dari tanda tangan, nama pengurus, dan tembusan (jika perlu). 4) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Nota organisasi tidak dibubuhi cap organisasi. b) Tembusan nota organisasi berlaku di lingkungan intern organisasi. c) Penomoran nota organisasi dilakukan dengan mencantumkan nomor nota organisasi, kode jabatan penanda tangan, kode klasifikasi arsip, bulan, dan tahun. Format Nota Organisasi dapat dilihat pada Contoh 8. 27

28 Contoh 8 FORMAT NOTA ORGANISASI YANG DITANDA TANGANI OLEH PENGURUS. ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN Jl. Jend. Akhmad Yani - Km.6,700 - No.34 RT.01/01 Kel. Kertak Hanyar 1 Kec. Kertak Hanyar Kab. Banjar Telp PO Box ordakalsel2014@gmail.com NOTA ORGANISASI NOMOR : A.01/008-Sekr/ORDA-KS/2015 Yth Dari Perihal Tanggal :. :. :. : , Tembusan:

29 b. Memorandum 1) Pengertian Memorandum adalah naskah organisasi intern yang bersifat mengingatkan suatu masalah, menyampaikan arahan, peringatan, saran, dan pendapat keorganisasian. 2) Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan Memorandum dibuat oleh pengurus dalam lingkungan organisasi sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab. 3) Susunan a) Kepala Bagian kepala memorandum terdiri dari (1) kop naskah organisasi, yang berisi gambar logo, nama dan alamat organisasi yang ditulis dengan huruf kapital, diletakkan di kiri atas kertas (Align text to the left); (2) kata memorandum, ditulis di tengah dengan huruf kapital; (3) kata nomor, ditulis di bawah kata memorandum dengan huruf kapital; (4) singkatan Yth., ditulis dengan huruf awal kapital; (5) kata dari, ditulis dengan huruf awal kapital; (6) kata hal, yang ditulis dengan huruf awal kapital; (7) kata tanggal, yang ditulis dengan huruf awal kapital. b) Batang Tubuh Batang tubuh memorandum terdiri dari alinea pembuka, alinea isi, dan alinea penutup yang singkat, padat, dan jelas. c) Kaki Bagian kaki memorandum terdiri dari tanda tangan dan nama pengurus serta tembusan jika diperlukan. 4) Hal yang Perlu Diperhatikan a) Memorandum tidak dibubuhi cap organisasi; b) Tembusan memorandum berlaku di lingkungan intern organisasi; c) Penomoran memorandum dilakukan dengan mencantumkan nomor memorandum, kode jabatan penanda tangan, kode klasifikasi arsip, bulan, dan tahun. Format memorandum dapat dilihat pada Contoh 9 29

30 Contoh 9 FORMAT MEMORANDUM ORGANISASI YANG DITANDA TANGANI OLEH PENGURUS ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN Jl. Jend. Akhmad Yani - Km.6,700 - No.34 RT.01/01 Kel. Kertak Hanyar 1 Kec. Kertak Hanyar Kab. Banjar Telp PO Box ordakalsel2014@gmail.com MEMORANDUM NOMOR : A.01/008-Sekr/ORDA-KS/2015 Yth Dari Perihal Tanggal :. :. :. : Tanda Tangan Nama Lengkap Tembusan:

31 2. Naskah Organisasi Korespondensi Ekstern Jenis naskah organisasi korespondensi ekstern hanya ada satu macam, yaitu surat organisasi. a. Pengertian Surat organisasi adalah naskah organisasi pelaksanaan tugas pengurus dalam menyampaikan informasi keorganisasian berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, penyampaian naskah organisasi atau barang, atau hal keorganisasian lainnya kepada pihak lain di luar organisasi yang bersangkutan. b. Wewenang Penandatanganan Surat organisasi ditandatangani oleh Ketua ORARI Daerah/Lokal sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya. c. Susunan 1) Kepala Bagian kepala surat organisasi terdiri dari a) kop naskah organisasi, yang berisi gambar logo, nama dan alamat organisasi yang ditulis dengan huruf kapital, diletakkan di kiri atas kertas (Align text to the left); b) nomor, sifat, lampiran, dan perihal, diketik dengan huruf awal kapital di sebelah kiri di bawah kop surat organisasi; c) tempat dan tanggal pembuatan surat, diketik di kanan atas di bawah kop surat organisasi; d) kata Yth., ditulis sejajar/sebaris dengan Nomor, diikuti dengan nama jabatan yang dikirimi surat; e) alamat surat, ditulis di awal pada hurup pertama nama pengurus yang dikirimi surat. 2) Batang Tubuh Bagian batang tubuh surat organisasi terdiri dari alinea pembuka, isi, dan penutup. 3) Kaki Bagian kaki surat organisasi terdiri dari a) nama jabatan, ditulis dengan huruf kapital, diakhiri tanda baca koma; b) tanda tangan; c) nama lengkap pengurus/penanda tangan, ditulis dengan huruf kapital diikuti dengan nama panggilan / callsign; d) stempel/cap organisasi, yang digunakan sesuai dengan ketentuan; e) tembusan, yang memuat nama jabatan penerima (jika ada) d. Distribusi Surat organisasi disampaikan kepada penerima yang berhak. e. Hal yang Perlu Diperhatikan 1) Kop surat organisasi hanya digunakan pada halaman pertama surat organisasi; 2) Jika surat organisasu disertai lampiran, pada kolom Lampiran dicantumkan jumlahnya; 3) Perihal berisi pokok surat sesingkat mungkin yang ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap unsurnya, tanpa diakhiri tanda baca. Format Surat Organisasi dapat dilihat pada Contoh 10 31

32 Contoh 10 FORMAT SURAT ORGANISASI YANG DITANDA TANGANI OLEH PENGURUS ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN Jl. Jend. Akhmad Yani - Km.6,700 - No.34 RT.01/01 Kel. Kertak Hanyar 1 Kec. Kertak Hanyar Kab. Banjar Telp PO Box ordakalsel2014@gmail.com Nomor : A-01/ -Sek/ORDA-KS/2015 Sifat : Biasa Lampiran : -- Perihal :... Banjarmasin,... Kepada Yth : di Tempat (Alinea Pembuka) (Alinea Isi) (Alinea Penutup) , Tembusan :

33 3. Surat Undangan a. Pengertian Surat undangan adalah surat organisasi yang memuat undangan kepada penurus/anggota organisasi yang tersebut pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara kegitaan keorganisasi tertentu, seperti rapat, upacara, dan pertemuan. b. Kewenangan Surat undangan ditandatangani oleh Ketua ORARI Daerah/Lokal sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya. c. Susunan 1) Kepala Bagian kepala surat undangan terdiri dari a) kop surat undangan, yang berisi gambar logo, nama dan alamat organisasi yang ditulis dengan huruf kapital, diletakkan di kiri atas kertas (Align text to the left); b) nomor, sifat, lampiran, dan perihal, diketik dengan huruf awal kapital di sebelah kiri di bawah kop surat organisasi; c) tempat dan tanggal pembuatan surat undangan, diketik di kanan atas di bawah kop surat organisasi; d) kata Yth., ditulis sejajar/sebaris dengan Nomor, diikuti dengan nama jabatan yang dikirimi surat; e) alamat surat, ditulis di awal pada hurup pertama nama pengurus yang dikirimi surat. 2) Batang Tubuh Bagian batang tubuh surat undangan terdiri dari a) alinea pembuka; b) isi undangan, yang meliputi hari, tanggal, waktu, tempat, dan acara; c) alinea penutup. 3) Kaki Bagian kaki surat undangan terdiri dari nama jabatan ditulis dengan huruf kapital, tanda tangan, dan nama pengurus ditulis dengan huruf kapitaldiikuti dengannama panggilan/callsign. d. Hal yang Perlu Diperhatikan 1) Format surat undangan sama dengan format surat organisasi; yang membedakan adalah bahwa pihak yang dikirimi surat pada surat undangan dapat ditulis pada lampiran; 2) Surat undangan untuk keperluan tertentu dapat berbentuk kartu. Format surat undangan dapat dilihat pada Contoh 11 33

34 Contoh 11 FORMAT SURAT UNDANGAN YANG DITANDA TANGANI OLEH PENGURUS ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN Jl. Jend. Akhmad Yani - Km.6,700 - No.34 RT.01/01 Kel. Kertak Hanyar 1 Kec. Kertak Hanyar Kab. Banjar Telp PO Box ordakalsel2014@gmail.com Nomor : A-01/ -Sek/ORDA-KS/2015 Sifat : Biasa Lampiran : -- Perihal :... Banjarmasin,... Kepada Yth : di Tempat (Alinea Pembuka) Hari / Tanggal :... Waktu : Pukul... Tempat :... Acara : (Alinea Penutup) ,

35 C. NASKAH ORGANISASI KHUSUS 1. Surat Perjanjian Surat perjanjian adalah naskah organisasi yang berisi kesepakatan bersama tentang objek yang mengikat antar kedua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan tindakan atau perbuatan hukum yang disepakati bersama. a. Pengertian Kerja sama perjanjian di dalam organisasi dan di dengan luar organisasi baik di Daerah maupun Lokal dibuat dalam bentuk kesepahaman bersama atau perjanjian kerja sama. b. Wewenang Pembuatan dan Penandatanganan Perjanjian yang dilakukan, baik di Daerah maupun di Lokal dibuat dan ditandatangani oleh pengurus sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya. c. Susunan 1) Kepala Bagian kepala surat perjanjian kerja sama dalam negeri terdiri dari a) kop surat perjanjian, yang berisi gambar logo, nama dan alamat organisasi yang ditulis dengan huruf kapital, diletakkan di kiri atas kertas (Align text to the left); b) judul perjanjian; dan c) nomor. 2) Batang Tubuh Bagian batang tubuh surat perjanjian kerja sama memuat perjanjian, yang dituangkan dalam bentuk pasal-pasal. 3) Kaki Bagian kaki surat perjanjian kerja sama terdiri dari nama penanda tangan para pihak yang mengadakan perjanjian dan para saksi (jika dipandang perlu), dibubuhi meterai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Format Perjanjian Dalam Negeri dapat dilihat pada Contoh 12A dan 12B 35

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH 2013, No.69 4 PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 5 2013, No.69 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PERATURAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI PEMERINTAH KEMENTERIAN TAHUN 2012 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PERATURAN MENTERI DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS INSTANSI

Lebih terperinci

Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas. Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas. Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187); - 2 - c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Tata Naskah Dinas Badan Pengawas Pemilihan Umum,

Lebih terperinci

LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, PANITIA PENGAWAS

Lebih terperinci

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.63/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2014, No

2014, No 2014, No.248 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.63/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

-5- BAB I PENDAHULUAN

-5- BAB I PENDAHULUAN -5- LAMPIRAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

2014, No Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik Indon

2014, No Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik Indon BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2014 BPS.Tata Naskah. Dinas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN (BNPB) TAHUN 2009 KATA PENGANTAR Dalam rangka peningkatan efisiensi dan perwujudan tertib administrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,

Lebih terperinci

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.533, 2016 KEMENKUMHAM. Pencabutan. Tata Naskah Dinas. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 18 TAHUN 2013 TANGGAL : 18 DESEMBER 2013 TENTANG : PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.449, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Tata Naskah Dinas. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

BERITA NEGARA. No.449, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Tata Naskah Dinas. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.449, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Tata Naskah Dinas. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL SALINAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL

Lebih terperinci

2012, No BAB I PENDAHULUAN

2012, No BAB I PENDAHULUAN 2012, No.449 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN - 1 - PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1622, 2014 KEMEN KKP. Tata Naskah Dinas. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN UMUM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Tata Naskah Dinas. Pelaksanaan. Petunjuk. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAB I PENDAHULUAN 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 010/E/2013 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA PEDOMAN TATA NASKAH DINAS LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN NASKAH DINAS

TEKNIK PENYUSUNAN NASKAH DINAS LAMPIRAN I PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL TEKNIK PENYUSUNAN NASKAH DINAS BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang : a. bahwa untuk terlaksananya

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10-1- TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 010/E/2013 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 010/E/2013 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 010/E/2013 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS PEDOMAN TATA NASKAH DINAS SISTEMATIKA BAB I JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS A. Naskah Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. D. Asas...

BAB I PENDAHULUAN. D. Asas... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tata Naskah Dinas dan Tata Kearsipan yang seragam di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, akan sangat mendukung kelancaran administrasi, komunikasi,

Lebih terperinci

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA NASKAH MAJELIS AKREDITASI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI (MA BAN-PT)

PEDOMAN TATA NASKAH MAJELIS AKREDITASI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI (MA BAN-PT) LAMPIRAN Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Naskah Majelis Akreditasi Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi PEDOMAN TATA NASKAH MAJELIS

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nom

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nom BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1026, 2014 BAPPENAS. Tata Naskah Dinas. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR

Lebih terperinci

JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS

JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS LAMPIRAN PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo No.2111, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BUMN. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MBU/12/2016 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 2011, No.930 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 5 2011, No.930 BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.253, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Tata Naskah Dinas. BNN. Administrasi. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 20152015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 76, 2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARTUR NEGRA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARTUR NEGRA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESI SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARTUR NEGRA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR.../IT3/TU/2016 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega No.805, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Tata Naskah Dinas. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Tata Naskah Dinas. Pedoman. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Tata Naskah Dinas. Pedoman. Pencabutan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.97, 2009 BKPM. Tata Naskah Dinas. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BADAN KOORDINASI

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018

Lebih terperinci

- 1 - PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS PENGADILAN NEGERI BANTUL BAB I PENDAHULUAN

- 1 - PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS PENGADILAN NEGERI BANTUL BAB I PENDAHULUAN - 1 - PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B LAMPIRAN PERATURAN KETUA PENGADILAN NEGERI BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2017 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS PENGADILAN NEGERI BANTUL PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

- 1 - FORMAT NASKAH DINAS

- 1 - FORMAT NASKAH DINAS - 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07/PRT/M/2016 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT FORMAT NASKAH DINAS Jenis naskah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN NOMOR PER-06/AG/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN NOMOR PER-06/AG/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL ANGGARAN NOMOR PER-06/AG/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tata Naskah Dinas adalah pengelolaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sasaran D. Asas -asas...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Sasaran D. Asas -asas... DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 1 C. Sasaran... 2 D. Asas -asas... 2 E. Ruang Lingkup... 3 F. Pengertian Umum... 3 BAB II JENIS DAN FORMAT NASKAH

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M-03.UM.04.10 tahun 2006 TENTANG PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DINAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS UNIVERSITAS DIPONEGORO Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO, bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116/Permentan/OT.140/10/2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116/Permentan/OT.140/10/2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116/Permentan/OT.140/10/2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara No.2099, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR74 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI

Lebih terperinci

KEMENTAN. Tata Naskah Dinas. Pencabutan.

KEMENTAN. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. No.1519, 2014 KEMENTAN. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116/Permentan/OT.140/10/2014 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang Mengingat : bahwa untuk tertib

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAB I PENDAHULUAN 5 PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan administrasi perkantoran, sebagai suatu sistem merupakan kegiatan penting

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG -1- PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

- 2 - PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 07/Permentan/TU.120/2/2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN

- 2 - PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 07/Permentan/TU.120/2/2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN - 2 - PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 07/Permentan/TU.120/2/2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS

BAB II JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS A. Naskah Dinas Arahan BAB II JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS Naskah dinas arahan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan pokok atau kebijakan pelaksanaan yang harus dipedomani dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

2013, No.568 6

2013, No.568 6 2013, No.568 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012

- 1 - MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 - 1 - SALINAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 151/PMK.01/2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 151/PMK.01/2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 151/PMK.01/2010 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan tertib

Lebih terperinci

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Nomor Negara 109, Repu

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Nomor Negara 109, Repu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 261, 2016 KEMTAN. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/Permentan/TU.120/2/2016 TENTANG TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PUSKESMAS RAWAT INAF SINDANGBARANG

PUSKESMAS RAWAT INAF SINDANGBARANG PEDOMAN TATA NASKAH DI LINGKUNGAN PUSKESMAS RAWAT INAF SINDANGBARANG DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS RAWAT INAF SINDANGBARANG Jalan Raya Sindangbarang Cidaun Km.01 Desa Saganten Kecamatan Sindangbarang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 50/BC/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATA NASKAH DINAS DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan L

- 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan L - 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang

Lebih terperinci

R E P U B L I K I A I N D O N E S

R E P U B L I K I A I N D O N E S MENTERI NEGARA R E P U B L I K I A I N D O N E S Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... PERATURAN MENTERI NEGARA NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DINAS... i ii LAMPIRAN PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Menimbang

Lebih terperinci

- 3 - penyelenggara pemilihan umum dan diberikan

- 3 - penyelenggara pemilihan umum dan diberikan - 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, PANITIA PENGAWAS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH DAN KEPUTUSAN KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUP

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

penyelenggaraan pemerintahan daerah;

penyelenggaraan pemerintahan daerah; BUPATI BONE PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BONE NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BONE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONE,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk memperoleh

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN NASIONAL

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN NASIONAL KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN NASIONAL DENGAN

Lebih terperinci

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI NSPK TATA NASKAH Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Norma,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA No.215, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Tata Naskah Dinas. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemprosesan Surat Masuk Rahasia di

BAB I PENDAHULUAN. 6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemprosesan Surat Masuk Rahasia di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2013 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19)

2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19) BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2015 KEMENAKER. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAGI PEMERINTAHAN DESA

-1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAGI PEMERINTAHAN DESA -1- BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS BAGI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENYUSUNAN PERATURAN, INSTRUKSI, SURAT EDARAN, KEPUTUSAN, DAN PENGUMUMAN PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. MAKSUD

B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. MAKSUD 2013, No.17 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 65 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TATA NASKAH DINAS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ketatalaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA, Menimbang : a. b. c. Mengingat :

Lebih terperinci

ARSIP UNIVERSITAS AIRLANGGA

ARSIP UNIVERSITAS AIRLANGGA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/X/2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci