BAB 24 KONTRAK FISIK TIMAH MURNI BATANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 24 KONTRAK FISIK TIMAH MURNI BATANGAN"

Transkripsi

1 BAB 24 KONTRAK FSK TMAH MURN BATANGAN DAFT AR Definisi Ketentuan Umum Mutu d~n Status Timah Murni Batangan Dimensi Ukuran dan Berat Satuan Timah Murni Batangan Pengemasan Timah Murni Batangan Pendaftaran Transaksi untuk Proses Klirir.a Biaya1ransaksi Waktu Perdagangan dan Satuan Kontrak Kuotasi Harga dan Fluktuasi Harga Minimum Pelabuhan Pemuatan Kewajiban Pembayaran Jaminan Transaksi Bagi Pembeli Kewajiban Penyerahan Bukti Simpan Timah (BST) Bagi Penjual Prosedur Mendapatkan Bukti Simpan Timah (BST) Masa Berlaku Bukti Simpan Timah (BST) MekanismeTransaksi Algoritma Perhitungan Harga Lelang Satuan Penyerahan Mekanisme Penyerahan Fisik Timah Murni Batangan Alternative Delivery Procedure (ADP) Transaksi Bonafide dan Transaksi Bulletin Cidera Janji Keadaan Kahar Penyelesaian Sengketa dan Arbitrase 1 \ '"

2 ~enekspor BAB 24 KONTRAK FSK TMAH MURN BATANGAN Definisi i Semua pengertian yang tersebut dalam Pasal 2400 berlaku untuk seluruh 8ab ini. Kecuali konteks kalimat menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang tertera dalam bagian kiri pasal ini masingmasfng harus diartikan sebagaimana penjelasan pada bagian kanan dari uraian dibawah ini: Bukti ~embelian TimahdanBUrsaDokumen yang diterbitkan oleh Bursa Timah sebagai tanda (BPTB) bukti pembelian Timah Murni Batangan. Bukti $impan Timah (B8T) Dokumen yang diterbitkan oleh Pengelola Tempat Penyimpanan sebagai tanda bukti kepemilikan alas Timah i i Murni Batangan yang disimpan oleh Anggota Bursa. i Bursa itimah Pasar timah internasional di ndonesia yang merupakan pasar terorganisir dan bagian dari Bursa Dokumen persyaratan untuk melakukan ekspor fisik Timah Murni Batangan. Estim~ted Time of Arrival (ETA) Waktu perkiraan kedatangan Moda Transportasi Laut yang dinominasikan untuk mengangkut Timah Murni Batangan di Pelabuhan Pemuatan. Free On Board (FOB) Mekanisme penyerahan fisik Timah Murni Batangan dengan mengalihkan segala resiko atas fisik Timah Murni Batangan dari Penjual kepada Pembeli yang terjadi ketika fisik Timah Murni Batangan telah ditempatkan pada Moda Transportasi Laut di Pelabuhan Pemuatan yang telah ditetapkan. Jamin~n Transaksi Jaminan yang diserahkan kepada Lembaga Kliring untuk dapat melakukan perdagangan Kontrak Fisik Timah Murni Batangan di Bursa. iljrli Lelang Mekanisme transaksi Timah Murni Batangan dengan penawaran harga secara terbuka melalui sistem elektronis dimana harga pasar terbentuk pada akhir jam perdagangan. 2

3 Moda ~ransportasi Laut Nilai KPntrak Flsik Kapal, Tongkang dan atau alat transportasi laut lainnya yang digunakan untuk mengangkut Timah Murni Batangan. Jumlah perkalian antara kuantitas Timah Murni Batangan dalam satuan metrik ton dengan harga Lelang dalamlljs Packing List Pelab~han Pemuatan Dollar yang terjadi pad a Hari Perdagangan. ~~i r Dokumen yang berisi data-data tentang barang yang akan diekspor yang diterbitkan oleh Penjual.! Pelabuhan yang ditetapkan oleh Bursa sebagai pelabuhan tempat penyerahan fisik Timah Murni Batangan. i Pembeli Pedagang Anggota Kliring yang secara langsung bertanggung jawab untuk menerima fisik Timah Murni Peme~ang Lelang Penge'ola Tempat Penyimpanan Batangan. Penjual dan Pembeli yang memenangkan Lelang dan bertanggung jawab untuk melakukan penyerahan fisik Timah Murni Batangan. ~i~i Pihak yang ditunjuk oleh Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka yang bertanggung jawab untuk melakukan penyimpanan, pengamanan, pengelolaan, pemuatan, dan/atau penyerahan Timah Murni Batangan kepada Pembeli sesuai dengan Kontrak Fisik Timah Murni Batangan. Penju~1 Pedagang Anggota Kliring yang secara langsung bertanggung jawab untuk melakukan penyerahan fisik Suggested Opening Bid (SOB) -- Timah Murni Batangan. Hli i -~--- - Harga pembukaan Lelang perdagangan fisik Timah Murni Batangan. fill Temp~t Penyimpanan Fasilitas gudang atau tempat penyimpanan yang dipergunakan untuk menyimpan fisik Timah Murni Batangan Timah!Murni Batangan yang dikelola oleh Pengelola Tempat Penyimpanan. Timah murni yang merupakan hasil dari kegiatan pengolahan dan pemurnian bijih timah oleh smelter yang 3 ~

4 2401. Ketentuan Umum Per agangan Kontrak Fisik Timah Murni Batangan tunduk pada Peraturan Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka selama tidak disediakan secara spesifik dalam Bab ini, kecuali secara spesifik me unjuk ke setiap pembatalan, perubahan dan penambahan ketentuan-ketentuan yang ter ndung dalam Bab ini akan menjadi efektif setelah mendapat persetujuan tertulis dari 2, Ba~pebti. Se~ua referensi untuk hari adalah Hari Kerja kecuali dinyatakan lain, Mutu dan Status Timah Murni Batangan 1. Kategori Mutu Ti~ah Murni Batangan yang dapat diserahkan untuk penyelesaian kontrak ini wajib memenuhi persyaratan mutu, fisik dan kimia sebagai berikut: Ka~dungan ijnsur Timah (Sn) Besi ( e) Timbal (Pb) Alumu ium (A) Arseni (As) Bismu h (Bi) Kadmi m (Cd) Temb ga (Cu) Jenis Kontrak TNPB300 TNPB200 TNPB100 TNPB50 TN4NNE Min. 99.9% Min. 99.9% Min. 99.9% Min. 99.9% Min % Max. 50 ppm Max. 300 ppm Max. 300 ppm Max. 150 ppm Max. 150 ppm Max. 50 ppm Max. 50 ppm Max. 200 ppm Max. 100 ppm Max. 170 ppm Max. 40 ppm Max. 90 ppm Max. 150 ppm Max. 40 ppm Max. 90 ppm ~ Max. 50 ppm Max. 50 ppm Max. 150 ppm Max. 40 ppm Max. 90 ppm Max. 24 ppm Max. 21ppm Max. '10 ppm Max. 7 ppm Max. 3 ppm Antim ni (Sb) Max. 150 ppm Max. 100 ppm Max. 100 ppm Max. 100 ppm Max.'10 ppm Seng ( n) Max. 3 ppm 2. Sta us Timah Murni Batangan yang Diserahkan untuk Ditransaksikan Tim h Murni Batangan yang diserahkan untuk ditransaksikan sebagai pemenuhan kewajiban pe yelesaian Kontrak Fisik Timah Murni Batangan harus dipastikan status kepemilikannya, dan bu n merupakan Komoditi yang sedang dipersengketakan, atau tidak sedang dijadikan jam nan untuk menjamin pelaksanaan kewajiban apapun. 4 ~' ~ l ~

5 Dime~si Ukuran dan Berat Satuan Timah Murni Batangan 1 Dirensi Ukuran, Tirah Murni Batangan yang diserahkan wajib memenuhi persyaratan dimensi ukuran sebagai berikut: No 1 Parameter Dimensi Ukuran (mm) Panjang Bawah (B) Lebar Atas (C) Lebar Bawah (D) Panjang Atas (A) Tinggi (E) B~rat Satuan 8, Timah Murni Batangan yang dapat diserahkan untuk penyelesaian kontrak ini wajib b. memiliki berat satuan batang sebesar 25 (dua puluh lima) Kg. Toleransi be rat satuan batang adalah :t 2 (dua) Kg per batang. Peng masan Timah Murni Batangan 1. Ti ah Murni Batangan dikemas dalam satuan 1,000 (seribu) Kg dengan toleransi berat satuan ke asan adalah :t 20 (dua puluh) Kg. 2. S tiap kemasan wajib terdapat maksimum 40 (empat puluh) batang.! 5

6 2405. pendal~aran Transaksi untuk Proses Kliring Semu transaksi yang telah terjadi akan diteruskan oleh Bursa secara elektronis kepada Lembaga Kliring Berjangka untuk dilakukan penjaminan transaksi oleh Lembaga Kliring Berjangka Biaya 1ransaksi 1. Ke ntuan mengenai penetapan biaya transaksi bursa dan biaya transaksi kliring akan dit tapkan melalui Sural Edaran Bersama (SEB) oleh Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka. 2. Be arnya biaya transaksi diperhitungkan dan diselesaikan berdasarkan Satuan Kontrak (Lot) ya 9 ditransaksikan. Wakt.perdagangan dan Satuan Kontrak 1. Ha dan Jam Perdagangan a. Hari Perdagangan adalah Senin sampai dengan Jumat. b. Jam Perdagangan berlaku untuk masing-masing mutu Timah Murni Batangan dengan pembagian waktu sebagai berikut:.tnpb300, dilaksanakan puku WB;.TNPB200, dilaksanakan puku WB;.TNPB100, dilaksanakan puku WB; TNPB050, dilaksanakan puku WB;.TN4NNE, dilaksanakan puku WS. c. Penentuan harga transaksi Lelang untuk masing-masing mutu Timah Murni Batangan ditetapkan setelah penutupan Jam Perdagangan dari mutu yang bersangkutan. 2. Sa uan Kontrak (Lot) Sat an kontrak adalah 1 (satu) lot, yang terdiri dari 5 (lima) metrik ton. Kuota i Harga dan Fluktuasi Harga Minimum 1. Ku tasi Harga a. Kuotasi Harga ditetapkan dalam mala uang US Dollar per metrik ton. b. Kuotasi Harga berdasarkan harga Free On Board (FOB) ekspor di Pelabuhan Pemuatan. 6 )~' ~t ~

7 2. Mi1imum Perubahan Harga (Tick Size) Mi~imum perubahan harga (tick size) adalah sebesar 5 (lima) US Dollar per metrik ton. Pelab~han Pemuatan Pelab~han Pemuatan Timah Murni Batangan yang dapat digunakan dalam pemenuhan Kontrak Fisiklimah Murni Batangan ini adalah: 1. Pelabuhan Muntok, Muntok, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ndonesia. 2. Pelabuhan Pangkal Balam, Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, ndonesia. Pelabuhan Kundur, Kundur, Provinsi Kepulauan Riau, ndonesia. Pelabuhan Pemuatan lainnya di ndonesia yang ditunjuk oleh Bursa bersama dengan Lembaga Kliring Berjangka melalui Surat Edaran Bersama (SEB) dan dilaporkan kepada Bappebti. Kewaj ban Pembayaran Jaminan Transaksi Bagi Pembeli 1. P mbeli yang akan melakukan transaksi perdagangan Kontrak Fisik Timah Murni Batangan w jib menyerahkan Jaminan Transaksi kepada Lembaga Kliring Berjangka. 2. B saran Jaminan Transaksi ditetapkan melalui Surat Edaran Bersama (SEB) yang diterbitkan 01 h Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka. ~' ban Penyerahan Bukti Simpan Timah (BST) Bagi Penjual Kewa 1. P njual yang akan melakukan transaksi perdagangan Kontrak Fisik Timah Murni Batangan w jib menyerahkan Bukti 8impan Timah (B8T) asli melalui Pengelola Tempat Penyimpanan ke ada Lembaga Kliring Berjangka sebelum melakukan transaksi. Ju lah lot yang dapat ditransaksikan oleh penjual adalah sarna dengan atau lebih kecil dari ju lah Bukti 8impan Timah (B8T) yang diserahkan kepada Lembaga Kliring Berjangka. P njual yang akan memperdagangkan Timah Murni Batangan dimaksud dalam angka 1 wajib m nyelesaikan segala kewajibannya kepada Pengelola Tempat Penyimpanan termasuk n mun tidak terbatas pada pelunasan biaya Tempat Penyimpanan terhitung sejak tanggal di rimanya Timah Murni Batangan sampai dengan Hari Kalender ke dua puluh satu setelah te~jadinya transaksi (T +21). 7 \\..

8 2412. Prose ur Mendapatkan Bukti Simpan Timah (BST) 1. P njual menyerahkan Fisik Timah Murni Batangan ke Tempat Penyimpanan yang ditunjuk 01 h Bursa bersama dengan Lembaga Kliring Berjangka dengan disertai kelengkapan d kumen sekurang-kurangnya sebagai berikut: a Nomor dentitas Kepabeanan (NK); b Eksportir Terdaftar (ET); c. Sural Pengantar Pengiriman dan Penyimpanan (SPP2); d. Data Verifikasi Asal Usul Bijih Timah dan Sural Keterangan Asal (SKA); e. Certificate of Sampling & Analysis (CoA); f. Daftar Timbang (Weight List); g. Dokumen lain yang dipersyaratkan oleh Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka. P ngelola Tempat Penyimpanan menerbitkan Bukti Simpan Timah (BST) bagi Fisik Timah Murni Batangan yang layak serah. Bukti Simpan Timah (BST) tersebut harus memuat s kurang-kurangnya: a Nomor Registrasi Bukti Simpan Timah; b Nama pemilik Bukti Simpan Timah; c Merek (Brand) Timah Murni Batangan; d Nomor Eksportir Timah Terdaftar; e Nomor Anggota; f. Lokasi Tempat Penyimpanan; 9 Nomor Batch; h Jumlah Timah Murni Batangan yang disimpan; i. Kualitas Timah Murni Batangan; j. Nomor dan Penerbit Certificate of Sampling & Analysis; k Tanggal penerbitan Bukti Simpan Timah;. Penerbit Bukti Simpan Timah; 1. nformasi lainnya yang dipersyaratkan oleh Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka. ~ukti 8impan Timah (B8T) dikeluarkan untuk setiap lot. 8

9 Masa erlaku Bukti Simpan Timah (BST) Bukti impan Timah (BST) mulai berlaku sejak diterbitkan oleh Pengelola Tempat Penyimpanan dan b rakhir masa berlakunya setelah Timah Murni Batangan yang disimpan telah ditempatkan pad a oda Transportasi Laut di Pelabuhan Pemuatan. Meka isme Transaksi 1. M kanisme transaksi pada Kontrak Fisik Timah Murni Batangan adalah mekanisme Lelang. 2. H rga Lelang ditentukan melalui Algoritma Perhitungan Harga Lelang. 3. A kasi jumlah lot kepada Pemenang Lelang ditentukan berdasarkan Algoritma Perhitungan H rga Lelang dengan menggunakan mekanisme Round Robin pada saat penutupan Jam P rdagangan dari masing-masing mutu. Algori ma Perhitungan Harga Lelang 1. P nentuan harga Lelang dilakukan dengan tahapan awal sebagai berikut: a. SOB ditetapkan sebelum jam perdagangan Kontrak Fisik Timah Murni Batangan. b. Penentuan harga Lelang dilakukan dengan menghitung cumulative bid dan cumulative 2. offer; i. Cumulative bid adalah jurnlah agregat lot pad a sisi Pernbeli (bid) yang dihitung dari ii. harga tertinggi ke harga terendah; Cumulative offer adalah jurnlah agregat lot pada sisi Penjual (offer) yang dihitung dari harga terendah ke harga tertinggi; c. Cumulative bid dan cumulative offer pada setiap harga yang sarna disepadankan satu sarna lain, sehingga rnenghasilkan jurnlah lot yang sepadan (matched) dan jurnlah lot yang tidak sepadan (unmatched). P nentuan harga Lelang selanjutnya rnengikuti ketentuan sebagai berikut: a. Jika hanya terdapat satu harga dengan jurnlah matched terbesar rnaka harga tersebut rnenjadi harga Lelang; b. Jika pada huruf a jurnlah matched terbesar lebih dari satu rnaka dipilih harga kadidat dengan jurnlah unmatched sarna dengan 0 (nol) rnenjadi harga Lelang; 9

10 c. d. e. Jika pada huruf b terdapat lebih dari satu harga kandidat dengan jumlah unmatched sarna dengan 0 (nol), maka harga yang sarna dengan atau paling dekat dengan SOB menjadi harga Lelang; Jika tidak terdapat harga dengan jumlah unmatched sarna dengan 0 (nol) maka akan memperhatikan ketentuan sebagai berikut: i. Jika semua jumlah unmatched lebih banyak lot jual (unmatched negative), maka ii. iii. harga kandidaterendah menjadi harga Lelang; Jika semua jumlah unmatched lebih banyak lot beli (unmatched positive), maka harga kandidat yang tertinggi menjadi harga Lelang; Jika harga kandidat terdapat unmatched negative dan unmatched positive dan unmatched positive, maka dipilih satu harga kandidat dari unmatched positive yang saling berdampingan. Dari kedua harga kandidaterse but, harga yang sarna dengan atau paling dekat dengan SOB menjadi harga Lelang. ' Formulasi penetapan SOB akan ditetapkan melalui Surat Edaran Bersama (SE) ~ang diterbitkan oleh Bursa Satua Penyerahan 1. Sa uan penyerahan dalam lot dengan kuantitas 5 (lima) metrik ton. 2. Pe bedaan kuantitas Timah Murni Batangan yang diserahkan: a. Batas toleransi penyerahan per 1 (satu) lot Timah Murni Batangan adalah :!: 100 kilogram; b. Setiap kelebihan atau kekurangan dalam batas toleransi pada ketentuan huruf a, akan dihitung besarannya oleh Lembaga Kliring Berjangka dan diselesaikan secara tunai oleh Pembeli dan Penjual yang memenangkan Lelang dengan menggunakan harga transaksi Lelang Meka isme Penyerahan Fisik Timah Murni Batangan 1. Pe beritahuan Alokasi Hasil Lelang Le baga Kliring Berjangk akan menyampaikan alokasi hasil Lelang (Trade Allocation) kepada Pe beli dan Penjual pada Hari Perdagangan yang sarna. Alokasi hasil Lelang (Trade All cation) sekurang-kurangnya memuat informasi sebagai berikut: a. Pembeli dan Penjual; 10

11 11 b. Kuantitas (dalam jumlah lot); c. Kualitas; d. Harga hasil Lelang; e. f. g. h. Nilai Kontrak; Nomor Bukti Simpan Timah; Tempat Penyimpanan; nformasi lain yang diperlukan. 2. Ke ajiban Penyelesaian Keuangan oleh Pembeli a. Bursa akan menerbitkan Bukti Pembelian Timah dari Bursa (BPTB) pad a Hari Kerja Berikutnya setelah transaksi (T +1). b. Pembeli wajib menyelesaikan seluruh kewajiban keuangan (good fund atau UC issuance) kepada Lembaga Kliring Berjangka pada Hari Kerja ke-dua setelah terjadinya transaksi (T +2). c. Untuk keperluan pengurusan ekspor Timah Murni Batangan, Pengelola Tempat Penyimpanan akan menerima BPTB asli dari Lembaga Kliring Berjangka sebagai s~lah satu Dokumen Ekspor yang diperlukan setelah menerima pembayaran dari Pembeli.! d. Jika kewajiban keuangan sebagaimana dimaksud pada pasal 2417 angka 2 huruf b b$lum diselesaikan, maka Pembeli diberikan periode perpanjangan penyelesaian kewajiban keuangan kepada Lembaga Kliring Berjangka maksimal 3 (tiga) Hari Kerja terhitung sejak T +2. e, Selama periode perpanjangan penyelesaian kewajiban keuangan, Pembeli dikenakan denda yang besarannya akan diatur lebih lanjut melalui Sural Edaran Bersama (SEB) yang diterbitkan oleh Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka. Jika setelah periode perpanjangan penyelesaian keuangan, Lembaga Kliring Berjangka belum menerima pembayaran (good fund atau UC issuance), maka Pembeli dia!1~gap melakukan Cidera Janji. i

12 3. Ke ajiban Pengapalan 11 a. Pembeli menunjuk Moda Transportasi Laut yang layak dan mampu memuat dan mengangkut Timah Murni Batangan. b. Moda Transportasi Laut yang ditunjuk harus mampu memasuki Pelabuhan Pemuatan yang ditunjuk dan secara hukum diperbolehkan memuat Timah Murni Batangan. c. Pembeli wajib melakukan pengapalan pada paling lambat 21 hari setelah transaksi (T~21}J kecuali ada kesepakatan tertulis antara Penjual dan Pembeli yang disampaikan kepada Lembaga Kliring Berjangka. d. Pembeli yang belum melakukan kewajiban pengapalan sebagaimana dimaksud ~ada pasal 2417 angka 3 huruf c tanpa disertai dengan kesepakatan tertulis dengan Penjual, diberikan periode perpanjangan kewajiban pengapalan yang akan diatur lebih lanjut melalui Surat Edaran Bersama (SEB) yang diterbitkan oleh Bursa dan Lembaga Kliring i e. Berjangka. Selama periode perpanjangan kewajiban pengapalan, Pembeli dikenakan denda yang besarannya akan diatur lebih lanjut melalui Surat Edaran Bersama (SEB) yang diterbitkan f. oleh Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka. Pembeli wajib menanggung biaya Tempat Penyimpanan terhitung sejak Hari Kalender ke dua puluh dua setelah terjadinya transaksi (T +22) sampai dengan Timah Murni Batangan dikapalkan. 4. Ke ajiban Pemberitahuan nstruksi Pengapalan oleh Pembeli a. Pembeli wajib melakukan pemberitahuan nstruksi Pengapalan (Shipping nstruction) kepada Penjual dan Lembaga Kliring Berjangka seiambat-lambatnya puku WB pada Hari Kerja ke-dua sebelum ETA (ETA-2). b. Penjual dapat melakukan pemberitahuan nstruksi Pengapalan (Shipping nstruction) langsung kepada Lembaga Kliring Berjangk atas persetujuan tertulis dari Pembeli. c. nstru ksi Pengapalan (Shipping nstruction) sekurang-kurangnya memuat informasi sebagai berikut: iii, Tanggal Penerbitan nstruksi Pengapalan (Shipping nstruction) Nomor nstruksi Pengapalan (Shipping nstruction) dentitas Eksportir Terdaftar (ET) Timah; 12 \~

13 iv. dentitas Penerima (Consignee Details); v. Perincian Barang; vi. Nama Moda Transportasi Laut; vii. Pelabuhan Pemuatan; viii. Pelabuhan Tujuan. ix. Jumlah muatan (per Bukti Simpan Timah (BST)/lot); x. Jumlah container; xi. Jenis pengiriman; xii. Dokumen lain yang diperlukan. d Lembaga Kliring Berjangka akan menerbitkan Notice of Shipment kepada Pengelola Tempat Penyimpanan setelah penerimaan nstruksi Pengapalan dan pembayaran dari Pembeli K wajiban Penyerahan dokumen oleh Penjual S telah penerimaan nstruksi Pengapalan dari Pembeli, Penjual wajib menyerahkan Dokumen E spor kepada Pengelola Tempat Penyimpanan antara lain: a. Sural Kuasa Pengapalan; b. Alokasi hasil Lelang (Trade Allocation); c. d. e. f. g. h. i.. j. k. nvoice; Packing List; Daftar Timbang (Weight List); Data Verifikasi Asal Usul Bijih Timah dan Sural Keterangan Asal (SKA); Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB); Bill of Lading (B/L); Certificate of Sampling & Analysis (CoA); Bukti Pembelian Timah dari Bursa (BPTB); Bukti Bayar Royalti; Nomor Eksportir Timah Terdaftar (ET); m. no Laporan surveyor; Dokumen Ekspor lainnya. 13 "'t~

14 menginformasikan metode pembayaran kepada Penjual pada Hari Kerja berikutnya. kan 6. K wajiban Pengelola Tempat Penyimpanan a. Setelah penerimaan Notice of Shipment dari Lembaga Kliring Berjangka, Pengelola Tempat Penyimpanan bertanggung jawab sampai dengan fisik Timah Murni Batangan ditempatkan pad a Moda Transportasi Laut di Pelabuhan Pemuatan termasuk namun tiidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut: i. Tempat Penyimpanan; ii. Pengangkutan ke Pelabuhan Pemuatan; iii. Pengawalan; iv. Pemuatan sampai ke atas Moda Transportasi Laut; 11 f v. Pengurusan Dokumen Ekspor. b. Apabila Pembeli menghendaki Pelabuhan Pemuatan selain yang ditunjuk oleh Peniual, maka segala biaya yang timbul akan ditanggung oleh Pembeli. 7. P mbayaran kepada Penjual a. Setelah menerima pembayaran dari Pembeli, Lembaga Kliring Berjangka t b. Lembaga Kliring Berjangka akan melakukan pembayaran kepada Penjual dengan ketentuan sebagai berikut: Pembayaran dengan TT 1. Apabila Lembaga Kliring Berjangka menerima pembayaran dari Pembeli dalam bentuk TT, maka Penjual akan menerima pembayaran sebesar 70% pada Hari Kerja ke-dua setelah Lembaga Kliring Berjangka menerima pembayaran (good fund) dari Pembeli. 2. Sisa pembayaran yang ditetapkan pada pasal 2417 angka 7 huruf b p6in i akan dibayarkan ke rekening Penjual pada Hari Kerja ke-dua setelah Lembaga Kliring Berjangka menerima B/L dari Penjual atau setelah periode perpanjangan kewajiban pengapalan selesai, mana yang terjadi lebih dahulu. 11 l ii. Pembayaran dengan UC Apabila Lembaga Kliring Berjangka menerima pembayaran dari Pembeli dalam bentuk UC, maka Penjual akan menerima pembayaran pad a Hari Kerja ke-dua 14

15 3. setelah Lembaga Kliring Berjangka menerima B/L dari Penjual dan pembayaran c. (good fund) dari Pembeli. Pembayaran yang ditetapkan dalam huruf b di atas dihitung berdasarkan Nilai Kontrak dikurangi dengan total kewajiban Penjual atas biaya-biaya yang timbul dalam proses transaksi Timah Murni Batangan. j Alte~ ative Delivery Procedure (ADP). 1. Pe gertian dan Ruang Lingkup Alternative Delivery Procedure (ADP) Se agai pilihan penyelesaian transaksi Timah Murni Batangan selain daripada penyelesaian tra saksi antara Penjual dan Pembeli sebagaimana yang difasilitasi oleh Lembaga Kliring Be 'angka, dimungkinkan bentuk penyelesaian alternatif hal mana dilakukan secara langsung ant ra Penjual dan Pembeli tanpa melibatkan Lembaga Kliring Berjangka yang disebut dengan Alt rnative Delivery Procedure (ADP), Ruang lingkup Alternative Delivery Procedure (ADP) ak n dia.tur oleh Penjual d.an pe~beli dalam perjanjian tersendiri. ;11 2. Pe berltahuan Alternatve Delivery Procedure (ADP) Pe ilihan penyelesaian transaksi di luar Lembaga Kliring Berjangka dilakukan oleh Penjual dan Pe beli setelah hasil alokasi diketahui dengan menyampaikan formulir Alternative Delivery Pfi cedure (ADP) yang dipersyaratkan oleh Lembaga Kliring Berjangka dan telah dit ndatangani oleh kedua belah pihak seiambat-lambatnya pada puku WB Hari Kerja ber kutnya, l- Ta ggung Jawab Penyelesaian Transaksi De gan diterimanya formulir Alternative Delivery Procedure (ADP) oleh Lembaga Kliring Be 'angka, maka Pembeli dan Penjual bertanggung jawab baik langsung maupun tidak an sung alas penyelesaian transaksi Ke ajiban kepada Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka i Pe ilihan Alternative Delivery Procedure (ADP) tidak menghilangkan kewajiban biaya termasuk dia taranya Biaya Transaksi, Biaya Tempat penyimpanan, biaya lain yang mung kin timbul yang har s dipenuhi oleh Pembeli dan Penjual kepada Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka. 5. Pe bebasan Tanggung Jawab Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka De gan dilaksanakannya Alternative Delivery Procedure (ADP), Pembeli dan Penjual secara ber ama-sama membebaskan Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka dari segala tuntutan, 15

16 ketajiban, tanggung jawab, maupun beban biaya yang timbul akibat dilaksanakannya Altfrnative Delivery Procedure (ADP). Trans ksi Bonafide dan Transaksi Bulletin 1. Ketentuan transaksi bonafide akan diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Bersama (SEB) yang diterbitkan oleh Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka dengan persetujuan dari Bappebti. 2. Ketentuan transaksi bulletin akan diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran (SE) yang diterbitkan oleh Bursa dengan persetujuan dari Bappebti. Cider Janji 1. P mbeli dinyatakan Cidera Janji jika tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan sebagaimana di aksud pada Pasal 2417 angka 2 huruf f. 2. L mbaga Kliring Berjangka akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk m nyelesaikan kontrak yang Cidera Janji tersebut dan semua biaya serta kerugian yang timbul ak n dibebankan kepada Pembeli yang melakukan Cidera Janji. 3. K nsekuensi atas terjadinya Cidera Janji adalah sebagai berikut: a. Jaminan Transaksi dan/atau pembayaran sebesar Nilai Kontrak Fisik Timah Murni Batangan yang telah diserahkan kepada Lembaga Kliring Berjangka tidak akan dikembalikan kepada Pembeli sampai dengan adanya keputusan penyelesaian yang ditetapkan oleh Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka. b. Oenda Cidera Janji sebesar 10 (sepuluh) persen yang diperhitungkan dari Nilai Kontrak atau harga Timah Murni Batangan pada saat terjadinya Cidera Janji, mana yang lebih besar. Oenda tersebut dapat diambil dari Jaminan Transaksi yang telah diserahkan oleh Pembeli kepada Lembaga Kliring Berjangka. c. Pembeli yang telah melakukan Cidera Janji akan dikenakan tindakan disipliner atau sanksi lainnya yang dianggap pantas oleh Bursa dan Lembaga Kliring Berjangka; 4. L mbaga Kliring Berjangk akan mengeluarkan pemberitahuan yang sah tentang penemlljanp nemuan dari Lembaga Kliring Berjangka dan denda serta sanksi kepada Pembeli yang te bukti melakukan Cidera Janji. 16 ~~. ~

17 5. 6. S mua Pihak harus dilepaskan dari kewajiban lebih lanjut berdasarkan Kontrak Fisik Timah k cuali biaya yang timbul dari kerugian apapun dari atau dalam hubungannya dengan Cidera J nji. Segala kewajiban yang masih harus dibayarkan sebelum terjadinya Cidera Janji akan te ap berlaku dan wajib diselesaikan. C dera Janji dalam suatu Kontrak tidak mempengaruhi status pembayaran dari Kontrak la nnya. Hak dan Kewajiban suatu Kontrak terpisah terhadap Hak dan Kewajiban Kontrak la!nnya Kead an Kahar 1. Ke daan Kahar adalah suatu keadaan diluar kesalahan dan/atau kekuasaan dari salah satu pih k dalam Kontrak Fisik Timah Murni Batangan, yang meskipun telah diadakan upaya pe cegahan dan/atau perbaikan yang wajar, tetap menyebabkan tidak mung kin dil ksanakannyatau tertundanya pelaksanaan kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak Fisik Ti ah Murni Batangan. Keadaan itu mung kin disebabkan oleh, tetapi tidak terbatas pada, ke akaran, banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, topan, angin ribut, peraturan pe erintah, tindakan-tindakan pengalihan atau perampasan oleh Negara, perang baik yang diu umkan maupun yang tidak diumumkan, huru hara, kerusuhan, pemberontakan, pe ogokan buruh, dan wabah penyakit. 2. Ap bila terjadi Keadaan Kahar, maka Pihak yang tidak dapat memenuhi kewajibannya harus se era, pada kesempatan pertama, memberitahukan keadaan itu kepada Pihak lainnya dan me yusulkan pemberitahuan tertulis seiambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) x 24 (dua puluh em at) jam sejak kesempatan pertama tersebut. Pihak yang tidak dapat memenuhi ke ajibannya itu, harus dapat membuktikan secara hukum bahwa keterlambatan atau tidak terl ksananya ketentuan dalam Kontrak Fisik Timah Murni Batangan adalah akibat langsung dar Keadaan Kahar itu. 3. Ap bila Keadaan Kahar tidak selesai dalam waktu 7 (tujuh) Hari Kerja setelah pemberitahuan Ke daan Kahar, maka Bursa memiliki hak untuk membatalkan transaksi Kontrak Fisik Timah Mu ni Batangan yang bersangkutan. Pembatalan transaksi Kontrak Fisik Timah akan dib ritahukan secara tertulis kepada seluruh Pihak terkait. 4. 5e ua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat terjadinya Ke daan Kahar bukan merupakan tanggung jawab Pihak lainnya dalam Kontrak Fisik Timah. 17 ~

18 2422. Peny lesaian Sengketa dan Arbitrase Jika t rjadi perselisihan antar Anggota Bursa maka hal tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu secar musyawarah. Apabila musyawarah tersebutidak dapat menyelesaikan perselisihan yang terjadi maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi melalui Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKT) atau Badan Penyelesaian Perselisihan yang disetuj i oleh Para Pihak. 18 ~

BAB 24 KONTRAK FISIK TIMAH (INATIN)

BAB 24 KONTRAK FISIK TIMAH (INATIN) BAB 24 KONTRAK FISIK TIMAH (INATIN) 2400. Definisi Semua pengertian yang tersebut dalam Pasal 2400 berlaku untuk seluruh Bab ini. Kecuali konteks kalimat menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang

Lebih terperinci

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 121/BAPPEBTI/PER/04/2015

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 121/BAPPEBTI/PER/04/2015 7. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan

Lebih terperinci

Spesifikasi Kontrak Fisik Timah INATIN

Spesifikasi Kontrak Fisik Timah INATIN SIMBOL PERDAGANGAN INATIN Kuotasi Harga 1. Ditetapkan dalam mata uang USD per metrik ton dengan kelipatan 5 (lima) USD. 2. Berdasarkan harga Free On Board (FOB) ekspor di Pelabuhan Pemuatan. 3. Tidak termasuk

Lebih terperinci

BAB 12 KONTRAK BERJANGKA CPOTR

BAB 12 KONTRAK BERJANGKA CPOTR BAB 12 KONTRAK BERJANGKA CPOTR 1200. Definisi Kecuali konteks kalimat menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung pengertian-pengertian

Lebih terperinci

BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL CPOTU

BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL CPOTU BAB 11 KONTRAK BERJANGKA CRUDE PALM OIL (CPOTU) 1101. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf capital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung

Lebih terperinci

BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU)

BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU) BAB 14 KONTRAK BERJANGKA EMAS (GOLDKU) 1401. DEFINISI Kecuali konteksnya menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang ditulis dalam huruf kapital dalam Kontrak Berjangka ini akan mengandung pengertian-pengertian

Lebih terperinci

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 104/BAPPEBTI/PER/08/2013

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 104/BAPPEBTI/PER/08/2013 5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; 6. Keputusan Presiden Nomor 69/M Tahun

Lebih terperinci

BAB 23 KONTRAK BERJANGKA OLEINTR

BAB 23 KONTRAK BERJANGKA OLEINTR BAB 23 KONTRAK BERJANGKA OLEINTR 2300. Definisi Semua pengertian yang tersebut dalam Pasal 2300 berlaku untuk seluruh Bab ini. Kecuali konteks kalimat menunjukkan makna yang lain, istilah-istilah yang

Lebih terperinci

PASAR FISIK KARET TERORGANISIR

PASAR FISIK KARET TERORGANISIR PASAR FISIK KARET TERORGANISIR 1. DEFINISI 2. KEPESERTAAN 3. SATUAN TRANSAKSI 4. KUOTASI HARGA 5. JENIS DAN TEMPAT PENYERAHAN 6. JAM PERDAGANGAN 7. KECUKUPAN JAMINAN 8. BIAYA TRANSAKSI 9. KADAR KARET KERING

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERDAGANGAN GULA KRISTAL RAFINASI MELALUI PASAR LELANG KOMODITAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6 Berbagai Dokumen Penting Ekspor Pertemuan ke-6 BERBAGAI DOKUMEN EKSPOR 1. Invoice 2. Sales Contract 3. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang ) 4. Full Set on Board Ocean Bill of Lading / Airway bill 5. Packing

Lebih terperinci

PT MORES PRIMA INDONESIA

PT MORES PRIMA INDONESIA PERJANJIAN JUAL BELI TUNAI BATUBARA CRUSHING INDONESIA 6300 6100 kcal/kg ( Perjanjian Tunai Tongkang No.: XX.XX/PJBT-MPI/BT/II/11 ) ANTARA PT MORES PRIMA INDONESIA (KALTIM, INDONESIA) (Sebagai PENJUAL)

Lebih terperinci

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan

(dibuat diatas kertas kop perusahaan) Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan (dibuat diatas kertas kop perusahaan) FORMULIR NOMOR III.PRO.24.A Nomor :, Lampiran : Perihal : Permohonan Persetujuan Kepada Yth, sebagai Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif. Kepala Badan Pengawas

Lebih terperinci

- 5 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1823 K/30/MEM/ K TANGGAL : 7 Mei Maret 2018

- 5 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1823 K/30/MEM/ K TANGGAL : 7 Mei Maret 2018 - 2-2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah

Lebih terperinci

BAB 4 PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK LELANG

BAB 4 PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK LELANG BAB 4 PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK LELANG 400. Ketentuan Umum (1) Penyerahan dan penerimaan Komoditas yang dimaksud dalam Kontrak Lelang yang telah jatuh tempo harus dilaksanakan sesuai dengan Peraturan

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN PELANGGAN

FORMULIR PENDAFTARAN PELANGGAN FORMULIR PENDAFTARAN PELANGGAN A. IDENTITAS PELANGGAN Nama Konsultan Aktuaria Alamat : Kode Pos: Nomor Izin Usaha No. Telepon Perusahaan : : No. Fax.: B. IDENTITAS PENGGUNA PRODUK Nama Penanggung Jawab

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU SURAT PEMBORONGAN PEKERJAAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU PELAJARAN DAN BUKU PEGANGAN GURU MATA PELAJARAN --------------------------------------

Lebih terperinci

4*, 44n0300 MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

4*, 44n0300 MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA 4*, 44n0300 MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 44/M-DAG/ PER/7/2014

Lebih terperinci

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT Formulir Nomor IV.PRO.11 PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT Pada hari ini, tanggal.. bulan tahun., bertempat di Kantor Pusat atau

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB 3 TATA CARA KLIRING DAN PENYELESAIAN

BAB 3 TATA CARA KLIRING DAN PENYELESAIAN BAB 3 TATA CARA KLIRING DAN PENYELESAIAN 300. Ketentuan Umum (1) Sebelum melakukan transaksi, setiap Anggota wajib menyetor Jaminan Risiko Transaksi ke Rekening Kliring yang besaran dan tata caranya akan

Lebih terperinci

PERJANJIAN JUAL BELI BATUBARA ANTARA PT... DAN TUAN X (TRADER) No:..

PERJANJIAN JUAL BELI BATUBARA ANTARA PT... DAN TUAN X (TRADER) No:.. PERJANJIAN JUAL BELI BATUBARA ANTARA PT... DAN TUAN X (TRADER) No:.. Pada hari ini, ( ) tanggal ( ) ( ) 2010, bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan dibawah ini: I. Tn. X yang berkedudukan di dalam

Lebih terperinci

No.15/ 9 /DSM Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA EKSPORTIR, PEMILIK BARANG DAN/ATAU PENERIMA DEVISA HASIL EKSPOR DI INDONESIA

No.15/ 9 /DSM Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA EKSPORTIR, PEMILIK BARANG DAN/ATAU PENERIMA DEVISA HASIL EKSPOR DI INDONESIA No.15/ 9 /DSM Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA EKSPORTIR, PEMILIK BARANG DAN/ATAU PENERIMA DEVISA HASIL EKSPOR DI INDONESIA Perihal: Penerimaan Devisa Hasil Ekspor Sehubungan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN TRANSAKSI PERDAGANGAN MULTILATERAL KOMODITI BURSA BERJANGKA JAKARTA

PERATURAN TRANSAKSI PERDAGANGAN MULTILATERAL KOMODITI BURSA BERJANGKA JAKARTA *update 15 May 2014 PERATURAN TRANSAKSI PERDAGANGAN MULTILATERAL KOMODITI BURSA BERJANGKA JAKARTA Gedung Graha Arda Lt.2 Suite B Jl.H.R.Rasuna Said Kav.B-6 Kuningan Jakarta Selatan Phone: 021-5277707 Fax:

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5383 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERBANKAN. BI. Devisa. Ekspor. Penerimaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 285) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB 6 TATA CARA PEDAGANGAN ELEKTRONIS SERTA PERSYARATAN DAN PRAKTEK PERDAGANGAN

BAB 6 TATA CARA PEDAGANGAN ELEKTRONIS SERTA PERSYARATAN DAN PRAKTEK PERDAGANGAN BAB 6 TATA CARA PEDAGANGAN ELEKTRONIS SERTA PERSYARATAN DAN PRAKTEK PERDAGANGAN TATA CARA PERDAGANGAN MELALUI ATP 600. JENIS PELAKSANAAN AMANAT Jenis pelaksanaan amanat yang dimasukkan ke dalam ATP, terdiri

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Surat Keterangan Asal. Barang. Indonesia. Tata Cara Ketentuan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Surat Keterangan Asal. Barang. Indonesia. Tata Cara Ketentuan. Pencabutan. No.528, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Surat Keterangan Asal. Barang. Indonesia. Tata Cara Ketentuan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/M-DAG/PER/3/2015

Lebih terperinci

TIM PENGELOLA KEGIATAN KECAMATAN

TIM PENGELOLA KEGIATAN KECAMATAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2015 TANGGAL 12 JANUARI 2015 TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN Alamat : Jalan Kode Pos. RENCANA ANGGARAN BIAYA Kegiatan: Pekerjaan Tahun Anggaran

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI. Peraturan Kepala Badan Pengawas MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENYALURAN AMANAT NASABAH KE BURSA BERJANGKA LUAR NEGERI. Pasal

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1300, 2012 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Ekspor. Timah. Pemanfaatan. Pemenuhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78/M-DAG/PER/12/2012 TENTANG

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DANA KOMPENSASI.

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DANA KOMPENSASI. 7. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M- DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan

Lebih terperinci

PENGADAAN KALIUM KLORIDA (KCL) POWDER PT PUPUK KUJANG

PENGADAAN KALIUM KLORIDA (KCL) POWDER PT PUPUK KUJANG Halaman : 1 dari 9 RENCANA KERJA DAN (RKS) POWDER PT PUPUK KUJANG LOKASI : CIKAMPEK-KARAWANG, INDONESIA 0 PENGADAAN KALIUM KLORIDA (KCL) REV. DESKRIPSI TENDER TANGGAL PT PUPUK KUJANG DISIAPKAN DAN DISETUJUI

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Sistem Pembayaran Perdagangan Internasional, mahasiswa akan dapat

Lebih terperinci

PERATURAN TRANSAKSI (TRADING RULES) KONTRAK BERJANGKA DAN GULIR KOMODITI PT. FINEX BERJANGKA DI BURSA BERJANGKA JAKARTA

PERATURAN TRANSAKSI (TRADING RULES) KONTRAK BERJANGKA DAN GULIR KOMODITI PT. FINEX BERJANGKA DI BURSA BERJANGKA JAKARTA PERATURAN TRANSAKSI (TRADING RULES) KONTRAK BERJANGKA DAN GULIR KOMODITI PT. FINEX BERJANGKA DI BURSA BERJANGKA JAKARTA KETENTUAN UMUM Margin In Adalah dana yang disetorkan Nasabah kepada pialang yang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 2 KETENTUAN UMUM

BAB 2 KETENTUAN UMUM BAB 2 KETENTUAN UMUM 200. PEMBERLAKUAN PERATURAN LEMBAGA KLIRING 1. Peraturan ini adalah Peraturan dan Tata Tertib yang dibuat dan diberlakukan oleh Lembaga Kliring setelah mendapatkan persetujuan Bappebti.

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA SAMA

PERJANJIAN KERJA SAMA ATOSANT BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN PT. GLOBAL INTI SEMESTA NUSANTARA TENTANG PELAYANAN PRODUK INFORMASI GEOSPASIAL BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR (Keputusan Menteri Keuangan RI No.557/KMK.04/2002 tanggal 31 Desember 2002) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa untuk menjamin kelancaran arus

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.730, 2015 KEMENDAG. Ekspor. Timah. Ketentuan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33/M-DAG/PER/5/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor 1. Jelaskan tiga dokumen yang diperlukan untuk mengurus pengiriman sebelum melaksanakan ekspor! a. Delivery Order (DO), yaitu surat dari perusahaan pelayaran sebagai jawaban dari shipping instruction b.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KEPABEANAN DI BIDANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2012 TENTANG TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) PASAL 1 DEFINISI

KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) PASAL 1 DEFINISI KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) PASAL 1 DEFINISI Dalam ketentuan umum ini yang dimaksud dengan: Untuk Pelanggan IJK 1 atau IJK 2 atau

Lebih terperinci

TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN... Alamat : UNDANGAN PENGADAAN BARANG/JASA

TIM PENGELOLA KEGIATAN DESA KECAMATAN... Alamat : UNDANGAN PENGADAAN BARANG/JASA LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA A. Contoh Format Surat Undangan Pengadaan Barang/Jasa dan Contoh Format Rencana Anggaran Biaya

Lebih terperinci

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK Lampiran Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-001/DIR/KPEI/0116 Tanggal : 6-1-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: III-2 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI KONTRAK BERJANGKA

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PELANGGAN KECIL PASAL 1 DEFINISI

KETENTUAN UMUM PELANGGAN KECIL PASAL 1 DEFINISI KETENTUAN UMUM PELANGGAN KECIL PASAL 1 DEFINISI a. "Biaya Pengaliran Kembali" adalah biaya yang harus dibayar oleh Pelanggan dalam rangka pengaliran Gas kembali sebagai akibat adanya penutupan pengaliran

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.285, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Devisa. Ekspor. Penerimaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5383) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/25/PBI/2012

Lebih terperinci

Kekhususan Jual Beli Perusahaan

Kekhususan Jual Beli Perusahaan JUAL BELI DAGANG Suatu perjanjian jual beli sebagai perbuatan perusahaan yakni perbuatan pedagang / pengusaha lainnya yang berdasarkan jabatannya melakukan perjanjian jual beli Kekhususan Jual Beli Perusahaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.903, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Ekspor. Timah. Pemanfaatan. Pemenuhan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32/M-DAG/PER/6/2013 TENTANG

Lebih terperinci

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

Lebih terperinci

PERUBAHAN KETENTUAN MANIFES. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

PERUBAHAN KETENTUAN MANIFES. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI PERUBAHAN KETENTUAN MANIFES LATAR BELAKANG 1. Mengurangi dwelling time di pelabuhan, khususnya jangka waktu untuk pre-customs clearance 2. Mempercepat waktu penyampaian Inward Manifest yang pada akhirnya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PANGANDARAN DINAS PEKERJAAN UMUM, PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI «REKANAN»

PEMERINTAH KABUPATEN PANGANDARAN DINAS PEKERJAAN UMUM, PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI «REKANAN» PEMERINTAH KABUPATEN PANGANDARAN DINAS PEKERJAAN UMUM, PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan Baru Nomor 2 Telp/Fax (0265) 631171 PANGANDARAN 46396 SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI NOMOR TANGGAL

Lebih terperinci

KONTRAK PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN/RENOVASI RUMAH TINGGAL. Pada hari ini,., tanggal.. kami yang bertanda tangan di bawah ini : :..

KONTRAK PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN/RENOVASI RUMAH TINGGAL. Pada hari ini,., tanggal.. kami yang bertanda tangan di bawah ini : :.. KONTRAK PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN/RENOVASI RUMAH TINGGAL Pada hari ini,., tanggal.. kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Alamat No. /HP No. KTP :...... Dan; Dalam hal ini bertindak sebagai

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB Form.# Tgl. R Halaman 1 dari 8 Pasal 1 Letak 1.1. Pengembang dengan ini berjanji dan mengikatkan dirinya sekarang dan untuk kemudian pada waktunya menjual dan

Lebih terperinci

148/PMK.04/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KE

148/PMK.04/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KE 148/PMK.04/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KE Contributed by Administrator Wednesday, 07 September 2011 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : KEP-012/DIR/KPEI/0916 Tanggal: 08-09-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: II-5 KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK

Lebih terperinci

G. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN BARANG Nomor :..

G. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN BARANG Nomor :.. 400 G. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN BARANG Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan :.. Lokasi :.. Sumber Dana :.. Tahun Anggaran

Lebih terperinci

PERATURAN DAN TATA TERTIB PENYELENGGARA PASAR LELANG GULA KRISTAL RAFINASI PT. PASAR KOMODITAS JAKARTA

PERATURAN DAN TATA TERTIB PENYELENGGARA PASAR LELANG GULA KRISTAL RAFINASI PT. PASAR KOMODITAS JAKARTA PERATURAN DAN TATA TERTIB PENYELENGGARA PASAR LELANG GULA KRISTAL RAFINASI PT. PASAR KOMODITAS JAKARTA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii BAB 1... 1 KETENTUAN UMUM DAN DEFINISI... 1 100. KETENTUAN UMUM... 2 101.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2005 TENTANG PUNGUTAN EKSPOR ATAS BARANG EKSPOR TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: Bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 47/PMK.04/2012 TENTANG TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI

Lebih terperinci

BAB II KETENTUAN UMUM

BAB II KETENTUAN UMUM BAB II KETENTUAN UMUM 200. PEMBERLAKUAN PERATURAN BURSA 1. Peraturan ini adalah Peraturan dan Tata Tertib yang dibuat dan diberlakukan oleh Bursa setelah mendapatkan persetujuan Bappebti. 2. Peraturan

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 LAMPIRAN : Keputusan Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia Nomor : Kep-04/BAPMI/11.2002 Tanggal : 15 Nopember 2002 Nomor : Kep-01/BAPMI/10.2002 Tanggal : 28 Oktober 2002 PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA LOKASI PEMASANGAN PAPAN IKLAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA LOKASI PEMASANGAN PAPAN IKLAN CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA LOKASI PEMASANGAN PAPAN IKLAN Pada hari ini ( ------------- ), tanggal [( ----- ) ( ------ tanggal dalam huruf ------ )] bulan ( ------------------- ) tahun [( ------ ) ( ------

Lebih terperinci

JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK

JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK Halaman : 1 dari 9 (RKS) JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK LOKASI : CIKAMPEK-KARAWANG, INDONESIA 0 JASA, ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) Pasal 1 DEFINISI

KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) Pasal 1 DEFINISI KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) Pasal 1 DEFINISI Dalam Ketentuan Umum ini yang dimaksud dengan: Untuk Pelanggan IJK 3 atau IMP 3 (1)

Lebih terperinci

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing : KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masingmasing : 1 Nama Alamat Jabatan Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama

Lebih terperinci

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 107/BAPPEBTI/PER/11/2013

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 107/BAPPEBTI/PER/11/2013 8. Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 63/BAPPEBTI/Per/9/2008 tentang Ketentuan Teknis Perilaku Pialang Berjangka sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan

Lebih terperinci

BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN

BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN BAB 5 PENEGAKAN PERATURAN OTORITAS PENEGAK PERATURAN DAN TATA TERTIB BURSA 500. DIVISI AUDIT DAN PENGAWASAN PASAR 1. Direksi menunjuk kepala Divisi Audit Dan Pengawasan Pasar untuk melaksanakan penegakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DENGAN TENTANG

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DENGAN TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG PEMETAAN WILAYAH CALON DAERAH OTONOM BARU KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN, PROVINSI

Lebih terperinci

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN)

Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN) Formulir Nomor IV.PRO.10.1 (KOP PERUSAHAAN) DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO YANG HARUS DISAMPAIKAN OLEH PIALANG BERJANGKA UNTUK TRANSAKSI KONTRAK DERIVATIF DALAM SISTEM PERDAGANGAN ALTERNATIF Dokumen

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN TENTANG

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN SABU RAIJUA DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG PENYUSUNAN NERACA SUMBER DAYA ALAM SPASIAL KABUPATEN SABU RAIJUA PROVINSI

Lebih terperinci

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG KEBIJAKSANAAN KELANCARAN ARUS BARANG UNTUK MENUNJANG KEGIATAN EKONOMI

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG KEBIJAKSANAAN KELANCARAN ARUS BARANG UNTUK MENUNJANG KEGIATAN EKONOMI LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1991 TENTANG KEBIJAKSANAAN KELANCARAN ARUS BARANG UNTUK MENUNJANG KEGIATAN EKONOMI I. TATALAKSANA EKSPOR 1. Kewenangan pemeriksaan barang-barang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.64, 2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Alat Pembayaran. Kartu. Penyelenggaraan. Perizinan. Pengawasan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5000) PERATURAN

Lebih terperinci

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA Copyright (C) 2000 BPHN PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA *36161 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 9 TAHUN 1999 (9/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebelum laporan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, telah banyak penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan yang sama mengenai ekspor dan impor, hal ini

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA LAMPIRAN I TENTANG TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA PEMERINTAH KABUPATEN GARUT KECAMATAN. KANTOR DESA.. Jalan... No... Telp. (0262)... Kode Pos... BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN NOMOR

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKSI PT KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA Nomor : Kep-005/DIR/KPEI/0505 Perihal : Perubahan Peraturan Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Kontrak Berjangka Tgl. Diterbitkan : 5 Mei

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

2016, No turunannya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Me

2016, No turunannya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Me No.1922, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMDAG. Besi. Baja Paduan. Produk Turunan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82/M-DAG/PER/12/2016 TENTANG KETENTUAN IMPOR BESI ATAU BAJA,

Lebih terperinci

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal :

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal : LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal : 13-05-2005 Diubah dengan: Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-004/DIR/KPEI/0806

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENGENAAN BEA KELUAR TERHADAP BARANG EKSPOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENGENAAN BEA KELUAR TERHADAP BARANG EKSPOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENGENAAN BEA KELUAR TERHADAP BARANG EKSPOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/11.2009 TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) Halaman : 1 dari 9 (RKS) JASA KEPABEANAN, HANDLING, ANGKUTAN DAN PEMBONGKARAN DI GUDANG CIKAMPEK UNTUK PUPUK KALIUM CHLORIDE (KCL) FINE GRADE DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG (CIKAMPEK)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG MENTERI KEUANGAN SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 238/PMK.03/2012 TENTANG SAAT LAIN SEBAGAI SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK ATAS PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK DENGAN KARAKTERISTIK TERTENTU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 5 KLIRING DAN PENYELESAIAN

BAB 5 KLIRING DAN PENYELESAIAN BAB 5 KLIRING DAN PENYELESAIAN 500. UMUM 1. Kecuali dinyatakan berbeda dalam Peraturan Lembaga Kliring ini, Anggota Kliring akan menerima dan mengkliringkan semua Kontrak Berjangka atas namanya sendiri

Lebih terperinci

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN 1 CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN BANGUNAN ( ----------------------------- ) ( ---------- alamat lengkap tempat dilaksanakannya pekerjaan ---------

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENGENAAN BEA KE LUAR TERHADAP BARANG EKSPOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENGENAAN BEA KE LUAR TERHADAP BARANG EKSPOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENGENAAN BEA KE LUAR TERHADAP BARANG EKSPOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PENGGUNAAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN UNTUK DIOPERASIKAN OLEH PIHAK LAIN

Lebih terperinci

No.16/9/DSta Jakarta, 26 Mei 2014

No.16/9/DSta Jakarta, 26 Mei 2014 No.16/9/DSta Jakarta, 26 Mei 2014 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA EKSPORTIR, PEMILIK BARANG, DAN/ATAU PIHAK-PIHAK YANG TUNDUK DALAM KONTRAK KERJA SAMA MINYAK BUMI DAN GAS BUMI DI INDONESIA Perihal:

Lebih terperinci

RANCANGAN KONTRAK PAKET PEKERJAAN PENGADAAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN PAKET C UNTUK WARGA TRANSMIGRAN UPT. PELABI KABUPATEN LEBONG

RANCANGAN KONTRAK PAKET PEKERJAAN PENGADAAN SARANA PRODUKSI PERTANIAN PAKET C UNTUK WARGA TRANSMIGRAN UPT. PELABI KABUPATEN LEBONG PEMERINTAH KABUPATEN LEBONG DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Jl. Jalur 2 Komplek Perkantoran Tubei, Kab. Lebong RANCANGAN KONTRAK PAKET PEKERJAAN PENGADAAN SARANA

Lebih terperinci

K. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI Nomor :..

K. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI Nomor :.. 443 K. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan :.. Lokasi :.. Sumber

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam upaya

Lebih terperinci

SURAT KONTRAK KERJASAMA

SURAT KONTRAK KERJASAMA SURAT KONTRAK KERJASAMA RESELLER RING BACK TONE / NADA SAMBUNG PRIBADI / I-RING Pada hari ini... tanggal.. bulan tahun... telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak dalam sebuah pekerjaan yakni

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) PENGADAAN PEWARNA UREA BERSUBSIDI 2017 NAMA PEKERJAAN PENGADAAN BERSAMA PEWARNA UREA BERSUBSIDI 2017 ANAK PERUSAHAAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) PENGADAAN PEWARNA UREA BERSUBSIDI 2017 NAMA PEKERJAAN PENGADAAN BERSAMA PEWARNA UREA BERSUBSIDI 2017 ANAK PERUSAHAAN Halaman : 1 dari 11 NAMA PEKERJAAN PENGADAAN BERSAMA PEWARNA UREA BERSUBSIDI 2017 ANAK PERUSAHAAN PT PUPUK INDONESIA (PERSERO) LOKASI : JAKARTA, INDONESIA REV. DESKRIPSI TENDER TANGGAL PT PI PT PKG PT

Lebih terperinci