DEFINISI DAN KLASIFIKASI PATIENT SAFETY
|
|
- Hendra Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DEFINISI DAN KLASIFIKASI PATIENT SAFETY PENDAHULUAN Sejak tahun 1700an, para ahli telah berusaha mengklasifikasikan berbagai jenis penyakit, dan terdapat beberapa klasifikasi penyakit yang berbeda. Pada tahun 1837, William Farr, ahli statistika kesehatan pertama, mengungkapkan pentingnya penggunaan klasifikasi penyakit yang seragam. Usulannya ini baru dilaksanakan pada tahun 1853, dengan dibuatnya klasifikasi penyakit yang menyebabkan kematian yang menjadi cikal bakal dari International Classification of Diseases (ICD) yang sekarang digunakan diseluruh dunia. Lebih dari 150 tahun kemudian, masalah klasifikasi ini terulang lagi dalam dunia patient safety. Selama 10 tahun terakhir, jumlah penelitian dan program patient safety di dunia telah meningkat drastis. Berbagai klasifikasi yang berkaitan dengan patient safety telah dibuat di berbagai belahan dunia, dengan menggunakan model, konsep, istilah, definisi, dan tujuan yang berbeda pula. Akibatnya, penelitian-penelitian patient safety dari berbagai belahan dunia ini tidak bisa dikomparasikan begitu saja karena masih banyak istilah-istilah patient safety yang diterjemahkan secara berbeda, tergantung dari pemahaman penelitinya yang akibatnya menimbulkan ambiguitas. [1] Hal ini mendorong WHO World Alliance for Patient Safety untuk menyusun satu kerangka konsep International Classification for Patient Safety (ICPS). Tujuannya adalah untuk mengkategorikan informasi-informasi yang didapatkan dalam konteks patient safety kedalam satu set konsep standar yang sudah disepakati definisi dan istilah-istilahnya. [2] PENYUSUNAN KLASIFIKASI PATIENT SAFETY World Health Assembly ke-55, pada bulan Mei 2002, mengeluarkan resolusi WHO55.18 yang isinya meminta semua negara-negara anggota untuk memprioritaskan masalah patient safety dan membentuk dan memperkuat sistek kesehatan yang berbasis sains yang diperlukan untuk meningkatkan patient safety dan kualitas pelayanan kesehatan.[3] World Health Assembly meminta WHO untuk menyusun norma global dan standard untuk mendukung usaha-negara anggota dalam menyusun kebijakan dan program kesehatan yang terkait dengan patient safety. Pada bulan Oktober 2004, WHO melaunching World Alliance for Patient Safety. Salah satu proyek prioritas dari organisasi ini adalah untuk menyusun International Classification for Patient Safety (ICPS). Sebelum proses penyusunan kerangka konsep patient safety dimulai, ditetapkan dahulu prinsip-prinsip penyusunannya, antara lain: a. Tujuan, manfaat dan siapa yang akan memakai klasifikasi ini harus didefinisikan dengan jelas; b. klasifikasi harus berdasarkan konsep-konsep, dan bukannya istilah atau label; c. bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan konsep harus bisa diterima oleh penggunanya; d. konsep harus diorganisasi menjadi kategori-kategori yang berarti dan bermanfaat; e. kategori harus bisa diaplikasikan di semua setting pelayanan kesehatan di negara-negara berkembang,
2 transisional, dan negara maju; f. klasifikasi tersebut harus menjadi pelengkap dari WHO Family of International Classifications; g. klasifikasi patient safety yang sudah ada harus digunakan sebagai dasar dari penyusunan kerangka konsep klasifikasi internasional; dan h. kerangka konsep yang disusun tersebut harus menjadi konversi dari berbagai persepsi internasional terhadap isu-isu utama patient safety. ICPS dibuat untuk mendefinisikan dan mengharmonisasikan konsep-konsep patient safety dengan definisi yang telah disepakati bersama dan dilabel dengan istilah-istilah yang sesuai sehingga bisa menjadi klasifikasi internasional yang kondusif untuk pembelajaran dan pengembangan patient safety tanpa dibatasi ruang dan waktu.[4] KERANGKA KONSEP INTERNATIONAL CLASSIFICATION FOR PATIENT SAFETY[5] Kerangka konsep klasifikasi patient safety tersusun dari 10 kelas, yaitu jenis insiden, patient outcomes, karakteristik pasien, karakteristik insiden, faktor-faktor pendukung, organizational outcomes, deteksi, faktor mitigasi, ameliorating actions, dan intervensi untuk mengurangi resiko. Masing-masing kelas memiliki subdivisi (lihat gambar 1).
3 Gambar 1. Kerangka konsep klasifikasi patient safety Jenis insiden adalah istilah untuk mendeskripsikan kategori insiden dengan penyebab yang serupa atau saling berhubungan, misalnya insiden pemberian obat, insiden pemberian cairan IV, insiden prosedur operasi tertentu. Masing-masing jenis insiden mempunyai konsep yang berbeda-beda, dan insiden patient safety bisa terdiri dari beberapa jenis insiden yang berbeda.
4 Patient outcomes didefinisikan sebagai akibat dari insiden, sepenuhnya atau sebagian, yang diderita pasien. Patient outcomes bisa deklasifikasikan menurut jenis ancaman, tingkat ancaman, dan impact sosial dan atau ekonomi. Karakteristik pasien mengkategorikan pasien berdasarkan demografi pasien, alasan mencari pengobatan, dan diagnosis primernya. Karakteristik insiden mengklasifikasikan situasi ketika insiden terjadi, seperti kapan, dimana, siapa yang terlibat, dan siapa yang melaporkan. Gambar 2. Jenis insiden dan patient outcomes Faktor pendukung terjadinya insiden adalah suatu situasi, tindakan atau pengaruh yang dianggap memainkan peran dalam terjadinya insiden atau meningkatkan resiko terjadinya insiden. Contohnya faktor manusia seperti perilaku, performa, komunikasi; faktor sistem seperti lingkungan kerja, dan faktor eksternal yang diluar kontrol organisasi seperti lingkunan alam, dan kebijakan legislatif. Biasanya ada lebih dari satu faktor pendukung yang terlibat dalam terjadinya satu insiden patient safety.
5 Organizational outcomes merujuk pada dampak insiden terhadap organisasi secara keseluruhan atau sebagian. Contoh organizational outcomes yang berdampak langsung pada organisasi misalnya peningkatan pemakaian resources untuk perawatan pasien, perhatian dari media massa, tuntutan hukum, dll. Gambar 3. Karakteristik pasien, karakteristik insiden, faktor-faktor kontribusi dan organizational outcomes. Insiden atau situasi yang sama bisa dianggap sebagai faktor pendukung, tergantung pada konteks, situasi atau outcomenya. Suatu insiden selalu memiliki faktor pendukung, tetapi suatu insiden juga bisa menjadi faktor pendukung untuk terjadinya insiden yang lain, tetapi faktor pendukung tidak bisa berdiri sendiri untuk menjadi insiden. Misalnya seorang pasien atrial fibrilasi yang mendapatkan warfarin pergi ke kamar mandi pada malam hari, kemudian terpeleset dan jatuh tetapi tidak mengakibatkan masalah berarti, maka insiden ini dianggap sebagai insiden yang tidak membahayakan, tipe insidennya dikategorikan sebagai insiden pasien jatuh. Tetapi jika pasien ini diketemukan esok harinya tidak sadarkan diri dilantai, maka insiden ini dianggap sebagai insiden yang membahayakan (adverse event) dan jenis insidennya dikategorikan sebagai insiden manajemen klinik. Jatuhnya pasien bisa dianggap sebagai faktor pendukung yang
6 melibatkan faktor manusia (staf), faktor lingkungan kerja, dan faktor organisasi/pelayanan. Gambar 4. Deteksi, faktor mitigasi, ameliorating actions dan aksi yang dilakukan untuk mengurangi resiko. Kelas deteksi, faktor mitigasi, ameliorating actions dan usaha-usaha untuk mengurangi resiko merupakan kumpulan informasi-informasi yang terkait dengan pencegahan, insiden recovery, dan system resilience. Deteksi dan mitigasi insiden merupakan bagian dari insiden recovery (pencegahan sekunder) yaitu suatu proses dimana faktor-faktor pendukung dan atau ancaman berhasil diidentifikasi, dipahami, dan ditangani sehingga insiden patient safety yang disebabkan oleh ancaman dan faktor pendukung tersebut bisa dicegah. Insiden recovery dan resilience (dalam konteks patient safety, resilience adalah tahap dimana suatu sistem terus menerus berusaha mencegah, mendeteksi, memitigasi dan mengameliorasi ancaman atau insiden patient safety, sehingga organisasi tersebut bisa kembali menjalankan tugas utamanya, dalam hal ini pelayanan pasien).
7 Deteksi didefinisikan sebagai tindakan atau situasi yang berakhir dengan ditemukannya insiden. Misalnya suatu insiden bisa ditemukan dengan melihat perubahan pada status pasien melalui monitor, alarm, audit, review, atau risk assessment. Faktor mitigasi adalah tindakan atau situasi yang bisa mencegah atau menghambat kemampuan insiden mencederai pasien. Faktor mitigasi dirancang untuk meminimalkan efek insiden pada pasien setelah terjadinya error dan dapat mencetuskan damage control mechanism. Jika insiden tetap terjadi, maka dapat dilakukan tindakan ameliorasi (ameliorating actions). Ameliorating actions merupakan pencegahan tersier, yaitu tindakan yang diambil untuk mengkompensasi atau memperbaiki akibat dari insiden. Tindakan ameliorasi bisa dilakukan pada pasien, misalnya dengan meminta maaf, dan memberikan perawatan medis untuk mengatasi akibat dari insiden. Tindakan ameliorasi juga bisa ditujukan pada organisasi, yaitu dengan melakukan perubahan budaya patient safety, staff debriefing, dll). Tindakan yang diambil untuk mengurangi resiko adalah tindakan yang diambil untuk mengurangi, mengelola dan mengontrol resiko yang bisa menyebabkan insiden. Tindakan ini juga merupakan hasil pembelajaran dari semua kelas diatas dan bertujuan untuk memperbaiki sistem pelayanan kesehatan dan meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien. Tindakan ini bisa ditujukan pada 1) pasien, bisa dalam bentuk penyediaan pelayanan kesehatan yang adekuat, 2) staf, bisa dalam bentuk training, penyediaan protokol penatalaksanaan penyakit, 3) organisasi, bisa dalam bentuk proactive risk assessment, peningkatan kualitas leadership, dan 4) peralatan medis dan therapeutic agents. KONSEP-KONSEP UTAMA DAN ISTILAH YANG DIGUNAKAN[5] 1. Klasifikasi (classification): pembagian konsep menjadi kelas-kelas dan subdivisinya yang dihubungkan sehingga bisa ditunjukkan hubungan semantik antara konsepkelas dan subdivisinya. 2. Konsep (concept): bentuk nyata dari ide 3. Kelas (class): kelompok dari beberapa hal yang serupa 4. Hubungan semantik (semantic relationship): hubungan dimana beberapa hal (misalnya kelas dan konsep) saling terkait antara satu dengan yang lain berdasarkan maknanya. 5. Pasien (patient): seseorang yang mendapatkan pelayanan kesehatan 6. Pelayanan kesehatan (health care): pelayanan yang diterima seseorang atau komunitas untuk mempromosikan, mempertahankan, memonitor, atau memulihkan kesehatannya. 7. Kesehatan (health): Kondisi fisik, mental dan sosial yang sehat, dan tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan fisik dan mental saja. 8. Keamanan (safety): berkurangnya resiko kecelakaan (harm) yang tidak seharusnya terjadi sampai ke batas minimal 9. Ancaman (hazard): keadaan, agen atau tindakan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan (harm) 10. Situasi (circumstances): situasi atau faktor yang mempengaruhi suatu event, agen atau individu. 11. Event: sesuatu yang terjadi pada pasien atau melibatkan pasien
8 12. Agent: substansi, objek atau sistem yang menyebabkan perubahan 13. Patient safety: berkurangnya resiko kecelakaan yang tidak seharusnya terjadi, yang diakibatkan pelayanan kesehatan sampai ke batas minimal yang bisa diterima. 14. Kecelakaan yang terkait pelayanan kesehatan (healthcare-associated harm): kecelakaan yang disebabkan oleh atau berhubungan dengan rencana atau tindakan yang dilakukan selama pemberian pelayanan kesehatan, yang bukan disebabkan penyakit atau trauma. 15. Insiden patient safety (patient safety incident): suatu event atau situasi yang bisa menyebabkan atau telah menyebabkan kecelakaan pada pasien yang tidak seharusnya terjadi. 16. Error: kegagalan to melaksanakan rencana tindakan seperti yang diharapkan atau melaksanakan rencana tindakan yang salah. 17. Pelanggaran (violation): penyimpangan terhadap operating procedure atau standard atau aturan yang disengaja. 18. Resiko (risk): kemungkinan insiden bisa terjadi 19. Situasi yang bisa dilaporkan (reportable circumstances): situasi dimana terdapat potensi terjadinya kecelakaan yang signifikan, tetapi tidak ada insiden yang terjadi. 20. Near miss: suatu insiden yang hampir terjadi 21. Insiden yang tidak menyebabkan kecelakaan (no harm incident): suatu insiden yang terjadi pada pasien tetapi tidak ada kecelakaan yang terjadi. 22. Insiden yang menyebabkan kecelakaan (harmful incident/adverse events): suatu incident yang menyebabkan kecelakaan pada pasien. 23. Kecelakaan (harm): gangguan pada struktur atau fungsi tubuh dan/atau efek yang diakibatkannya. Termasuk dalam definisi harm: penyakit, cedera (injury), kesakitan, kecacatan, dan kematian. 24. Penyakit (disease): disfungsi fisiologis atau psikologis 25. Cedera (injury): kerusakan pada jaringan yang disebabkan agent atau event. 26. Kesakitan (suffering): pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan 27. Kecacatan (disability): gangguan pada struktur dan fungsi tubuh, keterbatasan aktivitas dan/atau keterbatasan partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan akibat kecelakaan (harm) 28. Faktor pendukung (contributing factors): situasi, tindakan atau pengaruh yang dianggap memainkan peran dalam terjadinya insiden atau meningkatkan resiko terjadinya insiden. 29. Jenis insiden (incident type): istilah descriptive untuk kategori yang tersusun dari insiden-insiden yang memiliki penyebab yang serupa. 30. Karakteristik pasien (patient characteristics): atribut-atribut pasien 31. Atribut (attributes): kualitas, properti atau fitur seseorang atau sesuatu 32. Karakteristik insiden (incident characteristics): atribut-atribut insiden 33. Reaksi yang tidak diharapkan (adverse reaction): kecelakaan yang tidak diharapkan yang terjadi akibat tindakan yang sudah dijustifikasi (dibenarkan) dimana prosesnya sudah mengikuti proses yang tepat untuk konteks dimana event terjadi. 34. Efek samping (side effects): Efek yang sudah diketahui sebelumnya, selain efek utama yang diharapkan, yang berhubungan dengan properti obat. 35. Bisa dicegah (preventable): diterima oleh masyarakat sebagai sesuatu yang dapat dicegah dalam situasi tertentu. 36. Deteksi (detection): suatu tindakan atau situasi yang mengakibatkan penemuan insiden 37. Faktor mitigasi (mitigating factors): suatu tindakan atau situasi yang dapat mencegah atau menghambat insiden menyebabkan kecelakaan pada pasien.
9 38. Patient outcomes: akibat yang dialami pasien yang sepenuhnya atau sebagian diakibatkan oleh insiden 39. Derajat kecelakaan (degree of harm): berat dan lama kecelakaan, dan implikasi pengobatan yang diakibatkan insiden. 40. Organizational outcome: akibat terhadap organisasi yang sepenuhnya atau sebagian disebabkan oleh insiden. 41. Tindakan ameliorasi (ameliorating actions): tindakan atau situasi yang dilakukan untuk memperbaiki atau mengkompensasi akibat dari kecelakaan 42. Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi resiko (actions taken to reduce risk): tindakan yang dilakukan untuk mengurangi, mengelola, atau mengendalikan kemungkinan munculnya resiko yang terkait dengan kejadian insiden. 43. Resilience: Tingkatan dimana suatu sistem secara terus-menerus berusaha mencegah, mendeteksi, memitigasi atau mengameliorasi ancaman atau insiden 44. Akuntabel (accountable): bertanggungjawab 45. Kualitas (quality): tingkatan dimana pelayanan kesehatan untuk individu maupun populasi akan meningkatkan outcome kesehatan yang diharapkan dan konsisten dengan perkembangan ilmu terkini 46. Kegagalan sistem (system failure): kesalahan, kerusakan atau disfungsi pada metode operasional, proses atau infrastructure organisasi. 47. Perbaikan sistem (system improvement): hasil atau outcome dan budaya, proses, dan struktur yang ditujukan untuk mencegah system failure dan peningkatan safety dan quality. 48. Root cause analysis: suatu proses sistematik dimana faktor-faktor yang mendukung terjadinya insiden diidentifikasi dengan merekonstruksi urut-urutan event sambil berulangkali menanyakan mengapa? Sampai akar penyebab masalahnya berhasil ditemukan.
10 REFERENSI 1. Donaldson, L., An international language for patient safety: Global progress in patient safety requires classification of key concepts. International Journal for Quality in Health Care (1): p World Alliance for Patient Safety and World Health Organization [cited October ]. 3. Fifty-fifth World Health Assembly, Res.WHA The World Alliance For Patient Safety Drafting Group, Towards an international classification for patient safety: the conceptual framework. International Journal for Quality in Health Care, (1): p World Alliance for Patient Safety, The conceptual framework for the international classification for patient safety. 2009, WHO: Geneva.
BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global. World Health Organization. pembedahan pada tahun Di negara bagian AS yang hanya berpopulasi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Komplikasi dan kematian akibat pembedahan menjadi salah satu masalah kesehatan global. World Health Organization (WHO) memperkirakan sedikitnya ada setengah juta kematian
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT DISKUSI Patient Safety in Primary Care Submateri: Jenis-jenis Insiden Keselamat Pasien Oleh: dr. Merita Arini, MMR PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nur Hasyim Auladi Skep Ns Email : nurhasyim77@ymail.com, No. Telp. 081228112321 JL. Grafika Barat VI Rt 03 RW 08 Kel. Banyumanik. Kec Banyumanik Kota Semarang Riwayat Pendidikan 2007-2008
Lebih terperinciKeselamatan Pasien dalam Pelayanan Kesehatan
Keselamatan Pasien dalam Pelayanan Kesehatan dr. Suryani Yuliyanti, M.Kes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Modul : Masalah Kesehatan Prioritas
Lebih terperinciMEMBANGUN KAPASITAS DAN KAPABILITAS UNTUK MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN. Compliance for QPS standard
MEMBANGUN KAPASITAS DAN KAPABILITAS UNTUK MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN Compliance for QPS standard Dr. Hermanto Nurya, MM Direktur Eka Hospital BSD Jakarta 19 November 2013 Jaringan Layanan Eka
Lebih terperinciJCI - HEALTHCARE ORGANIZATION MANAGEMENT STANDARDS
JCI - HEALTHCARE ORGANIZATION MANAGEMENT STANDARDS HEALTHCARE ORGANIZATION MANAGEMENT STANDARDS QPS PCI GLD FMS SQE MCI Quality Improvement & Patient Safety Prevention & Control Of Infection Governance,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keselamatan ( safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Keselamatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan ( safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk di laksanakan di rumah sakit dan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari manajemen kualitas. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keamanan adalah prinsip yang paling fundamental dalam pemberian pelayanan kesehatan maupun keperawatan, dan sekaligus aspek yang paling kritis dari manajemen kualitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keselamatan pasien telah menjadi isu global yang sangat penting dilaksanakan oleh setiap rumah sakit, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keselamatan pasien telah menjadi isu global yang sangat penting dilaksanakan oleh setiap rumah sakit, dan seharusnya menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akreditasi internasional merupakan konsep keselamatan pasien menjadi salah satu penilaian standar sebuah rumah sakit. Keselamatan pasien (patient safety) telah menjadi
Lebih terperinciNo. Dokumen No. Revisi Halaman 1 dari 2
TATA CARA / PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN ( IKP ) 1 dari 2 Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ) adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
Lebih terperinciPANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI
PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI Jl. Raya Serang Km. 5, Kec. Cadasari Kab. Pandeglang Banten DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN
Lebih terperincimendapatkan 5,7% KTD, 50% diantaranya berhubungan dengan prosedur operasi (Zegers et al., 2009). Penelitian oleh (Wilson et al.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 2000 Institute of Medicine di Amerika Serikat menerbitkan laporan yang mengagetkan banyak pihak yaitu : To Err is Human, building a Safer Health
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Keselamatan Pasien (Patient Safety)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keselamatan Pasien (Patient Safety) a. Definisi Keselamatan Pasien (Patient Safety) Patient safety adalah prinsip dasar dari perawatan kesehatan (WHO). Keselamatan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT DISKUSI Patient Safety in Primary Care Submateri: Jenis-jenis Insiden Keselamat Pasien Oleh: dr. Merita Arini, MMR PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, pelayanan kesehatan (Permenkes No.147, 2010).
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna meliputi upaya promotif, preventif, kuratif
Lebih terperinciPROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO I. PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian kegiatan yang mengandung risiko karena menyangkut keselamatan tubuh dan nyawa seseorang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh tenaga kesehatan melalui program-program yang telah ditetapkan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pasien merupakan prioritas utama yang harus dilaksanakan oleh rumah sakit. Hal ini sangat erat kaitannya baik dengan citra rumah sakit maupun keamanan pasien.
Lebih terperinciPANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS
PANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl: Ditetapkan Kepala UPT Puskesmas Cibaliung M. AMSOR, SKM NIP.11987031 1008 PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS
Lebih terperinciPEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK
PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK PEMERINTAHAN KABUPATEN SUMENEP DINAS KESEHATAN PUSKESMAS MONCEK KECAMATAN LENTENG SUMENEP 0 DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI... 2 B RUANG
Lebih terperinciPEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG
PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS SAMBALIUNG PEMERINTAH KABUPATEN BERAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SAMBALIUNG JL.Mangkubumi II Rt. VII Sambaliung DAFTAR ISI 0 BAB I MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN... A DEFINISI...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan akan tuntutan keselamatan pasien atau patient safety di setiap Rumah Sakit (RS), baik dalam maupun luar negeri, kini semakin meluas sejak dipublikasikannya
Lebih terperinciBUDAYA PATIENT SAFETY
BUDAYA PATIENT SAFETY PENDAHULUAN Semua organisasi mempunyai budaya kerja masing-masing. Biasanya budaya kerja dalam organisasi ini bisa langsung dirasakan begitu kita masuk kedalamnya. Misalnya ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Peningkatan jumlah sarana pelayanan kesehatan di Indonesia masih belum diikuti dengan peningkatan kualitas layanan medik. Rumah sakit yang sudah terakreditasi pun belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang yang mendasari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pada November 1999, the American Hospital
Lebih terperinciPUSKESMAS GUNUNGPATI
GUNUNGPATI KEPUTUSAN KEPALA GUNUNGPATI NOMOR : / / 2015 TENTANG KEPALA GUNUNGPATI Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan Puskesmas terhadap tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciMANAJEMEN RESIKO DALAM PELAYANAN KESEHATAN: KONSEP DALAM SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
MANAJEMEN RESIKO DALAM PELAYANAN KESEHATAN: KONSEP DALAM SISTEM PELAYANAN KESEHATAN Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes Dosen FK UNSRI BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KEDOKTERAN KOMUNITAS (IKM/IKK) FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. benda. Ada tiga jenis tingkat kecelakaan berdasarkan efek yang ditimbulkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan Kerja Pengertian kecelakaan kerja berdasarkan Frank Bird Jr adalah kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi dan menyebabkan kerugian pada manusia dan harta benda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi di hampir semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinyainsiden patient safety disuatu rumah sakit, akan memberikan dampak yang merugikan bagi pihak rumah sakit, staf, dan pasien pada khususnya karena sebagai pemberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu:
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN OLEH : SYAHARA HIKMAH FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA Assalamualaikum w.w Selamat pagi/ siang/ sore Saya adalah mahasiswi semester akhir Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian masyarakat menyatakan bahwa mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu pelayanan RS adalah suatu topik yang senantiasa merupakan isu yang hampir selalu hangat dibahas pada berbagai seminar di media massa. Bahkan sebagian masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan mengurangi resiko kejadian tidak diinginkan yang berhubungan dengan paparan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan di rumah sakit. Sejak malpraktik menggema di seluruh
Lebih terperinciPANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ==========================
PANDUAN PENUNTUN SURVEI AKREDITASI UNTUK BAB PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ====================================== ========================== I. STANDAR PMKP A. KEPEMIMPINAN DAN PERENCANAAN 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberian obat secara aman merupakan perhatian utama ketika melaksanakan pemberian obat kepada pasien. Sebagai petugas yang terlibat langsung dalam pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mengobati dan menyembuhkan pasien dari penyakit. Dalam menjalankan tujuannya, rumah sakit
Lebih terperinciInsiden Keselamatan Pasien
Insiden Keselamatan Pasien Menurut The national patient safety (2003), keselamatan pasien adalah proses yang dijalankan oleh organisasi yang bertujuan membuat layanan kepada pasien menjadi lebih aman.
Lebih terperinciKeselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk. Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berawal ketika Institute of Medicine menerbitkan laporan To Err Is
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pasien menjadi isu prioritas dalam perawatan kesehatan, dimana gerakan keselamatan pasien dimulai sejak tahun 2000 yang berawal ketika Institute of Medicine
Lebih terperinciPROGRAM KERJA BIDANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH MALANG RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA PROGRAM KERJA BIDANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT TINGKAT III BALADHIKA HUSADA TAHUN 2016 Jember, Desember DETASEMEN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. isu yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit, yaitu: keselamatan pasien,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga rumah sakit. Ada lima isu yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit, yaitu: keselamatan pasien,
Lebih terperincirepository.unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk menghadapi era globlalisasi membawa dampak yang sangat signifikan terhadap berbagai bidang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 1. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paradigma yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tenaga keperawatan merupakan salah satu bagian dari tenaga kesehatan secara umum. Tenaga kesehatan secara umum, terdiri dari: tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga
Lebih terperinciInfeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat
BAB 1 PENDAHULUAN Setiap kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan atau meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
Lebih terperinciWinarni, S. Kep., Ns. MKM
Winarni, S. Kep., Ns. MKM Konsep dan prinsip Patient safety Patient Safety adalah isu terkini, global, penting (high profile), dalam Pelayanan RS, (2000) WHO memulai Program Patient Safety th 2004 : Safety
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kesehatan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam pencapaian keoptimalan derajat kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang jumlahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayananan bedah telah menjadi komponen pelayanan kesehatan yang essensial pada banyak negara. Dengan meningkatnya insidensi dari kanker, penyakit kardiovaskular dan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KINERJA TIM PATIENT SAFETY BERDASARKAN STANDAR SIX GOAL INTERNATIONAL PATIENT SAFETY DARI JOINT COMMISSION INTERNATIONAL
UPAYA PENINGKATAN KINERJA TIM PATIENT SAFETY BERDASARKAN STANDAR SIX GOAL INTERNATIONAL PATIENT SAFETY DARI JOINT COMMISSION INTERNATIONAL (RISET OPERASIONAL DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK NYAI AGENG PINATIH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan pengelolaan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) pada era globalisasi ini semakin tinggi. Pekerja, pengunjung, pasien dan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pecegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.
Lebih terperinciPenetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko
- 11 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL A. Proses Manajemen Proses
Lebih terperinciINVESTIGASI INSIDEN. Dosen Pengampu: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM
INVESTIGASI INSIDEN Dosen Pengampu: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM Tujuan Pembelajaran Memberikan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa tentang dasar-dasar penerapan investigasi insiden dan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu yang harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit yaitu sistem keselamatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyelamatkan pasien. Untuk menjalankan tujuannya ini, rumah sakit terdiri atas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk menyelamatkan pasien. Untuk menjalankan tujuannya ini, rumah sakit terdiri atas kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisa didapatkan di rumah sakit. Hal ini menjadikan rumah sakit sebagai tempat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan secara paripurna bisa didapatkan di rumah sakit. Hal ini menjadikan rumah sakit sebagai tempat untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan
Lebih terperinciBody of Knowledge dan Standar Kompetensi Dokter Manajemen Medik
Body of Knowledge dan Standar Kompetensi Dokter Manajemen Medik PERSATUAN DOKTER MANAJEMEN MEDIK INDONESIA (PDMMI) June 29, 2012 Authored by: PDMMI Body of Knowledge dan Standar Kompetensi Dokter Manajemen
Lebih terperinciKUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN
KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara menandai ( X) salah satu jawaban
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keras mengembangkan pelayanan yang mengadopsi berbagai. perkembangan dan teknologi tersebut dengan segala konsekuensinya.
BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millenium Development Goals yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk menghadapi era globlalisasi membawa dampak yang sangat signifikan terhadap berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciMERUMUSKAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN. Ari Probandari
MERUMUSKAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN Ari Probandari Proses Penelitian What How Conducting the study 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Formulating a research problem 2. Conceptualising a research design 3. Constructing
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BAHAYANGKARA TK.III ANTON SOEDJARWO PONTIANAK No... tentang
BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN RUMKIT BHAYANGKARA TINGKAT III ANTON SOEDJARWO PONTIANAK KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BAHAYANGKARA TK.III ANTON SOEDJARWO PONTIANAK No.... tentang SISTEM PENCATATAN DAN
Lebih terperinciMANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN
Pert 8 MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya lingkungan mendapatkan perhatian yang semakin besar dalam manajemen perusahaan. Peraturan mengenai lingkungan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit umum daerah di provinsi Jawa Timur merupakan salah satu rumah sakit yang cukup besar di wilayah Jawa Timur. Sebagian besar masyarakat yang menjadi pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan tercapainya derajat kesehatan yang bermutu tinggi dan merata, melalui upaya-upaya dalam tatanan tersebut
Lebih terperinciInternal Audit Charter
SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) menjadi suatu prioritas utama dalam setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan pasien (patient safety) menjadi suatu prioritas utama dalam setiap tindakan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Keselamatan pasien menjadi acuan bagi tenaga
Lebih terperinciB. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah yaitu: 1. Apa pengertian dari keperawatan keluarga?
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat. Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses
Lebih terperinciMateri 1 Keselamatan dalam Asuhan Keperawatan (KAK)
Materi 1 Keselamatan dalam Asuhan Keperawatan (KAK) Hanny Handiyani, M.Kep Departemen Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar Ilustrasi Pendahuluan Konsep yang Diperlukan Cara KAK Bentuk KAK Penunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia yang bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang, penyakit ini disebabkan oleh kuman. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014, dari 20 negara di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tuberkulosis merupakan suatu penyakit menular yang banyak ditemukan di negara berkembang, penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis yang sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi khususnya pada bidang kesehatan, mendorong pelayanan kesehatan untuk terus berupaya meningkatnya
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja memiliki risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung pada jenis industri, teknologi yang digunakan serta pengendalian
Lebih terperinciI.Pengertian II. Tujuan III. Ruang Lingkup IV. Prinsip
I.Pengertian Identifikasi adalah proses pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan menyamakan keterangan tersebut dengan individu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sistem informasi terdiri dari input, proses dan output seperti yang terlihat pada
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sebelum merancang sistem perlu dikaji konsep dan definisi dari sistem. Pengertian sistem tergantung pada latar belakang cara pandang orang yang mencoba mendefinisikannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran
Lebih terperinciUPT PUSKESMAS SAITNIHUTA
PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS SAITNIHUTA Desa Saitnihuta Kecamatan Doloksanggul kode pos : 2457 Email :puskesmassaitnihuta@yahoo.co.id KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diharapkan) dengan rentang 3,2 16,6 %. Negara Indonesia data tentang KTD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Hal ini terjadi karena adanya publikasi WHO pada tahun 2004 tentang penelitian
Lebih terperinciPT. Pacific Lubritama Indonesia SAFETY PLAN
PT. Pacific Lubritama Indonesia SAFETY PLAN 204 PT. Pacific Lubritama Indonesia 204 WORK DAYS JANUARY 204 FEBRUARY 204 MARET 204 APRIL 204 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 2 22 23 24 25 26 27 28 30
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini perkembangan ilmu dan teknologi sangatlah pesat termasuk ilmu dan teknologi kedokteran. Peralatan kedokteran baru banyak diketemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan kegiatan terpadu dengan tujuan mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah obat dan yang berhubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. standar professional dan hukum (College of registered nurses of British. pasien, keluarga serta masyarakat (Aditama, 2010).
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya peningkatan pelayanan kesehatan, tidak lepas dari pelayanan keperawatan yang berkesinambungan dengan mempromosikan perawatan yang baik sesuai standar professional
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. citra perumahsakitan (Depkes, 2011). Pada tahun 2004 World Health
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan pasien merupakan isu global bagi rumah sakit, yang merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kejadian infeksi nosokomial mengindikasikan rendahnya kualitas mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai tempat pengobatan, juga merupakan sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluhan pasien (patient complaint) di rumah sakit seringkali muncul akibat dari buruknya mutu pelayanan. Keluhan pasien merupakan indikasi ketidakpuasan terhadap
Lebih terperinciPENDAHULUAN. merupakan peringkat ke-3 tertinggi di Asia Tenggara. Tahun 2007 AKI Indonesia 228 per
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia termasuk negara dengan Angka Kematian Ibu (AKI) tertinggi di Asia dan merupakan peringkat ke-3 tertinggi di Asia Tenggara. Tahun 2007 AKI Indonesia 228 per 100.000
Lebih terperinci10. SAFETY 10.1 Proses Keselamatan (Safety Process)
10. SAFETY Tujuan keselamatan Tim Proyek yang tidak memiliki cedera waktu recordable atau hilang dan untuk mempertahankan daripada industri jumlah rata-rata lebih rendah dari cedera Reportable. Tim proyek
Lebih terperinciAplikasi Konsep Patient Safety pada Pelayanan Rumah Sakit Saat Bencana. Andreasta Meliala MMR-UGM
Aplikasi Konsep Patient Safety pada Pelayanan Rumah Sakit Saat Bencana Andreasta Meliala andremeliala@fetp.org MMR-UGM Pola Penanganan Bencana Earthquake Kasus-kasus trauma dan pelayanan individual Penanganan
Lebih terperinciDRUG RELATED PROBLEMS
DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DAN OBAT SALAH DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM ISLAM KUSTATI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: AMALIA FATIMAH K 100 040 178 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu hal yang mendapat perhatian penting adalah masalah konsep keselamatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pengertian Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Lebih terperinciPENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PERHITUNGAN HUMAN RELIABILITY PENGAMATAN PERAWAT 1 MELAKUKAN PROSES ADMINISTRASI SUNTIK PADA DUA PASIEN 0 Proses Administrasi Obat di Rumah Sakit Haji 1 Ambil Obat di laci
Lebih terperinci