Bab III Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap pelaksanaan sebagaimana dijabarkan pada gambar III.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab III Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap pelaksanaan sebagaimana dijabarkan pada gambar III."

Transkripsi

1 Bab III Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap pelaksanaan sebagaimana dijabarkan pada gambar III.1 berikut ini : Gambar III.1. Diagram alir penelitian III.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Kecamatan Purwanegara apabila ditinjau dari letak geografis merupakan wilayah administrasi Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah bagian selatan. Batas administrasi Kecamatan Purwanegara meliputi : sebelah Timur Kecamatan Bawang, sebelah Barat Kecamatan Mandiraja, sebelah Utara Kecamatan Rakit dan sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kebumen.

2 22 Kabupaten Banjarnegara mempunyai luas wilayah 1.064,52 km². Ditinjau dari sisi topografi, Kabupaten Banjarnegara terletak pada ketinggian antara 40 sampai dengan meter di atas permukaan laut. Ketinggian daerahnya tidak sama, yaitu dengan kemiringan 0 15 % sebesar 24,61 %, % sebesar 45,04 % dan lebih dari 40 % sebesar 30,35 % dari luas wilayah. Sedangkan secara administrasi Kabupaten Banjarnegara mempunyai wilayah kerja yang cukup luas terdiri dari 20 kecamatan,12 kelurahan dan 266 desa. Oleh karena itu jika ada kegiatan PRONA perlu ditetapkan prioritas lokasi PRONA sesuai kriteria lokasi yang sudah ditetapkan BT BT Kab. Banjarnegara LS Kec.Purwanegara Kab. Kebumen LS Gambar III.2. Sket Lokasi Penelitian III.2. Materi dan Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Spasial : a. Peta Batas Administrasi Kabupaten Banjarnegara digital skala 1 : dalam format ArcView GIS (*.shp) tahun 2002 diperoleh dari Kantor BAPPEDA Kabupaten Banjarnegara. b. Peta Jaringan Jalan Kabupaten Banjarnegara digital skala 1 : dalam format ArcView GIS (*.shp) tahun 2002 diperoleh dari Kantor BAPPEDA Kabupaten Banjarnegara.

3 23 2. Data Atribut : a. Data jumlah sertipikat se-kecamatan Purwanegara per 31 Desember 2007 dari Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara. b. Data jumlah luas bidang tanah bersertipikat se-kecamatan Purwanegara per 31 Desember 2007 dari Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara. c. Data kegiatan PRONA se-kecamatan Purwanegara dari Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara. d. Data luas wilayah desa, jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin, luas penggunaan tanah, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan se Kecamatan Purwanegara dari Kantor Statistik Kabupaten Banjarnegara. III.3. Alat Penelitian Alat yang dgunakan selama penelitian yaitu : 1. Perangkat Keras (Hardware) a. Satu set Notebook Pentium M 2,133 GHz dengan kapasitas Random Access Memory (RAM) 1 GB, Harddisk 60 GB kartu grafis (Graphic Card) 128 MB. b. Printer Canon PIXMA MP Perangkat Lunak (Software) a. Pengolahan data Spasial : ArcView GIS 3.3. b. Pengolahan data Atribut : SPSS 11.5 dan Microsoft Excel c. Penyusunan laporan : Microsoft Windows III.4. Tahapan Penelitian : III.4.1. Persiapan Tahap persiapan dilakukan kegiatan studi pustaka, observasi wilayah penelitian, wawancara dengan pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara dalam hal ini Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat, Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah dan Kepala Seksi Survey Pengukuran dan Pemetaan; serta inventarisasi bahan dan alat yang diperlukan untuk penelitian. Selain itu juga persiapan keperluan administrasi yang dibutuhkan diantaranya surat ijin kepada instansi tempat data tersebut dapat diperoleh, antara lain surat ijin kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara, Kantor BAPPEDA Kabupaten Banjarnegara dan Kantor Statistik Kabupaten Banjarnegara.

4 24 Tahapan selanjutnya dengan mengidentifikasi kriteria yang akan dijadikan dasar untuk mengukur pencapaian tujuan dari proses pengambilan keputusan yang dilakukan bersumber pada kriteria lokasi sesuai Petunjuk Teknis PRONA. Hasil identifikasi kriteria untuk penentuan prioritas lokasi PRONA pada lokasi tersebut ada 7 (tujuh) kriteria yaitu: 1. Kepadatan penduduk; 2. Tingkat kemiskinan; 3. Jarak kantor desa ke kantor pertanahan; 4. Perbandingan luas bidang bersertipikat dengan luas wilayah; 5. Tingkat pendidikan; 6. Luas dari jenis penggunaan tanah; 7. Jenis pekerjaan penduduk. III.4.2. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendatangi langsung instansi penyedia data. Data yang diperlukan pada penelitian ini terdiri dari data spasial dan data atribut, adapun jenis data, asal instansi dan cara pengumpulannya dapat dilihat pada Tabel III.1 berikut ini: Tabel III.1 Jenis data, asal instansi dan bentuk data Jenis Data Asal Instansi Bentuk Data Keterangan Peta Batas Administrasi Peta Jaringan Jalan Data Sertipikat Kantor BAPPEDA Kabupaten Banjarnegara Kantor BAPPEDA Kabupaten Banjarnegara Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara Digital format Arcview GIS versi 3.3 (*.shp) Digital format Arcview GIS versi 3.3 (*.shp) Hard Copy Spasial Spasial Atribut Data Kegiatan PRONA Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara Hard Copy Atribut Data Kependudukan Kantor Statistik Kabupaten Banjarnegara Hard Copy Atribut Data atribut potensi desa dan sertipikat di kecamatan Purwanegara yang diperoleh dari Kantor Pertanahan dan Kantor Statistik adalah sebagaimana pada Tabel III.2 berikut :

5 25 Tabel III.2 Data Potensi Desa Kecamatan Purwanegara Data kependudukan mengacu pada data monografi kecamatan yang terdapat dalam buku Kecamatan Purwanegara Dalam Angka Tahun 2007 hasil publikasi Kantor Statistik Kabupaten Banjarnegara. Jumlah penduduk terbanyak adalah di desa Merden sejumlah 12,50 %, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terletak di desa Kutawuluh sejumlah 3,90 % dari jumlah penduduk se-kecamatan. Rata rata jumlah penduduk per desa adalah jiwa. Jumlah penduduk miskin tertinggi terletak di desa Merden sebesar 14,08 %, dan paling rendah terletak di desa Kutawuluh sebesar 3,90 % dari jumlah penduduk miskin sekecamatan. Jumlah sertipikat tertinggi terdapat di desa Purwanegara sebesar 12,13 %, sedangkan yang terendah adalah desa Mertasari sebesar 4,57 % dari jumlah sertipikat se-kecamatan. Jumlah sertipikat yang diterbitkan melalui kegiatan PRONA sebesar 26,56 % dari jumlah total sertipikat se-kecamatan sertipikat. Persentase jumlah sertipikat PRONA terbesar terdapat di desa Kalitengah sebesar 92,41 % dari jumlah sertipikat di desa tersebut. Desa yang belum pernah menjadi obyek lokasi PRONA yaitu desa Mertasari, Gumiwang, Kalipelus dan Purwanegara.

6 26 Desa yang mempunyai luas terbesar adalah desa Petir sebesar 14,34 %, sedangkan luas tersempit terdapat di desa Kalipelus sebesar 3,31 % dari total luas kecamatan. Jarak kantor desa ke kantor pertanahan terjauh adalah desa Kalitengah yang terletak di jalan kabupaten bagian selatan, dan terdekat desa Gumiwang yang terletak di jalan provinsi. Jumlah Titik Dasar Teknik dan persebarannya masih jauh dari ketentuan yang seharusnya, bahkan tidak terdapat TDT orde 3. Hanya terdapat 1 (satu) buah TDT orde 2 di desa Karanganyar, dan 27 (dua puluh tujuh) TDT orde 4 di desa Danaraja, Purwanegara, Kalipelus dan Gumiwang. Data tingkat pendidikan bisa dilihat pada Tabel III.3 sebagai berikut : Tabel III.3 Data Tingkat Pendidikan Kecamatan Purwanegara NO DESA TINGKAT PENDIDIKAN a b c d e f g 1 Kalitengah Petir Kaliajir Karanganyar Merden Mertasari Parakan Pucungbedug Kutawuluh Gumiwang Kalipelus Purwanegara Danaraja Jumlah Tingkat pendidikan mengacu pada data Kantor Statistik dikategorikan menjadi 7 (tujuh) kelas yaitu : a. Tidak sekolah. Jumlah terbanyak terletak di desa Karanganyar dan Kaliajir yaitu sebesar 19,24 % dan 19,11 %; sedangkan terkecil di desa Parakan 0,81 % dari jumlah penduduk tidak sekolah se-kecamatan. b. Tidak tamat SD. Jumlah terbanyak terletak di desa Karanganyar dan Kaliajir yaitu sebesar 19,19 % dan 19,16 %; sedangkan terkecil di desa Parakan sejumlah 0,85 % dari jumlah penduduk tidak tamat SD se-kecamatan.

7 27 c. Belum tamat SD. Jumlah terbanyak terletak di desa Merden yaitu sebesar 14,04 %; sedangkan terkecil di desa Kutawuluh sejumlah 1,99 % dari jumlah penduduk belum tamat SD sekecamatan. d. Tamat SD/sederajat. Jumlah terbanyak terletak di desa Merden yaitu sebesar 12,39 %; sedangkan terkecil di desa Kutawuluh sejumlah 4,79 % dari jumlah penduduk tamat SD se-kecamatan. e. Tamat SLTP/sederajat. Jumlah terbanyak terletak di desa Parakan yaitu sebesar 20,44 %; sedangkan terkecil di desa Petir sejumlah 0,95 % dari jumlah penduduk tamat SLTP se-kecamatan. f. Tamat SLTA/sederajat. Jumlah terbanyak terletak di desa Merden yaitu sebesar 18,54 %; sedangkan terkecil di desa Petir sejumlah 0,45 % dari jumlah penduduk tamat SLTA se-kecamatan. g. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi. Jumlah terbanyak terletak di desa Kalipelus yaitu sebesar 17,94 %; sedangkan terkecil di desa Petir sejumlah 0,52 % dari jumlah penduduk tamat Akademi/Perguruan Tinggi se-kecamatan. Data luas dari jenis penggunaan tanah bisa dilihat pada Tabel III.4 berikut : Tabel III.4 Data Luas Penggunaan Tanah Kecamatan Purwanegara Sawah Perumahan Kebun/Tegalan Kolam Ikan Lain-lain No Desa (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 1 Kalitengah Petir Kaliajir Karanganyar Merden Mertasari Parakan Pucungbedug Kutawuluh Gumiwang Kalipelus Purwanegara Danaraja Jumlah 1.075, , ,273 19, ,091

8 28 Luas penggunaan tanah dibagi menjadi 5 (lima) jenis, yaitu : a. Sawah. Luas penggunaan tanah sawah terluas di desa Merden sebesar 15,70 % dari jumlah luas sawah se-kecamatan dan desa yang tidak mempunyai sawah adalah desa Kalitengah, Petir, Kaliajir, Karanganyar dan Pucungbedug karena merupakan daerah perbukitan kurang subur, sehingga sebagian besar penggunaan tanahnya berupa tegalan. b. Perumahan. Kategori perumahan meliputi tanah yang sudah berdiri bangunan rumah maupun tanah pekarangan. Bangunan rumah terdiri dari bangunan berdinding tembok yang permanen maupun semi permanen yang berdinding kayu maupun anyaman bambu. Luas penggunaan tanah terbesar untuk perumahan terletak di desa Merden senilai 19,16 % dan tersempit adalah desa Kalipelus sebesar 3,48 % dari jumlah luas perumahan sekecamatan. c. Kebun/tegalan. Kebun/tegalan banyak terdapat di desa yang berbukit. Rata-rata tegalan ditanami singkong, karena kurang produktif secara ekonomi sudah banyak pula yang ditanami kayu Albasia dan sekaligus berfungsi sebagai hutan rakyat. Luas penggunaan tanah kebun/tegalan terbesar terletak di desa Petir senilai 24,97 % dan tersempit adalah desa Danaraja sebesar 0,037 % dari jumlah luas kebun/tegalan sekecamatan. d. Kolam Ikan. Banyak masyarakat yang mempunyai usaha di bidang perikanan selain bertani. Hal ini ditopang dengan adanya pasar ikan yang sering didatangi pembeli dari luar daerah, sehingga cukup berpotensi sebagai penopang ekonomi kehidupan masyarakatnya. Kolam ikan terluas terdapat di desa Danaraja sebesar 16,06 % dari jumlah luas kolam ikan se-kecamatan dan di desa Kalitengah dan Kaliajir tidak terdapat penggunaan tanah untuk kolam ikan. e. Penggunaan Tanah Lain-Lain. Jenis penggunaan ini antara lain dipergunakan untuk bangunan sekolah, kantor pemerintah, bangunan pabrik, pasar, gudang, lapangan sepak bola dan fasilitas umum lainnya. Luas penggunaan tanah lain-lain terbesar terdapat di desa Karanganyar sebesar 12,22 % dan tersempit di desa Kalipelus sebesar 2,41 % dari jumlah luas penggunaan tanah lain-lain se-kecamatan.

9 29 Jenis penggunaan tanah hutan dan padang gembala bukan merupakan obyek lokasi PRONA sehingga tidak dimasukkan sebagai variabel penelitian. Akibatnya jumlah luas 5 (lima) jenis penggunaan tanah di atas berkurang apabila dibandingkan dengan luas wilayahnya dengan selisisih 114,413 hektar atau 15,49 % dari luas wilayah se-kecamatan. Jenis pekerjaan penduduk mengacu pada data Kantor Statistik diklasifikasikan menjadi 11 (sebelas) macam yaitu : a. Petani, dengan jumlah terbesar dibandingkan dengan jenis pekerjaan lainnya. b. Buruh tani, menempati urutan kedua terbanyak setelah Petani. c. Buruh industri, jenis industri yang ada antara lain : industri pengolahan kayu, kerajinan rumah tangga, penambangan pasir putih dan batu marmer. d. Buruh bangunan, selain mempunyai pekerjaan tetap sebagai petani atau buruh tani banyak juga yang menjadi buruh bangunan musiman di saat bukan musim tanam atau panen. Namun ada juga yang hanya menjadi buruh bangunan, biasanya bekerja di kota besar seperti Jakarta. e. Jasa atau sosial, diantaranya pengacara, tukang pangkas rambut, servis elektronik, tukang pijat, tukang ojek, tukang jahit dan bengkel, baik yang tradisional maupun profesional f. Pedagang, terdiri dari pedagang sembako yang berjualan di pasar, mendirikan warung dekat rumah, pedagang hewan ternak dan lain sebagainya. g. Angkutan, terdiri dari angkutan pedesaan dengan bak terbuka/tertutup, angkutan kota, bus umum maupun bus pariwisata. h. PNS/TNI/POLRI yang masih aktif bekerja. i. Pensiunan, meliputi pensiunan PNS, purnawirawan TNI/POLRI, veteran 45 dan sebagainya. j. Pengusaha, antara lain pengusaha kayu glondong, mebelair, kerajinan alat rumah tangga, rongsok dan lain sebagainya. k. Lain-lain, diantaranya meliputi pemulung, pengangguran, ibu rumah tangga, pengamen dan pengemis. Pekerjaan penduduk terbesar se-kecamatan adalah petani sebesar 33,43 %, jumlah terbanyak terdapat di desa Merden sebesar 12,23 % dari jumlah petani keseluruhan dan terkecil adalah pensiunan sebesar 0,84 % dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas sekecamatan. Jumlah pensiunan terbanyak ada di desa Purwanegara 20,66 % dari jumlah

10 30 pensiunan se-kecamatan. Pekerjaan lain-lain diantaranya yaitu pemulung, pengangguran, ibu rumah tangga, pengamen dan pengemis dengan jumlah terbesar di desa Parakan sebesar 21,92 % dari jumlah pekerjaan lain-lain se-kecamatan. Data jenis pekerjaan penduduk bisa dilihat pada Tabel III.5 berikut : Tabel III.5 Jenis dan Jumlah Pekerjaan Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Jumlah sertipikat sebagai variabel terikat adalah sertipikat hak atas tanah yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara untuk bidang tanah yang terletak di seluruh desa se-kecamatan Purwanegara, baik dengan status Hak Milik, Hak Guna Bangunan maupun Hak Pakai hasil produk permohonan rutin maupun massal. Data jumlah sertipikat diambil per 31 Desember III.4.3 Pengolahan Data Pengolahan data dimulai dengan tahapan sebagai berikut : 1. Persamaan Lokasi PRONA Tahap awal dalam pengolahan data untuk merepresentasikan kriteria yang sudah diidentifikasi pada tahap persiapan yaitu dengan membuat persamaan matematis. Persamaan ini dibuat berdasarkan parameter angka kepadatan penduduk, angka kemiskinan, jarak dari kantor desa ke kantor pertanahan, perbandingan jumlah luas bidang tanah bersertipikat dengan luas wilayah desa, tingkat pendidikan, luas penggunaan tanah dan jenis pekerjaan penduduk. Parameter tingkat pendidikan, luas penggunaan tanah dan jenis pekerjaan penduduk terdiri dari beberapa variabel, sehingga harus dibuat persamaan matematisnya terlebih

11 31 dahulu secara bertahap. Tahap pertama yaitu pembuatan persamaan tingkat pendidikan, dimana ada 7(tujuh) tingkatan pendidikan yang akan diolah menjadi variabel bebas setiap desa. Tahap kedua yaitu pembuatan persamaan luas penggunaan tanah dari 5 (lima) jenis penggunaan tanah setiap desa. Tahap ketiga yaitu pembuatan persamaan jenis pekerjaan dari 11 (sebelas) jenis pekerjaan untuk setiap desanya. Persamaan Matematika prioritas lokasi PRONA adalah sebagai berikut : Y = 0, 071X + 0, 250X + 0, 036X + 0, 214X + 0,179X + 0,107X + 0,143X (III.1) dimana, X = 7X + 6X + 5X + 4X + 3X + 2X + 1X (III.2) X = 4X + 5X + 3X + 2X + 1X (III.3) X = 10X + 11X + 8X + 9X + 5X + 7X + 4X + 2X + 6X + 1X + 3X Keterangan : Y = Skor prioritas lokasi PRONA X1 = Angka kepadatan penduduk X2 = Angka kemiskinan X3 = Jarak kantor desa ke kantor pertanahan X4 = Perbandingan luas bidang tanah bersertipikat dengan luas wilayah X5 = Tingkat pendidikan X6 = Luas dari jenis penggunaan tanah X7 = Jenis pekerjaan penduduk.(iii.4) 2. Normalisasi Proses normalisasi dilakukan dengan metode prosentase, dimana data kriteria setiap desa dibandingkan dengan jumlah data seluruhnya, sehingga menghasilkan prosentase kriteria setiap desa melalui langkah sebagai berikut : a. Angka kepadatan penduduk diperoleh dari perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah desa dalam satuan hektar. b. Angka kemiskinan diperoleh dari perbandingan jumlah penduduk miskin dengan jumlah penduduk di desa tersebut. c. Jarak dari kantor desa ke kantor pertanahan dicari dari Peta Rute Jalan hasil overlay Peta Batas Administrasi dan Peta Jaringan Jalan, dengan rute jalan terpendek yang dihasilkan dari proses Network Analysis pada software ArcView GIS 3.3. Metode ini

12 32 ditempuh karena diharapkan besarnya jarak rute jalan yang dihasilkan mendekati kenyataan di lapangan. Langkah teknis untuk mendapatkan jarak terpendek bisa dilihat pada lampiran F. Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menyatakan bahwa satuan wilayah tata usaha pendaftaran tanah adalah desa atau kelurahan, sehingga untuk melengkapi permohonan sertipikat diawali dari kantor desa atau kantor kelurahan. Oleh karena itu data jarak diambil dari kantor desa ke kantor pertanahan kabupaten setempat. Gambar hasil hitungan jarak tersebut bisa dilihat pada Gambar III.3 berikut :

13 33 Gambar III.3 Jarak jalan lintasan terpendek

14 34 d. Jumlah luas bidang tanah bersertipikat diperoleh dari data hasil pengukuran pada Surat Ukur di kantor pertanahan, kemudian dijumlahkan total luas bidang tanah sudah bersertipikat di desa tersebut. Untuk mengetahui persentase luas bidang tanah bersertipikat dan belum bersertipikat, maka jumlah total luas bidang tanah bersertipikat dibandingkan dengan luas wilayah desa tersebut. Banyaknya jumlah bidang tanah tidak mencerminkan luasan, sehingga dengan perbandingan luas akan lebih obyektif sebagai salah satu kriteria yang menjadi pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. e. Prosentase tingkat pendidikan suatu desa diperoleh dari hasil perbandingan jumlah masing-masing tingkatan pendidikan dengan jumlah penduduk per desa. f. Prosentase luas penggunaan tanah dihasilkan dari perbandingan luas setiap jenis penggunaan tanah dengan jumlah luas penggunaan tanah keseluruhan. g. Prosentase jenis pekerjaan penduduk dihasilkan dari perbandingan jumlah setiap jenis pekerjaan dengan jumlah jenis pekerjaan seluruhnya. Dari proses prosentase menghasilkan data normalisasi untuk semua kriteria. 3. Klasifikasi Klasifikasi dilakukan berdasarkan perhitungan dengan rumus Sturges menghasilkan 5 (lima) interval kelas, hitungan jumlah interval kelas bisa dilihat pada lampiran G. Setiap interval mempunyai selisih yang sama, sehingga menghasilkan data equal interval. 4. Metode rank sum, meliputi kegiatan antara lain : a. Ranking Tahap selanjutnya setelah dilakukan klasifikasi dengan metode equal interval, dilakukan penghitungan ranking variabel. Persamaan yang digunakan untuk menentukan ranking dari setiap variabel adalah persamaan II.3 dan II.4. Dalam penelitian ini jumlah ranking ditetapkan sebanyak 5 (lima) tingkatan sesuai dengan jumlah interval kelas. b. Pembobotan Awal Besarnya bobot awal diperoleh dari inverse ranking, yaitu bobot terbesar diberikan dengan ranking terendah dan bobot terkecil diberikan dengan ranking tertinggi sesuai dengan tingkat kepentingannya. c. Pembobotan Akhir Bobot akhir diperoleh dari perkalian data normalisasi dengan bobot awal.

15 35 5. Ranking Lokasi Urutan prioritas lokasi PRONA diperoleh dari hasil penghitungan persamaan matematika III.2 dengan data kriteria setiap desa berdasarkan interval kelasnya. Hasil hitungan lokasi PRONA ditentukan peringkatnya dengan prioritas pertama yang mempunyai nilai tertinggi dan prioritas terakhir dengan nilai terendah. Perhitungan selengkapnya penentuan nilai lokasi PRONA ini dapat dilihat pada lampiran H. Pemberian bobot untuk variabel tingkat pendidikan dilakukan dengan melihat tingkat kesadaran masyarakat untuk mensertipikatkan tanahnya. Diasumsikan masyarakat lulusan SLTA dan akademi/perguruan tinggi telah mempunyai kesadaran tinggi untuk mensertipikatkan tanahnya. Oleh karena itu, bobot terbesar diberikan pada masyarakat yang tidak sekolah dan berpendidikan rendah sampai dengan tamatan SLTP, sedangkan bobot terkecil diberikan pada tamatan SLTA dan akademi/perguruan tinggi. Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat, Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah dan Kepala Seksi Survey Pengukuran dan Pemetaan Kantor Pertanahan Kabupaten Banjarnegara menghasilkan urutan bobot kriteria dari yang tertinggi yaitu angka kemiskinan, perbandingan jumlah luas bidang tanah bersertipikat dengan luas wilayah desa, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, luas penggunaan tanah, angka kepadatan penduduk dan jarak dari kantor desa ke kantor pertanahan yang bisa dilihat pada Lampiran A. Secara skematis pembobotan menggunakan metode rank sum dapat dilihat pada diagram III.4 berikut:

16 36 Rank Sum Method Angka Kepadatan Penduduk Normalisasi Data Klasifikasi Equal Interval Inverse Ranking Scoring Angka Kemiskinan Normalisasi Data Klasifikasi Equal Interval Inverse Ranking Scoring Jarak Kantor Desa Normalisasi Data Klasifikasi Equal Interval Inverse Ranking Scoring Luas Sertipikat Normalisasi Data Klasifikasi Equal Interval Inverse Ranking Scoring Pembobotan Antar Parameter Tingkat Pendidikan Normalisasi Data Klasifikasi Equal Interval Inverse Ranking Scoring Luas Penggunaan Tanah Normalisasi Data Klasifikasi Equal Interval Inverse Ranking Scoring Jenis Pekerjaan Normalisasi Data Klasifikasi Equal Interval Inverse Ranking Scoring Gambar III.4 Proses Pembobotan Untuk Hitungan Nilai Lokasi PRONA Tahap selanjutnya untuk memvisualisasikan hasil proses penghitungan nilai lokasi PRONA dan hasil klasifikasi peringkat nilai setiap desa, maka dilakukan plotting peta dengan memberikan nomor urut prioritas lokasi PRONA. Sehingga bisa ditampilkan secara jelas urutan prioritas lokasi PRONA dalam bentuk Peta Prioritas Lokasi PRONA sebagaimana gambar pada lampiran J.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S., 1997, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S., 1997, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Ali, T.H.dan Kartiwa, 2001, Pelaksanaan PAP BPN, Seminar Nasional Pendaftaran Tanah Sistematik, Kerjasama BPN dengan Program D-III UNPAD, Bandung 23 November 2001. Arikunto, S., 1997, Prosedur

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan PERBANDINGAN JUMLAH SERTIPIKAT DENGAN JUMLAH BIDANG TANAH DI INDONESIA BIDANG 68%

Bab I Pendahuluan PERBANDINGAN JUMLAH SERTIPIKAT DENGAN JUMLAH BIDANG TANAH DI INDONESIA BIDANG 68% Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Sertipikat hak atas tanah merupakan bukti kepemilikan paling kuat bagi pemilik tanah yang berfungsi untuk menjamin kepastian hukum. Untuk itu, idealnya semua bidang

Lebih terperinci

Bab IV Analisis Penelitian. Analisis penelitian dilakukan terhadap data, proses pengolahannya, hasil penelitian dan metode yang dipakai.

Bab IV Analisis Penelitian. Analisis penelitian dilakukan terhadap data, proses pengolahannya, hasil penelitian dan metode yang dipakai. Bab IV Analisis Penelitian Analisis penelitian dilakukan terhadap data, proses pengolahannya, hasil penelitian dan metode yang dipakai. IV.1 Analisis Data Data atribut yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Bab III Pelaksanaan Penelitian 24 Bab III Pelaksanaan Penelitian Secara garis besar, bab ini akan menjelaskan uraian pelaksanaan penelitian. Tahap kegiatan pada pelaksanaan penelitian ini meliputi empat tahap utama antara lain persiapan,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menambah layanan jaringan Internet kabel baru di kota Yogyakarta, membutuhkan perhitungan yang benar-benar spesifik. Pelanggan baru yang ingin memasang Internet

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret hingga bulan November 2009, bertempat di laboratorium dan di lapangan. Penelitian di lapangan ( pengecekan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 35 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan keadaan umum wilayah penelitian dan deskripsi dan analisis tayangan iklan layanan masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi potensi sosial

Lebih terperinci

NUR MARTIA

NUR MARTIA SIDANG TUGAS AKHIR Studi Sistem Informasi Geografis Kawasan Longsor Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat NUR MARTIA 3507100431 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Provinsi Sumatera Barat berada di antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung yang terdiri dari 16 desa diantaranya Lembang, Jayagiri, Kayuambon, Wangunsari, Gudangkahuripan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komputer dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem manajemen berupa informasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian akan dilakukan di instansi wilayah kecamatan Margorejo Kab.PATI tepatnya pada Unit Pengelola Program Keluarga Harapan (UPPKH) yang merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER 4.1. Keadaan Umum Lokasi Desa Cibaregbeg masuk wilayah Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, yang merupakan tipologi desa dataran rendah dengan luas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Sistem Informasi Geografis (SIG)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Sistem Informasi Geografis (SIG) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Kecepatan akses dan pengolahan data yang tinggi, kemudahan dalam mengkoordinasikan segala aktivitas manusia membuat komputer banyak digunakan di berbagai bidang dalam kehidupan

Lebih terperinci

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Sumber : Dinas CIPTARU Gambar 1. Peta Wilayah per Kecamatan A. Kondisi Geografis Kecamatan Jepara merupakan salah satu wilayah administratif yang ada di Kabupaten Jepara,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh : Misbakhul Munir Zain 3506100055 Program Studi Teknik Geomatika ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Email

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Dalam rangka perumusan kebijakan, pembangunan wilayah sudah seharusnya mempertimbangkan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan atas dasar

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya angka pertumbuhan penduduk mengakibatkan semakin tingginya tingkat mobilitas di jalan raya. Jumlah kendaraan yang dibutuhkan manusia pun semakin banyak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan 35 BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK 3.1. Tahapan Pelaksanaan Secara khusus tahapan pelaksanaan pembuatan Peta Lahan Investasi ini dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini : Persiapan Administrasi Situasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Landasan Teori Pasal 19 UUPA ayat (1), (2) dan (3) menyatakan bahwa untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode 30 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Tika (2005 : 6) adalah metode yang lebih mengarah

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV. BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK 3.1. Persiapan 3.1.1.Persiapan Administrasi a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas lampung kepada CV. Geoplan Nusantara b. Transkrip nilai semester

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang Wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari 12 pulau dan memiliki kondisi perairan yang sesuai untuk usaha budidaya. Kondisi wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survey dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik melalui wawancara, curah

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS LOKASI PRONA MENGGUNAKAN METODE RANK SUM (Studi Kasus Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah) TESIS

PENENTUAN PRIORITAS LOKASI PRONA MENGGUNAKAN METODE RANK SUM (Studi Kasus Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah) TESIS PENENTUAN PRIORITAS LOKASI PRONA MENGGUNAKAN METODE RANK SUM (Studi Kasus Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Bab ini akan membahas Kelurahan Setiamanah secara umum sebagai wilayah studi. Kelurahan Setiamanah merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Cimahi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Konsep Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui potensi terjadinya banjir di suatu wilayah dengan memanfaatkan sistem informasi geografi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1. Desa Karimunjawa 4.1.1. Kondisi Geografis Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) secara geografis terletak pada koordinat 5 0 40 39-5 0 55 00 LS dan 110 0 05 57-110

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Wilayah dan Topografi Kabupaten Demak berada di bagian utara Propinsi Jawa Tengah yang terletak antara 6º43'26" - 7º09'43" LS dan 110º48'47" BT dan terletak sekitar

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam penyelesaian masalah keruangan (spasial) di Indonesia sangat dibutuhkan, dimana peran sertanya dengan

Lebih terperinci

C. Prosedur Pelaksanaan

C. Prosedur Pelaksanaan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan peta-peta digital beserta data tabulernya, yaitu peta administrasi, peta tanah, peta geologi, peta penggunaan Lahan (Landuse), peta lereng,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Desa Wayang yaitu 271,673 Ha yang terdiri dari:

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Desa Wayang yaitu 271,673 Ha yang terdiri dari: BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Profil Desa Wayang 1. Kondisi Geografis Desa Wayang merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Luas Desa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian deskriptif, prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM MADURA

IV KONDISI UMUM MADURA 27 IV KONDISI UMUM MADURA 4.1 Kondisi Administratif dan Geografis Madura Pulau Madura terletak di sebelah timur laut Pulau Jawa, tepatnya pada 7 Lintang Selatan dan 113-14 Bujur Timur. Pulau Madura dan

Lebih terperinci

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kuningan 4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kuningan terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Sistem Informasi Geografi adalah suatu sistem manajemen berupa informasi berbasis

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data III. METODE PENELITIAN A. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dan teori-teori yang mendukung rencana penulisan yang terkait.

Lebih terperinci

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN 35 PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN Lokasi Kelurahan Cipageran merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Adapun orbitasi, jarak dan waktu tempuh dengan pusat-pusat

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL KELURAHAN KUMPULREJO

BAB IV PROFIL KELURAHAN KUMPULREJO BAB IV PROFIL KELURAHAN KUMPULREJO Dalam bab ini akan di jabarkan mengenai gambaran umum Kelurahan Kumpulrejo Kota Salatiga dan gambaran perempuan miskin yang ada di Kelurahan Kumpulrejo. 4.1 Gambaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Dan Kesampaian Daerah Lokasi daerah yang diduga memiliki potensi bahan galian bijih besi secara administratif terletak di Desa Aie Sunsang, Kecamatan Alahan Panjang, Kabupaten

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kecamatan Kretek Kecamatan Kretek merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Bantul. Gambar 5. Peta Administrasi Kecamatan Kretek 17 18 Secara geografis Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULU LOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI. A. Tinjauan Umum tentang Kabupaten Wonogiri

BAB III PELAKSANAAN GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULU LOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI. A. Tinjauan Umum tentang Kabupaten Wonogiri 48 BAB III PELAKSANAAN GADAI TANAH SAWAH DI DESA ULU LOR KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI A. Tinjauan Umum tentang Kabupaten Wonogiri 1. Letak Geografis Kabupaten Wonogiri terletak pada posisi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Penelitian ini dilakukan di dua kelurahan di bantaran Sungai Krukut yaitu,

V. GAMBARAN UMUM. Penelitian ini dilakukan di dua kelurahan di bantaran Sungai Krukut yaitu, V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua kelurahan di bantaran Sungai Krukut yaitu, Kelurahan Petogogan dan Kelurahan Pela Mampang. Sungai Krukut merupakan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG A. Profil Desa Krikilan 1. Kondisi Geografis Desa Krikilan di bawah pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan alam, keadaan pendududuk, keadaan sarana perekonomia dan keadaaan pertanian di Desa Sukerojo adalah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK EVALUASI KEPADATAN LALU LINTAS JALAN ARTERI PRIMER DAN ARTERI SEKUNDER DI KOTA SURABAYA

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK EVALUASI KEPADATAN LALU LINTAS JALAN ARTERI PRIMER DAN ARTERI SEKUNDER DI KOTA SURABAYA APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK EVALUASI KEPADATAN LALU LINTAS JALAN ARTERI PRIMER DAN ARTERI SEKUNDER DI KOTA SURABAYA ARHIYAH RUBIYANTI 3506 100 026 TUGAS AKHIR RG 091536 Arhiyah Rubiyanti

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR INVENTARISASI WILAYAH RAWAN BENCANA BANJIR DAN LONGSOR DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SEMINAR TUGAS AKHIR INVENTARISASI WILAYAH RAWAN BENCANA BANJIR DAN LONGSOR DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEMINAR TUGAS AKHIR INVENTARISASI WILAYAH RAWAN BENCANA BANJIR DAN LONGSOR DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Galih Suma Telada 3505 100 027 1. Latar Belakang PENDAHULUAN Jawa Timur merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Desa Cipelang Desa Cipelang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor, desa ini memiliki luas daerah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH. Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah

V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH. Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah V. KEADAAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH 5.1 Kecamatan Leuwiliang Kecamatan Leuwiliang memiliki empat unit usaha pengolahan limbah serbuk gergaji. Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng memiliki empat unit usaha

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul terdiri dari 5 desa meliputi Desa Bantul, Desa Palbapang, Desa Trirenggo, Desa Sabdodadi, dan Desa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Asal-Usul Desa Hajimena Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena yang berarti duluan (dalam Bahasa Lampung).

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 24 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Desa Parakan adalah desa yang terletak di kecamatan Ciomas, kabupaten Bogor, provinsi Provinsi Jawa Barat merupakan daerah padat penduduk

Lebih terperinci

59 cukup luas untuk ukuran sebuah Desa tersebut dibatasi oleh beberapa Desa di sekitarnya, yaitu: a. Sebelah utara Desa Margoagung b. Sebelah timur De

59 cukup luas untuk ukuran sebuah Desa tersebut dibatasi oleh beberapa Desa di sekitarnya, yaitu: a. Sebelah utara Desa Margoagung b. Sebelah timur De BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK JUAL BELI BIBIT LELE DENGAN SISTEM HITUNGAN DAN TAKARAN DI DESA TULUNGREJO KEC. SUMBERREJO KAB. BOJONEGORO A. Gambaran Umum tentang Desa Tulungrejo Kec. Sumberrejo Kab. Bojonegoro

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografi Desa Sipak merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 558 194 ha. Desa Sipak secara geografis terletak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 44 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Raman Utara Kecamatan Raman Utara merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur dan berpenduduk 35.420 jiwa dengan luas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

Kajian. Hasil Inventarisasi LP2B. Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa tengah

Kajian. Hasil Inventarisasi LP2B. Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa tengah Kajian Hasil Inventarisasi LP2B Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa tengah Sub Direktorat Basis Data Lahan Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada penelitian yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja, Banjarnegara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada penelitian yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja, Banjarnegara 28 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pada penelitian yang berjudul Pasar Tradisional Mandiraja, Banjarnegara ditinjau dari segi sosial dan ekonomi dari tahun 2001-2014 ini, berlokasi di kecamatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Purbolinggo Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Kecamatan Purbolinggo sebelum pemekaran kabupaten,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini memungkinkan sebuah komputer untuk dapat dimanfaatkan dalam membuat serta memanipulasi konten visual secara

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989. V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil dan Kelembagaan UBH-KPWN Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (KPWN) merupakan koperasi yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR 4.1 Gambaran Umum Desa 4.1.1 Kondisi Fisik, Sarana dan Prasarana Desa Cihideung Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kecamatan Bogor Barat Wilayah administrasi Kecamatan Bogor Barat hingga akhir Desember 2008 yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan 77 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Kecamatan Bumi Waras 1. Keadaan Umum Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012,

Lebih terperinci