PENGGUNAAN FUZZY INFERENCE SYSTEM MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN SUHU RUANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN FUZZY INFERENCE SYSTEM MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN SUHU RUANGAN"

Transkripsi

1 P P P P PENGGUNAAN FUZZY INFERENCE SYSTEM MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN SUHU RUANGAN Wahyu Herman Susila 1, Wahyudi 2, Iwan Setiawan 2 Abstrak - Teknik kendali dengan menggunakan Fuzzy telah banyak diaplikasikan. Hal ini disebabkan sistem ini relatif mudah dan fleksibel, dirancang dengan tidak melibatkan model matematis yang rumit dari sistem yang dikendalikan. Struktur dasar pengendali Fuzzy terdiri dari empat komponen utama, yaitu Fuzzifikasi, Basis Pengetahuan, Mekanisme Penalaran Fuzzy, dan Defuzzifikasi. Proses defuzzifikasi disebut juga Fuzzy Inference System (FIS). Tiap model FIS berbeda untuk perhitungan maupun respon keluarannya Pada teknik kendali ini digunakan FIS model Sugeno karena mudah dalam proses perhitungannya. Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat sebuah kendali Fuzzy dan mengamati respon sistem yang dihasilkan. Masukan dari sistem kendali Fuzzy ini adalah sinyal kesalahan dan perubahan nilai sinyal kesalahan, sedangkan keluarannya adalah hasil dari proses FIS (nilai byte) yang nantinya digunakan sebagai sinyal kontrol pada plant. Pengendalian pada plant adalah pengendalian suhu ruangan dalam kotak berbentuk balok yang dilengkapi dengan elemen pemanas dan sensor suhu. Pengujian yang dilakukan berupa pengujian kalang terbuka, pengujian referensi tetap, pengujian referensi naik, pengujian referensi turun, dan pengujian dengan gangguan. Berdasarkan pengujian yang dilakukan dapat diketahui bahwa teknik kendali Fuzzy mampu menghasilkan respon seperti yang diharapkan, yaitu mampu mengurangi osilasi, nilai offset, dan sinyal kesalahan sampai dengan nol. Kata kunci : Fuzzy Inference System, model Sugeno, pengendalian suhu. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Logika fuzzy telah banyak diterapkan dalam bidang kontrol otomatis dan industri, karena proses kendali ini relatif mudah dan fleksibel dirancang dengan tidak melibatkan model matematis yang rumit dari sistem yang akan dikendalikan. Dalam merancang sistem kontrol logika fuzzy terdapat empat proses yaitu fuzzifikasi, basis pengetahuan, mekanisme penalaran Fuzzy, dan defuzzifikasi. Proses defuzzifikasi disebut juga Fuzzy Inference System (FIS). FIS berfungsi untuk mengkonversi tiap hasil mekanisme penalaran Fuzzy yang diekspresikan dalam bentuk Fuzzy-set ke bilangan real, hasil 1 Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro 2 Dosen Teknik Elektro Universitas Diponegoro 1 konversi diaplikasikan pada kendali logika Fuzzy. Tiap model FIS berbeda untuk perhitungan maupun respon keluarannya. FIS model Sugeno dipilih karena kemudahan dalam proses perhitungannya. Teknik kendali Fuzzy diuji atau diaplikasikan pada sebuah plant pengatur suhu ruangan. Sebuah PC (Personal Computer) dengan program kendali Fuzzy digunakan untuk pengendalian sekaligus untuk menampilkan respon dari sistem yang dikendalikan, sehingga karakteristik sistem termasuk di dalamnya adalah waktu tunda, waktu naik, waktu lonjakan, waktu penetapan, besarnya lonjakan maksimum, dan waktu pemulihan (recovery time) setelah pemberian gangguan dapat diamati. Penggunaan mikrokontroler AT89S51 adalah sebagai perangkat antarmuka (interface), yang berfungsi sebagai penghubung komunikasi antara PC dengan plant yang dikendalikan 1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah membuat aplikasi sistem kendali Fuzzy pada pengendalian suhu ruangan yang proses defuzzifikasinya menggunakan Fuzzy Inference System model Sugeno Pembatasan Masalah Pembatasan masalah pada penulisan tugas akhir ini sebagai berikut : 1. Plant yang dikendalikan adalah elemen pemanas dengan daya 150 W. 2. Objek pengaturan adalah temperatur ruangan dalam kotak dengan ukuran ( ) cm, jangkauan pengaturan suhu adalah 35 ºC sampai 65 ºC. 3. Suhu plant dianggap merata di daerah yang diatur suhunya. 4. Suhu yang dijadikan referensi untuk perhitungan pada komputer adalah suhu hasil pembacaan dari sensor suhu LM35, tidak ada kalibrasi dengan peralatan pengukur suhu standar. 5. Kendali Fuzzy menggunakan FIS model Sugeno, fungsi keanggotaan masukan himpunan Fuzzy adalah segitiga dan trapesium, fungsi keanggotaan keluaran himpunan Fuzzy yang digunakan adalah singleton, metode pengambilan keputusan menggunakan aturan operasi minimum (min), dan

2 perhitungan nilai keluaran menggunakan rata-rata terbobot (weighted average). 6. Program kendali Fuzzy direalisasikan dengan bahasa pemrograman Delphi. 7. Respon sistem yang diamati adalah respon sistem dengan referensi tetap, respon sistem dengan referensi naik, respon sistem dengan referensi turun, dan respon sistem dengan gangguan sesaat berupa kipas angin. II. DASAR TEORI 2.1 Fungsi Keanggotaan Dalam bentuk fungsional, derajat keanggotaan dinyatakan sebagai fungsi matematis tertentu. Untuk mengetahui derajat keanggotaan dari masing-masing elemen dalam semesta pembicaraan memerlukan perhitungan. Fungsi-fungsi matematis yang biasanya digunakan yaitu fungsi trapesium. Fungsi keanggotaan trapesium mempunyai bentuk seperti pada Gambar 1 dan dispesifikasikan oleh empat parameter {a,b,c,d} seperti pada persamaan (1). μ f (x) 1 0 a b c d Gambar 1 Fungsi keanggotaan trapesium. 0, x a x a, a x b b a Trapesium(x;a,b,c,d) = 1, b x c (1) d x, c x d d c 0, d x Parameter {a,b,c,d} (dengan a<b<c<d) menentukan derajat keanggotaan dari x. 2.2 Dasar Kendali Fuzzy Struktur dasar pengendali Fuzzy terdiri dari empat komponen utama, yaitu Unit Fuzzifikasi (Fuzzification Unit), Basis Pengetahuan (Knowledge Base), Mekanisme Penalaran Fuzzy (Fuzzy Reasoning), dan Unit Defuzzifikasi (Defuzzification Unit). Struktur dasar pengendali Fuzzy ditunjukkan pada Gambar 2. u Unit Fuzzifikasi Basis Pengetahuan Mekanisme Penalaran Fuzzy Proses Yang Dikontrol Unit Defuzzifikasi Gambar 2 Konfigurasi dasar kendali Fuzzy. Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut: Unit Fuzzifikasi Unit fuzzifikasi berfungsi untuk mengubah data masukan crisp ke dalam bentuk himpunan Fuzzy (derajat keanggotaan). Basis Pengetahuan Basis pengetahuan terdiri dari basis data dan basis aturan. Basis data mendefinisikan himpunan Fuzzy atas ruang-ruang masukan dan keluaran. Basis aturan berisi aturan (rule) pengendalian proses. Mekanisme Penalaran Fuzzy Mekanisme penalaran Fuzzy dipergunakan untuk mengolah variabel-variabel masukan berdasarkan basis aturan (rule) ke dalam suatu himpunan Fuzzy keluaran dengan derajat keanggotan yang telah ditetapkan. Unit Defuzzifikasi Defuzzifikasi atau FIS menggunakan model Sugeno, yaitu mengkonversi himpunan Fuzzy keluaran ke bentuk bilangan crisp dengan metode perhitungan rata-rata terbobot (weighted average): (Alpha) (Konsekuen) Keluaran Crisp = (2) (Konsekuen) Alpha = Derajat keanggotaan parameter keluaran Konsekuen = Nilai parameter keluaran 2.3 Teknik Kendali Fuzzy Teknik kendali Fuzzy merupakan sistem kendali yang berdasar pada basis pengetahuan manusia di dalam melakukan kendali terhadap suatu proses. Halhal yang perlu diperhatikan dalam merancang sebuah pengendali berdasarkan logika Fuzzy adalah masukan dan keluaran aktual (crisp) serta semesta pembicaraan, faktor skala dari variabel masukan dan keluaran, fungsi keanggotaan yang digunakan untuk masukan dan keluaran, dan aturan Fuzzy yang digunakan. Sistem loop tertutup dengan pengendali Fuzzy ditunjukkan pada Gambar 3. 2

3 R(s) + Gambar 3 Sistem loop tertutup dengan kendali Fuzzy. Crisp Input berupa masukan kesalahan (error) dan perubahan kesalahan (Δ error). Error dan Δ error diperoleh dari nilai referensi, keluaran plant, dan error sebelumnya. Dua masukan tersebut akan diolah oleh pengendali Fuzzy. Nilai keluaran yang dihasilkan pengendali Fuzzy berupa Crisp Output (sinyal kontrol). Dalam pengendalian Fuzzy terdapat proses evaluasi aturan-aturan (rules). Perancangan aturan dibuat berdasarkan analisis terhadap respon sinyal yang memiliki lonjakan maksimum dan berosilasi, kemudian menentukan besarnya keluaran yang diperlukan. Dalam analisis ini sinyal masukan dan sinyal keluaran digolongkan ke dalam batas-batas linguistik. Gambar sinyal respon sistem ditunjukkan pada Gambar 4, sedangkan basis aturan untuk kendali Fuzzy ditunjukkan pada Gambar 5. Ref Gambar 4 Respon sistem dengan lonjakan dan osilasi. Δ Error Error error - d Δerror Pengendali logika Fuzzy NB NK Z PK PB NB NB NB NB NK Z Proses yang dikontrol NK NB NK NK Z PK Z NB NK Z PK PB PK NK Z PK PK PB PB Z PK PB PB PB Gambar 5 Basis aturan pengendali Fuzzy. Y(s) III. PERANCANGAN dt 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perubahan Error Positif Perubahan Error Negatif Keterangan: NB : Negatif Besar NK : Negatif Kecil Z : Zerro PK : Positif Kecil PB : Positif Besar Error Negatif Besar Error Negatif Kecil Error Positif Kecil Error Positif Besar Perangkat keras sistem pengendalian suhu terdiri dari pemanas, sensor suhu dan pengkondisi sinyal, ADC, pengontrol tegangan AC, zerro crossing detector, mikrokontroler, dan komputer. Blok diagram sistem pengendali suhu ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6 Blok diagram sistem pengendali suhu. Pengaturan suhu dilakukan dengan cara mengatur besarnya panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas melalui pemberian tegangan AC, besar tegangan yang diberikan diatur oleh rangkaian pengontrol tegangan AC. Besaran suhu sebagai hasil keluaran yang dihasilkan selama proses kemudian diukur oleh sensor suhu. Selanjutnya keluaran sensor dikuatkan oleh pengkondisi sinyal dan digunakan sebagai masukan ADC, kemudian keluaran ADC dihubungkan ke port di mikrokontroler. Data dari ADC dikirimkan ke komputer melalui komunikasi serial. Masukan dari sensor disebut sebagai variabel process value yang kemudian dibandingkan dengan nilai setpoint (suhu yang dikehendaki). Kedua variabel tersebut diolah oleh komputer berdasarkan algoritma kontrol Fuzzy, kemudian hasil dari proses tersebut dikirim ke mikrokontroler. Selanjutnya data dari hasil proses komputer dan data keluran zerro crossing detector diolah dan digunakan sebagai masukan pada pengontrol tegangan AC. Peralatan komputer juga digunakan untuk menampilkan grafik respon sistem Rangkaian Pengontrol Tegangan AC Pengontrol tegangan AC adalah rangkaian pemicu (triger) triac. Triac BTA40 berhubungan langsung dengan beban yaitu pemanas dan juga berhubungan langsung dengan tegangan jala-jala listrik 220 Volt. Rangkaian pengontrol tegangan AC ditunjukkan pada Gambar 7. Gambar 7 Rangkaian pengontrol tegangan AC. 3

4 Sinyal pemicuan dari mikrokontroler yang berupa pulsa high akan mengalirkan arus ke dalam komponen LED dari MOC3021 dan menjadi aktif (on) yang selanjutnya akan mengaktifkan komponen triacnya. Akibatnya triac akan terpicu dan pemanas akan dialiri oleh arus listrik. Pengaturan waktu pemberian sinyal pemicuan triac menyebabkan tegangan yang diterima pemanas akan bervariasi Rangkaian Zerro Crossing Detector Zero crossing detector adalah rangkaian yang digunakan untuk mendeteksi gelombang sinus AC 220 volt ketika melalui persimpangan titik tegangan nol. Persimpangan titik nol yang dideteksi adalah peralihan dari positif menuju negatif dan peralihan dari negatif menuju positif. Seberangan-seberangan titik nol ini merupakan acuan yang digunakan sebagai awal pemberian nilai waktu tunda untuk pemicuan triac. Rangkaian zerro crossing detector ditunjukkan pada Gambar 8. Gambar 8 Rangkaian zero crossing detector. Masukan yang berupa tegangan AC 12 volt akan disearahkan dengan menggunakan rangkaian dioda jembatan. Arus akan masuk ke komponen LED IC optocoupler TIL111 sehingga mengaktifkan komponen phototransistornya. Setiap tegangan masukan melewati titik tegangan nol, maka sesaat tidak ada arus yang masuk ke IC TIL111 sehingga keluarannya akan berubah dari logika high ke logika low. Selama tidak ada arus yang masuk ke IC TIL111 keluarannya akan tetap berlogika high. Pulsa transisi dari high ke low inilah yang digunakan sebagai sinyal permintaan layanan interupsi eksternal 0 bagi mikrokontroler AT89S51. Selanjutnya melalui layanan interupsi eksternal 0 mikrokontroler AT89S51 secara perangkat lunak akan melakukan proses pemberian nilai waktu tunda untuk pemicuan triac Rangkaian Sensor Suhu dan Pengkondisi Sinyal Sensor suhu berfungsi untuk mengukur suhu pemanas, sedangkan pengkondisi sinyal berfungsi untuk menguatkan tegangan keluaran sensor suhu. Tegangan keluaran dari sensor suhu LM35 akan mengalami perubahan 10 mv untuk setiap perubahan temperatur 1 C, sedangkan jenis pengkondisi sinyal yang digunakan adalah penguat operasional tak membalik (Non-inverting amplifier). Rangkaian pengkondisi sinyal dan sensor suhu ditunjukkan pada Gambar 9. Gambar 9 Rangkaian pengkondisi sinyal dan sensor suhu. Sebelum dikonversikan oleh ADC, tegangan keluaran dari IC LM35 dikuatkan telebih dahulu oleh penguat operasional CA3140. Pengaturan nilai variabel resistor 10 KΩ akan mempengaruhi besarnya penguatan tegangan dari sensor suhu, sehingga dapat disesuaikan dengan besarnya tegangan masukan yang dibutuhkan oleh rangkaian ADC Rangkaian ADC (Analog to Digital Converter) ADC (Analog to Digital Converter) berfungsi untuk mengubah data analog (tegangan keluaran pengkondisi sinyal) menjadi data digital yang dihubungkan pada port mikrokontroler. Rangkaian ADC ditunjukkan pada Gambar 10. Gambar 10 Rangkaian ADC. ADC0804 pada rangkaian ini digunakan untuk mengubah masukan analog keluaran sensor suhu yang sudah dikuatkan menjadi data digital 8 bit. Tipe ADC ini merupakan ADC jenis SAC, yang lama waktu konversinya tidak dipengaruhi oleh besarnya tegangan yang akan dikonversi. ADC ini bekerja pada mode kerja free running. Mode kerja free running memungkinkan ADC untuk terus menerus mengkonversi tegangan input yang diberikan. 4

5 3.1.5 Rangkaian Antarmuka Rangkaian antarmuka (interface) berfungsi sebagai penghubung komunikasi antara PC (Personal Computer) dengan perangkat plant yang dikendalikan, dua komponen penting dalam rangkaian ini adalah mikrokontroler AT89S51 dan IC RS232. Rangkaian antarmuka ditunjukkan pada Gambar 11. Gambar 11 Rangkaian antarmuka. Mikrokontroler AT89S51 digunakan untuk mengatur aliran data dari PC ke program pengontrol tegangan AC dan dari ADC ke PC, sedangkan rangkaian RS232 sebagai komunikasi serial mikrokontroler dan PC. Untuk melakukan fungsifungsinya tersebut di atas, maka dilakukan pengalokasian terhadap port yang ada pada mikrokontroler AT89S51. Port 1 digunakan sebagai penerima masukan data dari ADC. P0.1 berfungsi sebagai keluaran menuju pengontrol tegangan AC, yang selanjutnya digunakan untuk pemberian sinyal picu triac yang akan digunakan untuk mengatur pemberian tegangan ke pemanas. Port 3 sebagian difungsikan sebagai masukan dan sebagian sebagai keluaran, yaitu P3.0 (RXD) dan P3.1 (TXD) untuk komunikasi serial melalui rangkaian RS232 dengan PC, sedangkan P3.2 ( INT0 ) untuk interupsi eksternal dari zerro crossing detector. 3.2 Perancangan Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan adalah bahasa pemrograman Delphi 7 yang berfungsi untuk membuat program aplikasi kendali Fuzzy. Selain itu juga digunakan untuk membuat program monitor terhadap kondisi suhu plant yang dikendalikan dengan menampilkan grafik tanggapan respon sistem. Jenis perangkat lunak yang digunakan untuk pemrograman perangkat antarmuka (interface) adalah bahasa assembler. Diagram alir rutin program assembler untuk perangkat antarmuka ditunjukkan pada Gambar 12. Gambar 12 Diagram alir pemrograman perangkat antarmuka. Kendali Fuzzy dirancang dengan tujuan untuk mempercepat respon sistem dan mengatasinya bila terjadi gangguan, sehingga keluaran dari plant cepat mencapai referensinya (set point). Diagram alir program kendali Fuzzy ditunjukkan pada Gambar 13. Gambar 13 Diagram alir utama sistem kendali Fuzzy. Pengendali Fuzzy yang dirancang memiliki dua buah masukan yaitu error dan perubahan error, sedangkan keluaran pengendali Fuzzy menghasilkan nilai byte yang digunakan untuk menentukan tingkat pemanasan sebuah aktuator pemanas. Himpunan Fuzzy untuk keluaran dibagi dalam 5 tingkat pemanasan yang berbentuk diskrit, nama linguistik kelima tingkatan ini adalah parameter. Kelima parameter ini adalah NB (Negatif Besar), NK (Negatif Kecil), Z (Zerro), PK (Positif Kecil), dan PB (Positif Besar). Realisasi bentuk dan batasan keluaran Fuzzy ditunjukkan pada Gambar 14. 5

6 Gambar 14 Realisasi bentuk dan batasan keluaran Fuzzy. Himpunan Fuzzy untuk masukan error dan perubahan error (Δ error), masing-masing dibagi menjadi 5 kelas variabel linguistik. Kelas variabel linguistik ini adalah NB (Negatif Besar), NK (Negatif Kecil), Z (Zerro), PK (Positif Kecil), dan PB (Positif Besar), tiap-tiap kelas ini lazim juga disebut sebagai sub-himpunan Fuzzy. Realisasi bentuk dan batasan masukan error dan perubahan error ditunjukkan pada Gambar 15 dan Gambar 16. Gambar 15 Realisasi bentuk dan batasan masukan error. Gambar 17 Diagram alir penghitung derajat keanggotaan error (Lanjutan). Gambar 16 Realisasi bentuk dan batasan masukan Δ error. Realisasi bentuk masukan error dan perubahan error pada setiap kelasnya dapat berbentuk bahu, trapesium, atau segitiga, sedangkan batasannya dipetakan menjadi 9 ruang (R1 sampai R9). Diagram alir penghitung derajat keanggotaan error dan perubahan error ditunjukkan pada Gambar 17 dan Gambar 18. Gambar 18 Diagram alir penghitung derajat keanggotaan Δ error. Gambar 17 Diagram alir penghitung derajat keanggotaan error. 6

7 Gambar 18 Diagram alir penghitung derajat keanggotaan Δ error (Lanjutan). Setelah menghitung derajat keanggotaan masukan error dan perubahan error (Δ error), tahap selanjutnya adalah evaluasi aturan-aturan (rules). Berdasarkan Gambar 5 dapat menjadi 25 aturan sebagai berikut: If error is NB And Δ error is NB Then output is NB If error is NB And Δ error is NK Then output is NB If error is NB And Δ error is Z Then output is NB If error is NB And Δ error is PK Then output is NK If error is NB And Δ error is PB Then output is Z If error is NK And Δ error is NB Then output is NB If error is NK And Δ error is NK Then output is NK If error is NK And Δ error is Z Then output is NK If error is NK And Δ error is PK Then output is Z If error is NK And Δ error is PB Then output is PK If error is Z And Δ error is NB Then output is NB If eror is Z And Δ error is NK Then output is NK If error is Z And Δ error is Z Then output is Z If error is Z And Δ error is PK Then output is PK If error is Z And Δ error is PB Then output is PB If error is PK And Δ error is NB Then output is NK If error is PK And Δ error is NK Then output is Z If error is PK And Δ error is Z Then output is PK If error is PK And Δ error is PK Then output is PK If error is PK And Δ error is PB Then output is PB If error is PB And Δ error is NB Then output is Z If error is PB And Δ error is NK Then output is PK If error is PB And Δ error is Z Then output is PB If error is PB And Δ error is PK Then output is PB If error is PB And Δ error is PB Then output is PB Sesuai dengan basis aturan yang telah dibuat, selanjutnya sistem Fuzzy melakukan evaluasi terhadap derajat keanggotaan dari masukan error dan perubahan error untuk menentukan derajat keanggotaan parameter keluaran dari setiap aturan. Operator yang digunakan pada aturan adalah operator AND. Diagram alir mekanisme pengambilan keputusan ditunjukkan pada Gambar 19. Gambar 19 Diagram alir mekanisme pengambilan keputusan. Setelah proses mekanisme pengambilan keputusan, langkah berikutnya proses defuzzifikasi atau Fuzzy Inference System (FIS). Berdasarkan hasil derajat keanggotaan parameter keluaran (Gambar 19) dan nilai parameter keluaran (Gambar 14), dilakukan proses FIS model Sugeno yaitu dengan metode perhitungan rata-rata terbobot (weighted average) seperti pada persamaan (2) 3.3 Parameter Kendali Fuzzy Dalam perancangan kendali Fuzzy telah ditetapkan aturan-aturan yang digunakan, adapun bentuk dan batasan dari fungsi keanggotaan himpunan Fuzzy masukan dan himpunan Fuzzy keluaran merupakan variabel yang dapat diubah sesuai dengan performansi yang diinginkan pengguna. Bentuk dan batasan himpunan Fuzzy masukan error dan masukan Δ error ditunjukkan pada Gambar 20 dan Gambar 21. Gambar 20 Bentuk dan batasan himpunan Fuzzy masukan error. Gambar 20 Bentuk dan batasan himpunan Fuzzy masukan Δerror. Bentuk dan batasan himpunan Fuzzy keluaran singleton ditunjukkan pada Gambar 22. 7

8 24, sedangkan karakteristik respon sistem pada referensi tetap ditunjukkan oleh Tabel 1. Gambar 22 Bentuk dan batasan keluaran Fuzzy. IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Pengujian Kalang Terbuka Untuk mengetahui karakteristik plant suhu yang akan dikendalikan, maka dapat dilakukan dengan pengujian secara kalang terbuka. Pengujian kalang terbuka ini dilakukan dengan cara mengirimkan data dengan jangkauan antara 0 sampai 82 byte, data tersebut dikirimkan komputer ke mikrokontroler. Bila dikirimkan data 82 byte akan menyebabkan plant suhu menghasilkan tingkat pemanasan yang maksimal, sedangkan data 0 byte akan menyebabkan plant suhu menghasilkan pemanasan yang minimal. Nilai konstanta waktu sistem (T) adalah besarnya waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu 0,632 dari suhu stabil. Respon pengujian kalang terbuka ditunjukkan pada Gambar 23. (a) Referensi 40 ºC. (b) Referensi 48 ºC. (b) Referensi 56 ºC. Gambar 24 Grafik respon sistem pengujian referensi tetap. Gambar 23 Grafik respon sistem pada pengujian kalang terbuka. Pengujian dilakukan dengan cara mengirimkan data 82 byte. Berdasarkan respon hasil pengujian terlihat bahwa pada suhu awal 30,588 ºC, setelah 30 detik suhu plant stabil pada suhu 72,353 ºC. Suhu untuk mendapatkan konstanta waktu sistem bernilai (0,632 (72,353 30,588) ºC) + 30,588 ºC = 56,983 ºC. Bardasarkan respon hasil pengujian terlihat pada suhu 56,983 ºC waktunya 6,7 detik, jadi besarnya konstanta waktu sistem adalah 6,7 detik. 4.2 Pengujian Sistem dengan Referensi Tetap Pengujian dilakukan dengan cara memberikan nilai referensi tertentu untuk mendapatkan grafik responnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui respon untuk tiap-tiap nilai referensi. Nilai referensi yang diujikan adalah 40 ºC, 46 ºC, dan 56 ºC. Respon hasil pengujian referensi tetap ditunjukkan pada Gambar Tabel 1 Karakteristik respon sistem pada referensi tetap. Rf X 0 t r t p Lm t s X t Ofs 40 31,176 39, ,176 1, ,941 43,5 33 1,91 74,9 47,058-0, ,529 73,8 74 0,078 93,13 55,921 - Keterangan: Rf = Nilai referensi X 0 = Suhu awal t r = Waktu naik (detik) t p = Waktu puncak (detik) Lm = Lonjakan maksimum t s = Waktu penetapan (detik) X t = Suhu akhir Ofs = Nilai offset Waktu naik dari tiap pengujian memiliki nilai yang berbeda, hal tersebut karena perbedaaan selisih antara suhu awal dan nilai referensi pada tiap pengujian berbeda. Nilai selisih untuk referensi 40 ºC, referensi 48 ºC, dan referensi 56 ºC adalah 8,824 ºC, 15,059 ºC, dan 22,471 ºC. 8

9 4.3 Pengujian Sistem dengan Referensi Naik Pengujian dengan referensi naik bertujuan bertujuan untuk mengetahui kecepatan respon kendali Fuzzy terhadap kenaikan nilai referensi. Respon pengujian referensi naik ditunjukkan pada Gambar 25, sedangkan karakteristik respon sistem pada referensi naik ditunjukkan oleh Tabel 2. Gambar 26 Grafik respon sistem pengujian referensi turun. Gambar 25 Grafik respon sistem pengujian referensi naik. Tabel 2 Karakteristik respon sistem pada referensi naik. Rf X 0 t r t p Lm t s X t Ofs 38 31,176 9, ,121 23,75 38, ,015 12,15 12,68 0,889 26,31 44, ,919 22,65 24,1 0,919 29,35 55,333-0,667 Keterangan: Rf = Nilai referensi X 0 = Suhu awal t r = Waktu naik (detik) t p = Waktu puncak (detik) Lm = Lonjakan maksimum t s = Waktu penetapan (detik) X t = Suhu akhir Ofs = Nilai offset Respon sistem pada pengujian referensi naik memperlihatkan bahwa terjadi lonjakan untuk tiap pengujiannya. Lonjakan maksimum pada pengujian referensi 38 ºC, referensi 45 ºC dan referensi 56 ºC sebesar 2,95 %, 1,98 %, dan 1,64 %. Offset terjadi pada pengujian 56 ºC sebesar 0,667 di bawah nilai referensi, hal ini karena keterbatasan tingkat ketelitian ADC yaitu kenaikan 1 bit mewakili kenaikan suhu 0,588 ºC. Perbedaan waktu naik terjadi karena perbedaan nilai selisih antara suhu awal dan nilai referensi. Nilai selisih untuk referensi 38 ºC, referensi 45 ºC, dan referensi 56 ºC adalah 6,824 ºC, 6,985 ºC, dan 11,081 ºC. 4.4 Pengujian Sistem dengan Referensi Turun Pengujian dengan referensi naik bertujuan bertujuan untuk mengetahui kecepatan respon kendali Fuzzy terhadap penurunan nilai referensi. Respon hasil pengujian referensi turun ditunjukkan pada Gambar 26, sedangkan karakteristik respon sistem pada referensi turun ditunjukkan oleh Tabel 3. Tabel 3 Karakteristik respon sistem pada referensi turun. Rf X 0 t r t p Lm t s X t Ofs 60 57,058 11,25 12,01 0,669 19,13 59, , ,7 51, , ,647 0,647 Keterangan: Rf = Nilai referensi X 0 = Suhu awal t r = Waktu naik (detik) t p = Waktu puncak (detik) Lm = Lonjakan maksimum t s = Waktu penetapan (detik) X t = Suhu akhir Ofs = Nilai offset Pengujian referensi turun memperlihatkan bahwa pada suhu 44 ºC nilai referensi tidak tercapai karena keluaran respon sistem cenderung stabil pada suhu 44,647 ºC, ini berarti terjadi offset sebesar 0,647 di atas nilai referensi. Waktu penetapan pada pengujian referensi 44 ºC lebih lama dibanding pengujian lainnya, sedangkan lonjakan maksimum terjadi pada pengujian referensi 60 ºC sebesar 1,12 %. 4.5 Pengujian Sistem dengan Gangguan Daya tahan sistem terhadap gangguan dan kecepatan respon sistem untuk kembali ke referensi sebelum gangguan, dapat diketahui dengan melakukan pengujian dengan memberikan gangguan pada sistem yang telah mencapai kestabilan pada suatu nilai referensi. Respon plant terhadap gangguan ditunjukkan pada Gambar 27. Gambar 27 Grafik respon sistem pengujian dengan gangguan. 9

10 Gangguan yang diberikan dengan cara menyalakan kipas angin secara sesaat, kipas tersebut kemudian menyerap udara keluar sehingga suhu plant akan turun. Waktu yang diperlukan untuk kembali ke referensi semula disebut waktu pemulihan. Pengujian dengan gangguan dimulai dengan menetapkan suhu referensi yaitu 45 ºC dengan suhu awal 37,588 ºC. Lonjakan maksimum terjadi pada waktu 23,75 detik, kemudian respon sistem mulai stabil setelah 34,1 detik. Setelah 48,83 detik kipas angin mulai dinyalakan sesaat, sekitar ± 9,17 detik. Selanjutnya diketahui bahwa suhu dalam plant turun sampai dengan 33,921 ºC pada detik ke 58. Setelah pemberian gangguan, respon sistem berangsur-angsur kembali ke referensi sebelumnya pada detik ke 88,98. Waktu pemulihan dari pengujian tersebut adalah 30,98 detik. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengujian secara kalang terbuka didapatkan konstanta waktu sistem sebesar 6,7 detik. 2. Waktu naik dari respon sistem akan semakin lama bila nilai referensi semakin tinggi. 3. Pada pengujian dengan nilai referensi tetap tertentu, waktu naik untuk tiap pengujiannya nilainya semakin besar. 4. Respon sistem dikatakan mengalami offset bila selisih antara suhu akhir dan nilai referensi tidak melebihi 0,588 ºC. 5. Pada pengujian referensi naik, lonjakan maksimum untuk tiap pengujiannya nilainya semakin kecil. 6. Nilai offset bernilai negatif jika suhu akhir di bawah nilai referensi, sedangkan bernilai positif jika suhu akhir di atas nilai referensinya. 7. Pada pengujian referensi turun, waktu penetapan untuk tiap pengujiannya nilainya semakin besar. 8. Pada pengujian dengan gangguan didapatkan nilai waktu pemulihan sebesar 30,98 detik. 5.2 Saran Beberapa saran dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mempercepat respon sistem terhadap kenaikan suhu perlu ditambahkan pemanas, sedangkan untuk mempercepat respon terhadap penurunan suhu perlu ditambahkan pendingin. 2. Bila diinginkan hasil respon sistem yang baik, maka dapat dicoba dengan mengubah dan mengatur basis aturan serta fungsi keanggotaan pada pengendali logika Fuzzy, atau menggunakan ADC 12 bit yang memiliki resolusi lebih tinggi. 3. Untuk mengetahui performansi kendali Fuzzy pada sistem, maka dapat diuji misalnya untuk pengendalian suhu dan kelembaban, atau pengendalian kecepatan puratan motor. 4. Untuk karakteristik pengendali sistem yang lain, maka plant dapat diaplikasikan pada jenis pengendali yang lain misalnya kendali hibrid PI Fuzzy, kendali ANFIS, atau Jaringan Syaraf Tiruan. DAFTAR PUSTAKA [1] Budiharto, Widodo., Interfacing Komputer dan Mikrokontroler, Elexmedia komputindo, Jakarta, [2] Carr, Joseph J., Sensors and Circuits, Prentice Hall Inc., New Jersey, [3] Jamsidi Mohammad, Nader Vadiec and Timothy J Ross, Fuzzy Logic and Control: Software and Hardware Applications, Prentice Hall Inc., New Jersey, [4] Kusumadewi, Sri., Analisis & Desain Sistem Fuzzy Menggunakan Toolbox Matlab, Graha Ilmu, Yogyakarta, [5] Nalwan, Paulus Andi., Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51, Gramedia, Jakarta, [6] Ogata, Katsuhiko., Teknik Kontrol Automatik Jilid 1, Erlangga, Jakarta, [7] Passino, Kevin M. dan Yurkovich, Stephen, Fuzzy Control, Adisson Wesley Longman Inc., California, [8] Rashid, Muhammad., Power Electronics, Circuit, Devices and Applications, Second Edition, Prentice Hall Inc., New Jersey, [9] Sutikno, Perbandingan Metode Defuzzifikasi Aturan Mamdani Pada Sistem Kendali Logika Fuzzy (Studi Kasus Pada Pengaturan Kecepatan Motor DC), Tugas Akhir, Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang,

11

TEKNIK KENDALI HIBRID PI FUZZY UNTUK PENGENDALIAN SUHU ZAT CAIR

TEKNIK KENDALI HIBRID PI FUZZY UNTUK PENGENDALIAN SUHU ZAT CAIR TEKNIK KENDALI HIBRID PI FUZZY UNTUK PENGENDALIAN SUHU ZAT CAIR Waskito Budi 1, Wahyudi 2, Iwan Setiawan 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang,

Lebih terperinci

Lima metode defuzzifikasi ini dibandingkan dengan mengimplementasikan pada pengaturan kecepatan motor DC.

Lima metode defuzzifikasi ini dibandingkan dengan mengimplementasikan pada pengaturan kecepatan motor DC. Sutikno, Indra Waspada PERBANDINGAN METODE DEFUZZIFIKASI SISTEM KENDALI LOGIKA FUZZY MODEL MAMDANI PADA MOTOR DC Sutikno, Indra Waspada Program Studi Teknik Informatika Universitas Diponegoro tik@undip.ac.id,

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI TEKNIK KENDALI FUZZY PADA PENGENDALIAN LEVEL CAIRAN

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI TEKNIK KENDALI FUZZY PADA PENGENDALIAN LEVEL CAIRAN MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR 1 APLIKASI TEKNIK KENDALI FUZZY PADA PENGENDALIAN LEVEL CAIRAN Zulaikah 1, Wahyudi, ST, MT 2, Trias Andromeda, ST, MT 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENDALIAN TINGGI MUKA CAIRAN PADA PLANT NONLINEAR MENGGUNAKAN METODE KONTROL FUZZY

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENDALIAN TINGGI MUKA CAIRAN PADA PLANT NONLINEAR MENGGUNAKAN METODE KONTROL FUZZY MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PENGENDALIAN TINGGI MUKA CAIRAN PADA PLANT NONLINEAR MENGGUNAKAN METODE KONTROL FUZZY Doni Salami 1, Iwan Setiawan 2, Wahyudi 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI FIS MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN VALVE UNTUK MANGATUR TINGGI LEVEL AIR. Wahyudi, Iwan Setiawan, dan Martina Nainggolan *)

APLIKASI FIS MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN VALVE UNTUK MANGATUR TINGGI LEVEL AIR. Wahyudi, Iwan Setiawan, dan Martina Nainggolan *) APLIKASI FIS MODEL SUGENO PADA PENGENDALIAN VALVE UNTUK MANGATUR TINGGI LEVEL AIR Wahyudi, Iwan Setiawan, dan Martina Nainggolan *) Abstract Fuzzy control is one of the controller alternative using expert

Lebih terperinci

Kata kunci : Logika Fuzzy, Defuzzifikasi, Motor DC. I. PENDAHULUAN

Kata kunci : Logika Fuzzy, Defuzzifikasi, Motor DC. I. PENDAHULUAN Perbandingan Metode Aturan Mamdani Pada Sistem Kendali Logika Fuzzy (Studi Kasus Pada Pengaturan Kecepatan Motor DC) Oleh Sutikno / L2F 303 488 e-mail : sutikno_gmn@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

e (t) = sinyal kesalahan

e (t) = sinyal kesalahan KENDALI SELF TUNING FUZZY PI PADA PENGENDALIAN WEIGHT FEEDER CONVEYOR 1 A. Chandra Saputro [1], Sumardi, ST. MT. [2], Budi Setiyono, ST. MT. [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 Yudhi Gunardi 1,Firmansyah 2 1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN DAN PENGAMANAN DINI PADA KEBAKARAN BERBASIS PERSONAL COMPUTER (PC) DENGAN FUZZY LOGIC

PENDETEKSIAN DAN PENGAMANAN DINI PADA KEBAKARAN BERBASIS PERSONAL COMPUTER (PC) DENGAN FUZZY LOGIC Widyantara, Pendeteksian dan Pengamanan Dini Pada Kebakaran 27 PENDETEKSIAN DAN PENGAMANAN DINI PADA KEBAKARAN BERBASIS PERSONAL COMPUTER (PC) DENGAN FUZZY LOGIC Helmy Widyantara Program Studi S Sistem

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia APLIKASI PENGENDALI SUHU RUANGAN DENGAN KONTROLER LOGIKA FUZZY BERBASIS MIKROKONTROLER AVR-ATMEGA 328 Diyan Agung W. 1, Ir. Purwanto MT. 2, Ir.Bambang Siswojo MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian...iii. Lembar Pengesahan Pengujian...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian...iii. Lembar Pengesahan Pengujian... xi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pernyataan Keaslian...iii Lembar Pengesahan Pengujian... iv Halaman Persembahan... v Halaman Motto... vi Kata Pengantar... vii

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisa setiap modul dari sistem yang dirancang. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem yang dirancang

Lebih terperinci

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT.

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT. Implementasi Sensor Gas pada Kontrol Lengan Robot untuk Mencari Sumber Gas (The Implementation of Gas Sensors on the Robotic Arm Control to Locate Gas Source ) Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang meliputi sistem kontrol logika fuzzy, perancangan perangkat keras robot, dan perancangan perangkat lunak dalam pengimplementasian

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 03, No.2 (2015), hal ISSN : x

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 03, No.2 (2015), hal ISSN : x PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA SISTEM PENYIRAMAN TANAMAN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER [1] Tulus Pranata, [2] Beni Irawan, [3] Ilhamsyah [1][2][3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Moh. Hardiyanto 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Indonesia 2 Laboratory of

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Fuzzy Systems Fuzzy Logic Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic. Masalah: Pemberian beasiswa Misalkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR SUHU DAN SENSOR SUARA PADA ALAT PENGAYUN BAYI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51. Oce Dianova. Abstrak

PENGGUNAAN SENSOR SUHU DAN SENSOR SUARA PADA ALAT PENGAYUN BAYI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51. Oce Dianova. Abstrak 100 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.2 PENGGUNAAN SENSOR SUHU DAN SENSOR SUARA PADA ALAT PENGAYUN BAYI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Oce Dianova Abstrak Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

Bab IV PERANCANGAN SISTEM KONTROL NUTRISI HIDROPONIK NFT TUMBUHAN TOMAT

Bab IV PERANCANGAN SISTEM KONTROL NUTRISI HIDROPONIK NFT TUMBUHAN TOMAT Bab IV PERANCANGAN SISTEM KONTROL NUTRISI HIDROPONIK NFT TUMBUHAN TOMAT IV. Desain Sistem Disain sistem yang dibangun dibagi menjadi tiga proses yaitu pencampuran larutan di tabung pencampur, pemberian

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini 1 Helmi Wiratran 2209105020 2 Latarbelakang (1) Segway PT: Transportasi alternatif dengan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA Tugas Akhir Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada program Studi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN DEBIT ALIRAN MASUKAN PADA TANDON AIR DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN DEBIT ALIRAN MASUKAN PADA TANDON AIR DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN DEBIT ALIRAN MASUKAN PADA TANDON AIR DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Wahyudi, Bakhtiar Indra K, dan Iwan Setiawan. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PEMODELAN PEMANTAU PERSEDIAAN BARANG DAN PEMESANAN BARANG BERBASIS JARINGAN KOMPUTER

PEMODELAN PEMANTAU PERSEDIAAN BARANG DAN PEMESANAN BARANG BERBASIS JARINGAN KOMPUTER TESLA Vol. 9 No. 2, 51 58 (Oktober 2007) Jurnal Teknik Elektro PEMODELAN PEMANTAU PERSEDIAAN BARANG DAN PEMESANAN BARANG BERBASIS JARINGAN KOMPUTER Djoko Hari Nudroho 1), Harlianto T. 1) dan Fredy 2) Abstract

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

ISSN : E - 213

ISSN : E - 213 on-off kurang dapat memberikan akurasi nilai keluaran yang dibutuhkan sistem pengaturan, sehingga untuk beberapa aplikasinya dapat menimbulkan tanggapan sistem pengaturan temperatur yang berosilasi. Terdapat

Lebih terperinci

SISTEM PENYIRAM TANAMAN JAGUNG PADA TANAH TANDUS BERBASIS FUZZY LOGIC

SISTEM PENYIRAM TANAMAN JAGUNG PADA TANAH TANDUS BERBASIS FUZZY LOGIC SISTEM PENYIRAM TANAMAN JAGUNG PADA TANAH TANDUS BERBASIS FUZZY LOGIC Richa Watiasih, Nurcholis 2,2 Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Surabaya richa@ubhara.ac.id, 2 cholis94@gmail.com

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUJIAN ADC Program BASCOM AVR pada mikrokontroler: W=get ADC V=W/1023 V=V*4.25 V=V*10 Lcd V Tujuan dari program ini adalah untuk menguji tampilan hasil konversi dari tegangan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic

Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic Fadillah Nufinda Rachman 1, Supadi 2, Tri Anggono Prijo 3 1 Program Studi Teknobiomedik Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy

Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy ABSTRAK Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy Felix Pasila, Thiang, Oscar Finaldi Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya - Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Cahya Firman AP 1, Endro Wahjono 2, Era Purwanto 3. 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2. Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3.

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 36 BAB IV PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Pembangunan Basis Pengetahuan dan Aturan

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 36 BAB IV PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Pembangunan Basis Pengetahuan dan Aturan BAB IV PERANCANGAN SISTEM 36 BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Pembangunan Basis Pengetahuan dan Aturan 4.1.1 Basis Pengetahuan Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengetahuan adalah hal yang paling

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI Jumiyatun Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadolako E-mail: jum@untad.ac.id ABSTRACT Digital control system

Lebih terperinci

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy

Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy Raka Yusuf 1, Andi Andriansyah 2, Febi Pratiwi 3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mercu Buana 1,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME Mukhtar Hanafi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu : III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Suhu Dan Kelembaban Pada Mesin Pengering Kertas

Sistem Pengendalian Suhu Dan Kelembaban Pada Mesin Pengering Kertas Sistem Pengendalian Suhu Dan Kelembaban Pada Mesin Pengering Kertas Darjat Abstract: An effective and efficient paper drying tool for printing industry is very important. Utilize of this tool is to dry

Lebih terperinci

MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA SOLAR CELL/PHOTOVOLTAIC MODULE DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER

MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA SOLAR CELL/PHOTOVOLTAIC MODULE DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA SOLAR CELL/PHOTOVOLTAIC MODULE DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER TUGAS AKHIR Oleh : Ade Rinovy Dwi Rusdi 05.50.0019 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Luh Kesuma Wardhani, Elin Haerani Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

AKUISISI DATA BERAT MELALUI KOMPUTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

AKUISISI DATA BERAT MELALUI KOMPUTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 AKUISISI DATA BERAT MELALUI KOMPUTER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 Budhi Pramono Sumardi Darjat Teknik Elektro UNDIP Teknik Elektro UNDIP Teknik Elektro UNDIP Jl. Prof.H.Sudarto Tembalang Jl. Prof.H.Sudarto

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis F., dkk : Rancang Bangun Data.. RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis Fitriani, Didik Tristianto, Slamet Winardi Program Studi Sistem Komputer,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR

PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR 200 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 200-209 PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR Mohtar

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PEMANAS BEARING MENGGUNAKAN KONTROL PI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

PERANCANGAN SISTEM PEMANAS BEARING MENGGUNAKAN KONTROL PI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 PERANCANGAN SISTEM PEMANAS BEARING MENGGUNAKAN KONTROL PI BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Sigit Purwanto. 1, Sumardi, ST. MT. 2, Iwan Setiawan, ST. MT. 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino 1 Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino Ardhito Primatama, Soeprapto, dan Wijono Abstrak Motor induksi merupakan alat yang paling

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENDINGIN CPU OTOMATIS BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER)

TUGAS AKHIR PENDINGIN CPU OTOMATIS BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER) 1 TUGAS AKHIR PENDINGIN CPU OTOMATIS BERBASIS PC (PERSONAL COMPUTER) Oleh GEDE EKA ARYANTARA NIM 0605031035 JURUSAN DIII TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Suhu Pada Proses Distilasi Vakum Bioetanol Menggunakan Kontrol Logika Fuzzy

Sistem Pengendalian Suhu Pada Proses Distilasi Vakum Bioetanol Menggunakan Kontrol Logika Fuzzy 1 Sistem Pengendalian Suhu Pada Proses Distilasi Vakum Bioetanol Menggunakan Kontrol Logika Fuzzy Akhbar Prachaessardhi Rusdi, Pembimbing 1: M. Aziz Muslim, Pembimbing 2: Goegoes Dwi N. Abstrak Bahan bakar

Lebih terperinci

EKO TRI WASISTO Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

EKO TRI WASISTO Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2 RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL ATTITUDE PADA UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) QUADROTOR DF- UAV01 DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER 3-AXIS DENGAN METODE FUZZY LOGIC EKO TRI WASISTO 2407.100.065 Dosen

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir PENGENDALIAN TEMPERATURE PADA PLANT ELECTRIC FURNACE MENGUNAKAN SENSOR THERMOCOUPLE DENGAN METODE FUZZY

Makalah Seminar Tugas Akhir PENGENDALIAN TEMPERATURE PADA PLANT ELECTRIC FURNACE MENGUNAKAN SENSOR THERMOCOUPLE DENGAN METODE FUZZY Makalah Seminar Tugas Akhir PENGENDALIAN TEMPERATURE PADA PLANT ELECTRIC FURNACE MENGUNAKAN SENSOR THERMOCOUPLE DENGAN METODE FUZZY Indra Permadi. [1], Sumardi, S.T, M.T [2], Iwan Setiawan, S.T, M.T [2]

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengukuran dibutuhkan suatu alat ukur atau instrument yang dapat mendeteksi, mengolah dan menampilkan suatu besaran atau variabel yang diukur. Personal Computer

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Secara Umum Sistem pada penelitian ini akan menyeimbangkan posisi penampang robot dengan mengenal perubahan posisi dan kemudian mengatur kecepatan. Setiap

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROLTEMPERATUR BERBASIS LOGIKA FUZZY DESIGN AND CONSTRUCTION FUZZY LOGIC TEMPERATURECONTROL SYSTEM

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROLTEMPERATUR BERBASIS LOGIKA FUZZY DESIGN AND CONSTRUCTION FUZZY LOGIC TEMPERATURECONTROL SYSTEM RANCANG BANGUN SISTEM KONTROLTEMPERATUR BERBASIS LOGIKA FUZZY DESIGN AND CONSTRUCTION FUZZY LOGIC TEMPERATURECONTROL SYSTEM Ardiyanto Happy Susilo, Ninik Purwati, I.G. Puja Astawa, Arna Fariza Jurusan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pendingin Mesin Mobil Menggunakan Pengendali Logika Fuzzy

Rancang Bangun Sistem Pendingin Mesin Mobil Menggunakan Pengendali Logika Fuzzy Rancang Bangun Sistem Pendingin Mesin Mobil Menggunakan Pengendali Logika Fuzzy Purwanto Priyojatmiko 1, Akhmad Musafa 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur Jl.Raya

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir

Makalah Seminar Tugas Akhir Makalah Seminar Tugas Akhir APLIKASI KENDALI MENGGUNAKAN SKEMA GAIN SCHEDULING UNTUK PENGENDALIAN SUHU CAIRAN PADA PLANT ELECTRIC WATER HEATER Ahmad Shafi Mukhaitir [1], Iwan Setiawan, S.T., M.T. [2],

Lebih terperinci

Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban

Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban Lingga Dwi Putra 1, Joke Pratilastiarso 2, Endro Wahjono 3 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Nesi Syafitri. N Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 3,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL 34 BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan desain dan cara-cara kerja dari perangkat keras atau dalam hal ini adalah wattmeter

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI III.1 Teori Logika fuzzi III.1.1 Logika fuzzi Secara Umum Logika fuzzi adalah teori yang memetakan ruangan input ke ruang output dengan menggunakan aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Suhu Menggunakan AT89S51 dengan Tampilan di PC

Sistem Pengendalian Suhu Menggunakan AT89S51 dengan Tampilan di PC Sistem Pengendalian Suhu Menggunakan AT89S51 dengan Tampilan di PC Irwan 1, Bambang Sutopo 2 1 Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Elektro UGM 2 Dosen Pembimbing, Staf Pengajar di Jurusan Teknik Elektro UGM ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM III PERNCNGN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang diagram blok sistem yang menjelaskan tentang prinsip kerja alat dan program serta membahas perancangan sistem alat yang meliputi perangkat keras dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE)

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE) Makalah Seminar Tugas Akhir RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE) Heru Triwibowo [1], Iwan Setiawan [2], Budi Setiyono

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM 3.1 Perangkat Keras Perancangan perangkat keras untuk sistem kontrol daya listrik diawali dengan merancangan sistem sensor yang akan digunakan, yaitu sistem sensor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

Input ADC Output ADC IN

Input ADC Output ADC IN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari pengujian alat-alat meliputi mikrokontroler, LCD, dan yang lainnya untuk melihat komponen-komponen

Lebih terperinci

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar. PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar Abstrak Penerapan teknologi otomatis dengan menggunakan sistem

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT Dwi Riyadi M0203025 Jurusan Fisika. Fakultas MIPA. Universitas Sebelas Maret Abstrak Dalam penelitian ini telah dirancang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga sistem pengendalian ketinggian air. 3.1. Gambaran Alat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sekarang ini terus melaju dan berkembang dengan pesat. khususnya teknologi di bidang instrumentasi. Teknologi instrumentasi sangat memegang

Lebih terperinci