BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 2.1 Kajian Teori Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA Belajar dalam proses pendidikan merupakan kegiatan yang paling pokok/utama. Berhasil tidaknya pencapaian pendidikan banyak bergantung pada pengalaman yang dialami oleh siswa. Para ahli pendidikan telah membuat suatu definisi tentang belajar, salah satunya adalah Slameto (2003:2) mengemukakan bahwa Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang diperoleh merupakan hasil interaksi yang didapat dari lingkungan. Interaksi tersebut, salah satunya adalah proses belajar mengajar yang diperoleh di sekolah. Dengan belajar seseorang dapat memperoleh sesuatu yang baru baik itu pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Sedangkan Nana Sudjana (1993: 5) mengemukakan Belajar adalah suatu proses ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Dimana perubahan tersebut sebagai hasil dari proses belajar yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain pada individu yang belajar. Gagne dalam Slameto (2003) mengemukakan Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku serta penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diproses dari instruksi. Berdasarkan definisi-definisi yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk melakukan suatu perubahan sebagai hasil pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan dan ditunjukkan dengan perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku serta penguasaan keterampilan yang diproses dari instruksi. 6

2 2.1.2 Hasil Belajar Berhasil atau tidaknya suatu proses belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Dimyati dan Mujiono dalam Lina(2009:5), mengemukakan bahwa Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Dari sisi guru adalah bagaimana guru bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa menerimanya. Menurut Winkel (Lina, 2009: 5), mengemukakan bahwa Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Menurut Arif Gunarso (Lina, 2009: 5), Hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar yang telah dilakukannya pada dasarnya hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar, Nana Sudjana (1990:22). Melihat dari definisi-definisi yang telah dikemukakan para ahli, dapat diambil suatu kesimpulan mengenai hasil belajar yaitu bukti keberhasilan seseorang setelah melaksanakan suatu usaha pembelajaran dilihat dari perkembangan mental yang lebih baik dibandikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto ada dua, yaitu faktor Internal dan Eksternal Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Untuk mengetahui keberhasilan dalam suatu pembelajaran biasanya dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Namun tidak menutup kemungkinan hasil belajar yang diperoleh siswa jauh dari harapan yang diinginkan guru. Menurut Slameto (2003), hasil belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: a) Faktor Internal Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi aspek psikologis yaitu faktor dari dalam yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan siswa misalnya tingkat kecerdasan, sikap, bakat minimal dan motivasi siswa. 7

3 b) Faktor Eksternal 1) Lingkungan Sosial Meliputi para guru, staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan siswa misalnya tingkat kecerdasan, sikap, bakat minimal dan motivasi siswa. 2) Lingkungan Non Sosial Yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan. Secara keseluruhan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan digunakan oleh guru untuk menjadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan penelitian. Masih menurut Slameto (2003), berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Adapun perincian dari ketiga ranah yang dikemukakan Bloom adalah sebagai berikut: 1. Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. 2. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. 3. Ranah Psikomotor Meliputi ketrampilan motorik, manipulasi benda-benda koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Salah satu pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan cara 8

4 mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, Puskur, Balitbang Depdiknas (2009:4). Ismet dan Adeng Slamet (2008) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena alam yang disusun melalui tahapan-tahapan metode ilmiah yang bersifat khas-khusus, yaitu penyusunan hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, penarikan kesimpulan dan seterusnya. Sedangkan dalam Wikipedia, Ilmu Alam (Inggris:natural science) atau ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun, (wikipedia.org). Berdasarkan beberapa definsi di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang alam melalui tahapa-tahapan ilmiah dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan. 9

5 Asy ari, Muslichah (2006) menyatakan bahwa ketrampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variable, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mengsintesis data. Poedjiati (2005) menyebutkan bahwa ketrampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA di SD meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru Tujuan Pembelajaran IPA Menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. 10

6 2.1.7 Ruang Lingkup IPA Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006) ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD meliputi aspek-aspek berikut : a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. b. Benda/ materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. c. Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Adapun ruang lingkup IPA dalam kelas V sekolah dasar pada semester II adalah energi dan perubahannya, dalam materi ini dibahas tentang Gaya dan pesawat sederhana. Materi gaya dalam IPA di bagi ke dalam empat subpokok yaitu Gaya Gravitasi, Gaya Pegas, Gaya Gesek dan Gaya Magnet, sedangkan untuk pesawat sederhana meliputi: Pengungkit, Bidang Miring, dan Katrol, Depdiknas (2006). a. Gaya Gaya mempunyai arti yang berbeda-beda. Beberapa ahli pendidikan mendefinisikan gaya sebagai berikut: Poppy (2008) mengartikan gaya sebagai tarikan dan dorongan, sedangkan Ajen (2004) mendefinisaikan gaya sebagai tarikan dan dorongan yang dapat mempengaruhi suatu benda. Adapun jenis gaya yang dibahas oleh peneliti antara lain: gaya gesek, gaya gravitasi dan gaya magnet. 1) Gaya gesek Gaya gesek adalah gaya yang menahan gerak benda agar benda itu dapat berhenti bergerak. Besar kecilnya gaya gesek dipengaruhi oleh kasar licinnya permukaan benda yang bergesekan. Makin halus/licin permukaan gaya gesek semakin kecil. Makin kasar permukaan gaya gesek semakin besar. Contoh penggunaan gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari adalah penggunaan roda gerobak sapi yang dilapisi karet, seperti pada gambar

7 2) Gaya magnet Gambar 2.1 Gerobak yang berjalan di jalan beraspal Magnet berasal dari kata Magnesia yaitu tempat orang Yunani menemukan sifat magnet yang terdapat dalam batu-batuan yang dapat menarik logam. Magnet disebut juga besi berani. Kekuatan yang menarik jarum, paku, atau benda logam lainnya yang ada disekitarnya. Magnet memiliki 2 kutub yaitu kutub utara dan selatan. Bentuk magnet beragam ada yang berbentuk jarum, ada yang berbentuk huruf U, berbentuk silinder, berbentuk lingkaran dan ada yang berbentuk batang. Adapun bentuk-bentuk magnet tersebut di atas dapat dilihat seperti pada gambar 2.2. Gambar 2.2 Macam macam magnet 12

8 3) Gaya grafitasi Gaya gravitasi adalah gaya yang menarik semua benda baik benda hidup maupun benda tidak hidup ke arah pusat bumi. Contoh : daun berguguran dari pohon, buah yang telah masak jatuh ke tanah, dan penerjun payung. Benda-benda yang mengalami tarikan gaya gravitasi bumi akan bergerak jatuh ke tanah. Gerak jatuh akan semakin cepat bila benda semakin dekat dengan tanah. Setelah benda mencapai tanah, gaya gravitasi tetap bekerja sehingga benda tetap berada pada tempatnya. Akibat tidak adanya gaya gravitasi semua makhluk hidup dan makhluk tak hidup akan melayang-layang di angkasa. Hal tersebut dapat dilihat seperti pada gambar 2.3 berikut. b. Pesawat Sederhana Gambar 2.3 Astronot melayang di luar angkasa. Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya manusia tidak lepas menggunakan alat bantu dalam melakukan pekerjaannya. Alat yang membantu manusia mempermudah pekerjaan disebut pesawat sederhana, Ismet (2008). Sedangkan menuru Ajen (2004) pesawat sederhana adalah alat bantu untuk memudahkan pekerjaan manusia, yang tersusun sederhana. Jadi pesawat sederhana adalah alat yang membantu untuk mempermudah pekerjaan manusia yang tersusun sederhana. Pesawat sederhana tersebut antara lain : bidang miring, pengungkit/ tuas, katrol. 1) Pengungkit atau Tuas Pengungkit atau tuas merupakan peralatan yang menggunakan prinsip pesawat sederhana yang berfungsi untuk meringankan pekerjaan 13

9 manusia. Prinsip kerja pengungkit atau tuas adalah mengatur perbandingan antara panjang lengan kuasa dengan panjang lengan beban. Untuk memperkecil kuasa (gaya) dalam mengangkat beban dapat dilakukan dengan cara memperpanjang lengan kuasa atau memperpendek lengan beban. Berdasarkan kedudukan, titik tumpu dan titik kuasa, pengungkit dibagi dalam tiga jenis, yaitu: a. Pengungkit jenis Pertama Merupakan pengungkit yang susunannya adalah titik tumpu berada diantara titik beban dan titik kuasa. Contoh: timbangan, gunting, jungkatjungkit dan pencabut paku. Contoh benda yang menggunakan pengungkit jenis pertama dapat dilihat seperti pada gambar 2.4. b. Pengungkit jenis kedua Gambar 2.4 Contoh Pengungkit Jenis Pertama Adalah pengungkit yang bebannya terletak diantara titik tumpu dan titik kuasa. Contoh: gerobak, pemecah buah kenari, seperti pada gambar 2.5 berikut. Gambar 2.5 Contoh Pengungkit Jenis Kedua 14

10 c. Pengungkit jenis ketiga Adalah pengungkit yang kuasanya terletak diantara titik tumpu dan beban. Contoh : Sekop, sapu, dll, seperti yang terlihat pada gambar ) Bidang Miring Gambar 2.6 Contoh Pengungkit Jenis Ketiga Bidang miring adalah suatu permukaan yang miring dan membentuk sudut. Pesawat sederhana jenis ini biasa digunakan untuk menaikkan benda-benda tertentu ke tempat yang lebih tinggi. Besarnya gaya untuk menaikkan benda melalui bidang miring tergantung pada kemiringan benda. Penggunaan bidang miring untuk membantu pekerjaan memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungannya, gaya yang dikeluarkan menjadi lebih kecil. Kerugiannya, jarak tempuh yang dilaluinya akan semakin jauh. Gambar 2.7 Jalan naik ke gunung dibuat berkelok-kelok Contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan prinsip bidang miring sebagai berikut: jalan naik ke gunung dibuat berkelok-kelok agar mudah dilalui, tangga naik ke suatu tempat dibuat melingkar untuk 15

11 melandaikan bidang miring, menaikkan drum ke atas truk dengan menggunakan papan kayu dalam bidang miring, sekrup yang bentuknya dibuat melingkar. 3) Katrol Katrol merupakan jenis pesawat sederhana yang digunakan untuk memudahkan mengangkat benda-benda yang berat. Katrol terdiri dari roda kecil yang beralur yang dapat berputar pada porosnya. Menurut cara penggunaannya, katrol dibedakan menjadi tiga jenis yaitu katrol bebas, katrol tetap dan katrol ganda. a. Katrol Bebas Katrol ini dapat naik turun bersama benda yang diangkatnya. Biasanya katrol ini dipasangkan pada beban yang akan ditarik. Katrol bebas dapat mengurangi berat beban atau gaya hingga setengahnya, seperti yang terlitah pada gambar 2.8. b. Katrol Tetap Gambar 2.8 Katrol Bebas Katrol tetap adalah katrol yang dipasangkan di suatu tempat dan menetap. Katrol ini tidak mengurangi gaya, tetapi memudahkan mengubah arah gaya. Contoh: katrol pada sumur dan pada ujung tiang bendera (kerekan), seperti yang terlihat pada gambar 2.9 berikut. 16 Gambar 2.9 Katrol Tetap

12 c. Katrol Ganda Katrol ganda adalah katrol yang merupakan gabungan dari katrol bebas dan katrol tetap. Katrol ganda ini biasa digunakan untuk mengangkat beban ke atas, karena gaya yang diperlukan lebih kecil, ini dapat dilihat seperti pada gambar Kit IPA Gambar 2.10 Katrol Ganda Suatu pembelajaran akan lebih menarik bila menggunakan alat peraga. Siswa biasanya akan sangat antusias dalam pembelajaran. Beberapa ahli pendidikan telah mendefiniskan tentang alat peraga. Menurut Trisnoherawati (2004:1) Alat Peraga IPA merupakan alat-alat yang digunakan untuk percobaan dalam pembelajaran IPA di kelas Sekolah Dasar. Alat peraga (Kit) dimaksudkan untuk memudahkan proses pembelajaran, sehingga diharapkan mutu pengajaran bisa meningkat. Kit IPA dapat dijadikan suatu alat yang dapat membantu proses pembelajaran di sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh Trisnoherawati (2004:13) bahwa kegunaan Kit IPA dalam pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Untuk meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. b. Untuk menekankan pada metode-metode pembelajaran interaktif. c. Untuk mengembangkan program pengembangan Sumber Daya Manusia. d. Untuk menciptakan tenaga kerja yang lebih bermutu. e. Untuk memenuhi tujuan pembangunan masyarakat, ekonomi, dan teknik di Indonesia. f. Untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas. 17

13 Dalam penggunaan Alat Peraga IPA tentu harus memperhatikan beberapa persyaratan sehingga Kit tersebut mempermudah pembelajaran IPA. Adapun persyaratan tersebut adalah sebagai berikut: a. Membuat petunjuk pengamatan terhadap percobaan. b. Membuat hasil pengamatan dari hasil apa yang diamati siswa / hasil pembahasan dengan siswa sebelumnya. c. Membuat kesimpulan yang ditemukan oleh siswa. d. Memberi informasi penting yang diberikan oleh guru tentang topik ketentuan. e. Mempersiapkan gambar-gambar yang membantu menjelaskan dan mengerti suatu masalah. f. Membuat ringkasan topik tertentu. Adapun peranan Alat Peraga IPA di sekolah dasar antar lain: 1. Kit murid untuk percobaan yang dilaksanakan oleh siswa sendiri dalam kelompok-kelompok kecil. 2. Kit guru untuk peragaan dan percobaan yang umumnya dilakukan oleh guru dan siswa. 3. Sebagai buku panduan IPA percobaan-percobaan yang dirakit sendiri dengan menggunakn bahan/barang yang ditemukan di lingkungan tempat tinggal siswa. Melihat penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa KIT IPA merupakan alat yang berguna untuk membantu kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran IPA yang telah ditentukan, melalui percoban dengan memanfatkan bahan yang sederhana Langkah Langkah Penggunaan Kit IPA a. Langkah-langkah penggunaan KIT Gaya Pegas Dalam melaksanakan percobaan/praktik, tentunya siswa harus diberikan panduan agar tidak mengalami kesulitan dalam mempraktikannya. Untuk KIT Gaya Pegas, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 18

14 1. Bahan dan Alat : a. Neraca Pegas b. Balok kayu c. Balok alumunium 2. Cara Kerja a. Siapkan semua bahan dan alat praktikum. b. Guru memperagakan mengangkat balok kayu tanpa menggunakan neraca pegas. c. Kemudian balok kayu dan balok alumunium diangkat dengan menggunakan neraca pegas secara bergantian. d. Semua siswa mengamati apa yang dicontohkan oleh guru. e. Guru meminta setiap kelompok yang telah dibentuk untuk mempraktikan apa yang telah dicontohkan di awal. f. Bandingkan ketika balok kayu dan alumunium diangkat tanpa menggunakan neraca pegas dan dengan menggunakan neraca pegas. g. Selanjutnya hasilnya dituliskan pada lembar pengamatan yang telah disediakan. h. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari praktik yang telah dilakukan. b. Langkah-langkah penggunaan KIT Gaya Gesek Dalam melaksanakan percobaan/praktik, tentunya siswa harus diberikan panduan agar tidak mengalami kesulitan dalam mempraktikannya. Untuk KIT Gaya Gesek, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Bahan dan Alat : a. Pegas b. Kotak resonansi c. Kaca d. Kotak kit 19

15 2. Cara Kerja a. Guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam percobaan. b. Guru merakit alat yang akan digunakan untuk praktikum. c. Guru mengaitkan sebuah pegas pada bagian kotak resonansi dengan maksud untuk ditarik. d. Kemudian guru menarik kotak resonansi tersebut dengan dengan menggunakan pegas. e. Selanjutnya, guru meletakkan kotak resonansi di atas kotak kit. f. Guru mengaitkan sebuah pegas pada bagian kotak resonansi dengan maksud untuk ditarik. g. Kemudian guru menarik kotak resonansi tersebut dengan menggunakan pegas. Hal serupa juga dilakukan pada permukaan kaca. h. Siswa diminta untuk mengamati percobaan yang dilakukan. i. Siswa diminta untuk melakukan praktikum, kemudian mencatat hasil pengamatannya pada lembar pengamatan yang telah disediakan. j. Pada akhir praktikum, guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan. c. Langkah-langkah penggunaan KIT Gaya Magnet Dalam melaksanakan percobaan/praktik, tentunya siswa harus diberikan panduan agar tidak mengalami kesulitan dalam mempraktikannya. Untuk KIT Gaya Magnet, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Bahan dan Alat : a. Magnet b. Paku c. Daun d. Kertas e. Pensil 20

16 2. Cara Kerja a. Guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum. b. Guru mengambil magnet batang dan mendekatkannya pada sebatang besi, kemudian kaca, alumunium, dan kuningan. Siswa memperhatikan dengan seksama. c. Guru meminta setiap kelompok untuk mempraktikkannya. d. Siswa diminta mengamati hasil percobaan dan mencatat pada lembar pengamatan yang telah disediakan. e. Bersama dengan siswa guru membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan. d. Langkah-langkah penggunaan KIT Gaya Gravitasi Dalam melaksanakan percobaan/praktik, tentunya siswa harus diberikan panduan agar tidak mengalami kesulitan dalam mempraktikannya. Untuk KIT Gaya Gravitasi, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Bahan dan Alat : a. Plastisin b. Bola c. Kertas 2. Cara Kerja a. Guru mempersiapkan alat dan bahan praktikum. b. Guru meminta perwakilan setiap perwakilan kelompok untuk maju ke depan kelas. c. Masing-masing siswa diminta untuk menjatuhkan plastisin, bola dan kertas, sedangkan masing-masing kelompok menuliskan hasil pengamatan mereka pada lembar kerja yang telah disediakan. d. Bersama siswa guru membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan. 21

17 e. Langkah-langkah penggunaan KIT Bidang Miring Dalam melaksanakan percobaan/praktik, tentunya siswa harus diberikan panduan agar tidak mengalami kesulitan dalam mempraktikannya. Untuk KIT Gaya Bidanng Miring, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Bahan dan Alat : a. Tutup kotak resonansi b. Neraca pegas c. Kotak Kit IPA d. Benang e. Papan triplek (20x40) 2. Cara Kerja a. Guru mengangkat tutup kotak resonansi dengan cara mengaitkannya pada pegas, kemudian siswa melakukan hal serupa dan masing-masing kelompok mengukur panjang regangan pegas. b. Guru membuat bidang miring dengan kemiringan tertentu menggunakan papan triplek. c. Guru meletakkan tutup kotak resonansi yang dikaitkan pada pegas kemudian menariknya dari bawah ke atas kemudian siswa melakukan hal serupa dan masing-masing kelompok mengukur panjang regangan pegas. d. Lakukan percobaan tersebut secara berulang dengan sudut yang berbeda. e. Siswa mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan yang telah disediakan. f. Bersama siswa guru membuat kesimpulan dariu hasil percobaan yang telah dilakukan. f. Langkah-langkah penggunaan KIT Pengungkit/ Tuas Dalam melaksanakan percobaan/praktik, tentunya siswa harus diberikan panduan agar tidak mengalami kesulitan dalam mempraktikannya. Untuk KIT Gaya Pengungkit/ tuas, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 22

18 1. Bahan dan Alat : a. tiang neraca b. dudukan neraca beralur c. piring neraca d. neraca pegas e. lengan neraca beralur f. kubus aluminium g. penggantung piring neraca h. kotak Kit IPA 2. Cara Kerja a. Merakit neraca dengan cara : 1) Meletakkan tiang keseimbangan tegak lurus (berdiri) di atas meja. 2) Memasukkan lengan neraca be ralur kedalam dudukan neraca. 3) Meletakkan dudukan neraca di atas tiang keseimbangan pada lubang tertentu. 4) Meletakkan piring neraca pada penggantung piring neraca. 5) Mengaitkan penggantung piring neraca pada ujung kiri lengan neraca beralur. b. Meletakkan kubus alumunium di atas piring neraca. c. Mengaitkan neraca pegas pada ujung kanan lengan neraca. d. Menarik neraca pegas ke bawah sehingga beban yang tergantung pada lengan sebelah kiri terangkat. Letak lengan neraca harus mendatar (horizontal). e. Guru memindahkan dudukan neraca beralur pada lubang kedua belas kemudian tarik pegas ke bawah, kemudian lalukan pada lubang ke sebelas, sepuluh dan seterusnya. f. Guru menugaskan pada wakil masing-masing kelompok untuk mengukur panjang regangan pegas sambil membandingkan jarak antara kait tempat lengan neraca tergantung dan ujung lengan neraca tempat piring neraca tergantung dengan jarak hasil temuan. 23

19 g. Siswa diminta mencatat hasil pengamatan yang dilakukan. h. Bersama dengan siswa guru membuat kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan. g. Langkah-langkah penggunaan KIT Katrol Dalam melaksanakan percobaan/praktik, tentunya siswa harus diberikan panduan agar tidak mengalami kesulitan dalam mempraktikannya. Untuk KIT Gaya Pegas, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Bahan dan Alat : a. Piring neraca b. Penggantung piring c. Kubus kayu d. Tali 1m e. Katrol tunggal dua buah f. Kartu plastik g. Gantungan hampa udara h. Mur baut dudukan 2. Cara Kerja a. Guru mempersiapkan alat dan bahan b. Rakitlah tiang katrol dengan cara : i. Tempelkan kartu plastik pada dinding kotak dengan menggunakan mur baut. ii. Tempelkan gantungan hampa udara pada kartu plastik tersebut/dinding yang permukaannya halus. c. Gantunglah kubus kayu dengan menggunakan neraca pegas kemudian ukurlah rentang panjang pegasnya. d. Gantunglah katrol tunggal pada gantungan hampa udara kemudian tariklah kubus kayu tersebut, bandingkan dengan c. e. Lakukan hal serupa dengan menambah jumlah katrol, kemudian catatlah hasil pengamatan pada lembar pengamatan. f. Bersama dengan siswa guru membuat kesimpulan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan. 24

20 2.2 Kajian hasil penelitian yang relevan Bebarapa penelitian relevan yang berkaitan dengan KIT IPA, antara lain : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Tematik Dengan Menggunakan Alat Peraga Nyata Pada Kelas Rangkap di SD Negeri 2 Kedungpuji Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen Semester II 2010/2011, oleh Siti Marifah, S1 PGSD FKIP UKSW. Hasil penelitian: dengan menggunakan alat peraga ternyata dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas I dan II SD Negeri 2 Kedungpuji Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen pada semester II 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan prosentase ketuntasan hasil belajar IPA. Perbandingan ini dapat diketahui dari hasil tes awal, siklus I dan siklus II, peningkatannya yaitu 100% Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penggunaan Alat Peraga KIT IPA Kelas V Semester I SD Jepon Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2009/2010 oleh Elizabeth Kami, S.Pd, FKIP UKSW Salatiga. Hasil Penelitian: setelah diadakan perlakuan tindakan selama II siklus, prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA mengalami peningkatan. Ada peningkatan prestasi belajar dari 62,5% sebelum diadakan tindakan menjadi 74,79% pada siklus I dan 86,17% pada siklus II. Hasil penelitian di atas membuktikan bahwa melalui penggunaan alat peraga Kit IPA dapat meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penggunaan Alat Peraga Kit IPA Kelas V Semester I SD Jepon Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2009/ Penggunaan Alat Peraga KIT IPA Buatan SEQIP Untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Kelas V SDN Plodongan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo Semester I Tahun Ajaran 2009/2010 oleh Sarlan,S.Pd, FKIP UKSW Salatiga. Hasil penelitian : Penggunaan alat peraga KIT IPA buatan SEQIP ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Plodongan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Wonosobo. Hal ini terbukti pada awal pembelajaran siklus I diadakan pretes dengan pencapaian KKM hanya 06,45% dari jumlah siswa kelas V yang berjumlah 31 siswa. Setelah diberi pembelajaran dengan alat peraga KIT IPA buatan SEQIP, pada evaluasi akhir siklus I seluruh 25

21 siswa mencapai nilai >5,8 dan pada akhir siklus II seluruh siswa juga memperoleh nilai >5,8, yang berarti semua siswa kelas V dapat mencapai KKM. 2.3 Kerangka berpikir Kondisi awal Guru Menggunakan Metode Konvensional Hasil Belajar Siswa Rendah <KKM (68) Tindakan Guru menggunakan Kit IPA Ada Peningkatan Tapi Belum Tuntas Kondisi Akhir Diduga Hasil Belajar Tuntas > KKM 80% Ada Peningkatan Hasil > KKM ( 68) Gambar 2.11 Kerangka Berpikir Pembelajaran IPA pada hakikatnya sangat menarik dan menyenangkan, tetapi adakalanya siswa sekolah dasar merasa jenuh dengan pembelajaran ini. Dalam pembelajaran IPA biasanya siswa diajak praktik langsung menggunakan alat-alat peraga yang telah tersedia (KIT IPA). Namun masih banyak guru yang melaksanakan pemblajaran IPA hanya menggunakan metode ceramah saja sehingga siswa merasa cepat bosan, hal ini pula yang terjadi di SD Negeri Bawen 03, dari hasil observasi yang dilakukan, ternyata di Kelas V masih banyak siswa yang hasil belajar IPAnya masih di bawah KKM. Nilai KKM yang ditetapkan untuk pembelajaran IPA adalah

22 Proses pembelajaran yang tidak menggunakan alat peraga merupakan salah satu faktor dari rendahnya hasil belajar yang diperoleh, sehingga dengan pembelajaran menggunakan alat peraga, siswa akan langsung berinteraksi dengan hal yang dipelajari pada pelajaran IPA. Dengan penggunaan Kit IPA ini diharapkan hasil belajar anak akan meningkat dan tuntas dari KKM yang telah ditetapkan. 2.4 Hipotesa Penelitian Berdasarkan paparan teori-teori di atas, dapat diambil suatu hipotesis bahwa penggunaan KIT IPA dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Bawen 03 Kabupaten Semarang. 27

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian 46 Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian 47 Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA UPT DISDIKPORA KECAMATAN BAWEN SD NEGERI BAWEN 03 Alamat:

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh: ADI SUNGKAWA A54B090021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian Siswa Kelas V SD Negeri Bawen 3 Kabupaten Semarang 11/12 hasil belajar IPA mengalami masalah. Materi yang disampaikan oleh guru kurang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwaperistiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran IPA a. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan haanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

OLEH: WORO SRI HASTUTI PPSD FIP UNY Disampaikan pada kegiatan PPM di SDN Madusari I Prambanan tanggal 13 Juni 2008

OLEH: WORO SRI HASTUTI PPSD FIP UNY Disampaikan pada kegiatan PPM di SDN Madusari I Prambanan tanggal 13 Juni 2008 OLEH: WORO SRI HASTUTI PPSD FIP UNY Woro_uny@yahoo.com Disampaikan pada kegiatan PPM di SDN Madusari I Prambanan tanggal 13 Juni 2008 } IPA merupakan kumpulan dari hands-on activities, eksperimen, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang sangat penting di dunia ini. Ilmu pengetahuan yang berkembang sekarang ini sangat beragam. Salah satunya adalah ilmu tentang alam.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

TUAS. Titik tumpu. Penumpu

TUAS. Titik tumpu. Penumpu TUAS A. Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi B. Kompetensi Dasar 5.2. Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat C. Informasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) LAMPIRAN LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : SD Negeri Salatiga 03 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : V/ 2

Lebih terperinci

Wardaya College. Denisi. Pesawat Sederhana. Part II

Wardaya College. Denisi. Pesawat Sederhana. Part II Pesawat Sederhana Part I Denisi Pesawat Sederhana adalah alat yang dapat digunakan untuk mempermudah suatu pekerjaan tanpa memperkecil usaha. Misalkan ketika seorang ibu rumah tangga menimba air dari dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan guru adalah menciptakan

Lebih terperinci

Contoh Soal IPA Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5 SD/MI Hindayani.com

Contoh Soal IPA Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5 SD/MI Hindayani.com Contoh Soal IPA Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5 SD/MI Hindayani.com Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Ban sepeda akan berhenti jika di rem, ban sepeda berhenti karena gaya A. gravitasi C.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 9 PESAWAT SEDERHANA. Kamu dapat menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan.

BAB 9 PESAWAT SEDERHANA. Kamu dapat menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan. BAB 9 PESAWAT SEDERHANA Tujuan Pembelajaran Kamu dapat menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan. Saat melakukan pekerjaan sehari-hari, manusia

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Fisika

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Fisika Nama : Kelas : 8 UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Fisika Waktu : 07.45-09.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Selasa, 09 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

DOKUMENTASI SIKLUS I

DOKUMENTASI SIKLUS I DOKUMENTASI SIKLUS I DOKUMENTASI SIKLUS II KISI-KISI SOAL TES HASIL BELAJAR SIKLUS I Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka Penelitian ini mengutip beberapa pendapat para ahli yang mendukung dan relavansi dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat IPA IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode eksperimen Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari atau melakukan sendiri, mengikuti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode Demonstrasi Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan untuk menampilkan suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode demonstrasi adalah

Lebih terperinci

BAB XIV PESAWAT SEDERHANA

BAB XIV PESAWAT SEDERHANA BAB XIV PESAWAT SEDERHANA 1. Apakah yang dimaksud dengan pesawat sederhana? 2. Alat-alat apa saja yang dapat digolongkan sebagai pesawat sederhana? 3. Apa kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari?

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

Widodo Setiyo Wibowo TOPIK: PESAWAT SEDERHANA

Widodo Setiyo Wibowo TOPIK: PESAWAT SEDERHANA Widodo Setiyo Wibowo widodo_setiyo@uny.ac.id TOPIK: PESAWAT SEDERHANA Tujuan Setelah mengikuti sesi ini, mahasiswa mampu: Memahami maksud Kompetensi Dasar (KD) dan lingkup materi dalam KD 3.5 dan 4.5 Kelas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini berisi tentang beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran IPA, metode pembelajaran mind mapping, hasil belajar, penerapan mind mapping

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan pretes atau uji kompetensi kondisi awal sebelum diadakan pembelajaran ternyata hasil belajarnya rendah dengan nilai rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah kata yang sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata pendidikan pun sudah tidak asing lagi di dengar oleh seluruh lapisan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. IPA berasal dari kata sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam. Sains

BAB II KAJIAN PUSTAKA. IPA berasal dari kata sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam. Sains BAB II KAJIAN PUSTAKA A. ILMU PENGETAHUAN ALAM IPA berasal dari kata sains yang berarti Ilmu Pengetahuan Alam. Sains menurut Suyoso dalam Nana, dkk (2008) merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pendidikan (GBPP) kelas V Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP bahwa IPA berhubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal ( Pra Siklus) Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

GAYA DAN GERAK Oleh : Sahir, S.Pd Guru Kelas SDN Karangsambung 01

GAYA DAN GERAK Oleh : Sahir, S.Pd Guru Kelas SDN Karangsambung 01 GAYA DAN GERAK Oleh : Sahir, S.Pd Guru Kelas SDN Karangsambung 01 A. PENGERTIAN DAN PENGARUH GAYA Gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak disebut gaya. Gaya yang dikerjakan pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari 5 mata pelajaran utama yang diajarkan dari di sekolah dasar.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil belajar Hasil belajar adalah upaya mengumpulkan informasi untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan telah dicapai oleh siswa pada akhir setiap catur wulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dasar bagi siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar (SD) adalah salah satu wujud pendidikan dasar formal dimana seseorang mendapatkan pengetahuan dasar. Pendidikan dasar merupakan fondasi yang penting

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Awal Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 03 Nglinduk Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1 Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA Kata IPA merupakan singkatan kata Ilmu Pengetahuan Alam. Kata-kata Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa inggris Natural Science secara singkat sering disebut science. Natural artinya alamiah,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian mengenai teori-teori menurut pendapat dari beberapa ahli yang digunakan untuk mengembangkan dan mendukung penelitian ini. Pembahasan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Lampiran 1: RPP SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : MI Falahiyyah Rowosari Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : V/Genap Materi : Pesawat sederhana Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

Lebih terperinci

CONTOH PENGEMBANGAN SILABUS IPA SMP

CONTOH PENGEMBANGAN SILABUS IPA SMP CONTOH PENGEMBANGAN SILABUS IPA SMP Nama Sekolah : SMP... Mata Pelajaran : IPA Kelas : VIII Semester : 2 Standar Kompetensi : 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan Kompetensi Dasar 5.1. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1Pengertian Belajar Menurut Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1Pengertian Belajar Menurut Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1Pengertian Belajar Menurut Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahahan tingkah laku secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan jelas dikatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan jelas dikatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini semakin berkembangnya teknologi dan informasi yang menuntut adanya perkembangan dan perubahan dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk aspek pendidikan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Mata Pelajaran IPA untuk Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

Sebuah benda yang diberi gaya sebesar 6 N selama 5 menit mengalami perpindahan sejauh 15 m, tentukanlah: a. usaha yang dilakukan benda b.

Sebuah benda yang diberi gaya sebesar 6 N selama 5 menit mengalami perpindahan sejauh 15 m, tentukanlah: a. usaha yang dilakukan benda b. Jawab: P = Fv = (5 N) (2 m/s) = 10 N m/s = 10 watt. Jadi, daya benda tersebut adalah 10 watt. Menguji Diri Sebuah benda yang diberi gaya sebesar 6 N selama 5 menit mengalami perpindahan sejauh 15 m, tentukanlah:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deana Zefania, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deana Zefania, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah kata yang sangat familiar kita dengarkan di dalam hidup sehari hari, sebab pendidikan merupakan kegiatan penting yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan istilah sains. Sains berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti saya tahu. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Menurut Baharudin dan Esa nur Wahyuni (2007: 11) belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan, dan sikap.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari tahu tentang alam secara

Lebih terperinci

Laporan Praktikum IPA Modul 4. Gaya

Laporan Praktikum IPA Modul 4. Gaya Laporan Praktikum IPA Modul 4. Gaya A. GAYA LISTRIK STATIS Gambar 4.1 sisir yang telah digosok dengan rambut kering didekatkan dengan potongan kertas Sisir plastik setelah digunakan untuk menyisir rambut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

Manusia menciptakan alat-alat tersebut karena menyadari

Manusia menciptakan alat-alat tersebut karena menyadari Setelah mempelajari materi pesawat sederhana dan penerapannya diharapkan ananda mampu 1. Mendefinisikan pesawat sederhana 2. Membedakan jenis-jenis pesawat sederhana 3. Menjelaskan prinsip kerja pesawat

Lebih terperinci

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasi Belajar IPA Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik jika hasil belajar sesuai dengan standar yang diharapkan dalam proses pembelajaran tersebut.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Hasil Belajar IPA 2.2.1 Hakekat Hasil Belajar Dimyati dan Mudjiono (2009:20) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu puncak proses hasil belajar. Hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pendidikan IPA SD BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Pendidikan IPA SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang dipelajari oleh semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

45. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang

45. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang 45. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam sering disebut science. Telah mempengaruhi sebagian besar kehidupan manusia. Setiap warga masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah, bersikap ilmiah untuk

Lebih terperinci

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 42. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Usaha, energi, dan pesawat sederhana untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran 1. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Metode demontrasi Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun ke dalam bentuk kegiatan

Lebih terperinci

Bagaimana Menurut Anda

Bagaimana Menurut Anda Bagaimana Menurut Anda Dapatkah kita mencabut paku yang tertancap pada kayu dengan menggunakan tangan kosong secara mudah? Menaikkan drum ke atas truk tanpa alat bantu dengan mudah? Mengangkat air dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses kompleks yang mencakup

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.Pembelajaran Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik (Djamarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada siswa kelas IV SDN 2 Cibogo kecamatan Lembang kabupaten Bandung Barat yang merupakan tempat penelitian, sebagian besar siswa belum mampu menguasai atau

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu : SMP N1 Berbah : VIII ( Delapan ) / I : IPA(FISIKA) : 2 JP A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator

Lebih terperinci

Kegiatan Semester 2. Gaya dan Pesawat Sederhana 73

Kegiatan Semester 2. Gaya dan Pesawat Sederhana 73 Kegiatan Semester 2 Pada setiap awal semester, kamu akan mendapat kegiatan semester. Untuk Kelas V semester 2 ini, kamu harus melakukan kegiatan semester sebagai berikut. 1. Tema Kegiatan : pencegahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riyanti Dini Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riyanti Dini Lestari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu pintu utama bagi siswa dalam memasuki gerbang pengetahuan, oleh karena itu kedudukan suatu pengetahuan itu sangatlah penting untuk diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan merupakan modal suatu bangsa untuk dapat berkembang secara optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Kurikulum sebagai rancangan. dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Kurikulum sebagai rancangan. dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum pendidikan dasar disusun dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu alam atau dalam bahasa Inggris disebut natural science atau ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Pendidikan bertujuan antara lain mengembangkan dan meningkatkan kepribadian individu yang sedang melakukan proses pendidikan. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan rohani kepada orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (Syaripudin, T: 2009, 5).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan

BAB II KAJIAN TEORI. Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan BAB II KAJIAN TEORI A. Metode Eksperimen Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : SMP N 2 Pegandon : VIII ( Delapan ) / Genap : Ilmu Pengetahuan Alam Standar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran IPA Latar belakang pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

Lebih terperinci