BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
|
|
- Sugiarto Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) yang menjadi komitmen 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium pada bulan September tahun 2000 yang lalu menetapkan 8 kelompok tujuan yang akan dicapai pada tahun 2015 yaitu: (1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, (2) Mencapai pendidikan dasar untuk semua, (3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, (4) Menurunkan angka kematian anak, (5) Meningkatkan kesehatan ibu,(6) Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit menular lainnya, (7) Memastikan kelestarian lingkungan hidup, (8) Mengembangkan kemitraan global. Pemerintah Republik Indonesia bekerjasama dengan UNICEF telah menyusun dan melaksanakan program yang terkait dengan MDGs tersebut. Salah satunya adalah Penguatan data Sektoral MDGs 2007 yang dilaksanakan pada 2 (dua) Provinsi yakni Sulawesi Selatan sebanyak tiga Kabupaten yakni Bantaeng, Takalar dan Bone. Sedangkan di Provinsi Sulawesi Barat yakni Polewali Mandar,dan Mamuju. Kegiatan laporan penguatan Data Sektoral MDGs ini masih dalam uji coba dan diharapkan hasilnya akan direplikasi oleh kabupaten/kota di kedua provinsi dan pada akhirnya juga akan diterapkan di seluruh kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Penguatan Data Sektoral ini merupakan bagian dari Program Monitoring MDGs yang baru dilaksanakan di Kab. Polewali Mandar untuk periode kerjasama Pemerintah Kab. Polewali Mandar dengan United Nation Children Fund (UNICEF) , yang bertujuan membantu pemerintah untuk mewujudkan tujuan dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di daerah yang sangat diharapkan agar setiap daerah mampu membangun sistem pendataan guna memenuhi kebutuhan data dan informasi pembangunannya
2 Sejak Tahun 2007 sampai Tahun 2010 salah satu kegiatan untuk mendukung Monitoring MDGs Pemerintah Kab. Polewali Mandar telah melakukan Penguatan Data Sektoral melalui Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisis di SKPD Kab. Polewali Mandar terkait MDGs Yakni : Bappeda selaku Koordinator Kegiatan, Badan Pusat Statistik (BPS) selaku Koordinator Teknis, Dinas Kesehatan. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP3KB), Dinas Sosial, Tenaga Kerja & Transmigrasi, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Kantor Lingkungan Hidup. Penguatan Data Sektoral menjadi kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahunnya untuk mengetahui perkembangan percapaian indicator MDGs khususnya yang dikumpulkan melalui sektoral kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman yang baku mengenai pengumpulan dan penghitungan indikator MDGs berdasarkan data sektoral pada tingkat kabupaten dan kecamatan bagi aparat di daerah, dengan meningkatkan pemahaman yang baku diharapkan di kabupaten menyadari pentingnya peran sektor sehingga dapat menyambungkan datanya masing-masing untuk memantau pencapai target MDGs, yang ditargetkan dicapai pada tahun Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan Laporan Analisis Data Sektoral MDGs ini adalah untuk: a. Mendapatkan gambaran sejauhmana pencapaian dari 8 Tujuan Pembangunan Milenium, 11 target dan 54 indikator yang telah disepakati di Kab. Polewali Mandar. b. Mengetahui kendala dan hambatan dari data yang telah diperoleh di masingmasing SKPD yang terkait dengan indikator-indikator yang yang telah disepakati dalam MDGs. c. Mengetahui pencapaian data sektoral MDGs dari
3 1.3 Sumber Data Sumber data analisis ini berasal dari hasil penguatan data sektoral MDGs sebagai koordinator kegiatan Bappeda dan BPS sebagai penanggung jawab teknis bersama Tim Kelangsungan Hidup Perkembangan Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA) / MDGs Kab. Polewali Mandar. Data yang akan diolah menjadi data indikator MDGs adalah data Sektoral oleh karena itu sumber data yang dibutuhkan adalah pendataan sektor yang menyangkut MDGs. Sumber data ini masih banyak tidak berada di satu Unit dalam SKPD terkait MDGs, melainkan tersebar di beberapa unit lain. Sumber data yang lainnya juga diperoleh: SKPD di luar SKPD terkait MDGs Misalnya; Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perhubungan, Kantor Cabang Dinas/ UPT. Ditempat lain seperti petugas Kecamatan, Pengawas, lembaga Sosial/Organisasi Kemasyarakatan yang ada di daerah, Dokter Praktek Swasta, Bidan Praktek Swasta, Rumah Sakit/Klinik Swasta. Penguatan data sektoral MDGs ini dilaksanakan mulai pada bulan Januari sampai pada pertengahan bulan Mei
4 BAB II ANALISIS DATA SEKTORAL MDGs KAB. POLEWALI MANDAR TAHUN Gambaran Umum Kab. Polewali Mandar Kab. Polewali Mandar dengan luas wilayah 2.022,30 km 2 yang meliputi 16 kecamatan. Pemerintahan Kab. Polewali Mandar menaungi 16 kecamatan dengan 167 desa/kelurahan. Diantara 16 kecamatan di Kab. Polewali Mandar, ibukota kecamatan yang letaknya terjauh dari kabupaten adalah ibukota Kecamatan Tutar yaitu 72 km dan ibukota kecamatan yang terdekat dari kabupaten adalah ibukota Kecamatan Anreapi yang berjarak 5 km dari Polewali. Berdasarkan BPS pada Tahun 2009 penduduk usia kerja di Kab. Polewali Mandar yang aktif dalam kegiatan ekonomi yang disebut dengan angkatan kerja sebanyak 63,68%. Dari seluruh angkatan kerja tersebut tercatat 8.05% dalam status pencari kerja. Dilihat dari segi lapangan usaha, sebagian besar penduduk Kab. Polewali Mandar bekerja di sektor pertanian yakni orang (61,10% dari jumlah penduduk yang bekerja) setelah sektor pertanian, sektor perdagangan dan industri yang masing-masing menyerap tenaga kerja sebesar (12,14%) dan (9,34%). Penduduk Usia Kerja (PUK) di definisikan sebagai penduduk yang berusia 10 Tahun keatas. Penduduk Usia Kerja terdiri dari Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Mereka yang termasuk dalam Angkatan Kerja adalah penduduk yang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan, sedangkan Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya. Pendidikan merupakan salah satu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan SDM melalui pendidikan adalah mencanangkan program Wajib Belajar 9 Tahun. Dengan program ini diharapkan akan tercipta Sumber Daya Manusia yang siap bersaing dalam era globalisasi. Demikian juga dengan Kab. Polewali Mandar yang berupaya menciptakan suatu masyarakat yang berpendidikan
5 Pembangunan kesehatan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka akan meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung. Upaya pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas kesehatan terutama puskesmas pembantu terus mengalami peningkatan. Tenaga kesehatan seperti dokter dan bidan merupakan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan. Berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kab. Polewali Mandar pada Tahun 2009 ada 32 orang dokter umum, 11 orang dokter gigi, 10 orang dokter ahli dan 110 orang bidan. Selama Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar tercatat peserta Keluarga Berencana (KB) yang baru. Jumlah ini meningkat dari Tahun sebelumnya sebesar akseptor. Peningkatan jumlah akseptor terjadi pada peserta KB laki-laki, dari 3,42% pada Tahun 2009 menjadi 5,45% Tahun Sedangkan peserta KB perempuan terjadi penurunan dari 96,58% tahun 2009 menjadi 94,28% pada Tahun Pada Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar terdapat 3 rumah sakit, yang terdiri dari 1 Rumah Sakit Umum dan 1 Rumah Sakit ABRI dan 1 Rumah Sakit Swasta. Sedangkan jumlah puskesmas pada Tahun 2010 adalah 20 unit, poskes 17, pustu Kependudukan Penduduk merupakan salah satu unsur penting yang ikut berperan dalam proses pembangunan. Unsur penduduk tidak dapat diabaikan karena penduduk merupakan objek sekaligus subjek dalam proses pembangunan itu sendiri. Penduduk tidak saja menjadi sasaran tetapi juga menjadi pelaksana dari pembangunan. Dengan demikian pemahaman akan dinamika kependudukan yang meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk menjadi suatu hal yang penting untuk diketahui sebagai data dasar pada tahapan perencanaan pembangunan. Jumlah penduduk Kab. Polewali Mandar Tahun 2009 sebesar jiwa yang tersebar di 16 Kecamatan dengan perkiraan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,5%, terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Sementara itu jumlah penduduk Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 yang diambil dari hasil Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) sebesar jiwa (angka Sementara) yang terdiri dari - 5 -
6 jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Rasio jenis kelamin relatif tetap baik pada Tahun 2009 maupun 2010 sebesar 95, yang artinya bahwa dari 100 perempuan terdapat 95 laki-laki. Ditinjau dari persebaran tempat tinggalnya, sebesar jiwa (26,9%) tinggal di perkotaan dan jiwa (73,1%) jiwa tinggal di perdesaan. Sementara itu, kepadatan penduduk di Kab. Polewali Mandar sebesar 196 jiwa/km. Jumlah rumah tangga di Kab. Polewali Mandar pada Tahun 2009 sebesar rumah tangga dan pada Tahun 2010 melalui Sensus Penduduk meningkat menjadi sebesar rumah tangga. Sementara itu, rata-rata jumlah anggota rumah tangga baik pada Tahun 2009 maupun 2010 diperkirakan sama yaitu sebesar 4 sampai 5 jiwa per rumah tangga. Tabel. 2.2 Karakteristik Penduduk di Kab. Polewali Mandar Tahun Keadaan Jumlah Penduduk Total Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan Rasio Jenis Kelamin Jumlah Rumah Tangga Rata-rata Jumlah Anggota Rumah Tangga 5 4 s/d 5 Pertumbuhan Penduduk (%) 0,5 0,5 Kepadatan Penduduk/km² Sumber: Badan Pusat Statistik Sejalan dengan adanya pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk di Kab. Polewali Mandar meningkat dari 185 jiwa/km pada Tahun 2009 menjadi 196 jiwa/km pada Tahun
7 Grafik. 2.2 Piramida Penduduk Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2010 Struktur penduduk Kab. Polewali Mandar tergolong penduduk muda. Persentase penduduk umur muda relatif lebih banyak dari pada penduduk umur tua. Hal ini dapat dilihat dari bentuk Piramida Penduduk diatas Grafik Pendidikan Memastikan semua anak laki-laki maupun perempuan di manapun untuk dapat menyelesaikan pendidikan dasar pada Tahun 2015 merupakan target MDGs yang utama di bidang pendidikan. Pengukuran pencapaian target ini menggunakan beberapa indikator. Data yang digunakan untuk memenuhi perhitungan beberapa indikator tersebut diambil dari Laporan Individu Sekolah Tahun 2009 dan 2010 yang dirangkum di Dinas Pendidikan dan Kantor Departemen Agama Kabupaten. Rangkuman Laporan individu sekolah ini disebut RC/RK-TK/RA, RC/RK-SD/MI, RC/RK-SMP/MTs dan RC/RK-SM. Untuk data penduduk digunakan data dari BPS Angka Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah (4-6 Tahun) Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan anak sebelum memasuki bangku sekolah dasar (SD), dimana anak tersebut terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di - 7 -
8 taman kanak-kanak (TK)/Bustanul Athfal (BA), Raudatul Athfal (RA), kelompok bermain, taman penitipan anak, PAUD, dan Lembaga lainnya. Angka partisipasi murni prasekolah adalah perbandingan antara jumlah siswa prasekolah (TK, RA, BA) usia 4-6 Tahun dengan jumlah penduduk usia 4-6 Tahun dan dinyatakan dalam persentase. Tabel APM Pendidikan Pra Sekolah Usia 4-6 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun Uraian Data Tahun Tahun Tahun Jumlah Siswa Pra Sekolah Usia 4-6 Tahun Jumlah Penduduk Usia 4-6 Tahun APM (Persen) Grafik APM Pendidikan Pra Sekolah Usia 4-6 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun Berdasarkan hasil pengumpulan data sektor pada tahun 2008 sampai 2010, Angka Partisipasi Pendidikan Pra Sekolah di Kab. Polewali Mandar masih sangat rendah walaupun terdapat kenaikan dari 22.08% tahun 2009 menjadi 20.57% di tahun Hal ini menunjukkan adanya keinginan sebahagian orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke pendidikan prasekolah Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (7-12 Tahun) Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar adalah perbandingan antara siswa SD, usia 7-12 Tahun termasuk MI setara SD dan Ula dengan jumlah penduduk usia 7 12 Tahun dinyatakan dalam persentase
9 Tabel Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (7-12 Tahun) di Kab. Polewali Mandar Tahun Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Uraian Data L P Total L P Total L P Total Siswa SD/MI Sederajat Usia 7-12 Th Penduduk Usia 7-12 Th APM (Persen) Grafik Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar (7-12 Tahun) di Kab. Polewali Mandar Tahun Persentase partisipasi Sekolah Dasar usia 7-12 tahun di Kab. Polewali Mandar adalah 94.63% tahun 2009 dan 97.41% di tahun Berdasarkan tabel di atas, APM SD 7-12 tahun sudah melampaui target nasional sebesar 95%, ini menunjukkan bahwa penduduk usia 7-12 tahun hampir semuanya seudah bersekolah di jenjang Sekolah Dasar Angka Partisipasi Murni di Sekolah Lanjutan Pertama Nilai APM SMP yang tinggi menunjukkan partisipasi siswa SMP dan sederajat terhadap pendidikan usia resmi SMP. Nilai maksimum APM SMP adalah 100%. Pencapaian APM SMP Tahun 2010 sebesar 56.54%, hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada sekitar 43.44% anak usia tahun yang tidak bersekolah di tingkat SMP dan sederajat
10 Tabel APM SMP Usia Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun Uraian Data Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total Siswa SMP/MTs Sederajat Usia Th Penduduk Usia Th APM (Persentase) Grafik APM SMP Usia Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa APM SMP Usia Tahun 2008 sebesar % dan % pada tahun Sampai akhir tahun 2010 masih terdapat 43.44% anak usia Tahun yang tidak bersekolah di jenjang SMP sederajat, hal ini antara lain disebabkan adanya anak lulus SD/MI sederajat tetapi tidak melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs sederajat Angka Partisipasi Murni Anak Cacat Angka partisipasi murni anak tuna adalah perbandingan antara jumlah siswa SLB usia 7-15 Tahun dengan jumlah penduduk tuna usia 7-15 Tahun, dinyatakan dalam persentase. Indikator ini untuk memantau partisipasi anak cacat atau yang memiliki kebutuhan khusus dan sedang mengikuti pendidikan di Sekolah Luar Biasa. Data sektor Tahun 2007 dan 2008 hanya dapat mengumpulkan jumlah siswa di Jenjang SLB sebagai berikut :
11 Tabel Jumlah Anak Cacat usia 7-15 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun Uraian Data Siswa Anak Cacat Usia 7-15 Th yang bersekolah di SLB Tahun 2007 Tahun 2008 L P Total L P Total Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Mencapai Kelas V Proporsi murid kelas I yang berhasil mencapai kelas V adalah proporsi murid pada cohort murid kelas I sekolah dasar yang memasuki jenjang sekolah dasar pada Tahun ajaran tertentu dan berhasil mencapai kelas V dan dinyatakan dalam Persentase, digunakan untuk mengetahui berapa lama sistem pendidikan dapat mempertahankan siswa di sekolah baik dengan atau tanpa mengulang dan putus sekolah. Juga digunakan untuk mengukur hasil mengulang dan putus sekolah pada efisiensi internal. Untuk melihat gambaran persentase murid kelas I yang berhasil mencapai kelas V di Kab. Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral Tahun dapat dilihat sebagai berikut : Uraian Data Tabel Proporsi Murid Kelas 1 yang Berhasil Mencapai Kelas V di Kab. Polewali Mandar Tahun Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total Siswa Kelas V SD/MI Sederajat Siswa Kelas 1 SD/MI Sederajat (Th 4) Persentase
12 Grafik Proporsi Murid Kelas 1 yang Berhasil Mencapai Kelas V di Kab. Polewali Mandar Tahun Persentase siswa kelas I yang bertahan sampai kelas V sampai 95.50% tahun 2008 dan turun menjadi 81.87% di akhir tahun Pada tahun 2010 sebanyak 3.82% anak tidak bertahan sampai dengan kelas V yang antara lain disebabkan adanya mutasi dan siswa yang putus sekolah Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menamatkan Sekolah Dasar Indikator ini didapatkan dari perbandingan jumlah siswa yang berhasil meluluskan pendidikan pada jenjang SD/MI sederajat dengan jumlah penduduk usia 7-12 Tahun. Nilai proporsi siswa tingkat I yang berhasil menamatkan Sekolah Dasar yang tinggi menunjukkan makin sesuai antara siswa bersekolah dengan usia resmi. Seperti diketahui bahwa usia resmi masuk SD adalah 7 Tahun sehingga lulus SD seharusnya usia 12 Tahun. Dari data sektor Tahun 2007 dan 2009 didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel Proporsi Murid di Kelas I yang Berhasil Menamatkan Sekolah Dasar di Kab. Polewali Mandar Tahun Uraian Data Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total Lulusan SD/MI Sederajat Penduduk Usia 12 Tahun Persentase
13 Grafik Proporsi Murid di Kelas I yang Berhasil Menamatkan Sekolah Dasar di Kab. Polewali Mandar Tahun Berdasarkan tabel di atas, Proporsi Murid Kelas I yang berhasil menamatkan Sekolah Dasar pada tahun 2008 sebesar 85.60% dan pada tahun 2009 sebesar 84.72%. Sampai dengan akhir tahun 2010 terdapat 10.93% penduduk usia 12 tahun yang tidak mengenyam pendidikan dasar atau tidak menyelesaikan pendidikan di SD/MI sederajat Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Proporsi siswa tingkat I yang berhasil menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (Jenjang SD dan SMP) adalah banyaknya siswa tingkat 1 SD yang berhasil menyelesaikan Pendidikan 9 Tahun (tamat SMP termasuk MTs, Wustha/ setara SMP) pada Tahun tertentu terhadap jumlah penduduk berusia 15 Tahun. Berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral di Kab. Polewali Mandar Tahun 2008 dan 2010 Proporsi Murid kelas I yang berhasil menyelesaikan pendidikan dasar sembilan Tahun dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut : Tabel Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kab. Polewali MandarTahun Uraian Data Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total Lulusan SMP/MTs Sederajat Penduduk Usia 15 Tahun Persentase
14 Grafik Proporsi Murid Kelas I yang Berhasil Menyelesaikan Pendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kab. Polewali MandarTahun Dari Persentase 55.59% Tahun 2008 dan 57.66% pada Tahun 2009, dan terus meningkat menjadi 71.04% penduduk usia 15 tahun yang tidak menyelesaikan Pendidikan Dasar 9 tahun atau tamat SMP/MTs sederajat pada tahun Angka Kelulusan SD Angka kelulusan dianggap perlu untuk memonitor kemajuan pencapaian target 3 MDGs guna memantau kemajuan siswa dalam menamatkan pendidikannya di SD/MI sederajat. Angka kelulusan adalah perbandingan antara siswa yang lulus jenjang tertentu terhadap siswa tingkat tertinggi pada jenjang yang sama dinyatakan dalam Persentase. Capaian pada Tahun dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Angka Kelulusan SD di Kab. Polewali Mandar Tahun Uraian Data Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total Lulusan SD/MI Sederajat Siswa Tk.6 SD/MI Sederajat Persentase
15 Grafik Angka Kelulusan SD di Kab. Polewali Mandar Tahun Capaian Tahun 2008 sebesar 98.46%, Tahun 2009 sebesar 91.07% dan siswa Tk.6 SD/MI sederajat yang tidak lulus mengikuti ujian akhir pada jenjang SD/MI sederajat sebesar 8.43% pada Tahun Angka Kelulusan SMP Angka kelulusan SMP adalah perbandingan antara siswa yang lulus jenjang tertentu terhadap siswa tingkat tertinggi pada jenjang yang sama. Indikator ini juga untuk memantau tingkat keberhasilan siswa menamatkan pendidikannya di jenjang SMP/MTs sederajat. Capaian dari data sektor yang dikumpulkan pada Tahun adalah sebagai berikut : Uraian Data Tabel Angka Lulusan SMP di Kab. Polewali Mandar Tahun Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total Lulusan SMP/MTs Sederajat Siswa Tk.3 SMP/MTs Sederajat Persentase
16 Grafik Angka Lulusan SMP di Kab. Polewali Mandar Tahun Pada tahun 2008 sebanyak 74.99% dan 76.86% di tahun 2009, sedangkan anak lulus di SMP/MTs sederajat. Terdapat penurunan 7.96% siswa SMP/MTs sederajat yang lulus tahun Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah memberikan gambaran mengenai efisiensi proses belajarmengajar dan merupakan indikator proses dalam pendidikan. Dengan mengetahui Angka Putus Sekolah, dapat dilakukan upaya pencegahan bagi siswa yang memiliki potensi untuk putus sekolah, dan mengembalikan ke sekolah bagi anak yang putus sekolah. Angka putus sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun sebagai berikut: Tabel Angka Putus Sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Uraian Data L P Total L P Total L P Total Siswa Putus Sekolah SD/MI Sederajat Siswa Seluruhnya SD/MI Sederajat Persentase
17 Grafik Angka Putus Sekolah di Kab. Polewali Mandar Tahun Tabel di atas menunjukkan capaian bahwa tidak sampai 1% dari total siswa yang putus sekolah, dilihat dari Persentase sangatlah kecil, namun dari angka absolutnya ini juga memprihatinkan. Proses belajar mengajar di sekolah serta faktor Lingkup sangatlah mendukung agar siswa dapat terus bersekolah Angka Melanjutkan ke SMP Angka melanjutkan ke SMP adalah perbandingan antara lulusan jenjang SD/MI sederajat terhadap siswa baru tingkat 1 pada jenjang SMP/MTs sederajat yang dinyatakan dalam persentase. Indicator ini untuk menggambarkan kemajuan siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP/MTs sederajat setelah lulus dari jenjang pendidikan SD/MI Sederajat. Angka melanjutkan ke SMP di Kab. Polewali Mandar dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Uraian Data Siswa Baru SMP/MTs Sederajat Jumlah Lulusan SD/MI Sederajat Tabel Angka Melanjutkan ke SMP di Kab. Polewali Mandar Tahun Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total Persentase
18 Grafik Angka Melanjutkan ke SMP di Kab. Polewali Mandar Tahun Persentase yang tinggi menunjukkan tingginya lulusan SD/MI sederajat yang melanjutkan ke tingkat SMP/MTs sederajat. Capaian kurang dari 100% menunjukkan bahwa masih ada lulusan SD/MI sederajat yang tidak melanjutkan ke jenjang SMP/MTs sederajat Angka Melanjutkan ke SM Indikator ini juga untuk memantau siswa yang menyelesaikan pendidikan dasar dan melanjutkan ke pendidikan menengah. Angka melanjutkan ke SM adalah perbandingan Siswa Baru di tingkat SMA/MA sederajat dengan banyaknya lulusan SMP/MTs sederajat. Capaian di bawah 100% menunjukkan bahwa adanya siswa yang menyelesaikan pendidikan dasar tidak melanjutkan ke pendidikan menengah. Capaian Tahun dapat dilihat pada tabel berikut: Uraian Data Siswa Baru SMA/MA Sederajat Lulusan SMP/MTs Sederajat Tabel Angka Melanjutkan ke SM di Kab. Polewali Mandar Tahun Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 L P Total L P Total L P Total Persentase
19 Grafik Angka Melanjutkan ke SM di Kab. Polewali Mandar Tahun Capaian Pada tahun 2008 sebesar %, pada tahun 2009 sebesar %. Hal ini disebabkan pencatatan yang kurang bagus pada tingkat kecamatan, selain itu terdapat siswa baru tingkat 1 pada jenjang SMA/MA sederajat yang bukan lulusan SMP/MTs sederajat dari Kab. Polewali Mandar. Adanya Subsidi Sekolah Menengah yang tidak berlaku di Kab. sekitar menjadi salah satu factor adanya siswa dari kabupaten luar yang bersekolah di Kab. Polewali Mandar. Selain itu juga di tahun 2010 pencatatan data siswa di tiap sekolah untuk menghitung capaian indikator ini hanya akan digunakan yang berbasis kecamatan di Kab. Polewali Mandar, siswa dari kabupaten lain tidak akan di ikutkan dalam penghitungan capaian. 2.4 Kesehatan Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran status kelangsungan hidup di suatu wilayah. AKI diperoleh dari Jumlah Kematian Ibu per kelahiran hidup. Angka Kematian ibu di Kab. Polewali Mandar dinyatakan dalam bentuk jumlah karena jumlah kelahiran hidup tidak mencapai Di Tahun 2007 ada sekitar kelahiran hidup dan pada Tahun 2008 ada kelahiran hidup. Pada Tahun 2009 sebanyak kelahiran hidup dan
20 pada Tahun 2010 ada kelahiran hidup. Berdasarkan hasil pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Angka Kematian Ibu (AKI) di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan Jumlah Kematian Ibu Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar Berdasarkan tabel di atas, jumlah Kematian Ibu di Kab. Polewali Mandar Tahun 2007 sebanyak 15 kematian dan pada Tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi 17 kematian, Tahun 2009 turun menjadi 12 kematian dan Tahun 2010 naik menjadi 13 kematian. Bila dibandingkan dengan standar Nasional (MDGs) yaitu 250 per kelahiran hidup dikali dengan kelahiran hidup Tahun 2007 di Polewali Mandar sebesar maka diperoleh jumlah batasan sebesar 17, Namun demikian target ini harus diturunkan sampai 3/4nya ditahun 2015, jadi posisi normalnya adalah hanya sekitar 5 kematian ibu. Posisi kematian di Polewali Mandar sebanyak 15 kematian masih terlalu tinggi, demikian juga kematian di Tahun 2008 dan 2009 masih terlalu tinggi, bila dibandingkan dengan batasan Target MDGs Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi adalah Angka Kematian Bayi per kelahiran hidup yang dapat memberikan gambaran salah satu indikator status kelangsungan hidup di suatu wilayah. Angka Kematian Bayi di Kab. Polewali Mandar per kelahiran
21 hidup di Tahun 2007 dan per kelahiran hidup di Tahun 2008 serta kelahiran hidup di Tahun Dan Tahun 2010 ada kelahiran hidup, berdasarkan pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Angka Kematian Bayi (AKB) di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan Jumlah Kematian Bayi Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar Sumber: Hasil Pengolahan Data Sektor Berdasarkan batasan Capaian Indikator MDGs Angka Kematian Bayi diharapkan berada dibawah 35 per 1000 kelahiran hidup. Dengan jumlah kematian di Kab. Polewali Mandar ditahun 2010 sebanyak 96 dibagi dengan jumlah kelahiran hidup di kali 1000 ribu maka diperoleh 13 kematian, masih berada dibawah standar MDGs Angka Kematian Anak Balita (AKABA) Angka Kematian Anak Balita (AKABA) adalah Angka Kematian anak balita per kelahiran hidup yang dapat memberikan gambaran salah satu indikator status kelangsungan hidup di suatu wilayah. Angka Kematian anak balita di Kab. Polewali Mandar per kelahiran hidup ditahun berdasarkan pengumpulan data sektor dapat dilihat pada tabel berikut:
22 Tabel Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan Jumlah Kematian Anak Balita Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar Persentase Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) Balita dengan BGM (Bawah Garis Merah) adalah balita dengan berat badan menurut umur (BB/U) berada dibawah garis merah pada KMS (Kartu Menujuh Sehat). Persentase balita dengan BGM di Kab. Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektor dari Tahun dapat dilihat pada gambar grafik berikut : Grafik Persentase Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) di Kab. Polewali Mandar Tahun
23 Pada Tahun 2010 persentase Balita dengan BGM - KMS adalah 3.2%. mengalami penurunan bila dibandingkan dengan presentase 3 Tahun terakhir. Capaian ini sebagaimana capaian dari Tahun sudah dibawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang merupakan kewenangan wajib yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten yakni Balita BGM pada masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut : Tabel Persentase Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan % BALITA BGM Tinambung Balanipa Limboro Tubi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapili Tapango Matakali Bulo Polewali Biruang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar <15 %. Untuk melihat persentase Terlihat pada Tabel diatas persentase BGM di masing masing kecamatan sudah dibawah target SPM. Namun jika dilihat persentase tertinggi Balita BGM di Tahun 2010 yang berada diatas capaian kabupaten dan masih perlu mendapat perhatian adalah Kec. Balanipa (5.62%), Kec. Luyo (5,36%), Kec. Matakali (5.33 %) dan Kec. Matangga 6.12 % Salah satu sebab terjadinya Berat Badan BGM - KMS di daerah ini adalah intake zat gizi makanan kurang dan ketidaktahuan ibu - ibu balita tentang gizi balita. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut dengan meningkatkan program perbaikan gizi, Penyuluhan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi yang lebih diintensifkan
24 2.4.5 Proporsi Anak yang di Imunisasi Campak Sebelum Usia 1 Tahun Imunisasi Campak memberikan kekebalan Aktif terhadap penyakit campak, imunisasi ini diberikan sebayak 2 kali yakni pada usia 9 bulan (sebelum usia 1 Tahun dan campak 2 pada usia 5-7 Tahun. Proporsi yang diimunisasi campak pada usia 9 bulan di Kab. Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektor dapat dilihat selama Tahun pada grafik berikut : Grafik Proporsi Anak yang di Imunisasi Campak Sebelum Usia 1 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun Persentase anak usia 9 bulan yang diimunisasi Campak di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 adalah 92.44%, kalau diproporsikan dari 100 anak usia bayi 9 bulan, 92 bayi diantaranya telah diimunisasi campak dan 8 bayi yang belum diimunisasi campak. Capaian ini telah berada diatas standar pelayanan minimal (SPM) yang dipersyaratkan yaitu 80%. Hanya Tahun 2007 dan Tahun 2009 yang capaiannya dibawah target SPM. Pencapaian tersebut dapat juga menunjukkan pencapaian target imunisasi lengkap. Untuk melihat persentase Cakupan Imunisasi Campak di tiap kecamatan selama Tahun adalah :
25 Tabel Anak yang di Imunisasi Campak sebelum Usia 1 Tahun di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan % Imunisasi Campak Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar Dari tabel diatas Pemberian Imunisasi campak hanya kecamatan Balanipa yang belum mencapai target 80%. 14 Kecamatan lainnya telah berada diatas 80%. Tingginya capaian disebabkan sistem ditsribusi vaksin campak dari Propinsi ke Kabupaten dan ke Puskesmas sudah berjalan dengan baik, dimana Tahun-Tahun sebelumnya selalu mengalami keterlambatan sampai ke pusat-pusat pelayanan puskesmas dan jaringannya Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan Bayi Lahir Rendah adalah bayi yang lahir mempunyai berat badan Kurang dari 2,5 Kg. Penyebabnya adalah Kekurangan suplai zat gizi dari ibu ke pada janin pada masa kehamilan, karena sang ibu menderita kekurangan energi kronis atau ketidak tahuan ibu dalam konsumsi makanan yang tepat (kualitas dan kuantas zat gizi) pada masa kehamilan. Terjadinya BBLR adalah faktor resiko terjadinya kematian pada bayi umur yang sangat dini atau lebih lanjut cenderung akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan di bawah normal. Berbagai studi mengungkapkan bahwa anak yang dilahirkan dengan BBLR mengalami gangguan fungsi kognitif dan kecerdasan inteletual pada masa usia sekolah sehingga mengalami kesulitan belajar
26 Pemenuhan kebutuhan gizi pada masa kehamilan dan/atau janin merupakan modal dasar bagi tumbuh kembang anak pada usia selanjutnya. Terpenuhinya zat gizi bagi pertumbuhan janin tergantung pada konsumsi zat gizi, status gizi dan kesehatan ibu hamil. Selain faktor gizi, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan juga dipengaruhi oleh faktor psikososial ibu hamil. Gambaran Persentase Berat Badan Balita Waktu lahir Di Kab. Polewali Mandar berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral MDGs Tahun dan gambaran perkecamatannya, menunjukkan bahwa hampir setiap Tahunnya dalam setiap 100 Kelahiran terdapat 2 bayi lahir dengan BBLR. Untuk melihat persentase BBLR pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Kab. Polewali Mandar Tahun KECAMATAN % Berat Bayi Lahir Rendah Tinambung Balanipa Limboro Tubi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapili Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar Hanya Kec. Bulo dari 16 Kecamatan yang ada di Kab. Polewali Mandar, yang menunjukkan capaian bayi BBLR Lebih Tinggi dari kecamatan lainnya yaitu 9.66% dan 7 kecamatan lainnya ( Kec. Tinambung, Kec. Allu, Kec. Wonomulyo, Kec. Matakali, Kec. Polewali, Kec. Binuang dan Kec. Anreapi) masih berada diatas capaian
27 kabupaten dimana masih sangat perlu mendapat perhatian, terutama pemenuhan zat gizi bagi pertumbuhan janin yang sangat dipengaruhi konsumsi zat gizi, status gizi dan kesehatan ibu hamil. Selain faktor gizi, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan juga dipengaruhi oleh faktor psikososial ibu hamil. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah tersebut dengan meningkatkan program seperti Penyuluhan bagi Ibu Hamil tentang pentingnya Pemenuhan kebutuhan gizi pada masa kehamilan dan/atau janin yang merupakan modal dasar bagi tumbuh kembang anak pada usia selanjutnya dan yang paling penting adalah penanganan pada bayi yang BBLR seluruhnya sesuai target SPM. Gambar Peta Wilayah dengan Persentase Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Kecamatan Diatas dan Dibawah Capaian di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Kab. M am as a T u t a r B u lo M a t a n g a Kab. P inran g Sul-Se l T a p a n g o A l lu B a t u p a n g a M a t a k a li A n r e a p i M a p ill i W o n o m u ly o P o l e w a li B in u a n g L im b o r o Kab. M a jen e T in a m b u n g B a l a n ip a C a m p a la g i a n Te luk M an da r L okas i Pu ske sm as Jalan Pro p ins i B GM -KM S dia ta s Ka b. (> % ) = pe rlu pe rh atian BG M KM S d ibaw ah kab. (< % )= dip e rtaha nkan Pemantauan Pertumbuhan Menggunakan Data SKDN Data SKDN : (S) adalah Seluruh balita yang ada di wilayah kerja, (K) adalah Jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS atau buku KIA, (D) adalah jumlah seluruh balita yang Ditimbang, (N) adalah balita yang naik berat badannya sesuai dengan garis pertumbuhan. Persentase N/D merupakan indikator yang digunakan
28 untuk melihat keberhasilan program dan dapat menunjukan wilayah-wilayah dengan tingkat konsumsi makanan yang rendah, yang oleh karenanya terjadi penurunan atau tidak naik berat badan pada balita. Persentase balita yang naik berat badannya sesuai garis pertumbuhan dari seluruh balita yang ditimbang pada Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar adalah 73.85% naik sesuai garis pertumbuhan. Untuk melihat gambaran pemantauan pertumbuhan dengan menggunakan Persentase N/D di tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Persentase Balita yang Naik Berat Badannya Sesuai Garis Pertumbuhan di Kab. Polewali Mandar Tahun % Naik Sesuai Garis Kecamatan Pertumbuhan Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar Dari Tabel diatas pencapaian N/D di Kab. Polewali Mandar yang hanya sebesar 73,59%, capaian tersebut belum mencapai target SPM yaitu 80%. Kalau dilihat perwilayah kecamatan, hanya ada 2 kecamatan ( Kec. Balanipa dan Kec. Polewali) yang capainnya berada di atas 80%. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan berat badan balita di sebagian besar wilayah di Kab. Polewali Mandar masih belum berjelan sesuai dengan pola pertumbuhan yang normal pada Kartu Menujuh Sehat
29 Grafik Jumlah Kecamatan dengan N/D di Atas 80% dan di Bawah 80% di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010 Upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan N/D diatas 80% terutama 13 kecamatan diantaranya : Penyuluhan Pemberian Gizi pada Balita, dan pemberian makanan tambahan perlu ditingkatkan serta program lainnya yang dapat menekan jumlah balita yang berat badannya tidak sesuai dengan garis pertumbuhan Cakupan Kunjungan Bayi Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi umur 1-12 Bulan termasuk neonatus umur 1 28 hari untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali (bayi), 2 kali (Neonatus) di satu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Grafik Proporsi Kunjungan Bayi dengan Pelayanan Kesehatan Standar di Kab. Polewali Mandar Tahun
30 Tabel Persentase Cakupan Kunjungan Bayi di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan % Kunjungan Bayi Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar Di Tahun 2010 kunjungan semua bayi dalam pemeriksaan kesehatan 4 kali minimal dengan capaian yang diinginkan 90%, hanya di 3 Kecamatan yang telah mencapainya yaitu : Kec. Wonomulyo (97.40%), Kec. Mapilli (92.49%), Kec. Luyo (100%) dan Kec. Binuang (92.63%). Hal ini disebabkan karena penyebaran tenaga kesehatan khususnya bidan dan kompetensi klinis pemeriksaan kesehatan bayi yang kurang dan belum merata di wilayah tersebut. Oleh Karena itu Program peningkatan kompetensi klinis pemeriksaan bayi dan pemerataan penempatan tenaga, khususnya tenaga kesehatan Bidan dengan prioritas wilayah yang cakupan kunjungan bayi masih rendah Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Balita Pemberian Vitamin A pada Balita dapat mencegah terjadinya kelainan/penyakit pada mata (Xeroftalmia). Kata Xeroftalmia berarti mata kering (Bahasa Mandar : Buta Rarang) karena terjadi kekeringan pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata dan apabila tidak segera diobati dapat menimbulkan kebutaan, Pemberian Vitamin A diberikan setiap 6 bulan sekali yaitu tiap bulan Februari dan Agustus setiap Tahunnya
31 Persentase Balita yang diberi Vitamin A Dosis tinggi Tahun 2010 di Kab. Polewali Mandar adalah sebanyak % dari target 80 %. Untuk melihat Persentase Balita yang diberi Vitamin A dosis tinggi menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan % Pemberian Vitamin A Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar Tabel diatas memberikan gambaran persentase pemberian Vitamin A pada tiap kecamatan, dari 15 Kecamatan hanya 4 kecamatan yang belum mencapai target 80%, yaitu Kec. Balanipa, Kec. Limboro, Kec. Tubbi Taramanu dan Kec. Matangnga. Namun demikian secara keseluruhan di Tahun 2010 telah mencapai target dalam pelaksanaan program Pemerintah yakni pemberian kapsul Vitamin A secara periodik pada bulan februari dan agustus di Kab. Polewali Mandar Cakupan Pemberian ASI Ekslusif ASI adalah makanan sekaligus minuman bernutrisi dan berenergi tinggi untuk bayi, mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi. Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu melindunginya bayi dari diare, Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) - sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit
32 infeksi lain yang biasa terjadi. Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Pemberian ASI Ekslusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur enam bulan tanpa makanan atau minuman lain kecuali obat, vitamin dan mineral. Persentase Cakupan pemberian ASI Ekslusif di Kab. Polewali Mandar pada Tahun 2010 adalah sebanyak 55,2%, masih jauh dari target SPM yakni 80%. Dari Hasil pengumpulan data sektoral MDGs diatas menunjukkan bahwa masih kurangnya Ibu yang melakukan pemberian ASI Ekslusif (Asi saja) pada bayinya sampai dengan usia 6 Bulan. Untuk melihat Persentase Cakupan pemberian ASI Ekslusif menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Persentase Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan % Pemberian ASI Ekslusif Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar Dari Tabel diatas persentase pemberian Asi Ekslusif menunjukkan capaian yang bervariasi cakupan tertinggi ditahun 2010 di Kec. Anreapi % dan yang terendah adalah Kec. Mapilli 20.51%. Capaian ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kesadaran Ibu untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya. Faktor
33 Desa UCI yang menyebabkan rendahnya cakupan tersebut terlihat dari adanya Kecamatan yang tidak melaporkan, serta pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh bidan/petugas kesehatan tidak mencakup seluruh wilayah kerja atau pencatatan tidak merata. Diperlukan upaya peningkatan pelayanan kesehatan dengan meningkatkan program seperti Penyuluhan bagi Ibu tentang pentingnya Pemberian ASI Ekslusif pada bayi serta perbaikan sistem Pencatatan dan Pelaporan di setiap Tingkatan. Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa / Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di Desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu tertentu. Persentase Desa/Kelurahan UCI di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2010 adalah %, cakupan tersebut masih sangat jauh dari target SPM yakni 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa Dari 167 Desa/kelurahan di Kab. Polewali Mandar hanya 96 Desa/Kelurahan lebih atau sama dengan 80 % dari jumlah bayi yang ada di Desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu tertentu. berikut : Untuk Melihat cakupan di masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel Tabel Persentase Desa UCI di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan Jumlah Desa UCI % Desa UCI Jumlah Desa Tinambung Balanipa Limboro Tubbi Taramanu Allu Campalagian Luyo Wonomulyo Mapilli Tapango Matakali Bulo Polewali Binuang Anreapi Matangnga Kab. Polewali Mandar
34 Dari Tabel diatas Desa/Kelurahan UCI pada masing masing kecamatan menunjukkan capaian yang masih jauh dari target SPM yaitu 100%, hanya 2 Kecamatan yaitu : Kec. wonomulyo dan Kec. Polewali yang capaiannya 100%, yang laininya belum mencapai angka 100%. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya : Ketersediaan Vaksin dan tempat penyimpanan vaksin, Kondisi geografis yang sulit dijangkau serta, Penyebaran tenaga yang belum merata. Oleh karena itu Program Pelayanan Kesehatan dengan Pengadaan Vaksin yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, propinsi dan daerah yang sesuai dengan kebutuhan cakupan yang ada di wilayah menjadi prioritas agar cakupan desa UCI di tahun yang akan datang dapat mencapai target 100 % Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan Pertolongan persalinan oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan yang biasa di sebut dengan persalinan nakes, presentasenya di Kab. Polewali Mandar Berdasarkan hasil pengumpulan data sektoral MDGs selama tahun menunjukkan presentase yang cenderung naik, hasil terakhir di Tahun 2010 tercapai dengan proporsi 81.94% ditolong oleh tenaga kesehatan dan masih ada 18,06% masih ditolong oleh bidan atau tenaga non kesehatan misalnya dukun. Grafik Persalinan Tenaga Kesehatan dan Non Tenaga Kesehatan di Kab. Polewali Mandar Tahun
35 Untuk melihat Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Kab. Polewali Mandar Tahun Kecamatan % Pertolongan Persalinan oleh Nakes Tinambung 91,3 79, Balanipa 64,5 67, Limboro 87,3 86, Tubbi Taramanu 44,8 38, Allu 60,4 97, Campalagian 50,5 62, Luyo 54,4 57, Wonomulyo 90,4 94, Mapilli 57,7 50, Tapango 57,8 54, Matakali 82,0 80, Bulo Polewali 74,2 85, Binuang 77,0 74, Anreapi 78,4 76, Matangnga 43,6 44, Kab. Polewali Mandar 68,7 71, Cakupan Pertolongan persalinan oleh Bidan Atau Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi Kebidanan menurut kecamatan yang cakupannya masih rendah dibawah 90% ada 11 kecamatan, 4 kecamatan lainnya telah mencapai target 90% yaitu Kec. Tinambung, Wonomulyo, Polewali, Binuang dan Bulo. Daerah yang cakupannya masih rendahnya disebabkan karena penyebaran tenaga kesehatan pada tiap daerah atau wilayah tidak merata disamping masih kurangnya tenaga kesehatan yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk serta adanya kecenderungan tenaga kesehatan lebih banyak ditempatkan atau berdomisili di daerah perkotaan Cakupan Kunjungan K4 Kunjungan K4 adalah Kunjungan pemeriksaaan kehamilan yang memenuhi standar paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada Triwulan I dan II, Dua kali pada Triwulan III. Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan pada Ibu hamil yang berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan atau Antenatal Care
BAB II ANALISIS DATA SEKTORAL MDGs KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2009
Analisis Hasil Penguatan Data Sektoral 29 21 BAB II ANALISIS DATA SEKTORAL MDGs KABUPATEN POLEWALI MANDAR 29 2.1 Gambaran Umum Kabupaten Polewali Mandar Kabupaten Polewali Mandar dengan luas wilayah 2.22,3
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH
B A B 2 G a m b a r a n U m u m D a e r a h BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2. Wilayah Kabupaten Polewali Mandar terletak di wilayah Propinsi Sulawesi Barat, posisinya berada di sisi Selat Makassar dan diapit
Lebih terperinciBAB IV P E N U T U P
BAB IV P E N U T U P 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3
DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA
Lebih terperinciBAB VI P E N U T U P
BAB VI P E N U T U P 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari hasil Analisis Situasi Ibu dan Anak di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2009 ini adalah sebagai berikut: 1. Bidang Kesehatan a. Angka Kematian
Lebih terperinci3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun
3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar
BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
Lebih terperinciBAB VI P E N U T U P. 6.1 Kesimpulan
BAB VI P E N U T U P 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari hasil Analisis Situasi Ibu dan Anak Berbasis HAM di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2010 berdasarkan data dari berbagai sumber, maka dapat disimpulkan
Lebih terperinciTabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data
Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi
Lebih terperinciPenilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP
Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP Sejak tahun 2000, Indonesia telah meratifikasi Millenium Development Goals (MDGs) di bawah naungan Persatuan Bangsa- Bangsa.
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT
SALINAN BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah dicerminkan oleh besar kecilnya angka PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan PDRB Per Kapita. Kesehatan
Lebih terperinciIkhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator
Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria-kriteria
Lebih terperinciRENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH
Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku
Lebih terperinciKata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor
DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan
Lebih terperinciSITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT
SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang
Lebih terperinciBAB V INTEGRASI ASIA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
BAB V INTEGRASI ASIA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan beberapa stakeholder demi kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 merupakan kelanjutan rencana pembangunan tahun sebelumnya yang difokuskan pada upaya perbaikan dan penataan kembali
Lebih terperinciDraf Final ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK BERBASIS HAK ASASI MANUSIA BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009
Draf Final ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK BERBASIS HAK ASASI MANUSIA BIDANG KESEHATAN TAHUN 2009 KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2010 TIM PENYUSUN BUKU ANALISIS SITUASI IBU DAN ANAK TAHUN 2009 No Nama Jabatan
Lebih terperinciTabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang
2.1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciDr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK
Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global
Lebih terperinci(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan
Dr. Hefrizal Handra Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang 2014 Deklarasi MDGs merupakan tantangan bagi negara miskin dan negara berkembang untuk mempraktekkan good governance dan komitmen penghapusan
Lebih terperinciDINAS KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2010
POLEWALI MANDAR SIPAMANDAQ S IPA M A N D AQ LAMPIRAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2009 PETA POLEWALI MANDAR DINAS KESEHATAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR 2010 Tim Editor Penanggung Jawab Ketua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah kebutuhan utama dan mendasar bagi kehidupan manusia. Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH
TAHUN BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH. Wilayah Kabupaten Mandar terletak di wilayah Propinsi Sulawesi Barat, posisinya berada di sisi Selat Makassar dan diapit oleh Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Lebih terperinciAkses dan Pelayanan Prima Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat
Akses dan Pelayanan Prima Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Oleh Arsad Rahim Ali (Fungsional Epidemiologi Kesehatan Ahli Dinkes Polman) Abstrak Tulisan dengan judul Akses dan
Lebih terperinciTABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun
TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012-2017 NO ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Lebih terperinciManggal Karya Bakti Husuda
LAPORAN INDIKATOR INDONESIA SEHAT 2010 DAN PENETAPAN INDIKATOR KABUPATEN SEHAT SEBAGAI TARGET KABUPATEN POLEWALI MANDAR SEHAT (Keputusan Menkes RI No. 1202 /Menkes/SK/VIII/2003) Disajikan Dalam Rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs) merupakan paradigma pembangunan global, dideklarasikan di Konferensi Tingkat
Lebih terperinciProfil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan
Lebih terperinciCAPAIAN MDGs. provinsi KALIMANTAN TENGAH
CAPAIAN MDGs provinsi KALIMANTAN TENGAH BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Palangka Raya, 16 Desember 2015 CAPAIAN INDIKATOR MDGS 2 JUMLAH INDIKATOR 23% 20% 1 Menanggulangi kemiskinan dan Kelaparan 2 Mencapai
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO
KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi
KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain
Lebih terperinciBAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA
Tabel II.16 Pencapaian Indikator Kinerja Utama Urusan Wajib Pendidikan No. Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 1 2 3 4 1 APK PAUD 49,38 168,96 2 APK SD/MI/Paket A 108,77 108,74 3 APK SMP/MTs/Paket
Lebih terperinciMILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003
MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003 MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM) 1. Menanggulangi Kemiskinan
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO
BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang
Lebih terperinciAnalisis Situasi Ibu dan Anak Berbasis HAM TAHUN 2010 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 merupakan kelanjutan rencana pembangunan tahun sebelumnya yang difokuskan pada upaya perbaikan dan penataan kembali
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1985. Pada saat itu pimpinan puskesmas maupun pemegang program di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Republik Indonesia dalam menyejahterakan rakyat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah Republik Indonesia dalam menyejahterakan rakyat telah termaktub dalam UUD 1945 sebagai wujud tanggung jawab Negara terhadap bangsa dan rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk menilai kesejahteraan suatu negara dilihat dari derajat kesehatan masyarakatnya, selain indikator
Lebih terperinciPROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012
PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH
Lebih terperinciFilosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret
Filosofi Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat UKM_Maret 2006 1 MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) yg meliputi : 1 Menghapuskan kemiskinan & kelaparan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Negara-negara di dunia memberi perhatian yang cukup besar terhadap Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), sehingga menempatkannya di antara delapan
Lebih terperinciApa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?
Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Di beberapa negara terutama negara berkembang, kesehatan ibu dan anak masih merupakan permasalahan besar. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka kematian
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG
STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah
Lebih terperinciDokumen perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK ) kabupaten Polewali Mandar. Tahun
Dokumen perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK ) kabupaten Polewali Mandar Tahun 2011-2012 Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2011 1 DAFTAR ISI BAB i PENDAHULUAN 1 - LATAR BELAKANG...
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER
LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER Kerjasama Penelitian : BADAN
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR
BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN ELIMINASI MALARIA DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POLEWALI MANDAR, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui upaya pelayanan kesehatan menyeluruh. Pembangunan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Indikatornya adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, yang dapat menikmati
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i
KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian
Lebih terperinciPENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
Satuan Kerja Perangkat Daerah : DINAS KESEHATAN Tahun Anggaran : 2015 PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Peningkatan Mutu Aktivitas Perkantoran Terselenggaranya
Lebih terperinciRANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4
RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Lebih terperinci2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN KARAKTERISTIK KEJADIAN LUAR BIASA CAMPAK PADA SALAH SATU DESA DI KABUPATEN PESAWARAN PROPINSI LAMPUNG Nurlaila*, Nur Hanna* Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Indonesia merupakan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP
27 November 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga
Lebih terperinciterdapat di tingkat SD/Sederajat. lebih tinggi di luar Temanggung. 1) Angka Kematian Bayi waktu satu tahun per kelahiran hidup.
Selama enam tahun terakhir APM yang tertinggi terdapat di tingkat SD/Sederajat dan yang terendah di tingkat SMA/Sederajat. Hal ini menunjukkan partisipasi penduduk untuk menempuh pendidikan paling tinggi
Lebih terperinciBAB II. 2.1 MDG s Dan SDG s. A. MDG s
BAB II 2.1 MDG s Dan SDG s A. MDG s Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs, adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3
DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN
Lebih terperinci(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber
I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.
KATA PENGANTAR Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan September 2000, sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk Indonesia sepakat untuk mengadopsi Deklarasi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 0 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-
PETA KESEHATAN INDONESIA TAHUN 0 PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 0 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi
Lebih terperinciPROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012
PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman tingkat persaingan di bidang kesehatan semakin meningkat demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menentukan derajat kesehatan di Indonesia, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan antara lain angka kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi,
Lebih terperinciStandar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
Lebih terperinciPROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012
PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA
Lebih terperinciKATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan pada segala bidang dan salah satu bidang yang tidak kalah pentingnya dari bidang lain adalah bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan
Lebih terperinciPerencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
Lebih terperinciMewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.
Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai
Lebih terperinciRPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinciDAFTAR ISI. RAD MDGs Jawa Tengah
DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... ii Daftar Tabel dan Gambar... xii Daftar Singkatan... xvi Bab I Pendahuluan... 1 1.1. Kondisi Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Jawa Tengah... 3 Tujuan 1. Menanggulangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu proses prioritas pembangunan nasional sebagaimana dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) 2005-2009 yakni di bidang sumber daya
Lebih terperinciPerencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati Deklarasi Millenium di New York pada bulan September 2000. Deklarasi Millenium ini dikenal dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam usaha menyejahterakan rakyat Indonesia.
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /
Katalog BPS : 4103.5371 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G 2 0 0 5 / 2 0 0 6 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KUPANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2005/2006 No. Publikasi : 5371.0612
Lebih terperinciIndikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013
Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 INDIKATOR SOSIAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 Jumlah Halaman : ix + 77 halaman Naskah : BPS Kabupaten Pulau Morotai Diterbitkan Oleh : BAPPEDA Kabupaten Pulau
Lebih terperinciINDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014
12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada
4.1. Profil Wilayah BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 49 29 Lintang Selatan dan 6 0 50 44
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2009 telah selesai dengan baik. Laporan Tahunan tahun 2009 ini disusun dengan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67
RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang belum dapat diselesaikan, khususnya masalah kekurangan gizi. Hal ini sangat merisaukan karena mengancam kualitas Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals atau disingkat MDG s dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Tujuan Pembangunan Milenium yang merupakan paradigma pembangunan global
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional dalam Millenium Development Goal s (MDG s). Salah satu tujuan MDG s adalah menurunkan 2/3
Lebih terperinciKABUPATEN POLEWALI MANDAR
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 Realisasi Kinerja Rencana dan penetapan Kinerja Indikator Kinerja Utama DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN POLEWALI MANDAR KATA
Lebih terperinci