BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pelaksanaan atraumatic care pada anak selama

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pelaksanaan atraumatic care pada anak selama"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam BAB ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk menggali dukungan keluarga terhadap pelaksanaan atraumatic care pada anak selama hospitalisasi di ruang anak Bangsal Anggrek, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga. Dalam penyajian data hasil penelitian peneliti akan membagi menjadi tiga bagian. Pada bagian yang pertama peneliti akan memaparkan hasil penelitian berupa analisis tema yang mencakup deskripsi hasil observasi mendalam yang peneliti susun berdasarkan tema-tema yang ditemukan tentang dukungan keluarga terhadap pelaksanaan Atraumatic Care. Pada bagian kedua peneliti akan membahas hasil analisis data dengan membandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang memiliki keterkaitan dengan hasil penelitian peneliti.pada bagian yang terakhir peneliti akan menuliskan hasil analisis keseluruhan dari pembahasan. Penelitian ini berlangsung dari tanggal Juli Subyek penelitian yang diobservasi atau diamati oleh peneliti dalam penelitian ini sebanyak limabelas orang sesuai kriteria yang peneliti 28

2 29 paparkan. Penelitian dilakukan dengan mengambil subyek penelitian orangtu/primary care giver dari anak yang dirawat di ruang Anggrek. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan pilot project. Pilot project pertama pada penelitian ini berlangsung di ruang anak Bangsal Anggrek, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga pada tanggal 25 Juni 2014 mendapatkan hasil pengamatan yang kurang fokus dan mendalam oleh peneliti, sehingga perlu dilakukan lagi pada tanggal 4 Juli Pilot project dilakukan dengan tujuan untuk menguji coba panduan observasi dan melatih kemampuan peneliti dalam menggali data dan memfokuskan pengamatan. 4.1 Hasil penelitian Tabel 4.1 Analisa tema berdasarkan kategori O1 Orangtua/Primary care giver Kategori Tema Pada saat pengambilan Tidak Kurangnya kontrol darah, anak tampak mempercayakan emosi dan menangis dan kesakitan, tindakan perawat kepercayaan nenek spontan berkata, orangtua pada mpun bu, mboten usah perawat katah-katah, mesak ke. Nenek tetap berkata, mpun bu, mesak ke. Nenek berkata mboten bu, niku obate kleru, anak e mboten mencret kok malah diparingi obat mencret, kulo njaluk e obat watuk, bu. Sambil memegang obat dari IGD nenek masih Menyalahkan perawat

3 30 menyangkal dan berkata, niki obat e kleru, anak e mboten mencret kok bu. O9 O10 Orangtua menjawab, mboten bu, kulo wedi ndelok darah. Ibu kemudian pergi ke luar kamar pada saat anaknya diambil darah. orangtua panik dan memarahi anak yang tidak mau diam. Takut terhadap tindakan yang dilakukan pada anaknya Orangtua menunjukkan emosi yang membuat anak takut 012 Orang tua tampak panik sambil memegangi tangan anak yang tidak terpasang infus, karena anak mencoba mencabuti infus sendiri ditangan lainnya.dan berkata, ojo nakal to le. Orangtua menjawab, niki ajeng disuntik malih bu?, mesak ke kulo, cah cilik disuntik. Nak ajeng wangsul niki pripun bu? Orangtua berkata, kulo ampun nak dicobloske malih, mesak ke anak e. Niki anak e mpun mboten panas bu. kulo njaluk wangsul mawon bu. Menunjukkan tidak bisa kontrol emosi Keluarga membatasi perawat dalam melakukan tindakan Tidak mengerti kebutuhan anak O3 Orangtua anak dengan seksama mendengarkan perawat dan memasang bulibuli es sesuai yang diinstruksikan perawat Terlibat dalam tindakan yang diberikan pada anak Ikut terlibat dalam tindakan keperawatan Bapak berkata, ayo le jangan gerok-gerok lho denger kata bu perawat. Membantu perawat memberikan saran saat tindakan pada anak O4 Orangtua langsung mencari anaknya dan memanggilnya. Membantu pelaksanaan

4 31 O10 le sini le, dicari ibu perawat sini le. mencoba menghalangi pandangan anak pada tindakan penusukan jarum. Setelah mendengarkan saran perawat, orangtua langsung melakukan apa yang disarankan perawat tindakan yang akan dilakukan perawat Terlibat dalam pelaksanaaan tindakan keperawatan Mampu bekerjasama dengan perawat 012 Orangtua melakukan saran perawat untuk menekan luka bekas tusukan O15 O2 Orangtua langsung menidurkan anaknya di meja tindakan sesuai dengan instruksi dari perawat Orangtua anak V terlihat melakukan yang diajarkan perawat untuk membuat anak merasa nyaman Dapat membantu dan ikut serta dalam pelaksanaan tindakan Membantu tindakan perawat Dapat melakukan dan terlibat dalam pemenuhan kebutuhan anak Terlibat dalam pemenuhan kebutuhan anak O8 O10 O11 O13 Lalu orangtua merayu anaknya untuk makan, tuh.. ayo makan dulu ya dek, minum obat biar cepet sembuh. Ibuk suapin nggeh Terlihat orangtua langsung kembali ke kamar anak dan menyusui anaknya di tempat tidur. Ibu langsung memberikan anak susu dan mencoba menenangkan anak. Tidak lama kemudian, orangtua tampak mengkompres anak P sesuai yang disarankan perawat. Terlihat ibu langsung menggunakan masker yang diberikan perawat Orangtua juga ikut membujuk anaknya makan ayo dek Terlibat untuk memenuhi kebutuhan anak Terlibat dalam pemenuhan kebutuhan Terlibat dalam pemenuhan kebutuhan anak Mampu memberikan dan terlibat untuk memenuhi kebutuhan anak Mengerti dan terlibat akan kebutuhan anak Membantu pemenuhan

5 32 makan dulu biar minum obat. Ini ibu suapin ya nduk, tuh denger kata perawatnya Mau sembuh gak? Terlihat anak mau makan disuapi ibu sedikit demi sedikit Terlihat orangtua langsung membuatkan oralit pada anak dan menyuruh anak meminumnya. yo le ngombe iki yo ben cepet waras. O15 oh ngeten bu. oh nggeh.. nggeh bu sang ibu mengiyakan dan menuruti kata perawat untuk tidak puasa. Ibu memperhatikan perawat dan berkata nggeh bu mangkih kulo paringi oralit. O3: Bapak langsung mencoba menenangkan anak dengan berkata, sudah le, nyuwun es krim ya?, nanti bapak beli ke tapi meneng sek yo le. kebutuhan anak Terlibat dalam pemenuhan kebutuhan Mengerti dan dapat berperan akan kebutuhan anak Ikut serta dalam menenangkan anak Memberikan kesejahteraan psikologis pada anak O4 O6 sambil berkata pada anak, ayo le, ojo nangis ya, iki bapak neng kene lho. Melihat anaknya menangis dan hendak memberontak orangtua spontan mendekat pada anak dan berkata, ora popo le, ditahan sedelok meneh le, ora usah didelok i. orangtua sambil mengeluselus kepala anak, menciumi dahinya Anak tampak ingin mencabuti infus seketika ibu membantu perawat dengan langsung menggendong anaknya serta mengeluselus kepala anak agar anaknya tenang tidak mencabuti infus dan berkata, ayo dek, sampun, sampun nggeh. Menunjukkan kehadiran yang dapat menenangkan anak Memberikan rasa nyaman yang dapat menenangkan anak Menunjukkan rasa kasih sayang dengan memberikan stimulus taktil berupa sentuhan

6 33 O8 Sambil memegang kepala, mengelus-elus kepala anaknya pada saat perawat merayu anak ibu berkata enggak sakit kok le, tu yang disuntik selangnya kok, cup... cup... ada ibuk kok di sini. Membantu mengurangi rasa takut anak terhadap perawat Mendukung perawat dalam menenangkan anak dengan katakata O14 Orang tua tampak menemani anak duduk di tempat tidur anak sambil memegang dan memijat kaki anak. Menunjukkan rasa empati dan kasih sayang pada anak. Seketika orang tua langsung membantu perawat dengan naik ke tempat tidur dan memegang kaki anak sambil menenangkan anaknnya, wes ya le, iki ibu, gelem dipijiti? Orangtua menunjukkan kehadiran perhatian pada anak supaya anak lbih tenang O15 Seketika ibu menggendong anak menuju ruang perawat sambil berkata Ayo ya dek diambil darahnya dulu ya sayang. Tampak menggendong anak dan mengelus-elus kepala anak pada saat berjalan menuju ke ruang perawat. Menunjukkan rasa perhatian dan memberikan kenyamanan dan ketenangan. O5 berkata pada anak disuntik dulu ya le, biar cepet sembuh ya nak. ibu terlihat sambil menciumi anak. Ibu terlihat sambil melihati anaknya dan berdiri di dekat perawat tampak sesekali berkata, Iya le, ibu sini, ndak papa ya le, biar cepet sembuh ya le. Ibu juga terlihat sambil mengelus-elus kepala anaknya. Pada saat pemasangan infus, orangtua terlihat duduk di kursi di dalam ruangan perawat, tampak diam melihati anaknya menangis. Orangtua memberikan rasa aman dan nyaman. Tidak menunjukkan respon apa-apa saat anak menangis Tidak tanggap terhadap anak

7 34 O7 Pada saat mengantarkan anak, anak tampak menangis dan orangtua hanya diam sambil memegang HP. Tampak tidak respon saat anak menangis 4.2 Pembahasan Hasil penelitian Dari hasil penelitian diatas, memperoleh hasil penelitian berupa 5 tema besar yang menggali dukungan keluarga terhadap pelaksanaan Atraumatic Care, yaitu : (1) Kurangnya kontrol emosi dan kepercayaan orangtua pada perawat, (2) Ikut terlibat dalam tindakan keperawatan, (3) Terlibat dalam pemenuhan kebutuhan anak, (4) Memberikan kesejahteraan psikologis pada anak, dan (5) Tidak tanggap terhadap anak. Hasil penelitian tersebut akan dibahas dengan menginterpretasikan tema yang sudah didapatkan dari penelitian yang berfokus pada bentuk respon dukungan keluarga terhadap pelaksanaan atraumatic care di bangsal anak, Ruang Anggrek, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga dengan cara membandingkan referensi buku dan hasil penelitian sebelumnya. Peneliti juga akan membahas tentang keterbatasan dalam penelitian ini. Berikut adalah uraian pembahasan dari tema-tema hasil penelitian ini.

8 35 1. Kurangnya kontrol emosi dan kepercayaan orangtua pada perawat Hasil penelitian mendapati bahwa empat dari limabelas orangtua/primary caregiver kadang kurang kendali atau kontrol terhadap kondisi emosi pada saat anak mengalami hospitalisasi sehingga berpengaruh pada kepercayaan orangtua pada proses tindakan yang dilakukan perawat terhadap anaknya. Dalam penelitian hasil pengamatan menunjukkan orangtua yang emosi dan tidak percaya terhadap anak mengakibatkan anak lebih susah diatur. Hal tersebut juga mempengaruhi perawat dalam memberikan dan menerapkan proses tindakan keperawatan maupun tindakan atraumatic care pada anak. Menurut Wong (2008) hubungan yang baik antara perawat-pasien maupun perawat keluarga akan berpengaruh pada kondisi psikologis perawat, pasien dan orangtua. Hal tersebut didukung dalam penelitian yang dilakukan oleh Dinc dan Gastmans (2013) mengatakan kepercayaan adalah salah satu faktor penting bagi hubungan perawatpasien maupun keluarga pasien. Dalam temuan ini menunjukkan hubungan kepercayaan merupakan

9 36 komponen penting dalam hubungan antara perawatpasien maupun perawat-keluarga. Perawat yang mendapat kepercayaan dari pasien maupun keluarga akan lebih merasa percaya diri dalam melakukan tindakan kepada pasien sehingga akan membantu seluruh proses keperawatan yang dilakukan. Di Cina telah dilakukan penelitian oleh Lee & Lau (2012) yang membuktikan bahwa keyakinan atau kepercayaan dari seorang ibu terhadap perawat yang merawat anaknya di rumah sakit akan lebih mampu mengelola situasi stress yang dialaminya, sehingga peran dari hubungan perawat-orangtua juga dapat melindungi ibu terhadap stress dalam situasi krisis. Berkaitan dengan penelitian Lee dan Lau, penelitian yang dilakukan Fincher (2012), menunjukkan orangtua yang dapat mengendalikan stress akan memberikan efek baik terhadap emosional anak, terlihat anak juga akan lebih tenang dan dapat menerima tindakan seperti tindakan operasi yang dilakukan. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kontrol emosi dan kepercayaan orangtua terhadap anak merupakan salah satu faktor

10 37 penting yang dapat mempengaruhi anak dan juga mempengaruhi kerja perawat dalam melakukan tindakan maupun menerapkan prinsip atraumatic care pada anak. Adanya kontrol emosi dari orangtua serta kepercayaan terhadap tindakan perawat dapat membuat perawat menjadi lebih fokus dan tidak terbebani pada saat melakukan tindakan. Oleh karena itu, perawat diharapkan mampu membina hubungan saling percaya yang lebih baik dengan orangtua anak demi terwujudnya kepercayaan yang mempengaruhi kelancaran proses keperawatan yang dilakukan. Bagi pihak rumah sakit juga diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan orangtua dalam pelayanan keperawatan khususnya di ruang anak bangsal Anggrek. 2. Ikut terlibat dalam tindakan keperawatan Pada hasil penelitan ini menunjukkan lima dari limabelas keluarga dapat menujukkan sikap mendukung dalam tindakan yang ditunjukan dengan ikut terlibat dalam tindakan yang diberikan perawat. Keterlibatan orang tua dan keluarga menjadi hal penting dalam pelaksanaan atraumatic care terutama pada saat perawat melakukan tindakan

11 38 pada anak seperti memasang infus, memperbaiki infus, pengambilan sampel darah. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan pada anak, terutama pada prisip atraumatic care, perawat diharapkan dapat melibatkan orangtua (Hockenberry & Wilson, 2007). Hal ini juga memiliki manfaat bagi perawat, dikarenakan pada saat tindakan yang menyakiti maupun melukai anak seperti pemasangan infus dan pengambilan darah, kehadiran orangtua dan keterlibatan orangtua dalam menenangkan anaknya sangat berpengaruh pada keberhasilan tindakan yang dilakukan perawat. Anak akan lebih menuruti orangtua mareka dibandingkan perawat yang dianggap sebagai orang asing (Wong, 2008). Dalam prinsip Atraumatic Care menunjukkan bahwa orangtua/keluarga diharapkan agar dapat melibatkan diri dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh perawat dalam mengurangi trauma pada anak. Seperti penelitian yang dikemukakan oleh Coyne, O neill, Murphy, Costello & O shea (2011), bahwa dukungan keluarga terutama orangtua pada anak memiliki dampak positif bagi perawat maupun anak sehingga perawat mampu

12 39 melakukan tindakan atraumatic care dengan baik dan membuat anak merasa nyaman, sejahtera, dan menjadikan anak lebih tenang karena kehadiran orangtua dapat mengalihkan pehatian anak, karena anak tidak berfokus pada penyakitnya melainkan berfokus pada orangtuanya yang membuat anak dapat menerima tindakan. Kurangnya dukungan orang tua dan keluarga sangat berpengaruh dalam pelaksanaan atraumatic care. Keterlibatan keluarga dalam tindakan keperawatan dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan keluarga tentang penyakit atau kondisi dari anak, selain itu juga dapat memberikan rasa nyaman dan kedekatan kepada anak sehingga kebutuhan anak dan keluarga dapat terpenuhi (Khalaila, 2014) sedangkan Karlsson, Rydstrom, & Englund (2014) mengatakan bahwa katakutan terburuk anak adalah pada saat berhadapan dengan tindakan menyakitkan dan suntikan. Dalam penelitian mereka, perawat dituntut dapat mendukung anak dengan berbagai jenis dukungan termasuk melibatkan orangtua dalam prosedur menyakitkan tersebut. Orangtua juga harus memberikan respon

13 40 yang positif kepada anak dan anakpun dapat menanggapinya secara positif sehingga anak mau menuruti perkataan orangtua. Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dukungan orangtua dalam keterlibatan pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh perawat juga sangat dibutuhkan oleh perawat, dikarenakan pada saat orangtua dapat membantu dan menenangkan anaknya saat tindakan berlangsung, akan mempermudah kelancaran dari tindakan itu sendiri. Oleh karena itu, perawat diharapkan mampu memberi edukasi pada orangtua tentang pentingnya keterlibatan orangtua dalam tindakan keperawatan. 3. Terlibat dalam pemenuhan kebutuhan anak Kebutuhan anak akan bermacam-macam terutama pada saat anak sakit. Hasil penelitian ditemukan bahwa enam dari lima belas orang tua/primary caregiver bersedia terlibat dalam pemenuhan kebutuhan anak. Prinsip atarumatic care dalam mencegah dan mengurangi perpisahan anak dengan keluarga merupakan salah satu tujuan agar orangtua dapat terlibat dalam pemenuhan kebutuhan

14 41 anak (Wong, 2008). Keluarga adalah orang yang paling sering bersama dengan anak dan mengetahui kebutuhan anak. Orangtua harusnya dapat menentukan dan memenuhi kebutuhan anaknya serta dapat melaporkan segala hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan anaknya kepada perawat (Hockenberry dan Wilson, 2007). Pendapat tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Panicker (2013), menunjukkan bahwa orangtua sangat berperan dalam terpenuhnya kebutuhan anak, terutama anak yang mengalami masa hospitalisasi. Paniker menemukan bahwa pemberdayaan orangtua untuk ikut serta dalam memberikan dan menentukan kebutuhan anak memiliki dampak yang positif bagi anak sehingga anak akan menjadi lebih menerima tindakan yang dibutuhkan demi kesembuhannya. Selain dapat membantu proses keperawatan, pemberdayaan orangtua juga dapat melatih kepekaan orangtua terhadap kebutuhan anak serta dapat melatih orang tua dalam merawat anaknya sendiri.

15 42 Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wallis, Alford, Hanson, Titterton, Madden & Kohn (2012) menunjukkan peran orangtua sangat penting pada saat anak sakit dan harus dirawat di rumah sakit, terutama dalam memenuhi kebutuhan anak. Orangtua yang berada 24 jam dengan anak adalah orang yang mengetahui dan tanggap terhadap kebutuhan anak, hal ini ditunjukkan dalam penelitian ini bahwa keterlibatan orangtua menunjukkan hal yang baik. Keterlibatan orangtua dalam memutuskan dan memberikan kebutuhan anak sesuai dengan kondisi anak mendapati hasil peningkatan berat badan pada anak yang mengalami gangguan makan akibat penyakit maupun anoreksia nervosa. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan keluarga/orangtua dalam pemenuhan kebutuhan anak merupakan suatu yang sangat penting, mengingat keluarga/orangtua merupakan orang yang paling dekat dengan anak dan paling mengetahui kebutuhan anak. Keterlibatan orangtua juga dapat memepermudah perawat anak dalam memberikan dan mengetahui kebutuhan anak, serta dapat meningkatkan kualitas dari

16 43 perawatan itu sendiri sehingga perawat juga diharapkan mampu melibatkan dan memotivasi keluarga/orangtua supaya dapat terlibat dan tanggap akan kebutuhan anak. 4. Memberikan kesejahteraan psikologis pada anak Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan atraumatic care yang dilakukan oleh perawat, enam dari lima belas orangtua/primary caregiver dapat mendukung pelaksanaan atraumatic care tersebut secara psikologis anak. Dalam prinsip atraumatic care, menerapkan bahwa anak harus mendapatkan rasa nyaman, rasa aman, mendorong rasa pengendalian diri pada anak sangat penting demi kesejahteraan anak (Hockenberry & Wilson, 2007). Keadaaan sejahtera pada anak dapat mengurangi stress dan dampak buruk dari hospitalisasi anak (Wong, 2003). Orangtua yang menunjukkan bentuk perhatian secara psikologis dapat membantu anak dalam menerima proses keperawatan yang diberikan perawat. Pada penelitian yang dilakukan Edwards (2013) mengemukakan bahwa adanya sentuhan fisik

17 44 keluarga terutama sentuhan dari ibu akan berdampak baik pada kondisi psikologis anak. Dalam penelitian ini juga membagikan fokus keluarga juga dapat berpengaruh karena pada saat keluarga berfokus pada kesehatan anak, dengan membandingkan ibu yang memiliki anak hanya satu dengan ibu yang memiliki anak lebih dari satu. Keluarga/orangtua yang hanya memiliki anak satu akan lebih banyak memberikan respon rangsangan secara emosional maupun fisik pada anak dibandingkan dengan orangtua yang memiliki anak lebih dari satu. Perubahan emosional yang sangat signifikan terjadi pada anak yang diberi rangsangan emosional dari orangtua, terlihat dari anak mulai tenang dan dapat berkomunikasi dengan baik bahkan menerima tindakan perawat. Menurut Parker, Farrell, Ryder, Fernley, Cox, Parasat, & Taylor (2014) mengatakan bahwa dukungan keluarga pada anak-anak baik di rumah maupun di rumah sakit sangat penting dan dibutuhkan anak-anak dengan tujuan mensejahterakan dan memberikan rasa nyaman bagi anak. Hal tersebut dapat dilakukan orangtua

18 45 dengan memberikan perhatian, kasih sayang dalam bentuk nyata seperti perkataan maupun tindakan. Menurut Krycak, Murdock, Marszalek (2012) mengatakan bahwa dukukungan keluarga dalam bentuk kehadiran orangtua dapat berpengaruh terhadap tekanan psikologis anak. Dukungan secara emosional oleh keluarga dapat membuat keadaan sejahtera bagi anak dan juga memediasikan diri antara stress aktual dan tekanan psikologisnya. Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa memberikan kesejahteraan psikologis pada anak sangat penting, terutama yang dilakukan oleh orangtua. Hal tersebut dapat berpengaruh pada penerimaan anak terhadap tindakan yang diberikan perawat. Oleh karena itu perawat juga diharapkan dapat memberikan motivasi pada orangtua supaya dapat memberikan kesejahteraan pada anak tidak hanya fisik tetapi secara psikologis juga. 5. Tidak tanggap terhadap anak Pada saat anak sakit, orangtua tidak hanya menunjukkan berbagai macam respon, tetapi juga

19 46 ada yang tidak menunjukkan respon apa-apa dan hanya diam saat anaknya menangis ataupun saat anaknya diberikan tindakan oleh perawat. Hasil observasi menunjukkan dua dari limabelas orangtua/primary caregiver bersikap acuh tak acuh atau tidak tanggap terhadap anaknya yang sedang menangis.hal tersebut dapat berpengaruh pada psikologis anak. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Crawford & Bull (2006) membuktikan orangtua yang mengabaikan anaknya pada saat anak menangis atau sedang melakukan terapi pengobatan akan membuat anak lebih sulit diatur, penelitian ini menunjukkan 34 dari 50 anak yang menunjukkan kontrol emosi yang buruk saat orangtua tidak berespon apa-apa, bahkan meninggalkan mereka sendirian saat terapi pengobatan. Menurut Choi & Bosch (2013) mengatakan kehadiran orangtua dan respon orangtua dalam berbagai macam tindakan sangat berpengaruh pada anak. Anak akan menunjukkan sikap yang lebih tenang saat orangtua menemani dan memberikan tanggapan pada anak saat menangis. Berbanding terbalik dengan penelitian

20 47 yang dilakukan oleh Castillo, Lara & Naranjo (2011) mengatakan bahwa situasi krisis yang dialami orangtua saat anaknya mengalami hospitalisasi akan membuat tingkat stress orangtua meningkat. Peningkatan tingkatan stress pada orangtua dapat ditunjukkan dengan berbagai macam respon, orangtua bisa menjadi berlebihan (overprotective) bahkan tidak mampu berespon sama sekali. Dari pembahasan diatas, dapat dilihat pentingnya kehadiran dan respon orangtua terhadap perawatan anak sakit. Anak membutuhkan perhatian dari orangtua agar merasa lebih tenang. Ketika anak lebih tenang, perawat juga akan lebih mudah memberikan tindakan dan terapi pengobatan. Oleh karena itu perawat juga diharapkan mampu berkerjasama dan memotivasi orangtua supaya orangtua dapat menemani anak dan meredakan tangisan anak.

21 Hasil Analisis Dari pembahasan di atas peneliti menemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika proses pelaksanaan Atraumatic Care: 1. Faktor orangtua/primary caregiver yaitu latar belakang orangtua/primary caregiver memberikan kepercayaan dan dukungan terhadap pelaksanaan atraumatic care. 2. Faktor anak yaitu pengalaman anak terhadap hospitalisasi, penyebab anak menangis. 3. Faktor perawat yaitu komunikasi antara perawat- pasien maupun perawat-keluarga, hubungan saling percaya perawat-pasien-keluarga. Dalam proses atraumatic care, ada beberapa hal yang harusnya dapat dilakukan dalam terlaksananya atraumatic care dengan baik terutama dalam hal dukungan keluarga : 1. Orangtua/primary caregiver harusnya dapat mengontrol emosi dan lebih tenang ketika berhadapan dengan anak agar anak dapat lebih tenang. 2. Orangtua/primary caregiver harusnya dapat menemani anaknya pada saat tindakan agar dapat mengurangi rasa takut anak.

22 49 3. Orangtua/primary caregiver harusnya mengetahui kebutuhan anak agar kebutuhan anak dapat terpenuhi. 4. Orangtua/primary caregiver dapat menenangkan anak agar anak dapat lebih menerima proses keperawatan. 5. Orangtua bekerja sama dengan perawat terutama dalam komunikasi, hubungan saling percaya, memotivasi keluarga untuk dapat terlibat dalam proses atraumatic care 6. Orang tua dapat mendukung perawat dalam melakukan proses atraumatic care Keterbatasan Penelitian Penelitian ini masih melihat dan membahas dukungan keluarga dari segi orangtua secara umum dan masih kurang mendalam, sehingga diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneruskan penelitian yang membahas dari sudut pandang perawat tentang dukungan orangtua/primary caregiver dan dapat menggali lebih mendalam tentang dukungan keluarga.

LAMPIRAN Lampiran 1 57

LAMPIRAN Lampiran 1 57 LAMPIRAN Lampiran 1 57 Lampiran 2 58 Lampiran 3 59 Lampiran 4 60 Lampiran 5 61 Lampiran 6 62 63 Panduan Observasi A. Prinsip-prinsip dan tindakan atraumatic care 1. Mencegah atau mengurangi perpisahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan makhluk yang unik, yang tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Anak memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Anak juga seringkali menjalani prosedur yang membuat. Anak-anak cenderung merespon hospitalisasi dengan munculnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis pada kehidupannya. Saat anak dirawat di rumah sakit banyak hal yang baru dan juga asing yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis pada kehidupannya. Pada saat anak dirawat di Rumah Sakit banyak hal yang baru dan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. anak (Morbidity Rate) di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasiolnal

BAB 1 PENDAHULUAN. anak (Morbidity Rate) di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasiolnal BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008). BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak 2.1.1. Pengertian Hospitalisasi Hospitalisasi adalah suatu keadaan dimana seseorang yang sakit yang membutuhkan perawatan secara intensif

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN SIKAP KOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH SELAMA PROSEDUR INJEKSI INTRAVENA DI RSUD PROF. DR.

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN SIKAP KOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH SELAMA PROSEDUR INJEKSI INTRAVENA DI RSUD PROF. DR. HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN SIKAP KOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH SELAMA PROSEDUR INJEKSI INTRAVENA DI RSUD PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah individu unik yang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang berbeda dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN

LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN LAMPIRAN 68 LAMPIRAN I : PERTANYAAN PENELITIAN Kecemasan 1. Bagaimana perasaan anda menghadapi tindakan pemasangan WSD? 2. Apa yang anda cemaskan menghadapi tindakan pemasangan WSD? instrumental 1. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika anak sakit dan harus dirawat di rumah sakit untuk. menjalani terapi dan perawatan, anak mengalami dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika anak sakit dan harus dirawat di rumah sakit untuk. menjalani terapi dan perawatan, anak mengalami dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika anak sakit dan harus dirawat di rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan, anak mengalami dampak hospitalisasi, seperti stress, ketakutan, kegelisahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui oleh manusia bersifat

Lebih terperinci

Hasil Uji Validitas. Corrected Item- No. Total Correlation Penyataan (r hitung)

Hasil Uji Validitas. Corrected Item- No. Total Correlation Penyataan (r hitung) Tabel 1 Hasil Uji Validitas Corrected Item- No. Total Correlation Penyataan (r hitung) r tabel Keterangan 1 0,431 0,374 Valid 2 0,473 0,374 Valid 3 0,449 0,374 Valid 4 0.761 0,374 Valid 5 0,685 0,374 Valid

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk krisis atau stressor utama yang terlihat pada anak. Anak-anak sangat rentan

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk krisis atau stressor utama yang terlihat pada anak. Anak-anak sangat rentan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat anak mengalami sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan suatu bentuk krisis atau stressor utama yang terlihat pada anak. Anak-anak sangat rentan terhadap krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga terletak di jalan Hasanuddin No. 806, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Respon Penerimaan Anak 1. Pengertian Respon atau umpan balik adalah reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan, baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai klien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat anak dirawat di rumah sakit, dampak. hospitalisasi pada anak dan keluarga tidak dapat dihindarkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat anak dirawat di rumah sakit, dampak. hospitalisasi pada anak dan keluarga tidak dapat dihindarkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat anak dirawat di rumah sakit, dampak hospitalisasi pada anak dan keluarga tidak dapat dihindarkan. Dalam penelitiannya, Bossert (1994) menemukan bahwa anakanak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan makhluk rentan dan tergantung yang selalu dipenuhi rasa ingin tahu, aktif, serta penuh harapan. Masa anak-anak suatu awal kehidupan untuk masa-masa berikutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain, khususnya bagi anak yang berusia 1-3 tahun. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut harus dijaga kelangsungannya dengan upaya stimulasi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri terhadap prosedur pemasangan infus dan membandingkan antara teori yang sudah ada dengan kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh karena anak tidak memahami mengapa harus dirawat,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh karena anak tidak memahami mengapa harus dirawat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit dan dirawat di rumah sakit pada anak dapat menimbulkan stress yang disebabkan oleh karena anak tidak memahami mengapa harus dirawat, lingkungan yang asing, prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang sangat mendasar (Supartini, 2009), anak sebagai pasien tidak lagi dipandang sebagai miniatur orang dewasa,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Persepsi Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Bangsal Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2013

KUESIONER PENELITIAN. Persepsi Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Bangsal Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2013 88 KUESIONER PENELITIAN Persepsi Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas III Bangsal Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2013 I. Karakteristik Responden No. Responden : Umur :

Lebih terperinci

Angket untuk Riset Partisipan Perawat

Angket untuk Riset Partisipan Perawat Lampiran 1. Angket penelitian Angket untuk Riset Partisipan Perawat Lembar Persetujuan Riset Partisipan Dengan ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu terlibat dalam proses penelitian saya sebagai riset partisipan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang yang berdiri sejak 1930 merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan merupakan salah satu emosi yang sering menimbulkan stres yang paling banyak dirasakan oleh banyak orang. Kadang-kadang kecemasan juga disebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan hingga usia tujuh belas tahun, dimana masing-masing anak tumbuh dan belajar sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak adalah manusia yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari awal kehamilan sampai dengan usia 18 tahun (IDAI, 2014). Anak merupakan individu yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil uji validitas angket dengan riset partisipan perawat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil uji validitas angket dengan riset partisipan perawat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.5.3. Hasil uji validitas angket dengan riset partisipan perawat Uji validitas dilakukan pada 15 orang perawat di ruang Anggrek

Lebih terperinci

KOMUNIKASI KELUARGA UNTUK MENUMBUHKAN MOTIVASI SEMBUH PADA ANAK PENDERITA KANKER. Misbah Hayati, Universitas Diponegoro.

KOMUNIKASI KELUARGA UNTUK MENUMBUHKAN MOTIVASI SEMBUH PADA ANAK PENDERITA KANKER. Misbah Hayati, Universitas Diponegoro. KOMUNIKASI KELUARGA UNTUK MENUMBUHKAN MOTIVASI SEMBUH PADA ANAK PENDERITA KANKER Misbah Hayati, Universitas Diponegoro Misbahhayati64@gmail.com Pembimbing: Agus Naryoso, S.Sos, M.Si ABSTRAK Hasil Riset

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, berbagai macam inovasi baru bermunculan dalam dunia kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan semakin mengutamakan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, adalah orang yang berada di bawah usia 18 tahun.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Hidayat, adalah orang yang berada di bawah usia 18 tahun. 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anak Anak merupakan seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN ISSN 2407-7232 JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN Volume 1, No. 2, Agustus 2015 Perilaku Pemeliharaan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Lingkungan Berpengaruh dengan Kejadian ISPA pada Balita Tugas Keluarga

Lebih terperinci

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY

POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY 2016 085643378090 PENGERTIAN Komunikasi pada dasarnya merupakan kegiatan penyampaian pesan. Proses tersebut melibatkan dua pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu, gelisah yang dapat menimbulkan ketegangan fisik yang tinggi. Hal ini ditimbulkan sebagai reaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit pembunuh terbesar di dunia. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat beresiko terkena kanker. Kanker

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum penelitian Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan beralamat di jalan Hasanudin, No. 806 Salatiga, Jawa Tengah. Sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keluarga berfungsi tinggi untuk membantu dalam menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan salah satu unit dasar yang bertanggung jawab dalam melestarikan integritas individu anggota keluarga yang akan membentuk struktur keluarga yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Atraumatic Care

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Atraumatic Care BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atraumatic Care 2.1.1. Definisi Atraumatic Care Dalam pediatrik, kebutuhan untuk memberikan atraumatic care dikenal secara luas. Atraumatic care merupakan filosofi dari penyediaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. kecemasan di ruang Parikesit di RSUD Kota Semarang.

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. kecemasan di ruang Parikesit di RSUD Kota Semarang. 64 BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. PEMBAHASAN Pada pembahasan ini penulis menguraikan tentang masalah yang terjadi didalam kasus. Pembahasan difokuskan pada masalah yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta bebas dari penyakit atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik karena ada kerusakan jaringan aktual maupun tidak. Nyeri pada

BAB I PENDAHULUAN. baik karena ada kerusakan jaringan aktual maupun tidak. Nyeri pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri adalah pengalaman subjektif yang umum terjadi pada anakanak, baik karena ada kerusakan jaringan aktual maupun tidak. Nyeri pada anak-anak sulit untuk diidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi cemas yang terjadi pada anak yang menjalani hospitalisasi dan mendapatkan tindakan invasif harus mendapat perhatian khusus dan segera diatasi. Bagi anak usia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (RSPAW) Salatiga, dengan alamat Jalan Hasanudin 806 Salatiga.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (RSPAW) Salatiga, dengan alamat Jalan Hasanudin 806 Salatiga. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Paru Dr Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, dengan alamat Jalan Hasanudin 806 Salatiga. RSPAW Salatiga merupakan rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat menimbulkan dampak, baik terhadap fisik maupun psikologis diantaranya kecemasan, merasa asing akan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hospitaslisasi pada anak merupakan sebuah proses yang mengharuskan anak menjalani proses perawatan di rumah sakit dengan alasan yang terencana atau darurat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan terhadap orang tua atau primary care giver dari pasien anak yang dirawat minimal dua hari di Ruang Dahlia RSPW

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia berdampak pada peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi meningkatnya masalah kesehatan anak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,

Lebih terperinci

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan anak pada masa balita sangat berkaitan erat dengan tingkat kesehatannya pada masa bayi baru lahir. Dengan demikian, derajat kesehatan anak tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan. merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain merupakan suatu aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2004). Hospitalisasi sering menjadi krisis utama yang harus dihadapi anak,

BAB 1 PENDAHULUAN. 2004). Hospitalisasi sering menjadi krisis utama yang harus dihadapi anak, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hospitalisasi dapat menyebabkan kejadian yang traumatik dan stres yang dialami oleh anak dan orang tua, dimana anak harus tinggal di rumah sakit untuk mendapatkan terapi

Lebih terperinci

Pupuklah terus cinta dalam keluarga Anda. Pastikan buku di atas dan di bawah ini menjadi bacaan Anda sekeluarga, sebelum, sesudah, dan selamanya...

Pupuklah terus cinta dalam keluarga Anda. Pastikan buku di atas dan di bawah ini menjadi bacaan Anda sekeluarga, sebelum, sesudah, dan selamanya... book Love You Before & After mengisahkan cinta orangtua yang tak lekang waktu, sebelum dan sesudah anaknya lahir. Derita ibu dan resah ayah selama anak di kandung badan. Ibu dan ayah pun senantiasa mendoakan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK INFORMAN

KARAKTERISTIK INFORMAN KARAKTERISTIK INFORMAN Komunikasi Efektif Dokter dan Pasien Dalam Upaya Keselamatan Pasien (patient Safety) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan Petunjuk Pengisian : Istilah pertanyaan dibawah ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat

Lebih terperinci

Lampiran 4. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4. Lembar Permohonan Menjadi Responden 46 47 48 49 Lampiran 4 Lembar Permohonan Menjadi Responden Kepada Yth : Bapak/Ibu/saudara/i Di Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar Saya mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (S1-Keperawatan) akan melakukan

Lebih terperinci

TUGAS BROADCASTING. Nim : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TUGAS BROADCASTING. Nim : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TUGAS BROADCASTING Nama : Rahmadi Nim : 08.12.3059 Kelas : S1-SI-5E STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 ANAK KORBAN MERAPI Written By Rahmad Cp : Rahmad Puluhdadi, Depok, Sleman E-mail : rahmad_taurus@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bermain adalah pekerjaan anak-anak semua usia dan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Azis, 2010). Bermain merupakan

Lebih terperinci

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua

Lebih terperinci

Sebagai Penunjang Konsep Perawatan Parents as Partner

Sebagai Penunjang Konsep Perawatan Parents as Partner Desain Tempat Tidur Anak Untuk Rumah Sakit Sebagai Penunjang Konsep Perawatan Parents as Partner Permasalahan Tempat tidur yang di gunakan di ruang perawatan BUKAN merupakan furniture anak Baby crib hanya

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA ANALISA PROSES INTERAKSI Inisial Klien Nama Mahasiswa : Ny. S (69 tahun) : Sinta Dewi Status Interaksi M-K : Pertemuan, ke-2,

Lebih terperinci

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan   ABSTRAK ATRAUMATIC CARE MENURUNKAN KECEMASAN HOSPITALISASI PADA ANAK PRASEKOLAH DI RUANG ANGGREK RSU dr. SOEGIRI LAMONGAN (The Atraumatic Care Reduce Anxiety Hospitalization Preschool Children in Anggrek Room

Lebih terperinci

FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp.

FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp. FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp. Definisi Keperawatan Dawat Darurat: Pelayanan profesional yg didasarkan pada ilmu kqperawatan gawat darurat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang sering kita dengar dalam dunia kesehatan. Hal ini berarti setiap pasien yang dirawat di

Lebih terperinci

Hesti Lestari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unsrat RSUP Prof dr R.D. Kandou Manado

Hesti Lestari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unsrat RSUP Prof dr R.D. Kandou Manado Hesti Lestari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unsrat RSUP Prof dr R.D. Kandou Manado Genetik Nutrisi dengan kualitas dan kuantitas sesuai kebutuhan Lingkungan Tumbuh kembang Optimal 3 } perilaku makan adalah

Lebih terperinci

KUISIONER SELF-EFFICACY

KUISIONER SELF-EFFICACY LAMPIRAN I DATA PENUNJANG DAN KUESIONER SELF-EFFICACY KUISIONER SELF-EFFICACY Nama : Usia : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Lama Bekerja : Pada kuisioner ini terdapat 48 item yang berupa kalimat

Lebih terperinci

INFORMED CONSENT LEMBAR PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN. Setelah mendapatkan penjelasan mengenai Hubungan Persepsi Mutu

INFORMED CONSENT LEMBAR PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN. Setelah mendapatkan penjelasan mengenai Hubungan Persepsi Mutu INFORMED CONSENT LEMBAR PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN Setelah mendapatkan penjelasan mengenai Hubungan Persepsi Mutu Pelayanan Keperawatan dengan tingkat Kepatuhan Perawat Melaksanakan SPO

Lebih terperinci

Ditetapkan Tanggal Terbit

Ditetapkan Tanggal Terbit ASSESMEN ULANG PASIEN TERMINAL STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur O1 dari 04 Ditetapkan Tanggal Terbit dr. Radhi Bakarman, Sp.B, FICS Direktur medis Asesmen ulang pasien

Lebih terperinci

PIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama

PIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama ,, DAN KERETA API By El Johan Kristama 2011-El Johan Kristama Perancangan Film Kartun NIM 09.11.2906 09-S1TI-05 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA eljohan.mail@gmail.com Sinopsis Naskah ini menceritakan tentang kisah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1. Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas 1.1 Definisi Spiritualitas 1.2 Karakteristik Spiritualitas 1.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa bayi adalah periode dalam hidup yang dimulai setelah kelahiran dan berakhir dengan berkembangnya penggunaan bahasa. Masa bayi berlangsung sekitar 18

Lebih terperinci

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus SATU Love is that condition in which the happiness of another person is essential to your own - ROBERT A. HEINLEIN Kenapa Mama harus pergi? tanya seorang anak berusia sekitar delapan tahun. Mama harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kata lain sunat adalah memotong kulup atau khitan. Budaya (2012)

BAB I PENDAHULUAN. dalam kata lain sunat adalah memotong kulup atau khitan. Budaya (2012) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Khitan dalam kamus besar bahasa Indonesia merupakan pengertian dari sunat, dalam kata lain sunat adalah memotong kulup atau khitan. Budaya (2012) menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan dipengaruhi dengan segala macam hal yang baru. Anak prasekolah sering menunjukan perilaku yang aktif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan/atau emosional, individu bergantung pada keluarga untuk menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan/atau emosional, individu bergantung pada keluarga untuk menyediakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah sekelompok individu dengan hubungan hukum, genetik dan/atau emosional, individu bergantung pada keluarga untuk menyediakan kebutuhan ekonomi dan melindungi,

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup 1. EXT. Pinggrian Rel Kereta Api (Siang) BEJO, seorang anak laki-laki berusia 24 tahun, berjalan menyusuri rel sepulang dari bekerja mengais rupiah di jalanan,

Lebih terperinci

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan PROLOG Semua orang berhak menentukan mimpi mereka. Begitu pula dengan Riani. Setiap malam Riani selalu bermimpi memiliki kehidupan yang begitu indah dan nyaman. Kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bagi sebagian besar orang, Taman kanak-kanak (TK) merupakan sebuah jenjang pendidikan awal bagi anak sebelum mereka memasuki sekolah dasar (SD). Oleh sebab

Lebih terperinci

NERS ONE PRODUCTION mempersembahkan FTV berjudul MALAM-MALAM BAIYO

NERS ONE PRODUCTION mempersembahkan FTV berjudul MALAM-MALAM BAIYO LAMPIRAN NERS ONE PRODUCTION mempersembahkan FTV berjudul MALAM-MALAM BAIYO Pemain : 1. Perawat A (Ka-Tim) : Wisfi Desriyanti 2. Perawat B (Anggota) : Irawati 3. Perawat C (Anggota) : Dian Rilawati 4.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar

BAB I PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian sebagai berikut : A. Latar Belakang Kelahiran seorang bayi merupakan peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kronik merupakan suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psiologis dan kognitif dalam melakukan fungsi harian, atau kondisi yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Discharge Planning 2.1.1 Definisi Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang di tujukan untuk memberikan asuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta membahayakan hidup bagi pasien dan keluarga yang mengancam keadaan stabil dari ekuibrium internal

Lebih terperinci

41 A. Menyampaikan Pesan Pendek

41 A. Menyampaikan Pesan Pendek 41 A. Menyampaikan Pesan Pendek Siapa yang belum sarapan? Lho, mengapa belum sarapan? Sebelum berangkat sekolah, kamu harus sarapan! Kebiasaan ini sangat baik. Jika tidak, konsentrasi belajarmu akan terganggu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keluarga merupakan orang terdekat dari seseorang yang mengalami gangguan kesehatan/dalam keadaan sakit. Keluarga juga merupakan salah satu indikator dalam masyarakat

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan

Lebih terperinci

(Aku Melihatnya & Dia Melihatku)

(Aku Melihatnya & Dia Melihatku) (Aku Melihatnya & Dia Melihatku) JUBAH HITAM PART 1 Tahun 1993, sebuah cerita tentang kelahiranku. Tentunya, kedua orangtuaku menjadi saksi bagaimana aku lahir. Saat aku masih dalam kandungan, ayah, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan. melahirkan. Rumah sakit dituntut lebih profesional dalam

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan. melahirkan. Rumah sakit dituntut lebih profesional dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 86 Lampiran 1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara saat penelitian Di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan Daftar pertanyaan wawancara kepada keluarga pasien Data singkat informan Nama : Jenis Kelamin : Tanggal

Lebih terperinci

ALBINO. Written by Aprilia Rahayu ( ) (Copyright 2011)

ALBINO. Written by Aprilia Rahayu ( ) (Copyright 2011) AL Written by Aprilia Rahayu (09.12.3747) (Copyright Up_preely@ 2011) SINOPSIS AL Di sebuah desa yang kecil lahirlah seorang anak laki-laki. Dia terlahir dengan kulit sangat putih, rambut, bulu mata, dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memperkecil distres psikologis dan fisik yang diderita oleh anak-anak dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memperkecil distres psikologis dan fisik yang diderita oleh anak-anak dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Atraumatic Care 1.1 Definisi atraumatic care Atraumatic care adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan, oleh personel, dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran diri (body image) dan dukungan sosial pada tiga orang wanita yang mengalami penyakit kanker payudara yang telah

Lebih terperinci

Wawancara Partisipan 1

Wawancara Partisipan 1 55 Verbatim Partisipan Wawancara Partisipan 1 S Isi Percakapan Kode P Selamat pasi mas 1 P1 Selamat pagi juga mbak 2 P Bisa minta waktunya sebentar mas sekitar 5-10 menit 3 P1 Iya bisa 4 P Perkenalkan

Lebih terperinci